bab ii
DESCRIPTION
PLKTRANSCRIPT
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Lipid
Definisi Lipid
Metabolisme Lipid
Sejumlah senyawa kimia dalam makanan dan dalam tubuh diklasifikasikan
sebagai lipid. Lipid ini meliputi: (1) lemak netral, yang disebut juga trigliserida
(TAG); (2) fosfolipid; (3) kolesterol; dan (4) beberapa lipid lainnya yang kurang
signifikan. Secara kimia, sebagian lemak dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah
asam lemak. Asam lemak mempunya peranan penting sebagai sumber energi yang
sama pentingnya dengan pemakaian karbohidrat.
Walaupun kolesterol tidak mengandung asam lemak, tetapi inti sterolnya
disintesis dari hasil degradasi molekul-molekul asam lemak, sehingga kolesterol
memiliki sifat fisik dan kimia dari zat lemak lainnya. Trigliserida dipakai dalam
tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses metabolik, akan tetapi
beberapa lipid terutama kolesterol, fosfolipid, dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai
diseluruh tubuh untuk membentuk membrane dari semua sel dan untuk melakukan
fungsi-fungsi selular yang lain.
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah meningkatnya kadar lipid yang disertai peningkatan
semua komponen lipid plasma sepeti trigliserida, kolesterol dan sebagainya. Pada
pola hidup orang yang hiperlipidemia, gaya hidup tidak sehat harus diubah seperti
hindari makanan tinggi lemak, jarang berolahraga, dan untuk orang obesitas untuk
mengurangi berat badan tubuhnya. Karena hal tersebut merupakan faktor risiko untuk
terjadinya hiperlipidemia yang dapat menyebabkan peninggian kadar kolesterol
dalam darah. Tingginya kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor pencetus
terjadinya aterosklerosis.
Aterosklerosis menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung koroner, dan
penyakit tersebut merupakan penyebab utama kematian di kebanyakan negara besar
salah satunya di Amerika Serikat. Lipoprotein yang mengandung apolipoprotein B-
100 telah terbukti sebagai alat pengangkut kolesterol di dalam dinding arteri,
lipoprotein yang mendominasi untuk menyebabkan aterogenik adalah LDL, IDL,
VLDL.
Kolesterol
Definisi
Kolesterol terdapat didalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa dalam
bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai
ester kolesteril. Kebanyakan disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan
akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai garam empedu. Kolesterol
adalah produk metabolism hewan dan karenanya terdapat pada makanan yang berasal
dari hewan seperti kuning telur, daging, hati, dan otak.(harpers biochemistry)
Kolesterol adalah suatu sterol eukariotik pada hewan yang lebih tinggi
merupakan prekursor asam-asam empedu dan hormon steroid, serta konstituen kunci
membrane sel, memperantarai fluiditas dan permeabilitas membrane tersebut.
Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol, inti sterol seluruhnya dibentuk dari
molekul asetil-KoA. Selanjutnya inti sterol dapat dimodifikasi dengan beberapa rantai
samping untuk membentuk (1) kolesterol; (2) asam kolat, yang merupakan dasar dari
asam empedu yang dibentuk di hati; dan (3) beberapa hormon steroid penting.
Kolesterol dapat berakumulasi secara abnormal, yang dapat mengakibatkan ateroma
dan batu empedu akibat proses akumulasi kolesterol. Kolesterol merupakan sterol
utama dalam jaringan manusia yang formula C27H45OH, dan dapat dinyatakan sebagai
3 hidroksi-5,6 kolesten karena hanya mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3
dan ikatan rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C10,C13 dan C17. (guyton
and hall, harpers biochemistry)
Pembentukan Kolesterol
Pembentukan kolesterol melibatkan serangkaian reaksi biokimia yang rumit,
dalam pembentukannya dibagi dalam lima tahap. (1) Mevalonat, yang merupakan
senyawa enam karbon yang disintesis dari asetil Ko-A. (2) Unit Isoprenoid yang
dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO2. (3) Enam unit isoprenoid
mengadakan kondensasi untuk membentuk intermediate, skualen. (4) Skualen
mengalamai siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol. (5)
Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut,
termasuk menghilangnya tiga gugus metal.
1. Asetil-KoA membentuk HMGKoA dan mevalonat: pada mulanya, 2 molekul
asetil-KoA berkondensasi membentuk asetoasetil-KoA dan reaksi kondensasi
ini dikatalisis oleh enzim-sitosol tiolase. Reaksi alternatif lainnya berlangsung
di hati,yaitu senyawa aseto asetat yang dibuat didalam mitokondria pada
lintasan kelogenesis berdifusi ke dalam sitosol dan dapat di aktifkan menjadi
asetoasetil-KoA oleh enzim asetoasetil-KoA sintetase, membutuhkan ATP
dan KoA. Asetoasetil-KoA berkondensasi dengan molekul asetil-KoA
berikutnya yang di katalisis oleh enzim HMG-KoA sintase untuk membentuk
HMG-KoA.
HMG-KoA di konversi menjadi mevalonat pada sebuah proses reduksi dua-
tahap oleh NADPH dengan dikatalisis enzim HMG-KoA reduktase, yaitu
enzim mikrosomal yang mengatalisis tahap yang membatasi kecepatan reaksi
didalam lintasan sintesis kolesterol dan proses reduksi ini merupakan tapak
kerja sebagian besar kelompok obat penurun kolesterol yang paling efektif,
yaitu inhibitor enzim HMG-KoA reduktase (golongan statin).
2. Pada tahap 2, mevalonat membentuk unit isoprenoid yang aktif. Mevalonat
mengalami fosforilasi oleh ATP untuk membentuk beberapa intermediat
terfosforlilasi aktif. Dengan cara dekarboksilasi terbentuk unit isoprenoid
aktif, yaitu isopentenil difosfat.
3. Kemudian pada tahap 3, enam unit isoprenoid membentuk skualen. Tahap ini
melibatkan kondensasi tiga molekul isopentenil difosfat untuk membentuk
farnesil difosfat. Proses ini terjadi melalui isomerasi senyawa isopentenil
difosfat yang melibatkan pergesaran ikatan rangkap untuk membentuk
dimetilalil difosfat, yang kemudian diikuti oleh kondensasi dengan molekul
isopentenil difosfat lainnya untuk membentuk intermediat dengan sepuluh
karbon, yaitu geranil difosfat. Kondensasi lebih lanjut dengan isopentenil
difosfat membentuk farsenil difosfat. Dua molekul farsenil difosfat
berkondensasi pada ujung difosfat dalam sebuah reaksi yang meibatkan,
pertama-tama eliminasi pirofosfat anorganik untuk membentuk praskualen
difosfat dan kemudian diikuti oleh reduksi dengan NADPH yang disertai
eliminasi radikal prifosfat anorganik sisanya. Senyawa yang dihasilkan adalah
skualen. Lintasan alternatif lainnya dikenal dengan nama “piral trans-
metiglutakonat”. Lintasan ini mengeluarkan dimetilalil difosfat dengan
proporsi yang bermakna (5% di hati setelah kenyang dan meningkat sampai
33% di hati pada keadaan lapar) dan mengembalikannya melalui trans-3-
metiglutakonat-KoA menjadi HMG-KoA. Lintasan ini memiliki kemampuan
untuk mengatur keseluruhan laju sintesis kolesterol.
4. Pada tahap 4, skualen dikonversi menjadi lanosterol. Skualen mempunyai
struktur yang sangat mirip dengan inti steroid. Sebelum terjadi penutupan
cincin, skualen dikonversi menjadi skualen 2,3-epoksida oleh enzim oksidase
dengan fungsi campuran di dalam retikulum endoplasma, yaitu enzim skualen
epoksidase. Gugus metil pada C14 dipindahkan kepada C13 dan gugus metil
pada C8 kepada C14 ketika terjadi siklisasi yang dikatalisis oleh enzim
oksidoskualen lanosterol siklase.
5. Pada tahap 5, lanosterol dikonversi menjadi kolesterol. Pada tahap ini,
pembentukan kolesterol dari lanosterol berlangsung di dalam membran
retikulum endoplasma dan melibatkan perubahan pada inti steroid serta rantai
samping. Gugus metil pada C14 dioksidasi menjadi CO2 untuk membentuk 14-
desmetil lanosterol. Demekian pula, dua gugus metil pada C4 dikeluarkan
untuk memproduksi zimosterol. Kolestadienol dibentuk dari zimosterol
melalui pergesaran ikatan rangkap diantara C8 dan C9 keposisi diantara C8 dan
C7. Demosterol dibentuk pada titik ini oleh pergeseran lebih lanjut ikatan
rangkap pada cincin B untuk mengambil posisi diantara C5 dan C6, seperti
halnya pada kolesterol. Akhirnya, kolesterol dihasilkan ketika ikatan rangkap
pada rantai samping direduksi, sekalipun peristiwa ini dapat terjadi pada
segala tahap dalam keseluruhan proses konversi menjadi kolesterol.
Intermediat dari skualen menjadi kolesterol mungkin terikat pada protein
pembawa lipid khusus yang dikenal sebagai protein pembawa skualen dan
sterol. Protein ini mengikat sterol dan unsure lipid tak larut lainnya sehingga
memungkinkan untuk bereaksi pada fase akueosa sel. Disamping itu, dengan
bentuk protein pembawa kolesterol sterol inilah, kemungkinan besar
kolesterol dikonversi menjadi hormon steroid serta asam empedu dalam turut
serta pada pembentukan membrane serta lipoprotein.
Absorpsi Kolesterol
Kolesterol diserap di usus bersamaan dengan lipid lainnya. Penyerapan terjadi
setelah ester kolesterol yang terkandung dalam makanan dihidrolisis menjadi
kolesterol dan kemudian becampur dengan kolesterol yang tidak teresterifikasi dari
makanan. Senyawa ini bercampur dengan kolesterol yang disintesis di usus dan
disatukan menjadi kilomikron. Sekitar 80-90% total kolesterol yang diserap akan
mengalami esterifikasi dengan asam lemak di dalam mukosa usus.
Ekskresi Kolesterol
Sekitar 1 gram kolesterol dieliminasi dari tubuh setiap hari. Kurang lebih dari
separuhnya kolesterol yang sebelumnya sudah di konversi menjadi asam empedu
akan diekskresikan ke dalam feses dan sisanya akan disekresikan kembali menjadi
kolesterol. Sebagian besar kolesterol yang disekresikan ke dalam empedu akan
mengalami proses penyerapan kembali, sehingga kolesterol yang merupakan
prekursor senyawa sterol feses berasal dari mukosa intestinal.
Koprostanol merupakan sterol utama di dalam feses yang dibentuk dari
kolesterol oleh bakteri yang ada di saluran pencernaan. Sejumlah besar ekskresi
garam empedu akan direabsorpsi kembali ke dalam empedu proses ini dikenal juga
denga sebutan sirkulasi enterohepatik. Garam empedu yang tidak mengalami
penyerapan kembali akan di ekskresikan melalui feses.
Trigliserida
Trigliserida terdiri dari tiga asam lemak, yaitu asam stearat, asam oleat dan
asam palmitat. Trigliserida merupakan kandungan utama pada makanan tinggi lemak,
dan berfungsi sebagai sumber energi.(HARPER & GUYTON)
Lipoprotein
Lipoprotein adalah kompleks lipid dan protein yang penting dalam
pengangkutan kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak trigliserida. Lipid
mempunyai sifat yang larut dalam lemak dan tidak larut dalam air, maka perlu dibuat
bentuk terlarut, sehingga dibutuhkan suatu zat pelarut. Zat pelarut tersebut dikenal
dengan nama lipoprotein yang terdiri dari kolesterol bebas atau ester kolesterol,
trigliserid, fosfolipid dan apoprotein.
Ada empat kelompok utama lipoprotein yang telah teridentifikasi. Kelompok
lipoprotein ini sangat mempunyai makna yang penting secara fisiologis dan untuk
diagnosis klinis. Selain kilomikron yang merupakan lipoprotein yang berukuran
sangat besar, ada tempat tipe utama lipoprotein yang diklasifikasikan berdasarkan
densitasnya yang diukur dengan ultrasentifugasi:
A. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density lipoproteins), yang
mengandung konsentrasi trigliserida yang tinggi dan konsentrasi sedang
kolesterol dan fosfolipid. very low density lipoproteins memiliki apo B-100,
apo C-I, apo C-II, apo C-III, apo E dan sedikit apo A. very low density
lipoproteins disekresi dari hati menuju aliran darah, partikel ini akan dibawa
dari vena hepatic ke kapiler di otot, otot jantung dan jaringan adipose.
B. Lipoprotein berdensitas sedang (intermediate- density lipoproteins), yang
berasal dari lipoprotein berdensitas sangat rendah, yang sebagian besar
trigliserida sudah dikeluarkan, sehingga konsentrasi kolesterol dan fosfolipid
meningkat.
C. Lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoproteins), yang berasal dari
lipoprotein berdensitas sedang dengan mengeluarkan hampir semua
trigliseridanya dan menyebabkan konsentrasi kolesterol menjadi sangat tinggi
dan konsentrasi fosfolipid menjadi cukup tinggi.
D. Lipoprotein berdensitas tinggi (high density lipoproteins), mengandung
protein yang berkonsentrasi tinggi (sekitar 50%), dengan konsentrasi
kolesterol dan fosfolipid yang jauh lebih kecil. High density lipoproteins
dibagi berdasarkan ukuran densitasnya menjadi HDL2 dan HDL3.
Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolism
eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua
jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserida,
sedangkan jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai metabolisme
kolesterol-HDL.
Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri dari trigliserida dan kolesterol
yang kemudian akan diabsorbsi pada sel-sel di intestinal sebagai asam lemak bebas
dan kolesterol. Selain kolesterol yang terdapat dari makanan, dalam usus juga
terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Lemak
yang berada di usus halus yang berasal dari makanan maupun dari hati disebut lemak
eksogen. Didalam usus halus asam lemak bebas akan diubah kembali menjadi
trigliserid sedangkan kolesterol akan diesterifikasi kembali menjadi ester kolesterol
dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk
lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron.
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan masuk ke dalam aliran darah
melalui ductus thoracicus. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis
oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas
(free fatty acid). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di
jaringan lemak/adipose. Apabila jumlah asam lemak melampaui batas normal,
sebagian asam lemak akan diambil oleh hati menjadi bahan pembentukan trigliserida
hati. Kilomikron yang banyak kehilangan trigliserida akan menjadi kilomikron
remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati. Pada orang
normal, kilomikron dan kilomikron remnant mempunyai masa hidup yang singkat di
dalam sirkulasi darah dan setelah 12 jam puasa maka kilomikron-kilomikron tersebut
tidak ada yang berada dalam sirkulasi darah.
Jalur Metabolisme Endogen
Di dalam hati, trigliserida dan kolesterol akan disintesis dan disekresi ke
dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam
VLDL adalah apolipoprotein B100. Sintesis VLDL di hati akan meningkat yang
disebabkan oleh banyaknya asupan karbohidrat,kalori, dan menurut pada saat puasa.
Di dalam sirkulasi trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah ,menjadi IDL yang juga akan
mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL
akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. Sebagian dari kolesterol LDL akan
dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan
ovarium. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap
oleh reseptor scavenger-A di makrofag dan akan menjadi sel busa atau disebut juga
foam cell.
Kandungan ester kolesterol dalam LDL mencapai 40%. Protein yang terdapat
dalam LDL adalah apo B-100 yang berfungsi sebagai ligand untuk reseptor LDL,
reseptor LDL terdapat di hepatosit maupun di jaringan perifer.
Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL yang defisit kolesterol disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus
halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apoliporotein A1. Oleh
karena HDL nascent miskin kolesterol, HDL ini akan mendekati makrofag untuk
mengambil sebagian kolesterol dari makrofag lalu akan berubah menjadi HDL yang
dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent kolesterol yang
berada di dalam makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh
suatu transporter yang disebut adenosine triphospate-binding cassette transporter-I
atau disingkat ABC-1.
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan
diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase
(LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan
mengalami dua jalur. Jalur yang pertama adalah ke hati dan ditangkap oleh scavenger
receptor class B type 1 dikenal dengan SR-B1. Jalur yang kedua adalah kolesterol
ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan
bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL
sebagai penyerap kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke
hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol
kembali ke hati.
(Ilmu Penyakit Dalam dan Lipincot Williams)
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah suatu bentuk ateriosklerosis yang terutama mengenai
lapisan intima dan umumnya terjadi di arteri muskuler ukuran besar dan sedang serta
merupakan kelainan yang mendasari penyakit jantung iskemik.
Patogenesis Aterosklerosis
Lesi aterosklerosis diklasifikaiskan atas 3 tahap secara morfologik: bercak
perlemakan, plak fibrosa, dan lesi terkomplikasi. Sebelum terjadinya bercak
perlemakan sudah ada sel busa atau foam cell . Bercak perlemakan sudah bisa
ditemukan pada usia 10 tahun dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun. Plak \
fibrosa adalah bentuk lesi yang khas untuk aterosklerosis yang sudah berkembang.
Lesi terkomplikasi adalah plak fibrosa yang sudah mengalami perubahan oleh
peningkatan nekrosis sel, perdarahan, deposit kalsium atau desquamasi permukaan
endotel diatasnya dan pembentukan trombus. Lesi terkomplikasi dapat
mengakibatkan gangguan aliran di lumen pembuluh darah.
Faktor yang bertanggung jawab atas penumpukan lipid pada dinding
pembuluh darah yaitu :
1. Adanya defek pada fungsi reseptor LDL di membran gel
2. Gangguan transpor lipoprotein transeluler (endositotoktik)
3. Gangguan degrasi oleh lisosom lipoprotein
4. Perubahan permeabilitas endotel
Tahap awal yang penting pada aterogenesis adalah adanya partikel LDL yang ada
dalam sirkulasi terjebak di dalam intima. LDL ini mengalami oksidasi atau perubahan
lain dan kemudian dipindahkan oleh reseptor "Scavenger" khusus pada makrofag.
Ester kolesterol kemudian berakumulasi didalam sel sehingga membentuk sel busa.
Setelah sel busa membentuk bercak perlemakan yang dapat menyebabkan jejas pada
endotel.
TABEL AJA
Obat Hiperlipidemia
Pengobatan hiperlipidemia dibagi menjadi beberapa golongan yaitu niacin, asam
fibrat, resin, dan Penghambat HMG CoA reduktase.
Niasin
Niasin (asam nikotinat) merupakan suatu vitamin B-kompleks yang dapat
menurunkan kadar VLDL dan LDL dalam plasma. Niasin diberikan dengan dosis
besar, lebih besar daripada yang diperlukan untuk efeknya sebagai vitamin. Cara
kerja niasin yaitu menghambat hidrolisis trigliserida oleh hormone-sensitive lipase,
sehingga mengurangi transport asam lemak bebas ke hati dan mengurangi sintesis
trigliserida hati. Penurunan ini menyebabkan berkurangnya produksi HDL sehingga
kadar LDL menurun. Niasin biasanya diberikan dengan dosis per oral 2-6 g sehari
terbagi dalam 3 dosis bersama makanan.
Asam Fibrat
Asam fibrat bekerja menurunkan LDL dengan meningkatkan afinitas LDL
terhadap reseptor LDL dan meningkatkan jumlah reseptor LDL . Golongan ini
diabsorpsi melalui usus dengan cepat dan lengkap (>90%), terutama bila diberikan
bersama makanan. Waktu paruh asam fibrat bervariasi untuk gemfibrozil 1,1 jam dan
fenofibrat 20 jam. Hasil metabolisme asam fibrat diekskresi dalam urin (60%) dalam
bentuk glukuronid dan 25% melalui tinja. Obat ini dikontraindikasikan pada pasien
gagal ginjal dan hati, dan pada wanita hamil dan menyusui. Efek samping yang paling
sering ditemukan yaitu gangguan saluran cerna pada 10% pasien. Umumnya efek
samping berkurang dalam beberapa waktu.
Resin
Resin terdapat 2 jenis yaitu kolestiramin dan kolestipol. Kedua jenis ini
bersifat hidrofilik, tetapi tidak larut dalam air, tidak dicerna, dan tidak diabsorpsi.
Resin bekerja dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu
sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja
meningkat. Penurunan kadar asam empedu menyebabkan peningkatan produksi asam
empedu yang berasal dari kolesterol. Kolesterol yang diabsorpsi lewat saluran cerna
akan terhambat dan keluar bersama tinja dikarenakan dihambatnya sirkulasi
enterohepatik oleh resin. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kolesterol
dalam hati yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah reseptor LDL
sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA
reduktase. Obat ini dapat mengganggu absorpsi klorotiazid, furosemid, propranolol,
statin, tiroksin, digitalis, besi, fenilbutazon, dan warfarin sehingga obat ini harus
diberikan 1 jam sebelum atau 4 jam sesudah pemberian kolestiramin. Obat ini juga
dapat memperpanjang masa protrombin, maka pemberian bersamaan antikoagulan
harus dengan hati-hati.
Penghambat HMG CoA Reduktase
Statin merupakan golongan obat yang paling efektif dan aman menurunkan
kadar kolesterol. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati,
dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase. Penurunan sintesis kolesterol ini
menyebabkan SREBP pada membran dipecah oleh protease lalu diangkut ke nukleus.
Kemudian faktor-faktor transkripsi berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga
terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL ini akan
menurunkan kadar kolesterol. LDL, VLDL, dan IDL menurun, sedangkan HDL
meningkat. Efek samping yang potensial berbahaya dari statin adalah mipopati dan
rabdomiolisis. Dosis yang diberikan yaitu Lovastatin dimulai dari dosis 20 mg hingga
maksimal 80 mg/hari, pravastatin 10-80 mg/hari, simvastatin 5-80 mg/hari,
fluvastatin 20-80 mg/hari, atorvastatin 10-80 mg/hari, dan rosuvastatin 10-40
mg/hari.
Simvastatin
Simvastatin merupakan obat golongan statin yang menghambat enzim HMG
CoA reduktase.
Mengkudu
Mengkudu atau noni dikenal dengan nama ilmiah Morinda citrifolia Linn
termasuk kedalam keluarga Rubiaceae. Tanaman mengkudu merupakan jenis
tanaman tropis yang dapat ditemukan di Australia, New Zealand, Hawai, Tahiti,
India, Karibia, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pohon mengkudu mencapai tinggi
4-8 meter. Batangnya berkayu, bulat, kasar, dengan daun tunggal berwarna hijau.
Bunganya berwarna putih, majemuk. Buah mengkudu berbenjol-benjol, permukaan
tidak teratur, panjang 5-10 cm. Bila masih muda berwarna hijau, semakin tua menjadi
kekuningan dan berbau tidak sedap. Biji mengkudu berbentuk segitiga, keras, coklat
kemerahan. Akar mengkudu berwarnacoklat kehitaman dan lapisan bagian dalam
berupa jaringan kayu yang berwarna agak kunin. Batang berwarna coklat dengan
dahan yang kaku kasar. Pada umumnya tanaman ini tumbuh liar di pantai, lading,
hutan, pinggir-pinggir jalan atau sengaja ditanam orang di pekarangan rumah sebagai
tanaman sayur dan obat.
Kandungan Tanaman Mengkudu
Zat-zat penting yang dikandung pada setiap bagian tanaman mengkudu, antara
lain; (1) akarnya mengandung; alizharin, chlororubin, hexose, morindadiol,
morindanigrine, morindine, morindone, mucilaginous matter, nordamna-canthal,
pentose, rubiadine, soranjidiol, sterols, antraquinone, glycoside. (2) buahnya
mengandung; I-butanol, I-hexanol, glycoside, asam asetat, asam benzoat, alcohol
benzol, asam butanoit, asam kaprit, asam askorbat, calcium, L-arginine, iron, niacin,
thiamin, β-carotene, alanine, hexanamide, hexanal, asam dekanoit, asam elaidik. (3)
daunnya mengandung; asam askorbat, calcium, L-arginine, iron, niacin, thiamin, β-
carotene, alanine,asam aspartic, citrifolinoside A, cystein, cystine, asam glutamic,
glysin, histidin, isoleusin, leusin, methionin, phenylalanin, prolin, riboflavin, serine,
threonin, tryptofan, vulin, β-sitosterol.
Kegunaan Buah Mengkudu