bab ii

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG AllahSWT telah menciptakan jin dan manusia dan mengujinya dengan berbagai kenikmatan-Nya yang agung dan anugerah-Nya yang berlimpah. S manusia ada yang memanfaatkannya dengan baik dan bersemangat dalam memenuhi kewajibannya, dan sebagian lagi ada yang lalai terhadap apa yang te kewajibannya. Di antara ujian yang diberikan Allah Ta'ala atas umat manusia s yaitu agar mereka ber- ittiba' (mengikuti) Rasul-Nya, Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam . Para nabi berada di atas agama yang sama, yakni ber- tauhid (beribadah semata-mata hanya kepada Allâh Ta'ala) meskipun dengan syariat yang berbeda. Sehingga, mengikuti Rasululah SAW merupakan bagian dari meng jejak para nabi dan sekaligus dibarengi dengan kecintaan terhadap mereka. Ap seorang hamba meyakini bahwa seluruh nabi adalah sebaik-baik manusia Allah Ta'ala dan mereka adalah hamba-hamba yang berhak mendapatkan pertolonga Allah Ta'ala, maka ia juga akan menyakini pentingnya arti meneladani Melalui firman-Nya (Al-Qur'an) Allâh Ta'ala telah menceritakan kisah dalam banyak ayat. Yang terbaik di antara mereka mendapat sebutan s ulul- 'azmi di kalangan para rasul, dan sebaik-baik mereka adalah al-khalilân (dua kekasih Allâh Ta'ala). Kisah-kisah dalam Al-Qur'an tersebut pasti bukanlah sesuatu yang Demikian juga dengan kisah Nabi Ibrâhîm 'alaihissalam .

Upload: nur-aini

Post on 22-Jul-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Allah SWT telah menciptakan jin dan manusia dan mengujinya dengan

berbagai kenikmatan-Nya yang agung dan anugerah-Nya yang berlimpah. Sebagian manusia ada yang memanfaatkannya dengan baik dan bersemangat dalam memenuhi kewajibannya, dan sebagian lagi ada yang lalai terhadap apa yang telah menjadi kewajibannya. Di antara ujian yang diberikan Allah Ta'ala atas umat manusia saat ini, yaitu agar mereka ber-ittiba' (mengikuti) Rasul-Nya, Muhammad Shallallhu 'Alaihi Wasallam. Para nabi berada di atas agama yang sama, yakni ber-tauhid (beribadah semata-mata hanya kepada Allh Ta'ala) meskipun dengan syariat yang mungkin berbeda. Sehingga, mengikuti Rasululah SAW merupakan bagian dari mengikuti jejak para nabi dan sekaligus dibarengi dengan kecintaan terhadap mereka. Apabila seorang hamba meyakini bahwa seluruh nabi adalah sebaik-baik manusia ciptaan Allah Ta'ala dan mereka adalah hamba-hamba yang berhak mendapatkan pertolongan Allah Ta'ala, maka ia juga akan menyakini pentingnya arti meneladani para nabi. Melalui firman-Nya (Al-Qur'an) Allh Ta'ala telah menceritakan kisah para nabi dalam banyak ayat. Yang terbaik di antara mereka mendapat sebutan sebagai ulul'azmi di kalangan para rasul, dan sebaik-baik mereka adalah al-khaliln (dua kekasih Allh Ta'ala). Kisah-kisah dalam Al-Qur'an tersebut pasti bukanlah sesuatu yang sia-sia. Demikian juga dengan kisah Nabi Ibrhm 'alaihissalam.

1

B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah kelahiran nabi Ibrahim As? 2. Bagaimana nabi Ibrahim As melakukan dakwah kepada kaumnya? 3. Apa saja perintah allah SWT yang diperintahkan kepada nabi Ibrahim As? 4. Apa hikmah mempelajari kisah nabi Ibrahim As?

C. TUJUAN Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejarah kelahiran nabi Ibrahim as 2. Untuk mengetahui cara cara yang dilakukan nabi Ibrahim as untuk berdakwah kepada kaumnya. 3. Untuk mengetahui ayat- ayat alquran yang menjelaskan tentang kisah nabi Ibrahim as 4. Untuk mengetahui hikmah mempelajari kisah nabi Ibrahim as

2

BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH KELAHIRAN NABI IBRAHIMNabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Sarush bin Rau'f bin Falish bin tabir, bin shaleh bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam, A'ram, yang terletak di dalam kawasan kerajaan Babilonia. Pada 2.295 SM. Kerajaan Babilon waktu itu diperintah oleh seorang raja yang bengis dan mempunyai kekuasaan yang absolut dan zalim, ia bernama Namrudz bin Kan'aan. Ibrahim dianggap sebagai salah satu nabi Ulul azmi. Kemudian ia memiliki 2 orang putra yang dikemudian hari menjadi seorang nabi, yaitu Ismail dan Ishaq. Sedangkan Yaqub adalah cucu dari Ibrahim. Karena Raja Namrud mendapat petanda bahwa seorang bayi akan dilahirkan disana dan bayi ini akan tumbuh dan merampas takhtanya. Antara sifat insan yang akan menentangnya ini ialah dia akan membawa agama yang mempercayai satu tuhan dan akan menjadi pemusnah batu berhala. Insan ini juga akan menjadi penyebab Raja Namrud mati dengan cara yang dahsyat. Oleh itu Raja Namrud telah mengarahkan semua bayi yang dilahirkan di tempat ini dibunuh, manakala golongan lelaki dan wanita pula telah dipisahkan selama setahun. Walaupun berada dalam keadaan cemas, kehendak Allah tetap terjadi. Isteri Aazar telah mengandung namun tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Pada suatu hari dia terasa seperti telah tiba waktunya untuk melahirkan anak dan sedar sekiranya diketahui Raja Namrud yang zalim pasti dia serta anaknya akan dibunuh. Dalam ketakutan, ibu nabi Ibrahim telah bersembunyi dan melahirkan anaknya di dalam sebuah gua yang berhampiran. Selepas itu, dia memasuki batu-batu kecil dalam mulut bayinya itu dan meninggalkannya keseorangan. Seminggu kemudian,

3

dia bersama suaminya telah pulang ke gua tersebut dan terkejut melihat nabi Ibrahim a.s masih hidup. Selama seminggu, bayi itu menghisap celah jarinya yang mengandungi susu dan makanan lain yang berkhasiat. Semasa berusia 15 bulan tubuh Nabi Ibrahim telah membesar dengan cepatnya seperti kanak-kanak berusia dua tahun. Maka kedua ibu bapaknya berani membawanya pulang kerumah mereka. Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barangbarang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini?" Pada masa Nabi Ibrahim, kebanyakan rakyat di Mesopotamia beragama politeisme yaitu menyembah lebih dari satu Tuhan dan menganut paganisme. Dewa Bulan atau Sin merupakan salah satu berhala yang paling penting. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan dan karenanya, astronomi merupakan bidang yang sangat penting. Sewaktu kecil nabi Ibrahim a.s. sering melihat ayahnya membuat patung-patung tersebut, lalu dia berusaha mencari kebenaran agama yang dianuti oleh keluarganya itu. Nabi Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan dan penyembahan berhala yang berlaku di dalam kaumnya ingin mempertebal iman dan keyakinannya lebih dulu, untuk menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin mangganggu pikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhlukmakhluk yang sudah mati. Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung, lalu setelah memperhatikan dan meneliti bagian-bagian tubuh burung itu, ia memotongnya menjadi berkeping-keping,

4

mencampur-baurkannya, dan kemudian tubuh burung yang sudah hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di empat puncak bukit yang berbeda dan berjauhan. Setelah dikerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah itu, diperintahkan-Nya Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak tubuhnya dan terpisah jauh setiap bagian tubuhnya itu. Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh dan bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya. Lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah keinginan Nabi Ibrahim untuk menenteramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dapat menghalangi atau menentangnya, dan hanya kata "Kun Fayakun", maka terjadilah apa yang Dikehendaki-Nya.

B. DAKWAH NABI IBRAHIM KEPADA KAUMNYAAazar, ayah Nabi Ibrahim sama sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala, ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan dariya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan. Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyadarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh. Ia merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa. Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia datang

5

kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahwa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dapat mendatangkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhalaberhala itu adalah semata-mata ajaran setan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia. Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki namun seakan-akan tidak ada hubungan di antara mereka. Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seraya berkata: "Wahai ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan

6

doaku untukmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih karena gagal mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kafir. Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyadarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya kerana ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya. Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun memengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mereka anuti dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahawa apabila mereka sudah tidak berdaya menolak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebatilan kepercayaan mereka maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan iaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang bapa-bapa dan nenek moyang mereka lakukan sejak turun-temurun dan sesekali mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi. Nabi Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi untuk berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang keras kepala dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahawa mereka tidak akan menyimpang daripada cara persembahan nenek moyang mereka, walaupun telah Nabi Ibrahim menasihati mereka berkali-kali bahawa mereka dan bapa-bapa mereka keliru dan tersesat

7

mengikuti jejak syaitan dan iblis. Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babilonia bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka kosong dan sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta."Inilah dia kesempatan yang ku nantikan." kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:"Mengapa kamu tidak makan makanan yang lezat yang disajikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu." Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotongpotong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu. Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar

8

kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang di antara mrk:"Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:"Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya. Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau di antara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.

9

Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap Raja Namrudz yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mrk. Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh Raja

Namrud:"Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhantuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:"Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Raja Namrudpun terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mereka, yang mereka pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada Raja Namrud itu:"Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu." Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu, Raja Namrud mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan

10

itu:"Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika kamu benar-benar setia kepadanya." Keputusan mahkamah telah dijatuhkan. Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mereka yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim. Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mereka. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin. Setelah terkumpul kayu bakar di lapangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksana sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim diangkat ke atas sebuah gedung yang tinggi lalu dilemparkan ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala. Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya

11

yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu. Orang ramai tercengang dengan keajaiban ini dan mula mempersoalkan kepercayaan kepada Raja Namrud. Malah anak perempuan Raja Namrud sendiri yaitu Puteri Razia mula mempercayai agama yang dibawa oleh beliau. Lalu Puteri itupun mengaku di hadapan khalayak ramai bahawa tuhan nabi Ibrahim a.s. adalah tuhan yang sebenarnya. Ini telah menaikkan kemarahan beliau yang mengarahkan tenteranya untuk membunuh puterinya itu. Puteri itupun meluru ke arah api yang besar itu lalu berkata "Tuhan Nabi Ibrahim selamatkanlah aku". Puteri Razia pun turut terselamat dari terbakar dan dalam api yang membara itu kedengaran dia mengucap kalimah syahadah. Tindakan derhaka puterinya menjadikan hati Raja Namrud semakin membara. Sebaik sahaja puteri Razia keluar dari api tersebut beliau serta tenteranya telah mengejarnya kedalam hutan. Ini memberi peluang kepada Nabi Ibrahim serta adik tirinya Sarah, bapanya Azaar serta anak saudaranya Nabi Luth untuk melarikan diri. Raja Namrud dan tenteranya puas mencari Puteri Razia tetapi puteri itu telah hilang. Selepas sekian lama, merekapun pulang dan mendapati bahawa Nabi Ibrahim turut terlepas. Setelah peristiwa ini, Raja Namrud kian gelisah karena rakyatnya mulai hilang kepercayaan dengan kekuasaannya. Oleh itu, beliau berazam pula untuk membunuh Tuhan nabi Ibrahim. Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak daripada mereka untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang daripada mereka yang ingin

12

menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah beralih ke pihak Nabi Ibrahim.

C. ISTRI DAN ANAK NABI IBRAHIMKetika Sarah ditawan Firaun untuk dijadikan selir, Allah memberikan pertolongan kepada Sarah sehingga Firaun merasa takut, dan gagal menjadikan Sarah sebagai selirnya. Karena gagal menjadikan Sarah sebagai selir, Firaun hendak menjadikan Sarah sebagai budak Hajar. Namun, pada akhirnya Hajar pun dihadiahkan kepada Ibrahim setelah sebelumnya Sarah diserahkan kepadanya. Menurut kitab Qishashul Anbiya karya Ibnu Katsir, Hajar adalah seorang putri bangsa Qibthi (Mesir). Dalam buku yang berjudul Qishashul Anbiya, disebutkan bahwa istri Ibrahim yang terkenal hanya dua, sementara masih ada dua lainnya yang kurang terkenal. Daftar lengkapnya adalah:

Sarah Hajar Qanthura Hajun

Dari Qanthura binti Yaqthan lahir enam orang anak, yakni Madyan, Zamran, Saraj, Yaqsyan, Nasyaq, dan yang keenam belum sempat diberi nama. Dari Hajun binti Amin lahir lima orang anak, yakni Kisan, Sauraj, Amim, Luthan, dan Nafis.

13

Kisah Penyembelihan IsmailNabi Ibrahim 'alaihissalam berdoa kepada Allah SWT "Wahai Rabb-ku, karuniakanlah untukku anak yang shalih"Maka Allh Ta'ala memberikan kabar gembira kepadanya dengan kehadiran seorang anak yang mulia lagi penyabar. Dan tatkala anak itu saat mulai beranjak dewasa berusaha bersama-sama Ibrhm, Ibrhm berkata kepadanya: "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku

menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?" Isma'il 'alaihissalam menjawab: "Wahai Ayahandaku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allh Ta'ala kepadamu; insya Allah engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang sabar". Saat keduanya telah berserah diri dan Ibrhm membaringkan anaknya di atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Di dalam tafsir Qurthubi rahimahullh dan Baghawi rahimahullh disebutkan riwayat Ibnu 'Abbas radhiyallhu'anhu, beliau berkata: "Wahai Ayahku, kencangkanlah ikatanku agar aku tak lagi bergerak." "Wahai Ayahku, singsingkanlah bajumu agar darahku tidak mengotori bajumu maka akan berkurang pahalaku, dan (jika nanti) Bunda melihat bercak darah itu niscaya beliau akan bersedih." "Dan tajamkanlah pisau Ayah, serta percepatlah gerakan pisau itu di leherku agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu amat dahsyat." "Wahai Ayah, apabila engkau telah kembali maka sampaikan salam (kasih)ku kepada Bunda, dan apabila bajuku ini Ayah pandang baik untuk dibawa pulang maka lakukanlah." (Saat itu, dengan penuh haru) Ibrahim berkata: "Wahai anakku, sungguh engkau adalah anak yang sangat membantu dalam menjalankan perintah Allh Ta'ala." "Ini adalah ujian Allh Ta'ala atas kekasih-Nya (yakni Ibrhm 'alaihissalam) untuk menyembelih putranya yang mulia dan baru terlahir setelah beliau

14

berumur senja. (Ujian ini terjadi) setelah Allh Ta'ala memerintahkannya untuk meninggalkan Hajar saat Ismail radhiyallhu'anhu masih menyusui di tempat yang gersang, sunyi tanpa tumbuhan (yang dimakan buahnya), tanpa air dan tanpa penghuni. Ia taati perintah Allh Ta'ala itu, meninggalkan isteri dan putranya yang masih kecil dengan keyakinan yang tinggi dan tawakal kepada Allh Ta'ala . Maka Allh Ta'ala memberikan kepada mereka kemudahan, jalan keluar, serta limpahan rizki dari arah yang tiada disangka. Setelah semua ujian itu terlampaui, Allah menguji lagi dengan perintah-Nya untuk menyembelih putranya sendiri, yaitu Ismail radhiyallhu'anhu. Dan tanpa ragu, Ibrhm 'alaihissalammenyambut perintah Allh Ta'ala itu dan segera mentaatinya. Beliau 'alaihissalam menyampaikan terlebih dahulu ujian Allh Ta'ala tersebut kepada putranya, agar hati Ismail 'alaihissalam menjadi lapang serta dapat menerimanya, sehingga ujian itu tidak harus dijalankan dengan cara paksa dan menyakitkan. Perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim As untuk Berkhitan Pada saat Ibrhm As telah mencapai umur delapan puluh tahun, ia diuji oleh Allah Ta'ala dengan beberapa perintah, di ataranya agar beliau berkhitan. Sebagaimana hadits Abi Hurairah radhiyallhu'anhu, ia berkata: Raslullh Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Ibrahim 'alaihissalam berkhitan di usia beliau delapan puluh tahun." Nabi Ibrahim berkhitan dengan pisau besar. Meskipun terasa sangat berat bagi diri beliau, namun hal itu tidak pernah membuatnya merasa ragu terhadap segala kebaikan perintah Allah Ta'ala.

15

Nabi Ibrahim mendirikan kabah bersama putranya

Allah SWT telah memerintahkan Nabi Ibrahim As untuk membangun Baitul Atiq, yaitu masjid yang diperuntukkan bagi manusia untuk mereka menyembah Allah subhanahu wa taala. Allah kemudian menunjukkan kepada Nabi Ibrahim, di mana hendaknya bangunan tersebut dibangun. Allah menunjuki Nabi Ibrahim lewat wahyu yang diturunkan kepadanya. Para ulama salaf mengatakan bahwa di setiap tingkat langit terdapat sebuah rumah. Penduduk langit tersebut beribadah kepada Allah di rumah tersebut. Oleh karena itulah, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim alaihi salam membuat bangunan seperti itu pula di muka bumi. Ketika Ismail baru saja dilahirkan dan dalam penyusuan ibunya (Hajar), Nabi Ibrhm 'alaihissalam membawa keduanya menuju Baitullah pada dauhah (sebuah pohon rindang) di atas zam-zam. Saat itu, tidak ada seorangpun di Makkah, dan juga tidak ada sumber air. Nabi Ibrhm As meninggalkan jirb, yaitu kantung yang biasa dipakai untuk menyimpan makanan. Kantung itu berisi kurma untuk keduanya. Juga meninggalkan siq' (wadah air) yang berisi air minum. Kemudian Nabi Ibrahim As berpaling dan pergi. Hajar mengikutinya sembari berkata: "Wahai, Ibrhm! Kemana engkau akan pergi meninggalkan kami di lembah yang sunyi dan tak berpenghuni ini?"Hajar mengulangi pertanyaan itu berkali-kali, namun Ibrahim 'alaihissalam tidak menoleh, tak pula menghiraukannya. Kemudian Hajar pun bertanya: "Apakah Allh Ta'ala yang telah memerintahkan engkau dengan ini?"Ibrahim 'alaihissalam menjawab, "Ya."Mendengar jawaban itu, maka Hajar berkata: "Jika demikian, Allh Ta'ala tidak akan meninggalkan kami". Kemudian Hajar kembali menuju tempatnya semula. Nabi Ibrahim AS terus berjalan meninggalkan mereka, sehingga sampai di sebuah tempat yang ia tak dapat lagi melihat isteri dan anaknya. Ibrhm 'alaihissalam pun menghadapkan wajah ke arah Baitullah seraya menengadahkan tangan dan berdoa:

16

Artinya : "Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

(Qs. Ibrhm : ayat 37) Ketika persedian air mereka habis, Hajar pun mencari air untuk dia dan putranya. Dia pergi ke bukit Shafa, mencari-cari adakah orang di sana, namun dia tidak menemukan siapa pun di sana. Hajar pun kemudian pergi ke Marwah dan mencari-cari orang pula di sana. Dia juga tidak mendapati seorang pun. Hajar berulang-ulang pergi dari Shafa ke Marwah, sebaliknya dari Marwah ke Shafa sampai tujuh kali. Oleh karena itu, di dalam ibadah haji ada yang namanya Sai, yaitu berlarilari kecil dari Shafa ke Marwa dan sebaliknya sampai tujuh kali. Sampai ke Marwah, Hajar mendengar suara. Lalu dia berkata, Diamlah. Dia mendengar suara itu, lalu mencari sumber suara itu dan berkata, Aku telah mendengarmu, apakah engkau dapat memberikan bantuan? Ternyata dia berada bersama malaikat di tempat di mana terdapat air zam-zam. Lalu, malaikat itu mengais-ngais tanah hingga akhirnya muncul air. Selanjutnya, ia pun menuruni air tersebut, mengisi bejananya dan kembali ke putranya Ismail, kemudian menyusuinya. Malaikat lalu berkata kepada Hajar, Janganlah engkau takut disia-siakan, karena di sini akan dibangun sebuah rumah

17

oleh anak ini dan bapaknya. Dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan keluarganya Setelah beberapa waktu berlalu, serombongan suku Jurhum datang ke tempat tersebut dan tinggal di sekitar air zam-zam bersama Hajar dan Ismail. Ini semua mereka lakukan atas izin dari Hajar. Nabi Ismail pun beranjak dewasa dan belajar Bahasa Arab dari Suku Jurhum tersebut. Beliau juga menikah dengan salah seorang wanita mereka. Diceritakan pula bahwa Hajar kemudian meninggal dunia. Nabi Ibrahim menceritakan kepada anaknya nabi ismail tentang perintah Allah SWT untuk membangun kabah, kemudian nabi Ibrahim menunjuk ke tumpukan tanah yang lebih tinggi dari yang sekitarnya. Beliau berkata, Sesungguhnya Allah menyuruhku membuat suatu rumah di sini. Pada saat itulah, keduanya kemudian meninggikan pondasi Baitullah. Ismail mulai mengangkut batu, sementara Ibrahim memasangnya. Setelah bangunan tinggi, Ismail membawakan sebuah batu untuk menjadi pijakan bagi Nabi Ibrahim. Batu inilah yang akhirnya disebut sebagai maqam (tempat berdiri) Nabi Ibrahim. Mereka pun terus bekerja sembari mengucapkan doa, Wahai Rabb kami terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Sampai akhirnya tuntaslah pembangunan baitullah itu. Kabah pun akhirnya berdiri di bumi Allah azza wa jalla.

18

D. AYAT ALQURAN YANG MENJELASKAN TENTANG KISAH NABIIBRAHIM AS 1. Alquran surah At Taubah ayat 114 :

Artinya : Dan permintaan ampun dari Ibrhm (kepada Allah) untuk ayahnya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkan kepada ayahnya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrhm bahwa ayahnya adalah musuh Allh Ta'ala,maka Ibrhm berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrhm adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (Qs. at-Taubah/9 : 114) 2. Alquran surah Al-anam ayat 74

Artinya : Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar:6 "Layakkah engkau menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kekeliruan yang nyata". (Qs. al-Anam ayat 74)

19

3. Alquran surah Al Ankabut ayat 16

Artinya : Dan (ingatlah) Ibrhm, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya, yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui." (Qs. al-Ankabut ayat 16) Sebenarnya masih banyak didalam surah alquran yang menjelaskan tentang kisah nabi musa diantaranya Alquran surah As-Syuara ayat 69-104, Alquran surah Al-anbiya ayat 51-72, Alquran surah ash-Shaffat ayat 83-99, Alquran surah alankabut ayat 16-25, Alquran surat Ibrahim ayat 35-40 dan masih banyak lagi surah didalam alquran yang menjelaskan tentang kisah nabi Ibrahim As.

E. HIKMAH MEMPELAJARI KISAH NABI IBRAHIM AS

1. Nabi Ibrahim As adalah hamba Allah Ta'ala dan Rasul-Nya yang amat taat kepada-Nya, sehingga Allah Ta'ala menjadikannya sebagai hamba yang sangat disayangi. 2. Pilar utama upaya tazkiyyatun-nufs adalah dalam hal tauhid. Dan berdakwah menyeru kepada tauhid merupakan amanat yang dipikul para nabi, dan sekaligus menjadi panutan bagi setiap dai. 3. Kesabaran dalam mendakwahkan tauhid dan ketabahan dalam menghadapi ujian di jalan itu, harus dilakukan sesuai dengan cara yang dicontohkan oleh para Rasul.

20

4. Yakin terhadap Allah Ta'ala merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mengarungi kehidupan. 5. Perintah Allah Ta'ala merupakan hal terpenting di atas segalanya. Ketulusan hati dalam melaksanakan segala perintah Allh Ta'ala adalah kebahagiaan. Maka selayaknya kita berupaya secara maksimal untuk melaksanakannya diiringi doa memohon taufik serta kemudahan dari Allah Ta'ala . 6. Segala contoh kebaikan telah ada pada diri para Rasul yang harus selalu menjadi suri tauladan bagi kita dalam setiap hal.

21

BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Sarush bin Rau'f bin Falish bin tabir, bin shaleh bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam, A'ram, yang terletak di dalam kawasan kerajaan Babilonia. Pada 2.295 SM. Kerajaan Babilon waktu itu diperintah oleh seorang raja yang bengis dan mempunyai kekuasaan yang absolut dan zalim, ia bernama Namrudz bin Kan'aan. Ibrahim dianggap sebagai salah satu nabi Ulul azmi. Kemudian ia memiliki 2 orang putra yang dikemudian hari menjadi seorang nabi, yaitu Ismail dan Ishaq. Sedangkan Yaqub adalah cucu dari Ibrahim. Istri istri dari nabi Ibrahim adalah Sarah, Hajar, Qanthura, Hajun. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya nabi ismail, melaksanakan perintah khitan dan membangun kabah, B. SARAN Pemakalah sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca, demi kesempurnaan makalah ini. Wabillahi taufik walhidayah

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

22

23