bab ii
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Oemar Hamaik
(2014:30) belajar merupakan suatu proses , suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan
Sedangkan menurut Slameto sebagaimana dikutip oleh
Hamdani (2011:20) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Dalam pengertian yang umum Moh Suardi (2015:20)
menjelaskan bahwa belajar adalah mengumpulkan sejumlah
pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang
lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal guru.
Sebagai kesimpulan belajar adalah suatu proses perubahan
dalam diri seseorang, perubahan tersebut tampak dalam bentuk
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan,
sikap, kebiasaan, ketrampilan dan kemampuan lainnya. Proses
perubahan itu membutuhkan seorang guru yang akan membimbing
dalam proses pembelajaran.
6
b. Pengertian hasil Belajar
Dimyati (2009:3) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Oemar
Hanaik (2013:30) menambahkan bahwa bukti bahwa seseorang telah
mengalami belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada
seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti.
Sedangkan menurut Nana Sudjana (2002:22) hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya Hasil belajar dapat diketahui
setelah dilakukan evaluasi hasil belajar. Setiap orang yang melakukan
suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya.
Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil dari
kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan
evaluasi.
Suatu proses belajar mengajar sebagaimana dijelaskan Syaiful
Bahri (2006:106) dapat dikatakan berhasil apabila daya serap
terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individual maupun kelompok dan perilaku yang
digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh peserta didik,
baik secara individual maupun klasikal.
c. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah
(domain) Endang Poerwanti (2008:4) membagi tiga ranah tersebut,
(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan
bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap
dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan
intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain
psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,
kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).
7
Menurut Abin Syamsudin Makmun yang dikutip oleh Hamdani
(2011:68) bahwa perubahan-perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar dapat berbentuk :
1). Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal
baik secara tertulis atau lisan
2). Kecakapan intelektual, yaitu ketrampilan individu dalam
melakukan interaksi dengan lingkungnnya menggunakan simbol-
simbol.
3). Strategi kognitif, yaitu kecakapan individu dalam melakukan
pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktifitasnya yang
menekankan pada proses pemikiran
4). Sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu
untuk memilih jenis tindakan yang akan dilakukan.
5). Kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
d. Keberhasilan Hasil Belajar
Keberhasilan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh kemampuan
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Setelah pembelajaran
berlangsung apakah siswa telah memahami konsep tertentu, apakah
siswa melakukan sesuatu, apakah siswa mahir melakukan sesuatu..
Oleh karena itu, keberhasilan hasil belajar siswa dapat kita ketahui
dari hasil penilaian kita terhadap hasil siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Endang Poerwanti (2008:4)
e. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Thursan Hakim (2010:11 Secara garis besar faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal
8
1). Faktor Internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri, diantaranya :
a). Faktor Biologis (Jasmaniah)
Faktor ini berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani
individu yang bersangkutan. Kondisi fisik yang normal atau
tidak memiliki cacat sejak kandungan sampai lahir tentu
sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang.
b). Faktor Psikologis (Rohaniah)
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang
keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan
stabil. Tampak dalam bentuk sikap mental yang positif dalam
menghadapi segala hal, terutama yang berkaitan dengan
proses belajar.
2). Faktor Eksternal
Menurut Slameto sebagaimana dikutip Hamdani
(2011:143) faktor luar yang dapat mempengaruhi belajar
adalah keadaan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a). Keadaan Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar.
b). Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan dalam keberhasilan
belajar siswa. Hubungan guru dan peserta didik tidak baik akan
membawa pengaruh terhadap hasil-hasil belajarnya.
9
c). Lingkungan Masyarakat
Lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pribadi
peserta didik. Dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan
menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
Kalau ia berada dilingkungan anak yang belajarnya rajin
kemungkinan besar akan mempengaruhi dirinya untuk turut
belajar sebagaimana temannya.
2. Metode Make A Macth
a. Pengertian Metode Make A Match
Menurut Ridwan Abdullah (2014:196) metode Make A Match
merupakan metode pembelajaran mencari pasangan yang dilakukan
oleh dua orang anggota. Masing-masing anggota kelompok tidak
diketahui sebelumnya, tetapi dicari berdasarkan persamaan pasangan
soal dan jawaban. Peserta didik yang mendapat soal mencari peserta
didik yang mendapat jawaban yang cocok, demikian pula sebaiknya.
Metode ini dapat digunakan untuk membangkitkan aktivitas peserta
didik belajar dan cocok digunakan dalam permainan.
Tatik Pudjiani (2014:36) menambahkan bahwa Make A Match
dicetuskan oleh Lorna Curran 1994. Model pembelajaran ini
menempatkan peserta didik pada kedudukan yang sebenarnya, yakni
sebagai individu yang melakukan aktifitas belajar. Penerapan model
pembelajaran ini dengan memasangkan soal dan jawaban yang akan
menjadi tantangan peserta didik.
Sebagai kesimpulan metode pembelajaran Make A Match atau
mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model Make A
Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami
materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan pertanyaan,
sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan.
10
b. Langkah-langkah metode Make A Match
Langkah-langkah metode Make A Match menurut buku Pedoman
Model Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 pada
sekolah SD adalah sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu
soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
3) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegang
4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
Sedangkan menurut Ridwan Abdullah (2014:196) langkah-langkah
penerapan metode ini sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang telah dibahas sebelumnya. Kartu yang dibuat terdiri dari
dua bagian, yakni kartu soal dan kartu jawaban. Jadi jumlah
masing-masing kartu harus sama.
2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu, ada yang
memperoleh kartu soal dan ada yang memperoleh kartu jawaban.
3) Peserta didik yang memperoleh kartu soal memikirkan jawaban
dari kartu yang dipegang, sedangkan yang memperoleh kartu
jawaban memikirkan soal yang relevan.
4) Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.
11
5) Guru memberikan nilai (poin) untuk setiap pasangan peserta didik
yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang
ditentukan.
6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Kegiatan dapat
dilalanjutkan beberapa putaran.
7) Guru memberikan penghargaan pada kelompok-kelompok yang
memiliki nilai tinggi, kemudian membimbing peserta didik untuk
membuat kesimpulan.
c. Kelebihan dan kekurangan metode Make A Match
1) Kelebihan
a) Siswa dapat belajar dengan aktif karena guru hanya berperan
sebagai pembimbing, sehingga siswa yang mendominasi dalam
aktifitas pembelajaran.
b) Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat
dalam kartu yang ditemukannya.
c) Dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
d) Dengan penyelesaian soal (masalah), maka otak siswa akan
bekerja lebih baik, sehingga proses belajarpun akan menjadi
lebih baik.
e) Siswa dapat mengenal siswa lainnya, karena dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi
antar siswa untuk membahas soal dan jawaban yang dihadapi.
2) Kelemahan
a) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
b) Guru memerlukan waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan
pelajaran yang memadahi. Memerlukan waktu yang lebih
banyak, sehingga waktu yang tersedia harus dibatasi jangan
12
sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses
pembelajaran.
(http://pendidikanmerahputih.blogspot.co.id/2014/03/
pengertian-model-pembelajaran-make-match.html diakses
tanggal 11 Juli 2015)
3. Tinjauan Materi Mengetahui Makna Qur’an Surat Al-Kafirun
a. Pengetian Makna Qur’an
Makna menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:306)
adalah arti atau maksud sesuatu kata. Jadi makna atau arti Qur’an
adalah arti Qur’an yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
dan ditashih oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementrian
Agama Republik Indonesia.
Untuk mengetahui makna Qur’an, seseorang harus paham
gramatika bahasa arab karena Al-Qur’an diturunkan Allah SWT
dalam bahasa Arab sebagaimana firman Allah SWT yang artinya
“ Sungguh kami turunkan Alquran dengan bahasa Arab supaya kamu
memahami.” [QS. Yusuf : 2].
b. Makna Qur’an Surat Al-Kafirun
Dalam buku siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas 6 dijelaskan bahwa Surat al-Kafirµn merupakan surat ke-
109 dari urutan mushaf Al-Quran. Jumlah ayat surat al-Kafirµn 6
(enam) ayat. Surat al-Kafirµn mengisyaratkan tentang pupusnya
harapan orang-orang kafir Qurays mekah zaman itu tehadap
dakwah nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. tidak mau
mengikuti tata cara beribadah orang-orang kafir Quraisy, mereka
dipersilahkan beribadah menurut ajaran agamanya sendiri. Surat
al-Kafirµn tergolong surat Makkiyah, karena diturunkan di kota
Mekah sesudah surat al maun Dinamai “al-Kafirµn” (orang-orang
kafir) diambil dari perkataan “al-Kafirµn.
13
1). Makna Qur’an Surat Al-Kafirun secara lengkap
م� م�ي �� ر ٱل م مر� ح� �� ر ٱل م� �� ر ٱل م� ح� م�ر� ر�و م� مر� حل ٱ ر�ا ر�� ر�ا مر� ي �ح �ر Ø
1. Katakanlah (Muhammad): "Hai orang-orang yang kafir !
ر� ر�و ر� ح ر! ر"ا �ر ر� ح# ر�$ ي% ر& Ù2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
�عبد أ م�ا ع�بدون� �نتم أ و�ال� Ú3. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.
ح� ر�! �ر� ر# ر�"ا �' د م� ر#ا اا ر* ر�$ ي% ر& رو Û4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah
�ر ر� ح# ر�$ يا ر" ر� ر�و م� مر# ح� ر+ ر�$* ي% ر& رو Ü5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang
aku sembah
م م,� ر- مل رو ح� ر� ر. م,� ح� ر� رل Ý6. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku"
14
2). Makna Qur’an Surat Al-Kafirun per kata (kalimah)
ر� ر�و م� مر� حل ٱ ر�ا ر�� ر�ا مر� ي �ح �رWahai orang-orang
kafirKatakanlah
(Muhammad)
ر� ر�و ر� ح ر! ر"ا �ر ر� ح# ر�$ ي% ر&Apa yang kamu
sembahAku tidak akan
menyembah
�ر ر� ح# ر�$ يا ر" ر� ر�و م� مر# ح� ر+ ر�$* ي% ر& روApa yang aku
sembahpenyembah dan kamu bukan
ح� ر�! �ر� ر# �' د م� ر#ا اا ر* ر�$ ي% ر& روApa yang kamu
sembahMenjadi
peyembahdan aku tidak
pernah �ر ر� ح# ر�$ يا ر" ر� ر�و م� مر# ح� ر+ ر�$* ي% ر& رو
Apa yang aku sembah
Menjadi peyembah
dan kamu tidak pernah
م م,� ر- مل رو ح� ر� ر. م,� ح� ر� رلDan untukku
agamakuagamamu untukmu
B. Penelitian yang relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah mahasiswa
IAIN Walisongo semarang tahun 2013 didapatkan hasil bahwa metode
pembelajaran menggunakan model Make A Match pernah diuji efektifitasnya
untuk meningkatan hasil belajar peserta didik pada Mata Pelajaran IPA materi
pokok Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya terhadap Daratan kelas
IV MI Miftahul Huda Kalipucang Kabupaten Brebes Tahun Ajaran
2011/2012 dengan hasil bahwa metode Make A Match ternyata efektif untuk
meningkatkan ketuntasan belajar secara klasikal 84,2%.
15
C. Kerangka berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut :
“penggunaan metode Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar
materi mengetahui makna Qu’an Surat Al-Kafirun Bagi Siswa Kelas VI B
SDN Debong Kidul Kota Tegal”
KONDISI AWAL
Peneliti Belum Menerapkan Metode
Make A Match
Hasil Belajar Siswa Rendah
Tindakan
Kondisi Akhir
Menggunakan Metode
Make A Match
Diduga melalui metode Make A Match terjadi
peningkatan pengetahuan tentang makna QS Al-kafirun
Siklus I diterapkan metode Make A Match
Siswa Partisipasi
Siklus II diterapkan metode Make A Match
Siswa Partisipasi