bab ii

29
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Lipid Definisi Lipid Metabolisme Lipid Sejumlah senyawa kimia dalam makanan dan dalam tubuh diklasifikasikan sebagai lipid. Lipid ini meliputi: (1) lemak netral, yang disebut juga trigliserida (TAG); (2) fosfolipid; (3) kolesterol; dan (4) beberapa lipid lainnya yang kurang signifikan. Secara kimia, sebagian lemak dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah asam lemak. Asam lemak mempunya peranan penting sebagai sumber energi yang sama pentingnya dengan pemakaian karbohidrat. Walaupun kolesterol tidak mengandung asam lemak, tetapi inti sterolnya disintesis dari hasil degradasi molekul-molekul asam lemak, sehingga kolesterol memiliki

Upload: rizha-zhetira

Post on 11-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PLK

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Lipid

Definisi Lipid

Metabolisme Lipid

Sejumlah senyawa kimia dalam makanan dan dalam tubuh diklasifikasikan

sebagai lipid. Lipid ini meliputi: (1) lemak netral, yang disebut juga trigliserida

(TAG); (2) fosfolipid; (3) kolesterol; dan (4) beberapa lipid lainnya yang kurang

signifikan. Secara kimia, sebagian lemak dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah

asam lemak. Asam lemak mempunya peranan penting sebagai sumber energi yang

sama pentingnya dengan pemakaian karbohidrat.

Walaupun kolesterol tidak mengandung asam lemak, tetapi inti sterolnya

disintesis dari hasil degradasi molekul-molekul asam lemak, sehingga kolesterol

memiliki sifat fisik dan kimia dari zat lemak lainnya. Trigliserida dipakai dalam

tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses metabolik, akan tetapi

beberapa lipid terutama kolesterol, fosfolipid, dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai

diseluruh tubuh untuk membentuk membrane dari semua sel dan untuk melakukan

fungsi-fungsi selular yang lain.

Page 2: BAB II

Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah meningkatnya kadar lipid yang disertai peningkatan

semua komponen lipid plasma sepeti trigliserida, kolesterol dan sebagainya. Pada

pola hidup orang yang hiperlipidemia, gaya hidup tidak sehat harus diubah seperti

hindari makanan tinggi lemak, jarang berolahraga, dan untuk orang obesitas untuk

mengurangi berat badan tubuhnya. Karena hal tersebut merupakan faktor risiko untuk

terjadinya hiperlipidemia yang dapat menyebabkan peninggian kadar kolesterol

dalam darah. Tingginya kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor pencetus

terjadinya aterosklerosis.

Aterosklerosis menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung koroner, dan

penyakit tersebut merupakan penyebab utama kematian di kebanyakan negara besar

salah satunya di Amerika Serikat. Lipoprotein yang mengandung apolipoprotein B-

100 telah terbukti sebagai alat pengangkut kolesterol di dalam dinding arteri,

lipoprotein yang mendominasi untuk menyebabkan aterogenik adalah LDL, IDL,

VLDL.

Page 3: BAB II

Kolesterol

Definisi

Kolesterol terdapat didalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa dalam

bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai

ester kolesteril. Kebanyakan disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan

akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai garam empedu. Kolesterol

adalah produk metabolism hewan dan karenanya terdapat pada makanan yang berasal

dari hewan seperti kuning telur, daging, hati, dan otak.(harpers biochemistry)

Kolesterol adalah suatu sterol eukariotik pada hewan yang lebih tinggi

merupakan prekursor asam-asam empedu dan hormon steroid, serta konstituen kunci

membrane sel, memperantarai fluiditas dan permeabilitas membrane tersebut.

Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol, inti sterol seluruhnya dibentuk dari

molekul asetil-KoA. Selanjutnya inti sterol dapat dimodifikasi dengan beberapa rantai

samping untuk membentuk (1) kolesterol; (2) asam kolat, yang merupakan dasar dari

asam empedu yang dibentuk di hati; dan (3) beberapa hormon steroid penting.

Kolesterol dapat berakumulasi secara abnormal, yang dapat mengakibatkan ateroma

dan batu empedu akibat proses akumulasi kolesterol. Kolesterol merupakan sterol

utama dalam jaringan manusia yang formula C27H45OH, dan dapat dinyatakan sebagai

3 hidroksi-5,6 kolesten karena hanya mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3

dan ikatan rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C10,C13 dan C17. (guyton

and hall, harpers biochemistry)

Page 4: BAB II

Pembentukan Kolesterol

Pembentukan kolesterol melibatkan serangkaian reaksi biokimia yang rumit,

dalam pembentukannya dibagi dalam lima tahap. (1) Mevalonat, yang merupakan

senyawa enam karbon yang disintesis dari asetil Ko-A. (2) Unit Isoprenoid yang

dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO2. (3) Enam unit isoprenoid

mengadakan kondensasi untuk membentuk intermediate, skualen. (4) Skualen

mengalamai siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol. (5)

Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut,

termasuk menghilangnya tiga gugus metal.

1. Asetil-KoA membentuk HMGKoA dan mevalonat: pada mulanya, 2 molekul

asetil-KoA berkondensasi membentuk asetoasetil-KoA dan reaksi kondensasi

ini dikatalisis oleh enzim-sitosol tiolase. Reaksi alternatif lainnya berlangsung

di hati,yaitu senyawa aseto asetat yang dibuat didalam mitokondria pada

lintasan kelogenesis berdifusi ke dalam sitosol dan dapat di aktifkan menjadi

asetoasetil-KoA oleh enzim asetoasetil-KoA sintetase, membutuhkan ATP

dan KoA. Asetoasetil-KoA berkondensasi dengan molekul asetil-KoA

berikutnya yang di katalisis oleh enzim HMG-KoA sintase untuk membentuk

HMG-KoA.

HMG-KoA di konversi menjadi mevalonat pada sebuah proses reduksi dua-

tahap oleh NADPH dengan dikatalisis enzim HMG-KoA reduktase, yaitu

enzim mikrosomal yang mengatalisis tahap yang membatasi kecepatan reaksi

didalam lintasan sintesis kolesterol dan proses reduksi ini merupakan tapak

Page 5: BAB II

kerja sebagian besar kelompok obat penurun kolesterol yang paling efektif,

yaitu inhibitor enzim HMG-KoA reduktase (golongan statin).

2. Pada tahap 2, mevalonat membentuk unit isoprenoid yang aktif. Mevalonat

mengalami fosforilasi oleh ATP untuk membentuk beberapa intermediat

terfosforlilasi aktif. Dengan cara dekarboksilasi terbentuk unit isoprenoid

aktif, yaitu isopentenil difosfat.

3. Kemudian pada tahap 3, enam unit isoprenoid membentuk skualen. Tahap ini

melibatkan kondensasi tiga molekul isopentenil difosfat untuk membentuk

farnesil difosfat. Proses ini terjadi melalui isomerasi senyawa isopentenil

difosfat yang melibatkan pergesaran ikatan rangkap untuk membentuk

dimetilalil difosfat, yang kemudian diikuti oleh kondensasi dengan molekul

isopentenil difosfat lainnya untuk membentuk intermediat dengan sepuluh

karbon, yaitu geranil difosfat. Kondensasi lebih lanjut dengan isopentenil

difosfat membentuk farsenil difosfat. Dua molekul farsenil difosfat

berkondensasi pada ujung difosfat dalam sebuah reaksi yang meibatkan,

pertama-tama eliminasi pirofosfat anorganik untuk membentuk praskualen

difosfat dan kemudian diikuti oleh reduksi dengan NADPH yang disertai

eliminasi radikal prifosfat anorganik sisanya. Senyawa yang dihasilkan adalah

skualen. Lintasan alternatif lainnya dikenal dengan nama “piral trans-

metiglutakonat”. Lintasan ini mengeluarkan dimetilalil difosfat dengan

proporsi yang bermakna (5% di hati setelah kenyang dan meningkat sampai

33% di hati pada keadaan lapar) dan mengembalikannya melalui trans-3-

Page 6: BAB II

metiglutakonat-KoA menjadi HMG-KoA. Lintasan ini memiliki kemampuan

untuk mengatur keseluruhan laju sintesis kolesterol.

4. Pada tahap 4, skualen dikonversi menjadi lanosterol. Skualen mempunyai

struktur yang sangat mirip dengan inti steroid. Sebelum terjadi penutupan

cincin, skualen dikonversi menjadi skualen 2,3-epoksida oleh enzim oksidase

dengan fungsi campuran di dalam retikulum endoplasma, yaitu enzim skualen

epoksidase. Gugus metil pada C14 dipindahkan kepada C13 dan gugus metil

pada C8 kepada C14 ketika terjadi siklisasi yang dikatalisis oleh enzim

oksidoskualen lanosterol siklase.

5. Pada tahap 5, lanosterol dikonversi menjadi kolesterol. Pada tahap ini,

pembentukan kolesterol dari lanosterol berlangsung di dalam membran

retikulum endoplasma dan melibatkan perubahan pada inti steroid serta rantai

samping. Gugus metil pada C14 dioksidasi menjadi CO2 untuk membentuk 14-

desmetil lanosterol. Demekian pula, dua gugus metil pada C4 dikeluarkan

untuk memproduksi zimosterol. Kolestadienol dibentuk dari zimosterol

melalui pergesaran ikatan rangkap diantara C8 dan C9 keposisi diantara C8 dan

C7. Demosterol dibentuk pada titik ini oleh pergeseran lebih lanjut ikatan

rangkap pada cincin B untuk mengambil posisi diantara C5 dan C6, seperti

halnya pada kolesterol. Akhirnya, kolesterol dihasilkan ketika ikatan rangkap

pada rantai samping direduksi, sekalipun peristiwa ini dapat terjadi pada

segala tahap dalam keseluruhan proses konversi menjadi kolesterol.

Page 7: BAB II

Intermediat dari skualen menjadi kolesterol mungkin terikat pada protein

pembawa lipid khusus yang dikenal sebagai protein pembawa skualen dan

sterol. Protein ini mengikat sterol dan unsure lipid tak larut lainnya sehingga

memungkinkan untuk bereaksi pada fase akueosa sel. Disamping itu, dengan

bentuk protein pembawa kolesterol sterol inilah, kemungkinan besar

kolesterol dikonversi menjadi hormon steroid serta asam empedu dalam turut

serta pada pembentukan membrane serta lipoprotein.

Absorpsi Kolesterol

Kolesterol diserap di usus bersamaan dengan lipid lainnya. Penyerapan terjadi

setelah ester kolesterol yang terkandung dalam makanan dihidrolisis menjadi

kolesterol dan kemudian becampur dengan kolesterol yang tidak teresterifikasi dari

makanan. Senyawa ini bercampur dengan kolesterol yang disintesis di usus dan

disatukan menjadi kilomikron. Sekitar 80-90% total kolesterol yang diserap akan

mengalami esterifikasi dengan asam lemak di dalam mukosa usus.

Ekskresi Kolesterol

Sekitar 1 gram kolesterol dieliminasi dari tubuh setiap hari. Kurang lebih dari

separuhnya kolesterol yang sebelumnya sudah di konversi menjadi asam empedu

akan diekskresikan ke dalam feses dan sisanya akan disekresikan kembali menjadi

kolesterol. Sebagian besar kolesterol yang disekresikan ke dalam empedu akan

Page 8: BAB II

mengalami proses penyerapan kembali, sehingga kolesterol yang merupakan

prekursor senyawa sterol feses berasal dari mukosa intestinal.

Koprostanol merupakan sterol utama di dalam feses yang dibentuk dari

kolesterol oleh bakteri yang ada di saluran pencernaan. Sejumlah besar ekskresi

garam empedu akan direabsorpsi kembali ke dalam empedu proses ini dikenal juga

denga sebutan sirkulasi enterohepatik. Garam empedu yang tidak mengalami

penyerapan kembali akan di ekskresikan melalui feses.

Trigliserida

Trigliserida terdiri dari tiga asam lemak, yaitu asam stearat, asam oleat dan

asam palmitat. Trigliserida merupakan kandungan utama pada makanan tinggi lemak,

dan berfungsi sebagai sumber energi.(HARPER & GUYTON)

Lipoprotein

Lipoprotein adalah kompleks lipid dan protein yang penting dalam

pengangkutan kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak trigliserida. Lipid

mempunyai sifat yang larut dalam lemak dan tidak larut dalam air, maka perlu dibuat

bentuk terlarut, sehingga dibutuhkan suatu zat pelarut. Zat pelarut tersebut dikenal

dengan nama lipoprotein yang terdiri dari kolesterol bebas atau ester kolesterol,

trigliserid, fosfolipid dan apoprotein.

Ada empat kelompok utama lipoprotein yang telah teridentifikasi. Kelompok

lipoprotein ini sangat mempunyai makna yang penting secara fisiologis dan untuk

diagnosis klinis. Selain kilomikron yang merupakan lipoprotein yang berukuran

Page 9: BAB II

sangat besar, ada tempat tipe utama lipoprotein yang diklasifikasikan berdasarkan

densitasnya yang diukur dengan ultrasentifugasi:

A. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density lipoproteins), yang

mengandung konsentrasi trigliserida yang tinggi dan konsentrasi sedang

kolesterol dan fosfolipid. very low density lipoproteins memiliki apo B-100,

apo C-I, apo C-II, apo C-III, apo E dan sedikit apo A. very low density

lipoproteins disekresi dari hati menuju aliran darah, partikel ini akan dibawa

dari vena hepatic ke kapiler di otot, otot jantung dan jaringan adipose.

B. Lipoprotein berdensitas sedang (intermediate- density lipoproteins), yang

berasal dari lipoprotein berdensitas sangat rendah, yang sebagian besar

trigliserida sudah dikeluarkan, sehingga konsentrasi kolesterol dan fosfolipid

meningkat.

C. Lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoproteins), yang berasal dari

lipoprotein berdensitas sedang dengan mengeluarkan hampir semua

trigliseridanya dan menyebabkan konsentrasi kolesterol menjadi sangat tinggi

dan konsentrasi fosfolipid menjadi cukup tinggi.

D. Lipoprotein berdensitas tinggi (high density lipoproteins), mengandung

protein yang berkonsentrasi tinggi (sekitar 50%), dengan konsentrasi

kolesterol dan fosfolipid yang jauh lebih kecil. High density lipoproteins

dibagi berdasarkan ukuran densitasnya menjadi HDL2 dan HDL3.

Page 10: BAB II

Metabolisme Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolism

eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua

jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserida,

sedangkan jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai metabolisme

kolesterol-HDL.

Jalur Metabolisme Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri dari trigliserida dan kolesterol

yang kemudian akan diabsorbsi pada sel-sel di intestinal sebagai asam lemak bebas

dan kolesterol. Selain kolesterol yang terdapat dari makanan, dalam usus juga

terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Lemak

yang berada di usus halus yang berasal dari makanan maupun dari hati disebut lemak

eksogen. Didalam usus halus asam lemak bebas akan diubah kembali menjadi

trigliserid sedangkan kolesterol akan diesterifikasi kembali menjadi ester kolesterol

dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk

lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron.

Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan masuk ke dalam aliran darah

melalui ductus thoracicus. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis

oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas

(free fatty acid). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di

jaringan lemak/adipose. Apabila jumlah asam lemak melampaui batas normal,

sebagian asam lemak akan diambil oleh hati menjadi bahan pembentukan trigliserida

Page 11: BAB II

hati. Kilomikron yang banyak kehilangan trigliserida akan menjadi kilomikron

remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati. Pada orang

normal, kilomikron dan kilomikron remnant mempunyai masa hidup yang singkat di

dalam sirkulasi darah dan setelah 12 jam puasa maka kilomikron-kilomikron tersebut

tidak ada yang berada dalam sirkulasi darah.

Jalur Metabolisme Endogen

Di dalam hati, trigliserida dan kolesterol akan disintesis dan disekresi ke

dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam

VLDL adalah apolipoprotein B100. Sintesis VLDL di hati akan meningkat yang

disebabkan oleh banyaknya asupan karbohidrat,kalori, dan menurut pada saat puasa.

Di dalam sirkulasi trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim

lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah ,menjadi IDL yang juga akan

mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL

akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. Sebagian dari kolesterol LDL akan

dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan

ovarium. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap

oleh reseptor scavenger-A di makrofag dan akan menjadi sel busa atau disebut juga

foam cell.

Kandungan ester kolesterol dalam LDL mencapai 40%. Protein yang terdapat

dalam LDL adalah apo B-100 yang berfungsi sebagai ligand untuk reseptor LDL,

reseptor LDL terdapat di hepatosit maupun di jaringan perifer.

Page 12: BAB II

Jalur Reverse Cholesterol Transport

HDL yang defisit kolesterol disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus

halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apoliporotein A1. Oleh

karena HDL nascent miskin kolesterol, HDL ini akan mendekati makrofag untuk

mengambil sebagian kolesterol dari makrofag lalu akan berubah menjadi HDL yang

dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent kolesterol yang

berada di dalam makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh

suatu transporter yang disebut adenosine triphospate-binding cassette transporter-I

atau disingkat ABC-1.

Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan

diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase

(LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan

mengalami dua jalur. Jalur yang pertama adalah ke hati dan ditangkap oleh scavenger

receptor class B type 1 dikenal dengan SR-B1. Jalur yang kedua adalah kolesterol

ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan

bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL

sebagai penyerap kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke

hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol

kembali ke hati.

(Ilmu Penyakit Dalam dan Lipincot Williams)

Page 13: BAB II

Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah suatu bentuk ateriosklerosis yang terutama mengenai

lapisan intima dan umumnya terjadi di arteri muskuler ukuran besar dan sedang serta

merupakan kelainan yang mendasari penyakit jantung iskemik.

Patogenesis Aterosklerosis

Lesi aterosklerosis diklasifikaiskan atas 3 tahap secara morfologik: bercak

perlemakan, plak fibrosa, dan lesi terkomplikasi. Sebelum terjadinya bercak

perlemakan sudah ada sel busa atau foam cell . Bercak perlemakan sudah bisa

ditemukan pada usia 10 tahun dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun. Plak \

fibrosa adalah bentuk lesi yang khas untuk aterosklerosis yang sudah berkembang.

Lesi terkomplikasi adalah plak fibrosa yang sudah mengalami perubahan oleh

peningkatan nekrosis sel, perdarahan, deposit kalsium atau desquamasi permukaan

endotel diatasnya dan pembentukan trombus. Lesi terkomplikasi dapat

mengakibatkan gangguan aliran di lumen pembuluh darah.

Faktor yang bertanggung jawab atas penumpukan lipid pada dinding

pembuluh darah yaitu :

1. Adanya defek pada fungsi reseptor LDL di membran gel

2. Gangguan transpor lipoprotein transeluler (endositotoktik)

3. Gangguan degrasi oleh lisosom lipoprotein

4. Perubahan permeabilitas endotel

Tahap awal yang penting pada aterogenesis adalah adanya partikel LDL yang ada

dalam sirkulasi terjebak di dalam intima. LDL ini mengalami oksidasi atau perubahan

Page 14: BAB II

lain dan kemudian dipindahkan oleh reseptor "Scavenger" khusus pada makrofag.

Ester kolesterol kemudian berakumulasi didalam sel sehingga membentuk sel busa.

Setelah sel busa membentuk bercak perlemakan yang dapat menyebabkan jejas pada

endotel.

TABEL AJA

Obat Hiperlipidemia

Pengobatan hiperlipidemia dibagi menjadi beberapa golongan yaitu niacin, asam

fibrat, resin, dan Penghambat HMG CoA reduktase.

Niasin

Niasin (asam nikotinat) merupakan suatu vitamin B-kompleks yang dapat

menurunkan kadar VLDL dan LDL dalam plasma. Niasin diberikan dengan dosis

besar, lebih besar daripada yang diperlukan untuk efeknya sebagai vitamin. Cara

kerja niasin yaitu menghambat hidrolisis trigliserida oleh hormone-sensitive lipase,

sehingga mengurangi transport asam lemak bebas ke hati dan mengurangi sintesis

trigliserida hati. Penurunan ini menyebabkan berkurangnya produksi HDL sehingga

kadar LDL menurun. Niasin biasanya diberikan dengan dosis per oral 2-6 g sehari

terbagi dalam 3 dosis bersama makanan.

Asam Fibrat

Asam fibrat bekerja menurunkan LDL dengan meningkatkan afinitas LDL

terhadap reseptor LDL dan meningkatkan jumlah reseptor LDL . Golongan ini

diabsorpsi melalui usus dengan cepat dan lengkap (>90%), terutama bila diberikan

Page 15: BAB II

bersama makanan. Waktu paruh asam fibrat bervariasi untuk gemfibrozil 1,1 jam dan

fenofibrat 20 jam. Hasil metabolisme asam fibrat diekskresi dalam urin (60%) dalam

bentuk glukuronid dan 25% melalui tinja. Obat ini dikontraindikasikan pada pasien

gagal ginjal dan hati, dan pada wanita hamil dan menyusui. Efek samping yang paling

sering ditemukan yaitu gangguan saluran cerna pada 10% pasien. Umumnya efek

samping berkurang dalam beberapa waktu.

Resin

Resin terdapat 2 jenis yaitu kolestiramin dan kolestipol. Kedua jenis ini

bersifat hidrofilik, tetapi tidak larut dalam air, tidak dicerna, dan tidak diabsorpsi.

Resin bekerja dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu

sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja

meningkat. Penurunan kadar asam empedu menyebabkan peningkatan produksi asam

empedu yang berasal dari kolesterol. Kolesterol yang diabsorpsi lewat saluran cerna

akan terhambat dan keluar bersama tinja dikarenakan dihambatnya sirkulasi

enterohepatik oleh resin. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kolesterol

dalam hati yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah reseptor LDL

sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA

reduktase. Obat ini dapat mengganggu absorpsi klorotiazid, furosemid, propranolol,

statin, tiroksin, digitalis, besi, fenilbutazon, dan warfarin sehingga obat ini harus

diberikan 1 jam sebelum atau 4 jam sesudah pemberian kolestiramin. Obat ini juga

dapat memperpanjang masa protrombin, maka pemberian bersamaan antikoagulan

harus dengan hati-hati.

Page 16: BAB II

Penghambat HMG CoA Reduktase

Statin merupakan golongan obat yang paling efektif dan aman menurunkan

kadar kolesterol. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati,

dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase. Penurunan sintesis kolesterol ini

menyebabkan SREBP pada membran dipecah oleh protease lalu diangkut ke nukleus.

Kemudian faktor-faktor transkripsi berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga

terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL ini akan

menurunkan kadar kolesterol. LDL, VLDL, dan IDL menurun, sedangkan HDL

meningkat. Efek samping yang potensial berbahaya dari statin adalah mipopati dan

rabdomiolisis. Dosis yang diberikan yaitu Lovastatin dimulai dari dosis 20 mg hingga

maksimal 80 mg/hari, pravastatin 10-80 mg/hari, simvastatin 5-80 mg/hari,

fluvastatin 20-80 mg/hari, atorvastatin 10-80 mg/hari, dan rosuvastatin 10-40

mg/hari.

Simvastatin

Simvastatin merupakan obat golongan statin yang menghambat enzim HMG

CoA reduktase.

Mengkudu

Mengkudu atau noni dikenal dengan nama ilmiah Morinda citrifolia Linn

termasuk kedalam keluarga Rubiaceae. Tanaman mengkudu merupakan jenis

Page 17: BAB II

tanaman tropis yang dapat ditemukan di Australia, New Zealand, Hawai, Tahiti,

India, Karibia, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pohon mengkudu mencapai tinggi

4-8 meter. Batangnya berkayu, bulat, kasar, dengan daun tunggal berwarna hijau.

Bunganya berwarna putih, majemuk. Buah mengkudu berbenjol-benjol, permukaan

tidak teratur, panjang 5-10 cm. Bila masih muda berwarna hijau, semakin tua menjadi

kekuningan dan berbau tidak sedap. Biji mengkudu berbentuk segitiga, keras, coklat

kemerahan. Akar mengkudu berwarnacoklat kehitaman dan lapisan bagian dalam

berupa jaringan kayu yang berwarna agak kunin. Batang berwarna coklat dengan

dahan yang kaku kasar. Pada umumnya tanaman ini tumbuh liar di pantai, lading,

hutan, pinggir-pinggir jalan atau sengaja ditanam orang di pekarangan rumah sebagai

tanaman sayur dan obat.

Kandungan Tanaman Mengkudu

Zat-zat penting yang dikandung pada setiap bagian tanaman mengkudu, antara

lain; (1) akarnya mengandung; alizharin, chlororubin, hexose, morindadiol,

morindanigrine, morindine, morindone, mucilaginous matter, nordamna-canthal,

pentose, rubiadine, soranjidiol, sterols, antraquinone, glycoside. (2) buahnya

mengandung; I-butanol, I-hexanol, glycoside, asam asetat, asam benzoat, alcohol

benzol, asam butanoit, asam kaprit, asam askorbat, calcium, L-arginine, iron, niacin,

thiamin, β-carotene, alanine, hexanamide, hexanal, asam dekanoit, asam elaidik. (3)

daunnya mengandung; asam askorbat, calcium, L-arginine, iron, niacin, thiamin, β-

carotene, alanine,asam aspartic, citrifolinoside A, cystein, cystine, asam glutamic,

Page 18: BAB II

glysin, histidin, isoleusin, leusin, methionin, phenylalanin, prolin, riboflavin, serine,

threonin, tryptofan, vulin, β-sitosterol.

Kegunaan Buah Mengkudu