makalah mayor assignment1

24
MAKALAH MAYOR ASSIGNMENT (ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN GERONTIK) PENINGKATAN STABILITAS POSTURAL PADA LANSIA MELALUI BALANCE EXERCISE OLEH : SGD 1 Ni Putu Sri Wiratini (1102105003) I Dw. A.A. Inten Darmayanti (1102105007) Anak Agung Ari Novia S (1102105008) I Made Eris Setiawan (1102105024) Ni Made Gita Anindita Nirmala P. (1102105038) Kadek Candra Delviana P. (1102105039) I Putu Arya Sedana (1102105041) Ni Putu Ratih Febriana D.L (1102105042) Komang Tatis Yunny Wulandari (1102105046) Ni Luh Nyoman Widya Mahayanti (1102105050) Ni Putu Pande Satya Systa D. (1102105058)

Upload: setiawaneris

Post on 21-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fefe

TRANSCRIPT

MAKALAH MAYOR ASSIGNMENT(ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN GERONTIK)PENINGKATAN STABILITAS POSTURAL PADA LANSIA MELALUI BALANCE EXERCISE

OLEH : SGD 1

Ni Putu Sri Wiratini(1102105003)I Dw. A.A. Inten Darmayanti(1102105007)Anak Agung Ari Novia S(1102105008)I Made Eris Setiawan(1102105024)Ni Made Gita Anindita Nirmala P.(1102105038)Kadek Candra Delviana P.(1102105039)I Putu Arya Sedana(1102105041)Ni Putu Ratih Febriana D.L(1102105042)Komang Tatis Yunny Wulandari(1102105046)Ni Luh Nyoman Widya Mahayanti(1102105050)Ni Putu Pande Satya Systa D.(1102105058)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFALKUTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UDAYANA2014BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangLansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya (Ineko, 2012). Jumlah lanjut usia di dunia semakin bertambah sebagai hasil dari peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka kematian (WHO, 2012; Karcharnubarn & Rees, 2009). Secara global jumlah penduduk lansia di dunia saat ini di perkirakan ada 500 juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun dan di perkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar jiwa (Bandiyah, 2009). Secara demografi menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah Indonesia sebanyak 237.641.326 juta jiwa dengan jumlah penduduk lanjut usia sebanyak 18.118.699 juta jiwa dan di perkirakan pada tahun 2020 meningkat menjadi (11,09%) atau 29.120.000 juta jiwa lebih dengan umur harapan hidup menjadi 70-75 tahun, meningkatnya harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, meningkatnya pengawasan terhadap infeksi penyakit (Nugroho, 2008).Peningkatan jumlah lansia berdampak pada status kesehatan terkait dengan faktor risiko biologis dan usia. Faktor risiko biologis danusia pada lansia direfleksikan dengan perubahan-perubahan terkait usia. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada sistem tubuh dan penyakit degeneratif yang merupakan dampak fungsional negatif (Miller, 2004). Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh. Kemampuan keseimbangan berkurang seiring penambahan usia karena perubahan pada sistem saraf pusat atau neurologis, sistem sensori seperti sistem visual, vestibuler dan propiosepsi serta sistem muskuloskeletal (Miller, 2004).Gangguan keseimbangan dapat terjadi karena proses terjadinya keseimbangan tubuh tidak berjalan sempurna. Berkurangnya kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan mengakibatkan peningkatan risiko jatuh (Berg, 1989 dalam Howe, et al., 2008). Peningkatan risiko jatuh pada lansia disebabkan karena keseimbangan postural lansia tidak terkontrol. Selain risiko jatuh, gangguan keseimbangan dapat juga disebabkan karena kelemahan ekstremitas bawah dan lingkungan yang kurang kondusif yang dapat mengganggu stabilitas postural lansia.Untuk mengembalikan fungsi keseimbangan dapat dilakukan dengan latihan fisik yaitu latihan Balance Excersice. Dari latar belakang tersebut kami mengangkat jurnal yang berjudul Peningkatan Stabilitas Postural Pada Lansia Melalui Balance Exercise yang diteliti oleh Kusnanto, Retno Indrawati, dan Nisfil Mufidah dari PSIK FK UNAIR untuk kami analisa sebagai media pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1. Bagaimana isi jurnal mengenai Peningkatan Keseimbangan Stabilitas Postural Lansia melalui Balance Exercise ?1.2.2. Bagaimana kelengkapan isi dan penulisan jurnal?1.2.3. Bagaimana implikasi keperawatan dalam intervensi yang terdapat pada jurnal?1.2.4. Bagaimana aplikasi Balance Exercise terhadap keseimbangan postural Lansia?

1.3 Tujuan1.3.1. Untuk mengetahui isi jurnal mengenai Peningkatan Keseimbangan Stabilitas Postural Lansia melalui Balance Exercise 1.3.2. Untuk mengidentifikasi kelengkapan isi dan penulisan jurnal1.3.3. Untuk mengidentifikasi implikasi keperawatan dalam intervensi yang terdapat pada jurnal1.3.4. Untuk mengidentigfikasi aplikasi Balance Exercise terhadap keseimbangan postural Lansia

1.4 Manfaat1.4.1 Bagi lansiaMeningkatkan keseimbangan tubuh lansia dan menurunkan angka kejadian jatuh sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia.1.4.2 Bagi PembacaMemberikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya latihan fisik balance exercise, dan pengaruhnya bagi kesehatan yang merupakan upaya pencegahan dini atas masalah gangguan keseimbangan.1.4.3 Bagi pihak panti/ Institusi a. Memudahkan dalam melakukan intervensi pada lansia dengan adanya kebijakan terkait latihan keseimbangan dan tersusunnya standar operasional latihan keseimbangan fisik pada lansia sehingga dapat meningkatkan keseimbangan tubuh lansia dan menurunkan angka kejadian jatuh sehingga meningkatkan efisiensi.b. Meningkatkan peran perawat dan tenaga sosial dalam memantau kesehatan dan melaksanakan intervensi secara komprehensif yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan dan lemahnya otot ekstremitas bawah.1.4.4 Bagi perkembangan ilmu keperawatanHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan intervensi keperawatan pada lansia untuk mencegah jatuh dan terwujudnya penerapan praktek keperawatan dengan memanfaatkan hasil penelitian sebagai upaya promotif dan preventif untuk mengantisipasi risiko jatuh.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Ringkasan JurnalLansia merupakan kelompok umur yang paling berisiko mengalami gangguan, baik gangguan psikis, fisik, maupun gangguan yang bersifat motoric dan sensorik. Lansia juga mengalami kemunduran atau perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan penurunan fungsi otot dan gangguan keseimbangan postural. Banyak factor yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan postural, utamanya adalah factor penuaan. Jika gangguan keseimbangan postural tidak dikontrol, maka dapat menyebabkan adanya resiko jatuh. Hasil survey di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW) Bangkalan, didapatkan 63% lansia mengeluh mengalami gangguan keseimbangan akibat melemahnya otot ekstremitas bawah dan dari 63% ada 57% lansia yang pernah jatuh. Dari penelitian-penelitian yang ada dapat diestimasikan 1% lansia yang jatuh akan mengalami fraktur kolum femoris, 5% akan mengalami fraktur tulang lain, dan 5% akan mengalami perlukaan jaringan lunak seperti subdural hematom, hemathroses, memar dan kseleo otot. Untuk mengembalikan fungsi keseimbangan harus dilakukan latihan fisik yang direkomendasikan yaitu Balance Exercise. Latihan Balance Exercise melibatkan beberapa gerakan, diantaranya plantar flexion, hip flexion, hip extention, knee flexion, dan side leg raise. Gerakan-gerakan ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot pada anggota tubuh bagian bawah (lower-exercise) yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keseimbangan postural pada lansia. Untuk membuktikan dari penelitian sebelumnya maka dilakukan penelitian di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW) Bangkalan. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental one-group pre-post test dengan 11 responden dari total sampel berdasarkan kriteria inklusi. Subjek penelitian sebelum diberikan intervensi diukur keseimbangan postural awal yang disebut pre-test, kemudian subjek diberikan atau dilakukan latihan balance exercise dengan frekuensi 3 kali seminggu dalam 3 minggu dengan durasi latihan 30 menit perhari dan setelah intervensi akan dilakukan post-test berupa keseimbangan postural akhir. Variabel dependen dari penelitian adalah balance exercise dan variabel independennya adalah stabilitas postural yang diukur dengan menggunakan 2 tes yaitu tes Tinetti dan TUGT (Time Up and Go Test). Data dianalisa dengan menggunakan paired t test dengan level signifikan 0,05. Hasil menunjukkan bahwa balance exercise secara signifikan dapat meningkatkan stabilitas postural yang ditunjukkan dari hasil tes Tinetti (p=0,000) dan pada tes TUGT (p=0,001). Hal ini disebabkan karena balance exercise dapat menimbulkan kontraksi otot pada lansia yang kemudian dapat mengakibatkan peningkatan serat otot (hipertropi), serat otot yang hipertropi ini mengalami peningkatan komponen system metabolism fosfagen, termasuk ATP dan fosfokreatin sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot pada lansia. Dengan adanya peningkatan kekuatan otot ini makan dapat meningkatkan keseimbangan postural pada lansia.2.2. Kritisi Jurnala. Judul Judul pada artikel Peningkatan Stabilitas Postural Pada Lansia Melalui Balance Exercise sudah cukup jelas dan akurat, karena pada judul tersebut terkandung variable yang diteliti yaitu balance exercise sebagai variabel dependen, dan stabilitas postural sebagai variabel independen, serta juga mengandung populasi yang diteliti yakni lansia, tetapi tidak dijelaskan dimana tempat penelitian dilakukan .b. PenulisDalam artikel tertera nama dan institusi dari penulis, yakni Kusnanto , Retno Indarwati , dan Nisfil Mufidah.Namun dalam artikel tidak dijelaskan kualifikasi pendidikan dan posisi penulis saat ini karna hanya dijelaskan nama institusi saja dibelakang nama ketiga penulis dengan tanda kurung (PSIK FK UNAIR) .c. Waktu Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei-Juni 2007 di UPSTW Bangkalan . Penelitian ini dipublikasikan pada 2 Oktober 2007 Penelitian ini bukan merupakan karya baru karena sebelumnya sudah ada teori-teori yang menjelaskan mengenai latihan balance exercise terhadap keseimbangan postural , peneliti hanya meneliti lebih lanjut tentang hal tersebut. Penelitian ini relevan dengan praktik terkini, karena dapat diaplikasikan dimanapun dan dapat disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki selain dari yang dilakukan dalam penelitian ini, selain itu penelitian ini relevan dengan praktik terkini karena besarnya keinginan masyarakat untuk melakukan pengobatan alternatif, karena dirasa lebih murah dan cenderung berisiko lebih ringan dibandingkan harus mengonsumsi obat atau menjalani operasi. Balance exercise adalah salah satu terapi alternatif bagi lansia. Dengan melakukan balance exercise secara tepat dan rutin, diharapkan terjadi peningkatan kualitas hidup lansia. Penelitian ini juga dapat dilaksanakan tidak hanya untuk perawat namun dapat dilakukan oleh tenaga medis lain seperti fisioterapi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan lansia. Ya, d. Jurnal Berhubungan dengn Keperawatan Jurnal ini berhubungan dengan keperawatan karena balance exercise merupakan intervensi keperawatan. Dalam Jurnal ini tidak dicantumkan tim editorialnya. Menurut kami, target pembaca dari artikel ini tidak mengkhusus hanya pada perawat, namun lebih luas mencakup tenaga kesehatan lain ataupun masyarakat umum karena artikel ini sifatnya open access sehingga dapat diakses secara luas dan pembacanya tidak memerlukan kualifikasi tertentu.e. AbstrakPada abstrak sudah dicantumkan secara singkat mengenai masalah penelitian,hipotesis, tujuan penelitian (kalimat ketiga), metodologi (kalimat keempat), serta hasil dan kesimpulan serta rekomendasi. namun pada abstrak tidak dicamtumkan mengenai waktu dan keterbatasan penelitan. Meskipun belum dipaparkan secara jelas, sebagai pembaca kami masih dapat memahami fokus dari penelitian ini, karena penulisannya yang terstruktur.f. Identifikasi masalahPada penelitian ini, masalah dan tujuan sudah diidentifikasi secara jelas. Dan sudah dinyatakan oleh penulis dibagian awal pendahuluan. Rasional dilakukannya penelitian ini tidak dicantumkan oleh penulis secara jelas tetapi dalam latar belakang secara tersirat terdapat maksud dari dilakukannya penelitian tersebut.g. Formulasi pertanyaan penelitian atau hipotesisTujuan penelitian dinyatakan secara jelas oleh penulis dan telah dijabarkan pada bagian abstrak dan pendahuluan. Tujuan penelitian tersebut disusun secara logis mengikuti masalah penelitian yang ada. Sedangkan untuk pertanyaan penelitian/hipotesis yang diangkat tidak dinyatakan secara jelas oleh penulis dalam artikel ini.h. Kajian PustakaDiskusi yang ditampilkan peneliti tidak bias. Pada jurnal peneliti menampilkan hasil diskusi dengan baik dan mudah dimengerti dengan menjelaskan hasil penelitian didukung dengan beberapa sumber pustaka. Peneliti sangat mengerti subjek yang diteliti, ditunjukkan dari peneliti telah menentukan kriteria inklusi dan sampel yang diteliti yaitu kriteria inklusi : 1) Lansia berusia 60-80 tahun yang tinggal di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW) Bangkalan pada Bulan Mei-Juni 2007; 2) Lansia yang mampu berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Peneliti menggunakan sumber pustaka terkini terlihat dari daftar pustaka ada yang bertahun 2007 dan 2000-an walaupun ada beberapa tahun 1990-an (terkini ditinjau dari tahun jurnal). Pada jurnal tidak ada kutipan yang dicantumkan oleh peneliti. Peneliti mengumpulkan beberapa sumber dan mencari pendukung dari gagasan peneliti.i. Metodelogi RancanganRancangan penelitian disampaikan cukup jelas dengan memaparkan secara rinci setting tempat dan sampel, pengumpulan data, serta alat ukur dan metode analisis data yang digunakan. Dari tujuan dan metode penelitian ini, dapat diketahui bahwa desain penelitian ini adalah pra-eksperimental one-group pre-post test, yakni tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh latihan balance exercise terhadap keseimbangan postural lansia di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW) Bangkalan, dari metode penelitiannya ada manipulasi yang dilakukan terhadap variabel penelitiannya. Selain itu, pada bagian metode dari penelitian ini juga disebutkan bahwa penelitian ini bersifat one-group pra-post-test design yang artinya pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada pre-test dan post-test. Alat ukurDalam penelitiannya, penulis menggunakan Tes Tinetti (Uji Keseimbangan Statik) dan Tes TUGT (Time Up and Go Test / Uji keseimbangan dinamik), penulis hanya menyebutkan tes yang digunakan, namun tidak mencantumkan alasannya memilih tes sebagai instrument penelitian. Pada penelitian ini tidak dapat diketahui apakah sample telah mewakili populasi atau belum karena penulis tidak mencantumkan data kuantitatif dari populasi yang ditelitinya, namun dalam tulisannya penulis menyebutkan bahwa sampel di dalam penelitian ini sudah memenuhi criteria inklusi. SampelDalam penelitian ini, penulis tidak mencantumkan metode pemilihan sampel yang digunakan, jumlah sample yang dicantumkan 11 orang namun tidak menjelaskan sampel tersebut sudah mewakili populasi atau belum. Dalam penelitian ini hanya menyebutkan beberapa karakteristik sampel yang dipertimbangkan, yakni lansia berusia 60-80 tahun yang tinggal di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW) Bangkalan pada bulan Mei-Juni 2007; lansia yang mampu berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain. EtikDalam artikel tidak dicantumkan bahwa responden menerima informed consent bersamaan dengan test yang akan dilakukan. Dalam penelitian tidak disebutkan secara jelas hak peserta untuk menolak ikut serta dalam penelitian. Dalam penelitian ini tidak diketahui ada perlakuan yang membahayakan bagi responden atau tidak karena penulis tidak ada mencantumkan dalam artikelnya. Reliabilitas dan validitasPenelitian dalam artikel ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimental one-group pre-post test namun penulis tidak mencantumkan hasil dari uji rehabilitas dan validitas. Dalam penelitian ini ditemukan bias karena peniliti tidak mencantumkan perlakuan sebelum makan atau sesudah makan, karena itu juga bisa mempengaruhi hasil.j. Pilot studiPada penelitian ini peneliti hanya mencantumkan bahwa pilot studi yang dilakukan dalam penelitian dengan melakukan survey ketempat penelitian. Pada jurnal ini terdapat kalimat Hasil survei yang dilakukan peneliti di tempat penelitian yaitu di Unit Pelayanan Sosial Tresnna Werdha (UPSTW) Bangkalan, didapatkan sekitar 63% lansia disana mengeluh gangguan keseimbangan tubuh akibat kelemahan otot ekstremitas bawah. Dari 65% lansia tersebut sekitar 57% lansia pernah mengalami jatuh. Peneliti tidak mencantumkan secara jelas apakah terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk meneliti tindakan Balance Exercise tetapi terdapat kata dalam jurnalseperti Sampai saat ini pengaruh latihan balance exercise terhadap keseimbangan postural lansia masih perlu penjelasan. Kata ini menggambarkan bahwa peneliti telah melakukan pilot studi dengan membaca literature baik jurnal ataupun teksbook sebagai acuan dalam penelitian ini tetapi tidak dijelaskan dalam jurnal bagaimana penelitian sebelumnya.k. Penelitian Utama HasilPenulis menjelaskan hasil penelitiannya dengan diagram pie dan grafik namun tidak dijelaskan secara narasi mengenai hasil penelitian. Dalam hasil penelitian, penulis sudah menampilkan gambar untuk membantu mengkomunikasikan hasil penelitiannya melalui table distribusi. peneliti tidak menampilkan rasional untuk menampilkan maupun tidak menmpilkan uji statistik tertentu, namun peneliti mencantumkan uji statistic yang digunakan yaitu uji paired t-test dengan membandingkan Keseimbangan Postural Statik (KPS) sebelum intervensi (pre test) dengan KPS setelah intervensi (post test) menghasilkan p=0,000, berarti terdapat perbedaan rerata KPS yang bermakna sebelum dan sesudah latihan balance exercise selama 3 minggu. Diskusi/ rekomendasi1. Dalam diskusi hasil penelitian dapat dipahami karena peneliti/ penulis menjelaskan kembali permasalahan yang diteliti, strategi yang dipergunakan dan tujuan dari strategi tersebut. Permasalahan : gangguan keseimbangan pada lansia adalah kelemahan otot ekstremitas bawah Strategi yang diteliti : latihan (balance exercise) dapat menimbulkan adanya kontraksi otot. Tujuan dari strategi : latihan (balance exercise) dapat meningkatkan keseimbangan postural lansia.2. rekomendasi hanya disampaikan sedikit pada abstrak dan tidak ditampilakn pada hasil penelitian dan rekomendasi yang ditampilkan sesuai dengan hasil penelitian.3. Iya, Rekomendasi dari penelitian ini adalah melibatkan lebih banyak responden dengan waktu penelitian yang lebih lama dan pengukuran yang lebih baik untuk memastikan jurnal yang lebih akurat. Hal ini dapat diimplementasikan karena responden yang digunakan mudah didapat dan latihan balance exercise ini dapat diimplementasikan dalam jangka waktu yang lebih lama karena tidak memberatkan lansia , latihan ini dilakukan dengan frekuensi 3 kali seminggu durasi latihan 30 menit perhari. Alat ukur atau instrument yang digunakan adalah test Tinetti dan TUGT yang dilakukan pada saat pretest maupun post test, jika ada instrument atau alat ukur yang lebih baik dapat digunakan agar hasil didapatkan lebih akurat.4. Tidak, peneliti/ penulis tidak menampilkan keterbatasan penelitiannya di dalam rekomendasinya.5. Iya, peneliti/penulis menyarankan untuk penelitian yang akan datang diharapkan melibatkan lebih banyak responden dengan waktu penelitian yang lebih lama dan pengukuran yang lebih baik untuk memastikan hasil yang lebih akurat. Kesimpulan1. Iya, karena dalam kesimpulan, peneliti/ penulis mencantumkan hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh latihan balance exercise yang dapat mengakibatkan peningkatan kekuatan otot dan dengan adanya peningkatan kekuatan otot ini maka dapat meningkatkan keseimbangan postural pada lansia. 2. Tidak, peneliti/ penulis menyesuaikan sesuai hasil temuannya dalam penelitian.3. Hasil penelitian sesuai dengan hipotesis dan tujuan penelitian, peneliti/ penulis hanya menampilkan tujuan dan hipotesis penelitiannya. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh latihan balance exercise terhadap keseimbangan postural lansia di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW) Bangkalan. Hipotesis :terdapat hasil yang signifikan antara balance exercise dengan peningkatan keseimbangan postural lansia di UPSTW Bangkalan.4. Informasi yang tidak ditampilkan berupa tinjauan pustaka, keterbatasan penelitian. Dan penulis tidak merujuk pembaca untuk mendapatkan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan.2.3. Implikasi Keperawatana. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatanDalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia, perawat dapat memberikan balance exercise pada lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. b. Perawat sebagai pendidikPeran perawat sebagai pendidik yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan pada lansia dengan cara yang efisien dan sesuai. Perawat menjelaskan mengenai pengertian, tujuan, manfaat, langkah-langkah, dan keuntungan balance execise.c. Perawat sebagai pengelola (manager)Pelaksanaan balance exercise apakah sudah dilakukan dengan benar oleh lansia, apakah sudah dilakukan secara rutin sesuai indikasi yang dianjurkan. Perawat melakukan pengawasan pada lansia dalam melakukan balance exercise.d. Perawat sebagai penelitiPenelitian-penelitian yang terkait dengan balance exercise dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya sehingga dapat mengembangkan intervensi keperawatan terutama pada lansia. Perawat dapat menerapkan hasil penelitian sebagai upaya promotif dan preventif untuk mengantisipasi risiko jatuh pada lansia.e. Perawat sebagai community leaderSebagai perawat komunitas, diperlukan kemampuan dalam mengajak lansia untuk mengikuti program kesehatan guna meningkatkan kualitas hidupnya. Salah satunya kemampuan dalam mengajak lansia untuk melakukan balance exercise. Perawat komunitas juga diharapkan mampu memotivasi lansia dalam melaksanakan balance exercise secara benar dan rutin, memberikan dukungan pada lansia dalam melaksanakan balance exercise, dan mengevaluasi pelaksanaan balance exercise.2.4. Aplikasi Pengaruh Balance Exercise terhadap Stabilitas PosturalDalam jurnal yang kami kritisi tidak dijelaskan mengenai bagaimana balance exercise yang dilakukan. Kami memporoleh informasi dari jurnal yang berjudul Fenomena Balance Exercise untuk Meningkatkan Keseimbangan Postural Lanjut Usia bahwa pengaruh balance exercise selain untuk meningkatkan kekuatan otot pada anggota gerak bawah dan sistem vestibular (keseimbangan tubuh) (Jowir, 2012) juga untuk meningkatkan keseimbangan postural. Bentuk-bentuk balance exercise yang digunakan untuk meningkatkan keseimbangan ini terdiri dari reformer leg press, theraband pada kaki posisi duduk dengan hip abduksi/adduksi, trapeze table untuk lateral flexi lumbal, trapeze table side leg springs, theraband pada posisi duduk dengan kaki lurus, berjalan dengan satu kaki selama 30 detik, bergantian dengan kaki yang lain, berdiri satu kaki kemudian ayunkan tubuh ke depan, ke belakang, dan ke samping, duduk tegak lalu rotasi lumbal yang diikuti rotasi bahu, eves lunge, theraband di injak pada satu kaki di tarik dengan tangan yang berlawanan dengan posisi extensi, duduk tegak bersandar bola dan melakukan squats, latihan keseimbangan berdiri dengan satu kaki bergantian (Kaesler, 2007). Diungkapkan olehnya bahwa bentuk-bentuk latihan ini mampu memberikan perubahan fisiologis pada tubuh manusia yang lebih lanjut akan meningkatkan volume oksigen maksimum dan penurunan asam laktat. Selain itu, pengaruh untuk sistem muskular pada anggota gerak bawah adalah meningkatkan maximal muscular power yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi otot, meningkatnya penampang luas otot, asupan nutrisi ke dalam otot serta memberikan efek pemeliharaan daya tahan.Bentuk latihan balance exercise yang telah dirangkai ini memungkinkan juga memberikan efek pada sistem visual, vestibular, somatosensoris, maupun muskularnya. Pada saat otot berkontraksi akan terjadi proses sintesa protein pada kontraktil otot yang berlangsung lebih cepat dari penghancurnya. Hal yang terjadi kemudian adalah bertambah banyaknya filamen aktin dan miosin secara progersif di dalam miofibril. Selanjutnya miofibril menjadi hipertropi. Serat yang mengalami hipertropi akan meningkatkan komponen sistem metabolisme pospagen termasuk ATP dan pospokreatin, akibatnya akan terjadi peningkatan kemampuan sistem metabolisme aerob dan anaerob yang mampu meningkatkan energi dan kekuatan otot. Adanya peningkatan kekuatan otot pada lansia ini akan membuat tubuh semakin kokoh dalam menopang badan, demikian pula akan kokoh dalam mempertahankan gerakannya (Guyton, 1997). Hal ini yang akan membuat lansia semakin seimbang posturnya.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN3.1. SimpulanPenulisan jurnal ini sudah sesuai dengan sistematika penulisan jurnal tetapi kurang dijelaskan secara lengkap. Hal ini mungkin berhubungan dengan pembatasan dari ketentuan pempublikasian jurnal. Dalam penelitian tersebut menghasilkan adanya peningkatan stabilitas postular secara signifikan dengan melakukan balance exercise pada lansia. Balance exercise merupakan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot pada anggota gerak bawah dan sistem vestibular (keseimbangan tubuh) (Jowir, 2012) dan juga untuk meningkatkan keseimbangan postural. Latihan ini dapat melatih lansia semakin seimbang posturnya sehingga menurunkan resiko jatuh.3.2. SaranDiharapkan untuk mahasiswa dan perawat dapat menerapkan balance exercise dalam praktik klinik untuk meningkatkan keseimbangan postural lansia sehingga dapat menurunkan risiko jatuh. Dan diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai balance exercise untuk lebih memperjelas pengaruh latihan balance exercise terhadap peningkatan keseimbangan postural lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim/http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/view/716Anonim/http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/ikhsan_skripsi_p24-p43.pdf. Diakses Tanggal 3 September 2014.Anonim/http://www.geong.leeds.ac.uk/fileadmin/downloads/school/people.postgrads/r.karcharnubarn/Population_Ageing_and_Health_Expectancy_in_Thailand_draft3PHR.pdfBandiyah. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha MedikaGuyton, A.C., 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGCHowe, TE., Rochester, L., Jackson, A., Banks, PMH., &Blair, VA. (2008). Exercise for improving balance in older people. Glasgow : John Wiley & SonsJowir, Rico, 2009, Latihan Keseimbangan, http://seripakyu.blogspot.com/2009/04/latihan- keseimbangan.html, Diakses tanggal 14 Nopember 2011Kaesler, 2007, A Novel Balance Exercise Program for Postural Stability in Older Adults: Apilot study, Journal of Bodywork and Movement Therapies. Vol: 49 no: 11 hal: 37-43Karchharnubarn, R & Rees, P. (2009). Population ageing and healthy life expectancy in thailand.Miller, A.C. (2004). Nursing Care of Older Adult Theory and Practice.3nd. Ed. Philadelpia : J.B. Lippincott. CoNugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC