morfologi anggrek

15
MORFOLOGI ANGGREK Oleh : Nama : Laila Andini NIM : B1J012053 Rombongan : II Kelompok : 3 Asisten : Demas Pancar Rizky LAPORAN PRAKTIKUM ORCHIDOLOGI

Upload: laila-andini

Post on 16-Sep-2015

182 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

LAPORAN ORCHIDOLOGI

TRANSCRIPT

MORFOLOGI ANGGREK

Oleh:Nama: Laila AndiniNIM: B1J012053Rombongan : IIKelompok: 3Asisten: Demas Pancar Rizky

LAPORAN PRAKTIKUM ORCHIDOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2015I. PENDAHULUANA. Latar BelakangAnggrek merupakan komoditas tanaman hias yang mempunyai arti penting dalam perdagangan internasional. Sampai saat ini anggrek masih menjadi pusat perhatian petani dan pencinta tanaman hias, karena potensinya cerah sebagai bunga potong dan tanaman pot. Potensi ekonomi anggrek sebagai salah satu komoditas hortikultura telah dimanfaatkan dan dikembangkan oleh banyak negara termasuk Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis bunga di level internasional sangat prospektif. Pengembangan usaha anggrek diharapkan berdampak terhadap peningkatan pendapatan, penyediaan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi nasional (Widiastoety, 2014).Anggrek merupakan tanaman berbunga yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan salah satu suku tumbuhan yang terdiri dari banyak spesies dan tersebar di dunia. Sebaran anggrek paling melimpah terdapat di hutan tropis. Sebanyak tujuh ratus tiga puluh satu spesies anggrek dilaporkan ditemukan di Jawa dan 239 spesies diantaranya adalah spesies endemik. Jumlah spesies anggrek yang ditemukan pada tiap propinsi di Jawa berbeda-beda yaitu sebanyak 642 spesies di Jawa Barat, 295 spesies di Jawa Tengah, dan 390 spesies di Jawa Timur. Kondisi keberadaan spesies anggrek di habitat alaminya terus menerus mengalami perubahan. Kecenderungan para kolektor tanaman hias mengambil anggrek dari habitat alaminya, menyebabkan beberapa spesies anggrek mulai terancam keberadaannya di alam (Abdi et al., 2013).Anggrek alam biasanya dikenal sebagai anggrek spesies. Anggrek spesies tumbuh secara alami di tempat - tempat yang tidak dipelihara oleh manusia. Anggrek yang banyak ditanam sebagai tanaman hias biasanya memiliki bentuk, warna dan ukuran yang bervariasi. Bunganya terdiri dari 3 sepal dan 3 petal, petal yang terletak di paling bawah meupakan petal yang temodifikasi menjadi labellum seperti bentuk bibir, memiliki warnanya lebih mencolok dibandingkan petal atasnya. Warna yang mencolok dan beraneka ragam warna pada bunga anggrek inilah yang meningkatkan nilai hiasnya (Deepti et al., 2013).

B. TujuanTujuan dari praktikum morfologi anggrek adalah :1. Mengetahui morfologi organ vegetatif anggrek2. Membedakan akar, batang, dan daun anggrek yang berdasarkan cara hidupnya

II. MATERI DAN METODEA. MateriAlat yang digunakan antara lain kertas HVS, alat tulis dan kamera.Bahan yang digunakan antara lain anggrek Vanda sp., anggrek Dendrobium sp. dan anggrek Mokara sp.

B. MetodeMetode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1. Alat dan bahan dipersiapkan.2. Anggrek Vanda sp., anggrek Dendrobium sp. dan anggrek Mokara sp. digambar pada kertas hvs yang telah disediakan.3. Gambar yang telah dibuat, diberi keterangan bagian-bagian dan klasifikasinya.

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Gambar 1. Morfologi Anggrek Vanda sp.

Gambar 2. Morfologi Anggrek Mokara sp.

Gambar 3. Morfologi Anggrek Dendrobium sp.B. PembahasanSpesies Dendrobium terdiri dari genus terbesar ketiga di keluarga Orchidaceae dan memiliki nilai tinggi dalam hortikultura, pertanian dan obat alami. Anggrek milik kelompok terbesar dan paling beragam di antara angiosperma. Genus Dendrobium adalah terbesar ketiga di keluarga Orchidaceae yang terdiri dari sekitar 1.184 spesies di seluruh dunia. Hingga saat ini, lebih dari 103 spesies dari genus Dendrobium dari India terutama dari wilayah Utara-Timur (Pritam et al., 2014).Dendrobium memiliki pola pertumbuhan simpodial, kekhasan tersendiri jenis ini yaitu dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Pada umumnya, anggrek tipe simpodial bersifat epifit. Adapun anggrek tipe monopodial adalah anggrek yag dicirikan oleh adanya titik tumbuh di ujung batang, pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang, bunga keluar dari sisi batang diatara dua ketiak daun (Prasetyo, 2009). Anggrek Dendrobium termasuk didalamnya Dendrobium taurulinum hanya terdapat di pulau Seram, provinsi Maluku, dan distribusinya terbatas di Seram bagian utara dan tengah. Hal ini terutama disebabkan oleh isolasi dari pegunungan dan bentuk wilayah yang merupakan pulau. Habitat dominan dari D. taurulinum adalah di dataran rendah dan banyak ditemukan tumbuh di pohon tepi laut. Dalam setahun, anggrek ini berbunga pada bulan September-Oktober. D. taurulinum merupakan jenis anggrek alam asli Indonesia yang terancam punah (Aisya et al., 2012).Klasifikasi anggrek Dendrobium sp. menurut Cronquist (1981), adalah sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisio: MagnoliophytaClass: LiliopodaOrdo : OrchidalesFamily: OrchidaceaeGenus: Dendrobium Species : Dendrobium sp.Vanda sp termasuk dalam tumbuhan angiosperma. Hal ini menurut pendapat Cambell (2004) ,bahwa kebanyakan daun tumbuhan berbiji tertutup tunggal atau majemuk dengan komposisi beranekaragam. Bunga ini tersusun atas sporofil. Makrosporofil membentuk badan yang disebut putik dengan bakal buah didalamnya. Makrosporofik dan mikrosporofil terpisah atau terkumpul dalam satu bunga. Penyerbukan pada vanda sp bermacam-macam seperti autogam, anemogami, dan hidrogami.Klasifikasi anggrek Vanda sp. menurut Cronquist (1981), adalah sebagai berikut:Kingdom: PlantaeDivisio:MagnoliophytaClass:LiliopsidaOrdo:OrchidalesFamily:OrchidaceaeGenus:VandaSpecies:VandaspMokara merupakan salah satu jenis anggrek yang disukai konsumen. Umumnya budidaya anggrek komersial menggunakan benih berasal dari kultur jaringan. Mokara merupakan kerabat Vanda hasil persilangan trigenerik yaitu persilangan antara Arachnis x Ascocentrum x Vanda. Pertumbuhan planlet Mokara sangat lambat, sehingga memengaruhi fase pertumbuhan generatifnya (Widiastoety, 2014).Klasifikasi anggrek Mokara sp. menurut Cronquist (1981), adalah sebagai berikut:Kingdom: PlantaeDivisio:MagnoliophytaClass:LiliopsidaOrdo:OrchidalesFamily:OrchidaceaeGenus:Vanda x Arachnis x AscocentrumSpecies:MokaraspAnggrek memiliki permukaan daun yang dilapisi kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Kedudukan daun tersusun secara berjajar berseling. Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan istilah pseudobulb (pseudo-semu, bulb-batang yang menggembung), berfungsi sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan dalam keadaan kering. Batang dan daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantu dalam penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau terdegradasi walaupun daun-daunnya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga memiliki julukan evergreen (Sastrapraja, 1980).Akar anggrek berbentuk silinder dan berdaging, lunak serta mudah patah dengan ujung meruncing licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akar tampak putih keperakan pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akar saja yang berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar pada anggrek berfungsi untuk mengambil, menyerap, dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Fungsi lain dari akar adalah menempelkan dirinya pada tempat atau media tumbuh (Puspitaningtyas dan Mursidawati, 1999).Bunga anggrek memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovary (bakal buah). Tipe sepal dan petal dari masing-masing jenis anggrek berbeda-beda berdasarkan bentuk, warna dan ukurannya. Satu buah sepal bagian atas disebut sepal dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Salah satu dari petal bunga anggrek termodifikasi menjadi bibir bunga (labellum) yang merupakan bagian terpenting karena merupakan alat reproduksi anggrek. Bagian dekat labellum disebut dengan column yang merupakan perpanjangan gagang bunga/bakal buah. Bibir bunga memiliki gumpalan-gumpalan seperti massa sel (callus) yang mengandung protein, minyak dan zat pewangi fungsinya untuk menarik serangga (Iswanto, 2005).Akar udara atau akar gantung. Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan menggantung ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya, akar gantung dapat amat panjang (sampai 30 m). Selama masih menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut felamen. Lapisan felamen yang berongga berfungsi untuk menyerap air dan udara. Akar ini juga dapat berfotosintesis karena megandung butiran hijau daun ( klorofil ). Pada lapisan felamen terdapat Mycorhiza atau cendawan yang hidup dalam akar tumbuhan. Mycorhiza hidup secara simbiosis yaitu dengan memfiksasi fosfat untuk ditukarkan dengan hidrat dari tumbuhan.Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya menurut Sandra (2005), yaitu:1. Anggrek epifit adalah jenis anggrek yang menumpang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi, misalnya Dendrobium sp. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.2. Anggrek semi epifit adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.3. Anggrek tanah/anggrek terresterial adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah, misalnya Vanda sp. 4. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering yang telah busu menjadi senyawa organik. Anggrek ini membutuhkan naungan dengan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.5. Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Anggrek litofit tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.

IV. KESIMPULANBerdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:1. Morfologi organ vegetatif anggrek terdiri dari akar, batang dan daun. 2. Anggrek berdasarkan habitat (tempat tumbuh) dibedakan menjadi empat yaitu anggrek epifit, terrestrial, saprofit dan litofit.

DAFTAR REFERENSIAbdi A, Eko Sri Sulasmi, dan Nina Dwi Yulia. 2013. Keanekaragaman Orchidaceae Di Hutan Cangar, Tahura R. Soerjo, Batu, Jawa Timur. Jurnal Universitas Negri Malang.

Aisya I.P., Dini E. dan Siti N. 2012. Pengaruh Penambahan Kombinasi Konsentrasi ZPT NAA dan BAP terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium Taurulinum J.J Smith Secara In Vitro. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purwodadi 2). Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1, ISSN: 2301-928X.

Campbell, N.A,Mitchell,L.G and Reece J.B.2004. Biologi Umum Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Deepti S. Gayatri M.C. and Sarangi S. 2013. Morphological and biochemical changes in pollinated flowers of different Aerides species. Current Botany, 4(2): 33-37 ISSN: 2220-4822.

Iswanto, H. 2005. Merawat dan Membungakan Anggrek Phalaenopsis (Ed. Revisi). Agromedia Pustaka, Jakarta.

Prasetyo C.H. 2009. Teknik Kultur Jaringan Anggrek Dendrobium sp. di Pembudidayaan Anggrek Widorokandang Yogyakarta. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pritam Chattopadhyay, Nirmalya Banerjee, and Bhupendra Chaudhary . 2014 . Genetic Characterization of Selected Medicinal Dendrobium (Orchidaceae) Species Using Molecular Markers. Journal of Biology, Vol. 2, Issue 04, pp. 117-125 . ISSN 2049-1727

Puspitaningtyas, D., M. dan S. Mursidawati. 1999. Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor. Vol. 1, No. 2. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI.

Sandra, E. 2005. Membuat Anggrek Rajin Berbungga. Penebar Swadaya, Jakarta.Sastrapraja, S. 1980. Jenis-Jenis Anggrek. Lembaga Biologi Nasional LIPI. Balai Pustaka, Jakarta.

Widyastoety. 2014. Pengaruh Auksin dan Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Mokara (Effect of Auxin and Cytokinin on the Growth of Mokara Orchid Plantlets). J. Hort. 24(3):230-238