bab ii

13
BAB II PEMBAHASAN 1. Defenisi Hipnotis adalah proses yang sangat natural dalam membuka pikiran alam bawah sadar selama periode tertentu dan dalam keadaan relaksasi, selama waktu tersebut ada dua hal yang dapat dilakukan yait menggantu atau membuang nilai-nilai atau kebisaaan yang tidak sehat dan tidak diinginkan dengan keinginan baru yang sehat (Gustafon, 2005). Hipnotis adalah upaya membawa klien ke keadaan rileks sehingga otak bekerja digelombang alfa (Danuatmaja & Meiliasari, 2004). Seorang perintis dalam bidang induksi hipnotik klinis, Milton Erickson, menggambarkan proses trance klinis sebagai “suatu periode bebas dimana individualitas dapat melebur”. Martin Orne mendefenisikan hypnosis sebagai keadaan atau kondisis dimana orang mampu berespons terhadap sugesti yang sesuai dengan mengalami perubahan persepsi, daya ingat, atau mood. 1,2 2. Sejarah Hipnoterapi Catatan sejarah diberbagai belahan dunia sudah mencatat penggunaan teknik yang mirip dengan hypnosis pada ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Suku-suku primitive pedalaman melakukan proses penyembuhan dengan membuat ritual-ritual dengan bacaan mantra yang dipercaya bisa meringankan bahkan menyembuhkan sejumlah penyakit. Kesembuhan dengan cara ini mereka yakini 1

Upload: eva

Post on 09-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bab

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

1. DefenisiHipnotis adalah proses yang sangat natural dalam membuka pikiran alam bawah sadar selama periode tertentu dan dalam keadaan relaksasi, selama waktu tersebut ada dua hal yang dapat dilakukan yait menggantu atau membuang nilai-nilai atau kebisaaan yang tidak sehat dan tidak diinginkan dengan keinginan baru yang sehat (Gustafon, 2005). Hipnotis adalah upaya membawa klien ke keadaan rileks sehingga otak bekerja digelombang alfa (Danuatmaja & Meiliasari, 2004). Seorang perintis dalam bidang induksi hipnotik klinis, Milton Erickson, menggambarkan proses trance klinis sebagai suatu periode bebas dimana individualitas dapat melebur. Martin Orne mendefenisikan hypnosis sebagai keadaan atau kondisis dimana orang mampu berespons terhadap sugesti yang sesuai dengan mengalami perubahan persepsi, daya ingat, atau mood.1,2

2. Sejarah HipnoterapiCatatan sejarah diberbagai belahan dunia sudah mencatat penggunaan teknik yang mirip dengan hypnosis pada ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Suku-suku primitive pedalaman melakukan proses penyembuhan dengan membuat ritual-ritual dengan bacaan mantra yang dipercaya bisa meringankan bahkan menyembuhkan sejumlah penyakit. Kesembuhan dengan cara ini mereka yakini berasal dari kekuatan dewa ataupun roh leluhur yang membantu mereka. Sampai pada tahap ini untuk mempermudah penyebutannya disebut sebgai hypnosis primitive (Kahija. Hipnoterapi. 2007. Jakarta: Gramedia)3Awal berkembangnya hypnosis modern adalah saat seorang dokter Austria Fredrich Anton Mesmer (1734-1815) memperkenalkan metode penyembuhannya dengan menggunakan gosokan sebatang besi. Metode ini berkembang dengan nama magnetisme. Mesmer meyakini bahwa ada gelombang magnit universal (fluidum) dari alam semesta yang bisa disalurkan kedalam tubuh manusia melalui perantaraan magnet untuk mencapai kesembuhan. Dalam hal yang paling menarik adalah Mesmer tercatat berhasil menyembuhkan ribuan pasiennya dengan metode ini. Bahkan mengatasi jumlah pasien yang semakin meningkat, Mesmer membuat sebuah kolam magnet dimana semua klien saling berpegangan dalam kolam tersebut dan mereka menerima penyaluran fluidum dari Mesmer secara paralel.3Animal gravitation adalah gravitasi animal yang mana Mesmer mengemukakan keyakinannya akan cairan misterius yang berasal dari binatang-binatang, yang dalam tulisan-tulisan selanjutnyan diganti dengan istilah magnetisme animal (animal magnetisme). Konsep animal magnetisme meyakini bahwa kekuatan magnet alam semesta bisa langsung diterima tubuh manusia dan disalurkan kepada manusia lain tanpa bantuan batang magnet. Semua jaran Mesmer sangat popular dan berkembang dalam masyarakat dengan sebutan Mesmerism. Bahkan metode Mesmer juga bisa menciptakan keadaan mirip tidur pada pasiennya yang disebut dengan keadaan mesmeric coma.3Istilah hipnosis diciptakan pada tahun 1840-an oleh dokter kebangsaan Skotlandia, James Braid (1795-1860). Hipnosis berasal dari kata hypnose dari bahasa Yunani yang berarti tidur. Braid menganalisis fenomena Mesmerisme dan menyimpulkan bahwa mesmeric coma (trance) semata-mata berasal dari kepuasan subjek oleh rangsangan panca indera sehingga seluruh tenaga syarafnya berkumpul pada satu titik di otak dan jika ini terjadi maka dengan mudah tenaga syaraf tadi bisa disalurkan ke bagian tubuh yang lain walaupun hanya dengan sugesti sederhana.3Braid yang sekarang dikenal sebagai Bapak Hipnosis Modern sempat menyesali penggunaan kata hipnosis saat dia menyadari bahwa mesmeric coma adalah keadaan yang sangat berbeda dengan tidur. Braid mencoba meluruskan kesalahannya dalam menamakan hipnosis dalam masyarakat dengan memperkenalkan istilah monoideasme sebagai pengganti kata hipnosis tetapi dia gagal karena hipnosis sudah terlanjur diterima oleh masyarakat luas.3Penemuan Braid diteruskan oleh banyak sekali tokoh yang mengembangkan penelitian efek sugesti dan penggunaannya dalam dunia medis. Pada akhir abad ke-19 ahli neurologis Perancis, Jean-Martin Charcot (1825-1893) berpendapat bahwa hipnotisme merupakan keadaan fisiologis yang khusus, dan Hyppolyte-Marie Bernheim (1840-1919) berpendapat ini merupakan keadaan psikologis berupa peninggian sugestibilitas.3Sigmund freud, yang bekerja sama dengan Charcot, menggunakan hipnosis pada awal karirnya untuk membantu pasien memulihkan ingatan yang terepresi. Ia menyatakan bahwa pasien akan menghidupkan kembali peristiwa traumatik saat di bawah hipnosis, suatu proses yang dikenal sebagai abreaksi. Freud selanjutnya mengganti hipnosis dengan teknik asosiasi bebas.3Sekarang ini, hipnosis adalah metoda yang digunakan sebagai bentuk terapi (hipnoterapi), suatu metoda penelitian untuk emulihkan ingatan yang hilang, dan suatu alat penelitian.3

3. Tahap-tahap HipnosisSecara sederhana, dengan memilikin dasar ilmu hipnotis, seorang Hypnotist dapat membuat seseorang (subjek) sangat relaks dan tenang. Bahkan pada orang-orang tertentu dan dalam situasi tertentu, seorang hypnotist dapat membuat subjek sangat tenang secara ekstrim, sehingga masuk ke suatu tahapan yang dikenal sebagai kondisi Hypnotic atau Tertidur Hypnosis atau trans hypnosis. Pada saat subjek sudah dalam kondisi sangat rileks, atau dalam Hypnos, maka Hypnotist dapat memberikan segusti-sugesti yang relatif lebih mudah diterima oleh subjek dibandingkan dalam kondisi biasa.4,5a. Tahap pre-inductionPre-induction (pra-induksi) merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi dan kondisi yang bersifat kondusif antara seorang penghipnotis dan subjek. Agar proses Pre-induction berlangsung dengan baik, maka sebelumnya Hypnotist harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari subjek, antara lain: hal yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui subjek terhadap hipnosis, dan seterusnya. Pre-induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang Hypnotist secara mental terhadap seorang subjek. Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu sebagai berikut: 1. Membangun hubungan dengan klien (building and maintaining rapport): dalam proses hipnosis modern, hal yang paling mendasar adalah kerjasama antara therapist dan klien. Hal itu membuat kesiapan dan kesediaan subjek menjadi prasyarat proses hipnosis dapat berjalan dengan baik. Seperti halnya prinsip Every Hypnosis is Self-Hypnosis sehingga therapist hanya berfungsi sebagai fasilitator yang memandu klien agar dapat menghipnosis dirinya sendiri.Oleh karena itu, kedekatan dan kepercayaan antara klien dan therapist sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan dan komunikasi yang baik sebelum proses hipnosis dilakukan. Jika klien percaya pada anda, apapun yang anda sugestikan otomatis akan diterima dan dilaksanakannya. 2. Mengatasi rasa takut klien pada hipnotis (Allaying fears): therapist bertanggung jawab untuk meluruskan dan memberi pemahaman yang benar tentang hypnosis dan proses yang akan dilakukannya. Dengan pemahaman yang benar, ketakutan klien akan teratasi dan dia merasa aman untuk melakukan proses hipnosis. 3. Membangun harapan klien (Building mental expectancy): therapist harus membuat klien memiliki harapan dan keyakinan bahwa dengan melakukan proses ini, dia akan sembuh. Keyakinan klien itulah yang menjadi modalitas yang sangat penting bagi keberhasilan terapi apapun.4. Mengumpulkan informasi klien (Gathering information): Seringkali, klien memiliki sudut pandang dan persepsi yang tidak benar tentang masalah yang dihadapinya. Seorang therapist harus benar-benar memahami dinamika dan permasalahan klien. Untuk menggali dan mendalami permasalahan klien, maka biasanya mengacu pada pertanyaan sebagai berikut: Who: latar belakang, pekerjaan, hobi, tempat kesukaan, pendidikan, aktivitas harian serta hal-hal yang tidak disenangi atau tidak disukainya. Dengan memahami klien, seorang therapist akan lebih mudah membangun hubungan/rapport.Rapport dalam proses pre induksi menjadi faktor penentu keberhasilan proses hypnotherapy. What: intensitas, dinamika, dan akar masalah klien. Apa masalahnya? Seringkali berpijak pada hal yang lebih riil yaitu perilaku nyata. Where: tempat di mana klien memunculkan masalah. Dengan menjawab dimensi tempat, seorang therapist dapat terbantu dari jebakan-jebakan label yang diberikan pada klien. When: dimensi waktu yang meliputi: sejak kapan? Sebelum, pada saat dan sesudah klien memunculkan masalah. Why: mengapa adalah dimensi pertanyaan sebab, motivasi, untuk apa dan alasan klien ketika tindak laku klien terjadi. How: Menentukan bagaimana menangani klien tersebut. Semakin detail informasi yang didapat akan semakin membantu therapist untuk menangani klien. Salah satu yang harus dilakukan pada pre induksi adalah tes sugesti yaitu untuk mengetahui tingkat sugestifitas alamiah klien, selanjutnya hypnotist dapat melakukan hypnotic training. Ada beberapa jenis tes kedalaman tingkat hypnosis, seperti: 1. Locking the hand 2. Arm rising dan falling test 3. Catalepsy of the eye 4. Rigid catalepsy 5. Muscular training Tes sugestibilitas merupakan proses untuk menguji sugestibilitas seseorang, apakah orang tersebut mudah disugesti atau tidak. Dalam proses terapi, tes sugestibilitas digunakan sebagai sarana latihan bagi klien untuk melakukan dan merasakan yang nantinya akan berlanjut memasuki kondisi hypnotic. Bagi therapist, uji sugestibilitas.

b. Tahap inductionLangkah berikutnya adalah Induction (induksi). Merupakan kunci utama dalam proses hipnotis, karena proses inilah yang akan membawa subjek dari kondisi Beta ke kondisi Alpha bahkan Theta dengan kondisi sepenuhnya di bawah kendali seorang Hypnotist. Bagian utama dari induction adalah kalimat kunci dari seorang hypnotist, ketika memerintahkan seorang subjek untuk tidur Hypnotic, dimana selanjutnya hypnotist akan mengambil alih kendali atas Sub-Conscious subjek. Secara utuh, proses induction terdiri dari 3 bagian, yaitu: Relaxation, adalah proses untuk mengurangi keaktifan Brainwave subjek (High Beta to Low Beta). Induction, adalah proses untuk membawa subjek ke BrainWave Alpha, untuk selanjutnya siap di sugesti dengan kalimat kunci. Deepining adalah proses untuk membawa subjek ke Trance Level yang lebih dalam (Theta).c. Pengujian trans hipnotisProses Dept Level Test seringkali diistilahkan dengan Trance Level Test atau pengujian tingkat kedalaman Hypnotic seorang subjek bagi seorang Stage hypnotist, perlu memperoleh seorang subjek dengan tingkat kedalaman Trance tertentu. Minimal : Medium Trance.d. SuggestionSuggestion atau sugesti merupakan tahapan inti dari maksud dan tujuan proses hipnotis. Pada tahapan ini seorang Hypnotist mulai dapat memasukkan kalimat-kalimat sugesti ke Sub-Conscious subjek.e. Post Hypnotic SuggestionYakni suatu sugesti yang tetapbekerja walaupun seorang telah berada dalam kondisi pasca-hipnotis (normal). f. TerminationTermination yaitu suatu tahapan untuk mengakhiri proses hipnotis. Konsep termination adaalah agar seorang subjek tidak mengalami kejutan psikologis ketika terbangun dari tidur hipnosis.

4. HipnoterapiTerapi hipnotis adalah terapi yang menggunakan hipnosis untuk memfasilitasi perubahan, sugesti yang telah disetujui sebelumnya ditanamkan ke dalam alam bawah sadar, sementara individu berada dalam keadaan rileks terhipnotis selama proses hipnosis tersebut berlangsung individu tidak dapat dan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki (Rafael, 2006).1-3Hipnoterapi adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara ilmiah gerbang pikiran bawah sadar seseorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang diberikan. Hipnoterapi merupakan sebuah usaha untuk memulihkan kesehatan dengan menggunakan metode hypnosis (Rafael, 2006). Pada proses hipnoterapi, anda akan diberikan sugesti yang telah anda setujui sebelumnya untuk kemudian ditanamkan pada pikiran bawah sadar anda. Sugesti yang diberikan berupa kata-kata positif yang akan memfasilitasi anda menuju perubahan. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk terapi disebut hypnotherapist. Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata - kata yang disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu - satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi. Dalam ruang lingkup psikoterapi, hipnosis digunakan bukan saja dalam psikoterapi penunjang, tetapi lebih dari itu, hipnosis merupakan alat yang ampuh dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun kembali (rekonstruktif) sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam agar tercapai suatu pendekatan holistik elektik .1,2,6,7Hipnotis medis kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan kesehatan dengan hipnotis bagi orang sehat), hipnoprevensi (mencegah gangguan kesehatan dengan hipnotis bagi orang sehat), hipnoterapi (penyehatan dengan hypnosis bagi orang sakit).6,7

5. Cara kerja hipnotisHipnotis murni merupakan kekuatan pasien untuk memfokuskan perhatian pada sesuatu. Sehingga hypnosis apapun peruntukanya, akan dapat bekerja jika pasien menghendakinya. Jika pasien tidak menghendaki untuk di-hipnosis, maka sehebat apapun hipnotis yang meng-hipnosis pasien, tidak akan berhasil. Semua tergantung kesedian pasien.8,9

6. Indikasi dan PemakaianHipnosis telah digunakan, dengan berbagai tingkat keberhasilan, untuk mengendalikan obesitas dan gangguan berhubungan zat, seperti penyalahgunaan alkohol dan ketergantungan nikotin. Cara ini telah digunakan untuk menginduksi anastesia, dan pembedahan besar telah dilakukan tanpa anestetik kecuali hipnosis. Hipnosis juga telah digunakan untuk menangani gangguan nyeri kronis, asma, kutil, pruritis, afonia, dan gangguan konversi.9-15Penggunaan hipnosis dalam psikiatri khususnya untuk keperluan psikoterapi harus didasarkan lebih dulu pada pengetahuan tentang psikoterapi itu sendiri. Hipnosis dapat membantu psikoterapi, dimana hipnosis dapat mempercepat pengaruh psikoterapi sehingga hasilnya tampak nyata 13.Gangguan-gangguan yang dapat ditangani dengan hipnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kategori a) Gangguan psikosomatik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi fisik, jadi gejala yang nampak adalah gejala fisik. Gangguan ini meliputi sistem kardiovaskuler, pernapasan, endokrin, gastrointestinal, dermatologi dan genitourinaria. Hipnosis efektif pada beberapa gangguan SSP, seperti insomnia, nyeri kepala, gagap, tik, dan lain-lain. b) Gangguan psikiatrik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang gejalanya nampak pada area psikologis. Hipnosis digunakan untuk mengatasi beragam neurosis konversi, kecemasan, fobia, obsesi-kompulsif, depresi reaktif atau depresi neurotik, dan neurotik pasca trauma.c) Kasus-kasus pada bidang lain, seperti anestesi, nyeri persalinan, ekstraksi gigi, mengatasi obstipasi atau retensi urin pasca bedah. Pengembangan dalam penggunaan hipnosis sangat tergantung dari ketrampilan terapis itu sendiri yang dipengaruhi oleh pengalaman dan penguasaan dalam menggunakan hipnosis, sehingga tidak menutup kemungkinan penggunaan hipnosis untuk indikasi lain dapat terus dikembangkan selain indikasi yang disebutkan di atas . Mulai proses awal hipnosis sendiri dengan relaksasipun sudah sangat membantu dalam mengatasi keadaan sakit maupun konflik psikis seperti nyeri atau keadaan tertekan. Selain itu mulai dikembangkan juga pengembangan dengan relaksasi meditasi untuk mengatasi berbagai konflik kejiwaan dan terbukti cukup efektif memberikan kepuasan terhadap pasien, karena peran aktif pasien selanjutnya untuk dapat melakukan sendiri proses relaksasi meditasi

Relaksasi dapat dicapai dengan mudah dengan hypnosis, sehingga pasien dapat mengatasi fobia dengan mengendalikan kecemasan mereka. Hipnosis juga telah digunakan untuk menginduksi relaksasi dalam desensitisasi sistemik.9-15

7. KontraindikasiPasien yang dihipnosis berada dalam keadaan ketergantungan atipikal dengan ahli terapi, dan sehingga suatu transferensi yang kuat dapat berkembang, ditandai oleh perlekatan positif yang harus dihormati dan diintrepetasikan. Dalam keadaan lain dapat terjadi tranferensi negative pada pasien yang rapuh atau yang memiliki kesulitan dalam tes realitas. Pasien yang memiliki kesulitan dengan kepercayaan dasar, seperti pasien paranoid, atau yang memiliki masalah pengendalian, seperti pasien obsesif-kompulsif, adalah bukan calon yang baik untuk hypnosis. Sistem nilai etik yang kuat adalah penting untuk semua terapi dan khususnya untuk hipnoterapi, dimana pasien (khususnya mereka yang berada dalam trance dalam) adalah sangat mudah disugesti dan ditundukkan. Terdapat pertentangan tentang apakah pasien akan melakukan tindakan selama keadaan trance yang mereka rasakan menjijikan pada keadaan lain atau yang bertentangan dengan kode moral mereka.9-15

1