bab ii

17
5 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Oemar Hamaik (2014:30) belajar merupakan suatu proses , suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan Sedangkan menurut Slameto sebagaimana dikutip oleh Hamdani (2011:20) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam pengertian yang umum Moh Suardi (2015:20) menjelaskan bahwa belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan.

Upload: asikin

Post on 13-Apr-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Oemar Hamaik

(2014:30) belajar merupakan suatu proses , suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan

Sedangkan menurut Slameto sebagaimana dikutip oleh

Hamdani (2011:20) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Dalam pengertian yang umum Moh Suardi (2015:20)

menjelaskan bahwa belajar adalah mengumpulkan sejumlah

pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang

lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal guru.

Sebagai kesimpulan belajar adalah suatu proses perubahan

dalam diri seseorang, perubahan tersebut tampak dalam bentuk

kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan,

sikap, kebiasaan, ketrampilan dan kemampuan lainnya. Proses

perubahan itu membutuhkan seorang guru yang akan membimbing

dalam proses pembelajaran.

Page 2: BAB II

6

b. Pengertian hasil Belajar

Dimyati (2009:3) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Oemar

Hanaik (2013:30) menambahkan bahwa bukti bahwa seseorang telah

mengalami belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada

seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti.

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2002:22) hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia

menerima pengalaman belajarnya Hasil belajar dapat diketahui

setelah dilakukan evaluasi hasil belajar. Setiap orang yang melakukan

suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya.

Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil dari

kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan

evaluasi.

Suatu proses belajar mengajar sebagaimana dijelaskan Syaiful

Bahri (2006:106) dapat dikatakan berhasil apabila daya serap

terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,

baik secara individual maupun kelompok dan perilaku yang

digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh peserta didik,

baik secara individual maupun klasikal.

c. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah

(domain) Endang Poerwanti (2008:4) membagi tiga ranah tersebut,

(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan

bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap

dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan

intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain

psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,

kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Page 3: BAB II

7

Menurut Abin Syamsudin Makmun yang dikutip oleh Hamdani

(2011:68) bahwa perubahan-perubahan perilaku yang merupakan hasil

belajar dapat berbentuk :

1). Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal

baik secara tertulis atau lisan

2). Kecakapan intelektual, yaitu ketrampilan individu dalam

melakukan interaksi dengan lingkungnnya menggunakan simbol-

simbol.

3). Strategi kognitif, yaitu kecakapan individu dalam melakukan

pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktifitasnya yang

menekankan pada proses pemikiran

4). Sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu

untuk memilih jenis tindakan yang akan dilakukan.

5). Kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan

pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

d. Keberhasilan Hasil Belajar

Keberhasilan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh kemampuan

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Setelah pembelajaran

berlangsung apakah siswa telah memahami konsep tertentu, apakah

siswa melakukan sesuatu, apakah siswa mahir melakukan sesuatu..

Oleh karena itu, keberhasilan hasil belajar siswa dapat kita ketahui

dari hasil penilaian kita terhadap hasil siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran. Endang Poerwanti (2008:4)

e. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Thursan Hakim (2010:11 Secara garis besar faktor yang

mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua

bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal

Page 4: BAB II

8

1). Faktor Internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri, diantaranya :

a). Faktor Biologis (Jasmaniah)

Faktor ini berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani

individu yang bersangkutan. Kondisi fisik yang normal atau

tidak memiliki cacat sejak kandungan sampai lahir tentu

sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang.

b). Faktor Psikologis (Rohaniah)

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar

ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental

seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang

keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan

stabil. Tampak dalam bentuk sikap mental yang positif dalam

menghadapi segala hal, terutama yang berkaitan dengan

proses belajar.

2). Faktor Eksternal

Menurut Slameto sebagaimana dikutip Hamdani

(2011:143) faktor luar yang dapat mempengaruhi belajar

adalah keadaan keluarga, sekolah dan masyarakat.

a). Keadaan Keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar.

b). Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan dalam keberhasilan

belajar siswa. Hubungan guru dan peserta didik tidak baik akan

membawa pengaruh terhadap hasil-hasil belajarnya.

Page 5: BAB II

9

c). Lingkungan Masyarakat

Lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pribadi

peserta didik. Dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan

menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Kalau ia berada dilingkungan anak yang belajarnya rajin

kemungkinan besar akan mempengaruhi dirinya untuk turut

belajar sebagaimana temannya.

2. Metode Make A Macth

a. Pengertian Metode Make A Match

Menurut Ridwan Abdullah (2014:196) metode Make A Match

merupakan metode pembelajaran mencari pasangan yang dilakukan

oleh dua orang anggota. Masing-masing anggota kelompok tidak

diketahui sebelumnya, tetapi dicari berdasarkan persamaan pasangan

soal dan jawaban. Peserta didik yang mendapat soal mencari peserta

didik yang mendapat jawaban yang cocok, demikian pula sebaiknya.

Metode ini dapat digunakan untuk membangkitkan aktivitas peserta

didik belajar dan cocok digunakan dalam permainan.

Tatik Pudjiani (2014:36) menambahkan bahwa Make A Match

dicetuskan oleh Lorna Curran 1994. Model pembelajaran ini

menempatkan peserta didik pada kedudukan yang sebenarnya, yakni

sebagai individu yang melakukan aktifitas belajar. Penerapan model

pembelajaran ini dengan memasangkan soal dan jawaban yang akan

menjadi tantangan peserta didik.

Sebagai kesimpulan metode pembelajaran Make A Match atau

mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model Make A

Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami

materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan pertanyaan,

sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan.

Page 6: BAB II

10

b. Langkah-langkah metode Make A Match

Langkah-langkah metode Make A Match menurut buku Pedoman

Model Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 pada

sekolah SD adalah sebagai berikut :

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu

soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu

3) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang

dipegang

4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

cocok dengan kartunya (soal jawaban)

5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum

batas waktu diberi poin

6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

Sedangkan menurut Ridwan Abdullah (2014:196) langkah-langkah

penerapan metode ini sebagai berikut :

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang telah dibahas sebelumnya. Kartu yang dibuat terdiri dari

dua bagian, yakni kartu soal dan kartu jawaban. Jadi jumlah

masing-masing kartu harus sama.

2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu, ada yang

memperoleh kartu soal dan ada yang memperoleh kartu jawaban.

3) Peserta didik yang memperoleh kartu soal memikirkan jawaban

dari kartu yang dipegang, sedangkan yang memperoleh kartu

jawaban memikirkan soal yang relevan.

4) Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya.

Page 7: BAB II

11

5) Guru memberikan nilai (poin) untuk setiap pasangan peserta didik

yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang

ditentukan.

6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Kegiatan dapat

dilalanjutkan beberapa putaran.

7) Guru memberikan penghargaan pada kelompok-kelompok yang

memiliki nilai tinggi, kemudian membimbing peserta didik untuk

membuat kesimpulan.

c. Kelebihan dan kekurangan metode Make A Match

1) Kelebihan

a) Siswa dapat belajar dengan aktif karena guru hanya berperan

sebagai pembimbing, sehingga siswa yang mendominasi dalam

aktifitas pembelajaran.

b) Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat

dalam kartu yang ditemukannya.

c) Dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

d) Dengan penyelesaian soal (masalah), maka otak siswa akan

bekerja lebih baik, sehingga proses belajarpun akan menjadi

lebih baik.

e) Siswa dapat mengenal siswa lainnya, karena dalam proses

pembelajaran terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi

antar siswa untuk membahas soal dan jawaban yang dihadapi.

2) Kelemahan

a) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

b) Guru memerlukan waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan

pelajaran yang memadahi. Memerlukan waktu yang lebih

banyak, sehingga waktu yang tersedia harus dibatasi jangan

Page 8: BAB II

12

sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses

pembelajaran.

(http://pendidikanmerahputih.blogspot.co.id/2014/03/

pengertian-model-pembelajaran-make-match.html diakses

tanggal 11 Juli 2015)

3. Tinjauan Materi Mengetahui Makna Qur’an Surat Al-Kafirun

a. Pengetian Makna Qur’an

Makna menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:306)

adalah arti atau maksud sesuatu kata. Jadi makna atau arti Qur’an

adalah arti Qur’an yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

dan ditashih oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementrian

Agama Republik Indonesia.

Untuk mengetahui makna Qur’an, seseorang harus paham

gramatika bahasa arab karena Al-Qur’an diturunkan Allah SWT

dalam bahasa Arab sebagaimana firman Allah SWT yang artinya

“ Sungguh kami turunkan Alquran dengan bahasa Arab supaya kamu

memahami.” [QS. Yusuf : 2].

b. Makna Qur’an Surat Al-Kafirun

Dalam buku siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas 6 dijelaskan bahwa Surat al-Kafirµn merupakan surat ke-

109 dari urutan mushaf Al-Quran. Jumlah ayat surat al-Kafirµn 6

(enam) ayat. Surat al-Kafirµn mengisyaratkan tentang pupusnya

harapan orang-orang kafir Qurays mekah zaman itu tehadap

dakwah nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. tidak mau

mengikuti tata cara beribadah orang-orang kafir Quraisy, mereka

dipersilahkan beribadah menurut ajaran agamanya sendiri. Surat

al-Kafirµn tergolong surat Makkiyah, karena diturunkan di kota

Mekah sesudah surat al maun Dinamai “al-Kafirµn” (orang-orang

kafir) diambil dari perkataan “al-Kafirµn.

Page 9: BAB II

13

1). Makna Qur’an Surat Al-Kafirun secara lengkap

م� م�ي �� ر ٱل م مر� ح� �� ر ٱل م� �� ر ٱل م� ح� م�ر� ر�و م� مر� حل ٱ ر�ا ر�� ر�ا مر� ي �ح �ر Ø

1. Katakanlah (Muhammad): "Hai orang-orang yang kafir !

ر� ر�و ر� ح ر! ر"ا �ر ر� ح# ر�$ ي% ر& Ù2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

�عبد أ م�ا ع�بدون� �نتم أ و�ال� Ú3. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.

ح� ر�! �ر� ر# ر�"ا �' د م� ر#ا اا ر* ر�$ ي% ر& رو Û4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu

sembah

�ر ر� ح# ر�$ يا ر" ر� ر�و م� مر# ح� ر+ ر�$* ي% ر& رو Ü5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang

aku sembah

م م,� ر- مل رو ح� ر� ر. م,� ح� ر� رل Ý6. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku"

Page 10: BAB II

14

2). Makna Qur’an Surat Al-Kafirun per kata (kalimah)

ر� ر�و م� مر� حل ٱ ر�ا ر�� ر�ا مر� ي �ح �رWahai orang-orang

kafirKatakanlah

(Muhammad)

ر� ر�و ر� ح ر! ر"ا �ر ر� ح# ر�$ ي% ر&Apa yang kamu

sembahAku tidak akan

menyembah

�ر ر� ح# ر�$ يا ر" ر� ر�و م� مر# ح� ر+ ر�$* ي% ر& روApa yang aku

sembahpenyembah dan kamu bukan

ح� ر�! �ر� ر# �' د م� ر#ا اا ر* ر�$ ي% ر& روApa yang kamu

sembahMenjadi

peyembahdan aku tidak

pernah �ر ر� ح# ر�$ يا ر" ر� ر�و م� مر# ح� ر+ ر�$* ي% ر& رو

Apa yang aku sembah

Menjadi peyembah

dan kamu tidak pernah

م م,� ر- مل رو ح� ر� ر. م,� ح� ر� رلDan untukku

agamakuagamamu untukmu

B. Penelitian yang relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah mahasiswa

IAIN Walisongo semarang tahun 2013 didapatkan hasil bahwa metode

pembelajaran menggunakan model Make A Match pernah diuji efektifitasnya

untuk meningkatan hasil belajar peserta didik pada Mata Pelajaran IPA materi

pokok Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya terhadap Daratan kelas

IV MI Miftahul Huda Kalipucang Kabupaten Brebes Tahun Ajaran

2011/2012 dengan hasil bahwa metode Make A Match ternyata efektif untuk

meningkatkan ketuntasan belajar secara klasikal 84,2%.

Page 11: BAB II

15

C. Kerangka berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas diajukan

hipotesis tindakan sebagai berikut :

“penggunaan metode Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

materi mengetahui makna Qu’an Surat Al-Kafirun Bagi Siswa Kelas VI B

SDN Debong Kidul Kota Tegal”

KONDISI AWAL

Peneliti Belum Menerapkan Metode

Make A Match

Hasil Belajar Siswa Rendah

Tindakan

Kondisi Akhir

Menggunakan Metode

Make A Match

Diduga melalui metode Make A Match terjadi

peningkatan pengetahuan tentang makna QS Al-kafirun

Siklus I diterapkan metode Make A Match

Siswa Partisipasi

Siklus II diterapkan metode Make A Match

Siswa Partisipasi