bab ii kajian pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/t1_292008102_bab ii.pdf · tabel...

17
6 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Ada empat unsur utama dalam proses belajar-mengajar, yakni tujuan- bahan-metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau telah menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan dalam proses belajar mengajar. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Menurut Nana Sudjana, (2011 : 22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar ini akan menghasilkan kemampuan yang menurut Horwart Kingsley dalam buku Nana Sudjana, (2011 : 22) dibedakan menjadi tiga macam kemampuan (hasil belajar) yaitu: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Ketiga hasil belajar (kemampuan) itulah yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran, Sementara menurut Lindgren dalam Agus Suprijono, (2011:7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gagne dalam

Upload: doandung

Post on 12-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

6

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar

Ada empat unsur utama dalam proses belajar-mengajar, yakni tujuan-

bahan-metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses

belajar mengajar yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah

menerima atau telah menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah

seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk

disampaikan dalam proses belajar mengajar. Metode dan alat adalah cara atau

teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah

upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan tercapai atau tidak. Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai

alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana, (2011 : 22) hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Pengalaman belajar ini akan menghasilkan kemampuan yang menurut

Horwart Kingsley dalam buku Nana Sudjana, (2011 : 22) dibedakan menjadi

tiga macam kemampuan (hasil belajar) yaitu: (1). Keterampilan dan

kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Ketiga

hasil belajar (kemampuan) itulah yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil

belajar dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran, Sementara menurut Lindgren dalam Agus

Suprijono, (2011:7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi,

pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gagne dalam

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

7

Agus Suprijono, (2011:5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.

Sama halnya dengan Gagne, Bloom dalam Agus Suprijono (2011:6-7)

mengemukakan bahwa:

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif danpsikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,contoh), application (menerapkan), analysys (menguraikan,menentukan hubungan), sysnthesis (mengorganisasikan,merencanakan, membentuk bangunan baru, evaluation (menilai).Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),Characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputiinitiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakupketerampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, danintelektual.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui pengalaman

belajarnya yang meliputi kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap),

dan psikomotor (ketrampilan).

Hasil belajar digunakan guru sebagai ukuran atau kriteria dalam

mencapai suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari

aktivitas pengukuran. Pengukuran (measurement) adalah membandingkan

sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerapkan angka

menurut sistem aturan tertentu menurut Kerlinger dalam Purwanto,

(2010:2). Hopkins dan Antes dalam Purwanto (2010:2), mendefinisikan

pengukuran sebagai pemberian angka pada atribut dari obyek, orang atau

kejadian yang dilakukan untuk menunjukan perbedaan dalam jumlah. Untuk

menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut

dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan instrumen yang sering digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa seperti tes, lembar observasi, panduan

wawancara, skala sikap dan angket.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

8

Dari pengertian pengukuran di atas untuk mengukur hasil belajar

peserta didik digunakan instrumen penilaian hasil belajar. Penilaian hasil

belajar dapat diukur melalui teknik tes dan non tes.

Tes menurut Nana Sudjana (2008:35) sebagai alat penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban

dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan)

atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

1. Tes Lisan

Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya

dalam bentuk lisan. Karenanya, tes lisan relatif tidak memiliki rambu-

rambupenyelenggaraan tes yang baku, karena itu, hasil dari tes lisan

biasanya tidak menjadi informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen

asesmen yang lain.

2. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal

maupun jawabannya misalnya tes formatif.

3. Tes Tindakan

Pada Tes ini peserta didik diminta untuk melakukan sesuatu sebagai

indikator pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor

misalnya unjuk kerja.

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil

belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan

bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran, namun

demikian dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau

menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Menurut Endang

Poerwanti, dkk. (2008:4), tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau

alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.

Jadi kesimpulan dari pengertian tes di atas adalah alat penilaian yang

digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berupa pertanyaan-

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

9

pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan dan sikap peserta didik dalam bentuk lisan, tulisan, dan

perbuatan.

Non tes adalah pertanyaan maupun pernyataan yang tidak memiliki

jawaban benar atau salah. Teknik non tes sangat penting dalam mengukur

kemampuan peserta didik pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan

teknik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Ada beberapa macam

teknik non tes menurut Endang Poerwanti (2008:3), yaitu:

1. ObservasiObservasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajardapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakaninstrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dankemajuan belajar peserta didik, maupun observasi informal yang dapatdilakukan oleh pendidik tanpa menggunakan instrumen.

2. WawancaraWawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yangdiberikan secara lisan dan spontan.

3. AngketAngket adalah suatu teknik yang dipergunakan untuk memperolehinformasi yang berupa data deskriptif.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara

pengukuran yang sistematis dengan alat pengukuran seperti tes, observasi,

wawancara, angket. Alat yang dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran dinamakan dengan instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas

instrumen butir-butir soal apabila cara pengukuran dilakukan dengan

menggunakan tes, dan apabila pengukuran dilakukan dengan cara mengamati atau

mengobservasi dapat menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi,

pengukuran dengan teknik wawancara dan angket dapat menggunakan instrumen

butir-butir pernyataan. Instrumen sebagai alat yang digunakan untuk mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran maupun kompetensi yang dimiliki peserta didik

haruslah valid, maksudnya adalah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa hasil belajar dalam penelitian ini

adalah besarnya skor siswa yang diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan non tes

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

10

(observasi keaktifan siswa menyimak materi dan keaktifan siswa ketika belajar

bersama).

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Latar Belakang Pembelajaran IPS

IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat

materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (KTSP

Standar Isi 2006).

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan (KTSP Standar Isi 2006).

Ruang Lingkup IPS di SD

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi

sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan

sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di

lingkungan sekitar peserta didik di SD. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD

meliputi aspek-aspek sebagai berikut (KTSP Standar Isi 2006).

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

3. Sistem Sosial dan Budaya

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

11

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

Tujuan Pelajaran IPS di SD

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut (KTSP Standar Isi 2006).

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam

Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang

secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan

kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada

pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan

pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk

mata pelajaran IPS yang ditujukan untuk siswa kelas V SD disajikan melalui tabel

2.1 berikut ini. (KTSP, 2006).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

12

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber

daya alam,

kegiatan ekonomi,

dan kemajuan

teknologi di

lingkungan

kabupaten/kota dan

provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan

potensi lain di daerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di

daerahnya

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensi :

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar :

Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya.

2.1.3 Model Pembelajaran Jigsaw

Definisi

Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan

ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang

menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga

mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

13

sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk

mencapai tujuan bersama.

Model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang

menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil,

model pembelajaran jigsaw ini merupakan model belajar dengan cara siswa

belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang

secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan

bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa

memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengelolah

imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi,

anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan

ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada

kelompoknya.

Tujuan

Model pembelajaran jigsaw dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan

pembelajaran yaitu:

1. Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa

ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa

model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,

pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok

bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas

akademik.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

14

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,

dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-

keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda

masih kurang dalam keterampilan sosial.

Langkah-langkah Pembelajaran

Slavin (2010: 237) mengemukakan bahwa: dalam pembelajaran jigsaw

para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas

untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang terdiri

atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing

tim saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari

tim berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok

ahli” untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli

tersebut kemudian kembali pada tim mereka dan secara bergantian mengajari

teman satu timnya mengenai topik mereka. Slavin (2010: 241) menjelaskan dalam

pembelajaran jigsaw terdiri atas siklus regular dari kegiatan-kegiatan pengajaran

yaitu:

1. Membaca. Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yangdiminta untuk menemukan informasi.

2. Diskusi kelompok ahli. Para siswa dengan keahlian yang sama, bertemuuntuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

15

3. Laporan tim. Para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk mengajari topik-topik mereka kepada teman satu timnya.

4. Tes. Para siswa mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakupsemua topik.

5. Rekognisi tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor perkembanganindividual.

Pendapat Slavin tidak jauh berbeda dengan pendapat Aronson dkk dalam

Saminanto (2010:31) bahwa dalam model pembelajaran jigsaw (Model Tim Ahli),

setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan peran yang sama dengan materi

berbeda (masih dalam satu bab) namun bobotnya relatif sama. Tidak ada anggota

kelompok yang tidak mendapat bagian tugas sehingga semua siswa aktif belajar.

Langkah-langkah model pembelajaran jigsaw oleh Aronson dkk dalam Saminanto

(2010:31) sebagai berikut:

1. Siswa dikelompokkan ke dalam tim (kelompok asal).2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untukmendiskusikan sub bab mereka.

4. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompokasal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yangmereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.6. Guru memberi evaluasi.7. Penutup.

Senada dengan Slavin dan Aronson, Zaini Hisyam (2010:59)

mengemukakan bahwa strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk

digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian

dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi

ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus

mengajarkan kepada orang lain. Langkah-langkah model pembelajaran jigsaw

menurut Zaini Hisyam sebagai berikut:

1. Pilih Materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen(bagian).

2. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah segmen materi yangada. Jika jumlah siswa adalah 50, sementara jumlah segmen yang ada

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

16

adalah 5, maka masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Jika jumlahini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua, sehingga setiapkelompok terdiri dari 5 orang, kemudian setelah proses selesai gabungkankembali kedua kelmpok tersebut.

3. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materipelajaran yang berbeda-beda.

4. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untukmenyampaian apa yang telah mereka pelajari di kelompok,

5. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranyaada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.

6. Beri siswa beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman merekaterhadap materi.

Dari ketiga pendapat diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran

jigsaw merupakan model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa ketika

pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil, setiap anggotanya memiliki materi

yang berbeda dan bertugas menjelaskan materi tersebut kepada rekan satu

kelompoknya.

Berdasarkan uraian diatas, maka untuk menerapkan pembelajaran jigsaw

dengan menggunakan langkah-langkah yang telah dimodifikasi sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 5 orang (kelompok

asal A, B, C, D, …..dst)

2. Tiap anggota dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk

membahas materi yang sama, wakil ini disebut dengan kelompok ahli

(kelompok ahli 1, 2, 3,….dst)

4. Kelompok ahli belajar bersama untuk membahas materi yang diberikan

dan saling membantu untuk menguasai materi tersebut

5. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke

kelompok asal, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya

6. Guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran tentang materi yang

telah dipelajari bersama.

7. Penutup

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

17

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian terdahulu yang

menjadi upaya penulis untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan

kelebihan dalam penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis oleh Laila

Mardhiyah (2009) yang berjudul Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada

mata pelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

di SDN Purworejo kec. Suruh kab. Semarang. Dalam hasil penelitiannya terjadi

peningkatan ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus. Pada kondisi awal hanya 7

siswa yang tuntas setelah pembelajaran jigsaw hasil belajar meningkat pada siklus

I rata-rata 75,81 setelah diadakan tindak lanjut menjadi 76,96. Pada siklus II

menjadi 77,22 ketuntasan belajar 100%. Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini

terletak pada pemilihan kelompok heterogen sehingga pada siklus I sudah nampak

peningkatan belajarnya, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas

menjelaskan materi kepada rekan-rekannya sedangkan kelemahannya pada

kelompok tertentu siswa yang aktif lebih mendominasi diskusi, dan cenderung

mengontrol jalannya diskusi. Penelitian ini akan mengatasi masalah tersebut.

Penelitian Jeni M Nenomnanu (2011) yang berjudul Upaya peningkatan

hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan lingkaran dengan

menggunakan kooperatif tipe jigsaw bagi siswa kelas XI IPA1 SMA EFATA

SoE kab. TTS prop. NTT. Hasil penelitianya sebelum pretes 17,5% dr 40 siswa

tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 85% dan pada siklus II menjadi 97.5%.

Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini sejak siklus I guru sudah dapat melatih

siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. Sedangkan

kelemahannya pada siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir

rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk

sebagai tenaga ahli. Penelitian ini akan mengatasi masalah tersebut.

Penelitian Cicik Asti Tahaphari (2010) yang berjudul Peningkatan hasil

belajar siswa pada Mata Pelajaran PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw bagi siswa kelas IV SDN Wulung 4 Randublatung kab. Blora. Hasil

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

18

penelitian adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar pada pra siklus hanya

40% dari 20 siswa kemudian meningkat pada siklus I menjadi 75% dan pada

silkus II menjadi 100%. Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini adalah

peningkatan tiap siklus yang signifikan karena guru melatih siswa untuk lebih

aktif dalam berbicara dan berpendapat sedangkan kelemahannya siswa yang tidak

terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran

Penelitian Retno Setiyani (2011) yang berjudul Upaya peningkatan

aktifitas dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode

kooperatif jigsaw pada mata pelajaran akuntansi kelas X akuntansi SMK Pelita

Salatiga. Hasil penelitiannya

Peningkatan hasil belajar siklus I 73,33%

Peningkatan hasil belajar siklus II 93,33%

Peningkatan aktifitas belajar siklus I 71,5%

Peningkatan aktifitas belajar siklus II 94,44%

Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini adalah adalah pemerataan

penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat karena

kemampuan siswa yang sudah terbiasa belajar dalam kelompok kelemahannya

siswa yang aktif lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya

diskusi. Penelitian ini akan mengatasi masalah tersebut.

Penelitian Sri Suratmi (2011) yang berjudul Upaya Meningkatkan

prestasi belajar matematika melalui penerapan model cooperative learning tipe

jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri degan kecamatan Winong kabupaten pati

semester I tahun 2011-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui

penerapan pembelajaran jigsaw dikelas IV dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa hal ini terlihat pada siklus I prestasi belajar hanya 40% dari seluruh siswa

yang memenuhi KKM kemudian pada siklus II prestasi belajar siswa meningkat

menjadi 90%. Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini adalah kemampuan siswa

cepat menangkap materi dalam topik-topik dan menjelaskannya pada anggota

kelompoknya sedangkan kelemahannya siswa yang aktif dalam kelompok

mendominasi sehingga terjadi kecenderungan mengontrol anggota yang lain.

Penelitian ini akan mengatasi masalah tersebut.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

19

2.3 Kerangka Pikir

Pembelajaran IPS yang berlangsung selama ini adalah pembelajaran yang

berpusat pada guru. Guru mendominasi seluruh waktu pembelajaran dengan

menyampaikan materi pelajaran IPS melalui ceramah dan siswa mendengarkan.

Kadang-kadang saja di tengah-tengah ceramah, guru menyelipkan pertanyaan-

pertanyaan yang harus dijawab siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran yang

dilakukan guru, adalah diam mendengarkan, bermain sendiri, mengantuk, tidak

segera dapat peduli dengan situasi yang ada baik yang diadakan oleh guru atau

siswa yang lain, sehingga siswa cenderung untuk pasif ketika pembelajaran.

Kondisi ini jika siswa diberi pertanyaan atau tes, hasilnya tidak dapat

mengerjakan secara optimal, sehingga skor yang diperoleh masih dibawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 65.

Perubahan paradigma pembelajaran menuntut siswa aktif, agar kompetensi

yang diharapkan dalam KTSP 2006 dapat tercapai. Suatu pembelajaran akan

efektif bila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri secara langsung dalam

proses pembelajaran. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri atau memahami

sendiri konsep yang telah diajarkan yaitu dengan berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa berpartisipasi aktif

yaitu model pembelajaran jigsaw.

Model pembelajaran jigsaw diawali dengan pembentukan kelompok

heterogen, siswa dibagi menjadi 9 kelompok asal (A, B, C, D, E, F, G, H, I),

setiap siswa dalam kelompok memperoleh materi yang berbeda-beda (materi 1, 2,

3, 4, 5) kemudian siswa yang memperoleh materi sama berkumpul membentuk

kelompok ahli 1 (A1, B1, C1, D1, E1, F1, G1, H1, I1) kelompok ahli 2 ( A2, B2,

C2, D2, E2, F2, G2, H2, I2) dan seterusnya. Kemudian siswa belajar bersama

membahas materi mereka dalam kelompok ahli. Setelah siswa selesai belajar

bersama dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal mereka dan

menjelaskan materi mereka kepada rekan satu kemompoknya. Dalam model

pembelajaran jigsaw ini penilaian dibagi menjadi dua yaitu penilaian proses

belajar dan penilaian hasil belajar. Penilaian proses diperoleh dari penilaian

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

20

observasi yang dilakukan guru ketika pembelajaran yang terdiri dari penilaian

dalam kelompok asal dan penilaian dalam kelompok ahli. Sedangkan dalam

penilaian hasil belajar diperoleh dari tes formatif yang dilakukan guru setelah

pembelajaran selesai. Penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar ini

kemudian diolah menjadi nilai ahir siswa yang meningkat (KKM ≥90). Skor

capaian pengukuran ini akan menunjukkan kenaikan skor yang signifikan. Untuk

itu, perlu dilakukan dengan pemantapan tindakan yaitu mengulang kembali model

pembelajaran jigsaw dengan kompetensi dasar yang sama sehingga tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai lebih meningkat. Penjelasan lebih rinci disajikan

dalam gambar 2.1 tentang hubungan antara hasil belajar IPS dengan model

pembelajaran jigsaw.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

21

Pembelajaran konvensionalMetode : CeramahGuru menjelaskan materi denganmembaca didepan kelas

Siswa :diam mendengarkan,bermain sendiri, mengantuk

Proses Belajar Mengajar IPSKD : 2.3 Mengenal perkembangan teknologiproduksi, komunikasi dan transportasi, sertapengalaman menggunakannya

Hasil belajar : < KKM(≥65)

Pembelajaran kooperatif(Jigsaw)

A1, A2,A3, A4,A5

PENILAIAN

Gambar 2.1. Hubungan antara Hasil Belajar IPS dan Model Pembelajaran Jigsaw

I1, I2,I3, I4,I5

B1, B2,B3, B4,B5

C1, C2,C3, C4,C5

D1, D2,D3, D4,D5

E1, E2,E3, E4,E5

F1, F2,F3, F4,F5

G1, G2,G3, G4,G5

H1, H2,H3, H4,H5

KELOMPOKASAL

A1, B1, C1,D1, E1, F1,G1, H1, I1

A2, B2, C2,D2, E2, F2,G2, H2, I2

A3, B3, C3,D3, E3, F3,G3, H3, I3

A4, B4, C4,D4, E4, F4,G4, H4, I4

A5, B5, C5,D5, E5, F5,G5, H5, I5

PENILAIAN PROSES -Belajar bersama –Menyimak materi

PENILAIAN HASILTes Formatif

Hasil belajar :> KKM(≥90)

Belajar Bersama

Menyimak materi

KELOMPOKAHLI

A B C D E F G H I

54321

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/854/3/T1_292008102_BAB II.pdf · Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester II Standar Kompetensi

22

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut di atas diajukan

hipotesis tindakan sebagai berikut: apabila pembelajaran menerapkan model

pembelajaran jigsaw maka hasil belajar IPS bagi siswa kelas IV di SD

Negeri Bergaskidul 01 pada semester II tahun ajaran 2011-2012 akan

meningkat.