bab ii
DESCRIPTION
silahkan di baca dan di aplikasikan.........!!!!!!!!!!!!!!TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motor Bakar Torak 4 Langkah
Motor adalah suatu pesawat atau alat yang dapat merubah suatu bahan
bakar menjadi energi panas kemudian energi panas ini dirubah menjadi energi
mekanik didalam mesin. Energi mekanik yang telah dihasilkan didalam mesin
kemudian disalurkan pada bagian yang akan digerakkan, misalkan roda pada
motor. Adapun bahan bakar yang digunakan adalah berupa campuran antara
bensin dan udara untuk motor bensin dan untuk mesin diesel digunakan
campuran solar dan udara. Bahan bakar tersebut dinyalakan dalam ruangan
yang tertutup pada bagian silinder. Jadi mesin motor ini termasuk motor jenis
pembakaran dalam (internal combustion). Bensin dan udara dicampur pada
bagian karburator dan kemudian dihisap oleh torak kedalam ruang bakar di
dalam lubang silinder. Masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar ini
berupa kabut. Setelah bahan bakar berada dalam ruang bakar atau dapat
dikatakan bahwa bahan bakar tersebut terperangkap dalam lubang silinder
maka langkah selanjutnya adalah memampatkan bahan bakar tersebut.
Langkah pemampatan ini dilakukan oleh torak yang bergerak ke bagian atas
lubang silinder. Dengan terjadinya penyempitan ruangan didalam lubang
silinder berarti tekanan bahan bakar menjadi meningkat.
8
2.1.1 Motor Bakar Bensin
Motor bakar merupakan mesin pengonversi energi tak
langsung,yaitu dari energi bahan bakar menjadi energi panas dan kemudian
baru menjadi energi mekanis. Jadi energi kimia bahan bakar tidak di konfersi
langsung menjadi energi mekanis. bahan bakar standar motor bensin adalah
isooktan ( C8H18). Efisiensi pengonfersian energinya berkisar 30% (ηt ± 30%)
hal ini karena rugi rugi : 50% rugi panas,gesek/mekanis,dan pembakaran tak
sempurna. Keuntungan dari mesin pembakaran dalam adalah kontruksinya
yang sederhana
Motor bensin yang ada dewasa ini merupakan perkembangan dan
hasil evolusi mesin yang semula dikenal sebagai motor Otto. Motor tersebut
dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan api listrik
yang menyalakan campuran bahan bakar dan udara segar, karena itu motor
bensin cenderung dinamai Spark Ignition Engine.
Motor bakar bekerja melalui mekanisme langkah yang terjadi
berulang-ulang atau periodik sehingga menghasilkan putaran pada poros
engkol. Sebelum terjadi proses pembakaran di dalam silinder, campuran
udara dan bahan-bakar harus dihisap dulu dengan langkah hisap [1]. Pada
langkah ini, piston bergerak dari TMA menuju TMB, katup isap terbuka
sedangkan katup buang masih tertutup.
9
Setelah campuran bahan-bakar udara masuk silinder kemudian
dikompresi dengan langkah kompresi [2], yaitu piston bergerak dari TMB
menuju TMA, kedua katup isap dan buang tertutup. Karena dikompresi
volume campuran menjadi kecil dengan tekanan dan temperatur naik, dalam
kondisi tersebut campuran bahan-bakar udara sangat mudah terbakar.
Sebelum piston sampai TMA campuran dinyalakan terjadilah proses
pembakaran menjadikan tekanan dan temperatur naik, sementara piston masih
naik terus sampai TMA sehingga tekanan dan temperatur semakin tinggi.
Setelah sampai TMA kemudian torak didorong menuju TMB dengan tekanan
yang tinggi, katup isap dan buang masih tertutup.
Selama piston bergerak menuju dari TMA ke TMB yang merupakan
langkah kerja [3] atau langkah ekspansi. volume gas pembakaran bertambah
besar dan tekanan menjadi turun. Sebelum piston mencapai TMB katup
buang dibuka, katup masuk masih tertutup. Kemudian piston bergerak lagi
menuju ke TMA mendesak gas pembakaran keluar melalui katup buang.
Proses pengeluaran gas pembakaran disebut dengan langkah buang [4].
Setelah langkah buang selesai siklus dimulai lagi dari langkah isap dan
seterusnya. Piston bergerak dari TMA-TMB-TMA-TMB-TMA membentuk
satu siklus. Sehingga satu tenaga di dapat dengan dua putaran poros engkol
atau empat kali gerak naik turun piston . Motor bakar yang bekerja dengan
siklus lengkap tersebut diklasifikasikan masuk golongan motor 4 langkah.
10
Gambar 2.1 Siklus Kerja mesin 4 langkah
Jika proses dari siklus otto ini dijelaskan secara teoritis dimana
proses pemasukan udara berlangsung pada volume konstan. adapun urutan
proses termodinamika yang di gunakan pada siklus otto adalah sebagai
berikut:
1. Langkah isap (0-1) merupakan proses tekanan konstan.
2. Langkah kompresi (1-2) merupakan proses adiabatis
Proses pembakaran volume konstan (2-3) dianggap sebagai proses
pemasukan kalor pada volume kostan.
3. Langkah kerja (3-4) merupakan proses adiabatis
Proses pembuangan kalor (4-1) dianggap sebagai proses
pengeluaran kalor pada volume konsatan
11
4. Langkah buang (1-0) merupakan proses tekanan konstan, gas
pembakaran dibuang lewat katup buang
Gambar 2.2 Siklus Otto
2.1.2 Karburator
Karburator adalah tempat pencampuran bahan bakar dengan udara
hingga merubah wujud udara dan bahan bakar menjadi kabut oleh karna itu
karburator biasa disebut juga sebagai alat pengabut bahan bakar (Karburasi).
Pencampuran tersebut terjadi karena bahan bakar terhisap masuk kedalam
mesin akibat vakum dalam mesin dan juga diakibatkan oleh perbedaan
12
tekanan pada ruang venturi karena arus udara bebas yang masuk kedalam
karburator. Campuran bahan bakar dan udara segar yang telah berubah wujud
menjadi kabut sangat mudah terbakar. Campuran tersebut kemudian masuk
kedalam silinder dan akan di bakar menjelang akhir langkah kompresi yang di
bantu oleh loncatan api listrik dari busi. Pembakaran campuran bahan bakar
dan udara ini menyebabkan mesin menghasilkan daya dan dimanfaatkan
untuk menggerakan kendaraan.
Perbandingan campuran bahan bakar udara berkisar antara 1:13-15.
Untuk menyalakan campuran bahan bakar udara yang miskin/kurus
diperlukan perbedaan tegangan yang relatif lebih besar daripada campuran
yang kaya / gemuk. Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara tegangan
yang diperlukan dengan perbandingan campuran bahan bakar udara.
Gambar 2.3 Hubungan perbandingan bahan bakar – udara
13
Gambar 2.4 Karburator
2.1.3 Komponen Utama Kelistrikan Pada Motor
Komponen utama dari kelistrikan pada motor adalah :
a. Spool dan Magnet (Alternator)
Spull dan Magnet adalah alat pembangkit kelistrikan pada
motor,yang mana listrik yang di timbulkan akan di gunakan untuk
pengapian dan instrument pada kendaraan roda dua
b. CDI ( Capacitive Discharge Ignition)
CDI secara umum adalah sebuah alat yang mampu
menghasilkan energi spark yang sangat kuat diseluruh rentang
RPM, mulai dari RPM rendah pada saat start sampai sangat tinggi
pada saat Top Speed dan pada saat kendaraan berakselerasi cepat.
14
c. Kiprok / Rectifire
Kiprok adalah sebuah alat untuk mengatur besar tegangan
pengisian, agar stabil guna mengubah arus AC jadi DC yang akan
disuplai ke accu dan juga mencegah arus listrik di accu balik ke
spooll pengisian. Kiprok sendiri dipakai di motor yang masih pakai
accu. Dimana accu jadi tumpuan utama semua panel kelistrikan
motor. Listrik yang dihasilkan spool pengisian tipenya AC (bolak-
balik). Arah dan besar tegangan selalu berubah mengikuti putaran
magnet.
2.2 Bahan Bakar Dan Proses Pembakaran
2.2.1 Bahan Bakar
Ditinjau dari sudut teknis dan ekonomis, bahan bakar diartikan
sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran
tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor. Bahan bakar
dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk digunakan
baik secara langsung maupun tak langsung.
15
Macam-macam bahan bakar :
1. bahan bakar fosil, seperti batu bara,minyak bumi dan gas bumi
2. bahan bakar nuklir, seperti Uranium dan Plotanium
3. bahan bakar organik, seperti sisa tumbuhan, minyak nabati, minyak
hewani
Bahan bakar konvensional, ditinjau dari keadaannmya dan
wujudnya dapat padat, cair atau gas, sedang ditinjau dari cara terjadinya
dapat alamiah dan non-alamiah atau buatan (manuvactured). Termasuk
bahan bakar padat alamiah ialah: antrasit, batu bara bitumen, lignit, kayu
api, sisa tumbuhan. Termasuk bahan bakar padat nonalamiah antara lain:
kokas, semi-kokas, arang, briket, bris, serta bahan bakar nuklir. Bahan
bakar cair non-alamiah antara lain: bensin atau gasolin, kerosin atau
minyak tanah, minyak solar, minyak residu, dan juga bahan bakar padat
yang diproses menjadi bahan bakar cair seperti minyak resin dan bahan
bakar sintetis. Bahan bakar gas alamiah misalnya: gas alam dan gas
petroleum, sedang bahan bakar gas non-alamiah misalnya gas rengkah
(cracking gas) dan “producer gas”.
Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi
maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah
campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa:
16
parafin, naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda
dari yang lain dalam kandungan hidrogennya.
Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam
fraksi seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak
solar, minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak mentah mengandung
keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda.
Perbedaan minyak mentah yang utama ialah:
- minyak aspaltik, yang terdiri sebagian besar naphtena dan
aromatik,
- minyak prafin, sebagian besar berupa parafin (lilin)
Bensin atau biasa disebut Premium mempunyai sifat penting yang
disebut angka oktan. Angka oktan adalah suatu bilangan yang menunjukan
tingkat ketangguhan bahan bakar terhadap detonasi atau knocking. Jadi
semakin tinggi angka oktan maka semakin susah terjadi knocking atau
detonasi. dan semakin baik bahan bakar itu.
Dilihat dari cara pengujiannya angka oktan ini dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu RON dan MON. Research Oktan Number
(RON) yaitu angka oktan yang didapat dengan melakukan pengujian di
600 rpm, sedangkan Motor Oktan Number (MON) yaitu angka oktan yang
didapat dengan melakukan pengujian pada kondisi kerja motor yang lebih
extreme yaitu 900 rpm dan biasanya hasilnya lebih rendah 10 point
dibandingkan dengan RON.
17
Angka dua oktan yang tertera pada iklan-iklan SPBU di Indonesia
adalah angka RON, di beberapa negara lain menuliskan angka oktan pada
SPBU nya dengan angka rata antara RON dan MON.
Untuk motor bensin ditetapkan heptana normal dan isooktana
sebagai bahan bakar pembanding. Heptana normal adalah bahan bakar
hidrokarbon (rantai lurus) yang mudah berdetonasi di dalam motor bensin.
Oleh karena itu dinyatakan sebagai bahan bakar dengan bilangan oktana
sama dengan nol Iso-oktana atau 2,2,4 trimethylpentane adalah satu jenis
bahan bakar hidrokarbon yang tidak mudah berdetonasi. Dalam hal ini
dinyatakan sebagai bahan bakar dengan bilangan oktan sama dengan 100.
Mula-mula dengan kondisi standar yang telah ditentukan, mesin
CFR bekerja dengan menggunakan bahan bakar yang akan diukur
bilangan oktananya.
H H H H H H H
I I I I I I I
H – C – C – C – C – C – C – C – H
I I I I I I I
H H H H H H H
Heptana normal
18
H CH3 H CH3 H
I I I I I
H – C – C – C – C – C–H
I I I I I
H CH3 H H H
iso-oktana (2, 2, 4- trimethyl-pentane)
Kemudian perbandingan kompresinya diatur sehingga terjadi
detonasi dengan intensitas tertentu (ditetapkan standar). Setelah itu dengan
kondisi operasi yang sama dan perbandingan kompresi yang sama, bahan
bakar mesin CFR. diganti dengan bahan bakar yang terdiri dari campuran
iso-oktana dan heptana normal.
Selanjutnya perlu dicari persentase volume iso-oktana dalam
campuran tersebut dengan cara di uji coba. Sehingga dapat diperoleh
intensitas detonasi yang sama seperti semula. Intensitas detonasi diukur
dengan mempergunakan HOC meter. Maka bilangan oktan dari suatu
bahan bakar adalah bilangan yang menyatakan berapa persen volume iso-
oktana dalam campuran yang terdiri dari iso-oktana dan heptana normal
yang mempunyai kecenderungan berdetonasi sama dengan bahan bakar
tersebut. Jadi, bilangan oktan dari suatu bahan bakar adalah 87 apabila
bahan bakar tersebut mempunyai kecenderungan berdetonasi sama (di
dalam mesin CFR pada kondisi operasi standar) jika dibandingkan dengan
19
suatu campuran yang terdiri dari 87 persen volume isooktana dan 13
persen volume heptana normal.
2.2.2 Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan
bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan
kalor. Pembakaran spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami
oksidasi perlahan-lahan sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan
begitu saja, akan tetapi dipakai untuk menaikkan suhu bahan secara pelan-
pelan sampai mencapai suhu nyala. Pembakaran sempurna adalah
pembakaran dimana semua konstituen yang dapat terbakar di dalam bahan
bakar membentuk gas CO2, air (H2O), dan gas SO2, sehingga tak ada lagi
bahan yang dapat terbakar tersisa
Pada proses pembakaran tentu diperlukan oksigen yang didapat
dari udara bebas. Para pakar telah mengidentifikasi bahwa udara terdiri
dari, Oxygen (O2) sebanyak 21%, Nitrogen (N2) 78% dan 1% sisanya
adalah gas-gas lainnya.
Ikatan Hydrocarbon (HC) pada bahan bakar (BB) akan hanya
bereaksi dengan oksigen pada saat proses pembakaran sempurna, dan
menghasilkan air (H2O) serta karbondioksida (CO2) sedangkan Nitrogen
akan keluar sebagai N2. Sayangnya pada kondisi-kondisi tertentu
pembakaran menjadi tidak sempurna dan hal ini menghasilkan gas-gas
20
buang yang berbahaya bagi kehidupan, seperti terbentuknya karbon
monoksida (CO) dan juga Nitrogen oksida (NOx)
Teoritis pembakaran sempurna didapat dengan perbandingan
udara/BB (Air fuel ratio) adalah 14,7 dan sering disebut sebagai
Stoichiometry dan sering disebut juga sebagai perbandingan Lambda =1.
Air Fuel Ratio (sering disingkat AFR) > 14,7 disebut sebagai Lean
Combustion sedangkan sebaliknya disebut sebagai Rich combustion.
Perhatikan Diagram dibawah ini :
Gambar 2.5 AFR Diagram
Pada pembakaran ideal sudah disebutkan diatas akan menghasilkan
H2O, CO2 serta N2, Namun secara praktis pembakaran pada mesin tidaklah
sempurna walau pada mesin dengan teknologi tinggi sekalipun.
21
Pada diagram diatas bisa dilihat, garis hitam adalah garis
stochiometry dimana pada pembakaran ini akan didapat nilai kurang
lebihnya dan menjadi baku mutu emisi.
Campuran bahan bakar - udara di dalam silinder motor bensin
harus sesuai dengan syarat di atas. Ketika busi mengeluarkan loncatan
bunga api, yaitu pada saat beberapa derajat sebelum piston mencapai
TMA, campuran bahan bakar - udara di sekitar itulah yang mula-mula
terbakar. Kemudian nyala api merambat ke segala arah dengan kecepatan
yang sangat tinggi (25-50 m/detik), menyalakan campuran yang dilaluinya
sehingga tekanan gas di dalam silinder naik, sesuai dengan jumlah bahan
bakar yang terbakar.
Sementara itu campuran dibagian yang terjauh dari busi masih
menunggu giliran untuk terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian
campuran tersebut, terakhir, karena terdesak oleh penekanan torak maupun
oleh gerakan nyala api pembakaran yang merambat dengan cepat.
Temperaturnya dapat melebihi temperatur penyalaan sendiri sehingga akan
terbakar dengan cepatnya (meledak). Proses terbakar sendiri dari bagian
campuran yang terakhir dinamai detonasi.
22
Gambar 2.6 Keadaan didalam ruang bakar sebelum dan sesudah
detonasi dari bagian campuran bahan bakar-udara yang terakhir
Tekanan di dalam silinder tersebut dapat mencapai 130 - 200
kg/cm2, dengan frekuensi getaran mencapai 4000 - 5000 cps. Detonasi
yang cukup berat menimbulkan suara gemeletik seperti bunyi pukulan palu
pada dinding logam. Bunyi tersebut jelas terdengar pada mesin mobil atau
sepeda motor. Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup
lama dapat merusak bagian ruang bakar, terutama bagian tepi dari kepala
torak tempat detonasi kerja.
Di samping itu mengakibatkan bagian yang terbakar (misalnya busi
atau kerak yang ada) sangat tinggi temperaturnya, atau pijar, sehingga
dapat menyalakan campuran bahan bakar-udara waktunya (pranyala).
Penyala ini serupa dengan penyalaan yang terlalu pagi. Jadi, dapat
mengurangi daya dan eflsiensi mesin, sedangkan tekanan maksimum gas
pembakaran pun akan bertambah tinggi. Oleh karena itu detonasi tidak
23
dikehendaki dan harus dicegah. Seluruh campuran bahan bakar dan udara
harus dinyalakan oleh nyala api yang berasal dari busi. Berikut adalah
beberapa cara untuk mencegah detonasi :
1. Mengurangi tekanan dan temperatur campuran bahan bakar
dan udara yang masuk kedalam silinder.
2. Mengurangi perbandingan kompresi
3. Memperlambat saat penyalaan
4. Menaikkan atau menurunkan perbandingan campuran bahan
bakar dan udara dari suatu perbandingan campuran yang
sangat mudah berdetonasi
5. Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak
yang di tempuh oleh nyala api dari busi ke bagian yang
terjauh. Hal ini bisa juga dicapai jika dipergunakan busi
lebih dari satu
6. Membuat konstruksi ruang bakar sedemikian rupa sehingga
bagian yang terjauh dari busi mendapat pendinginan yang
lebih baik. Caranya ialah dengan memperbesar
perbandingan antara luas permukaan dan volume sehingga
diperoleh ruang yang sempit. Apabila detonasi itu terjadi
juga, hanyalah dalam bagian yang kecil (jumlahnya)
sehingga tidak membahayakan. Di samping itu busi
24
ditempatkan di pusat ruang bakar yaitu di antara katup
buang (bagian yang panas) dan katup hisap (tempat
kemungkinan besar terdapat campuran yang kaya).
Beberapa jenis ruang bakar yang biasa dipergunakan pada
motor bensin dapat dilihat pada gambar 2.5
Gambar 2.7 Beberapa macam ruang bakar motor bensin
(a) (b) Mesin berkendaraan bermotor (1965)
(C) (d) Jenis kepala - L dan kepala F
(e) Mesin pesawat terbang dan -mobil balap
(f) Mesin penguji bahan bakar CFR
(g) Mesin kendaraan bermotor, dua – langkah
25
Keperluan bilangan oktana bahan bakar untuk
beberapa jenis ruang bakar dapat dilihat pada gambar 2.6
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa jenis CIH
(Chainber-In-Head) memerlukan bilangan oktana yang
relatif rendah. CIH dapat berupa EX-CIH (Exhaust valve
side Chamber-In-Head) atau IN-CIH (Intake valve side –
Chamber – In - Head), berturut-turut menyatakan bahwa
katup buang atau katup hisap ada di dalam ruang bakar
utama. Dari pengujian dapat diketahui bahwa umurnnya
EX-CIH menghasilkan momen putar dan efisiensi termal
lebih baik dari pada IN-CIH. Gambar 2.6 menunjukkan
skema ruang bakar jenis EX-CIH.
Gambar 2.8 Keperluan bilangan oktana beberapa ruang bakar dan
skema ruang bakar jenis EX-CIH
26
7. Menambahkan air ke dalam udara yang masuk untuk
menurunkan temperatur bagian campuran yang terakhir.
8. Mempergunakan bahan bakar dengan bilangan oktana yang
lebih tinggi.
Pada intinya cara di atas adalah berusaha memperpanjang periode
penundaan (delay peroid) atau memperpendek waktu yang dipergunakan
oleh nyala api untuk merambat dari busi ke bagian yang terjauh dari busi.
Waktu yang diperlukan itu sangat bergantung pada kecepatan gerak nyala
api tetapi juga pada jarak yang harus ditempuhnya. Periode penundaan
suatu campuran bahan bakar-udara menyatakan kekuatan campuran
tersebut untuk menunggu saat dinyalakan. Bensin dengan bilangan oktan
yang tinggi mempunyai periode penundaan yang panjang.
Oleh karena itu lebih sesuai untuk motor bensin dengan
perbandingan kompresi yang tinggi. Sebagaimana telah diketahui, salah
satu cara mempertinggi efisiensi motor bakar torak adalah dengan jalan
menaikkan perbandingan kompresinya. Dengan adanya bensin dengan
bilangan oktan yang tinggi hambatan yang sebagian besar disebabkan oleh
detonasi berangsur-angsur dapat diatasi.
27
2.2.3 Knocking
Knocking (Detonasi) adalah terjadinya ledakan otomatis yang
terjadi diruang bakar kendaraan sebelum saatnya. Sehingga campuran
bahan bakar dan udara yang dikompresi akan mengalami tekanan dan
temperatur yang tinggi. Dalam keadaan tertekan dan panas campuran
BBM dan udara ini dapat meledak sendiri meskipun busi belum menyala.
. .
2.3 Sifat - Sifat Air
2.3.1 Sifat Fisika Dan Kimia
Air merupakan senyawa kimia dengan rumus H2O, terdiri atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Pada
kondisi normal, yaitu pada tekanan 100 kpa dengan temperature 273,15 oK
(0 oC) air tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Berdasarkan sifat-
sifatnya tersebut, air mampu melarutkan beberapa zat kimia, seperti garam,
gula, asam beberapa jenis gas, dan molekul organik.
Dalam kondisi normal, air berbentuk cair. Namun jika
memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam
kolom oksigen, menunjukkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, seperti
hidrogen sulfida. Pada tabel periodik terlihat bahwa unsur-unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, fosfor, sulfur, dan klor. Semua
elemen tersebut jika berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
28
temperatur dan tekanan yang normal. Maka hidrogen yang berikatan
dengan oksigen membentuk fasa cair. Ini disebabkan oksigen lebih bersifat
elektronegatif dibandingkan dengan elemen-elemen lain, kecuali flor.
Daya tarik atom oksigen pada elektron-elektron yang berikatan, jauh
lebih kuat daripada yang dilakukan oleh atom hidrogen. Hal ini dapat
meningkatkan jumlah muatan positif di kedua atom hidrogen dan
meningkatkan jumlah muatan negatif pada atom oksigen.
Adanya peningkatan muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat
molekul air mempunyai sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik
antar molekul air akibat adanya momen dipol ini membuat masing-masing
molekul saling berdekatan, sehingga akan sulit dipisahkan dan akhirnya
meningkatkan titik didih air. Gaya tarik-menarik inilah yang disebut sebagai
ikatan hidrogen. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair
dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berikatan
dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
2.3.2 Kelarutan (Solvasi) Dan Pelarut
Air sering disebut sebagai pelarut universal dan termasuk pelarut
yang kuat, karena dapat melarutkan banyak zat kimia. Zat yang bercampur
dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam) disebut sebagai zat-zat
hidrofilik. Sedangkan zat yang tidak mudah bercampur dengan air (misalnya
lemak dan minyak) disebut sebagai zat hidrofobik. Kelarutan suatu zat
29
dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan
gaya tarik-menarik listrik anatara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak
mampu menadingi gaya tarik-menarik antarmolekul air, zat tersebut tidak
dapat larut dan akan mengendap dalam air.
Beberapa contoh air sebagai pelarut yang digunakan sehari-hari
adalah keperluan mandi atau mencuci. Selain itu, limbah rumah tangga dan
industri juga dibawa dan dilarutkan oleh air melalui saluran pembuangan.
Air dapat berfungsi sebagai fasilitator proses biologi dengan bantuan
mikrooraganisme yang terdapat dalam air, sehingga mampu melarutkan dan
memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih rendah.
2.3.3 Kohesi Dan Adhesi
Selain mempunyai sifat kelarutan dan sebagai zat pelarut, air juga
mempunyai sifat kohesi dan adhesi. Air menempel pada sesamanya (kohesi)
karena air bersifat polar. Air terdiri atas sejumlah muatan parsial negatif (σ-)
dekat atom oksigen dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom
hidrogen. Karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dan memiliki
kekuatan tarik lebih kuat dibandingkan atom hidrogen, sehingga mampu
menarik elektron-elektronnya lebih dekat. Ini berarti menarik muatan
elektron-elektron negatif dan membuat daerah disekitar atom oksigen
bermuatan lebih negatif dibandingkan daerah-daerah di sekitar kedua atom
hidrogen. Selain sifat kohesi, air juga mempunyai sifat adhesi, yaitu gaya
tarik-menarik antar molekul yang terjadi antara benda-benda yang
30
bersentuhan dengan air. Sifat adhesi air cukup tinggi, disebabkan oleh sifat
alami kepolarannya.
2.4 Sifat Oksigen
Oksigen (O) mempunyai berat atom 16, dan oksigen tidak berdiri sendiri
dalam bentuk mono-atomik, sehingga oksigen sering bergabung dengan oksigen
yang lain dalam bentuk molekul di-atomik (O2). Sehingga berat atomnya menjadi
32 Kekuatan ikatan molekuler dari diatomik oksigen (O2) sangat tinggi 118 Kcal
per molekul, kekuatan ikatan oksigen biasanya sekitar 32 Kcal bila oksigen dalam
bentuk senyawa. Oksigen adalah unsur no tiga yang paling penting setelah
hydrogen dan Helium. di muka bumi ini oksigen merupakan gas yang sangat
penting, sebab perbedaan dalam ikatan energy inilah yang menjadi sumber tenaga
bagi kebutuhan di hampir sebagian besar peradaban manusia dimuka bumi. Ozon
(O3) adalah oksigen dalam bentuk 3 atom,tetapi bentuk ini tidak stabil dan mudah
terurai. Ada isotop Oksigen yang mempunyai berat atom yang berbeda beda
bukan 16, Oksigen dengan isotop 17 dan 18 telah ditemukan, sehubungan dengan
adanya ekstra neutron yang berhubungan dengan proton di inti atom. Oksigen
juga tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mempunyai bau,namun sangat reaktif
dan mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan hampir semua unsur yang
ada.
Suhu Kritis oksigen adalah -118 °C, di atas dari suhu ini oksigen tidak bisa
dalam bentuk cair namun dalam bentuk gas. Satu liter volume air akan
menghasilkan 862 liter volume gas oksigen pada suhu dan tekanan atmosfir
31
standar (70 F, 14,7 psia). Kepadatan gas oksigen pada suhu (celcius) adalah 1,429
gram per liter (0,0892 pond per kaki kubik). Oksigen mempunyai densitas
0,001429 gram per mililiter pada suhu 25°C 31 ml O2 akan larut dalam 1 liter air,
berlawanan dengan 2 ml H2, hal ini sangat penting sebab dari sinilah di mulai
membangun ratio stochiometri sebelum mendapatkan Hidroxy gas keluar dari
elektrolyser.
Oksigen berbentuk para magnetik,yang artinya dapat tertarik ke arah
magnet,jadi medan magnet dari elektrolyser dapat membuat campuran Hidroxy
gas secara homogen,ini termasuk medan magnet yang dihasilkan disekitar kabel
dimana elektron mengalir didalamnya.
2.5 Sifat Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air,
genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol
H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna,
tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik
yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah
unsur teringan di dunia. Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan
persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan
bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif
langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara
industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat
dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial
32
lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam. Isotop hidrogen yang
paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya hanya
mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron
Senyawa ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif
(anion). Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat
dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam
reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar
molekul terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang
persamaan Schrödinger nya dapat diselesaikan secara analitik,kajian pada
energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan mekanika kuantum. Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan
terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran
hidrogen adalah -286 kJ/mo.
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen
meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur
560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan
gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh
karena itu sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual.
2.6 Elektrolisis
Elektolisis air ialah proses penguraian unsur-unsur pembentuk air hingga
berupa gas dan dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar. Dengan
menggunakan arus listrik DC, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua
33
elektron pada katoda yang tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-).
Pada kutub anoda dua molekul air lainnya akan terurai menjadi gas oksigen (O2)
dengan melepaskan ion H+ serta mengalirkan electron ke katoda. Akibat reaksi
tersebut, ion H+ dan OH- akan mengalami netralisasi dan membentuk molekul air
kembali. Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
2H2O(l) + Electrical Energi –> 2H2(g)+O2(g)
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan oleh reaksi tersebut
membentuk gelembung dan mengumpul di sekitar elektroda. Prinsip ini kemudian
dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2).
Komponen terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda. Pada proses
elektrolisis diperlukan dua buah kutub, yaitu katoda sebagai kutub negatif dan
anoda sebagai kutub positif serta KOH sebagai larutan elektrolitnya.
Reaksi elektrolisis KOH dalam air:
Katoda : 2 H2O + 2e- –> H2 + 2OH-
Anoda : 2 OH –> 1/2 O2 + H2O + 2e-
Alat yang digunakan untuk menguraikan air tersebut dengan elektroliser
(electrolyzer). Di dalam elektroliser, air (H2O) dipecah menjadi gas hydrogen dan
oksigen yang biasa disebut sebagai brown gas atau Hydroxy. Elekroliser juga
merupakan istilah lain untuk menyebut generator hidrogen. Elektroliser
menghasilkan hidrogen dengan cara mengalirkan arus listrik pada media air yang
mengandung larutan elektrolit sebagaii penghantar. Medan magnet akan
mengubah struktur atom hydrogen (H2) dan oksigen (O) pada air dari bentuk
34
diatomik menjadi monoatomik. Selain itu ikatan neutron yang mengikat partikel
H dan O akan terlepas, sehingga partikel H akan tertarik ke kutub positif dan
patikel O akan tertarik ke kutub negatif elektroliser. Inilah yang disebut sebagai
disosiasi. Saat gelembung gas hydrogen dan oksigen monoatomik terlepas dari
permukaan air, partikel gas tersebut akan berikatan kembali di ruang udara
sebagai brown gas
Hidroxy merupakan bahan bakar yang kuat (powerfull), bersih, mampu
meningkatkan jarak tempuh, dan mengurangi emisi gas buang secara signifikan.
Hidroxy gas yang diproduksi oleh elektroliser ditarik ke dalam intake manifold,
sehingga bercampur dan berikatan dengan rantai karbon dari bahan bakar. Melalui
reaksi katalitik Hidroxy gas mampu meningkatkan daya bahan bakar hingga 3,8
kali.
2.6.1 Sifat Kimia dari elektrolisis
Atom adalah blok bangunan yang terkecil dan stabil dalam kimia.
Atom mempunyai satu atau lebih elektron (muatan negatif) yang berputar
disekitar inti atom (nukleus) yang terdiri dari minimal satu proton (muatan
positif) dan biasanya beberapa netron (tak bermuatan), Atom hydrogen
mempunyai satu elektron dan satu proton, sedang atom oksigen
mempunyai 8 elektron (6 dilingkaran terluar) 8 proton dan 8 netron. Satu
molekul adalah komposisi lebih dari satu atom . Molekul yang terdiri dari
bentuk atom yang sama disebut unsur, sedang Senyawa adalah kumpulan
dari molekul yang lebih satu bentuk atom Dalam ilmu kimia. Mole adalah
35
bilangan khusus (specific number) dari atom , molekul atau unit senyawa.
Bilangan khusus tersebut dinamakan bilangan Avogadro yaitu 6,022 x 10
23.
2.6.2 Reduksi dan Oksidasi
Reduksi adalah proses yang melibatkan perolehan atau
penambahan elektron,ini berarti atom-atom yang tereduksi akan
mendapatkan elektron tambahan pada sel terluarnya dan atom-atom
tersebut menjadi bermuatan negatif.
Oksidasi adalah suatu proses yang terjadi dimana elektron-
elektronnya berkurang (kehilangan elektron). Ini berarti bahwa atom-atom
yang teroksidasi mengalami kelebihan muatan positif sebab elektron
negatif di lingkaran paling luar tidak seimbang lagi (elektron sel) dengan
proton positif di dalam intinya
Redoks (reduksi-oksidasi) berarti keseimbangan reaksi dalam
larutan dan biasanya menghasilkan muatan yang netral. Dalam elektrolisis
Redoks adalah suatu proses yang meliputi mengalirnya elektron-elektron
dari katoda ke anoda (dari negatif ke positif), karena berbagai macam
senyawa akan terurai dan mendapatkan molekul dan bentuk senyawa baru,
akibat berbagai macam proses reduksi dan oksidasi terjadi.
36
Hukum Faraday yang berlaku pada elektrolisis :
1) Berat unsur yang diberikan akan berpindah pada elektroda
saat terjadi proses elektrolysis berbanding langsung dengan jumlah
listrik yang melewati larutan .
2) Jika kuantitas Listrik yang sama melewati larutan
elektrolysis yang berbeda,maka berat substansi yang berpindah tsb
pada elektroda berbanding langsung dengan berat equivalennya.
Satu Faraday adalah arus yang sama dengan 96.500 coulomb. Satu
Coulomb adalah mengalirnya muatan listrik sebesar satu amper per detik.
Satu faraday adalah sama dengan 26,8 Amper/jam (96.500/3600) dengan
mengabaikan tegangannya. Tegangan teoritis yang ideal untuk suatu
proses elektrolysis adalah 1,23 volt
Ion adalah molekul (atom) yang mempunyai elektron yang berlebih
atau lebih banyak dari normalnya, ion positip (kation) mempunyai elektron
sedikit dan ion negatip (anion) mempunyai elektron lebih banyak dari
normalnya. Air Murni atau air de-ionisasi memiliki beberapa ion-ion
sehingga tidak menghantarkan listrik dengan baik.
Reaksi endothermik berarti bahwa kita memberikan energy kepada
suatu reaksi. Pengukur suhu akan memperlihatkan rendahnya suhu larutan.
Dalam perhitungan kimia hal ini menunjukkan adanya tanda positip (+)
dan berarti bahwa panas akan diserap. Jika molekul-molekulnya terbelah,
37
maka energy tersebut akan dipakai untuk memecahkan ikatan atom,dan
biasanya berupa aksi endotermik.
Reaksi eksotermik berarti bahwa setelah terjadinya reaksi akan
memperoleh energy yang tersimpan,dan menyebakan meningkatnya suhu
dalam larutan. Dalam perhitungan kimia hal ini dapat ditunjukkan adanya
tanda (-) yang berarti bahwa panas dikeluarkan, jika dua molekul di
gabungkan,akan menghasilkan nilai energi yang sama yang digunakan
untuk memisahkannya, maka energi yang tersimpan ini disebut energi
eksotermik.
2.6.3 Elektrolit
Dalam elektrolisis dibutuhkan elektrolit sebagai katalis sebagai
penghantar arus listrik dari elektroda. Dalam hal ini elektrolit harus
mampu dengan cepat mengurangi jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
memisahkan air. Larutan yang di gunakan sebagai katalis seperti,sodium
hydroksida (NaOH), sodium hydroksida sering disebut kaustik soda
sebagai larutan dasar. Begitu juga dengan kalium hidroksida (KOH),
namun berbagai larutan asam sebagai elektrolit dapat bekerja juga.
Elektrolit yang di butuhkan adalah tidak menghasilkan gas beracun
,dan efektif mengurangi penggunaan komsumsi daya juga menghasilkan
hasil yang tidak merubah larutan dan tidak ikut dalam reaksi. Elektrolit ini
mengoksidasi anoda dan mereduksi katoda dengan lebih mudah dibanding
hanya menggunakan air murni,begitu terjadi pemisahan, senyawa
38
elektrolite ini baik langsung atau tidak langsung akan menyerang air
sehingga terjadi pemisahan ikatan.
Air murni memerlukan tegangan yang tinggi untuk memecahkan
ikatan molekul,dengan menambahkan larutan elektrolit sebagai katalis
akan dapat dengan cepat mengurangi tagangan yang diperlukan untuk
memecahkan ikatan molekul air.
2.7 Pulse Width Modulation (PWM)
Pulse Width Modulation adalah suatu alat yang terdiri dari komponen
elektronik yang berfungsi untuk mengatur atau merubah tegangan yang masuk
untuk proses elektrolisis yang awalnya Direct (karna bersumber dari Accu)
menjadi Pulse (denyut). Sehingga tegangan yang di gunakan dapat diturunkan
hingga 12 volt DC.
Dengan menggunakan PWM penggunaan energi listrik untuk
mengaktifkan proses elektrolisis dapat di kurangi,karna energi yang masuk
dengan kontinu akan di rubah menjadi pulse atau berdenyut. Jadi dengan daya
yang relatif kecil sudah bisa digunakan untuk proses elektrolisis, karna proses
elektrolisis sendiri hanya membutuhkan tegangan 2 volt pada setiap cell.dengan
PWM yang diaplikasi di dapat frekuensi sebesar 100-500Hz tergantung pada
RPM mesin. Semakin tinggi frekuensi di dapat maka semakin baik proses
pemecahan molekul pada air.
39
Gambar 2.9 komponen elektronik pada PWM