bab ii alfas

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Komposisi Sel-Sel Kayu Unsur-unsur penyusun kayu tergabung dalam sejumlah senyawa organik : selulosa, hemiselulosa dan lignin. Proporsi lignin dan hemiselulosa sangat bervariasi di antara spesies-spesies kayu dan juga di antara kayu keras dan kayu lunak. 2.1.1. Hemiselulosa Gula-gula lain yang bersama-sama dengan glukosa dipergunakan untuk mensintesis polimer-polimer dengan berat molekul yang relatif rendah disebut hemiselulosa. Sebagian terbesar hemiselulosa merupakan polimer-polimer dengan rantai bercabang, berbeda dengan polimer selulosa berantai lurus, dan umumnya tersusun atas 150 anhidrid gula sederhana atau kurang (artinya derajat polimerisasinya umumnya kurang dari 150). 2.1.2. Lignin Lignin terdapat di antara sel-sel dan di dalam dinding sel. Di antara sel-sel , lignin berfungsi sebagai perekat unutk mengikat sel-sel bersama-sama. Dalam dinding sel, lignin sangat erat hubungannya dengan selulosa dan berfungsi untuk memberikan ketegaran pada sel (Hadikusumo, 1979).

Upload: yos-pawer-ambarita

Post on 12-Aug-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Alfas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komposisi Sel-Sel Kayu

Unsur-unsur penyusun kayu tergabung dalam sejumlah senyawa organik :

selulosa, hemiselulosa dan lignin. Proporsi lignin dan hemiselulosa sangat bervariasi

di antara spesies-spesies kayu dan juga di antara kayu keras dan kayu lunak.

2.1.1. Hemiselulosa

Gula-gula lain yang bersama-sama dengan glukosa dipergunakan untuk

mensintesis polimer-polimer dengan berat molekul yang relatif rendah disebut

hemiselulosa. Sebagian terbesar hemiselulosa merupakan polimer-polimer dengan

rantai bercabang, berbeda dengan polimer selulosa berantai lurus, dan umumnya

tersusun atas 150 anhidrid gula sederhana atau kurang (artinya derajat

polimerisasinya umumnya kurang dari 150).

2.1.2. Lignin

Lignin terdapat di antara sel-sel dan di dalam dinding sel. Di antara sel-sel ,

lignin berfungsi sebagai perekat unutk mengikat sel-sel bersama-sama. Dalam

dinding sel, lignin sangat erat hubungannya dengan selulosa dan berfungsi untuk

memberikan ketegaran pada sel (Hadikusumo, 1979).

2.1.3. Alfa Selulosa

Afa selulosa adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan

NaOH 17,5 % atau larutan basa kuat dengan derajat polimerisasi 600-1500. Alfa

selulosa dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat kemurnian selulosa.

Selulosa adalah polimer berantai panjang polisakarida karbohidrat, dari beta glukosa

(Nurdiansyah, 2008).

Selulosa mempunyai tiga radikal hidroksil dari tiap satuan glukosa yang

menjadi penyusunnya. Oleh karena itu, selulosa dapat membentuk ester. Selulosa

bebas banyak digunakan untuk pembuatan kertas dan pakaian (katun). Kebanyakan

bahan kimia yang ditambahkan pada selulosa tidak dapat menembus permukaan serat

Page 2: BAB II Alfas

sehingga tidak dapat masuk ke dalam selulosa. Ini merupakan salah satu penyebab

selulosa tidak dapat larut dalam air dan pelarut organik yang umum (Sumardjo,

2006).

Kayu mengandung sekitar 50 % berat selulosa dan kapas hampir 90 %

mengandung selulosa. Selulosa dan serat kayu mengandung banyak pengotor yang

dapat dimurnikan dengan cara melarutkannya ke dalam campuran NaOH dan CS2.

Dalam proses pelarutan ini akan terbentuk cairan kental (Sunarya. 2007).

Di antara tanaman penghasil serat alam yang lain (selain kapas), rami paling

potensial sebagai bahan baku selulosa. Perbandingan tersebut dapat terlihat pada

table berikut

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Serat Alam

Nama Selulosa Hemiselulosa Lignin Keterangan

Abaka 60-65 6-8 5-10 Pisang

Coir 43 1 45 Sabut kelapa

Kapas 90 6 - Bungkus biji

Flax 70-72 14 4-5 -

Jute 61-63 13 3-13 -

Mesta 60 15 10 -

Palmitah 40-50 15 42-45 -

Nenas 80 - 15 Daunnya

Rami 80-85 3-4 0,5-1 Kulit batang

Sisal 60-67 10-15 8-12 Daun

Straw 40 28 18 -

(Nurdiansyah, 2008).

Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium

hidroksida (NaOH) 17,5 %, selulosa dapat diberlakukan atas tiga jenis.

1. Selulosa alpha adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam NaOH

17,5 % atau larutan basa kuat dengan DP 600-1500. Selulosa α dipakai

sebagai penduga dan atau penentu tingkat kemurnian selulosa.

2. Selulosa betha adalah selulosa berantai pendek, larut dalm NaOH 17,5 % atau

basa kuat dengan DP 15-90, dapat mengendap bila dinetralkan.

Page 3: BAB II Alfas

3. Selulosa gamma adalah sama dengan selulosa β, tetapi DP-nya kurang dari

15. Selain itu ada yang disebut hemiselulosa dan holoselulosa.

Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika dihidrolisis

akan menghasilkan D-manova , D-galaktosa, D-xylosa, L-arabinosa dan

asam uranat.

Holoselulosa adalah bagian dari serat yang bebas dari sari dan lignin,

terdiri dari campuran semua selulosa dan hemiselulosa (Nurdiansyah,

2008).

2.2 Belimbing (Averrhoa carambola L.)

Belimbing adalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari

Indonesia, India dan Sri Langka. Buah ini berbentuk bulat panjang dengan rusuk

tajam berjumlah lima dengan rasa manis menyegarkan, sungguh menggugah selera.

Buah belimbing manis mudah tumbuh dengan baik di tempat dengan ketinggian 0-

500 m di atas permukaan laut dengan curah hujan tinggi dan mendapat cukup banyak

matahari.

Buah belimbing berwarna kuning kehijauan, jika dipotong, buah ini

mempunyai penampang berbentuk bintang. Buah ini mengandung banyak vitamin C.

Batang kasar benjol-benjol, percabangan banyak, arahnya condong ke atas.

Batang belimbing mengandung kadar alfa selulosa 73 % dan hemiselulosa 27 %

(Darmawan, 2010).

Daun belimbing berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun

berbentuk bulat telur, ujung runcing tapi rata, permukaan atas mengkilap, permukaan

bawah buram, panjang 1,75-9 cm dan lebar 1,25-4,5 cm. Bunga majemuk tersusun

berupa malai warnanya merah keunguan, keluar dari ketiak daun dan di ujung

cabang, ada juga yang keluar dari dahannya. Daun dan batang mengandung asam

oksalat sehingga rasanya asam. Air perasan buah belimbing dapat dipakai untuk

menghilangkan karat pada logam. Akar buah belimbing dapat menghilangkan sakit

(analgetik) dan sebagai antirematik. Buah mengandung protein, lemak, kalsium,

phosphor, besi, serta vitamin A, B dan C (Wijayakusuma, 2009).