bab i pendahuluan.docx

20
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN PERATURAN ZONASI DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAH KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAH I - 1 LAPORAN ANTARA PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota, merupakan penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota. Dengan kata lain Rencana Detail Tata Ruang Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kawasan atau lokal dan lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya. Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten / kota yang perlu disusun RDTR-nya, dimana bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan pembangunan kawasan. Berdasarkan pengalaman dalam menyusun RDTR ternyata dirasakan masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut terjadi karena pengertian tentang fungsi kawasan kegiatan, kemudian pengembangannya belum sepenuhnya dipahami benar, disamping gambaran tentang Rencana Detail Tata Ruang yang dibutuhkan juga belum seragam, 1 1

Upload: umi-lathifah

Post on 14-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 1

LAPORAN ANTARA

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota, merupakan penjabaran dari Rencana

Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang

dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota. Dengan kata lain

Rencana Detail Tata Ruang Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata

kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam

mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan

yang direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kawasan atau lokal dan

lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan

kebutuhannya.

Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010

tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus

menetapkan bagian dari wilayah kabupaten / kota yang perlu disusun RDTR-nya,

dimana bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan

perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota.

Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian

Wilayah Kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang

dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan pembangunan kawasan.

Berdasarkan pengalaman dalam menyusun RDTR ternyata dirasakan masih banyak

kekurangan. Kekurangan tersebut terjadi karena pengertian tentang fungsi

kawasan kegiatan, kemudian pengembangannya belum sepenuhnya dipahami

benar, disamping gambaran tentang Rencana Detail Tata Ruang yang dibutuhkan

juga belum seragam, termasuk pedoman dan NSPM terkait juga belum sepenuhnya

dimanfaatkan oleh perencana maupun Pemerintah Daerah.

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional

sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan

keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan

yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan

fungsional tersebut. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) juga menjadi dasar bagi

penyusunan peraturan zonasi serta ditetapkan dengan peraturan daerah kota.

Rencana Detail Tata Ruang Kota ini dilakukan berdasarkan tingkat urgensi /

11

Page 2: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 2

LAPORAN ANTARA

prioritas / keterdesakan penanganan kawasan tersebut di dalam konstelasi wilayah

kata. RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu Bagian Wilayah Perkotaan tertentu.

1.2 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RDTRK

Rencana detail tata ruang merupakan penjabaran dari RTRW pada suatu

kawasan terbatas, ke dalam rencana pengaturan pemanfaatan yang memiliki

dimensi fisik mengikat dan bersifat operasional. Rencana Detail Tata Ruang

merupakan rencana rinci dari rencana umum tata ruang selain rencana kawasan

strategis. Rencana detail tata ruang berfungsi sebagai instrumen perwujudan ruang

khususnya sebagai acuan dalam permberian advise planning dalam pengaturan

bangunan setempat dan rencana tata bangunan dan lingkungan. Rencana Detail

Tata Ruang (RDTR) Kota disusun sebagai perangkat operasional rencana umum

tata ruang yang disusun apabila :

1. Rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau,

2. Rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan

skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian

sebelum dioperasionalkan.

Berdasarkan Permen Pekerjaan Umum Nomor: 17/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, rencana umum tata

ruang (RUTR) merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun

berdasarkan pendekatan wilayah administratif, yang dalam operasionalisasinya

memerlukan rencana rinci tata ruang. Dalam operasionalisasi tersebut, rencana

rinci tata ruang dilengkapi dengan peraturan zonasi sebagai salah satu perangkat

pengendalian pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai

rencana tata ruang.

RTR kawasan strategis kabupaten/kota dapat merupakan rencana tata

ruang yang memiliki kedalaman skala yang sama dengan RDTR atau lebih rinci dari

RDTR kabupaten/kota.

Pada umumnya dalam pengembangan wilayah didasarkan oleh rencana

spasial dalam bentuk RTRW dan rencana pembangunan yang berbentuk Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM), dan rencana tahunan. Kedudukan RDTR kota dalam sistem penataan ruang

dan sistem perencanaan pembangunan dapat dilihat pada Gambar 1.1.

RDTR merupakan penjabaran dari RTRW ke dalam rencana pengaturan

pemanfaatan yang memiliki dimensi fisik mengikat dan bersifat operasional. RDTR

berfungsi sebagai instrumen perwujudan ruang khususnya sebagai acuan dalam

pemberian advise planning dalam pengaturan bangunan setempat dan RTBL.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 3

LAPORAN ANTARA

Gambar 1.1 Kedudukan RDTR Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

1.3 TUJUAN, SASARAN, FUNGSI, DAN MANFAAT RDTRK

1.3.1 Tujuan dan Sasaran RDTRK

Tujuan penataan ruang dalam RDTR adalah nilai, kualitas, dan kinerja yang

akan dicapai oleh bagian wilayah kota melalui rencana tata ruang untuk

merealisasikan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang yang ditetapkan

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota untuk bagian wilayah kota

tersebut.

Dalam penyusunan RDTR keseimbangan dan keserasian antar bagian-

bagian wilayah kota atau dalam suatu bagian wilayah kota menjadi pertimbangan

yang sangat penting untuk mewujudkan tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.

Tujuan penataan ruang bagian wilayah kota ini (RDTR) yaitu :

a. Sebagai arah perwujudan rencana tata ruang;

b. Sebagai dasar memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang

bagian wilayah kota;

c. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program pembangunan ; dan,

d. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan

ruang pada bagian wilayah kota.

Sasaran dari perencanaan dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan

Peraturan Zonasi ini adalah untuk :

Page 4: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 4

LAPORAN ANTARA

a. Menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan

permukiman dalam kawasan.

b. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun

dalam kawasan.

c. Mendorong terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsi kota,

baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta

d. Mendorong investasi masyarakat di dalam kawasan.

e. Mendorong terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan

masyarakat/swasta.

1.3.2 Fungsi dan Manfaat RDTRK

Fungsi dari penyusunan RDTR dan peraturan zonasi adalah berfungsi

sebagai :

a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan

RTRW;

b. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang kabupaten/kota;

c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota;

d. Acuan dalam penerbitan izin lokasi pembangunan dan izin pelaksanaan

pembangunan;

e. Acuan dalam penyusunan dan sinkronisasi program pembangunan sektoral

dan daerah;

f. Dasar penetapan lokasi investasi oleh pemerintah dan swasta atau

masyarakat;

g. Acuan dalam penyusunan peraturan zonasi;

h. Acuan dalam penyusunan rtbl;

i. Acuan dalam administrasi pertanahan; dan

Sedangkan manfaat dari penyusunan RDTR dan peraturan zonasi

bermanfaat sebagai :

a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan

lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu;

b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan pembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh

pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat;

c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai

dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara

keseluruhan; dan

d. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun

program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya

pada tingkat bwp atau sub bwp.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 5

LAPORAN ANTARA

1.4 RUANG LINGKUP

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan

Peraturan Zonasi ini adalah :

A. TUJUAN PENATAAN BWP :

Berisi nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai sesuai dengan

arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan merupakan

alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diperlukan dapat dilengkapi

konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi tema yang akan direncanakan

di BWP.

Tujuan penataan BWP berfungsi :

1) Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana

jaringan prasarana, penetapan Sub BWP yang diprioritaskan

penanganannya, penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan

peraturan zonasi; dan

2) Menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan perkotaan

dengan RTRW.

Dasar Perumusan tujuan penataan BWP :

1) Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW;

2) Isu strategis BWP, yang antara lain dapat berupa potensi, masalah, dan

urgensi penanganan;

3) Karakteristik BWP.

B. RENCANA POLA RUANG :

Rencana pola ruang berfungsi sebagai :

1) Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi, serta kegiatan

pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP;

2) Dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;

3) Dasar penyusunan RTBL; dan

4) Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.

Rencana pola ruang dirumuskan berdasarkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup dalam BWP dan perkiraan kebutuhan ruang untuk

pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan

Rencana pola ruang RDTR terdiri atas :

1) Zona Lindung yang meliputi :

a. Zona hutan lindung ;

b. Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya yang

meliputi zona bergambut dan zona resapan air ;

Page 6: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 6

LAPORAN ANTARA

c. Zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan pantai, sempadan

sungai, zona sekitar danau atau waduk, dan zona sekitar mata air ;

d. Zona RTH kota meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan

pemakaman;

e. Zona suaka alam dan cagar budaya;

f. Zona rawan bencana alam meliputi zona rawan tanah longsor, zona

rawan gelombang pasang, dan zona rawan banjir; dan

g. Zona lindung lainnya.

2) Zona budi daya yang meliputi :

a. Zona perumahan, yang dapat dirinci ke dalam perumahan dengan

kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila

diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah kopel,

rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan sebagainya); zona

perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis perumahan,

seperti perumahan tradisional, rumah sederhana/sangat sederhana,

rumah sosial, dan rumah singgah;

b. Zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagangan jasa deret dan

perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke

dalam lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat perbelanjaan,

dan sebagainya);

c. Zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerintah dan

perkantoran swasta;

d. Zona sarana pelayanan umum, yang meliputi sarana pendidikan, sarana

transportasi, sarana kesehatan, sarana olahraga, sarana sosial budaya,

dan sarana peribadatan;

e. Zona industri, yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan

logam dasar, industri kecil, dan aneka industri;

f. Zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke

dalam zona sebagaimana disebutkan diatas yang antara lain meliputi

zona untuk keperluan pertahanan dan keamanan, zona Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan

zona khusus lainnya;

g. Zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara

lain meliputi zona pertanian, zona pertambangan, dan zona pariwisata;

dan

h. Zona campuran, yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan

fungsi dan/atau bersifat terpadu, seperti perumahan dan

perdagangan/jasa, perumahan, perdagangan/jasa dan perkantoran.

C. RENCANA JARINGAN PRASARANA :

Rencana jaringan prasarana berfungsi sebagai :

Page 7: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 7

LAPORAN ANTARA

1) pembentuk sistem pelayanan, terutama pergerakan, di dalam BWP;

2) dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan

utilitas dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan

3) dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL

dan rencana teknis sektoral.

Rencana jaringan prasarana dirumuskan berdasarkan:

1) rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang termuat dalam RTRW;

2) kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi BWP;

3) rencana pola ruang BWP yang termuat dalam RDTR;

4) sistem pelayanan, terutama pergerakan, sesuai fungsi dan peran BWP; dan

5) ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Materi rencana jaringan prasarana meliputi :

1) Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

a. Jaringan primer dan jaringan sekunder pada BWP yang meliputi jalan

arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan, dan jaringan jalan

lainnya yang belum termuat dalam RTRW

b. Rencana jalur kereta api, jalur pelayaran, dan jalur pejalan kaki/sepeda

2) Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan

Terdiri dari jaringan subtransmisi, jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT,

SUTET, dan SUTT), jaringan distribusi sekunder

3) Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

a. Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi

b. Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel

c. Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon nirkabel

(penetapan lokasi menara telekomunikasi termasuk menara Base

Transceiver Station (BTS))

d. Rencana pengembangan sistem televisi kabel

e. Rencana penyediaan jaringan serat optik

f. rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi

4) Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

5) Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

6) Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

Meliputi sistem pembuangan air limbah setempat (onsite) dan/atau terpusat

(offsite)

7) Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

Jalur evakuasi bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat evakuasi

sementara yang terintegrasi baik untuk skala kabupaten/kota, kawasan,

maupun lingkungan

D. PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

Page 8: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 8

LAPORAN ANTARA

Bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki,

mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, melaksanakan revitalisasi di

kawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan

Sub BWP lainnya.

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya harus memuat :

1) Lokasi : meliputi seluruh wilayah Sub BWP yang ditentukan, atau dapat juga

meliputi sebagian saja dari wilayah Sub BWP tersebut

2) Tema Penanganan : program utama yang diprioritaskan penanganannya

untuk setiap lokasi, terdiri dari :

a. Perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan

b. Pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan

c. Pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan

d. Pelestarian/pelindungan blok/kawasan.

E. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai :

1) dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi

pengembangan BWP;

2) arahan untuk sektor dalam penyusunan program;

3) dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan

dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan

4) acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi

Program dalam ketentuan pemanfaatan ruang meliputi :

5) Program Pemanfaatan Ruang Prioritas :

a. Program perwujudan rencana pola ruang di BWP

b. Program perwujudan rencana jaringan prasarana di BWP

c. Program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan

penanganannya

6) Lokasi

7) Besaran

8) Sumber Pendanaan

9) Instansi Pelaksana

10) Waktu dan Tahapan Pelaksanaan

F. PERATURAN ZONASI

1) Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

a. Kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan,

b. Kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara terbatas,

c. Kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat tertentu, dan

d. Kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan pada suatu

zona

Page 9: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 9

LAPORAN ANTARA

2) Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang (ketentuan mengenai besaran

pembangunan yang diperbolehkan pada suatu zona)

a. KDB Maksimum

b. KLB Maksimum

c. Ketinggian Bangunan Maksimum

d. KDH Minimal

3) Ketentuan Tata Bangunan (ketentuan yang mengatur bentuk, besaran,

peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona)

a. GSB minimal

b. Tinggi Bangunan maksimum atau minimal

c. Jarak bebas antarbangunan minimal

d. Tampilan bangunan

4) Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

Prasarana parkir, aksesibilitas untuk difabel, jalur pedestrian, jalur sepeda,

bongkar muat, dimensi jaringan jalan, kelengkapan jalan, dan kelengkapan

prasarana lainnya yang diperlukan

5) Ketentuan Pelaksanaan

a. Ketentuan variansi pemanfaatan ruang

b. Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif

c. Ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai

dengan peraturan zonasi.

6) Ketentuan Tambahan : berfungsi memberikan aturan pada kondisi yang

spesifik pada zona tertentu dan belum diatur dalam ketentuan dasar

7) Ketentuan Khusus : ketentuan yang mengatur pemanfaatan zona yang

memiliki fungsi khusus dan diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan

karakteristik zona dan kegiatannya.

8) Standar Teknis : aturan-aturan teknis pembangunan yang ditetapkan

berdasarkan peraturan/standar/ketentuan teknis yang berlaku serta berisi

panduan yang terukur dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.

9) Ketentuan Peraturan Zonasi : varian dari zonasi konvensional yang

dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan

zonasi dan ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam

penerapan peraturan zonasi dasar.

1.4.2 Tingkat Kedalaman Rencana

Tingkat kedalaman RDTRK ditentukan berdasarkan luas wilayah

perencanaan antara lain:

RDTRK untuk wilayah perencanaan dengan luas sampai 500 Ha,

menggunakan peta 1 : 2.000 hasil pengukuran.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 10

LAPORAN ANTARA

RDTRK untuk wilayah perencanaan dengan luas sampai 500-5.000 Ha,

menggunakan peta 1 : 5.000 hasil pengukuran.

RDTRK untuk wilayah perencanaan dengan luas sampai 5.000-20.000 Ha,

menggunakan peta 1 : 10.000 hasil pengukuran.

RDTRK untuk wilayah perencanaan dengan luas lebih besar dari 20.000 Ha,

menggunakan peta 1 : 25.000 hasil pengukuran.

1.4.3 Ruang Lingkup Wilayah

Sesuai dengan ketentuan dalam pedoman penyusunan RDTR, wilayah

perencanaan RDTR mencakup:

a. wilayah administrasi;

b. kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota;

c. bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan;

d. kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan;

dan/atau

e. bagian dari wilayah kabupaten /kota yang berupa kawasan pedesaan dan

direncanakan menjadi kawasan perkotaan.

Berdasarkan kriteria wilayah perencanaan RDTR tersebut, maka

penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi mengambil

wilayah Kawasan Perkotaan Kecamatan Klakah.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 11

LAPORAN ANTARA

Peta 1. 1 Orientasi Wilayah Perencanaan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 12

LAPORAN ANTARA

Peta 1. 2 Batas Administrasi Wilayah Perencanaan RDTR& PZ

Page 13: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 13

LAPORAN ANTARA

1.4.4 Ruang Lingkup Masa Berlaku RDTR

RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. RDTR dapat

ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR kabupaten/kota

dapat dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun dalam hal:

a. terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota terkait dengan perubahan

kebijakan dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah;

dan

b. terjadi dinamika internal yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara

mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar dan

pemekaran wilayah sehingga RTRW kabupaten/kota juga perlu ditinjau

kembali.

Jika RTRW baru sudah ditetapkan, maka RDTR tidak berlaku lagi atau perlu

disusun RDTR baru sesuai RTRW baru tersebut. Peninjauan kembali dan revisi RDTR

kabupaten/kota dilakukan bukan untuk pemutihan terhadap penyimpangan

pemanfaatan ruang.

1.5 DASAR HUKUM DAN PERUNDANGAN

Penyusunan Revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi

Kawasan Perkotaan Kecamatan Klakah mengacu pada:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam

dan Hayati;

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundangundangan;

10. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

14. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-pulau Kecil;

Page 14: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 14

LAPORAN ANTARA

15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

16. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

17. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

18. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

19. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

20. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

21. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

PengelolaanLingkungan Hidup;

22. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;

23. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;

24. Undang-undangNomor 4 Tahun 2011 tentangInformasinGeospasial;

25. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2012TentangPengadaan

Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

26. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;

27. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;

28. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Jalan;

29. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam

danKawasan Pelestarian Alam;

30. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta

untukPenataan Ruang Wilayah;

31. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

danKewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

32. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasanatas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

33. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan

PenyusunanRencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan

Kawasan Hutan;

34. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;

35. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman

PenyusunanPeraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

36. Peraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas

PeraturanPemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;

37. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;

38. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;

39. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

40. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional;

Page 15: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 15

LAPORAN ANTARA

41. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber

Daya Air;

42. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;

43. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang;

44. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata

Alam di Suaka Margasatwa, Taman nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman

wisata Alam;

45. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara

Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;

46. PeraturanPemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

47. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang

Pengelolaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

48. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung;

49. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang

Penggunaan Tanah bagi Kawasan Industri;

50. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata

Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

51. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang

Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan;

52. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang

Koordinasi Penataan Ruang Nasional.

53. PeraturanMenteri PekerjaanUmum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria

Teknis Kawasan Budidaya

54. PeraturanMenteri PekerjaanUmum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman

Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

55. PeraturanMenteriPekerjaanUmum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi

56. PeraturanMenteriDalam Negeri 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan

Kawasan Perkotaan

57. Peraturan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor 17 Tahun

2009TentangPedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan HidupDalam

Penataan Ruang Wilayah

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Page 16: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 16

LAPORAN ANTARA

Bab ini berisi tentang latar belakang RDTRK; pengertian dan kedudukan

RDRK; tujuan, sasaran, fungsi dan manfaat RDTRK; permasalahan wilayah

studi; ruang lingkup materi dan wilayah; muatan rencana; serta dasar

hukum dan perundangan.

BAB II KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG

Bab ini berisi tentang kebijakan-kebijakan yang digunakan sebagai dasar

dalam menyusun RDTRK. Selain itu bab ini juga berisi mengenai kebijakan-

kebijakan umum Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Lumajang, dan kebijakan

Kecamatan Klakah sebagai arahan dalam pengembangan keduaKecamatan

tersebut.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN.docx

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)DAN PERATURAN ZONASIDAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN KLAKAHKLAKAH

I - 17

LAPORAN ANTARA

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN

Bab ini juga berisi tentang karakteristik wilayah Kabupaten Lumajang

(karakteristik fisik dasar, karakteristik fisik binaan, karakteristik sosial

ekonomi, penetapan fungsi kabupaten dan sub SWP, kebijaksanaan optimasi

pemanfaatan ruang wilayah, arahan kebijaksanaan kependudukan, dan

arahan sistem pusat pelayanan); karakteristik wilayah Kecamatan Klakah

(karakteristik fisik dasar, karakteristik fisik binaan, karakteristik

kependudukan, karakteristik perekonomian)

BAB IV ANALISA DAN KONSEP PENGEMBANGAN REVISI

Bab ini berisikan tentang analisa dan sintesa terhadap kondisi wilayah

perencanaan. diantaranya adalah kondisi fisik dan penggunaan lahan,

analisa struktur ruang, analisa kependudukan, analisa kebutuhan utilitas

serta kebutuhan fasilitas maupun prasarana yang ada. Selain itu berisikan

tentang konsep pengembangan, diantaranya adalah konsep pengembangan

pemanfaatan lahan, konsep pengembangan kependudukan, konsep

pengembangan struktur ruang, konsep pengembangan jaringan utilitas,

maupun konsep pengembangan fasilitas yang dibutuhkan di wilayah

perencanaan.

BAB V ANALISA PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Bab ini berisikan tentang analisa penataan bangunan dan lingkungan

diantaranya analisis bentuk dan ukuran kaveling, analisa penentuan

intensitas bangunan serta analisa penentuan garis sempadan bangunan.