bab ii
DESCRIPTION
LAPORAN KERJA PRAKTEKTRANSCRIPT
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
BAB II
INFORMASI DAN DESKRIPSI PROYEK
II.1. Latar Belakang Proyek
Perkembangan kota Solo tidak terlepas dengan pendekatan budaya yang
humanis. Memperhatikan tradisi masa lalu sebagai konsep yang mengarah pada
budaya sebagai pegangan untuk meraih keberhasilan dalam pembangunan daerah.
Bukan berarti memperhatikan masa lalu merupakan hal usang untuk dibahas, konsep
masa lalu sangat identik dengan ikon fisik seperti bangunan tua dan situs peninggalan
budaya lama. Dengan demikian, koeksistensi nilai-nilai budaya ini dapat dilakukan
oleh siapa saja. Kota Surakarta yang dikenal dengan kota Solo sebagai Kota Budaya
yang bertumpu pada potensi pendidikan, jasa perdagangan, pariwisata dan olah raga.
Solo mempunyai visi “SOLO SPIRIT OF JAVA”.
Seiring berjalanya waktu dengan segala usaha untuk mewujudkan visinya kota
Solo mempunyai perkembangan yang cukup luar biasa perlu dukungan yang komplek
berupa fasilitas lain yang memadai, bahkan bertaraf internasional pada sektor
perdagangan, pariwisata, tempat olahraga dan tempat tinggal. Maka perlu didorong
dengan sarana resort apartement, citywalk, lifestyle mall, hipermarket, hotel
perkantoran, perdagangan dan entertainment. Dalam hal ini melihat bangunan-
bangunan Solo Center Point (SCP) penerapan konstektual dengan budaya sangat
diperhatikan. Secara fungsi SCP merupakan gabungan mall dengan konsep city walk
dan juga condotel, apartement diatas, pada area tengahnya terdapat area
terbuka/plasa. Tentunya hal ini mempunyai prosentase berbeda dalam fungsinya.
Ketika fungsi bangunan tersebut mempunyai akses terpisah dan sangat
memperhatikan kemudahan akses dan privasi pengguna. Penyediaan kebutuhan
II-1 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
transportasi dalam area gedung atau fasilitas lainnya dirancang terpisah. Hal ini
membuat tidak ada kekhawatiran dan menciptakan kenyamanan si pengguna baik itu
condotel, apartemen ataupun mall.
Untuk apartemen berjumlah kurang lebih 100 unit mempunyai akses
tersendiri. Pembagian zona ruang jelas nampak pada konsep Solo Center Point.
Selain itu juga penghuni apartemen disediakan akses langsung untuk bisa menuju
zona publik (area city walk atau plasa dilantai bawah. Begitu juga area parkir tersedia
untuk pemilik apartemen dibedakan untuk mengkasesnya. Dan untuk fasilitas
penunjang tertentu misalnya kolam renang, gym atau yang lainya menyatu dengan
condotel dan hanya bisa digunakan pemilik apartemen dan pengguna condotel. Untuk
interior meskipun terlihat modern akan tetapi kebudayaan setempat masih terasa
misalnya adanya motif batik berupa lukisan atau lainya yang ada dalam setiap
ruangnya. Gaya hidup yang modern tentunya melekat bagi penghuni apartemen akan
tetapi semua akan ternetralisir dengan interaksi sosial yang masih mengutamakan
budaya setempat.
Penerapan peraturan daerah menjadi perhatian dalam proyek ini. “Solo Center
Point” merupakan bangunan modern yang menonjolkan interaksi sosial dan budaya
yang tinggi dimana hal ini sudah menjadi budaya atau kebiasaan masyarakat Solo,
yang salah satu nya yaitu wedangan (menikmati minuman hangat) dimala hari.
Desain yang mempunyai publik space untuk menunjang kegiatan berbudaya misalkan
adanya plasa ditengah bangunan dan citywalk akan menciptakan interaksi terhadap
jalan meskipun kita berada diarea bangunan. Bangunan ini juga banyak
memanfaatkan keberadaan alam, ini terlihat dengan banyak-nya ruang terbuka dan
memaksimalkan penghawaan alami. Dari awal tahap perencanaan sudah terdapat
komitmen untuk mengintegrasikan city walk terhadap bangunan, hal ini sesuai
dengan perencanaan program pemerintah kota Solo.
II-2 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
II.2. Dasar Pemilihan Proyek
Proyek pembangunan Apartemen Solo Center Point dipilih sebagai tempat kerja
praktik dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP), Surakarta mempunyai
luas tanah 46.480 m2 dan luas bangunan 178.050 m2 direncanakan 21 lantai, terdiri
dari 2 lantai Basement, 4 lantai bangunan Mall, 9 lantai bangunan Condotel, 5
lantai bangunan Apartemen, 1 lantai Penthouse.
2. Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP) Surakarta, dapat
digunakan sebagai bahan perbandingan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh
dibangku perkuliahan dengan dunia kerja nyata serta akan menambahkan
pengetahuan mengenai dunia kerja nyata serta akan menambahkan pengetahuan
mengenai dunia konstruksi bangunan.
3. Pada awal kerja praktik kondisi bangunan terlah berjalan ± 80% dari total
pekerjaannya, sehingga membantu mahasiswa dalam penyusunan. Laporan Kerja
Praktik dan dapat belajar lebih banyak lagi pada saat di proyek.
4. Adanya kesempatan yang diberikan oleh pihak kontraktor pelaksana proyek ( PT.
MUKTI ADHI SEJAHTERA ), untuk mencari pengalaman merasakan suasana
kerja di proyek.
II.3. Data Umum Proyek
II.3.1. Kondisi Lingkungan Batas-Batas Proyek
Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP) Surakarta. Gedung ini
menghadap ke arah selatan dan ke utara. Adapun batas-batas lokasi proyek tersebut
adalah :
II-3 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
Utara : Jalan Brigjen Slamet Riyadi
Selatan : Jalan Parangrilis
Timur : Jalan Perintis Kemerdekaan
Barat : RSIA Amanah Ibu
Gambar II.1 Lokasi Solo Center Point
(Sumber: Dokumen Proyek)
II.3.2. Data Administrasi Proyek
Data-data umum dari proyek adalah sebagai berikut :
Nama Proyek : Proyek Pembangunan Apartement Solo
Center Point (SCP) Surakarta
Lokasi : Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 373,
Purwosari, Surakarta
Pekerjaan : a. Pekerjaan Struktur
II-4 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
b. Pekerjaan Non Struktur
Fungsi Bangunan : Apartemen, hotel dan pusat perbelanjaan
Jumlah Lantai : 21 Lantai
(2 lantai Basement, 4 lantai bangunan Mall, 9
lantai bangunan Condotel, 5 lantai bangunan
Apartement, 1 lantai Penthouse.)
Luas Tanah : ± 46.480 m2
Luas Total Bangunan : ± 178.050 m2
Pemilik Proyek (owner) : PT. DUTA MITRA PROPERTINDO
Konsultan Perencana : PTI. ARCHITECTS
Kontraktor Pelaksana : PT. MUKTI ADHI SEJAHTERA (MAS)
Konsultan Engineers : PT. SENTRA REKA STRUKTUR
Konsultan Mekanikal dan Elektrikal : PT. GRADIAN MITRAKARSA
Konsultan Pengawas : PT. DUTA MITRA PROPERTINDO
Waktu Pekerjaan Struktur : 304 Hari kalender
II.3.3. Data Teknis Proyek
II-5 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
Proyek Apartemen Solo Center Point hingga saat ini terdiri dari dua puluh satu lantai
dengan luas total proyek bangunan ±178.050 m2. Sesuai dengan perencanaan,
masing-masing dari lantai yaitu :
a. Basement 2
Basement 2 mempunyai ketinggian -6.20 m dari permukaan tanah.
b. Basement 1
Basement 1 mempunyai ketinggian -3.40 m dari permukaan tanah.
c. Lantai Dasar
Lantai dasar mempunyai ketinggian +0.00 m dari permukaan tanah
d. Lantai 1
Lantai 1 mempunyai ketinggian +4.20 m dari permukaan tanah
e. Lantai 2
Lantai 2 mempunyai ketinggian +8.20 m dari permukaan tanah
f. Lantai 3
Lantai 3 mempunyai ketinggian +12.20 m dari permukaan tanah
g. Lantai 4
Lantai 4 mempunyai ketinggian +16.50 m dari permukaan tanah
h. Lantai 5
Lantai 5 mempunyai ketinggian +22.30 m dari permukaan tanah
i. Lantai 6
Lantai 6 mempunyai ketinggian +25.80 m dari permukaan tanah
j. Lantai 7
Lantai 7 mempunyai ketinggian +29.30 m dari permukaan tanah
k. Lantai 8
Lantai 8 mempunyai ketinggian +32.80 m dari permukaan tanah
l. Lantai 9
Lantai 9 mempunyai ketinggian +36.30 m dari permukaan tanah
m. Lantai 10
II-6 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
Lantai 10 mempunyai ketinggian +39.80 m dari permukaan tanah
n. Lantai 11
Lantai 11 mempunyai ketinggian +44.30 m dari permukaan tanah
o. Lantai 12
Lantai 12 mempunyai ketinggian +47.60 m dari permukaan tanah
p. Lantai 13
Lantai 13 mempunyai ketinggian +50.90 m dari permukaan tanah
q. Lantai 14
Lantai 14 mempunyai ketinggian +54.20 m dari permukaan tanah
r. Lantai 15
Lantai 15 mempunyai ketinggian +57.20 m dari permukaan tanah
s. Lantai 16
Lantai 16 mempunyai ketinggian +60.80 m dari permukaan tanah
t. Lantai 17
Lantai 17 mempunyai ketinggian +64.10 m dari permukaan tanah
u. Lantai 18
Lantai 18 mempunyai ketinggian +67.40 m dari permukaan tanah
v. Lantai 19
Lantai 19 mempunyai ketinggian +70.70 m dari permukaan tanah
w. Lantai LMR
Lantai LMR mempunyai ketinggian +76.70 m dari permukaan tanah
II.3.4. Data Struktur Proyek
Proyek pembangunan Apartemen Solo Center Point ini terbagi dalam dua jenis
pekerjaan struktur proyek, yaitu: struktur bawah (sub structure) dan struktur atas
(upper structure).
II-7 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
1. Struktur bawah (sub structure)
Struktur bawah atau sub structure merupakan bagian struktur yang berfungsi
meneruskan beban bangunan ke dalam tanah pendukung. Keseimbangan struktur
secara keseluruhan sangat tergantung pada struktur bawah sehingga perencanaan
struktur bawah harus benar benar optimal. Diusahakan ketika struktur mendapat
beban, seluruh struktur tetap dapat ditahan oleh lapisan tanah supaya tidak terjadi
penurunan di luar batas ketentuan yang dapat menyebabkan kehancuran atau
kegagalan struktur untuk itu lapisan tanah harus kuat. Oleh karena itu ketepatan
pemilihan system struktur merupakan sesuatu yang penting karena menyangkut factor
resiko dan efisiensi kerja baik waktu maupun biaya.
Sebagai langkah awal menentukan tipe pondasi maka dilakukan penyelidikan
tanah. Pada pembangunan Apartemen Solo Center Point penyelidikan tanah yang
dilakukan terdiri dari:
Uji Sondir (CPT)
Tes Penetrasi (SPT)
Struktur awal pada pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen Solo Center
Point ini terdiri dari pondasi bore pile, pore ( pile cap), dan sloof (tile beam).
a) Pondasi Bore Pile
Pondasi adalah konstruksi yang terletak di dasar struktur bangunan
yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur / bangunan ( upper
structure) ke lapisan tanah di bawahnya, tanpa mengakibatkan:
Keruntuhan geser tanah
Penurunan (settlement) tanah / pondasi yang berlebihan.
II-8 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
Karena itulah ketepatan pemilihan jenis pondasi sangat diperlukan dan
harus sesuai dengan kondisi tanah tempat bangunan itu dibangun. Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis pondasi
yang akan digunakan, antara lain:
Fungsi bangunan.
Bebang yang bekerja pada bangunan.
Kondisi tanah di bawah bangunan.
Faktor ekonomi.
Peralatan dan teknologi yang tersedia.
Keadaan di sekitar lokasi bangunan.
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilakukan serta dengan
mempertimbangkan factor factor beban yang akan bekerja, factor biaya, dan
lokasi proyek, maka tipe pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile
dengan diameter 600 mm, 800 mm, dan 1000 mm.
b) Poer (Pile Cap)
Poer atatu Pile Cap adalah penghubung antara kolom dan pondasi di
bawahnya, yang berfungsi meratakan beban dari kolom untuk kemudian
ditarnsfer pada pondasi bore pile sedemikian rupa sehingga diperoleh
keseimbangan beban yang diterima oleh pondasi tersebut. Poer yang
digunakan pada proyek ini terbuat dari beton bertulang dengan kuat tekan
(f’c) sebesar 25 Mpa.
c) Sloof ( The Beam)
II-9 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
Sloof atau The Beam adalah balok yang menghubungkan poer yang
satu dengan yang lainnya sehingga poer tersebut menjadi lebih kaku. Pada
proyek ini tie beam yang digunakan terbuat dari beton dengan mutu 25 MPa.
2. Struktur atas (upper structure)
Struktur atas atau upper structure adalah bagian daro struktur yang berfungsi
menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban beban lain yang
direncanakan bekerja pada struktur. Yang termasuk atas pada proyek ini adalah:
Kolom
Balok
Pelat Lantai
Dinding Retaining Wall
Atap
Tangga
Shear Wall
Core Wall
Untuk penjelasan lebih lanjut dijabarkan di bawah ini:
1) Kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk
memikul beban vertikal, beban horizontal maupun beban momen, baik yang
berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Mutu beton yang disyaratkan
adalah K400.
II-10 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
2) Balok
Perencanaan balok digunakan untuk menahan gaya lintang, normal, momen,
dan puntir yang mungkin bekerja pada balok tersebut. Dalam pelaksanaan
pekerjaan pembuatan balok ini meliputi balok anak dan balok induk (utama).
Campuran untuk keduanya menggunakan mutu beton K300.
3) Pelat Lantai
Pelat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang menumpang pada
balok. Pada proyek pembangunan Apartemen Solo Center Point (SCP) dibuat
monolit dengan balok sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya. Plat
lantai direncanakan mampu menahan beban mati dan beban hidup pada waktu
pelaksanaan konstruksi maupun pada waktu gedung dioprasikan, serta berfungsi
sebagai diafragma untuk menjaga kestabilan konstruksi, atau dapat disimpulkan
fungsi dari plat lantai tersebut sebagai berikut:
Memisahkan ruangan bangunan secara horizontal.
Menahan beban yang bekerja padanya.
Menyalurkan bebab ke balok di bawahnya.
4) Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)
Dinding retaining wall berfungsi menahan pergerakan tanah, menyatukan dan
mengakukan soldier pile agar mampu menahan beban geser yang disebabkan oleh
adanya pergerakan tanah dan air tanah, begitu pula ikut mengantisipasi adanya
pergerakan yang disebabkan oleh gempa dengan mentrasfer beban ke diding shear
wall sehingga struktur bangunan secara keseluruhan tetap kuat. Pada proyek ini
tebal dinding retaining wall yakni 25 cm.
II-11 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
Mutu beton retaining wall yang digunakan adalah K400. Dengan diameter
tulangan utamanya adalah D13-200 dan D10-200 untuk tulangan sengkang.
5) Dinding Geser ( Shear Wall)
Dinding shear wall adlah struktur yang berfungsi untuk meningkatkan
kekakuan struktur gedung dan meningkatkan ketahanan terhadap beban lateral.
Dinding geser dapat mengurangi kelendutan antar tingkat karena kondisinya yang
sangat kaku. Selain itu, dinding geser juga dapat menyerap sebagian besar
(hampir 90%) dari gaya lateral yang bekerja pada struktur. Oleh karena itu,
dinding geser dapat mencegah kerusakan struktur selama terjadi gempa kuat, dan
juga menghindari kerusakan bagian non struktur selama terjadi gempa sedang.
Agar dinding geser tersebut dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan
syarat berikut:
Agar dinding geser tetap berdidir tegak (tidak miring), maka pondasi harus
kuat dan kaku.
Agar beban dari plat lantai dapat diteruskan ke dinding geser, maka hubungan
antara plat lantai dan dinding geser hatus baik.
6) Dinding Lift ( Core Wall)
Dinding lift (core wall) adalah strruktur yang berfungsi sebagai perkuatan
pendukung pada lift. Pada proyek ini tebal dinding core lift 400 mm.
7) Fasilitas lain
Bangunan ini juga dilengkapi dengan system mekanikal dan elektrikal berupa
instalasi air bersih, air kotor, septictank, saluran air hujan, sarana penerangan, dan
sebagainya. Selain itu juga dilengkapi dengan dua lantai basement.
II-12 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani
PELAKSANAAN TEKNIS FINISHING ARSITEKTURAL PROYEK SOLO CENTER POINT
Sedangkan untuk perancanaan tangga dan atap tidak dimasukkan dalam
laporan, karena pada waktu melaksanakan kerja praktik, pada proyek ini belum
dimulai.
II.4. Lingkup Pengamatan Dan Laporan
Proyek Pembangunan Solo Center Point dimulai pada akhir bulan Oktober
2010 dan rencana akan diselesaikan pada bulan November 2012. Kerja praktik yang
dilakuakan mahasiswa di proyek ini dimulai pada bulan Maret hingga bulan Juni,
mengingat waktu kerja praktik yang sangat terbatas yakni empat bulan, maka tidak
semua pekerjaan proyek dapat diamati. Selama melaksanakan kerja praktik di proyek
Apartemen Solo Center Point selama empat bulan, pekerjaan yang diamati antara
lain:
1) Pekerjaan dinding
2) Pekerjaan opening
3) Pekerjaan lantai
4) Pekerjaan plafon
II-13 Etika dan Praktik Profesi Arsitektur | Astrid Primawardani