bab ii

56
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Multimedia Pembelajaran 1. Pengertian Multimedia Ditinjau dari prosesnya, pembelajaran adalah komunikasi, karena dalam proses pembelajaran terdapat komunikator, komunikan, dan pesan. Agar pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan mudah, maka diperlukan desain dan strategi pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran. Menurut Munadi (2008:6) Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu “medius” yang berati tengah, pengantar atau perantara. Karena posisinya di tengah tengah, maka media disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. Dalam pembelajaran, menurut Munadi ( 2008 : 7 )” media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalirkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang 11

Upload: urangtalagasari

Post on 15-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bab ii

TRANSCRIPT

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Multimedia Pembelajaran1. Pengertian Multimedia Ditinjau dari prosesnya, pembelajaran adalah komunikasi, karena dalam proses pembelajaran terdapat komunikator, komunikan, dan pesan. Agar pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan mudah, maka diperlukan desain dan strategi pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran.Menurut Munadi (2008:6) Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berati tengah, pengantar atau perantara. Karena posisinya di tengah tengah, maka media disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.Dalam pembelajaran, menurut Munadi ( 2008 : 7 ) media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalirkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.Agar pesan yang disampaikan dalam pembelajaran dapat lebih mudah diterima siswa, maka penggunaan media yang melibatkan banyak indera merupakan hal yang paling baik. Ini sejalan dengan pendapat Yunus (dalam Arsyad, 2000:16) mengungkapkan bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan lebih dapat menjamin pemahaman. Orang yng mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat atau melihat dan mendengarnya. Dalam hal ini, maka media yang banyak melibatkan alat indera disebut juga dengan multimedia.Menurut Munadi (2008 : 148) multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. yang termasuk ke dalam multimedia adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung, salah satunya adalah melalui komputer.Dengan menggunakan multimedia berbasis komputer siswa dapat dengan mudah mengasosiasikan objek dan konsep, warna dengan makna, suara dengan ingatan, tindakan fisisk dengan informasi tertentu. Menurut Munadi (2008:161) Hal ini sesuai dengan teori accelerated learning yang menyatakan bahwa orang mengingat dan belajar secara lebih efektif apabila informasi disajikan melalui lebih dari satu model sensoris.Accelerated learning adalah cara belajar dengan mengakses jalan untuk mengetahui dan mengingat pesan ajar. Dalam implementasinya, cara belajar seperti ini adalah memanfaatkan indera kita, apa yang kita dengar, lihat, rasa. Cium dan sentuh atau dengan kata lain belajar cara visual (penglihatan), auditori (pendengaran) dan kinestetik (gerakan).Bruner (dalam Arsyad, 1996:7) menjelaskan ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktoral/gambar (iconic) dan pengalaman abstrak (symbolic).Teori di atas memberikan penjelasan bahwa pengalaman sebagai hasil belajar dapat diperoleh dengan mengalami dan merasakan secara langsung, memperoleh pengalaman melalui tiruan seolah-olah mengalami dan merasakan secara langsung (melalui gambar), serta memperoleh pengalaman secara abstrak, yakni pengalaman yang diperoleh melalui penitiran kata-kata.Dari ketiga pengalaman belajar di atas, yang menarik adalah pengalaman belajar memaui tampilan gambar yang disertai dengan penjelelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru. Hal ini tidak berarti bahwa pengalaman secara langsung merupakan merupakan hal yang tidak menatik, melainkan berdasarkan karakteristik materinya tidak mungkin semua konsep dapat diperoleh secara langsung. Tidak mungkin siswa mempelajari laut dengan membawa laut ke ruangan kelas, tidak mungkin pula siswa dapat belajar gunung dengan membawa gunung ke dalam kelas. Karakteristik materi-materi di atas akan lebih efektif dan efisien jika dipelajari melalui tiruan dengan media.Menurut Darmawan bahwa dalam konteks pembelajaran dapat dikatakan menggunakan multimedia, jika di dalamnya memiliki karakteristik sebagai berikut:a. Content Representationb. Full Color and High Resolutionc. Melalui media elektronikd. Tipe-tipe pembelajaran yang bervariasie. Redpon pembelajaran dan penguatanf. Mengembangkan self evaluationg. Dapat digunakan secara klasikal dan individualMultimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu:a. Multimedia Linier Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan) contoh: TV dan film.b. Multimedia InteraktifMultimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi denganalat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajaran interaktif aplikasi game, dll.Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagi aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga secara sebgaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.2. Manfaat MultimediaMultimedia akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa dalam proses pembelajaran, antara lain proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh mengingat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu:a) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dan lain-lain.b) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung dan lain-lain.c) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti system tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnta planet, berkembangnya bunga, dan lain-lain.d) Menyajinak benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dan alin-lain.e) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun dan lain-lain.f) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.3. Karakteristik MultimediaKarakteristik multimedia pembelajaran adalah: a) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.b) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.c) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isis sedemikian rupa sehingga pengguna biasa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memiliki memenugi fungsi sebagai berikut:a) Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.b) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.c) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu aturan yang koheren dan terkendali.d) Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan keputusan, percobaan dan lain-lain.4. Format Multimedia PembelajaranFormat sajian multimedia pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok sebagai berikut:a. TutorialFormat sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru dan instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gamnar, baik diam atau bergerak dan grafik. Pada saat yangb tepat, yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasikan dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.b. Drill dan PracticeFormat ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu ketrampilan atau memperkuat penguasaan atau konsep. Program menyadiakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar, lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapkan pengguna akan biasa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.c. SimulasiMultimedia pembelajaran dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk menstimulasi pesawat terbang, dimana pengguna seolah-olah melakukan aktifitas penerbangan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir dan lain-lain. Pada dasarnya format ini mencoba memberikan pengalam masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan resiko, seperti pesawat yang akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.d. Percobaan atau EksperimenFormat ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.e. PermainanPermainan yang disajikan dalam format ini tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa sesungguhnya mereka sedang belajar.5. Elemen-elemen dalam Multimedia PembelajaranMembuat bahan ajar menggunakan multimedia tentu berbeda dengan menyiapkan bahan ajar dengan menggunakan media konvensional yang biasa dilakukan. Kelebihan multimedia (audio visual dan gerak) dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menyampaikan materi yang membutuhkan 3 hal tersebut. Materi bahan ajar dapat disampaikan melalui gagasan yang kreatif. Dalam gagasan kreatif tersebut guru dapat mengatur irama penyajian materi agar tidak datar dan membosankan.Adakalanya materi pelajaran disajikan dalam visualisasi yang bernada datar dan biasa-biasa saja, untuk kemudian pada materi tertentu (yang menjadi pokok permasalahan) visualisasi diolah secara optimum. Bila perlu ada bagian yang ingin ditonjolkan dapat disertai dengan ilustrasi gerak (animasi maupun video) dan suara (narasi, dialog dan sound effect) yang tepat. Penekanan ini akan membuat siswa merasakan bahwa materi tersebutlah yang menjadi pokok permasalahannya. Eksekusi elemen-elemen komunikasi visual dalam pembuatan media ini pada intinya mencakup tata letak, tipografi, gambar dan ilustrasi, warna animasi dan video serta audio/suara.B. Microsoft Power Point1. Sejarah Singkat Microsoft PowerPointMicrosoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran meraka. Microsoft Office, selain Microsoft Word, Exel, Access ada juga beberapa program lainnya. PowerPoint dapat dioperasikan pada komputer PC berbasis sitem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Machintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa dan trainer. Dimulai pada versi Microsoft Ofice System 2003, Microsoft mengganti nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalahAplikasi Microsoft PowerPoint ini pertama kali dikembangkan oleh Bob Gaskin dan Dennis Austin sebagai presenter untuk perusahaan bernama Forethought, Inc yang kemudian mereka ubah namanya menjadi PowerPoint. Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Macintosh. PowerPoint kala itumasih menggunakan warna hitam putih yang mampu membuat halamat teks dan grafik untuk tranparansi Overhead Projector (OHP). Setahun kemudian versi baru dari PowerPoint muncul dengan dukungan warna setelah Macintosh berwarna muncul ke pasaran.Microsoft pun mengakuisisi Forethought, Inc dan tentu saja perangkat lunak PowerPoint dengan harga kira-kira 14 juta dollar pada tanggal 31 Juli 1987. Pada tahun 1990 versi Microsoft Windows (versi 2.0) dari PowerPoint muncul ke pasaran. Mengikuti jejak Microsoft Windows 3.0. sejak tahun 1990 PowerPoint telah menjadi bagian standar yang tidak terpisahkan dalam paket aplikasi kantoran Microsoft Office System (kecuali Basic Edition).Versi terbaru adalah Microsoft Office Power Point 2013 (Power Point ) yang dirilis pada bulan .............,yang merupakan sebuah lompatan yang cukup jauh dari segi antarmuka pengguna dan kemampuan grafik yang diinginkan. Selain itu dibandingkan dengan format data sebelumnya yang merupakan data biner dengan ekstensi *.ppt, versi ini menawarkan format data XML dengan ekstensi *.pptx. berikut dikemukakan versi PowerPoint yang selama ini ada.Tabel 1Perkembangan program Microsoft PowerPoint

TahunVersi PowerPointSistem OperasiPaket Microsoft Office

1987PowerPoint 1.0Mac OS ClassicT/A

1988PowerPoint 2.0Mac OS ClassicT/A

1990PowerPoint 2.0Windows 3.0T/A

1992PowerPoint 3.0Mac OS ClassicT/A

1992PowerPoint 3.0Windows 3.1T/A

1993PowerPoint 4.0Windows NT 3.1, Windows 3.1, Windows 3.1.1Microsoft Office 4.x

1994PowerPoint 4.0Mac OS ClassicT/A

1995PowerPoint 7 for Windows 95Windows 95, Windows NTMicrosoft Office 95

1997PowerPoint 97Windows 95/98 Windows NT 4.0Microsoft Office 97

1998PowerPoint 98Mac OS ClassicMicrosoft Office 1998 for Mac

1999PowerPoint 2000Microsoft Windows 98, Windows NT 4.0, Windows 2000Microsoft Office 2000

2000PowerPoint 2001Mac OS XMicrosoft Office 2001 for Mac

2001PowerPoint 2002Windows 2000/XPMicrosoft Office XP

2002PowerPoint v.XMaz OS XMicrosoft Office:mac v.X

2003PowerPoint 2003Windows 2000 Service Pack 3, Windows XP Service Pack 1, Windows Server 2003Microsoft Office System 2003

2004PowerPoint 2004Mac OS XMicrosoft Office:mac 2004

2006Power Point 2007Microsoft Windows Vista, Windows XP Service Pack 2, Windows Server 2003, Window Server 2008Microsoft Office System 2007

2007 PowerPoint 2008Mac OS XMicrosoft Office:mac 2004

Sumber: Wikipedia.org

Dalam PowerPoint seperti halnya perangat lunak pengolah presentasi lainnya, objek teks, grafik, video, suara dan objek-objek lainnya diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan slide. Istilah slide dalam PowerPoint ini memiliki analogi yang sama dengan slide dalam proyektor biasa, yang telah kuno akibat munculnya perangkat lunak komputer yang mampu mengolah presentasi semacam PowerPoint dan Impress. Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar dan dapat dinavigasikan melalui perintah dari si presenter. Slide juga dapat membentuk dasar webcast (sebuah siaran di World Wide Web).PowerPoint menawarkan dua jenis properti pergerakan, yakni Custom Animations dan Transition. Properti pergerakan Enterance, Emphasis dan Exit Object dalam sebuah slide dapat diatur oleh Custom Animations, sementara Transition mengatur pergerakan dari satu slide ke slide lainnya. Semuanya dapat dianimasikan dalam banyak cara. Desain keseluruhan dari sebuah presentasi dapat diatur dengan menggunakan Master Slide, dan struktur keseluruhan dari presentasi dapat disunting dengan menggunakan Primitive Outliner (Outline).2. Multimedia pada Program Aplikasi PowerPoint Pesatnya kemajuan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam pola kehidupan masyarakat dalam semua aspek, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Betapa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan manfaat yang begitu besar terhadap dunia pendidikan khusunya dalam pelaksanaan pembelajaran, lebih khusunya pembelajaran berbasis komputer. Pada masa kini guru perlu mempunyai kemahiran dan keyakinan diri dalam menggunakan teknologi ini dengan cara yang paling berkesan. Suasana pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakan komunikasi aktif antara berbagai hal. Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Harus diingat bahwa multimedia hanya bertindak sebagai pelngkap, tambahan atau alat bantu kepada guru. Multimedia tidak akan mengambil alih tempat dan tugas guru. Multimedia adalah sebagai saluran pilihan dalam menyampaikan informasi dengan cara yang lebih berkesan.Tidak dapat dipungkiri bahwa multimedia mampu memberi kesan yang besar dalam bidang komunikasi dan pendidikan karena bisa mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video. Multimedia telah mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih dinamis. Namun yang lebih pebting ialah pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif dan dapat menghasilkan ide-ide untuk pembelajaran.Komputer adalah alat elektronik yang termasuk kepada kategori multimedia (Rosyada, 2008:148). Multimedia sering diartikan sebagai gabungan dari banyak media atau setidak-tidaknya terdiri lebih dari satu media. Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD-player. Sound card, speaker dengan kemampuan memproses gambar, gerak, audio dan garfis dalam resolusi yang tinggi (Warsita, 2008:153).Dalam lingkungan pendidikan dan pelatihan komputer sebagai media komunikasi ditujuan untuk kepentingan penyampaian pesan pembelajaran dari instruktur atau guru kepada peserta pelatihan atau siswa. Kedar interaksin penerima dan sumber pesan dapat langsung dilakukan melalui komputer multimedia ini, terutama di bawah bimbingan guru (Darmawan, 2012:26)Sebagaimana dikemukakan oleh Linda Roehring Knapp&Allen D. Glenn (dalam Darmawan, 2012:26) Sebagian besar guru menggunakan teknologi komputer untuk mendukung pembeljarannya melalui berbagai model komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa media komputer dapat membantu proses kominikasi dalam pembelajaran. Menurut Arsyad (2003) Multimedia adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, audio, suara dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pembelajaran. Sedangkan Gayeski (1992) mengartikan multimedia ialah suatu sistem hubungan komunikasi interaktif melalui komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumat dalam bentuk teks, grafik, animasi dan sistem audio.Multmedia pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali (Murni dalam Warsita, 2008:154).Dengan memnafaatkan kemajuan teknologi dan informasi, dengan pemanfaatan multimedia berbasis komputer yang digunakan dalam proses pembelajaran diharapkan didwa dapat belajar sesuai dengan tarap kemampuan dan gaya belajarnya. Ditinjau dari aspek gaya belajar, para ahli mengidentifikasi tiga modalitas utama dalam belajar yaitu, auditori, visual, dan kinestetik. Beberapa siswa belajar secara optimal dengan cara mendengar ( auditif ), sedangkan siswa lainnya lebih senang belajar dengan cara melihat (visual). Informasi akan diingat dengan baik jika adanya asosiasi indera, terutama asosiasi antara indera penglihatan dan pendengaran. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kemampuan seseorang dalam memamhami suatu konsep sangatlah berbeda-beda, ada siswa yang dapat memahami suatu konsep dengan waktu yang relatif cepat ada pula yang memerlukan waktu yang cukup banyak dalam memahami suatu konsep. Dengan memnafaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi tersebut, siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. Di sisi lain siswa juga dapat melaksanakan pembalajaran dengan gaya masing-masing. Sebagaimana kita ketahui gaya belajar masing-masing berbeda. Ada siswa yang dapat memahami suatu konsep melalui tayangan, ada siswa yang dapat memahami suatu konsep lewat suara, ada siswa yang dapat cepat juga memahami suatu konsep gerakan-gerakan dan lain-lainya.Kemasan multimedia yang menarik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Darmawan (2009:193) menyatakan bahwa kemasan informasi yang menarik secara visual, warna, objek, pencahayaan, prosedur dan aspek interaktif yang sesuia dengan kondisi dan kemampuan otak kiri dan otak kanan terbukti memberi dampak yang sangat signifikan terhadap kecepatan belajar.Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis dalam pembelaqjaran klasikal, baik untuk kelompok klecil maupun besar. Pemanfaatan multimedia dalam presentasi ini biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni PowerPoint yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Dengan berbagai perkembangan dalam perangkat lunak dan sejumlah perangkat keras penunjangnya telah menyebabkan terjaninya perubahan besar pada metode presentasi saaat ini (Munadi,2008:150).Rosyada (2008:150) mengungkapkan bahwa pemanfaatan PowerPoint atau perangkat lunak lainya dalampresentasi menyebakan kegiatan presentasi menjadi sangat mudah, dinamis dan sangat menarik. Selanjutnya Rosyada (2008:150) mengungkapkan beberapa kelebihan penggunaan PowePoint dalam pembelajaran, di antaranya adalah sebagai beikut:1. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan imagery. 2. Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, garfik, dan sound menjadi kesatuan penyajian yang terintegrasi.3. Memiliki kemapuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarannya.4. Mampu menggabungkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah.Program aplikasi PowerPoint merupakn program yang dilengkapi dengan berbagai fitur penyimpanan data visual, audio dan audiovisual yanng dapat disajikan secara bersama-sama. Program aplikasi PowerPoint merupakan media berbasis ICT yang dapat mengemas informasi pembelajaran dan menyampaikan melalui lebih dari satu media (multimedia). Kemasan informasi melalui media berbasis ICT dengan memanfaatkan program aplikasi PowerPoint dapat disajikan dalam berbagai bentuk, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.Meskipun program aplikasi PowerPoint merupakan program yang cukup sederhana, namun program ini dapat menyampaikan pesan pada berbagai dimensi. Penyajian pesan pada berbagai dimensi sangatlah penting dalam mendukung hasil belajar yang baik. Darmawan (2009:195) mengungkapkan bahwapola penyajian yang terdiri dari satu hingga tiga dimensi informasi, baik berbentuk tulisan maupun objek, itu sangat dibutuhkan oleh otak. Dengan begitu otak dengan mudah melihat dan memahami informasi sehingga ia mudah mengambil kesimpulan yang tepat berkaitan dengan informasi terdahulu yang berciri sama, atau mendekati. Lebih lanjut Darmawan (2009:193) mengungkapkan bahwa variabel kemasan model pembelajaran berbasis teknologi informasi sangat mempengaruhi hasil belajar.

C. Konsep MotivasiMotivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.1. Pengertian MotivasiMenurut Faturrohman (2009:19) motivasi berpangkal dari kata motif, yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).Adapun menurut McDonald (dalam Faturrohman:19) motivasi adalah sebuah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Menurut Hamzah (2013:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan pada motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.Ada prinsip yang dapat digunakan untuk meninjau motivasi, antara lain:a. Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini akan membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang.b. Kita menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah lakunya. Diartikan sebagai kekuatan yang terdapat di dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku tertentu.Menurut Hamalik (2013:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk dorongan dasar yang menggerakan seseorang untuk mencapai tujuan. Dalam perumusan ini ada tiga unsur yang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan saling berkaitan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya dan perbuatan seseorang yang didasarkan:1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul lapar.2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.3) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju satu tujuan.Menurut Asrori (2006:183) motivasi dapat diartikan sebagai: (1) Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; (2) Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena keinginan mencapai tujuan yang ingin dicapai.Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan/tingkah laku untuk memnuhi kebutuhan dan mencapai tujuan/keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman:2000)Mangkunegara (2005:61) motivasi terbentuk dari sikap attitude karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak di dalam individu untuk mencapai aktifitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti memotivasi dapat dirangsang oleh faktor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi dipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seseorang memiliki keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.2. Jenis-Jenis MotivasiDari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:1) Motif IntrinsikMotif intrinsik timbul tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya.2) Motif EkstrinsikMotif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan karena melihat manfaatnya.Motif intrinsik lebih kuat daripada motif ekstrinsik. Oleh karena itu, pendidikan harus berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat peserta didik terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapaimdalam bentuj tujuan intruksional pada saat pembelajaran dimulai, akan menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain:a. Pendidik memerlukan anak didiknya sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya, maupun keyakinannya.b. Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya.c. Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersipat pribadi maupun akademis.d. Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang lias dan penguasaan materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.e. Pendidik harus mempunya rasa cinta dan sifat pengabdian terhadap profesinya sebagai pendidik.Bagi siswa yang senantiasa memperhatikan materi pelajaran yang diajarkan, bukanlah masalah bagi guu karena di dalam diri siswa tersebut terdapat motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikin, biasanya dengan kesadaran sendiri akan seantiasa memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya akan terus memotivasi dirinya untuk lebih berkembang, berbagai gangguan disekitarnya tidak terlalu mempengaruhi perhatiannya.Lain halnya bagi siswa yang tidak memiliki motivasi di dalam dirinya, sudah pasti sangat membutuhkan motivasi ekstrinsik untuk mendorong minatnya. Di saat inilah guru bertugas sebagai seorang yang dapat membangkitkan motivasi peserta didik sehingga dia mau belajar.3. Komponen-Komponen MotivasiMotivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (inner componnent), dan komponen luar (outer componnent). Komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Komponen luar adalah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.4. Fungsi MotivasiSebagaimana dikemukakan oleh Faturrohman (2000:29) bahwa terdapat tiga fungsi motivasi, yaitu:1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Adapun fungsi motivasi menurut Hamalik (2013:161)

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belejar.2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ketercapaian tujuan yang diinginkan.3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Menutut Hamzah (2012:27) motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Adapun fungsinya yaitu:1) Menentukan penguatan belajar2) Memperluas tujuan belajar3) Menentukan ketekunan belajarDari beberapa uraian di atas tampak jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan siswa.5. Strategi Menumbuhkan MotivasiMenurut Faturrohman (2009:20) ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi siswa, antara lain:1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada siswa.2) HadiahBerikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan mengacu semangat mereka untuk dapat belajar lebih giat lagi.3) Saingan/kompetisiGuru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.4) PujianSudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan dan pujian. Tenyunya pujian yang bersifat membangun.

5) HukumanHukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.

Sedangkan menurut Hamalik (2013:166) guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya. Cara-cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membangkitkan motivasi antara lain:1) Memberi angkaUmumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaanya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru.2) PujianPemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil, besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.3) HadiahCara ini juga dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik.4) Kerja kelompokDalam setiap kerja kelompok di mana melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok seringkali memili perasaan atau keinginan untuk mempertahankan nama baik kelompoknya. Sehingga hal ini menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.5) PersainganBaik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-motif sosial kepada murid. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik seperti rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar.6) Tujuan dan level of aspirationDari keluarga akan mendorong kegiatan siswa.7) SarkasmeIalah dengan jalan mengejek siswa yang mendpat hasil belajar yang kurang. Dalam batas-batas tertentu sarkasme dapat mendorong kegiatan belajar demi nama baiknay, tetapi di pihak lain dapat menimbulkan sebaliknya, karena siswa merasa dirinya dihina, sehingga memungkinkan timbulnya konflik antara murid dan guru.8) PenilaianPenilaian secara kontinyu akan mendorong murid-murid belajar, oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik.

9) KaryawisataCara ini meningkatkan motivasi belajar oleh karena dalam kegiatan ini akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna.10) Film pendidikanSetiap siswa merasa senang menonton film. Cerita film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.11) Belajar melalui radioMendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah guru. Radio adalah alat yang penting untuk mendorong motivasi belajar murid.

6. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi BelajarMenurut Dimyati dan Mudjiono (2006:97), unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:1) Cita-cita atau aspirasi siswaMotivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil, keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemampuan bahkan di kemudian hari menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan.2) Kemampuan SiswaKeinginan seorang anak perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas perkembangan.

D. Hasil Belajar1. Pengertian Hasil BelajarMenurut Surya (2004:16) Hasil proses pembelajarn adalah perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari, dsb. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah prilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik.Lebih lanjut hasil belajar yang diperoleh siswa dapat digolongkan kepada hasil yang bersifat penguasaan sesaat dan juga penguasaan yang berkelanjutan. Penguasaan yang bersifat sesaat dilakukan dalam satu kegiatan belajar, sedangkan penguasaan yang bersifat berkelanjutan harus dilakukan terus menerus dalam hampir setiap kegiatan belajar, sedangkan penguasaan yang bersifat berkelanjutan harus dilakukan terus menerus dalam hampir setiap kegiatan belajar. Penguasaan yang dapat dilakukan sesaat misalnya ialah pengetahuan mengenai fakta, teori, generalisasi, istilah-istilah, pendapat dan lain sebagainya. Jadi penggolongan ke dalam hasil belajar sesaat termasuk ke dalmnya ialah hasil belajar yang berisi proses. 2. Penggolongan Hasil BalajarPenggolongan ini membagi secara lebih teliti lagi penggolongan hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom dan kawan-kawannya. Untuk lebih jelas pembahasan berikut ini mengenai ranah kognitif dan ranah afektif.a. Hasil Kegiatan Belajar KognitifPada hasil belajar kognitif menurut Bloom (1976:11, 18, 36) dibagi menjadi enam tingkatan kemampuan kognitif. Tingkatan ini bersifat hierarki artinya yang satu lebih tinggi dari lainnya. Keenam tingkatan tersebut apabila diurutkan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah sebagai berikut:1) Pengetahuan (knowledge)Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah segala sesuatau yang harus diketahui dan dipelajari siswa dalam kegiatan belajar, baik yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dilakukan, dipelajari maupun dirasakan.2) Pemahaman (comprehension) Yang dimaksud pemahaman adalah bahwa siswa mampu memahami (mengerti) apa yang sedang dikomunikasikan kepadanya dan dapat menggunakan materi yang dimonunikasikan tadi tanpa menghubungkan materi lain. Dan jenjang pemahaman ini ada tiga kegiatan yang dijadikan petunjuk bahwa suatu pemahaman terjadi. Ketiga pemahaman tersebut adalah: penerjemahan, penafsiran, dan eksploitasi.3) Aplikasi (Aplication)Untuk dapat melakukan aplikasi seseorang harus memiliki pemahaman. Apa yang harus dipahaminya? Yang harus dipahaminya adalah sesuatu yang dipergunakannya dalam aplikasi seperti prinsip, ide, hukum, generalisasi, prosedur tertentu dan metodologi. Aplikasi baru terjadi apabila seseorang menghadapi suatu masalah dan dia berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Apabila ia dapat memcahkan masalah yang diberikan, maka ia dapat dikatakan bahwa ia telah memiliki hasil belajar pada tingkat aplikasi.4) Analisis (analysis)Hasil belajar kognitif jenjang berikutnya adalah hsil belajar pada tingkat analisis. Tingkat ini bisa dikuasai apabila siswa dapat menyiapkan apa yng telah ia ketahui pada masalah yang duhadapinya. Secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar tingkat analisis menunjukkan dalam sebuah komunikasi dengan cara memecah-mecah materi komunikasi tersebut ke dalam bagian-bagian tertentu.5) Sintesis (syntesis)Hasil belajar tingkat sintesis secara umum menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menyatukan beberapa jenis informasi yang terpisah-pisah menjadi suatu bentuk komunikasi yang baru dan lebih jelas daripada yang sebelumnya. Makin baik karya tulisan seseorang makin tinggi kemampuan sintesisnya karena dalam tulisan yang baik tersebut terorganisir fakta, pendapat, konsep teorin dan sebagainya secara unik dan lebih baik.Hasil belajar ini juga dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu:a) Kemampuan melahirkan suatu bentuk komunikasi yang unik;b) Kemampuan untuk membuat suatu rencana atau langkah-langkah kegiatan;c) Pengembangan suatu tatanan (set) hubungan yang abstrak.6) Evaluasi (evaluation)Hasil belajar yang tertinggi ialah tingkat evaluasi. Hasil tingkat ini menggambarkan kemampuan siswa dalam menilai setiap objek yang diberikan kepadanya. Objek tersebut dapat berupa objek fisik seperti tulisan, maket sebuah pasar atau gedung, laboratorium sekolah, perpustakaan sekolah, gedung kelurahan dan sebagainya. Objek yang diberikan dapat pula berbentuk suatu rencana, karya tulis baik dalam sastra atau dalam bidang lainnya. b. Hasil Belajar AfektifAda lima tingkat hasil belajar afektif. Seperti juga kognitif lebih menekankan pada fungsi otak dalam mengubah informasi, maka afektif lebih menekankan dirinya pada pengembangan fungsi perasaan dan sikap.Perbedaan antara hasil belajar kognitif dan afektif dapat digambarkan dalam contoh sederhana, seperti: apabila seorang siswa mempelajari adat istiadat maka yang diinginkannya adalah pengetahuan tentang adat istiadat. Itulah berupa hasil belajar kognitif. Sedangkan hasil belajar masuk pada lingkungan afektif apabila adat istiadat yang dipelajarinya itu mempunyai pengaruh terhadap pandangannya, nilai-nilai yang dianutnya serta adat istiadatnya itu.Menurut Krathwohl (dalam Arikunto, 2003:110) ada lima tingkatan afektif yang dirumuskan sebagai berikut:1) Penerimaan (receiving);2) Penanggapan (responding);3) Pengorganisasian (organization);4) Penghargaan;5) Penghayatan (characterization).Hasil belajar afektif pada tingkat penerimaan terjadi apabila siswa memperlihatkan perhatiannya terhadap apa yang sedang diberikan kepadanya. Hasil belajar afektif tingkat penanggapan terjadi jika siswa mau memberikan penanggapan terhadap apa yang dipilihnya pada tingkat pertama tadi.Hasil belajar afektif pada tingkat penghargaan merupakan hasil belajar yang bersifat lebih tinggi dari keduanya. Pada tingkat ini, keterikatan tersebut telah didasarkan atas unsur sukarela. Artinya siswa melakukan persiapan itu karena ia menyenangi pekerjaan itu, keinginanya untuk memberikan pendapat, mempelajari sesuatu dsb. Pada tingkat pengorganisasian, siswa telah mengubah kemampuan afektifnya berupa usaha untuk mengubah, mengatur, membandingan, melengkapindan mensintesiskan berbagai nilai untuk kemudian dijadikan sesuatu yang disenangi.Hasil belajar tingkat tertinggi pada ranah afektif adalah penghayatan atau karakteristik nilai-nilai yang ada, sehingga nilai-nilai tersebut menjadi milik pribadinya. Di sini jelas perbedaan hasil belajar kognitif dengan hasil belajar afektif. Apabila hasil belajar kognitif meminta seseorang untuk dapat mempergunakan sesuatu, maka ia belum tentu senang dengan apa yang dipergunakannya. Sedangkan dalam belajar afektif anda mempergunaknnya karena anda anggap telah menjadi bagian/milik anda.c. Hasil Belajar PsikomotorTaksonomi atau ranah psikomotorik antara lain dikemukakan oleh Anita Harrow (dalam Arukunto, 2003:122). Menurut Harrow kebanyakan para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100 dari tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa keterampilan yang dicapai oleh siswa-siswanya akan sangat mendukung mempelajari ketermapilan lanjutan atau gerakan-gerakan yang lebih kompleks sifatnya. Selain yang telah dikemukakan tersebut Harrow juga memberikan saran mengenai bagaimana melakukan pengukuran terhadap ranah psikomotor ini. Menurutnya penentuan kriteria untuk mengukur keterampilan siswa harus dilakukan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kurang dari waktu tersebut diperkirakan para penilai belum dapat menangkap gambaran tentang pola keterampilan yang mencerminkan kemampuan siswa.Garis besar taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow (dalam Arikunto, 2003:124) adalah sebagai berikut:1) Gerakan refleks (reflex movement) respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir.2) Dasar gerakan-gerakan (basic fundamental movement) gerakan-gerakan yang menuntun pada keterampilan yang sifatnya kompleks.3) Perceptual abilities kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.4) Phisical Abilities, kemampuan yang diperlukan untuk mengembankan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi. 5) Skilled Movement, gerakan-gerakan yang memerlukan belajar, misalnya keterampilan dalam menari, olah raga dan rekreasi.6) Nondiscoursive communication, kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan, misalnya ekspresi wajah (mimik), postur, dan sebagainya.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil BelajarJika ditarik benang merah, ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas hasil belajar mengajar di kelas, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun yang termasuk ke dalam faktor internal ialah berupa: faktor psikologis, sosiologos, dan fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai pembelajar dan pengajar. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor eksternal ialah semua faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar di kelas selain faktor yang bersumber dari faktor guru dan siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut berupa faktor: masukan lingkungan, masukan peralatan, dan masukkan eksternal lainnya.Faktor-faktor yang masuk ke dalam faktor psikologis guru dan siswa, faktor bakat, intelegensi, sikap, perhatian, pikiran, persepsi, pengamatan, minat, motivasi, dan faktor psikologis lainnya. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor psikologis guru dan siswa ialah semuafaktor-faktor yang berkaitan dengan keadaan pancaindera atau fisik guru dan siswa. Apakah dalam keadaan sehat (normal) atau dalam keadaan tidak sehat (tidak normal). Sedangkan faktor-faktor sosiologisnguru dan siswa yang mempengaruhi proses hasil belajar di kelas ialah faktor kemampuan guru dan siswa dalam melakukan interaksi sosial dan komunikasi sosial, baik sesama guru, dengan siswa, anatara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan siswa dan guru dengan kepala sekolah dan staf sekolah lainnya.Kesemua faktor internal dan eksternal harus menjadi perhatian bagi guru dan siswa jika proses pendidikan di kela singin berhasil dengan baik. Dan kesemua faktor tersebut merupakan kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Hal lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan yaitu faktir internal dan faktor eksternal, baik di tingkat institusi pendidikan atau persekolahan maupun di tingkat lokal, regional dan nasional.Menurut Satori (2006) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi mutu atau kualitas pembelajaran dan pendidikan di kelas dilihat dari persfektif komponen kinerja sistem pendidikan di kelas tersebut, faktor-faktor tersebut ialah mencakup semua faktor yang ada dalam komponen input process dan outcomes.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hasil pembelajaran di institusi pendidikan dari komponen input tersebut ialah mencakup faktor psikologis, sosiologis, dan fisiologis peserta didik yang akan diproses melalui proses pendidikan di kelas. Adapun faktor-faktor psikologis peserta didik yang mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran ialah mencakup faktor: intelegensi, minat dan bakat peserta didik, persepsi belajar, ingatan, tanggapan, perasaan, fantasi, fikiran. Dan berbagai faktor psikologis lainnya. Berikutnya faktor-faktor yang teramasuk ke dalam faktor sosiologis ialah segala faktor sosial yang berpengaruh teadap proses dan hasil pembelajaran. Faktor-faktor sosiologis lainnya yang mempengaruhi kualitas hasil belajar ialah: kemampuan guru dalam melakukan interaksi sosial di kelas, kemampuan peserta didik dalam berinteraksi sosial dengan teman kelas, teman sekolah dan staf sekolah lainnya. Kemampuan dalam berbahasa sosial bagi peserta didik dengan guru dan teman kelas sebagai alat komunikasi sosial, juga merupakan faktor sosiologis yang mempengaruhi kualitas hasil belajar.Semua faktor-faktor sosialogis tersebut dapat berfungsi kemampuan sosial bagi peserta didik yang memotivasi peserta didik belajar di kelas. Sedangkan yang termasuk faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran di kelas ialah semua faktor yang bersifat fisik yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik dan pengajar dan yang dimiliki oleh peserta didik sebagai pembelajar atau orang yang dididik, dilatih, diajar dan dibimbing. Adapun yang termasuk ke dalam faktor-faktor fisiologis tersebut ialah faktor kesehatan pancaindera secara khusus dan kesehatan fisik secara umum yang dimiliki oleh guru dan peserta didik.Dari segi kualitas PBM, selain kualitasnya ditentukan oleh kualitas masukan, dalam hal ini kualitas peserta didik kualitas peserta didik di berbagai satuan pendidikan, juga ditentukan oleh kualitas masukan instrumental dan masukan lingkungan. Masukan instrumental mencakup: guru, kepala sekolah, staf administrasi sekolah, guru bimbingan dan konseling dan staf sekolah lainnya; media dan sumber belajar, alat-alat dan perlengkapan belajar, dan infrastruktur atau fasilitas pendidikan di sekolah baik berbentuk perangkat lunak dan keras yang dibutuhkan dalam PBM.Tentunya masih banyak jenis atau bentuk lain dari partisipasi keluarga dan masyarakat yang berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas PBM. Sekalipun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran di sekolah dan kualitas pendidikan secara umum sangat banyak, namun faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pendidikan ialah faktor potebsi siswa, profesionalisme pendidik, fasilitas pendidikan, dan budaya lembaga pendidikan.Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi kualita PBM sangat kompleks karena melibatkan banyak faktor yang saling terkait satu sama lain. Namun, dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran, terdapat dua faktor yang sangat menentukan eksistensinya dan mutlak sangat diperlukan dalam proses PBM. Kedu a faktor tersebut ialah guru dan murid dengan berbagai potensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimiliki, tidak mungkin PBM berlangsung dengan baik.Sekalipun faktor guru dan siswa sebagai faktor p[enentu dan kehadirannya harus ada dalam PBM, namun pengaruh faktor lainnya yidak boleh diabaikan, misalnya faktor media pembelajaran, fasilitas belejar, infrastruktur sekolah, fasilitas laboratorium, manajemen sekolah, sisten pembelajaran dan evaluasi, kurikulum, metode, dan trategi pembelajaran. Kesemua faktor di luar faktor guru dan peserta didik tersebut berkontribusi positif dalam meningkatkan kualitas dan hasil PBM.Sebagai contoh, faktor media pembelajaran berkontribusi membantu guru memvisualisasi atau mendemonstrasikan materi pelajaran kepada peserta didik. Bahkan pelajaran akan lebih mudah diketahui, dipahami, dan dikuasai jika selain aspek auditif peserta didik dilibatkan. Juga aspek visual peserta didik perlu dilibatkan karena hampir semua objek di dunia ini dapat diketahui oleh individu berkat bantuan alat visual atau mata sebagai alat penglihatan utama bagi manusia untuk menagkap pesan dan kesan terhadap objek atau materi pelajaran yang dipelajari.Dalam membantu guru dan peserta didik dalam PBM di kelas faktor peralatan pembelajaran juga memegang peranan penting, apalagi di laboratorium atau di bengkel kerja. Pelajaran pembelajaran berupa Overhead Projector (OHP), slide, papan tulis dan infocus, instrumen belajar lainnya berupa mikroskop merupakan alat utama bagi proses pembelajaran di laboratorium untuk materi pelajaran biologi, farmasi dan berbagai ilmu lainnya yang berbasis IPA. Juga memegang peranan penting dalam membantu guru dan peserta didik dalam mensukseskan dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran di sekolah.Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di suatu institusi pendidikan juga memberikan pengaruh positif dalam memfasilitasi guru dan peserta didik dalam PBM. Tanpa ada fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di sekolah, proses interaksi antara guru dan peserta didik kurang dapat terlaksana dengan maksimal dan optimal.Interaksi belajar mengajar yang sukses di kelas akan mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran di kelas secara mikro, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat institusi, serta kualitas pendidikan secara makro pada tingkat regional dan nasional.

27