bab i - dwijawidi.files.wordpress.com  · web viewadanya hubungan yang bermakna antara tingkat...

68
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MEMINUM TABLET ZAT BESI DI DESA LANGENSARI KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Oleh : NI MADE RIAS WIPAYANI 040501080 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN 1

Upload: nguyendung

Post on 19-Jan-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN

KEPATUHAN IBU HAMIL MEMINUM TABLET ZAT BESI

DI DESA LANGENSARI KECAMATAN UNGARAN

KABUPATEN SEMARANG

Oleh :

NI MADE RIAS WIPAYANI 040501080

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES NGUDI WALUYO

2008

1

Page 2: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

Program Studi DIII Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran Mini Riset, Agustus 2008Ni Made Rias Wipayani040501068

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi xiii + 51 halaman + 7 tabel + 2 gambar +10 lampiran

ABSTRAK

Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.

Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat bes di BPS Alamanda Langensari Ungaran. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan crossectional

Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah ibu hamil di Desa Langensari dengan jumlah 30 orang. Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah kuisioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Kendal Tau.

Hasil penelitian didapatkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang anemia sebesar 16 orang (53,3%), tingkat pengetahuan sedang sebesar 10 orang (33,3%) dan tingkat pengetahuan rendah sebesar 4 orang (13,3%). Responden yang patuh meminum tablet zat besi ada 21 orang (70,0%) dan tidak patuh meminum tablet zat besi ada 9 orang (30,0%). Adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi (p value = 0,014 0,05).

Disarankan kepada ibu hamil hendaknya memperhatikan kesehatan dirinya dengan makan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi suplemen zat besi untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh serta ibu hamil diharapkan tidak mengkonsumsi kopi dan teh setelah dan atau bersamaan dengan minum tablet zat besi karena akan menghambat zat besi dalam tubuh.

Kata kunci : pengetahuan, kepatuhan meminum tablet zat besiDaftar pustaka : 19 referensi (1998 – 2008)

2

Page 3: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Mini Riset ini telah disetujui, diperiksa dan siap dipertahankan di hadapan tim

penguji mini riset Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Ungaran, Agustus 2008

Pembimbing I Pembimbing II

3

Page 4: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

HALAMAN PENGESAHAN

PANITIA SIDANG UJIAN MINI RISET

PROGAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

Ungaran, Agustus 2008

Penguji I

(mmmmmmmmmm)

Penguji II

(mmmmmmmmmm)

Penguji III

(mmmmmmmmmm)

4

Page 5: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur atas segala perlindungan, karunia dan rahmat dari Ida Sang

Hyang Widi Wasa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan mini riset dengan judul

”Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum

Tablet Zat Besi di Desa Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang”

Dengan segala keterbatasan, mini riset ini dapat diselesaikan berkat bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagian pihak. Untuk itu, peneliti ingin

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Asaat Pitoyo, Skp. M. Kes, selaku Ketua STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

2. Ibu Heni Herawati Pranoto S.Sit, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan

STIKES Ngudi Waluyo ungaran

3. Bapak Drs Rahardjo Apriyatmoko, SKM M.kes selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan membimbing peneliti dalam

menyelesaikan mini riset ini.

4. Ibu Rini Susanti S.Sit selaku pembimbing II yang telah membimbing peneliti

untuk menyusun mini riset ini.

5. Bidan Heni dan Bidan Diah yang telah membantu dalam proses penelitian ini

6. Bapak, Ibu, Ayu, dik Alit dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberi

dorongan serta membantu peneliti baik secara moril, spirituil dan materiil,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan mini riset ini

7. Seseorang yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi, perhatian,

semangat, canda, kasih sayang dan doanya agar peneliti dapat meraih cita-cita

5

Page 6: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

8. Teman-teman seperjuangan PRODI DIII Kebidanan NWU angkatan ke II,

terima kasih atas dukungan baik dalam susah, senang dan sedih, serta semua

pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan mini riset ini yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan mini riset ini sangat jauh dari

kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

guna penyempurnaan mini riset ini. Akhirnya peneliti berharap semoga mini riset ini

dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan dan membutuhkannya.

Ungaran, Agustus 2008

Peneliti

.

6

Page 7: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya

sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut

”Potensial danger of mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak),

karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkaIt

dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan (Manuaba, 1998). Menurut WHO

4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang berkaitan dengan

anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia disebabkan oleh definisi besi dan

perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Sarwono,

2000).

Dari hasil pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang

mengatakan tidak rutin meminum tablet zat besi, anemia dalam kehamilan

memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,

persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia

seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersi uteri, perdarahan post

partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum

(Manuaba, 2001).

Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dinas kesehatan propinsi

Jawa Tengah mempunyai program suplementasi tablet tambah darah yang bisa

7

Page 8: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

didapatkan di Puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat menghindari anemia

besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi

tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Pada beberapa ibu hamil, zat besi

yang terkandung dalam vitamin kehamilan bisa menyebabkan sembelit atau

diare.

Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar

antara 10% dan 20% karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat

penting dalam timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa frekuensi itu lebih

tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju.

Di BPS Alamanda Ny. Heni parjiman, ibu hamil selalu diberikan tablet Fe

setiap ANC namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui pentingnya

mengkonsumsi tablet Fe sehingga terjadi ketidakpatuhan ibu hamil untuk

meminum tablet Fe.

Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya

300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu, untuk

itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari (Manuaba, 2001).

Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan meningkatnya resiko

berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau memperburuk

kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20%

opname di rumah sakit merupakan akibat dari ketidakpatuhan pasien terhadap

aturan pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat

mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Pemberian

informasi tentang anemia akan bertambah. Pengetahuan mereka tentang anemia,

8

Page 9: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil

patuh meminum zat besi.

Menurut BKKBN (2001) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan

khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada

pelaksanaan program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa tanggapan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat suatu rumusan

permasalahan sebagai berikut ”Adakah hubungan tingkat pengetahuan tentang

anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan

kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi di BPS Alamanda langensasri

Ungaran.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu

hamil di BPS Alamanda.

b. Mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi di BPS

Alamanda Langensari.

c. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan

kepatuhan meminum tablet zat besi di BPS Alamanda Langensari.

9

Page 10: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi

Sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam meningkatkan pembelajaran

tentang anemia.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang metode penelitian yang telah diperoleh

selama perkuliahan.

3. Bagi Bidan

a. Menambah infromasi tentang pentingnya pemberian tablet besi pada Ibu

hamil.

b. Menambah informasi dan pengetahuan tentang cara mencegah terjadinya

anemia.

c. Menambah pengetahuan tentang penyebab terjadinya ketidakpatuhan ibu

hamil meminum tablet zat besi.

4. Bagi Ibu Hamil

Menambah informasi dan pengetahuan kepada para ibu hamil tentang

resiko anemia sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu

hamil untuk mengkonsumsi tablet zat besi sesuai anjuran tenaga kesehatan,

yaitu minimal dapat mencegah terjadinya kekurangan zat besi.

10

Page 11: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anemia Pada Kehamilan

Anemia atau sering disebut kurang adalah keadaan dimana darah merah

kurang dari normal.Dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah keadar

Hemoglobin (Hb). Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.

Anemia pada kehmailan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap

sumber daya manusia.

Anemia hamil disebut “potensial danger to mother and child’anemia

(potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan

perhatian serius dan semua pihak yang terkaitdlam pelayanan kesehatan pada

masa yang akan dating (Manuaba, 1998).

1. Macam-macam anemia selama kehamilan

a. Anemia Defisiensi Besi

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah

defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling

berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai

hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu

kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada

kehamilan berikutnya.

5

Page 12: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi

besi (Scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu

akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg;

sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu

sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total

ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita.

Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan

kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas

dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi

anemia defisiensi besi.

Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama

trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai

penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester

ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan

besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut

dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah

besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan,

neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi

besi ( Arisman, 2007 ).

b. Anemia akibat perdarahan akut

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa

dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah

pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi

6

Page 13: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.

Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan

mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah

yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat

perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang

berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa

seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang

yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi

menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa

memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya

3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah

( Sarwono, 2005 ).

c. Anemia pada penyakit kronik

Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah

sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit

terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat

sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit

hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,

endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi

antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-

penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi,

infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik

merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.

7

Page 14: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia.

Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit

peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus

sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid.

Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume

plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan

pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya

terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi

eritropoietin normal (Cavenee dkk,1994).

d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12

selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh

menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah

suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan

ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai

pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa

lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri

berlebihan di usus halus.

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama

kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein

pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah

menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin

(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani

8

Page 15: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama

kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk

menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena

kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita

yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa

Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).

e. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah

merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :

1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,

talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan

paraksismal nokturnal hemoglobinuria

2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat

logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan

lain-lain.

Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah,

kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada

organ-organ vital

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta

penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas

dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis

obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang

berulang dapat membantu penderita ini.

9

Page 16: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah

suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai

anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum

tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga

kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,

leukemia, dan gangguan imunologis.

Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan

mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang

menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis

(Young dan Maciejewski, 1997). Pada penyakit yang parah, yang

didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25

persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi,

2007).

2. Penyebab Anemia Kehamilan

a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal

dari sumber hewani yang mudah diserap.

b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada

kehamialn

c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang

berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.

d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Gultom, 2005).

10

Page 17: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

3. Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia

Menurut Indoglobal, (2007) gejala-gejala yang sering muncul pada

anemia :

a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)

b. Nafsu makanan penurun atau anoreksia

c. Sakit kepala

d. Konsentrasi menurun

e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk

f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)

Pada pemeriksaan didapat gejala anemia

a. Kulit pucat

b. Kuku-kuku jari pucat

c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)

Menurut Sarwono, (2005) Pengaruh Anemia terhadap kehamilan

a. Penyakit yang timbul akibat anemia anemia :

1) Abortus

2) Partus prematurus

3) Partus lama karena inerlia uteri

4) Perdarahan post partum karena atonia uteri

5) Syok

6) Infeksi baik intra partum maupun post partum

11

Page 18: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat

mneyebabkan dekompensasi kordis.

b. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang

baik, seperti :

1) Kematian mudigah

2) Kematian perinatal

3) Prematuritas

4) Dapat terjadi cacat bawan

5) Cadangan besi kurang

Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah:

a. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani yang

mudah diserap.

b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil minimal 1 tablet

selama kehamilan

c. Mengantur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana

(KB)

4. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil

Wanita memerlukan Zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi

menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan

kehillangan Zatbesi sebesar 30 sampai 40 mgr. Disamping itu kehamilan

memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah

dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.

12

Page 19: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah :

a. Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe

b. Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe

c. Untuk darah janin 100 mgr Fe

Jumlah 900 mgr Fe

Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan

mengurus persendian Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada

kehamilan berikutnya (Zulhaida, 2007).

5. Nutrisi penting selama kehamilan

a. Karbohidrat

b. Potein

c. Mineral

d. Vitamin B kompleks

e. Vitamin D

f. Vitamin E

g. Asam folat

h. Zat besi

i. Kasium

13

Page 20: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia, yakni: penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui

tentang suatu obyek tertentu termasuk ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari

pengetahuan yang diketahui oleh manusia (Suriasumantri, 1998).

Pengetahuan dikumpulkan dengan tujuan untuk menjawab semua

permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dan untuk

digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya.

Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain: adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang

tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa, peningkatan

pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu

positif dan negatif. Kedua aspek ilmiah yang pada akhirnya akan menentukan

sikap seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

14

Page 21: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap obyek tertentu.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitive mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

15

Page 22: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan

hasil penelitian.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti

dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya

dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian

tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya:

dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut ber-KB,

tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.

16

Page 23: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

C. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah

tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter

atau oleh orang lain (Arisman, 2004).

Menurut Sudarwati (1998) tingkat kepatuihan adalah pengukuran

pelaksanaan kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langklah yang telah

ditetapkan, perhitung tingkat kepatuhan dapat di kontrol bahwa pelaksana

program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar.

Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidak pahaman

tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang

berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas

kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya.

Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien akan mematuhi

seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan maka dia tidak

perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut (Sarwono, 1997).

Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tab, dan bermanfaat bila diminum secara

teratur, tablet setiap hari selama kehamilan, Tablet tambah darah diminum

dengan air putih jamgam diminum dengan air teh, susu atau kopi

karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga

manfaatnya menjadi berkurang (Dep kes, 200).

Kadang-kadang tablet tambah darah menimbulkan perasaan tidak enak

seperti sakit perut, tidak enak, mual, susah buang air besar, tinja berwarna hitam,

ini karena kandungan zat besinya tinggi yaitu 200 mg atau 60 mg besi elemental

17

Page 24: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

dan 0,25 mg asam folat untuk mengurangi sebaiknya tablet tambah darah di

minum setelah makan malam atau menjelang tidur, Akan tetapi lebih baik bila

setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang

ambon (Nuri, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa indikator-indikator yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap

kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.

b. pengetahuan tentang cara pemeliharaan tentang kesehatan dan cara hidup

sehat.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa keilmuan tentang pengetahuan dibagi

menjadi 2 yaitu :

a. Pengetahuan secara formal

Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui

tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan

Tinggi.

b. Pengetahuan secara informal

Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup

pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV,

radio atau alat elektronik lainnya) dan media masa (koran, majalah atau buku-

18

Page 25: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

buku pelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan informasi tentang

pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhan

pengetahuan :

1. Tingkat Pendidikan

Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan prilaku positif yang meningkat.

2. Informasi

Seseorang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

3. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

4. Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan

5. Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan Pada

kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi

meminumnya secara rutin, hal ini dapat disebabkan karena faktor

ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak

yang diakibatkan minum tablet zat besi dan penyerapan/respon tubuh

terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan

19

Page 26: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

hemoglobin sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang

berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri,

parasit usus seperti cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang

rendah juga memegang peran penting kaitannya dengan asupan gizi ibu

selama hamil (Herlina, 2007).

Menurut Depkes RI (2002) dalam Niver (2002) faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :

1. Pengetahuan

Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi

didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil

tersebut melakukan pemeriksaan ANC.

Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi (Depkes, 2002).

2. Tingkat Pendidikan

Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh

terhadap kepatuhan ibu meminum tablet besi (Depkes, 2001).

3. Pemeriksaan ANC

Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal

yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali

untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan

ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko

tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga

20

Page 27: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait

lainnya. Dalam setiap kinjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu

hamil apakah persediaannya cukup (Depkes, 2001).

Menurut WHO (1995) manfaat dan kepatuhan ibu hamil

meminum tablet zat besi yaitu :

a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi

Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik

zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu

hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari.

b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari

Menurut Smet (1994), beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu

hamil meminum tablet zat besi antara lain karena faktor program

dan faktor individu yang meliputi :

1) Individu tidak merasa dirinya sakit

2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang

ditimbulkan

3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam

tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama

4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri

lambung

5) Kurang doterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain

dari suplemen besi

21

Page 28: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

6) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin

dan akan menyulitkan dalam persalinan

Menurut WHO (1995) dampak dari ketidakpatuhan ibu hamil

meminum tablet Fe yaitu :

a. Bisa terjadi anemia defisiensi besi

b. Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinandan nifas

Menurut Never (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan

ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu :

a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi

seorang ibu hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat

besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tabelt zat

besi.

b. Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk

mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari.

c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat

besi

d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat

besi setiap hari.

e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi

yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu

hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.

22

Page 29: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Teori

Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Notoatmodjo (2002), Notoatmodjo (2007)

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian

23

Pengetahuan

Tingkat

Pendidikan

Pemeriksaan ANC

Kepatuhan ibu hamil

dalam meminum

tablet zat besi

Patuh :

Mencegah

anemia

Bahaya

kehamilan

persalinan dan

nifas dapat Tidal patuh :

Anemia

defisiensi besi

Meningkatnya

bahaya

selama

kehamilan

persalinan dan

nifas

Pengetahuan tentang anemia

Kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi

Page 30: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang anemia sebagai

variabel independen dan kepatuhan ibu hamil meminum tablet Fe sebagai

variabel dependen.

D. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala

UkurIndependen Tingkat pengetahuan tentang anemia

Dependen Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah

Merupakan kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian anemia, gejala anemia, terapi anemia dan cara meminum tablet besi.

Ketaatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari

Kuesioner 15 item jumlah skor yang diperoleh Jabawan :Benar : 1Salah : 0

Kuesioner 14 item jumlah skor yang diperoleh pertanyaan positif jawaban Ya : 1Tidak : 0Pertanyaan negatif Jawaban Ya : 0Tidak : 1

Kategori :Tinggi : 10-15Sedang : 5-9 Rendah : 0-4

Kategori :Patuh : 8-14Tidak patuh : 0-7

Ordinal

Ordinal

24

Page 31: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskripsi korelasi dengan tujuan

utama memberikan gembaran tingkat pengetahuan ibu hamil yang mengalami

anemia, memberikan gambaran kepatuhan meminum tablet Fe dan menganalisis

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan meminum

tablet Fe.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan

crossectional yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor resiko

dilakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan sekali waktu antara

faktor resiko atau paparan dengan penyakit (Hidayat, 2007).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2004) dalam (Hidayat 2007) populasi adalah wilayah

generalisasi yang berdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan

kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah ibu

hamil di Desa Langensari dengan jumlah populasi 30 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel

25

Page 32: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa Langensari dengan

jumlah 30 orang.

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2003 dalam

Hidayat, 2007). Kriteria inklusi penelitian ini : Ibu hamil yang sadar dan dapat

diajak berkomunikasi dengan baik

Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampe

penelitian (Hidayat, 2007). Kriteria eksklusi dari penelitian : Ibu hamil yang

mengalami anemia yang mengalami gangguan psikis

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari-Juni 2008 sedangkan

pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2008 (Jadwal

terlampir) di Desa Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah

kuisioner. Kuisioner adalah suatu alat pengumpulan data mengenai suatu masalah

yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum/orang banyak

(Notoatmodjo, 2002). Kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur dan

26

Page 33: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

dibuat sendiri oleh penelitian berdasarkan konsep teoritisnya dengan jumlah 15

pertanyaan untuk variabel tingkat pengetahuan ibu dan 14 pertanyaan untuk

variabel kepatuhan meminum tablet zat besi.

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji validitas dan uji

reliabilitas.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau Kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen

dikatakan valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk

mengukur sesuatu yang akan diukur (Darwis, 2003).

Uji validitas dengan menggunakan tehnik korelasi product moment

dengan rumus sebagai berikut.

r :

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

N : Jumlah sample

X : Variable bebas

Y : Variable terikat

Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (Sugiono, 2005).

Setelah diujikan kepada 20 responden (r tabel = 0,444) didapatkan semua

item pertanyaan dalam variabel pengetahuan dan tindakan stimulasi dini telah

valid.

27

Page 34: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Nototatmodjo, 2005).

Bisa menggunakan rumus Spearman Brown

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb : korelasi product moment antara belahan

Setelah diujikan kepada 20 responden (r tabel = 0,444) didapatkan

untuk variabel pengetahuan diperoleh r11 = 0,902 dan untuk variabel

kepatuhan meminum tablet Fe didapatkan r11 = 0,878 sehingga dapat

disimpulkan kedua variabel telah reliabel.

F. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini mendapat rekomendasi dari pihak PRODI D III

Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran setelah disetujui oleh pembimbing I

dan pembimbing II selaku pembimbing penelitian. Kemudian permintaan secara

tertulis ke Puskesmas.

Kemudian penelitian akan dilakukan dengan memperhatikan masalah etika

antara lain sebagai berikut :

28

Page 35: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent) saat pengambilan

sampel terlebih dahulu peneliti meminta izin kepada responden secara lisan

atas kesediaannya menjadi responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Pada lembar persetujuan maupun lembar pertanyaan wawancara tidak akan

menuliskan nama responden tetapi hanya dengan memberi simbol saja.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Pembenaran informasi oleh responden dan semua data yang terkumpul akan

menjadi koleksi pribadi tidak akan disebarluaskan kepada orang lain tanpa

seizin responden.

G. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data dan langkah-langkah yang akan dilakukan

diantaranya

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan

cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap

jawaban dan pertanyaan (Hidayat, 2007).

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang

terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan

yaitu : Kode o jawaban salah, kode 1 jawaban benar (Hidayat, 2007).

29

Page 36: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

3. Entry

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base komputer.

4. Cleansing (Pembersihan data)

Data yang telah di entry diperiksa kelengkapan dan kebenarannya.

H. Analisis Data

1. Univariat

Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mendefinisikan setiap

variabel secara terpisah dengan cara membuat tabel frekuensi dari masing-

masing variabel.

2. Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk menguji variabel-variabel penelitian yaitu

independent dan dependen. Hal ini berguna untuk menguji hipotesis yang

telah dibuat. Analisis ini menggunakan uji korelasi Kendal Tau. Teknik ini

digunakan untuk membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data

variabel berbentuk ordinal dan ordinal. Apabila p value < dimana =0,05

maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen (Sugiyono, 2006).

Rumus Kendal Tau yaitu:

: Koefisien korelasi Kendal Tau yang besarnya (-1<<1)

A : Jumlah rangking atas

30

Page 37: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

B : Jumlah rangking bawah

N : Jumlah anggota sampel

31

Page 38: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di BPS Alamanda Langensari Ungaran dengan tujuan

untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan

kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi. Jumlah sampel yang digunakan yaitu

30 orang.

A. Karakteristik Responden

1. Umur

Tabel 5.1 Distribusi umur ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Umur Frekuensi Persentase (%)<20 th 2 6,720-35 th 27 90,0>35 th 1 3,3Jumlah 30 100,0

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa umur terbanyak responden adalah antara 20-

35 tahun yaitu 27 responden (90,0%).

2. Pendidikan

Tabel 5.2 Distribusi pendidikan ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)SD 3 10,0SLTP 11 36,7SLTA 14 46,7PT 2 6,7Jumlah 30 100,0

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa pendidikan terbanyak responden adalah SLTA

yaitu 14 responden (46,7%).

32

Page 39: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

3. Pekerjaan

Tabel 5.3 Distribusi pekerjaan ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)IRT 10 33,3PNS 3 10,0Swasta 13 43,3Petani 3 10,0Wiraswasta 1 3,3Jumlah 30 100,0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa umur ibu terbanyak adalah swasta yaitu 13

responden (43,3%).

B. Analisis Univariat

1. Tingkat Pengetahuan Ibu

Tabel 5.4 Distribusi tingkat pengetahuan ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)Rendah 4 13,3Sedang 10 33,3Tinggi 16 53,3Jumlah 30 100,0

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu terbanyak adalah

antara tinggi yaitu 16 responden (53,3%).

33

Page 40: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

2. Kepatuhan Meminum Tablet Zat Besi

Tabel 5.5 Distribusi kepatuhan meminum tablet zat besi ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Kepatuhan Frekuensi Persentase (%)Tidak patuh 9 30,0Patuh 21 70,0Jumlah 30 100,0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 21 responden

(70,0%) patuh dalam meminum tablet zat besi.

C. Analisis Bivariat

Tabel 5.6 Distribusi tingkat pengetahuan ibu hamil dan kepatuhan meminum tablet zat besi ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Tingkat Pengetahuan Ibu

Kepatuhan TotalTidak patuh Patuh Rendah 3 (75,0%) 1 (25,0%) 4 (100,0%)Sedang 4 (40,0%) 6 (60,0%) 10 (100,0%)Tinggi 2 (12,5) 14 (87,5%) 16 (100,0%)Total 9 (30,0%) 21 (70,0%) 30 (100,0%)

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa ibu yang tidak patuh dalam meminum

tablet zat besi paling banyak mempunyai pengetahuan rendah yaitu 4 responden

(40,0%) sedangkan ibu yang patuh dalam meminum tablet zat besi paling banyak

mempunyai pengetahuan tinggi yaitu 14 responden (87,5%).

Tabel 5.7 Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dan kepatuhan meminum tablet zat besi ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Kepatuhan Tingkat

pengetahuan ibup value koefisien korelasi0,014 =+0,439

34

Page 41: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

Tabel 5.7 dapat diketahui uji korelasi Kendall Tau antara tingkat

pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan meminum tablet zat besi diperoleh nilai

= +0,439 dan nilai p value = 0,014. Nilai p value 0,014 0,05 maka Ho

ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu

hamil dengan kepatuhan meminum tablet zat besi di BPS Alamanda Langensari

Ungaran. Nilai positif menunjukkan hubungan searah, artinya makin baik

tingkat pengetahuan ibu hamil maka makin patuh ibu dalam meminum tablet zat

besi.

35

Page 42: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia

Hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang anemia berdasarkan tabel

5.4 didapatkan sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat pengetahuan yang

tinggi yaitu sebesar 53,3%, hanya sebagian kecil ibu hamil yang mempunyai

tingkat pengetahuan rendah yaitu sebesar 13,3%. Sedangkan ibu hamil yang

mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebesar 33,3%. Pengetahuan yang

rendah bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling

mempengaruhi.

Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang

anemia dalam kehamilan adalah pengalaman, keyakinan, fasilitas, dan sosial

budaya yang tidak mendukung (Notoatmodjo, 1993). Menurut Sarwono (1997)

pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan

politik. Pengetahuan bisa juga dipengaruhi oleh karakteristik yang meliputi jenis

kelamin, umur, pendidikan, dan sosial ekonomi.

Peran petugas kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan anemia

dalam kehamilan sangat signifikan, dengan adanya petugas kesehatan khususnya

bidan di desa diharapkan masyarakat, khususnya ibu hamil akan mudah dalam

mengakses informasi yang berhubungan dengan kehamilannya terutama masalah

anemia dalam kehamilan. Diharapkan dengan adanya informasi yang jelas dan

lengkap tentang anemia maka pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam

36

Page 43: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

kehamilan akan meningkat dan kejadian anemia dalam kehamilan dapat dicegah

dan ditanggulangi lebih dini.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu

hamil tentang anemia dalam kehamilan antara lain kurangnya informasi dari

tenaga kesehatan kepada ibu hamil, kurang jelasnya informasi yang disampaikan

oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil, kurangnya kemampuan dari ibu hamil

untuk memahami informasi yang diberikan (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk terbentuknya perilaku

seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Dengan meningkatnya pengetahuan ibu hamil

tentang anemia diharapkan akan terjadi perubahan perilaku ke arah yang

mendukung kesehatan.

B. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu hamil patuh dalam

meminum tablet zat besi yaitu sebesar 70,0% sedangkan yang tidak patuh

meminum tablet zat besi sebesar 30,0%.

Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan, dan

perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain. Menurut Sudarwati (1998),

perhitungan kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah

melaksanakan kegiatan sesuai standar. Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa

terpaksa atau ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul

dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga

37

Page 44: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

hubungan baik dengan petugas kesehatan atau dengan tokoh yang

menganjurkannya. Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien

akan mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan

maka dia merasa tidak perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut (Sarwono, 1997)

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kepatuhan ibu hamil

meminum tablet zat besi antara lain adalah :

1. Kesadaran dari individu.

2. Tingkat pengetahuan yang tinggi dari individu.

3. Masyarakat tahu tentang kegunaan dan fungsi dari tablet zat besi dalam

kehamilan.

4. Motivasi dari tenaga kesehatan dan keluarga.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan ibu hamil

meminum tablet zat besi antara lain adalah (Niver, 2002) :

1. Individu tidak merasa dirinya sakit.

2. Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang ditimbulkan.

3. Kelalaian ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam meminum zat

besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama.

4. Adanya efek samping seperti rasa mual, dan rasa nyeri pada lambung.

5. Kurang diterimanya rasa, warna dan beberapa karakteristik lain dari

suplemen besi.

38

Page 45: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan

Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi

Hasil penelitian ini dalam tabel 5.6 menunjukkan kecenderungan ibu

hamil yang patuh meminum tablet zat besi adalah ibu hamil yang mempunyai

tingkat pengetahuan tinggi, sedangkan ibu hamil yang tidak patuh meminum

tablet tambah darah adalah ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan

sedang dan rendah.

Hasil uji Kendal Tau menunjukkan adanya hubungan tingkat

pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat

besi, dan ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tinggi

cenderung patuh meminum tablet zat besi.

Hal ini sesuai dengan teori, pengetahuan merupakan faktor penting

terbentuknya perilaku seseorang, karena perilaku yang didasari pengetahuan akan

lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,

2003). Dengan pengetahuan tentang anemia yang baik diharapkan ibu hamil akan

patuh dalam meminum tablet zat besi sehingga dapat mencegah anemia dalam

kehamilan.

Menurut Niver (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu

hamil meminum tablet zat besi antara lain pengetahuan ibu hamil tentang anemia

dan kegunaan dari zat besi yang didapatkan dari penyuluhan yang diberikan

bidan pada waktu ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC. Selain pengetahuan

latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan

ibu hamil meminum tablet zat besi.

39

Page 46: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

D. Keterbatasan Penelitian

Beberapa kekurangan dalam penelitian ini disebabkan karena adanya

keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya meneliti tentang tingkat pengetahuan

tentang anemia dan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi padahal

faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet

zat besi masih banyak antara lain dari rasa, warna, bau dari tablet zat besi dan

sikap ibu, umur ibu, pendidikan, usia kehamilan, yang masih sulit untuk diteliti.

40

Page 47: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang anemia

sebesar 16 orang (53,3%), tingkat pengetahuan sedang sebesar 10 orang

(33,3%) dan tingkat pengetahuan rendah sebesar 4 orang (13,3%).

2. Responden yang patuh meminum tablet zat besi ada 21 orang (70,0%) dan

tidak patuh meminum tablet zat besi ada 9 orang (30,0%).

3. Adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia

dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi (p value = 0,014

0,05).

B. Saran

1. Bagi BPS

Hendaknya pelayanan kesehatan yang mewilayahi Desa Langensari

dapat mencegah anemia pada ibu hamil dengan mengadakan penyuluhan,

posyandu rutin, dan menyarankan ibu hamil untuk ANC secara teratur.

2. Profesi Bidan

Dalam melakukan promosi kesehatan khususnya promosi pada ibu

hamil lebih menekankan pada perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu

hamil khususnya promosi anemia ibu hamil dan cara meminum tablet zat besi

41

Page 48: BAB I - dwijawidi.files.wordpress.com  · Web viewAdanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi

salah satunya dengan sosialisasi pentingnya konsumsi tablet zat besi yang

tepat dan makan makanan yang mengandung sumber zat besi.

3. Bagi Masyarakat

Hendaknya ibu hamil memperhatikan kesehatan dirinya dengan

makan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi suplemen zat besi untuk

mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh serta ibu hamil diharapkan tidak

mengkonsumsi kopi dan teh setelah dan atau bersamaan dengan minum tablet

zat besi karena akan menghambat zat besi dalam tubuh.

4. Bagi Peneliti

Perlu adanya penelitian lebih dalam lagi tentang karakteristik ibu

hamil dan diharapkan dapat menambah wawasan mengenai dampak yang

terjadi jika ibu hamil mengalami anemia.

42