bab ii tinjauan pustaka -...

34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEPRESI 1. Pengertian Definisi depresi menurut Beck adalah kondisi abnormal individu yang termanifestasi sebagai tanda dan gejala seperti menurunnya mood, sikap pesimis, kehilangan spontanitas dan tanda-tanda fisik yang lain (Mc Dowell dan Newell, 1996). Seseorang dengan depresi terjadi penurunan mood pada dirinya, tetapi fluktuasi mood tidak selalu depresi. Seseorang dapat mengalami fluktuasi mood oleh karena perasaan sedih, muram, frustasi dan tidak ada semangat. Fluktuasi mood seperti ini akan berhenti dalam waktu yang singkat, tidak berlarut-larut dan tidak masuk kategori depresi. Fluktuasi mood yang normal tidak akan mengganggu tidur, nafsu makan dan aktifitas motorik lainnya. Menurut (Nurmiati Amir, 2005). Ada beberapa faktor penyebab depresi yaitu : a. Jenis Kelamin Depresi lebih sering terjadi pada wanita. Ada dugaan bahwa wanita lebih sering mencari pengobatan sehingga depresi lebih sering terdiagnosis. Selain itu, adapula yang menyatakan bahwa wanita lebih sering terpajan dengan stresor lingkungan dan ambangnya terhadap stresor lebih rendah bila di bandingkan dengan pria. Adanya depresi 9

Upload: ngotruc

Post on 18-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEPRESI

1. Pengertian

Definisi depresi menurut Beck adalah kondisi abnormal individu

yang termanifestasi sebagai tanda dan gejala seperti menurunnya mood,

sikap pesimis, kehilangan spontanitas dan tanda-tanda fisik yang lain

(Mc Dowell dan Newell, 1996). Seseorang dengan depresi terjadi

penurunan mood pada dirinya, tetapi fluktuasi mood tidak selalu depresi.

Seseorang dapat mengalami fluktuasi mood oleh karena perasaan sedih,

muram, frustasi dan tidak ada semangat. Fluktuasi mood seperti ini akan

berhenti dalam waktu yang singkat, tidak berlarut-larut dan tidak masuk

kategori depresi. Fluktuasi mood yang normal tidak akan mengganggu

tidur, nafsu makan dan aktifitas motorik lainnya.

Menurut (Nurmiati Amir, 2005). Ada beberapa faktor penyebab

depresi yaitu :

a. Jenis Kelamin

Depresi lebih sering terjadi pada wanita. Ada dugaan bahwa

wanita lebih sering mencari pengobatan sehingga depresi lebih sering

terdiagnosis. Selain itu, adapula yang menyatakan bahwa wanita lebih

sering terpajan dengan stresor lingkungan dan ambangnya terhadap

stresor lebih rendah bila di bandingkan dengan pria. Adanya depresi

9

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon pada wanita

menambah tingginya prevalensi depresi pada wanita, misalnya adanya

depresi pra haid, postpartum, dan postmenopause.

b. Usia

Depresi lebih sering terjadi pada usia muda. Umur rata-rata

antara 20-40 tahun. Faktor sosial sering menempatkan seseorang yang

berusia muda pada resiko tinggi.

c. Status Perkawinan

Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

atau berpisah bila dibandingkan dengan yang menikah atau lajang.

Status perceraian menempatkan seseorang pada resiko yang lebih

tinggi untuk menderita depresi. Hal yang sebaliknya dapat pula terjadi,

yaitu depresi menempatkan seseorang pada resiko diceraikan. Wanita

lajang lebih jarang menderita depresi dibandingkan dengan wanita

menikah. Sebaliknya, pria yang menikah lebih jarang menderita

depresi bila dibandingkan dengan pria lajang. Depresi lebih sering

pada orang yang tinggal sendiri bila dibandingkan dengan yang tinggal

bersama kerabat lain.

d. Geografis

Di negara maju, depresi sering terjadi pada wanita. Penduduk

kota lebih sering menderita depresi dibandingkan dengan penduduk

desa. Depresi lebih tinggi dalam institusi perawatan bila dibandingkan

dengan didalam masyarakat. Sekitar 10% − 15% penderita dalam

10

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

perawatan akut penderita depresi mayor dan 20% − 30% menderita

depresi minor. Depresi di pusat kesehatan masyarakat lebih tinggi bila

dibandingkan dengan populasi umum.

e. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga yang menderita depresi lebih tinggi pada

penderita depresi bila dibandingkan kontrol. Begitu pula, riwayat

keluarga bunuh diri dan menggunakan alkohol lebih sering pada

keluarga penderita depresi daripada kontrol. Dengan perkataan lain,

resiko depresi semakin tinggi bila ada riwayat genetik dalam keluarga.

f. Kepribadian

Seseorang dalam kepribadian teertutup, mudah cemas,

hipersensitif, dan lebih bergantung kepada orang lain rentan terhadap

depresi.

g. Stresor Sosial

Stresor adalah suatu keadaan yang dirasakan sangat menekan

sehingga seseorang tidak dapat beradaptasi dan bertahan. Stresor sosial

merupakan faktor resiko terjadinya depresi. Peristiwa-peristiwa

kehidupan baik yang akut maupun yang kronik dapat menimbulkan

depresi. Misalnya, percekcokan yang hampir berlangsung setiap hari

baik di tempat kerja atau dirumah tangga, kesulitan keuangan, dan

ancaman yang menetap terhadap keamanan (tinggal di daerah yang

berbahaya atau konflik) dapat mencetuskan depresi.

11

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

h. Dukungan Sosial

Faktor-faktor dalam lingkungan sosial yang dapat

memodifikasi pengaruh stresor psikososial terhadap depresi telah

menjadi perhatian dalam penelitian psikiatri. Seseorang yang tidak

terintegrasi kedalam masyarakat cenderung menderita depresi.

Dukungan sosial terdiri dari empat komponen : Jaringan sosial,

interaksi sosial, dukungan sosial, dan dukungan instrumental. Jaringan

sosial dapat di nilai dengan mengidentifikasi individu-individu yang

berada dekat pasien. Interaksi sosial dapat di tentukan dengan

frekuensi interaksi antara subyek dengan anggota-anggota jaringan

kerja yang lain. Dukungan sosial yang didapat dinilai dengan

penentuan evaluasi subyektif mengenai mudahnya interaksi dengan

jaringan kerja atau kelompok, perasaan memiliki, perasaan keintiman

dengan jaringan kerja atau kelompok. Dukungan instrumental dapat

dinilai dengan adanya pelayanan konkrit yang diberikan kepada

subyek oleh jaringan sosial.

i. Tidak Bekerja

Tidak mempunyai pekerjaan atau menganggur juga merupakan

faktor resiko terjadinya depresi. Suatu survey yang dilakukan terhadap

wanita dibawah 65 tahun yang tidak bekerja sekitar enam bulan

melaporkan bahwa depresi tiga kali lebih sering pada pengangguran

dari pada yang bekerja.

12

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

Depresi adalah gangguan jiwa sedangkan kesedihan adalah

fenomena sosial yang biasa dialami oleh setiap manusia. Depresi dengan

kesedihan bisa dibedakan secara kuantitatif. Pada depresi episodenya lebih

lama dan gejalanya lebih intensif dibanding kesedihan biasa. Faktor

presipitasi depresi tidak sejelas kesedihan biasa dan kualitas gejala depresi

ada yang khusus tidak terdapat pada kesedihan biasa seperti biasa waham,

halusinasi dan pikiran bunuh diri. Batas antara kesedihan biasa dengan

depresi kadang-kadang tidak jelas, bisa tumpang tindih, saling

mendahului, atau yang satu menjadi inti fenomena yang lain

(Derksen,1983 cit. Prawirohusodo, 1990).

2. Gejala

Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukan gejala

fisik, psikis dan sosial. Gejala-gejala tersebut khas dengan rentangan dan

variasi yang luas sesuai berat ringannya depresi. Gejala fisik yang relatif

mudah dideteksi diantaranya adalah gangguan pola tidur, menurunnya

tingkat aktifitas, menurunnya efisiensi kerja, menurunnya produktifitas

kerja, mudah merasa letih dan mudah sakit. Gejala psikis yang timbul

yaitu kehilangan rasa percaya diri, sensitif, merasa tidak berguna, perasaan

bersalah dan perasaan terbebani. Gejala sosial dari depresi adalah

terjadinya masalah dalam berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lain seperti

perasaan minder, malu atau cemas jika berada diantara kelompok dan

merasa nyaman untuk berkomunikasi secara normal.

13

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

Menurut Beck (1985) gejala depresi mempunyai empat manifestasi,

yaitu manifestasi emosi, manifestasi kognitif, manifestasi motivasional,

dan manifestasi fisik. Simtom emosi yang berperan penting dalam depresi

ada enam, yaitu mood bersedih, tidak suka dengan diri sendiri, kehilangan

kegembiraan, kehilangan kasih sayang, menangis dan kehilangan respon

kegembiraan. Manifestasi kognitif dan motivasional dari depresi yaitu

rendahnya evaluasi diri sendiri, prasangka buruk, menyalahkan diri

sendiri, kebimbangan, penyimpangan gambaran diri, kehilangan motivasi

dan keinginan bunuh diri. Manifestasi fisik depresi adalah hilangnya selera

makan, gangguan pola tidur, kehilangan nafsu seksual, dan kelelahan.

3. Terapi

Depresi merupakan penyakit yang mempunyai episode tertentu atau

kurun waktu tertentu, jadi tanpa pengobatan depresi bisa sembuh sendiri

dengan segala resikonya (psikotik, bunuh diri). Depresi dapat

disembuhkan secara tuntas dengan pengobatan formal, meski demikian

sebagian besar penderita depresi (98% menurut Stepherd, 1979, 75%

menurut Boyd dan Wessman,1981) tidak berupaya terapi formal.

Pengobatan formal terhadap depresi ada tiga cara yaitu dengan terapi

psikofarmaka, terapi psikoterapi, dan terapi kejang listrik. Terapi depresi

secara psikofarmaka yaitu dengan pemberian obat antidepresan. Contoh

obat antidepresan yaitu imipramin, amitriphelin, dan desipramin. Terapi

depresi secara psikoterapi berupa wawancara dengan penderita dan terapi

supportif.

14

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

Ketiga macam terapi formal tersebut sudah di uji kemampuannya

dalam pengobatan depresi. Hanya pemilihan terapi masing-masing masih

ada perbedaan pendapat. Secara teoritik, murni depresi neoritik atau

psikogen yang hanya menunjukan gejala pada tingkat psikis saja, harus

diberi terapi psikoterapi, sedang depresi endogen yang menunjukan

disposisi dan gejala somatik, harus diobati dengan psikofarmaka dan terapi

kejang listrik. Kenyataan dalam praktek membuktikan bahwa teori

tersebut tidak berlaku 100%. Depresi neoritik dapat diberi terapi

psikofarmaka, sedang depresi endogen dapat pula dicoba terapi psikoterapi

(Prawirohusodo, 1990).

4. Pengukuran Depresi

Depresi dapat di ukur dengan berbagai skala pengukuran,

diantaranya adalah Beck Depression Inventory, Beck (1985) menguji

validitas BDI dengan melakukan korelasi dengan penilaian klinis

mengenai keparahan depresi. Hasil yang diperoleh adalah koefisien

biserial pearson 0,65 pada penelitian pertama dan 0,67 pada penelitian

kedua. Penelitian Metcalfe (dalam Beck, 1985) dengan korelasi Kendall

antara BDI dengan rating psikiater didapatkan angka 0,61. Penelitian

Schwab et, al. (dalam Beck, 1985) dengan korelasi Spearmen antara BDI

dan Hamilton Rating Scale didapatkan koefisien korelasi 0,75. Sedangkan

National Depression Screening Day, yang diadaptasi dari J. E Brody

Myriad dalam Maks hide on epidemic of Depression the New York times,

(1992).

15

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

5. Depresi Pada Remaja

Gambaran depresi pada remaja biasanya berlangsung singkat, akan

tetapi sering disertai tindakan bunuh diri (Beta, A. 2001). Dan remaja

merupakan kelompok yang penuh keguncangan dalam taraf mencari

identitas diri, dengan pola perkembangan bergelombang cenderung

bereaksi depresif. Menurut Weiner (1975), hal yang perlu mendapat

perhatian adalah mnifestasi depresi pada remaja yang gejala-gejala

depresinya sering tidak menyerupai gejala depresi yang lazim (sedih,

retardasi psikomotor, putus asa, merasa berdosa dan pesimitik). Gejala

depresi bermanifestasi dalam bentuk tindakan maladaptif, sehingga sering

tidak didiagnosa sebagai kasus depresi.

Menurut (Beta, A. 2001) manifestasi depresi pada remaja dibagi

dalam dua golongan. Pada remaja golongan usia muda depresi dapat

dimanifestasikan dalam bentuk kelelahan (fatigue), fisiknya sehat tetapi

sering mengeluh lelah meskipun istirahat cukup, banyak keluhan somatik

(hipocondriasis) terutama mengenai ukuran, struktur maupun kapasitas

fisik. Manifestasi yang ketiga adalah sulit melakukan konsentrasi di

sekolah, bosan dan tidak di rumah, selalu mencari teman atau sebaliknya

suka menyendiri. Pada remaja golongan dewasa manifestasinya adalah

berupa penyalahgunaan dan merahasiakan pemakaian obat, hubungan dan

kontak fisik dengan lawan jenis dalam bentuk perhatian dan bermesra-

mesraan, mencari identifikasi pada tokoh-tokoh tertentu sehingga

bertentangan dengan keluarga, teman sekolah dan lingkungannya, usaha

16

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

bunuh diri yang tidak mematikan, dan isolasi diri dengan tidak

memperdulikan orang lain dan suka mengejek. Depresi merupakan reaksi

komplek terhadap kehilangan harga diri dan pikiran negatif terhadap diri

sendiri yang menyebabkan individu merasa kurang menerima penghargaan

dan lebih banyak mengalami hukuman. (Hawari, 1998). Depresi atau

melancholia adalah suatu keadaan dimana individu tidak dapat

mengekpresikan perasaan duka yang didapat dari pengalaman yang

bersifat patalogi sebagai reaksi dari kesedihan. (Stuart dan Sundeen,

1998).

B. Dukungan Keluarga

1. Definisi

Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang bahwa dirinya

menjadi bagian dari jaringan sosial yang didalamnya tiap anggotanya

saling mendukung (http;//www.Epsikologi.com remaja, htm). Dukungan

keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (1988) dalam Zaenuddin (2002), yaitu

informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah

laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek didalam

lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan

sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran

atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Menurut Saurasan (1983)

17

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

dalam Zaenuddin (2002), dukungan keluarga adalah keberadaan,

kesedihan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita. Pandangan yang sama juga

dikemukakan oleh Cabb (2002) dalam Zaenuddin (2002), mendefinisikan

dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan

atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan

keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.

2. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Kuncoro (2002), bentuk dukungan keluarga terdiri dari

empat macam dukungan yaitu dukungan penghargaan (Appraisal

Support), merupakan suatu dukungan sosial yang berasal dari keluarga

atau lembaga atau instansi terkait dimana pernah berjasa atas

kemampuannya dan keahliannya maka mendapatkan suatu perhatian yang

khusus (Rasyid,1991), dukungan materi (Tangible Assistance), adalah

dapat berupa servis (pelayanan), bantuan keuangan dan pemberian barang-

barang. Pemberian dukungan materi dapat dicontohkan dalam sebuah

keluarga atau persahabatan. Dukungan ini dapat bermanfaat bagi individu,

yaitu individu merasa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan

terhadap kesusahan atau penderitaannya. Dukungan informasi

(Information Support) dapat berasal dari keluarga dan teman-teman yang

dapat memberikan dukungan informasi dengan pemberian sugesti secara

khusus dan dukungan emosional (Emotional Support) selama periode stres

seseorang sering kali manderita secara emosional dan dapat mengalami

18

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

depresi, sedih, cemas, dan harga diri rendah. Dukungan dari teman dan

keluarga sangat berharga secara emosional karena akan menjamin nilai-

nilai individu, kerahasiaan individu akan selalu terjaga dari keingintahuan

orang lain. Kehangatan orang lain dapat membantu individu mengatasi

stres yang melanda dirinya.

3. Sumber Dukungan Keluarga

Menurut Rook dan Dooley (1985) dalam Kuncoro (2002), ada dua

sumber dukungan keluarga yaitu sumber natural dan sumber artifisial.

Dukungan keluarga yang natural diterima seseorang melalui interaksi

sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang

berada di sekitarnya misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami, dan

kerabat) teman dekat atau relasi. Dukungan keluarga ini bersifat non

formal sementara itu dukungan keluarga artifisial adalah dukungan sosial

yang di rancang kedalam kebutuhan primer seseorang misalnya dukungan

keluarga akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.

Sehingga sumber dukungan keluarga natural memiliki berbagai perbedaan

jika dibandingkan dengan dukungan keluarga artifisial perbedaan tersebut

terletak pada:

a) Keberadaan sumber dukungan keluarga natural bersifat apa adanya

tanpa dibuat-buat sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat

spontan.

b) Sumber dukungan keluarga yang natural memiliki kesesuaian dengan

nama yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.

19

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

c) Sumber dukungan keluarga yang natural berakar dari hubungan yang

telah berakar lama.

d) Sumber dukungan keluarga yang natural memiki keragaman dalam

penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang nyata

hingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam.

e) Sumber dukungan keluarga yang natural terbebas dari bebas dan label

psikologis.

4. Peran Keluarga dengan Perilaku Ketergantungan Obat

Keluarga yang harmonis dan mempunyai latar belakang yang baik

sangat berperan dalam memberikan bimbingan, tidak sebaliknya

mengisoslasi atau menutupi kenyataan agar kondisi anak tidak diketahui

masyarakat sekitar, sehingga orang tua harus mengetahui masalah yang

dihadapi oleh anak. Sehingga kondisi ini menyebabkan seseorang

mengalami ketergantungan obat, kasih sayang, komunikasi dengan anak

dan perhatian orang tua terhadap anak sangat dibutuhkan. Oleh karena itu

dukungan keluarga sangat berperan penting dalam mengatasi masalah

ketergantungan obat yang sudah terlanjur disalahgunakan. Dukungan

moral sangat perlu karena pada taraf penyembuhan akan lebih sensitif

terhadap segala hal seperti kehilangan rasa percaya diri dan perhatian yang

lebih diharapkan akan membantu agar tidak terpengaruh lagi oleh

lingkungan luar yang mungkin merupakan awal dari permasalahan. Hal

demikian menyebabkan membentuk lingkungan keluarga yang jauh lebih

dominan dari lingkungan luar, dengan cara mengarahkan agar dapat

20

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

berkomunikasi secara lebih terbuka tentang kehidupan dan lingkungan

pergaulan. (Sudirman, 2002).

C. NAPZA

1. Definisi

Obat adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh

manusia yaitu apabila dimasukan ke dalam tubuh manusia dan tidak

sesuai dengan petunjuk dokter. Pemakaian obat-obatan untuk sendiri tanpa

indikasi medis, tanpa petunjuk atau resep dokter, baik secara teratur atau

berkala sekurang-kurangnya selama satu bulan disebut dengan istilah

penyalahgunaan zat (Drug Abuse). (Hawari, 2003).

Ketergantungan obat (Drug Dependence) merupakan keadaan

dimana seseorang selalu membutuhkan obat tertentu agar dapat berfungsi

secara wajar baik fisik maupun psikologis. Sedangkan toleransi adalah

kecenderungan menambah jumlah zat yang lebih banyak untuk

mendapatkan khasiat yang sama setelah pemakaian berulang. Apabila

pemakaian dihentikan secara tiba-tiba akan timbul sindroma putus obat

(Rasyid, R. 1991).

Istilah NAPZA merupakan akronim dari Narkotika, Alkohol,

Psikotropika, dan Zat-zat Adaktif lainnya, merupakan istilah untuk obat-

obat terlarang yang dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan dan

kejiwaan. Pengertian NAPZA secara umum adalah zat-zat kimiawi yang

apabila dimasukan kedalam tubuh baik secara oral (diminum, dihisap,

21

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

dihirup, disedot) maupun disuntikan dapat mengganggu pikiran, suasana

hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan

gangguan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian

yang panjang, dan pemakaian dalam dosis yang berlebihan.

Narkotika (UU RI No.22 tahun 1997 tentang narkotika) adalah zat

atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman baik sintesis

maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan

kesadaran, mengurangi, sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun psikologik.

Psikotropika adalah setiap bahan baik alami atau buatan bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada

susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

mental, dan prilaku (UU RI No.5 tahun 1997 tentang Psychotropic

Substances).

Zat adiktif lainnya adalah bahan lain yang bukan

narkotika/psikotropika yang merupakan inhalasia yang penggunaannya

dapat manimbulkan ketergantungan, misalnya lem/perekat, aceton, ether,

premik, thinner, dan lain-lain.

2. Teori Penyalahgunaan NAPZA

a. Teori klasik, menyatakan bahwa penyalahgunaan zat equivalent

dengan masturbasi, suatu pertahanan terhadap impuls

homoseksual/suatu manifestasi dari regresi oral.

22

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

b. Teori psikodinamika, bahwa penggunaan zat merupakan pencerminan

fungsi ego yang terganggu atau berhubungan dengan depresi dan

gangguan kepribadian.

c. Teori psikososial, menyatakan bahwa penggunaan zat berhubungan

dengan pola hidup, keluarga, masyarakat, dan peran faktor lain.

d. Teori perilaku, menjelaskan bahwa penyalahgunaan zat terjadi karena

adanya perilaku mencari zat (substance seeking behafior) yang muncul

sehubungan seseorang dengan pengalamannya mengunakan zat

menemukan efek yang menyenangkan.

e. Teori genetika, menyatakan bahwa peran genetik ada pada

penyalahguna non alkohol dan belum jelas pada penyalahguna non

alkohol.

3. Jenis-jenis NAPZA

a. Narkotika

Menurut UU RI No.22 tahun 1997 tentang narkotika, narkotika

dikelompokan ke dalam tiga golongan :

1) Narkotika golongan I

Adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.

23

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

2) Narkotika golongan II

Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan

dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan/gram dalam

golongan tersebut.

3) Narkotika golongan III

Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contohnya adalah kodein, garam-garam narkotika

dalam golongan tersebut.

b. Psikotropika

Menurut UU RI No.5 tahun 1997 tentang psikotropika, psikotropika

dikelompokan menjadi empat golongan :

1) Psikotropika golongan I

Adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu

pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai

potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang

termasuk golongan ini adalah MDMA, ekstasi, LSD, ST.

2) Psikotropika golongan II

Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat

digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

24

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

serta mempunyai potensi kuat menimbulkan sindroma

ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin, serkobarbital,

metakualon, metilfenidat (ritalin).

3) Psikotropika golongan III

Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh: fenobarbitol, flunitazepam.

4) Psikotropika golongan IV

Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat

luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contoh: Diazepam, klobazam,

bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxise, nitrazepam (BK,

DUM, MG).

4. Faktor Penyebab

Penyebab penyalahgunaan NAPZA menurut Hawari (2003) adalah

interaksi antara faktor predisposisi, factor kontribusi, dan faktor pencetus.

Faktor kontribusi yaitu kondisi keluarga yang tidak baik (disfungsi

keluarga) seperti keluarga tidak utuh, kesibukan orang tua, hubungan

interpersonal dalam keluarga yang tidak harmonis. Faktor pencetus adalah

pengaruh teman sebaya serta tersedia dan mudahnya memperoleh barang

25

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

yang dimaksud (easy availability). Faktor predisposisi dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu:

a. Faktor biologik, yaitu kecenderungan keluarga, terutama

penyalahgunaan alkohol dan perubahan metabolisme alkohol yang

mengakibatkan respon fisiologik yang tidak nyaman.

b. Faktor psikologik, meliputi tipe kepribadian ketergantungan oral,

harga diri rendah sering berhubungan dengan penganiayaan pada masa

kanak-kanak, perilaku maladaptif yang dipelajari secara berlebihan,

mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit, sifat keluarga,

termasuk tidak stabil, tidak ada contoh peran yang positif, kurang rasa

percaya, tidak mampu memperlakukan anak sebagai individu, serta

orang tua yang adiksi.

c. Faktor sosiokultural, meliputi ketersediaan dan penerimaan sosial

terhadap penggunaan obat, ambivalens sosial tentang penggunaan dan

penyalahgunaan berbagai zat, seperti tembakau, alkohol, dan

mariyuana, sikap, nilai, norma dan sanksi kultural kebangsaan, etnisiti

dan agama, kemiskinan dengan keluarga yang tidak stabil dan

keterbatasan kesempatan.

5. Tanda dan Gejala

Gejala intoksikasi NAPZA berbeda-beda, tergantung dari jenis zat

yang dikonsumsi. Secara medis pemeriksaan terhadap dugaan

penyalahgunaan NAPZA dilakukan dengan serangkaian tes medik, baik

26

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

tes darah, tes urin, maupun lainnya juga dilakukan. Adapun gejala yang

dapat ditemukan adalah sebagai berikut :

a. Opiat (morfin dan heroin)

Kelainan neurologik yang dapat terlihat adalah pupil mata

mengecil, rasa mengantuk, bicara pelo, gangguan perhatian dan daya

ingat. Kelainan psikologik adalah perilaku maladaptif (perilaku yang

tidak sesuai dengan norma yang berlaku), misalnya gembira

berlebihan, tidak semangat, apatis, tidak banyak bergerak, gangguan

pertimbangan, gangguan fungsi sosial, dan okupasional serta

kegagalan untuk memenuhi tanggung jawab.

b. Cannabis (ganja, gelek, cimeng, maryuana, hashish)

Secara psikologis gejala yang nampak gembira berlebihan

(euphoria), apatis, merasa waktu berjalan lambat. Gejala yang dapat

dirasakan adalah denyut jantung merasa cepat, mata cerah, nafsu

makan bertambah, mulut terasa kering. Perilaku maladaptif yang

muncul antara lain kecurigaan, sering panik dan murung, terganggunya

daya nilai, fungsi sosial dan okupsional, kadang-kadang terjadi

dipersonalisasi (merasa dirinya berubah), derealisasi merasa

lingkungan berubah, halusinasi.

c. Alkohol

Gejala yang nampak antara lain nafas bau alkohol, muka merah,

bicara pelo, jalan sempoyongan (kehilangan koordinasi), bola mata

bergerak terus (nystagmus). Secara psikologik gejalanya antara lain

27

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

ngoceh terus, perhatian terganggu, mudah tersinggung, gembira

berlebihan, depresi, murung, emosi labil.

d. Stimulan (shabu, ekstasi, kokain)

Secara fisik gejalanya adalah denyut nadi meningkat dan tekanan

darah tidak teratur, kelainan jantung, banyak berkeringat sehingga

kekurangan cairan sampai pingsan, badan panas, timbul kejang, nafsu

makan berkurang, rasa mual. Gejala psikologik yang nampak adalah

gelisah, mudah tersinggung, cemas, panik, paranoid, (perasaan curiga

berlebihan), euphoria, kewaspadaan dan energi yang bertambah.

e. Obat tidur/penenang (rohypnol, BK, MG, pil koplo)

Gejala fisik dan psikologik identik dengan keadaan yang

ditimbulkan karena pemakaian alkohol dalam jumlah yang banyak.

f. Oplosan (campuran beberapa zat)

Digunakan untuk menunjukkan kekuatan, dapat menyebabkan

kematian (Granat, 2003).

6. Tingkat Pemakaian NAPZA

Menurut konsensus Fakultas Kedokteran Univerasitas Indonesia

tahun 2000, tingkat pemakaian NAPZA dikategorikan dalam lima

kelompok :

Wresniwiro (2000), mengklasifikasikan penyalahgunaan narkoba

diantaranya sebagai berikut :

28

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

a. Tingkat Eksperimental (Experimental User)

Adalah tingkat pemakaian dengan tujuan hanya mencoba untuk

memenuhi rasa ingin tahu atau karena sebab lain (misalnya pengaruh

teman). Mereka memakai sekali atau beberapakali, sebagian besar

kemudian berhenti dan tidak memakai lagi.

b. Tingkat Sosial atau Rekreasi (Social User)

Adalah penggunaan zat dengan tujuan untuk bersenang-senang,

misalnya pada saat rekreasi, pesta atau sedang santai. Dalam tahap ini

pemakai telah merasa memperoleh manfaat tertentu dari pemakaian

NAPZA ini. Sebagian tidak melanjutkan pemakaiannya menjadi

kebiasaan menetap dan sebagian lagi meningkat pada tahap

selanjutnya.

c. Tingkat Situasional (Situational User)

Adalah pemakaian dengan tujuan menghilangkan perasaan yang

tidak menyenangkan (kekecewaan, kesedihan, ketegangan) atau

melarikan diri dari situasi tersebut.

d. Tingkat Penyalahgunaan (Abuse User)

Merupakan pemakaian yang dilakukan secara teratur diluar batas

yang wajar dengan pola patologis dan telah terjadi gangguan fungsi

sosial atau pekerjaan.

e. Tingkat Ketergantungan (Kompulsive Dependent User)

Adalah pemakaian zat yang menimbulkan toleransi dan gejala

putus zat apabila pemakaian dihentikan atau dikurangi. Dalam tahap

29

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

ini penderita tidak dapat melepaskan diri dari zat dan terpaksa harus

memakai karena ia tidak dapat menanggulangi gejala putus zat. Akibat

ia memakai NAPZA untuk jangka panjang, walaupun ia sudah

merasakan dampak negatif dari pemakaian zat tersebut.

7. Dampak

Pada penyalahgunaan NAPZA baik yang baru maupun yang sudah

lama akan merasakan akibat secara fisik, mental emosional, dan sosial.

Hal tersebut dapat dirasakan sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Dampak secara fisik maupun mental emosional adalah sebagai berikut :

Nama Zat Akibat Fisik Akibat Mental

EmosionalHeroin

(putaw)

Infeksi pada kulit, paru

(bronchitis), gangguan

fungsi jantung dan hati,

hepatitis, AIDS, badan

kurus, gigi keropos,

impotensi.

Gangguan psikotik,

gangguan tidur, depresi

berat, cemas, gangguan

fungsi seksual, kadang

percobaan bunuh diri.

MDMA

(shabu, ectacy)

Denyut nadi meningkat,

TD meningkat, kelainan

jantung, dehidrasi, demam,

kejang, nafsu makan

berkurang, tidak bertenaga,

dan tidak berdaya bila

pemakaian dihentikan.

Gangguan tingkah laku,

gelisah, mudah

tersinggung, cemas,

panik, paranoid,

(perasaan curiga

berlebihan), susah

tidur, bunuh diri.Kokain Perforasi pada sekat Gangguan manik

30

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

hidung, bronchitis,

neumonia, pernafasan,

gangguan pada pembuluh

darah otak dan lambung.

depresi berat (kadang

hiperaktif, kadang

murung) ganguan

psikotik dan gangguan

tidur, kepribadian anti

sosial.Cannabis Broncihtis, hipertensi,

denyut jantung tidak

teratur, imunitas menurun,

fungsi hormonal,

kerusakan jaringan otak.

Ganguan jiwa,

(psikotok, cemas,

paranoid), kehilangan

motivasi, acuh tak

acuh, gangguan daya

ingat.Alkohol dan

Miras

Sirosis hepatis, penekanan

pernafasan, emboli,

hipertensi, anemia, leukosit

menurun, gangguan ginjal,

saraf tepi, mata.

Gangguan jiwa

(depresi, cemas,

paranoid, panik), dan

dimensia.

Inhalansia Kekakuan pembuluh paru,

penekanan pernafasan,

keracunan hati, gangguan

ginjal dan mata, DJ tidak

teratur.

Gangguan jiwa

(depresi, cemas,

paranoid, panik,) dan

dimensia.

Halucinogen

(LSD)

Kerusakan sel otak,

kerusakan kromosom.

Menderita gangguan

jiwa, depresi, cemas,

paranoid.Sumber : Granat, 2003

31

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

Dampak sosial penyalahgunaan NAPZA adalah perubahan

perilaku konsentrasi belajar yang menurun, motivasi belajar hilang,

melakukan perbuatan kriminal seperti mencuri, mengompas, merampok

dan lain-lain. Hal ini dapat dijadikan pedoman untuk deteksi dini bagi

orang tua, guru, dan lingkungannya.

8. Pencegahan

Perilaku manusia menurut Notoatmodjo (2002) merupakan hasil

dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

tindakan. Perilaku pencegahan adalah bagian dari perilaku kesehatan.

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang (organisme) terhadap suatu

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, serta lingkungan.

Perubahan perilaku (Kaplan, 1995) akan terjadi secara kuantitatif

dan kualitatif. Perubahan secara kuantitatif adalah perubahan frekuensi

perilaku yang sedang berjalan, sedangkan perubahan kualitatif

menyangkut kejadian pembentukan perilaku baru atau menghilangnya

perilaku yang sudah ada. Perubahan perilaku melalui tiga cara yaitu:

1) karena terpaksa (compliance) mengharapkan memperoleh imbalan baik

materi maupun non materi, memperoleh pengakuan dari kelompok,

terhindar dari hukuman, dan tetap terpelihara hubungan baik dengan orang

lain, 2) karena ingin meniru atau ingin dipersamakan (identification), dan

3) karena menyadari manfaatnya.

32

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

Widjono, E (1995) cara perubahan perilaku pencegahan

penggunaan NAPZA yaitu dengan memberikan informasi tentang bahaya

yang ditimbulkannya. Hal ini karena adanya keterkaitan antara

pengetahuan, sikap dan perilaku sebagai sesuatu yang konsisten. Dengan

pemberian pengetahuan tentang konsekuensi pemakaian obat dan zat

terlarang dan hasilnya akan terjadi perubahan perilaku berupa konsumsi

berkurang.

Zat yang telah menimbulkan toleransi dan gejala putus zat

apabila pemakaian dihentikan atau dikurangi. Dalam tahap ini penderita

tidak dapat melepaskan diri dari zat dan terpaksa harus memakai karena ia

tidak dapat menanggulangi gejala putus zat. Akibatnya ia memakai

NAPZA untuk jangka panjang, walaupun ia sudah merasakan dampak

negatif dari pemakaian zat tersebut.

D. Remaja

1. Definisi

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke

masa dewasa. Menurut WHO, (Sarlito, 1981), remaja dibagi dalam tiga

usia : remaja awal (10-14 tahun), remaja tengah (15-19 tahun), dan remaja

akhir/dewasa (20-24 tahun). Sebagai individu remaja berada dalam

ambang masa dewasa, menjadikan mereka gelisah untuk meninggalkan

strereotipe anak ke strereotipe dewasa. Cara berpakaian dan bertindak

seperti halnya orang dewasa dirasakan tak cukup, mereka mulai

33

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa

seperti merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan

terlibat dalam perbuatan seks (Sarlito, 1981).

Dalam setiap usia perkembangannya manusia akan melalui

tugas-tugas perkembangan yang sesuai. Apabila seseorang gagal melalui

tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya, maka pada tahap

perkembangan berikutnya akan terjadi permasalahan. Untuk tahap usia

remaja, tugas-tugas perkembangan yang harus dihadapi adalah sebagai

berikut :

a. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya

secara selektif. Pada sebagian remaja tidak dapat menerima keadaan

fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan orang lain atau tokoh

lain yang menjadi idolanya.

b. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua. Usaha

remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai

perilaku pemberontakan dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas

perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga

dan tidak dapat diselesaikan dirumah, maka remaja akan mencari jalan

keluar dan ketenangan di luar rumah. Hal ini tentu mengakibatkan

remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orang tua sehingga

remaja justru lebih percaya pada teman-teman yang senasib

dengannya.

34

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

c. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin.

Pada masanya remaja seharusnya menyadari akan pentingnya

pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang

harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin

maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan

ini.

d. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. Banyak remaja yang

belum mengetahui kemampuannya, bila hal tersebut tidak diselesaikan

pada masa remaja akan terjadi masalah pada tugas perkembangan

selanjutnya.

e. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Skala

nilai dan norma ini diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan

orang-orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat

maupuan dari bintang-bintang yang dikaguminya.

2. Karakteristik

Perubahan kejiwaan (psikososial) dan karakteristik yang terjadi

pada remaja menurut Wresniwiro (2000), adalah sebagai berikut :

a. Sifat ingin tahu

Remaja ingin menjadi tahu lebih banyak, yang bila mungkin ia ingin

mencoba dan merasa perlu melakukan percobaan (eksperimen). Maka

lingkungan rumah harus memberi kesempatan baginya untuk

menemukan hal baru karena ketertarikan pada suatu hal yang ekstrim,

meskipun mereka menyadari bahwa eksperimen selalu disertai dengan

35

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

bahaya dan tanggung jawab namun mereka tidak berhenti mencoba

untuk menemukan sesuatau yang cocok bagi mereka.

b. Protes terhadap orang tua

Pada masa remaja seseorang menjadi kritis terhadap setiap informasi

yang diterimanya, sehingga orang tua mengeluh bahwa anak remaja

mulai pandai membantah. Remaja cenderung tidak menyetujui nilai-

nilai hidup orang tuanya dan mereka menuntut kebebasan mencari

identitas diri dan sering dengan cara menjauhkan diri dari orang tuanya

dan mengakui tokoh diluar keluarganya. Namun dalam identifikasi itu

remaja sering mengalami kekecewaan sehingga berganti figur ideal

satu ke yang lainnya.

c. Setia kawan dengan kelompok sebaya

Remaja merasa adanya keterikatan dan kebersamaan dengan

kelompoak remaja, hal ini dapat dilihat dari adanya kesamaan dalam

cara berpakaian, cara berbicara, hobi, sikap dan perilaku khusus pada

remaja. Kelompok sebaya lebih mempunyai arti dan berperan sebagai

teman senasib, partner atau saingan. Disinilah mereka merasa dirinya

diterima dalam segala bentuk keberhasilan dan kegagalannya.

d. Menuntut keadilan

Remaja cenderung melihat segala sesuatu dari sisi mereka sendiri dan

mengelompokan dalam hitam putih tanpa mempertimbangkan

36

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

kemungkinan lain, sehingga mereka kurang toleransi dan sulit

berkompromi.

e. Perilaku yang sangat labil dan berubah-rubah

Pada waktu tertentu mereka tidak bertanggung jawab, dan pada waktu

lain tampak masa bodoh. Hal ini menunjukan bahwa dalam diri remaja

terdapat konflik yang mendalam yang membutuhkan pengertian dan

penanganan yang bijaksana. Pertanyaan yang sering timbul seperti

“siapa aku”, “apa aku ini”, dan “apa jadinya aku nanti” merupakan

jaminan dari problema identitas diri.

f. Kemampuan untuk berfikir abstrak

Sejak awal masa remaja, cara berfikir menjadi sangat abstrak, bersifat

konseptual dam memulai berorientasi ke masa depan. Banyak

diantaranya menunjukan kemampuan kreatifitas tinggi dan manifestasi

diberbagai bidang, seperti bidang seni, olah raga, ilmu pengetahuan,

kemanusiaan, moral, etis dan agama.

3. Remaja penyalahgunaan NAPZA

Dalam ilmu psikologi kita mengenal kebutuhan remaja yang

bersangkutan dengan kebutuhan pribadi dan psikologis-sosiologis remaja

yang oleh Garrison disebut tujuh kebutuhan khas remaja, yang meliputi

kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima

dalam kelompok, kebutuhan untuk berdiri sendiri, kebutuhan untuk

berprestasi, kebutuhan akan pengakuan dari orang lain, kebutuhan untuk

dihargai, dan kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup yang utuh. Bagi

37

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

remaja Indonesia kebutuhan ini dibedakan menjadi dua kelompok,

kebutuhan yang pemenuhannya dari kelompok teman sebaya / per group

dan kebutuhan yang menuntut pemenuhan dari orang tua. Bagi remaja

Indonesia yang paling menonjol meliputi kebutuhan sebagai orang yang

mampu untuk menjadi dewasa, kebutuhan perhatian dan kebutuhan kasih

sayang. (Mappire, 1982).

Kebutuhan psikologis-sosiologis sama pentingnya dengan

kebutuhan biologis karena manusia merupakan satu kesatuan yaitu fisik-

psikis yang tidak dapat dipisahkan walau dapat dibedakan. Tidak

terpenuhinya kebutuhan-ebutuhan tersebut akan menimbulkan

ketidakseimbangan (Marppire, 1982). Berawal dari ketidakseimbangan

akan terjadinya berbagai hal yang akhirnya membuat remaja memilih jalan

yang salah sebagai upaya pemecahan masalah antara laian dengan

menggunakan NAPZA.

Sebagian besar pengguna NAPZA adalah remaja, karena remaja

merupakan kelompok rawan yang beresiko terhadap penyalahgunaan

NAPZA. Sebagai peralihan dari masa anak kemasa dewasa maka remaja

merupakan masa yang penuh kesulitan dan gejolak, baik bagi remaja

sendiri maupun orang tuanya. Secara umum remaja yang beresiko tinggi

untuk terjadinya penyalahgunaan zat antara lain sebagai berikut :

a. Sifatnya yang mudah kecewa atau cenderung menjadi agresif sebagai

cara untuk menggulangi kekecewaan itu.

38

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

b. Sifat yang tidak bisa menunggu atau bersabar dalam menghadapi

sesuatu yang memerlukan waktu.

c. Sifat yang cenderung menolak cara-cara yang berlaku dalam

masyarakat untuk mencapai suatu tujuan, ia menggunakan jalan pintas,

d. Sifat atau kecenderungan untuk mengambil resiko yang lebih besar,

yang tidak sesuai dengan keuntungan yang telah diperolehnya.

e. Kecenderungan untuk menjadi bosan, jenuh dan tidak sanggup untuk

menjalankan fungsi dengan baik.

f. Salah satu atau kedua orang tua termasuk individu yang menyalahkan

zat juga.

Remaja yang telah menyalahgunakan zat termasuk remaja dengan

masalah berat. Masalah ini akan semakin berat apabila dapat

mengakibatkan meningkatnya kriminalitas dan penyimpangan seksual.

E. Landasan Teori Penelitian

Penyalahgunaan zat adalah pemakaian obat-obatan untuk sendiri tanpa

indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter, baik secara teratur atau

berkala sekurang-kurangnya selama satu bulan. Pada setiap kasus

penyalahgunaan NAPZA ada faktor yang turut berperan mengapa seseorang

menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA adalah

faktor dukungan keluarga yang berpengaruh pada tingkat depresinya.

Penyebab penyalahgunaan NAPZA adalah interaksi antara faktor predisposisi,

39

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

faktor kontribusi, dan faktor pencetus. Faktor kontribusi yaitu kondisi

keluarga yang tidak baik (disfungsi keluarga) seperti keluarga tidak utuh,

kesibukan orang tua, dan hubungan interpersonal dalam keluarga yang tidak

harmonis. Faktor pencetus adalah pengaruh teman sebaya serta tersediaan

mudahnya memmperoleh barang yang dimaksud (easy availability).

Depresi merupakan suatu gangguan jiwa dengan gejala-gejala yang

ditunjukan oleh manifestasi emosi, kognitif, motivasional dan manifestasi

fisik. Gejala depresi yang timbul rentangnya mulai minimal, ringan-sedang,

sedang-berat, tergantung dari berat ringannya depresi. Faktor yang

mempengaruhi depresi antara lain adalah jenis kelamin, status perkawinan,

kelas sosial, usia, stresor kehidupan dan sumber-sumber bantuan manusiawi.

(Beck, A. T. 1985).

Dukungan keluarga adalah informasi atau nasihat verbal, bantuan nyata,

atau tindakan yang diberikan oleh keakraban keluarga atau didapat karena

kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi

pihak dan penerima. Dukungan sosial yang diberikan kepada para

penyalahguna NAPZA akan dapat mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA.

Dukungan keluarga tersebut berasal dari orang-orang disekitar remaja tersebut

yaitu orang tua, saudara, teman, dan lain-lain. (Zaenuddin, 2002).

F. Kerangka Teori

40

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

Sumber: (Nurmiati Amir, 2005)

G. Kerangka Konsep

Faktor penyebab Depresi

- Jenis Kelamin

- Usia

- Status

perkawinan

- Geografis

- Riwayat hidup

- Kepribadian

- Stressor sosial

- Dukungan sosial

DEPRESI

Dukungan Keluarga Meliputi :

- Dukungan Penghargaan

- Dukungan Materi

- Dukungan Informasi

- Dukungan Emosional

Depresi pada remaja

Penyalahgunaan

NAPZA

41

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iwanpurwad... · Gangguan depresi mayor sering dialami individu yang bercerai

H. Hipotesis

Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada

remaja akibat penyalahgunaan NAPZA di lingkungan Desa Dukuhlo

Kecamatan Bulakamba Brebes.

42