bab ii konsep dasar a. pengertian -...

21
7 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior (Smeltzer, Suzzane C, 2002). Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi. Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui cahaya menuju retina, dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

Upload: ngonguyet

Post on 03-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

7

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih.

Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran

(katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam

maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit

sistemik, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau

kelainan mata lain seperti uveitis anterior (Smeltzer, Suzzane C, 2002).

Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif

kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan

ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa

yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi.

Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan

kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan cairan)

lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai

kedua mata dan berjalan progresif.

Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang

normalnya transparan dan dilalui cahaya menuju retina, dapat disebabkan oleh

berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

8

Jenis- jenis katarak menurut Vaughan, Dale (2000) terbagi atas :

1. Katarak terkait usia (katarak senilis)

Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-

satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin

kabur.

2. Katarak anak- anak

Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya.

Banyak katarak kongenital yang tidak diketahui penyebabnya

walaupun mungkin terdapat faktor genetik, yang lain disebabkan oleh

penyakit infeksi atau metabolik, atau beerkaitan dengan berbagai

sindrom.

b. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan

sebab-sebab spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh

trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyyebab lain adalah uveitis,

infeksi mata didapat, diabetes dan obat.

3. Katarak traumatik

Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di

lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera

setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa

menyebabkan humor aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk

kedalam struktur lensa.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

9

4. Katarak komplikata

Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular

pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul

posterior dan akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit- penyakit

intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah

uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan

retina.

5. Katarak akibat penyakit sistemik

Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik

berikut: diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis

atropik, galaktosemia, dan syndrome Lowe, Werner atau Down.

6. Katarak toksik

Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai

akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan

nafsu makan). Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik

secara sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan

kekeruhan lensa.

7. Katarak ikutan

Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak

traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak

ekstrakapsular.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

10

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi mata

a. Struktur Mata Eksternal

Gambar 1.

Struktur mata eksternal

(Brunner&Suddarth, 2002)

1) Alis

Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi

bulu. Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya serta

berfungsi melindungi mata dari sinar matahari.

2) Kelopak mata

Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempeng tarsal

yang terdiri dari jaringan fibrus yang sangat padat serta dilapisi

kulit dan dibatasi konjungtiva. Jaringan dibawah kulit ini tidak

mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

11

kelopak mata bawah serta digerakkan ke atas oleh otot-otot

melingkar, yaitu muskulus orbikularis okuli yang dapat dibuka

dan ditutup untuk melindungi dan meratakan air mata ke

permukaan bola mata dan mengontrol banyaknya sinar yang

masuk.

3) Bulu mata

Bulu mata melindungi mata dari debu dan cahaya.

b. Struktur Mata Internal

Gambar 2.

Struktur mata internal

(Brunner&Suddarth, 2002)

1) Sklera

Pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih

mata dan tersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela

membran yang bening, yaitu kornea. Sklera melindungi

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

12

struktur mata yang sangat halus serta membantu

mempertahankan bentuk biji mata.

2) Khoroid

Lapisan tengah yang berisi pembuluh darah. Merupakan

ranting-ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis

interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang

ditengahnya, atau yang disebut pupil (manik) mata. Selaput

berpigmen sebelah belakang iris memancarkan warnanya dan

dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu

berwarna biru, coklat, kelabu, dan seterusnya. Khoroid

bersambung pada bagian depannya dengan iris, dan tepat

dibelakang iris. Selaput ini menebal guna membentuk korpus

siliare sehingga terletak antara khoroid dan iris. Korpus siliare

itu berisi serabut otot sirkulerndan serabut-serabut yang

letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot

sirkuler menyebabkan pupil mata juga berkontraksi. Semuanya

ini bersama-sama membentuk traktus uvea yang terdiri dari

iris, korpus siliare, dan khoroid. Peradangan pada masing-

masing bagian berturut-turut disebut iritis, siklitis, dan

khoroiditis, atau pun yang secara bersama-sama disebut uveitis.

Bila salah satu bagian dari traktus ini mengalami peradangan,

maka penyakitnya akan segera menjalar kebagian traktus lain

disekitarnya.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

13

3) Retina

Lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan

serabut, yaitu sel-sel saraf batang dan kerucut. Semuanya

termasuk dalam konstruksi retina yang merupakan jaringan

saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju

jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar

menuju diskus optikus, yang merupakan titik dimana saraf

optik meninggalkan biji mata. Titik ini disebut titik buta, oleh

karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada

retina adalah makula, yang terletak tepat eksternal terhadap

diskus optikus, persis berhadapan dengan pusat pupil.

4) Kornea

Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung

dengan sklera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea

terdiri atas beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epithelium

berlapis yang tersambung dengan konjungtiva.

5) Bilik anterior (kamera okuli anterior)

Terletak antara kornea dan iris.

6) Iris

Tirai berwarna didepan lensa yang bersambung dengan selaput

khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar (otot

polos). Kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil,

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

14

sementara kelompok yang lain melebarkan ukuran pupil itu

sendiri.

7) Pupil

Bintik tengah yang berwarna hitam yang merupakan celah

dalam iris, dimana cahaya dapat masuk untuk mencapai retina.

8) Bilik posterior (kamera okuli posterior)

Terletak diantara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun

bilik posterior yang diisi dengan aqueus humor.

9) Aqueus humor

Cairan ini berasal dari badan siliaris dan diserap kembali ke

dalam aliran darah pada sudut iris dan kornea melalui vena

halus yang dikenal sebagai Saluran Schlemm.

10) Lensa

Suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan

transparan. Tebalnya ±4 mm dan diameternya 9 mm.

Dibelakang iris, lensa digantung oleh zonula (zonula zinni)

yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah

anterior lensa terdapat humor aqueus dan disebelah posterior

terdapat vitreus humor. Kapsul lensa adalah membran

semipermiabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah

depan terdapat selapis epitel subkapular. Nukleus lensa lebih

keras daripada korteks nya. Sesuai dengan bertambahnya usia,

serat-serat lamelar sub epitel terus diproduksi sehingga lensa

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

15

lama-kelamaan menjadi kurang elastik. Lensa terdiri dari 65%

air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada

dalam jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi

di lensa daripada di jaringan lainnya. Asam askorbat dan

glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.

Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, maupun saraf dalam

lensa.

11) Vitreus humor

Daerah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga

retina yang diisi dengan cairan penuh albumen berwarna

keputih-putihan seperti agar-agar. Berfungsi untuk memberi

bentuk dan kekokohan pada mata, serta mempertahankan

hubungan antara retina dengan selaput khoroid dan sklerotik.

2. Fisiologi mata

Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk

menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan

perantaraan serabut-serabut saraf nervus optikus mengalihkan

rangsangan ini ke pusat penglihatan otak untuk ditafsirkan. Apparatus

optik mata membentuk dan mempertahankan ketajaman focus objek

dalam retina. Prinsip optik adalah sinar dialihkan berjalan dari satu

medium ke medium lain dari kepadatan yang berbeda, fokus utama pada

garis yang berjalan melalui pusat kelengkungan lensa sumbu utama.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

16

Indera penglihatan menerima rangsangan berkas-berkas cahaya

pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus, menghantarkan

rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. Cahaya

yang jatuh ke mata menimbulkan bayangan yang difokuskan pada retina.

Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea, lensa badan

aqueus dan vitreus. Lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan

bayangan pada retina, bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang

difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi, dislokasi, dan

anomali geometric. Pasien yang mengalami gangguan- gangguan

tersebut mengalami kekaburan penglihatan tanpa rasa nyeri.

a. Pembentukan bayangan

Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari bayangan

objek di retina. Bayangan dalam fovea di retina selalu lebih kecil dan

terbalik dari objek nyata. Bayangan yang jatuh pada retina akan

menghasilkan sinyal saraf dalam mosaik reseptor, selanjutnya

mengirim bayangan dua dimensi ke otak untuk direkonstruksikan

menjadi bayangan tiga dimensi. Pembentukan bayangan abnormal

terjadi jika bola mata terlalu panjang dan berbentuk elips, titik fokus

jatuh didepan retina sehingga bayangan menjadi kabur. Untuk

melihat lebih jelas harus mendekatkan mata pada objek yang dilihat,

dibantu dengan lensa bikonkaf yang memberi cahaya divergen

sebelum masuk mata. Pada hipermetropia, titik fokus jatuh

dibelakang retina. Kelainan dikoreksi dengan lensa bikonveks.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

17

Sedangkan pada presbiopia, bentuk abnormal karena lanjut usia yang

kehilangan kekenyalan lensa.

b. Respon bola mata terhadap benda

Relaksasi muskulus siliaris membuat ligamentum tegang, lensa

tertarik sehingga bentuknya lebih pipih. Keadaan ini akan

memperpanjang jarak fokus. Bila benda dekat dengan mata maka

otot akan berkontraksi agar lengkung lensa meningkat. Jika benda

jauh, maka m. siliaris berkontraksi agar pipih supaya bayangan

benda pada retina menjadi tajam. Akomodasi mengubah ukuran

pupil, kontraksi iris membuat pupil mengecil dan melebar. Jika sinar

terlalu banyak maka pupil menyempit agar sinar tidak seluruhnya

masuk ke dalam mata. Dalam keadaan gelap pupil melebar agar sinar

banyak yang ditangkap. Dalam hal melihat benda, jika mata melihat

jauh kemudian melihat dekat maka pupil berkontraksi agar terjadi

peningkatan ke dalam lapang penglihatan. Akomodasi lensa diatur

oleh mekanisme umpan balik negatif secara otomatis.

c. Lintasan penglihatan

Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan ke belakang

melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang

ke sisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina. Otak

menggunakan visual sebagai informasi untuk dikirim ke korteks

serebri dan visual pada bagian korteks visual ini membentuk gambar

tiga dimensi. Gambar yang ada pada retina di traktus optikus

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

18

disampaikan secara tepat ke korteks jika seseorang kehilangan

lapang pandang sebagian besar dapat dilacak lokasi kerusakan di

otak yang bertanggung jawab atas lapang pandang.

C. Etiologi

Menurut Mansjoer (2000), penyebab terjadinya katarak bermacam-

macam. Umumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi

secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan

gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena traumatik, terapi

kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik atau metabolik, seperti

diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok dan konsumsi

alkohol meningkatkan resiko katarak.

D. Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,

transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi

yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral

terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya

adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus

mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas

terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada

kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak

seperti kristal salju pada jendela.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

19

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang

dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan

penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat

menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan

menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan

terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.

Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi

sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam

melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan

bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita

katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan yang

berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik, seperti

diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan

yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika seseorang

memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus

diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan

ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering

berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-

obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang

kurang dalam jangka waktu lama (Smeltzer, 2002).

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

20

E. Manifestasi Klinik

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya,

pasien melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan

gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena

kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi pengembunan

seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan

oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan

bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada

retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang

menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.

Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih.

Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun , dan ketika katarak

sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu

memperbaiki penglihatan.

Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi

untuk menghindari silau yang menjengkel yang disebabkan oleh cahaya yang

salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan rumahnya sehingga

sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi

berkelepak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat

mengendarai mobil pada siang hari (Smeltzer, 2002).

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

21

Menurut mansjoer (2000), pada katarak senil, dikenal 4 stadium yaitu:

insipiens, matur, imatur, dan hipermatur.

Insipiens Matur Imatur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normla Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata

depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik

mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis,

Glaukoma

F. Penatalaksanaan

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun

sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah

menimbulkan penyulit seperti glaukoma dan uveitis (Mansjoer, 2000). Dalam

bedah katarak, lensa diangkat dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur

intrakapsular atau ekstrakapsular. Ekstraksi intrakapsular yang jarang lagi

dilakukan saat ini adalah mengangkat lensa in toto, yakni didalam kapsulnya

melaui insisi limbus superior 140-1600. pada ekstraksi ekstrakapsular juga

dilakukan insisi limbus superior, bagian anterior kapsul dipotong dan

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

22

diangkat, nukleus diekstraksi dan korteks lensa dibuang dari mata dengan

irigasi dan aspirasi atau tanpa aspirasi sehingga menyisakan kapsul posterior.

Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau

keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran- getaran

ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi lumbus yang

kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi.

Teknik ini kurang bermanfaat pada katarak senilis yang padat dan keuntungan

insisi lumbus yang kecil agak berkurang jika dimasukkan lensa intraokuler.

Pada beberapa tahun silam, operasi katarak ekstrakapsular telah menggantikan

prosedur intrakapsular sebagai jenis bedah katarak yang paling sering. Alasan

utamanya adalah bahwa apabila kapsul posterior utuh, ahli bedah dapat

memasukkan lensa intra okuler ke dalam kamera posterior. Insiden komplikasi

pasca operasi seperti abasio retina dan edema makula lebih kecil bila kapsul

posteriornya utuh.

Jika digunakan teknik insisi kecil, masa penyembuhan pasca operasi

biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari operasi itu

juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati- hati dan menghindari

peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan. Matanya

dapat dibalut selama beberapa hari, tetapi kalau matanya terasa nyaman,

balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya

dilindungi dengan kacamata. Perlindungan pada malam hari dengan pelindung

logam diperlukan selama beberapa minggu. Kacamata sementara dapat

digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien melihat

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

23

dengan cukup baik melalui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata

permanen.(Vaughan, 2000)

G. Komplikasi

Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaukoma

dan uveitis. Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokuler yang

menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi (Doenges,

2000). Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea (Smeltzer,

2002).

H. Pengkajian Fokus

Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar

utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk

rumah sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.

1. Biodata

Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

24

Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan

masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur,

pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat

harus menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau

dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini.

Riwayat mata yang jelas sangat penting. Apakah pasien pernah

mengalami cedera mata atau infeksi mata?, penyakit apa yang terakhir

diderita pasien?.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia

mengenakan kacamata atau lensa kontak?, apakah pasien mengalami

kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada

keluhan dalam membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan

masalah membedakan warna atau masalah dengan penglihatan lateral

atau perifer?

d. Riwayat kesehatan keluarga

Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau

kakek-nenek.

3. Pemeriksaan fisik

Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan

pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop

(Smeltzer, 2002). Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus

ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

25

memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi

opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah

nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya

terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan

penyebab okular katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen

pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris

menandakan trauma mata sebelumnya (James, 2005)

4. Perubahan pola fungsi

Data yang diperoleh dalam kasus katarak, menurut Doenges (2000) adalah

sebagai berikut :

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/ hobi sehubungan dengan

gangguan penglihatan.

b. Makanan/ cairan

Gejala : Mual/ muntah.

c. Neurosensori

Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang

menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap

penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan

dekat/ merasa di ruang gelap.

Perubahan kacamata/ pengobatan tidak memperbaiki

penglihatan.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

26

Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil

Hipersekresi air mata.

d. Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Ketidaknyamanan ringan/ mata berair.

5. Pemeriksaan Diagnostik

Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen,

keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka A-scan

ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai

alat diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan

pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini

merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan

implantasi IOL (Smeltzer, 2002).

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud... · difokuskan. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

27