bab ii
TRANSCRIPT
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 1/10
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Anatomi dan Fisiologi Esofagus
Oesophagus merupakan struktur yang berbentuk tabung yang
panjangnya sekitar 10 inci (25 cm), ke atas melanjutkan diri sebagai pars
laryngea pharyngis yang terletak setinggi vertebra cervicalis VI.
Oesophagus berjalan melalui diaphragm setinggi vertebra thoracica X
untuk bersatu dengan lambung.
Di dalam leher oesophagus terletak di depan columna vertebralis;
di lateral dibatasi oleh lobus glandula thyroidea; dan dianterior
berhubungan dengan trachea dan nervus laryngeus recurrens.
Di dalam thorax oesopahgus berjalan ke bawah dan kiri melalui
mediastinum superior dan kemudian mediastinum posterior . pada setinggi
angulus sterni, arcus aorta mendorong oesophagus kea rah garis tengah.
Hubungan bagian thoracal dan oesophagus secara anterior adalah trachea
dan nervus laryngeus recurrens sinistra; bronkus principalis sinistra yang
menyempitkan oesophagus; dan pericardium yang memisahkan
oesophagus dari atrium sinistra. Pada posterior oesophagus berbatasan
dengan corpus vertebra thoracica; duktus thoracicus; vena azygos ; arteri
interkostalis posterior dextra; dan pada ujung bawah aorta thoracica,
bagian sisi kanan berbatasan dengan pars mediastinalis pleura parietalis
dan bagian terminal vena azygos, sisi kiri berbatasan dengan arteri
subclavia sinistra, arcus aorta, duktus thoracicus, dan pars mediastinalis
pleura parietalis.
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 2/10
10
Dibawah radix pulmonis nervus vagus meninggalkan plexus
pulmonalis dan bersatu dengan saraf simpatis untuk membentuk plexus
oesophagus. Nervus vagus sinistra terletak anterior terhadap oesophagus
dan nervus vagus dextra terletak posterior. Pada hiatus oesophageus di
diaphragm, oesophagus diikuti oleh kedua nervi vagus, cabang-cabang
arteria dan vena gastric sinistra, serta pembuluh limfatik.
Di dalam abdomen oesophagus berjalan turun kebawah sekitar 1,3
cm dan kemudian masuk ke lambung. Di anterior oesophagus
berhubungan dengan lobus sinistra hepatis dan di posterior dengan crus
sinistrum diaphragm.
Perdarahan oesophagus , sepertiga bagian atas diperdarahi oleh
arteria tiroidea inferior, sepertiga bagian tengah oleh cabang-cabang arteri
gastric sinistra. Vena-vena dari sepertiga bagian atas mengalir ke vena
tiroidea inferior, dari sepertiga bagian tengah ke vena azygos, dan
sepertiga bagian bawah ke vena gastric sinistra, sebuah cabang dari vena
porta.
Aliran limf oesophagus bagian atas mengalir masuk ke nodi
cervicalis profundi, dari sepertiga bagian tengah oesophagus masuk ke
nodi mediastinales superior dan posterior, dan dari sepertiga bagian bawah
masuk ke nodi lymphatici di sepanjang arteria dan vena gastric sinistra,
serta nodi coeliaci.
Oesophagus dipersarafi oleh serabut aferen dan eferen parasimpatis
dan simpatis melalui nervus vagus dan truncus symphaticus. Pada bagisn
bawah dalam perjalanannya di rongga thoraks oesophagus dikelilingi oleh
plexus oesophagus.1
Sekresi oesophagus seluruhnya berkarakter mukoid dan terutama
member fungsi pelumasan untuk menelan. Bagian utama dari esophagus
dikelilingi oleh beberapa kelenjar mucus sederhana; tapi pada bagian
ujung lambung dan dalam jumlah kecil pada bagian awal esophagus
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 3/10
11
terdapat beberapa kelenjar mucus campuran. Mucus yang disekresi oleh
kelenjar campuran pada esophagus bagian atas akan mencegah cedera
mukosa akibat makanan yang baru saja masuk, sedangkan kelenjar
campuran didekat sambungan esofagogastrik akan melindungi dinding
esophagus dari pencernaan lambung yang sering kembali dari lambung
masuk lagi ke bagian bawah esophagus.2
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 4/10
12
1.2. Histologi Oesophagus
Bagian saluran cerna yang disebut oesophagus merupakan saluran
berotot yang berfungsi meneruskan makanan dari mulut ke lambung.
Oesophagus dilapis oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada
umumnya, lapisan-lapisannya sama dengan saluran cerna lainnya. Di
dalam submukosa, terdapat kelompok kelompok kecil kelenjar pensekresi
mucus, yaitu kelenjar oesophagus dengan secret yang memudahkan
transport makanan dan melindungi mukosa oesophagus. Di dalam lamina
propria daerah dekat lambung , terdapat kelompok kelenjar kardiak
oesophagus yang juga menyekresi mukus. Di bagian distal esophagus,
lapisan muscular hanya terdiri atas sel-sel otot polos; bagian tengah
terdapat campuran sel otot polos dan otot rangka; dan di ujung proksimal,
hanya terdapat sel-sel otot rangka. Hanya bagian esophagus yang terdapat
dalam rongga peritoneum yang ditutupi serosa. Sisanya ditutupi selapis
jaringan ikat longgar, adventisia, yang menyatu dengan jaringan
sekitarnya.3
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 5/10
13
1.3. Histologi Kulit
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan
dermis. Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya
papilare dermis dan rabung epidermis. Epidermis merupakan lapisan
teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600
μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm
untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).
Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:3
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 6/10
14
• Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.
• Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel
Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.
• Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
• Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling
dalam sebagai berikut:
1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin.
2. Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik
yang sangat gepeng, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel
terdapat desmosom.
3. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel
terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel,
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 7/10
15
yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi
asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
4. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling
terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk
mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek
abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di
daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi
aktivitas mitosis, sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses
pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinambungan.
6. Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan
yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai
maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan
dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum
reticular.
• Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri
atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast,
makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
• Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)
Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan
epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea
• Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari
invaginasi epitel epidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat
pelebaran terminal yang berbentuk benjolan pada sebuah papilla dermis.
Papila dermis tersebut mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang
akan membentuk korteks rambut, kutikula rambut, dan sarung akar
rambut.
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 8/10
16
• Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar
keringat apokrin :
1. Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung
dengan saluran bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak
bercabang dan memiliki diameter lebih kecil dari bagian sekresinya 0,4
mm. Terdapat dua macam sel mioepitel yang mengelilingi bagian
sekresinya, yaitu sel gelap yang mengandung granula sekretoris dan sel
terang yang tidak mengandung granula sekretoris.
2. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari
kelenjar keringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan
hipodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut.
Terdapat di daerah ketiak dan anus.
• Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian
dermis dengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus
per centimeter persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yangtersusun atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan
kolesterol beserta esternya.
Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut
jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut
juga fasia superficial, atau panikulus adiposus. Jaringan ini mengandung jalinan
yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe. Arteri yang terdapat
membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare dan retikulare, satu lagi di
antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang plexus tersebut mendarahi
papila dermis. Sedangkan vena membentuk tiga plexus, dua berlokasi seperti
arteri, satu lagi di pertengahan dermis. Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi
sama dengan pembuluh arteri.
Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat
banyak ujung saraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan,
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 9/10
17
jaringan dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap
terhadap stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri,
gatal, dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini,
Meissner, dan Krause.
Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku merupakan lempeng sel
epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang distal. Lempeng kuku
terletak pada stratum korneum, sedangkan dasar kuku terletak pada stratum basal
dan spinosum. Untuk mengetahui bagaimana fungsi kulit manusia dalam
menunjang homeostasis
1.4. Fistula
1.4.1. Definisi fistula
Fistula adalah hubungan yang abnormal antara suatu saluran dan
saluran lain, atau antara suatu saluran dan dunia luar melalui kulit. Fistula
dapat muncul pada bagian tubuh manapun, tetapi fistula lebih sering
terjadi pada saluran cerna. Fistula juga dapat terjadi antara pembuluh darah
dengan saluran urinary, reproduksi, dan system limfatik. Fistula bisa
terjadi pada semua usia, juga bisa sebagai kelainan congenital.4,5
1.4.2. Klasifikasi Fistula
Fistula dikategorikan berdasarkan jumlah dari lubang yang dimiliki
dan apakah dia menghubungkan dua organ dalam atau melalui kulit.
Terdapat empat tipe fistula :5
1. Blind fistula, dimana hanya terdapat satu saluran
2. Complete fistula, dimana fistula ini memiliki satu saluran terbuka pada
organ interna dan satu melalui kulit
3. Horseshoe fistula, dimana terdapat fistula yang kompleks dengan lebih
dari satu saluran yang menembus keluar tubuh
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a0cdf815448 10/10
18
4. Incomplete fistula dimana tabung atau saluran dari kulit terbuka bagian
luarnya namun tertutup bagian dalamnya dan tidak berhubungan
dengan organ dalam manapun.
1.4.3. Penyebab dan gejala
Fistula dapat terjadi karena proses peradangan yang menjadi abses,
kemudian membuat saluran antara dua epitel yang berbeda. Gejala yang
dialami adalah nyeri yang dirasakan terus menerus, bengkak, juga dapat
terjadi demam.4,5
1.4.4. Penegakkan Diagnosis
Penegakkan diagnosis pada fistula cukup bervariasi tergantung
pada lokasi. Jika fistula tersebut merupakan jenis yang menembus kulit,
maka kita bisa melihatnya dan melakukan probe pada daerah tersebut. CT
scan, endoskopi, fistulogram dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis fistula secara pasti.4,5
1.4.5. Terapi
Pertama harus diusahakan mencegah atau mengatasi infeksi,
memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit, merawat kulit disekitar
fistula, mengeringkan pus, dan pemberian antibiotic untuk penyembuhan
luka. Jika tidak tertutup spontan maka tindakan bedah dapat dilakukan.4,5
1.4.6. Prognosis
Prognosis bergantung pada tipe dan penyebab dari fistula ini,
angka kematian pada fistula usu halusdi atas 20 %, fistula pada jejunum
lebih tinggi dari pada fistula di daerah ileum, fistula pada daerah anal dan
rectum hampir selalu baik.4,5