bab ii kajian teori 2.1. kompetensi guru -...

60
13 BAB II KAJIAN TEORI Dalam bagian ini akan menjabarkan mengenai pengertian dari setiap variable yang diteliti dalam penelitian. 2.1. Kompetensi Guru 2.1.1. Definisi Kompetensi Guru Pengertian kompetensi menurut Syukur (2015: 516) memiliki arti suatu gambaran tentang apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh seseorang dalam suatu pekerjaan yang berupa kegiatan, perilaku, dan hasil yang pada umumnya dapat ditunjukan atau diperlihatkan. Arti lain dari kompetensi menurut European Commission, (2013: 9) adalah kombinasi kompleks dari pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, nilai-nilai, sikap/ perilaku, dan keinginan yang membawa pada keefektifan, dan mewujudkan tindakan seseorang dalam bidang tertentu. Sedangkan pengertian kompetensi menurut Daryanto & Farid (2013: 86) adalah tingkat kemampuan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik untuk dapat berperan sebagai agen. Pengertian tersebut senada

Upload: nguyenhanh

Post on 29-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

13

BAB II KAJIAN TEORI

Dalam bagian ini akan menjabarkan mengenai

pengertian dari setiap variable yang diteliti dalam

penelitian.

2.1. Kompetensi Guru

2.1.1. Definisi Kompetensi Guru

Pengertian kompetensi menurut Syukur (2015:

516) memiliki arti suatu gambaran tentang apa yang

seharusnya dapat dilakukan oleh seseorang dalam

suatu pekerjaan yang berupa kegiatan, perilaku, dan

hasil yang pada umumnya dapat ditunjukan atau

diperlihatkan. Arti lain dari kompetensi menurut

European Commission, (2013: 9) adalah kombinasi

kompleks dari pengetahuan, ketrampilan, pemahaman,

nilai-nilai, sikap/ perilaku, dan keinginan yang

membawa pada keefektifan, dan mewujudkan tindakan

seseorang dalam bidang tertentu. Sedangkan

pengertian kompetensi menurut Daryanto & Farid

(2013: 86) adalah tingkat kemampuan minimal yang

harus dipenuhi oleh seorang pendidik untuk dapat

berperan sebagai agen. Pengertian tersebut senada

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

14

dengan pendapat Tigelar, dkk. (2004 dalam Chang Zhu,

dkk., 2013: 10) mengenai kompetensi, yaitu level atau

tingkatan integrasi pengetahuan, keahlian, dan sikap.

Kompetensi adalah suatu kebiasaan yang

menyediaan panduan terstruktur yang memungkinkan

adanyanya identifikasi, evaluasi, dan pengembangan

dari setiap individu (Panda, 2012: 33). Kompetensi

merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas-

tugas profesionalnya (Sagala, 2011: 23). Kompetensi

guru merupakan pengetahuan profesional, keahlian

profesional, dan nilai-nilai profesional yang dimiliki oleh

guru itu sendiri dan berhubungan dalam implementasi

kesuksesan pembelajaran (Spencer & Spencer, 1993

dalam Zhao & Zhang, 2016: 613). Pengertian tersebut

di dukung oleh Lui, Ge dan Liu, (2007: 66) yang

menyebutkan bahwa nilai-nilai profesional guru yang

disebut sebagai karakter individu, profesional etnik

dapat memperlihatkan kompetensi guru. Menurut

Syafii, (2016: 123) kompetensi guru merupakan

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan

layak. Ardiyansyah (2013: 40) menambahkan,

kompetensi guru merupakan suatu kemampuan

mutlak yang dimiliki oleh guru dan tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengakaran di

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

15

suatu satuan pendidikan. Kompetensi guru menurut

Sahertian (dalam Kheruniah, 2013: 108) memiliki tiga

definisi, yaitu:

1) Kompetensi guru adalah kemampuan guru dalam

mewujudkan tujuan pendidikan yang sudah direncana-

kan.

2) Kompetensi guru adalah karakteristik nyata dari kepribadian guru yang memperlihatkan kemampuan-

nya dalam menciptakan tujuan pendidikan.

3) Kompetensi guru adalah suatu tingkah laku untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Kompetensi yang dimiliki oleh pendidik yang

tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah

No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan dan ditindaklanjuti dalam Permendiknas

No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, maka kompetensi

yang harus ada pada guru adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi pedagogik, yang merupakan kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi-kan berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian, kompetensi ini mencermin-

kan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia.

3) Kompetensi professional, merupakan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik me-

menuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

standar nasional pendidikan.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

16

4) Kompetensi sosial, merupakan kemampuan pendidik

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi merupakan hal penting yang harus

dimiliki oleh guru, karena dengan kompetensi yang

tinggi maka guru dapat membantu siswa tidak hanya

dalam hal akademik, namun juga mengajari para siswa

untu belajar dengan cara yang tepat dan pantas untuk

menjadi siswa yang holistik (Mustafa, 2013: 90).

Penelitian W. S. Winkel (dalam Kheruniah, 2013: 108-

109) menunjukan bahwa kompetensi guru mem-

pengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Guru dengan

kompetensi yang baik akan mengajar dengan baik

sehingga siswa-siswi akan lebih bersemangat dan

termotivasi dalam belajar (Kheruniah, 2013: 109).

Syukur dan European Commision memiliki

pendapat yang senada mengenai kompetensi, yaitu

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang berupa

perilaku dalam suatu bidang pekerjaan. Namun,

pendapat Syukur lebih menekankan pada kegiatan

yang seyogyannya dilakukan oleh sesorang dalam

pekerjaan, sedangkan dalam European Commision

menekankan pada kombinasi komplek dari

pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya dalam

bidang tertentu. Pendapat Daryanto & Farid mengenai

kompetensi pun didukung oleh pendapat Tigelar, dkk

dalam Chang Zhu, dkk., yang menyebutkan bahwa

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

17

kompetensi merupakan tingkatan atau level

kemampuan seseorang, namun pendapat Daryanto &

Farid memfokuskan pada kemampuan seseorang yang

harus dicapai untuk berperan sebagai agen, sedangkan

pendapat Tagelar menakankan pada integrasi

pengetahuan, keahlian, dan sikap seseorang.

Panda mengungkapkan kompetensi merupakan

suatu kebiasaan yang menyediakan panduan

terstruktur yang memungkinkan adanya identifikasi,

evaluasi dan pengembangan kebiasaan dari individu,

sedangkan Sagala dan Spancer & Spancer memiliki

pendapat yang sama bahwa kompetensi guru

merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan

dan perilaku yang harus dimiliki oleh guru untuk.

Spancer & Spancer lebih khusus menekankan pada

pengetahuan professional, keterampilan professional

dan perilaku professional untuk kesuksesan pem-

belajaran, dan pendapat tersebut didukung oleh

pendapat dari Lui, Ge & Liu bahwa nilai-nilai

professional dapat memperlihatkan kompetensi guru.

Pendapat Syafii cukup berbeda dengan beberapa

pendapat sebelumnya, Syafii berpendapat bahwa

kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam

melaksanakan kewajibannya secara bertanggung

jawab. Ditambahkan oleh pendapat Sahertian, bahwa

kompetensi guru merupakan kemampuan guru, karak-

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

18

teristik guru dan tingkah laku guru untuk mewujudkan

tujuan pendidikan.

Dari pengertian-pengertian tersebut, kompetensi

guru merupakan kombinasi pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, pemahaman, nilai-nilai, sikap, karak-

teristik dan perilaku yang harus dimiliki oleh guru

dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya secara

bertanggung jawab dan layak, sehingga dapat

memberikan pembelajaran yang efektif, dapat

melaksanakan tugas-tugasnya dengan professional,

dan dapat mencapai tujuan dan kesuksesan

pembelajaran. Kompetensi guru terdiri dari empat

kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan

kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut

merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru

dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai guru.

Kompetensi guru merupakan hal yang penting untuk

dimiliki oleh guru, karena dengan memiliki kompetensi

maka guru dapat mengajar dengan baik, sehingga

dapat membantu siswa secara akademik. Selain itu,

guru juga dapat mengajari para siswa untuk belajar

dengan cara yang tepat dan pantas. Kompetensi guru

juga mempengaruhi motivasi belajar siswa, jika guru

memberikan pembelajaran yang baik dan memberikan

contoh yang baik, maka siswa pun akan termotivasi

untuk belajar lebih baik lagi dan menghasilkan hasil

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

19

belajar yang optimal. Tingkat kompetensi yang dimiliki

oleh guru dapat terlihat dengan keberhasilan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas

dan tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan.

Apabila pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih

kurang dari yang ditargetkan maka guru perlu

peningkatan kompetensi, namun jika target atau

tujuan pembelajaran telah terpenuhi maka guru telah

memiliki kompetensi yang baik.

2.1.2. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik guru mengacu pada

kinerja, pengetahuan, dan keahlian dalam proses

belajar mengajar yang termasuk dalam kemampuan

guru untuk mengatur proses belajar mengajar dari

perencanaan sampai tahap evaluasi (Cooper, 1986

dalam Syahruddin, dkk., 2013: 214). Implikasi dari

konteks pengetahuan pedagogik dapat diaplikasikan

dalam kegiatan mengajar sehari-hari, seperti menjaga

motivasi siswa, mata pelajaran yang relevan, dan

bentuk lain dari pengembangan siswa (Syahruddin,

dkk., 2013: 214). Sedangkan menurut Panda (2012:

34), kompetensi pedagogik dapat dideskripsikan

sebagai kemampuan dan keinginan untuk secara

regular menerapkan sikap, pengetahuan, dan keahlian-

keahlian untuk mempromosikan pembelajaran dari

guru dan murid. Uppsala University (2010: 10)

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

20

menambahkan bahwa kompetensi pedagogik guru

menyiratkan tujuan dan kerangka kerja guru yang

pasti melalui pengembangan dari pembelajaran dan

pengembangan profesionalisme, dukungan, dan

fasilitas pembelajaran yang terbaik secara ber-

kelanjutan. Kompetensi pedagogik juga mempelihatkan

kompetensi guru dalam memandang kolaborasi,

pandangan komprehensif, dan kontribusi dalam

pedagogik pada pendidikan yang lebih tinggi.

Kompetensi pedagogik guru meliputi 3 hal, yang

pertama kompetensi yang mendukung pembelajaran

siswa, kedua kompetensi yang termasuk pada

kemampuan guru untuk mengembangkan kemampuan

mereka dengan dukungan teori dan kebijakan

(beasiswa), dan ketiga kompetensi yang men-

deskripsikan awal kesuksesan (level terendah) dan

progres dari kompetensi pedagogik (Uppsala University,

2010: 11).

Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim

(2015: 2) adalah kemampuan untuk mengatur pem-

belajaran siswa yang termasuk dengan pemahaman

pembelajar, kerangka instruksi dan implementasi, hasil

evaluasi pembelajaran, dan pengembangan siswa untuk

mengaktualisasikan potensi mereka. Kompetensi

pedagogik guru merupakan kemampuan pengenalan

peserta didik yang meliputi (Sagala, 2011: 32):

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

21

1) Pemahaman wawasan guru pada landasan dan filsafat

pendidikan.

2) Guru memahami potensi dan keberagaan peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar

sesuai keunikan masing-masing peserta didik.

3) Guru mampu mengembangkan kurikulum/ silabus

baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi

dalam bentuk pengalaman belajar.

4) Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

5) Mampu melaksanakan pembelajaran menjadi aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

6) Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.

7) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik

melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstra-kurikuler

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan

pendidik menciptakan suasana dan pengalaman belajar

bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang

memenuhi kurikulum yang disiapkan (Sagala, 2011:

158-159), dengan ketentuan:

1) Memiliki pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan.

2) Memiliki pemahaman terhadap peserta didik.

3) Mampu mengembangkan kurikulum/ silabus.

4) Mampu menyusun rancangan pembelajaran.

5) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis.

6) Melakukan evaluasi hasil belajar dengan prosedur yang benar.

7) Mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

22

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(2006: 88 dalam Musfah, 2011: 30-31) kompetensi

pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan

peserta didik yang meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.

2) Pemahaman tentang peserta didik.

3) Pengembangan kurikulum/ silabus.

4) Perancangan pembelajaran.

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

6) Evaluasi hasil belajar.

7) Pengembangan peserta didik untuk mengaktuali-

sasikan berbagai potensi yang dimiliki.

Pengertian kompetensi pedagogik berdasarkan

Permendiknas No. 16 tahun 2007 mengenai standar

kualifikasi dan kompetensi guru, dijabarkan sebagai

berikut:

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, kultural, emosional, dan intelektual.

2) Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran.

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun

dengan peserta didik.

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

23

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

10) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kompetensi

pedagogik guru dapat diukur dari kemampuan

mengelola pembelajaran sesuai dengan bidang yang

diampu, pemahaman terhadap karakteristik siswa,

pengembangan potensi siswa, pemanfaatan penilaian

hasil belajar dan pemanfaatan media dalam

pembelajaran untuk mencapai kompetensi.

Kompetensi pedagogik berkaitan dengan tingkat

pemahaman para siswa, kerangka instruksi dan

implementasi dari pendidikan, evaluasi pembelajaran

dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan

potensi mereka (Hakim, 2015: 2). Pada penelitian yang

dilakukan oleh Hakim (2015: 11) ditemukan bahwa

kompetensi pedagogik memiliki dampak yang signifikan

dalam meningkatkan pembelajaran, terutama berkaitan

dengan penguasaan bahan ajar, kemampuan mengelola

pembelajaran dan komitmen untuk melakukan

pekerjaan yang baik. Implikasi dari kompetensi

pedagogik guru teraplikasikan dalam kegiatan

pembelajaran sehari-hari seperti terus memotivasi

siswa dalam belajar, memberikan nilai-nilai dalam

pelajaran dan beberapa pengembangan siswa, sehingga

dengan memiliki kompetensi pedagogik ini maka guru

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

24

dapat membantu siswa untuk berkembang dan belajar

lebih baik (Syahruddin, 2013: 214).

Kompetensi pedagogik menurut Soedijarto (2008:

199), perlu dimiliki oleh guru untuk menjadi guru yang

profesional dengan memiliki kompetensi sebagai

berikut:

1) Memiliki kemampuan merencanakan program pem-

belajaran.

2) Melaksanakan program pembelajaran.

3) Berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi peserta

didik.

4) Menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan umpan balik yang telah dikumpulkan secara sistematik.

Sedangkan menurut Coe, R., dkk. (2014: 2)

kompetensi pedagogik merupakan kompetensi penting

yang dimiliki oleh guru karena berkontribusi sangat

kuat terhadap pencapaian kompetensi siswa.

Dijelaskan oleh Coe, guru yang paling efektif adalah

guru yang memiliki pengetahuan yang dalam mengenai

mata pelajaran yang ia ajarkan (menguasai bahan ajar)

dan ketika pengetahuan guru berada dibawah standar

maka akan menjadi halangan bagi siswa dalam belajar.

Guru juga harus mengerti bagaimana siswanya berpikir

menngenai konteks pelajaran, dapat mengevaluasi gaya

berpikir siswanya dan mengidentifikasi kesalah-

pahaman siswa terhadap bahan yang baru mereka

pelajari. Kompetensi pedagogik merupakan komponen

utama yang berpengaruh terhadap kualitas

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

25

pembelajaran dan memberikan strong impact on

students outcome, sehingga menjadi sebuah proses yang

hebat, baik dalam mendorong partisipasi siswa

maupun dalam menjadi kompetensi yang ideal

(Rosyada, 2016: 1).

Pendapat Cooper lebih mengacu pada kinerja,

pengetahuan, dan keahlian guru dalam proses belajar

mengajar, sedangkan pendapat dari Shulman

menyebutkan pengetahuan pedagogik dapat di-

implikasikan dalam kegiatan belajar mengajar sehari-

hari. Sedangan pedapat Mulyasa lebih menekankan

pada pemahaman terhadap peserta didik dan

pengembangan kemampuan para peserta didik.

Kemudian pendapat Sagala dan Soedijarto berbeda

dengan pendapat Cooper dan Shulman, dimana Sagala,

Soedijarto, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan

Permendiknas sama-sama menekankan kompetensi

yang dimiliki guru dalam kompetensi pedagogik untuk

mewujudkan proses belajar mengajar yang profesional.

Lebih luas dijabarkan dalam Permendiknas No. 16

tahun 2007 mengenai standar kualifikasi dan

kompetensi guru bahwa kompetensi guru meliputi

pemahaman terhadap peserta didik secara fisik

maupun moral, melakukan pengembangan dalam

pembelajaran, memanfaatkan teknologi, berkomunikasi

dengan efektif, melakukan evaluasi dan reflektif

terhadap pembelajaran.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

26

Disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik

merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki

oleh guru untuk mengatur proses belajar mengajar,

mempromosikan pembelajaran dari guru dan murid,

mampu mengenal peserta peserta didik yang meliputi:

1) Pemahaman wawasan guru pada landasan dan filsafat

pendidikan.

2) Guru memahami potensi dan keberagaan dan

karakteristik peserta didik baik secara fisik moral,

kultural, emosional maupun intelektual.

3) Guru menguasi teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

4) Guru mampu mengembangkan kurikulum/ silabus.

5) Mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran

berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

6) Mampu melaksanakan pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, mendidik dan menyenangkan.

7) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan

memfasilitasi pengembangan potensi siswa dalam

pembelajaran.

8) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun.

9) Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan

memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.

10) Memanfaatkan penilaian dan evaluasi untuk

pembelajaran.

11) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

12) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik

melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstra-kurikuler

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

27

Dengan memiliki pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan dalam mengatur proses pembelajaran dari

persiapan hingga evaluasi, dan mampu mengenal

peserta didiknya maka guru dapat memberikan

pembelajaran secara profesional dan efektif.

Kompetensi pedagogik guru penting dimiliki oleh guru

untuk menjadi guru profesional.

Kompetensi pedagogik seorang guru penting

untuk dimiliki dan dikuasai oleh guru, dimana

kompetensi pedagogik dapat meningkatkan

pembelajaran dan berkaitan dengan tingkat

pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang

disampaikan, kerangka instruksi dan implementasi

pendidikan, evaluasi dan pengembangan siswa untuk

mengaktualisasikan potensinya. Selain itu, dengan

memiliki kompetensi pedagogik, maka guru dapat

membantu siswa dalam mengembangkan dirinya,

membantu pola atau gaya belajar siswa degan

memahami gaya pikir siswanya dan mengaktuali-

sasikan hasil belajarnya dan menghasilkan

pembelajaran yang hebat. Kompetensi pedagogik guru

dapat diukur dari kemampuan mengelola pembelajaran

sesuai dengan bidang yang diampu, pemahaman

terhadap karakteristik siswa, pengembangan potensi

siswa, pemanfaatan penilaian hasil belajar dan

pemanfaatan media dalam pembelajaran untuk men-

capai kompetensi.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

28

2.1.3. Standar Kompetensi Pedagogik Guru

Standar kompetensi guru berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007

mengenai standar kualifikasi akademik dan kompetensi

guru telah dikembangkan secara utuh dari empat

kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan professional. Kompetensi inti

dan indikator guru Mata Pelajaran di SMA/ MA dalam

bidang kompetensi pedagogik meliputi:

Tabel 2.1. Kompetensi inti dan indikator guru Mata Pelajaran

di SMA/ MA dalam bidang kompetensi pedagogik

No Kompetensi Inti Indikator 1 Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural,

emosional dan intelektual.

1.1. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-

emosional, moral, spiritual, dan latar belakang

sosial-budaya 1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam

mata pelajaran yang diampu

1.3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu

1.4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik

dalam mata pelajaran yang diampu

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik.

2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait

dengan mata pelajaran yang diampu

2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik

secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu

3 Mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan mata

pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

3.1. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

3.2. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu

3.3. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diampu

3.4. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan

pembelajaran

3.5. Menara materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik

peserta didik

3.6. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

29

No. Aspek Indikator 4 Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik

4.1. Memahami prinsip-prinsip perancangan

pembelajaran yang mendidik 4.2. Mengembangkan komponen-komponen

rancangan pembelajaran

4.3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,

laboratorium, maupun lapangan

4.4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelasm di laboratorium, dan di lapangan dangan

memperhatikan standar keamanan yang

dipersyaratkan 4.5. Menggunakan media pembelajaran dan sumber

belajar yang relevan dengan karakteristik peserta

didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh

4.6. Mengambil keputusan transaksional dalam

pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang

5 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran

5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran yang diampu

6 Memfasilitasi pengembangan

potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki.

6.1. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran

untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal

6.2. Menyediakan berbagai kegiaan pembelajaran

untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya

7 Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan peserta didik.

7.1. Memahami berbagai strategi berkomunukasi

yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain

7.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan

santun dengan pesera ddik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiata/permainan yang

mendidik yang terbangun secara siklikal dari a)

penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan

dan contoh, b) ajakan kepada peserta didik untuk

ambil bagian, c) respon peserta didik terhadap ajakan guru, dan d) reaksi guru terhadap respon

peserta didik, dan seterusnya

8 Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu

8.2. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar

yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu

8.3. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi

proses hasil belajar 8.4. Mengembangkan instumen penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar 8.5. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan dengan

menggunakan berbagai instrument 8.6. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil

belajar untuk berbagai tujuan

8.7. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

30

No. Aspek Indikator 9 Memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.1. Mengunakan informasi hasil penilaian dan

evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar 9.2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan

evaluasi untuk merancang program remedial dan

pengayaan 9.3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi

kepada pemangku kepentingan

9.4. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran

10 Melakukan tindakan reflektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran

10.1. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilaksanakan 10.2. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan

pengembangan pembelajaran dalam mata

pelajaran yang diampu 10.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata

pelajaran yang diampu

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (2010: 39-51), standar

kompetensi pedagogik guru ada 7 aspek dengan 45

indikator dijabarkan pada tabel 2.2. berikut:

Tabel 2.2. Standar Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran

No. Aspek Indikator 1. Menguasai karakteristik

peserta didik. Guru mampu mencatat dan

menggunakan informasi mengenai karakteritik peserta

didik untuk membantu proses

pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik,

intelektual, sosial, emosional,

moral, dan latar belakang sosial budaya

1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya,

2. Guru memastikan semua peserta didik mendapatkan

kesempatan untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.

3. Guru dapat mengatur situasi dan kondisi dikelas untuk

dapat memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik dan

kemampuan belajar yang berbeda-beda.

4. Guru mencoba untuk mengetahui penyebab penyimpangan perilaku yang dialami oleh peserta didik

untuk mencegah supaya perilaku tersebut tidak

merugikan peserta didik yang lainnya. 5. Guru membantu mengembangkan potensi dan

mengatasi kekurangan peserta didik.

6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu supaya dapat mengikuti kegiatan

pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak

termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

31

No. Aspek Indikator 2. Menguasasi teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik.

Guru dapat menetapkan berbagai

pendekatan, metode dan strategi, serta teknik pembelajaran yang

mendidik secara kreatif dan sesuai

dengan standar kompetensi guru. Guru dapat menyesuaikan metode

pembelajarannya dengan karakter

peserta didik dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar

1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk memahami materi pembelajaran sesuai dengan umur peserta didik dan kemampuan

belajarnya melalui proses belajar mengajar dan

aktivitas yang variatif 2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman materi

pembelajaran peserta didik dan menyesuaikan

kegiatan pembelajaran selanjutnya berdasarkan tingkat pemahaman para peserta didik.

3. Guru dapat memberikan penjelasan alasan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukannya, baik yang sesuai dan tepat maupun

yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan

pembelajaran, 4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk

memotiviasi kemauan belajar peserta didik,

5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan

memperhatikan tujuan pembelajaran dan proses

belajar peserta didik. 6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang

belum/kurang memahami dan menguasai materi

pembelajaran yang diajarkan dan menggunakan hal tersebut untuk memperbaiki rancangan

pembelajaran selanjutnya.

3. Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus

sesuai dengan tujuan kurikulum

dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan

serta keadaan pembelajaran. Guru

mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan peserta

didik

1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,

2. Guru merencanakan rancangan pembelajaran yang

sesuai dengan silabus untuk membahas materi pelajaran supaya peserta didik dapat mencapai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan,

3. Guru mengikuti materi pembelajaran sesuai urutannya dengan memperhatikan tujuan

pembelajaran,

4. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan

mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat

kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat diaplikasikan di dalam kelas dan (5) sesuai dengan

konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

32

No. Aspek Indikator 4. Kegiatan pembelajaran yang

mendidik. Guru dapat menyusun dan

melaksanakan rencana

pembelajaran yang telah dirancang, yang mendidik peserta

didik dengan lengkap. Guru dapat

mengaplikasikan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan

peserta didik. Guru mampu

menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan

sumber belajar sesuai dengan

karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru dapat memanfaatkan

dan menggunakan teknologi

informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan proses belajar

mengajar

1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai

dengan rancangan yang telah disusun dengan lengkap dan pelaksanaan kegiatan tersebut

mengindikasikan bahwa guru telah mengerti tujuan

pembelajarannya. 2. Guru melaksanakan proses belajar mengajar yang

bertujuan untuk membantu proses belajar para

peserta didik, bukan untuk mengetes yang dapat membuat peserta didik menjadi tertekan,

3. Guru menginformasikan hal baru (misalkan

tambahan materi) sesuai dengan umur dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,

4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta

didik sebagai suatu proses pembelajaran, bukan sebagai kesalahan yang harus dibenarkan. Misalnya:

dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik

lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban suatu pertanyaan, sebelum memberikan penjelasan

mengenai jawaban yang benar

5. Guru melakukan proses belajar mengajar sesuai isi kurikulum dan menghubungkannya dengan konteks

kehidupan sehari-hari peserta didik,

6. Guru melaksanakan proses belajar mengajar yang variatif dengan waktu yang cukup untuk kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan umur dan tingkat

kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,

7. Guru mengelola kelas secara efektif tanpa

mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan

secara produktif,

8. Guru mampu memanfaatkan audio visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta

didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan dengan situasi dan kondisi kelas,

9. Guru memberikan kesempatan yang banyak kepada

peserta didik untuk bertanya, berinteraksi dan mempraktekan dengan peserta didik lainnya,

10. Guru mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar

secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambahkan

informasi baru setelah pemahaman peserta didik

terhadap materi sebelumnya dievaluasi, dan 11. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau

audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan

motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

33

No. Aspek Indikator 5. Pengembangan potensi

peserta didik.

Guru mampu menganalisis

potensi belajar setiap peserta

didik dan mengidentifikasi perkembangan potensi peserta

didik melalui program

pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan

potensi akademik, kepribadian,

dan kreativitas peserta didik sampai mendapatkan bukti

jelas peserta didik telah

mengaktualisasikan potensinya.

1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala

bentuk penilaian terhadap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing.

2. Guru merencanakan dan melakukan proses belajar

mengajar yang memotivasi peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-

masing.

3. Guru merencanakan dan melakukan proses belajar mengajar untuk memunculkan daya kreativitas dan

kemampuan berfikir kritis peserta didik.

4. Guru aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada

setiap peserta didik.

5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar mengenai minat dan bakat, serta potensi dan kendala belajar

masing-masing peserta didik.

6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.

7. Guru memusatkan perhatian pada interaksinya dengan

peserta didik dan mendorong untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikannya.

6. Komunikasi dengan peserta

didik.

Guru dapat berkomunikasi secara empatik, efektif dan

santun dengan peserta didik dan bersikap positif dan

antusias. Guru

dapat memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada

pertanyaan dan komentar

peserta didik

1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui

pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,

termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan

pengetahuan dan ide mereka. 2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua

pertanyaan dan tanggapan peserta didik tanpa

menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk mengklarifikasi atau membantu peserta didik dalam

menyampaikan pertanyaan/tanggapannya.

3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik dengan benar, tepat, dan mutakhir sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukan

peserta didik yang bertanya. 4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat

menumbuhkan kerja sama yang baik antar peserta

didik. 5. Untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik,

guru mendengarkan dan memberikan perhatian

terhadap semua jawaban dari peserta didik, baik jawaban yang benar maupun yang dianggap salah.

6. Untuk menghilangkan kebingungan peserta didik, guru

memberikan perhatian terhadap pertanyaan dari peserta didik dan menanggapinya dengan lengkap dan relevan.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

34

No. Aspek Indikator 7. Penilaian dan Evaluasi.

Guru dapat menyelenggarakan

penilaian proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan. Guru

melakukan evaluasi atas

efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan

informasi hasil penilaian dan

evaluasi untuk merencanakan program remedial dan

pengayaan. Guru dapat

menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses

pembelajarannya

1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi

tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.

2. Guru melakukan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang

dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta

dampaknya kepada peserta didik, terkait tingkat pemahaman materi pembelajaran yang telah dipelajari

dan yang akan dipelajari.

3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang susah

sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan

setiap peserta didik untuk keperluan pengayaan dan remedial.

4. Guru memanfaatkan masukan peserta didik dan

merefleksikannya dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui jurnal,

catatan pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi

tambahan, dan sebagainya. 5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan

penyusunan rencana pembelajaran yang hendak

dilakukan selanjutnya.

Kompetensi pedagogik penting dimiliki oleh guru

karena akan menghindarkan guru dari kegiatan

pembelajaran yang bersifat monoton, tidak disukai

siswa dan membuat siswa kehilangan minat serta daya

serap dan konsentrasi belajarnya (Saryati, 2014: 676-

677). Kompetensi pedagogik berhubungan dengan

keputusan siswa untuk belajar lebih giat dan bermakna

atau biasa-biasa saja, dan beberapa manfaat

kompetensi pedagogik bagi siswa adalah yang pertama

jika guru dapat memahami peserta didik dengan

memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif

siswa maka siswa dapat 1) terpenuhi rasa ingin

tahunya, 2) memiliki keberanian berpendapat dan

kemampuan menyelesaikan masalah, 3) merasa

gembira dalam kegiatan belajarnya. Kedua, jika guru

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

35

dapat memahami prinsip-prinsip perkembangan

kepribadian siswa dan memanfaatkannya, maka siswa

akan 1) memiliki kepribadian mantap dan memiliki

rasa percaya diri, 2) memiliki sopan santun dan taat

pada peraturan, dan 3) siswa tumbuh jiwa

kepemimpinan dan mudah beradaptasi. Kemampuan

pedagogik guru juga akan mengarah pada kemampuan

guru dalam menyusun rancangan dan melaksanakan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi,

karakteristik, dan kebutuhan siswa dalam belajar,

sehingga siswa dapat tercapai ketuntasan belajar

secara optimal dan siswa dapat meraih prestasi yang

membanggakan (Saryati, 2014: 676-678).

Kompetensi pedagogik memiliki beberapa sub-

kompetensi yaitu:

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, sosial, budaya, kultural, emosional dan

intelektual.

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3) Mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan

mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dan

membantu pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikannya.

7) Berkomunikasi secara empatik. efektif, dan santun

dengan para peserta didik.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

36

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar.

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10) Melakukan tindakan yang reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.

Kompetensi tersebut dapat diterapkan secara tim,

kelompok, komunitas maupun individu untuk

Pengembangan kompetensi individu (jangka panjang),

meningkatkan motivasi, mengembangkan individu,

kelompok dan administrasi yang bertanggung jawab,

pengembangan dari komunikasi interpersonal,

pengembangan/ peningkatan dari model kurikulum,

dan pengembangan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik tersebut perlu dimiliki oleh guru

untuk menghindarkan guru dari pembelajaran yang

monoton dan dapat membantu perkembangan kognitif

siswa, dan mengarah pada kemampuan guru dalam

menyusun rancangan dan melaksanakan strategi

dalam belajar, sehingga siswa dapat mencapai

ketuntasan belajar dan mendapat prestasi yang

membanggakan.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

37

2.1.4. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru

Peningkatan kompetensi pedagogik guru dapat

dilakukan melalui berbagai cara seperti mengikuti

organisai-organisasi keguruan seperti MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan mengikuti

kursus kependidikan untuk mengembangkan dan

menambah keterampilan guru. Sedangkan upaya yang

dapat dilakukan oleh lembaga atau sekolah untuk

meningkatkan kompetensi pedagogik guru dengan

mengadakan lokakarya (workshop), dan mengadakan

penataran guru, selain itu mengadakan supervisi

pembelajaran (kunjungan antar kelas), dan

mengadakan rapat sekolah (Saryati, 2014: 678-680).

Pernyataan Suryati tersebut didukung oleh Suhaemi &

Aedi (2015: 242) yang menyatakan beberapa indikator

yang memperlihatkan kualifikasi guru adalah dengan

mengikuti seminar, workshop, dan menerbitkan jurnal

baik nasional ataupun internasional. Penelitian lainnya

juga menunjukan bahwa guru dari berbagai bidang

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

untuk meningkatkan kualitas mengajar mereka (Liu

2011; Donnelly, dkk., 2011 dalam Khan, 2014: 21).

Peningkatan kualitas pedagogik guru juga dapat

dilakukan dengan metode Lesson Study, metode

berbasis praktik yang dilakukan oleh para guru sendiri

dan sikap saling belajar dengan metode praktik

(Tedjawati, 2011: 483). Selain itu, hubungan yang baik

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

38

antara guru dengan murid dapat membuat suasana

belajar menjadi lebih kondusif, suasana belajar menjadi

lebih komunal, dan memperkuat kesetiaan atau

ketaatan sehingga proses belajar mengajar akan

semakin efektif. Kemudian, peran serta orang tua juga

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

performa siswa yang menjadi salah satu faktor dalam

mutu sekolah (OECD, 2010: 88-98). Selain itu, untuk

meningkatkan kompetensi pedagogik guru, guru

bersama-sama dengan rekan guru dapat melakukan

beberapa kegiatan seperti action research (penelitian

tindakan), study groups (belajar kelompok), case

discussion (diskusi kasus), dan lesson study

(Departement of Education & Training, 2005: 10).

Peningkatan kompetensi pedagogik guru juga

melibatkan peran pemimpin kepala sekoah. Sebagai

pemimpin pendidikan, kepala sekolah hendaknya dapat

memahami dan memanfaatkan persamaan dan

perbedaan di antara guru dan personil pendidikan

lainnya untuk membangkitkan motivasi atau dorongan

untuk mencapai tujuan bersama (Handoko, 2005

dalam Musadad, 2010: 145). Kepemimpinan seorang

pemimpin dalam suatu lembaga merupakan kunci

utama dalam proses belajar dan mengajar, dimana

kepala atau pemimpin bertanggung jawab untuk

mengatur, mengembangkan dan mengevaluasi guru-

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

39

guru untuk meningkatkan kompetensi guru (Radinger,

2014: 378-394).

Menurut Fullan & Langworthy (2014: 11) dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru perlu

melibatkan peran serta dari siswa. Siswa pada saat ini

jarang sekali suka mendengarkan penjelasan guru,

namun siswa ingin terlibat aktif dan menentukan

langkah mereka sendiri dalam belajar, membicarakan

pelajaran mereka sendiri dan teknologi menjadi alat

untuk siswa berinteraksi dengan dunia disekitar

mereka. Hal tersebut menambahkan bahwa dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru, guru perlu

bekerja sama dengan siswa, sehingga guru dapat

memahami pola pikir siswa dan dapat mengembangkan

pembelajarannya.

Selain upaya yang dilakukan untuk peningkatan

kompetensi pedagogik guru dari interen, perlu adanya

dukungan dari luar. Dukungan dari luar sekolah

seperti dukungan dari Pemerintah atau Dinas

Pendidikan dengan mendukung guru untuk melakukan

beberapa penelitian terkait dengan pembelajaran,

finansial, mentoring dan meningkatkan penilaian guru

supaya guru dapat terus meningkatkan kualitasnya

(Wilson, dkk., 2009: 1-9).

Dalam meningkatkan kompetensi pedagogik

guru, upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan

melakukan pelatihan, seminar, workshop, dan lesson

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

40

study. Selain itu, peran kepala sekolah sebagai

pemimpin juga penting untuk membangkitkan motivasi

kepada para guru untuk mencapai tujuan bersama.

Kemudian, hubungan yang baik antara guru dan murid

juga penting untuk meningkatkan kompetensi guru

dalam pembelajaran dan juga dukugan dari pihak

eksternal seperti dukungan dari pemerintah dan

yayasan.

2.2. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru

2.2.1. Rencana Strategi

Strategi menurut Chandler (dalam Rangkuti,

2016: 3) merupakan alat bantu perusahaan untuk

mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan

tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta

prioritas alokasi sumber daya. Sanjaya (2006: 126)

berpendapat bahwa strategi adalah cara yang

digunakan untuk memperoleh keberhasilan dalam

mencapai tujuan. Strategi menurut Sukmadinata

(2008: 38) merupakan rencana, tindakan umum jangka

panjang yang mengarahkan perumusan kebijakan dan

program-program tindakan organisasi. Pendapat

Sukmadinata didukung oleh pendapat Sagala (2007:

137) yang menyebutkan bahwa strategi merupakan

rencana yang dapat dijadikan dalam bekerja, berjuang

dan berbuat guna memperoleh kemenangan dalam

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

41

bersaing. Sedangkan Purwanto (2007: 74) menjelaskan

bahwa strategi adalah recana yang disatukan

menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan

strategi sekolah dengan tantangan lingkungan yang

dirancang untuk memastikan tujuan utama sekolah

dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat.

Chandler, Sanjaya, Sukmadinata, Sagala dan

Purwanto sama-sama berpendapat bahwa strategi

merupakan suatu cara, metode ataupun rencana yang

dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Pendapat

Chandler lebih berfokus pada alat bantu untuk

mencapai tujuan dan jangka panjang, sedangkan

Sanjaya berfokus pada metode yang akan digunakan

untuk kesuksesan dalam mencapai tujuan,

Sukmadinata, Salaga, dan Purwanto sama-sama

berfokus pada rencana organisasi untuk kemenangan

bersaing.

Organisasi CIRR ICD (2005: 44) menambahkan

bahwa rencana strategis adalah proses disiplin untuk

membuat kunci keputusan dan meyetujui tindakan

yang akan membentuk dan membimbing apa yang

dilakukan suatu organisasi, dan mengapa

melakukannya. Farrah, dkk. (2014: 4) menambahkan,

rencana strategis merupakan landasan dari setiap

kepentingan yang sama dalam komunitas atau

organisasai dan tanpa rencana strategis maka

organisasi tidak tahu arah pergerakan atau tujuan dari

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

42

organisasi. Pendapat Farrah, dkk. senada dengan

pendapat Rangkuti (2016: 3) yang menyatakan bahwa

tujuan utama dari rencana strategis adalah agar

organisasi dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi

internal dan eksternal, sehingga organisasi dapat

mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.

Rangkuti menambahkan, rencana strategis penting

untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki

produk yang sesuai dengan keinginan konsumen

dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang

ada.

Rencana strategi disebut juga manajemen strategi

yang dapat didefinisikan sebagai perumusan dari seni

dan pengetahuan, implementasi dan evaluasi dari

keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu

organisasi untuk mencapai tujuannya (David, 2007: 6).

David menambahkan, dari pengertian tersebut,

manajemen strategis berfokus mengintegrasikan

manajemen pemasaran, keuangan/ akuntansi,

produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan, dan

sistem informasi untuk mencapai keberhasilan

organisasi. Tujuan dari manajemen strategi adalah

untuk mendaya gunakan dan menciptakan peluang

baru dan berbeda untuk masa depan, perencanaan

jangka panjang, berbeda, dan terus mencoba untuk

mengoptimalkan tren saat ini. Pendapat Prawirosentono

& Rimasari (2014: 7) senada dengan pendapat David,

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

43

manajemen strategi adalah ilmu dan seni untuk

menyinergikan berbagai sumber daya yang dimiliki

organisasi secara proporsional sehingga dapat diambil

rangkaian keputusan stratejik untuk mencapai tujuan

organisasi secara optimum dengan memperhatikan

lingkungan hidup. Ketchen (2009: 22) mendefinisikan

manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan

aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan

dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Dalam strategi, terdapat 2 konsep strategi yang

dirumuskan menurut Rangkuti (2016: 5), yaitu

Distinctive Competence dan Competitive Advantage.

Distinctive Competence adalah tindakan yang dilakukan

oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih

baik dibandingkan dengan pesaingnya. Sedangkan

Competitive Advantage adalah kegiatan spesifik yang

dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul

dibandingkan dengan pesaingnya. Sedangkan menurut

Farrah, dkk. (2014: 4) konsep penting dalam rencana

strategis adalah mengerti bahwa suatu organisasi

harus maju, semua anggota harus bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati.

Dari pengertian-pengertian tersebut, maka

rencana strategi merupakan suatu cara atau metode

atau alat bantu, rencana yang disatukan menyeluruh

dan terpadu dalam suatu organisasi untuk memperoleh

kesuksesan, keberhasilan atau kemenangan dalam

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

44

mencapai tujuan dengan mendaya gunakan berbagai

sumber daya yang ada dan mempertahankan

keunggulan kompetitif. Rencana strategis perlu dimiliki

oleh suatu organisasi sebagai arah pergerakan dan

tujuan yang harus dicapai dari sebuah organisasi.

Dengan adanya rencana strategis maka organisasi

dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal

dan eksternal yang ada, sehingga organisasi dapat

mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal dan

mencapai keunggulan bersaing, serta memiliki produk

yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan

dukungan optimal dari sumber daya yang ada. Konsep

penting dari organisasai adalah mengerti bahwa suatu

organisasi harus maju, semua anggota harus bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

Berdasarkan pengertian strategi yang telah

dikemukanan tersebut, maka strategi peningkatan

kompetensi pedagogik guru merupakan suatu cara atau

metode atau rencana yang menyeluruh dan terpadu

untuk mencapai kemampuan guru yang optimal dalam

bidang kompetensi pedagogik, yaitu guru mampu

menciptakan suasana belajar mengajar dan

pengalaman belajar yang bervariasi dalam pengelolaan

peserta didik, yang meliputi, memiliki pemahaman

wawasan atau landasan kependidikan, memiliki

pemahaman terhadap peserta didik, mampu

merencanakan dan mengembangkan program

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

45

pembelajaran/ kurikulum, mampu merancang dan

melaksanakan program pembelajaran yang mendidik

dan dialogis, mendiagnosis berbagai hambatan dan

masalah yang dihadapi peserta didik, melakukan

evaluasi hasil belajar dan menyempurnakan program

pembelajaran berdasarkan umpan balik yang telah

dikumpulkan secara sistematik, mampu mengem-

bangkan potensi peserta didik. Rencana strategis

penting untuk dimiliki oleh organisasi dalam mencapai

tujuan organisasi dan mencapai keberhasilan

organisasi dengan perencanaan jangka panjang dan

program-program jangka panjang dengan

menyinergikan berbagai sumber daya yang dimiliki

organisasi secara proposional dan terus mencoba tren

saat ini sehingga dapat diambil keputusan stratejik

untuk mencapai tujuan dan kesuksesan organisasi.

2.2.2. Langkah-langkah Pengembangan Strategi

atau Rencana Strategi

Dalam melakukan pengembangan ada 10

tahapan menurut Borg & Gall (1983: 775), yaitu:

1) Research and information collecting

Studi literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang dikaji dan pengukuran kebutuhan

dalam penelitian skala kecil, dan juga persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian.

2) Planning

Rencana penelitian disusun dengan merumuskan

keahlian serta kecakapan yang berhubungan dengan

permasalahan, menentukan tujuan setiap tahapan, desain penelitian dan dilakukannya studi kelayakan

terbatas.

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

46

3) Develop preliminary form of product

Mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang

akan dihasilkan. Pada tahap ini terdapat persiapan komponen pendukung serta menyiapakan buku

petunjuk dan buku, serta melakukan evaluasi

kelayakan alat-alat pendukung.

4) Preliminary field testing

Tahap ini dilakukannya uji coba lapangan terbatas

dengan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan 6-12 subyek. Pengumpulan dan analisis data dapat

dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau

angket.

5) Main product revision

Perbaikan produk awal berdasarkan hasil uji coba awal dan dapat dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan

hasil uji coba terbatas hingga diperoleh draft produk

utama yang siap diuji coba lebih luas.

6) Main field testing

Uji coba utama yang melibatkan jumlah sekolah yang

lebih luas, 5-15 sekolah, dan subjek 30-100 orang. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif. Hasil

dari uji coba utama berbentk evaluasi pencapaian hasil

uji coba (Desain model) yang dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Umumnya tahapan ini menggunkan

rancangan penelitian eksperimen.

7) Operational product revision

Dilakukannya perbaikan hasil uji coba utama sehingga

produk yang dikembangkan berupa desain model yang

siap untuk di validasi.

8) Operational field testing

Uji validasi model operasional yang sudah dihasilkan dilaksanakan pada 10-30 sekolah dengan subjek 40-

200. Angket, wawancara, observasi merupakan cara

pengujian dengan analisis hasilnya. Langkah ini

bertujuan untuk menentukan suatu model yang

dikembangkan siap digunakan tanpa pendampingan dari peneliti.

9) Final product revision

Perbaikan akhir yang dilakukan terhadap model untuk

hasil akhir atau produk akhir.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

47

10) Dissemination and implementation

Penyebarluasan produk yang dikembangkan pada

masyarakat luas dalam kancah pendidikan. Langkah ini menekankan pada mensosialisasikan dan

mengkomunikasikan temuan baik dalam seminar,

publikasi jurnal maupun pemaparan kepada

stakeholder’s yang berhubungan dengan temuan

penelitian.

Sedangkan menurut Draganidis, dkk. (2006: 51-

64) terdapat 9 langkah dalam mengembangkan model,

yaitu:

1) Membentuk tim penyusun model (Creation of Model Sistems Team (CST)), yang terdiri atas orang-orang yang

akan mendalami dalamnya suatu pekerjaan yang terdapat dalam model tersebut, biasanya terdiri dari

eksekutif, manajer, dan pemilik dan mereka ber-

tanggungjawab secara keseluruhan.

2) Identifikasi matrik kinerja dan memvalidasi sampel (Identification of performance Metrics and Validation Sample), menentukan skala untuk menentukan tingkat

superior, menengah dan terbatas untuk pekerjaan

dalam model.

3) Daftar kebutuhan tentatif (Development of Tentative Needs List) dikembangkan, CST melakukan pe-

ngembangan draft kompetensi awal yang nantinya

digunakan sebagai dasar pembentukan model.

Pengembangan daftar kebutuhan akan sukses dengan mempertimbangkan organisasi lain yang telah dibuat

serta dipadukan dalam strategi organisasi.

4) Menentukan kompetensi dan indikator perilaku (Definition of Models and Process Indicators), pada tahap

ini, informasi mengenai komponen model yang

dibutuhkan untuk menyusun model melalui diskusi kelompok dan survey lapangan.

5) Mengembangkan inisial model (Development of an Initial Model), CST mengembangkan initial kebutuhan model

berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah

dianalisa secara kuantitatif dan analisa isi sesuai

dengan topik interview dan hasil diskusi kelompok.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

48

6) Cross-Check of Initial Model atau mengadakan

pengecekan pada initial model, sangat perlu untuk

mengecek ulang dengan cara mewawancarai pelaksana

atau membuat tambahan kelompok diskusi dengan orang yang tidak terlibat pada model yang telah

dilaksanakan sebelumnya.

7) Model Refinement, pensortiran model. Analisa yang

dilakukan sama seperti yang digunakan pada pe-

ngembangan inisial model.

8) Validation of the Model, validasi model yang sudah

dikembangkan untuk mendapatkan pengukuhan.

9) Finalize the Model, menyempurnakan model dengan

menyingkirkan beberapa komponen dan proses yang

tidak ada hubungannya dengan tujuan model.

Menurut Mulyasana (2012: 120) dalam

merumuskan strategi yang tepat dibutuhkan langkah-

langkah yang cermat dan dapat dipertanggung-

jawabkan, dijelaskan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi rencana kegiatan, tujuan, dan arah

kegiatan, serta aksi program yang akan dilaksanakan.

2) Menetapkan standar mutu penggunaan strategi.

Dengan standar ini, dianalisis seluruh komponen yang terlibat kegiatan, apakah komponen-komponen tersebut

layak atau tidak. Bila sebagian yang tidak layak perlu

perbaikan, tetapi bila yang tidak layak semua

komponen, maka perlu penataan strategi.

3) Mengidentifikasi situasi lingkungan khususnya yang berkaitan dengan peluang, ancaman, hambatan dan

tantangan internal mauun eksternal. Apakah

lingkungan itu mendukung semuanya, sebagian, atau

sama sekali tidak mendukung. Bila semuanya tidak

mendukung, maka perlu penyusunan strategi baru

yang diperkirakan cocok dengan kondisi lingkungan.

4) Menganalisis berbagai kelemahan dan kesenjangan,

baik kesenjangan anatara tuntutan dengan

kemampuan, antara harapan dan kenyataan, antara

sasaran dan strategi, maupun antara peluang dan

ancaman.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

49

5) Melakukan riset masa depan dan sekaligus mempelajari

sifat dan arah perubahan yang diperkirakan akan

berpengaruh langsung terhadap dinamika usaha

6) Menyusun strategi alternatif yang mampu menjawab

berbagai tantangan perubahan. Strategi ini harus

disusun secara fleksibel dan mampu menjawab

tantangan dan permasalahan yang kemungkinan akan

timbul dimasa depan.

Menurut Sugiyono (2014: 408-409) terdapat 10

tahapan pengembangan strategi yang dapat digunakan

dalam mengembangkan rencana strategis peningkatan

mutu, sebagai berikut:

Gambar 2.1. Langkah-langkah Pengembangan Renstra,

Sugiyono (2014)

Dalam penelitian ini hanya dibatasi sampai pada

tahap yang keenam, yaitu uji kelayakan desain

bersama dengan kepala sekolah, pengawas sekolah dan

pakar, dan kemudian dimodifikasi dengan adanya

kesepakatan dengan sekolah.

1) Potensi dan Masalah

Potensi merupakan segala sesuatu yang jika digunakan

memiliki nilai tambah, dan masalah merupakan

penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah ditunjukkan dengan data

yang empirik dan terbaru.

Potensi

dan

masalah

Desain

Produk

Uji

Kelayakan

Validasi

Desain

Revisi

Desain

Revisi

Produk

Uji Coba Revisi

Produk

Produksi

Pengumpu

lan data

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

50

2) Pengumpulan Data

Potensi dan masalah yang telah dikumpulkan secara

faktual kemudian dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan suatu strategi

sebagai pemecahan terhadap masalah tersebut. Data

yang diperlukan dapat diperoleh melalui wawancara,

observasi, studi dokumen, dan FGD (Forum Group

Discussion).

3) Desain Produk Produk yang dihasilkan adalah rencana strategis yang

dapat dijadikan sebagai pedoman peningkatan mutu

sekolah. Rencana strategis ini masih bersifat hipotik

karena keefektifitasannya dapat diketahui setelah

pengujian.

4) Validasi Desain

Validasi desain dilakukan sebagai proses kegiatan

untuk menilai apakah rencana strategis yang dibuat

secara rasional akan efektif digunakan sebagai usaha

peningkatan mutu. Dalam validasi data ini

menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli untuk menilai desain tersebut, selanjutnya dapat diketahui

kelemahan dan kekuatan.

5) Revisi Desain

Setelah rencana strategi tersebut divalidasi, akan dapat

diketahui kelemahan dari rencana strategi tersebut, selanjutnya dicoba untuk diperbaiki, dimana Peneliti

bertugas untuk memperbaiki rencana strategi tersebut

yang nantinya akan menghasilkan rencana strategis

yang dapat diberikan kepada sekolah sebagai

peningkatan mutu.

6) Uji Kelayakan Rencana strategi yang telah dibuat tidak dapat

langsung diuji coba, namun harus divalidasi dan

direvisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan

simulasi, seteah itu di uji cobakan.

7) Revisi Produk Dalam revisi produk di lakukan untuk mencari

efektivitas dan efisiensi sistem kerja baru dengan cara

membandingkan strategi lama dengan strategi baru.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

51

8) Uji Coba Produk

Setelah pengujian terhadap strategi berhasil dan

mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting maka selanjutnya strategi yang baru itu dapat diterapkan di

sekolah. Dalam pelaksanaan strategi tersebut tetap

harus dinilai kekurangan/ hambatan yang muncul

untuk perbaikan lebih lanjut.

9) Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam pelaksanaan strategi di sekolah terdapat kekurangan dan

kelemahan, maka dalam uji oemakaian selalu

mengevaluasi begaimana strategi itu diterapkan.

10) Pembuatan Produk Masal

Bila strategi peningkatan mutu tersebut telah dinyaakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka

strategi tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga

pendidikan.

Kementrian Pendidikan Nasional (2010: 1-67)

merumuskan suatu strategi terdapat beberapa

tahapan, yaitu:

1) Memahami konsep perencanaan

Tahap dimana para pemangku kepentingan dapat

memahami konsep perencanaan yang akan dibuatnya.

2) Memahami konsep rencana strategis Memberikan pemahaman tentang konsep, arti penting,

dasar hukum serta sistematika renstra.

3) Pemutahiran profil layanan

Meningkatkan pemahaman penyusunan profil pe-

layanan dan belanja pendidikan.

4) Merumuskan isu strategis Meningkatkan pemahaman tentang pengertian dan

tahapan isu strategis.

5) Merumuskan rencana strategis

Meningkatkan pemahaman para pemangku ke-

pentingan di sektor pendidikan tentang konsep dan langkah perumusan strategis.

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

52

Borg and Gall memiliki 10 langkah pengembangan,

yaitu 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2)

perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji

coba awal, 5) perbaikan produk utama, 6) uji coba

produk utama, 7) penyempurnaan hasil uji coba, 8) uji

validasi, 9) perbaikan akhir, dan 10) penyebaran model

kepada khalayak. Draganidis, Fotis dan Gregoris

memiliki 9 langkah pengembangan, yaitu 1)

membentuk tim penyusunan model, 2) identifikasi

metric kinerja dan memvalidasi sampel, 3)

mengembangkan daftar kebutuhan tentative, 4)

menentukan kompetensi dan indikator perilaku, 5)

mengembangkan inisial model, 6) mengadakan

pengecekan pada initial model, 7) pensortiran model, 8)

validasi model, dan 9) menyempurnakan model.

Sedangkan Mulyasana memiliki 6 tahapan dalam

merumuskan strategi, yaitu 1) mengidentifikasi rencana

kegiatan, 2) menetapkan standar mutu, 3)

mengidentifikasi situasi lingkungan, 4) menganaliis

kelemahan dan kesenjangan, 5) melakukan riset masa

depan, dan 6) menyusun strategi alternative yang

menjawab tantangan perubahan. Sugiyono memiliki 10

tahapan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2)

pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi

desain, 5) revisi desain, 6) uji kelayakan, 7) revisi

produk, 8) uji coba, 9) revisi produk, dan 10) produksi.

Dalam Kementrian Pendidikan Nasional terdapat 5

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

53

tahapan menyusun rencana strategi, yaitu 1)

memahami konsep perencanaan, 2) memahami konsep

perencanaan strategis, 3) pemutahiran profil layanan

pendidikan, 4) merumuskan isu strategi, dan 5)

merumuskan rencana strategis.

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan

strategi yang telah dikemukakan oleh Borg dan Gall,

Mulyasana, Draganidis dkk., Sugiyono dan Kementrian

Pendidikan Nasional, maka peneliti tertarik

menggunakan langkah pengembangan strategi dari

Sugiyono, namun hanya sampai pada tahap ketujuh,

yaitu revisi desain setelah dilakukannya uji kelayakan

dalam FGD bersama dengan pihak sekolah.

2.3. Mutu Sekolah

Mutu merupakan segala sesuatu yang mampu

memenuhi kebutuhan pelanggan (Gazpersz, 2011: 6).

Sedangkan menurut Sallis (2011: 33), mutu merupakan

sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi

untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda

dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang

berlebih.

Mutu mengandung makna derajat keunggulan

suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang atau

jasa (Danim, 2010: 53). Hal tersebut dipertegas oleh

pendapat Umiarso dan Gojali (2010: 125-126) yang

mengatakan bahwa mutu pendidikan adalah derajat

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

54

keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara

efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan

akademis dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang

dinyatakan lulus pada suatu jenjang pendidikan atau

menyelesaikan program pendidikan tertentu.

Menurut Alvarez (2016: 1) sekolah yang bermutu

juga akan membuat para peserta didik menjadi sukses,

dan indikator sekolah yang bermutu adalah sebagai

berikut:

1) Tersedianya akses siswa untuk seni, bahasa asing, pendidikan jasmani, tersedianya perpustakaan/ media,

dan pendidikan karir - 85%.

2) Tersedianya akses kesehatan siswa dan program

kesejahteraan siswa, termasuk kesejahteraan sosial dan

emosional - 73%.

3) Tersedianya guru yang memenuhi syarat dan bersertifikat - 85%.

4) Terpenuhinya akses siswa untuk perpustakaan atau

media spesialis - 56%.

5) Kehadiran siswa (sekolah dasar dan menengah) - 54%.

6) Persiapan siswa untuk kuliah atau program bersertifikat pendidikan teknik karir tanpa remedial

atau pelajaran tambahan.

7) Terpenuhinya akses siswa untuk mendapatkan

pendidikan dari para pendidik yang berkualitas.

8) Kebijakan disiplin sekolah dan dampak yang berbeda

pada siswa yang berbeda warna kulit, penyandang cacat dan siswa yang teridentifikasi lgbt.

Sekolah bermutu dapat dilihat salah satunya

dengan sumber daya manusianya bekerja secara efektif

dan efisien, proses pekerjaannya dilakukan dengan

benar dari awal, dan mereka bekerja karena memiliki

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

55

rasa tanggung jawab akan tugas pokok dan fungsinya

(Danim, 2010: 146). Menurut Sani (2015: 1-2) mutu

merupakan hal penting bagi sekolah, karena mutu

sekolah menjadi pandangan penting atau pertimbangan

bagi orang tua untuk menyekolahkan anak mereka,

dan ukuran sekolah bermutu dari kacamata pengguna/

penerima manfaat pada umumnya adalah sekolah

dengan akreditasi A, lulusan diterima disekolah terbaik,

guru yang profesional yang ditunjukan dengan hasil uji

kompetensi (UKG) dan kinerja guru baik, hasil ujian

nasional (UN) baik, peserta didik memiliki prestasi

dalam berbagai kompetisi, dan peserta didik memiliki

karakter yang baik. Sedangkan dalam pemerintah,

sekolah yang bermutu harus memenuhi Standar

Nasional Pendidikan (Reddy, 2007: 1), yaitu:

1) Lulusan yang cerdas komprehensif.

2) Kurikulum yang dinamis seuai kebutuhan zaman.

3) Proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan

mengembangkan kreativitas siswa.

4) Proses pembelajaran di lengkapi dengan sistem

penilaian dan evaluasi pendidikan yang andal, sahih,

dan memenuhi prinsip-prinsip penilaian.

5) Guru dan tenaga kependidikan yang profesional,

berpengalaman, dan dapat menjadi teladan.

6) Sarana dan prasarana yang digunakan lengkap dan

sesuai dengan kearifan lokal.

7) Sistem manajemen yang akurat dan andal.

8) Pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien.

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

56

Mutu penting untuk dimiliki oleh sekolah, karena

sekolah yang bermutu dapat menciptakan performa

atau kinerja sumber daya manusianya dengan

maksimal, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang

berkualitas dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja.

Mutu dapat diukur melalui beberapa model, yaitu

kualitas teknik (Technical quality), kualitas fungsi

(Functional quality), dan citra kerja sama (Corporate

image) (Yarimoglu, 2014: 82). Kualitas teknik adalah

evaluasi pelanggan terhadap layanan, kualitas fungsi

yang terpenting adalah variabel untuk persepsi

pelanggan dan perbedaan pelayanan dari pada kualitas

teknik yang mengarah pada bagaiman pelanggan

menilai pelayanan tersebut. kamudian kualitas teknik

berfokus pada apa yang telah dilakukan, sedangkan

kualitas fungsi berfoks pada bagaimana pelayanan

dilakukan. Citra kerja sama adalah dampak positig

pada persepsi pelanggan. Selain itu, mengukur mutu

dapat pula dilihat dari lima dimensi, yaitu faktor fisik

(tangible) seperti fasilitas fisik, peralatan, dan

penampilan personel. Keduan, kehandalan (reliability),

kemampuan untuk menampilkan pelayanan yang

menjanjikan, terpercaya, dan tepat. Ketiga, daya

tanggap (responsiveness) seperti kemauan untuk

membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan

yang layak. Keempat, jaminan (Assurance),

pengetahuan dan kesopanan pegawai dan kemampuan

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

57

pegawai untuk dapat dipercaya dan percaya diri.

Kelima, empati (emphathy) yaitu dengan perhatian

terhadap pelanggan (Daniel & Berinyvy, 2010: 41).

Pendapat Gazpersz dan Sallis mengenai mutu

cukup berbeda, dimana pendapat Gaspersz

mengatakan bahwa mutu merupakan segala sesuatu

untuk kepuasan pelanggan, sedangkan Sallis

mengatakan mutu merupakan metodologi untuk

membantu merencanakan perubahan. Dalam

pendidikan, pedapat Danim dan Umiarso & Gojali

hampir sama dengan mengatakan bahwa mutu

merupakan drajat keunggulan, hanya saja dalam

Umiaros & Gojali terfokus pada keunggulan

pendidikan, sedangkan Danim pada barang maupun

jasa. Dalam mutu pendidikan, Danim menambahkan

bahwa sumber daya manusia disekolah yang bekerja

secara efektif, efisien, benar dan bertanggung jawab

merupakan hal yang menentukan mutu sekolah.

Mutu sekolah merupakan sesuatu yang mampu

memenuhi pelanggan, dan merupakan derajat

keunggulan dalam pengelolaan pendidikan (sekolah)

yang efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan

akademis dan ekstrakurikuler, dan melakukan

perubahan. Mutu sekolah penting untuk dimiliki oleh

sekolah, karena mutu sekolah akan memperlihatkan

derajad keunggulan sekolah dengan sekolah-sekolah

lain, dan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Selain

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

58

itu, mutu sekolah juga penting, karena sekolah yang

bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan

tenaga kerja. Mutu sekolah juga harus dimiliki oleh

sekolah karena mutu sekolah menjadi pertimbangan

bagi orang tua dalam menyekolahkan anak mereka.

Untuk menjadi sekolah yang bermutu, maka sumber

daya manusia disekolah harus bekerja secara efektif,

efisien, benar dan bertanggung jawab, dan bekerja

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya karena hal

tersebut akan menentukan mutu sekolah.

Sekolah yang bermutu akan menghasilkan

keunggulan akademis para peserta didiknya, kemudian

para peserta didik menjadi sukses, dapat bekerja

secara efektif dan efisien dan bertanggung jawab. Selain

itu, sekolah yang bermutu juga akan memberikan

pelayanan yang maksimal kepada para peserta didik

dengan memberikan akses kesehatan, pendidikan dari

pendidik yang berkualitas. Sekolah yang bermutu akan

membuat peserta didiknya menjadi sukses dengan

memberikan akses siswa untuk berkarya seni, bahasa

asing, pendidikan jasmani, tersedianya perpustakaan

atau media, dan pendidikan karir. Selain itu juga

tersedianya akses kesehatan siswa dan program

kesejahteraan siswa (sosial dan emosional), guru yang

memenuhi syarat dan bersertifikat, adanya program

persiapan siswa untuk studi lanjut, dan kebijakan

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

59

sekolah bagi peserta didik yang cacat. Ukuran sekolah

bermutu dapat dilihat dari akreditasi yang dimiliki oleh

sekolah, kualitas lulusannya, kualitas guru, hasil UN,

prestasi para peserta didiknya dan karakter peserta

didik. Selain itu, sekolah bermutu juga dapat

diperlihatkan dengan lulusan yang cerdas, kurikulum

yang dinamis, proses belajar mengajar berorintasi pada

siswa, proses pembelajaran dilengkapi dengan penilaian

dan evaluasi, guru dan tenaga kependidikan yang

profesional, sarana dan prasarana yang lengkap,

manajemen yang akurat dan pembiyaan pendidikan

yang efektif dan efisien. Dalam mengukur mutu dapat

menggunakan model technical quality, fanctional

quality, dan corporate image. Selain itu ada 5 dimensi

dalam mengukur mutu, yaitu faktor fisik (tangible),

kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),

jaminan (Assurance).

2.4. Analisis SWOT dalam Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut Rangkuti (2016: 21) analisis SWOT

merupakan identifikasi berbabagai masalah secara

sistematik untuk merumuskan strategi sekolah dengan

didasari pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strength), dan peluang (opportunity), namun,

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weakness) dan ancaman (threats). Dalam proses

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

60

analisis perlu memahami seluruh informasi yang

terdapat dalam kasus yang diteliti dan kemudian

menganalisis situasinya untuk mengetahui isu apa

yang sedang terjadi dan memutuskan strategi yang

akan dilakukan untuk memcahkan masalah tersebut.

Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin

analisa tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan

dan konteks kompetitif tempat institusi beroprasi

(Sallis, 2011: 222).

Analisis SWOT dalam penyelenggaraan

pendidikan di lingkungan sekolah dapat ditentukan

oleh faktor internal dan eksternal, dan kedua faktor

tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

Analisis internal berasal dari dalam lingkungan

sekolah, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar

sekolah (Rangkuti, 2016: 26-27). Langkah-langkah

dalam analisis SWOT menurut Rangkuti (2015: 26-27)

adalah:

1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan,

kelemahan, kekuatan dan ancaman yang dihadapi.

2) Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan,

kelemahanm peluang dan ancaman yang dihadapi

untuk meningkatkan mutu.

3) Memberikan bobot masing-masing faktor berdasarkan

tingkat kepentingannya mulai dari 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0,0 (tidak penting).

4) Menghitung skor masing-masing dengan memberi skala

mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 0 (buruk)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut peluang dan ancaman.

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

61

Analisis data yang digunakan dalam analisis

SWOT, menggunakan teknik analisis matrik IFAS

(Internal Factor Analysis Summary) dan analisis matrik

EFAS (External Factor Analysis Summary). Menganalisis

faktor IFAS untuk mengetahui berbagai kemungkinan

kekuatan dan kelemahan yang ada, sedangkan faktor

EFAS untuk mengetahui berbagai kemungkinan

peluang dan ancaman.

Langkah-langkah dalam analisis SWOT menurut

Rangkuti (2015: 24-25) sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi.

2) Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

sekolah untuk meningkatkan mutu.

3) Memberikan bobot masing-masing faktor berdasarkan

tingkat kepentingannya mulai dari 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0,0 (tidak penting).

4) Menghitung skor untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (luar biasa) sampai

dengan 1 (buruk) berdasarkan pengaruh faktor tersebut

terhadap kondisi sekolah yang bersangkutan. Dalam

pemberian nilai skor untuk faktor kekuatan atau

peluang bersifat positif, sedangkan untuk skor kelemahan atau ancaman adalah kebalikannya. Jika

kekuatan dan peluang yang semakin besar diberi skor

4, tetapi jika kekuatan atau peluang kecil diberi skor 1,

dan jika nilai kelemahan atau ancaman sangat besar

maka diberikan skor 1, namun jika kelemahan atau ancaman sedikit diberi skor 4.

5) Menghitung total skor dengan mengalikan bobot dan

skor untuk masing-masing faktor kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman.

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

62

Menurut David (2011: 327) matrik Kekuatan-

Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strenghts-Weaknesess-

Opportunities-Threats-SWOT) adalah sebuah alat

pencocokan yang penting dalam membantu para

manajer mengembangkan empat jenis strategi: Strategi

SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-

peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan Strategi

WT (kelemahan-ancaman).

Gambar 2.2. Diagram Analisis SWOT. Rangkuti, 2016

Peluang Eksternal

Ancaman Eksternal

Kekuatan Internal

Kelemahan Internal

I. Mendukung strategi, agresif

II. Mendukung strategi, Diversifikasi

III. Mendukung strategi, Defensif

IV. Mendukung strategi, Turn Around

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

63

Berikut ini adalah uraian mengenai keempat jenis

strategi menurut pendapat David (2011: 327-330)

antara lain:

1) Strategi SO, memanfaatkan kekuatan internal

organisasi untuk menarik keuntungan dari peluang

eksternal. Secara umum organisasi akan menjalankan

strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi dimana mereka dapat melaksanakan strategi SO.

2) Strategi WO, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan cara memanfaatkan keuntungan dari

peluang eksternal. Terkadang peluang-peluang besar

muncul, tetapi organisasi memiliki kelemahan internal

yang menghalanginya untuk memanfaatkan peluang tersebut. Dengan demikian perlu adanya komunikasi

dan kerjasama yang baik dengan organisasi lain yang

dapat mendukugn peluang-peluang tersebut. Alternatif

lainnya dari strategi WO adalah dengan merekrut dan

melatih orang agar memiliki kapabilitas teknis yang

diperlukan.

3) Strategi ST, menggunakan kekuatan sebuah organisasi

untuk mengurangi atau menghindarkan dampak

ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu

organisasi yang kuat harus selalu menghadapi

ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternalnya.

4) Strategi WT, merupakan taktik defensif yang dilakukan

untuk mengurangi kelemahan internal serta

menghindari ancaman eksternal.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa analisis SWOT merupakan salah satu

manajemen strategi yang menggunakan analisis

lingkungan yang memiliki 2 faktor, yaitu faktor internal

dan eksternal. Faktor internal termasuk kekuatan yang

dimiliki dari dalam sekolah dan juga kelemahannya,

sedangkan faktor eksternal merupakan peluang yang

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

64

dapat dimanfaatkan dan juga ancaman dari luar

sekolah yang harus diatasi.

Dalam penelitian ini untuk menganalisa faktor-

faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru

untuk meningkatkan mutu sekolah dengan meng-

gunakan analisa SWOT, karena dengan analisa SWOT

dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang dimiliki sekolah. Dengan mengetahui

aspek-aspek tersebut maka akan didapatkan alternatif

model strategi peningkatan kompetensi pedagogik guru

untuk meningkatkan mutu sekolah.

2.5. Penelitian yang Relevan

Penelitian Suhaemi & Aedi (2015: 241) dalam

judul A Management Strategy for the Imrpovement of

Private Universities Lectures’ Professional Competences

menyebutkan bahwa kemampuan dosen pada

universitas swasta masih rendah dimana dalam

memahami materi pembelajaran, konten pedagogik dan

menggunakan media dalam pembelajaran masih

rendah. Program kompetensi pedagogik dan profesional

telah dilakukan, seperti mengadakan seminar mengenai

metode dan teknik pembelajaran, edukasi dan

pelatihan pada manajemen belajar dan mengajar,

namun program tersebut hanya sementara dilakukan

oleh universitas. Kemudian, setelah dilakukan

penelitian dengan analisa SWOT, didapatkan beberapa

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

65

hasil untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan

profesional dosen yang diuji cobakan pada 3

universitas. Dari hasil penelitian Suhaemi dan Aedi di

implementasikan dalam kegiatan pengembangan,

mengikut sertakan dosen dalam berbagai kegiatan

ilmiah, seminar, simposium, workshop dan publikasi

ilmiah baik secara nasional maupun jurnal

internasional. Kegiatan-kegiatan tersebut beberapa

masih sementara, namun hasil dari implementasi

tersebut sudah nampak dengan lulusan yang bermutu

dengan indeks prestasi mahasiswa yang tinggi dan

karya dosen dalam menulis buku meningkat, dosen

juga menjadi handal dalam menggunakan multimedia

dalam pembelajaran. Keberhasilan tersebut didorong

adanya beberapa faktor, yaitu kerja sama instansi

pendidikan, penngembangan sarana dan prasarana dan

teknologi, adanya dorongan dari kebijakan, program

dan peluang serta bantuan dana dari pemerintah, dan

motivasi dosen yang tinggi dalam mengikuti kegiatan.

Penelitian Ramdass & Masithulela (2016: 13)

dalam judul Comparative Analysis of Pedagogical

Strategies across Disciplines in Open Distance Learning

at Unisa menghasilkan beberapa strategi untuk

mencapai keinovatifan dalam proses belajar mengajar

khususnya dalam bidang inovasi pedagogik dengan

adanya dukungan dari pemerintah, industri dan

sekolah perlu merangkai kurikulum sekolah untuk

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

66

mencapai kebutuhan sosial yang dapat memenuhi

kebutuhan tenaga kerja. Inovasi pedagogik yang perlu

direalisasikan dalam proses belajar mengajar dengan

metode atau taktik baru dalam strategi pendidikan

dengan memberikan pelatihan.

Penelitian Rahman (2014: 79) dengan judul

Professional Competence, Peagogical Competence and

the Performance of Junior High School of Science

Teachers menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik

guru akan meningkatkan profesionalisme guru dalam

mengajar, karena guru memiliki kemampuan, terutama

kemampuan dalam mengatur materi pembelajaran

yang akan disampaikan dengan baik kepada murid-

muridnya dengan berbagai teknik, dan guru juga harus

bisa menyeleksi media pembelajaran yang sesuai untuk

materi yang akan diajarkan. Dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru yang juga akan

meningkatkan profesionalisme guru memerlukan peran

kepala sekolah sebagai supervisor dan pendidik.

Beberapa program yang dapat dilakukan adalah

pelatihan ilmu pengetahuan, pelatihan ilmu

laboratorium, pelatihan pembelajaran berbasis IT, dan

melakukan penelitian tindakan untuk mengatasi

permasalahan yang timbul dari siswa dan

mengoptimalkan pembelajaran tim pengajar secara

terpadu.

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

67

Strategi kepala sekolah dalam peningkatan mutu

di SD Negeri 1 Peukan Banda Aceh Besar dalam

penelitian Nurasiah, dkk. (2015: 6) yang berjudul

Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu di SD

Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar, salah satunya

dengan memberdayakan para guru mengikuti

pelatihan, seminar, dan sebagainya. Kepala sekolah

juga memberikan wewenang yang lebih luas kepada

guru dalam mengelola pembelajaran. Selain itu, kepala

sekolah juga melakukan pengawasan dengan

mengadakan supervisi pengajaran dengan berbagai

teknik perseorangan maupun kelompok.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Yasin,

(2011: 178) mengenai Pengembangan Kompetensi

Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah,

menghasilkan beberapa temuan, yaitu pengembangan

kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam

yang dilakukan di MIN I Malang antara lain dengan

menyusun perencanaan pengembangan yang

didasarkan pada evaluasi diri terhadap kemampuan

guru, melaksanakan pengembangan kompetensi

pedagogik guru agama Islam melalui berbagai kegiatan

pelatihan, workshop, seminar, diskusi, lokakarya,

mendatangkan ahli, pertemuan rutin antar guru yang

berkaitan dengan tema dan aspek pengelolaan

pembelajaran dan aktif melakukan penelitian PTK guna

meningkatkan kualitas pembelajaran dan sekaligus

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

68

melanjutkan ke jenjang pendidikan S-2. Kemudian,

pengembangan pedagogik tersebut telah berimplikasi

positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran,

diantaranya dengan terjadi perbaikan proses

pembelajaran sesuai dengan tuntutan dunia

pembelajaran modern, perbaikan kinerja guru dalam

pembelajaran sehingga berimplikasi pada prestasi

belajar siswa baik akademik maupun non akademik.

Penelitian Musfah (2011: 129-179) yang berjudul

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan

Sumber Belajar Teori dan Praktik di sekolah Madania

Bogor mendapatkan beberapa temuan mengenai

program peningkatan kompetensi guru. Pada temuan

ini terdapat 2 program pelatihan untuk meningkatan

kompetensi guru, yaitu pelatihan guru Madania (PGM)

dan pelatihan bahasa Inggris. Pelatihan guru Madania

merupakan pelatihan yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dan

dilaksanakan lima hari dalam seminggu selama empat

bulan, sedangkan pelatihan bahasa Inggris dilakukan

untuk menunjang ketrampilan guru dalam berbahasa

Inggris dalam pembelajaran, karena sekolah Madania

menggunakan bahasa Inggris dalam pembelajaran.

Selain pelatihan, sekolah Madania juga mengadakan

seminar dengan bekerja sama dengan beberapa

universitas. Rencana peningkatan kompetensi guru

lainnya adalah dengan sumber belajar, seperti

Page 57: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

69

pengajian dan bedah buku. Dari hasil penelitian

tersebut mendapatkan hasil bahwa melalui beragam

kerja sama Madania dengan pihak luar menunjukakan

sikap akomodatif yang positif bagi kemajuan guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Suhaemi & Aedi

memiliki hasil yang sama dengan penelitian Nurasiah,

Yasin dan Musfah, dimana dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru strategi yang dapat

dilakukan adalah dengan pelatihan, seminar,

workshop, dan pertemuan guru secara rutin. Penelitian

yang dilakukan oleh Rahman juga senada dengan

penelitian Suhaemi & Aedi, Nurasiah, Yasin dan

Musfah bahwa untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik guru perlu dilakukan pelatihan, baik

pelatihan ilmu pengetahuan, pelatihan ilmu

latboratorium, maupun pelatihan pembelajaran

berbasis IT.

Pada penelitian Suhaemi & Aedi, dan Nurasiah

menambahkan perlunya hubungan yang baik dengan

pimpinan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik

guru dimana kepala sekolah juga melakukan supervisi

dengan berbagai teknik, sedangkan pada penelitian

Yasin ditambahkan dengan mengadakan penelitian PTK

untuk meningkatkan pembelajaran guru dan senada

dengan penelitian Rahman, bahwa salah satu strategi

untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru

dengan melakukan pelatihan tindakan untuk

Page 58: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

70

mengatasi permasalahan yang timbul dari siswa dan

mengoptimalkan pembelajaran tim pengajar secara

terpadu. Penelitian Musfah menambahkan strategi

peningkatan kompetensi guru dengan belajar dari

sumber belajar, seperti belajar dari buku, internet,

maupun teman sejawat.

Musfah menambahkan, keberhasilan dari strategi

pelatihan juga didukung dengan adanya kerja sama

dengan pihak luar seperti bekerja sama dengan

beberapa universitas disekitar sekolah. Hal tersebut

dengan hasil penelitian Ramdass & Masithulela yang

menekankan bahwa inovasi pedagogik perlu adanya

dukungan dari pemerintah dan industri.

Dari keenam penelitian tersebut, memiliki

beberapa strategi yang sama dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru, yaitu dengan melibatkan

atau mengikutsertakan guru dalam pelatihan, baik

pelatihan ilmu pengetahuan, pelatihan pemanfaatan

teknologi, dan pelatihannya lainnya, kemudian

mengikutsertakan dalam seminar maupun workshop.

Selain dari pelatihan, dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik perlu adanya peran serta dari kepala sekolah

sebagai penanggung jawab, teman sejawat maupun

juga siswa untuk perbaikan pembelajaran yang lebih

optimal. Selain itu, dukungan dari pihak luar atau dari

pemerintah akan mendukung terlaksananya kegiatan-

kegiatan peningkatan kompetensi pedagogik guru.

Page 59: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

71

2.6. Kerangka Pikir

Penyusunan rencana strategi peningkatan

kompetensi pedagogik guru untuk meningkatkan mutu

sekolah, diawali dengan pemahaman visi misi dan

tujuan sekolah. Kemudian, dilakukan analisis faktor

internal (kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh

sekolah) dan eksternal sekolah (peluang dan ancaman

yang dimiliki sekolah) dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik guru. Faktor internal dan eksternal sekolah

merupakan dasar dalam merumuskan rencana strategi

peningkatan kompetensi pedagogik guru. Setelah

perumusan rancangan rencana strategi, rancangan

tersebut diuji pakar dan dilakukan revisi sesuai dengan

saran dan masukan dari pakar, kemudian hasil revisi

tersebut diuji kelayakannya dalam FGD dengan pihak

sekolah. Tujuan dari uji kelayakan ini adalah untuk

mengetahui apakah rancangan yang telah dirumuskan

sesuai dengan sekolah dan dapat diterapkan oleh

sekolah. Uji kelayakan dilakukan diskusi untuk

memperbaiki rancangan rencana strategi supaya

rancangan strategi dapat sesuai dengan sekolah.

Setelah di uji kelayakannya dan mendapatkan

beberapa masukan, maka rancangan rencana strategi

tersebut di revisi sesuai dengan hasil FDG, dan setelah

direvisi maka hasil tersebut menjadi hasil akhir dari

penelitian ini.

Page 60: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kompetensi Guru - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13290/2/T2_942015002_BAB II... · Kompetensi pedagogik guru menurut Hakim (2015:

72

Berikut kerangka pikir dalam penelitian ini:

Gambar 2.3. Kerangka Pikir Penelitian

Identifikasi visi, misi dan

tujuan sekolah

Analisis lingkungan internal

Analisis lingkungan

eksternal

Merumuskan strategi peningkatan

kompetensi pedagogik guru

Uji Pakar

Revisi desain

Identifikasi kekuatan dan

kelemahan

Identifikasi peluang dan

ancaman

Uji Kelayakan

Revisi desain