bab ii - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... ·...

33
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme Hal yang mendasar dalam teori konstruktivisme adalah peran serta guru yang bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan bagi siswa, namun guru berperan untuk mengembangkan kemampuan siswa sehingga siswa dapat membangun sendiri ilmu pengetahuan yang ada di fikiran mereka (Suprihatiningrum, 2013:22). Selain itu dalam konstruktivisme juga menekankan siswa belajar memperoleh pola pemikiran yang dapat digunakan dalam berbagi macam kondisi belajar, serta belajar sosialisasi agar tercipta hubungan timbal balik dengan orang sekitar maupun lingkungan. Menurut peneliti, menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga belajar dapat diperoleh melalui proses pembentukan pengetahuan sebagai berikut: 1. menyediakan alternatif pengalaman belajar, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan tidak hanya dengan satu cara; 2. melakukan pembelajaran dengan keadaan yang nyata dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep melalui kenyataan dalam kehidupan sehari-hari; 3. melakukan pembelajaran yang ada interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya; 4. memanfaatkan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif;

Upload: duongtruc

Post on 02-May-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme

Hal yang mendasar dalam teori konstruktivisme adalah peran serta guru

yang bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan bagi siswa, namun guru

berperan untuk mengembangkan kemampuan siswa sehingga siswa dapat

membangun sendiri ilmu pengetahuan yang ada di fikiran mereka

(Suprihatiningrum, 2013:22). Selain itu dalam konstruktivisme juga menekankan

siswa belajar memperoleh pola pemikiran yang dapat digunakan dalam berbagi

macam kondisi belajar, serta belajar sosialisasi agar tercipta hubungan timbal

balik dengan orang sekitar maupun lingkungan. Menurut peneliti, menyediakan

pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

sehingga belajar dapat diperoleh melalui proses pembentukan pengetahuan

sebagai berikut:

1. menyediakan alternatif pengalaman belajar, misalnya suatu masalah dapat

diselesaikan tidak hanya dengan satu cara;

2. melakukan pembelajaran dengan keadaan yang nyata dan relevan dengan

melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep

melalui kenyataan dalam kehidupan sehari-hari;

3. melakukan pembelajaran yang ada interaksi dan kerja sama seseorang dengan

orang lain atau dengan lingkungannya;

4. memanfaatkan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif;

Page 2: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

10

Pandangan tentang teori konstruktivistik didasari oleh teori J Piaget, dan

Vygotsky. Dalam penelitian ini, teori konstruktiivisme terkait dalam materi

bangun ruang yaitu prisma dan limas yang dapat menuntut siswa untuk belajar

mandiri menggali kemampuan yang dimiliki dengan mengaitkan materi bangun

ruang sebelumnya.

2.1.1.1 Teori Piaget

Piaget mengemukakan bahwa penggunaan operasi formal pada anak

sekolah bergantung pada keakraban dengan daerah subjek tertentu. Implikasi

penting dalam proses pembelajaran menurut Piaget adalah sebagai berikut:

1. fokus dan memusatkan perhatian pada proses mental siswa, bukan hanya

hasilnya;

2. memerhatikan keaktifan siswa dalam keterlibatannya ketika proses

pembelajaran sehingga siswa menemukan sendiri pengetahuannya melalui

interaksi langsung dengan lingkungan sekitar;

3. menjadikan perbedaan antar siswa sebagai hal yang biasa untuk kemajuan

perkembangan siswa sehingga guru dapat melakukan tindakan-tindakan

untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil

(Suprihatiningrum, 2013: 25).

Menurut Poedjiaji, (2005:71) J Piaget lebih menekankan bahwa seseorang

memperoleh pengetahuan melalui berbagai tindakan seperti membaca,

menelusuri, melakukan percobaan dengan lingkungan sekitar. Haryanto

(2010: 14) menyatakan bahwa penekankan pada proses anak secara individu

menggali pengetahuan dari interaksi objek yang ada disekitar. Teori ini

Page 3: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

11

mengemukakan mengenai skema, akomodasi, asimilasi, dan equilibration.

Berikut pengertian mengenai pendapat piaget:

a skema

skema merupakan pengetahuan untuk beradaptasi dan bekerja sama dengan

lingkungan. Selama seseorang mengalami perkembangan maka skema akan

menyesuaikan terhadap perkembangan tersebut;

b asimilasi

suatu proses kognitif untuk menemukan konsep, pendapat, pengalaman yang

baru dipeoleh ke dalam skema atau pola yang ada dalam fikiran disebut

dengan asimilasi;

c Akomodasi

perubahan pola skema yang ada pada anak karena adanya pengalaman baru

dalam pola yang lama;

d Equilibration

equilibration adalah keadaan seimbang dalam proses asimilasi dan

akomodasi;

Implikasi teori Piaget dalam penelitian ini adalah kemampuan proses

siswa untuk memperoleh pengetahuan atau konsep belajar sehingga siswa benar-

benar mengerti karena siswa memiliki pengalaman baru memperoleh konsep

tersebut.

Page 4: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

12

2.1.1.2 Teori Vygotsky

Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan

lingkungan. Ada dua implikasi dalam teori ini yaitu:

1. ZPD (zone of proximal development)

Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila anak belajar atau bekerja

pada daerah perkembangan terdekat (ZPD). ZPD merupakan jarak anatar

tingkat perkembangan yaitu kemampuan pemecahan masalah dibawah arahan

orang lain.

2. Scaffolding

Scaffolding adalah memberikan siswa bantuan dalam pembelajaran lalu

mengurangi bantuan tersebut secara perlahan serta member kesempatan anak

untuk mempunyai tanggung jawab.

Suprihatiningrum, (2013:27) menyatakan bahwa Vygotsky memandang

lingkuangan sosioluktural tidak hanya sekedar memberi stimulasi kognitif yang

memicu konflik dan keseimbangan, namun proses mental yang lebih tinggi seperti

memerhatika dengan sukarela atau mengingat dengan sukarela dibentuk dan

didukung oleh interaksi sosial.

Implikasi teori vygotsky dalam penelitian ini adalah pentingnya siswa

untuk berdiskusi sehingga terjalin hubungan sosial antar individu dan

meningkatkan motivasi belajar siswa. Peran guru dalam penelitian ini adalah

hanya sebagai fasilitator diskusi dan mengajak siswa untuk berfikir kreatif

menemukan sebuah konsep dalam belajar.

Page 5: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

13

2.1.2 Pembelajaran Berbasis Sains

Pembelajaran adalah proses mentransfer ilmu pengetahuan secara dua arah

yakni antara guru dan siswa. Sedangkan sains adalah salah satu ilmu pengetahuan

yang didapatkan dengan metode tertentu berbasis penelitian, penemuan, ilmiah

dan sesuai fakta-fakta. Jadi pembelajaran berbasis sains adalah pembelajaran yang

menjadian sains (murni) sebagai metode atau pendekatan dalam proses belajar-

mengajar sehingga pembelajaran menjadi lebih kreatif dan aktif dalam proses

belajar (Putra, 2013:53). Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus

dikembangan terhadap siswa sebagai pengalaman yang bermakna sehingga dalam

pembelajaran lebih menekankan pada prosesnya.

Beragam keterampilan yang dikembangkan dalam pendekatan sains

dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Ragam Keterampilan Proses Sains

No Keterampilan Deskripsi

1 Mengamati (observing) Menentukan objek menggunakan indera

2 Mengklasifikasi Mengelompokkan objek

3 Mengukur Memperkirakan ,mencatat, menggunakan satuan

pengukuran

4 Mengumpulkan,

mencatat data

Mecari data kemudian dicatat sebagai referensi

5 Mengkomunikasi Menggunakan kata-kata tertulis maupun lisan

dalam bentuk presentasi berbasis teknologi

6 Menguraikan Menjelaskan kesimpulan tentang topic tertentu

berdasarkan pengamatan

7 Meramal Mengantisipasi resiko dari pengalaman yang

baru maupun masa lalu

8 Membuat hipotesis Mengusulkan ide atau gagasan berdasarkan

pengamatan

9 Melakukan percobaan Menyelidiki dan menguji hipotesis

Page 6: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

14

2.1.3 Efektifitas

Efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efektifitas

penggunaan model pembelajaran STS berpendekatan inkuiri dalam kegiatan

belajar mengajar. Menurut Warsito (2008: 287), efektivitas merupakan

perbandingan rencana dan tujuan yang hendak dituju. Efektifitas juga dapat

diartikan sebagai ketepatan mengelola keadaan. Oleh sebab itu, suatu kegiatan

dikatakan efektif jika hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana awal. Berikut ini

merupakan pengertian efektifitas dalam proses pembelajaran dalam Warsita

(2008: 287):

1. pembelajaran yang efektif adalah suatu proses pembelajaran atau transfer ilmu

agar siswa dapat belajar berupa ilmu pengetahuan, sikap dalam berperilaku,

dan keterampilan yang khas untuk dipelajari siswa (Dick & Reiser, 1989);

2. pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang dapat memberi

hasil atau bermanfaat dengan proses-proses yang tepat (Miraso,2004);

Suatu pembelajaran dikatakan efektif menurut Guskey (dalam Nugroho

2012:174) adalah sebagai berikut:

1. ketuntasan dalam prestasi belajar dapat tercapai secara optimal;

2. terdapat hubungan dan pengaruh antara variable terikat dan bebas;

3. prestasi belajar kelas eksperimen yang berbeda dengan kelas kontrol.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, peneliti dalam penelitian ini

menyimpulkan bahwa efektifitas merupakan suatu keberhasilan yang ditunjukkan

melalui tercapai atau tidaknya ketuntasan hasil prestasi belajar, pengaruh antara

Page 7: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

15

motivasi dan keterampilan proses terhadap hasil belajar, serta perbedaan hasil

antara model STS berpendekatan inkuiri dengan model konvensional

2.1.4 Model STS

Poedjiaji, (2005:125) menyatakan bahwa Science Technology Society

(STS) berubah dari pendekatan menjadi model karena STS dapat menjangkau

siswa yang tergolong pada kelompok berkemampuan rendah dalam kelas karena

dirasakan siswa lebih menarik, nyata dan aplikatif. Pengertian model STS adalah

model pembelajaran yang disajikan untuk menyesuaikan diri terhadap

perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi melalui proses sosial sehingga

berdampak baik bagi lingkungan. Awalnya STS dikembangkan untuk

pembelajaran sains, khususnya sains alam, namun sekarang dapat dikaji

penggunaannya pada pembelajaran bidang-bidang lain. Model STS diharap

menimbulkan motivasi belajar serta kemampuan proses siswa, karena siswa

mengetahui manfaat dari konsep ilmu pengetahuan, bahkan memahami dampak-

dampak positif maupun negatif penerapan teknologi terhadap lingkungan dan

masyarakat.

Model STS pada dasarnya memberikan pemikiran mengenai kaitan antara

sains,teknologi,masyarakat serta lingkungan sehingga teknologi dan sains dalam

kaitannya dengan pendidikan memiliki hubungan yang erat. Hubungan ini terjalin

karena ilmu pengetahuan menguraikan tentang konsep-konsep, sedangkan

teknologi sebagai perwujudan konsep yang telah dipelajari. Jadi perlu adanya

kemampuan proses unutk mengatasi permasalahan menggunakan konsep-konsep

ilmu pengetahuan dengan teknologi yang dapat dicakup masyarakat serta

Page 8: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

16

berdampak baik bagi lingkungan sekitar (Poedjiaji, 2005:65). Terdapat 5 domain

atau ranah dalam STS menurut Yager, 1996 (dalam Poedjiaji, 2005:105) yaitu:

1) domain konsep yaitu aspek pengetahuan siswa terhadapa pembelajaran;

2) domain proses meliputi hal-hal yang berhubungan dengan observasi,

pengukuran, pemahaman,komunikasi dalam kegiatan belajar;

3) domain kreativitas yaitu meliputi visualisasi terhadap materi, pemikiran ide

untuk menemukan solusi dengan cara yang baru, bertanya;

4) domain sikap meliputi pengembangan sikap siswa yang baik atau positif

terhadap guru, termotivasi dalam belajar, rasa kasih sayang dengan siswa lain

maupun dengan lingkungan;

5) domain aplikasi dan keterkaitan meliputi memberi contoh dalam kehidupan

sehari-hari, menerapkan konsep dengan keterampilan pada masalah-masalah

yang berkaitan dengan teknologi.

Poedjiaji, (2005:114) menyatakan bahwa pola hubungan saling

mempengaruhi antara sains, teknologi, masyarakat, dan lingkungan ialah sebagai

berikut:

Ilmu (Sains)

Teknologi

Masyarakat Lingkungan

Gambar 2.1 Hubungan timbal balik STS

Page 9: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

17

Ciri khas model ini adalah adanya isu atau masalah yang ada di sekitar

masyarakat yang di eksplor dalam kegiatan proses belajar mengajar. Tahapan-

tahapan dalam pendekatan STS adalah sebagai berikut:

1) tahap inisiasi: saat penelitian guru meminta siswa untuk membawa benda-

benda berbentuk prisma limas yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari, lalu memberi permasalahan kepada siswa untuk menemukan sebuah

konsep yang dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa

terstimulus untuk berkreasi;

2) tahap eksplorasi atau pembentukan konsep : guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok. Masing-masing kelompok beranggota 5-6 orang. Guru

juga memberi lembar kerja diskusi siswa pada tahap ini agar siswa lebih

terarah menemukan konsep serta dapat menggali kemampuan mereka;

3) tahap aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari: siswa diberi kesempatan

oleh guru untuk mengaplikasikan konsep yang telah ia dapatkan dalam tahap

eksplorasi dalam masalah kehidupan sehari-hari, serta meminta siswa untuk

mengaitkan konsep dengan teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi

masyarakat;

4) tahap pemantapan konsep : guru memberikan umpan balik atau penguatan

terhadap konsep yang diperoleh siswa pada saat membahas lembar kerja

diskusi siswa dengan perwakilan tiap kelompok untuk maju kedepan

memaparkan temuan konsep mereka;

Page 10: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

18

5) tahap penilaian : penilaian dilakukan dari proses yang dilakukan siswa sampai

mendapat hasil yang mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

(Poedjiaji, 2005:126).

UNESCO (1996) dalam menetapkan empat pilar dalam pendidikan yang

harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh pengelola dunia pendidikan

yaitu: belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to now), belajar untuk

menguasai keterampilan (learning to do), belajar untuk hidup bermasyarakat

(learning to live together), dan belajar untuk mengembangkan diri secara

maksimal (learning to be). Sementara itu, Pendekatan SETS juga menekankan

pada peserta didik untuk learning to know, learning to do, learning to be, learning

to live together.

2.1.5 Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri menekankan kemandirian siswa dalam memperoleh

konsep-konsep baru. Tujuan pendekatan inkuiri adalah agar siswa terstimulus oleh

tugas dan aktif mencari penyelesaian (Roestiyah, 2012:76). Selain itu siswa juga

dituntut untuk mencari sumber sendiri, dan belajar bersama dalam kelompok serta

mampu mempertahankan pendapat yang sesuai dengan sumber yang telah siswa

dapatkan. Keunggulan inkuiri adalah sebagai berikut:

1) membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada siswa sehingga dapat

mengerti tentang konsep-konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik;

2) siswa tidak mudah lupa dengan rumus atau kosep baru;

3) mendorong siswa berfikir dan bekerja karena keinginan dan kesadarannya

sendiri;

Page 11: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

19

4) mendorong isswa bersikap obyektif, jujur dan terbuka;

5) mendorong siswa berfikir intuitif dan merumuskan hipotesis yang mereka

dapatkan;

6) situasi proses belajar yang lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa;

7) dapat mengembangkan bakat siswa;

8) memberi kebebasan siswa untuk belajar dan berkreasi sendiri

(Roestiyah, 2012:76).

Siswa memerlukan waktu untuk menggunakan daya fikirnya untuk

memperoleh suatu konsep, prinsip dan teknik dalam proses belajar. Menurut

peneliti, hal tersebut dapat ditimbulkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) guru meminta siswa menganalisa benda-benda berbentuk prisma dan limas

yang telah dibawa siswa sebagai alat peraga dan guru juga menyediakan

lembar kerja diskusi siswa yang dibagikan pada setiap masing-masing anggota

kelompok;

2) lembar kerja diskusi siswa yang diberikan guru berupa masalah-masalah untuk

menemukan konsep atau rumus baru dan menuntun siswa berfikir kritis;

3) siswa mendapat kebebasan dalam mengerjakan lembar kerja diskusi siswa

sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing;

4) siswa bekerja sama dalam sebuah kelompok diskusi dan mencatat hasil diskusi

secara runtut;

5) siswa menerapkan konsep yang telah didapat dalam permasalah kehidupan

sehari-hari;

Page 12: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

20

6) siswa mempertahankan pendapat yang mereka dapatkan melalui penemuan

konsep baru;

7) adanya evaluasi mengenai hasil konsep baru yang ditemukan siswa.

Tahapan penggunaan model STS berpendekatan inkuiri, dapat dilihat dari

tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Sintak STS dengan pendekatan inkuiri

Tahap Tindakan

Inisiasi Guru memberi masalah kepada siswa mengenai bangun

ruang prisma dan limas, kemudian siswa menganalisiss

sendiri alat peraga yang telah siswa buat untuk menjawab

masalah tersebut.

Eksplorasi Guru membagi lembar kerja diskusi kemudian siswa

mengerjakan lembar kerja tersebut secara diskusi dengan

kelompoknya. Saat diskusi siswa berupaya menggali

potensi yang dimiliki untuk menyelesaiakan soal secara

mandiri. Guru juga memberi kesempatan siswa menggali

kreativitas yang dimiliki.

Aplikasi Konsep Guru memberi soal yang diaplikasikan dengan

permasalahan kehidupan sehari-hari sehingga siswa

menerapkan konsep yang telah ditemukan untuk

dikaitkan dalam menjawab soal aplikatif secara diskusi.

Pemantapan

Konsep

Siswa diberi kesempatan untuk memantapkan konsep

yang dimiliki dengan presentasi didepan kelas. Saat

presentasi guru memberi umpan balik agar siswa berfikir

kritis dan lebih mantap dalam penguasaan konsep. Guru

juga memberi tugas rumah untuk siswa memntapkan

konsep dengan cara membuat benda berbentuk prisma

limas yang bisa dimanfaatkan bagi masyarakat maupun

lingkunagan.

Penilaian Guru memberi penilaian pada saat awal siswa

menganalisis alat peraga yang digunakan sampai siswa

menemukan dan mengaplikasikan konsep yang telah

didapatkan.

Page 13: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

21

2.1.6 Model Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan

oleh guru. Umumnya yang diterapkan yaitu metode ekspositori atau ceramah.

Metode ekspositori adalah cara penyampaian materi pelajaran dari seorang guru

kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran,

menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab, (Sanjaya 2008:179).

Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan dalam model ini,

namun guru bersama siswa berlatih menyelesaikan soal latihan. Kekurangan dari

metode ekspositori menurut Sanjaya, (2008:181) adalah:

1. tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa;

2. kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran);

3. pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang;

4. kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa tidak

menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

2.1.7 Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai fungsi untuk mendorong kemampuan siswa

melakukan sesuatu, mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta

memilah kegiatan dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan dan tidak

harus dilakukan (Suprijono, 2009:163). Strategi memotivasi dalam proses

pembelajaran salah satunya adalah dengan penggunaan model pembelajaran atau

pendekatan yang aktif, yang dapat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

menumbuhkan hubungan sosial lingkungan, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (Suprijono, 2009:164).

Page 14: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

22

Abraham Maslow (lihat Majid, 2013:314) menyatakan bahwa

mengemukakan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan pokok atau perbedaan

motivasi yang terbentuk dalam 5 tingkatan sebagai berikut:

Gambar 2.2 kebutuhan pokok manusia menurut Maslow dalam (Majid, 2013:314)

Kebutuhan pokok diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1) faktor perbedaan fisiologis (physiological needs);

2) faktor perbedaan rasa aman (safety needs), dari segi mental,fisik dan

kecerdasan;

3) faktor perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs);

4) faktor perbedaan harga diri (selfesteem needs);

5) faktor perbedaan aktualisasi diri (self actualization) atau kesempatan

mengembangkan potensi yang dimiliki.

Ada 2 faktor untuk menstimultan motivasi belajar yaitu:

1) faktor intrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri siswa tanpa ada

paksaan atau dorongan dari orang lain karena adaanya kesadaran dan

keinginan diri sendiri untuk belajar;

Penghargaan

Sosial

Keamanan

Faal

Aktualisasi diri

Page 15: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

23

2) faktor ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena adanya paksaan maupun

dorongan pengaruh dari luar seperti lingkungan maupun orang lain yang

mempengaruhi keinginan dalam belajar.

Motivasi menurut Sardiman (2010:85) memiliki tiga fungsi yaitu:

1) mendorong manusia melakukan sesuatu sebagai perintis;

2) memberi arahan untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan yang dituju;

3) memilah kegiatan yang seharusnya dilakukan karena bermanfaat untuk

dirinya.

Motivasi juga berfungsi sebagai pemicu seseorang untuk memperoleh

prestasi, penghargaan, pujian, dan untuk menjadi lebih baik lagi dalam melakukan

segala sesuatu. Indikator motivasi menurut Sudjana (2009:61) adalah sebagai

berikut:

1) minat dan perhatian siswa terhadapa pelajaran;

2) semangat siswa melakukan tugas-tugasnya;

3) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas belajar;

4) reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru;

5) rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas.

Uno dan Umar (2009:21) menyatakan bahwa, indikator motivasi adalah

sebagai berikut:

1) tekun menghadapi tugas;

2) ulet menghadapi kesulitan;

3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi;

4) ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan;

Page 16: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

24

5) selalu berusaha brerprestasi sebaik mungkin;

6) mempunyai minat terhadap macam-macam masalah;

7) senang dan rajin belajar;

Menurut peneliti, indikator motivasi adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Indikator Motivasi

Tahap-tahap pada model STS Indikator Motivasi

Tahap Inisiasi 1. Siswa tertarik untuk mencari permasalahan

2. Siswa antusias dan giat dalam mencari

permasalahn untuk diselesaikan

Tahap Eksplorasi 1. Siswa bersemangat untuk menggali

kemampuannya

2. Siswa tekun menghadapi kesulitan-kesulitan

yang ditemukan

3. Siswa semakin aktif dengan bekerja

kelompok menemukan solusi

4. Siswa memiliki dorongan untuk

berkontribusi terhadap kelompoknya dalam

penyelesaian masalah

5. Siswa mencari strategi penyelesaian masalah

yang sesuai

Tahap Aplikasi Konsep dalam

kehidupan sehari-hari

1. Siswa selalu ingin berinovasi dengan

dikaitkan kehidupan sehari-hari

2. Siswa peka terhadap masalah sehari-hari

yang dapat diselesaikan dengan konsep yang

didaptkan

3. Siswa lebih mandiri dan kreatif

Tahap Pemantapan Konsep 1. Siswa lebih percaya diri dengan konsep

yang ditemukan

Tahap Penilaian 1. Siswa antusias memperoleh nilai sebaik

mungkin

2. Siswa berusaha menyelesaiakan pekerjaan

semaksimal mungkin agar mendapat

reweard atau penghargaan dari guru

Page 17: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

25

2.1.8 Keterampilan Proses

Konsep dan fakta yang didapatkan dalam pembelajaran harus

dikembangkan melalui keterampilan proses sehingga siswa mampu

mengembangkan diri, menemukan sesuatu yang baru melalui proses. Penggunaan

konsep dan fakta yang tidak banyak, tetapi dipahami oleh siswa sehingga diproses

untuk menguasai atau menemukan fakta yang lebih banyak (Darsono, 2008:82).

Alasan pentingnya keterampilan proses menurut Darsono, (2008: 83) adalah

sebagai berikut:

1. guru tidak mengajarkan konsep kepada siswa karena keterbatasan waktu dan

guru hanya menggunakan ceramah dalam mengajar sehingga siswa hanya

sebatas memiliki pengetahuan namun tidak terbiasa menemukan dan

mengembangkan pengetahuan yang didapat;

2. secara psikologis, siswa dalam usia perkembangan lebih mudah memahami

konsep bila disertai contoh nyata, dialami sendiri, dan sesuai lingkungan yang

dihadapi, sehingga intisari pengetahuan adalah kegiatan fisik maupun mental

siswa;

3. perlu adanya pemikiran kritis, sikap ilmiah untuk membuktikan kebenaran

teori;

4. pengembangan pengetahuan menyatu untuk membentuk manusia yang cerdas,

ulet, terampil, aktif, mandiri, dan memiliki sikap yang diharapkan melalui

proses yang dilalui.

Peneliti menyimpulkan bahwa siswa perlu berperan dalam proses belajar

sehingga mereka memiliki ketrampilan yang berbeda-beda dalam berproses

Page 18: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

26

menyelesaikan masalah atau menemukan konsep baru dalam belajar, sehingga

siswa tidak hanya sekedar tahu namun paham mengenai konsep tersebut. Indikator

dalam keterampilan proses adalah sebagai berikut:

1) mengajukan pertanyaan untuk meminta penjelasan;

2) mengamati dan menemukan fakta yang relevan dan memadai;

3) menafsirkan dan mencatat setiap pengamatan secara terpisah;

4) meramalkan dengan menggunakan pola-pola;

5) mengatur alat atau bahan;

6) menentukan alat atau bahan yang akan digunakan;

7) menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari;

8) menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis (Darsono, 2008:85)

Page 19: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

27

Menurut peneliti, indikatornya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Proses

Tahap-tahap model

STS

Keterampilan Proses Indikator

Inisiasi 1. Mengajukan

Pertanyaan

1. Siswa mencari masalah

baru

2. Siswa mengungkapkan

pertanyaan

3. Siswa bertanya dengan

dorongan dugaan

Eksplorasi 2. Mengamati

3. Menafsirkan

pengamatan

4. Meramalkan

5. Mengalur alat/bahan

6. Merencanakan

penelitian dengan

diskusi

7. Berkomunikasi

1. Siswa mencari fakta agar

memperoleh konsep

2. Siswa mencatat setiap

pengamatan

3. Siswa membuat tahapan

pekerjaan yang harus

dilakukan

4. Siswa menentukan alat

atau bahan yang dapat

digunakan

5. Siswa membuat langkah-

langkah kerja

6. Siswa mendiskusikan

dengan satu kelompok

Aplikasi Konsep 7. Menerapkan konsep 1. Siswa menerapkan konsep-

konsep yang telah ada

untuk dikaitkan dengan

konsep baru

2. Siswa menerapkan konsep

pada pengalaman baru

untuk menjelaskan yang

sedang terjadi

Pemantapan Konsep 9. Respon menjawab

pertanyaan

1. Siswa menjelaskan hasil

penemuan konsep

Penilaian 10. Nilai yang diinginkan 2. Kreativitas siswa dalam

memperoleh konsep baru

Page 20: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

28

2.1.9 Media Pembelajaran

Media menurut Sanjaya (2012:58) adalah perantara untuk menyampaikan

pesan-pesan pendidikan tertentu dari pengirim ke penerima pesan.

Sutikno (2013:106) menyatakan media pembelajaran adalah sesuatu yang

dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung

antara pendidik dengan siswa. Definisi lain menurut Sukmana (2013:4) media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang bisa digunakan dalam sebagai media

pembelajaran. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan suatu perangkat yang digunakan seorang guru dalam proses

pembelajar sebagai pembawa pesan yang akan disampaikan guru terhadap peserta

didik agar mudah dimengerti.

Media pembelajaran terbagi menjadi 4 jenis menurut Sudjana (2007:3)

media pertama adalah media dua dimensi yang berupa gambar-gambar, diagram,

foto, dan sejenisnya. Kedua yaitu media tiga dimensi berupa model padat yang

dapat dilihat dari tiga sudut pandang. Ketiga, media proyeksi berupa terbagi

dalam 3 jenis yaitu media audio yaitu media yang hanya bersumber dari suara,

yang kedua media visual yaitu media yanag berasal dari penglihatan dan yang

ketiga yaitu media audiovisual merupakan gabungan dari suara dan gambar.

Sedangkan dari segi keadaanya media audiovisual dapat dibedakan menjadi 2

yaitu unsur suara dan gambar berasal dari satu sumber (audiovisual murni), dan

unsur suara serta gambar tidak berasal dari satu sumber (audiovisual tidak murni).

Penggunaan media sebenarnya tidak dipandang dari segi kecanggihannya

melainkan dari segi fungsinya yang membantu kemudahan proses belajar

Page 21: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

29

mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media juga dapat

menunjang proses pembelajaran, sehingga perlu adanya media pembelajaran agar

siswa dapat menanggapi masalah, mengemukakan masalah baru, belajar melatih

merumuskan pendapatnya, (Sadiman, 2007: 16).

2.1.9.1 Alat Peraga

Alat peraga merupakan media visual. Media visual adalah media yang

hanya mengandalkan indera penglihatan (Sutikno, 2013:108). Fungsi utama dari

alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep

yang abstrak, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut

(Sudjana, 2013:99). Melalui melihat, meraba dan memanipulasi obyek atau alat

peraga maka siswa mengalami pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan

tentang arti dari suatu konsep. Fungsi dan nilai alat peraga dalam proses belajar

mengajar menurut Sudjana (2013:99) adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat bantu mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif;

2. Alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru;

3. Penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran;

4. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran untuk mempercepat proses belajar

mengajar dan membantu siswa dalam menerima pelajaran;

5. Penggunaan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat

siswa.

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga yang

dibuat oleh siswa dari kertas karton yang kemudian dilapisi dengan kertas

berwarna sehingga alat peraga nampak menarik. Selain itu, alat peraga yang

Page 22: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

30

digunakan juga berupa kemasan makanan yang berbentuk prisma dan limas.

Berikut ini contoh desain alat peraga yang dibuat siswa:

Gambar 2.3 Kerangka Prisma Tegak Segitiga

Gambar 2.4 Kerangka Limas

Page 23: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

31

2.1.9.2 Lembar Kerja Diskusi Siswa

Sutikno (2013 :58) menyatakan bahwa lembar kerja diskusi adalah media

cetak yang berupa lembaran kertas yang berisi informasi berupa soal atau

pertanyaan yang harus dijawab siswa. Sedangkan menurut peneliti, lembar kerja

diskusi siswa merupakan salah satu jenis media visual yang digunakan untuk

mempermudah proses pembelajaran. Secara umum lembar kerja ini merupakan

perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan

pembelajaran. Kelebihan dari penggunaan lembar kerja ini adalah sebagai

berikut:

1) meningkatkan aktivitas belajar;

2) mendorong siswa mampu bekerja sendiri;

3) membimbing siswa secara baik kearah pengembangan konsep.

2.1.9.3 Media Presentasi

Media Presentasi merupakan salah satu media audiovisual karena

gebungan dari jenis media audio dan visual. Slide presentasi digunakan melalui

penggunaan computer. Penggunaan media yang dapat menarik perhatian siswa

merupakan cara efektif untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Melalui

komputer, teknologi informasi memliki potensi besar untuk meningkatkan

kualitas pembelajran. Terlebih dalam pembelajran matematika yang memerlukan

daya khayal, visualisasi benda abstrak yang sulit difikirkan oleh peserta didik

sehingga perlu adanya media (Yusuf, 2010:12). Peneliti menyimpulkan bahwa,

penggunaan media presentasi dengan menggunakan softwere microsoft power

Page 24: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

32

point atau slide presentasi akan lebih memudahkan siswa karena penggunaannya

yang mudah, dapat dimengerti dan menarik.

2.1.12 Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Sukasni at al (2011: 5) adalah beragam

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia memiliki pengalaman belajar.

Selain itu, menurut Poerwanto (2007:45) memberikan pengertian prestasi belajar

yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dinyatakan dalam rapot. Sedangkan Hamdu dan Agustina (2011: 3) menyatakan

bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam

menerima, menolak dan menilai informasi informasi yang diperoleh dalam proses

belajar mengajar.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang didapatkan siswa dalam memperoleh pengalaman belajar

melalui proses belajar yang dilihat melalui nilai yang diperoleh siswa.

Indikator prestasi belajar menurut Sukasni at all (2011: 5) antara lain :

1) Pengetahuan;

2) Kemampuan;

3) Kebiasaan dan keterampilan;

4) Sikap.

Sedangkan menurut peneliti, indikator prestasi belajar antara lain :

1) Pengetahuan berupa informasi atau permasalahan dalam tahap inisiasi berupa

fakta dan gagasan;

Page 25: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

33

2) Kemauan dan kemampuan berupa usaha dan upaya untuk menyelesaikan

permasalahan pada saat tahap eksplorasi;

3) Keterampilan dalam berproses untuk memperoleh strategi menyelesaikan soal

dalam tahap aplikasi konsep;

4) Kemantapan dalam mengambil sikap secara lisan maupun tindakan dalam

pemantapan konsep .

2.1.13 Materi Luas dan Volume Prisma dan Limas

Berikut ini disajikan tabel mengenai standar kompetensi materi, kompetensi

dasar dan indikator yang akan dicapai siswa:

Tabel 2.5 Standar kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Memahami sifat-sifat

kubus, balok, prisma,

limas, dan bagian-

bagiannya, serta

menentukan

ukurannya.

Menentukan,

menghitung luas dan

volume prisma dan

limas

1. menentukan rumus

luas permukaan

prisma dan limas;

2. menghitung luas

permukaan prisma

dan limas;

3. menentukan rumus

volume prisma dan

limas;

4. menghitung volume

prisma dan limas.

Materi prisma dan limas dengan model STS berpendekatan inkuiri:

1. Tahap inisiasi

Awal pelajaran guru memberi apersepsi kepada siswa untuk mencari

benda-benda disekitar yang berbentuk prisma dan limas, serta menanyakan

Page 26: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

34

cara menghitung luas dan volume prisma limas kemudian membagi siswa

menjadi beberapa kelompok

2. Tahap Eksplorasi

Membagi lembar kerja siswa untuk dikerjakan dengan diskusi menemukan

rumus luas dan prisma dan limas hingga mendapat rumus seperti dibawah ini:

Luas permukaan prisma

� = (2 × ��� ���) + ( ������� ��� × ������)

Luas permukaan limas

� = ��� ��� + �����ℎ ��� ������� ������ ����

Volume prisma � = ��� ��� × ������

Volume limas � = �

� × ��� ��� × ������

3. Tahap Aplikasi konsep

Memberi masalah atau persoalan sesuai dengan kehidupan sehari-hari

untuk diselesaikan masing-masing kelompok.

4. Tahap Pemantapan konsep

Membahas soal diskusi bersama dan mengilustrasikan pembahasan soal

melalui slide agar lebih mudah dimengerti, serta memberi tugas rumah setiap

siswa mencari referensi belajar dari internet untuk memanfaatkan teknologi

dan perteman terakhir membuat benda dari bahan daur ulang menjadi

berbentuk prisma atau limas beserta volumnya yang dapat dimanfaatkan

untuk sekitar

Page 27: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

35

5. Tahap Penilaian

Penilaian dilakukan dari awal pelajaran siswa berdiskusi, menemukan konsep

baru,serta soal yang dikerjakan setiap siswa sebagai evaluasi setiap akhir

pelajaran.

2.2 Hasil Penelitian Relevan

Penelitian sebelumnya mengenai model STS adalah sebagai berikut:

1. penelitian yang dialakuan oleh Hidayati (2011) hasilnya menunjukkan bahwa

penerapkan pendekatan Science Technology Socity (STS) atau juga sering

disebut Sain Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan prestasi

belajar IPS denga hasil dari pra tindakan rata-rata nilai 64,87, pada siklus I

71,04, dan siklus II menjadi 75,43.

2. Penelitian lain juga dilakukan oleh Malik Nur Aini A (2012), hasilnya

menunjukkan bahwa penerapan pendekatan STS melalui siklus belajar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dengan hasil observasi awal rata-rata 74.28

meningkat menjadi 86.47 pada siklus I. Selanjutnya, pada siklus II meningkat

menjadi 87.5. Hasil belajar aspek psikomotorik pada observasi awal rata-rata

74.14 meningkat menjadi 76.46 pada siklus I, selanjutnya pada siklus II

meningkat menjadi 88.42.

3. penelitian Sari (2013), hasilnya pemakaian metode inkuiri dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 4 Tanjungpinang mampu meningkatkan hasil belajar siswa

dari 47 % menjadi 89 %.

Page 28: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

36

Berbeda dengan penggunaan STS yang ada, pada penelitian ini

penggunaan STS dilakukan dengan pendekatan inkuiri dalam pengerjaan LKS.

Selain itu, peran science terletak pada soal yang dikerjakan siswa berupa aplikasi

kehiupan sehari-hari, teknologi terdapat pada tugas yang diberikan guru agar

siswa mencari referensi belajar dari internet kemudian di print out dan dibawa

kesekolah. Peran society atau lingkungan terdapat pada diskusi yang dilakukan

siswa. Alat peraga dalam penggunaan STS berperan melatih keterampilan proses

siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

2.3 Kerangka Berpikir

Belajar bukan hanya menghafal tetapi memahami dan mengerti karena

belajar merupakan proses untuk mencapai hal yang diinginkan. Belajar

matematika diperlukan keuletan dalam mengerjakan soal, bukan sekedar

menghafal rumus tetapi perlu mengerti dan memahami maksud rumus tersebut

agar mendapat nilai yang diinginkan. Siswa yang mendapat nilai matematika

dibawah batas ketuntasan masih lebih banyak daripada siswa yang memperoleh

nilai matematika diatas batas ketuntasan. Terlebih lagi pada materi bangun ruang,

nilai siswa lebih rendah dari materi lain pada pelajaran matematika.

Hal itu disebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam belajar matematika

khususnya dalam menerapkan rumus ketika mengerjakan soal. Kurangnya

pemahaman dalam menerapkan rumus dikarenakan siswa kurang latihan dan

dalam pembelajaran siswa kurang terlibat untuk menemukan rumus atau konsep

tersebut. Keterlibatan siswa menemukan rumus atau konsep kurang terlihat karena

Page 29: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

37

pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan model konvensional atau

ceramah.

Model konvensional masih memusatkan perhatian dan aktivitas pada guru,

sehingga pembelajaran terkesan monoton dan satu arah. Dampak yang timbul dari

pembelajaran monoton adalah kurangnya motivasi dan keterampilan proses siswa.

Motivasi siswa yang kurang terhadap pembelajaran yang terpusat pada guru,

menjadikan siswa kurang antusias dalam belajar matematika. Hal ini dapat

mengakibatkan nilai matematika siswa kurang dari batas ketuntasan yang

ditetapkan.

Rendahnya motivasi siswa juga berpengaruh pada keterampilan proses yang

dimiliki. Keterampilan proses muncul karena siswa sering berlatih mengasah

kemampuan yang dimiliki dalam mengerjakan soal dan mencari solusi jawaban

dengan cara yang dianggap paling mudah. Siswa yang memiliki keterampilan

proses rendah akan kesulitan dalam mengabstraksikan soal-soal aplikatif. Soal

aplikatif tersebut sering muncul pada materi bangun ruang.

Materi bangun ruang menuntut siswa untuk dapat mengabstraksikan bangun

tiga dimensi ke dalam benda yang dapat dilihat, dan disentuh. Hal ini dirasa sulit

bagi siswa karena daya abstraksi yang dimiliki siswa SMP masih belum optimal,

sehingga perlu adanya media. Media yang dapat digunakan adalah alat peraga dan

media presentasi. Alat peraga dapat memudahkan siswa mengabstraksi bangun

ruang, sedangkan media presentasi dapat menarik minat siswa belajar dan

mempermudah pembelajaran.

Page 30: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

38

Penggunaan alat peraga dan media presentasi dapat didukung dengan

penggunaan lembar kerja diskusi. Lembar kerja diskusi meningkatkan

pemahaman siswa dengan cara siswa mengerjakan soal berdiskusi kelompok.

Pembelajaran dengan diskusi, memanfaatkan teknologi, mengaplikasikan soal

bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari, melatih kemadirian siswa dalam

menemukan rumus dapat menggunakan model pembelajaran Science technology

society (STS) berpendekatan inkuiri. Penggunaan model tersebut, menjadikan

pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru melainkan pada siswa.

Model STS berpendekatan inkuiri menekankan siswa untuk terlibat langsung

dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang terjadi pada

kehidupan sehari-hari, menemukan sendiri konsep-konsep baru untuk

dikembangkan dan dikaitkan dengan konsep sebelumnya ataupun dengan

kehidupan sehari-hari. Model STS berpendekatan inkuiri memiliki lima tahap.

Tahap pertama dalam model STS yaitu inisiasi, yaitu guru dapat menanyakan

kepada siswa mengenai konsep dasar materi dan membagi kedalam beberapa

kelompok diskusi.

Tahap kedua yaitu tahap eksplorasi. Tahap ini siswa bebas berkreativitas

mengerjakan lembar kerja diskusi. Tujuannya adalah untuk menemukan sendiri

rumus-rumus prisma dan limas. Tahap ketiga, yaitu aplikasi konsep dengan

mengaitkan rumus yang telah didapat dengan soal-soal yang berkaitan kehidupan

sehari-hari.

Tahap keempat adalah tahap pemantapan konsep, siswa berpegang teguh

pada konsep yang telah didapatkan sehingga tidak lagi bergantung pada pemikiran

Page 31: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

39

orang lain dan juga dapat menjelaskan temuan rumus tersebut melalui presentasi.

Tahap kelima adalah penilaian. Penilaian yang dilakukan berupa dorongan bagi

siswa yang bertujuan untuk siswa mengerjakan tugas semaksimal mungkin karena

penilaian bukan dari hasil melainkan melalui proses-proses yang dilalui hingga

memperoleh rumus atau konsep baru, sehingga keterampilan proses yang dimiliki

siswa lebih meningkat dari sebelumnya.

Adanya model STS berpendekatan inkuiri diharapkan nilai prestasi belajar

matematika pada materi bangun ruang khususnya prisma dan limas dapat

mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan. Penggunaan model ini juga

diharapkan motivasi dan keterampilan proses siswa dapat meningkat, siswa

senang belajar dengan model tersebut sehingga prestasi belajar akan meningkat.

Page 32: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

40

PERMASALAHAN SISWA PENYEBAB

SOLUSI YANG DITAWARKAN

Berbantuan

HASIL YANG DIDAPATKAN

Gambar 2.4 kerangka berfikir

Penggunaan Model STS berpendekatan inkuiri efektif

Gambar 2.5 Kerangka Berfikir

• Nilai matematika siswa kelas VIII belum mencapai ketuntasan

• Nilai siswa pada materi bangun ruang lebih rendah dari materi lain

• Pemahan konsep yang dimilki kurang sehingga sulit mengaplikasikan konsep

• Pembelajaran terpusat pada guru sehingga keterampilan proses siswa kurang

• Siswa kurang antusias terhadap pembelajaran matematika

• Siswa sulit mengabstraksi bangun ruang dalam soal aplikatif

Penerapan Model STS berpendekatan inkuiri

• Nilai matematika pada materi bangun ruang prisma dan limas mencapai ketuntasan

• Nilai matematika siswa materi prisma limas meningkat

• Siswa lebih antusias dan terampil dalam belajar matematika

• Siswa senang belajar menggunakan model STS berpendekatan inkuiri

Media Presentasi

Alat Peraga

Lembar kerja diskusi

Page 33: BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-eramdanima... · Inti dari teori ini adalah interaksi sosial antar individu maupun dengan ... hasil

41

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kerangka fikir diatas, peneliti mempunyai

hipotesis sebagai berikut:

1. penggunaan model STS dengan pendekatan inkuiri materi prisma dan limas

terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII efektif, dapat dilihat dari:

a. penggunaan model STS dengan pendekatan inkuiri materi prisma dan limas

prestasi siswa kelas VIII mencapai ketuntasan;

b. terdapat pengaruh antara motivasi, dan keterampilan proses terhadap

prestasi belajar siswa kelas VIII;

c. terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan model

STS dengan pendekatan inkuiri terhadap prestasi belajar siswa yang

menggunakan model konvensional.

2. Respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan

model STS dengan pendekatan inkuiri sangat baik, sehingga siswa merasa

senang belajar dengan model tersebut.