bab ii

59
BAB II PEMBAHASAN 1. Hakikat Kondisi Fisik a. Pengertian Kondisi Fisik Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain. Menurut Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Sugiyanto (1996: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung mengembangkan aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai. Menurut Sajoto (1995: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik 9

Upload: momonea-amrie

Post on 15-Aug-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii

BAB IIPEMBAHASAN

1. Hakikat Kondisi Fisik

a. Pengertian Kondisi Fisik

Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar

dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain.

Menurut Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang

sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan

sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut

Sugiyanto (1996: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan

organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik

sangat penting untuk mendukung mengembangkan aktivitas psikomotor.

Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya

memadai. Menurut Sajoto (1995: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan

utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja,

baik peningkatan maupun pemeliharaan. Artinya bahwa di dalam usaha

peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus

berkembang.

Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai

latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan

dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik

seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes

kemampuan. Tes ini dapat dilakukan di dalam labratorium dan di lapangan.

9

Page 2: Bab ii

Meskipun tes yang dilakukan di laboratorium memerlukan alat-alat yang

mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian

benar-benar objektif.

Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak

usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk

mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah,

harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu

sehingga mampu membina pengembangan fisik atlet secara menyeluruh

tanpa menimbulkan efek di kemudian hari. Kondisi fisik yang baik

mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya mampu dan mudah

mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat

mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan

tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan berat.

Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung

oleh kondisi fisik prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami

banyak kendala, dan mustahil dapat berprestasi tinggi.

b. Komponen Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen-

komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan

maupun pemeliharaannya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan

kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.

Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), bahwa komponen kondisi fisik

meliputi:

10

Page 3: Bab ii

1) Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

2) Daya tahan ada 2 dua macam, yaitu:a) Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam

mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien.

b) Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

3) Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam waktu yang sesingkat singkatnya.

4) Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mngerjakan gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat singkatnya.

5) Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam penyelesaian diri untuk segala aktivitas dengan penguuran tubuh yang luas.

6) Kelincahan adalah kemampuan mengubah posisi diarea tertentu. 7) Koordinasi adalah kemampuan seseorang melakukan

bermacam- macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

8) Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi, dalam bermacam-macam gerakan.

9) Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap sasaran.

10) Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melalui indera, saraf atau feeling lainya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain.

c. Manfaat Kondisi Fisik

Dalam kegiatan olahraga, kondisi fisik seseorang akan sangat

mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut Harsono

(1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap

fungsi dan sistem organisasi tubuh, di antaranya:

1) Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.

11

Page 4: Bab ii

2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan komponen kondisi fisik lainya.

3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu lainya.4) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organisme tubuh kita

apabila sewaktu-waktu respon diperlukan.

Apabila kelima keadaan di atas kurang atau tidak tercapai setelah

diberi latihan kondisi fisik tertentu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa

perencanan, sistematika, metode, serta pelaksanaanya kurang tepat.

d. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik

Dalam Depdiknas (2000: 8-10), komponen kondisi fisik adalah satu

kesatuan utuh dari komponen kesegaran jasmani. Jadi, faktor-faktor yang

mempengaruhi kesegaran jasmani juga mempengaruhi kondisi fisik

seseorang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik adalah:

1) UmurSetiap tingkatan umur mempunyai keuntungan sendiri. Kebugaran jasmani juga daat ditingkatkan pada hampir semua usia. Pada daya tahan cardiovaskuler ditemukan sejak usia anak anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan cardiovascular akan meningkat dan akan mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi penurunan tersebut dapat berkurang apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga secara teratur.

2) Jenis KelaminKebugaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak antara pria dan wanita tidak berbeda, tetapi setelah masa pubertas terdapat perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dan kadar hemoglobin yang lebih rendah dibanding dengan pria.

3) GenetikDaya tahan cardiovasculer dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat-sifat yang ada dalam tubuh seseorang dari sejak lahir.

4) Kegiatan FisikKegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegeran jasmani, latihan bersifat aerobik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan cardiovaskuler dan dapat

12

Page 5: Bab ii

mengurangi lemak tubuh. Dengan melakukan kegiatan fisik yang baik dan benar berarti tubuh dipacu untuk menjalankan fungsinya.

5) Kebiasan merokokKebiasaan merokok terutama berpengaruh terhadap daya tahan cardiovasculer. Pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO). Daya ikat CO pada hemoglobin sebesar 200-300 kali lebih kuat dari pada oksigen.

6) Faktor LainFaktor lain yang berpengaruh di antaranya suhu tubuh. Kontraksi otot akan lebih kuat dan cepat biar suhu otot sedikit lebih tinggi dari suhu normal tubuh. Suhu yang lebih rendah akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik antara lain; makanan

dan gizi, faktor tidur dan istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor

lingkungan, faktor lingkungan dan olahraga, dan lain-lain. Jadi, agar

mempunyai kemampuan kondisi fisik yang baik, seseorang harus

memperhatikan beberapa faktor tersebut.

2. Deskripsi Pengidentifikasian Bakat

Pengidentifikasian bakat merupakan suatu upaya untuk mendapatkan

olahragawan sejak usia dini yang berbakat dan potensial, sehingga siap

dikembangkan dalam cabang olahraga tertentu untuk mencapai prestasi yang

optimal. Pengidentifikasian bakat yang dilakukan dengan berdasarkan pada

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Gabbard (1987: 132) proses evaluasi merupakan langkah

pertama untuk mengetahui atau mengamati perubahan. Evaluasi merupakan

suatu proses dari rangkaian latihan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemajuan yang telah dicapai sebagai akibat dari latihan. Evaluasi dapat

dilakukan dengan memberikan berbagai macam bentuk tes sesuai dengan

13

Page 6: Bab ii

kebutuhannya. Sebagai contoh untuk mengetahui tingkat keterampilan teknik

atlet dapat menggunakan tes-tes keterampilan teknik, untuk mengetahui tingkat

kondisi fisik atlet dapat digunakan tes fisik.

3. Tujuan dan Proses Identifikasi Bakat

Harre (1999) mengemukakan bahwa tujuan mengidentifikasi bakat

adalah untuk memprediksikan suatu derajat yang tinggi tentang kemungkinan

calon atlet akan mampu menyesuaikan dan menyelesaikan program latihan

junior dengan baik dalam olahraga yang dipilih, agar ia dapat dengan layak

mengukur secara pasti, melakukan tahap selanjutnya.

Tujuan umum dari identfikasi bakat anak dan remaja adalah

meningkatkan standar prestasi olahraga, yakni peningkata standar pestasi pada

kompetisi nasional dimaksimalkan melalui bakat yang dimiliki atlet pada

cabang olahraga tertentu, menjadi sukses dikompetisi tingkat internasional

(Yudiana, 2007: 5.3).

Sedangkan tujuan khusus dari identifikasi bakat anak dan remaja, antara

lain sebagai berikut:

a. Menetakan bakat anak dan remaja dengan kesempatan untuk berkembang

pada keterampilan olahraga yang ditekuninya.

b. Optimis terhadap potensi seluruh individu pada kesuksesan prestasi

olahraga.

c. Meningkatkan rangsangan yang cukup untuk partisipasi secara

berkelanjutan.

14

Page 7: Bab ii

d. Mengendalikan ketidaksesuaian cabang olahraga yang ditekuni oleh anak

dan remaja sehingga mengurangi kemungkinan cidera saat olahraga.

Untuk mendapatkan calon atlet yang kelak diharapkan dapat meraih

prestasi diperlukan upaya dengan beberapa tahapan. Ada beberapa tahapan

yang harus disiapkan atlet, yaitu:

a. Mencari calon atlet berbakat

b. Memilih calon atlet pada usia muda

c. Memonitori calon atlet tersebut secara terus menerus dan teratur

d. Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak.

4. Metode Identifikasi Bakat

Upaya untuk meraih prestasi perlu perencanaan yang sistematis,

dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan mulai dari pemasalan,

pembibitan hingga mencapai puncak prestasi. Agar diperoleh bibit

olahragawan yang baik perlu disiapkan sejak awal yakni dengan program

pemasalan yang dilakukan dengan cara menggerakkan anak-anak usia dini

untuk melakukan aktivitas olahraga secara menyeluruh atau jenis olahraga

apapun. Sedangkan upaya pemasalan dapat dilakukan dengan berbagai cara

antara lain:

a. Menyediakan sarana dan prasarana olahraga dan bermain yang memadai

untuk anak-anak.

b. Menyiapkan tenaga pengajar olahraga yang mampu menggerakkan kegiatan

olahraga.

15

Page 8: Bab ii

c. Mengadakan even-even pertandingan atau dalam bentuk

permainanpermainan untuk anak-anak.

d. Memberikan motivasi kepada para siswa untuk aktif beraktivitas jasmani.

e. Mengadakan demonstrasi pertandingan dari atlet-atlet yang berprestasi agar

mereka dijadikan model.

f. Merangsang minat anak-anak untuk berolahraga melalui media massa, TV,

video, permainan elektronik dan lainnya.

g. Melakukan kerjasama dengan masyarakat khususnya orang tua, sponsor dan

pemerintah.

Setiap anak pasti dibekali dengan bakat atau talent sebagai potensi yang

dibawa sejak lahir, merupakan pembawaan yang diperoleh secara genetik dari

faktor keturunan. Bompa (1986: 330) mengidentifikasi sifat anak cenderung

mewarisi orang tuanya baik secara psikologis maupun biologis. Namun

indikator tersebut belumlah cukup, oleh karena tuntutan untuk dapat

melakukan berbagai cabang olahraga sangat beragam. Maka kriteria untuk

mengidentifikasi calon olahragawan berbakat setiap cabang olahraga juga

beragam atau multi indikator.

Indikasi keberbakatan olahragawan harus dilakukan dengan pengukuran

yang objektif, terhadap beberapa indikator yang diyakini sebagai modal utama

yang harus dimiliki calon olahragawan sesuai cabang olahraganya.

Menurut Harsono (2000: 7) faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam

pengidentifikasian bakat anak meliputi: (1) Tinggi dan berat badan, (2)

Kecepatan, (3) Waktu reaksi, (4) Koordinasi dan kekuatan (power).

16

Page 9: Bab ii

Kriteria umum dalam pemilihan bibit unggul dikemukakan oleh

Menpora (1992: 19) sebagai berikut:

a. Memiliki kelebihan kualitas fisik dan mental yang dibawa sejak lahir.

b. Memiliki fisik dan mental yang sehat, tidak cacat tubuh, diharapkan postur tubuh sesuai dengan cabang olahraga yang diminati.

c. Memiliki fungsi organ tubuh yang baik, seperti jantung, paru-paru, otot, dan saraf.

d. Memiliki kemampuan gerak dasar yang baik, seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan, koordinasi, kelincahan, dan power.

e. Memiliki inteligensi tinggi.f. Memiliki watak kompetitif, berkemauan keras, tabah, pemberani,

dan semangat tinggi.g. Gemar melakukan berbagai kegiatan olahraga.

Sedangkan menurut Cholik (1995) beberapa indikator penting yang

perlu diperhatikan sebagai kriteria untuk mengidentifikasi dan menyeleksi bibit

atlet berbakat secara objektif antara lain:

a. Kesehatan (seperti pemeriksaan medik, khususnya sistem kardiorespirasi dan sistem otot-saraf).

b. Anthropometri (seperti tinggi dan berat badan, ukuran bagian tubuh, lemak tubuh).

c. Kemampuan fisik (seperti kecepatan, power, koordinasi, Vo2max).d. Kemampuan psikologis (seperti sikap, motivasi, toleransi).e. Keturunan.f. Lama latihan yang telah diikuti sebelumnya dan adalah peluang

untuk dapat dikembangkan.g. Maturasi.

Bompa (1990: 334) mengemukakan bahwa ada dua metode dalam

mengidentifikasi bakat calon atlet, yaitu:

a. Seleksi Alam

Seleksi alam merupakan pendekatan yang normal, dan merupakan

cara pengembangan alam dalam olahraga tertentu. Seleksi ini menganggap

bahwa atlet mengikuti olahraga tertentu sebagai hasil dari pengaruh

17

Page 10: Bab ii

setempat, misalnya tradisi sekolah, harapan orang tua, atau teman sebaya.

Dengan demikian evolusi prestasi atlet ditentukan oleh seleksi alam yang

tergantung pada beberapa faktor. Oleh karena itu, pendekatan dengan

seleksi alam ini seringkali berjalan lambat. Seleksi ilmiah adalah metode

yang digunakan untuk memilih calon atlet yang memiliki potensi untuk

dibina. Seleksi ini lebih sedikit memerlukan waktu untuk mencapai prestasi

yang tinggi bila dibandingkan dengan metode seleksi alam. untuk olahraga

yang memerlukan persyaratan tinggi atau berat badan, misalnya bola basket,

bola voli, sepakbola, nomor-nomor lempar dan sebagainya perlu

mempertimbangkan seleksi ilmiah. Demikian juga olahraga yang

memerlukan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi, dan power, seperti lari

cepat, judo, hoki, nomor lompat dan sebagainya.

b. Seleksi Ilmiah

Seleksi ilmiah adalah suatu pendekatan untuk mengidentifikasi bakat

anak dengan car menyeleksi prospek kemampuan alami yang telah dimiliki

anak untuk diarahkan pada olahraga yang sesuai dengan potensinya dan

dilakukan dalam bentuk tes ilmiah oleh para ilmuan. Contohnya, untuk

cabang olahraga yang memerlukan tinggi atau berat badan, seperti bola

basket, bola voli, sepak bola, atau even-even melempar pada cabang

olahraga atletik, seleksi ilmiah menjadi penguat untuk betul

dipertimbangkan. Begitu pula, untuk olahraga yang didominasi oleh unsur

percepatan, seperti waktu reaksi, koordinasi, dan power. Misalnya, pada lari

18

Page 11: Bab ii

cepat, silat, gulat, sepak bola, bola voli atau nomor-nomor lompat pada

olahraga atletik.

Menurut Bompa (2004: 328) ada beberapa keuntungan yang diperoleh

apabila menggunakan metode ilmiah dalam proses pengidentifikasian bakat,

yaitu:

a. Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk mencapai prestasi optimal.

b. Mengurangi volume kerja yang tinggi dari pelatih, energi dan identifikasi bakat. Efisiensi program latihan dapat dicapai bagi atlet yang memiliki potensi dan kemampuan tinggi.

c. Meningkatkan kompetisi, daya saing dan menambah banyaknya jumlah atlet yang berpotensi dan mampu mencapai prestasi tinggi.

d. Meningkatkan rasa percaya diri atlet.e. Secara tidak langsung tersedia fasilitas untuk penerapan latihan

ilmiah.

5. Kriteria Pemilihan Atlet

Kriteria yang digunakan untuk pengidentifikasian bakat dengan

menggunakan pendekatan ilmiah menurut Bompa (2004: 329) yaitu: kesehatan,

kualitas Biometric, dan Heredity atau keturunan.

a. Aspek Kesehatan

Kesehatan salah satu komponen yang sangat penting dalam

mendukung aktivitas jasmani seseorang. Pemeriksaan bisa dilakukan secara

umum dan khusus. Pemerikasaan secara umum biasanya dilakukan dengan

memberikan beberapa pertanyaan, yang biasa digunakan adalah dengan tes

PAR-Q. Pertanyaan-pertanyaan di dalam tes PAR-Q (Suhajana, 2007: 4)

yaitu:

1) Apakah timbul rasa nyeri pada bagian dada jika melakukan aktivitas fisik?

19

Page 12: Bab ii

2) Bulan lalu apakah ada rasa nyeri di dada ketika tidak melakukan latihan?

3) Apakah anda pernah kehilangan keseimbangan karena pusing atau tidak sadarkan diri?

4) Apakah masalah pada tulang atau sendi menjadi lebih parah jika melakukan latihan?

5) Apakah anda mendapat perawatan dokter karena tekanan darah atau kondisi jantung?

6) Apakah diketahui alasan yang melarang dilakukannya aktivitas fisik?

Jika dengan beberapa pertanyaan dari tes PAR-Q ini ada jawaban

”Ya” maka harus dilakukan pemeriksaan lanjut ke dokter untuk mengetahui

atau memastikan penyebabnya.

Pemeriksaan kesehatan secara fisik, meliputi:

1) Kesehatan secara umum: ada tidaknya penyakit, pertumbuhan badan.

2) Mata: ada tidaknya gangguan pada mata.3) Telinga: ada tidaknya gangguan pendengaran.4) Pernafasan: ada tidaknya gangguan pada sistem pernafasan.5) Paru jantung: dengan tes EKG dan tekanan darah.6) Pemeriksaaan organ dalam: hati, limfe, ginjal.7) Sistem neuromuscular.

b. Kualitas Biometric

Pengukuran anthropometri sangat penting untuk dilakukan, seperti

pengukuran berat badan, tinggi badan, panjang lengan dan ukuran

biacromial, pengukuran lemak. Menurut Bompa (1986: 333) kriteria atlet

berbakat dalam cabang olahraga bolavoli adalah sebagai berikut: tinggi

badan, panjang lengan dan ukuran biacromial lebar, kapasitas anaerobik dan

aerobik, daya tahan mengatasi kelelahan dan stres, inteligensi.

20

Page 13: Bab ii

c. Heredity atau Keturunan

Merupakan fenomena biologis yang komplek dan seringkali

memainkan peranan penting dalam latihan. Anak-anak cenderung

mewariskan karakteristik biologis dan psikologis orang tuanya, meskipun

dengan pendidikan, pelatihan dan pengkondisian sosial hal-hal yang

diwarisi tersebut dapat sedikit diubah. Pandangan terhadap peranan

keturunan pada pelatihan tidak seragam dan tidak ada kesepakatan. Radut

(1976) menganggap faktor keturunan mempunyai peran yang penting,

namun tidak mutlak dalam latihan. Sementara Klissouras et al (1973)

beranggapan bahwa peningkatan pada kemampuan fisiologis akan sangat

dibatasi oleh potensi genetic atlet tersebut. Dia mengatakan bahwa sistem

dan fungsi ditentukan secara genetic; sistem asam laktat sampai 81,4%,

heart rate 85,9%, dan VO2max 93,4%. Proporsi antara serat otot merah dan

putih pada manusia sudah tertentu secara genetik, fungsi metabolik dari

kedua otot ini berbeda. Serat otot merah/otot lambat/slow twitch

mempunyai mioglobin lebih banyak (sebagai penyimpan oksigen yang di

bawah darah untuk sel yang bekerja) secara biokimiawi lebih baik untuk

kerja aerobik/ketahanan (Soekarman, 1989). Serat otot putih/otot cepat/fast

twitch mengandung banyak glikogen (karbohidrat) dan lebih baik dalam

kerja anaerobik, singkat dan tipe latihan intensif (Gollnick., et al, 1973).

Persentase serat otot tidak dapat dirubah, namun dengan latihan yang

ekstensif dan spesifik dapat meningkatkan kapabilitas dari serat-serat otot

dan mengubah struktur biokimianya.

21

Page 14: Bab ii

Berdasarkan kenyataan di atas, atlet yang mewarisi serta otot dengan

proporsi lebih banyak akan lebih sukses pada cabang yang membutuhkan

ketahanan. Hal yang sama terjadi pada atlet yang memiliki serat otot putih

lebih dominan akan lebih sukses pada cabang yang membutuhkan intensitas

kerja (kecepatan dan explosive power). Biopsi, teknik ekstraksi jaringan otot

dan kemudian proporsi kedua jaringan otot tersebut dihitung dapat

digunakan untuk menentukan dikelompok cabang olahraga yang mana atlet

akan sukses. Cara ini dapat digabung dengan karakteristik psikologik dan

biometrik sehingga kandidat dapat diarahkan pada cabang yang paling

sesuai.

Faktor yang berhubungan dengan keturunan merupakan faktor

bawaan dari orang tua baik yang berhubungan dengan fisiologi, psikologi.

a) Aspek fisiologi

Komponen yang berhubungan dengan fisiologi yang perlu di tes

untuk pengidentifikasi bakat anak usia dini seperti kemampuan aerobik

dan anaerobik (paru-jantung), saraf, jenis otot, fungsi organ-organ dalam,

fungsi indera. Atlet cabang olahraga bolavoli harus memiliki tipe otot

cepat (otot putih atau fast twist), daya tahan paru jantung yang baik

(aerobik dan anaerobik), saraf yang tipe penghantaran impulsnya cepat,

fungsi indera dan sistem organ dalam yang normal.

b) Aspek psikologi

Dalam proses pembinaan olahraga untuk prestasi ada beberapa

komponen yang harus dilatihkan yaitu fisik, teknik, taktik dan mental.

22

Page 15: Bab ii

Pada komponen mental ini merupakan salah satu gejala psikologis yang

pasti dimiliki oleh atlet. Untuk mengetahui seberapa besar aspek

psikologis ini maka dapat dilakukan tes seperti: (1) Tes inteligensi, (2)

Tes motivasi, (3) Tes minat, (4) Tes kemandirian, (5) Tes kemampuan

adaptasi

Atlet harus mempunyai kualitas mental atau psikologis yang

handal untuk dapat mencapai prestasi optimal. Keberhasilan atlet saat

tampil di dalam pertandingan sangat ditentukan sekali oleh kualitas

mentalnya. Dalam tes psikologi ini harus dilakukan oleh orang yang

memang kompeten dalam bidang psikologi, yaitu seorang psikolog

olahraga.

Faktor kemampuan biomotor juga merupakan salah satu faktor

yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengidentifikasian bakat.

Gambar 1. Ilustrasi Keterkaitan di Antara Kemampuan Biomotorik(Sumber: Bompa, 1994: 34)

23

Page 16: Bab ii

Biomotor utama yang perlu diketahui saat pengidentifikasian

bakat, yaitu;

a) Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk

menimbulkan tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan yang di tes adalah

kekuatan otot perut dan otot punggung. Kedua otot ini merupakan otot

inti manusia dan sebagai otot stabilizer. Tes untuk mengetahui

kekuatan otot perut adalah menggunakan tes sit-up, sedangkan

kekuatan otot punggung di tes dengan tes back-up.

b) Daya tahan

Daya tahan adalah kemampuan mempertahankan kerja dalam

waktu yang lama. Daya tahan yang adalah daya tahan paru-paru dan

jantung, yaitu kemampuan paru-paru dan jantung dalam menghirup

oksigen dan menyalurkannya pada bagian tubuh yang bekerja dalam

rentang waktu yang lama. Kemampuan inilah yang dimaksud dengan

istilah Maximum Oxygen Uptake atau Volume Oxygen Maximal (VO2

Max). Tes yang dipergunakan untuk mengetahui VO2 max salah

satunya adalah ”Multistage Fitness Test”.

c) Kecepatan

Kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau

kemampuan untuk bergerak dalam waktu yang singkat. Kecepatan

dapat diketahui dengan menggunakan tes lari cepat 40 meter.

24

Page 17: Bab ii

d) Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau

memisahkan dalam suatu tugas kerja yang komplek. Tes yang

dipergunakan untuk mengetahui kemampuan koordinasi atlet adalah

menggunakan tes melempar dan menangkap bola tenis. Dengan tes ini

koordinasi antara mata dan tangan dapat diketahui.

e) Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah kemampuan dari ruang gerak persendian

untuk melakukan gerakan secara luas tanpa mengalami kesulitan

sampai batas optimal dari ruang gerak persendian. Tes yang dapat

dipergunakan untuk mengetahui kelentukan adalah tes sit and reach.

Kunst dan Florescu (1971) membagi tiga faktor-faktor utama untuk

identifikasi bakat yaitu; (1) motor capacity, (2) psycological capacity, dan (3)

biometric qualities. Walaupun tiga hal di atas mewakili faktor-faktor utama

untuk cabang olahraga, tetapi penekanan ketiganya berbeda. Sistem identifikasi

bakat yang paling efektif untuk olahraga harus dimulai dengan karakteristik

olahraga, spesifikasinya, dan berdasarkan analisis, dan mengisolasikan faktor

utama untuk diseleksi. Untuk karakteristik olahraga setiap faktor di atas harus

diekspresikan dengan persentase untuk merefleksikan pengaruh relatifnya

untuk kesuksesan. Sebagai contoh; penampilan baik dalam melompat

tergantung atas ketiga faktor di atas dengan penekanan relatif dari setiap faktor

diekspresikan dalam persentase; motor capacity 50%, psicological capacity

10%, dan biometric 40%.

25

Page 18: Bab ii

Lebih jauh tiap faktor harus dibagi lagi dalam tiga elemen utama yang

menyusunnya dengan kepentingan relatifnya (relative influence), diekspresikan

sebagai persentase dengan baik. Jadi ketiga elemen utama dan menitik beratkan

pada latihan untuk motor capacity dari pelompat tinggi; strength 45%, jumping

power 35% dan coordination 20%. Mengetahui karakteristik relative

importance yang dimiliki, maka sangat penting untuk menentukan faktor-

faktor utama untuk identifikasi dan menitik beratkan pada setiap elemen.

Akhirnya pentingnya kualitas biometrik harus dilihat relatif dari spesifikasi

olahraga, sementara untuk berbagai cabang olahraga beberapa kualitas

mungkin krusial (sebagai contoh; tinggi pada olahraga basket atau rasio antara

tinggi dan beban dalam dayung), untuk olahraga lain, rasio antara bagian

bermacam-macam dari badan dan perkembangan harmonis sangat penting, tapi

tidak kritis.

Dalam tiap olahraga harus ada yang ideal, model yang diterima baik

oleh faktor utama dari performa dan identifikasi bakat. Selama stages terakhir

dari pengembangan atlet dengan dibantu oleh ilmuan olahraga, pelatih bisa

mencoba semua kandidat dan membandingkan kualitas mereka dengan model

ideal. Mereka yang mendekati model yang ideal bisa diseleksi untuk kelompok

performa tinggi.

Model yang lebih ilmiah bisa juga dibuat, tetapi pada masalah ini

peranan dari ahli olahraga sangat penting. Sebuah model biometric optimal

berdasarkan atas ukuran atlet yang diambil dari bermacam-macam Olimpiade

dan Kejuaraan dunia telah dibuat untuk rowing laki-laki oleh Radut (1973)

26

Page 19: Bab ii

menemukan ukuran biometrik yang nyata sangat tinggi dengan atlet yang

masuk final pada kejuaraan top.

Hubungan yang erat antara pelatih, spesialis training, dan ahli/ilmuan

olahraga bisa menghasilkan beberapa model untuk tiap cabang olahraga. Hasil

dari kerjasama akan menjadi sistem identifikasi atlet yang lebih ilmiah untuk

atlet elit yang dampaknya akan menghasilkan peningkatan yang luar biasa

dalam performa. Ketika teknologi mutakhir di dalam pengujian dan memonitor

kemajuan training atlet seperti menjadi konstan dan adanya gambaran dasar

dari atlet dunia saat ini, identifikasi bakat harus diperhatikan sebagai atribut

dari kepentingan bersama.

Bakat anak ada dimana-mana, seseorang hanya mengembangkan makna

untuk mengidentifikasinya dan kemudian memunculkan mereka dalam rencana

yang baik dalam latihan yang memiliki metode ilmiah. Walaupun pelatih

mengetahui bahwa keharusan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri. Pekerjaan

ini merupakan tugas ilmuan olahraga untuk mengidentifikasikan bakat individu

yang direkrut untuk olahraga. Hanya usaha yang dikombinasikan dapat

menghasilkan criteria identifikasi individu yang lebih baik, metode latihan

superior, dan pengujian mutakhir dan memonitor latihan akan memberikan

hasil yang efektif dan menjadi lebih baik dalam setiap pertandingan.

Kriteria penilaian untuk pemilihan atlet bibit unggul menurut M. Yusuf 

Hadisasmita dalam bukunya yang berjudul ilmu Kepelatihan Dasar adalah:

a. Usia muda

27

Page 20: Bab ii

Pembinaan olahraga itu harus sudah dimulai dari sejak anak-anak

berada di bangku sekolah yaitu berada pada pendidikan dasar. Karena pada

anak-anak yang berada pada pendidikan dasar adalah anak-anak yang

tergolong dalam usia muda. Mereka sedang berada dalam keadaan tumbuh

dan berkembang, sehingga dalam pembinaan olahraga untuk mencapai

puncak prestasi sangat memungkinkan sekali untuk terus dibina.

b. Bakat olahraga

Bakat olahraga yang dimiliki seseorang adalah kemampuan dasar

yang berkaitan dengan keterampilan dan penampilan gerak serta

mengkombinasikannya dengan kemampuan-kemampuan lain yang ada di

dalam dirinya untuk menyatakan unjuk kerja dalam melakukan

keterampilan gerak. (Hadisasmita M. Yusuf Dkk, 1996:67)

c. Fungsi organ tubuh

Organ tubuh adalah alat yang mempunyai tugas tertentu di dalam

tubuh manusia. Misalnya seperti otot dan tulang yang berfungsi untuk

bergerak. Organ tubuh yang lainnya seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal,

darah dan otak. Dan organ tubuh itu memiliki fungsi pada saat berolahraga

dan berolahraga memiliki pengaruh terhadap organ tubuh tersebut.

d. Bentuk tubuh (struktur tubuh)

Yang dimaksud dengan bentuk tubuh atu postur adalah keadaan

tubuh dari seseorang yang pada awalnya sangat menentukan atau cocok,

karena sangat memungkinkan untuk melakukan aktivitas fisik terhadap

suatu cabang olahraga.

28

Page 21: Bab ii

e. Fungsi antropomethry

Menurut Braham (1973) dalam Seharsono (1993), anthropometry

adalah: ilmu pengetahuan tentang permasalahan pengukuran terhadap berat,

ukuran dan proporsi tubuh manusia serta bagian-bagiannya. Dan dilihat dari

masing-masing bentuk proporsi tubuh tersebut ada yang memiliki

keuntungan untuk setiap cabang olahtraga tertentu.

f. Bentuk tubuh yang predominan terhadap cabang olahraga

Untuk setiap cabang olahraga mempunyai karakteristik tertentu atau

mempunyai kekhasan tertentu. Dimana untuk masing-masing cabang

olahraga itu memerlukan adanya kesesuaian dengan perbandingan atau

perimbangan tubuh. Yaitu agar dapat menunjang tercapainya prestasi yang

tinggi.

g. Prediksi pertumbuhan bentuk tubuh

Prediksi atau perkiraan mengenai pertumbuhan dari bentuk tubuh,

kea rah tipe tubuh tertentu sudah mulai dapat dilihat pada ahir usia muda

atau anak yang sudah besar, yaitu kira-kira umur 12 tahun. Pada usia ini

sudah dimungkinkan untuk mulai diarahkan pada cabang olahraga khusus,

sesuai dengan tipe tubuh yang dimiliki anak tersebut.

h. Intelegensi dan kepribadian

Intelegensi adalah suatu daya atau kemampuan untuk melakuan

sesuatu atau bertindak atau mengadakan penyesuaian dengan cepat dan tepat

baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman yang baru.

Sedangkan kepribadian adalah suatu sifat yang hakiki dimiliki oleh

29

Page 22: Bab ii

seseorang yang tercermin dalam sikapnya atau perbuatannya yang

berdasarkan pada pendiriannya.

6. Fase-Fase Identifikasi Bakat

Secara umum identifikasi bakat terbagi dalam 3 fase:

a. Fase masa prapubertas

Fase ini terjadi pada masa anak-anak yang berusia antara 3-10 tahun.

Pada fase ini, identifikasi bakat didominasi oleh pengujian kesehatan dan

berkembangan fisik secara umum dan didesain untuk mendeteksi beberapa

penyimpangan fungsi tubuh/penyakit.  Cabang olahraga yang dapat

dipersiapkan untuk fase masa prapubertas ini adalah olahraga renang dan

senam. Ada tahap pengujian kesehatan dan perkembangan fisik difokuskan

pada tiga konsep, yaitu:

1) Kekurangan penjelajahan fisik anak dalam memainkan perannya untuk

menentukan olahraga yang dipilih.

2) Menetapkan tingkat perkembangan fisik anak secara terus menerus,

seperti rasio antara tinggi dan berat badan.

3) Mendeteksi genetic akhir yang dominan, seperti tinggi badan .

b. Fase masa puberitas dan pascapubertas

Fase ini terjadi pada usia 9-17 tahun .pada masa ini, cabang olahraga

yang sudah mampu ditampilkan adalah senam dan renang untuk masa usia

9- 10 tahun, sedangkan masa usia 10-15 tahun untuk wanita, dan 10-17

tahun untuk laki-laki sudah dapat ditampilkan pada cabang-cabang olahraga

lainnya. Saat-saat kritis dari anak dalam fase pubertas ini terjadi ketika

30

Page 23: Bab ii

perubahan pertumbuhan secara dramatic, yaitu ketika beberapa anggota

tubuh tampak tumbuh memanjang . maka dari itu , sistem latihan untuk atlet

yang sedang tumbuh kembang pada fase ini harus betul-betul

dipertimbangkan. Popovoci(Bompa,1994) menyatakan bahwa pada fase

masa pubertas merupakan akhir dari perkembangan serabut tulang rawan

maka dari itu latihan yang berat, seperti pada latihan kekuatan secara

bertahap sudah dapat diberikan.

c. Fase masa pembentukan atlet nasional

Fase ini mulai muncul beberapa faktor yang akan mempengaruhi

proses keberhasilan identifikasi bakat, seperti tingkat kerumitan dan

kepercayaan yang tinggi kepada kemampuan atlet untuk memenuhi syarat –

syarat yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuni. Maka dari itu ,

salah satu faktor utama yang harus diuji adalah kesehatan atlet , baik itu

kesehatan secara faal maupun secara psikologi.

Bakat seseorang dalam olahraga merupakan kemampuan yang

dihubungkan dengan sikap dan bentuk badan seseorang. Dalam melaksanakan

pemanduan bakat dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1)

melakukan analisis lengkap dari fisik dan mental sesuai dengan karakteristik

cabang olahraga, (2) melakukan seleksi pemanduan khusus dengan

menggunakan instrumen dari cabang olahraga yang bersangkutan, (3)

melakukan seleksi berdasarkan karakteristik antropometrik dan kemampuan

fisik, serta disesuaikan dengan tahapan perkembangan fisik, (4) mengevaluasi

31

Page 24: Bab ii

berdasarkan data yang komprehensif dengan memperhatikan setiap anak

terhadap olahraga di dalam dan luar sekolah.

Pengenalan bakat yang komprehensif tidak bisa dilakukan dengan

cepat, melainkan membutuhkan beberapa tahun dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Tahap Pertama

Dalam banyak hal dimulai pada masa pra-pubertas (3 - 10 tahun).

Tahap ini didominasi oleh pemeriksaan kesehatan, perkembangan fisik

secara umum, dan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh

atau penyakit. Porsi biometrik pada tahap ini difokuskan pada tiga hal (1)

menemukan kelainan fisik yang dapat membatasi usaha atlet dalam

olahraga, (2) menentukan tingkat perkembangan fisik atlet melalui cara

yang sederhana seperti perbandingan antara tinggi dan berat badan, (3)

mendeteksi kemungkinan genetic yang dominan (tinggi) sehingga anak

dapat diarahkan pada cabang yang akan menjadi spesialisasinya pada usia

selanjutnya.

Mempertimbangkan bahwa usia awal pada tahap ini telah selesai

yang hanya memberikan para penguji informasi umum dari seorang anak.

Keputusan yang definitif masih terlalu dini, sebab pertumbuhan dan

perkembangan dinamik kandidat masih belum dapat dipastikan. Meskipun

untuk cabang-cabang tertentu seperti berenang, senam yang mana latihan

komprehensifnya telah dimulai pada usia dini. Dengan demikian tahap

pertama identifikasi bakat ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti.

32

Page 25: Bab ii

b. Tahap Kedua

Dilakukan selama dan setelah masa pubertas (9-10 thn) untuk senam,

dan berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10-17thn) untuk anak laki-laki

pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979). Hal ini merupakan tahap yang

paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada remaja yang telah

berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979)

menetapkan untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu

bahu lebar dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15

tahun anak perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak

laki-laki 18 tahun harus mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki

dan lengkungannya sangat penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki

datar terbatas pada jumping, mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk

anatomi dan fisiologi atau ketidakcukupan genetic harus menjadi elemen

yang penting dalam identifkasi bakat.

c. Tahap Ketiga

Utamanya memperhatikan kandidat tim nasional, harus dilakukan

dengan teliti, dapat dipercaya dan sangat berhubungan dengan spesifikasi

dan sesuai kebutuhan dari olahraga. Diantara factor utama seseorang harus

diperiksa; kesehatan, adaptasi psikologi untuk latihan dan bersaing

kemampuan untuk mengatasi stress dan paling penting potensinya untuk

mengembangkan performance yang lebih tinggi.

Penilaian objektif di atas difasilitasi dengan tes medis, logika dan

latihan secara berkala. Data dari tes tersebut harus dicatat dan dibandingkan

33

Page 26: Bab ii

untuk mengillustrasikan dinamisasi dari fase primari hingga akhir karier.

Untuk setiap tes, model yang optimal harus didirikan dan setiap individu

dibandingkan dengan model tersebut, hanya kandidat yang sangat bagus

dimasukkan dalam tim nasional.

Sehubungan dengan pentahapan identifikasi bakat di atas, maka

menurut Thoho Cholik Mutohir (2002) mengembangkan program pemanduan

dan pengembangan bakat sebagai berikut:

a. Tahap pertama

1) Populasi anak sekolah umur 11 – 16 tahun

2) Tes sederhana (anthropometri + 2 butir tes) - Kerjasama dengan sekolah-

sekolah - Para guru penjas dapat ditugasi

b. Tahap kedua

1) Penganalisaan hasil tes tahap pertama oleh petugas (tim pemandu bakat)

di tingkat klub sekolah

2) Seleksi siswa (sekitar 1-2%) terbaik untuk ikut tes kedua

3) Tes tahap kedua (10 butir tes) untuk mengukur bentuk dan ukuran tubuh

(antropometri) dan kemampuan fisik

4) Tentukan profil siswa sesuai hasil tes

5) Siswa yang memenuhi kriteria, diarahkan memilih cabang olahraga yang

sesuai

6) Tes ini dapat dilakukan dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat

Kabupaten, Propinsi oleh petugas (tim pemandu bakat)

c. Tahap ketiga

34

Page 27: Bab ii

1) Tes khusus cabang olahraga (kerjasama dengan Pengda)

2) Penetapan calon atlet berbakat

3) Pembinaan dan pengembangan bakat olahraga yang sesuai dipusat

4) Pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten dan Propinsi.

Demikian pula sejalan dengan tahapan di atas Menpora (1999)

membuat program pemanduan bakat berlangsung 3 tahap sebagai berikut:

a. Tahap pertama

Mengidentifikasi bakat anak-anak sekolah umur 11 –16 tahun

dilakukan dengan tes yang sederhana. Karena tim pemandu bakat tidak

mungkin dapat melakukan tes kepada siswa yang jumlahnya besar di

seluruh sekolah, maka para guru pendidikan jasmani dapat ditugasi untuk

melakukan proses identifikasi pada tahap awal. Pemantauan dilakukan

kepada setiap individu siswa dari kelas 4, 5, dan 6 SD dan kelas 1, 2, dan 3

SLTP, dan SMU.

Tes pada tahap pertama terdiri dari 6 butir tes, yaitu 4 butir untuk

mengetahui bentuk dan ukuran tubuh (antropometrik) dan 2 butir untuk

mengetahui kemampuan fisiknya, khususnya daya ledak dan kapasitas

aerobiknya. Selain itu perlu pula diperoleh keterangan mengenai dukungan

orangtua serta minat siswa terhadap olahraga. Tahap ini bertujuan guna

menyeleksi siswa sekitar 1 – 2% untuk diikutsertakan dalam tes tahap

kedua.

b. Tahap kedua

35

Page 28: Bab ii

Penganalisaan hasil tes tahap pertama; Hasil tes pertama segera

dikumpulkan untuk dianalisis oleh petugas (tim pemandu bakat) ditingkat

klub sekolah. Tes tahap dua ini dapat dilakukan oleh pelatih klub

sekolah/guru penjas. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui gambaran/profil

potensi siswa sehingga dapat diidentifikasi berbakat tidaknya mereka untuk

cabang olahraga. Tes terdiri 10 item butir tes yang bertujuan untuk

mengukur beberapa kemampuan unsur fisik. Siswa terbaik dari hasil tes

tahap pertama (1-2%) yang memenuhi bagian criteria, kemudian disalurkan

sesuai dengan kemampuan dan spesifikasi cabang olahraga masing-masing.

Tes ini dapat dilakukan dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat

Kabupaten atau Propinsi oleh petugas (tim pemandu bakat).

c. Tahap ketiga

Pembinaan dan pengembangan bakat, pada tahap ini sisiwa yang

telah diidentifikasi dan diseleksi untuk suatu cabang olahraga yang sesuai

dengan bakatnya, selanjutnya dibina dan dikembangkan kemampuan dan

keterampilannya dalam cabang olahraga tersebut dipusat-pusat pembinaan

olahraga di tingkat Kabupaten atau Propinsi (PPLP). Tes-tes khusus yang

diperlukan diserahkan kepada para pelatih dan pakar olahraga prioritas

masing-masing.

7. Test Sport Search Australia

Pemanduan bakat metode Sport Search berpandangan bahwa setiap

anak memiliki bakat olahraga. Artinya bahwa setiap anak dapat diarahkan pada

36

Page 29: Bab ii

cabang olahraga yang paling cocok bagi anak di antara cabang olahraga yang

ada. Sesuai dengan karakteristik fisik anak, maka anak tersebut cenderung

memiliki potensi mengembangkan bakat olahraga tertentu. Paradigma ini akan

berdampak positif pada diri anak, karena anak dipandang memiliki potensi

untuk berolahraga. Olahraga bukan hanya milik anak tertentu, tetapi milik

semua anak. Paradigma ini berkaitan erat dengan pandangan bahwa olahraga

merupakan bagian hidup dan kebutuhan manusia.

Model pemanduan bakat yang dikembangkan oleh Australian Sports

Commision (ASC) yang dikenal dengan sports search adalah sebuah

pendekatan yang unik dan inovatif untuk membantu mengarahkan anak usia

11-15 tahun dalam rangka menentukan cabang olahraga pilihan yang sesuai.

Sports search merupakan sebuah paket komputer interaktif yang

memungkinkan untuk mengarahkan anak-anak pada spesifikasi cabang

olahraga masing-masing. Program pemanduan bakat ini dapat menunjukkan

kemampuan gerak dan profil kebugaran atlet (anak) serta informasi yang tepat

untuk membantu memilih cabang olahraga yang sesuai dengan potensi anak

tersebut. Dengan demikian seorang guru (pelatih) dapat mengarahkan

kesenangan anak didiknya yang lebih positif.

Pemanduan bakat dengan metode Sport Search adalah suatu model

pengidentifikasian bakat terdiri dari 10 butir tes yang bertujuan membantu anak

(yang berusia antara 11-15 tahun), untuk menemukan potensi anak dalam

berolahraga yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi anak.

Kesepuluh butir tes tersebut adalah:

37

Page 30: Bab ii

a. Tinggi Badan

Tujuan: Tinggi badan adalah jarak vertikal dari lantai ke ujung

kepala (vertex). Tinggi badan ini merupakan faktor penting di dalam

berbagai cabang olahraga. Misalnya, para atlet lompat dan lempar

menggunakan tinggi badan sebagai pengefektifan hasil.

b. Tinggi Duduk

Tujuan: Tinggi duduk adalah jarak vertikal dari alas permukaan tempat testi

duduk hingga bagian atas (vertex) kepala. Pengukuran ini meliputi panjang

togok, leher, dan sampai panjang kepala. Perbandingan tinggi duduk dengan

tinggi badan pada saat berdiri adalah berkaitan dengan penampilan dalam

berbagai cabang olahraga. Misalnya, dalam lompat tinggi, perbandingannya

adalah tungkai lebih panjang daripada togok.

c. Berat Badan

Tujuan: Berat badan berkaitan erat dengan beberapa cabang olahraga

yang membutuhkan tubuh yang ringan, seperti senam, apabila dibandingkan

dengan cabang olahraga olahraga yang memerlukan berat badan lebih berat,

seperti olahraga lempar dalam atletik.

d. Rentang Lengan

Tujuan: Rentang lengan adalah jarak horisontal antara ujung jari

tengah dengan lengan terentang secara menyamping setinggi bahu. Rentang

lengan meliputi lebar kedua bahu dan panjang anggota badan bagian atas

(tangan). Rentang lengan berkaitan erat dengan olahraga, seperti dalam

38

Page 31: Bab ii

melempar, yangrentangan lengan yang lebar, karena sangat bermanfaat bagi

penampilannya.

e. Lempar Tangkap Bola Tenis

Tujuan: Tes lempar-tangkap bola tenis bertujuan untuk mengukur

kemampuan testi melempar bola tenis dengan ayunan dari bawah lengan

(underarm) ke arah sasaran dan menangkapnya dengan satu tangan.

Koordinasi tangan dan mata berkaitan dengan penampilan dalam berbagai

permainan bola yang bersifat beregu seperti estafet.

f. Lempar Bola Basket

Tujuan: Tes melempar bola basket dirancang untuk mengukur

kekuatan tubuh bagian atas. Olahraga yang membutuhkan kekuatan yang

tinggi pada tubuh bagian atas, antara nomor lempar dan lompat tinggi galah.

g. Loncat Tegak

Tujuan: Tes loncat tegak adalah mengukur kemampuan untuk

meloncat dalam arah vertikal. Daya ledak kedua kaki berkaitan dengan

penampilan dalam olahraga, misalnya lompat tinggi.

h. Lari Kelincahan

Tujuan: Kelincahan (kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara

cepat sambil bergerak) merupakan komponen penting di dalam kebanyakan

olahraga lari gawang dan lompat galah.

i. Lari Cepat 40 meter

39

Page 32: Bab ii

Tujuan: Kemampuan lari dengan cepat dari posisi tak bergerak

dibutuhkan di dalam lari sprint. Kecepatan juga penting di dalam beberapa

cabang olahraga yang membutuhkan ledakan aktivitas yang pendek dengan

intensitas tinggi.

j. Lari Multitahap

Tujuan: Kesegaran aerobik merupakan komponen penting dari

berbagai cabang olahraga berbasiskan daya tahan (endurance), misalnya

olahraga renang jarak jauh, bersepeda dan lari jarak jauh. Lari Bolak-Balik

(Shuttle Run) atau Lari Multitahap (Multistage Fitness Test) digunakan

untuk menilai kesegaran aerobik.

Contoh: Komponen Fisik Dominan Pada Cabang Olahraga

Sprint

Angkat Besi

40

Page 33: Bab ii

Marathon

Bola Voli

Tenis Meja

41

Page 34: Bab ii

Bulutangkis

Dalam Bompa (1994: 339) mengidentifikasi bakat sebagai berikut:

Tabel 1. Identifikasi BakatOlahraga Jenis Tes

Lari Cepat Waktu reaksi, eksitabilitas otot-syaraf, koordinasi, kemampuan mengatasi stress, perbandingan tinggi dan panjang tungkai

Basket Tinggi dan lengan panjang, anaerobik, koordinasi, daya tahan, intelegensi.

Senam Koordinasi, kelentukan, kekuatan, keseimbangan vestibuler, kegigihan, kemampuan mengatasi emosi kemampuan anaerobik power, tinggi badan sedang dan pendek

Sepakbola Koordinasi, semangat kerjasama, dayatahan mengatassi stress dan kelelehan, kapasitas aerobik dan anerobik, intelegensi

Bolavoli Tinggi badan, panjang lengan dan ukuran biacromial lebar, kapasitas anerobik dan aerobik,

Renang Densitas badan rendah, lengan panjang, kaki lebar, bahu lebar, kapasitas aerobik dan anaerobik

Balap Sepeda Kapasitas aerobik tinggi, memiliki kemampuanMengatsasi stress, ulet.

Judo Memiliki koordinasi, waktu reaksi, intelegensi, diameter biacromical lebar dan jangkauan panjang

Menembak Memiliki koordinasi visual motorik, kecepatanreaksi, konsentrasi, ketahanan, kesimbanganemosi

42

Page 35: Bab ii

8. Alternatif kriteria identifikasi bakat usia sekolah

Kriteria untuk identifikasi bakat, termasuk tes standarisasi dan model

yang optimal harus menjadi spesifik. Dalam banyak olahraga terutama yang

membutuhkan endurance atau kerja yang tinggi secara krusial seleksi akhir

tidak hanya berdasarkan kapasitas kerja atlet, tapi juga atas kemampuan tubuh

untuk kembali segar antara sesi latihan.

Beberapa alternatif panduan kreteria tes dapat dikembangkan dalam

menentukan cabang olahraga yang sesuai dengan bakat anak untuk dibina

menuju pencapaian prestasi puncak dengan memperhatikan lingkungan serta

faktor pendukung sebagai berikut:

a. Track

1) Sprint (lari cepat)

a) waktu reaksi

b) kekuatan neuromuscular

c) koordinasi dan kapasitas relaksasi otot yang baik

d) kemampuan mengatasi stress

e) ratio tinggi/lurus dan panjang kaki

f) kapasitas anaerobik

2) Lari jarak menengah

a) kekuatan anaerobik dan max Vo2/kg berat badan

b) konsentrasi lactic acid dan O2 deficit

c) kemampuan untuk melawan stress

43

Page 36: Bab ii

d) kapasitas meregangkan jari dengan konsentrasi tinggi dengan

kemampuan untuk mempertahankan terus menerus.

3) Lari jarak jauh

a) Vo2max/kg berat badan

b) volume jantung

c) ketahanan terhadap kelelahan, ketabahan dan motivasi.

4) Jumping event

a) waktu reaksi dan kekuatan eksplosif

b) tinggi dengan kaki yang panjang

c) kekuatan anaerobik tinggi

d) sanggup melawan tekanan

e) kapasitas peregangan jari dan kemampuan untuk mempertahankan

terus menerus

5) Lempar

a) tinggi dan otot individu

b) kekuatan anaerobik tinggi

c) diameter bi-acronial lebar

d) waktu reaksi

e) kapasitas peregangan jari dan kemampuan untuk mempertahankan

terus menerus.

b. Bola basket

1) tinggi dan tangan panjang

2) kekuatan anaerobik tinggi

44

Page 37: Bab ii

3) kapasitas aerobik tinggi

4) koordinasi

5) resistensi terhadap kelelahan dan stress

6) pemikiran cepat dan semangat bekerjasama

c. Tinju

1) konsentrasi jari yang kuat

2) keberanian

3) waktu reaksi

4) koordinasi dan berpikir cepat

5) kapasitas aerobik tinggi

6) kekuatan anaerobik tinggi

d. Sepeda

1) kapasitas aerobik tinggi

2) volume cardiac (medium) dan Vo2 tinggi

3) sanggup mengatasi stress,

4) ketahanan.

e. Menyelam

1) Keseimbangan vestibular (dalam telinga)

2) Keberanian

3) Koordinasi

4) konsentrasi jari yang kuat

5) kemampuan mengatasi stress

45

Page 38: Bab ii

f. Anggar

1) waktu reaksi

2) koordinasi

3) pikiran taktis

4) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress

5) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi

g. Senam

1) koordinasi, fleksibel, dan kekuatan

2) keseimbangan vestibular

3) ketabahan

4) kapasitas mengatasi stress, keseimbangan emosi

5) pendek dan medium

h. Hoki

1) tinggi, tangan panjang diameter bi-acromial lebar

2) taktis, berani, semangat bekerjasama

3) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi

4) kuat dan tegap

i. Judo

1) Koordinasi

2) waktu reaksi

3) berpikir taktis

4) jangkauan panjang dan diameter bi-acromial lebar.

46

Page 39: Bab ii

j. Kayak-kano

1) diameter bi-acromial lebar tangan panjang

2) konsentrasi jari

3) kapasitas aerobik dan anaerobik

4) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress.

k. Menembak

1) koordinasi motor visual

2) waktu reaksi

3) konsentrasi jari, ketahanan terhadap rasa lelah

4) keseimbangan emosi.

l. Sepakbola

1) koordinasi, semangat bekerjasama

2) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress

3) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi

4) berpikir taktis.

m. Renang

1) densitas tubuh rendah

2) lengan panjang dan kaki besar, diameter bi-acromial lebar

3) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi.

n. Bolavoli

1) tinggi, lengan panjang, diamater bi-acromial lebar

2) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi

3) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress

47

Page 40: Bab ii

4) pemikiran taktis dan semangat kerjasama.

o. Polo air

1) tinggi, diameter bi-acromial lebar

2) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi

3) pemikiran taktis dan bekerjasama

4) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress.

p. Gulat

1) koordinasi dan waktu reaksi

2) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi

3) berpikir taktis

4) diameter bi-acromial lebar, lengan panjang.

48