bab. ii editkoe for table
DESCRIPTION
penelitian KMP. BontoharuTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang
digerakkan dengan tenaga mekanik, angin, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis , kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Faktor yang utama agar kapal
dapat beroperasi dengan lancar dilaut salah satunya adalah mesin penggerak
kapal (Triyanto,2005:14).
II. 1 MESIN PENGGERAK KAPAL
Mesin/motor kapal adalah istilah yang mencakup seluruh perlengkapan
mekanis yang dibutuhkan dalam pelayaran, tetapi dalam artian yang sempit yang
dimaksud dengan mesin kapal hanyalah mesin penggerak utama. Motor induk
adalah penggerak utama untuk membangkitkan tenaga penggerak untuk
mendorong kapal. Jenis mesin yang paling banyak digunakan sebagai mesin
penggerak kapal adalah mesin diesel (JICA, 1982).
Mesin diesel biasa juga disebut “Mesin penyalaan Kompresi” oleh karena
cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar
ke dalam udara yang telah bertekanan dan bertemperatur tinggi, sebagai akibat
dari langkah kompresi. Mesin diesel berdasarkan metode pengisian terbagi atas
dua yaitu mesin diesel empat langkah dan dua langkah.
II-1
Mesin diesel 4 langkah merupakan mesin yang melengkapi siklusnya
dengan dua kali putaran poros engkol atau dua kali langkah torak.
Empat kejadian utama ditunjukkan secara skematis dalam gambar 2.1
Gambar 2.1 kejadian daur empat langkah
Selama kejadian pertama atau langkah isap, torak bergerak turun, ditarik
oleh batang engkol. Torak yang bergerak menjauhi kepala silinder, menimbulkan
vakum dalam silinder, dan udara luar ditarik atau dihisap ke dalam silinder melalui
katup pemasukan yang terbuka disekitar awal langkah isap dan tetap terbuka
sampai torak mencapai titik mati bawah. Kalau torak telah melampaui titik mati
bawah, maka kejadian kedua langkah atau langkah kompresi, dimulai katup
pemasukan ditutup dan torak yang didorong keatas oleh engkol dan batang
engkol, menekan udara dalam silinder dan menaikkan suhunya. Segera sebelum
torak mencapai titik mati atas, maka bahan bakar dalam bentuk semprotan kabut
II-2
halus dimasukkan dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam udara panas dalam
silinder. Bahan bakar menyala dan terbakar selama bagian pertama dari langkah
kerja, sehingga menaikkan tekanan dalam silinder. Selama langkah yang ketiga,
ini yang disebut langkah kerja atau langkah daya, gas panas mendorong torak
turun. Gas mengembang dari volume silinder yang membesar dan melalui batanbg
engkol dan engkol meneruskan energi yang ditimbulkan kepada poros engkol yang
berputar. Segera sebelum torak mencapai titik mati bawah, katup buang membuka
dan hasil pembakaran yang panas dan masih bertekanan tinggi mulai lari melalui
lubang buang keluar. Selama kejadian ke empat atau langkah buang, torak
bergerak keatas, didorong oleh engkol dan batang engkol, mengeluarkan hasil
pembakaran yang tersisa. Didekat titik mati atas katup buang ditutup, katup
pemasukan dibuka dan daur dimulai kembali (Arismunandar, 2002)
Mesin Diesel pada umumnya terdiri dari bagian-bagian berikut, yang dibagi
kedalam bagian yang bergerak dan tidak bergerak. Bagian-bagian komponen
mesin diesel yang tidak bergerak yaitu : Silinder, Kepala silinder, Karter.
Silinder merupakan bagian yang memindahkan tenaga panas ke tenaga
mekanik dan untuk tujuan ini torak bergerak naik turun memadatkan gas, untuk
memperoleh tenaga mesin yang sebesar mungkin diusahakan agar tidak terjadi
kebocoran-kebocoran pada gas yang dibakar diantara torak dan kepala silinder.
II-3
Gambar 2.2 silinder.
Kepala silinder dibuat dibagian atas blok silinder dan diantaranya diselipkan
gasket. Bagian bawah kepala silinder dibuat berbentuk cekung sebagai ruang
bakarnya. Selain dilengkapi dengan ruang bakar juga dilengkapi dengan lubang
untuk pemasangan busi dan pemasangan untuk katup-katup.
Gambar 2.3 kepala silinder
Karter dibuat sedemikian rupa untuk pemasangan bantalan poros engkol,
yang dijamin oleh bantalan-bantalan poros engkol bagian bawah dan kapnya
sebagian besar pada mesin, sumbu nok (camshaft) juga dipasang searah (paralel)
II-4
dengan poros engkol dan dan dijamin dengan bantalan-bantalan sumbu nok
(camsahft bearing). Kegunaan dari karter adalah untuk menampung minyak mesin,
terbuat dari baja yang dipress. Karter juga dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
menghubungkan ruang dalam dengan udara. Karter dibaut di bagian bawahnya
dan diantaranya diselipkan gasket.
Gambar 2.4 karter
Bagian-bagian komponen mesin diesel yang bergerak yaitu : torak, batang
engkol, poros engkol, roda gila, poros nok.
Torak dipasang di setiap silinder dan bergerak turun-naik selama proses
pembakaran. Bagian atas torak berfungsi sebagai ruang pembakaran bagian
bawah. Torak berfungsi sebagai pemindah gaya hasil pembakaran.
Gambar 2.5 torak
II-5
Batang Engkol (Connecting rod) terpasang di setiap torak melalui sebuah pin.
Berfungsi untuk memindahkan gaya dari torak ke crankshaft. Connecting rod
menghubungkan torak dengan crankshaft, yang terdiri atas beberapa bagian
sebagai berikut:
1. Rod Eye
2. Piston Pin Bushing
3. Shank
4. Cap
5. Bolt dan Nut
6. Connecting Rod Bearing
Gambar 2.6 batang engkol
Poros engkol (crankshaft) memindahkan gerakan berputar ke roda gila dan
menghasilkan energi untuk melakukan kerja. Crankshaft mengubah gerakan naik-
turun piston menjadi gerak berputar untuk melakukan kerja.
Bagian-bagian crankshaft terdiri dari:
1. Rod Bearing Journal
II-6
2. Counterweight
3. Main Bearing Journal
4. Web
Gambar 2.7 poros engkol
Roda Gila sebuah komponen berupa piringan yang dipasang pada flens
diujung poros engkol. Roda gila berfungsi sebagai penerus putaran dan juga
menyimpannya serta digunakan ketika motor membutuhkan tenaga.
Gambar 2.8 roda gila
Poros Nok (Camshaft) yang digerakkan oleh poros engkol oleh penggerak rantai
atau oleh roda gigi pengatur waktu mengoperasikan katup pemasukan dan katup
II-7
buang melalui nok, pengikut nok, batang dorong dan lengan ayun. Pegas katup
berfungsi menutup katup. Semua camshaft memiliki bearing journal dan lobe
(Priambodo,1986 : 7).
Gambar 2.9 poros nok
II. 2 REPARASI DAN PERAWATAN MESIN KAPAL
Mesin diesel seperti juga mesin pada umumnya, dimana komponen yang
bekerja pada mesin itu memiliki limited life time. Apabila komponen itu telah
sampai batas pemakain dan tidak dilakukan pergantian maka akan mengalami
kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada mesin tentu saja menganggu kinerja
mesin itu. Dengan tidak optimalnya kinerja mesin maka akan mengganggu
produktivitas dari suatu proses yang terjadi. Pada kapal, mesin penggerak yang
mengalami kerusakan akan sangat merugikan owner kapal. Hal itu terjadi karena
waktu operasi kapal akan berkurang dan produktivitasnya semakin menurun
(Jusak, 2005:13).
II-8
Perawatan kapal adalah memelihara kapal agar selalu dalam keadaan siap
operasional dan dapat memenuhi jadual pelayaran kapal tepat pada waktunya.
Perawatan merupakan faktor yang penting untuk dapat menyesuaikan diri dan
memainkan peranan yang dominan dalam dunia pelayaran. Kegagalan sebuah
kapal dalam melayani konsumennya, hal itu terjadi karena kapal tersebut tidak
dirawat dengan baik, akan berakibat kerugian yang sangat besar dan dapat
menjatuhkan performa unit kapal itu. Biaya perawatan sangat mahal hal ini
merupakan godaan terhadap setiap orang untuk menunda perawatan sampai
waktunya terjadi kerusakan yang dapat berakibat tidak mencukupinya biaya
perawatan (Rumangkang, 2007:2).
Kecenderungan saat ini adalah menekankan peningkatan perencanaan
perawatan, dengan memperhatikan berbagai kendaraan operasi. Perencanaan
perawatan sebaiknya mempertimbangkan masukan-masukan pengalaman dari
strategi pekerjaan perawatan sebelumnya, maka penting untuk membuat standar
pekerjaan perawatan dan perbaikan yang diberlakukan diatas kapal, antara lain
(Rumangkang, 2007:28).
Instruction Book
Standar perawatan yang aktual adalah mengacu kepada manual
instruction book yang diterbitkan oleh pabrik (maker) pembuat mesin
itu. Buku ini adalah buku pintar yang disediakan untuk memberikan
informasi lengkap kepada masinis untuk mengoperasikan dan
merawat mesin.
II-9
Plan Maintenance System.
Setiap pekerjaan perawatan dan perbaikan harus tetap mengacu
kepada sistim perawatan terencana atau plan maintenance system,
dengan mencatat setiap kegiatan perawatan dan perbaikan, di
dokumentasikan dengan rapi agar kronoligi perawatn dapat dipelajari
secara berkesinambungan dari team kerja berikutnya.
Maintenance Management.
Banyak data yang seharusnya dilaporkan dari manajemen kapal ke
manajemen darat/kantor dan sebaliknya banyak tugas manajemen
darat yang harus menunjang semua permintaan kebutuhan di kapal,
namun keterbatasan masing-masing pengelola manajemen kapal
ataupun darat yang membuat kondisi perawatan dan perbaikan
kapal tidak sejalan sebagaimana mestinya. Peranan manajeman
kapal dan kantor menjadi penting dalam menentukan dan
memastikan apakah instruction book dan plan maintenance system
benar-benar secara konsisten dijalankan dengan baik (Jusak,
2005:45).
Ada beberapa langkah dalam melakukan reparasi dan perawatan pada
setiap kerusakan yang dialami oleh mesin kapal. Sehingga pemilik kapal harus
menentukan strategi dalam mereparasi dan merawat mesin kapalnya.
Perawatan periodik (Period Maintenance)
II-10
Perawatan periodik adalah perawatan pencegahan biasanya terjadi dari
pembukaan secara periodik mesin dan perlengkapan untuk menentukan apakah
diperlukan penyetelan-penyetelan dan penggantian-penggantian berdasarkan
waktu kalender atau jam kerja (running hours) dengan mengacu kepada manual
instructioan book (Rumangkang, 2007), yaitu :
Perawatan yang dilaksanakan secara waktu kalender :
Perawatan secara harian
Perawatan secara mingguan
Perawatan secara bulanan
Perawatan secara tiga bulanan
Perawatan secara tahunan
Perawatan lima tahunan
Perawatan yang dilaksanakan secara jam kerja :
Perawatan setiap 250 jam
Perawatan setiap 500 jam
Perawatan setiap 1000 jam
Perawatan setiap 2000 jam
Perawatan setiap 4000 jam
Perawatan setiap 8000 jam
Perawatan setiap 10000 jam, terhitung setelah selasai perbaikan
(overhaull)
II-11
Dalam kenyataannya perawatan periodik ini juga disesuaikan dengan waktu
keberadaan kapal, dengan pertimbangan tidak mengganggu operasi kapal.Dengan
menentukan strategi perawatan dan reparasi berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka akan meningkatkan nilai satuan kapal dan muatan, serta akan menjamin
keselamatan dan kehandalan operasi kapal. Selain mempertimbangkan faktor di
atas faktor yang penting dalam perawatan dan repasi kapal adalah biaya yang
akan dikeluarkan dalam reparasi dan perawatan (Jusak, 2005).
II. 3. Perhitungan Biaya Kapal
Tujuan perhitungan biaya yang digunakan dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a) Pengambilan keputusan, efek yang diharapkan atas keuntungan karena
suatu tindakan dari pihak pengambil keputusan, akan merupakan suatu faktor
penting dan mungkin pula faktor yang menentukan pada keputusan tersebut.
Dalam hal ini pemikiran tentang efek biaya pada keputusan mempunyai
relevansi yang jelas. Misalnya dalam menentukan tarif angkutan yang
dikeluarkan harus diketahui agar dapat dipikirkan tingkat pendapatannya.
b) Meramalkan tingkat-tingkat biaya yang akan datang sehingga dapat
diantisipasi kejadian atau proses perubahan tertentu, misalnya adanya
perubahan harga bahan bakar yang mempengaruhi tingkat biaya operasional.
c) Merupakan sistim kontrol, biaya merupakan dasar untuk memonitor dan
mengevaluasi hasil kerja.
II-12
Jadi dalam hal pengoperasian kapal sangat penting memperhitungkan biaya
agar ekonominya dapat diketahui sebelum memutuskan alternative pilihan. Unsur-
unsur biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya variable serta biaya langsung dan
biaya tak langsung. Maksud pengelompokan ini adalah untuk mengetahui
perbandingan antara kelompok-kelompok didalam biaya secara keseluruhan
(JICA, 1985)
Struktur biaya yang dipergunakan secara umum dalam perumusan
perhitungan biaya jasa angkutan laut adalah berdasarkan pengelompokan biaya
dalam bentuk biaya tetap dan biaya tidak tetap (Jinca, 2002).
Adapun komponen yang berhubungan langsung dengan biaya tetap
perawatan dan biaya perbaikan mesin kapal, yaitu pada komponen : biaya
pemeliharaan/repair, perawatan dan store yang terdiri dari :
a. Biaya running repair (perbaikan-perbaikan kapal yang dilakukan
pada saat kapal sedang beroperasi).
b. Biaya maintenance atau floating repairs and docking, yaitu biaya
perawatan yang dilakukan pada saat kapal docking yang
dilaksanakan setiap tahun.
c. Biaya store (equipment and store), yaitu biaya suku cadang mesin
kapal (Jusak, 2005).
Biaya Reparasi, Maintenance, dan Suplai (RMS) adalah biaya yang
dikeluarkan kepada pihak luar yang melaksanakan pekerjaan reparasi dan
pemeliharaan kapal. Biaya yang termasuk suplai dan perlengkapan meliputi
II-13
geladak, suku cadang, investasi kerja yang digunakan kapal. Sedangkan yang
tergolong supplai adalah biaya barang-barang konsumsi di kapal tidak termasuk
bahan bakar, air tawar, dan minyak lumas.
Selain faktor strategi dan biaya, maka reparasi dan perawatan kapal juga
harus berdasarkan ketentuan Biro klasifikasi. Pemeriksaan dan kontrol reparasi
kapal agar kapal tetap memenuhi eksploitasi normalnya. Karena kapal dibangun
dibawah pengawasan Biro klasifikasi baik itu konstruksi, mesin dan peralatannya
maka harus memenuhi persyaratan, maka kapal masuk dalam kelas dan diberi
tanda kelas. Jangka waktu berlakunya kelas bagi konstruksi dan mesin adalah 4
tahun, dimana ada bermacam-macam pemeriksaan atau survey ialah :
1. Semua kapal yang dikelaskan harus menjalani survey tahunan. Survey
tahunan dilakukan diatas Dok atau diatas air (terapung) dengan ketentuan
bahwa jangka waktu pemeriksaan diatas Dok tidak lebih 2 tahun. Ketentuan
ini khususnya dalam praktek hanya bagi kapal yang berumur 0 – 8 tahun.
Survey tahunan (Anual survey) meliputi survey konstruksi, instalasi mesin,
listrik dan perlengkapan kapal.
2. Survey pembaruan kelas (Special Survey)
Survey pembaruan kelas dapat dilakukan 6 bulan sebelum kelas berakhir.
Apabila konstruksi mesin dan listrik telah diperiksa dalam waktu 1 tahun
sebelum kelas berakhir, sesuai persyaratan survey pembaruan kelas dapat
dibebaskan dari survey (Biro Klasifikasi Indonesia).
II-14