bab ii

25
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Djarum Tahun Berdiri : 1951 Pendiri : Oei Wie Gwan Alamat Perusahaan : Desa Gribig, Kudus Sektor/Jenis Usaha : Rokok 2.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan Sejarah Djarum berawal saat mendiang Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi Djarum. Saat itu Djarum berbentuk perusahaan perseorangan. Produk yang dihasilkan saat itu baru 4 merk, yaitu Djarum, Merata, Kotak Ajaib, dan Kembang Tanjung. Nama Djarum berasal dari jarum gramofon-pemutar piringan hitam di masa lalu. Pada tahun 1963, pabrik tersebut terbakar dan yang tersisa hanya sebuah pabrik. Pada saat itu Oei Wie Gwan sedang terbaring sakit dan wafat tanpa sempat mengetahui bahwa pabriknya terbakar. Kedua anaknya, Bambang Hartono dan Budi Hartono yang sedang menuntut ilmu kemudian pulang untuk membangun kembali Djarum. Bersama karyawan-karyawan setia Djarum, mereka membangun dari sisa-sisa kebakaran hingga mampu melewati masa-masa genting di tahun 1965-1966. Pada tahun 1967, Djarum mulai mendatangkan mesin-mesin dari Inggris dan Jerman untuk pengolahan tembakau. Sejalan dengan perkembangannya, direkrut pula tenaga-tenaga profesional untuk bergabung. Penjualan Djarum melonjak pesat dan menjadi salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia. Dua tahun kemudian beberapa merek baru pun diluncurkan, yaitu VIP President, VIP International, VIP Agung, VIP Diplomat, VIP Sultan, dan Nachoda. Pada tahun 1973, Djarum mulai ambil 6

Upload: hafid-scooterist

Post on 09-Feb-2016

115 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sejarah Prusahaan PT. Djarum

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

6

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Data Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Djarum

Tahun Berdiri : 1951

Pendiri : Oei Wie Gwan

Alamat Perusahaan : Desa Gribig, Kudus

Sektor/Jenis Usaha : Rokok

2.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan

Sejarah Djarum berawal saat mendiang Oei Wie Gwan membeli usaha

kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan

mengubah namanya menjadi Djarum. Saat itu Djarum berbentuk perusahaan

perseorangan. Produk yang dihasilkan saat itu baru 4 merk, yaitu Djarum,

Merata, Kotak Ajaib, dan Kembang Tanjung. Nama Djarum berasal dari jarum

gramofon-pemutar piringan hitam di masa lalu.

Pada tahun 1963, pabrik tersebut terbakar dan yang tersisa hanya

sebuah pabrik. Pada saat itu Oei Wie Gwan sedang terbaring sakit dan wafat

tanpa sempat mengetahui bahwa pabriknya terbakar. Kedua anaknya,

Bambang Hartono dan Budi Hartono yang sedang menuntut ilmu kemudian

pulang untuk membangun kembali Djarum.

Bersama karyawan-karyawan setia Djarum, mereka membangun dari

sisa-sisa kebakaran hingga mampu melewati masa-masa genting di tahun

1965-1966. Pada tahun 1967, Djarum mulai mendatangkan mesin-mesin dari

Inggris dan Jerman untuk pengolahan tembakau. Sejalan dengan

perkembangannya, direkrut pula tenaga-tenaga profesional untuk bergabung.

Penjualan Djarum melonjak pesat dan menjadi salah satu produsen rokok

kretek terbesar di Indonesia. Dua tahun kemudian beberapa merek baru pun

diluncurkan, yaitu VIP President, VIP International, VIP Agung, VIP

Diplomat, VIP Sultan, dan Nachoda. Pada tahun 1973, Djarum mulai ambil

6

Page 2: BAB II

7

bagian dalam kegiatan ekspor, antara lain ke Amerika Serikat, Arab saudi,

Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Untuk mengantisipasi perubahan selera konsumen dan memasuki era

Sigaret Kretek Mesin (SKM), Djarum meluncurkan Djarum Filter Spesial,

Djarum Filter Deluxe, dan Djarum Filter King Size pada tahun 1976. Total

produksi SKM pada saat itu baru mencapai 29 juta batang per hari dan SKT

sebesar 6,2 milyar batang per hari. Pada tahun 1981 diluncurkan produk

Djarum Super yang populer hingga saat ini.

Departemen Penelitian dan Pengembangan dibentuk pada tahun 1970

untuk memenuhi permintaan pasar dan menjaga kualitas produk. Pada tahun

itu pula, Djarum mulai memproduksi rokok kretek dengan mesin. Pada

tanggal 21 Maret 1983 terjadi restrukturisasi di Djarum dari bentuk

perorangan menjadi badan hukum PT yang dibagi menjadi dua yaitu PT.

Djarum dan PT. Solamirta. PT. Solamirta berperan sebagai perusahaan untuk

pembelian bahan baku. Hingga akhirnya pada tahun 1985, Djarum menjadi

salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia dan organisasi profesional

yang ingin berperan tinggi.

Secara hukum, pada tanggal 3 Januari 2000 terjadi restrukturisasi

kembali dimana PT. Djarum dan PT. Solamirta bergabung menjadi satu

menjadi PT. Djarum. PT. Solamirta secara hukum dinyatakan bubar. Pada

tahun 2004, PT. Djarum juga memperluas usaha rokoknya keluar negeri

dengan membuka pabrik rokok di Brazil.

Usaha perusahaan kini telah berkembang ke berbagai bidang, seperti

PT. Hartono Istana Elektronik, perusahaan raket Pro Kennex, industri mebel

Ligna, industri permen Gulas, dan masih banyak usaha yang lain.

PT. Djarum juga mendukung program pemerintah dengan

menyediakan sarana yang dibutuhkan, khususnya di bidang olah raga,

pendidikan, kesehatan, penghijauan lingkungan, dan bnetuk kesejahteraan

sosial lainnya.

Page 3: BAB II

8

2.3 Lokasi Perusahaan

Berpusat di kota Kudus - Jawa Tengah, pabrik rokok Djarum

merupakan gabungan dari pabrik padat karya dan padat modal yang

melibatkan ratusan tenaga kerja serta dioperasikan oleh tenaga-tenaga

profesional. Dilengkapi dengan fasilitas workshop teknik dan pengolahan

limbah yang memenuhi standard Internasional. Monitoring pabrik yang telah

terkomputerisasi sejak tahun 1985 dan menghasilkan pola pengawasan terpadu

di semua sektor industri merupakan modal utama untuk menghasilkan produk-

produk yang berkualitas.

Pabrik-pabrik Djarum antara lain terdapat di Megawon, Jetak, Gribig,

Karangbener, dan Sudimoro merupakan kombinasi dari pabrik rokok SKT dan

SKM. Untuk SKT, kegiatan yang dilakukan adalah meracik, melinting, dan

mengepak rokok. Sedangkan pada SKM, kegiatan proses produksi

dioperasikan sistem mekanis terpadu, mulai dari peracikan tembakau,

pemberian saus, pembuatan filter, pembuatan rokok hingga pengepakan.

PT. Djarum Engineering Scondery ini sendiri terletak di pabrik SKM

yang berada di desa Gribig. Karena letaknya dekat dengan perkampungan

padat penduduk pabrik SKM akan dipindah di desa Gendong Manis, namun

untuk Engineering Scondery akan tetap berada di Desa Gribig.

2.4 Misi, Visi, dan Nilai Inti

PT. Djarum adalah sebuah organisasi profesional yang ingin

berprestasi tinggi. PT. Djarum mengerti bahwa di dalam era ini, hanya

organisasi kelas dunia yang dapat bertahan hidup. Bagi PT. Djarum, menjadi

organisasi kelas dunia adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi. PT. Djarum juga

mengerti bahwa syarat utama agar PT. Djarum berprestasi tinggi dengan

kinerja kelas dunia adalah apabila setiap sumber daya manusia di PT. Djarum

memiliki nilai-nilai dan tujuan yang sama.

2.4.1 Visi PT. Djarum

Visi dari PT. Djarum untuk masa depan adalah ”Menjadi yang

terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok Indonesia”.

Page 4: BAB II

9

Uraian visinya adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk-produk

yang berkualitas tinggi serta konsisten dan inovatif untuk memuaskan

konsumen.

2. Penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan dan merek-merek

kita.

3. Management profesional yang berdedikasi serta sumber daya manusia

yang kompeten.

2.4.2 Misi PT. Djarum

”Kami hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok para perokok.”

2.4.3 Nilai-Nilai Inti

Untuk mendukung tercapainya misi tersebut, PT. Djarum

menerapkan lima nilai inti dari perusahaan, yaitu :

a. Fokus kepada pelanggan

Mendengarkan pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka dengan

cara terbaik yang dapat dilakukan oleh PT. Djarum.

b. Profesionalisme

Profesionalisme lebih merupakan suatu sikap dan bukan hanya suatu

perangkat kemampuan. Seorang profesional adalah orang yang

bekerja dengan sikap yang baik dan melakukannya dengan cara yang

terbaik, dan juga memiliki perhatian yang serius.

c. Organisasi yang terus belajar

Organisasi yang belajar dari karyawan internal, pelanggan eksternal,

serta lingkungan sekitarnya secara terus menerus. Belajar adalah

kepentingan seluruh jenjang. Dilandasi sikap keterbukaan dan saling

percaya sehingga orang berani melakukan perubahan dan percobaan

tanpa merasa terancam.

d. Satu keluarga

Page 5: BAB II

10

Suatu himpunan orang yang mempunyai pertalian khas dan mau

hidup bersama dengan tata cara yang disepakati bersama untuk

mencapai satu tujuan.

e. Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial adalah peka dan peduli terhadap kepentingan

masyarakat dan lingkungan dalam kehidupan berbisnis kami.

2.5 Struktur Organisasi

Job description dari beberapa jabatan yang ada di PT. Djarum adalah :

2.5.1 Chief Executive Officer (CEO)

a. Mewakili perusahaan di dalam dan luar perusahaan.

b. Menyusun rencana kerja, rencana anggaran, dan belanja perusahaan.

c. Bertanggung jawab dalam rapat Dewan Komisaris.

d. Menetapkan kebijaksanaan perusahaan.

e. Bertindak sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan dan usaha

untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.5.2 Marketing Director

a. Menjaga kelancaran pemasaran produk yang sudah ada.

b. Berusaha meningkatkan volume penjualan dan market share.

c. Memonitor pesaing dengan mengumpulkan data kegiatan pesaing

dan menentukan strategi untuk mengatasinya.

d. Mengadakan riset pasar mengenai produk sendiri.

e. Mengumpulkan data mengenai keinginan konsumen untuk

diteruskan ke bagian produksi.

f. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan promosi.

g. Membawahi 5 daerah pemasaran (perwakilan Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya).

h. Memberikan laporan secara periodik.

2.5.3 Finance Director

a. Menerima dan menyimpan uang dan surat-surat berharga.

b. Mencatat semua transaksi perusahaan yang berkaitan dengan

keuangan.

Page 6: BAB II

11

c. Membuat laporan posisi keuangan perusahaan secara perodik.

2.5.4 Production Director

a. Menerapkan kebijaksanaan dalam bidang proses produksi, mulai dari

bahan baku menjadi barang jadi.

b. Mengawasi pelaksanaan kerja pada bidang produksi.

c. Mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk mesin, agar kelancaran

proses produksi terjamin.

d. Mengkoordinir bagian yang ada dibawahnya.

2.5.5 HRD Director

a. Menarik dan menyeleksi tenaga kerja yang akan diterima.

b. Menempatkan karyawan sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

c. Mengatur promosi jabatan karyawan.

d. Membuat laporan perburuhan.

e. Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas karyawan.

2.5.6 Purchasing Director

a. Mengadakan pembelian bahan baku, bahan pembantu, dan alat-alat.

b. Mencari dan memilih supplier yang baik dan menguntungkan.

c. Menjamin kontinuitas tersedianya bahan baku dan bahan pembantu

yang diperlukan dalam proses produksi.

Sedangkan struktur organisasi untuk bagian Secondary terdiri dari 5

bagian, yaitu :

1. Production Manager

Bertindak sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan dan usaha untuk

mencapai tujuan perusahaan, khususnya dalam ruang lingkup bagian

Secondary.

2. Superintendent-Secondary Production

Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan produksi

yang ada di Secondary sehingga dapat mencapai target produksi yang telah

ditetapkan.

3. Superintendent-Administration & EHS

Page 7: BAB II

12

Berkewajiban untuk mengkoordinir setiap kegiatan yang memerlukan

proses administrasi dari data-data dan informasi mengenai perusahaan.

4. Superintendent-Secondary QC

Mengkoordinir seluruh kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu

Secondary sehingga diperoleh hasil proses yang sesuai dengan target

kualitas, dengan biaya operasional pengendalian mutu yang telah

ditetapkan dan tepat waktu guna menunjang keseluruhan kegiatan.

5. Superintendent-Secondary Pre Process

Mengkoordinir jalannya seluruh kegiatan pada bagian pre-process

sehingga dapat mendukung kelancaran proses produksi rokok pada bagian

Secondary.

Pada tiap operasi pada lantai produksi diawasi oleh Unit Head. Tugas

Unit head adalah melaksanakan rencana produksi dari proses pembuatan

rokok batangan sampai proses press sesuai jumlah, waktu, mutu, dan optimasi

biaya yang ditargetkan.

Tanggung jawab Unit Head antara lain :

a. Melaksanakan rencana kerja di Single Processing Unit (SPU) yang

dikelola.

b. Mengelola dan memvalidasi sumber daya manusia, material, dan peralatan

bantu lainnya untuk mencapai produk yang optimal.

c. Mengendalikan proses produksi dengan mengevaluasi capaian hasil

produksi per jam, per hari, per minggu, dan per SPU.

d. Mengendalikan dan melakukan pemeriksaan mutu material sampai hasil

produksi.

e. Mengoptimalkan Average Modul Output (AMO) dan menekan variansi

material.

Selain tanggung jawab utama, Unit Head juga memiliki tanggung

jawab tambahan, yaitu :

a. Mengendalikan serta melakukan pengamanan dan keselamatan kerja.

b. Menghadiri undangan rapat.

Wewenang Unit Head yaitu :

f. Menilai kinerja bawahan.

Page 8: BAB II

13

g. Menegur dan memberi sangsi kepada bawahan yang melanggar peraturan.

h. Memutuskan untuk menambah, mengurangi, dan menyesuaikan mesin atas

pertimbangan kondisi mesin.

i. Menandatangani laporan data produksi.

2.6 Departemen – departemen di PT. Djarum

Adapun departemen-departemen yang dimiliki oleh PT. Djarum antara

lain :

2.6.1 Departemen HRD

a. Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan organisasi.

b. Penanganan masalah administrasi perusahaan dan general affair,

khususnya yang berhubungan dengan instansi atau pejabat

pemerintah dan institusi kemasyarakatan.

c. Peningkatan produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia serta

pengembangan organisasi dan karir.

2.6.2 Departemen Produksi

a. Pengelolaan kegiatan operasional proses produksi.

b. Pengelolaan faktor-faktor produksi yang meliputi bahan baku, mesin

produksi dan Sumber Daya Manusia.

c. Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung proses produksi.

2.6.3 Departemen Keuangan dan Administrasi

a. Pengelolaan sistem keuangan dan administrasi perusahaan.

b. Penyusunan rencana keuangan perusahaan.

c. Pengadaan seluruh keperluan perusahaan.

2.6.4 Project and Prepared Part Departement

a. Menangani project dan job request yang menyangkut masalah teknis

(sipil, mekanis, utilitas).

b. Mencukupi dan mengontrol kebutuhan spare part siap pakai untuk

keperluan produksi dan Quality Control.

Page 9: BAB II

14

2.7 Ketenagakerjaan

Sumber Daya Manusia adalah salah satu aset yang gerak tumbuhnya

merupakan gerak tumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

peningkatan kesejahteraan dan kinerja mulai dari karyawan pabrik sampai ke

tenaga kerja manajerial.

Lebih dari 50.000 pekerja pabrik berasal dari Kudus, Pati, Rembang,

Juwana, dan Semarang. Mereka menempati barak yang tersebar di 40 lokasi di

kota Kudus dan sekitarnya untuk memudahkan transportasi para pekerja ke

tempat tugasnya.

Penetapan standard upah bagi pekerja borongan dan harian diatur

melalui Persatuan Pengusaha Rokok Kudus (PPRK) dengan memperhatikan

kemampuan dan kepentingan seluruh anggota serta standard biaya hidup di

daerah tersebut. Bagi karyawan disediakan fasilitas kesehatan berupa

poliklinik dan layanan KB di setiap lokasi kerja. Perusahaan juga melakukan

usaha-usaha perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan

dengan program K3nya.

Perekrutan karyawan dilakukan secara profesional dimana analisis

kebutuhan karyawan dan penguasaan ketrampilan dilakukan secara sistematis.

Pelatihan secara konsisten dan berkesinambungan dilakukan di setiap tingkat

dan jabatan. Seperti bagian teknik dan produksi yang diikutsertakan pada

pelatihan di Eropa agar lebih menguasai pengelolaan dan pengoperasian

mesin-mesin pengolahan dan produksi rokok. Hal yang sama juga berlaku di

bagian pemasaran yang mengikutsertakan karyawannya pada lokakarya dan

pelatihan di dalam maupun di luar negeri.

Sejumlah SDM PT. Djarum di tingkat manajerial dan direksi adalah

alumnus dari universitas terkemuka di Indonesia. Dengan pengetahuan

manajemen yang ditimba dari universitas tersebut, ditambah akumulasi

pengalaman yang panjang dalam memproduksi rokok kretek memungkinkan

PT. Djarum berkembang menjadi lebih profesional.

Karyawan baru seperti operator pria dan wanita harus menempuh

masa pelatihan selama 6 bulan. Jika ada yang tidak lulus setelah menjalani

pelatihan selama 6 bulan pertama, maka karyawan tersebut diberi kesempatan

Page 10: BAB II

15

pelatihan selama 6 bulan lagi. Setelah itu barulah diangkat menjadi karyawan

tetap.

Dalam kaitannya dengan sistem produksi, yang dimaksud tenaga kerja

adalah orang-orang yang terlibat dalam proses produksi yang menggunakan

tenaga dan pikirannya untuk melakukan proses produksi. Tenaga kerja

merupakan salah satu aset produksi. Berdasarkan pembayaran gaji, pada PT.

Djarum tenaga kerja dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Staff

Yaitu mereka yang bekerja pada PT. Djarum dengan cara pembayaran

gaji bulanan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah operator,

teknisi, Unit Head, staff QC, staff pre-process, dan staff administrasi.

2. Non-staff

Yaitu mereka yang bekerja pada PT. Djarum berdasarkan banyaknya

produksi yang dihasilkan ataupun waktu kerjanya. Yang termasuk

dalam golongan ini adalah pekerja harian, borong, pengawas

produksi/gudang, bagian geledah, cleaning service, operator harian.

Untuk mendukung keefektifan dan keefisienan kerja, PT. Djarum

menetapkan jadwal kerja, antara lain :

1. Kategori Netral

a. Senin – Jumat : 07.00-16.00

b. Sabtu : 07.00-12.00

2. Kategori Shift

Sedangkan untuk proses produksi sendiri berjalan 24 jam dan

dibagi menjadi 3 shift, yaitu sebagai berikut :

Shift 1 : 06.00-14.00

Shift 2 : 14.00-22.00

Shift 3 : 22.00-06.00

Tiap operator akan mendapatkan pergantian shift setiap 1 minggu

dengan urutan A-C-B. Untuk waktu istirahat diberikan toleransi antara pukul

12.00-14.00 selama 1 jam untuk staff, sedangkan untuk non staff diberikan

waktu antara pukul 12.00-13.00. Hal ini dilakukan secara bergantian untuk

menjaga kelancaran proses produksi.

Page 11: BAB II

16

2.8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Undang – undang No.1 tahun 1970 menetapkan bahwa setiap tenaga

kerja berhak mendapat perlindungan demi keselamatan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.

Jaminan keselamatan dan kesehatan yang diberikan PT. Djarum

kepada para tenaga kerjanya meliputi :

1. Kesehatan

Untuk Karyawan PT. Djarum non-staff akan diberikan fasilitas pelayanan

kesehatan poliklinik gratis dan apabila mengalami rawat inap di Rumah

Sakit akan mendapat ganti sesuai dengan golongan. PT. Djarum juga

bekerja sama dengan apotik dan dokter di Kudus untuk mendukung

kesehatan karyawannya. Biaya pengobatan karyawan ditanggung oleh

perusahaan untuk istri karyawan sampai anak ketiga yaitu sebesar 90 %.

Sedangkan untuk diri sendiri, biaya kesehatan ditanggung 100% oleh

perusahaan. Khusus bagi karyawan wanita tidak mendapat jaminan

kesehatan untuk suami dan anak.

2. Astek (Asuransi Tenaga Kerja)

Astek diberikan kepada karyawan harian.

2.9 Sarana dan Prasarana

Untuk non-staff akan diberikan fasilitas poliklinik gratis dan apabila

mengalami rawat inap di Rumah Sakit akan mendapat ganti sesuai dengan

golongan. PT. Djarum juga bekerja sama dengan apotik dan dokter di Kudus

untuk mendukung kesehatan karyawannya.

Untuk kesejahteraan karyawan, perusahaan telah menyediakan

berbagai macam fasilitas di pabrik antara lain :

a. Kantin

b. Mushola

c. Koperasi

d. Poliklinik

Jaminan sosial yang diberikan PT. Djarum kepada para tenaga

kerjanya meliputi :

Page 12: BAB II

17

1. Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan Hari Raya ini diberikan oleh Direktur Personalia kepada semua

karyawan. Besarnya THR adalah satu kali gaji.

2. Cuti Tahunan

Karyawan harian yang sudah bekerja minimal 1 tahun, berhak mengambil

cuti tahunan. Biasanya cuti tahunan ini diambil pada bulan Juli. Untuk

karyawan bulanan, cuti yang diberikan berupa hari libur saja. Selain itu,

cuti dapat diambil pada hari biasa dengan ketentuan maksimal 12 hari.

Namun tidak bagi karyawan harian.

3. Kesehatan

Karyawan PT. Djarum mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan.

Biaya pengobatan karyawan ditanggung oleh perusahaan untuk istri

karyawan sampai anak ketiga yaitu sebesar 90%. Sedangkan untuk diri

sendiri, biaya kesehatan ditanggung 100% oleh perusahaan. Khusus bagi

karyawan wanita tidak mendapat jaminan kesehatan untuk suami dan anak.

Untuk non-staff akan diberikan fasilitas poliklinik gratis dan apabila

mengalami rawat inap di Rumah Sakit akan mendapat ganti sesuai dengan

golongan. PT. Djarum juga bekerja sama dengan apotek dan dokter di

Kudus untuk mendukung kesehatan karyawannya.

4. Inventaris kendaraan

Berupa motor dan mobil juga diberikan kepada karyawan berdasarkan

tingkat senioritas karyawan atau berdasar level tertentu.

5. Pinjaman uang

Karyawan dapat meminjam uang pada perusahaan dengan menjadi

anggota koperasi. Besar pinjaman maksimal 4 kali gaji.

6. Jaminan hari tua

Batas usia tertinggi adalah 55 tahun. Setelah itu, karyawan memperoleh

dana pensiun. Untuk karyawan yang sudah bekerja minimal 25 tahun, akan

mendapatkan jaminan hari tua sebesar 25 kali gaji terakhir. Apabila belum

bekerja selama 25 tahun tetapi sudah bekerja selama 15 tahun lebih,

karyawan tersebut akan memperoleh jaminan hari tua 15 kali gaji

terakhirnya.

Page 13: BAB II

18

7. Beasiswa

Beasiswa terbuka bagi semua anak karyawan tanpa terbatas pada level

apapun, yang didasarkan atas prestasi belajar. Beasiswa juga diberikan

bagi pelajar berprestasi yang lolos seleksi, meskipun bukan anak karyawan

PT. Djarum.

2.10 Kegiatan Produksi

Secara garis besar, PT Djarum terbagi dalam tiga bagian dalam

pembuatan rokok, yaitu : Primary Processing, Sigaret Kretek Mesin (SKM)

dan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Ketiga bagian tersebut terletak pada

gedung serta wilayah yang berbeda-beda.

Primary Processing merupakan proses yang paling utama dalam

pembuatan semua rokok yang dihasilkan oleh PT Djarum, dimana pada

bagian ini semua tembakau mentah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi

tembakau finished blend yang siap dikirim ke bagian SKM dan bagian SKT

yang tersebar di kota Kudus. Pengolahan tembakau disesuaikan dengan jenis

rokok yang dihasilkan oleh bagian SKM dan bagian SKT tersebut. Pada

bagian Primary tembakau mentah dicampur dengan saos dan cengkeh yang

kemudian dipotong-potong sampai berukuran kecil.

Finished blend output dari proses di Primary sebagian dikirim ke

bagian SKT untuk dibuat rokok kretek tanpa filter. Blend dibentuk menjadi

rokok batangan yang dilinting dengan gilingan tangan secara manual.

Kemudian batang rokok tersebut masuk ke dalam proses pengepakan.

Setelah itu, rokok yang telah dilinting akan memasuki tahap pembungkusan

12 batang rokok dengan menggunakan plastik tipis sebagai pelindung bagian

dalam. Dilanjutkan dengan pembungkusan dari salah satu merek produk PT

Djarum, lalu pemasangan segel penutup dan perekatan pita cukai. Tahap

akhir pada bagian ini adalah tahap pemasangan cellophane dibagian luar

bungkus rokok.

Sigaret Kretek Mesin (SKM) merupakan proses pembuatan rokok

berfilter dengan menggunakan mesin, dimana semua proses produksi yang

Page 14: BAB II

19

berjalan berlangsung secara otomatis mulai dari proses pelintingan batang

rokok hingga proses packing pack dan packing press.

2.10.1 Sekilas tentang SKM

Pembuatan rokok dengan mesin (SKM) dilakukan secara otomatis

dalam satu kesatuan mata rantai produksi. Mesin-mesin rokok dapat

menghasilkan sekitar 6500 batang rokok per menit untuk setiap unitnya.

Setiap batang rokok yang tidak memenuhi standar akan dikontrol secara

otomatis. Batang rokok yang telah siap akan dibungkus dengan 2 tahap

(proses packing pack dan packing press) untuk menjamin rasa aroma

yang tetap baik sampai ditangan konsumen. Untuk memproduksi rokok

ini tentu saja harus dilakukan dengan bagian-bagian yang terkait. Bagian

dalam Secondary SKM PT Djarum sendiri dibagi menjadi 5 bagian yaitu:

1. Pre process

Dimana secara garis besar pada bagian Pre Process memiliki tugas

membuat kebutuhan pendukung dalam pembuatan rokok selain

tembakau separti pembuatan filter, glue side seam (lem untuk kertas

rokok), CTP manis, alumunium foil menthol dan yang lainnya.

2. Production

Bagian production berfungsi memproduksi rokok dengan bantuan

mesin pembuat rokok (CM) dengan tembakau kiriman dari bagian

Pre Process.

3. Maintenance

Bagian Maintenance melakukan penjagaan untuk mesin-mesin dan

melakukan perbaikan bila ada mesin yang terjadi kerusakan.

4. Quality Control

Bagian Quality Control sendiri melakukan inspeksi penjagaan

tentang mutu rokok yang diproduksi.

5. Administrasi

Bagian Administrasi melayani data-data hasil produksi dan semua

data tentang personelnya.

2.10.2 Tahapan Proses Produksi

Page 15: BAB II

20

a. Proses-proses yang terjadi pada Mesin Maker Unit SE dan VE

Gambar 2.1 Salah satu mesin maker yang ada di PT. Djarum

Sumber : Penulis (2013)

1. pemberian logo DJARUM pada cigarette papier (kertas

pembungkus batangan rokok).

Gambar 2.2 Unit pembungkus batang rokok

Sumber : Penulis (2013)

Sebelum digunakan untuk menggulung tembakau menjadi

Rod (batang rokok tanpa CTP dan filter), gulungan kertas papier

Page 16: BAB II

21

yang terpasang pada Bobbin Spindel berjalan menuju ke Unit

Printing untuk diberi logo tulisan yang akhirnya menghasilkan

kertas papier berlogo seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.3 Papier berlogo

Sumber : Penulis (2013)

2. Pembentukan Rod (batang rokok yang hanya terbungkus kertas

papier).

Gambar 2.4 Pembentukan rod

Sumber : Penulis (2013)

Pada proses ini papier yang sudah disablon akan

membungkus tembakau untuk dibentuk menjadi Rod di Format

Part sesuai dengan jenis rokok yang akan di produksi. Di tempat

ini juga terjadi proses pengeliman dan pemanasan (Side Seam dan

Seam Sealer) pada bagian tepi papier, sehingga batang rokok

Page 17: BAB II

22

berbentuk silinder. Setelah itu Rod akan diukur berat, diameter

dan kepadatannya dibagian Scanner.

Gambar 2.5 Pemotongan rod

Sumber : Penulis (2013)

Setelah terbentuk menjadi batangan Rod kemudian batang

Rod tersebut dipotong-potong menjadi Double Rod di Unit Cut

Off yang terlihat seperti pada gambar 2.7

b. Proses-proses yang terjadi pada mesin Maker Unit MAX

Page 18: BAB II

23

Gambar 2.6 Unit mesin maker MAX

Sumber : Penulis (2013)

1. Pemotongan Rod dan Filter Rod

Di sini terjadi proses pemotongan Double Rod dan Filter

Rod. Double Roda dipotong menjadi 2 bagian sama panjang.

Selain itu Filter Rod dipotong menjadi 3 bagian sama panjang.

Gambar 2.7 Potongan rod dan filter rod

Sumber : Penulis (2013)

2. Penggabungan antara Cigarette Rod, Filter dan CTP (Cork

Tipping Paper).

Gambar 2.8 Penggabungan antara cigarette rod, filter dan CTP

Sumber : Penulis (2013)

Setelah Double Rod, diisi dengan satu potongan filter yang

kemudian ketiga bagian tersebut disatukan menjadi satu dengan

menggunakan CTP sehingga menjadi seperti ini :

Page 19: BAB II

24

Gambar 2.9 Tobacco rod

Sumber : Penulis (2013)

3. Pemotongan Tobacco Rod

Setelah proses penyambungan selesai, Tobacco Rod dan

Filter yang semula berpasangan, dipotongntengahnya sehingga

menjadi dua batang rokok. Posisi pemotongan Tobacco rod dapat

dilihat seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.10 Cigarette rod

Sumber : Penulis (2013)

4. Pembalikan arah Cigarette Rod

Pemotongan tersebut menghasilkan dua cigarette rod yang

saling berkebalikan posisinya. Setelah dipotong, batangan rokok

ini akan dimasukkan ke dalam pack. Mesin ini dilengkapi dengan

pembalik arah batangan rokok itu, cara kerjanya seperti dijepit

dan dipilin secara spiral. Sehingga posisi Cigarette Rod menjadi

seperti ini :

Page 20: BAB II

25

Gambar 2.11 Double cigarette rod

Sumber : Penulis (2013)

c. Proses HLP pada mesin Packer

Satu unit mesin maker dapat menghasilkan sekitar 6000 batang

rokok per menit. Rokok-rokok yang sudah digabungkan dengan CTP

dan sudah melewati sensor, sebelum rokok masuk ke mesin packer

rokok dibawa menuju buffer sebagai tempat penampungan rokok

sementara.

Gambar 2.12 Salah satu contoh mesin packer di PT Djarum

Sumber : Penulis (2013)

Setelah itu cigarette rod masuk ke mesin packer unit 550, pada

unit ini proses-proses yang terjadi adalah :

1. Penataan Cigarette Rod dan pemberian Alumunium Foil

Page 21: BAB II

26

Gambar 2.13 Cigarette rod dibungkus alumunium foil

Sumber : Penulis (2013)

Dalam tahap pertama masuk ke dalam unit 550, rokok

batangan dari buffer akan diatur peletakkannya dan kemudian

dilapisi alumunium foil untuk dapat lanjut ke proses selanjutnya.

2. Pengepakan ke dalam Pack Polos

Gambar 2.14 Pengepakan ke dalam pack polos

Sumber : Penulis (2013)

Setelah rokok batangan sudah menjadi satu dengan

alumunium foil kemudian proses selanjutnya adalah memasukkan

ke dalam etiket yang disatukan dengan inner frame yang sudah

disiapkan oleh mesin. Etiket ini sudah terbentuk sesuai dengan

bentuk pak rokoknya, hanya saja belum tertutup. Rokok yang

telah terbungkus tadi kemudian dimasukkan dalam etiket yang

belum tertutup. Kemudian etiket dibentuk sedemikian rupa oleh

Page 22: BAB II

27

mekanisasi mesin sehingga terbentuk sempurna berupa pack

rokok.

Gambar 2.15 Alur pengepakan rokok

Sumber : Penulis (2013)

d. Proses Unit Stamp Wrapper pada mesin Packer

Pemberian pita cukai, plastik OPP dan Tear Tape terjadi pada

proses ini. Setelah menjadi pack polos (pack rokok tanpa cukai),

proses selanjutnya adalah pemberian pita cukai pada pak rokok

tersebut. Rokok pack kemudian ditutup dengan menggunakan plastik

(OPP) yang sebbelumnya sudah disatukan dengan Tear Tape.

Penyatuan ini menggunakan proses pemanasan agar OPP dapat

menempel pada pack. Pada rokok Djarum Super, tear tape yang

digunakan berwarna merah. Kemudian rokok pack akan ditumpuk

dua-dua setelah itu dimasukkan ke pengepakan press.

Page 23: BAB II

28

Gambar 2.16 Pack lengkap (Djarum Super)

Sumber : Penulis (2013)

e. Proses Unit Boxer Over Wrapper pada mesin Packer

Pack lengkap yang sudah ada kemudian dipak lagi menjadi

ukuran press. 1 press berisi 10 pak lengkap (Djarum Super 12).

Sebagai final proses pada bagian ini, press polos dibungkus

menggunakan OPP sehingga menjdai press lengkap.

Gambar 2.17 Press lengkap (Djarum Super)

Sumber : Penulis (2013)

f. Proses Pembungkusan Manual

Setelah proses pengepakan press, rokok masuk dalam proses

bale. Proses ini juga merupakan proses pengepakan dimana proses

pengepakan yang mana dos press dibungkus dalam kertas kraft secara

manual tanpa mesin. Untuk produk Djarum Super, 1 bale berisi 10

press (Djarum Super 16) dan 20 press untuk (Djarum Super 12).

Page 24: BAB II

29

Gambar 2.18 Pengepakan per bale

Sumber : Penulis (2013)

Setelah selesai dalam pengepakan per bale kemudian masuk

dalam proses pengepakan dus. Dalam satu dus rokok berisikan 4 Bale

(Djarum Super 12). Proses ini adalah proses terakhir dalam

pengepakan setelah itu rokok siap untuk dipasarkan.

Gambar 2.19 Rokok per dus

Sumber : www.kardusbekassby.blogspot.com

2.10.3 Hasil Produksi

Produk-produk PT Djarum tersebar di seluruh pelosok

Nusantara dan kemudian mengembangkan sayap untuk mendunia.

Page 25: BAB II

30

Peningkatan kualitas produk dan kelengkepan jenis produk untuk

mengantisipasi keragaman selera konsumen dan jaringan distribusi yang

luas adalah modal utama yang mengkokohkan keberadaan produk-

produk PT Djarum diberbagai belahan dunia. PT Djarum memiliki

berbagai macam produk, baik untuk konsumsi domestik maupun untuk

konsumsi luar negeri. Berikut adalah produk-produk PT Djarum yang

didistribusikan di Nusantara maupun Mancanegara. Adapun produk –

produk produksi PT. Djarum dikelompokkan dalam 5 bagian, yaitu :

1. SKM (Sigaret Kretek Mesin) domestik, terdiri dari : Djarum Super

12 & 16, LA Light, LA Light Menthol, Black 12 & 16, Black

Cappucino 12 & 16, Black Tea 12 & 16, Djarum Super Mezzo.

2. SKM (Sigaret Kretek Mesin) ekspor, terdiri dari : Djarum Super 12,

Djarum King Size, Djarum Black, Djarum Splash, Djarum Bali Hai,

Djarum Special, Djarum Special Light, dan Djarum Special Menthol,

dll.

3. Sigaret Putih Mesin Ekspor, terdiri dari : Premium Internasional,

Premium One Full Flavour, Premium One Menthol, Premium One

Light, dan Born Free.

4. SKT (Sigaret Kretek Tangan) domestik, terdiri dari : Djarum Coklat,

Djarum 76, Djarum Classic, Djarum Kuning Tua, Djarum Safari,

Djarum Merdeka, Djarum Pusaka, Djarum Langgeng.

5. Cerutu, terdiri dari : Cigarillos, Gold Seal, DoN Hermanos, dan Don

Roberto, dll.