bab ii
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sediaan Tablet Sustained Release
2.1.1 Definisi
Sediaan Obat Sustained Release atau lepas lambat didesain untuk
memberikan suatu dosis zat aktif sebagai terapi awal ( dosis muatan = loading
dose ) dan diikuti oleh pelepasan zat aktif yang lebih lambat dan konstan. Laju
pelepasan dosis pemeliharaaan di desain sedemikian rupa agar jumlah zat aktif
yang hilang dari tubuh karena eliminasi diganti secara konstan. Dengan
memberikan sediaan obat lepas lambat, konsentrasi zat aktif dalam plasma
dipertahankan selalu konstan dengan fluktuasi yang minimal.
Tablet lepas lambat diberikan secara oral karena kemudahan
penggunaan rute oral dan kepercayaan tradisonal bahwa pada pemakaian oral
zat aktif diabsorbsi dengan benar sebagai mana makanan dicerna setiap hari.
Sebenarnya pengembangan sediaan farmasetik untuk pemberian oral
memerlukan bermacam-macam tingkat pengoptimalan karakteristik bentuk
sediaan untuk mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh sifat fisiologis
saluran cerna. Hal yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan
pengembangan system pemberian zat aktif secara oral mencakup pengertian
dasar dari tiga aspek berikut :
1. Karakteristik fisikokimia, farmakokinetik dan farmakodinamik zat aktif.
2. Karakteristik anatomi dan fisiologi saluran cerna.
3. Karakteristik fisiko mekanik dan cara pemberian bentuk sediaan yang
akan di desain.
5
Sifat zat aktif yang berpengaruh buruk pada bentuk sediaan lepas lambat:
a. Fisiko kimia
1. Ukuran dosis
Sediaan oral yang mengandung dosis lebih besar dari 0,5 gram,
merupakan calon yang buruk untuk sistem pelepasan lambat.
Penambahan dosis untuk memperpanjang pelepasan dan kemungkinan
memperpanjang mekanisme sering kali menghasilkan sediaan
bervolume besar yang ukurannya tidak dapat diterima.
2. Kelarutan dalam air
Kelarutan yang ekstrim dalam air tidak dikehendaki dalam pembuatan
sediaan lepas lambat. Zat aktif yang memiliki kelarutan rendah dalam
air akan sulit diformulasi untuk memiliki mekanisme lepas lambat.
Batas terendah kelarutan zat aktif untuk pembuatan sediaan lepas
lambat kira-kira 0,1 mg/ml. Zat aktif yang memiliki kelarutan besar
dalam air juga sulit diformulasi menjadi sistem lepas lambat.
Kelarutan yang bergantung pada pH, terutama dalam rentang pH
fisiologis menimbulkan masalah lain karena adanya variasi pH
disepanjang saluran cerna, akibatnya kecepatan disolusi berubah-ubah.
3. Koefisien partisi
Zat aktif yang memiliki koefisien partisi yang ekstrim (sangat larut
dalam lemak atau sangat larut dalam air) menunjukkan pengangkutan
yang sangat lambat kedalam jaringan atau pengangkutan cepat yang
diikuti oleh akumulasi dalam jaringan. Kedua hal ini tidak dikehendaki
pada system lepas lambat.
4. Stabilitas zat aktif
Karena kebanyakan system lepas lambat oral perlu didesain untuk
melepaskan kandungannya diberbagai tempat disepanjang saluran
cerna, zat aktif yang tidak stabil dalam lingkungan usus halus
kemungkinan sulit diformulasi sebagai sistem lepas lambat. Hal yang
6
menarik, ketersediaan hayati sering kali diperbaiki apabila zat aktif
yang tidak stabil diformulasi sebagai bentuk sediaan lepas lambat.
b. Biologis
1. Absorpsi
Zat aktif yang lambat diabsorpsi atau kecepatan absorpsinya berubah-
ubah merupakan calon yang buruk untuk pembuatan sistem lepas
lambat. Batas terendah konstanta kecepata absorbsi bentuk sediaan
oral kurang lebih 0,25 jam -1
( misalkan waktu treansit saluran cerna
10 – 12 jam )
2. Distribusi
Zat aktif yang memiliki volume distribusi nyata yang tinggi, yang pada
akhirnya mempengaruhi kecepatan elimainsi zat aktif, merupakan
calon yang buruk untuk untuk pembuatan sitem lepas lambat.
3. Metabolisme
Zat aktif yang dimetabolisme secara luas ( besar ) dapat diformulasi
sebagai sistem lepas lambat asalkan kecepatan metabolisme tidak
terlalu besar atau metabolisme tidak berubah-ubah sesuai dengan
saluran cerna atau rute lain.
4. Durasi Kerja
Waktu paruh biologis dan, oleh karena itu, durasi kerja zat aktif
mempunyai peranan paling penting dalam mempertimbangkan apakah
suatu zat aktif dapat diformulasi sebagai sistem lepas lambat. Zat aktif
yang memiliki waktu paruh singkat dan dosis yang tinggi menghambat
pembuatan sitem lepas lambat sehubungan dengan ukuran dosis yang
diperlukan. Zat aktif yang meemiliki waktu paruh panjang sudah
memiliki sifat lepas lambat dengan sendiri.
5. Terapetik
7
Zat aktif yang memiliki rentang terapi sempit memerlukan
pengendalian konsentrasi zat aktif dalam darah secara seksama, hal ini
menimbulkan hambatan dalam pembuatan sediaan lepas lambat.
2.1.2 Kelebihan dan keterbatasan Sustained Release
a. Kelebihan
Meskipun sulit mendesain sediaan lepas lambat yang menunjukkkan
reaksi yang baik sekali, bentuk sediaan ini memiliki berbagai kelebihan
yang penting dibandingkan bentuk sediaan pelepasan segera yang
mengandung zat aktif yang sama. Kelebihan atau manfaat tablet lepas
lambat antara lain sebagai berikut :
1. Memastikan keamanan dan memperbaiki daya kerja ( efikasi ) zat aktif
serta meningkatkan kepatuhan pasien. Hal ini dicapai karena
pengendalian konsentrasi zat aktif dalam plasma lebih baik dan
frekuensi pemberian berkurang.
2. Memperbesar jarak waktu pendosisan yang diperlukan atau
dipersyaratkan. Hal ini mengurangi jumlah total dosis yang diperlukan
per hari. Pengurangan frekuensi dosis harian lebih nyaman bagi pasien
dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Pengurangan pemberian
dosis 3 atau 4 kali sehari menjadi 1 atau 2 kali sehari terbukti
meningkatkan kepatuhan pasien. Sebagai contoh, pasien hanya perlu
menggunakan obat sekali sehari dan tidak harus mengingat penggunaan
dosis tambahan pada waktu ntertentu dalam sehari.
3. Mengurangi fluktuasi frekuensi konsentrasi zat aktif dalam darah
disekitar rata – rata. Apabila dikehendaki konsentrasi zat aktif yang
konstan bentuk sediaann lepas lambat dapat menurunkan fluktuasi
konsentrasi zat aktif dengan cara : (a) mengurangi konsentrasi puncak
dalam darah ( Cmax ) sehingga kemungkinan besar mengurangio efek
merugikan yang berkaitan dengan dosis dan (b) meningkatkan
8
konsentrasi plasma minimum ( Cmin ) sehingga meningkatkan daya
kerja jika konsentrasi ambang diperlukan. Oleh karena itu, derajat
fluktuasi disekitar rata – rata konsentrasi plasma merupakan suatu
parameter penting bagi orang – orang yang berkepentingan dengan
penilaian obat sesuai dengan kaidah sediaan lepas lambat. Kriteria
penilaian kedua adalah durasi konsentrasi plasma tetap berada di dalam
rentang terapi, yang disebut waktu huni terapi ( therapeutic occupancy
time ).
4. Mengurangi iritasi saluran cerna dan efek samping lain yang berkaitan
dosis.
5. Menghasilkan efek yang lebih seragam. Respon farmakologis yang
lebih seragam merupakan salah satu tujuan utama sediaan lepas lambat.
6. Menghindari pemberian obat pada malam hari karena jarak waktu
pemberian lebih lama sehingga jam tidur pasien tidak terganggu.
7. Menghasilkan manfaat ekonomi bagi pasien. Dosis tunggal sediaan
lepas lambat dapat lebih murah daripada dosis obat setara yang
diberikan beberapa kali sehari dalam tablet konvensial. Bagi pasien
yang berada di bawah pengawasan perawat, biaya waktu perawatan
yang diperlukan untuk pemberian obat berkurang jika hanya satu dosis
obat diberikan pada pasien tiap hari.
8. Beberapa zat aktif, seperti klorfeniramin, mempunyai waktu paruh
panjang. Jadi, durasi kerja farmakologis yang panjang sudah menjadi
sifat yang melekat dalam zat – zat ini. Selain itu, pengamatan setelah
pemberian dosis ganda menunjukkan fluktuasi konsentrasi zat aktif
dalam darah bersifat minimal. Oleh karena itu, tampaknya tidak ada
alassan untuk memformulasi zat aktif ini dalam bentuk sediaan tablet
lepas lambat. Akan tetapi obat demikian dipasarkan dalam bentuk lepas
lambat dengan alasan sediaan lepas lambat meminimalkan toksisitas,
9
mengurangi reaksi merugikan, membuat pasien lebih nyaman, dan
meningkatkan kepatuhan lebih baik.
9. Memberikan konsentrasi terapi zat aktif dalam darah yang terus
menerus dan menghasilkan respon klinis yang diperpanjang dan
konstan dalam pasien. Selain itu jika kecepatan masukan zat aktif
konstan, konsentrasi obat dalam darah diharapkan tidak berfluktuasi
antara maksimum dan minimum, seperti yang terlihat pada regimen
dosis ganda sediaan obat pelepasan segera. Fluktuasi konsentrasi zat
aktif dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan pasien mengalami
efek samping yang tidak dikehendaki jika konsentrasi terlalu tinggi atau
gagal memperoleh efek terapi yang tepat jika konsentrasi terlalu
rendah.
10. Memperbaiki efisiensi pengobatan, yakni optimasi terapi. Ini adalah
alasan yang paling penting dalam pemberian terapi lepas lambat. Hasil
yang dieproleh apabila terdapat konsentrasi zat aktif yang konstan
dalam darah melalui pemberian sistem lepas lambat adalah mencapai
efek yang diinginkan dengan segera dan mempertahankan efek itu
untuk periode waktu yang diperpanjang. Pengurangan atau eliminasi
fluktuasi konsentrasi zat aktif dalam darah memungkinkan
penatalaksanaan penyakit dengan lebih baik.
11. Memperbaiki ketersediaan hayati beberapa zat aktif. Manfaat ini dapat
diperoleh dari metode – metode yang digunakan untuk mencapai
keadaan lepas lambat. Sebagai contoh, zat aktif yang rentan terhadap
peruraian bakteri atau non aktivasi enzimatik dapat dilindungi dengan
enkapsulasi dalam sistem polimer yang cocok untuk lepas lambat.
12. Meninngkatkan ketersediaan hayati zat – zat aktif yang mempunyai
„jendela spesifik„ untuk absorbsi. Dalam hal ini, peninngkatan
ketersediaan hayati dapat dicapai dengan melokalisasi sistem
pemberian lepas lambat dalam bagian saluran cerna tertentu.
10
13. Memperbaiki efisiensi pengobatan dengan mengambil betuk khusus
dari efek terapi khusus yang tidak munbgkin diperoleh dengan bentuk
sediaan konvensional.
14. Mendatangkan keuntungan ekonomi ditinjau dari dua sudut. (a) karena
sifat khusus bentuk sediaan lepas lambat, walaupun biaya unit awal
kebanyakan sistem penghantaran zat aktif lepas lambat besar daripada
bentuk sediaan konvensional, biaya rata – rata pengobatan selama
periode waktu yang diperpanjang dapat lebih rendah. (b) keuntungan
ekonomi juga dapat dihasilkan dari penurunan biaya untuk masa
perawatan (hospitalisasi) dan pengurangan waktu kerja pasien yang
hilang.
15. Mengurangi jumlah zat aktif yang digunakan karena sifat kinetika
pelepasannya, sistem lepas lambat lazimnya mampu mengurangi
jumlah zat aktif yang digunakan sepanjang pengobatan daripada jumlah
zat aktif yang digunakan bila mendapatkan sediaan konvensional.
Keuntungan dari hal ini adalah menurunkan atau menghilangkan efek
samping local dan sistemik, mengurangi potensiasi atau penurunan
kerja obat akibat penggunaan kronik, dan meminimalkan akumulasi
dalam jarinngan tubuh karena penggunaan kronis.
b. Kekurangan
1. Faktor fisiologis yang berubah ubah ( misalnya, pH saluran cerna,
aktivitas enzim, kecepatan transit lambung dan usus, adanya makanan
dan kegawatan penyakit pasien ) sering mempengaruhi ketersediaan
hayati zat aktif bentuk sediaan konvensional. Hal ini sudah dapat
mempengaruhi ketepatan pengendalian pelepasan dan absorbsi zat aktif
dari bentuk sediaan lepas lambat per oral. Pencapaian dan pemeliharaan
kerja zat aktif yang diperlama tergantung pada pengendalian proses –
proses tersebut.
11
2. Kecepatan transit sediaan lepas lambat per oral di sepanjang saluran
cerna membatasi periode maksimum respon terapi yang dapat
dipertahankan setelah pemberian “dosis tunggal“ sampai kira – kira 12
jam ditambah jangka waktu zat diabsorbsi untuk menggunakan kerja
yang terjadi setelah pemberian dosis tunggal.
3. Sediaan lepas lambat yang cenderung tetap utuh dapat tersangkut pada
suatu tempat di sepanjang saluran cerna. Jika hal ini terjadi pelepasan
lambat zat aktif dari sediaan dapat mengakibatkan konsentrasi zat aktif
tinggi di lokasi tertentu. Hal ini menyebabkan iritasi local pada mukosa
saluran cerna namun sediaan lepas lambat yang diformulasi khusus agar
dapat terdispersi dalam cairan saluran cerna memiliki kemungkinan
kecil menyebabkan masalah ini.
4. Sediaan lambat dosis tunggal biasanya mengandung jumlah total zat
aktif lebih besar daripada bentuk konvensional dosis tunggal. Ada
kemungkinan terjadi overdosis yang tidak aman jika suatu sediaan lepas
lambat dibuat dengan tidak baik dan zat aktif total ynag terkandung
dilepaskan sekaligus pada satu waktu atau dalam jarak waktu yang
terlalu singkat. Jadi tidak bijaksana memasukkan zat aktif berkhasiat
keras dalam formulasi lepas lambat.
5. Tidak semua jenis zat aktif dapat dijadikan calon yang sesuai untuk
pembuatan formulasi lepas lambat peroral. Sebagai contoh, zat aktif
yang mempunyai waktu paruh 1 jam atau kurang sulit diformulasi
menjadi sediaan lepas lambat. Kecepatan elimasi yang tinggi dalam
tubuh mengandung makna bahwa zat aktif ini perlu dosis pemeliharaan
yang sangat besar untuk 8/12 jam terapi terus menerus setelah
pemberian sediaan lepas lambat dosis tunggal. Selain itu bahaya yang
mungkin timbul akibat pemberian dosis yang begitu besar, ukuran fisik
bentuk sediaan lepas lambat mengakibatkan obat sulit ditelan. Zat aktif
yang mempunyai waktu paruh antara 4 dan 6 jam merupakan calon
12
yang baik untuk pembuatan formulasi lepas lambat. Selain waktu paruh
biologis, berbagai faktor yang menghalangi zat aktif diformulasi dalam
bentuk sediaan lepas lambat. Zat aktif yang harus memenuhi
persyaratan khusus agar dapat diabsorbsi dari saluran cerna merupakan
calon yang buruk. Untuk menghasilkan periode terapi obat diperlama
yang memuaskan, suatu zat aktif harus absorbsi dengan baik dari semua
daerah saluran cerna kertika bentuk sediaan lepas lambat itu lewat
disepanjang saluran cerna. Kriteria zat aktif yang sesuai atau tidak
sesuai untuk formulasi sediaan lepas lambat akan diuraikan dalam
formulasi sediaan lepas lambata atau diuraikan kemudian.
6. Harga per unit sediaan lepas lambat pada umumnya lebih mahal
daripada bentuk sediaan konvensional yang mengandung zat aktif yang
sama. Akan tetapi “unit dosis” sediaan lepas lambat yang diperlukan
lebih sedikit.
7. Bentuk sediaan lepas lambat mengandung dosis yang equivalen dengan
dua kali atau lebih dosis yang terkandung di dalam sediaan yang
diberikan dalam bentuk sediaan konvensional. Oleh karena itu,
kegagalan bentuk sediaan inidapat menimbulkan banjir dosis (dose
dumping). Banjir dosis dapat di definisikan sebagai pelepasan zat aktif
lebih dari fraksi yang biasa atau kecepatan pelepasan zat aktif lebih
besar dari kecepatan biasa per jarak waktu pemberian, akibatnya
kemungkinan besar yang dapat terjadi konsentrasi plasma yang
merugikan. Banjir dosis merupakan suatu fenomena ketika jumlah zat
aktif yang relative besar dalam suatu sediaan lepas lambat dilepaskan
dengan cepat dan masuk ke sirkulasi sistemik dengan kuantitas yang
kemungkinan toksik. Namun, banjir dosis yang harusnya tidak akan
menjadi suatu masalah apabila dipraktikan cara pembuatan obat yang
baik dan diberlakukan berbagai tipe pengendalian ketat yang menjadi
standard industri farmasi. Untuk alasan yang sama (tidak terjadi banjir
13
dosis), pada label sediaan sebaiknya dicantumkan pernyataan yang
relevan tentang pengubahan bentuk sediaan yang diperbolehkan
sebelum obat digunakan (misalnya tidak dikunyah, tidak digerus, atau
tidak didispersikan dalam makanan atau cairan)
8. Kekuatan yang dikurangi untuk penyesuaian dosis merupakan
kekurangan utama beberapa sediaan lepas lambat. Hal ini hendaknya
dipertimbangkan ketika mendesain formulasi lepas lambat untuk zat
aktif yang tersedia dengan kekuatan beragam dalam sediaan
konvensional. Formulasi lepas lambat hendaknya juga tersedia dalam
bentuk sediaan-sediaan yang mengandung zat aktif dengan kekuatan
beragam atau dalam bentuk sediaan yang mudah dipecah tanpa
menghilangkan sifat-sifat lepas lambat.
9. Penurunan absorbs zat aktif merupakan bahaya yang melekat pada
semua bentuk sediaan lepas lambat. Selain keterbatasan yang signifikan
dalam hal waktu huni suatu sediaan lepas lambat kemungkinan
menyebabkan suatu fraksi zat aktif yang diberikan dilepaskan dibagian
distal atau ujung usus halus yang merupakan daerah absorbs optimum.
Dalam hal ini, istilah “jendela absorbsi” menjadi penting dan dapat
memperbaiki absorbsi zat aktif in vivo yang tidak memuaskan,
meskipun pelepasan in vitro sangat baik. Waktu huni untuk zat aktif
dan formulasi yang berbeda dapat beragam bergantung pada (a)
efisiensi absorbsi di daerah distal usus halus dan (b) kerentanan zat
aktif dan bentuk sediaan terhadap degradasi oleh bakteri usus halus.
10. Meskipun makanan menunjukkan pengaruh langsung pada proses
absorbs, pemberian bentuk sediaan lepas lambat bersama dengan
makanan kemungkinan dapat meningkatkan durasi absorbs suatu zat
aktif, terutama jika daerah absorbs optimum zat aktif itu berada pada
usus halus.
14
11. Jika pasien mengalami reaksi obat merugikan akan terjadi keracunan
secara tidak sengaja, pembersihan zat aktif sistem ini lebih sulit
daripada sediaan lepas segera.
12. Sediaan lepas lambat yang diberikan secara oral dapat memperlihatkan
absorbsi zat aktif yang tidak menentu atau berubah-ubah karena
berbagai interaksi zat aktif dengan kandungan saluran cerna dan
mengubah motilitas (daya gerak) saluran cerna.
13. Zat aktif yang dalam bentuk sediaan konvensional biasa diberikan
dalam dosis besar (>500mg) tidak praktis untuk formulasi sediaan
(tablet) lepas lambat karena sediaan (tablet) lepas lambat dapat
mengandung dua kali atau lebih dosis yang diberikan dalam tablet
konvensional. Hal ini mengakibatkan ukuran sediaan (tablet) lepas
lambat akan menjadi sangat besar, terlalu besar untuk ditelan oleh
pasien.
14. Pemberian sediaan lepas lambat tidak memungkinkan penghentian
terapi dengan segera. Dalam pendekatan ini, tidak dapat dilakukan
perubahan kebutuhan obat secara tiba-tiba selama terapi, seperti yang
perlu dilakukan jika efek merugikan yang signifikan terjadi.
15. Dokter kurang fleksibel dalam penyesuaian regimen dosis. Pengaturan
dosis sudah ditetapkan oleh bentuk design sediaan.
16. Bentuk sediaan lepas lambat di desain untuk populasi normal
berdasarkan waktu paruh zat aktif rata-rata. Akibatnya, keadaan
penyakit yang mengubah disposisi zat aktif (ekskresi dan metabolisme),
perbedaan variasi pasien yang signifikan, dan sebagainya tidak
diperhitungkan.
17. Waktu transit suatu bentuk sediaan melintasi saluran cerna tidak saja
bergantung pada karateristik fisik formulasi, tetapi juga bergantung
pada berbagai faktor fisiologis. Pengosongan lambung kemungkinan
merupakan salah satu faktor paling penting dalam mengendalikan
15
waktu huni menyeluruh. Setelah pemasukan makanan lambung
memasuki keaadaan kenyang yaitu ketika cairan dan bahan yang telah
dicerna telah selesai dikosongkan, tetapi bahan padat secara selektif
ditahan sampai diameter diperkecil hingga kira-kira 2 mm. apabila
proses pencernaan sudah sempurna lambung memasuki puasa.
Dasar rasional modifikasi pelepasan zat aktif dalam saluran cerna:
1. Menghasilkan kerja pada lokasi khusus dalam saluran cerna
2. Menghindari kerja local yang tidak dikehendaki dalam saluran cerna
3. Menciptakan pola pemberian terprogram
4. Meningkatkan absorbs atau ketersediaan hayati
5. Memperpanjang masa kerja zat aktif setelah pemberian.
2.1.3 DATA PREFORMULASI
1. Zat Aktif (USP 30 NF 25, 2007)
Natrium Diklofenak adalah turunan asam fenilasetat sederhana yang
menyerupai florbiprofen maupun meklofenamat. Obat ini adalah penghambat
siklooksigenase yang kuat dengan efek anti inflamasi, analgesik dan anti
piretik. Diklofenak cepat diabsorbsi setelah pemberian oral dan mempunyai
waktu paruh yang pendek. Seperti flurbiprofen, obat ini berkumpul di cairan
sinovial. Potensi diklofenak lebih besar dari pada naproksen. Obat ini
dianjurkan untuk kondisi peradangan kronis seperti artritis rematoid dan
osteoartritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka akut (Katzung, 2004).
Rumus molekul : C14H10Cl2NNaO2
Berat molekul : 318,13
Nama kimia : Asam benzeneasetat, 2-[(2,6 diklorofenil)amino-
monosodium
Nama lain : Sodium [o-(dikloroanilino)fenil]asetat
Pemerian : Serbuk hablur, berwarna putih, tidak berasa
16
Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol; praktis
tidak larut dalam kloroform dan eter; bebas larut
dalam alkohol metil. pH larutan 1% dalam air adalah
antara 7.0 dan 8 (Martindale 36, 2009).
pKa : 4,2 (Clarke‟s, 2005)
Dosis : Oral 75-100 mg 2-3 kali perhari
Wadah : Dalam wadah tertutup baik
2. Etil Selulosa (American Pharmaceutical Association)
Nama Lain : Aquacoat ECD, Aqualon, E462, Ethocel
Rumus Kimia : C12H23O6(C12H22O5)nC12H23O5
Pemerian : Serbuk berwarna putih, tidak berasa.
Kegunaan : Coating agent
3. Polivinilpirolidon (PVP)
Nama sinonim : Providone, kolidon, plasdone, dan PVP.
Nama kimia : I-vinyl-2-pirolidon
Rumus Empiris : (C6H9NO)n
Pemerian : Serbuk halus, serbuk putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, dan
higroskopis.
Larutan : Mudah larut dalam air, etanol, dan metanol.
Kegunaan : Bahan pengikat.
4. Laktosa DC (FI IV hal 488, Excipient hal 252)
BM monohidrat : 360.31 (monohidrat) ; 342,3 (anhidrat)
RM monohidrat : C12H22O11.H2O
Anhidrat : C12H22O11
Pemerian : Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih
krem, tidak berbau, rasa sedikit manis
17
Stabilitas : Stabil di udara, menyerap bau. Dalam kondisi
lembab, penambahan jamur dapat terjadi. Laktosa
dapat berubah menjadi warna coklat selama
penyimpanan
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan lebih mudah melarut
dalam air mendidih.
Kegunaan : Pengisi sekaligus pengikat (Filler-binder)
Konsentrasi : 20%-25% (Holding capacity)
OTT : Golongan amin primer menyebabkan perubahan
warna jadi Coklat ( reaksi Millard)
Wadah : Dalam wadah tertutup baik, di tempat kering dan
sejuk.
5. Mg Stearat ( FI IV 515-516, excipient VI 404-405 )
Pemerian : Serbuk halus putih dan voluminous, bau lemah, khas,
mudah melekat di kulit, bebas dari butiran larutan
Kelarutan : Tidak larut dalam air, etanol dan dalam eter
Stabilitas : Stabil dan disimpan ditempat yang kering
Kegunaan : Pelincir tablet (lubrikan)
Konsentrasi : 0,25-5%
OTT : Dengan asam kuat, alkali dan garam besi, hindari
mencampur dengan oksidator yang kuat
Wadah : Dalam wadah yang tertutup baik
6. Talk (FI IV hal 771)
Pemerian : Serbuk hablur halus putih atau putih kelabu,
berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas
butiran.
18
Kelarutan : Tidak larut dalam pelarut asam dan alkalis, pelarut
organik dan air
Kegunaan : Pelicin tablet (glidan)
Konsentrasi : 1-10% sebagai glidan
OTT : Dengan ammonium kwartener
Wadah : Dalam wadah yang tertutup baik