bab ii - acc
DESCRIPTION
hjjgfghgfhTRANSCRIPT
BAB II
URAIAN PROSES
2.1 Bahan baku
Bahan baku pada proses di unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas adalah gas
alam yang berasal dari PT. Medco E&P Indonesia Field Rambutan dan udara
yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Sedangkan pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap, bahan baku merupakan flue gas dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan air demin yang diperoleh dari hasil pengolahan air Sungai Kelekar.
2.1.1 Gas Alam
Gas Alam adalah campuran dari beberapa gas hidrokarbon yang berupa
methane, ethane, propane, butane dan lainnya. Lebih dari 70% komponen utama
gas alam adalah methane. Gas alam yang diperoleh merupakan gas kering.
Komponen gas alam di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komponen Gas Alam
Komponen % mol
C6H14 0,3482
C3H8 3,1195
i-C4H10 0,6092
n-C4H10 0,748
i-C5H12 0,3156
n-C5H12 0,1673
CH4 84,1617
C2H6 5,931
CO2 3,5126
N2 1,0869
Total 100
Sumber: PT. Medco E&P Indonesia Field Rambutan
9
10
Sifat fisik dan kimia gas alam adalah sebagai berikut :
a. Tidak berwarna
b. Tidak berbau
c. Mudah terbakar
d. Merupakan campuran hidrokarbon yang terdiri dari 60-90% hidrokarbon
ringan, hidrokarbon berat dan gas pengotor/inert.
2.1.2 Udara
Udara pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas digunakan untuk proses
pembakaran. Udara proses dipasok dari kompressor yang mengambil udara dari
atmosfer dan kemudian disaring dengan filter udara untuk menghilangkan debu
atau kotoran lainnya.
2.1.3 Air
Pada proses di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap, air digunakan
sebagai umpan pada HRSG (Heat Recovery Steam Generator) untuk
menghasilkan uap. Uap tersebut akan digunakan untuk memutar turbin. Hasil
perputaran turbin akan menghidupkan generator sehingga dihasilkan listrik.
2.2 Deskripsi proses
Secara umum siklus kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap ini
merupakan siklus kombinasi Brayton dan Rankine yaitu memanfaatkan gas buang
dari turbin gas untuk mengoperasikan turbin uap. Unit Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap Indralaya memiliki 2 unit turbin gas, 2 unit HRSG, dan 1 unit turbin
uap.
Pada unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas, udara masuk ke kompresor
pada tekanan 1,013 bar dan temperatur 32oC (1). Di dalam kompresor, udara
dinaikkan tekanan dan temperaturnya menjadi 9,52 bar dan 327,18oC dan
dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar dengan gas alam (2). Gas alam memasuki
ruang bakar pada temperatur 25,7oC dan tekanan 20,6 bar (2). Gas alam dan udara
dibakar, gas hasil pembakaran tersebut memasuki turbin gas (3). Gas hasil
11
pembakaran yang terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam turbin sehingga akan
menghasilkan gaya dorong untuk memutar turbin. Hasil perputaran dari turbin
akan diubah oleh gas turbine generator untuk menghasilkan listrik sebesar 50
MW (4). Sisa gas panas hasil pembakaran dengan temperatur 484oC dan tekanan
9,52 bar dialirkan menuju HRSG (Heat Recovery Steam Generator) untuk
memanaskan air (5).
Air berasal dari kondensat yang kondisinya sudah dalam keadaan murni.
Air dipompa dengan laju alir massa 77,69 ton/jam, temperatur 32°C dan tekanan
15,04 bar menggunakan pompa kondensat menuju deaerator (6). Deaerator
berfungsi untuk memisahkan air yang akan dialirkan ke HRSG dari uap dan
oksigen murni (O2). Oksigen harus dipisahkan dan dibuang ke udara luar melalui
pipa agar tidak menimbulkan kerak dan karat didalam pipa-pipa. Di dalam
deaerator, uap air yg telah menjadi cair (air) dikumpulkan dan dipompa untuk
dialirkan ke LP Drum (7). LP Drum berfungsi sebagai tempat penampungan air
dan uap. Selanjutnya, air akan bersirkulasi di dalam LP Evaporator sehingga
terjadi pemanasan awal pada air (8), di LP Evaporator air akan berubah fasa
menjadi uap basah.
Setelah melewati LP Evaporator, uap basah akan dialirkan kembali
menuju LP Drum dan akan melewati HP Economizer (9) yang berfungsi untuk
memanaskan uap basah sebelum masuk ke dalam HP Drum. Uap basah akan
ditampung di dalam HP Drum (10) dan kemudian menuju HP Evaporator (11)
yang berfungsi untuk mengubah uap basah menjadi uap kering. Uap
meninggalkan drum melalui pipa yang menuju ke HP Superheater 1 (12) dan HP
Superheater 2 (13). Uap yang masuk ke HP Superheater merupakan uap kering
karena jika uap basah yang masuk maka kandungan partikulat padat yang terlarut
dalam uap akan mengendap di dalam tube pada HP Superheater dan dapat
mengakibatkan temperatur logam tube akan meningkat sehingga akan terjadi
kegagalan tube. Uap kering akan menuju HP Superheater 3 (14) dalam keadaan
benar-benar kering dan keluar dari HRSG yang kemudian digunakan untuk
memutar sudu turbin uap.
12
Uap kering dari HRSG 1 digabungkan dengan uap kering dari HRSG 2
dan memasuki turbin uap dengan laju alir massa sebesar 62,65 ton/jam,
temperatur 394,6oC dan tekanan 30,1 bar (15). Uap akan menggerakkan sudu-
sudu turbin dan perputaran sudu-sudu turbin ini akan menghidupkan steam
turbine generator sehingga menghasilkan listrik sebesar 35 MW (16). Uap basah
hasil perputaran turbin akan meninggalkan turbin dan menuju kondensor pada
tekanan 0,1 bar untuk dikondensasi (17). Kondensat yang masih panas memasuki
menara pendingin pada temperatur 46,91oC untuk didinginkan (18). Di menara
pendingin, suhu kondensat diturunkan dengan cara mengekstraksi panas dari
kondensat dan mengemisikannya ke atmosfir. Air yang telah dingin akan dipompa
kembali memasuki kondenser dengan menggunakan circulating water pump pada
temperatur 15oC dan laju alir massa 6,585 ton/jam (19). Air akan keluar dari
kondensor pada tekanan 0,07 bar dan selanjutnya dipompakan menuju HRSG
untuk kembali diuapkan.
Diagram alir siklus gabungan Brayton dan Rankine pada PT. Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Unit PLTGU Indralaya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram alir proses di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit PLTGU Indralaya
14
Keterangan gambar:
1. Kompressor
2. Ruang bakar
3. Turbin gas
4. Gas Turbine Generator (GTG)
5. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
6. Deaerator
7. LP Drum
8. LP Evaporator
9. HP Economizer
10. HP Drum
11. HP Evaporator
12. HP Superheater 1
13. HP Superheater 2
14. HP Superheater 3
15. Turbin uap
16. Steam Turbine Generator (STG)
17. Kondensor
18. Menara pendingin
19. Circulating water pump
15
2.3 Exergi
Exergi adalah potensi penggunaan energi, exergi juga dapat diartikan
sebagai kerja maksimum teoritis yang mampu diperoleh saat sistem berinteraksi
dalam mencapai kesetimbangan, exergi perlu ditentukan lingkungan referensi
yang menununjukkan bagaimana nilai numerik didapat (Sutini, 2011)
Energi bersifat kekal, dalam setiap peralatan maupun proses, energi
tidak dapat dimusnakan. Energi terdapat dalam bahan bakar minyak, listrik,
aliran materi dan sebagainya yang dapat diperhitungkan dalam bentuk produk
dan produk sampingan. berbeda dengan exergi, exergi tidak bersifat kekal
exergi dapat dimusnahkan melalui sifat irreversible tapi dapat juga dipindahkan
ke atau dari dalam suatu sistem ( Sutini, 2011).
Pengertian Exergi, exergi sebagai potensi kerja maksimum dalam bentuk
materi atau energi ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Potensi kerja ini
diperoleh melalui proses reversible. Exergi dapat ditransfer diantara sistem dan
dapat dihancurksn oleh proses irreversible didalam sistem. Exergi adalah kerja
maksimum teoritis yang mampu diperoleh saat sistem tersebut berinteraksi
dalam mencapai kesetimbangnan ( Sutini, 2011).
Menurut E Jhon dkk, 2008 “Exergi dapat didefinisikan sebagai kerja yang
terdapat pada gas, cairan, atau massa yang tidak kesetimbangan kondisi relatif
dengan kondisi lingkungan”.
Analisis exergi mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan analisis energi,
yaitu :
- Lebih akurat dalam membentuk desain optimal, baik proses industri maupun
pembangkit listrik.
- Lebih teliti dalam menentukan energi yang hilang dalam proses maupun
yang dibuang keudara.
Lingkungan referensi exergi atau lingkungan dapat diasumsikan sebagai
sistem kompresibel sederhana yang berukuran besar dan memiliki temperatur
yang sama pada T0 dan tekanan P0. Walaupun sifat intensif lingkungan tidak
berubah, tetapi sifat ekstensif lingkungan dapat berubah karena interaksi dengan
sistem lain. Besarnya exergi sebuah sistem dapat dinyatakan dengan persamaan:
16
Dimana:
E : Exergi spesifik dalam satuan massa
T0 : Temperatur lingkungan, °C
U : Energi sistem, KJ/Kg
U0 : Energi dalam pada T0, KJ/Kg
P0 : Tekanan lingkungan, Bar
V : Volume sistem, m3/Kg
V0 : Volume sistem pada T0, m3/Kg
S : Entropi sistem, KJ/Kg.K
S0 : Entropi sistem pada T0, KJ/Kg.K
(sumber: Sutini P.L., Modul Termodinamika Teknik 2, 2011)
2.4 Kehancuran Exergy penukar kalor
Penukar kalor adalah komponen utama dalam sistem dan merupakan
komponen yang signifikan dalam kehilangan exergi. Heat exchanger tidak efisien
dalam nilai exergi karena didesain untuk temperatur minimum atau didisain pada
perbedaan temperatur yang maximal (Kotas TJ, 1995).
2.5 Rumus – rumus yang digunakan untuk menghitung exergi pada penukar
panas
Gambar 4. KondenserSumber : (E Jhon dkk, 1995)
17
Persamaan exergi sistem terbuka
Ed = ṁh (ef1 - ef2 ) - ṁc (ef4 - ef3)
Dimana :
ṁh = laju alir massa steam
ṁc = laju alir massa fluida pendingin
ef1 - ef2 = laju perpindahan exergi dari keadaan 1 ke keadaan 2
ef4 - ef3 = laju perpindahan exergi dari keadaan 3 ke keadaan 4
Ed = kehancuran exergi
h = enthapi
S = entropi
T0 = temperatur refrense
(sumber : E Jhon dkk, 1995)
dfcfhfcfhCVj
j
mmmmWQT
TEeeee10 4231
0