bab ii
DESCRIPTION
scriptTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metabolisme Lipid
Lipid merupakan kelompok senyawa heterogen termasuk lemak, minyak,
dan steroid. Lipid tidak larut dalam air, kemudian lipid dapat larut pada pelarut
non-polar yaitu ether dan chloroform. Lipid disimpan dalam jaringan adiposa,
dimana lemak juga berfungsi sebagai isolator termal dalam jaringan subkutan dan
sekitar organ-organ tertentu. Lipid non-polar bertindak sebagai isolator listrik
yang memungkinkan propagasi yang cepat dari gelombang depolarisasi sepanjang
syaraf mielin. Terdapat empat macam lipid utama yang terdapat pada lipoprotein
yaitu trigliserol (16%), phospholipid (30%), kolesterol (14%), kolesterol ester
(4%).12
Lipid dapat digunakan untuk membentuk membran sel dan membran
intrasel. Hampir semua lemak pada makanan diserap oleh usus kemudian masuk
ke pembuluh limfatik di usus.
7
8
Gambar 2.1 Metabolisme Lipid. Transportasi trigliserida oleh kilomikron ke jaringan limfe. Dikutip dari: Tushuizen ME, Diamant M, Heini RJ. 2004.13
Selama proses pencernaan, sebagian besar trigliserida terbagi menjadi
monogliserida dan asam lemak yang kemudian disintesis menjadi molekul baru
menjadi kilomikron (diameter 0,08 dan 0,6 mikron). Di sisi lain, fosfolipid dan
kolesterol diserap dari gastrointestinal masuk ke kilomikron.13
2.1.1 Lipoprotein
Lipoprotein mempunyai bagian hidrofobik yang terdiri dari kolesterol ester
dan trigliserida yang dikelilingi oleh kolesterol yang tidak diesterisasi, fosfolipid,
dan apoprotein. Beberapa lipoprotein tertentu yang terdiri dari very high
molecular weight B proteins yang terdapat dalam dua bentuk yaitu B-100 yang
disintesis di hati dan ditemukan di VLDL, VLDL remnants (IDL), LDL (dibentuk
dari VLDL), dan LP(A) lipoprotein. Lipid dan protein atau lipoprotein adalah
9
konstituen seluler penting pada membran sel dan mitokondria dan sebagai saran
transportasi lipid dalam darah.13,14
Lipoprotein terdiri atas trigliserida, kolesterol, fosfolipid, dan protein. Total
lipoprotein plasma adalah 700mg/dl, yang terdiri atas:1
Tabel 2.1 Total lipoprotein plasmaLipoprotein Plasma Kadar dalam plasma (mg/dl)
Kolesterol 180mg/dl
Fosfolipid 160mg/dl
Trigliserida 160mg/dl
Protein 200mg/dl
Dikutip dari: Biokimia Kedokteran Dasar1
Lebih dari 95% dari semua lipid membentuk protein. Lipoprotein
merupakan partikel kecil, mempunyai ukuran yang lebih kecil dari kilomikron.
2.1.1.1 Jenis-Jenis Lipoprotein
Terdapat empat jenis lipoprotein yang diklasifikasikan berdasarkan
densitasnya yang diukur dengan ultrasentrifugasi, yaitu:15
1. Kilomikron, dihasilkan di dalam sel epitel usus dari lemak makanan,
berdensitas , 0,95 g/ml.
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein), dihasilkan di hepar terutama dari
karbohidrat makanan, berdensitas 0,95-1,006 g/ml.
10
3. IDL (Intermediate Density Lipoprotein), dihasilkan di dalam darah berupa
sisa VLDL setelah pencernaan triasilgliserol, berdensitas 1,006-1,063 g/ml.
4. LDL (Low Density Lipoprotein), dihasilkan di dalam darah berupa sisa IDL
setelah pencernaan triasilgliserol, berdensitas 1,063-1,21 g/ml.
5. HDL (High Density Lipoprotein), dihasilkan di hepar dan membantu
pertukaran protein dan lemak dengan lipoprotein lain, berdensitas 2,029-
2,063 g/ml.
2.2 Sintesis dan Katabolisme Lipoprotein
2.2.1 Kilomikron
Kilomikron dibentuk di usus dan membawa trigliserida, kolesterol yang
tidak diesterisasi, dan kolesterol ester. Kilomikron ditransfer menuju ductus
thoracicus dan dibawa menuju aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari
kilomikron di jaringan ekstrahepatik bersama dengan VLDL yang melibatkan
hidrolisis oleh sistem lipoprotein lipase. Sisa-sisa kilomikron diambil oleh
receptor mediated endocytosis ke dalam hepatosit.13
2.2.2 VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
VLDL disekresi di hati dan mengeluarkan trigliserida ke jaringan perifer.
VLDL trigliserida dihidrolisis oleh lipoprotein lipase, menghasilkan asam lemak
bebas untuk disimpan di jaringan seperti otot jantung dan otot rangka. Penurunan
trigliserida menghasilkan sisa (IDL). Beberapa IDL diendositosis secara langsung
oleh hati, sisanya dikonversi menjadi LDL oleh pengeluaran trigliserida yang
11
dimediasi oleh hepatic lipase. Proses ini menjelaskan terjadinya “pemindahan
beta”, yaitu peningkatan LDL.13
2.2.3 LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL dikatabolisme di hepatosit dan sel lain, termasuk receptomediated
endocytosis. Ester kolesterol dari inti LDL dihidrolisis, menghasilkan kolesterol
bebas untuk sintesis membran sel. Sel juga mendapatkan kolesterol oleh sintesis
de novo melalui jalur yang melibatkan asam mevalonik oleh HMG-CoA reduktase.
Enzim ini dan reseptor LDL secara transkripsional diatur oleh kandungan
kolesterol dalam sel. Biasanya sekitar 70% LDL dikeluarkan dari plasma oleh
hepatosit. Bahkan lebih banyak kolesterol dibawa ke hati melalui sisa-sisa VLDL
dan kilomikron. Jadi, hati memainkan peranan utama dalam ekonomi kolesterol.
Tidak seprti sel lain, hepatosit mampu mengeluarkan sekresi kolesterol ke dalam
empedu dan dengan konversi kolesterol asam empedu.13
2.2.4 LP(A) Lipoprotein
LP (A) lipoprotein dibentuk dari LDL dan LP (A) protein. Kadar LP (A)
dalam serum dari 0 sampai 200mg/dl dan ditentukan terutama oleh faktor genetik.
LP (A) dapat ditemukan pada plak aterosklerosis.13
2.2.5 HDL (High Density Lipoprotein)
Apoprotein HDL disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid berasal
dari permukaan monolayers dari kilomikrondan VLDL selama lipolisis. HDL juga
membutuhkan kolesterol dari jaringan perifer. HDL mengirimkan kolesterol ester
langsung ke hati melalui receptor docking (Scavenger receptor, SR-BI).13
12
2.3 Kolesterol
Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma dalam bentuk
kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang dari asetil-
KoA.14
2.3.1 Manfaat Kolesterol
Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lain pada tubuh
seperti kortikosteroid, hormon, asam empedu, dan vitamin. Kolesterol adalah lipid
amfipatik dan pada keadaan demikian menjadi komponen struktural esensial yang
membentuk membran sel serta lapisan eksterna lipoprotein plasma. Senyawa
amfipatik adalah senyawa yang memiliki sifat hidrofobik (non-polar) dan sifat
hidrofilik (polar) serta ikut membantu penyusunan membran sel.14
2.3.2 Sintesis Kolesterol
Kolesterol dapat ditemukan dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Dapat juga disintesis oleh diri sendiri. Prosesnya dimulai dari:14
1. Sintesis mevalonat yang memerlukan 2 asetil-KoA dan dikatalis oleh HMG
CoA reductase dan terjadi di retikulum endoplasmik.
2. Konversi mevalonate menjadi isopentenyl pyrophosphate (IPP) dan
dimethylally pyrophosphate (DPP)
3. Kondensasi IPP dan DPP menjadi farnesyl pyrophosphate (FPP)
4. Konversi FPP menjadi squalene
5. Konversi squalene menjadi lanosterol lalu menjadi kolesterol.
13
2.3.3 Transport Kolesterol
Lipoprotein mengangkut kolesterol bebas di dalam darah melalui sirkulasi
darah, tempat unsur ini segera mengimbangi struktur kolesterol pada lipoprotein
lainnya dan membran sel. Ester kolesteril merupakan bentuk penyimpanan
kolesterol yang ditemukan pada sebagian besar jaringan tubuh. Senyawa ini
diangkut sebagai muatan di dalam ini hidrofobik lipoprotein. LDL merupakan
perantara ambilan kolesterol dan ester kolesteril ke dalam banyak jaringan.
Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh HDL dan kemudian diangkut ke
hati untuk konversi menjadi asam empedu dalam proses yang dikenal sebagai
pengangkutan balik kolesterol (reverse cholesterol transport).14
2.3.4 Ekskresi Kolesterol
Kolesterol dieliminasi dari tubuh dengan berbagai cara yaitu konversi
menjadi bile acids yang nantinya akan diekskresikan melalui feses, dan sekresi
cairan empedu yang akan membawa kolesterol ke usus untuk proses eliminasi.14
2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Kolesterol Plasma
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kolesterol di
dalam plasma, diantaranya adalah seperti berikut:15
1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit
meningkatkan konsentrasi kolesterol plasma. Tetapi hal ini akan
menghambat enzim yang paling essensial untuk sintesis endogenous
kolesterol, yaitu 3-hydroxyl-3-methylglutary CoA reductase sehingga
menyediakan satu mekanisme umpan balik negative. Dengan demikian,
14
biasanya peningkatan jumlah kolesterol plasma tidak lebih dari 15% dari
kolesterol normal.
2. Diet lemak yang sangat jenuh dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol
plasma sampai 25%. Keadaan ini adalah akibat penumpukkan lemak di
dalam hati sehingga dapat meningkatkan jumlah asetil-KoA di dalam sel
hati untuk menghasilkan kolesterol.
3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tidak jenuh yang paling
tinggi biasanya dapat menekan konsentrasi plasma dari jumlah sedikit
sampai cukup banyak. Mekanisme efek ini masih belum diketahui.
4. Kekurangan insulin dan hormon tiroid dapat meningkatkan konsentrasi
kolesterol plasma manakala kelebihan hormon tiroid juga dapat menurunkan
konsentrasi kolesterol. Efek ini disebabkan oleh perubahan aktifitas enzim-
enzim metabolisme zat lemak.
2.4 Obat Yang Meningkatkan Kadar Kolesterol
Kolesterol dapat meningkat dengan mengkonsumsi obat, salah satunya
adalah Propylthiouracil. Propylthiouracil merupakan obat yang digunakan untuk
terapi penyakit hipertiroid.
2.4.1 Propylthiouracil (PTU)
Propylthiouracil adalah obat yang dapat memblok produksi hormon tiroid.
PTU digunakan untuk mengobati hipertiroid. PTU mempunyai kemampuan untuk
15
memblok sintesis hormon tiroid dan memberikan efek peningkatan kadar serum
total dan LDL kolesterol.
Tidak adanya hormon tiroid dapat meningkatkan kadar kolesterol darah,
dikarenakan mengganggu metabolisme lemak dan kolesterol, kemudian keadaan
ini dapat menyebabkan tidak adanya ekskresi hati dari kolesterol dan empedu.
Berikut adalah struktur kimia dari PTU.16,17
Gambar 2.2 Struktur Kimia Propitiouracil (PTU), Rumus kimia (6-propil-2-thiouracil.Dikutip dari: Gonikberg E. 2007.18
Apabila kadar tiroid menurun atau tidak ada, hal ini dapat meningkatkan
konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida di plasma, sehingga induksi
PTU dapat meningkatkan kadar trigliserida tikus.16,17
16
2.5 Dampak Peningkatan Kolesterol
2.5.1 Dislipidemia
Dislipidemia merupakan suatu gangguan metabolisme lipoprotein yaitu
kadar lipoprotein yang tinggi atau keadaan lipoprotein yang rendah. Gangguan ini
dimanifestasi oleh peningkatan kolesterol serum total, konsentrasi kolesterol LDL
(Low Density Lipoprotein), konsentrasi trigliserida dan penurunan kadar HDL
(High Density Lipoprotein).18
Nilai LDL dan HDL berdampak terhadap kesehatan jantung dan pembuluh
darah. Nilai LDL yang tinggi dikaitkan dengan risiko tinggi terhadap serangan
jantung, sebaliknya HDL tinggi dikaitkan dengan risiko rendah terhadap serangan
jantung. Hal ini dikarenakan LDL berperan membawa kolesterol ke sel dan
jaringan tubuh. Kadar normal kolesterol total, HDL, dan kadar trigliserida adalah
sebagai berikut:18
Tabel 2.1 Kadar Normal Total KolesterolNormal Batas Normal Tinggi
Kolesterol Total <200 (5.2) 200-2392 (5.2-6.2) >240 (6.2)Kolesterol LDL <130 (3.4) 130-159 (3.4-4.1) >160 (4.1)Kolesterol HDL >60 (1.55) Pria >40 (1.04)
Wanita >50 (1.30)
Trigliserida <150 (1.7) 150-199 (1.7-2.3) >200 (2.3)
Dikutip dari: Biokimia Kedokteran Dasar1
17
Apabila jumlahnya berlebihan, kolesterol dapat mengendap pada dinding
pembuluh darah dan mengeras membentuk plak. Plak dibentuk dari unsur lemak,
kolesterol, kalsium, produk sisa sel dan materi-materi yang berperan dalam proses
pembekuan darah. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi menebal
dan mengerasnya pembuluh darah yang dikenal dengan nama aterosklerosis.18
2.5.1 Aterosklerosis
Ateroskelrosis adalah penyakit degeneratif progresif pada arteri yang
menyebabkan oklusi pembuluh tersebut, mengurangi aliran darah yang
melaluinya. Aterosklerosis ditandai oleh plak-plak yang terbentuk dibawah
lapisan dalam pembuluh dinding arteri. Plak aterosklerosis terdiri dari inti kaya
lemak yang dilapisi oleh pertumbuhan abnormal sel otot polos, ditutupi oleh
jaringan ikat kaya kolagen. Plak membentuk tonjolan ke dalam lumen pembuluh.19
2.5.1.1 Patogenesis
Aterosklerosis terjadi akibat akumulasi dari deposit lemak, platelet,
makrofag, monosit, dan netrofil pada lapisan intima pembuluh darah, kemudian
terjadinya degenerasi lapisan media dan intima.
18
Gambar 2.3 Patogenesis Aterosklerosis, Lipoprotein terakumulasi di tunika intima ateri. Dikutip dari: Tushuizen ME, Diamant M, Heini RJ. 2004.13
Proses aterosklerosis terjadi melalui beberapa tahap, yaitu:20,21
1. Pembentuka Fatty Streak
Pembentukan fatty streak dimulai dengan terakumulasinya lipoprotein
(terutama LDL) di tunika intima arteri. Terakumulasinya lipoprotein bukan hanya
disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas endotel, tetapi juga karena
lipoprotein yang terkumpul di tunika intima pada arteri berikatan dengan unsur-
19
unsur yang ada pada matriks ekstraseluler sehingga meningkatkan tempo berada
di dalam dinding arteri. Lipoprotein ini kemudian berikatan dengan molekul
proteoglikan pada ekstraseluler matriks dan mengalami modifikasi kimia.
2. Recruitment leukosit
Permukaan endotel arteri mengeluarkan beberapa macam zat yang bisa
menarik leukosit dan menempelkannya pada endotel yang mengalami jejas.
Leukosit yang “ditarik” ini terutama dari jenis monosit dan limfosit. Zat-zat yang
berperan sebagai adhesion molecule diantaranya adalah Vascular Cell Adhesion
Molecule-1 (VCAM-1), Intracellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1), Tumor
Necrosis Factor- (TNF- ), dan lain-lain. Setelah menempel di permukaan
endotel arteri, leukosit bisa menembus lapisan endotel lewat interaksi dengan
molekul VCAM 1 dan menetap di tunika intima arteri.
3. Pembentukan Foam Cell
Monosit yang berada di dalam tunika intima berubah menjadi makrofag
yang memfagositosis lipoprotein yang termodifikasi dan berubah menjadi foam
cell. Proses ini menyebabkan dilepasnya zat-zat mediator semacam sitokin dan
faktor pertumbuhan yang dapat merangsang terbentuknya plaque atheroma.
Mediator-mediator yang dihasilkan diantaranya adalah Interleukin-1 (IL-1) dan
TNF- yang dapat menginduksi endotel untuk memproduksi Platelet Derivate
Growth Factor (PDGF), Fibroblast Growth Factor, dan zat-zat lain yang ikut
berperan dalam proses aterosklerosis.
20
4. Pembentukan Plaque Atheroma
Seperti yang telah disebutkan diatas, sitokin-sitokin dan faktor pertumbuhan
yang dihasilkan seperti PDGF dapat merangsang migrasi dan proliferasi otot-otot
polos arteri. Dengan demikian, otot polos yang terdapat di tunika media arteri
dapat bermigrasi ke tunika intima arteri dan berproliferasi. Hal ini pada akhirnya
membuat plaque atheroma menjadi lebih besar dan membentuk atheroma.
Atheroma ini suatu saat bisa ruptur, terbawa aliran darah, dan bila sampai di
pembuluh darah kecil bisa terjadi penyumbatan sehingga terjadi iskemia.
2.5.3 Obat-Obat Dislipidemia
Pengobatan dislipidemia dapat diobati dengan golongan obat sebagai
berikut:22
A. Statins
Statins berfungsi untuk menurunkan kadar LDL melalui mevalonic yang
kompetitif menghambat HMG-CoA reduktase (3-hydroxy-3-methyl-glutary-CoA
reduktase). Dengan mengurangi konversi HMG-CoA untuk mevalonate. Statin
menghambat langkah awal dalam biosintesis kolesterol. Statin mempengaruhi
kadar kolesterol darah dengan menghambat sintesis hepatic cholesterol, ditandai
dengan menigkatnya LDL receptor gene. Selain itu menurunkan kadar LDL
dengan cara meningkatkan removal dari prekursor LDL (VLDL dan IDL) dan
dengan menurunkan hepatic VLDL production.
21
B. Bile Acid Sequestrans
Bile Acid Sequenstrans merangsang produksi reseptor LDL, sehingga
meningkatkan LDL clearance dan menurunkan kadar LDL-C. Eek tersebut
sebagian diimbangi oleh peningkatan sintesis kolesterol yang disebabkan oleh
upregulasi HMG-CoA reduktase.
C. Niasin
Dalam jaringan adiposa, niasin menghambat lipolisis trigliserida oleh
hormone-sensitive lipase, sehingga mengurangi transport asam lemak bebas ke
hati dan menurunkan sintesis trigliserida di hati. Niasin bekerja melalui beberapa
cara yaitu; merangsang HM74A (HM74b)-gi-aadenylyl adenilat; Menghambat
produksi CAMP; menurunkan hormone-sensitive lipase activity; lipolisis
trigliserida; dan pengeluaran asam lemak. Niasin juga menghambat rate-limiting
enzyme of triglyceride synthesis.
D. Fibric Acid Derivatives
Salah satu fibric acid derivatives adalah Gemfibrozil. Fibrate mengikat
PPARa (Proliferator Activated Receptor) di hati dan jaringan adiposa, ginjal,
jantung, dan otot rangka. Fibrate menurunkan trigliserida dengan PPARa-
mediated stimulasi oksidasi asam lemak. Kemudian meningkatkan LPL yang
dapat meningkatkan pembersihan trigliserida yang kaya akan lipoprotein,
menurunkan ApoC-III, meningkatkan HDL-C juga menstimulasi PPARa dari apo
A-I dan apo A-II.
E. Ezetimibe
22
Menghambat proses transport spesifik di enterosit jejunum, dengan
mengambil kolerterol dari lumen. Menghambat intestinal acyl coenzyme A
cholesterol acyltransferase (ACAT), penyerapan kolesterol, penyerapan
kolesterol di usus.
F. Suplemen
Suplemen dapat membantu menghambat proses lipogenesis dan
menghambat sintesis HMG-CoA reduktase, contohnya adalah omega-3 dan
squalene. Omega-3 diperoleh dari ekstrak hati ikan salmon, sedangkan squalene
diperoleh dari ekstrak hati ikan hiu. Kedua bahan aktif ini merupakan asam lemak
tak jenuh rantai ganda.
2.6 Asam Lemak
Asam lemak tersusun dari rantai hidrokarbon dengan kelompok terminal
hidroksi. Asam lemak di tubuh dapat terbentuk bebas yang tidak teresterifikasi
dan dalam bentuk fatty acyl ester yang berasosiasi dengan molekul yang lebih
kompleks. Terdapat dua jenis asam lemak, yaitu asam lemak jenuh yang tidak
mempunyai ikatan lengkap dan asam lemak tidak jenuh yang mempunyai satu
atau lebih ikatan rangkap. 23
2.6.1 Asam Lemak Tak jenuh
Senyawa fosfolipid pada membran sel mengandung asam lemak tak jenuh
yang penting untuk mempertahankan fluiditas membran. Rasio asam lemak tak
jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids) terhadap asam lemak jenuh
23
(saturated fatty acids) di dalam makanan merupakan faktor utama dalam
penurunan konsentrasi kolesterol plasma melalui cara-cara diet dan dipandang
menguntungkan untuk mencegah penyakit jantung koroner.23
2.6.1.1 Squalene
Squalene merupakan asam lemak tak jenuh yang berasal dari ikan hiu.
Squalene adalah bahan aktif yang diisolasi dari ikan hiu dengan komponen yang
dikenali sebagai Triterpenoid. Triterpenoid ini mempunyai konfigurasi seperti
steroid. Triterpenoid merupakan satu kelompok besar dan memiliki cabang-
cabang yang terdiri dari subkelas Free Triterpenes, Tritepenoid saporins, Steroida
saponins, Cardiac glycosides, Physterol, Curcurbitacins, Quassinoids. Namun,
hanya 2 subkelas yang dapat membantu dalam menghambat peningkatan kadar
kolesterol darah, yaitu physterol dan saponins. 26
Physterol adalah komponen aktif yang minor tetapi mempunyai kelebihan
dalam meregulasi pertumbuhan sel-sel tumor dan kolesterol dalam darah.
Physterol memberikan efek dalam menghambat peningkatan kadar kolester.
Physterol memiliki struktur yang mempunyai kumpulan hydroxyl pada C3 dan
kumpulan methyl tambahan. 26
Saponin merupakan bagian aktif yang dapat menyebabkan presipitasi
peningkatan kolesterol. Saponin dijumpai dalam bentuk glikosida. Kombinasi
lipofilik (fatsoluble) aglicon pada satu ujung molecular dan hidrofilik (water
soluble) pada satu yang ujung lagi memberi kemampuan untuk menurunkan
tekanan permukaan sehingga membentuk karakter seperti detergen.26
24
Triterpenoid saponins merupakan tipe yang paling banyak di distribusi
dalam bentuk oleanolic acid yang membentuk struktur pentacyclic (5 carbon
ring) dan dikenali sebagai oleanane type ring system. 26
2.7 Kerangka Pemikiran
Dislipidemia merupakan keadaan yang ditandai salah satunya dengan
meningkatnya kadar LDL di dalam darah atau hiperkolesterolemia. Hal ini dapat
meningkatkan risiko terjadinya pembentukan plak, yaitu pada proses
aterosklerosis, sehingga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah,
khususnya pembuluh darah arteri koroner, yang secara utama memberikan suplai
darah ke jantung. Pengobatan dislipidemia dapat dilakukan dengan cara
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, seperti statins, bile acid sequestrans, niasin,
fibric acid derivatives, dan ezetimibe.7, 12
Selain obat-obat tersebut, asam lemak omega-3 dan squalene yang terdapat
di dalam suplemen minyak ikan dapat menurunkan dengan hebat kadar kolesterol
dan trigliserida yang tinggi di dalam darah. Suplemen minyak ikan terdiri dari
berbagai jenis dengan kandungan omega-3 dan squalene yang berbeda. Asam
lemak omega-3 dalam minyak ikan salmon terdiri dari EPA dan DHA dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Squalene dalam minyak
ikan hiu juga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Sehingga hal ini
dapat menjadi kerangka pemikiran dari peniliti bahwa efek penurunan kadar
Suplemen minyak ikan hiu
25
kolesterol minyak ikan salmon dan minyak ikan hiu berbeda dilihat dari
kandungannya dan juga dosis yang diberikan.
Gambar 2.4 Skema Kerangka Pemikiran
2.8 Hipotesis
DTL dan PTU
Squalene mengandung triterpenoid dan saponin, menghambat sintesis HMG-CoA reduktase
Meningkatkan LDL darah
Peningkatan HDL,
Penurunan LDL
Omega 3 mengandung EPA dan DHA, menghambat lipogenesis
Asam lemak tak jenuh essensial
Suplemen minyak ikan salmon
26
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat diperoleh hipotesis sebagai
berikut:
1. Squalene mampu menurunkan kadar kolesterol.