bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (ips) · 2018. 7....

28
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya, dkk (2006:3) menjelaskan IPS merupakan perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan. Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, dkk., (2006:7) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan. Sedangkan menurut Rosdijati, dkk (2010:58) IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Maka dari itu, materi IPS akan mudah dijangkau oleh siswa jika pembahasan materi disesuaikan dengan kehidupan relevan siswa. Siswa diajarkan tentang lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah, kemudian berkembang ke lingkungan kehidupan yang lebih luas, misalnya: sekolah, desa, kota dan provinsi. Pembelajaran IPS disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa karena IPS mencakup berbagai disiplin ilmu sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Selain itu

Upload: others

Post on 05-Aug-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok,

salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya, dkk (2006:3) menjelaskan IPS

merupakan perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi,

ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai

pembelajaran pada tingkat persekolahan. Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya,

dkk., (2006:7) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep

pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan

prinsip-prinsip pendidikan. Sedangkan menurut Rosdijati, dkk (2010:58) IPS

merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial.

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, ilmu

pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai

dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI

mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Maka

dari itu, materi IPS akan mudah dijangkau oleh siswa jika pembahasan materi

disesuaikan dengan kehidupan relevan siswa. Siswa diajarkan tentang lingkungan

kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah, kemudian

berkembang ke lingkungan kehidupan yang lebih luas, misalnya: sekolah, desa, kota

dan provinsi. Pembelajaran IPS disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa karena

IPS mencakup berbagai disiplin ilmu sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi

sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Selain itu

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

7

melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga

negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga

dunia yang cinta damai

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah

ilmu yang mempelajari, menelaah, menganalisis tentang berbagai fakta, konsep, dan

generalisasi sosial yang ada di masyarakat. Selain itu, IPS juga mempelajari

hubungan manusia yang menyangkut tingkah laku manusia didalam kehidupan

bermasyarakat.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi

dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

Mendasarkan pada tujuan IPS diatas, belajar IPS lebih menekankan pada

bagaimana manusia dalam hidup bermasyarakat dilingkungannya, sadar akan nilai-

nilai sosial yang menyusunnya, yang mana manusia dituntut untuk mampu

berkomunikasi, bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, sehingga manusia

diharapkan terampil untuk berfikir tinggi seperti terampil menganalisis,

mengevaluasi, sampai pada mencipta sebuah solusi dalam pemecahan masalah yang

dihadapinya sehari-hari.

Pencapaian tujuan IPS tergantung pada tuntutan kompetensi, baik standar

kompetensi maupun kompetensi dasar. Adapun perilaku yang akan diukur meliputi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

8

perilaku kognitif, afektif dan psikomotor, ditandai dengan penggunaan kata

operasional seperti mengidentifikasi, menceriterakan dan menunjukkan. (Wardani,

Naniek Sulistya dan Slameto, 2012:20).

2.1.3 Ruang Lingkup IPS

Adapun ruang lingkup IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Manusia, tempat, dan lingkungan

2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan

3. Sistem sosial dan budaya

4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar proses

mendefinisikan bahwa Standar kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan

minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu

mata pelajaran. Sedangkan Kompetensi dasar (KD) adalah sejumlah kemampuan

yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan

penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Secara rinci SK dan KD

untuk mata pelajaran IPS yang ditujukan untuk siswa kelas IV disajikan dalam tabel

2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pembelajaran IPS Kelas IV Semester II

Sumber: Permendiknas No. 20 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi dan

kemajuan teknologi dilingkungan

kabupaten/kota dan provinsi.

1.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

9

Selain pencapaian tujuan IPS yang akan dicapai melalui SK dan KD seperti

yang disebutkan diatas, rencana pencapaian tujuan tersebut juga harus menjadi

perhatian bagi guru tentang bagaimana proses belajar siswa menjadi bermakna, maka

yang perlu guru lakukan adalah merencanakan pembelajaran yang dengan baik.

Dalam perencanaan proses pembelajaran, guru harus membuat Silabus dan RPP

(Rencana Proses Pembelajaran) untuk menunjang proses belajar mengajarnya

disekolah.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

2.2.1 Model pembelajaran TGT

Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan kerja

kelompok. Kelompok yang dimaksud di sini bukanlah semata-mata sekumpulan

orang, namun kelompok yang berinteraksi, memiliki tujuan, dan berstruktur. Model

pembelajaran TGT merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Slavin

(2005:163) mengemukakan bahwa TGT adalah model pembelajaran kooperatif

menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis, dimana para siswa

berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik

sebelumnya setara seperti mereka. Menurut Asma (2006:54) model TGT adalah suatu

model pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan

kepada siswa. Setelah itu siswa pindah ke kelompok masing-masing untuk

mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah

yang diberikan guru. Sebagai ganti tes tertulis siswa akan bertemu di meja turnamen.

Trianto (2010:83) menambahkan bahwa pada model TGT siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang untuk memainkan permainan dengan

anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

Model TGT pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards,

merupakan metode pembelajaran pertama dari John Hopkins (Slavin, 2005:13).

Metode ini memiliki banyak kesamaan dengan STAD, tetapi TGT menambahkan

dimensi kegembiraan dengan mengganti kuis pada STAD menjadi permainan atau

tournament. Menurut Huda (2011:117) dengan TGT siswa akan menikmati

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

10

bagaimana suasana turnamen, dan karena mereka berkompetisi dengan kelompok

yang memiliki kemampuan setara, membuat TGT terasa lebih fair dibandingkan

kompetisi dalam pembelajaran tradisional pada umumnya. Penulis menyimpulkan

model TGT merupakan model pembelajaran dengan belajar tim yang menerapkan

unsur permainan turnamen untuk memperoleh poin bagi skor tim mereka. Berbeda

dengan kelompok kooperatif lainnya, pembagian tim dalam TGT berdasarkan tingkat

kemampuan siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas mengenai pengertian TGT, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model

pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur permainan akademik yang

mengandung reinforcement dan melibatkan siswa sebagai turor sebaya.

Ada beberapa langkah dalam penggunaan model pembelajaran TGT yang perlu

diperhatikan. Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran TGT menurut

Trianto (2010:84) langkah-langkah pembelajaran TGT secara runtut, yaitu:

a) Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang

merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.

b) Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka

untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasi pelajaran

tersebut.

c) Seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling

membantu.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut

Jhulliana, Eva dan Mugiarti, Tri (2012:62) sebagai berikut:

1. Presentasi kelas

Materi disampaikan oleh guru melalui presentasi kelas, presentasi ini dapat

dilakukan dengan menggunakan ceramah.

2. Kerja tim

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

11

Siswa ditempatkan dalam tim belajar, tim ini beranggotakan empat atau lima

siswa yang mempunyai heterogenitas kelas dalam kinerja akademik, jenis

kelamin, dan suku.

3. Permainan

Permainan tersusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan yang dirancang

untuk mengetes pengetahuan siswa yang dperoleh dari presentasi kelas dan

latihan tim.

4. Turnamen

Turnamen merupakan struktur bagaimana dilaksanakannya permainan.

5. Menentukan skor tim

Ketika turnamen selesai, para peserta mencatat banyak kartu yang mereka

menangkan pada lembar skor permainan.

6. Penghargaan tim

Setelah turnamen berakhir, skor masing-masing tim harus dihitung dan

menyiapkan sertifikat tim atau perhitungan hasil turnamen yang kemudian

diumumkan pada papan buletin.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Slavin,

Robert E (2005:166-170), menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe TGT sebagai berikut:

1. Presentasi Kelas

Presentasi kelas merupakan penyampaian materi yang dilakukan guru kepada

siswa.Dalam tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan

memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep yang dipelajari.

2. Tim

Tim terdiri dari 4 atau 5 orang siswa heterogen.Dalam kegiatan kelompok ini

para siswa bersama-sama mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan

diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami

bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3. Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang

irancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi

dikelas dan pelaksanaan kerja tim.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

12

4. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Para siswa

memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja

turnamen tiga peserta.

5. Rekognisi Kelompok

Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim

tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampau kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dari

beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam

penerapan model pembelajaran TGT sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Guru menyampaikan pokok materi

4. Guru menjelaskan tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok

5. Guru membagi kelompok-kelompok masing-masing 5 sampai 6 orang

6. Siswa berdiskusi dalam kelompok

7. Siswa bermain game pertanyaan yang diberikan dari penyajian kelas

dan belajar kelompok

8. Siswa bertanding dengan menggunakan meja turnamen

9. Siswa menentukan skor tim

10. Guru memberi penghargaan

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut

Taniredja (2011:72) adalah sebagai berikut:

Kelebihan dari model pembelajaran tipe TGT adalah sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran TGT, siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan

menggunakan pendapatnya.

2. Rasa percaya diri yang dimiliki siswa menjadi lebih tinggi

3. Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil

4. Motivasi belajar siswa bertambah

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

13

5. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran

6. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi baik antar siswa

maupun antar siswa dengan guru

7. Siswa dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya, selain

itu dengan adanya kerja sama akan membuat interaksi belajar dalam kelas

menjadi hidup dan tidak membosankan

Kelemahan dari model pembelajaran tipe TGT adalah sebagai berikut:

1. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta

menyumbangkan pendapatnya

2. Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran karena pembelajaran dengan

model TGT membutuhkan waktu yang lama

3. Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelola kelas

2.3 Media Gambar

2.3.1 Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “ Medium” yang

secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar

sumber pesan dengan penerima pesan. Media sebagai alat bantu yang digunakan guru

untuk: memotivasi belajar peserta didik, memperjelas informasi/pesan pengajaran,

memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting, memberi variasi pengajaran,

memperjelas struktur pengajaran. Media pendidikan memegang peranan penting

dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan lebih mudah

dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. Hujair AH Sanaky (2013:3)

menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat yang mempunyai

fungsi untuk menyampaikan pesan. Media pembelajaran merupakan alat yang

berfungsi serta digunakan untuk mencapai suatu pesan yang ingin disampaikan dalam

kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang digunakan untuk komunikasi antara

pembelajar, penajar serta bahan ajar yang digunakan dalam proses kegiatan

pembelajaran. Suatu bentuk dalam stimulus bisa digunakan sebagai suatu media,

yang antara lain, hubungan atau sebuah interaksi manusia, realitas, gambar bergerak

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

14

atau tidak, serta tulisan atau suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan

membantu pembelajar untuk mempelajari bahan yang akan diajarkan. Criticos dalam

Daryanto (2013:4) media pembelajaran merupakan salah satu komponen komunikasi,

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan selanjutnya menurut

Trianto (2010:199) media merupakan suatu wadah dari pesan oleh sumber atau

penyalurnya yang ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan materi yang

ingin disampaikan merupakan pesan pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai

dalam pembelajaran.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan

(Sadiman, 2002:6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002:6) media adalah

segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Lain lagi menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005:3) menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan

siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Menurut Arsyad

(2013:4) menjelaskan pengertian media dalam pembelajaran adalah komponen

sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dapat dipahami

sumber belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah buku, tape recorder, kaset, video,

film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses

pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun media pembelajaran apabila digunakan

dengan baik dan efektif dapat memberi banyak manfaat baik kepada guru ataupun

siswa.

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang

besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran

yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

15

dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. Selain itu, media pembelajaran dapat

membangkitkan motivasi dan minat siswa dan juga dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Maka, dapat ditarik suatu

pengertian bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan

perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau

pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

Jadi, pemilihan media dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah alat untuk

mempermudah guru dalam pembelajaran serta dapat mempermudah peserta didik

dalam menangkap pelajaran. Hal ini sejalan dengan Sadiman, Rahardja, Haryono dan

Rahardjito, (1984) yang mengatakan bahwa Medium yang secara harfiah berarti

“perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan

penerima pesan. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun

audiovisual serta peralatannya.

Media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat

menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik

sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan

mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi

lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu

dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar

namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan di dengar.

Penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan alat yang

dapat membantu dalam proses penyampaian pesan kepada pihak lain. Sebuah pesan

yang disampaikan tentunya akan lebih bermakna apabila pesan tersebut dapat

dipahami dengan baik oleh penerima pesan tersebut. Peran media dalam penyampaian

pesan sangat besar, pesan yang disampaikan dengan media yang menarik penerima

pesan akan lebih cepat memahami pesan tersebut.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

16

2.3.2 Fungsi Media

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda,

tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak,

seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media

pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak

mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknya lah yang

dibawa ke peserta didik. Objek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,

model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara

audiovisual dan audial.

2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang

tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik

tentang suatu objek, yang disebabkan karena objek terlalu besar, obyek terlalu

kecil, objek yang bergerak terlalu lambat, objek yang bergerak terlalu cepat,

objek yang terlalu kompleks, obyek yang bunyinya terlalu halus, objek

mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang

tepat, maka semua objek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta

didik dengan lingkungannya.

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit

sampai dengan abstrak.

Proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari

sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk

membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

17

dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin

timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely

dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan

kembali suatu obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan,

kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan di amati

kembali seperti kejadian aslinya.

2) Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali objek atau

kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan,

misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-

ulang penyajiannya.

3) Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar

jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau

radio.

Media di sini memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan

membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta

didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan

mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi

lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu

dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar,

namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan di dengar.

Penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan alat yang

dapat membantu dalam proses penyampaian pesan kepada pihak lain. Sebuah pesan

yang disampaikan tentunya akan lebih bermakna apabila pesan tersebut dapat

dipahami dengan baik oleh penerima pesan tersebut. Peran media dalam penyampaian

pesan sangat besar, pesan yang disampaikan dengan media yang menarik penerima

pesan akan lebih cepat memahami pesan tersebut.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

18

2.3.3 Media Gambar

Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling

umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum dan dapat dimengerti dan

dinikmati dimana-mana. Menurut Sadiman Arief S. (2003:21), menyatakan bahwa

media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini

dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam

masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat

dengan lebih jelas. Media pembelajaran setiap tahun selalu mengalami

perkembangan. Sebab masing masing media itu mempunyai kelemahan,

berdasarkan penggunaannya perlu diadakan penemuan baru dan pemanfaatan

media yang diperbaharui. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiah berarti “perantara atau

penyalur”.(http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/06/27/pengembanganmediape

mbelajaran/).

Menurut Yusuf Hadi Miarso seperti dikutip Dwi Rianarwati (2006:8), media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong terjadinya proses belajar

pada siswa. Sedangkan menurut Gagne (Arief S. Sadiman, 2007:6), media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Selain itu media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Maka dapat

disimpulkan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan

sebagai penyalur pesan guna merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa

untuk belajar. Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya, salah

satunya adalah media visual yaitu media gambar. Di antara media pembelajaran,

media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Menurut Sudjana (2007:

68), pengertian media gambar adalah media visual dalam bentuk grafis. Media

grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

19

secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan

gambar-gambar. Sedangkan Azhar Arsyad (1995:83), mengatakan bahwa media

gambar adalah berbagai peristiwa atau kejadian objek yang di tuangkan dalam

bentuk gambar-gambar, garis, katakata, simbol-simbol, maupun gambaran. Menurut

Azhar Arsyad (2009:2), disamping mampu menggunakan alatalat yang tersedia,

guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media

pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.

Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang

pengembangan media pembelajaran.

Menurut Sadiman Arief S. (2003:25), ada enam syarat yang perlu dipenuhi

oleh media gambar, yaitu :

1. Harus Autentik

Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang

melihat benda sebenarnya. Membicarakan atau menyampaikan suatu kejadian

sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, seperti kalau menemukan buku

tiga buah, samaikanlah sesuai dengan banyak benda yang ditemukannya.

2. Sederhana

Komposisinya hendak cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam

gambar, jangan sampai berlebihan sehingga dapat membuat kesulitan siswa

untuk memahaminya.

3. Ukuran Relatif

Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya.

Hendaknya dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal siswa

sehingga dapat membantu membayangkan gambar dan isinya.

4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Gambar yang baik menunjukkan objek dalam keadaan memperlihatkan

aktivitas tertentu sesuai dengan tema pembelajaran.

5. Gambar yang tersedia perlu digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

6. Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

20

2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Menurut Hamalik (2008:33) hasil

belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada

orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti. Sedangkan Suprijono (2010:5) menyatakan hasil belajar adalah

polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,apresiasi dan

keterampilan. Menurut Bloom (dalam Rusman, 2011:12) perubahan yang terjadi

dalam belajar merupakan hasil belajar yang meliputi perubahan dalam ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Domain kognitif adalah pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, dan evaluasi. Domain afektif adalah sikap menerima,

menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati. Domain psikomotor meliputi

keterampilan bergerak dan bertindak dan kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal.

Leighbody (dalam Muliya, 2012) berpendapat bahwa psikomotor siswa mencakup (a)

kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (b) kemampuan menganalisis suatu

pekerjaan dan menyusun urut-urutan pekerjaan, (c) kecepatan mengerjakan tugas, (d)

kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (e) keserasian bentuk dengan yanag

diharapkan dan ukuran yang telah dtentukan.

Dimyati dan Mudjiono (2006:3) memiliki pendapat yang hampir mirip dengan

Bloom bahwa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan

Munawar (2009) menyatakan hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses

dan pengenalan yang dilakukan berulang-ulang serta akan tersimpan dalam waktu

lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan hasil

belajar adalah suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui

proses yang dilakukan berulangulang dan bersifat permanen. Indikator ketercapaian

hasil belajar pada penelitian ini adalah adanya perubahan kemampuan pada ranah

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

21

kognitif dan psikomotor. Hasil belajar ranah kognitif diperoleh melalui tes formatif

dengan indikator ketercapaian siswa berupa pengetahuan, pemahaman, dan

penerapan. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotor diperoleh melalui observasi

dengan indikatornya adalah kemampuan membaca gambar dan simbol serta

kemampuan membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran yang telah ditentukan.

Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk memberikan masukan atau informasi

secara komprehensif tentang hasil belajar siswa mulai dari proses pembelajaran

hingga hasil akhir pembelajaran. Evaluasi proses belajar adalah evaluasi atau

penilaian yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung (Wardani,

Naniek Sulistya dkk, 2010). Sedangkan evaluasi hasil belajar adalah evaluasi yang

dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar

peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan

secara berkesinambungan. (Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto, 2012:51).

Berikut dibawah ini dijelaskan mengenai jenis-jenis evaluasi pembelajaran

menurut Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:6).

2.4.1 Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

Jenis-jenis evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi 5 dan diuraikan sebagai

berikut:

1. Evaluasi Formatif

Yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok bahasan, tujuannya

untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang telah dicapai peserta

didik.

2. Evaluasi Sumatif

Yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu (catur wulan,

semester atau tahun ajaran) seperti ujian umum.

3. Evaluasi Diagnostik

Yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat kelemahan peserta didik dan faktor-

faktor yang diduga menjadi penyebabnya.

4. Evaluasi Penempatan

Yaitu penilaian yang ditujukan untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan

bakat, minat,dan kemampuannya, misalnya pemilihan jurusan.

5. Evaluasi Seleksi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

22

Yakni penilaian yang ditujukan untuk memillih orang yang paling tepat pada

kedudukan atau posisi tertentu.

2.4.2 Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:65-67) menyebutkan bahwa ada

beberapa prinsip dasar evaluasi pembelajaran yang harus dipedomani yaitu:

1. Komprehensif (Menyeluruh)

Evaluasi hasil belajar peserta didik hendaknya dilaksanakan secara

menyeluruh, utuh dan tuntas yang mencakup seluruh domain aspek

kognitif, psikomotorik, dan afektif.

2. Berorientasi pada Kompetensi

Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

evaluasi harus berorientasi pada pencapaian kompetensi (rangkaian

kemampuan) bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).

3. Terbuka, Adil dan Objektif

Prosedur evaluasi, kriteria evaluasi dan pengambilan keputusan

hendaknya diketahui oleh pihak yang berkepentingan, sehingga terbuka

bagi kalangan (stakeholders) baik langsung maupun tidak langsung.

4. Berkesinambungan

Evaluasi yang dilakukan oleh guru dikelas secara terus menerus mulai dari

memberikan PR, latihan, ulangan dan ulangan umum untuk mengetahui

secara menyeluruh perkembangan kemajuan belajar peserta didik.

5. Bermakna

Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak

dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang berkepentingan.

6. Baku, Terpadu, Sistematis dan Menggunakan Acuan Kriteria

Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah yang baku serta berdasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

7. Mendidik dan Akuntabel

Evaluasi yang mendidik mampu memberikan sumbangan positif seperti

memotivasi peningkatan pencapaian hasil belajar.Pelaksanaan evaluasi dapat

dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tentulah merupakan hasil dari

pengamatan dan pengukuran guru terhadap apapun yang dilakukan peserta didiknya

sehari-hari. Menurut Allen dan Yen (1979) dalam Wardani, Naniek Sulistya dan

Slamteto (2012:2), pengukuran yang dilakukan dimaksudkan sebagai penetapan

angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu.

Dalam kegiatan pengukuran diperlukannya instrumen atau alat-alat yang

membantu dalam proses pengukuran. Adapun instrumen atau alat-alat yang

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

23

digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik seperti tes, lembar observasi,

panduan wawancara, sikap skala dan angket. Dalam perencanaan menyusun

instrumen evaluasi hasil belajar, yang perlu dilakukan adalah menyusun kisi-kisi/blue

print dan menentukan KKM/Kriteria Ketuntasan Minimal. Kisi-kisi (testblue print

atau table of specification) adalah format atau matriks pemetaan butir-butir

pernyataan/pertanyaan yang menggambarkan distribusi butir untuk berbagai tujuan

belajar berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan jenjang kemampuan sikap atau

psikomotor tertentu. Penyusunan kisi-kisi digunakan untuk pedoman menyusun atau

menulis soal menjadi perangkat tes. Demikian dari tes tersebut akan diperoleh skor

pengukuran yang digunakan sebagai dasar evaluasi, selanjutnya skor yang diperoleh

dari tes tersebut diupayakan dapat mencapai hasil minimal sesuai dengan KKM.

KKM merupakan kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik

mencapai ketuntasan dan harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga

dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan

kriteria ketuntasan ideal. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang

ditentukan oleh satuan pendidikan. Teknik yang digunakan dalam penilaian

pembelajaran untuk mengukur hasil belajar peserta didik, yaitu dengan menggunakan

teknik tes dan teknik nontes.

1. Teknik Tes

Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk

memperoleh informasi tentang trait atu sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir

pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

(Suryanto Adi, dkk., 2009). Sama halnya dengan pendapat Poerwanti, Endang

(2008:1-5) mengatakan bahwa tes merupakan seperangkat tugas yang harus

dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk

mengukur tingkat pemahaman dan penugasannya terhadap cakupan materi yang

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

24

dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Adapun menurut

Arikunto dan Jabar (2004) mengemukakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara

atau aturan yang telah ditentukan.

Mendasarkan pada beberapa pendapat ahli mengenai pengertian tes di atas,

dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat berisi pertanyaan yang direncanakan

untuk mengukur pemahaman siswa dengan menggunakan cara dan aturan tertentu.

Berikut ini adalah teknik tes yang dikemukan oleh Poerwanti, Endang (2008:4-9)

sebagai berikut:

1. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan

a. Tes tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal

maupun jawabannya.

b. Tes lisan

Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya dalam

bentuk lisan. Karenanya, tes lisan relatif tidak memiliki rambu-rambu

penyelenggaraan tes yang baku, karena itu hasil dari tes lisan biasanya tidak

memiliki informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen asesmen yang lain.

c. Tes unjuk kerja

Pada tes ini siswa diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indikator

pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.

2. Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya

a. Tes Esai (Essay-type Test)

Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntuk siswa mengorganisasikan gagasan-

gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakannya

dalam bentuk tulisan.

b. Tes Jawaban Pendek

Tes dapat digolongkan menjadi tes jawaban pendek jika peserta tes diminta

menuangkan jawabannya bukan dalam bentuk esai, tetapi memberikan jawaban-

jawaban pendek dalam bentuk rangkaian kata-kata pendek, kata-kata lepas

maupun angka-angka.

c. Tes objektif

Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk

menjawab tes telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut dengan istilah

tes pilihan jawaban (selected response tes).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

25

2. Teknik Nontes

Wardani, Naniek S. dan Slameto (2012:7-11), mengatakan bahwa teknik

nontes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau

salah. Instrumen nontes dapat berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner berisi

sejumlah pertanyaan atau pernyataan.Sedangkan inventori merupakan instrumen

yang berisi tentang laporan diri yaitu keadaan peserta didik, misalnya potensi peserta

didik.

Teknik tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif dan

psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif.

Ada beberapa macam teknik nontes menurut Poerwanti, Endang (2008:3-19-3-31)

yaitu:

a. Observasi

Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar dapat

dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen

yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemampuan belajar

siswa, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik tanpa

menggunakan instrumen.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang

diberikan secara lisan dan spontan, tentang kawasan, pandangan atau aspek

kepribadian peserta didik.

c. Angket

Suatu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh informasi yang berupa

data deskriptif. Teknik ini biasanya berupa angket sikap (attitude

questionnaires).

d. Work sample analysis (analisa sampel kerja)

Digunakan untuk mengkaji respon yang benar dan tidak benar yang dibuat

siswa dalam pekerjaannya dan hasilnya berupa informasi mengenai kesalahan

atau jawaban benar yang sering dibuat siswa berdasarkan jumlah, tipe, pola

dan lain sebagainya.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

26

e. Task analysis (analisis tugas)

Dipergunakan untuk menentukan komponen utama dari suatu tugas dan

menyusun skills dengan urutan yang sesuai dan hasilnya berupa daftar

komponen tugas dan daftar skills yang diperlukan.

f. Checklists dan rating scales

Dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk semi terstruktur,

yang sulit dilakukan dengan teknik lain dan data yang dihasilkan bisa

kuantitatif ataupun kualitatif, tergantung format yang dipergunakan.

g. Portofolio

Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam

karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan

belajar dan prestasi siswa.

h. Komposisi dan presentasi

Peserta didik menulis dan menyajikan karyanya.

i. Proyek individu dan Kelompok

Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat digunakan

untuk individu maupun kelompok.

2.5 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini

bertujuan untuk menguatkan hasil yang diperoleh tentang hasil belajar melalui model

pembelajaran TGT.

Penelitian yang dilakukan oleh Saoda Hamid (2014). yang berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Biologi Siswa di Mts Negeri Dowora. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran Team Game Tournament dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan

aktivitas dan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II. Ketuntasan belajar siswa

pada siklus I diperoleh presentasi 47,83% sedangkan ketuntasan belajar siswa pada

siklus II diperoleh presentase 86,96%. Peningkatan hasil belajar memiliki selisih

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

27

39,13%. Sementara itu, untuk aktivitas belajar siswa juga terjadi peningkatan yang

cukup besar, yakni 47,73% di siklus I dan 79,89% di siklus II. Peningkatan aktifitas

siswa yang terjadi memiliki selisih 33,16%. Jurnal ßioêdukasi ISSN : 2301-4678 Vol

2 No (2) Maret 2014.

Penelitian yang dilakukan oleh Yanti Purnamasari (2014) yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Terhadap Kemandirian Belajar Dan Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan

Koneksi Matematik Peserta Didik SMPN 1 Kota. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rata-rata skor kemandirian belajar peserta didik pada pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament (TGT) termasuk kriteria tinggi, peningkatan

kemampuan penalaran dan koneksi matematik peserta didik yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih baik daripada

yang mengikuti pembelajaran langsung, tidak terdapat interaksi model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran langsung

terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematik peserta didik, serta terdapat

interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan

model pembelajaran langsung terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematik

peserta didik. Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 2.

Penelitian yang dilakukan oleh Yulia Ayu Astuti. (2013 )yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatiftip TGT (Teams Games Tournament)

Untuk Meningkatkan Preatsi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI-IPS III SMA Negeri 3

Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) meningkatkan

prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS III SMA Negeri 3 Boyolali Tahun

Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar

siswa pada tiap siklus, yaitu pada siklus I hasil belajar siswa naik sebesar 33,58 %

dari 34,49 % mencapai 68,07 % dan untuk siklus II sebesar 86,20 %. Peningkatan

yang terjadi dari siklus I menuju siklus II sebesar 18,13 %. Peningkatan hasil belajar

dari prasiklus sampai siklus II terbukti secara signifikan sebesar thit = 2,29 dengan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

28

derajat signifikan α = 0,05 (tt = 2,045). Skripsi : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulia Ayu Astuti menunjukkan

bahwa persentase peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus I meningkat,

begitu juga hasil belajar dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan yang

besar. Peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan peningkatan hasil belajar siswa

pada tiap siklus, yaitu pada siklus I hasil belajar siswa naik sebesar 33,58 % dari

34,49 % mencapai 68,07 % dan untuk siklus II sebesar 86,20 %. Peningkatan yang

terjadi dari siklus I menuju siklus II sebesar 18,13 %. Peningkatan Preatsi Belajar

Sosiologi siswa dipengaruhi model pembelajaran TGT. Namun, kelemahan dari

penelitian ini adalah penelitian hanya menggunakan model pembelajaran saja tidak

menggunajkan media gambar. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kelemahan yang

ada, upaya peningkatan hasil belajar IPS siswa dilakukan dengan melalui model

pembelajaran TGT berbantuan media gambar.

Penelitian yang dilakukan oleh Iklilul Millah, 2013 yang berjudul Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM Pada Materi

Hidrokarbon, Data hasil belajar kognitif siswa diperoleh melalui tes yang dilakukan

di akhir proses pembelajaran dan dianalisis secara statistik menggunakan bantuan

program SPSS 16.0 for windows. Keterlaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif TGT adalah 91,36% (sangat baik) dan keterlaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) adalah 89,63%

(sangat baik). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan prestasi belajar

antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT dan siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT mempunyai rata-rata nilai kognitif

(75,9) dan rata-rata nilai afektif (54,1) lebih tinggi dibandingkan siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Skripsi, Jurusan Pendidikan

Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

29

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iklilul Millah menunjukkan bahwa

persentase peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus I meningkat, begitu juga

hasil belajar dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan yang besar.

Peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan mempunyai rata-rata nilai kognitif (75,9)

dan rata-rata nilai afektif (54,1) lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran konvensional. Peningkatan hasil belajar Pkn siswa

dipengaruhi model pembelajaran TGT. Namun, kelemahan dari penelitian ini adalah

penelitian hanya menggunakan model pembelajaran saja tidak menggunajkan media

gambar. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kelemahan yang ada, upaya peningkatan

hasil belajar IPS siswa dilakukan dengan melalui model pembelajaran TGT

berbantuan media gambar.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, dapat memberikan gambaran peneliti

untuk melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan penggunaan model

pembelajaran TGT berbantuan media gambar dalam pembelajaran IPS. Selain itu

ketiga penelitian yang telah disebutkan diatas juga terbukti menguatkan teori bahwa

dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT

berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, demikian pula

dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan model pembelajaran TGT

berbantuan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa sebagai

langkah perbaikan dari contoh penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.

2.6 Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS bertujuan untuk membekali siswa pengetahuan, nilai, dan

sikap, serta keterampilan yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk

memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial, serta kemampuan mengambil

keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi

warga negara yang baik. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan pembelajaran yang

bermakna. Pembelajaran yang bermakna dapat dilakukan dengan menetapkan

berbagai pendekatan, model, metode, strategi maupun media pembelajaran yang

bervariasi yang dapat menarik perhatian siswa, dapat melibatkan peran aktif siswa,

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

30

dan dapat melatih siswa bekerja kelompok untuk memecahkan masalah. Kondisi awal

berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPS di kelas IV SDN salatiga 12 diketahui

bahwa guru mengajar menggunakan dua metode, yaitu ceramah dan tanya jawab.

Guru belum menambah metode mengajar yang lain, seperti diskusi. Akibatnya siswa

pasif dan belum terlatih untuk mengembangkan ide-ide yang dimilikinya dalam

kelompok. Guru juga menggunakan sumber belajar buku sekolah elektronik (BSE).

Guru belum menambah sumber belajar lain, seperti lingkungan, media masa, atau

dari siswa lain. Oleh karena itu, siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan

pembelajaran IPS yang berisi materi hafalan. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran IPS belum berjalan secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Di

samping itu, hasil belajar siswa rendah, hasil nilai ulangan harian dapat diketahui

bahwa 15 siswa dari 35 siswa mendapatkan nilai kurang dari KKM = 70, atau sekitar

43% siswa belum tuntas sehingga pembelajaran IPS belum menghasilkan hasil yang

optimal.

Upaya untuk meningkatkan pembelajaran IPS sehingga siswa mendapat

pembelajaran yang bermakna. Salah satunya melalui penerapan model pembelajaran

Team Games Tournament (TGT) berbantuan media gambar. Diharapkan dengan

menggunakan model pembelajaran ini akan memberikan siswa pembelajaran yang

bermakna. Hal ini karena siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran melalui

peran aktifnya untuk berpendapat dan melakukan kerjasama untuk mengembangkan

ide-idenya dalam kelompok. Bermula dari permasalahan tersebut, maka perlu adanya

model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari IPS,

agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan.

Model Team Games Tournament (TGT) Siswa ditempatkan dalam tim belajar,

tim ini beranggotakan empat atau lima siswa yang mempunyai heterogenitas kelas

dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku kemudian menyimak materi

disampaikan oleh guru melalui presentasi kelas dengan didukung media gambar yang

terkait dengan materi selanjutnya siswa diberikan permainan dengan pertanyaan-

pertanyaan yang relevan yang dirancang untuk mengetes pengetahuan siswa yang

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

31

dperoleh dari presentasi kelas dan latihan tim setelah itu siswa melakukan turnamen

dengan struktur bagaimana dilaksanakannya permainan. Ketika turnamen selesai,

para peserta mencatat banyak kartu yang mereka menangkan pada lembar skor

permainan. Setelah turnamen berakhir, skor masing-masing tim harus dihitung dan

menyiapkan sertifikat tim atau perhitungan hasil turnamen yang kemudian

diumumkan pada papan tulis. Melalui media gambar yang berkaitan dengan materi

pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa,

sehingga dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung

dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat

terlihat dengan lebih jelas.

Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) berbantuan media gambar

dimulai menggunakan metode ceramah dengan bantuan media Power Point yang

mana merupakan ringkasan materi yang akan dibahas karena pada materi ini

diutamakan pemahaman konsep siswa terlebih dahulu terhadap materi. Pembelajaran

dengan model Team Games Tournament (TGT) berbantuan media gambar terdapat

diskusi dan games yang dapat melatih siswa untuk ikut serta berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

berbantuan media gambar menuntut siswa untuk konsentrasi, melatih rasa

kebersamaan, aktif dalam mengikuti dan memahani materi pembelajaran, dan dapat

diskusi dalam kelompok. Selain itu, peneliti ingin mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran TGTberbantuan media gambar.

Diharapkan dengan pembelajaran ini, dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan sehingga hasil belajar siswa meningkat dapat

tercapai baik secara sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Pada akhir

pembelajaran materi Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi diberikan

tes evaluasi pada akhir pembelajaran dari hasil terserbut akan diperoleh hasil belajar

siswa yang menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

berbantuan media gambar. Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

32

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

disajikan dalam bagan upaya peningkatan hasil belajar dengan model TGT Gambar

2.1 dibawah ini

Pembelajaran IPS

Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan

transportasi serta pengalaman menggunakannya.

Pembelajaran dengan model TGT

berbantuan media gambar

Pembelajaran

Konvensional

Siswa jenuh

Tidak ada kelompok

kerja, komunikasi antar

siswa

Siswa belum bisa

memecahkan masalah

1.Presentasi kelas

Materi disampaikan oleh guru melalui

presentasi kelas,

2.Kerja tim

Siswa ditempatkan dalam tim belajar, tim

ini beranggotakan empat atau lima siswa

yang mempunyai heterogenitas kelas

dalam kinerja akademik, jenis kelamin,

dan suku.

3.Permainan

Permainan tersusun dari pertanyaan-

pertanyaan yang relevan yang dirancang

untuk mengetes pengetahuan siswa yang

dperoleh dari presentasi kelas dan latihan

tim.

4.Turnamen

Turnamen merupakan struktur bagaimana

dilaksanakannya permainan.

5.Menentukan skor tim

Ketika turnamen selesai, para peserta

mencatat banyak kartu yang mereka

menangkan pada lembar skor permainan.

6.Penghargaan tim

Setelah turnamen berakhir, skor masing-

masing tim harus dihitung dan

menyiapkan sertifikat tim atau

perhitungan hasil turnamen yang

kemudian diumumkan pada papan tulis

Siswa bertanggung

jawab dan senang

antusias belajar

Hasil belajar

< KKM 70

Penilaian Hasil Belajar

Siswa dengan tekun

dapat memecahkan

masalah bersama

kelompok

Siswa mengerjakan tes

Siswa saling kerjasama

dan menolong

Hasil belajar >KKM 70

Penilaian proses belajar

Penskoran

Pembelajaran

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) · 2018. 7. 16. · 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran

33

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan

adalah melalui penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media gambar dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 12.