bab ii

27
BAB II PEMBAHASAN Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat. Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuasa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI akibat dari ketidak puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi ini tidak dimanage dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi bangsa. Masalah disintegrasi bangsa merupakan salah satu prioritas pokok dalam program kerja kabinet gotong royong. Permasalahan ini sangat kompleks sebagai akibat akumulasi permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak cepat

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 03-Nov-2014

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii

BAB II

PEMBAHASAN

Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi

kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan, hal

tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. 

Dengan semakin marak dan meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda

menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat.

Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuasa SARA,

serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI  akibat  dari ketidak

puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi ini tidak dimanage dengan baik akhirnya

akan berdampak pada disintegrasi bangsa.

Masalah disintegrasi bangsa merupakan salah satu prioritas pokok dalam program

kerja kabinet gotong royong. Permasalahan ini sangat kompleks sebagai akibat akumulasi

permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling tumpang

tindih, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk menanggulangi

sampai pada akar permasalahannya maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.

Bentuk-bentuk pengumpulan massa yang dapat menciptakan konflik horizontal

maupun konflik vertikal harus dapat diantisipasi guna mendapatkan solusi tepat dan dapat

meredam segala bentuk konflik yang terjadi.  Kepemimpinan dari tingkat elit politik nasional

hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan untuk menanggulangi konflik pada skala

dini.

Upaya mengatasi disintegrasi bangsa perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik

proses terjadinya disintegrasi secara komprehensif serta dapat menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi pada tahap selanjutnya.  Keutuhan NKRI merupakan suatu perwujudan dari

Page 2: Bab ii

kehendak seluruh komponen bangsa diwujudkan secara optimal dengan mempertimbangkan

seluruh faktor-faktor yang berpengaruh secara terpadu, meliputi upaya-upaya yang dipandang

dari aspek asta gatra.

Fenomena Disintegrasi Bangsa

Bila dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak berangkat dari

idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari perlakuan

pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah otonomi daerah,

keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan hal-hal yang sejenis.

Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah air dewasa ini yang

dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah

berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru.  Segala hal yang terkait

dengan Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar.

Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-

partai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar

mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin

menambah problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan

segala permasalahannya.

Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang

tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah

yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah

tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan

masyarakat yang tinggi.

Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik dewasa

ini.  Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit

maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa,

Page 3: Bab ii

sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok,

golongan, kedaerahan bahkan agama.  Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara

sadar maupun tidak sadar telah memprovokasi masyarakat.  Keterbatasan tingkat intelektual

sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para

elitnya sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya

kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan.

Faktor Disintegrasi Bangsa ditinjau dari Asta Gatra

a.Geografi.

Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang sangat strategis untuk

kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga  memiliki berbagai permasalahan

yang sangat rawan terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari ribuan pulau yang

dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan kondisi alamnya

yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan munculnya kerawanan sosial yang

disebabkan oleh perbedaan daerah misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan

alamnya dengan daerah yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan

sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau tergantung dari daerah lain.

b. Demografi.

Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata, sempitnya lahan pertanian,

kualitas SDM yang rendah berkurangnya lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin

tingginya tingkat kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu

pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah

dipengaruhi oleh tokoh elit politik/intelektual untuk mendukung kepentingan pribadi atau

golongan.

Page 4: Bab ii

c. Kekayaan Alam.

Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap menjadi

daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali

dan di kembangkan secara optimal namun  potensi ini perlu didayagunakan dan dipelihara

sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat dalam peran sertanya secara

berkeadilan guna mendukung kepentingan perekonomian nasional.

d. Ideologi.

Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan

pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan

saat ini sering diperdebatkan.  Ideologi pancasila cenderung tergugah dengan adanya

kelompok-kelompok tertentu yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas,

demikian pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.

e. Politik.

Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama oleh bangsa Indonesia saat

ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri

serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum

dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok inilah yang paling rawan

dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya dapat menyebabkan timbulnya

disintegrasi bangsa.

f. Ekonomi.

Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang dapat pemberdayakan

sebagian besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran

yang diiringi dengan pemberantasan terhadap KKN.  Hal ini dihadapkan dengan krisis

moneter yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan meningkatnya

tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata pencaharian yang layak.

Page 5: Bab ii

g. Sosial Budaya.

Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat

menimbulkan konflik etnis kultural.  Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan

budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah konflik

tata nilai.  Konflik tata nilai akan membesar bila masing-masing mempertahankan tata

nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.

h. Pertahanan dan Keamanan.

Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi

dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan

perkembangan  kemajuan  ilmu  pengetahuan   dan   teknologi,   informasi dan

komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan   bentuk ancaman

yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya.

Proses Terjadinya Disintegrasi Bangsa.

Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan horizontal serta konflik

komunal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, sikap primodialisme

bernuansa SARA, konflik antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya

penegakan hukum dan HAM serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah.

Dari hasil penelitian diatas dapatlah dianalisis dengan menggunakan pisau astra gatra sebagai

berikut :

a. Geografi.

Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh

dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah

Page 6: Bab ii

perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau

daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.

b. Demografi.

Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang

tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya

tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

c. Kekayaan Alam.

Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang

tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini

meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan 

akibat dari pengelolaan.

d. Ideologi.

Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara

ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama

lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan

terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus

dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan

umat beragama secara berkesinambungan.

e. Politik.

Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak

nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat  dan  sering   mengakibatkan  konflik  

antar  masyarakat  yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan

menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-

kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering

menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada

Page 7: Bab ii

ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan

pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari

pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional

dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.

f. Ekonomi.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup

dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara

masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan

kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.

g. Sosial Budaya.

Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak

ditangani dengan bijaksana.  Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama

dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara

kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang.

h. Pertahanan Keamanan.

Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari

seluruh permasalahan aspek asta gatra  itu sendiri.   Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan

Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa sebagai

alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan

negara.

Kebijakan Penanggulangan.

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah

sebagai berikut :

a. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.

Page 8: Bab ii

b. Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu

dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.

c. Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan

persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan

dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.

e. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif

dan efektif.

Strategi Penanggulangan

Adapun strategi yang digunakan dalam penanggulangan disintegrasi bangsa antara lain :

a. Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan,

agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.

b. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap

kebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN.

c. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari

anasir luar dan kaki tangannya.

d. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir

Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.

e. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.

f. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam

memerangi separatis.

g. Melarang, dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk menggunakan

kekuatan massa.

Page 9: Bab ii

Upaya Penanggulangan.

Dari hasil analisis diperlukan suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil, diperlukan

pula tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna memperkukuh integrasi nasional

antara lain :

a. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.

b. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.

c. Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan

persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan

dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.

e. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif

dan bijaksana, serta efektif.

Page 10: Bab ii

DAFTAR PUSTAKA

http://argamakmur.wordpress.com/cara-mengatasi-agar-tidak-terjadi-

integrasi-suatu-bangsa/

Amirul Isnaini, Mayor Jenderal TNI, Mencegah Keinginan Beberapa

Daerah Untuk Memisahkan Diri Tegak Utuhnya NKRI, Jakarta,

Lemhannas 2001.

Page 11: Bab ii

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka ragaman

baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat,  serta kondisi faktual

ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-

bangsa lain yang tetap harus dipelihara. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi

konflik yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan

kesatuan bangsa, seperti gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan

yang dapat mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.

Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang sedemikian

kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir elite politik lokal

maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue global Issue tersebut

meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta

sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan

regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat

Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek

kehidupan termasuk pertahanan keamanan.

Untuk itu pembangunan dan pengamanan wilayah NKRI harus dilakukan melalui

pendekatan beberapa aspek, terutama aspek demarkasi dan delimitasi garis batas negara,

disamping itu melalui pendekatan pembangunan kesejahteraan, politik, hukum, dan

keamanan. Pembangunan nasional yang diharapkan dapat menghasilkan kemajuan di

berbagai bidang kehidupan masyarakat. Sehingga dapat dijadikan sebagai landasan yang

kokoh dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana

tentram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara

yang berlandaskan Pancasila, pada kenyataannya belum terwujud.     Pancasila sebagai

ideologi negara yang lahir dari ide-ide bangsa yang mengandung nilai-nilai hakiki semakin

terkikis oleh ideologi asing. Inilah berbagai permasalahan yang kita hadapi dan menjadi

tantangan kita bersama.

Page 12: Bab ii

Menghadapi situasi dan kondisi demikian kita harus memiliki satu visi. Baik para

pemimpin pemerintahan, sipil maupun militer, juga para elite politik, tokoh masyarakat,

tokoh agama dan tokoh partai serta media massa. Penyamaan visi itu penting untuk mengatasi

perbedaan-perbedaan yang ada dan dapat menimbulkan permusuhan. Karena tidak ada satu

negarapun didunia toleran terhadap aspirasi rakyat di sebagian wilayah teritorial yang berniat

mengembangkan wacana dan berkeinginan memisahkan diri akibat dari ketidakpuasan yang

mendasar, terhadap keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan hasil

pembangunan dan hal-hal sejenisnya. Oleh karena itu diharapkan setiap warga negara harus

dapat mengendalikan emosi, sabar, dan tidak terlalu sensitif, sehingga bangsa dan negara kita

dapat terhindar dari semua situasi dan kondisi yang bernuansa konflik dan dapat

mengakibatkan disintegrasi bangsa. 

b. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalh ini adalah agar pembaca dapat mengetahui apa saja yang menjadi ancaman dari intgrasi tersebut.

c. Rumusan masalah

Dalam rangka merumuskan kebijakan, upaya dan strategi dalam menanggulangi dan

mencegah ancaman disintegrasi bangsa maka perlu mengetahui karakteristik penyebab

terjadinya ancaman disintegasi bangsa yang terjadi saat-saat ini.

Page 13: Bab ii

BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan     

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a) Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warganegara bila ditinjau dari kondisi

geografi, demografi, dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa pluralitas, suku, agama,

ras dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik atau kekerasan massal, tidak bisa

diterima begitu saja. Pendapat ini bisa benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu benar untuk

kasus yang lain. Namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam

masyarakat yang beraneka ragam yang terkadang terjadi akibat dari suatu proses sejarah atau

peninggalan penjajah masa lalu, sehingga memerlukan penanganan khusus dengan

pendekatan yang arif namun tegas walaupun aspek hukum, keadilan dan sosial budaya

merupakan faktor berpengaruh dan perlu pemikiran sendiri.

b)Pemberlakuan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004

merupakan implikasi positif bagi masa depan pemerintahan daerah di Indonesia namun

berpotensi untuk terciptanya sikap fanatisme primodialisme yang sempit, sektarianisme dan

supranasionalisme. Kondisi ini terjadi karena tidak semua masyarakat mengetahui tujuan

pemberlakuan otonomi daerah bagi sebuah negara kesatuan RI.

c)PILKADA dan pertarungan elit politik yang diimplementasikan kedalam bentuk

penggalangan massa, dengan alasan  untuk kepentingan kesejahteraan rakyat, namun sarat

dengan kepentingan pribadi atau politik yang pada akhirnya dapat menciptakan konflik

horizontal maupun vertikal, dalam penyelesaiannya tidak pernah tuntas.

d)Kepemimpinan (leadership) dari tingkat elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah,

sangat menentukan dalam rangka meredam konflik yang terjadi saat ini. Sedangkan

peredaman konflik pada skala kejadiannya memerlukan tingkat profesionalisme dari seluruh

aparat hukum dan instansi terkait secara terpadu dan tidak berpihak pada sebelah pihak.

 

2.Saran

  Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi pertahanan serta

upaya-upaya apa yang akan ditempuh, maka disarankan beberapa langkah sebagai berikut :

Page 14: Bab ii

a)Pemerintah perlu mengadakan kajian secara akademik dan terus menerus agar didapatkan

suatu rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis multi kultural dapat dijadikan ajaran untuk

mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaan dari setiap

warga negara atas kemejemukan  dengan segala perbedaannya.

b)Setiap pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkat tertinggi , dalam membuat aturan

atau kebijakan haruslah dapat memenuhi keterwakilan semua elemen masyarakat sebagai

warga negara.

c)Setiap warga negara agar memiliki kepatuhan terhadap semua aturan dan tatanan yang

berlaku, kalau perlu diambil sumpah seperti halnya setiap prajurit yang akan menjadi anggota

TNI dan tata cara penyumpahan diatur dengan Undang-undang.

d)Sebaiknya diadakan suatu konsensus nasional yang berisi pernyataan bahwa setiap warga

negara Indonesia cinta damai, persatuan dan kesatuan dan rela berkorban untuk

mementingkan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan.

e)Menghimbau para musisi agar mau menciptakan suatu karya musik atau lagu-lagu yang

mengobarkan rasa cinta tanah air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia. Berdasarkan

pengalaman sejarah telah membuktikan betapa dahsyatnya sebuah lagu mempunyai pengaruh

terhadap para pejuang kemerdekaan dimasa lalu.

f)Pendidikan jangka panjang harus memperkenalkan tentang perbedaan umat manusia dan

kemajemukan budaya bangsa Indonesia dari tingkat sekolah yang terendah sampai yang

tertinggi secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.

g)Perlu dihimbau semua insan jurnalistik/pers dengan memperkenalkan rasa nasionalisme

diatas segalanya bagi keutuhan NKRI, sehingga  dapat  memposisikan  diri  dalam 

keikutsertaan meredam konflik dan bukannya memperbesar melalui berita-berita yang

berdampak kebencian dan prsangka buruk bagi setiap warga negara.

h)Menumbuhkan rasa nasionalisme yang mulai luntur, jika perlu mungkin dibuat semacam

deklarasi Nasional oleh pemerintah dengan tekad memelihara keutuhan persatuan dan

kesatuan NKRI. Suatu deklarasi yang tepat akan dapat menjadi pemicu tumbuhnya rasa

nasionalisme.

i)Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa nasionalisme sebangsa dan setanah air dalam

NKRI, harus dicari lagi terobosan lain yang dimana tugas dan fungsinya minimal sama

dengan BP-7 yang telah dibubarkan namun tidak bersifat doktriner karena berdasarkan hasil

penelitian didaerah, masyarakat masih menghendaki adanya semacam penataran atau yang

sejenis tentang  Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

Page 15: Bab ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

BAB I.PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUJUAN 1

C. RUMUSAN MASALAH 1

BAB II.PEMBAHASAN 2

BAB III.PENUTUP 7

1) KESIMPULAN 7

2) SARAN 7

Page 16: Bab ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrah matullahi Wabara kaatu

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T karena dengan

limpahan karunia dan rahmatnyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

makalah ini dengan tepat pada waktunya.

Terima kasih saya ucapkan kepada dosen yang menjadi

pembimbing saya dalam penyelesaian tugas ini.adapun materi yang saya akan

presentasikan yaitu.masalah analisis potensi ancaman disintegrasi bangsa saat

ini dan solusinya.

Tak lupa pula saya mengucapkan maaf apabila dalam penulisan

makalah ini ada yang kurang berkenang,karena penulis menyadari masih

banyak hal yang masih perlu diperbaiki karna tak ada yang akan sempurnah

karna saya hanyalah manusia yang pasti tak sempuranah.

Raha , November 2012

Penulis

Page 17: Bab ii

TUGAS MAKALAH

Page 18: Bab ii

ANALISIS POTENSI ANCAMAN DISINTEGRASI

BANGSA SAAT INI DAN SOLUSINYA

OLEH :

1. WA SUFIANA

2. WA ODE SUFIANI

3. VALNI PATTRILYA ZUMAIN

4. WA ODE AMI

5. WA ODE LILIN WULANDARI

6. WA NURU

7. YUMILDA

8. YUSTIAR SALASARI

9. YENI ZALIYANTI

AKPER PEMKAB MUNA

2012

Page 19: Bab ii