bab i pendahuluan -...

36
\bi I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Sesuai dengan amanat tersebut, maka setiap pemerintah daerah diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan keunggulan komparatif wilayah dan kemampuan sumberdaya keuangan daerah. Perencanaan pembangunan daerah tersebut salah satunya adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). RKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang terdiri dari RKPD, Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). RKPD ini merupakan arah pembangunan yang menjadi komitmen Pemerintah Kota Bekasi, masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan daerah sebagai penjabaran dari visi Kota Bekasi 2013-2018 yaitu “Bekasi yang Maju, Sejahtera, dan Ihsan”. RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2017 disusun dengan mempedomai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA BEKASI Nomor : 46 Tahun 2017 Tanggal : 03 Agustus 2017

Upload: ledieu

Post on 28-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

\bi

I-1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa

daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah

sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional.

Sesuai dengan amanat tersebut, maka setiap pemerintah daerah

diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah,

terpadu dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan keunggulan

komparatif wilayah dan kemampuan sumberdaya keuangan daerah.

Perencanaan pembangunan daerah tersebut salah satunya adalah

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

RKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan

yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang

terdiri dari RKPD, Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) serta Rencana Kerja Anggaran (RKA)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

RKPD ini merupakan arah pembangunan yang menjadi komitmen

Pemerintah Kota Bekasi, masyarakat dan dunia usaha dalam

pelaksanaan pembangunan daerah sebagai penjabaran dari visi Kota

Bekasi 2013-2018 yaitu “Bekasi yang Maju, Sejahtera, dan Ihsan”.

RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2017 disusun dengan

mempedomai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010,

LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA BEKASI

Nomor : 46 Tahun 2017 Tanggal : 03 Agustus 2017

\bi

I-2

pada pasal 285 ayat (1): RKPD dapat diubah dalam hal tidak sesuai

dengan tahun berjalan; (2) Perkembangan keadaan dalam tahun

berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seperti:

1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka

ekonomi daerah dan kerangka pendanaan , prioritas dan sasaran

pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah;

2. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan,

dan/atau;

3. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Penyusunan RKPD Perubahan tahun 2017 ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, bottom-up

dan top-down. Hal tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan

dan menekankan pada integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar

urusan pemerintahan maupun antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat. Pendekatan teknokratik, dan kerangka berfikir

ilmiah digunakan untuk menyusun perencanaan pendapatan,

perencanaan belanja dan perencanaan pembiayaan, termasuk melalui

proses konsultasi dengan para pakar. Proses partisipatif dilakukan

dengan mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan

pembangunan di Kota Bekasi antara lain melalui mekanisme

musrenbang. Proses bottom-up dilakukan secara berjenjang dari tingkat

kelurahan, kecamatan, kota, dan provinsi serta tingkat nasional.

Sedangkan proses top-down antara lain diimplementasikan dalam

bentuk program kerja dan atau program pembangunan.

RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2017 disusun sebagai

landasan kegiatan perencanaan pembangunan tahunan dan dijadikan

pedoman penyusunan RKPD Tahun 2018. RKPD Perubahan memuat

evaluasi pelaksanaan RKPD 2017 sampai dengan Triwulan II dan

capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, rancangan kerangka

\bi

I-3

ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana

kerja dan pendanaannya, serta prakiraan maju dengan

mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif.

Berdasarkan acuan dan kerangka tersebut, maka rencana kerja dan

pendanaan RKPD akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota

Bekasi serta berbagai pemangku kepentingan lainnya sebagai wujud

dari pola perencanaan partisipatif.

Penyusunan RKPD Perubahan Tahun 2017 memperhatikan hasil

kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, isu-isu

strategis yang akan dihadapi pada tahun 2017 serta pelaksanaan

RKPD tahun sebelumnya, pertimbangan sinergitas antar sektor dan

antar wilayah, serta memperhatikan azas koordinasi dengan seluruh

SKPD serta berbagai pihak dan pemangku kepentingan lainnya.

Memperhatikan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

yang mengamanatkan bahwa penyusunan RAPBD berpedoman kepada

RKPD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara, juga

Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang

menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD,

maka untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan

penganggaran, dilakukanlah perubahan RKPD Tahun 2017 yang

ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bekasi dan menjadi landasan

penyusunan perubahan Kebijakan Umum Anggarann (KUA) dan

perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk

menyusun perubahan APBD Tahun 2017.

1.2 Dasar Pertimbangan Perubahan

Terjadinya perubahan asumsi dan kondisi eksisting,

mempengaruhi perubahan kebijakan pengelolaan sumberdaya dan

arah kebijakan pembangunan daerah, maka RKPD Tahun 2017 perlu

disesuaikan dengan perubahan tersebut. Perubahan RKPD Tahun

\bi

I-4

2017 yang terkait dengan perubahan asumsi dari Kebijakan Umum

Anggaran Perubahan Tahun Anggaran 2017 antara lain dengan melihat

perkembangan perubahan kondisi dan realisasi capaian kegiatan tahun

berjalan, serta adanya perubahan dan perkembangan ekonomi makro

ditingkat nasional, regional dan lokal yang cukup berimbas pada

perkembangan kondisi anggaran di daerah.

Perubahan RKPD Tahun 2017 diperlukan dengan pertimbangan

sebagai berikut:

a. Hasil Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Akhir Tahun 2016, terdapat Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2016 yang perlu

dimanfaatkan seluruhnya untuk mendanai kegiatan pada tahun

anggaran 2017;

b. Perkembangan pendapatan daerah Kota Bekasi tahun 2017 yang

mengalami pergeseran dari targetnya, serta dipengaruhi oleh

realisasi beberapa pendapatan daerah tahun 2017, khususnya

dari pos pendapatan asli daerah;

c. Perubahan atau pergeseran belanja program kegiatan karena

perubahan target kinerja yg akan dicapai tahun anggaran 2017;

d. Adanya alokasi bantuan dari Pusat yang diterima oleh

Pemerintah Kota Bekasi yang memerlukan pendampingan,

dimana penganggarannya belum dipastikan atau jumlahnya

kurang pada saat penyusunan APBD Tahun 2017, oleh

karenanya penganggarannnya harus dicantumkan pada APBD

Perubahan Tahun Anggaran 2017; dan

h. Pencapaian kinerja program dan kegiatan dengan berdasarkan

evaluasi kinerja yang merupakan kebutuhan introspeksi untuk

melihat kembali apakah program dan kegiatan yang telah

dilaksanakan mampu mencapai sasaran.

\bi

I-5

1.3 Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah

1.3.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional dan Daerah

Perubahan kerangka ekonomi daerah tahun 2017 diajukan

sebagai langkah untuk menyesuaikan perubahan asumsi dasar

ekonomi makro, menampung perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal

dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBD tahun 2017, dan juga

untuk menampung inisiatif-inisiatif baru sesuai dengan visi dan misi

yang tertuang dalam RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018.

Perubahan asumsi kerangka ekonomi daerah disusun

berdasarkan pergeseran asumsi nasional, provinsi, regional, serta

perkembangan ekonomi tahun sebelumnya. Mengacu pada

perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, serta

berbagai tantangan perekonomian yang dihadapi, di level nasional

Pemerintah telah mengajukan perubahan asumsi dasar ekonomi makro

yang ditetapkan dalam APBN tahun 2017. Asumsi dasar ekonomi

makro yang diusulkan dalam RAPBNP tahun 2017 diantaranya adalah

pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2 persen, inflasi sebesar 4,3 persen,

tingkat bunga SPN 3 bulan menjadi 5,2 persen, dan nilai tukar rupiah

13.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini sejalan dengan

perbaikan ekonomi global, yaitu ekonomi AS, Eropa, dan Jepang serta

proyeksi dari lembaga internasional, yakni IMF sebesar 3,5 persen. Di

samping itu, lembaga internasional IMF juga mengoreksi pertumbuhan

ekonomi Indonesia di 2017 sebesar 5,1 persen, Bank Dunia 5,2 persen,

Fitch memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen, dan

Standard & Poors 5,3 persen.

Tabel 1.1

Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional 2016 dan 2017

Indikator Ekonomi Realisasi

2016

2017

APBN APBNP

a. Pertumbuhan ekonomi (% yoy) 5,0 5,1 5,2

b. Inflasi (% yoy) 3,1 4,0 4,3

c. Nilai Tukar (Rp/USD) 13.307,0 13.300,0 13.400,0

d. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan rata-rata (5) 5,7 5,3 5,2

\bi

I-6

Indikator Ekonomi Realisasi

2016

2017

APBN APBNP

e. Harga Minyak Mentah Indonesia (USD/barrel) 40,0 45,0 45,0

f. Lifting Minyak Bumi (ribu barrel per hari) 829,0 815,0 815,0

g. Lifting Gas Bumi (ribu barrel setara minyak/hr) 1.184,0 1.150,0 1.150,0

Sumber: Nota Keuangan dan APBNP 2016, Kementerian Keuangan

Berdasarkan pada kondisi perekonomian regional dan lokal

tahun 2016 serta tantangan yang dihadapi ke depan maka prospek

perekonomian pada tahun 2017 merujuk pada capaian indikator makro

dalam RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi tahun 2017 menurut harga

konstan diperkirakan akan mengalami perbaikan dan diharapkan

dapat tumbuh hingga sebesar 6,50 persen;

b. Tingkat inflasi pada tahun 2017 diperkirakan dapat dikendalikan

pada kisaran angka dua digit kurang dari 6 persen.

Perkembangan harga atau tingkat inflasi di Kota Bekasi yang

berfluktuasi dan cenderung meningkat sejalan dengan

perkembangan perekonomian dunia yang mendorong kenaikan

harga-harga komoditas global serta perubahan iklim yang

ekstrim juga akan berdampak pada menurunkan produksi

pangan yang saat ini merupakan penyumbang inflasi terbesar di

Kota Bekasi;

c. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku (ADHB) pada tahun

2016 tercatat sebesar Rp 29,81 juta dan pada tahun 2017

diperkirakan akan meningkat sebesar Rp 32,86 juta; dan

d. Persentase penduduk miskin pada tahun 2017 diperkirakan

sebesar 5,52 persen.

Perkembangan dan perubahan keadaan ekonomi di tingkat

nasional akan mempengaruhi perkembangan di daerah, sehingga

daerah perlu melakukan penyesuaian terutama pada belanja

pemerintah yang menstimulasi stabilitas kemampuan daya beli

masyarakat dan meningkatkan kemampuan produksi masyarakat agar

\bi

I-7

terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dampak perubahan inflasi

yang begitu besar tentunya juga akan berpengaruh pada daerah juga

sangat besar. Perkembangan dan perubahan keadaan nilai inflasi pada

tingkat nasional mempengaruhi perkembangan inflasi pada tingkat

daerah. Peningkatan inflasi akan mendorong peningkatan suku bunga

pinjaman bank sehingga mendorong penurunan investasi, dan pada

gilirannya akan mengakibatkan permasalahan peluang penyerapan

lapangan kerja, dengan demikian akan mempengaruhi pengurangan

belanja modal.

Tabel 1.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kota Bekasi Tahun 2017

Uraian APBD 2017 APBDP 2017

a. Pertumbuhan Ekonomi (% yoy) 6,50 6,50

b. Inflasi (% yoy) < 6 4,0

c. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliyun) 73,87 78,42

d. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Perkapita (juta) 28,97 32,86

e. Persentase Penduduk Miskin (%) 5,32 5,32

f. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 8,3 8,3

g. Rasio Pajak terhadap PDB 13,3 13,3

Dengan perubahan jumlah penduduk yang tetap, pertumbuhan

ekonomi mengalami penurunan serta inflasi yang mengalami stabil,

kita harapkan jumlah produksi domestik masih tetap. Sehingga untuk

Produk Domestik Regional Bruto baik berdasarkan atas harga berlaku

maupun konstan dalam perubahan kerangka ekonomi daerah ini tidak

mengalami perubahan atau tetap. Jika PDRB tidak berubah dan juga

pertumbuhan penduduk tidak berubah maka pendapatan perkapita

juga tidak berubah atau tetap.

Kebijakan perubahan asumsi kerangka ekonomi daerah yang

paling esensial yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah dalam

Perubahan RKPD Tahun 2017 adalah pengalihan belanja kurang

produktif ke belanja yang lebih produktif dalam rangka mempercepat

pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan. Sementara itu,

\bi

I-8

perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal dan langkah-langkah

pengamanan perubahan RKPD Tahun 2017 juga dilakukan baik pada

pendapatan daerah, maupun pembiayaan.

1.3.2 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI)

atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016,

terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp

587.746.870.029,98. Hasil penghitungan SiLPA tahun 2016 ini

selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dasar penghitungan

perubahan pendapatan pada APBDP tahun anggaran 2017 sebesar Rp

528.920.863.674,00.

1.3.3 Kerangka Pendanaan

a. Perubahan Pendapatan

Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2016 secara keseluruhan

tidak mencapai target, yaitu sebesar Rp 4,226,514,855,206.66

atau sekitar 98,51 persen (lihat pada tabel 1.3). Meskipun

demikian, untuk Dana Perimbangan dapat melampaui target

sebesar 3,46 persen. Penurunan pendapatan disumbang oleh

penerimaan dari Pedapatan Asli Daerah (PAD) yang terdapat

kekurangan target sebesar 4,63 persen dan untuk sektor Lain-

Lain Pendapatan Daerah Yang Sah kekurangan target sebesar

4,04 persen.

Tabel 1.3

Target dan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2016

No Uraian Target Realisasi

Prosentase

Capaian

Target

I PENDAPATAN ASLI

DAERAH 1,686,660,486,524.00 1,608,589,849,289.66 95.37%

1 Pajak Daerah 1,240,204,065,300.00 1,140,945,421,134.00 92.00%

2 Retribusi Daerah 94,743,140,600.00 82,594,563,374.00 87.18%

3 Hasil Pengelolaan 14,347,038,600.00 12,154,959,812.00 84.72%

\bi

I-9

No Uraian Target Realisasi

Prosentase

Capaian Target

Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

4 Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah Yang Sah 337,366,242,024.00 372,908,872,841.66 110.52%

II DANA PERIMBANGAN 1,592,275,828,878.00 1,647,365,217,172.00 103.46%

1 Bagi Hasil Pajak/Bagi

Hasil Bukan Pajak 167,728,648,336.00 147,700,142,065.00 88.06%

2 Dana Alokasi Umum 1,099,677,780,342.00 1,233,705,774,000.00 112.19%

3 Dana Alokasi Khusus 324,869,400,200.00 265,959,301,107.00 81.87%

III Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah Yang Sah 1,011,389,814,255.00 970,559,788,745.00 95.96%

1 Pendapatan Hibah 6,000,000,000.00 2,073,000,000.00 34.55%

2 Dana Darurat - - -

3

Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan

Pemerintah Daerah

Lainnya

727,544,244,255.00 715,262,630,045.00 98.31%

4 Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus - - -

5

Bantuan Keuangan

dari Pemerintah

Propinsi Atau

Pemerintah Daerah

Lainnya

277,845,570,000.00 253,224,158,700.00 91.14%

TOTAL PENDAPATAN

DAERAH 4,290,326,129,657.00 4,226,514,855,206.66 98.51%

Sumber dari Bidang Perencanaan Pendapatan Dispenda Kota Bekasi

Hasil audit oleh BPK

Sektor Dana Perimbangan adalah penyumbang terbesar dari

struktur APBD Pemerintah Kota Bekasi yakni sebesar 38,98

persen, yang kedua adalah sektor PAD dari sebesar 38,98 persen

dan yang terakhir adalah sektor Lain-lain PAD yang Sah sebesar

22,96 persen. Hal ini menggambarkan bahwasanya

kemandirian daerah Kota Bekasi dalam membangun daerah

mengandalkan dari sumber penerimaan Dana Perimbangan.

\bi

I-10

Gambar 1.1

Kontribusi Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2016

1. Pendapatan Asli Daerah

Pada realisasi target 2016 Pendapatan Asli Daerah

belum memenuhi target, yakni sebesar 95,37 persen, terdiri dari

sektor pajak daerah belum memenuhi target sebesar 92,00

persen, retribusi daerah belum memenuhi sebesar 87,18 persen

dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan sebesar 84,72

persen serta dari sektor Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

melampaui target sebesar 110,52 persen.

Berdasarkan gambar berikutnya dapat dilihat bahwa komponen

penyumbang terbesar sektor PAD adalah Pajak Daerah sebesar

70,93 persen, yang kedua adalah Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah sebesar 23,18 persen, dan berikutnya adalah

Retribusi Daerah sebesar 5,13 persen dan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar 0,76 persen.

\bi

I-11

Gambar 1.2 Kontribusi Realisasi Pendapatan Asli Daerah 2016

2. Dana Perimbangan

Pada realisasi target 2016 Dana Perimbangan melampaui target,

yaitu mencapai 103,46 persen. Dari tiga elemen capaian

penerimaan dari target yang ditetapkan terhadap penerimaan

Dana Perimbangan, pertama dari sektor Dana Alokasi Khusus

melampaui target sebesar 112,19 persen dan sektor Bagi Hasil

Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak belum mencapai target sebesar

88,06 persen dan dari sektor Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar

81,87 persen.

Pada gambar berikutnya terlihat kontribusi terbesar dari

komponen Dana Perimbangan adalah sektor Dana Alokasi Umum

(DAU) sebesar 74,89 persen, yang kedua dari sektor Dana Alokasi

Khusus (DAK) sebesar 16,14 persen, dan yang terakhir adalah

sektor Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar 8,97

persen.

\bi

I-12

Gambar 1.3

Kontribusi Dana Perimbangan Tahun 2016

3. Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Realisasi target 2016 untuk Lain-lain Pendapatan Daerah Yang

Sah tidak mencapai target dan hanya mencapai 95,96 persen,

yaitu meliputi Pendapatan Hibah mencapai sebesar 34,55 persen,

bagi hasil pajak dari Provinsi dan pemerintah daerah lainnya

mencapai 98,31 persen, dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah

Provinsi dan pemerintah daerah lainnya mencapai sebesar 91,14

persen.

\bi

I-13

Gambar 1.4

Kontribusi Lain-lain PAD Yang Sah Tahun 2016

Berdasarkan gambar di atas kontribusi penyumbang terbesar

dari komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah

dari sektor Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan pemerintah daerah

lainnya, yaitu sebesar 73,70 persen, yang kedua dari sektor

Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi dan pemerintah

daerah lainnya sebesar 26,09 persen, yang ketiga dari sektor

Pendapatan Hibah sebesar 0,21 persen dan tidak ada penerimaan

dari sektor Dana Darurat tahun ini.

Pendapatan Asli Daerah utamanya adalah berasal dari

sektor pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan

pendapatan paling memungkinkan untuk dioptimalkan,

sedangkan pendapatan dari dana perimbangan kenaikannya

sangat tergantung kebijakan pemerintah pusat.

Kebijakan pendapatan Tahun Anggaran 2016 adalah

optimalisasi dan intensifikasi/ekstensifikasi sumber – sumber

pendapatan daerah dan diupayakan tanpa membebani

masyarakat. Kebiijakan ini diarahkan untuk mencapai sasaran

meningkatnya kemandirian keuangan daerah sebagai daya saing

daerah guna peningkatan pembangunan di Kota Bekasi.

Pengelolaan Pendapatan Daerah yang perlu diperhatikan

dalam penganggaran pendapatan daerah adalah :

1. Perencanaan target Pendapatan Asli Daerah supaya

memperhatikan kondisi perekonomian yang terjadi pada

tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi Tahun

2016 dan realisasi Pendapatan Asli Daerah tahun

sebelumnya;

\bi

I-14

2. Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

3. Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan Pendapatan Asli

Daerah, agar tidak menetapkan kebijakan yang

memberatkan dunia usaha dan masyarakat.

4. Dalam menganggarkan rencana pendapatan daerah dari

hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, hendaknya

rasional dibandingkan dengan nilai kekayaan yang

dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi daerah

lainnya, dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah

yang dipisahkan baik dalam bentuk uang maupun barang

sebagai penyertaan modal.

Maka strategi yang ditempuh untuk mencapai target

pendapatan daerah yang optimal antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber – sumber

pendapatan daerah adalah upaya untuk merealisasikan

target Pendapatan Asli Daerah pada Tahun 2016 melalui

upaya yang lebih serius untuk memungut pajak dan

retribusi yang ada dengan meningkatkan pemberian

pelayanan yang maksimal debirokrasi aturan sehingga

masyarakat diberikan kemudahan dalam memenuhi

kewajibannya, sehingga diharapkan adanya dampak positif

yaitu pengurangann jumlah tunggakan pajak dan retribusi,

penambahan jumlah wajib pajak dan wajib retribusi,

peningkatan jumlah penerimaan pajak dan retribusi;

2. Penyempurnaan regulasi tentang pengelolaan pendapatan

daerah;

3. Meningkatkan peran sosialisasi untuk ketaatan wajib pajak

dan pembayar retribusi daerah supaya informasi tentang

\bi

I-15

pajak daerah dan retribusi daerah terinformasikan kepada

masyarakat (WP/WR) dan tidak memberatkan dunia usaha

dan masyarakat;

4. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas

pemungutan PAD;

5. Meningkatkan penerimaan pendapatan melalui penyertaan

modal atau investasi;

6. Meningkatkan peran koordinasi baik antar SKPD penghasil

maupun ke Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Pusat;

7. Optimalisasi pemanfaatan asset daerah dalam rangka

meningkatkan daya dukung pembiayaan daerah dan

pertumbuhan ekonomi;

8. Pembangunan sistem pajak online.

Pada perubahan APBD tahun 2017, diproyeksikan terdapat

peningkatan pendapatan, yang semula ditargetkan sebesar Rp

4.532.976.286.431,00 menjadi Rp 4.950.872.911.333,00 atau

naik sebesar 9,22 persen. Peningkatan target terdapat di

Pendapatan Asli Daerah sebesar 19,59 persen dan Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 19,30 persen. Sedangkan

untuk Dana Perimbangan mengalami penurunan sebesar -6,40

persen.

\bi

I-16

Tabel 1.5 Proyeksi Perubahan Pendapatan Kota Bekasi 2017

Kode

Rekening U R A I A N

PAGU ANGGARAN

MURNI SESUDAH PERUBAHAN BERTAMBAH/

(BERKURANG)

1 2 3 4 5=4-3

1 PENDAPATAN 4.532.976.286.431,00 4.950.872.911.333,00 417.896.624.902,00

1 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.827.107.722.405,00 2.185.082.604.342,00 357.974.881.937,00

1 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah 1.379.239.176.600,00 1.476.990.056.100,00 97.750.879.500,00

1 . 1 . 2 Hasil Retribusi Daerah 100.579.334.700,00 140.025.729.200,00 39.446.394.500,00

1 . 1 . 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 16.499.094.400,00 16.499.094.400,00 0

1 . 1 . 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 330.790.116.705,00 551.567.724.642,00 220.777.607.937,00

1 . 2 DANA PERIMBANGAN 1.798.904.798.784,00 1.683.803.865.749,00 -115.100.933.035,00

1 . 2 . 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 173.856.036.012,00 174.012.652.762,00 156.616.750,00

1 . 2 . 2 Dana Alokasi Umum 1.323.057.769.772,00 1.212.033.531.000,00 -111.024.238.772,00

1 . 2 . 3 Dana Alokasi Khusus 301.990.993.000,00 297.757.681.987,00 -4.233.311.013,00

1 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 906.963.765.242,00 1.081.986.441.242,00 175.022.676.000,00

1 . 3 . 1 Pendapatan Hibah 0 0 0

1 . 3 . 3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya 694.099.775.242,00 694.099.775.242,00 0

1 . 3 . 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 52.941.282.000,00 52.941.282.000,00 0

1 . 3 . 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah

Lainnya 159.922.708.000,00 334.945.384.000,00 175.022.676.000,00

\bi

I-17

b. Proyeksi Perubahan Belanja

Arah kebijakan belanja daerah Kota Bekasi tahun 2016

sebagaimana telah digariskan dalam RPJMD Kota Bekasi 2008-

2013, mengacu kepada visi, misi dan program Kepala Daerah

terpilih yang pengelolaannya akan didasarkan pada prioritas

penyediaan infrastruktur dan utilitas dasar yang menjadi pendorong

bagi masuknya modal pihak swasta seperti jaringan jalan, jaringan

listrik, dan ketersediaan air bersih dengan didukung oleh

peningkatan pelayanan transportasi serta perumahan dan

permukiman dengan dibarengi pengendalian terhadap pemanfaatan

ruang.

Kebijakan anggaran belanja tahun 2016 diupayakan dengan

pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan

efektif, upaya tersebut antara lain:

□ Belanja Tidak Langsung, yang diharapkan mampu

meningkatkan kinerja aparatur yaitu dengan memprioritaskan

untuk:

1) membiayai belanja pegawai;

2) membiayai kebutuhan setiap unit kerja dalam

penyelenggaraan pemerintahan;

3) meningkatkan SDM dan kesejahteraan pegawai dengan

tujuan meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.

□ Belanja Langsung, yang diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat,

yaitu dengan memprioritaskan untuk:

1) meningkatkan kualitas SDM dan perluasan lapangan kerja;

2) meningkatkan penegakan hukum;

3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pembangunan;

4) meningkatkan pelayanan umum berdasarkan azas

profesionalitas;

5) meningkatkan kehidupan beragama, budaya daerah, olah

raga dan peran perempuan dalam pembangunan;

6) menanggulangi penyandang masalah sosial;

7) meningkatkan UKM;

\bi

I-18

8) memberdayakan potensi agribisnis dan industri rumah

tangga;

9) mengembangkan lembaga keuangan syariah dan BUMD;

10) meningkatkan penanaman modal (investasi);

11) meningkatkan kelancaran lalu lintas;

12) meningkatkan daya dukung lingkungan, air (badan air/

sungai) dan udara;

13) meningkatkan penataan permukiman dan lingkungan

kumuh;

14) meningkatkan pelayanan utilitas kota, pengelolaan

persampahan dan jaringan air bersih;

15) menurunnya jumlah lokasi genangan air; dan

16) meningkatkan kinerja penataan ruang.

□ Penerimaan pendapatan daerah untuk pengeluaran penanganan

bencana alam, bencana sosial, kejadian luar biasa (KLB) dan

pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.

Belanja Daerah pada APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016

setelah perubahan dianggarkan sebesar Rp 5.035.435.715.577,40

dan sampai dengan akhir bulan Desember 2016 terealisasi sebesar

Rp 4.404.495.132.194,82 atau sekitar 87,47 persen, sehingga

terdapat sisa anggaran sebesar Rp 630.940.583.382,58. Untuk

rincian anggaran belanja dapat diuraikan sebagai berikut:

● Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung pada APBD Tahun Anggaran 2016

dianggarkan sebesar Rp 1.765.918.053.737.40 dan terealisasi

sebesar Rp 1.614.077.501.175.00 atau 91.40 persen, sehingga

terdapat sisa anggaran sebesar Rp 151.840.552.562,40.

● Belanja Langsung

Belanja Langsung pada APBD Tahun Anggaran 2016

dianggarkan sebesar Rp 3.269.517.661.840,00 dan sampai

dengan akhir bulan Desember 2016 terealisasi sebesar Rp

2.790.417.631.019,82 atau 85.34 persen, sehingga terdapat sisa

anggaran sebesar Rp 479.100.030.820,18.

\bi

I-19

Tabel 1.6. Target dan Realisasi Belanja APBD Setelah Perubahan TA 2016

Sumber : BPKAD Kota Bekasi 2016

Proyeksi total belanja daerah pada RKPD Perubahan 2017,

diperkirakan sejumlah Rp 5.685.799.477.189,00 naik sebesar Rp

375.644.921.259,00 atau 7,07 persen dari Belanja Daerah pada

APBD Induk TA 2017 sejumlah Rp 5.310.154.555.930,00. Belanja

Tidak Langsung mengalami penurunan 1,60 persen menjadi sebesar

Rp 1.952.697.154.542,00 sedangkan untuk Belanja Langsung naik

sebesar 12,25 persen menjadi sebesar Rp 3.733.102.322.647,00.

PAGU ANGGARAN REALISASI LEBIH/ (KURANG)

5 BELANJA 5,035,435,715,577.40 4,404,495,132,194.82 (630,940,583,382.58)

5 . 1BELANJA TIDAK

LANGSUNG1,765,918,053,737.40 1,614,077,501,175.00 (151,840,552,562.40)

5 . 1 . 1 Belanja Pegawai 1,633,764,922,436.40 1,504,471,822,877.00 (129,293,099,559.40)

5 . 1 . 2 Belanja Bunga 300,000,000.00 63,246,793.00 (236,753,207.00)

5 . 1 . 4 Belanja Hibah 82,631,660,000.00 74,297,227,000.00 (8,334,433,000.00)

5 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 39,801,797,000.00 29,254,800,000.00 (10,546,997,000.00)

5 . 1 . 7

Belanja Bantuan Keuangan

kepada Provinsi/ Kabupaten/

Kota dan Pemerintahan

Desa

1,058,182,800.00 964,438,170.00 (93,744,630.00)

5 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 8,361,491,501.00 5,025,966,335.00 (3,335,525,166.00)

5 . 2 BELANJA LANGSUNG 3,269,517,661,840.00 2,790,417,631,019.82 (479,100,030,820.18)

5 . 2 . 1 Belanja Pegawai 513,747,612,530.00 478,765,877,324.00 (34,981,735,206.00)

5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 1,011,300,868,281.00 883,521,561,289.82 (127,779,306,991.18)

5 . 2 . 3 Belanja Modal 1,744,469,181,029.00 1,428,130,192,406.00 (316,338,988,623.00)

SURPLUS / DEFISIT (745,109,585,920.40) (179,180,715,786.42) 565,928,870,133.98

KODE

REKENINGURAIAN REKENING

TAHUN 2016

\bi

I-20

Tabel 1.7. Proyeksi Perubahan Belanja Kota Bekasi 2017

Kode Rekening

U R A I A N

PAGU ANGGARAN

MURNI SESUDAH

PERUBAHAN BERTAMBAH/ (BERKURANG)

1 2 3 4 5=4-3

2 BELANJA 5.310.154.555.930,00 5.685.799.477.189,00 375.644.921.259,00

2 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.984.361.656.310,00 1.952.697.154.542,00 -31.664.501.768,00

2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 1.785.444.355.510,00 1.789.805.058.168,00 4.360.702.658,00

2 . 1 . 2 Belanja Bunga 300.000.000,00 300.000.000,00 0

2 . 1 . 3 Belanja Subsidi 0 1.700.000.000,00 1.700.000.000,00

2 . 1 . 4 Belanja Hibah 80.359.118.000,00 73.709.638.000,00 -6.649.480.000,00

2 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 74.200.000.000,00 83.030.621.474,00 8.830.621.474,00

2 . 1 . 7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota

dan Pemerintahan Desa 41.058.182.800,00 1.151.836.900,00 -39.906.345.900,00

2 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 0

2 . 2 BELANJA LANGSUNG 3.325.792.899.620,00 3.733.102.322.647,00 407.309.423.027,00

2 . 2.1 Belanja Langsung Penunjang Urusan 426.820.803.000,00 493.371.827.500,00 66.551.024.500,00

2 . 2.2 Belanja Langsung Urusan 2.898.972.096.620,00 3.239.730.495.147,00 340.758.398.527,00

SURPLUS / (DEFISIT) -777.178.269.499,00 -734.926.565.856,00 42.251.703.643,00

\bi

I-21

c. Proyeksi Perubahan Pembiayaan

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik

penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan

diterima kembali, yang dalam anggaran pemerintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan

surplus anggaran. Kebijakan anggaran pembiayaan terdiri atas dua

sisi yaitu penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran

pembiayaan daerah. Perubahan penerimaan pembiayaan daerah

berasal dari SILPA tahun anggaran sebelumnya yang terdiri atas:

- pelampauan penerimaan PAD;

- pelampauan penerimaan Dana Perimbangan;

- pelampauan penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah; dan

- sisa penghematan belanja atau akibat lainnya.

Sedangkan pengeluaran pembiayaan daerah dialokasikan untuk:

- penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah;

- badan usaha milik daerah (BUMD);

- dana bergulir; dan

- pembayaran pokok hutang jatuh tempo kepada pihak ketiga.

Penerimaan Pembiayaan Daerah

Penerimaan Pembiayaan Daerah pada APBD perubahan Tahun

Anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp 786.239.955.720,40 dan

sampai dengan akhir bulan Desember 2016 terealisasi sebesar

Rp 786.239.955.720,40 atau 0.00%. Sumber penerimaan

pembiayaan daerah terdiri dari: Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya. Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya pada APBD

Tahun Anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp

786.239.955.720,40 dan sampai akhir bulan Desember 2016

terealisasi sebesar Rp 786.239.955.720,40 atau 100,00%.

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Pengeluaran Pembiayaan Daerah pada APBD Tahun Anggaran

2016 dianggarkan sebesar Rp 41.130.369.800,00 sampai akhir

bulan Desember terealisasi Rp 19.312.369.904,00 atau 46.95%

sehingga terdapat sisa pembiayaan sebesar Rp

\bi

I-22

21.817.999.896,00. Pengeluaran Pembiayaan Daerah tersebut

dialokasikan untuk:

1) Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah

Penyerahan Modal (investasi) Pemerintah Daerah pada

APBD Tahun Anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp

40.800.000.000,00 sampai akhir bulan Desember terealisasi

Rp 19.000.000.000,00 atau 87.02%. sehingga terdapat sisa

pembiayaan sebesar Rp 21.800.000.000,00. Penyertaan

Modal (investasi) Pemerintah Daerah tersebut dialokasikan

kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

2) Pembayaran Pokok Utang

Pembayaran Pokok Utang pada APBD Tahun Anggaran

2016 dianggarkan sebesar Rp 330.369.800,00 dan sampai

dengan akhir bulan Desember terealisasi Rp

312.369.904,00 atau 94.55% sehingga terdapat sisa

pembiayaan sebesar Rp 17.999.896,00. Pembayaran Pokok

Utang tersebut dialokasikan untuk Pembayaran pokok

utang yang jatuh tempo kepada pihak ketiga.

Tabel 1.8

Realisasi Pembiayaan APBD Setelah Perubahan Tahun Anggaran 2016

NO URAIAN BELANJA PAGU ANGGARAN REALISASI LEBIH/(KURANG)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 786,239,955,720.40 786,239,955,720.40 0.00

A. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya

786,239,955,720.40 786,239,955,720.40 0.00

1. Pelampauan Penerimaan PAD - - -

2. Pelampauan Penerimaan Dana

Perimbangan - - -

3. Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

- - -

4. Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya

0.00 679,957,406,977.00 679,957,406,977.00

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

41,130,369,800.00 19,312,369,904.00 (21,817,999,896.00)

A. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah daerah

40,800,000,000.00 19,000,000,000.00 (21,800,000,000.00)

1) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

40,800,000,000.00 19,000,000,000.00 (21,800,000,000.00)

2) Dana Bergulir - - -

3) Pembayaran Pokok Utang 330,369,800.00 312,369,904.00 (17,999,896.00)

4) Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada Pihak Ketiga

330,369,800.00 312,369,904.00 (17,999,896.00)

PEMBIAYAAN NETTO 745,109,585,920.40 766,927,585,816.40 21,817,999,896.00

SISA LEBIH /KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN

0.00 587,746,870,029.98 587,746,870,029.98

Sumber : BPKAD Kota Bekasi 2016

\bi

I-23

Proyeksi total pembiayaan pada perubahan RKPD Tahun 2017,

diperkirakan sejumlah Rp 490.166.500.229,98 berkurang sebesar Rp

287.011.769.269,02 atau terjadi penurunan sebesar 36,93 persen dari

pembiayaan pada APBD Murni Tahun Anggaran 2017 sejumlah Rp

777.178.269.499,00. Lebih jelasnya dapat dilihat rincian perubahan

tersebut pada Tabel 1.9.

\bi

I-24

Tabel 1.9. Proyeksi Perubahan Pembiayaan Kota Bekasi 2017

Kode Rekening

U R A I A N

PAGU ANGGARAN

MURNI SESUDAH

PERUBAHAN BERTAMBAH/ (BERKURANG)

1 2 3 4 5=4-3

3 PEMBIAYAAN DAERAH 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02

3 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02

3 . 1 . 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

Sebelumnya 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02

3 . 1 . 6.1 Penerimaan Piutang Daerah dari Pendapatan Daerah 0 0 0

3 . 1 . 6.2 Penerimaan Piutang Daerah dari Pemerintah Provinsi 0 0 0

3 . 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 82.580.369.800,00 97.580.369.800,00 15.000.000.000,00

3 . 2 . 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 72.250.000.000,00 87.250.000.000,00 15.000.000.000,00

3 . 2 . 3.1 Pembayaran Pokok Utang 330.369.800,00 330.369.800,00 0

3 . 2 . 3.1 Dana Bergulir 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0

3 . 2 . 3.3 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan 0 0 0

PEMBIAYAAN NETTO 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0 -244.760.065.626,02 -244.760.065.626,02

\bi

I-25

Tabel 1.10. Proyeksi Perubahan Pembiayaan Kota Bekasi 2017

Kode

Rekening U R A I A N

PAGU ANGGARAN

MURNI SESUDAH

PERUBAHAN

BERTAMBAH/

(BERKURANG)

1 2 3 4 5=4-3

1 PENDAPATAN 4.532.976.286.431,00 4.950.872.911.333,00 417.896.624.902,00

1 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.827.107.722.405,00 2.185.082.604.342,00 357.974.881.937,00

1 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah 1.379.239.176.600,00 1.476.990.056.100,00 97.750.879.500,00

1 . 1 . 2 Hasil Retribusi Daerah 100.579.334.700,00 140.025.729.200,00 39.446.394.500,00

1 . 1 . 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 16.499.094.400,00 16.499.094.400,00 0

1 . 1 . 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 330.790.116.705,00 551.567.724.642,00 220.777.607.937,00

1 . 2 DANA PERIMBANGAN 1.798.904.798.784,00 1.683.803.865.749,00 -115.100.933.035,00

1 . 2 . 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 173.856.036.012,00 174.012.652.762,00 156.616.750,00

1 . 2 . 2 Dana Alokasi Umum 1.323.057.769.772,00 1.212.033.531.000,00 -111.024.238.772,00

1 . 2 . 3 Dana Alokasi Khusus 301.990.993.000,00 297.757.681.987,00 -4.233.311.013,00

1 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 906.963.765.242,00 1.081.986.441.242,00 175.022.676.000,00

1 . 3 . 1 Pendapatan Hibah 0 0 0

1 . 3 . 3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya 694.099.775.242,00 694.099.775.242,00 0

1 . 3 . 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 52.941.282.000,00 52.941.282.000,00 0

1 . 3 . 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah

Lainnya 159.922.708.000,00 334.945.384.000,00 175.022.676.000,00

2 BELANJA 5.310.154.555.930,00 5.685.799.477.189,00 375.644.921.259,00

2 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.984.361.656.310,00 1.952.697.154.542,00 -31.664.501.768,00

2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 1.785.444.355.510,00 1.789.805.058.168,00 4.360.702.658,00

2 . 1 . 2 Belanja Bunga 300.000.000,00 300.000.000,00 0

2 . 1 . 3 Belanja Subsidi 0 1.700.000.000,00 1.700.000.000,00

2 . 1 . 4 Belanja Hibah 80.359.118.000,00 73.709.638.000,00 -6.649.480.000,00

\bi

I-26

Kode

Rekening U R A I A N

PAGU ANGGARAN

MURNI SESUDAH

PERUBAHAN

BERTAMBAH/

(BERKURANG)

1 2 3 4 5=4-3

2 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 74.200.000.000,00 83.030.621.474,00 8.830.621.474,00

2 . 1 . 7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota

dan Pemerintahan Desa 41.058.182.800,00 1.151.836.900,00 -39.906.345.900,00

2 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 0

2 . 2 BELANJA LANGSUNG 3.325.792.899.620,00 3.733.102.322.647,00 407.309.423.027,00

2 . 2.1 Belanja Langsung Penunjang Urusan 426.820.803.000,00 493.371.827.500,00 66.551.024.500,00

2 . 2.2 Belanja Langsung Urusan 2.898.972.096.620,00 3.239.730.495.147,00 340.758.398.527,00

SURPLUS / (DEFISIT) -777.178.269.499,00 -734.926.565.856,00 42.251.703.643,00

3 PEMBIAYAAN DAERAH 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02

3 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02

3 . 1 . 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 859.758.639.299,00 587.746.870.029,98 -272.011.769.269,02

3 . 1 . 6.1 Penerimaan Piutang Daerah dari Pendapatan Daerah 0 0 0

3 . 1 . 6.2 Penerimaan Piutang Daerah dari Pemerintah Provinsi 0 0 0

3 . 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 82.580.369.800,00 97.580.369.800,00 15.000.000.000,00

3 . 2 . 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 72.250.000.000,00 87.250.000.000,00 15.000.000.000,00

3 . 2 . 3.1 Pembayaran Pokok Utang 330.369.800,00 330.369.800,00 0

3 . 2 . 3.1 Dana Bergulir 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0

3 . 2 . 3.3 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan 0 0 0

PEMBIAYAAN NETTO 777.178.269.499,00 490.166.500.229,98 -287.011.769.269,02

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0 -244.760.065.626,02 -244.760.065.626,02

\bi

I-27

1.4 Landasan Hukum

Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2016 memperhatikan

ketentuan-ketentuan hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tentang

Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 ahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4725);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

\bi

I-28

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 24);

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005

tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008

tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2010-2014;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

\bi

I-29

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun

2009-2029;

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010

tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor

9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

23. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan

Pemerintah Kota Bekasi;

24. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-

2031;

25. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 2 Tahun 2013 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 05

Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Bekasi; dan

26. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi.

1.5 Tujuan, Sasaran, dan Fungsi

1.5.1 Tujuan

Tujuan perubahan RKPD 2016 Pemerintah Kota Bekasi adalah

sebagai berikut:

a. Menyusun dokumen rancangan perencanaan antar SKPD dan

stakeholder pada setiap sektor pembangunan di Kota Bekasi secara

sinergis;

b. Optimalisasi sumberdaya pembangunan Pemerintah Kota Bekasi

dalam mencapai target pembangunan sesuai hasil review RPJMD

Kota Bekasi Tahun 2013-2018; dan

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tahapan dan proses

perencanaan pembangunan di Kota Bekasi.

\bi

I-30

1.5.2 Sasaran

Sasaran perubahan RKPD Tahun 2017 adalah tersusunnya

Dokumen Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi Tahun 2017 yang telah

disesuaikan, yang memuat arah kebijakan dan strategi pembangunan,

indikasi program dan kerangka anggaran pembangunan daerah dan

rencana kerja indikatif, sebagai dasar pelaksanaan pembangunan oleh

pemerintah dan partisipasi masyarakat.

1.5.3 Fungsi

RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2017 berfungsi sebagai:

a. Pedoman Perubahan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renja-SKPD); dan

b. Pedoman Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dalam rangka

penyusunan Rancangan APBD Perubahan Kota Bekasi Tahun

Anggaran 2017.

1.6. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

Perubahan RKPD tahun 2017 disusun dengan memperhatikan

beberapa dokumen lainnya yang terkait, antara lain RPJMD Kota Bekasi

Tahun 2013-2018 sebagai dokumen perencanaan pembangunan lima

tahunan yang disusun mengacu pada Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Perubahan RKPD Tahun

2017 juga mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18

Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017, bahwa penyusunan RKPD

Kota Bekasi Tahun 2017 berpedoman ke Hasil Review RPJMD Kota Bekasi

(Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun

2013-2018). Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan program dan

kegiatan pembangunan daerah di tingkat nasional, provinsi dan

kabupaten untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan

\bi

I-31

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang juga

terdiri dari Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-

PD).

Selain hal-hal tersebut di atas, dokumen perencanaan

pembangunan pemerintah daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD, dan

RKPD merupakan hirarki yang saling berhubungan. RPJPD adalah

dokumen perencanaan yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan

sasaran pembangunan daerah selama 20 (dua puluh) tahun yang

kemudian dijabarkan dalam arah pembangunan tiap lima tahun dalam

bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan ke dalam tahapan

pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD

sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan

berjalan dalam satu arahan yang saling terkait.

Dalam memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

tentang perencanaan pembangunan, terdapat hubungan antara RKPD

dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya yaitu:

a. Hubungan RKPD dengan RPJMD

Dokumen RPJMD dijabarkan ke dalam RKPD sebagai dokumen

operasional tahunan yang memuat rancangan kerangka ekonomi

makro daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas, sasaran

pembangunan, dan rencana program kegiatan prioritas

pembangunan daerah. Tahun 2017 merupakan tahun keempat

pelaksanaan RPJMD Tahun 2013-2018, dengan tema yaitu “Pro

Aktif Membangun Fasilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi

Daerah Menuju Kota Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan.”

b. Hubungan RKPD dengan Rencana Kerja SKPD

Dokumen RKPD Kota Bekasi sebagai pedoman penyusunan dan

penetapan Rencana Kerja SKPD. Selanjutnya Rencana Kerja SKPD

digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) SKPD.

\bi

I-32

Gambar 1.5

Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Pembangunan

Proses perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut: penyusunan rancangan Perubahan

RKPD 2017, perumusan Rancangan Akhir Perubahan RKPD 2017; dan

penetapan Perubahan RKPD.

a. Penyusunan Rancangan Perubahan RKPD dilakukan melalui

serangkaian kegiatan sebagai berikut:

● Rancangan Perubahan RKPD disusun berdasarkan gambaran

tentang perubahan kerangka ekonomi daerah dan hasil evaluasi

laporan realisasi Renja SKPD Triwulan I dan Triwulan II Tahun

2017 yang disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Kepala

Bappeda;

● Gambaran tentang perubahan kerangka ekonomi daerah

disajikan ke dalam format sebagaimana dicontohkan dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana

Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017;

● Evaluasi sebagaimana dimaksud pada butir pertama meliputi

realisasi pencapaian target kegiatan, penyerapan dana, dan

kendala yang dihadapi menunjukkan perlu dilakukannya

perubahan dengan pertimbangan:

1) perkembangan keadaan yang tidak sesuai dengan asumsi

awal kerangka ekonomi daerah yang berdampak terhadap

pagu yang mengakibatkan terjadinya penambahan atau

\bi

I-33

pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, penambahan

atau penghapusan kegiatan;

2) faktor lain yang mengakibatkan perlunya dilakukan

pergeseran kegiatan antar SKPD, perubahan lokasi dan/

atau kelompok sasaran, dan penghapusan kegiatan;

3) adanya kegiatan lanjutan Tahun 2016 dan/atau kegiatan

baru/alternatif yang harus ditampung dalam perubahan

RKPD Tahun 2017; dan/atau

4) adanya keadaan luar biasa yang menyebabkan estimasi

penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami

kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50 persen (lima

puluh persen).

● Format Evaluasi Hasil RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 sampai

dengan Triwulan II mengikuti format terlampir pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2017;

● Bappeda merumuskan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud

pada butir ketiga ke dalam rancangan Perubahan RKPD Kota

Bekasi Tahun 2017;

● Kepala Bappeda menyiapkan rancangan Surat Edaran Walikota

perihal Pedoman Penyusunan Rancangan Perubahan Renja

SKPD Kota Bekasi Tahun 2017;

● Rancangan perubahan RKPD dan rancangan Surat Edaran

Walikota sebagaimana dimaksud pada butir kelima dan butir

keenam disampaikan kepada Walikota Bekasi untuk

memperoleh persetujuan;

● Surat Edaran sebagaimana dimaksud pada butir keenam yang

dilampiri dengan rancangan Perubahan RKPD disampaikan

kepada seluruh SKPD untuk dijadikan sebagai pedoman

penyusunan rancangan perubahan Renja SKPD;

● Rancangan Perubahan RKPD yang memuat kegiatan, target

kinerja, pagu indikatif, lokasi dan kelompok sasaran yang

mengalami perubahan dan tidak mengalami perubahan

\bi

I-34

dirumuskan dalam Format Rencana Program dan Kegiatan

Prioritas Daerah Dalam Perubahan RKPD Tahun 2017 dengan

format sebagaimana terlampir pada Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Tahun 2017.

b. Perumusan Rancangan Akhir Perubahan RKPD

● Kepala Bappeda melakukan verifikasi terhadap Rancangan

Perubahan Renja SKPD sebagaimana diajukan Kepala SKPD di

lingkungan Kota Bekasi;

● Verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka butir pertama

dilakukan untuk menilai dan memastikan bahwa rancangan

Perubahan Renja SKPD telah disusun sesuai dengan Surat

Edaran perihal Pedoman Penyusunan Rancangan Perubahan

Renja SKPD;

● Berdasarkan rancangan perubahan Renja SKPD yang telah

diverifikasi, Bappeda menyempurnakan rancangan Perubahan

RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 menjadi rancangan akhir

Perubahan RKPD Kota Bekasi tahun 2017; dan

● Bappeda menyiapkan rancangan Peraturan Walikota tentang

Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017.

c. Penetapan Perubahan RKPD

● Bappeda mengajukan rancangan Peraturan Walikota tentang

Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 kepada Walikota

Bekasi untuk memperoleh persetujuan dan penetapan;

● Peraturan Walikota tentang Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun

2017 ditetapkan paling lambat minggu keempat bulan Juli

Tahun 2017;

● Walikota menyampaikan Peraturan Walikota Bekasi tentang

Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 kepada Gubernur

Provinsi Jawa Barat c/q Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

\bi

I-35

Gambar 1.6 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Pembangunan

Tahapan Penyusunan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017

1.7. Sistematika Perubahan

Perubahan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 disusun dengan

sistematika sekurang-kurangnya sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan

Memuat/menjelaskan maksud, tujuan, dan dasar pertimbangan

perubahan yang disertai dengan gambaran tentang perubahan

kerangka ekonomi daerah.

b. Bab II Evaluasi Hasil RKPD sampai dengan Triwulan II

Memuat kompilasi hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Kota Bekasi

Tahun 2016 dan RKPD Kota Bekasi Tahun 2017 Triwulan II Tahun

2017.

c. Bab III Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Dalam

Perubahan RKPD

Memuat kegiatan lanjutan tahun 2016, pergeseran kegiatan antar

SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/ kegiatan

alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja, pagu

indikatif, lokasi, kelompok sasaran yang mengalami perubahan dan

RANCANGAN AWAL MUSRENBANG RANCANGAN AKHIR PENETAPAN

AKHIR

Persiapan

Perumusan Ranc. Awal

Rancangan Awal RKPD

Program dan Pagu Indikatif

Rancangan Renja SKPD

PENYUSUNAN RENJA SKPD

Rancangan Awal RKPD

Rancangan Awal RKPD

Pelaksanaan Musrenbang

Berita Acara Kesepakatan Musrenbang

RKPD

Berita Acara Kesepakatan Musrenbang

RKPD

Perumusan Ranc. Akhir

Konsultasi & Penyem-purnaan

Rancangan Akhir RKPD

Rancangan Akhir RKPD

Konsultasi & Penyem-purnaan

Perwal RKPD

WALIKOTA

\bi

I-36

yang tidak mengalami perubahan. Rencana program dan kegiatan

prioritas daerah tersebut mencakup semua rencana program dan

kegiatan prioritas yang akan dianggarkan melalui belanja tidak

langsung, belanja langsung dan pengeluaran pembiayaan.

d. Bab IV Penutup

Memuat hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan.