bab ii

15
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sediaan Tablet Sustained Release 2.1.1 Definisi Sediaan Obat Sustained Release atau lepas lambat didesain untuk memberikan suatu dosis zat aktif sebagai terapi awal ( dosis muatan = loading dose ) dan diikuti oleh pelepasan zat aktif yang lebih lambat dan konstan. Laju pelepasan dosis pemeliharaaan di desain sedemikian rupa agar jumlah zat aktif yang hilang dari tubuh karena eliminasi diganti secara konstan. Dengan memberikan sediaan obat lepas lambat, konsentrasi zat aktif dalam plasma dipertahankan selalu konstan dengan fluktuasi yang minimal. Tablet lepas lambat diberikan secara oral karena kemudahan penggunaan rute oral dan kepercayaan tradisonal bahwa pada pemakaian oral zat aktif diabsorbsi dengan benar sebagai mana makanan dicerna setiap hari. Sebenarnya pengembangan sediaan farmasetik untuk pemberian oral memerlukan bermacam-macam tingkat pengoptimalan karakteristik bentuk sediaan untuk mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh sifat fisiologis saluran cerna. Hal yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan pengembangan system pemberian zat aktif secara oral mencakup pengertian dasar dari tiga aspek berikut : 1. Karakteristik fisikokimia, farmakokinetik dan farmakodinamik zat aktif. 2. Karakteristik anatomi dan fisiologi saluran cerna. 3. Karakteristik fisiko mekanik dan cara pemberian bentuk sediaan yang akan di desain.

Upload: siti-nurjanah

Post on 27-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sediaan Tablet Sustained Release

2.1.1 Definisi

Sediaan Obat Sustained Release atau lepas lambat didesain untuk

memberikan suatu dosis zat aktif sebagai terapi awal ( dosis muatan = loading

dose ) dan diikuti oleh pelepasan zat aktif yang lebih lambat dan konstan. Laju

pelepasan dosis pemeliharaaan di desain sedemikian rupa agar jumlah zat aktif

yang hilang dari tubuh karena eliminasi diganti secara konstan. Dengan

memberikan sediaan obat lepas lambat, konsentrasi zat aktif dalam plasma

dipertahankan selalu konstan dengan fluktuasi yang minimal.

Tablet lepas lambat diberikan secara oral karena kemudahan

penggunaan rute oral dan kepercayaan tradisonal bahwa pada pemakaian oral

zat aktif diabsorbsi dengan benar sebagai mana makanan dicerna setiap hari.

Sebenarnya pengembangan sediaan farmasetik untuk pemberian oral

memerlukan bermacam-macam tingkat pengoptimalan karakteristik bentuk

sediaan untuk mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh sifat fisiologis

saluran cerna. Hal yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan

pengembangan system pemberian zat aktif secara oral mencakup pengertian

dasar dari tiga aspek berikut :

1. Karakteristik fisikokimia, farmakokinetik dan farmakodinamik zat aktif.

2. Karakteristik anatomi dan fisiologi saluran cerna.

3. Karakteristik fisiko mekanik dan cara pemberian bentuk sediaan yang

akan di desain.

Page 2: BAB II

5

Sifat zat aktif yang berpengaruh buruk pada bentuk sediaan lepas lambat:

a. Fisiko kimia

1. Ukuran dosis

Sediaan oral yang mengandung dosis lebih besar dari 0,5 gram,

merupakan calon yang buruk untuk sistem pelepasan lambat.

Penambahan dosis untuk memperpanjang pelepasan dan kemungkinan

memperpanjang mekanisme sering kali menghasilkan sediaan

bervolume besar yang ukurannya tidak dapat diterima.

2. Kelarutan dalam air

Kelarutan yang ekstrim dalam air tidak dikehendaki dalam pembuatan

sediaan lepas lambat. Zat aktif yang memiliki kelarutan rendah dalam

air akan sulit diformulasi untuk memiliki mekanisme lepas lambat.

Batas terendah kelarutan zat aktif untuk pembuatan sediaan lepas

lambat kira-kira 0,1 mg/ml. Zat aktif yang memiliki kelarutan besar

dalam air juga sulit diformulasi menjadi sistem lepas lambat.

Kelarutan yang bergantung pada pH, terutama dalam rentang pH

fisiologis menimbulkan masalah lain karena adanya variasi pH

disepanjang saluran cerna, akibatnya kecepatan disolusi berubah-ubah.

3. Koefisien partisi

Zat aktif yang memiliki koefisien partisi yang ekstrim (sangat larut

dalam lemak atau sangat larut dalam air) menunjukkan pengangkutan

yang sangat lambat kedalam jaringan atau pengangkutan cepat yang

diikuti oleh akumulasi dalam jaringan. Kedua hal ini tidak dikehendaki

pada system lepas lambat.

4. Stabilitas zat aktif

Karena kebanyakan system lepas lambat oral perlu didesain untuk

melepaskan kandungannya diberbagai tempat disepanjang saluran

cerna, zat aktif yang tidak stabil dalam lingkungan usus halus

kemungkinan sulit diformulasi sebagai sistem lepas lambat. Hal yang

Page 3: BAB II

6

menarik, ketersediaan hayati sering kali diperbaiki apabila zat aktif

yang tidak stabil diformulasi sebagai bentuk sediaan lepas lambat.

b. Biologis

1. Absorpsi

Zat aktif yang lambat diabsorpsi atau kecepatan absorpsinya berubah-

ubah merupakan calon yang buruk untuk pembuatan sistem lepas

lambat. Batas terendah konstanta kecepata absorbsi bentuk sediaan

oral kurang lebih 0,25 jam -1

( misalkan waktu treansit saluran cerna

10 – 12 jam )

2. Distribusi

Zat aktif yang memiliki volume distribusi nyata yang tinggi, yang pada

akhirnya mempengaruhi kecepatan elimainsi zat aktif, merupakan

calon yang buruk untuk untuk pembuatan sitem lepas lambat.

3. Metabolisme

Zat aktif yang dimetabolisme secara luas ( besar ) dapat diformulasi

sebagai sistem lepas lambat asalkan kecepatan metabolisme tidak

terlalu besar atau metabolisme tidak berubah-ubah sesuai dengan

saluran cerna atau rute lain.

4. Durasi Kerja

Waktu paruh biologis dan, oleh karena itu, durasi kerja zat aktif

mempunyai peranan paling penting dalam mempertimbangkan apakah

suatu zat aktif dapat diformulasi sebagai sistem lepas lambat. Zat aktif

yang memiliki waktu paruh singkat dan dosis yang tinggi menghambat

pembuatan sitem lepas lambat sehubungan dengan ukuran dosis yang

diperlukan. Zat aktif yang meemiliki waktu paruh panjang sudah

memiliki sifat lepas lambat dengan sendiri.

5. Terapetik

Page 4: BAB II

7

Zat aktif yang memiliki rentang terapi sempit memerlukan

pengendalian konsentrasi zat aktif dalam darah secara seksama, hal ini

menimbulkan hambatan dalam pembuatan sediaan lepas lambat.

2.1.2 Kelebihan dan keterbatasan Sustained Release

a. Kelebihan

Meskipun sulit mendesain sediaan lepas lambat yang menunjukkkan

reaksi yang baik sekali, bentuk sediaan ini memiliki berbagai kelebihan

yang penting dibandingkan bentuk sediaan pelepasan segera yang

mengandung zat aktif yang sama. Kelebihan atau manfaat tablet lepas

lambat antara lain sebagai berikut :

1. Memastikan keamanan dan memperbaiki daya kerja ( efikasi ) zat aktif

serta meningkatkan kepatuhan pasien. Hal ini dicapai karena

pengendalian konsentrasi zat aktif dalam plasma lebih baik dan

frekuensi pemberian berkurang.

2. Memperbesar jarak waktu pendosisan yang diperlukan atau

dipersyaratkan. Hal ini mengurangi jumlah total dosis yang diperlukan

per hari. Pengurangan frekuensi dosis harian lebih nyaman bagi pasien

dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Pengurangan pemberian

dosis 3 atau 4 kali sehari menjadi 1 atau 2 kali sehari terbukti

meningkatkan kepatuhan pasien. Sebagai contoh, pasien hanya perlu

menggunakan obat sekali sehari dan tidak harus mengingat penggunaan

dosis tambahan pada waktu ntertentu dalam sehari.

3. Mengurangi fluktuasi frekuensi konsentrasi zat aktif dalam darah

disekitar rata – rata. Apabila dikehendaki konsentrasi zat aktif yang

konstan bentuk sediaann lepas lambat dapat menurunkan fluktuasi

konsentrasi zat aktif dengan cara : (a) mengurangi konsentrasi puncak

dalam darah ( Cmax ) sehingga kemungkinan besar mengurangio efek

merugikan yang berkaitan dengan dosis dan (b) meningkatkan

Page 5: BAB II

8

konsentrasi plasma minimum ( Cmin ) sehingga meningkatkan daya

kerja jika konsentrasi ambang diperlukan. Oleh karena itu, derajat

fluktuasi disekitar rata – rata konsentrasi plasma merupakan suatu

parameter penting bagi orang – orang yang berkepentingan dengan

penilaian obat sesuai dengan kaidah sediaan lepas lambat. Kriteria

penilaian kedua adalah durasi konsentrasi plasma tetap berada di dalam

rentang terapi, yang disebut waktu huni terapi ( therapeutic occupancy

time ).

4. Mengurangi iritasi saluran cerna dan efek samping lain yang berkaitan

dosis.

5. Menghasilkan efek yang lebih seragam. Respon farmakologis yang

lebih seragam merupakan salah satu tujuan utama sediaan lepas lambat.

6. Menghindari pemberian obat pada malam hari karena jarak waktu

pemberian lebih lama sehingga jam tidur pasien tidak terganggu.

7. Menghasilkan manfaat ekonomi bagi pasien. Dosis tunggal sediaan

lepas lambat dapat lebih murah daripada dosis obat setara yang

diberikan beberapa kali sehari dalam tablet konvensial. Bagi pasien

yang berada di bawah pengawasan perawat, biaya waktu perawatan

yang diperlukan untuk pemberian obat berkurang jika hanya satu dosis

obat diberikan pada pasien tiap hari.

8. Beberapa zat aktif, seperti klorfeniramin, mempunyai waktu paruh

panjang. Jadi, durasi kerja farmakologis yang panjang sudah menjadi

sifat yang melekat dalam zat – zat ini. Selain itu, pengamatan setelah

pemberian dosis ganda menunjukkan fluktuasi konsentrasi zat aktif

dalam darah bersifat minimal. Oleh karena itu, tampaknya tidak ada

alassan untuk memformulasi zat aktif ini dalam bentuk sediaan tablet

lepas lambat. Akan tetapi obat demikian dipasarkan dalam bentuk lepas

lambat dengan alasan sediaan lepas lambat meminimalkan toksisitas,

Page 6: BAB II

9

mengurangi reaksi merugikan, membuat pasien lebih nyaman, dan

meningkatkan kepatuhan lebih baik.

9. Memberikan konsentrasi terapi zat aktif dalam darah yang terus

menerus dan menghasilkan respon klinis yang diperpanjang dan

konstan dalam pasien. Selain itu jika kecepatan masukan zat aktif

konstan, konsentrasi obat dalam darah diharapkan tidak berfluktuasi

antara maksimum dan minimum, seperti yang terlihat pada regimen

dosis ganda sediaan obat pelepasan segera. Fluktuasi konsentrasi zat

aktif dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan pasien mengalami

efek samping yang tidak dikehendaki jika konsentrasi terlalu tinggi atau

gagal memperoleh efek terapi yang tepat jika konsentrasi terlalu

rendah.

10. Memperbaiki efisiensi pengobatan, yakni optimasi terapi. Ini adalah

alasan yang paling penting dalam pemberian terapi lepas lambat. Hasil

yang dieproleh apabila terdapat konsentrasi zat aktif yang konstan

dalam darah melalui pemberian sistem lepas lambat adalah mencapai

efek yang diinginkan dengan segera dan mempertahankan efek itu

untuk periode waktu yang diperpanjang. Pengurangan atau eliminasi

fluktuasi konsentrasi zat aktif dalam darah memungkinkan

penatalaksanaan penyakit dengan lebih baik.

11. Memperbaiki ketersediaan hayati beberapa zat aktif. Manfaat ini dapat

diperoleh dari metode – metode yang digunakan untuk mencapai

keadaan lepas lambat. Sebagai contoh, zat aktif yang rentan terhadap

peruraian bakteri atau non aktivasi enzimatik dapat dilindungi dengan

enkapsulasi dalam sistem polimer yang cocok untuk lepas lambat.

12. Meninngkatkan ketersediaan hayati zat – zat aktif yang mempunyai

„jendela spesifik„ untuk absorbsi. Dalam hal ini, peninngkatan

ketersediaan hayati dapat dicapai dengan melokalisasi sistem

pemberian lepas lambat dalam bagian saluran cerna tertentu.

Page 7: BAB II

10

13. Memperbaiki efisiensi pengobatan dengan mengambil betuk khusus

dari efek terapi khusus yang tidak munbgkin diperoleh dengan bentuk

sediaan konvensional.

14. Mendatangkan keuntungan ekonomi ditinjau dari dua sudut. (a) karena

sifat khusus bentuk sediaan lepas lambat, walaupun biaya unit awal

kebanyakan sistem penghantaran zat aktif lepas lambat besar daripada

bentuk sediaan konvensional, biaya rata – rata pengobatan selama

periode waktu yang diperpanjang dapat lebih rendah. (b) keuntungan

ekonomi juga dapat dihasilkan dari penurunan biaya untuk masa

perawatan (hospitalisasi) dan pengurangan waktu kerja pasien yang

hilang.

15. Mengurangi jumlah zat aktif yang digunakan karena sifat kinetika

pelepasannya, sistem lepas lambat lazimnya mampu mengurangi

jumlah zat aktif yang digunakan sepanjang pengobatan daripada jumlah

zat aktif yang digunakan bila mendapatkan sediaan konvensional.

Keuntungan dari hal ini adalah menurunkan atau menghilangkan efek

samping local dan sistemik, mengurangi potensiasi atau penurunan

kerja obat akibat penggunaan kronik, dan meminimalkan akumulasi

dalam jarinngan tubuh karena penggunaan kronis.

b. Kekurangan

1. Faktor fisiologis yang berubah ubah ( misalnya, pH saluran cerna,

aktivitas enzim, kecepatan transit lambung dan usus, adanya makanan

dan kegawatan penyakit pasien ) sering mempengaruhi ketersediaan

hayati zat aktif bentuk sediaan konvensional. Hal ini sudah dapat

mempengaruhi ketepatan pengendalian pelepasan dan absorbsi zat aktif

dari bentuk sediaan lepas lambat per oral. Pencapaian dan pemeliharaan

kerja zat aktif yang diperlama tergantung pada pengendalian proses –

proses tersebut.

Page 8: BAB II

11

2. Kecepatan transit sediaan lepas lambat per oral di sepanjang saluran

cerna membatasi periode maksimum respon terapi yang dapat

dipertahankan setelah pemberian “dosis tunggal“ sampai kira – kira 12

jam ditambah jangka waktu zat diabsorbsi untuk menggunakan kerja

yang terjadi setelah pemberian dosis tunggal.

3. Sediaan lepas lambat yang cenderung tetap utuh dapat tersangkut pada

suatu tempat di sepanjang saluran cerna. Jika hal ini terjadi pelepasan

lambat zat aktif dari sediaan dapat mengakibatkan konsentrasi zat aktif

tinggi di lokasi tertentu. Hal ini menyebabkan iritasi local pada mukosa

saluran cerna namun sediaan lepas lambat yang diformulasi khusus agar

dapat terdispersi dalam cairan saluran cerna memiliki kemungkinan

kecil menyebabkan masalah ini.

4. Sediaan lambat dosis tunggal biasanya mengandung jumlah total zat

aktif lebih besar daripada bentuk konvensional dosis tunggal. Ada

kemungkinan terjadi overdosis yang tidak aman jika suatu sediaan lepas

lambat dibuat dengan tidak baik dan zat aktif total ynag terkandung

dilepaskan sekaligus pada satu waktu atau dalam jarak waktu yang

terlalu singkat. Jadi tidak bijaksana memasukkan zat aktif berkhasiat

keras dalam formulasi lepas lambat.

5. Tidak semua jenis zat aktif dapat dijadikan calon yang sesuai untuk

pembuatan formulasi lepas lambat peroral. Sebagai contoh, zat aktif

yang mempunyai waktu paruh 1 jam atau kurang sulit diformulasi

menjadi sediaan lepas lambat. Kecepatan elimasi yang tinggi dalam

tubuh mengandung makna bahwa zat aktif ini perlu dosis pemeliharaan

yang sangat besar untuk 8/12 jam terapi terus menerus setelah

pemberian sediaan lepas lambat dosis tunggal. Selain itu bahaya yang

mungkin timbul akibat pemberian dosis yang begitu besar, ukuran fisik

bentuk sediaan lepas lambat mengakibatkan obat sulit ditelan. Zat aktif

yang mempunyai waktu paruh antara 4 dan 6 jam merupakan calon

Page 9: BAB II

12

yang baik untuk pembuatan formulasi lepas lambat. Selain waktu paruh

biologis, berbagai faktor yang menghalangi zat aktif diformulasi dalam

bentuk sediaan lepas lambat. Zat aktif yang harus memenuhi

persyaratan khusus agar dapat diabsorbsi dari saluran cerna merupakan

calon yang buruk. Untuk menghasilkan periode terapi obat diperlama

yang memuaskan, suatu zat aktif harus absorbsi dengan baik dari semua

daerah saluran cerna kertika bentuk sediaan lepas lambat itu lewat

disepanjang saluran cerna. Kriteria zat aktif yang sesuai atau tidak

sesuai untuk formulasi sediaan lepas lambat akan diuraikan dalam

formulasi sediaan lepas lambata atau diuraikan kemudian.

6. Harga per unit sediaan lepas lambat pada umumnya lebih mahal

daripada bentuk sediaan konvensional yang mengandung zat aktif yang

sama. Akan tetapi “unit dosis” sediaan lepas lambat yang diperlukan

lebih sedikit.

7. Bentuk sediaan lepas lambat mengandung dosis yang equivalen dengan

dua kali atau lebih dosis yang terkandung di dalam sediaan yang

diberikan dalam bentuk sediaan konvensional. Oleh karena itu,

kegagalan bentuk sediaan inidapat menimbulkan banjir dosis (dose

dumping). Banjir dosis dapat di definisikan sebagai pelepasan zat aktif

lebih dari fraksi yang biasa atau kecepatan pelepasan zat aktif lebih

besar dari kecepatan biasa per jarak waktu pemberian, akibatnya

kemungkinan besar yang dapat terjadi konsentrasi plasma yang

merugikan. Banjir dosis merupakan suatu fenomena ketika jumlah zat

aktif yang relative besar dalam suatu sediaan lepas lambat dilepaskan

dengan cepat dan masuk ke sirkulasi sistemik dengan kuantitas yang

kemungkinan toksik. Namun, banjir dosis yang harusnya tidak akan

menjadi suatu masalah apabila dipraktikan cara pembuatan obat yang

baik dan diberlakukan berbagai tipe pengendalian ketat yang menjadi

standard industri farmasi. Untuk alasan yang sama (tidak terjadi banjir

Page 10: BAB II

13

dosis), pada label sediaan sebaiknya dicantumkan pernyataan yang

relevan tentang pengubahan bentuk sediaan yang diperbolehkan

sebelum obat digunakan (misalnya tidak dikunyah, tidak digerus, atau

tidak didispersikan dalam makanan atau cairan)

8. Kekuatan yang dikurangi untuk penyesuaian dosis merupakan

kekurangan utama beberapa sediaan lepas lambat. Hal ini hendaknya

dipertimbangkan ketika mendesain formulasi lepas lambat untuk zat

aktif yang tersedia dengan kekuatan beragam dalam sediaan

konvensional. Formulasi lepas lambat hendaknya juga tersedia dalam

bentuk sediaan-sediaan yang mengandung zat aktif dengan kekuatan

beragam atau dalam bentuk sediaan yang mudah dipecah tanpa

menghilangkan sifat-sifat lepas lambat.

9. Penurunan absorbs zat aktif merupakan bahaya yang melekat pada

semua bentuk sediaan lepas lambat. Selain keterbatasan yang signifikan

dalam hal waktu huni suatu sediaan lepas lambat kemungkinan

menyebabkan suatu fraksi zat aktif yang diberikan dilepaskan dibagian

distal atau ujung usus halus yang merupakan daerah absorbs optimum.

Dalam hal ini, istilah “jendela absorbsi” menjadi penting dan dapat

memperbaiki absorbsi zat aktif in vivo yang tidak memuaskan,

meskipun pelepasan in vitro sangat baik. Waktu huni untuk zat aktif

dan formulasi yang berbeda dapat beragam bergantung pada (a)

efisiensi absorbsi di daerah distal usus halus dan (b) kerentanan zat

aktif dan bentuk sediaan terhadap degradasi oleh bakteri usus halus.

10. Meskipun makanan menunjukkan pengaruh langsung pada proses

absorbs, pemberian bentuk sediaan lepas lambat bersama dengan

makanan kemungkinan dapat meningkatkan durasi absorbs suatu zat

aktif, terutama jika daerah absorbs optimum zat aktif itu berada pada

usus halus.

Page 11: BAB II

14

11. Jika pasien mengalami reaksi obat merugikan akan terjadi keracunan

secara tidak sengaja, pembersihan zat aktif sistem ini lebih sulit

daripada sediaan lepas segera.

12. Sediaan lepas lambat yang diberikan secara oral dapat memperlihatkan

absorbsi zat aktif yang tidak menentu atau berubah-ubah karena

berbagai interaksi zat aktif dengan kandungan saluran cerna dan

mengubah motilitas (daya gerak) saluran cerna.

13. Zat aktif yang dalam bentuk sediaan konvensional biasa diberikan

dalam dosis besar (>500mg) tidak praktis untuk formulasi sediaan

(tablet) lepas lambat karena sediaan (tablet) lepas lambat dapat

mengandung dua kali atau lebih dosis yang diberikan dalam tablet

konvensional. Hal ini mengakibatkan ukuran sediaan (tablet) lepas

lambat akan menjadi sangat besar, terlalu besar untuk ditelan oleh

pasien.

14. Pemberian sediaan lepas lambat tidak memungkinkan penghentian

terapi dengan segera. Dalam pendekatan ini, tidak dapat dilakukan

perubahan kebutuhan obat secara tiba-tiba selama terapi, seperti yang

perlu dilakukan jika efek merugikan yang signifikan terjadi.

15. Dokter kurang fleksibel dalam penyesuaian regimen dosis. Pengaturan

dosis sudah ditetapkan oleh bentuk design sediaan.

16. Bentuk sediaan lepas lambat di desain untuk populasi normal

berdasarkan waktu paruh zat aktif rata-rata. Akibatnya, keadaan

penyakit yang mengubah disposisi zat aktif (ekskresi dan metabolisme),

perbedaan variasi pasien yang signifikan, dan sebagainya tidak

diperhitungkan.

17. Waktu transit suatu bentuk sediaan melintasi saluran cerna tidak saja

bergantung pada karateristik fisik formulasi, tetapi juga bergantung

pada berbagai faktor fisiologis. Pengosongan lambung kemungkinan

merupakan salah satu faktor paling penting dalam mengendalikan

Page 12: BAB II

15

waktu huni menyeluruh. Setelah pemasukan makanan lambung

memasuki keaadaan kenyang yaitu ketika cairan dan bahan yang telah

dicerna telah selesai dikosongkan, tetapi bahan padat secara selektif

ditahan sampai diameter diperkecil hingga kira-kira 2 mm. apabila

proses pencernaan sudah sempurna lambung memasuki puasa.

Dasar rasional modifikasi pelepasan zat aktif dalam saluran cerna:

1. Menghasilkan kerja pada lokasi khusus dalam saluran cerna

2. Menghindari kerja local yang tidak dikehendaki dalam saluran cerna

3. Menciptakan pola pemberian terprogram

4. Meningkatkan absorbs atau ketersediaan hayati

5. Memperpanjang masa kerja zat aktif setelah pemberian.

2.1.3 DATA PREFORMULASI

1. Zat Aktif (USP 30 NF 25, 2007)

Natrium Diklofenak adalah turunan asam fenilasetat sederhana yang

menyerupai florbiprofen maupun meklofenamat. Obat ini adalah penghambat

siklooksigenase yang kuat dengan efek anti inflamasi, analgesik dan anti

piretik. Diklofenak cepat diabsorbsi setelah pemberian oral dan mempunyai

waktu paruh yang pendek. Seperti flurbiprofen, obat ini berkumpul di cairan

sinovial. Potensi diklofenak lebih besar dari pada naproksen. Obat ini

dianjurkan untuk kondisi peradangan kronis seperti artritis rematoid dan

osteoartritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka akut (Katzung, 2004).

Rumus molekul : C14H10Cl2NNaO2

Berat molekul : 318,13

Nama kimia : Asam benzeneasetat, 2-[(2,6 diklorofenil)amino-

monosodium

Nama lain : Sodium [o-(dikloroanilino)fenil]asetat

Pemerian : Serbuk hablur, berwarna putih, tidak berasa

Page 13: BAB II

16

Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol; praktis

tidak larut dalam kloroform dan eter; bebas larut

dalam alkohol metil. pH larutan 1% dalam air adalah

antara 7.0 dan 8 (Martindale 36, 2009).

pKa : 4,2 (Clarke‟s, 2005)

Dosis : Oral 75-100 mg 2-3 kali perhari

Wadah : Dalam wadah tertutup baik

2. Etil Selulosa (American Pharmaceutical Association)

Nama Lain : Aquacoat ECD, Aqualon, E462, Ethocel

Rumus Kimia : C12H23O6(C12H22O5)nC12H23O5

Pemerian : Serbuk berwarna putih, tidak berasa.

Kegunaan : Coating agent

3. Polivinilpirolidon (PVP)

Nama sinonim : Providone, kolidon, plasdone, dan PVP.

Nama kimia : I-vinyl-2-pirolidon

Rumus Empiris : (C6H9NO)n

Pemerian : Serbuk halus, serbuk putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, dan

higroskopis.

Larutan : Mudah larut dalam air, etanol, dan metanol.

Kegunaan : Bahan pengikat.

4. Laktosa DC (FI IV hal 488, Excipient hal 252)

BM monohidrat : 360.31 (monohidrat) ; 342,3 (anhidrat)

RM monohidrat : C12H22O11.H2O

Anhidrat : C12H22O11

Pemerian : Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih

krem, tidak berbau, rasa sedikit manis

Page 14: BAB II

17

Stabilitas : Stabil di udara, menyerap bau. Dalam kondisi

lembab, penambahan jamur dapat terjadi. Laktosa

dapat berubah menjadi warna coklat selama

penyimpanan

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan lebih mudah melarut

dalam air mendidih.

Kegunaan : Pengisi sekaligus pengikat (Filler-binder)

Konsentrasi : 20%-25% (Holding capacity)

OTT : Golongan amin primer menyebabkan perubahan

warna jadi Coklat ( reaksi Millard)

Wadah : Dalam wadah tertutup baik, di tempat kering dan

sejuk.

5. Mg Stearat ( FI IV 515-516, excipient VI 404-405 )

Pemerian : Serbuk halus putih dan voluminous, bau lemah, khas,

mudah melekat di kulit, bebas dari butiran larutan

Kelarutan : Tidak larut dalam air, etanol dan dalam eter

Stabilitas : Stabil dan disimpan ditempat yang kering

Kegunaan : Pelincir tablet (lubrikan)

Konsentrasi : 0,25-5%

OTT : Dengan asam kuat, alkali dan garam besi, hindari

mencampur dengan oksidator yang kuat

Wadah : Dalam wadah yang tertutup baik

6. Talk (FI IV hal 771)

Pemerian : Serbuk hablur halus putih atau putih kelabu,

berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas

butiran.

Page 15: BAB II

18

Kelarutan : Tidak larut dalam pelarut asam dan alkalis, pelarut

organik dan air

Kegunaan : Pelicin tablet (glidan)

Konsentrasi : 1-10% sebagai glidan

OTT : Dengan ammonium kwartener

Wadah : Dalam wadah yang tertutup baik