bab ii

19
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT BAB II INFORMASI DAN DESKRIPSI PROYEK II.1. Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Solo tidak terlepas dengan pendekatan budaya yang humanis. Memperhatikan tradisi masa lalu sebagai konsep yang mengarah pada budaya sebagai pegangan untuk meraih keberhasilan dalam pembangunan daerah. Bukan berarti memperhatikan masa lalu merupakan hal usang untuk dibahas, konsep masa lalu sangat identik dengan ikon fisik seperti bangunan tua dan situs peninggalan budaya lama. Dengan demikian, koeksistensi nilai-nilai budaya ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Kota Surakarta yang dikenal dengan kota Solo sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi pendidikan, jasa perdagangan, pariwisata dan olah raga. Solo mempunyai visi “SOLO SPIRIT OF JAVA”. Seiring berjalanya waktu dengan segala usaha untuk mewujudkan visinya kota Solo mempunyai perkembangan yang cukup luar biasa perlu dukungan yang komplek berupa II- 1 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Upload: maulinatayangpindho

Post on 17-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN KERJA PRAKTEK

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

BAB II

INFORMASI DAN DESKRIPSI PROYEK

II.1. Latar Belakang Proyek

Perkembangan kota Solo tidak terlepas dengan pendekatan budaya yang

humanis. Memperhatikan tradisi masa lalu sebagai konsep yang mengarah pada

budaya sebagai pegangan untuk meraih keberhasilan dalam pembangunan daerah.

Bukan berarti memperhatikan masa lalu merupakan hal usang untuk dibahas, konsep

masa lalu sangat identik dengan ikon fisik seperti bangunan tua dan situs peninggalan

budaya lama. Dengan demikian, koeksistensi nilai-nilai budaya ini dapat dilakukan

oleh siapa saja. Kota Surakarta yang dikenal dengan kota Solo sebagai Kota Budaya

yang bertumpu pada potensi pendidikan, jasa perdagangan, pariwisata dan olah raga.

Solo mempunyai visi “SOLO SPIRIT OF JAVA”.

Seiring berjalanya waktu dengan segala usaha untuk mewujudkan visinya kota

Solo mempunyai perkembangan yang cukup luar biasa perlu dukungan yang komplek

berupa fasilitas lain yang memadai, bahkan bertaraf internasional pada sektor

perdagangan, pariwisata, tempat olahraga dan tempat tinggal. Maka perlu didorong

dengan sarana resort apartement, citywalk, lifestyle mall, hipermarket, hotel

perkantoran, perdagangan dan entertainment. Dalam hal ini melihat bangunan-

bangunan Solo Center Point (SCP) penerapan konstektual dengan budaya sangat

diperhatikan. Secara fungsi SCP merupakan gabungan mall dengan konsep city walk

dan juga condotel, apartement diatas, pada area tengahnya terdapat area

terbuka/plasa. Tentunya hal ini mempunyai prosentase berbeda dalam fungsinya.

Ketika fungsi bangunan tersebut mempunyai akses terpisah dan sangat

memperhatikan kemudahan akses dan privasi pengguna. Penyediaan kebutuhan

II-1 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 2: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

transportasi dalam area gedung atau fasilitas lainnya dirancang terpisah. Hal ini

membuat tidak ada kekhawatiran dan menciptakan kenyamanan si pengguna baik itu

condotel, apartemen ataupun mall.

Untuk apartemen berjumlah kurang lebih 100 unit mempunyai akses

tersendiri. Pembagian zona ruang jelas nampak pada konsep Solo Center Point.

Selain itu juga penghuni apartemen disediakan akses langsung untuk bisa menuju

zona publik (area city walk atau plasa dilantai bawah. Begitu juga area parkir tersedia

untuk pemilik apartemen dibedakan untuk mengkasesnya. Dan untuk fasilitas

penunjang tertentu misalnya kolam renang, gym atau yang lainya menyatu dengan

condotel dan hanya bisa digunakan pemilik apartemen dan pengguna condotel. Untuk

interior meskipun terlihat modern akan tetapi kebudayaan setempat masih terasa

misalnya adanya motif batik berupa lukisan atau lainya yang ada dalam setiap

ruangnya. Gaya hidup yang modern tentunya melekat bagi penghuni apartemen akan

tetapi semua akan ternetralisir dengan interaksi sosial yang masih mengutamakan

budaya setempat.

Penerapan peraturan daerah menjadi perhatian dalam proyek ini. “Solo Center

Point” merupakan bangunan modern yang menonjolkan interaksi sosial dan budaya

yang tinggi dimana hal ini sudah menjadi budaya atau kebiasaan masyarakat Solo,

yang salah satu nya yaitu wedangan (menikmati minuman hangat) dimala hari.

Desain yang mempunyai publik space untuk menunjang kegiatan berbudaya misalkan

adanya plasa ditengah bangunan dan citywalk akan menciptakan interaksi terhadap

jalan meskipun kita berada diarea bangunan. Bangunan ini juga banyak

memanfaatkan keberadaan alam, ini terlihat dengan banyak-nya ruang terbuka dan

memaksimalkan penghawaan alami. Dari awal tahap perencanaan sudah terdapat

komitmen untuk mengintegrasikan city walk terhadap bangunan, hal ini sesuai

dengan perencanaan program pemerintah kota Solo.

II-2 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 3: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

II.2. Dasar Pemilihan Proyek

Proyek pembangunan Apartemen Solo Center Point dipilih sebagai tempat kerja

praktik dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP), Surakarta mempunyai

luas tanah 46.480 m2 dan luas bangunan 178.050 m2 direncanakan 21 lantai, terdiri

dari 2 lantai Basement, 4 lantai bangunan Mall, 9 lantai bangunan Condotel, 5

lantai bangunan Apartemen, 1 lantai Penthouse.

2. Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP) Surakarta, dapat

digunakan sebagai bahan perbandingan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh

dibangku perkuliahan dengan dunia kerja nyata serta akan menambahkan

pengetahuan mengenai dunia kerja nyata serta akan menambahkan pengetahuan

mengenai dunia konstruksi bangunan.

3. Pada awal kerja praktik kondisi bangunan terlah berjalan ± 80% dari total

pekerjaannya, sehingga membantu mahasiswa dalam penyusunan. Laporan Kerja

Praktik dan dapat belajar lebih banyak lagi pada saat di proyek.

4. Adanya kesempatan yang diberikan oleh pihak kontraktor pelaksana proyek ( PT.

MUKTI ADHI SEJAHTERA ), untuk mencari pengalaman merasakan suasana

kerja di proyek.

II.3. Data Umum Proyek

II.3.1. Kondisi Lingkungan Batas-Batas Proyek

Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP) Surakarta. Gedung ini

menghadap ke arah selatan dan ke utara. Adapun batas-batas lokasi proyek tersebut

adalah :

II-3 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 4: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

Utara : Jalan Brigjen Slamet Riyadi

Selatan : Jalan Parangrilis

Timur : Jalan Perintis Kemerdekaan

Barat : RSIA Amanah Ibu

Gambar II.1 Lokasi Solo Center Point

(Sumber: Dokumen Proyek)

II.3.2. Data Administrasi Proyek

Data-data umum dari proyek adalah sebagai berikut :

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Apartement Solo

Center Point (SCP) Surakarta

Lokasi : Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 373,

Purwosari, Surakarta

Pekerjaan : a. Pekerjaan Struktur

II-4 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 5: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

b. Pekerjaan Non Struktur

Fungsi Bangunan : Apartemen, hotel dan pusat perbelanjaan

Jumlah Lantai : 21 Lantai

(2 lantai Basement, 4 lantai bangunan Mall, 9

lantai bangunan Condotel, 5 lantai bangunan

Apartement, 1 lantai Penthouse.)

Luas Tanah : ± 46.480 m2

Luas Total Bangunan : ± 178.050 m2

Pemilik Proyek (owner) : PT. DUTA MITRA PROPERTINDO

Konsultan Perencana : PTI. ARCHITECTS

Kontraktor Pelaksana : PT. MUKTI ADHI SEJAHTERA (MAS)

Konsultan Engineers : PT. SENTRA REKA STRUKTUR

Konsultan Mekanikal dan Elektrikal : PT. GRADIAN MITRAKARSA

Konsultan Pengawas : PT. DUTA MITRA PROPERTINDO

Waktu Pekerjaan Struktur : 304 Hari kalender

II.3.3. Data Teknis Proyek

II-5 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 6: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

Proyek Apartemen Solo Center Point hingga saat ini terdiri dari dua puluh satu lantai

dengan luas total proyek bangunan ±178.050 m2. Sesuai dengan perencanaan,

masing-masing dari lantai yaitu :

a. Basement 2

Basement 2 mempunyai ketinggian -6.20 m dari permukaan tanah.

b. Basement 1

Basement 1 mempunyai ketinggian -3.40 m dari permukaan tanah.

c. Lantai Dasar

Lantai dasar mempunyai ketinggian +0.00 m dari permukaan tanah

d. Lantai 1

Lantai 1 mempunyai ketinggian +4.20 m dari permukaan tanah

e. Lantai 2

Lantai 2 mempunyai ketinggian +8.20 m dari permukaan tanah

f. Lantai 3

Lantai 3 mempunyai ketinggian +12.20 m dari permukaan tanah

g. Lantai 4

Lantai 4 mempunyai ketinggian +16.50 m dari permukaan tanah

h. Lantai 5

Lantai 5 mempunyai ketinggian +22.30 m dari permukaan tanah

i. Lantai 6

Lantai 6 mempunyai ketinggian +25.80 m dari permukaan tanah

j. Lantai 7

Lantai 7 mempunyai ketinggian +29.30 m dari permukaan tanah

k. Lantai 8

Lantai 8 mempunyai ketinggian +32.80 m dari permukaan tanah

l. Lantai 9

Lantai 9 mempunyai ketinggian +36.30 m dari permukaan tanah

m. Lantai 10

II-6 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 7: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

Lantai 10 mempunyai ketinggian +39.80 m dari permukaan tanah

n. Lantai 11

Lantai 11 mempunyai ketinggian +44.30 m dari permukaan tanah

o. Lantai 12

Lantai 12 mempunyai ketinggian +47.60 m dari permukaan tanah

p. Lantai 13

Lantai 13 mempunyai ketinggian +50.90 m dari permukaan tanah

q. Lantai 14

Lantai 14 mempunyai ketinggian +54.20 m dari permukaan tanah

r. Lantai 15

Lantai 15 mempunyai ketinggian +57.20 m dari permukaan tanah

s. Lantai 16

Lantai 16 mempunyai ketinggian +60.80 m dari permukaan tanah

t. Lantai 17

Lantai 17 mempunyai ketinggian +64.10 m dari permukaan tanah

u. Lantai 18

Lantai 18 mempunyai ketinggian +67.40 m dari permukaan tanah

v. Lantai 19

Lantai 19 mempunyai ketinggian +70.70 m dari permukaan tanah

w. Lantai LMR

Lantai LMR mempunyai ketinggian +76.70 m dari permukaan tanah

II.3.4. Data Struktur Proyek

Proyek pembangunan Apartemen Solo Center Point ini terbagi dalam dua jenis

pekerjaan struktur proyek, yaitu: struktur bawah (sub structure) dan struktur atas

(upper structure).

II-7 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 8: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

1. Struktur bawah (sub structure)

Struktur bawah atau sub structure merupakan bagian struktur yang berfungsi

meneruskan beban bangunan ke dalam tanah pendukung. Keseimbangan struktur

secara keseluruhan sangat tergantung pada struktur bawah sehingga perencanaan

struktur bawah harus benar benar optimal. Diusahakan ketika struktur mendapat

beban, seluruh struktur tetap dapat ditahan oleh lapisan tanah supaya tidak terjadi

penurunan di luar batas ketentuan yang dapat menyebabkan kehancuran atau

kegagalan struktur untuk itu lapisan tanah harus kuat. Oleh karena itu ketepatan

pemilihan system struktur merupakan sesuatu yang penting karena menyangkut factor

resiko dan efisiensi kerja baik waktu maupun biaya.

Sebagai langkah awal menentukan tipe pondasi maka dilakukan penyelidikan

tanah. Pada pembangunan Apartemen Solo Center Point penyelidikan tanah yang

dilakukan terdiri dari:

Uji Sondir (CPT)

Tes Penetrasi (SPT)

Struktur awal pada pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen Solo Center

Point ini terdiri dari pondasi bore pile, pore ( pile cap), dan sloof (tile beam).

a) Pondasi Bore Pile

Pondasi adalah konstruksi yang terletak di dasar struktur bangunan

yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur / bangunan ( upper

structure) ke lapisan tanah di bawahnya, tanpa mengakibatkan:

Keruntuhan geser tanah

Penurunan (settlement) tanah / pondasi yang berlebihan.

II-8 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 9: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

Karena itulah ketepatan pemilihan jenis pondasi sangat diperlukan dan

harus sesuai dengan kondisi tanah tempat bangunan itu dibangun. Ada

beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis pondasi

yang akan digunakan, antara lain:

Fungsi bangunan.

Bebang yang bekerja pada bangunan.

Kondisi tanah di bawah bangunan.

Faktor ekonomi.

Peralatan dan teknologi yang tersedia.

Keadaan di sekitar lokasi bangunan.

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilakukan serta dengan

mempertimbangkan factor factor beban yang akan bekerja, factor biaya, dan

lokasi proyek, maka tipe pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile

dengan diameter 600 mm, 800 mm, dan 1000 mm.

b) Poer (Pile Cap)

Poer atatu Pile Cap adalah penghubung antara kolom dan pondasi di

bawahnya, yang berfungsi meratakan beban dari kolom untuk kemudian

ditarnsfer pada pondasi bore pile sedemikian rupa sehingga diperoleh

keseimbangan beban yang diterima oleh pondasi tersebut. Poer yang

digunakan pada proyek ini terbuat dari beton bertulang dengan kuat tekan

(f’c) sebesar 25 Mpa.

c) Sloof ( The Beam)

II-9 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 10: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

Sloof atau The Beam adalah balok yang menghubungkan poer yang

satu dengan yang lainnya sehingga poer tersebut menjadi lebih kaku. Pada

proyek ini tie beam yang digunakan terbuat dari beton dengan mutu 25 MPa.

2. Struktur atas (upper structure)

Struktur atas atau upper structure adalah bagian daro struktur yang berfungsi

menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban beban lain yang

direncanakan bekerja pada struktur. Yang termasuk atas pada proyek ini adalah:

Kolom

Balok

Pelat Lantai

Dinding Retaining Wall

Atap

Tangga

Shear Wall

Core Wall

Untuk penjelasan lebih lanjut dijabarkan di bawah ini:

1) Kolom

Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk

memikul beban vertikal, beban horizontal maupun beban momen, baik yang

berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Mutu beton yang disyaratkan

adalah K400.

II-10 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 11: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

2) Balok

Perencanaan balok digunakan untuk menahan gaya lintang, normal, momen,

dan puntir yang mungkin bekerja pada balok tersebut. Dalam pelaksanaan

pekerjaan pembuatan balok ini meliputi balok anak dan balok induk (utama).

Campuran untuk keduanya menggunakan mutu beton K300.

3) Pelat Lantai

Pelat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang menumpang pada

balok. Pada proyek pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP) dibuat

monolit dengan balok sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya. Plat

lantai direncanakan mampu menahan beban mati dan beban hidup pada waktu

pelaksanaan konstruksi maupun pada waktu gedung dioprasikan, serta berfungsi

sebagai diafragma untuk menjaga kestabilan konstruksi, atau dapat disimpulkan

fungsi dari plat lantai tersebut sebagai berikut:

Memisahkan ruangan bangunan secara horizontal.

Menahan beban yang bekerja padanya.

Menyalurkan bebab ke balok di bawahnya.

4) Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

Dinding retaining wall berfungsi menahan pergerakan tanah, menyatukan dan

mengakukan soldier pile agar mampu menahan beban geser yang disebabkan oleh

adanya pergerakan tanah dan air tanah, begitu pula ikut mengantisipasi adanya

pergerakan yang disebabkan oleh gempa dengan mentrasfer beban ke diding shear

wall sehingga struktur bangunan secara keseluruhan tetap kuat. Pada proyek ini

tebal dinding retaining wall yakni 25 cm.

II-11 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 12: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

Mutu beton retaining wall yang digunakan adalah K400. Dengan diameter

tulangan utamanya adalah D13-200 dan D10-200 untuk tulangan sengkang.

5) Dinding Geser ( Shear Wall)

Dinding shear wall adlah struktur yang berfungsi untuk meningkatkan

kekakuan struktur gedung dan meningkatkan ketahanan terhadap beban lateral.

Dinding geser dapat mengurangi kelendutan antar tingkat karena kondisinya yang

sangat kaku. Selain itu, dinding geser juga dapat menyerap sebagian besar

(hampir 90%) dari gaya lateral yang bekerja pada struktur. Oleh karena itu,

dinding geser dapat mencegah kerusakan struktur selama terjadi gempa kuat, dan

juga menghindari kerusakan bagian non struktur selama terjadi gempa sedang.

Agar dinding geser tersebut dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan

syarat berikut:

Agar dinding geser tetap berdidir tegak (tidak miring), maka pondasi harus

kuat dan kaku.

Agar beban dari plat lantai dapat diteruskan ke dinding geser, maka hubungan

antara plat lantai dan dinding geser hatus baik.

6) Dinding Lift ( Core Wall)

Dinding lift (core wall) adalah strruktur yang berfungsi sebagai perkuatan

pendukung pada lift. Pada proyek ini tebal dinding core lift 400 mm.

7) Fasilitas lain

Bangunan ini juga dilengkapi dengan system mekanikal dan elektrikal berupa

instalasi air bersih, air kotor, septictank, saluran air hujan, sarana penerangan, dan

sebagainya. Selain itu juga dilengkapi dengan dua lantai basement.

II-12 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani

Page 13: BAB II

PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT

Sedangkan untuk perancanaan tangga dan atap tidak dimasukkan dalam

laporan, karena pada waktu melaksanakan kerja praktik, pada proyek ini belum

dimulai.

II.4. Lingkup Pengamatan Dan Laporan

Proyek Pembangunan Solo Center Point dimulai pada akhir bulan Oktober

2010 dan rencana akan diselesaikan pada bulan November 2012. Kerja praktik yang

dilakuakan mahasiswa di proyek ini dimulai pada bulan Maret hingga bulan Juni,

mengingat waktu kerja praktik yang sangat terbatas yakni empat bulan, maka tidak

semua pekerjaan proyek dapat diamati. Selama melaksanakan kerja praktik di proyek

Apartemen Solo Center Point selama empat bulan, pekerjaan yang diamati antara

lain:

1) Pekerjaan dinding

2) Pekerjaan opening

3) Pekerjaan lantai

4) Pekerjaan plafon

II-13 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani