bab ii hambatanb

Upload: antox-markotop

Post on 19-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Bab II Hambatanb

    1/3

    BAB II

    DISABILITAS

    A.PENGERTIAN DISABILITAS

    Disabilitas adalah kelainan fisik atau mental yang dapat menganggu

    atau menghambat baik yang menderita untuk melakukan kegiatan secara

    normal. Disabilitas dilihat dari sisi fisik dapat dibagi beberapa kategori :

    1.Tuna Netra

    Seseorang dikatakan tuna netra apabila mereka kehilangan daya

    lihatnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas

    pada umumnya. Tuna netra adalah individu yang lemah penhlihatanatau akurasi penglinghatan kurangv dari 6/60 setelah dikoreksi atau

    tidak lagi memiliki penglihatan.

    Tuna netra dbagi menjadi dua, yaitu:

    a.Kurang awas (low vision) yaitu jika seseorang yang masih memiliki

    sisa penglihatan sedemikian rupa sehingga masih memiliki sedikit

    melihat atau masih bisa membedakan gelap dan terang.

    b.Buta (blind) yaitu jika seseorang sudah tidak memiliki sisa

    penglihatan sehingga tidak bisa membedakan gelap dan terang.2.Tuna Daksa

    Seseorang dikatakan mengalami ketunadaksaan apabila terdapat

    kelainan anggota tubuh akibat dari luka penyakit, pertumbuhan yang

    salah bentuk sehingga mengakibatkan turunnya kemampuan normal

    untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu dan untuk

    mengoptimalkan potensi kemampuannya diperlukan layanan khusus.

    Tuna daksa ada dua kategori, yaitu :

    a.Tuna daksa orthopedicYaitu mereka yang mengalami kelainan, kecacatan tertentu sehingga

    mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh. Kelainan tersebut dapat

    terjadi pada bagian tulang-tulang, otot-otot tubuh maupun pada

    bagian persendian baik yang dibawa sejak lahir maupun yang

    diperolahnya kemudian. Contoh anak polio.

    b.Tuna daksa syaraf

    Yaitu kelainan yang terjadi pada anggota tubuh yang disebabkan

    gangguan pada syaraf. Salah satu kategori penderita tuna daksa

    dapat dilihat pada anak dengan cerebral palsy.

    3.Tuna Rungu

    Seseorang dikatan tuna rungu apabila mereka kehilangan daya

    dengarnya.

    Tuna rungu dikelompokkan menjadi :

  • 7/23/2019 Bab II Hambatanb

    2/3

    a.Ringan (20-30 dB)

    Umumnya mereka masih bisa komunikasi dengan baik, hanya kata-

    kata tertentu saja yang tidak dapat mereka dengan langsung,

    sehingga pemahaman mereka sedikit terhambat.

    b.Sedang (40-60 dB)

    Mereka mulai mengalami kesulitan untuk dapat memahami

    pembicaraan orang lain, suara yang mampu terdengar adalah suara

    radio dengan volume maksimal.

    c.Berat/Parah (diatas 60 dB)

    Kelompok ini sudah mulai sulit untuk mengikuti pembicaraan orang

    lain, suara yang mampu terdengar hanya suara yang sama kerasnya

    dengan jalan pada jam-jam sibuk. Biasanya jika masuk kategori ini

    sudah menggunakan alat bantu dengar, mengandalkan pada

    kemampuan membaca gerak bibir atau bahasa isyarat untuk

    berkomunikasi.

    4.Tuna Wicara

    Seseorang dikatakan tuna wicara apabila mereka menglami

    kesulitan berbicara. Hal ini disebabkan kurang atau tidak berfungsinya

    alat-alat seperti rongga mulut, lidah, langit-langit dan pada pita suara.

    Selain itu kurang atau tidak berfugsinya organ pendengaran,

    keterlambatan perkembangan bahasa, kerusakan pada system saraf dan

    strukutur otot serta ketidakmampuan dalam kontrol gerak juga dapat

    mengakibatkan keterbatasan dalam berbicara. Diantara individu yang

    mengalami kesulitan berbicara, ada yang sama sekali mengalami

    kesulitan berbicara, dapat mengeluarkan bunyi tetapi tidak

    mengucapkankata-kata dan ada dapat mengucapkan kata-kata dan ada

    yang dapat berbicara tetapi tidak jelas.

    Masalah utama yang ada pada diri seorang tuna wicara adalah

    mengalami kehilangan/terganggunya fungsi pendengaran (tuna rungu)

    dan atau fungsi bicara (tuna wicara), yang disebabkan oleh bawaan lahir,

    kecelakaan maupun penyakit. Umumnya seseorang dengan gangguan

    wicara/dengar disebabkan oleh faktor bawaan/genetik akan berdampak

    pada kemampuan bicara. Sebaliknya seseorang yang tidak/kurang dapat

    berbicara umumnya masih dapat menggunakan pendengarannya

    walaupun tidak selalu.

    B.GANGGUAN BAHASA DAN BUDAYA

    Bahasa adalah sistem kumunikasi yang ada pada manusia untuk

    menyampaikan ide, pesan, maksud dan perasaan kepada orang lain.

  • 7/23/2019 Bab II Hambatanb

    3/3

    Sedangkan budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

    oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Pada tatanan rumah sakit banyak ditemukan juga pasien yang datang

    menggunakan bahasa asing atau bahsa daerah maupun masih menganut

    budaya dari daerah masing-masing yang kadangkala bertentangan dengan

    pengobatan yang diberikan.

    Ada beberapa pasien yang datang dengan membawa penerjemah ada

    pula yang tidak, yang harus dilakukan petugas adalah mengidentifikasi

    pasien, apakah pasien tersebut menggunakan bahasa asng/daerah maupun

    mempunyai budaya yang bertentangan dengan pengobatan. Lakukan

    komunikasi efektif dengan menggunkan bahasa yang mudah dimengerti oleh

    pasien dengan kata-kata yang umum dan gunkaan bahasa non verbal untuk

    membantu berkomuikasi.