bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
\bi
I-1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa
daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah
sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional.
Sesuai dengan amanat tersebut, maka setiap pemerintah daerah
diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah,
terpadu dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan keunggulan
komparatif wilayah dan kemampuan sumberdaya keuangan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah tersebut salah satunya adalah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
RKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan
yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang
terdiri dari RKPD, Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) serta Rencana Kerja Anggaran (RKA)
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
RKPD ini merupakan arah pembangunan yang menjadi komitmen
Pemerintah Kota Bekasi, masyarakat dan dunia usaha dalam
pelaksanaan pembangunan daerah sebagai penjabaran dari visi Kota
Bekasi 2013-2018 yaitu “Bekasi yang Maju, Sejahtera, dan Ihsan”.
RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2017 disusun dengan
mempedomai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010,
LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA BEKASI
Nomor : 46 Tahun 2017 Tanggal : 03 Agustus 2017
\bi
I-2
pada pasal 285 ayat (1): RKPD dapat diubah dalam hal tidak sesuai
dengan tahun berjalan; (2) Perkembangan keadaan dalam tahun
berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seperti:
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka
ekonomi daerah dan kerangka pendanaan , prioritas dan sasaran
pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah;
2. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan,
dan/atau;
3. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Penyusunan RKPD Perubahan tahun 2017 ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, bottom-up
dan top-down. Hal tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan
dan menekankan pada integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar
urusan pemerintahan maupun antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Pendekatan teknokratik, dan kerangka berfikir
ilmiah digunakan untuk menyusun perencanaan pendapatan,
perencanaan belanja dan perencanaan pembiayaan, termasuk melalui
proses konsultasi dengan para pakar. Proses partisipatif dilakukan
dengan mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan
pembangunan di Kota Bekasi antara lain melalui mekanisme
musrenbang. Proses bottom-up dilakukan secara berjenjang dari tingkat
kelurahan, kecamatan, kota, dan provinsi serta tingkat nasional.
Sedangkan proses top-down antara lain diimplementasikan dalam
bentuk program kerja dan atau program pembangunan.
RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2017 disusun sebagai
landasan kegiatan perencanaan pembangunan tahunan dan dijadikan
pedoman penyusunan RKPD Tahun 2018. RKPD Perubahan memuat
evaluasi pelaksanaan RKPD 2017 sampai dengan Triwulan II dan
capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, rancangan kerangka
\bi
I-3
ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja dan pendanaannya, serta prakiraan maju dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif.
Berdasarkan acuan dan kerangka tersebut, maka rencana kerja dan
pendanaan RKPD akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota
Bekasi serta berbagai pemangku kepentingan lainnya sebagai wujud
dari pola perencanaan partisipatif.
Penyusunan RKPD Perubahan Tahun 2017 memperhatikan hasil
kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, isu-isu
strategis yang akan dihadapi pada tahun 2017 serta pelaksanaan
RKPD tahun sebelumnya, pertimbangan sinergitas antar sektor dan
antar wilayah, serta memperhatikan azas koordinasi dengan seluruh
SKPD serta berbagai pihak dan pemangku kepentingan lainnya.
Memperhatikan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
yang mengamanatkan bahwa penyusunan RAPBD berpedoman kepada
RKPD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara, juga
Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang
menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD,
maka untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan
penganggaran, dilakukanlah perubahan RKPD Tahun 2017 yang
ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bekasi dan menjadi landasan
penyusunan perubahan Kebijakan Umum Anggarann (KUA) dan
perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk
menyusun perubahan APBD Tahun 2017.
1.2 Dasar Pertimbangan Perubahan
Terjadinya perubahan asumsi dan kondisi eksisting,
mempengaruhi perubahan kebijakan pengelolaan sumberdaya dan
arah kebijakan pembangunan daerah, maka RKPD Tahun 2017 perlu
disesuaikan dengan perubahan tersebut. Perubahan RKPD Tahun
\bi
I-4
2017 yang terkait dengan perubahan asumsi dari Kebijakan Umum
Anggaran Perubahan Tahun Anggaran 2017 antara lain dengan melihat
perkembangan perubahan kondisi dan realisasi capaian kegiatan tahun
berjalan, serta adanya perubahan dan perkembangan ekonomi makro
ditingkat nasional, regional dan lokal yang cukup berimbas pada
perkembangan kondisi anggaran di daerah.
Perubahan RKPD Tahun 2017 diperlukan dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Hasil Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Akhir Tahun 2016, terdapat Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2016 yang perlu
dimanfaatkan seluruhnya untuk mendanai kegiatan pada tahun
anggaran 2017;
b. Perkembangan pendapatan daerah Kota Bekasi tahun 2017 yang
mengalami pergeseran dari targetnya, serta dipengaruhi oleh
realisasi beberapa pendapatan daerah tahun 2017, khususnya
dari pos pendapatan asli daerah;
c. Perubahan atau pergeseran belanja program kegiatan karena
perubahan target kinerja yg akan dicapai tahun anggaran 2017;
d. Adanya alokasi bantuan dari Pusat yang diterima oleh
Pemerintah Kota Bekasi yang memerlukan pendampingan,
dimana penganggarannya belum dipastikan atau jumlahnya
kurang pada saat penyusunan APBD Tahun 2017, oleh
karenanya penganggarannnya harus dicantumkan pada APBD
Perubahan Tahun Anggaran 2017; dan
h. Pencapaian kinerja program dan kegiatan dengan berdasarkan
evaluasi kinerja yang merupakan kebutuhan introspeksi untuk
melihat kembali apakah program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan mampu mencapai sasaran.
\bi
I-5
1.3 Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah
1.3.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional dan Daerah
Perubahan kerangka ekonomi daerah tahun 2017 diajukan
sebagai langkah untuk menyesuaikan perubahan asumsi dasar
ekonomi makro, menampung perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal
dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBD tahun 2017, dan juga
untuk menampung inisiatif-inisiatif baru sesuai dengan visi dan misi
yang tertuang dalam RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018.
Perubahan asumsi kerangka ekonomi daerah disusun
berdasarkan pergeseran asumsi nasional, provinsi, regional, serta
perkembangan ekonomi tahun sebelumnya. Mengacu pada
perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, serta
berbagai tantangan perekonomian yang dihadapi, di level nasional
Pemerintah telah mengajukan perubahan asumsi dasar ekonomi makro
yang ditetapkan dalam APBN tahun 2017. Asumsi dasar ekonomi
makro yang diusulkan dalam RAPBNP tahun 2017 diantaranya adalah
pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2 persen, inflasi sebesar 4,3 persen,
tingkat bunga SPN 3 bulan menjadi 5,2 persen, dan nilai tukar rupiah
13.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini sejalan dengan
perbaikan ekonomi global, yaitu ekonomi AS, Eropa, dan Jepang serta
proyeksi dari lembaga internasional, yakni IMF sebesar 3,5 persen. Di
samping itu, lembaga internasional IMF juga mengoreksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia di 2017 sebesar 5,1 persen, Bank Dunia 5,2 persen,
Fitch memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen, dan
Standard & Poors 5,3 persen.
Tabel 1.1
Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional 2016 dan 2017
Indikator Ekonomi Realisasi
2016
2017
APBN APBNP
a. Pertumbuhan ekonomi (% yoy) 5,0 5,1 5,2
b. Inflasi (% yoy) 3,1 4,0 4,3
c. Nilai Tukar (Rp/USD) 13.307,0 13.300,0 13.400,0
d. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan rata-rata (5) 5,7 5,3 5,2
\bi
I-6
Indikator Ekonomi Realisasi
2016
2017
APBN APBNP
e. Harga Minyak Mentah Indonesia (USD/barrel) 40,0 45,0 45,0
f. Lifting Minyak Bumi (ribu barrel per hari) 829,0 815,0 815,0
g. Lifting Gas Bumi (ribu barrel setara minyak/hr) 1.184,0 1.150,0 1.150,0
Sumber: Nota Keuangan dan APBNP 2016, Kementerian Keuangan
Berdasarkan pada kondisi perekonomian regional dan lokal
tahun 2016 serta tantangan yang dihadapi ke depan maka prospek
perekonomian pada tahun 2017 merujuk pada capaian indikator makro
dalam RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi tahun 2017 menurut harga
konstan diperkirakan akan mengalami perbaikan dan diharapkan
dapat tumbuh hingga sebesar 6,50 persen;
b. Tingkat inflasi pada tahun 2017 diperkirakan dapat dikendalikan
pada kisaran angka dua digit kurang dari 6 persen.
Perkembangan harga atau tingkat inflasi di Kota Bekasi yang
berfluktuasi dan cenderung meningkat sejalan dengan
perkembangan perekonomian dunia yang mendorong kenaikan
harga-harga komoditas global serta perubahan iklim yang
ekstrim juga akan berdampak pada menurunkan produksi
pangan yang saat ini merupakan penyumbang inflasi terbesar di
Kota Bekasi;
c. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku (ADHB) pada tahun
2016 tercatat sebesar Rp 29,81 juta dan pada tahun 2017
diperkirakan akan meningkat sebesar Rp 32,86 juta; dan
d. Persentase penduduk miskin pada tahun 2017 diperkirakan
sebesar 5,52 persen.
Perkembangan dan perubahan keadaan ekonomi di tingkat
nasional akan mempengaruhi perkembangan di daerah, sehingga
daerah perlu melakukan penyesuaian terutama pada belanja
pemerintah yang menstimulasi stabilitas kemampuan daya beli
masyarakat dan meningkatkan kemampuan produksi masyarakat agar
\bi
I-7
terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dampak perubahan inflasi
yang begitu besar tentunya juga akan berpengaruh pada daerah juga
sangat besar. Perkembangan dan perubahan keadaan nilai inflasi pada
tingkat nasional mempengaruhi perkembangan inflasi pada tingkat
daerah. Peningkatan inflasi akan mendorong peningkatan suku bunga
pinjaman bank sehingga mendorong penurunan investasi, dan pada
gilirannya akan mengakibatkan permasalahan peluang penyerapan
lapangan kerja, dengan demikian akan mempengaruhi pengurangan
belanja modal.
Tabel 1.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kota Bekasi Tahun 2017
Uraian APBD 2017 APBDP 2017
a. Pertumbuhan Ekonomi (% yoy) 6,50 6,50
b. Inflasi (% yoy) < 6 4,0
c. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliyun) 73,87 78,42
d. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Perkapita (juta) 28,97 32,86
e. Persentase Penduduk Miskin (%) 5,32 5,32
f. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 8,3 8,3
g. Rasio Pajak terhadap PDB 13,3 13,3
Dengan perubahan jumlah penduduk yang tetap, pertumbuhan
ekonomi mengalami penurunan serta inflasi yang mengalami stabil,
kita harapkan jumlah produksi domestik masih tetap. Sehingga untuk
Produk Domestik Regional Bruto baik berdasarkan atas harga berlaku
maupun konstan dalam perubahan kerangka ekonomi daerah ini tidak
mengalami perubahan atau tetap. Jika PDRB tidak berubah dan juga
pertumbuhan penduduk tidak berubah maka pendapatan perkapita
juga tidak berubah atau tetap.
Kebijakan perubahan asumsi kerangka ekonomi daerah yang
paling esensial yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah dalam
Perubahan RKPD Tahun 2017 adalah pengalihan belanja kurang
produktif ke belanja yang lebih produktif dalam rangka mempercepat
pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan. Sementara itu,
\bi
I-8
perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal dan langkah-langkah
pengamanan perubahan RKPD Tahun 2017 juga dilakukan baik pada
pendapatan daerah, maupun pembiayaan.
1.3.2 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI)
atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016,
terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp
587.746.870.029,98. Hasil penghitungan SiLPA tahun 2016 ini
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dasar penghitungan
perubahan pendapatan pada APBDP tahun anggaran 2017 sebesar Rp
528.920.863.674,00.
1.3.3 Kerangka Pendanaan
a. Perubahan Pendapatan
Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2016 secara keseluruhan
tidak mencapai target, yaitu sebesar Rp 4,226,514,855,206.66
atau sekitar 98,51 persen (lihat pada tabel 1.3). Meskipun
demikian, untuk Dana Perimbangan dapat melampaui target
sebesar 3,46 persen. Penurunan pendapatan disumbang oleh
penerimaan dari Pedapatan Asli Daerah (PAD) yang terdapat
kekurangan target sebesar 4,63 persen dan untuk sektor Lain-
Lain Pendapatan Daerah Yang Sah kekurangan target sebesar
4,04 persen.
Tabel 1.3
Target dan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2016
No Uraian Target Realisasi
Prosentase
Capaian
Target
I PENDAPATAN ASLI
DAERAH 1,686,660,486,524.00 1,608,589,849,289.66 95.37%
1 Pajak Daerah 1,240,204,065,300.00 1,140,945,421,134.00 92.00%
2 Retribusi Daerah 94,743,140,600.00 82,594,563,374.00 87.18%
3 Hasil Pengelolaan 14,347,038,600.00 12,154,959,812.00 84.72%
\bi
I-9
No Uraian Target Realisasi
Prosentase
Capaian Target
Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
4 Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah 337,366,242,024.00 372,908,872,841.66 110.52%
II DANA PERIMBANGAN 1,592,275,828,878.00 1,647,365,217,172.00 103.46%
1 Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak 167,728,648,336.00 147,700,142,065.00 88.06%
2 Dana Alokasi Umum 1,099,677,780,342.00 1,233,705,774,000.00 112.19%
3 Dana Alokasi Khusus 324,869,400,200.00 265,959,301,107.00 81.87%
III Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah 1,011,389,814,255.00 970,559,788,745.00 95.96%
1 Pendapatan Hibah 6,000,000,000.00 2,073,000,000.00 34.55%
2 Dana Darurat - - -
3
Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
727,544,244,255.00 715,262,630,045.00 98.31%
4 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus - - -
5
Bantuan Keuangan
dari Pemerintah
Propinsi Atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
277,845,570,000.00 253,224,158,700.00 91.14%
TOTAL PENDAPATAN
DAERAH 4,290,326,129,657.00 4,226,514,855,206.66 98.51%
Sumber dari Bidang Perencanaan Pendapatan Dispenda Kota Bekasi
Hasil audit oleh BPK
Sektor Dana Perimbangan adalah penyumbang terbesar dari
struktur APBD Pemerintah Kota Bekasi yakni sebesar 38,98
persen, yang kedua adalah sektor PAD dari sebesar 38,98 persen
dan yang terakhir adalah sektor Lain-lain PAD yang Sah sebesar
22,96 persen. Hal ini menggambarkan bahwasanya
kemandirian daerah Kota Bekasi dalam membangun daerah
mengandalkan dari sumber penerimaan Dana Perimbangan.
\bi
I-10
Gambar 1.1
Kontribusi Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2016
1. Pendapatan Asli Daerah
Pada realisasi target 2016 Pendapatan Asli Daerah
belum memenuhi target, yakni sebesar 95,37 persen, terdiri dari
sektor pajak daerah belum memenuhi target sebesar 92,00
persen, retribusi daerah belum memenuhi sebesar 87,18 persen
dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan sebesar 84,72
persen serta dari sektor Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
melampaui target sebesar 110,52 persen.
Berdasarkan gambar berikutnya dapat dilihat bahwa komponen
penyumbang terbesar sektor PAD adalah Pajak Daerah sebesar
70,93 persen, yang kedua adalah Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah sebesar 23,18 persen, dan berikutnya adalah
Retribusi Daerah sebesar 5,13 persen dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar 0,76 persen.
\bi
I-11
Gambar 1.2 Kontribusi Realisasi Pendapatan Asli Daerah 2016
2. Dana Perimbangan
Pada realisasi target 2016 Dana Perimbangan melampaui target,
yaitu mencapai 103,46 persen. Dari tiga elemen capaian
penerimaan dari target yang ditetapkan terhadap penerimaan
Dana Perimbangan, pertama dari sektor Dana Alokasi Khusus
melampaui target sebesar 112,19 persen dan sektor Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak belum mencapai target sebesar
88,06 persen dan dari sektor Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar
81,87 persen.
Pada gambar berikutnya terlihat kontribusi terbesar dari
komponen Dana Perimbangan adalah sektor Dana Alokasi Umum
(DAU) sebesar 74,89 persen, yang kedua dari sektor Dana Alokasi
Khusus (DAK) sebesar 16,14 persen, dan yang terakhir adalah
sektor Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar 8,97
persen.
\bi
I-12
Gambar 1.3
Kontribusi Dana Perimbangan Tahun 2016
3. Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Realisasi target 2016 untuk Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah tidak mencapai target dan hanya mencapai 95,96 persen,
yaitu meliputi Pendapatan Hibah mencapai sebesar 34,55 persen,
bagi hasil pajak dari Provinsi dan pemerintah daerah lainnya
mencapai 98,31 persen, dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah
Provinsi dan pemerintah daerah lainnya mencapai sebesar 91,14
persen.
\bi
I-13
Gambar 1.4
Kontribusi Lain-lain PAD Yang Sah Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas kontribusi penyumbang terbesar
dari komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah
dari sektor Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan pemerintah daerah
lainnya, yaitu sebesar 73,70 persen, yang kedua dari sektor
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi dan pemerintah
daerah lainnya sebesar 26,09 persen, yang ketiga dari sektor
Pendapatan Hibah sebesar 0,21 persen dan tidak ada penerimaan
dari sektor Dana Darurat tahun ini.
Pendapatan Asli Daerah utamanya adalah berasal dari
sektor pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan
pendapatan paling memungkinkan untuk dioptimalkan,
sedangkan pendapatan dari dana perimbangan kenaikannya
sangat tergantung kebijakan pemerintah pusat.
Kebijakan pendapatan Tahun Anggaran 2016 adalah
optimalisasi dan intensifikasi/ekstensifikasi sumber – sumber
pendapatan daerah dan diupayakan tanpa membebani
masyarakat. Kebiijakan ini diarahkan untuk mencapai sasaran
meningkatnya kemandirian keuangan daerah sebagai daya saing
daerah guna peningkatan pembangunan di Kota Bekasi.
Pengelolaan Pendapatan Daerah yang perlu diperhatikan
dalam penganggaran pendapatan daerah adalah :
1. Perencanaan target Pendapatan Asli Daerah supaya
memperhatikan kondisi perekonomian yang terjadi pada
tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi Tahun
2016 dan realisasi Pendapatan Asli Daerah tahun
sebelumnya;
\bi
I-14
2. Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
3. Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan Pendapatan Asli
Daerah, agar tidak menetapkan kebijakan yang
memberatkan dunia usaha dan masyarakat.
4. Dalam menganggarkan rencana pendapatan daerah dari
hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, hendaknya
rasional dibandingkan dengan nilai kekayaan yang
dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi daerah
lainnya, dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah
yang dipisahkan baik dalam bentuk uang maupun barang
sebagai penyertaan modal.
Maka strategi yang ditempuh untuk mencapai target
pendapatan daerah yang optimal antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber – sumber
pendapatan daerah adalah upaya untuk merealisasikan
target Pendapatan Asli Daerah pada Tahun 2016 melalui
upaya yang lebih serius untuk memungut pajak dan
retribusi yang ada dengan meningkatkan pemberian
pelayanan yang maksimal debirokrasi aturan sehingga
masyarakat diberikan kemudahan dalam memenuhi
kewajibannya, sehingga diharapkan adanya dampak positif
yaitu pengurangann jumlah tunggakan pajak dan retribusi,
penambahan jumlah wajib pajak dan wajib retribusi,
peningkatan jumlah penerimaan pajak dan retribusi;
2. Penyempurnaan regulasi tentang pengelolaan pendapatan
daerah;
3. Meningkatkan peran sosialisasi untuk ketaatan wajib pajak
dan pembayar retribusi daerah supaya informasi tentang
\bi
I-15
pajak daerah dan retribusi daerah terinformasikan kepada
masyarakat (WP/WR) dan tidak memberatkan dunia usaha
dan masyarakat;
4. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas
pemungutan PAD;
5. Meningkatkan penerimaan pendapatan melalui penyertaan
modal atau investasi;
6. Meningkatkan peran koordinasi baik antar SKPD penghasil
maupun ke Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Pusat;
7. Optimalisasi pemanfaatan asset daerah dalam rangka
meningkatkan daya dukung pembiayaan daerah dan
pertumbuhan ekonomi;
8. Pembangunan sistem pajak online.
Pada perubahan APBD tahun 2017, diproyeksikan terdapat
peningkatan pendapatan, yang semula ditargetkan sebesar Rp
4.532.976.286.431,00 menjadi Rp 4.950.872.911.333,00 atau
naik sebesar 9,22 persen. Peningkatan target terdapat di
Pendapatan Asli Daerah sebesar 19,59 persen dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 19,30 persen. Sedangkan
untuk Dana Perimbangan mengalami penurunan sebesar -6,40
persen.
\bi
I-16
Tabel 1.5 Proyeksi Perubahan Pendapatan Kota Bekasi 2017
Kode
Rekening U R A I A N
PAGU ANGGARAN
MURNI SESUDAH PERUBAHAN BERTAMBAH/
(BERKURANG)
1 2 3 4 5=4-3
1 PENDAPATAN 4.532.976.286.431,00 4.950.872.911.333,00 417.896.624.902,00
1 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.827.107.722.405,00 2.185.082.604.342,00 357.974.881.937,00
1 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah 1.379.239.176.600,00 1.476.990.056.100,00 97.750.879.500,00
1 . 1 . 2 Hasil Retribusi Daerah 100.579.334.700,00 140.025.729.200,00 39.446.394.500,00
1 . 1 . 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 16.499.094.400,00 16.499.094.400,00 0
1 . 1 . 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 330.790.116.705,00 551.567.724.642,00 220.777.607.937,00
1 . 2 DANA PERIMBANGAN 1.798.904.798.784,00 1.683.803.865.749,00 -115.100.933.035,00
1 . 2 . 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 173.856.036.012,00 174.012.652.762,00 156.616.750,00
1 . 2 . 2 Dana Alokasi Umum 1.323.057.769.772,00 1.212.033.531.000,00 -111.024.238.772,00
1 . 2 . 3 Dana Alokasi Khusus 301.990.993.000,00 297.757.681.987,00 -4.233.311.013,00
1 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 906.963.765.242,00 1.081.986.441.242,00 175.022.676.000,00
1 . 3 . 1 Pendapatan Hibah 0 0 0
1 . 3 . 3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya 694.099.775.242,00 694.099.775.242,00 0
1 . 3 . 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 52.941.282.000,00 52.941.282.000,00 0
1 . 3 . 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya 159.922.708.000,00 334.945.384.000,00 175.022.676.000,00
\bi
I-17
b. Proyeksi Perubahan Belanja
Arah kebijakan belanja daerah Kota Bekasi tahun 2016
sebagaimana telah digariskan dalam RPJMD Kota Bekasi 2008-
2013, mengacu kepada visi, misi dan program Kepala Daerah
terpilih yang pengelolaannya akan didasarkan pada prioritas
penyediaan infrastruktur dan utilitas dasar yang menjadi pendorong
bagi masuknya modal pihak swasta seperti jaringan jalan, jaringan
listrik, dan ketersediaan air bersih dengan didukung oleh
peningkatan pelayanan transportasi serta perumahan dan
permukiman dengan dibarengi pengendalian terhadap pemanfaatan
ruang.
Kebijakan anggaran belanja tahun 2016 diupayakan dengan
pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan
efektif, upaya tersebut antara lain:
□ Belanja Tidak Langsung, yang diharapkan mampu
meningkatkan kinerja aparatur yaitu dengan memprioritaskan
untuk:
1) membiayai belanja pegawai;
2) membiayai kebutuhan setiap unit kerja dalam
penyelenggaraan pemerintahan;
3) meningkatkan SDM dan kesejahteraan pegawai dengan
tujuan meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.
□ Belanja Langsung, yang diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat,
yaitu dengan memprioritaskan untuk:
1) meningkatkan kualitas SDM dan perluasan lapangan kerja;
2) meningkatkan penegakan hukum;
3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan;
4) meningkatkan pelayanan umum berdasarkan azas
profesionalitas;
5) meningkatkan kehidupan beragama, budaya daerah, olah
raga dan peran perempuan dalam pembangunan;
6) menanggulangi penyandang masalah sosial;
7) meningkatkan UKM;
\bi
I-18
8) memberdayakan potensi agribisnis dan industri rumah
tangga;
9) mengembangkan lembaga keuangan syariah dan BUMD;
10) meningkatkan penanaman modal (investasi);
11) meningkatkan kelancaran lalu lintas;
12) meningkatkan daya dukung lingkungan, air (badan air/
sungai) dan udara;
13) meningkatkan penataan permukiman dan lingkungan
kumuh;
14) meningkatkan pelayanan utilitas kota, pengelolaan
persampahan dan jaringan air bersih;
15) menurunnya jumlah lokasi genangan air; dan
16) meningkatkan kinerja penataan ruang.
□ Penerimaan pendapatan daerah untuk pengeluaran penanganan
bencana alam, bencana sosial, kejadian luar biasa (KLB) dan
pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.
Belanja Daerah pada APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016
setelah perubahan dianggarkan sebesar Rp 5.035.435.715.577,40
dan sampai dengan akhir bulan Desember 2016 terealisasi sebesar
Rp 4.404.495.132.194,82 atau sekitar 87,47 persen, sehingga
terdapat sisa anggaran sebesar Rp 630.940.583.382,58. Untuk
rincian anggaran belanja dapat diuraikan sebagai berikut:
● Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung pada APBD Tahun Anggaran 2016
dianggarkan sebesar Rp 1.765.918.053.737.40 dan terealisasi
sebesar Rp 1.614.077.501.175.00 atau 91.40 persen, sehingga
terdapat sisa anggaran sebesar Rp 151.840.552.562,40.
● Belanja Langsung
Belanja Langsung pada APBD Tahun Anggaran 2016
dianggarkan sebesar Rp 3.269.517.661.840,00 dan sampai
dengan akhir bulan Desember 2016 terealisasi sebesar Rp
2.790.417.631.019,82 atau 85.34 persen, sehingga terdapat sisa
anggaran sebesar Rp 479.100.030.820,18.
\bi
I-19
Tabel 1.6. Target dan Realisasi Belanja APBD Setelah Perubahan TA 2016
Sumber : BPKAD Kota Bekasi 2016
Proyeksi total belanja daerah pada RKPD Perubahan 2017,
diperkirakan sejumlah Rp 5.685.799.477.189,00 naik sebesar Rp
375.644.921.259,00 atau 7,07 persen dari Belanja Daerah pada
APBD Induk TA 2017 sejumlah Rp 5.310.154.555.930,00. Belanja
Tidak Langsung mengalami penurunan 1,60 persen menjadi sebesar
Rp 1.952.697.154.542,00 sedangkan untuk Belanja Langsung naik
sebesar 12,25 persen menjadi sebesar Rp 3.733.102.322.647,00.
PAGU ANGGARAN REALISASI LEBIH/ (KURANG)
5 BELANJA 5,035,435,715,577.40 4,404,495,132,194.82 (630,940,583,382.58)
5 . 1BELANJA TIDAK
LANGSUNG1,765,918,053,737.40 1,614,077,501,175.00 (151,840,552,562.40)
5 . 1 . 1 Belanja Pegawai 1,633,764,922,436.40 1,504,471,822,877.00 (129,293,099,559.40)
5 . 1 . 2 Belanja Bunga 300,000,000.00 63,246,793.00 (236,753,207.00)
5 . 1 . 4 Belanja Hibah 82,631,660,000.00 74,297,227,000.00 (8,334,433,000.00)
5 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 39,801,797,000.00 29,254,800,000.00 (10,546,997,000.00)
5 . 1 . 7
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/ Kabupaten/
Kota dan Pemerintahan
Desa
1,058,182,800.00 964,438,170.00 (93,744,630.00)
5 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 8,361,491,501.00 5,025,966,335.00 (3,335,525,166.00)
5 . 2 BELANJA LANGSUNG 3,269,517,661,840.00 2,790,417,631,019.82 (479,100,030,820.18)
5 . 2 . 1 Belanja Pegawai 513,747,612,530.00 478,765,877,324.00 (34,981,735,206.00)
5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 1,011,300,868,281.00 883,521,561,289.82 (127,779,306,991.18)
5 . 2 . 3 Belanja Modal 1,744,469,181,029.00 1,428,130,192,406.00 (316,338,988,623.00)
SURPLUS / DEFISIT (745,109,585,920.40) (179,180,715,786.42) 565,928,870,133.98
KODE
REKENINGURAIAN REKENING
TAHUN 2016
\bi
I-20
Tabel 1.7. Proyeksi Perubahan Belanja Kota Bekasi 2017
Kode Rekening
U R A I A N
PAGU ANGGARAN
MURNI SESUDAH
PERUBAHAN BERTAMBAH/ (BERKURANG)
1 2 3 4 5=4-3
2 BELANJA 5.310.154.555.930,00 5.685.799.477.189,00 375.644.921.259,00
2 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.984.361.656.310,00 1.952.697.154.542,00 -31.664.501.768,00
2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 1.785.444.355.510,00 1.789.805.058.168,00 4.360.702.658,00
2 . 1 . 2 Belanja Bunga 300.000.000,00 300.000.000,00 0
2 . 1 . 3 Belanja Subsidi 0 1.700.000.000,00 1.700.000.000,00
2 . 1 . 4 Belanja Hibah 80.359.118.000,00 73.709.638.000,00 -6.649.480.000,00
2 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 74.200.000.000,00 83.030.621.474,00 8.830.621.474,00
2 . 1 . 7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa 41.058.182.800,00 1.151.836.900,00 -39.906.345.900,00
2 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 0
2 . 2 BELANJA LANGSUNG 3.325.792.899.620,00 3.733.102.322.647,00 407.309.423.027,00
2 . 2.1 Belanja Langsung Penunjang Urusan 426.820.803.000,00 493.371.827.500,00 66.551.024.500,00
2 . 2.2 Belanja Langsung Urusan 2.898.972.096.620,00 3.239.730.495.147,00 340.758.398.527,00
SURPLUS / (DEFISIT) -777.178.269.499,00 -734.926.565.856,00 42.251.703.643,00
\bi
I-21
c. Proyeksi Perubahan Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan
diterima kembali, yang dalam anggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan
surplus anggaran. Kebijakan anggaran pembiayaan terdiri atas dua
sisi yaitu penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran
pembiayaan daerah. Perubahan penerimaan pembiayaan daerah
berasal dari SILPA tahun anggaran sebelumnya yang terdiri atas:
- pelampauan penerimaan PAD;
- pelampauan penerimaan Dana Perimbangan;
- pelampauan penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah; dan
- sisa penghematan belanja atau akibat lainnya.
Sedangkan pengeluaran pembiayaan daerah dialokasikan untuk:
- penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah;
- badan usaha milik daerah (BUMD);
- dana bergulir; dan
- pembayaran pokok hutang jatuh tempo kepada pihak ketiga.
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Penerimaan Pembiayaan Daerah pada APBD perubahan Tahun
Anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp 786.239.955.720,40 dan
sampai dengan akhir bulan Desember 2016 terealisasi sebesar
Rp 786.239.955.720,40 atau 0.00%. Sumber penerimaan
pembiayaan daerah terdiri dari: Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya. Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya pada APBD
Tahun Anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp
786.239.955.720,40 dan sampai akhir bulan Desember 2016
terealisasi sebesar Rp 786.239.955.720,40 atau 100,00%.
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pengeluaran Pembiayaan Daerah pada APBD Tahun Anggaran
2016 dianggarkan sebesar Rp 41.130.369.800,00 sampai akhir
bulan Desember terealisasi Rp 19.312.369.904,00 atau 46.95%
sehingga terdapat sisa pembiayaan sebesar Rp
\bi
I-22
21.817.999.896,00. Pengeluaran Pembiayaan Daerah tersebut
dialokasikan untuk:
1) Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah
Penyerahan Modal (investasi) Pemerintah Daerah pada
APBD Tahun Anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp
40.800.000.000,00 sampai akhir bulan Desember terealisasi
Rp 19.000.000.000,00 atau 87.02%. sehingga terdapat sisa
pembiayaan sebesar Rp 21.800.000.000,00. Penyertaan
Modal (investasi) Pemerintah Daerah tersebut dialokasikan
kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
2) Pembayaran Pokok Utang
Pembayaran Pokok Utang pada APBD Tahun Anggaran
2016 dianggarkan sebesar Rp 330.369.800,00 dan sampai
dengan akhir bulan Desember terealisasi Rp
312.369.904,00 atau 94.55% sehingga terdapat sisa
pembiayaan sebesar Rp 17.999.896,00. Pembayaran Pokok
Utang tersebut dialokasikan untuk Pembayaran pokok
utang yang jatuh tempo kepada pihak ketiga.
Tabel 1.8
Realisasi Pembiayaan APBD Setelah Perubahan Tahun Anggaran 2016
NO URAIAN BELANJA PAGU ANGGARAN REALISASI LEBIH/(KURANG)
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 786,239,955,720.40 786,239,955,720.40 0.00
A. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
786,239,955,720.40 786,239,955,720.40 0.00
1. Pelampauan Penerimaan PAD - - -
2. Pelampauan Penerimaan Dana
Perimbangan - - -
3. Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
- - -
4. Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya
0.00 679,957,406,977.00 679,957,406,977.00
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
41,130,369,800.00 19,312,369,904.00 (21,817,999,896.00)
A. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah daerah
40,800,000,000.00 19,000,000,000.00 (21,800,000,000.00)
1) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
40,800,000,000.00 19,000,000,000.00 (21,800,000,000.00)
2) Dana Bergulir - - -
3) Pembayaran Pokok Utang 330,369,800.00 312,369,904.00 (17,999,896.00)
4) Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada Pihak Ketiga
330,369,800.00 312,369,904.00 (17,999,896.00)
PEMBIAYAAN NETTO 745,109,585,920.40 766,927,585,816.40 21,817,999,896.00
SISA LEBIH /KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN
0.00 587,746,870,029.98 587,746,870,029.98
Sumber : BPKAD Kota Bekasi 2016
\bi
I-23
Proyeksi total pembiayaan pada perubahan RKPD Tahun 2017,
diperkirakan sejumlah Rp 490.166.500.229,98 berkurang sebesar Rp
287.011.769.269,02 atau terjadi penurunan sebesar 36,93 persen dari
pembiayaan pada APBD Murni Tahun Anggaran 2017 sejumlah Rp
777.178.269.499,00. Lebih jelasnya dapat dilihat rincian perubahan
tersebut pada Tabel 1.9.
\bi
I-24
Tabel 1.9. Proyeksi Perubahan Pembiayaan Kota Bekasi 2017
Kode Rekening
U R A I A N
PAGU ANGGARAN
MURNI SESUDAH
PERUBAHAN BERTAMBAH/ (BERKURANG)
1 2 3 4 5=4-3
3 PEMBIAYAAN DAERAH 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02
3 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02
3 . 1 . 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02
3 . 1 . 6.1 Penerimaan Piutang Daerah dari Pendapatan Daerah 0 0 0
3 . 1 . 6.2 Penerimaan Piutang Daerah dari Pemerintah Provinsi 0 0 0
3 . 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 82.580.369.800,00 97.580.369.800,00 15.000.000.000,00
3 . 2 . 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 72.250.000.000,00 87.250.000.000,00 15.000.000.000,00
3 . 2 . 3.1 Pembayaran Pokok Utang 330.369.800,00 330.369.800,00 0
3 . 2 . 3.1 Dana Bergulir 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0
3 . 2 . 3.3 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan 0 0 0
PEMBIAYAAN NETTO 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0 -244.760.065.626,02 -244.760.065.626,02
\bi
I-25
Tabel 1.10. Proyeksi Perubahan Pembiayaan Kota Bekasi 2017
Kode
Rekening U R A I A N
PAGU ANGGARAN
MURNI SESUDAH
PERUBAHAN
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
1 2 3 4 5=4-3
1 PENDAPATAN 4.532.976.286.431,00 4.950.872.911.333,00 417.896.624.902,00
1 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.827.107.722.405,00 2.185.082.604.342,00 357.974.881.937,00
1 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah 1.379.239.176.600,00 1.476.990.056.100,00 97.750.879.500,00
1 . 1 . 2 Hasil Retribusi Daerah 100.579.334.700,00 140.025.729.200,00 39.446.394.500,00
1 . 1 . 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 16.499.094.400,00 16.499.094.400,00 0
1 . 1 . 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 330.790.116.705,00 551.567.724.642,00 220.777.607.937,00
1 . 2 DANA PERIMBANGAN 1.798.904.798.784,00 1.683.803.865.749,00 -115.100.933.035,00
1 . 2 . 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 173.856.036.012,00 174.012.652.762,00 156.616.750,00
1 . 2 . 2 Dana Alokasi Umum 1.323.057.769.772,00 1.212.033.531.000,00 -111.024.238.772,00
1 . 2 . 3 Dana Alokasi Khusus 301.990.993.000,00 297.757.681.987,00 -4.233.311.013,00
1 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 906.963.765.242,00 1.081.986.441.242,00 175.022.676.000,00
1 . 3 . 1 Pendapatan Hibah 0 0 0
1 . 3 . 3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya 694.099.775.242,00 694.099.775.242,00 0
1 . 3 . 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 52.941.282.000,00 52.941.282.000,00 0
1 . 3 . 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya 159.922.708.000,00 334.945.384.000,00 175.022.676.000,00
2 BELANJA 5.310.154.555.930,00 5.685.799.477.189,00 375.644.921.259,00
2 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.984.361.656.310,00 1.952.697.154.542,00 -31.664.501.768,00
2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 1.785.444.355.510,00 1.789.805.058.168,00 4.360.702.658,00
2 . 1 . 2 Belanja Bunga 300.000.000,00 300.000.000,00 0
2 . 1 . 3 Belanja Subsidi 0 1.700.000.000,00 1.700.000.000,00
2 . 1 . 4 Belanja Hibah 80.359.118.000,00 73.709.638.000,00 -6.649.480.000,00
\bi
I-26
Kode
Rekening U R A I A N
PAGU ANGGARAN
MURNI SESUDAH
PERUBAHAN
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
1 2 3 4 5=4-3
2 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 74.200.000.000,00 83.030.621.474,00 8.830.621.474,00
2 . 1 . 7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa 41.058.182.800,00 1.151.836.900,00 -39.906.345.900,00
2 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 0
2 . 2 BELANJA LANGSUNG 3.325.792.899.620,00 3.733.102.322.647,00 407.309.423.027,00
2 . 2.1 Belanja Langsung Penunjang Urusan 426.820.803.000,00 493.371.827.500,00 66.551.024.500,00
2 . 2.2 Belanja Langsung Urusan 2.898.972.096.620,00 3.239.730.495.147,00 340.758.398.527,00
SURPLUS / (DEFISIT) -777.178.269.499,00 -734.926.565.856,00 42.251.703.643,00
3 PEMBIAYAAN DAERAH 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02
3 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02
3 . 1 . 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02
3 . 1 . 6.1 Penerimaan Piutang Daerah dari Pendapatan Daerah 0 0 0
3 . 1 . 6.2 Penerimaan Piutang Daerah dari Pemerintah Provinsi 0 0 0
3 . 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 82.580.369.800,00 97.580.369.800,00 15.000.000.000,00
3 . 2 . 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 72.250.000.000,00 87.250.000.000,00 15.000.000.000,00
3 . 2 . 3.1 Pembayaran Pokok Utang 330.369.800,00 330.369.800,00 0
3 . 2 . 3.1 Dana Bergulir 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0
3 . 2 . 3.3 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan 0 0 0
PEMBIAYAAN NETTO 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0 -244.760.065.626,02 -244.760.065.626,02
\bi
I-27
1.4 Landasan Hukum
Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2016 memperhatikan
ketentuan-ketentuan hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 ahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
\bi
I-28
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 24);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2010-2014;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
\bi
I-29
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun
2009-2029;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010
tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;
23. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Kota Bekasi;
24. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-
2031;
25. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 05
Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Bekasi; dan
26. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi.
1.5 Tujuan, Sasaran, dan Fungsi
1.5.1 Tujuan
Tujuan perubahan RKPD 2016 Pemerintah Kota Bekasi adalah
sebagai berikut:
a. Menyusun dokumen rancangan perencanaan antar SKPD dan
stakeholder pada setiap sektor pembangunan di Kota Bekasi secara
sinergis;
b. Optimalisasi sumberdaya pembangunan Pemerintah Kota Bekasi
dalam mencapai target pembangunan sesuai hasil review RPJMD
Kota Bekasi Tahun 2013-2018; dan
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tahapan dan proses
perencanaan pembangunan di Kota Bekasi.
\bi
I-30
1.5.2 Sasaran
Sasaran perubahan RKPD Tahun 2017 adalah tersusunnya
Dokumen Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi Tahun 2017 yang telah
disesuaikan, yang memuat arah kebijakan dan strategi pembangunan,
indikasi program dan kerangka anggaran pembangunan daerah dan
rencana kerja indikatif, sebagai dasar pelaksanaan pembangunan oleh
pemerintah dan partisipasi masyarakat.
1.5.3 Fungsi
RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2017 berfungsi sebagai:
a. Pedoman Perubahan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renja-SKPD); dan
b. Pedoman Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dalam rangka
penyusunan Rancangan APBD Perubahan Kota Bekasi Tahun
Anggaran 2017.
1.6. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan
Perubahan RKPD tahun 2017 disusun dengan memperhatikan
beberapa dokumen lainnya yang terkait, antara lain RPJMD Kota Bekasi
Tahun 2013-2018 sebagai dokumen perencanaan pembangunan lima
tahunan yang disusun mengacu pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Perubahan RKPD Tahun
2017 juga mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017, bahwa penyusunan RKPD
Kota Bekasi Tahun 2017 berpedoman ke Hasil Review RPJMD Kota Bekasi
(Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun
2013-2018). Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan program dan
kegiatan pembangunan daerah di tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan
\bi
I-31
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang juga
terdiri dari Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-
PD).
Selain hal-hal tersebut di atas, dokumen perencanaan
pembangunan pemerintah daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD, dan
RKPD merupakan hirarki yang saling berhubungan. RPJPD adalah
dokumen perencanaan yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan
sasaran pembangunan daerah selama 20 (dua puluh) tahun yang
kemudian dijabarkan dalam arah pembangunan tiap lima tahun dalam
bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan ke dalam tahapan
pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD
sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan
berjalan dalam satu arahan yang saling terkait.
Dalam memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang perencanaan pembangunan, terdapat hubungan antara RKPD
dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya yaitu:
a. Hubungan RKPD dengan RPJMD
Dokumen RPJMD dijabarkan ke dalam RKPD sebagai dokumen
operasional tahunan yang memuat rancangan kerangka ekonomi
makro daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas, sasaran
pembangunan, dan rencana program kegiatan prioritas
pembangunan daerah. Tahun 2017 merupakan tahun keempat
pelaksanaan RPJMD Tahun 2013-2018, dengan tema yaitu “Pro
Aktif Membangun Fasilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Daerah Menuju Kota Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan.”
b. Hubungan RKPD dengan Rencana Kerja SKPD
Dokumen RKPD Kota Bekasi sebagai pedoman penyusunan dan
penetapan Rencana Kerja SKPD. Selanjutnya Rencana Kerja SKPD
digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) SKPD.
\bi
I-32
Gambar 1.5
Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Pembangunan
Proses perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut: penyusunan rancangan Perubahan
RKPD 2017, perumusan Rancangan Akhir Perubahan RKPD 2017; dan
penetapan Perubahan RKPD.
a. Penyusunan Rancangan Perubahan RKPD dilakukan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
● Rancangan Perubahan RKPD disusun berdasarkan gambaran
tentang perubahan kerangka ekonomi daerah dan hasil evaluasi
laporan realisasi Renja SKPD Triwulan I dan Triwulan II Tahun
2017 yang disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Kepala
Bappeda;
● Gambaran tentang perubahan kerangka ekonomi daerah
disajikan ke dalam format sebagaimana dicontohkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017;
● Evaluasi sebagaimana dimaksud pada butir pertama meliputi
realisasi pencapaian target kegiatan, penyerapan dana, dan
kendala yang dihadapi menunjukkan perlu dilakukannya
perubahan dengan pertimbangan:
1) perkembangan keadaan yang tidak sesuai dengan asumsi
awal kerangka ekonomi daerah yang berdampak terhadap
pagu yang mengakibatkan terjadinya penambahan atau
\bi
I-33
pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, penambahan
atau penghapusan kegiatan;
2) faktor lain yang mengakibatkan perlunya dilakukan
pergeseran kegiatan antar SKPD, perubahan lokasi dan/
atau kelompok sasaran, dan penghapusan kegiatan;
3) adanya kegiatan lanjutan Tahun 2016 dan/atau kegiatan
baru/alternatif yang harus ditampung dalam perubahan
RKPD Tahun 2017; dan/atau
4) adanya keadaan luar biasa yang menyebabkan estimasi
penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami
kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50 persen (lima
puluh persen).
● Format Evaluasi Hasil RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 sampai
dengan Triwulan II mengikuti format terlampir pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2017;
● Bappeda merumuskan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
pada butir ketiga ke dalam rancangan Perubahan RKPD Kota
Bekasi Tahun 2017;
● Kepala Bappeda menyiapkan rancangan Surat Edaran Walikota
perihal Pedoman Penyusunan Rancangan Perubahan Renja
SKPD Kota Bekasi Tahun 2017;
● Rancangan perubahan RKPD dan rancangan Surat Edaran
Walikota sebagaimana dimaksud pada butir kelima dan butir
keenam disampaikan kepada Walikota Bekasi untuk
memperoleh persetujuan;
● Surat Edaran sebagaimana dimaksud pada butir keenam yang
dilampiri dengan rancangan Perubahan RKPD disampaikan
kepada seluruh SKPD untuk dijadikan sebagai pedoman
penyusunan rancangan perubahan Renja SKPD;
● Rancangan Perubahan RKPD yang memuat kegiatan, target
kinerja, pagu indikatif, lokasi dan kelompok sasaran yang
mengalami perubahan dan tidak mengalami perubahan
\bi
I-34
dirumuskan dalam Format Rencana Program dan Kegiatan
Prioritas Daerah Dalam Perubahan RKPD Tahun 2017 dengan
format sebagaimana terlampir pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Tahun 2017.
b. Perumusan Rancangan Akhir Perubahan RKPD
● Kepala Bappeda melakukan verifikasi terhadap Rancangan
Perubahan Renja SKPD sebagaimana diajukan Kepala SKPD di
lingkungan Kota Bekasi;
● Verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka butir pertama
dilakukan untuk menilai dan memastikan bahwa rancangan
Perubahan Renja SKPD telah disusun sesuai dengan Surat
Edaran perihal Pedoman Penyusunan Rancangan Perubahan
Renja SKPD;
● Berdasarkan rancangan perubahan Renja SKPD yang telah
diverifikasi, Bappeda menyempurnakan rancangan Perubahan
RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 menjadi rancangan akhir
Perubahan RKPD Kota Bekasi tahun 2017; dan
● Bappeda menyiapkan rancangan Peraturan Walikota tentang
Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017.
c. Penetapan Perubahan RKPD
● Bappeda mengajukan rancangan Peraturan Walikota tentang
Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 kepada Walikota
Bekasi untuk memperoleh persetujuan dan penetapan;
● Peraturan Walikota tentang Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun
2017 ditetapkan paling lambat minggu keempat bulan Juli
Tahun 2017;
● Walikota menyampaikan Peraturan Walikota Bekasi tentang
Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 kepada Gubernur
Provinsi Jawa Barat c/q Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.
\bi
I-35
Gambar 1.6 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Pembangunan
Tahapan Penyusunan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017
1.7. Sistematika Perubahan
Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 disusun dengan
sistematika sekurang-kurangnya sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan
Memuat/menjelaskan maksud, tujuan, dan dasar pertimbangan
perubahan yang disertai dengan gambaran tentang perubahan
kerangka ekonomi daerah.
b. Bab II Evaluasi Hasil RKPD sampai dengan Triwulan II
Memuat kompilasi hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Kota Bekasi
Tahun 2016 dan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 Triwulan II Tahun
2017.
c. Bab III Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Dalam
Perubahan RKPD
Memuat kegiatan lanjutan tahun 2016, pergeseran kegiatan antar
SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/ kegiatan
alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja, pagu
indikatif, lokasi, kelompok sasaran yang mengalami perubahan dan
RANCANGAN AWAL MUSRENBANG RANCANGAN AKHIR PENETAPAN
AKHIR
Persiapan
Perumusan Ranc. Awal
Rancangan Awal RKPD
Program dan Pagu Indikatif
Rancangan Renja SKPD
PENYUSUNAN RENJA SKPD
Rancangan Awal RKPD
Rancangan Awal RKPD
Pelaksanaan Musrenbang
Berita Acara Kesepakatan Musrenbang
RKPD
Berita Acara Kesepakatan Musrenbang
RKPD
Perumusan Ranc. Akhir
Konsultasi & Penyem-purnaan
Rancangan Akhir RKPD
Rancangan Akhir RKPD
Konsultasi & Penyem-purnaan
Perwal RKPD
WALIKOTA
\bi
I-36
yang tidak mengalami perubahan. Rencana program dan kegiatan
prioritas daerah tersebut mencakup semua rencana program dan
kegiatan prioritas yang akan dianggarkan melalui belanja tidak
langsung, belanja langsung dan pengeluaran pembiayaan.
d. Bab IV Penutup
Memuat hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan.