bab ii
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI
2.1 KEGIATAN UMUM
Kegiatan umum Praktik Industri ini pada proyek Pembangunan ini adalah
Pembangunan Rumah Sakit Persada Malang kegiatan yang menguraikan identitas
dan manajemen perusahaan. Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi
identitas dan menajemen perusahaan yang terlibat dalam proyek pembangunan
jembatan Pembangunan Rumah Sakit Persada Malang. Lokasi ini berada di
sebelah kiri pintu masuk Perumahan Blimbing Indah.
Gambar 2.1 Denah Lokasi Proyek
Berikut ini Beberapa informasi mengenai Proyek Pembangunan Rumah
Sakit Persada Malang :
Nama Proyek : Rumah Sakit Persada Hospital Malang
Lokasi Proyek : Jl.Panji Suroso, Kota Malang4
5
Pemilik (owner) : PT. Persada Medika Raya
Konsultan Perencana : PT. Jasa Ferrie Pratama
Alamat : Jl. Gading Elok Barat I blok CD2 No.11, Jakarta
Konsultan Pengawas : CV. Kosa Matra Graha Engineering
Alamat : Jl. Harmonika 32c, Malang
Kontraktor Pelaksana : PT. Citra Mandiri Cipta
Alamat : Jl. Bratang Gede III no.2, Surabaya
Biaya : Rp 29.750.000.000,00
Sumber dana : PT. Persada Medika Raya
Fungsi Bangunan : Rumah Sakit
Jumlah Lantai : 4 Lantai
Luas Bangunan : 7217,00 m2
2.1.1 Struktur Organisasi Proyek
Dalam pembahasan ini ada 2 struktur organisasi, pertama struktur
organisasi Proyek Rumah Sakit Persada Malang, dan yang kedua struktur
organisasi intern kontraktor pelaksana yakni PT. Persada Medika Raya.
Struktur organisasi proyek Rumah Sakit Persada Malang dapat dilihat
pada Gambar 2.2
Keterangan :
: garis komando
----------- : garis koordinasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Rumah Sakit Persada Malang
Pemilik / Owner
PT. PERSADA MEDIKA RAYA
Konsultan Perencana
PT. JASA FERRIE PRATAMA
Kontraktor Pelaksana
PT. CITRA MANDIRI CIPTAKARYA
Konsultan Pengawas
KOSA MATRA GRAHA ENGINEERING
6
Sedangkan Struktur organisasi PT. Persada Medika Raya sebagai
kontraktor pelaksana dapat dilihat pada Gambar 2.3
2.1.2 Unsur Organisasi Pelaksana Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek pasti memerlukan sistem
koordinasi yang efektif dan efisien, yang bertujuan untuk mewujudkan
kelancaran dan lebih terjaminnya pelaksanaan suatu proyek. Struktur suatu
organisasi juga merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan suatu
proyek, dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara peneglolaan suatu
kegiatan yang memiliki tujuan tertentu.
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Persada Medika Raya
KEUANGAN
Achmad Suryadi
SITE MANAGER
Ajinoto
ADMINISTRASI
Achmad Suryadi
SURVEYOR
Tedjo
PELAKSANA
Ponco Jatmiko
LOGISTIK
Andik Pramono
Mekanik
Irfan
Plks. struktur
Mashudi
Plks. ARS
Susang Andri P
Mandor
Feri
Mandor
Boonady
Mandor
Mas’ud
Mandor
Kamto
Mugiono
Proyek Manager (PM)
7
2.1.3 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi
Proyek Rumah Sakit Persada Malang.
2.1.3.1 Owner.
Owner atau pemilik adalah seorang atau badan hukum atau instansi
yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikanya.
Pemilik atau Owner dari Rumah Sakit Persada Malang ini adalah Dinas
PT. Persada Medika Raya. Yang mempunyai tugas sebagai berikut :
Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik
segi kualitas maupun fisik proyek maupun batas waktu yang telah
ditentukan
Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan
kewajiban sesusai prosedur
Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek
tersebut
Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek
Menandatangani surat perjanjian pemborong dan surat perintah kerja
Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan
Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkkan semua dokumen
pembayaran kepada kontraktor
Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor
2.1.3.2 Konsultan Perencana.
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi
tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa
perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.
Tugas dan kewajiban Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana Kerja
dan Syarat (RKS) serta perencanaan anggaran biaya
Menyiapakan dokumen untuk proses lelang
Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan
dalam rapat pembeian pekerjaan, membuat berita acara penjelasan
8
Memberikan saran, usulan dan pertimbangan kepada pemberi tugas
(owner) tentang pelaksanaan proyek
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dari gambar bestek dan RKS
Membuat gambar revisi jika ada perubahan
Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek
Mempelajari petunjuk-petunjuk teknis, Peraturan Perundang Undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja
Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait
sesuai dengan bidangnya
Menyusun rencana strategis dinas
Melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dibidang
bina program.
2.1.3.3 Konsultan Pengawas.
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik
proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.
Tugas dari Konsultan Pengawas adalah sebagai berikut :
Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam pelaksanaan pekerjaan
proyek.
Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor pelaksana
dan membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan mengenai
kemajuan hasil pekerjaan.
2.1.3.4 Kontraktor Pelaksana.
Kontraktor pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan
keahliannya.
Tugas dari kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut :
Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak
perjanjian pemborongan.
9
Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan
harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang terdiri
dari:
1. Pelaksanaan pekerjaan
2. Prestasi kerja yang dicapai
3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan.
4. Jumlah bahan yang masuk.
5. Keadaan cuaca dan lain-lain.
Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan
alat pendukung lain yang digunakan dengan mengacu pada spesifikasi
dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya,
kualitas dan keamanan pekerjaan.
Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstuksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal ( time schedule ) yang
telah disepakati.
Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap
kehilangan dan kerusakan sampai dengan penyerahan pekerjaan.
Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan
jalan yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut
peralatan dan material ketempat pekerjaan.
Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan
dengan memberikan alasan yang logis dan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.
Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
10
2.1.4. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Kontraktor
Pelaksana.
2.1.4.1 Manager Proyek
Tugas dan wewenang manager proyek adalah mengelola proses
konstruksi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian beserta
semua yang dapat untuk mencapai sasaran yang ditetapkan sesuai dengan
isi kontrak.
2.1.4.2 Manejer Lapangan (Site Manager)
Tugas dan wewenang Manajer Lapangan adalah sebagai berikut :
Memberikan instruksi kerja kepada pelaksana lapangan sesuai
dengan gambar kerja, time schedule, dan metode pelaksanaan yang
telah dibuat
Berkoordinasi dengan logistik dalam pengadaan material di
lapangan dengan memperhatikan jumlah, spesifikasi teknis, dan
jadwal pengiriman material oleh pemasok.
Bertanggung jawab kepada manajer proyek atas keberhasilan
proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek
2.1.4.3 Keuangan dan Administrasi
Dalam struktur orgsnisasi Keuangan dan Administrasi dijabat satu
nama. Dimaksudkan agar mudah dalam pekerjaanya. Tugas dan
wewenang keuangan dan administrasi adalah sebagai berikut:
Mengatur keluar masuknya dana yang beredar dalam kegiatan
pembangunan proyek.
Melaporkan segala kegiatan yang berkaitan dengan keuangan kepada
direktur.
Menyediakan material atau bahan-bahan yang diminta oleh pimpinan
proyek sesuai dengan order kebutuhan bahan untuk pekerjaan yang
dikerjakan oleh pekerja dibawah pengawasan mandor.
11
Mencatat keluar masuknya bahan sesuai dengan order baik oleh
pimpinan proyek maupun mandor.
Melaporkan hasil pencatatan keluar masuknya bahan kepada pimpinan
proyek dan accounting.
2.1.4.4 Surveyor
Surveyor memiliki tugas sebagai berikut:
Dapat membaca gambar konstruksi.
Membuat rencana prioritas urutan pelaksanaan pekerjaan
pengukuran.
Mencari titik tetap sebagai acuan disekitar lokasi pekerjaan.
Berkoordinasi dengan pelaksana jika terjadi permasalahan.
Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran dan
pemetaan.
Melakukan pengukuran terhadap elevasi balok, kolom, pelat lantai
dan yang lainnya.
2.1.4.5 Logistik
Logistik memiliki tugas sebagai berikut :
Membuat jadwal pengadaan bahan dan perlatan proyek sesuai
dengan schedule pelaksanaan yang telah dibuat
Mengarsipkan keluar masuknya barang dari gudang
Melakukan survey dan memberikan informasi tentang harga bahan
dan lokasi pembelian
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan peralatan sehingga dalam
keadaan siap pakai
Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengusulan bahan
Membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dan pemakaian
peralatan serta menyiapkan persediaan bahan yang ada di gudang.
2.1.4.6 Pelaksana Lapangan
Tugas dan wewenang pelaksana lapangan adalah sebagai berikut
12
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan RKS yang telah
ditentukan.
Berkoordinasi dengan segala pekerjaan dibidang teknik, logistik,
administrasi, maupun pelaksanaan di lapangan.
2.1.4.7 Mekanik
Tugas dan wewenang mekanik adalah sebagai berikut :
Memperbaiki kerusakan alat perusahaan terutama yang berupa
mesin maupun elektrik.
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan peralatan sehingga dalam
keadaan siap pakai.
Melakukan pengkontrolan alat-alat berat yang digunakan di
proyek.
Mengurusi masalah kelistrikan di proyek terutama jika kerja
malam.
2.1.4.8 Pelaksana Arsitek
Tugas dan wewenang pelaksana arsitek :
Berkoordinasi dengan mandor pada pekerjaan arsitektur.
Melakukan pengawasan pekerjaan arsitektur.
Berkoordinasi dengan pelaksana dan site manager bila terjadi
permasalahan arsitektur.
2.1.4.9 Pelaksana Struktur
Tugas dan wewenang pelaksana struktur:
Berkoordinasi dengan mandor pada pekerjaan struktur.
Melakukan pengawasan pekerjaan struktur.
Berkoordinasi dengan pelaksana dan site manager bila terjadi
perasalahan struktur.
2.1.4.10 Mandor
13
Pada PT. Citra Mandiri Cipta, mandor membawahi semua tukang.
Jadi mandor berkewajiban mengkoordinir semua tukang. Adapun tugas
dari seorang mandor adalah :
Mengangkat dan memberhentikan tukang sesuai dengan penilaian
dan keahlian dan kemampuannya mnyelesaikan tugas.
Melaksanakan perintah sesuai dengan surat perintah dari pimpinan
proyek untuk pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan gambar
RKS yang telah ditentukan.
Mengawasi pembangunan proyek, sarana dan prasarana yang
dikerjakan oleh tukang.
Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan proyek.
Mengarahkan kepada para tukang jika ada kesalahan dalam
pelaksanaan pembangunan.
2.1.4.11 Tukang.
Tugas dari seorang tukang adalah :
Mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bagiannya masing-
masing sesuai dengan ketrampilannya seperti tukang batu, tukang
kayu, tukang besi dan lain–lain.
Dalam pelaksanaan di lapangan para tukang bertanggung jawab
kepada kepala tukang, dengan arti bahwa pelaksaan pekerjaan
berdasarkan perintah mandor.
2.1.4.12 Pekerja
Tugas dari seorang pekerja adalah membantu kelancaran pekerjaan
tukang, yaitu menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh tukang
dan mengerjakan pekerjaan sesuai perintah tukang.
2.1.4.13 Security
Melakukan pengamanan selama pengerjaan proyek ataupun pada
waktu malam hari.
14
Bertanggung jawab atas barang milik proyek.
2.1.5 Mekanisme Rekruitmen Tenaga Kerja
Pada proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang ini perekrutan
tenaga kerja dilakukan dengan dua cara, pertama berasal dari PT. Persada Medika
Raya itu sendiri yang merupakan pekerja tetap. Untuk pekerja tetap meliputi
proyek manager, site manager, pelaksana, keuangan, administrasi, mekanik,
surveyor, pelaksana struktur dan logistik. Kedua adalah pekerja yang direkrut oleh
sub-kontraktor dengan cara menunjuk seorang mandor yang selanjutnya disetujui
oleh Manager Proyek, perekrutan dilakukan pada saat pelaksanaan proyek
berlangsung. Perekrutan dilakukan dengan cara memilih atau memakai tenaga
kerja yang sesuai dengan tingkat keahlian dan pengalaman masing-masing tenaga
kerja.
2.1.6 Sistem Kesejahteraan dan Pengupahan Tenaga Kerja
Pada setiap kegiatan konstruksi peranan tenaga kerja sengatlah penting.
Agar proses pelaksanaan konstruksi dapat berjalan dengan baik maka diperlukan
peninjauan terhadap kualitas dan sistem pengupahan tenaga kerja. Sistem
pengupahan tenaga kerja pada proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang
ini adalah sebagai berikut:
2.1.6.1 Kualitas Tenaga kerja
Dalam suatu proyek kualitas pembangunan dan kuantitas tenaga
kerja dapat dilihat dari produktifitas kerja yang dilaksanakan oleh tenaga
kerja itu sendiri. Dalam setiap pekerjaan kuantitas dan kualitas sangatlah
berpengaruh terutama pada tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.
Pada proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang ini kualitas
tenaga kerja di ukur dari keterampilan, dan pengalaman kerja.
2.1.6.2 Sistem Pengupahan
Untuk proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang ini
kualitas tenaga kerja di ukur dari keterampilan, dan pengalaman kerja.
15
Sistem pengupahan dilakukan dengan cara sistem harian yang merupakan
system pengupahan yang pembayaran upah pekerjaan dihitung
berdasarkan hari kerja dan kemampuan dari masing-masing pekerjaan.
System penyerahannya yaitu kontraktor langsung membayar ke sub-
kontraktor setiap dua minggu sekali sesuai dengan hasil pekerjaan yang
telah dilakukan kemudian sub-kontraktor membayarkan ke pekerja.
2.1.6.3 Jam kerja
Jam kerja pada proyek pembangunan Rumah Sakit Persada
Malang yaitu 8 jam/hari untuk jam kerja yang standar. Namun jika ada
pekerjaan yang membutuhkan lembur maka jam kerja ikut bertambah
sesuai dengan pekerjaan tersebut. Hal ini tentunya dilakukan dengan
sistem rolling (bergantian) untuk siang dan malamnya. Sedangkan untuk
hari kerja adalah 7 hari/minggu.
2.1.7 Sistem Pengendalian Proyek
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang
ini kualitas tenaga kerja di ukur dari keterampilan, dan pengalaman kerja ini,
pihak owner/pemilik proyek yaitu PT. Persada Medika Raya tidak melakukan
hubungan kerjasama dengan pihak manapun. Pihak owner hanya menunjuk PT.
Jasa Ferrie Pratama sebagai konsultan perencana, PT. Citra Mandiri Cipta sebagai
kontraktor pelaksana, dan CV. Kosa Matra Graha Engineering sebagai konsultan
pengawas.
PT. Citra Mandiri Cipta selaku kontraktor pelaksana melakukan kerja
sama dengan perusahaan lain dengan tujuan untuk kelancaran proses pelaksanan
pekerjaan. Dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang ini bekerja
sama dengan produsen bahan bangunan untuk memenuhi bahan bangunan yang
dibutuhkan yaitu:
a. Baja tulangan = PT. Bhirawa Surabaya.
b. Semen = PT. Semen Gresik.
c. Ready Mix = PT. Jaya Mix.
16
2.1.8 Pengembangan Kerjasama
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang
ini kualitas tenaga kerja di ukur dari keterampilan, dan pengalaman kerja.ini,
pihak owner/pemilik proyek yaitu PT. Persada Medika Raya tidak melakukan
hubungan kerjasama dengan pihak manapun. Pihak owner hanya menunjuk PT.
Jasa Ferrie Pratama dan Suniaradja & Rekan sebagai konsultan perencana, PT.
Citra Mandiri Cipta sebagai kontraktor pelaksana, dan Kosa Matra Engineering
sebagai konsultan pengawas.
PT. Citra Mandiri Cipta selaku kontraktor pelaksana melakukan kerja
sama dengan perusahaan lain dengan tujuan untuk kelancaran proses pelaksanan
pekerjaan. Salah satu perusahaan yang menjadi partner adalah PT. Jayamix dan
PT. Merak Jaya Beton. Keduanya membantu PT. Citra Mandiri Cipta dalam
penyediaan campuran beton (Ready Mix Concrete) dengan berbagai macam mutu.
2.1.9 Administrasi Proyek
Administrasi proyek maksudnya adalah hal-hal yang menyangkut laporan
kemajuan pekerjaan, baik laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan.
2.1.9.1 Laporan Harian
Laporan harian proyek dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan
laporan mingguan dan laporan bulanan. Dalam laporan harian berisi
antara lain:
Daftar tenaga kerja.
Daftar kegiatan.
Daftar cuaca.
Daftar bahan/alat yang masuk.
Daftar bahan/alat yang dipakai.
17
Gambar 2.4 Contoh Laporan Harian
2.1.9.2 Laporan Mingguan
Pada laporan mingguan prinsipnya sama dengan harian, hanya
saja pada laporan mingguan yang diutamakan jumlah kemajuan fisik
dalam satu minggu. Laporan mingguan ini juga sebagai acuan untuk
kemajuan pekerjaan.
Gambar 2.5 Contoh Laporan Mingguan
2.1.9.3 Laporan Bulanan
18
Pada laporan bulanan ini dapat diketahui berapa persen kemajuan
pekerjaan yang sudah dikerjakan sampai akhir bulan. Laporan bulanan ini
sebagai acuan dengan time schedule, laporan bulanan memuat hal-hal
sebagai berikut :
Uraian pekerjaan.
Nilai/bobot tiap pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan yang
direncanakan.
Nilai pekerjaan yang diselesaikan terhadap seluruh pekerjaan yang
ada.
Apabila ada keterlambatan dalam pelaksanaan pembangunan yang
terindikasi dari grafik kemajuan pekerjaan (kurva), maka harus diambil
langkah-langkah agar keterlambatan itu bisa diatasi (dengan cara
penambahan jam kerja/lembur, atau penambahan jumlah tenaga kerja).
Namun sebelum pengambilan langkah-langkah tersebut harus melakukan
evaluasi tentang penyebab keterlambatan itu.
2.1.9.4 Penjadwalan (Time Schedule)
Penjadwalan atau Time Schedule pelaksanaan pembangunan
Proyek Rumah Sakit Persada Malang dibuat oleh pihak kontraktor
pelaksana dan disetujui oleh pihak owner. Bentuk dari penjadwalan yang
digunakan dalam pembangunan ini adalah menggunakan grafik kurva S.
Progress atau kemajuan fisik bangunan yang telah dilaksanakan
nantinya harus dicatat dalam Time Schedule. Hal ini bertujuan agar setiap
kemajuan fisik banguan dapat diketahui, apakah pelaksanaan yang
dilakukan lebih lambat atau lebih cepat dari waktu yang direncanakan
semula.
2.1.9.5 Dokumen Kontrak dan Gambar Kerja/Bestek
Dokumen kontrak menjelaskan peraturan serta spesifikasi bahan
dan tata cara peaksanaanya. Adapun isi dari dokumen kontrak tersebut
meliputi gambar rencana/bestek, dan Rencana Kerja Dan Syarat-
syarat(RKS).
19
Gambar rencana/bestek ini merupakan gambar yang dijadikan
pedoman dan akan dilaksanakan di proyek. Gambar rencana/bestek yang
terdapat pada pelaksanaan proyek ini terdiri dari gambar denah
bangunan, gambar tampak, gambar potongan, gambar rencana dan
gambar detail.
2.1.10 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek yaitu perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk upah dan bahan, serta biaya-biaya lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Anggaran biaya merupa-
kan harga dari bangunan yang dihitung dengan cermat, teliti dan memenuhi
syarat. Anggaran biaya di tiap daerah sangat berbeda-beda, hal ini disebabkan
perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja, karena tiap-tiap daerah mempunyai
ketentuan sendiri.
2.1.11 Evaluasi Proyek
Pada pelaksanaannya Proyek Pembangunan Rumah Sakit Persada Malang
ini dalam jangka waktu tertentu pihak dari Tim Teknis, Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Kontraktor Pelaksana melakukan evaluasi terhadap
pekerjaan pembangunan. Evaluasi ini bertujuan mengetahui seberapa besar
kemajuan pekerjaan sehingga dapat diprediksi pekerjaan tersebut selesai tepat
waktu atau tidak.
2.2 KEGIATAN KHUSUS
Pada pelaksanaan pembangunan Rumah Sakit Persada Malang.
Pengamatan dilakukan pada pekerjaan kolom, balok, dan pelat dari konstruksi
beton bertulang. Pekerjaan kolom dikerjakan terlebih dahulu setelah itu
pengerjaan balok beton bertulang bersamaaan dan berurutan dengan pekerjaan
pelat.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kolom, balok dan plat beton ada beberapa
tahap yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan perencanaan.
20
Tahap tersebut meliputi persiapan, pembesian, bekisting, pengecoran, dan
perawatan.
2.2.1 Pekerjaan kolom
Dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Persada Malang memakai
jenis kolom ikat (tie column). Pada proses pekerjaan kolom yang diamati
dimulai dari pekerjaan lantai 1 yang diteruskan sampai lantai atasnya. Proses
pekerjaan kolom meliputi:
Gambar. 2.6 Denah Kolom Lantai 1
2.2.1.1 Pekerjaan persiapan
21
Pekerjaan persiapan ini dimulai dari membersihan lokasi di sekitar daerah
yang akan dikerjakan. Pekerjaan pembersihan dilakukan agar pada saat
pelaksanaan para pekerja tidak terganggu dengan benda-benda yang dapat
menghambat proses pekerjaan. Kemudian menyiapkan alat dan bahan yang
meliputi persiapan besi tulangan, serta alat-alat yang akan digunakan pada saat
proses pekerjaan.
2.2.1.2 Pekerjaan Pembesian
Adapun tahap pembesian pada pekerjaan kolom pada Pembangunan Rumah
Sakit Persada Malang adalah sebagai berikut:
Tulangan kolom terdiri dari beberapa tulangan yaitu:
a. Tulangan pokok seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.7 Tulangan pokok (warna biru)
Seperti gambar di atas dalam pembangunan Rumah Sakit Persada
Malang tulangan pokok memakai baja tulangan ulir (deform) dengan mutu
Bj. Td 40 dan memakai ukuran D 22.
b. Tulangan sabuk/begel seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.8 Tulangan sabuk/begel (warna hijau).
22
Seperti gambar diatas dalam pembangunan Rumah Sakit Persada
Malang tulangan sabuk/begel memekai baja tulangan polos dengan mutu
Bj. Tp 24 dan memakai ukuran D 10.
c. Tulangan pengekang , nama lain yang biasa di sebut dalam pembangunan
Rumah Sakit Persada Malang adalah Crossties. Seperti gambar di bawah
ini.
Gambar 2.9 Tulangan pengekang kolom/crossties (warna hitam).
2.2.1.2.1 Pengukuran, pemotongan, pembengkokan dan perangkaian tulangan
Kolom dengan dimensi 600 x 600 mm digunakan tulangan dengan dimensi
besi ulir D22 sebagai tulangan utama, tiap satu kolom itu terdiri dari 32 buah
tulangan utama. Sedangkan kolom dimensi 500 x 500 mm digunakan tulangan
dengan dimensi besi ulir D22 sebagai tulangan utama, dan tiap satu kolom terdiri
dari 20 buah tulangan utama. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada table 2.1
tentang type kolom, dimensi kolom serta penggunaan ukuran besi tiap typenya.
Tabel 2.1 Dimensi kolom lantai 1 – 4
Type kolom Dimensi (mm) Besi tulangan Sengkang Mutu Beton
K1A 600×600 56D22 D10-100/150 K-300
K1B 600×600 32D22 D10-100/150 K-300
K2A 500×500 16D22 D10-100/150 K-300
K2B 500×500 12D22 D10-100/150 K-300
K2C 500×500 20D22 D10-100/150 K-300
K2D 500×500 8D22 D10-100/150 K-300
K3A 500×500 12D22 D10-100/150 K-300
K3B 500×500 8D22 D10-100/150 K-300
23
Selanjutnya yaitu pekerjaan pengukuran panjang tulangan disesuaikan
dengan panjang yang dibutuhkan/ direncanakan. Panjang yang dipotong adalah
panjang total menurut perhitungan ditambah dengan panjang kait. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah pertambahan panjang akibat pembengkokan,
karena bila pembengkokan tidak direncanakan maka saat dibengkokkan panjang
yang dibutuhkan akan berkurang atau menjadi lebih pendek dari tulangan yang
dibutuhkan. Proses pemotongan tulangan menggunakan mesin pemotong besi
seperti pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Proses Pemotongan Besi dengan Mesin Bar Cutter
Setelah proses pekerjaan pemotongan selesai menurut kebutuhan
dilanjutkan pada pekerjaan pembengkokan tulangan yang dikerjakan dengan
menggunakan mesin. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada pembengkokan hanya
dua orang. Dengan menggunakan mesin ini pekerja lebih mudah melaksanakan
dan lebih cepat dalam pelaksanaanya. Proses pembengkokan tulangan dapat
dilihat pada gambar 2.11
24
Gambar 2.11 Proses Pembengkokan Besi dengan Mesin Bar Bending
Setelah proses pembengkokan selanjutnya ialah Proses perangkaian
tulangan pokok dengan beugel/sengkang pada kolom memiliki kait kurang lebih
20 cm. Setelah perangkaian sekitar jarak 1m dipasang plastikon (decking).
Pada perangkaian besi kolom dilaksanakan di bawah dan pengangkatan ke
atas dengan menggunakan tower crane (TC). Dalam penyambungan rangkaian
tulangan kolom yang baru dengan rangkaian tulangan kolom sebelumnya yaitu
dengan cara rangkaian kolom yang akan dipasang diangkat tegak lurus
menggunakan tower crane.
Gambar 2.12 Sambungan Tulangan Kolom
2.2.1.3 Bekisting kolom
Bekisting atau Formwork atau merupakan sarana struktur beton untuk
mencetak beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan,
25
sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa
memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.
Sebelum pemasangan bekisting terlebih dahulu surveyor menandai posisi
kolom yang akan dipasang bekisting. Alat-alat yang dipakai meliputi: tripod,
theodolit, bak ukur, sipat, meteran, spidol. Adapun langkah-langkah penentuan
posisi kolom sebagai berikut:
Pemasangan theodolit dan pengecekan kedataran alat
Membidik titik acuan (diluar lantai kerja), untuk menentukan garis sejajar
dengan as kolom(sambungan tulangan besi dari lantai bawah) diatas lantai
kerja jarak 1m dari as kolom.
Theodolit membidik garis yang telah dibuat untuk membuat garis siku
dengan jarak 1 m dari as kolom(sambungan tulangan besi dari lantai
bawah). Membuat garis dengan menggunakan sipat.
Dari garis bantu tersebut dapat menjadi acuan untuk posisi kolom. Dengan
cara mengukur dari garis bantu masing-masing dimensi kolom.
Dilaksanakan berulang kali sampai semua kolom ditandai.
Sebelum bekisting dipasang harus menentukan Aѕ Kolom (Pemberian
Mаrkіnɡ), Titik-titik аѕ kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yang
melakukan pengukuran dan pematokan, Yaitu mаrkіnɡ berupa titik-titik atau garis
yang digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan tulangan kolom.
Penentuan аѕ kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolite
Gambar 2.13 Pengamatan dengan Theodolite
26
Langkah-langkah pekerjaan pemasangan bekisting kolom di
lapangan adalah sebagai berikut :
Pemasangan beton deking dilaksanakan untuk menjaga jarak antar
tulangan kolom dengan bekisting. Pemsangan beton deking ini
dipasang pada beberapa bagian tulangan sisi luarnya
Gambar 2.14 Pemasangan Beton Decking pada Kolom
Memasang cetakan kolom yang sudah jadi yaitu menggunakan besi
hollow yang telah disediakan, dan tidak lupa mengolesi bagian
permukaan yang nantinya terkena cor, diolesi dengan oli bekas secara
merata ini bertujuan supaya mudah dilepas atau tidak menempel dan
mencegah menyerapnya air dari spesi beton ke multiplek.
Setelah cetakan sudah dirangkai dengan balok besi pengaku atau
penguat dan semua sisi bekisting sudah selesai.
Pemasangan dilakukan oleh 3-4 pekerja yang mengangkat papan
bekisting dengan bantuan kayu dan menarik dengan tali.
Setelah sisi-sisinya sudah terpasang untuk menyatukan rangkaian
tersebut dengan menggunakan klam besi sejumlah 3 titik, dipasangkan
dibawah, tengah dan diatas.
Selanjutnya disangga dengan tiang besi scaffolding disetiap sisinya.
27
Untuk kelurusan vertikal menggunakan unting-unting disetiap sisinya
dan dibuat sedemikian rupa sehingga posisinya tegak dan kuat. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 2.15
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.15 (a) Persiapan pengangkatan papan bekisting,
(b) Pekerja dibawah mendorong dengan kayu,
(c) Pekerja diatas menarik dengan tali,
(d) Setelah terpasang bekisting dibaut.
Gambar 2.16 Pengontrolan Kelurusan Vertikal Bekisting.
28
2.2.1.4 Pengecoran kolom
Pada pekerjaan pengecoran bekisting kolom harus bersih dari
kotoran sisa-sisa kawat bendrat atau kayu yang berada didalam bekisting.
Sebelum dilakukan pengecoran didalam bekisting disiram dengan
menggunakan zat aditif atau disebut addibond, ini berfungsi untuk
mengikat beton lama dengan beton baru. Pada saat pelaksanaan
pengecoran bahan yang digunakan adalah ready mix concrete dengan mutu
beton K-300 dan dibantu dengan alat bucket yang diangkat TC (tower
crane), vibrator dan palu.
Setiap melakukan pengecoran dan setiap mobil pengangkut beton
ready mix (truck mixer concrete) datang harus dilakukan uji slump
(gambar 3.23) dan hasilnya penurunan harus diantara 10-15 cm, Hasil dari
pengujian slump di pembangunan Rumah Sakit Persada Malang tersebut
adalah 12 cm, Maka beton ready mix sudah memenuhi sesuai perencanaan
kontraktor pelaksana PT. Citra Mandiri Cipta. Jika tidak memenuhi maka
beton yang di bawa kelapangan akan di kembalikan.
Gambar 2.17 Uji Slump
Selanjutnya untuk pengujian kuat tekan beton dilakukan
menggunakan benda uji yaitu beton silinder berukuran tinggi 30 cm dan
diameter 15 cm. Untuk pengujian dibuat 6 benda uji setiap mobil
pengangkut beton ready mix (truck mixer concrete), 3 benda uji akan
digunakan untuk tes kekuatan pada umur 7 hari, 3 benda uji lagi digunakan
untuk tes kekuatan pada umur 28 hari
29
Gambar 2.18 Pembuatan Sampel Uji Kuat Tekan Beton
Setelah memenuhi pengujian slump dan pengambilan sampel uji
kuat tekan maka siap melakukan pengecoran kolom. Berikut adalah skema
tahap-tahap pengecoran kolom Rumah Sakit Persada Malang:
30
Gambar 2.19 Skema Tahap Pengecoran
Gambar 2.20 Truck Ready Mix dan Proses penuangan beton cair
Gambar 2.21 Proses Penuangan dan Pemadatan Menggunakan Vibrator
31
Gambar 2.22 VibratorDari mobil pengangkut beton ready mix (truck mixer concrete)
dituangkan ke concrete bucket selanjutnya diangkut ke tempat kolom yang
akan di cor dengan bantuan tower craine. Proses berikutnya adalah
penuangan ke bekisting kolom yang sudah tersedia menggunakan pipa
tremi yang sudah tersambung dengan concrete bucket dengan waktu yang
bersamaan harus dipadatkan menggunakan vibrator.
Dalam pelaksanaan penuangan perlu diperhatikan, hal tersebut
bertujuan agar tidak terjadi segregasi (pemisahan bahan). Karena besar
pengaruhnya terhadap kualitas beton yang dihasilkan. Penuangan
campuran beton dihantarkan dengan pipa tremi supaya langsung kebagian
bawah kolom dan dibarengi proses pemadatan. Pemadatan dilakukan
dengan menggunakan vibrator dan bagian luar bekisting dipukul-pukul
dengan palu supaya lebih padat tapi jangan sampai merusak bekisting.
Pemadatan menggunakan vibrator bertujuan agar campuran beton
cair dapat mengisi seluruh celah pada tulangan. Vibrator dimasukkan
dengan cara naik turun tidak boleh hanya satu titik saja karena akan
menyebabkan naiknya air beton dan pengumpulan setempat pada batu
pecah, Sehingga mengakibatkan beton keropos. Pemadatan dilakukan
secara bertahap yaitu setelah penuangan 1/3, 1/2, dan 3/4 tinggi kolom.
2.2.1.5 Perawatan
Agar mendapatkan pengerasan beton secara optimal pasca pengecoran
diperlukan perlakuan khusus. Perlakuan khusus tersebut adalah dengan
melakukan proses perawatan. Perawatannya yaitu setelah dilakukan pengecoran, 1
hari berikutnya bekisting sudah dilepas. Kemudian kolom dibungkus plastik
supaya kolom mengalami proses curing yang sempurna. Proses curing yaitu
proses yang bertujuan agar uap yang dihasikan dari ikatan semen dan air pada
waktu mengeluarkan uap air tetap di tahan oleh plastik.
32
Gambar 2.23 Perlindungan Kolom Beton dengan Menggunakan Plastik
2.2.2 Pekerjaan balok
Pekerjaan balok yang diamati ini dimulai dari pekerjaan balok lantai 2.
Pekerjaan balok dikerjakan setelah pekerjaan kolom sudah dibongkar
bekistingnya dan juga bersaamaan dengan pekerjaan pelat. Pekerjaan balok
meliputi pembesian, bekisting, pengecoran dan perawatan.
2.2.2.1 Pembesian
Pada proyek Rumah Sakit Persada Malang ini mempunyai beberapa
ukuran balok struktur antara lain 60 x 60 cm, 50 x 50 cm dan sebagainya.
Perbedaan dimensi ini terjadi karena perbedaan pembebanan dan fungsi ruang.
Untuk besi yang dipakai pada tulangan balok antara lain besi D 22 dan untuk
sengkangnya semua memakai besi D 10. Besi tulangan yang digunakan adalah
besi ulir. Berikut adalah macam – macam jenis ukuran balok pada proyek Rumah
Sakit Persada
33
Gambar 2.24 Jenis Ukuran Balok
Pada proses pekerjaan pembesian balok ini ada proses pemotongan,
pembengkokan dan perangkaian tulangan. Untuk pemotongan, pembengkokan
dan pembuatan sengkang semua dikerjakan dibawah dan untuk merangkainya
dikerjakan diatas dimana bekisting sudah terpasang sebagian dan ada juga yang
perangkaian dilaksanakan setelah bekisting sudah terpasang. Untuk pemotongan
menggunakan mesin bar cutter dan pembengkokan dikerjakan dengan mesin bar
bending, jadi pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien untuk skala pekerjaan yang
besar.
2.2.2.2 Bekisting
Pada proyek ini yang dipakai adalah scaffolding jadi dapat digunakan
beberapa kali dan dapat diatur ketinggiannya. Perangkaian scaffolding diletakan
dibagian bawah balok yang akan direncanakan setelah scaffolding terangkai
diatasnya diberi kayu memanjang dan melintang kayu tersebut berguna untuk
menahan beban dari bekisting balok yang tepat berada diatasnya.
34
Gambar 2.25 Pemasangan kayu tumpuan diatas scaffolding
Alat dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan bekesting balok antara
lain multiplek, kayu 5/7, besi siku, meteran, gergaji, palu, dan paku. langkah-
langkah pekerjaan bekisting balok sebagai berikut:
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan
bekisting.
Menyediakan kayu sesuai ukuran yang digunakan
Selanjutnya merangkai multiplek dengan kayu, kayu dipasang
dibagian pinggir-pinggir multiplek dengan tujuan sebagai pengaku.
Setelah semua selesai selanjutnya Memasang rangkaian kayu
dengan multiplek diatas kayu yang ditumpu scaffolding.
Setelah bagian bawah terpasang selanjutnya memasang bagian sisi
kanan dan kiri bekisting.
Gambar 2.26 Pemasangan bekisting kolom.
Pada saat proses pengerjaan bekisting untuk mengontrol ketinggian elevasi
menggunakan sipat datar dan bak ukur. Pekerjaan ini penting dikarenakan
menentukan tinngi rendahnya balok. Adapun langkah kerjanya sebagai berikut:
Mendirikan tripod dan diatasnya dipasang alat untuk membidik yang
dinamakan penyipat datar/waterpas.
Mengatur kedataran alat penyipat datar.
35
Terlebih dulu membidik acuan elevasi untuk acuan pada balok-balok yang
akan ditinjau ketingiannya.
Selanjutnya Bak ukur ditempatkan diatas bekisting balok dan dibidik dengan
penyipat datar dan akan diketahui bekisting kurang naik atau turun.
Pengunaan scaffolding mempermudah pengaturan tinggi rendahya bekisting.
Setiap bentang bekisting balok dibidik dua kali dibagian pinggirnya
2.2.2.3 pengecoran
Pelaksanaan pengecoran dilaksanakan setelah pembesian terpasang dengan
benar. Pengecoran pada balok berbeda dalam pelaksanaanya dengan kolom
dikarenakan pengerjaan pengecoran bersamaan dengan plat. Untuk itu harus
menunggu plat siap dicor baru bisa dilaksanakan pengecoran pada balok.
2.2.3 Pekerjaan Pelat Konvensianal
Pada pengerjaan pelat lantai Rumah Sakit Persada Malang ini meliputi
pembesian, bekesting, dan pengecoran.
2.2.3.1 pembesian
Pada pekerjaan pembesian pelat ini tidak terlalu rumit seperti pada
pembesian kolom dan balok. Besi yang digunakan dalam penulangan pelat adalah
besi D10. Pembesian dilakukan di atas bekesting yang sudah tersedia, pada
pembesian ini dilakukan 2 lapis rangkaian besi. Adapun langkah-langkah dalam
penulangan pelat lantai konvensional sebagai berikut :
Menyiapkan alat dan bahan di tempat yang akan dilakukan
pembesian.
Sebelum pemasangan besi petama terlebih dahulu diberi plastikon
(decking) untuk tebal selimut beton dengan jarak 2.5 cm
Meletakkan besi arah yang melintang, jarak besi satu dengan
lainnya 200 mm.
Jarak overlapping kurang lebih 40D.
Pengikatan antar pertemuan besi diikat dengan kawat bendrat.
36
Setelah lapis pertama selesai melanjutkan lapis kedua, antara lapis
pertama dan kedua diberi besi pembentuk.
Berikut gambar pembesian pelat yang sudah siap untuk pengecoran
dan gambar besi tulangan yang digunakan .
Gambar 2.27 Penulangan Pelat Konvensional
Gambar 2.28 Besi ulir D10
37
2.2.3.2 Bekesting
Pelaksanaan bekesting pada pelat konvensional yaitu pertama dengan
memasang perancah terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah pelaksanaan
bekesting sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan serta membersihkan lokasi yang akan
digunakan.
Merangkai scaffolding sebagai perancah.
Setelah rangkaian scaffolding selesai, memasang kayu meranti ukuran
8/12 diatas scaffolding dengan tujuan sebagai pengaku muitiplek yang
akan digunakan sebagai bekesting.
Selanjutnya memasang multiplek (bekesting) ukuran 9mm di atas kayu
pengaku dan dipaku agar lebih kuat.
2.2.3.3 Pengecoran
Pengecoran pelat dilaksanakan setelah pembesian telah selesai. Sebelum
pengecoran dilaksanakan terlebih dulu menyiram zat aditif atau biasa disebut
addibon pada beton lama yang berfungsi sebagai perekat antara beton lama
dengan beton baru dan membersihkan area yang akan dicor dengan kompresor.
Pemberian addibon dan pembesihan area yang akan dicor bisa dilihat pada
Gambar 2.27 dan Gambar 2.28
Gambar 2.29 Pemberian addibon pada beton lama
38
Pengecoran pelat ini menggunakan beton ready mix, penuangan beton
ready mix dilakukan dengan mengguanakan bucket. Bucket diisi adonan pada
ready mix, setelah itu bucket diangkat oleh tower crene ( TC ) dan dibawa pada
tempat yang akan dilakukan pengecoran.
Setelah adonan beton ready mix dituangkan selanjutnya dilakukan
perataan dengan menggunakan trowel (alat perata) dan dipadatkan dengan
menggunakan vibrator. Pelaksaanaan itu dilakukan berulangkali sampai semua
yang akan di cor selesai.
Gambar 2.30 Proses Pengecoran Pelat
2.2.3.4 Pemadatan Pelat Lantai Beton (Vibrating)
Proses selanjutnya setelah pengecoran selesai dilakukan adalah
dilakukannya proses pemadatan dengan menggunakan vibrator. Pemadatan
dengan vibrator bertujuan agar campuran beton dapat mengisi seluruh celah pada
39
bangunan. Pemadatan dilakukan dengan cara batang vibrator dimasukkan dengan
cara naik turun, tidak diperbolehkan hanya satu titik saja karena akan
menyebabkan naiknya air beton dan penggumpalan setempat pada batu pecah,
sehingga akan mengakibatkan beton keropos. Maka pemadatan harus dilakukan
dengan merata sehingga efek getaran terjadi overlapping antar radius pengaruh
titik penggetaran.
Hal yang tidak boleh dilakukan selama proses pemadatan dengan vibrator
yaitu, diantaranya:
Jangan mendorong batang vibator waktu masuk ke dalam beton segar.
Jangan mengeluarkan/menarik batang vibrator dengan tarikan yang cepat
atau sentakan, karena akan mengakibatkan udara terperangkap di bawah
batang vibrator.
Jangan menggetarkan/menyentuh besi tulangan, bekisting acuan, karena
akan mengakibatkan berkurangnya lekatan beton dengan tulangan atau
perubahan acua/bekisting.
Gambar 2.31 Alat Vibrator