bab ii

36
BAB II KAJIAN TEORI A. Struktur CCTV Close Circuit Television (CCTV) merupakan video kamera yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal khusus ke monitor yang jumlahnya terbatas. Berbeda dengan televisi pada umumnya, sinyal CCTV tidak ditransmisikan secara terbuka, tetapi melalui kabel khusus atau secara poin to point pada wireless CCTV. CCTV digunakan untuk memantau area yang membutuhkan keamanan, seperti bank, hotel, bandar udara, industri, tempat penting militer dan tak terkecuali sarana pendidikan. Dengan adanya implementasi CCTV dalam dunia pendidikan, diharapkan system tersebut dapat menunjang proses pendidikan itu sendiri, sebagai contoh para dosen bisa memantau keadaan kelas hanya dengan melihat pada layar komputer tanpa harus mendatangi kelas tersebut dikarnakan ruangan kelas tersebut telah terpasang sistem CCTV. Keamanan alat-alat praktek pada laboratorium atau bengkel lebih terjamin dengan adanya implementasi sistem CCTV di lembaga pendidikan. Sehingga dengan keamanan dan kenyamanan dapat membuat mahasiswa lebih berkonsentrasi terhadap proses akademik yang diberikan oleh dosen. Kamera hanya berfungsi sebagai media penglihatan, meskipun fitur pada kamera CCTV kini sudah semakin berkembang, namun fitur ini juga dapat menjadi kurang berguna jika tidak didukung dengan sistem yang sesuai. Jadi jika

Upload: arif-febriansyah-juwito

Post on 01-Jul-2015

314 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Struktur CCTV

Close Circuit Television (CCTV) merupakan video kamera yang

digunakan untuk mentransmisikan sinyal khusus ke monitor yang jumlahnya

terbatas. Berbeda dengan televisi pada umumnya, sinyal CCTV tidak

ditransmisikan secara terbuka, tetapi melalui kabel khusus atau secara poin to

point pada wireless CCTV. CCTV digunakan untuk memantau area yang

membutuhkan keamanan, seperti bank, hotel, bandar udara, industri, tempat

penting militer dan tak terkecuali sarana pendidikan.

Dengan adanya implementasi CCTV dalam dunia pendidikan,

diharapkan system tersebut dapat menunjang proses pendidikan itu sendiri,

sebagai contoh para dosen bisa memantau keadaan kelas hanya dengan melihat

pada layar komputer tanpa harus mendatangi kelas tersebut dikarnakan ruangan

kelas tersebut telah terpasang sistem CCTV. Keamanan alat-alat praktek pada

laboratorium atau bengkel lebih terjamin dengan adanya implementasi sistem

CCTV di lembaga pendidikan. Sehingga dengan keamanan dan kenyamanan

dapat membuat mahasiswa lebih berkonsentrasi terhadap proses akademik yang

diberikan oleh dosen.

Kamera hanya berfungsi sebagai media penglihatan, meskipun fitur

pada kamera CCTV kini sudah semakin berkembang, namun fitur ini juga dapat

menjadi kurang berguna jika tidak didukung dengan sistem yang sesuai. Jadi jika

Page 2: BAB II

7

kita ingin memiliki sistem kamera keamanan baik di rumah maupun di kantor,

hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu kamera dan sistem yang akan digunakan.

B. Sejarah CCTV

Sistem CCTV pertama kali dipasang saat test stand VII di

peenemunde, jerman pada tahun 1942, untuk mengawasi peluncuran V2 rockets.

Sistem perekaman CCTV biasanya digunakan pada tempat-tempat peluncuran

untuk merekam kejadian saat roket terbang, yang ditujukan untuk merekam

kemungkinan terjadinya kerusakan.

Kamera film juga digunakan untuk tujuan ini. Roket yang besar

biasanya dipasang CCTV untuk mendapatkan gambar dari roket dan sinyalnya

ditransmisikan kembali kebumi melalui jaringa radio. CCTV juga digunakan

untuk mengawasi landasan roket sebelum roket tersebut diterbangkan.

Dimaksudkan ketika tidak boleh ada manusia berada disana karena alasan

keselamatan.

Seiring berkembangnya zaman, semakin berkembang pula system

CCTV tersebut. Dimulai menggunakan VCR (Video Camera Recorder) yaitu

merekam dan mengawasi suatu area yang dinilai sensitive dengan kamera TV,

hingga saat ini yang dimana teknologi VCR ini kemudian dikembangkan dan

dikawinkan dengan kemajuan teknologi digital/computer, dan dinamakan CCTV.

C. Jenis Sistem CCTV

Terdapat dua jenis sistem CCTV yaitu Personal Computer Based DVR

dan Stand Alone DVR System.

Page 3: BAB II

8

1. PC based DVR

Merupakan sebuah sistem CCTV yang menggunakan personal computer

(PC) sebagai sistem utamanya. Yang dimana komputer tersebut harus

ditambahkan sebuah alat tambahan yang berupa Digital Video Recorder (DVR

Card) yang di tancapkan pada slot ekpansi PCI pada motherboard komputer. DVR

Card ini mempunyai 4, 6, 8, dan 16 video input dan dapat di upgrade menjadi

lebih dari 16 input dengan menambahkan DVR Card lainnya pada slot PCI.

Sistem ini menerima sinyal analog dari kamera yang terpasang dan mengubahnya

menjadi sinyal digital serta mengompres sinyal tersebut kedalam bentuk format

mp4 sehingga hasil pantauan kamera tersebut dapat dilihat langsung atau

disimpan di hardisk.

Sistem ini merupakan sistem yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi,

dikarenakan dapat diupgrade hanya dengan menambah spesifikasi hardware

komputer, sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 1. PC based DVR

Sumber: www.DVRmaster.com

Page 4: BAB II

9

Gambar 2. DVR card pada CPU

Sumber . www.yy-electron.com

Gambar 3. Diagram sistem PC based DVR

Sumber : www.DVRmaster.com

Page 5: BAB II

10

Kelebihan DVR card :

a. DVR card menggunakan fasilitas yang disediakan oleh PC, sehingga

featurenya lebih unggul, seperti pemilihan setting per channel, audio

yang lebih banyak.

b. PC dapat diupgrade, sehingga akan menambah kecepatan transmisi data

dan fungsi lainnya.

c. DVR card dapat ditambah, sehingga memperbanyak channel.

Kekurangan DVR Card :

a. Bisa diserang virus

b. DVR card sangat mengandalkan OS (Operating System) dari PC, jika

PC tidak original atau tidak stabil maka PC mudah hang

c. Dapat membuat daya tahan PC berkurang

d. Pengoperasiannya dilakukan oleh orang yang familiar terhadap PC atau

basic IT.

2. Stand Alone DVR System

Merupakan sistem CCTV yang menggunakan suatu equipment yang

berupa DVR (Digital Video Recorder). Lain halnya dengan komputer, DVR tidak

dapat di upgrade hardwarenya karena sudah merupakan satu kesatuan. Untuk

menambah sistem diperlukan penambahan peripheral lainnya dan memerlukan

biaya yang cukup besar.

Standalone DVR merupakan mesin perekam dan pengontrol sistem CCTV

yang merupakan OS (operating system) yang berupa Unix, Linuk atau OS lainnya

yang dirancang hanya untuk menjalankan satu aplikasi, yang membuat stand

Page 6: BAB II

11

alone DVR baik bila digunakan hanya untuk satu tujuan saja dan mempunyai

keterbatasan tidak fleksibel untuk di upgrade.

Stand alone DVR merupakan perkembangan dari DVR card, dan pertama

kali dikenalkan setelah 3 tahun berkembangnya DVR card. Fungsi utama yang

hendak ditekankan pada DVR standalone ini adalah membebaskan

ketergantungan pengoperasiannya dari PC. Dengan perumpamaan yang lebih

mudah, bahwa DVR standalone ini bisa anda bayangkan seperti DVD player, jadi

cukup dihubungkan ke monitor TV. Dan dalam DVR standalone ini dilengkapi

hardisk sebagai alat perekamnya.

Gambar 4. Diagram sistem Stand Alone DVR Sistem

Sumber : www.NVT.com

Page 7: BAB II

12

Kelebihan DVR standalone :

a. Tidak mengandalkan PC lagi sebagai sarana pengoperasiannya

b. Standalone diciptakan untuk tahan panas dan bisa dioperasikan terus-

menerus

c. Software dan operating system ada di firmware dan terpisah dari

hardisk

d. Aman dari serangan virus

e. Bentuknya lebih slim bila dibandingkan dengan PC

f. Lebih user friendly pengoperasiannya dan tidak diperlukan pengetahuan

khusus tentang IT

Kekurangan

a. Feature-featurenya tidak secanggih DVR card, seperti setting kamera

harus menyeluruh dan tidak bias satu persatu dan jaga audio yang masih

terbatas.

b. Tidak dapat di upgrade

D. Piranti Sistem CCTV

Suatu area yang diawasi mengacu pada benda atau wilayah yang akan

di teliti dan total benda yang ada. Sistem CCTV digunakan untuk memantau suatu

tempat yang dianggap penting atau sensitive terhadap tindak kejahatan. Oleh

karena itu agar diperoleh hasil yang maksimal, diperlukan suatu system yang

sesuai dan handal. Walaupun mempunyai kamera CCTV yang terbaik tetapi tidak

didukung oleh system yang sesuai, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang

di harapkan.

Page 8: BAB II

13

Sistem CCTV terdiri dari beberapa bagian yang terdiri dari beberapa

bagian, tiap bagian dari sistem tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dan

saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Dari tiap-tiap bagian tersebut

terbentuk sebuah sistem yang disebut dengan sistem CCTV.

1. Kamera CCTV

Kamera CCTV merupakan suatu bagian yang berhubungan langsung

dengan tempat yang akan dipantau keamanannya. Kamera berfungsi menangkap

gambar dari area yang dipantau keamanannya dan mengubah gambar tersebut

menjadi sinyal video yang akan ditransmisikan ke ruang control.

Suatu area/wilayah yang akan diawasi biasanya terdiri dari warna yang

berbeda, benda-benda dan material memantulkan berbagai macam cahaya dengan

level yang berbeda. Untuk memilah equipmen yang baik, itu dibutuhkan untuk

menentukan minimal level cahaya (siang/malam) yang datang dari area yang

diawasi ke lensa kamera. Cahaya yang ada dapat mempengaruhi kefokusan

gambar yang dihasilkan.

Suatu bagian dari desain kamera CCTV yang bagus yaitu tidak terpasang

langsung dengan lensa. Lensa harus terpasang terpisah dan terletak didepan

kamera. Kamera CCTV dengan lensa yang terpasang langsung yang juga disebut

“Bullet Cameras” diberi pelindung untuk menghindari kerusakan akibat debu.

Pelindung tersebut sangat baik dan dapat dipasang permanen pada kedalaman air

jika diperlukan. Bullet camera tidak membutuhkan pemanas dan karena kecil

cocok untuk dipasang pada gedung-gedung. Jenis kamera ini tidak mungkin dapat

diubah atau ditambah lensanya, karena terpasang permanen.

Page 9: BAB II

14

Gambar 5. kamera dan lensa

Sumber : www.cctv-information.uk

Terdapat beberapa jenis kamera CCTV yaitu :

a. Moveable camera (pan, tilt, dan zoom/PTZ camera)

Movable camera dikendalikan motor yang berfungsi sebagai

penggerak, sehingga camera dapat bergerak kekanan/kekiri, atas/bawah

dan zoom in/out, sehingga di dapat posisi gambar yang baik.

Gambar 6. Blok diagram moveable camera

Sumber : CCTV intro

Gambar 7. Moveable camera

Sumber : www.APD.com

Page 10: BAB II

15

b. Fixed camera

Fixed camera terpasang tetap pada dudukannya dan tidak dapat

bergerak ataupun berputar.

Gambar 8. Fixed camera

Sumber : www.sonybiz.net

c. Dome camera

Dome camera dalam prakteknya banyak ditemui di pusat-pusat

perbelanjaan yang besar,industri, rumah sakit, tempat-tempat pendidikan

dan fasilitas pemerintah. Dome camera sangat populer ketika dibutuhkan

nilai estetika.

Keunggulan dome camera :

• Dome camera secara visual susah dikenali

• Ekonomis, dome dilengkapi dengan sebuah kamera, lensa dan bagian

yang dapat bergerak. Sehingga merupakan kamera yang efisien

dengan pengeluaran sistem yang rendah

• Mempunyai nilai estetika yang baik, kamera ini tidak terlihat seperti

kamera CCTV pada umumnya, karena lensa dan kabel tersembunyi

rapi sehingga baik pada desain interior.

Page 11: BAB II

16

Gambar 9. Dome camera

Sumber : www.cctv.com

Kamera merupakan bagian yang penting dalam instalasi sistem CCTV,

karena kamera merupakan ”mata” dari sistem CCTV. Oleh karena itu untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

a. Memilih spesifikasi kamera

Kriteria utama dari baiknya suatu kamera adalah sensitivitas dan

resolusinya. Sensivitas kamera adalah kemampuan kamera untuk

merespon tingkat cahaya. Resolusi kamera merupakan kualitas gambar

yang dihasilkan oleh kamera itu sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam memilih kamera untuk sistem CCTV yaitu :

• Lokasi pemasangan kamera

• Kondisi pencahayaan tempat kamera terpasang

• Sudut pandang yang dibutuhkan

• Jarak antara objek yang akan direkam dengan kamera

• Ketersediaan dana (pembiayaan)

Page 12: BAB II

17

Gambar 10. Sudut pandang dan jenis lensa fixed camera

Sumber : www.DVRmaster.com

Gambar 11. Sudut pandang dome camera

Sumber : www.cctv.com

b. Resolusi kamera

Merupakan banyaknya garis vertikal yang dapat dihasilkan oleh

kamera. Semakin tinggi resolusi kamera, semakin baik gambar yang

Page 13: BAB II

18

dihasilkan oleh kamera tersebut. Kamera yang mempunyai resolusi yang

tinggi mempunyai lebih dari 500 TVL (Television Line). Kurang dari itu

atau dibawah 300 TVL, akan menghasilkan gambar dengan resolusi yang

rendah dan akan rendah pula mutu gambar yang dihasilkan.

• Kualitas gambar standar : 380 TVL – 420 TVL

• Kualitas gambar tinggi : 420 TVL – 480 TVL

• Kualitas gambar sangat tinggi : 480 TVL – 570 TVL

c. Dalam atau ruang kamera

Jika kamera akan dipasang diluar ruangan, kamera tersebut harus

tahan terhadap segala macam perubahan cuaca. Hal ini ditentukan pada

jenis kasing kamera itu. Kasing yang baik adalah kasing yang berbahan

alumunium.

d. Tingkat cahaya

Memilih kamera dengan kondisi cahaya merupakan hal yang

sangat penting dan dibutuhkan beberapa hal yang harus dipahami tentang

spesifikasinya. Tingkat cahaya mempunyai satuan dalam Lux. Satuan ini

menyatakan tingkat cahaya yang datang pada area 1 m2 tiap detik.

Macam-macam tingkat cahaya :

• Cahaya pada siang hari : 50.000 lux

• Cahaya saat redup : 10.000 lux

• Ruang toko / kantor : 500 lux

• Dini hari : 1-10 lux

Page 14: BAB II

19

Kunci utama dalam menentukan kamera yang akan digunakan pada

suatu keadaan cahaya adalah tidak mencoba kamera hanya dengan melihat

gambar yang dihasilkan. Coba kamera tersebut minimal 10 kali dengan

cahaya rendah. Banyak kamera dapat menangkap gambar pada saat cahaya

terang. Permasalahan utama adalah ketika tidak terdapat cukup cahaya

agar kamera tersebut dapat menangkap objek untuk menghasilkan gambar

dengan baik.

Kamera berwarna biasanya membutuhkan level cahaya yang tinggi

dari pada kamera monochrome. Kamera berwarna menampilkan obyek

lebih alami, tampilan yang baik dari pada kamera hitam dan putih. Sebagai

contoh, kamera berwarna dapat dengan mudah membedakan antara mobil

merah dengan mobil hijau. Pada kamera monokrom kedua mobil itu akan

tampak sama warnanya yaitu putih dan abu-abu. Dalam penerapannya

kamera berwarna dapat menolong petugas keamanan mengidentifikasi

pencuri dan warna bajunya lebih mudah dan meyakinkan. Tetapi kamera

monokrom juga memiliki kelebihan yaitu lebih cocok bila dipasang pada

kondisi pencahayaan yang rendah.

Sebuah kamera monokrom (hitam-putih), rata-rata membutuhkan

0,05 lux untuk menghasilkan gambar. Sedangkan kamera berwarna

membutuhkan lebih dari itu. Kamera monokrom akan menghasilkan

gambar lebih baik apabila dipasang dengan cahaya infra merah.

Page 15: BAB II

20

e. Depth of Field

Pertimbangan lain ketika menentukan lensa kamera adalah depth of

field. Depth of field adalah jarak fokus kamera sebelum dan sesudah

obyek. Hal ini berarti ketika kamera memfokuskan pada satu benda,

daerah didepan dan dibelakang obyek juga terlihat jelas tidak kabur. Depth

of field dapat ditambah atau dikurangi berdasarkan panjang lensa, ukuran

lensa, jarak kamera dengan benda.

f. Field of view

Field of view (FOV)adalah ukuran gambar sebenarnya (tinggi dan

lebar) yang dihasilkan oleh lensa. Jika FOV tidak cocok, anda bisa

mempertimbangkan menggunakan lensa yang lain untuk menambah atau

mengurangi FOV.

Lensa kamera dibagi menjadi dua tipe dasar yaitu fixed focal dan

varifocal (zoom). Lensa fixed focal merupakan lensa yang mempunyai

jarak pandang yang tetap. Focal length secara sederhana merupakan jarak

dari pusat lensa dengan focal point yang berada dibelakang lensa. Jarakini

pada lensa ditulis dengan milimeter dan menunjukkan field of view yang

dihasilkan oleh lensa.

Page 16: BAB II

21

Gambar 12. Focal length

Sumber : www.DVRmaster.com

Varifocal lens merupakan lensa yang dapat dirubah focal length

nya dari sudut pandang yang lebar menjadi sudut pandang yang lebih

fokus pada satu obyek. Hal ini memperbolehkan anda untuk merubah field

of view diantara sudut pandang dekat, medium, dan sudut pandang lebar

semuanya dalam satu lensa.

Page 17: BAB II

22

Tabel 1. Surveillance camera chart

Lens Size

Viewing Angle

Field of View (in feet)

5 feet away

10 feet away

15 feet away

25 feet away

50 feet away

100 feet

away

(mm) Width Height W H W H W H W H W H W H

3.6 74° 55° 7.5 5.2 15.1 10.4 22.6 15.6 37.7 26.1 75.4 52.1 151 104

4.0 69° 49° 6.0 4.5 12 9.0 18 13.5 30 22.5 60 45 120 90

4.3 65° 45° 5.6 4.2 11.2 8.4 16.7 12.6 27.9 20.9 55.8 41.9 111 84

6.0 42° 32° 3.8 2.9 7.7 5.7 11.5 8.6 19.2 14.4 38.4 28.7 77 57

8.0 32° 24° 2.9 2.1 5.7 4.3 8.6 6.4 14.4 10.7 28.7 21.3 57 43

12.0 22° 17° 1.9 1.5 3.9 3.0 5.8 4.5 9.7 7.5 19.4 14.9 39 30

16.0 19° 15° 1.5 1.2 3.0 2.5 4.5 3.6 7.2 6.1 14.4 12.2 28 24

Sumber : www.pcsurveillance.net

Tabel diatas digunakan untuk menentukan lebar viewing angle

yang didapatkan dari ukuran lensa yang dipakai.

2. Kabel dan Konektor

a. Kabel

Sebuah sistem CCTV terdiri dari berbagai macam komponen, dan

masing-masing sangat berpengaruh dalam kualitas video yang dihasilkan.

Memilih media transmisi data yang benar untuk CCTV merupakan aspek

vital dalam mendesain sebuah system yang baik dan merupakan hal yang

harus dimengerti dalam merencanakan sebuah system CCTV. Kita dapat

memiliki kualitas komponen hadware yang sangat baik dalam sebuah

system, tetapi bila sinyal video tidak melalui media yang cocok, system

Page 18: BAB II

23

tersebut akan jelek. Banyak permasalahan video dengan kualitas gambar

dapat dihindari dengan memilih kabel yang cocok dan mengikuti teknik

serta prosedur yang berlaku.

Sinyal video CCTV ditransmisikan menggunakan coaxial cable.

Coaxial cable didesain untuk mentransmisikan secara penuh frekuensi

video dengan sedikit gangguan, membuatnya menjadi pilihan terbaik

untuk CCTV. Bagaimanapun, memilih coaxial cable yang salah dapat

mengurangi kualitas sinyal transmisi dan memungkinkan interferensi

EMI/RFI dari luar, masuk kedalam sinyal membuat tingkat noise menjadi

tinggi. Bila ini terjadi dapat menghasilkan kualitas gambar yang buruk.

Suatu sinyal video CCTV terdiri dari dua macam frekuensi rendah

(informasi dengan gelombang mendatar dan vertikal), dan frekuensi tinggi

(gelombang video). Untuk menyalurkan secara penuh spektrum dari

frekuensi dengan gangguan yang kecil, sangat penting untuk memilih

kabel yang benar yang sesuai dengan spesifikasi untuk system transmisi

pada CCTV.

Patokan dalam menentukannya adalah karakteristik secara fisik

seperti bahan konduktor pada pusat, bahan dielektrik, tipe pelindung dan

bahannya, dan bahan pembungkus. Karakteristik secara elektrik yaitu

resistansi, kapasitansi, dan penguatan.

Page 19: BAB II

24

Gambar 13. Bagian coax cable

Sumber : www.pelco.com

1) Konduktor pusat

Material konduktor pusat yang terbuat dari tembaga murni sangat

direkomendasikan untuk bentuk yang optimal dalam mentransmisikan

sinyal CCTV. Dikarnakan sinyal video CCTV merupakan suatu

baseband composite video dengan bagian frekuensi rendah dibandingkan

dengan sinyal video CATV, dengan tahanan DC yang rendah pada

tembaga akan menambah kualitas sinyal video yang ditransmisikan.

Kabel coaxial juga tersedia dengan tembaga yang terbungkus baja. Baja

yang membungkus tembaga membuat kabel lebih kuat, teknik konstruksi

ini digunakan jika pada kenyataannya pada frekuensi tinggi pada

transmisi sinyal elektronik, sinyal banyak yang keluar dari penghantar.

Kejadian ini disebut dengan skin effect. Sebuah tembaga yang terbungkus

baja mempunyai tahanan D.C. yang tinggi dari pada tembaga murni dan

pengurangan yang besar pada komponen frekuensi rendah dari sinyal

video CCTV. Walaupun hal tersebut membuat kabel dengan tembaga

yang terbungkus baja lebih murah daripada tembaga murni, kabel dengan

jenis tersebut tidak cocok untuk CCTV dan tidak dianjurkan. Kabel

Jacket 95% Copper Braided Shild

Foamed Dielectric

Bare Copper Center Conductor

Page 20: BAB II

25

coaxial yang didisain dengan tembaga pusat yang terbungkus dengan

baja sagat cocok bila digunakan pada CATV dan aplikasi RF lainnya

dikarnakan kharakteristik skin effect pada frekuensi yang tinggi. Grafik

pengurangan menunjukkan dengan jelas perbedaan diantara tembaga dan

tembaga yang terbungkus baja. Terutama pada frekuensi rendah dimana

gelombang sinkron ditransmisikan.

Tabel 2. Attenuation chart

Sumber : www.pelco.com

Dengan catatan, perbedaan yang besar pengurangan diantar dua material.

Jika kabel yang dipilih dengan tembaga terbungkus baja gelombang

sinkron akan berkurang dikarnakan distorsi dalam sinyal video. Petunjuk

lainnya yang digunakan dalam memilih konstruksi konduktor pusat

adalah jika kabel instalasi digunakan pada aplikasi tertentu. Jika kabel

akan digunakan pada kamera CCTV yang sesuai adalah solid konduktor.

Bagaimanapun, jika kabel akan digunakan pada posisi miring kita harus

Page 21: BAB II

26

memilih konduktor standar dikarnakan konstruksi konduktor padat akan

rusak dibawah tekanan yang besar.

2) Material Dielektrik

Material dielektrik kabel coaxial juga merupakan kunci utama yang harus

diperhatikan. Material dielektrik dan komposisinya sangat mempengaruhi

karakteristik secara elektrik seperti kapasitas, kecepatan, daya hantar,

hambatan dan pengurangan dari kabel. Hal tersebut akan mengurangi

kekuatan sinyal dan jarak transmisi. Dalam memilih dielektrik material

dengan spesifikasi yang baik disarankan menggunakan polyethylene atau

FEP. Material tersebut memberikan kapasitansi yang rendah dan

kecepatan daya hantar yang tinggi. Hal ini menghasilkan suatu kabel

dengan karakteristik kehilangan yang rendah dan mengurangi

pengurangan dari sinyal. Untuk menambah daya elektriknya, bahan

tersebut juga mengandung komposisi busa atau sel-sel busa.

Tabel 3. Perbandingan bahan dielektrik

Sumber : www.pelco.com

Page 22: BAB II

27

3) Braided shild

Suatu braided shild mempunyai bentuk seperti pelindung dan

mempunyai dua tujuan. Yang pertama untuk mendapatkan hambatan

pentanahan D.C yang rendah dan yang kedua sebagai pelindung dari

gangguan luar dari penyimpangan sinyal video. Pelindung bisa

merupakan tembaga polos untuk mendapatkan hambatan D.C yang

rendah. Untuk mendapatkan hal itu pelindung harus mempunyai 95%

atau lebih pelapis yang berupa serat untuk mendapatkan perlindungan

yang maksimal dari gangguan elektrik dari luar. Untuk menambah

perlindungan dari RFI, penambahan susunan dari kertas alumunium

sangat baik untuk mendapatkan hambatan D.C yang rendah.

4) Jacket

Pemilihan pembungkus sangat dipengaruhi ditempat mana kabel akan

dipasang. Kulit kabel mempunyai dua fungsi utama. Pertama untuk

melindungi dari berbagai macam unsur, kabel harus sesuai, dan kedua

mendapatkan kabel yang kuat. PVC merupakan pilihan yang baik untuk

pemasangan yang dilakukan didalam gedung, sedangkan polyethylene di

sarankan untuk pemasangan diluar gedung dimana kabel akan sangat

terpengaruh oleh beberapa unsur seperti kelembaban, dan cahaya

matahari.

Page 23: BAB II

28

Gambar 14. Kabel CCTV digabungkan dengan kabel power

Sumber : www.dvrmaster.com

Parameter kabel coaxial tergantung pada tipe dari konstruksi kabel

coax itu sendiri. Semua coax kabel mempunyai karakteristik impedansi.

Impedansi dari CCTV equipmen yaitu 75 Ω, oleh karena itu untuk

mendapatkan hilang daya yang kecil, penting untuk memilih kabel dengan

impedansi 75 Ω. Jika yang digunakan adalah coax kabel dengan impedansi

50 atau 93 Ω, maka sinyal yang hilang akan besar dan berpengaruh pada

pendeknya jarak transmisi serta buruknya kualitas gambar yang

dihasilkan.

Kabel coaxial terdiri dari beberapa tipe RG yang berbeda. RG atau

Radio Guide digunakan untuk mengirim sinyal RF (Radio Frekuensi)

melalui kabel coaxial. 75 Ω kabel coaxial terdiri dari beberapa tipe yaitu

RG 59, RG 6, dan RG 11. Kabel RG 59 merupakan kabel yang banyak

dipakai sebagai kabel coax dikarenakan mempunyai diameter yang kecil

Page 24: BAB II

29

sehingga mudah digunakan. RG 11 mempunyai diameter yang terbesar

sehingga lebih sulit untuk dipakai dalam instalasinya, ukuran RG 6

diantara ukuran RG59 dan RG 11. Perbedaan antara tipe RG tidak hanya

dari ukuran diameternya saja, tetapi juga karakteristik penguatan dan jarak

transmisinya.

Tabel 4. Batas jarak kabel coaxial

Sumber : www.pelco.com

Bila jarak yang digunakan melebihi 2000 ft, metode yang

digunakan adalah menambah amlifier atau menggunakan kabel fiber optic

(FO).

Gambar 15. Fiber optic

Sumber : www.wikipedia.com

Page 25: BAB II

30

Fiber optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau

plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari satu

tempat ketempat yang lain. Cahaya yang ada di serat optik sulit keluar

karena indeks bias dari kaca lebih besar dari pada indeks bias dari udara.

Sumber cahaya yang digunakan adalah laser, karena laser mempunyai

spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat

tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Fiber

optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam

pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.

Fiber optik terdiri dari dua bagian, yaitu cladding dan core.

Cladding mempunyai indeks bias lebih rendah dari pada core akan

memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali

kedalam core lagi. Efisiensi dari fiber optik ditentukan oleh kemurnian

dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit

cahaya yang diserap oleh serat optik.

Pembagian serat optik dapat dilihat dari dua macam perbedaan :

1) Berdasarkan mode yang dirambatkan

• Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter

mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk

kedalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.

• Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar

yang membuat laser didalamnya akan terpantul pada dinding cladding

Page 26: BAB II

31

yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik

jenis ini.

2) Berdasarkan indeks bias core

• Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks

bias yang homogen

• Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat kearah

cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks,pusat core memiliki

indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan

untuk membawa bandwidh yang lebih besar, karena pelebaran pulsa

yang terjadi dapat diminimalkan.

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan

BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan

data tertentu dan ujung yang lain mengolah data tersebut. Dengan

intensitas laser yang rendah dan panjang serat mencapai beberapa km,

maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan

waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahui BER, maka jumlah

kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda

dapat diperkirakan besarnya.

b. Konektor

Konektor yang digunakan adalah konektor tipe BNC (Bayone Neill

Concelman). Konektor BNC terdiri dari T-connector, barrel dan

Page 27: BAB II

32

terminator. Konektor BNC merupakan konektor yang sangat banyak

dipergunakan sebagai konektor pada kabel coaxial.

Spesifikasi konektor BNC pada umumnya tidak sama antara

perusahaan yang satu dengan yang lainnya dan yang paling penting yaitu

memastikan bahwa komponen tersebut sesuai dengan sistem yang akan

digunakan. Ada dua tipe dasar dari konektor BNC :

• 50 ohm

• 75 ohm

Gambar 16. BNC konektor

Sumber : www.pelco.com

Page 28: BAB II

33

Gambar 17. Kabel coaxial yang telah dilengkapi dengan konektor

Sumber : www.pelco.com

3. DVR Card

DVR card adalah sekeping board yang bisa di plug in ke slot PCI pada

motherboard komputer. Pemunculan pertama kali ke pasaran sekitar tahun 2000,

dan dipelopori oleh perusahaan CCTV terkemuka di jepang untuk menggantikan

fungsi spilter multiplexer dan perekam analog dengan video cassete recorder

(VCR). DVR card merupakan hardware tambahan pada PC yang hanya bisa

dijalankan dengan mengoperasikan komputer.

Gambar 18. DVR card

Sumber : www.pcsurveillance.net

Page 29: BAB II

34

DVR card menggunakan penyimpanan data secara komputerisasi untuk

mendapatkan informasi video kedalam format digital yang dapat dijalankan di

berbagai macam media termasuk komputer lain dan juga DVD player atau media

lainnya.

DVR card yang juga disebut digital video capture card, merupakan PCI

divices yang di tambahkan pada komputer agar dapat digunakan untuk

menghasilkan informasi yang berupa video. Terdapat bermacam-macam jenis dari

DVR card di pasaran, bagaimanapun banyak diantaranya di desain untuk

digunakan pada satu atau dua aplikasi, digital video surveillance dan home

entertainment.

DVR card secara umum digolongkan menjadi tiga kharateristik frame rate,

jumlah port channel dan tipe kompresi data.

a. Frame rate

Frame rate merupakan jumlah frame per second yang dapat dilihat

atau direkam. Beberapa DVR card mempunyai jumlah rata-rata frame

yang berbeda. Frame rate dari sebuah DVR card dinilai dari jumlah

maksimum frame per detik yang dapat dihasilkan. Jumlah maksimum

tersebut di distribusikan melalui jumlah port atau kamera yang terhubung

dengan DVR card.

Sebagai contoh, jika DVR card mempunyai 120 frame/4 port,

DVR card itu bisa beroperasi pada 30 frame per detik,per kamera.

Contoh lainnya 480 frame/32 port DVR card, dapat bekerja

menghasilkan 15 frame per detik, per kamera.

Page 30: BAB II

35

b. Jumlah port atau channel

Merupakan banyaknya port atau channel yang dapat dihubungkan

dengan kamera. Jumlah port atau channel tiap DVR card berbeda-beda

tergantung dari jenis dan kebutuhannya, ada DVR card dengan 4-port, 8-

port, 16-port dan 32-port.

Berbeda dengan DVR card 4-port, 8-port atau 16-port, DVR card

dengan 32-port merupakan gabungan dari dua DVR card 16-port yang

salah satu dari kedua card tersebut merupakan master atau slave.

c. Tipe kompresi data

Beberapa DVR card menggunakan metode kopresi data yang

dinamakan dengan software compression, yang berarti data video di

perkecil ukurannya oleh CPU (central processing unit) komputer,

menggunakan DVR card software. Proses ini dapat menjadi lambat

tergantung dari sistem hardware komputer.

Beberapa DVR card menggunakan metode kompresi data yang

dinamakan dengan Hardware compression. Hardware compression

menggunakan spesial hardware yang terpasang pada DVR card itu sendiri

yang digunakan untuk memperkecil ukuran data video, dan

menyimpannya di hardisk. Metode kompresi data ini cepat dan tidak

terlalu membebani komputer karena proses kompresi data dilakukan oleh

DVR card bukan dengan software. Bentuk kompresi data menggunakan

metode dari compression/decompression yang dikenal dengan CODEC

(COmpressor/DECompressor).

Page 31: BAB II

36

Pertama kali metode kompresi data diperkenalkan dengan teknik

MJPEG, yang ukuran filenya per frame masih cukup besar dengan hasil

playback yang buram. Kemudian muncul perbaikan MPEG2 yang lebih

efisien di file size per frame tetapi dengan hasil playback yang masih

buram. Tahun 2005 mulai diperkenalkan MPEG4 yang memperbaiki

ukuran file per frame menjadi lebih kecil lagi dengan hasil playback yang

sudah bagus. Dan setahun kemudian muncul JPEG2000, sebenarnya

hampir tidak ada perbedaan menyolok dari kedua format ini, tetapi jika

lebih detail, maka ukuran file per frame di JPEG2000 lebih besar dari

MPEG4 sehingga hasil playbacknya juga lebih bagus tetapi lebih boros

dipemakaian hardisk.

Diawal tahun 2007, MPEG4 telah berkembang ke versi 10 dan

pada akhir tahun 2007, lahir teknik compression dualcodec. Dualcodec ini

adalah penggabungan dua metode yaitu perekaman menggunakan

JPEG2000 dan transmisi data menggunakan MPEG4.

4. Personal Computer

Personal Computer (PC) atau dalam bahasa kita adalah komputer

merupakan bagian utama dalam sistem CCTV ini. Karena melalui komputer inilah

data yang berupa video dapat kita lihat atau disimpan kedalam hardisk. Agar

komputer dapat melakukan proses tersebut, komputer harus ditambah komponen

yang berupa DVR card yang dipasangkan pada slot PCI pada motherboard

komputer dan proses tersebut memerlukan software khusus yang tersedia satu

paket dengan DVR card.

Page 32: BAB II

37

Gambar 19. Personal computer

Sumber : www.alienware.com

Komputer terdiri atas dua bagian besar yaitu hardware dan software.

a. Hardware

Hardware merupakan perangkat keras dari komputer yang

merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti case dengan power

supply, motherboard, processor, memory card, video card, hardisk,

optical drive, keyboard, mouse dan visual display unit (monitor).

Komponen tersebut merupakan satu kesatuan pada suatu komputer.

b. Software

Software merupakan perangkat lunak dari komputer yang

mempunyai fungsi menjalankan fungsi dari hardware tersebut.

Terdapat dua macam software :

1) Operating System (OS)

Operating system (OS) merupakan program dasar pada komputer yang

menghubungkan pengguna dengan hardware komputer seperti linux,

windows dan Mac OS. Tugas dari sistem operasi termasuk (tetapi tidak

Page 33: BAB II

38

hanya) mengurus menjalankan program diatasnya, koordinasi input,

output, pemrosesan, memori serta penginstalan dan pembuangan

software.

2) Program komputer

Merupakan aplikasi tambahan yang diinstal sesuai dengan sistem

operasinya.

5. Standalone DVR

Sesuai dengan namanya standalone DVR merupakan equipment CCTV

yang utama yang tidak berhubungan langsung dengan komputer, jadi alat ini dapat

di operasikan tanpa menghidupkan komputer.

Gambar 20. Standalone DVR

Sumber : www.Panasonic.com

Standalone DVR merupakan komputer berdasarkan mesin yang beroperasi

menggunakan OS (operating system) seperti linuk, unix atau OS lainnya, yang

dirancang hanya untuk menjalankan satu tujuan saja.

6. Peripheral (existing)

Merupakan bagian dari sistem CCTV yang berfungsi untuk mengoptimalkan

sistem tersebut khususnya standalone DVR system. Dalam artian apabila sistem

Page 34: BAB II

39

tersebut akan ditambah equipmentnya, maka desain sistem tersebut akan semakin

komplek serta membutuhkan komponen peripheral sehingga kinerja sistem

tersebut akan optimal.

a. Video Switcher

Video switcher berfungsi agar operator dapat memilih kamera yang

ingin dilihat hanya dengan menekan tombol yang telah tergabung dengan

sistem CCTV. Sebagai contoh kita dapat memantau dengan delapan

kamera hanya dengan satu monitor menggunakan video switcher.

b. Multiplexer

Merupakan piranti pada sistem CCTV yang digunakan untuk

mengendalikan dua atau lebih kamera kedalam satu monitor dalam waktu

bersamaan, sehingga operator bisa memilih tampilan yang diinginkan

untuk ditampilkan ke monitor baik dalam bentuk full screen, sequential,

multiscreen (3 x 3 atau 4 x 4) dan perekaman dapat dilakukan secara

bersamaan.

Gambar 21. Multiplexer

Sumber: www.toa.com

Page 35: BAB II

40

c. Video Manager

Merupakan pirantisistem CCTV yang digunakan untuk

menghubungkan/menggabungkan dua atau lebih multiplexer sehingga

antar multiplexer dengan multiplexer lainnya saling berhubungan dan

centralized monitor.

d. Digital Keyboard Controler

Berguna untuk mengoperasikan/mengontrol digital multiplexer

recorder dan mengontrol fungsi kamera (PTZ) dan programming system

Gambar 22. Digital keyboard controller

Sumber: www.panasonic.com

Page 36: BAB II

41