bab ii

Upload: gita-winda-rahayu

Post on 14-Jul-2015

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGBAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 Laboratorium Uji Tanah2.1.1 Klasifikasi TanahDefinisi sistem klasifikasi tanah menurut Braja (1985), Sistem klasifikasi tanahadalahsuatusistempengaturanbeberapajenistanahyang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok berdasarkan pemakaiaannya. Sistem klasifikasi ini umumnya disusun berdasarkan distribusi ukuran butiran dan plastisitas. Pengelompokkan ini dilakukan agar memudahkan mengenali jenistanah, untukkeperluanpenggunaantanahdenganmaksuddantujuan tertentu. Untuk mengetahui distribusi ukuran butir dapat dilihat dari hasil pengujiananalisahidrometer, sedangkanuntukmemperolehnilai batascair dan indeks plastisitas dilakukan pengujian batas-batas atterberg. Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butir-butir tanahdalamair. Bilasuatucontohtanahdilarutkandalamair, partikel-partikel tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran, dan beratnya.Untuk mudahnya, dapat dianggap bahwa semua partikel tanah itu berbentuk bola (bulat).Batas-batas Atterberg (Atterberg Limit) yang dikenal adalah batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair adalah batas kadar air tanah dimana tanah mulai mengalir karena berat sendiri. Batas plastis adalah batas kadar air tanah dimana tanah masih dapat dibentuk/plastis. Sedangkan batas susut adalahbataskadarair tanahdimanatidakterjadi perubahanvolumeakibat berkurangnya air tanah, tetapi penambahan kadar air akan menyebabkan perubahan volume tanah.Menurut Braja (1985), sistem klasifikasi tanah yang umum dipakai oleh para ahli teknik sipil adalah sistem klasifikasi Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) dan Unified Soil Classification Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 4 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG(USC).Sistem klasifikasi AASHTO pada umumnya dipakai oleh departemen jalanrayadi semuanegarabagiandi AmerikaSerikat. Sedangkansistem klasifikasi USC pada umumnya sering dipakai oleh para ahli geoteknik untuk keperluan-keperluan teknik yang lain. Dalam studi ini, sistem klasifikasi tanah yangdigunakanadalahsistemklasifikasi AASHTO.Adapundapat dilihat tabel klasifikasi AASHTO pada tabel 2.1Untukmengevaluasi kualitas dari suatutanahsebagai lapisantanah dasar(subgrade)darisuatujalan raya,suatu angka yangdinamakanindeks grup(groupindex, GI) jugadiperlukanselainkelompokdansubkelompok dari tanah yang bersangkutan. Harga GI ini dituliskan di dalam kurung setelah nama kelompok dan subkelompok dari tanah yang bersangkutan. Indeks grup dapat dihitung dengan memakai persamaan seperti di bawah ini:GI = (F 35) [0,2 + 0,005 (LL 40)] + 0,01 (F 15) (PI 10)Dimana : F= persentase butiran yang lolos ayakan No.200LL= Batas cair (Liquid Limit)PI = Indeks plastisitasDinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 5 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGTabel 2.1Klasifikasi Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan RayaKlasifikasi umumTanah berbutir(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No. 200Tanah lanau lempung(Lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)Klasifikasi kelompokA-1A-3A-2A-4 A-5 A-6A-7A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7A-7-5* A-7-6**Analisis ayakan(% lolos)No.10No. 40No.200Maks 50Maks 30Maks 15Maks 50Maks 25Min 51Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36Sifat fraksi yang lolos ayakan No. 40Batas Cair (LL)Batas Plastisitas (PI) Maks 6 NPMaks 40Maks 10Min 41Maks 10Maks 40Min 11Min 41Min 11Maks 40Maks 10Min 41Maks 10Maks 40Min 11Min 41Min 11Tipe Material yang paling dominanBatu pecah, kerikil dan pasirPasir halusKerikil dan pasir yang berlanau atau berlempungTanah berlanau Tanah berlempungPenilaian sebagai bahan tanah dasarBaik sekali sampai baik Biasa sampai jelekSumber : AASHTO* Untuk A-7-5, PI LL 30** Untuk A-7-6, PI > LL 30 Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 6 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGAna 2.1.2 Pemadatan (Compaction)Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, damtanah, dan banyak struktur teknik lainnya, tanah yang lepas (renggang) haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya.Pemadatan tersebut berfungsi untukmeningkatkan kekuatantanah, sehingga dengandemikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkankemantapan lereng timbunan (embankment). Penggilasan besi berpermukaanhalus(smooth-wheel rollers), danpenggilasgetar (vibratory rollers) adalah alat-alat yang umum digunakan di lapangan untuk pemadatan tanah. Mesin getar dalam (vibroflot) juga banyak digunakan untuk memadatkantanahberbutir (granularsoils)sampai kedalamanyangcukup besar dari permukaan tanah. Cara pemadatan tanah dengan sistem ini disebut vibroflotation (pemadatan getar apung)2.1.3 Kuat Tekan BebasTujuan dari tes kuat tekan bebas adalah untuk menentukan nilai kekuatan tekan bebas suatu contoh tanah, dan menentukan sensitivitas tanah. Pengujian kuat tekan bebas merupakan bentuk khusus dari uji Unconsolidated Undrainedyang umumdilakukan terhadap sampel tanah lempung. Pada pengujianini, tegangan penyekap3adalahnol.Tegangan aksialdilakukan terhadapbendauji secararelatif cepat sampai mencapai keruntuhan. Pada titik keruntuhan, harga tegangan total utama kecil (total minor principalstress) adalah nol dan tegangan total utama besar adalah 1. Karena kekuatan geser kondisi air-termampatkandari tanahtidaktergantungpadategangan penyekap, maka: qu di atas kita kenal sebagai kekuatan tekanan tanah kondisi tak tersekap.Secara teoritis, untuk tanah lempung jenuh air yang sama uji tekanan tak tersekap mampu dalam kondisi air termampatkan tak terkendali (unconsolidated-undrained)akanmenghasilkanhargacuyangsama. Tetapi padakenyataannyapengujianunconfinedcompressionpadatanahlempung Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 7 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGjenuhairbiasanyamenghasilkanhargacuyanglebihkecil dari hargayang didapat dari pengujian UU.2.2 DISTRIBUSI TEGANGANSalah satu fungsi penting dalam studi mekanika tanah adalahmemperkirakan besarnya tegangan-tegangan akibat suatu pembebanan yang menghasilkan deformasi terlalu besar yang disebut tegangan runtuh. Setiap beban akan menghasilkan tegangan dan regangan yang dapat berintegrasi pada daerah yang ditinjau yang menyebabkan deformasi. Deformasi ini biasa disebut penurunan/settlement. Distribusi Tegangan Vertikal akibat Beban Terbagi Rata berpenampang TrapesiumGambar2.1 Distribusi Tegangan Vertikal Akibat Beban Terbagi Rata Berpenampang TrapesiumDinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 8 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGTabel 2.2 Faktor Pengaruh (Ip) Untuk Tekanan Normal Vertikal (p) Untuk Beban Merata Berpenampang Segiempat sumber : Rekayasa PondasiDinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 9 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGTabel 2.2 (Lanjutan) sumber : Rekayasa PondasiDinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 10 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGSumber: Mekanika Tanah dan Teknik PondasiGambar 2.2KoefisienTekananVertikal DalamBagianSemi-IndefiniteDisebabkan Beban yang Berbentuk Trapesium.Z = tegangan vertikal di bawah titik 0 pada kedalaman z = I . q0q0 = . hDiaplikasikan untuk beban-beban badan jalan, tanggul, dan bendunganDinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 11 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2.3 PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH DASAR Setiap pembuatan konstruksi diharuskan memenuhi persyaratan stabilitas, baik stablitas konstruksi itu sendiri maupun stabilitas tanah pendukungnya. Dalam hal pembuatantimbunan, makayangpentingadalahkemantapanlerengtimbunan terhadap bahaya longsor. Faktor-faktor yang menyebabkan longsornya suatu lereng cukup banyak, tetapi secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitupengaruhluardanpengaruh dari dalam. Stabilitas tanah pendukung dapat ditinjaudari 2segi, yaitudayadukungtanahdanpenurunan(settlement) yang akan terjadi. Penurunan ini terjadi karena adanya proses konsolidasi yang diakibatkan adanya penambahan tekanan.Pada prinsipnya, beban akibat beratkonstruksi badan jalan tidak boleh melampaui daya dukung tanah asli. Jika beban timbunan ini melebihi daya dukungtanahasli, makaakan terjadi keruntuhan,yangbentuknya dapatdilihat pada Gambar 2.3Sumber: Stabilitas Timbunan Badan Jalan dan Cara PenanggulangannyaGambar 2.3Bentuk Keruntuhan Dasar dan H DasarBesarnya daya dukung tanah menurut Terzaghi dapat ditulis dalam bentuk :qult = c . Nc + . Df . Nq + . . b . Ndimana :qult= daya dukung tanah maksimum c = kohesi tanah Df = kedalaman yang ditinjau B = lebar pondasi atau bidang kontakDinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 12 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGNc, Nq, N = faktor daya dukung yang besarnya tergantung pada sudut geser () Setelah mendapatkan daya dukung tanah dasar maksimumnya (qult), selanjutnya akan dihitung daya dukung tanah dasar izinnya (qa).FKqqulta dimana :qa= daya dukung tanah ijinqult= daya dukung tanah maksimum FK= faktor keamanan2.4 ANALISA STABILITAS LERENGMenurut Shouman, mekanisme longsor adalah gaya dorong/beban yang timbul telah melampaui gaya perlawanan yang berasal dari kekuatan geser tanah di sepanjangbidanglongsor, danapabilafaktor keamanansuatulerengakan ditingkatkan, maka 2 prinsip dasar yang harus dilakukan adalah:1. Mengurangi beban kerja bidang longsor (d)2. Meningkatkan kuat geser tanah (f)Bila kemiringan geometri variabel dan sudut geser konstan, bisa diamati tiga kejadian dari tiga kejadian berikut ini:1. < 1tantan> dfFSstabil2. = FS= 1 labil (kritis)3. > FS< 1 longsorMetoda perhitungan faktor keamanan yang dipergunakan pada software Slope/Wadalahmetodairisan. Prinsipdari metodairisanyaitu, masssatanah diatas bidanglongsor dibagi menjadi irisan-irisantegakdanstabilitasmasing-masing irisan dihitung terpisah.Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 13 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2.5 PENURUNAN (SETTLEMENT) Penurunan (Settlement) dapat didefinisikan sebagai pergerakan vertikal dasar suatu strukstur yang dipengaruhi penambahan beban atau hal lainnya. Banyakfaktoryangmenyebabkanterjadinyapenurunan,untukkonstruksijalan rayabiasanyaakibat : penambahanbebanpadatanahsekitarnya, penimbunan pada badan jalan, penurunan muka air tanah, getaran, berat konstruksi.Penurunan dapat diprediksi sebagai berikut : Penurunansegera(immediatesettlement), yangdisebabkanpemampatan elastis tanah. Penurunan akibat konsolidasi (consolidation settlement), yang disebabkan pemampatan oleh daya mampat lapisan tanah yang berada di bawah.Lebih teliti, untuk konstruksi khusus, biasanya diperhitungkan juga penurunantambahan(secondarysettlement), padalokasi yangamblas akibat konsolidasi kedua (secondary consolidation).Jumlah penurunan (S) = Si + Sc dimana:Si= besarnya penurunan langsungSc = besarnya penurunan akibat konsolidasi2.5.1 Penurunan SegeraPada konstruksi jalan raya, penurunan langsung terjadi pada pekerjaan urugantanahuntuktimbunan(embankment)yangcukuptinggi.Berdasarkan teori elastis, besarnya penurunan (Si) dapat dihitung dengan rumus :( )fsoiIEq BS21 dimana :If= Faktor pengaruh untuk penurunanqo= Gaya netto per unit luas (m per pias)= Angka PoissonEs = Modulus kompresi atau elastisitas (Youngs modulus)L = Panjang urugan/pondasi (biasanya diambil 1 m atau pias)B = Lebar urugan/pondasi, (m)Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 14 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGDf= Tinggi muka tanah sampai dasar pondasi urugan langsung diatas tanah asli, (m)H =Tebal lapisantanahdaripermukaansampai tanahkeras, (m), Jika Df = 0, maka H = ~Untuk menentukan (If), dapat digunakan rumus :11]1

,_

++ ++

,_

++ +m mm mmm mm mIf222211ln11ln1Dimana : m = B/L Tabel 2.3 Parameter Elastis Berbagai Jenis TanahJenis TanahEs (kg/cm2)Pasir : urai (lepas) setengah padat padat lanauan0,20 0,400,25 0,400,30 -,0,450,20 0,40100 250175 280350 575100 175Kerikil dan Pasir 0,15 0,35 700 1800 Lempung : lunak setengah padat padat0,20 0,500,20 0,500,20 0,5020 50 50 100100 250Sumber : Perencanaan Teknik Jalan Raya.Apabila parameter hasil laboratoriumtidakdapat digunakan, maka Tabel 2, dapat digunakan.Angka-angkapadaTabel 2, adalahsebagai pendekatanhasil asumsi untuk beberapa jenis tanah Vesic.Dari beberapa penelitian yang dilakukan, nilai Es tanah dari jenis non kohesif (pasiran) dapat ditentukan dari hasil penyondiran, yaitu :Berdasarkan Vesic,Es = 2 (1 + Dr2) qcDinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 15 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGBerdasarkan Mitchell dan Gardner (1975),Es = 2 qcDimana : Dr=kepadatan relatifqc=tahanan konus ( kg/cm2), dari percobaan sondir (Cone penetrometer test)Berdasarkan Meyerhof,Es = 1,5 1,9qc Berdasarkan De Beer (1967),Es = 1,5 qc 2.5.2 Penurunan Akibat KonsolidasiPenurunandapat diprediksi setelahpengujianlaboratoriumdengan benda uji contoh tanah (UDS) tidak terganggu, Besarnya penurunan (Sc) dalam sentimeter, ditentukan dengan rumus:Sc = mv . P . HDimana :H = tebal contoh tanah (benda uji), cm.Atau Sc = ( )ooocPP PeC ++10log1 Nilai Cc (Indeks Kompresi) dapat diketahui dari pengujian laboratorium, atau cara lain menurut Terzaghi, Cc dapat ditentukan dengan Liquid Limit(BatasCair) dari tanah jenis lempung pada umumnya, yang mempunyai kepekaan < 4. Cc = 0,009 (LL 10) Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 16 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGBesarnya penurunan dapat dihitung juga dengan (qc) dari percobaan sondir yaitudenganmemasukkannilai mv=(. qc)-1, makapersamaan diatas menjadi sebagai berikut :Sc = H Pqc

,_

1Dimana nilai tergantung dari jenis konsolidasi pada tanah lempung yang hubungannya sebagai berikut : = cxcxqPCe

,_

+ 13 , 2keterangan :Konsolidasi Normal Parameter Konsolidasi berlebihan-koefisien-koefisien- angka pori awal pada beban Po = eoex-angka pori yang berhubungan dengan Pc = ec-tekanan beban lebih (over-burden), = Po (kg/cm2)Px- tekanan pada konsolidasi berlebihan = Pc- indeks kompresibilitas = CcoCc-indeks kompresibilitas = CccApabila datahasil pengujianlaboratoriumtidakdapat digunakan, maka untuk menghitung nilai , dapat dilihat pada Tabel 2.4Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 17 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGTabel2.4Nilai Menurut G. SangleratJenis Tanah Kisaran nilai qc Kisaran nilai Untuk jenis tanah lempungan dan lanauan(CL) lempung dengan plastisitas rendahqc > 77 < qc < 20qc > 203 < < 82 < < 51 < < 2,5(MH)lanauorganikdengan plastisitas rendahqc < 20qc > 203 < < 61 < < 2(CH) lempung anorganik dengan plastisitas tinggi(MH-OH) lanau anorganik danlempungorganik dengan plastisitas sedang sampai tinggi, lanau organikqc < 20qc > 202 < < 61 < < 2Untuk jenis tanah bergambut dan organik tinggi(OL) lempungorganikdan lempung lanauan organik dengan plastisitas rendahqc < 12 2 < < 8(Pt-OH) gambut dan lempung sangat organikKeterangan :wn = kadar air asliqc < 750 < wn < 100100 < wn < 200wn > 3001,5 < < 41,0 < < 1,5 < 0,4Untuk jenis kapur dan pasirKapur 20 < qc < 30qc < 302 < < 41,5 < < 3Pasir qc < 50qc > 100 = 2 = 1,5Catatan : Nilai pada tabel di atas hanya berlaku (valid) untuk perhitungan perkiraan penurunan padapondasi dangkal, apabilamenerimapenambahansekitar1bar(1bar=1,02 kg/cm2). Nilai qc pada tabel di atas dalam bar~ kg/cm2.2.5.3 Perhitungan PenurunanUntukmenentukanbesarnyapenurunan, makaterlebihdahulukita ingin mengetahui hubungan antara beban dan perubahan volume pori. Untuk itu kita tinjau suatu lapisan yang mendapat beban sebesar p. Sebelum Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 18 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGbeban bekerja, maka dalamlapisan itu akan bekerja tegangan efektif sebesarpodan volume porinya eo. Setelah beberapa waktu beban bekerja, makadalamlapisanituterdapat tambahantekananefektif sebesar p, sehinggatekananefektif sekarang menjadipldan volume pori berkurang menjadi el.pea p a e e ev v l o a v disebut koefisien kompresibilitasDari rumus ini terlihat bahwa av akan berkurang jikap bertambah. Perubahanporositastergantungpadaperubahanangkapori, yangsecara matematis dapat ditulis sebagai berikut :p m peaeenvovo ++ 1 1ovveam+1p m nv n ini disebut pengurangan volume persatuan tebal lapisan atau penurunan persatuan tebal lapisan. Jika tebal lapisan adalahHmaka besarnya penurunan adalah :S = mv. p .H .(a)Darigrafik konsolidasi yang menggambarkan hubungan angka pori dengan beban dengan bentuk seni logaritma kita akan mendapatkan hubungan :olc o lppC e e log ------------( )olocvppe pCa log1+Jadi,olocvppHeCm log1+ .....(b)Dengan substitusi persamaan (b) kedalam persamaan (a) akan didapat :Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 19 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGolocppHeCS log1+

2.5.4 Prosedur Perhitungan PenurunanBesarnya penurunan dapat dihitung dengan salah satu rumus (1) atau (2) dengan urutan sebagai berikut :a. Menghitung tekanan efektif semula poKita hitung besarnya tekanan efektif pada tengah-tengah bidang horizontaldari tebal lapisan yang akan terkonsolidasi. Jika bidang itu terletak pada kedalaman h, dan permukaan air tanah terletak hwdiatas bidang itu, maka w w oh h p ( = berat isi tanah dan w = berat isi air)b. Menghitung besarnya tambahan tekanan efektif akibat beban timbunan denganmenggunakan grafik Westergard, Boussinesqatau lain-lain.c. Menentukan harga C atau Cc dan eo berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.d. Menentukan tebal lapisan yang terkonsolidasi. Jika H cukup tebal, maka dibagi-bagi menjadi H1, H2, dst. Kemudian menghitung S.e. Menghitung waktu penurunan t dengan rumus berikut :2Ht cTv ,dimana Tadalah time factordan dengan pengertian bahwa H = jalan air terpanjang. Harga cvdiambil dari hasil percobaan konsolidasi dengan harga antara po dan plf. Gambarkan grafik penurunan dan waktu.Dari hasil perhitunganini dapat diketahui hargaSdant90. JikaS cukup kecil dan akan tercapai dalamwaktu yangsingkat, maka tidak menjadi persoalan. Tetapi jika S cukup besar dan berlangsung dalam waktu yang sangat lama, maka hal ini tidak akan menguntungkan bagi stabilitas timbunan.Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 20 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGDalamuraian dibawah ini akan ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi, yaitu :1. Penurunan yang terjadi cukup besar dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, misalnya 1-2 tahun saja.2. Penurunan yang terjadi cukup besar dan akan berlangsung dalam waktu sangat lama (lebih dari 5 tahun).2.6 GEOTEKSTILGeotekstil (Geotextile) merupakan lembaran sintetis yang bersifat tembus air yang terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu :1. Non-WovenMerupakan geotekstil yang dibuat dengan cara Thermally Bonded dan Mechanical Bonded.2. WovenMerupakan geotekstil yang berbentuk anyaman yang diproses seperti pembuatan tekstil.Fungsi-fungsi Geotekstil, diantaranya adalah :a. SeparasiPenggunaan lapisan geotekstil antara lapis konstruksi timbunan dengan tanah dasar akan mencegah tercampurnya material tanah timbunandenganmaterial tanahdasar, sehinggatebal lapisantanah timbunan akan efektif dalam mendistribusikan beban di atasnya. Selain itu, dengan penggunaan lapis geotekstil tidak diperlukan adanya tebal lapistambahanuntukmengantisipasi adanyatebal lapisantimbunan yang terbuang.Penggunaan lapisan separasi geotekstil pada tanah dasar akan membantu dalampendistribusian beban ke tanah dasar, sehingga perilaku penurunan untuk konstruksi jalan dengan menggunakan separasi geotekstil menjadi lebih seragam. Perbedaan perilaku penurunan dan deformasi pada tanah dasar untuk kondisi dengan dan tanpa pemasangan geotekstil dapat diilustrasikan pada gambar berikut.Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 21 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGSumber : PT. Tetrasa GeosinindoGambar 2.4Perilaku Penurunan dan Deformasi Tanah Dasarb. PerkuatanSeringkali diasumsikan bahwa penempatan dari geotekstil dengan kuat tarik tinggi di dasar dari struktur jalan yang relatif rendah (0,5 1,5m) memberikanperkuatanhorizontal dandayadukungstruktur terhadap beban lalu-lintas diatasnya. Bagaimanapun juga, beban bekerjasecaravertikal terhadapbidanggeotekstil dantidaksejajar dengan kuat tarik geotekstil. Olehkarena itu, kuat tarik dan kekakuan lentur geotekstil (umumnya sangat rendah) mempunyai pengaruh yang kecil pada daya dukung tanah dasar yang jelek untuk memikul beban vertikal lalu-lintas Ressel dan Wemmer, 1986)Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 22 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGSumber : PT. Tetrasa GeosinindoGambar 2.5 Penggunaan Material Geotekstil Sebagai Perkuatan Untuk MenanggulangiKelongsoranc. Drainase atau FiltrasiGeotekstil dapat memperikan retensi yang baik pada material tanah sekaligus meloloskan air sehingga tidak ada material tanah yang hilang terbawa air yang mengalir keluar.Geotekstil dipergunakan pada bermacam-macam konstruksi antara lain: Perkerasan sementara (Temporary Pavement), sebagai lapisan pemisah antara subbase atau base dengan tanah dasar yang lunak untuk mencegah kehilangan agregat atau bahan urugan. Perkerasan permanen (Permanent Pavement), sebagai lapisan pemisah antara subbase atau base dengan tanah dasaruntukmencegahkontaminasi tanahdasarpadasubbase atau base. Lapis Ulang Aspal (Asphalt Overlay), sebagai lapisan pemisah yangberfungsi untuk mencegahReflecting Cracking pada lapis ulang aspal (overlay). JalanKereta Api, sebagai lapisan pemisahuntuk mencegahtercampur lapisanbalasdengantanahdasarakibat pembebanan dinamis kereta api.Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 23 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Reklamasi, sebagai lapisanpemisahantara bahan urugan dan tanah dasar pada pelaksanaan reklamasi. Peninggian Tanah (Embankment), sebagai lapisan pemisah dan penulangan tanah pada konstruksi peninggian tanah pada tanah dasar yang lunak. Perkuatan Sisi Lereng, sebagai penulangan tanah dengan cara berlapis didalam tanah untuk memperoleh konstruksi lereng yang curam. Kontrol Erosi (Erosion Control), sebagai lapisan pemisah pada armour konstruksi rip-rap dan Rock bound untuk reklamasi pada struktur kelautan dan daerah aliran sungai.Drainasebawahtanah(subsoil drainage), sebagai filter padakonstruksi drainase bawahtanahyangmempergunakan agregat denganatautanpa pipa.Dinara Indriyani, Gita Winda R, Tinjauan Ulang Perencanaan.. 24