bab ii

18
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bioetika Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut jugadengan etika biomedis. Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang. Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai- nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum 3

Upload: akkuhhammie

Post on 13-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah bioetika

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian BioetikaPerkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut jugadengan etika biomedis.Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika biomedik.Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan center for Bioethics and Medical humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa datang.Humaniora merupakan pemikiran yang beraitan dengan martabat dan kodrat manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra.B. Prinsip-prinsip Dasar BioetikaPrinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain: Beneficence Non-malficence Justice Autonomy1. BeneficenceDalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu; Mengutamakan Alturisme Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya Menjamin kehidupan baik-minimal manusia Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan Memberi suatu resep2. Non-malficenceNon-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri: Menolong pasien emergensi Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien Tidak memandang pasien sebagai objek Melindungi pasien dari serangan Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter Tidak membahayakan pasien karena kelalaian Tidak melakukan White Collar Crime3. JusticeKeadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri : Memberlakukan segala sesuatu secara universal Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan Menghargai hak sehat pasien Menghargai hak hukum pasien4. AutonomyDalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri: Menghargai hak menentukan nasib sendiri Berterus terang menghargai privasi Menjaga rahasia pasien Melaksanakan Informed ConsentC. Pendekatan-pendekatan pengambilan keputusan etis (Leonard J Brooks : 330) 1. Pendekatan filosofi a. Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau TeleologiPelaku Konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan manfaat yang dihasilkan oleh keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan itu benar secara moral jika dan hanya jika tindakan itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar daripada konsekuensi yang merugikan. Utilitarianisme klasik berkaitan dengan utilitas keseluruhan, mencakup keseluruhan varian, dan karenanya hal ini hanyalah sebagian manfaat dalam pengambilan keputusan etis dalam konteks bisnis, profesional dan organisasi. Konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir dari tindakan, maka disebut juga Teleological.

b. DeontologiBerbeda dengan konsekuensialisme, deontologi berfokus pada kewajiban dan tanggung jawab yang memotivasi suatu keputusan atau tindakan dan bukan pada konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi professional, direktur, dan eksekutif yang diharapkan memenuhi kewajibannya. Menambah konsekuensialisme dengan analisis deontologi secara khusus termasuk perlakuan yang adil akan menjaga terhadap situasi dimana untuk kepentingan apa pertimbangan konsekuensi yang menguntungkan akan diperbolehkan untuk membenarkan tindakan ilegal atau tidak etis dalam mencapai tujuan.

c. Virtue EthicsKalau kedua pendekatan tadi menekankan pada konsekuensi dari tindakan atau tanggung jawab, hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk membenarkan kebiasaan moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek motivasi dari karakter moral yang ditunjukkan oleh pengambil keputusan.

Stakeholder Impact Analysis alat untuk menilai keputusan dan tindakanSejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu pendekatan yang diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan mengevaluasi hasil akhir atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional didasarkan pada dampak keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya, dampak ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang terjadi, karena keuntungan telah menjadi ukuran keberadaan yang ingin dimaksimalkan oleh pemegang saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah dalam dua jalan. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin memaksimalkan hanya keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu sempit. Kedua, hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham, seperti pekerja, konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah yang mempunyai kepentingan dalam keluaran keputusan, atau didalam perusahaan itu sendiri, statusnya diakui dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan modern sekarang akuntabel terhadap pemegang saham dan kelompok non-pemegang saham, yang keduanya menjadi pemangku kepentingan, kepada siapa respon perusahaan ditujukan. Biasanya, maksimalisasi keuntungan dalam jangka waktu lebih dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan kelompok pemangku kepentingan dan kepentingannya. 2. Pendekatan 5 pertanyaanKerangka 5-pertanyaan adalah pendekatan berguna untuk pertimbangan tertib masalah tanpa banyak eksternalitas dan di mana fokus khusus yang diinginkan oleh perancang proses pengambilan untuk pengobatan yang diperluas dari pendekatan ini.Pendekatan 5 pertanyaan opsional dirancang untuk memfokuskan proses pengambilan keputusan pada relevansi isu tertentu untuk organisasi atau pengambil keputusan yang terlibat.

3. Pendekatan standar moral.Pendekatan standar moral untuk analisis dampak stakeholder yang dibangun langsung pada tiga kepentingan mendasar dari stakeholder. Hal ini agak lebih umum dalam fokus dari pendekatan 5-pertanyaan, dan memimpin pengambil keputusan untuk analisis yang lebih luas berdasarkan keuntungan bersih bukan hanya profitabilitas sebagai tantangan pertama dari keputusan yang diusulkan. Akibatnya, ia menawarkan sebuah kerangka yang lebih cocok untuk pertimbangan keputusan yang memiliki dampak signifikan di luar korporasi dari kerangka kerja 4-pertanyaan.Pertanyaan berfokus pada keadilan distributif, atau keadilan, ditangani dengan cara yang sama seperti dalam pendekatan 5-pertanyaan.

MORAL STANDARDQUESTION OF PROPOSED DECISION

Bermanfaat

Maximaize bersih manfaat bagi masyarakat secara keseluruhanapakah tindakan memaksimalkan manfaat sosial dan meminimalkan cedera social

hak-hak individual

Menghormati dan melindungiadalah sction yang konsisten dengan hak setiap orang?

Keadilan

Distribusi manfaat yang adil dan bebanakan memimpin untuk ajust distribusi manfaat dan beban?

Semua standar moral harus diterapkan ada: tidak ada adalah tes cukup dengan itu sendiri

4. Pendekatan pastin Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk apture gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan. Jika keputusan dipandang menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan bahwa disenchamtment atau relatiation akan terjadi. Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan pemecatan seorang karyawan yang bertindak tanpa pemahaman aturan dasar etika baik dari organisasi pengusaha yang terlibat. Dalam rangka untuk memahami aturan dasar yang berlaku untuk benar mengukur komitmen organisasi untuk proposal dan untuk melindungi pembuat keputusan., Pastin menunjukkan bahwa pemeriksaan keputusan masa lalu atau tindakan dibuat. Ia menyebut ini pendekatan reverse engineering keputusan, karena upaya ini dilakukan untuk mengambil keputusan masa lalu terpisah untuk melihat bagaimana dan mengapa mereka dibuat. Pastin menunjukkan bahwa orang sering dijaga (secara sukarela atau tanpa sadar) tentang mengekspresikan nilai-nilai mereka, dan bahwa reverse engineering menawarkan cara untuk melihat, melalui tindakan masa lalu, apa nilai-nilai mereka. Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk apture gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan. Jika keputusan dipandang menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan bahwa disenchamtment atau relatiation akan terjadi.

Langkah-langkah untuk mengambil Keputusan yang Beretika1. Mengidentifikasi fakta dan seluruh kelompok pemangku kepentingan serta kepentingannya yang terpengaruh2. Merangking pemangku kepentingan dan kepentingannya, mengidentifikasi yang terpenting dan memberikan bobot terhadapnya lebih dari isu yang lain dalam analisis3. Menilai dampak tindakan yang ditawarkan pada masing-masing kepentingan kelompok pemangku kepentingan dengan memperhatikan keberadaan mereka, perlakuan adil, dan hak lainnya, termasuk harapan kebajikan, menggunakan kerangka kerja pertanyaan secara menyeluruh dan meyakinkan bahwa perangkap umum yang dibicarakan kemudian tidak masuk dalam analisis.

Tujuh langkah analisis pengambilan keputusan oleh amrican accounting association (1993 :1. Menentukan fakta (what, who, where, when and how)2. Menetapkan masalah etika3. Mengidentifikasikan prinsip dasar, peraturan dan nilai4. Menetapkan alternative pilihan5. Membandingkan nilai dengan alternative 6. Menetapkan konsekuensinya7. Membuat keputusan

D. Etika dalam Bioteknologi Bidang Rekayasa Genetika pada Tanaman TransgenikBanyak pertanyaan yang timbul ketika rekayasa genetika digunakan pada keseluruhan organime dbandingkan sel tunggal. Salah satu manfaat dari adanya rekayasa genetika dan juga yang menyebabkan kontrversi terbesar adalah adanya produksi dari organisme yang secara genetik di modifikasi (GM organisme) terutama hasil pada tanaman GM. Tujuan dari diciptakannya tanaman transgenik adalah untuk mendapat tanaan yang tahan terhadap pestisida, penyakit, iklim yang buruk, dan produksi panen yang lebih baik. Banyak hal yang perlu diperhatikan dengan adanya tanaman yang dimodifikasi secara genetik. Area pertama yang perlu kita perhatikan adalah dari sisi tanaman itu sendiri, apakah ia akan menjadi tanaman yang lebih baik atau setidaknya tidak bertambah jelek. Kita harus menentukan apakah integritas spesies tersebut penting atau tidak, atau dengan kata lain menciptakan tanaman yang lebih baik lebih diinginkan dibandingkan mempertahankan tanaman lama. Dalam melaksanakan hal ini, kita harus menentukan apakah modifikasi genetik pada suatu organisme, dalam kasus ini tanaman, akan melanggar kode etik atau tidak. Hal lain yang perlu diperhatikan apakah dengan adanya tanaman transgenik tersebut akan mempengaruhi ekosistem dan keseluruhan biodiversitas.Contoh yang dapat kita kemukakan disini adalah adaya tanaman transgenik roundup/ready soybean yang tahan terhadap herbisida. Contoh lain adalah tanaman jagung Bt yang dimodifikasi untuk memprodksi racun dari bakteri bacillus thuringiensis sehingga dengan kemampuan memproduksi racun itu tanaman tersebut dapat membunuh larva corn borer yang sedianya sangat merusak bagi tanaman jagung. Tanaman-tanaman transgenik tersebut berinteraksi dengan ekosistem dan interaksi tersebut harus kita perhatikan. Dalam kasus jagung Bt tersebut, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tanaman jagung Bt juga memproduksi pollen yang beracun bagi kupu-kupu monarch. Disamping organisme target yaitu larva corn borer, racun tanaman ini juga berdampak pada serangga non target yaitu kupu-kupu monarch. Efek yang ditimbulkan oleh tanaman transgenik terhadap lingkungan juga harus diperhatikan, yaitu kemungkina terjadinya penyerbukan silang tanaman trangenik dengan tanaman lain, sehingga gen penghasil racun dimiliki oleh tanaman yang baru dan membunuh lebih banyak serangga. Terkait dengan sifatnya yang beracun bagi serangga, hal lain yang harus diperhatikan dengan adanya tanaman transgenik adalah apakah tanaman tersebut berbahaya bagi hewan dan manusia.Disamping perhatian pada aspek lingkungan dan kesehatan, juga ada aspek sosial dan ekonomi. Adanya kemampuan memodifikasi tumbuhan yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah akan mengubah industri agrikultur dengan drastis (thieman, 2004).E. Etika Dalam Bioteknologi Bidang Stem CellStem cell merupakan suatu sel prekursor yang berpotensi untuk berkembang menjadi berbagai macam sel yang berbeda. Stem cell dpat dibedakan menjadi sel stem embrionik dan sel stem dewasa. Sel stem embrionik adalah sel yang diambil dari Inner cell mass suatu kumpulan sel yang terletak disatu sisi balstocyst yang berumur 5 hari dan terdiri dari 100 sel. Sel stem ini mempunyai sifat yang dapat berkembang biak secara terus-menerus dalam media kultur optimal dan pada keadaan tertent dapat diarahkan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai sel yang terdifirensisasi seperti sel jantung, sel kulit. Neuron, hepatosis, dsb. Sel stem dewasa (adult stem cells) adalah stem sel yang yang terdapat di semua organ tubuh, terutama didalam sum-sum tulang dan berfungsi melakukan regenarasi untuk mengatasi berbagai kerusakan yang selalu terjadi dalam kehidupan. Sel stem dewasa dapat diambil dari fetus (fetal stem cells), sum-sum tulang (bone marrow stem cell) , darah perifer atau tali pusar (umbilical cord blood stem celss, UCB). Sel stem embrionik sangat plastis dan mudah dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel, seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, dsb., sehingga dapat dipakai untuk tranplantasi jaringan yang rusak. Lagipula immunogeniciti nya rendah, selama belum mengalami diferensiasi. Sel stem dewasa juga bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi plastisitasnya sudah berkurang. Mengingat masalah etik, maka banyak negara lebih mengutamakan penelitian pemanfaatan stel sel dewasa pada berbagai penyakit degeneratif, sehingga tidak dihadapkan pada masalah dan kontrversi etika (setiawan, 2006). Dilihat dari manfaatnya, sel stem memang sangat menjanjikan sebuah solusi bagi kesehatan manusia. Namun, melihat dua proses stem sel tadi yaitu sel stem embrionik dan stem sel dewasa. Stem sel embrioniklah yang sampai saat ini masih menjadi kontroversi karena stem sel embrionik mengabil bagian sel dari embrio, dimana embrio merupakan calon makhluk hidup. Pada penggunaan stem sel embrionik terdapat beberapa isu moral yaitu pandangan agaa yang menyatakan bahwa embrio dianggap sebagai kehidupan baru yang harus dihormati. Penggunaan embri untuk sel stem dapat disamakan dengan tindakan membunuh atau aborsi. Embrio memliki status sama dengan anak atau manusia karena memiliki genom manusia secara lengkap, dan berpotensi untuk berkembang menjadi manusia (Darmanto, 2009). Menurut Thieman (2004) sel stem embrio secara teoritis dapat digunakan untuk membentuk jaringan lain, dengan transplantasi untuk memperbaiki atau mengganti jaringan yang rusak atau sakit. Hal ini memberi kesan menggunakan sel stem embrio manusia untuk penelitian, jiak dari proses tersebut memungkinkan untuk melakukan penelitian yang potensial dapat mengobati penyakit pasien. F. Etika Dalam Bioteknologi Bidang KloningKlon embrio dihasilkan dengan mentrasnfer embrio ke uterus, dilanjutkan proses implantasi dan penyempurnaan tubuh dengan resiko dan faktor keamanan dalam perkembangan dan pertumbuhan, baik sebelum dan sesudah kelahiran, tingkat keberhasilan hidup saat lahir dan ketahanan hidup orgaisme hasil kloning rendah dan tengah diperdebatkan apakah hasil kloning manusia secara nyata dpat hidup secara sehat dan normal. Pertanyaan masyarakat tentang penelitian kelahiran klonig manusia juga harus dipikirkan. Sebagai contoh, jika suatu pasangan memutuskan untuk mendapatkan anak dengan teknik kloning, dengan menggunakan sel donor dari istri, klonnya secara genetik tidak akan menjadi anak perempuan melainkan saudara dari istri, seperti saudara kembar yang lahirnya terlambat, dan bukan keuluarga dari suami. Pemikiran secara etis tentang hubungan keluarga dari hasil klon berisi tentang bagaimana dengan adanya ketiadaan hubungan keluarga dengan orang tua mungkin akan mengubah hubungan keluarga. Bagi pihak yang pro akan adanya kloning, kloning dianggap menguntungkan karena bagi manusia yang ingin mempunyai keturunan, tapi karena satu dan lain hal tidak bisa punya anak dengan cara yang biasa. Memungut anak adalah satu solusi, tapi anak itu secara biologis adalah anak orang lain. Dengan kloning, bisa dipastikan sang anak secara biologis berasal dari ayah atau ibunya, yaitu orang yang menyumbangkan sel DNA nya. Alasan kedua adalah dengan kloning merupakan suatu cara sempurna untuk mendapatkan anak, sebab mereka tidak harus menikahi orang lain dari lawan jenis. Alasan ketiga adalah merupakan suatu anugerah yang besar bagi masyaakat bio diciptakan kloning diri sendiri jika diri mereka begitu cerdas dan hebat.

3