bab ii

57
PENGGUNAAN BBM BERSUBSIDI BAGI KALANGAN ATAS LAPORAN PENELITIAN Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada Semester II Tahun Akademik 2011-2012 oleh Fajar Daniel 124.11.018 N. Farah Fella Saufa 124.11.020 Yulianto Dwi Anggoro 124.11.021 PROGRAM STUDI PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK

Upload: onibaliz

Post on 24-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB II

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN BBM BERSUBSIDI BAGI KALANGAN ATAS

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada Semester II Tahun Akademik 2011-2012

oleh

Fajar Daniel

124.11.018N. Farah Fella Saufa

124.11.020Yulianto Dwi Anggoro

124.11.021PROGRAM STUDI PERMINYAKANFAKULTAS TEKNIK INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG

BEKASI2012ABSTRAK

Kata BBM sebenarnya tidak asing lagi bagi kita. Menyebutkan BBM setiap orang pasti mengaitkannya dengan mesin karena tanpa BBM mesin tidak akan berfungsi, sehingga timbul anggapan bahwa yang berhubungan dengan BBM selalu ada kaitannya dengan mesin. Di zaman modern, mesin sangat penting untuk menunjang mobilitas manusia yang semakin tinggi. Hal ini menyebabkan BBM sangat vital bagi perekonomian suatu negara. Karena tanpa BBM dunia seakan berhenti berdenyut.Subsidi BBM sendiri dilakukan untuk membantu warga negara yang kurang mampu, namun kenyataannya disalahgunakan oleh kalangan kelas menengah keatas. Hal ini menyebabkan subsidi BBM salah sasaran dalam penyaluran, karena subsidi yang tujuannya diberikan oleh kelompok yang kurang mampu tapi ternyata lebih banyak dinikmati oleh golongan masyarakat kelas atas.Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan masih adanya masyarakat kalangan atas dalam penggunaan BBM berubsidi di salah satu SPBU di Jababeka II. Data yang diperoleh penulis melalui 3 tahap pengambilan yaitu studi kepustakaan, observasi lapangan dan wawancara. Setelah data terkumpul, penulis melakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan data dilapangan dengan masalah yang penulis bahas.Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa masih adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi oleh masyarakat kelas menengah keatas. Hal ini dapat penulis katakan bahwa subsidi BBM adalah salah satu contoh suatu kebijakan ekonomi yang tidak adil. Kinerja Pemerintah juga diragukan, Pemerintah belum bisa bertindak secara tegas dalam membatasi penggunaan BBM bersubsidi bagi para konsumen.

PRAKATAPuji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Penggunaan BBM Bersubsidi Bagi Kalangan Atas . Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas tugas akhir yang diberikan pada mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah (TTKI). Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk lebih mengetahui bagaimana penggunaan BBM bersubsidi bagi kalangan atas.

Laporan ini terdiri dari empat bab, yakni terdiri dari Bab1. Pendahuluan, Bab II. Gambaran Umum SPBU 34.175.26, Bab.III. Analisis Penggunaan BBM Bersubsidi Bagi Kalangan Atas di SPBU Jababeka, dan Bab IV. Kesimpulan dan Saran. Laporan ini memang masih belum sempurna, untuk itu penulis mengundang kritik dan saran dari anda sekalian untuk penyempurnaannya.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada SPBU 34.175.26 Jababeka II yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam pengambilan data. Tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung kegiatan, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan. Bekasi, 19 Mei 2012PenulisSANWACANAPertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran kepada penulis dalam menyusun dan membuat laporan penelitian ini. Kemudian ucapan terima kasih penulis tujukan kepada SPBU 34.175.26 Jababeka II atas kerjasamanya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam pengambilan data.Tak lupa penulis berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah Bapak Ashwan yang telah membantu penulis dalam pengoreksian laporan hingga laporan penulis dapat tersusun dengan baik.Ucapan terima kasih selanjutnya penulis tujukan kepada diri penulis sendiri karena telah bekerja keras dalam penyusunan laporan penelitian ini hingga laporan dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung kegiatan, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

DAFTAR ISIABSTRAK .......................................................................................................... iiiPRAKATA .......................................................................................................... iv

SANWACANA .................................................................................................... vDAFTAR ISI ........................................................................................................ viDAFTAR TABEL ................................................................................................ ixDAFTAR GAMBAR .. xDAFTAR LAMPIRAN .. xi

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ..................................... 1

1.1.1 Latarbelakang ... 11.1.2 Rumusanmasalah .. 2

1.2 RuangLingkupKajian .. .. 2

1.3 TujuanPenulisan .. 31.4 Anggapan Dasar .......................................................................................... 3

1.5 Hipotesis ....................................................................................................... 31.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 4

1.6.1 Metode ........................................................................................................ 4

1.6.2 Teknik pengumpulan data ....................................................................... 4

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................. 4BAB IIGAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Berdirinya SPBU di JABABEKA . 62.2 Letak Geografis SPBU di JABABEKA .. 72.3 Sarana dan Prasarana .. 72.4 Sumber Daya Manusia . 102.5 Kegiatan dalam penggunaan BBM bersubsidi ... 112.6 Sistem Pengelolaan BBM berubsidi . 122.7 Peran Pemerintah dalam mengawasi penggunaan BBM bersubsidi . 12BAB IIIANALISIS PENGGUNAAN BBM BERSUBSIDI BAGI KALANGAN ATAS DI SPBU JABABEKA

3.1 Definisi BBM .. 133.2 Definisi BBM berubsidi . 143.3 Fungsi BBM bersubsidi . 163.4 Pembatasan penggunaan BBM bersubsidi . 193.5 Kegiatan dalam penggunaan BBM bersubsidi di SPBU Jababeka .. 203.6 Sistem Pengelolaan BBM berubsidi di SPBU Jababeka . 213.7 Pengawasan Pemerintah dalam penggunaan BBM bersubsidi .. 213.8 Dampak dari tindakan pelanggaran penggunaan BBM bersubsidi oleh kalangan atas .. 223.9 Solusi dalam mengatasi pelanggaran ... 23BAB IVSIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan .. 244.2 Saran .... 25DAFTAR PUSTAKA

INDEKS

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL I Pembagian Pengguna BBM bersubsidi . 19

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1 Lokasi SPBU 34.17526 Jababeka II ................................................ 7 2 Fasilitas di SPBU (Musholla) .......................................................... 9

3 Fasilitas di SPBU (ATM) ................................................................. 9 4 Fasilitas di SPBU (Mini Market) ...................................................... 10 5 Kegiatan Pengisian BBM bersubsidi . 11

6 Distribusi BBM menurut kelompok pengeluaran (orang/bulan) 17 7 Persentase pengeluaran BBM dari total pengeluaran menurut sektor 18

8 Pola pengawasan premium (BBM bersubsidi) .. 22

DAFTAR LAMPIRANLAMPIRAN ALEMBAR KENDALI

BKERANGKA

CDRAF BAB I

DDRAF BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu bahan bakar yang paling banyak digunakan di Dunia, temasuk di Indonesia. Di Indonesia terdapat dua jenis pembagian bahan bakar minyak yaitu bahan bakar minyak bersubsidi dan non subsidi. Bahan bakar minyak bersubsidi adalah bentuk bantuan pemerintah dalam meringankan beban masyarakat menengah kebawah dengan mengurangi harga minyak yang dipotong dari dana APBN.

BBM bersubsidi merupakan hak masyarakat menengah ke bawah, akan tetapi dapat kita lihat bahwa penggunaan BBM bersubsidi mayoritas digunakan oleh kalangan menengah ke atas. Kendaraan roda empat yang berkapasitas > 1500cc banyak kita jumpai di SPBU dan tak lain mereka lebih memilih membeli Premium (BBM bersubsidi) daripada Pertamax (BBM non subsidi). Rata-rata dalam pengisian sebuah mobil sekitar 20 liter.

Jika dalam sehari terdapat sekitar 100 mobil dengan kapasitas > 1500 cc mengisi bahan bakar dengan premium sekitar 20 liter/mobil dalam 1 SPBU, peristiwa tersebut jelas dapat merugikan pemerintah terutama rakyat. Tindakan kecurangan danpelanggaran inilah yang menjadi masalah kita sekarang sampai saat ini. Semua upaya Pemerintah dalam penegakan hukum dalam pembagian penggunaan BBM bersubsidi kurang begitu memuaskan, karena masih banyak terjadi pelanggaran dimana-mana.

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan adalah bagaimana penggunaan BBM bersubsidi bagi kalangan atas ?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut.

1. Definisi BBM bersubsidi

2. Dasar Hukum tentang pembagian penggunaan BBM bersubsidi

3. Tindakan pemerintah dalam pendisplinan dan pengamalan hukum yang berlaku mengenai penggunaan BBM bersubsidi

4. Dampak dari tindakan pelanggaran penggunaan BBM bersubsidi

5. Solusi mengenai dampak diatas1.3 Tujuan PenulisanTujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah Mengetahui bagaimana Penggunaan BBM bersubsidi bagi kalangan atas1.4 Anggapan Dasar

Bahan bakar minyak merupakan bahan vital dan strategis bagi masyarakat sehingga pengelolaannya dikuasai oleh Negara. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri setiap tahun meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional (Daryanto, 2007).Ayat 3 pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi :

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.1.5 Hipotesis

Dugaan penulis sehubungan dengan anggapan dasar dan hasil pengamatan selintas atas penelitian adalah jika Pemerintah dapat bertindak secara tegas dalam mengawasi keluar masuknya BBM bersubsidi maka tidak akan terjadi pelanggaran atau kecurangan yang dilakukan oleh kalangan atas.1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 MetodeMetode yang digunakana dalam observasi (penelitian), karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan/membuktikan kebenarana peraturan presiden republik Indonesia nomor 15 tahun 2012 tentang harga jual eceran dan konsumen pengguna jenis bahan bakar minyak tertentu baik dari rujukan maupun dari lapangan kemudian dianalisis.1.6.2 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

1. studi kepustakaan

2. observasi lapangan

3. wawancara1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi atas empat bab. Pembicaraan dimulai dengan pendahuluan sebagai bab pertama memuat latar belakang dan rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penelitian, anggapan dasar, hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

Selanjutnya, pada bab dua dijabarkan gambaran umum mengenai tempat (SPBU) yang akan diteliti dan penggunaan BBM bersubsidi dilapangan (observasi) . Pada bab tiga dikemukakan pembuktian-pembuktian hipotesis beserta pembahasannya dalam hal ini keadaan Penggunaan BBM bersubsidi misalnya pembatasan penggunaan, kegiatan dalam penggunaan, system Pengelolaan, pengawasan pemerintah, dampak dari tindakan pelanggaran, solusi dalam mengatasi pelanggaran. Kemudian, semua keadaan ini dibahas dengan menggunakan teori sebagai alat ukur untuk mengkaji kemungkinan adanya kecurangan dan ketidakpedulian masyarakat maupun pemerintah hal ini menyangkut tanggung jawab, kesadaran, sarana dan pengetahuan / keterampilan, serta kedisiplinan. Bab tiga ini merupakan bab inti.

Bab empat yang merupakan bab terakhir merupakan simpulan dari pembuktian-pembuktian hipotesis dan hasil pembahasan. Pada bab ini disimpulakan tentang penggunaan BBM bersubsidi bagi kalangan atas.

BAB II GAMBARAN UMUM SPBU JABABEKA

2.1 Sejarah Berdirinya SPBU JababekaSPBU 34.175.26 merupakan milik PT Pertamina Persero. SPBU ini mulai didirikan pada awal bulan juni tahun 2008 dan mulai beroperasi bulan agustus 2009.SPBU ini bekerjasama dengan PT Jababeka Tbk. Jababeka merupakan wilayah konsentrasi industri yang terbesar sehingga ini merupakan potensi bagi Pertamina. PT Pertamina Persero ingin memberikan service yang terbaik khususnya bagi kebutuhan BBM di wilayah Jababeka. Disamping itu, PT Pertamina Persero memiliki produk yang lain, dimana sebagian besar perusahaan di Jababeka membutuhkan pelumas. Pelumas Pertamina sudah diekspor ke 15 negara dan penjualan di dalam negeri juga terus meningkat. Harapan PT Pertamina Persero kerja sama tidak hanya cukup di sini, karena di wilayah ini juga dibutuhkan untuk dapat melayani konsumen terutama truk-truk yang akan ke Jakarta tidak perlu antri yang dapat menimbulkan kemacetan.

2.2 Letak Geografis SPBU Jababeka

SPBU 34.175.26 milik PT Pertamina Persero terletak di Jl. Niaga Raya No 1 Jababeka II Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. SPBU 34.175.26 merupakan SPBU Pertamina (Pasti Pas).Gambar 12.3 Sarana dan Prasarana

Di SPBU 34.175.26 yang berada di Jl. Niaga Raya No 1 Jababeka II Cikarang terdapat berbagai macam sarana dan prasarana yang disediakan oleh PT Pertamina Persero demi kenyamanan konsumen, misalnya : ATM Bank, Mini Market, Pemadam Kebakaran, Genset, Toilet, Mushola, Plaza (Penjualan oli, pembayaran telepon, pembayaran listrik token, penjualan pulsa voucher elektrik), Pompa Angin, dan Parkiran. 1. Sarana dan Prasarana Standar yang Wajib SPBU :

Sarana pemadam kebakaran sesuai standar distributor.

2. Sarana lindungan lingkungan :

Instalasi pengolahan limbah.

Instalasi oil catcher dan well catcher: aluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat penampungan.3. Instalasi sumur pantau : Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU.

Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.4. Sistem Keamanan :

Pipa ventilasi tangki pemadam;

Ground point/strip tahan karat;

Dinding pembatas/pagar pengaman;

Rambu-rambu tanda peringatan, misalnya : Dilarang merokok, dilarang menggunakan telepon selular, jagalah kebersihan, tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran5. Sistem Pencahayaan : SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian BBM;

Papan penunjuk SPBU berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat oleh pengendara.

6. Fasilitas umum: Toalet

Mushola Gambar 2 Lahan Parkir Instalasi listrik dan air yang memadai Atm banksGambar 3 Mini MarketGambar 4 Plaza (penjualan oli, pembayaran telepon, pembayaran listrik token, penjualan pulsa voucher elektrik2.4 Sumber Daya Manusia

Para karyawan di SPBU 34.175.26 ini terdiri dari Sumber Daya Manusia berstandar baik karena untuk menjadi karyawan di sini bukanlah hal yang mudah, harus melalui proses rekrutmen yang panjang dan wajib mengikuti pelatihan untuk memenuhi standar kualifikasi kerja yang ditentukan oleh pihak Pertamina. Bila nanti hasil dari pelatihan tersebut telah memenuhi standar maka karyawan tersebut berhak bekerja di SPBU ini.Di SPBU ini terdiri dari beberapa karyawan, yaitu : 50 karyawan bertugas untuk melayani pengisian BBM dan 4 Pengawas. Terdapat 2 shift dalam satu hari yaitu pagi siang dan siang malam. 2.5 Kegiatan Dalam Penggunaan BBM Bersubsidi

Pada tahap awal, kegiatan yang terjadi di SPBU ini adalah masuknya tank Pertamina ke SPBU, kemudian mengisi tangki yang berada dalam tanah menggunakan selang yang telah terpasang. Setiap harinya penggunaan BBM bersubsidi terjual sekitar 20.000 kiloliter. Pada SPBU 34.175.26 BBM bersubsidi banyak digunakan untuk kegiatan pengisian mobil (mewah maupun biasa) dan kendaraan bermotor. Dalam hal ini, kendaraan tersebut kebanyakan menggunakan BBM tersebut tidak se-hemat dan se-efisien mungkin. Semakin hari, kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat berperilaku konsumtif. Tidak hanya mobil mewah, mobil berplat merah juga membeli bahan bakar minyak bersubsidi (Premium).

Gambar 5

2.6 Sistem Pengelolaan BBM Bersubsidi

Pada SPBU 34.175.26 sistem pengelolaan BBM bersubsidi belum berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang harga jual eceran dan konsumen pengguna jenis bahan bakar minyak tertentu. Masih banyak mobil mewah ( berkapasitas > 1500cc ) menggunakan / membeli BBM bersubsidi ( premium ) dengan bebas dan dalam jumlah banyak ( volume dalam satuan liter ). Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa sistem pengelolaan belum tertata dengan rapi sesuai yang ditentukan.2.7 Peran Pemerintah Dalam Mengawasi Penggunaan BBM Bersubsidi

Pemerintah belum secara tegas dalam mengawasi keluar masuknya ( distribusi ) BBM bersubsidi dari SPBU kepada konsumen. Buktinya banyak terjadi kecurangan dan pelanggaran, misalnya mobil berplat merah secara bebas dapat membeli premium tanpa adanya teguran maupun sanksi dari pemerintah. Ketidaklancaran upaya pemerintah dalam membatasi penggunaan BBM bersubsidi juga disebabkan oleh banyaknya volume kendaraan yang setiap harinya membeli premium. Kegiatan tersebut cukup sulit untuk ditertibkan dalam jangka waktu singkat.BAB III

ANALISIS PENGGUNAAN BBM BERSUBSIDI BAGI KALANGAN ATAS

3.1 Definisi BBM Menurut teori pembentukan minyak bumi, khususnya teori binatang Engler dan teori Tumbuh-tumbuhan, senyawa-senyawa organik penyusun minyak bumi merupakan hasil alamiah proses dekomposisi tumbuhan selama berjuta-juta tahun. Oleh karena itu minyak bumi juga dikenal sebagai bahan bakar fosil selain batubara dan gas alam (Hofer,1966). Hal ini sejalan dengan definisi lain yaitu BBM adalah energi yang terbentuk dari fosil dalam perut bumi yang dapat diperbaharui.Komoditas BBM :

1) Avgas

2) Avlur

3) Bensin

Premium

Pertamax

Pertamax Plus

4) Minyak tanah

5) Minyak solar

6) Minyak diesel

7) Minyak bakar

8) Biodiesel

9) Pertamina Dex

Dari sekian banyak BBM, bensin dan minyak solar merupakan BBM yang paling vital fungsinya. Di zaman modern ini, mobilitas manusia sangat tinggi, sehingga vitalnya bensin bagi perekonomian suatu negara sama vitalnya dengan darah bagi tubuh manusia. Karena tanpa bensin dan minyak solar dunia yang kita tempati ini seperti akan berhenti berdenyut. (Sumber : Kompas, 23 Juli 2007). Definisi tersebut sejalan dengan definisi lain yaitu bahan bakar minyak adalah jenis bahan bakar fosil (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil product), yang termasuk didalamnya adalah BBM. (http://wahdisblog.blogspot.com/2007/12/subsidi-bbm-dan-opsi-pemerintah-dalam.html).Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa bahan bakar minyak adalah bahan bakar fosil yang telah diproses dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil) hingga menghasilkan produk-produk minyak (oil product), yang termasuk didalamnya adalah BBM (bensin) yang termasuk dalam BBM paling vital fungsinya.Kutipan di atas merupakan tolok ukur dan penyamaan konsep tentang bahan bakar minyak sehingga tidak menimbulkan dualisme pendapat.3.2 Definisi BBM BersubsidiSubsidi BBM adalah bayaran yang harus dilakukan oleh pemerintah pada PT Pertamina Persero dalam simulasi dimana pendapatan yang diperoleh oleh PT Pertamina Persero dari tugas menyediakan BBM di tanah air adalah lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa subsidi dilakukan untuk membantu warga negara yang kurang mampu (http://www.pu.go.id/publik/pengumuman/ subsidi-pkps-bbm-050907.htm). Hal ini sejalan dengan definisi menurut naskah RAPBN dan Nota Keuangan setiap tahun, adalah pembayaran yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia kepada PT Pertamina Persero (pemegang monopoli pendistribusian BBM di Indonesia) dalam situasi dimana pendapatan yang diperoleh PT Pertamina Persero dari tugas menyediakan BBM di tanah air adalah lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkannya untuk menyediakan BBM tersebut. Namun apabila bernilai positif, seperti dulu sering dialami, angka itu disebut Laba Bersih Minyak. Akan tetapi, berbeda dengan definisi lain yaitu subsidi BBM adalah salah satu contoh suatu kebijakan ekonomi yang tidak adil (http://arsipnalarekonomi.blogspot.com/2008/06).Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa BBM bersubsidi adalah bayaran atau pembayaran yang dilakukan oleh Pemerintah kepada PT Pertamina Persero dimana pendapatan yang diperoleh PT Pertamina Persero dari tugas menyediakan BBM di tanah air adalah lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan BBM. Merupakan kebijakan ekonomi Pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi masyarakat menengah ke bawah.Kutipan di atas merupakan tolok ukur dan penyamaan konsep tentang BBM bersubsidi sehingga tidak menimbulkan dualisme pendapat3.3 Fungsi BBM Bersubsidi

BBM bersubsidi sebenarnya diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat sebagai bukti peranan Pemerintah dalam membantu perekonomian masyarakat dalam hal pembelian bahan bakar minyak. Selain itu ada beberapa tujuan kebijakan pemerintah dalam BBM bersubsidi yaitu :

a. Mengurangi beban APBNDengan dilakukannya kebijakan subsidi BBM ini beban yang ditanggung dalam APBN menjadi berkurang. Berkaca dari tahun 2008 setidaknya APBN seharusnya menanggung beban subsidi. BBM tidak kurang dari Rp. 150 triliun karena kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,3 juta barrel perhari sedangkan produksi saat ini hanya 0,95 juta barrel perhari. Jadi pasokan BBM kita kurang 0,35 juta barrel perhari.b. Dana subsidi dari APBN bisa dialihkan ke bidang lain

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam harian bangsa, Penghematan subsidi BBM dan listrik nanti dialihkan untuk kebijakan kebutuhan bahan-bahan pokok dan kompensasi langsung pada masyarakat kurang mampu. Sehingga dana dari subsidi BBM ini bisa dimanfaatkan untuk sektor lain yakni stabilitasi harga kebutuhan pokok dan kompensasi pada masyarakat. Adapun program kompensasi subsidi di BBM 2008 :

1) Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp. 14,1 triliun (Juni Desember)

2) Ketahanan pangan dan raskin Rp. 4,2 triliun (Juni Desember)

3) Tambahan subsidi KUR Rp. 1,0 triliun (Juni Desember)

4) Dukungan biaya pendidikan anak bagi PNS Gol I/II terutama TNI/Polri

5) Menghindari penyaluran subsidi yang ternyata salah sasaran

Sudah bukan rahasia lagi kalau subsidi yang mulanya bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, tapi ternyata pihak-pihak yang tidak berhak malah menerima jatah subsidi ini lebih besar dari pada masyarakat kecil. Karena subsidi BBM ternyata banyak dinikmati oleh :

1) Orang dari kelompok pendapatan menengah dan atas diukur dari pengeluaran mereka untuk BBM Distribusi BBM menurut kelompok pengeluaran (orang/bulan)

Gambar 62) Industri dan transportasi dibanding pengguna rumah tangga

Persentase pengeluaran BBM dari total pengeluaran menurut sektor

Gambar 73) Subsidi lebih dinikmati oleh kelompok pendapatan menengah ke atas baik menurut kelompok pengeluaran maupun pengeluaran untuk BBM menurut sektor.

4) Subsidi BBM ternyata mendorong terjadinya pemborosan dalam penggunaan BBM di dalam negeri dan penyelundupan BBM keluar negeri. 3.4 Pembatasan Penggunaan BBM Bersubsidi

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Dengan rincian konsumen sebagai berikut :

Jenis BBM tertentuKonsumenPenggunaTitik Serah

Bensin

(Gasoline)

RON 88Usaha MikroMesin-mesin perkakas yang motor penggeraknya menggunakan Bensin (Gasoline) RON 88 untuk keperluan usaha mikro. Pembelian dilakukan dengan verifikasi dan surat rekomendasi dari Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten / Kota yang membidangi usaha Mikro.Penyalur

Usaha Perikanan1. Nelayan Kecil dengan motortempel.

2. PembudiDayaIkanSkalaKecil (kincir) denganverifikasidansuratrekomendasidariKepala SKPD Kabupaten/Kota yang membidangiperikanan.Penyalur

Usaha PertanianPetani/kelompoktani/ Usaha Pelayanan Jasa Alat (UPJA) Mesin Pertanian yang melakukan usaha tani tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dengan luas maksimal 2 Ha dan peternakan dengan menggunakan mesin pertanian dengan verifikasi dan rekomendasi dari Lurah / Kepala Desa / Kepala SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi Pertanian.Penyalur

Transportasi1. Kendaraan bermotor milik instansi pemerintah/swasta.

2. Kendaraan bermotor pribadi roda empat.

3. Sepeda motor.

4. Transportasi darat untuk kendaraan bermotor umum roda tiga atau lebih, dan menggunakan pelat kuning.5. Semua jenis ambulance, mobil jenazah, dan mobil pemadam kebakaran.

6. Transportasi air yang menggunakan motor temple dan diusahakan oleh Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia yang digunakan untuk angkutan umum /perseorangan di sungai, danau, dan penyeberangan.Penyalur

Pelayanan

UmumKrematorium dan tempat ibadah untuk proses pembakaran dan / atau penerangan dengan verifikasi dan surat rekomendasi dari Kepala SKPD Kabupaten/Kota yang membidanginya.Penyalur

Tabel I3.5 Kegiatan Dalam Penggunaan BBM Bersubsidi di SPBU Jababeka

Pada tahap awal, kegiatan yang terjadi di SPBU ini adalah masuknya tank Pertamina ke SPBU, kemudian mengisi tangki yang berada dalam tanah menggunakan selang yang telah terpasang. Setiap harinya penggunaan BBM bersubsidi terjual sekitar 20.000 kilo

liter. Pada SPBU 34.175.26 BBM bersubsidi banyak digunakan untuk kegiatan pengisian mobil (mewah maupun biasa) dan kendaraan bermotor. Dalam hal ini, kendaraan tersebut kebanyakan menggunakan BBM tersebut tidak se-hemat dan se-efisien mungkin. Semakin hari, kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat berperilaku konsumtif. Tidak hanya mobil mewah, mobil berplat merah juga membeli bahan bakar minyak bersubsidi (Premium).

3.6 Sistem Pengelolaan BBM Bersubsidi di SPBU Jababeka

Pada SPBU 34.175.26 sistem pengelolaan BBM bersubsidi belum berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang harga jual eceran dan konsumen pengguna jenis bahan bakar minyak tertentu. Masih banyak mobil mewah ( berkapasitas > 1500cc ) menggunakan / membeli BBM bersubsidi ( premium ) dengan bebas dan dalam jumlah banyak ( volume dalam satuan liter ). Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa sistem pengelolaan belum tertata dengan rapi sesuai yang ditentukan.

3.7 Pengawasan Pemerintah Dalam Penggunaan BBM Bersubsidi

Salah satu upaya Pemerintah dalam mengawasi penggunaan BBM adalah dengan meluncurkan alat khusus untuk mengukur ketepatan volume bahan bakar minyak (BBM). Alat ini akan menjadi pelengkap penggunaan striker untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi di masyarakat. Alat ini akan diluncurkan oleh Badan Pengawas Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Dibawah ini merupakan pola pengawasan premium (BBM bersubsidi)

Gambar 8

3.8 Dampak Dari Tindakan Pelanggaran Penggunaan BBM Bersubsidi Oleh

Kalangan Atas

1. Timbulnya potensi kericuhan akibat konflik antara masyarakat dan petugas SPBU yang kesulitan menentukan kapasitas mesin kendaraan.2. Timbulnya kelangkaan BBM di sejumlah daerah akibat belum optimalnya proses pengawasan pendistribusiaan BBM di seluruh NKRI3. Banyaknya warga menengah kebawah yang tidak dapat menikmati subsidi BBM4. Menimbulkan banyak statement buruk terhadap Pemerintah yang lalai dalam pengawasan penggunaan BBM bersubsidi (membiarkan kalangan menengah ke atas menggunakannya)5. Terjadinya demo3.9 Solusi Dalam Mengatasi PelanggaranPemerintah harus secara tegas dalam menindaklanjuti masalah penyalahgunaan BBM bersubsidi oleh kalangan atas dengan memastikan bahan bakar tersebut benar-benar masuk ke pompa bensin kemudian disalurkan kepada pengguna yang berhak, dan tidak dibelokkan atau diselewengkan ke tempat lain. Pemerintah daerah juga harus membantu mengawasi proses distribusi BBM di tiap SPBU yang berada didaerahnya masing-masing seperti diberlakukannya stiker khusus atau adanya penyuluhan di tiap SPBU tentang pembatasan kendaraan yang dapat membeli BBM bersubsidi, selain itu masyarakat dan para pemegang kekuasaan seharusnya dapat bekerja sama dengan pemerintah dengan tidak membeli BBM bersubsidi jika kendaraan yang dimiliki tidak sesuai ketentuan yang berlaku.BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN4.1 SimpulanBBM bersubsidi merupakan bentuk peran Pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam hal pembelian bahan bakar minyak. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya masih adanya penyalahgunaan atau penyelewangan penggunaan BBM bersubsidi oleh masyarakat menengah ke atas. Untuk membuktikan bagaimana penggunaan BBM bersubsidi oleh kalangan menengah ke atas, kami telah mengadakan observasi di sebuah SPBU di daerah Jababeka II.

Hasil yang kami peroleh dari observasi tersebut adalah adanya beberapa mobil yang berkapasitas > 1500 cc dan mobil berplat merah maupun hitam masih membeli premium (BBM bersubsidi) secara bebas tanpa adanya teguran dari pihak SPBU. Perilaku seperti ini menandakan kurangnya kesadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya dan membuktikan bahwa Pemerintah pun belum bisa secara tegas dalam mengawasi keluar masuknya BBM bersubsidi dari depot / instalasi sampai kepada konsumen (masyarakat). Jika Pemerintah bekerja secara optimal dalam mengatasi masalah tersebut maka pelanggaran dapat dicegah dan tidak terulang.

4.2 Saran

Sebaiknya Pemerintah bertindak secara benar dalam mengatasi permasalahan penyalahgunaan BBM bersubsidi dengan mengawasi secara ketat alur atau proses distribusi. Mematuhi dan menjalankan hukum yang berlaku misalnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Akan tetapi, Pemerintah harus bisa mengoreksi beberapa dasar hukum yang digunakan. Jangan sampai salah dalam memilih dasar hukum dan salah mengambil tindakan.DAFTAR PUSTAKA

http://www.bphmigas.go.id/p/bphmigaspages/bbm/pengawasan_bbm.htmlhttp://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/27/m353ir-bph-migas-bakal-ada-alat-bantu-ukur-volume-bbmhttp://www.pu.go.id/publik/pengumuman/subsidi-pkps-bbm-050907.htmlhttp://indofueltank.blogspot.com/2012/04/pelangrangan-bbm-sesuai-cc-bikin.htmlwww.pekalongankab.go.idINDEKS

APBN 1, 16BBM 1, 16, 17barrel 16

Distribusi 25Ekspor 6Fosil 13, 14

Kualifikasi 10

Mayoritas 1

monopoli 15

NKRI 22Potensi 6Shift 10

subsidi 1, 16Vital 3, 14LAMPIRANRiwayat HidupLahirlah seorang bayi di Jawa Timur pada tanggal 6 Mei 1993 yang bernama N.Farah Fella Saufa. Pendidikan

penulis dimulai dari TK Muslimat, MTs Darul- Huda,SMK N 1 Jenangan, hingga Perguruan Tinggi di ITSB. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis membutuhkankesabaran yang ekstra tinggi karena banyaknya rintangandan hambatan yang penulis temui. Dan akhirnya penulisdapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.SUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

1. Sampul tebal warna (orange)

2. Sampul kertas biasa3. Abstrak (iii)4. Kata Pengantar (jika ada dan jika mau)5. Prakata

6. Sanwacana

7. Daftar Isi

8. Daftar Tabel kita gak ada9. Daftar Gambar

10. Daftar Lampiran

PEMBATAS

11. Bab I

12. Bab II

13. Bab III

14. Bab IV

PEMBATAS

15. Daftar Pustaka

16. Indeks

17. LAMPIRAN

18. Riwayat Hidup

19. Sampul Penutup

20. BAB IV

PEMBATAS1

2

3

5

4

9

6

8

7

10

13

12

15

13

14

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

11

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xi