bab ii landasan teori 2.1 kajian teori 2.1.1 kompetensi...

25
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Pedagogik Guru 2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengartian dasar kompetensi (competency), yaitu kemampuan atau kecakapan. Menurut asal katanya, competency berarti kemampuan atau kecakapan. Selain memiliki arti kemampuan, kompetensi juga diartikan “the state of being legally competent or qualified” yaitu keadaan berwewenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Suprihatiningrum (2013:97) dalam bukunya guru profesional mengemukakan bahwa dalam terminologi yang berlaku umum, istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu competence sama dengan being competence dan competence sama dengan having ability, power, authority, skill, knowledge, attitude, etc. Menurut Fullan (dalam Jamil Suprihatiningrum,2013:97-98) : Competence is broad capacities as fully human attribute. Competence is supposed to include all “qualities of personal effectiveness that are required in the workplace”, it is certain that we have here a very diverse set of qualities indeed: attitudes, motives, interest, personal attunements of all kinds, perceptiveness, receptivity, openness, creativity, social skill generally, interpersonal maturity, kind of personal identification, etc as well as knowledge, understandings, actions, and skill. Inti dari pengertian kompetensi tersebut lebih cenderung pada apa yang dapat dilakukan

Upload: lecong

Post on 14-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Kompetensi Pedagogik Guru

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti

kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.

Pengartian dasar kompetensi (competency), yaitu kemampuan atau

kecakapan. Menurut asal katanya, competency berarti kemampuan atau

kecakapan. Selain memiliki arti kemampuan, kompetensi juga diartikan

“the state of being legally competent or qualified” yaitu keadaan

berwewenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum.

Suprihatiningrum (2013:97) dalam bukunya guru profesional

mengemukakan bahwa dalam terminologi yang berlaku umum, istilah

kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu competence sama dengan

being competence dan competence sama dengan having ability, power,

authority, skill, knowledge, attitude, etc. Menurut Fullan (dalam Jamil

Suprihatiningrum,2013:97-98) :

Competence is broad capacities as fully human attribute. Competence is

supposed to include all “qualities of personal effectiveness that are

required in the workplace”, it is certain that we have here a very diverse set

of qualities indeed: attitudes, motives, interest, personal attunements of all

kinds, perceptiveness, receptivity, openness, creativity, social skill

generally, interpersonal maturity, kind of personal identification, etc as

well as knowledge, understandings, actions, and skill. Inti dari pengertian

kompetensi tersebut lebih cenderung pada apa yang dapat dilakukan

10

seseorang/masyarakat daripada apa yang mereka ketahui (what people can

do rather than what they know).

Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir),

sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam

bentuk perbuatan. Dengan kata lain, kompetensi merupakan perpaduan dari

penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan

tugas/pekerjaannya. (Sagala, 2009:23)

Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Charles E. John

(1974) sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya (2011:17)

mengemukakan bahwa: competency as rational performance which

satisfactorily meets the objective for adesired condition (kompetensi

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan). Dengan demikian,

suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat

dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.

Menurut Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

bahwa syarat wajib seorang guru adalah memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dari beberapa definisi mengenai kompetensi pedagogik guru penulis

menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang

harus dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran yang berhubungan

dengan persiapan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, pemahaman

11

terhadap peserta didik, pengembangan dalam penggunaan media dan

sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran.

2.1.1.2 Aspek-Aspek Kompetensi

Menurut Sanjaya (2011:70-71) dalam bukunya strategi pembelajaran

berorientasi standar proses pendidikan bahwa dalam kompetensi sebagai

tujuan terdapat beberapa aspek, yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif.

Misalnya, seorang guru sekolah dasar mengetahui teknik-teknik

mengidentifikasi kebutuhan siswa dan menentukan strategi yang tepat

sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang

dimiliki oleh setiap individu. Misalnya, guru sekolah dasar bukan hanya

sekedar tahu tentang teknik mengidentifikasi siswa tapi juga memahami

langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses

mengidentifikasi tersebut.

3. Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan

secara praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Misalnya, kemahiran guru dalam menggunakan media dan sumber

pembelajaran dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, dan dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran.

4. Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap

individu. Nilai inilah yang selanjutnya akan menuntut setiap individu

dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Misalnya, nilai kejujuran,

kesederhanaan, keterbukaan, dan sebagainya.

12

5. Sikap (attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. Misalnya,

senang-tidak senang, suka-tidak suka dan lain sebagainya. Sikap erat

kaitannya dengan nilai yang dimiliki individu, artinya mengapa individu

bersikap demikian? Itu disebabkan nilai yang dimilikinya.

6. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan

sesuatu perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat menentukan

motivasi seseorang melakukan aktivitas tertentu.

Sesuai dengan aspek-aspek, maka tampak bahwa kompetensi sebagai

tujuan dalam kurikulum itu bersifat kompleks. Artinya, kurikulum

berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, kecakapan, nilai, sikap, dan minat siswa agar mereka dapat

melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai rasa tanggungjawab.

Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukan

hanya sekedar pemahaman akan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana

pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak

dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Sagala (2009:31-32) dalam bukunya kemampuan

profesional guru dan tenaga kependidikan yang dikutip dari Slamet PH

(2006) mengatakan bahwa kompetensi pedagogik terdiri dari Sub-

Kompetensi (1) berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait

dengan mata pelajaran yang diajarkan; (2) mengembangkan silabus mata

pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (3)

merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus

yang telah dikembangkan; (4) merancang manajemen pembelajaran dan

manajemen kelas; (5) melaksanakan pembelajaran yang pro-perubahan

13

(aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, dan menyenangkan); (6)

menilai hasil belajar peserta didik secara otentik; (7) membimbing peserta

didik dalam berbagai aspek, misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat,

minat, dan karir; dan (8) mengembangkan profesionalisme diri sebagai

guru.

Menurut Sagala (2009:32-33) dalam bukunya kemampuan

profesional guru dan tenaga kependidikan mengemukakan bahwa

kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena

kualitas guru haruslah di atas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek

intelektual meliputi (1) logika sebagai pengembangan kognitif mencakup

kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam

yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks.

Yaitu pengetahuan (kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah

dipelajari), pemahaman (kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu

hal), penerapan (kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari

untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata), analysis (kemampuan

menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur

organisasinya dapat difahami), sintesis (kemampuan memadukan bagian-

bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti), dan penilaian (kemampuan

memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern, kelompok,

ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu); (2) etika sebagai

pengembangan afektif mencakup kemampuan emosional dalam

mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan

emosional disusun secara hierarkis. Yaitu: kesadaran (kemampuan untuk

ingin memperhatikan sesuatu hal), partisipasi (kemampuan untuk turut

14

serta dan terlibat dalam sesuatu hal), penghayatan nilai (kemampuan untuk

menerima nilai dan terikat kepadanya), pengorganisasian nilai

(kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam dirinya), dan karakterisasi

diri (kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana sistem nilai yang

terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya); dan (3)

estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Yaitu terdiri dari: gerakan

refleks (kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang terjadi secara tak

sengaja menjawab sesuatu perangsang), gerakan dasar (kemampuan

melakukan pola-pola gerakan bersifat pembawaan, terbentuk dari

kombinasi gerakan-gerakan refleks). Kemampuan perseptual (kemampuan

menterjemahkan perangsang yang diterima melalui alat indera menjadi

gerakan-gerakan yang tepat). Kemampuan jasmani (kemampuan dan

gerakan-gerakan dasar merupakan inti memperkembangkan gerakan-

gerakan terlatih). Gerakan terlatih (kemampuan melakukan gerakan-

gerakan canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu) dan

komunikasi nondiskursif (kemampuan melakukan komunikasi dengan

isyarat gerakan badan).

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa aspek kompetensi

pedagogik guru perlu dimiliki oleh seorang guru untuk melakukan

pembaharuan atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya serta mampu untuk

mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan

menyenangkan.

15

2.1.1.3 Macam-Macam Kompetensi Guru

Menurut Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

bahwa syarat wajib seorang guru adalah memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Menurut Sanjaya (2011:17-20) dalam bukunya strategi

pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan menyatakan bahwa

sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang

guru, yaitu meliputi:

1. Kompetensi Pribadi

Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian

ideal. Karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau

panutan. Sebagai seorang model guru harus mempunyai kompetensi

yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian, diantaranya:

a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran

agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.

b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat

beragama.

c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan

sistem nilai yang berlaku di masyarakat.

d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru,

misalnya sopan santun dan tata karma.

e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

16

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan

yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan.

Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, sebab

langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh karena

itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi

ini. Beberapa kompetensi yang berhubungan dengan kompetensi ini

diantaranya:

a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya

paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai, baik tujuan

nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan

pembelajaran.

b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham

tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori

belajar, dan lain sebagainya.

c. Kemampuan dalam penguasaan materi mata pelajaran sesuai

dengan bidang studi yang diajarkan.

d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan

strategi pembelajaran.

e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan

sumber belajar.

f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

g. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.

17

h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang,

misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan

penyuluhan.

i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berfikir ilmiah

untuk meningkatkan kinerja.

3. Kompetensi Sosial Masyarakat

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai

anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:

a. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman

sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional.

b. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap

lembaga kemasyarakatan.

c. Kemampuan untuk menjalin kerjasama, baik secara individual

maupun secara kelompok.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan

materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Seperti halnya uraian diatas, dalam UU Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 mengemukakan bahwa kompetensi

guru itu mencakup kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Setiap kompetensi

dijelaskan dalan UU Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 28 Ayat 3 Butir a-d sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

18

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi

peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian

dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan,

orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang guru

haruslah memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Dengan memiliki empat kompetensi tersebut guru mampu

melaksanakan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang efektif dan

efisien. Guru profesional mampu memotivasi siswa untuk

mengoptimalkan potensinya dalam pencapaian stndar mutu pendidikan

yang telah ditetapkan.

2.1.2 Komponen-Komponen Kompetensi Pedagogik

Menurut Suyanto dan Asep Jihad (2013:41-42) dalam bukunya

menjadi guru profesional kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru

meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan

19

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci, tiap

subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut:

a. Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator esensial: memahami

siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif;

memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan

mengidentifikasi bekal ajar awal siswa.

b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan

untuk kepentingan pembelajaran, dengan indikator esensial: memahami

landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran;

menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa,

menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta

menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

c. Melaksanakan pembelajaran, dengan indikator esensial: menata latar

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dengan indikator

esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil

evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan

belajar; dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan

kualitas program pembelajaran secara umum.

e. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,

dengan indikator esensial; memfasilitasi siswa untuk pengembangan

berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

20

Sedangkan menurut Suprihatiningrum (2013:101-103) dalam bukunya

guru profesional menyatakan bahwa komponen kompetensi pedagogik

meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan

mengelola pembelajaran).

Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran

perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena guru

merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggungjawab

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan

program pembelajaran.

b. Pemahaman terhadap siswa

Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari siswa, yaitu

tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.

c. Perancangan pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik

yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran . perancangan

pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi

kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program

pembelajaran.

d. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih

baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku

ke arah yang lebih baik dan pembentukan kompetensi siswa. Umumnya

21

pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre-tes, proses, dan

post-test.

e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan

untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam

hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan

mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan

komputer yang dapat diakses oleh siswa.

f. Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan

pembentukan kompetensi siswa, yang dapat dilakukan dengan penilaian

kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan

sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.

g. Pengembangan siswa

Pengembangan siswa merupakan bagian dari kompetensi pedagogik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.

Pengembangan siswa dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara,

antara lain melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), pengayaan dan

remidial, serta bimbingan dan konseling (BK).

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa guru yang kompeten

adalah seorang guru yang mampu mengelola pembelajaran. Guru yang

memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mampu untuk memahami apa

yang dibutuhkan dan diinginkan oleh siswa dalam proses pembelajaran

tersebut.

22

2.1.3 Pengertian Guru Kelas

2.1.3.1 Pengertian Guru

Menurut Suprihatiningrum (2013:23-24) guru dikenal dengan al-

mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang bertugas memberikan

ilmu dalam majlis taklim. Artinya, guru adalah seseorang yang

memberikan ilmu. Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang

yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi tidak melihat

sisi lain sebagai pendidik dan pelatih). Namun, pada dinamika

selanjutnya, definisi guru berkembang secara luas. Guru disebut

pendidik profesional karena guru itu telah menerima dan memikul beban

dari orangtua untuk ikut mendidik anak. Guru juga dikatakan sebagai

seseorang yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah

atau swasta untu melaksanakan tugasnya, dan karena itu memiliki hak

dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di lembaga

pendidikan sekolah.

Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.

Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki

keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagai guru. Profesi guru

memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional,

yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pembelajaran dengan

berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga perlu pembinaan dan

pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan

prajabatan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru

diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya)

23

mengajar. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005

Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung

arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang

mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik

sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan

tertentu.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan menengah. Orang yang disebut guru

adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program

pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa

dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan

sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

2.1.3.2 Peran Guru

Menurut Pidarta (1997) dalam buku Guru Profesional peranan

guru/pendidik antara lain: (1) sebagai manajer pendidikan atau

pengorganisasian kurikulum; (2) sebagai fasilitator pendidikan; (3)

pelaksana pendidikan; (4) pembimbing dan supervisor; (5) penegak

disiplin; (6) menjadi model perilaku yang akan ditiru siswa; (7) sebagai

konselor; (8) menjadi penilai; (9) petugas tata usaha tentang administrasi

kelas yang diajarnya; (10) menjadi komunikator dengan orangtua siswa

dengan masyarakat; (11) sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi

secara berkelanjutan; (12) menjadi anggota organisasi profesi

pendidikan.

24

Tampubolon (2001) menyatakan peran guru bersifat

multidimensional, yang mana guru menduduki peran sebagai (1)

orangtua, (2) pendidik atau pengajar, (3) pemimpin atau manajer, (4)

produsen atau pelayanan, (5) pembimbing atau fasilitator, (6) motivator

atau stimulator, (7)peneliti atau narasumber. Peran tersebut dapat

bergradasi menurun, naik, atau tetap sesuai dengan jenjang tuntutannya.

Di lain pihak, Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru

di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan

sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil

pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran dan pembimbing siswa.

Dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga

(family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai

pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social

inovator), dan agen masyarakat (social agent). (Suprihatiningrum,

2013:27-28)

Menurut Sanjaya (2011:21-33) dalam bukunya strategi

pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan menyatakan

bahwa peran guru sebagai berikut: (1) guru sebagai sumber belajar, (2)

guru sebagai fasilitator, (3) guru sebagai pengelola, (4) guru sebagai

demonstrator, (5) guru sebagai pembimbing, (6) guru sebagai

motivator, dan (7) guru sebagai evaluator.

2..1.3.3 Standar Kompetensi Pedagogik Guru Kelas SD/MI

Berikut ini diuraikan konsep yang merupakan kompetensi dan

indikator sebagaimana dipublikasikan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) dengan rincian :

25

1. Menguasai karakteristik peserta didik

a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta

didik di kelasnya.

b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan

kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan

belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan

fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.

d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku

peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak

merugikan peserta didik lainnya.

e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi

kekurangan peserta didik.

f) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik

tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga

peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-

olok, minder, dsb.).

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik

a) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan

belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan

aktivitas yang bervariasi.

b) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik

terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan

26

aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat

pemahaman tersebut.

c) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas

yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda

dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran.

d) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi

kemauan belajar peserta didik.

e) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait

satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran

maupun proses belajar peserta didik.

f) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang

memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan

menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran

berikutnya.

3. Pengembangan kurikulum

a) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.

b) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan

silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik

dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.

c) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan

memperhatikan tujuan pembelajaran.

d) Guru memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan

tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan

usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d) dapat

27

dilaksanakan di kelas e) sesuai dengan konteks kehidupan

sehari-hari peserta didik.

4. Kegiatan belajar yang mendidik

a) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan

rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan

aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti

tentang tujuannya.

b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan

untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk

menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.

c) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi

tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar

peserta didik.

d) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai

tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan

yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih

dahulu peserta didik lain yang setuju atau tidak setuju dengan

jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang

jawaban yang benar.

e) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum

dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari

peserta didik.

f) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi

dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang

28

sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan

mempertahankan perhatian peserta didik.

g) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau

sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta

dapat termanfaatkan secara produktif.

h) Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang

dirancang dengan kondisi kelas.

i) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta

didik lain.

j) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara

sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai

contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi

pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya.

k) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual

(termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta

didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

5. Pengembangan potensi peserta didik

a) Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk

penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui

tingkat kemajuan masing-masing.

b) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang

mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan

dan pola belajar masing-masing.

29

c) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran

untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir

kritis peserta didik.

d) Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses

pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap

individu.

e) Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,

potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.

f) Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik

sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.

g) Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik

dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan

informasi yang disampaikan.

6. Komunikasi dengan peserta didik

a) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman

dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan

pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk

menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.

b) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua

pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,

kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi

pertanyaan/ tanggapan tersebut.

c) Guru menanggapinya pertanyaan peserta didik secara tepat,

benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi

kurikulum, tanpa mempermalukannya.

30

d) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat

menumbuhkan kerja sama yang baik antar peserta didik.

e) Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua

jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap

salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.

f) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik

dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk

menghilangkan kebingungan pada peserta didik.

7. Penilaian dan evaluasi

a) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang

tertulis dalam RPP.

b) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis

penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,

dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta

didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran

yang telah dan akan dipelajari.

c) Guru menganalisis hasil penilaian untuk meng-identifikasi

topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan

dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan

remedial dan pengayaan.

d) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan

merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran

selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal

31

pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan

sebagainya.

e) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan

rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang memaparkan “Kompetensi Pedagogik

Guru, diantaranya:

2.2.1 Hasil penelitian Putri Balqis, Nasir Usman, dan Sakdiah Ibrahim (2014)

dengan judul jurnal “Kompetensi Pedagogik Guru dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar”

menggunakan tiga komponen dalam penelitiannya yaitu aspek perencanaan

pembelajaran, proses pembelajaran, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2.2.2 Hasil penelitian Khoirotul Ummah, Aunillah, dan Lambang Kurniawan (2013)

dengan judul jurnal “ Analisis Kompetensi Guru Matematika Berdasarkan

Persepsi Siswa” menggunakan sepuluh komponen dalam penelitiannya yaitu

menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa, menciptakan suasana kelas

yang kondusif, menumbuhkan motivasi belajar siswa, menggunakan bahasa

yang komunikatif dalam menyampaikan materi, membangkitkan diskusi

(interaktif) dalam kelas, melibatkan siswa dengan menggunakan pertanyaan

yang mengarah pada konsep yang diberikan, memberikan masukan pada siswa

ketika mengalami kesulitan, menggunakan buku panduan (literatur) dalam

menyampaikan materi, melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan cara lisan,

tertulis, dan sikap serta membimbing siswa untuk mengembangkan materi

yang sudah diperoleh siswa.

32

Dari kedua penelitian yang telah dilakukan mengenai kompetensi pedagogik

guru, maka dalam penelitian ini peneliti ingin melakukan penelitian terhadap

Kompetensi “Pedagogik Guru Kelas di Sekolah Dasar Negeri Dadaprejo 1 Batu”

dengan menggunakan komponen yang berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu

dengan menggunakan tujuh komponen menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) antara lain: (1) Menguasai karakteristik peserta didik, (2) Menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik, (3) Pengembangan kurikulum, (4)

Kegiatan belajar yang mendidik, (5) Pengembangan potensi peserta didik, (6)

Komunikasi dengan peserta didik, (7) Penilaian dan evaluasi. Sedangkan hasil

penelitian terdahulu oleh Putri Balqis dkk menggunakan 3 komponen kompetensi

pedagogik dan hasil penelitian terdahulu oleh Khoirotul Ummah dkk menggunakan

sepuluh komponen kompetensi pedagogik.

Untuk persamaan dari ketiga penelitian ini adalah penelitian yang terkait

dengan kompetensi pedagogik guru.

33

2.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Pendekatan : Deskriptif kuantitatif sederhana

Deskripsi mengenai kompetensi pedagogik guru di SD Negeri Dadaprejo 1 Batu.

KOMPETENSI PEDAGOGIK

(1) Menguasai karakteristik peserta didik, (2) Menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik, (3)

Pengembangan kurikulum, (4) Kegiatan belajar yang mendidik,

(5) Pengembangan potensi peserta didik, (6) Komunikasi dengan

peserta didik, (7) Penilaian dan evaluasi.

KOMPETENSI GURU

Pengumpulan Data : Observasi, angket,

wawancara, dan dokumentasi Sumber data:

Guru kelas SD Negeri Dadaprejo 1

Batu

Analisis Data: Pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifika

si (Model Miles dan Huberman)