bab ii kajian pustaka 2.1 pembelajaran tematik integratif · 2018. 7. 13. · tabel 2.1 ....

26
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif Pembelajaran tematik integratif sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu ini awalnya dikembangkan untuk anak-anak yang bertalenta (gifted and talented) anak-anak yang cerdas, dan mampu belajar dengan cepat. PTT sebagai salah satu metode pembelajaran yang efektif (highly effective teaching metode) karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik dan akademik peserta didik baik didalam kelas maupun di luar kelas. Kemendikbud (2013:7) pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema dimana peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di sekolah dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema. Fadillah M (2014: 176) pembelajaran tematik terintegrasi dimaksudkan bahwa pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara terintegrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Mulyasa (2013:170) pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada pendidikan tingkat dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainya. Prastowo (2013:233) mengemukakan bahwa pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran yang disajikan dalam suatu tema. Peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran tematik integratif memiliki beberapa tujuan, Kemendikbud (2013: 194) tujuan tematik terintegrasi sebagai berikut:

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif sering juga disebut sebagai pembelajaran

tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu ini awalnya dikembangkan untuk

anak-anak yang bertalenta (gifted and talented) anak-anak yang cerdas, dan

mampu belajar dengan cepat. PTT sebagai salah satu metode pembelajaran yang

efektif (highly effective teaching metode) karena mampu mewadahi dan

menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik dan akademik peserta didik baik

didalam kelas maupun di luar kelas. Kemendikbud (2013:7) pembelajaran tematik

terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui

penggunaan tema dimana peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran

secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di sekolah dasar sudah melebur

menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema.

Fadillah M (2014: 176) pembelajaran tematik terintegrasi dimaksudkan

bahwa pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik

peserta didik dan dilaksanakan secara terintegrasi antara tema satu dengan yang

lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Mulyasa

(2013:170) pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada

pendidikan tingkat dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk

kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainya. Prastowo (2013:233)

mengemukakan bahwa pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata

pelajaran ke dalam berbagai tema. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas

pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran dengan memadukan

beberapa mata pelajaran yang disajikan dalam suatu tema. Peserta didik tidak

mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah.

Pembelajaran tematik integratif memiliki beberapa tujuan, Kemendikbud

(2013: 194) tujuan tematik terintegrasi sebagai berikut:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

8

(1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; (2)

Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata

pelajaran dalam tema yang sama; (3) Memiliki pemahaman terhadap materi

pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) Mengembangkan kompetensi

berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan

pengalaman pribadi siswa; (5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat

berkomunikasi dalam situasi nyata seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus

mempelajari pelajaran lain; (6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar

karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas; (7) Guru dapat

menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat

dipersiapkan dan sekaligus dapat diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan

lebih dan atau pengayaan; (8) Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh

kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi

dan kondisi.

Dalam pembelajaran tematik terintegrasi memiliki acuan utama di

dalamnya yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Menurut Fadillah M (2014:

36) kegunaan SKL adalah sebagai acuan utama dalam pengembangan Standar Isi,

Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik, dan Tenaga

Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar

Pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan merupakan hal yang penting dalam

pembelajaran tematik terintegratif, karena SKL merupakan pedoman dalam

penilaian penentuan kelulusan peserta didik. Pada kurikulum 2013 untuk

mencapai SKL peserta didik haruslah memiliki tingkat kemampuan yang

dinamakan dengan Kompetensi Inti (KI) yang merupakan perubahan dari standar

kompetensi pada kurikulum sebelumnya (KTSP).

Mulyasa (2013:174) kompetensi inti merupakan oprasionalisasi Standar

Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang

telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang

menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu

jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran. Kompetensi inti Kurikulum 2013 kelas

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

9

4 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013) disajikan melalui tabel 2.1

berikut ini:

Tabel 2.1

Kompetensi Inti

Kelas 3 Semester 1 Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti

Sikap Spiritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial

2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, santun, peduli dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru dan tetangganya

Pengetahuan

3. Memahami pengetahuan faktual dengan

cara mengamati dan menannya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan

tempat bermain

Keterampilan

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak bermain dan berakhlak

mulia

Sumber: Permendikbud Nomor 64 tentang Standar Isi hal vii

Berdasarkan tabel 2.1 kompetensi yang digunakan dalam pembelajaran

tematik yang terdiri dari sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan

keterampilan, beserta deskripsi yang sudah tercantum. Kompetensi di sini

memiliki ruang lingkup serta peran yang berbeda yang diharapkan dapat

memenuhi seluruh aspek yang dibutuhkan oleh peserta didik secara seimbang.

Kompetensi Inti yang kemudian dituangkan dalam tema dan subtema.

Rincian tema dan subtema yang akan digunakan dapat disajikan melalui

tabel 2.2 dibawah ini.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

10

Tabel 2.2

Tema dan Subtema Kelas 3 semester 1

Tema Subtema

Perkembangbiakan Hewan dan

Tumbuhan

1. Perkembangbiakan Daur Hidup Hewan

2. Perkembangbiakan Hewan

3. Pelestarian Hewan dan Tumbuhan Langka

Perkembangan Teknologi

1. Perkembangan Teknologi Pangan

2. Perkembangan Teknologi Teknologi

3. Perkembangan Teknologi Transportasi

Perubahan di Alam

1. Perubahan Wujud Benda

2. Perubahan Iklim dan Cuaca

3. Perubahan Musim

Peduli Lingkungan Sosial

1. Lingkungan Sosialku

2. Permasalahan di Lingkungan Sosial

3. Kepedulian Terhadap Lingkungan Sosial

Sumber: Buku Guru Kelas 3 SD Tematik Semester 1

Berdasarkan tabel 2.2 pembelajaran tematik semester 1 untuk kelas 3

terdiri dari 4 tema, masing-masing tema terdiri dari 3 subtema. Salah satu sub

tema 1 dalam tema 2 Perkembangan Teknologi yaitu Perkembangan Teknologi

Pangan. Kompetensi Inti (KI) yang digunakan dalam sub tema Perkembangan

Teknologi Pangan adalah KI 3, dan KI 4. Masing-masing KI diperinci kedalam

Kompetensi Dasar (KD). Pemetaan KD pada subtema ini disajikan dalam tabel

2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3

Pemetaan KI dan KD Tema Perkembangan Teknologi

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Pembelajaran 1 Kelas 3 Semester 1

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

K3

Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati [mendengar, melihat,

membaca) dan bertanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan sekolah

Bahasa Indonesia

3.3 Mengemukakan isi teks surat tanggapan

pribadi tentang perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, dan transportasi serta

permasalahan dan lingkungan sosial di

daerah dengan bantuan guru dan teman

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang

dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah

untuk membantu pemahaman.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

11

K4

Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak

bermain dan berakhlak mulia

4.3 Mengolah dan menyajikan teks surat

tanggapan pribadi tentang perkembangan

teknologi perkembangan produksi,

komunikasi, dan transportasi serta

permasalahan dan lingkungan sosial di

daerah secara mandiri dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi

dengan kosakata bahasa daerah untuk

membantu penyajian.

K3

Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati [mendengar, melihat,

membaca) dan bertanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan sekolah

Matematika

3.3 Memahami konsep pecahan sederhana

menggunakan benda-benda yang

konkrit/gambar, serta menentukan nilai

terkecil.

K4

Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak

bermain dan berakhlak mulia

4.2 Merumuskan dengan kalimat sendiri,

membuat model matematika, dan memilih

strategi yang efektif dalam memecahkan

masalah nyata sehari-hari yang berkaitan

dengan penjumlahan, pengurangan,

perkalian, pembagian bilangan bulat, waktu,

panjang, berat benda, dan uang, serta

memeriksa kebenaran jawabnya

K3

Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati dan menannya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan

tempat bermain

SBdP

3.1 Mengenal karya seni gaya dekoratif.

K4

Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak

bermain dan berakhlak mulia

SBdP

4.1 Menggambar dekoratif dengan mengolah

perpaduan garis, warna, bentuk, dan tekstur

berdasarkan hasil pengamatan di

lingkungan.

Sumber: Buku Guru Kelas 3 SD Tematik Semester 1 Halaman 5

Berdasarkan tabel 2.3 pemetaan Kompetensi Inti ke Kompetensi Dasar harus

saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga pembelajaran lebih terarah dan

terstruktur.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan

pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan

penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan

skenario pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

12

Standar Proses menjelaskan bahwa Silabus merupakan acuan penyusunan

kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus

digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), yang juga dijadikan pedoman bagi guru dalam proses

pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendikbud

Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP yang dirancang

harus sesuai serta dapat menjawab kebutuhan siswa dan sekolah. Komponen RPP

menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses adalah :

identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, identitas mata pelajaran atau

tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan

pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar,

langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

2.2 Model Pembelajaran Project Based Learning

2.2.1 Pengertian

Project Based Learning atau model pembelajaran berbasis proyek (PBP)

merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai

media. Hosnan (2014:319). Sedangkan menurut menurut Yahya dalam Trianto

(2015:42) menyatakan bahwa project based learning merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola

pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah

model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran

terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi,

melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas

bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom

mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya

menghasilkan produk nyata. Waras Kamdi (2008:6).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

13

Menurut pendapat Made Wena (2010:145) Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project Based Learning) adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif,

dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan

yang kompleks. Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi

pendidikan bidang keteknikan.

Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis proyek adalah model pembelajaran yang inovatif, yang menekankan

belajar kontekstual dan mencapai puncak pembelajaran menghasilkan produk.

2.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Project Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu

juga dengan model pembelajaran Project Based Learning, menurut Anatta (dalam

Trianto 2015:48) menyebutkan beberapa kelebihan di antaranya:

a. Meningkatkan motivasi

b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

c. Meningkatkan kolaborasi

d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber

Meski demikian, menurut Susanti dalam Trianto (2015: 49) berdasarkan

pengalaman yang ditemukan di lapangan, project based learning memiliki berapa

kekurangan di antaranya:

a. Kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat

pelaksanaan proyek.

b. Walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup, masih

memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian hasil

maksimal.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

14

2.2.3 Langkah –Langkah Project Based Learning

Langkah-langkah atau sintak Project Based Learning menurut Keser dan

Karagoca (2010) dalam Hosnan (2014:325) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Langkah-Langkah Project Based Learning

Berdasarkan bagan di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap

langkah dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:

1. Penentuan proyek

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek

berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi

kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya,

baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang

dari tugas yang diberikan guru.

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Peserta didik merangcang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek

dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan

proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan

aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintregasian berbagai

kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat

1. Penentuan proyek

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

4. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru

5. Penyusunan laporan dan presentasi / publikasi hasil proyek

6. Evaluasi proses dan hasil proyek

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

15

yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek dan kerja sama antar

anggota kelompok.

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Melalui pendampingan guru peserta didik dapat melakukan penjadwalan

semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus

diselesaikan tahap demi tahap.

4. Penyelesaian proyek dengan fisilitasi dan monitoring guru

Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek

yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek,

di antaranya adalah dengan (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d)

interview, (e) merekam, (f) berkarya seni, (g) mengunjungi objek proyek,

atau (h) akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas

peserta didik dalam melakukan tugas proyek, mulai proses hingga

penyelesaian proyek. Pada kegiatan memonitoring, guru membuat rubrik

yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan

tugas proyek.

5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis,

karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau

dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat

dalam bentuk pameran produk pembelajaran.

6. Evalusasi proses dan hasil proyek

Duru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas

proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap

evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya

selama menyelesaikan tuga proyek yang berkembang dengan diskusi

untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada

tahap ini, juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang

telah dihasilkan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

16

2.2.4 Karakteristik Project Based Learning

Karakteristik Project Based Learning menurut (Hosnan 2014: 321) adalah:

a. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah

ditentukan bersama sebelumnya.

b. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang

tidak memiliki satu jawaban pasti.

c. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari

solusi.

d. Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah,

berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi.

e. Siswa bertanggungjawab mencari dan mengelola sendiri informasi

yang mereka kumpulkan.

f. Pakar-pakar dalam bidang yang berkaitan dengan proyek yang

dijalankan sering diundang menjadi guru tamu dalam sesi-sesi tertentu

untuk memberi pencerahan bagi siswa.

g. Evaluasi dilakukan secara terus menerus selama proyek berlangsung.

h. Siswa secara regulermerefleksi dan merenungi apa yang telah mereka

lakukan, baik proses maupun hasil.

i. Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tapi bisa

berupa presentasi, drama, dan lain-lain) dipresentasikan di depan

umum (maksudnya, tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada

dewan guru, orang tua, dan lain-lain) dan dievaluasi kualitasnya.

j. Di dalam kelas dikembangkan suasana penuh toleransi terhadap

kesalahan dan perubahan, serta mendorong bermunculan umpan balik

serta revisi.

2.2.5 Analisis Komponen Model Pembelajaran Project Based Learning

Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009: 104-106),

mengemukakan bahwa setiap model pembelajaran memiliki unsur-unsur

berupa 1) Sintaks; 2) Prinsip reaksi; 3) Sistem sosial; 4) Sistem

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

17

Penduukung 5) Dampak Instruksional dan dampak pengiring. Berikut akan

diuraikan analisis komponen pembelajaran Project Based Learning

berdasarkan teori Bruce Joyce diatas.

1. Sintaks

Sintaks merupakan urutan langkah pengajaran yang menunjuk

pada fase-fase atau tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila

menggunakan model pembelajaran tertentu. Menurut Hosnan (2014:

325) sintaks model pembelajaran Project Based Learning dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Penentuan proyek

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek

berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik

diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan

dikerjakannya, baik secara kelompok ataupun mandiri dengan

catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

2) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Peserta didik merangcang langkah-langkah kegiatan penyelesaian

proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan

perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas

proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek,

pengintregasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek,

perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung

penyelesaian tugas proyek dan kerja sama antar anggota kelompok.

3) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Melalui pendampingan guru peserta didik dapat melakukan

penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama

proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.

4) Penyelesaian proyek dengan fisilitasi dan monitoring guru

Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan

proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam

kegiatan proyek, di antaranya adalah dengan (a) membaca, (b)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

18

meneliti, (c) observasi, (d) interview, (e) merekam, (f) berkarya

seni, (g) mengunjungi objek proyek, atau (h) akses internet. Guru

bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam

melakukan tugas proyek, mulai proses hingga penyelesaian proyek.

Pada kegiatan memonitoring, guru membuat rubrik yang akan

dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas

proyek.

5) Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya

tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan

dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru

atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.

6) Evalusasi proses dan hasil proyek

Duru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan

refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi

pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun

kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan

mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tuga

proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki

kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini, juga

dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah

dihasilkan.

2. Prinsip reaksi

Prinsip reaksi merupakan pola kegiatan yang menggambarkan

bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa,

termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap

siswa. Prinsip ini memberi petunjuk bagaimana seharusnya guru

menggunakan aturan permainan yang berlaku pada setiap model

pembelajaran.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

19

Dalam pembelajaran dengan menggunakan model Project

Based Learning ini guru berperan sebagai fasilitator, dalam arti guru

harus menjadi fasilitator yang akan memberikan bantuan ataupun

pengarahan bagi siswa. Hal ini dapat dilihat pada saat guru berperan

untuk meluruskan, menjelaskan atau memperjelas dan memanipulasi

klarifikasi siswa menuju target nilai pada saat terjadi kesulitan yang

dialami siswa. Kemudian guru juga akan membimbing siswa untuk

mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas.

3. Sistem sosial

Sistem sosial merupakan pola hubungan guru dengan siswa

pada saat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan

norma yang berlaku dalam penggunaan metode pembelajaran tertentu).

Dalam pembelajaran menggunakan model Project Based

Learning ini kegiatan kelas berorientasi menghasilkan produk baik

secara individu, kelompok, maupun kelas. Siswa difasilitatori oleh guru

menentukan tema, langkah-langkah proyek, penyelesaian proyek. Peran

siswa dan guru sederajat, walaupun dalam hal ini berbeda peran.

4. Sistem pendukung

Sistem Pendukung merupakan segala sarana, bahan dan alat

yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran

secara optimal. Dalam pembelajaran menggunakan model Project

Based Learning ini sistem pendukung yang diperlukan dari segi kondisi

lingkungan fisik yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang

mendukung seperti papan tulis atau LCD untuk menampilakan masalah

dilematis. Selain itu, guru juga harus mempersiapkan rancangan

pembelajaran berupa RPP, Lembar kerja siswa berbasis Project Based

Learning analisis nilai, dan lembar evaluasi.

5. Dampak instruksional dan dampak pengiring.

Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai atau

yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran. Jadi, dampak

instruksional merupakan kemampuan siswa yang diperoleh setelah

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

20

dilaksanakannya pembelajaran. Secara umum, dampak instruksional

yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Project Based Learning ini diantaranya yaitu

peningkatan kompetensi sikap (Civic Disposition), peningkatan

kompetensi keterampilan (Civic Skills), peningkatan kompetensi

pengetahuan (Civic Knowledge). Dengan menggunakan model Project

Based Learning ini, siswa akan secara aktif bertanya dan membuat

sebuah produk. Untuk memecahkan masalah tersebut, tentu dibutuhkan

pengetahuan tentang masalah tersebut. Sasaran akhir dari model

pembelajaran ini adalah siswa dapat membuat produk dengan target

nilai yang harus dicapai dalam pembelajaran. Tujuan akhir dari

pembelajaran Project Based Learning ini menekankan pada aspek

kognitif siswa.

Dampak pengiring adalah hasil belajar sampingan (iringan)

yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran

tertentu. Secara umum, dampak pengiring yang akan timbul dengan

penerapan model pembelajaran Project Based Learning ini adalah

siswa lebih inovatif dalam memecahkan masalah didunia nyata,

keaktifan dalam bekerja sama, pengendalian diri dalam penyelesaian

proyek, percaya diri dalam penyampaian pendapat dalam kelompok,

kreatif dalam menganalisis suatu permasalahan untuk menghasilkan

produk.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

21

Gambar 2.2

Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional

Model Pembelajaran Project Based Learning

Dampak Instruksional :

Dampak Pengiring :

2.2.6 Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning

Sebelum melaksanakan pembelajaran, perlu perencanaan yang matang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model tertentu. Oleh

karena itu, pemetaan sintak dan langkah-langkah pembelajaran perlu dibuat.

Pemetaan ini berguna sebagai patokan dalam menyusun Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Berikut akan diuraikan mengenai pemetaan sintak dan

langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran Subtema

Value

Clarification

Technique

(VCT)

Inovatif dalam menanggapi

masalah didunia nyata

Keaktifan dalam

bekerja sama

Pengendalian diri dalam

penyelesaian proyek

Kreatif dalam pembuatan

proyek yang berbentuk

prakarya

Percaya diri dalam

menyampaikan pendapat

Siswa dapat

menentukan

gambar

dekoratif

Menyebutkan

pecahan biasa

Siswa dapat

menyebutkan

jenis makan

yang

termasuk

teknologi

pangan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

22

Perkembangan Teknologi Pangan menggunakan model pembelajaran Project

Based Learning.

Tabel 2.4

Pemetaan Sintak Project Based Learning

KEGIATAN

GURU

SINTAKS

PjBL

KEGIATAN

SISWA

1. Menyampaikan

kompetensi dasar

berkaitan tentang

materi yang akan

dipelajari.

2. Memberikan tugas

proyek.

Penentuan proyek 1. Mempersiapkan

pengetahuan awal

atau pengetahuan

yang telah

dimilikinya.

2. Menentukan

tema/topik proyek.

Membimbing peserta

didik merancang

langkah-langkah

penyelesaian proyek.

Perancangan

langkah-langkah

penyelesaian proyek

Merancang langkah-

langkah kegiatan

penyelesaian proyek

dari awal sampai akhir

beserta pengelolaannya.

Mendampingi peserta

didik melakukan

penjadwalan.

Penyusunan jadwal

pelaksanaan proyek

Melakukan

penjadwalan kegiatan

yang telah

dirancangnya.

Memonitoring aktivitas

peserta didik dalam

menyelesaikan proyek.

Penyelesaian proyek

dengan fasilitasi dan

monitoring guru

Menyelesaikan tugas

proyek yang diberikan

oleh guru.

Menilai hasil karya

peserta didik.

Penyusunan laporan

dan presentasi/

publikasi hasil

proyek

Presetasi atau

memamerkan hasil

karyanya.

Refleksi aktivitas

peserta didik pada saat

proses pembelajaran.

Evaluasi proses dan

hasil proyek

Mengemukakan

pengalamannya selama

penyelesaian tugas

proyek.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

23

2.3 Subtema Perkembangan Teknologi Pangan

Pembelajaran Subtema perkembangan teknologi pangan merupakan salah

satu subtema yang ada dalam tema 2 mata pelajaran tematik integratif kelas 3 sd.

Dalam subtema ini terdapat 5 mata pelajaran yaitu: (1) Bahasa Indonesia, (2)

Matematika, (3) PKn, (4) SBdP, (5) PJOK dan 6 pembelajaran. Setiap satu

pembelajaran berisi beberapa gabungan mata pelajaran yang disajikan dalam suatu

tema, peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah.

Berikut ini uraian 6 pembelajaran yang ada dalam Subtema Perkembangan

Teknologi Pangan:

1. Pembelajaran 1

Pembelajaran ini memuat 3 mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika

dan SBdP), kegiatan yang harus dilakukan peserta didik dalam

pembelajaran ini yaitu:

Tabel 2.5

Kegiatan Pembelajaran dan Kemampuan yang

Dikembangkan Pembelajaran 1

Kegiatan Pembelajaran Kemampuan yang Dikembangkan

1. Membaca teks

2. Mengelompokkan hasil teknologi

pangan dan yang bukan teknologi

pangan

3. Menceritakan surat tanggapan

pribadi secara tertulis,

4. Menulis lambang pecahan biasa

5. Menggambar benda berdasarkan

pecahan biasa yang diketahui

6. Menirukan pola motif dekoratif

1. Sikap (santun, jujur, percaya diri,

cermat dan teliti, tanggung jawab

2. Pengetahuan (memahami konsep

pecahan, mengelompokkan

makanan yang merupakan hasil

teknologi pangan)

3. Keterampilan (mengkonversi dari

gambar ke pecahan biasa,

menirukan pola batik,

menceritakan isi teks surat)

2. Pembelajaran 2

Pembelajaran ini memuat 3 mata pelajaran (Bahasa Indonesia, PKn dan

PJOK), kegiatan yang harus dilakukan peserta didik dalam pembelajaran

ini yaitu:

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

24

Tabel 2.6

Kegiatan Pembelajaran dan Kemampuan yang

Dikembangkan Pembelajaran 2 Kegiatan Pembelajaran Kemampuan yang Dikembangkan

1. Mendeskripsikan makanan

kesukaan.

2. Mempresentasikan makanan

kesukaan.

3. Mencocokkan atribut-atribut

yang digunakan dengan

aktivitas yang sesuai.

4. Mempraktikkan gerakan

lokomotor dalam senam si

Buyung.

1. Sikap (santun, jujur, percaya diri,

cermat dan teliti, tanggung jawab

2. Pengetahuan (memahami

perbedaan makanan yang berasal

dari hasil teknologi pangan

dengan yang bukan, memahami

kebiasaan/kesukaan setiap

anggota keluarga, mengetahui

perlengkapan pakaian yang

cocok dengan jenis aktivitas)

3. Keterampilan (mempraktikkan

penggunaan atribut yang cocok

untuk kegiatan olahraga,

mempraktikkan senam Si

Buyung)

3. Pembelajaran 3

Pembelajaran ini memuat 3 mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika

dan SBdP) sama seperti pembelajaran 1, kegiatan yang harus dilakukan

peserta didik dalam pembelajaran ini yaitu:

Tabel 2.7

Kegiatan Pembelajaran dan Kemampuan yang

Dikembangkan Pembelajaran 3 Kegiatan Pembelajaran Kemampuan yang Dikembangkan

1. Membaca teks.

2. Membuat pola motif dekoratif

yang dibuat sendiri.

3. Mewarnai pola motif dekoratif.

4. Membuat gambar sesuai

dengan nilai pecahan biasa

yang senilai.

5. Menceritakan isi teks dengan

membuat gambar.

1. Sikap (santun, jujur, percaya diri,

cermat dan teliti, tanggung jawab

2. Pengetahuan (menuliskan

lambang bilangan, mewarnai

bentuk yang tersedia berdasarkan

nilai pecahannya)

3. Keterampilan (menceritakan isi

surat dengan gambar, membuat

motif dekoratif, mewarnai motif

dekoratif)

4. Pembelajaran 4

Pembelajaran ini memuat 3 mata pelajaran (Bahasa Indonesia, PKn dan

PJOK), kegiatan yang harus dilakukan peserta didik dalam pembelajaran

ini yaitu:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

25

Tabel 2.8

Kegiatan Pembelajaran dan Kemampuan yang

Dikembangkan Pembelajaran 4 Kegiatan Pembelajaran Kemampuan yang Dikembangkan

1. Memakai atribut yang sesuai

dengan aktivitas yang dilakukan.

2. Memerankan teks dialog.

3. Menjawab pertanyaan

berdasarkan teks.

1. Sikap (santun, jujur, percaya diri,

cermat dan teliti, tanggung jawab

2. Pengetahuan (mengenal atribut-

atribut yang sesuai dengan

profesi, mengetahui tokoh-tokoh

dalam teks dialog)

3. Keterampilan (memakai atribut

yang sesuai dengan aktivitas yang

dilakukan, menerangkan teks

dialog)

5. Pembelajaran 5

Pembelajaran ini memuat 3 mata pelajaran (Bahasa Indonesia, PKn dan

Matematika), kegiatan yang harus dilakukan peserta didik dalam

pembelajaran ini yaitu:

Tabel 2.9

Kegiatan Pembelajaran dan Kemampuan yang

Dikembangkan Pembelajaran 5 Kegiatan Pembelajaran Kemampuan yang Dikembangkan

1. Menceritakan kembali isi teks.

2. Membandingkan pecahan.

3. Mengurutkan pecahan dari yang

terbesar/terkecil.

4. Mempresentasikan data hasil

survei.

1. Sikap (santun, jujur, percaya diri,

cermat dan teliti, tanggung jawab

2. Pengetahuan (membandingkan

pecahan, mengurutkan pecahan

dari yang terbesar/terkecil,

mengenal proses pembuatan

tempe, mengetahui cara melakukan

survei)

3. Keterampilan (menceritakan

kembali isi teks, mempresentasikan

data hasil survei)

6. Pembelajaran 6

Pembelajaran ini memuat 3 mata pelajaran (Bahasa Indonesia, PKn dan

Matematika), kegiatan yang harus dilakukan peserta didik dalam

pembelajaran ini yaitu:

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

26

Tabel 2.10

Kegiatan Pembelajaran dan Kemampuan yang

Dikembangkan Pembelajaran 6 Kegiatan Pembelajaran Kemampuan yang Dikembangkan

1. Menjawab pertanyaan

berdasarkan teks

2. Menyusun surat tanggapan

pribadi

3. Menggambarkan kebiasaan

teman

4. Mengurutkan pecahan dari yang

terkecil ke yang terbesar atau

sebaliknya

1. Sikap (santun, jujur, percaya diri,

cermat dan teliti, tanggung jawab

2. Pengetahuan (kemampuan

penjumlahan pecahan yang

berpenyebut sama, memahami

urutan pecahan)

3. Keterampilan (menyusun surat

tanggapan pribadi,

menggambarkan kebiasaan teman)

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan, bahwa Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan memuat lima mata pelajaran yang disajikan

dalam suatau tema/subtema. Subtema Perkembangan Teknologi Pangan ini

sangan berkaitan dengan dunia nyata. Selain itu peserta didik juga dapat

mempraktikkan yang membuat mereka lebih mudah memahami materi yang

diajarkan.

2.4 Hasil Belajar

Proses belajar yang dilaksanakan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah

merupakan aktivitas yang dinilai oleh pendidik baik dari segi ranah kognitif,

afektif maupun psikomotorik siswa dalam bentuk hasil belajar. Abdul Majid

(2014:28) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses

belajar. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak kedua dampak

tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik. Oemar Hamalik (2013:33) juga

menyatakan bahwa Hasil belajar adalah bila seseorang belajar maka akan terjadi

perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut Wardani Naniek S (2012: 54) hasil belajar merupakan hasil

pengukuran penguasaan materi berupa derajat pencapaian kompetensi hasil

belajar yang mendasarkan pada kompetensi dasar seperti yang dikehendaki dalam

standar proses dan dinyatakan dalam aspek perilaku yang terbagi dalam ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Nana Sudjana (2009:3) juga menyatakan bahwa

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

27

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar suatu faktor yang penting yaitu sebagai sumber informasi mengenai

sejauh mana siswa dapat memahami atau menguasai pembelajaran yang telah

dilakukan.

Senada dengan pendapat tersebut Agus Suprijono (2011:7) hasil

belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah

satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya dari hasil belajar yang diperoleh

oleh siswa harus mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik

aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi

guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan

enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan

fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori,prinsip, atau metode.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang

hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan

prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya

kemampuan menyusun suatu program.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

28

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil

ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan

evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan

menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalammencapai tujuan pembelajaran.

Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPS

yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan

penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

pada aspek kognitif adalah tes.

2.5 Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Project Based

Learning terhadap hasil belajar siswa diantaranya adalah:

Peneliti Muhamad Fajar Dismawan yang berjudul “Model Project Based

Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar” Berdasarkan hasil

penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SD Muhammadiyah Metro

Pusat dapat disimpulkan bahwa penerapan model project based learning dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata

aktivitas siklus 1 sebesar 56,1dengan kategori cukup aktif”, meningkat pada siklus

2 sebesar 70,17 dengan kategori “aktif”, meningkat lagi pada siklus 3 sebesar

84,82 dengan kategori “sangat aktif”. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar secara

keseluruhan yang meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotor yaitu pada

siklus 1 sebesar 57,22 dengan kategori “cukup” (C), meningkat pada siklus 2

sebesar 62,52 dengan kategori “cukup” (C+), meningkat lagi pada siklus 3 sebesar

82,21 dengan kategori “sangat baik” (A-).

Peneliti Yohana Setiawan yang berjudul “Penerapan Project Based Learning

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dan Memperbaiki Sikap Siswa

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

29

Kelas V SD Pantekosta Magelang Tahun Ajaran 2013/2014” Project Based

Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada proyek siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran ini belum digunakan di SD Pantekosta

untuk meningkatkan persentase hasil belajar Matematika siswa kelas V yang

tuntas dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 pada semester 1, dan pada

semester 2, KKM-nya naik menjadi 75. Selain itu suasana kelas yang belum

kondusif harus diperbaiki. Penelitian penerapan Project Based Learning di SD

Pantekosta ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki sikap

siswa pada mata pelajaran Matematika. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan siswa kelas V SD Pantekosta sebagai subjek penelitian.

Pelaksanaannya dilakukan menggunakan model Kemmis dan Tanggrat dalam dua

siklus yang pada masing masing siklusnya terdapat tiga kali pertemuan. Pada

setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan observasi serta refleksi.

Satu siklus memuat sintak Project Based Learning. Data hasil belajar siswa

didapatkan melalui test dan hasil perbaikan sikap didapatkan melalui angket yang

diisi oleh siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase siswa

tuntas KKM 75 yaitu Siklus I sebesar 53,33% dan pada Siklus II sebesar 96,77%.

Perbaikan sikap siswa pada pelajaran Matematika ditunjukan dengan adanya

peningkatan klasifikasi dari “baik” setelah Siklus I dilaksanakan dan menjadi

“sangat baik” setelah Siklus II dilaksanakan.

Peneliti Veronica Yasinta Nugraeni yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Metematika Bagi Siswa Kelas 4 Melalui Project Based Learning

dengan Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 01 Gandulan Semester 2 Tahun

Pelajaran 2012/2013” Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Gandulan

Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung pada semester 2 tahun pelajaran

2012/2013. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

matematika melalui Project Based Learningdengan pendekatan kontekstual di

kelas IV SD Negeri 01 Gandulan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

kelas dengan variabel terikat hasil belajar dan variabel bebas pendekatan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

30

kontekstual dan Project Based Learning. Subjek penelitian sebanyak 21

siswa.Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah lembar observasi

dan butir soal tes. Analisis data menggunakan SPSS:16,0. Dalam penelitian ini

dapat dilihat keberhasilan penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Project

Based Learning. Hasil yang diperoleh oleh siswa dalam pra siklus 11 siswa

(52,38%) belum tuntas KKM dan 10 siswa (47,62%) sudah mencapai KKM. Dan

setelah adanya penelitian pada siklus I dengan menerapkan Pendekatan

Kontekstual Melalui Project Based Learning siswa mengalami peningkatan, 5

siswa (23,8%) belum tuntas KKM dan 16 siswa (76,2%) siswa sudah tuntas

KKM. Dan hasil dari siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum tuntas

KKM dan 19 siswa (90,5%) tuntas KKM. Meningkatnya hasil belajar sangat

signifikan dari hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan dari

penelitian yang telah dilakukan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan

pendekatan kontekstual melalui Project Based Learning dalam mata pelajaran

Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD N 01 Gandulan

Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

2.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dengan pendekatan Project Based Learning akan

dijelaskan pada skema berikut:

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

31

Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir Pembelajaran Subtema Perkembangan Teknologi Pangan

Melalui pendekatan Problem Based Learning (Model-4)model pembelajaran Rusman 2014)

Pembelajaran Konvensional

Guru menggunakan

pendekatan

konvensional dan

memonopoli

kegiatan

pembelajaran

Siswa hanya pasif,

mudah bosan dan

tidak memperhatikan

guru

Hasil Belajar Kurang

Optimal

(Nilai ≤ 𝐾𝐾𝑀 70)

Pembelajaran Menggunakan

Pendekatan Project Based

Learning

1. Peserta didik dibagi dalam kelompok.

2. Guru memberikan tugas proyek kepada siswa, siswa menentukan tema/topik proyek.

3. Membimbing siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek.

4. Mendampingi siswa melakukan penjadwalan.

5. Memonitoring siswa menyelesaikan proyek

6. Menilai hasil karya siswa

7. Rrefleksi akhir pembelajaran

8. Memberikan Tes

Hasil Belajar Lebih Optimal

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 𝐾𝐾𝑀 70

Pembelajaran Tematik

Subtema Perkembangan

Teknologi Pangan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif · 2018. 7. 13. · Tabel 2.1 . Kompetensi Inti . Kelas . 3. Semester 1 . Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti . Sikap

32

2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian

ini: Jika pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning maka

dapat meningkatkan hasil belajar pada subtema “Perkembangan Teknologi

Pangan” kelas 3 SDN Mangunsari 01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

Pembelajaran Tema

Perkembangan Teknologi

Subtema Perkembangan

Teknologi Pangan