bab i1
DESCRIPTION
KFLTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
(bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita
yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu
gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin
yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut
antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam
pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki
peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi
vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.
Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal
memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah
baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui
suplemen makanan. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh
dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa
ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh
hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan
ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan
kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah
bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan.
Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena
dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkanbanyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang
diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Salah satu bagian dari
spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA), merupakan metode
analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam
dalam keadaan bebas (Skoog et. al., 2000).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV-Vis
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis terutama
untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visibel karena
senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna.
Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan :
Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis, Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang
dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi
senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa
persyaratan yaitu : Reaksinya selektif dan sensitif, Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel. Hasil reaksi
stabil dalam jangka waktu yang lama. Waktu operasional.
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Tujuannya adalah
untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan
antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan.
Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai
absorbansi maksimal. Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu :
1. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang
maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
2. Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum
lambert-beer akan terpenuhi.
3. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang
gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal (Rohman, Abdul, 2007).
Keuntungan dari spektrofotometer adalah :
1. Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang diabsorpsi
di daerah ultra lembayung atau daerah tampak.
2. Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat
diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi yang pasti.
3. Selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana analit
mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu.
4. Ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis
ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen
dengan perlakuan yang khusus.
5. Mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern,
daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA, 1996).
Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada
tahun 1802 Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya
matahari yang kemudian diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun
1820. Brewster mengemukakan pandangan bahwa garis Fraunhoferini
diakibatkan oleh proses absorpsi pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi
ini kemudian mendasari
Kirchhoff dan Bunsen untuk melakukan penelitian yang sistematis
mengenai spektrum dari logam alkali dan alkali tanah. Kemudian Planck
mengemukakan hukum kuantum dari absorpsi dan emisi suatu cahaya.
Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya dengan panjang
gelombang tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan
mengambil dan melepas suatu jumlah energi tertentu, (ε = hv = hc/λ).
Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955, ketika publikasi yang ditulis oleh
Walsh dan Alkemade & Milatz muncul. Dalam publikasi ini SSA
direkomendasikan sebagai metode analisis yang dapat diaplikasikan
secara umum (Weltz,1976).
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan
pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan
maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan
akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang berada
dalam sel.
Keuntungan metoda AAS adalah:
•Spesifik
•Batas (limit) deteksi rendah
•Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur
•Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh
(preparasi contoh sebelum pengukuran lebih sederhana, kecuali bila ada
zat pengganggu)
•Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis
contoh.
•Batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg/L hingga
persen)
a.Prinsip Pengukuran dengan Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometri serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis
yang didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom
yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan
tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan
kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang
berbentuk radiasi.
Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi
seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi
listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang
menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas.
Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang
gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas. Adanya absorpsi
atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektronik yaitu
perpindahan elektron dalam atom, dari tingkat energi yang satu ke
tingkat energi yang lain. Absorpsi radiasi terjadi apabila ada elektron yang
mengabsorpsi energi radiasi sehingga berpindah ketingkat energi yang
lebih tinggi. Emisi terjadi apabila ada elektron yang berpindah ke tingkat
energi yang lebih rendah sehingga terjadi pelepasan energi dalam bentuk
radiasi. Panjang gelombang dari radiasi yang menyebabkan eksitasi ke
tingkat eksitasi tingkat-1 disebut panjang gelombang radiasi resonansi.
Radiasi ini berasal dari unsur logam/metaloid.
Radiasi resonansi dari unsur X hanya dapat diabsorpsi oleh atom X,
sebaliknya atom X tidak dapat mengabsorpsi radiasi resonansi unsur Y.
Tak ada satupun unsur dalam susunan berkala yang radiasi resonansinya
menyamai unsur lain. Hal inilah yang menyebabkan metode AAS sangat
spesifik dan hampir bebas gangguan karena frekuensi radiasi yang
diserap adalah karakteristik untuk setiap unsur. Gangguan hanya akan
terjadi apabila panjang radiasi resonansi dari dua unsur yang sangat
berdekatan satu sama lain.
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan
pada pengukuran seberapa banyak energi radiasi diabsorpsi oleh suatu
zat sebagai fungsi panjang gelombang. Prinsip Dasarnya yaitu
Pengukuran sifat fisiko – kimia akibat interaksi antara materi dengan
radiasi elektromagnetik (cahaya).
VITAMIN B12 ( SIANOKOBALAMIN )
Siaonokobalamin,C63H88O14N14PCo,merupakan senyawa kompleks
dengan kordinat kobalt berberat molekul 1355,4.Kristalnya
cepatmenyerap lembab udara.Sianokobalamin bersifat netral dan
mengandung gugus sian.Gugus ini dapat diganti dengan berbagai ion
untuk menghasilkan senyawa baru seperti klorokobalamin dan
hidroksokobalamin.Bila sianokobalamin dihidrolisis dengan asam,maka
akan menghasilkan 5,6-dimetilbenzimidazol.
Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin hematopoeitik yang
larut dalam air dan merupakan bagian dari vitamin B complex yang
mengandung kobalt, sehingga disebut sebagai sianocobalamin. Vitamin
ini berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, perbaikan sel
dan jaringan yang rusak, sintesis DNA, pemeliharaan sistem syaraf,
diperlukan untuk sintesis purin dan pirimidin (dan juga DNA, protein, dan
nukleoprotein), reaksi metilasi, hematopoiesis, dan sintesis meilin. dan
sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.
Berat molekul vitamin B12 sekitar 1350 dalton.
Sumber Vitamin B12 hanya ditemukan dari makanan-makanan yang
berasal dari hewan, antara lain daging, telur, ikan, dan unggas (ayam dan
itik). Dalam jumlah kecil, vitamin B12 pun ditemukan dalam tempe.
Defisiensi vitamin B12 disebabkan karena ketidakmampuan usus
halus untuk menyerap vitamin B12, juga karena kurangnya konsumsi
makanan yang mengandung vitamin B12. Jika terjadi defisiensi atau
kekurangan vitamin B12, maka dapat menyebabkan anemia, peradangan
pada syaraf (neuritis), dan dementia ( kondisi mental yang memburuk).
Gejala-gejala yang akan timbul jika terjadi kekurangan vitamin B12 antara
lain adalah yaitu diare, Paranoid, Kehilangan, nafsu makan, Mudah
merasa lelah, Napas menjadi pendek pendek, Detak jantung lebih cepat
daripada biasanya, Pusing-pusing, dan wajah pucat. Kebutuhan: Wanita
2,4 mkg; Pria 2,4 mkg; Wanita hamil 2,6 mkg; Wanita menyusui 2,8 mkg.
Vitamin B12 merupakan vitamin yang memiliki struktur kimia paling
komplek dibandingkan dengan vitamin lainnya. Vitamin B12 tidak dibuat
oleh tumbuhan atau hewan, tetapi dapat dijumpai pada hewan dan
mikroorganisme. Vitamin B12 ini hanya dapat disintesis oleh
mikroorganisme 50% vitamin B12 pada orang dewasa dihasilkan oleh
bakteri usus. Vitamin B12 memiliki berat molekul yang lebih kecil dari
hemoglobin, sehingga molekul vitamin B12 akan masuk ke dalam pori-
pori butiran, ke;luar lagi, terperangkap dalam butiran yang lain, demikian
seterusnya, sehingga molekul vitamin B12 akan lebih lama melewati
kolom.
Vitamin B12 bersifat unik diantara semua vitamin lainnya, yaitu
molekulnya tidak hanya mengandung suatu molekul organik yang
kompleks, tetapi juga mengandung unsur mikro yang esensial yaitu kobalt
(Co). Vitamin B12 disebut juga sianokobalamin sebab molekulnya
mengandung gugus amino yang berikatan dengan kobalt, kompleks
terkoordinasi serupa dengan sistem cincin porfinin pada heme dan protein
heme pada bentuk koenzim vitamin B12 yang disebut 5
desksiadenosilkobalamin, gugus siono digantikan oleh gugus
S;deoksiadenosil. Bentuk lain dari koenzim B12 adalah metilkobalamin.
Vitamin B12 merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh
seluruh sel tubuh dan pertumbuhan sel jaringan pada umumnya. Hal ini
karena vitamin B12berperan dalam sintesis DNA. Karena jaringan yang
menghasilkan eritrosit paling cepat pertumbuhan dan proliferasinya,
kekurangan vitamin B12 menghambat kecepatan pembentukan eritrosit.
Kobalt diperlukan sebagai katalisator dalam tahapan-tahapan
pembentukan eritrosit.
Vitamin B12 tanpa penandaan atau penunjukan berarti
sianokobalamin, karena molekul sianida melekat pada kobalt. Formula
tersebut memperlihatkan bahwa bagian utama molekul yang rumit tadi
mempunyai atom kobalt di tengah-tengah struktur cincin-tetra porfirin.
Grup sianida terikat pada atom karbon, yang bertanggung jawab terhadap
nama siano-kobalamin.
Vitamin B12 berwarna merah karena adanya kobalt. Kobalt tersebut
merupakan 4,35% dari berat molekul. Meskipun merupakan molekul
terbesar di antara zat-zat vitamin dengan berat molekul 1355, vitamin
B12 adalah stabil.
Vitamin B12 membentuk beberapa enzim dan berfungsi dalam
proses-proses metabolik, menghasilkan dalam metilasi transfer hidrogen
dan pembentukan he-moglobin. Vitamin tersebut secara luas digunakan
dalam obat-obatan manusia.
METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN B12 (SIANOKOBALAMIN )
1. Metode spektrofotometri
Sianokobalamina dalam air menunjukan absorbansi maksimum
(α maks) pada 278 ± 2 nm. Metode spektofotometri tidak spesifik
untuk siankobalamina karena senyawa berwarna merah dan
pseudosianokobalamin menunjukan spektra absorbansi yang serupa.
Metode yang paling sederhana adalah dengan menetapkan pada 550
nm, tetapi metode ini hanya dapat digunakan terhadap
sianokabalamin yang bebas senyawa pengganggu. Metode yang lebih
peka adalah dengan melakukan penetapan pada panjang gelombang
361 nm.
Cara penetapan kadar sianokobalamin secara spektrofotometri:
lebih kurang 2 mg sianokabalamin yang ditimbang seksama,
absorbansinya dengan kuvet 1 cm pada panjang gelombang 361 nm.
Nilai E1cm1% pada 361 nm adalah 207.
2. Metode spektrofotometri serapan atom
Sejak diperkenalkan oleh A. Walsh (1955) metode SSA telah
mengalami perkembangan yag sangat pesat dan hingga kini boleh
digunakan untuk menentukan kebanyakan unsur logam yang terdapat
dalam daftar priodik. Sedalam ini metode SSA telah dapat
mempercobakan lebih kurang 70 unsur didalam bumi, juga digunakan
untuk analisis sampel bahan klinik, biologi, forensik, makanan,
minuman, air, tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya (Alfian, 2008).
Limbah yang ditimbulkan oleh industri dapat berupa bahan
organik maupun anorganik. Limbah organik pada umumnya berupa
limbah yang dapat membusuk maka bahan buangan organik
sebaiknya tidak dibuang ke air lingkungan karena dapat menaikkan
populasi mikroorganisme di dalam air yang menyebabkan
berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia.
Limbah anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat
membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme dan apabila
bahan buangan anorganik masuk ke dalam air lingkungan maka akan
terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan
anorganik biasanya berasal dari industri yang melibatkan penggunaan
unsur – unsur logam berat (Hg, Pb, Co, Cu, Zn) (Giyatmi, 2008).
Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu metode
pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam cuplikan
berdasarkan penerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu
oleh atom-atom dalam bentuk gas dalam keadaan dasar. Ahli kimia
telah lama menggunakan pancaran radiasi oleh atom yang tereksitasi
dalam suatu nyala sebagai alat analitis. Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan
nyala yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka
sebagian cahaya akan diserap, dan jauhnya penyerapan akan
berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada
dalam nyala. Hal ini merupakan dasar penentuan kuantitatif logam-
logam dengan menggunakan SSA (Walsh,1995).
Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA6-300 terdiri atas tiga
komponen berikut:
a. Unit atomisasi
b. Sumber radiasi
c. Sistem pengukur fotometrik
Cara kerja Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA6-300
mengikuti Hukum Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap
berbanding lurus dengan kadar zat. Persamaan garis antara kadar zat
dengan absorbansi adalah persamaan garis lurus dengan koefisien
arah positip. Y = a + b X. Dengan memasukan nilai absorbansi larutan
contoh ke dalam persamaan garis dari larutan standar, maka kadar
logam berat dalam contoh akan dapat diketahui. (Horas P. Hutagalung
1997, hal59)
Oleh karena yang mengabsorbsi sinar adalah atom, maka ion/
senyawa logam berat dalam contoh harus dirubah menjadi bentuk
atom. Perubahan bentuk ion/senyawa menjadi bentuk atom biasanya
dilakukan pada suhu tinggi (2000 0C) melalui pembakaran (asetylen-
udara) atau dengan energi listrik.
Logam kobalt sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam
jumlah yang sangat sedikit untuk proses pembentukan butir darah
merah. Kobalt (Co) dalam jumlah tertentu dibutuhkan tubuh melalui
Vitamin B12 yang masuk ke tubuh manusia.
Kobalt (Co) merupakan sumber mikroorganisme yang dapat
membentuk Vitamin B12. Manusia tidak dapat melakukan hubungan
simbiosis dengan mikroorganisme dalam saluran cerna, sehingga
harus memperoleh kobaltamin dari makanan hewani seperti hati,
ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung sedikit kobalt,
bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya. Pengikut
vegetarian (hanya makan makanan nabati) perlu berhati-nati terhadap
kemungkinan kekuranagan Vitamin B12.
Fungsi Kobalt yang merupakan vitamin B12(kobaltmin) ini
diperlukan untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan
fungsi semua sel. Kobalt mungkin juga berperan dalam fungsi
berbagai enzim. Angka kebutuhan gizi sebagian besar kobalt dalam
tubuh terikat dalam vitamin B12. Plasma darah mengandung kurang
lebih 1 µg kobalt/ 100 pencernaan dan penyerapan absorbsi terjadi
pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi.
Absorbsi meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85 %
ekskresi kobalt dilakukan melalui urin, selebihnya fases dan keringat.
Ion kobalt memiliki konfigurasi elektron yang memungkinkan
sebagai ion pusat suatu senyawa kompleks, seperti kompleks kobalt
(II) hipoksantin. Pengomplekan kobalt dengan hipoksantin perlu dikaji
karena hipoksantin dalam sistem tubuh terlibat dalam proses
katabolisme purin. Kombinasi senyawa komples heksa karbonil
dikobalt [Co2(CO)6] dengan aspirin juga perlu dikaji sebab secara
signifikan dapat merubah sifat anti-kanker yang menjadi dasar
penemuan terapi anti-kanker baru dengan penambahan fragmen-
fragmen organologam.