pemerintah kota bekasi rencana strategis perangkat...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN I : XLIII PERATURAN WALI KOTA BEKASI
NOMOR : 43 TAHUN 2019 TENTANG : PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
TAHUN 2018 – 2023 DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA
PEMERINTAH KOTA BEKASI RENCANA STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH TAHUN 2018-2023
KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI
2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD
merupakan penjabaran visi, misi, dan program Walikota yang memuat
arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, program Perangkat Daerah, program lintas Perangkat
Daerah, program kewilayahan, rencana kerja dalam kerangka regulasi
yang bersifat indikatif, dan rencana kerja dalam kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif.
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) merupakan
implementasi dari RPJMD 2018-2023 yang telah ditetapkan, juga
didasarkan pada RPJPD Kota Bekasi 2005-2025. Renstra ini merupakan
dokumen perencanaan yang digunakan oleh Perangkat Daerah untuk
melaksanakan kinerja dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, di samping itu
dengan adanya Renstra dapat menjadikan sasaran dan tujuan
pembangunan yang terdapat dalam RPJMD terlaksana sesuai dengan
sistematis dan terukur. Renstra Perangkat Daerah merupakan aktualisasi
atau penjabaran dari RPJMD yang ditetapkan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun, sehingga tahapan kinerja tiap tahun yang tertuang dalam Rencana
Kerja (Renja) Perangkat Daerah dapat berjalan dengan baik.
Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang digunakan oleh
Perangkat Daerah untuk melaksanakan kinerja dalam kurun waktu 5
(lima) tahun, di samping itu dengan adanya Renstra dapat menjadikan
sasaran dan tujuan pembangunan yang terdapat dalam RPJMD
terlaksana sesuai dengan sistematis dan terukur. Renstra Perangkat
Daerah merupakan aktualisasi atau penjabaran dari RPJMD yang
ditetapkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, sehingga tahapan kinerja
tiap tahun yang tertuang dalam Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah
dapat berjalan dengan baik.
Penyusunan Renstra Perangkat Daerah melalui berbagai tahapan
antara lain; persiapan penyusunan Renstra Perangakat Daerah,
penyusunan rancangan Renstra Perangkat Daerah, penyusunan akhir
Renstra Perangkat Daerah dan penetapan Renstra Perangkat Daerah.
Penyusunan program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber
pendanaan dalam Renstra Perangkat Daerah harus berdasarkan
kerangka pendanaan.
Dengan demikian Renstra adalah suatu dokumen perencanaan
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1-5
tahun sehubungan dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah serta
diikuti dengan memperhitungkan perkembangan lingkungan strategis.
Gambar 1.1
Proses Penyusunanan dan Penetapan RPJM Daerah
Hubungan Rencana Strategis Kecamatan Bantargebang dengan
Dokumen Perencanaan Lainnya
Hubungan RPJMD dengan Renstra Perangkat Daerah adalah
bahwa RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra Perangkat
Daerah dan bersifat indikatif. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan
informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran
dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya
merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku.
Menjamin keselarasan antara tujuan dan sasaran pembangunan
Pemerintah Kota Bekasi Dengan Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
Dengan demikian diharapkan seluruh elemen masyarakat Kecamatan
Bantargebang Kota Bekasi akan mendapatkan kesempatan dan peluang
dasar yang sama untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi Kota Bekasi untuk
menjadi Kota yang Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Ihsan.
Dan Untuk Mewujudkan pencapaian sasaran program yang
ditetapkan dalam RPJMD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Perangkat Daerah.
sesuai
Musrenbang
RPJMD
Ranc. Akhir
RPJMDRancangan RPJMDPENYUSUNAN
RANWAL RPJMD
SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-PD
VERIFI-KASI
sesuai
Penyesuaian Rancangan Renstra-
PD
Rancangan Akhir Renstra PD
PenyempurnaanRancangan Akhir
Renstra-PD
Penetapan
Renstra PD
Renstra PD
VERIFI-KASI
Tdk sesuai
PERDA RPJMD
Tidak sesuai
sesuaiProgram
prioritas,
outcome, &
pagu
Kegiatan prioritas,
output, & pagu
Permasalahan &
pendanaan
layanan dan isu
strategis PD (atau
draft ranc renstra
PD)
RPJM
DRE
NSTR
A PD
PenyusunanRancanganRenstra PD
KETERKAITAN TAHAPAN PENYUSUNAN
RPJMD dan RENSTRA PD
PenyusunanRancangan Awal
Renstra PD
Forum Perangkat
Daerah/lintas PD
1.2 Landasan Hukum
Dasar hukum yang dipakai sebagai dasar penyusunan Renstra
Perangkat Daerah Kecamatan Bantargebang Tahun 2018-2023 adalah:
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan
Kotamadya Daerah T.II Bekasi;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
h. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 01 Tahun 20016 Tentang Tata
Cara Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Dan
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah;
i. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bekasi Tahun
2005-2025;
j. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor xx Tahun 2018-2023 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi Tahun 2018-2023;
k. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 7 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bekasi;
l. Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 05 Tahun 2016 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota Bekasi 2915 – 2035;
m. Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 92 Tahun 2016 Tentang Susunan
Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Kecamatan
Dan Kelurahan Kota Bekasi.
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi adalah sebagai pedoman bagi
seluruh personil organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun
mendatang sebagai implementasi misi Kota Bekasi.
2. Tujuan
Tujuan Rencana strategis Perangkat Daerah ini sebagai penyusunan
Renstra Kecamatan Bantargebang Tahun 2018 - 2023 ditujukan
untuk:
1. Menjamin konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan
kegiatan sesuai dengan prioritas serta kebutuhan
daerah/lapangan;
2. Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis
selama lima tahun;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
khususnya urusan wajib yaitu Urusan Pemberdayaan
Masyarakat;
4. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas dan kinerja Kecamatan
Bantargebang sebagai wujud pertanggungjawaban dalam
pencapaian Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan kebijakan
pembangunan daerah.
1.4 Sistematika Penulisan
Renstra Kecamatan Bantargebang 2018-2023 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai Latar Belakang, Landasan
Hukum, maksud dan tujuan penulisan serta sistematika.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Pada bab ini berisi mengenai Kondisi umum Kecamatan
Bantargebang Kota Bekasi memuat struktur organisasi,
tugas, fungsi dan struktur Kecamatan Bantargebang,
keadaan pegawai, sarana prasarana dan pembiayaannya
serta dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya,
mengemukakan capaian-capaian penting yang telah
dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra sebelumnya.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
Pada bab ini berisi mengenai identifikasi isu strategis
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Kecamatan
Bantargebang Kota Bekasi. Memuat Isu-isu strategis yang
dinginkan 5 (lima) Tahun ke depan.
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
Pada bab ini berisi mengenai tujuan dan sasaran jangka
menengah Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pada bab ini berisi mengenai Strategi dan arah kebijakan
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Pada bab ini berisi mengenai rencana program dan kegiatan
serta Pendanaan Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Pada bab ini berisi mengenai kinerja yang akan dicapai dalam
lima tahun mendatang, sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Bekasi.
BAB VIII PENUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan
saran/rekomendasi dari laporan rencana strategis
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BANTARGEBANG
1.4 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah, sudah
menuraikan Peran PD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerahDalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah Pasal 50 ayat 1 (satu) disebutkan bahwa kecamatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf f dibentuk dalam
rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan,
pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat desa atau sebutan lain
dan kelurahan.
Oleh karena itu kecamatan merupakan salah satu fungsi penunjang
yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala daerah
dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan
publik, dan pemberdayaan masyarakat, dimana dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya kecamatan dibantu oleh kelurahan yang
berkedudukan sebagai perangkat kecamatan.
Pembentukan organisasi kecamatan di wilayah Kota Bekasi tidak
terlepas dari adanya dinamika atau perubahan Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah.
Namun dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Perangkat Daerah, kecamatan menjadi salah satu perangkat
daerah yang diatur melalui Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 12
Tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan, kecamatan adalah unsur
perangkat daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Wali Kota melalui Sekretaris Daerah dengan tugas pokok membantu Wali
Kota dalam menyelenggarakan kewenangan di bidang perencanaan
umum dan strategis yang mencakup seluruh bidang kewenangan
pemerintah serta mengevaluasi pelaksanaannya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi tersebut dan juga
Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 92 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok
dan Fungsi Kecamatan, Camat bantu oleh Sekretaris Kecamatan yang
mengelola Perencanaan, Kepegawaian, Umum dan Keuangan. serta
didukung oleh 5 (lima) Seksi yaitu:
1. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas membantu camat
melaksanakan kewenangan Kecamatan di bidang pemerintahan sesuai
ketentuan yang berlaku;
2. Seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas membantu camat
melaksanakan kewenangan kecamatan di bidang Pemberdayaan
masyarakat;
3. Seksi Kesejahteraan Sosial menangani mempunyai tugas membantu
camat melaksanakan kewenangan kecamatan di bidang Kesejahtraan
Sosial;
4. Seksi Ekonomi Pembangunan menangani mempunyai tugas
membantu camat melaksanakan kewenangan kecamatan di bidang
Ekonomi dan Pembangunan;
5. Seksi Keamanan Ketertiban menangani mempunyai tugas membantu
camat melaksanakan kewenangan kecamatan di bidang Keamanan
Ketertiban sesuai ketentun yang berlaku.
Selain tugas pokok di atas, Camat mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan pada tingkat kecamatan;
b. Pengoordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. Pengoordinasi kegiatan ekonomi dan pembangunan;
d. Penggordinasi kegiatan sosial kemasyrakatan;
e. Pengoordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum;
f. Pengoordinasi penerapan dan penegakan peraturan daerah dann
peraturan Wali Kota;
g. Pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan
umum;
h. Pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintah yang
dilakukan oleh perangkat daerah dikecamatan;
i. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaran kegitana kelurahan;
j. Pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah
kota yang tidak dilaksaankan oleh unit kerja perangkat daerah kota
yang ada dikecamatan;
k. Melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Wali Kota untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah kota;
l. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
Berdasarkan Perda Kota Bekasi Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kecamatan, kecamatan adalah unsur perangkat daerah
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Wali Kota melalui
Sekretaris Daerah dengan tugas pokok membantu Wali Kota dalam
menyelenggarakan kewenangan di bidang perencanaan umum dan
strategis yang mencakup seluruh bidang kewenangan pemerintah serta
mengevaluasi pelaksanaannya.
Adapun, Struktur Organisasi Kecamatan Bantargebang terdiri dari:
Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Bekasi terdiri
atas:
a. Camat;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Tata Usaha;
2. Sub Bagian Keuangan.
c. Seksi, terdiri dari:
1. Seksi Pemerintahan;
2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
3. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban;
4. Seksi Ekonomi dan Pembangunan;
5. Seksi Kesejahteraan Sosial.
Kelurahan, terdiri dari:
1. Lurah:
2. Sekretaris Kelurahan;
3. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan;
4. Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum;
5. Seksi Kesejahteraan Sosial.
Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Bantargebangada dan Kelurahan
PERWAL Kota Bekasi 92 TAHUN 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Kecamatan Kota Bekasi.
PERWAL Kota Bekasi 93 TAHUN 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan
CAMAT
SEKCAM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN
TATA USAHA
SEKSI
KETENTRAMAN
DAN KETERTIBAN
SEKSI
PEMERINTAHAN
]JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
SEKSI
EKONOMI DAN
PEMBANGUNAN
SEKSI
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Fungsi Kelurahan Kota Bekasi.
LURAH
JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI PEMERINTAHAN DAN KETERTIBAN
UMUM
SEKSI KESEJAHTERAAN
SOSIAL
SEKRETARIS LURAH
SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PEMBANGUNAN
Struktur, Golongan dan Kepangkatan
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pemerintah
Kecamatan Bantargebang yang mempunyai 4 (empat) Kelurahan
didukung oleh sebanyak 214 orang pegawai, terdiri dari 67 orang pegawai
tetap (PNS) dan 147 orang pegawai tidak tetap (tenaga kontrak). Berikut
dalam tabel dibawah ini disampaikan A Pada Kecamatan Bantargebang
berdasarkan struktur, golongan dan kepangkatan terdiri dari:
A. Struktur Pegawai Kecamatan Bantargebang Sesuai Dengan Jenis
Kelamin
B. Golongan dan Kepangkatan Pegawai Kecamatan Bantargebang Sesuai
Dengan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
IV/b 1
IV/a 2 1
III/d 4 1
III/c 10 3
III/b 9 3
III/a 3
II/d 1
II/c 5 3
II/b 2
II/a 5
Jumlah 45 11
Tata Laksana Kecamatan Bantargebang
Kecamatan Bantargebang Memiliki Standar Oprasional Prosedur
(SOP). Dimana Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah Suatu
dokumen berisi prosedur kerja yang harus dilakukan secara kronologis
dan sistematis dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dengan
tujuan agar memperoleh hasil kerja paling efektif. Berdasarkan Keputusan
Camat Bantargebang Nomor 060/Kep.-Kc.Btg/XII/2018 Tentang Standar
Operasional Prosedur Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Di
Laki-laki Perempuan
Camat 1
Sekretaris Camat 1
Kasi Kecamatan 4 1
Sub Bagian 2
Lurah 4
Sekretaris Kelurahan 3 1
Kasi Kelurahan 9 3
Pelaksana 23 4
Jumlah 45 11
Lingkungan Kecamatan Bantargebang yang mengacu pada Peraturan
Menteri PAN-RB Nomor 35 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan
Standard Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan.
Jenis-jenis Standar Operasional Prosedur Kegiatan Utama pada
Kecamatan Bantargebang :
a. Standar Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Renovasi
Perumahan;
b. Standar Pelayanan Izin Reklame Kain/Spanduk;
c. Standar Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Mikro;
d. Standar Pelayanan Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU);
e. Standar Pelayanan Pengantar Surat Pindah;
f. Standar Pelayanan Permohonan Keterangan Waris;
g. Standar Pelayanan Pengantar Percetakan Kartu Keluarga (KK);
h. Standar Pelayanan Perekaman KTP Elektronik/E-KTP;
i. Standar Pelayanan Rekomendasi Nikah Non Muslim;
j. Standar Pelayanan Izin Rame-Rame;
k. Standar Pelayanan Surat Keterangan Domisili Tempat Tinggal Untuk
Haji;
l. Standar Pelayanan Surat Keterangan Domisili Yayasan;
m. Standar Pelayanan Rekomendasi Sarana Pendidikan dan Kesehatan;
n. Standar Pelayanan Surat Keterangan Belum Menikah;
o. Standar Pelayanan Surat Keterangan Tidak Mampu.
Berikut adalah Proses, Prosedur dan Mekanisme dari salah satu Jenis
Pelayanan Kecamatan Bantargebang.
2.2 Sumber Daya Kecamatan Bantargebang Dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Kecamatan Bantargebang
2.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Kecamatan Bantargebang dalam melaksanakan Tugas
Pokok dan Fungsi tersebut di dukung oleh 163 orang pegawai.
Secara umum jumlah pegawai yang ada di Kecamatan
Bantargebang untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kegiatan kemasyarakatan
sosial masih kurang memadai apabila dilihat dari komposisi
antara Pelaksana dan Pemangku Jabatan secara berjenjang
belum proposional. Berikut dalam tabel dibawah ini
disampaikan Sumber Daya Pada Kecamatan Bantargebang
berdasarkan status kepegawaian, golongan dan pendidikan.
Penyusunan arah dan kebijakan pada umumnya
menggunakan sejumlah asumsi dan untuk mencapainya
sering dijumpai berbagai permasalahan, kendala dan
tantangan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM)
yang sesuai dengan tuntutan ketugasan di level kecamatan
maupun kelurahan, baik dari sisi kemampuan maupun
motivasi kerja. SDM sangat berpengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap arah, tujuan dan sasaran suatu
instansi sehingga dapat memperlancar atau mempercepat
pencapaian arah dan kebijakan.
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya,
Pemerintah Kecamatan Bantargebang yang mempunyai 4
(empat) Kelurahan didukung oleh sebanyak 163 orang
pegawai, terdiri dari 56 orang pegawai tetap (PNS), 107 orang
pegawai Non PNS Ditinjau dari tingkat pendidikan, SDM (PNS)
dan Non PNS Kecamatan Bantargebang terdiri dari :
Aparatur PNS Perempuan : 11 orang SMA/MA : 4 orang
D2/3 : - S1 : 5 orang
S2 : 2 orang
Aparatur PNS Laki-laki : 45 orang SMP : 5 orang SMA/MA/PAKET C : 13 orang
D2/3 : 1 orang S1 : 17 orang
S2 : 9 orang
Adapun Jumlah Personil Aparatur Kecamatan
Bantargebang kondisi Tahun awal 2018 adalah sebagai
berikut:
• Aparatur PNS
• Aparatur Non PNS
No.
Eselon Pendidikan Pangkat
Nama Jumlah
Tingkat Jumlah
Golongan Jumlah
L P L P L P
1.
2
3
4
5
6
7
Camat
Sekcam
Subag
Lurah
Sekkel
Kasi
Pelaksana
1
1
-
4
3
13
23
-
-
2
-
1
4
4
S2
S1
D3
SMA/Se
derajat
SMP
SD
10
12
-
18
4
1
2
5
-
4
-
-
IV/b
IV/a
III/d
III/c
III/b
III/a
II/d
II/c
II/b
II/a
I/d
I/c
I/b
I/a
1
2
4
10
9
3
1
5
2
5
-
-
-
-
-
1
1
3
3
-
-
3
-
-
-
-
-
Jumlah 45 11 Jumlah 45 11 Jml 45 11
No Pendidikan
Tingkat Jml
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat, maka di kecamatan dan kelurahan telah
dilengkapi dengan gedung-gedung kantor dan juga sarana
pendukung kelancaran pelayanan maupun penunjang
kegiatan administrasi perkantoran (perangkat keras dan
lunak), sehingga sangat membantu dalam menunjang
pelaksanaan kegiatan baik untuk kebutuhan administrasi
perkantoran maupun pelayanan kepada masyarakat.
Walaupun jumlah dan jenis sarana dan prasarana kerja
mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, termasuk adanya kegiatan rehabilitasi pendopo
dan ruang pelayanan masyarakat di kecamatan, namun masih
dirasakan kurang memadai khususnya untuk ruang rapat
kecamatan yang bocor dan gedung kantor kelurahan yang
kurang representatif. Hal ini mengingat beban kerja yang
semakin meningkat sehingga diperlukan adanya peningkatan
sarana dan prasarana baik secara kuantitas maupun
kualitasnya. Salah satunya perlu dilakukan penambahan dan
pergantian berbagai sarana dan prasarana terutama gedung
kantor kelurahan dan perangkat komputer. Termasuk
kebutuhan pendukung gedung kantor seperti ruang
pertemuan dan tempat parkir kendaraan.
Data Sarana dan Prasarana Kecamatan Bantargebang
Dalam melaksanakan kegiatan, dukungan sarana dan
prasarana diperlukan dalam suatu instansi. Berikut ini kami
sampaikan barang-barang inventaris yang sangat
L P
1
2
3
4
5
S2
S1
D3
SMA Sederajat
SMP
-
23
4
45
3
-
12
2
18
-
Jumlah 75 32
berpengaruh dalam mendukung pelaksanaan tugas Instansi
Kecamatan Bantargebang.
a. Kendaraan Roda 4 : 13 Unit
b. Kendaraan Roda 2 : 30 Unit
dan perlengkapan/alat kantor lainnya yang semuanya
diinventarisir dan dilaporkan keberadaannya.
No. Tahun
Pembelian Nama Barang
Jumlah
Barang Ket
1 2 3 4 6
1 2013 Sofa 5 Kec. Bantargebang
2 2013 Ac split 7 Kec. Bantargebang
3 2013 Televisi 4 Kec. Bantargebang
4 2013 Dispenser 4 Kec. Bantargebang
5 2013 P.C unit 1 Kec. Bantargebang
6 2013 P.C unit 1 Kec. Bantargebang
7 2013 Printer 1 Kec. Bantargebang
8 2013 Sepeda Motor 1 Kel. Bantargebang
9 2013 Meja Biro 1 Kel. Bantargebang
10 2013 Meja Biro 13 Kel. Bantargebang
11 2013 P.C unit 1 Kel. Bantargebang
12 2013 Printer 1 Kel. Bantargebang
13 2013 Kursi kerja pegawai non
struktural
1 Kel. Bantargebang
14 2013 Kursi kerja
pegawai non
struktural
13 Kel. Bantargebang
15 2013 Meja Biro 1 Kel. Cikiwul
16 2013 P.C Unit 1 Kel. Cikiwul
17 2013 Printer 1 Kel. Cikiwul
18 2013 Kursi kerja
pegawai non struktural
1 Kel. Cikiwul
19 2013 Meja Biro 1 Kel. Ciketing Udik
20 2013 P.C Unit 1 Kel. Ciketing Udik
21 2013 Printer 1 Kel. Ciketing Udik
22 2013 Kursi kerja
pegawai non
struktural
1 Kel. Ciketing Udik
23 2013 Meja Biro 1 Kel. Sumurbatu
24 2013 P.C Unit 1 Kel. Sumurbatu
25 2013 Printer 1 Kel. Sumurbatu
26 2013 Kursi kerja
pegawai non struktural
1 Kel. Sumurbatu
27 2014 Minibus (14 penumpang
kebawah)
1 Kec. Bantargebang
28 2014 Minibus (14 penumpang
kebawah)
1 Kec. Bantargebang
29 2014 Sepeda motor 1 Kec. Bantargebang
30 2014 Mesin fotocopy kertas folio
1 Kec. Bantargebang
31 2014 Filling kayu 4 Kec. Bantargebang
32 2014 Meja biro 5 Kec. Bantargebang
33 2014 Kipas Angin 4 Kec. Bantargebang
34 2014 Printer 1 Kec. Bantargebang
35 2014 Printer 2 Kec. Bantargebang
36 2014 Kamera +
attachment
2 Kec. Bantargebang
37 2014 Handy talky 4 Kec. Bantargebang
38 2014 Minibus (14
penumpang
kebawah)
1 Kel. Bantargebang
39 2014 Kamera +
attachment
1 Kel. Bantargebang
40 2014 Handy talky 1 Kel. Bantargebang
41 2014 Minibus (14
penumpang
kebawah)
1 Kel. cikiwul
42 2014 Kamera +
attachment
1 Kel. cikiwul
43 2014 Handy talky 1 Kel. cikiwul
44 2014 Minibus (14
penumpang
kebawah)
1 Kel. Ciketing Udik
45 2014 Kamera +
attachment
1 Kel. Ciketing Udik
46 2014 Handy talky 1 Kel. Ciketing Udik
47 2014 Minibus (14
penumpang
kebawah)
1 Kel. Sumurbatu
48 2014 Kamera +
attachment
1 Kel. Sumurbatu
49 2014 Handy talky 1 Kel. Sumurbatu
50 2015 Pick up 1 Kec. Bantargebang
51 2015 Sepeda motor 1 Kec. Bantargebang
52 2015 Lemari besi 1 Kec. Bantargebang
53 2015 Filling
besi/metal
1 Kec. Bantargebang
54 2015 Band kus 1 Kec. Bantargebang
55 2015 Meja biro 1 Kec. Bantargebang
56 2015 Meja biro 3 Kec. Bantargebang
57 2015 Ac split 3 Kec. Bantargebang
58 2015 Ac split 3 Kec. Bantargebang
59 2015 P.C unit 1 Kec. Bantargebang
60 2015 Printer 4 Kec. Bantargebang
61 2015 Printer 1 Kec. Bantargebang
62 2015 Kursi kerja
pegawai non
struktural
1 Kec. Bantargebang
63 2015 Kursi Kerja
non struktural
5 Kec. Bantargebang
64 2015 Unintemuptible power supply
(UPS)
1 Kec. Bantargebang
65 2015 Alat
komunikasi
radio SSB lain-
lain
1 Kec. Bantargebang
66 2015 Lemari besi 1 Kel. Bantargebang
67 2015 Filling
besi/metal
1 Kel. Bantargebang
68 2015 Alat kantor
lainnya (lain-lain)
1 Kel. Bantargebang
69 2015 Meja biro 1 Kel. Bantargebang
70 2015 Meja biro 1 Kel. Bantargebang
71 2015 P.C Unit 1 Kel. Bantargebang
72 2015 Kursi Kerja
non struktural
1 Kel. Bantargebang
73 2015 Kursi Kerja
non struktural
1 Kel. Bantargebang
74 2015 Lemari besi 1 Kel.Cikiwul
75 2015 Filling
besi/metal
1 Kel.Cikiwul
76 2015 Alat kantor
lainnya (lain-
lain)
1 Kel.Cikiwul
77 2015 Meja biro 1 Kel.Cikiwul
78 2015 Meja biro 1 Kel.Cikiwul
79 2015 P.C Unit 1 Kel.Cikiwul
80 2015 Kursi Kerja non struktural
1 Kel.Cikiwul
81 2015 Kursi Kerja non struktural
1 Kel.Cikiwul
82 2015 Lemari besi 1 Kel.Ciketingudik
83 2015 Filling
besi/metal
1 Kel.Ciketingudik
84 2015 Meja biro 1 Kel.Ciketingudik
85 2015 Meja biro 1 Kel.Ciketingudik
86 2015 P.C Unit 1 Kel.Ciketingudik
87 2015 Kursi Kerja non struktural
1 Kel.Ciketingudik
88 2015 Kursi Kerja non struktural
1 Kel.Ciketingudik
89 2015 Lemari besi 1 Kel. Sumurbatu
90 2015 Filling
besi/metal
1 Kel. Sumurbatu
91 2015 Alat kantor
lainnya (lain-lain)
1 Kel. Sumurbatu
92 2015 Meja biro 1 Kel. Sumurbatu
93 2015 Meja biro 1 Kel. Sumurbatu
94 2015 P.C Unit 1 Kel. Sumurbatu
95 2015 Kursi Kerja
non struktural
1 Kel. Sumurbatu
96 2015 Kursi Kerja
non struktural
1 Kel. Sumurbatu
97 2016 Mesin bor
tanah
5 Kec. Bantargebang
98 2016 Timbangan 1 Kec. Bantargebang
99 2016 Papan visual 1 Kec. Bantargebang
100 2016 Papan visual 1 Kec. Bantargebang
101 2016 Display 2 Kec. Bantargebang
102 2016 Mesin potong rumput
5 Kec. Bantargebang
103 2016 Ac split 1 Kec. Bantargebang
104 2016 Ac split 2 Kec. Bantargebang
105 2016 Kipas angin 2 Kec. Bantargebang
106 2016 Laptop 6 Kec. Bantargebang
107 2016 Lemari arsip untuk arsip
dinamis
6 Kec. Bantargebang
108 2016 Proyektor 1 Kec. Bantargebang
109 2016 Layar film 1 Kec. Bantargebang
110 2016 Papan visual 1 Kel. Bantargebang
111 2016 Papan visual 1 Kel. Bantargebang
112 2016 Papan visual 1 Kel.Cikiwul
113 2016 Papan visual 1 Kel.Cikiwul
114 2016 Papan visual 1 Kel.Ciketingudik
115 2016 Papan visual 1 Kel.Ciketingudik
116 2016 Papan visual 1 Kel. Sumurbatu
117 2016 Papan visual 1 Kel. Sumurbatu
118 2017 Lemari Besi 4 Kec. Bantargebang
119 2017 Lemari Besi 1 Kec. Bantargebang
120 2017 Rak Besi/
Metal
5 Kec. Bantargebang
121 2017 Mesin Absensi 5 Kec. Bantargebang
122 2017 Alat Kantor
Lainnya
1 Kec. Bantargebang
123 2017 AC Split 1 Kec. Bantargebang
124 2017 AC Split 1 Kec. Bantargebang
125 2017 PC Unit 3 Kec. Bantargebang
126 2017 PC Unit 6 Kec. Bantargebang
127 2017 PC Unit 1 Kec. Bantargebang
128 2017 PC Unit 1 Kec. Bantargebang
129 2017 Printer 9 Kec. Bantargebang
130 2017 Printer 1 Kec. Bantargebang
131 2017 Printer 1 Kec. Bantargebang
132 2017 Printer 2 Kec. Bantargebang
133 2017 Meja Kerja
Pejabat Eselon III
1 Kec. Bantargebang
134 2017 Kursi Kerja
Eselon III
2 Kec. Bantargebang
135 2017 Kursi Kerja
Eselon IV
3 Kec. Bantargebang
136 2017 Proyektor +
Attacment
3 Kec. Bantargebang
137 2017 Layar Film 3 Kec. Bantargebang
138 2017 Rak Besi/ Metal
2 Kel. Bantargebang
139 2017 Meja Panjang 1 Kel. Bantargebang
140 2017 Kursi Biasa 2 Kel. Bantargebang
141 2017 Rak Besi/
Metal
2 Kel. Cikiwul
142 2017 Meja Panjang 1 Kel. Cikiwul
143 2017 Kursi Biasa 2 Kel. Cikiwul
144 2017 Meja Biro 1 Kel. Cikiwul
145 2017 Kursi Kerja Pejabat Eselon
IV
1 Kel. Cikiwul
146 2017 Faximile 1 Kel. Ciketingudik
Catattan : yang semuanya diinventarisir dan dilaporkan
keberadaannya dengan kondisi baik.
2.3 Kinerja Pelayanan Kecamatan Bantargebang 2.3.1 Kinerja Pelayanan Kecamatan Bantargebang
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi orgaisasi
yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi,.
Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement)
adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.Kinerja
Kecamatan Bantargebang diukur berdasarkan Tingkat
Pencapaian Sasaran. Pencapaian Sasaran diperoleh dengan
cara membandingkan Target dengan Realisasi Indikator
Sasaran. Dengan mengacu kepada indikator kinerja dari
pelaksanaan RPJMD Tahun 2013 – 2018 tersebut, maka
indikator kinerja (ukuran keberhasilan) yang menjadi sasaran
strategis untuk mencapai tujuan Rencana strategis
Kecamatan Bantargebang periode 2013 – 2018 adalah
1. Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Prima;
2. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan;
3. Meningkatnya Kebersihan Lingkungan, Ketentraman dan
Ketertiban umum.
Dengan Indikator sasaran atau indikator Kinerja Kecamatan
Bantargebang sebagai berikut :
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat;
2. Persentase Partisipasi Swadaya Masyarakat Terhadap
Program Pemberdayaan Masyarakat;
3. Persentase Wilayah Tertib.
2.3.2 Kinerja Pelayanan Kecamatan Bantargebang Tabel 2.3.2
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Kecamatan Bantargebang
Kota Bekasi
NO
Indikator Kinerja Sesuai tugas dan fungsi Perangkat
Daerah
Target NSPK
Target IKK
Target Indikato
r lainnya
Target Renstra OPD Realisasi Capaian Rasio
Tahun
2014
Tahun
2015 Tahun
2016 Tahun
2017 Tahun
2018 Tahun
2014
Tahun
2015 Tahun
2016 Tahun
2017 Tahun
2018 Tahun
2014 Tahun
2015 Tahun
2016 Tahun
2017 Tahun
2018
1 2 3 4 5 6 7 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1. Indeks Kepuasan Masyarakat
80 72 74 76 78 80 71 73 74,03 76 78,043 98% 98% 97% 97% 97.55%
2. Persentase Partisipasi
Swadaya Masyarakat
Terhadap Program
Pemberdayaan Masyarakat (%)
45 35 35 40 40 45 35 35 40 40 40 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Wilayah Tertib K3
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2.3.3 Capaian Kinerja antara Renstra Kecamatan Bantargebang dengan RPJMD periode sebelumnya.
Dilihat dari tabel 2.3.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan
Kecamatan Bantargebang Pada Indikator Indeks Kepuasan
Masyarakat realisasi capaian dari tahun 2014 sampai tahun
2015 meningkat dengan rasio 108,10 % namun pada tahun
2016 – 2018 mengalami penurunan capaian realisasi dengan
rasio akhir tahun 2018 sebesar 102,3% hal tersebut
menunjukan adanya penurunan capaian rasio sebesar 5,8%
tetapi untuk capaian target pada tahun tersebut tercapai dan
melampaui target. Sehingga pada indikator ini termasuk dalam
kategori sangat baik.
Pada Indikator Persentase Partisipasi Swadaya
Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat pada
tahun 2014 – 2018 meningkat dengan capaian rasio
100%.Sehingga indikator ini termasuk dalam kategori baik.
Pada Indikator Persentase Wilayah Tertib K3 pada tahun
2014 – 2018 meningkat dengan capaian rasio 100%. Sehingga
indikator ini termasuk dalam kategori baik.
2.3.4 Hambatan dan Permasalahan Kecamatan Bantargebang yang perlu di antisipasi
Hambatan dan Permasalahan Kecamatan Bantargebang yang
dihadapi dilapangan sebagai berikut :
1. Masalah data, seringnya masyarakat dalam mengajukan
permohonan kurang melengkapi data dan berkas-berkas
sebagai persyaratan proses layanan yang diinginkan.
Dalam hal ini masyarakat masih kurang sadar arti
pentingnya kelengkapan berkas untuk sebuah kelancaran
pengurusan. Oleh sebab itu perlu adanya sosialisasi
Standar Operasional Prosedur dan Standar Pelayanan
Perijinan dan Non Perijinan kepada Masyarakat Kecamatan
Bantargebang;
2. Kurangnya integritas dan profesionalitas aparatur
dikarenakan Belum terlaksananya Kode Etik Pelayanan
Publik, Perlu adanya Regulasi yang tidak tumpang tindih
dan harmonis, serta mendorong pencapaian kinerja
pemerintahan;
3. Terbatasnya sumberdaya yang kompeten dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaran pemerintahan.
Perlu adanya penambahan SDM Aparatur Negeri Sipil yang
berintegritas, netral, profesional, dan sejahtera;
4. Belum optimalnya pelaksanaan partisipasi masyarakat
dalam kegiatan kemasyarakatan dikarenakan Kurangnya
ide kreatif dan gagasan yang inovatif dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat. Perlu adanya Inovasi dan
pembaharuan dalam Kegiatan kemasyarakatan sehingga
tidak timbulnya kebosanan masyarakat dalam mengikuti
kegiatan kegiatan kemasyarakatan serta dapat
meningkatkan partisipasi masayarakat;
5. Belum optimalnya pengelolaan sampah dikarenakan
Kurang optimalnya koordinasi antar unit, instansi yang
terlibat dalam pengelolaan sampah. Adanya Target Adipura
dan pengaduan dari masyarakat yang secara langsung
harus ditindaklanjuti;
6. Belum optimalnya penertiban PKL dan bangunan liar
dilingkungan Kecamatan Bantargebang dikarenakan
Kurang sadarnya masyarakat dalam hukum dan Perda
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kota Bekasi. Perlu adanya sosialisasi tentang perda
penataan dan Penertiban PKL.
2.3.5 Anggaran dan realsisasi Tabel 2.3.5
Anggaran dan realsisasi pendanaan, pelayanan Perangkat Daerah Kecamatan Bantargebang
Kota Bekasi
Uraian Anggaran pada tahun ke Realisasi anggaran pada tahun ke Ratio antara Realisasi
dan AnggaranTahun ke- Rata-rata Pertumbuhan(%)
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Belanja
Langsung Urusan
(BLU)
Program
Peningkatan Pelayanan
Masyarakat
di Kecamatan
100.000.000
209.317.000 200.000.000 200.000.000 160.000.000 98.351.000 193.429.75
0 180.000.00
0 179.387.830
70.000.000
98.35
92.40
90 89.6
9 38% 21,.22 22,34
Program
Peningkatan
Partisipasi Masyarakat
Dalam
Pembangunan
2.878.800.000
3.791.980.000
4.010.000.000
17.672.492.000 15.839.604.0
00 2.115.900.0
00 2.763.015.0
00 3.179.544.8
00 13.769.789.6
00 0
73.49
72.86
79.29
77.91
0 (TW.II) 91.95 126.24
Program Peningkatan
Keamanan
dan Kenyamana
n
Lingkungan
Bantargebang
32.000.000 504.000.000 460.000.000 360.000.000 528.534.000 0 322.089.50
0 236.460.00
0 193.996.000
57.925.000
0 63.9
0 51.4
0 53.8
8 0,32 31,11 55.46
Uraian Anggaran pada tahun ke Realisasi anggaran pada tahun ke Ratio antara Realisasi dan AnggaranTahun ke-
Rata-rata Pertumbuhan(%)
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Belanja Langsung
Penunjang
Urusan (BLPU)
Program Pelayanan
Administras
i Perkantoran
2.459.246.250
2.947.542.000
2.897.137.500
3.381.851.250 3.765.270.00
0 1.614.816.2
00 1.910.674.8
00 2.283.254.5
00 3.015.598.15
6
65.66
76,47
43,87
89.17
11,56 23.30
Program
Peningkatan Disiplin
Aparatur
40.050.000 44.500.000 44.500.000 138.500.000 138.500.000 26.508.000 44.500.000 43.100.000 98.530.000 66.1
9 100
96.85
71.14
55,59 64.45
Program Peningkatan
Pengembang
an Sistem Pelaporan
Capaian
Kinerja dan
Keuangan
0 22.600.000 74.000.000 67.300.000 50.000.000 0 18.710.000 54.766.000 30.736.000 0 85,0
5 74.0
0 45.6
7 28.31 82.94
Program
Peningkatan Sarana dan
Prasarana
Aparatur
297.335.50
0 491.520.000 482.000.000 520.000.000 529.670.000 33.991.000
247.987.20
0
155.465.20
0 205.863.670
11.4
3
50.4
5
32.2
5
46.0
4
18,25 238.22
Uraian Anggaran pada tahun ke Realisasi anggaran pada tahun ke Ratio antara Realisasi dan AnggaranTahun ke-
Rata-rata Pertumbuhan(%)
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
0 0 0 105.780.000 150.000.000 0 0 0 100.610.000
0 0 0 95.1
1
10.45 33,33
2.3.6 Interprestasi pada Anggaran dan realisasi pendanaan,
pelayanan Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi
Dilihat pada tabel 2.3.5. Anggaran dan Realisasi
Pendanaan, Pelayanan Kecamatan Bantargebang. Ada
beberapa program yang dilaksanakan pada tahun 2014-2015
dan tidak dilaksanakan atau sudah berganti nama program di
tahun 2016-2017, Berikut penjelasan rasio antara realisasi
dan anggaran program dapat dikatakan baik atau kurang
baik:
1. Program Pembinaan Kewilayahan dan Kemasyarakatan,
pada program ini dapat dikatakan realisasi berjalan
dengan baik pada tahun 2013-2014 dengan rata-rata
98,30%, namun pada tahun 2015 program ini kurang
baik dengan rasio 50,39%, ada 1 (satu) kegiatan tidak
dilaksanakan disebabkan adanya double kegiatan yang
diselenggarakan oleh dinas terkait dengan kegiatan
kependudukan.pada tahun 2016-2018 program ini sudah
tidak dilaksanakan.
2. Program Partisipasi Masyarakat Kelurahan dan
Kecamatan, pada program ini dikatakan realisasi berjalan
dengan baik pada tahun 2013-2015 dengan nilai rata-
rata 99,50%, Program ini berganti nama pada tahun
2016-2018.
3. Program Peningkatan Pelayanan Perijinan, pada program
ini dikatakan realisasi berjalan dengan baik pada tahun
2014-2015 dengan nilai rata-rata 96,50%. Program ini
berganti nama pada tahun 2016-2018.
4. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan, Program ini ada di tahun 2016 dikarenakan
beberapa kegiatan masuk kedalam indikator yang
mendukung program ini. Program ini dapat dikatan
berjalan dengan baik rasio antara realisasi dan anggaran
mencapai 99,04%.
5. Program Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
program ini hanya melanjutkan Program Partisipasi
Masyarakat Kelurahan Dan Kecamatan. Program ini
dikatakan berjalan dengan baik rasio antara realisasi dan
anggaran mencapai 99,04%.
6. Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat di
Kecamatan program ini hanya melanjutkan Program
Peningkatan Pelayanan Perijinan. Program ini dikatakan
berjalan dengan baik rasio antara realisasi dan anggaran
mencapai 97,64%.
2.3.7 GAP Pelayanan Kecamatan Bantargebang
Peningkatan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan
publik yang efektif, efisien serta memuaskan dari pegawai
pemerintah sebagaipelayan publik semakin populer. Hal ini
terkait dengan perkembangan kebutuhan, keinginan dan
harapan masyarakat yang terus bertambah dan kian
mutakhir. Masyarakat sebagai subjek layanan tidak suka lagi
dengan pelayanan yang berbelit-belit, lama dan beresiko
akibat rantai birokrasi yang panjang. Masyarakat
menghendaki kesegaran pelayanan, sekaligus mampu
memahami kebutuhan dan keinginan yang terpenuhi dalam
waktu yang relatif singkat. Terjadinya kesenjangan
menunjukkan adanya kualitas pelayanan yang kurang prima,
sehingga berpotensi menurunkan kinerja instansi secara
keseluruhan.
2.3.8 Identifikasi Pelayanan Kecamatan Bantargebang yang
Mencapai Target
Pelayanan prima yaitu melakukan pelayanan sebaik
mungkin kepada para pelanggan atau konsumen sehingga
menimbulkan rasa yang puas. Secara umum tujuan
pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan sehingga bisa
memenuhi dan memuaskan para pelanggan sehingga
perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Adapun .jenis pelayanan di kecamatan Bantargebang, yaitu:
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Renovasi Perumahan;
2. Izin Reklame Kain/Spanduk;
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Mikro;
4. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU);
5. Pengantar Surat Pindah;
6. Percetakan KIA
7. Permohonan Keterangan Waris;
8. Percetakan Kartu Keluarga (KK);
9. Perekaman KTP Elektronik/E-KTP;
10. Percetakan E-KTP
11. Rekomendasi Nikah Non Muslim;
12. Izin Rame-Rame;
13. Surat Keterangan Domisili Tempat Tinggal Untuk Haji;
14. Surat Keterangan Domisili Yayasan;
15. Rekomendasi Sarana Pendidikan dan Kesehatan;
16. Surat Keterangan Belum Menikah;
17. Surat Keterangan Tidak Mampu.
Dari Tujuh Belas (17) Jenis Pelayanan yang ada di
Kecamatan Bantargebang yang mencapai target adalah empat
belas (14) Jenis pelayanan yaitu Perekaman ektp, Percetakan
KK, Percetakan KIA, Pengantar Surat Pindah, Permohonan
Keterangan Waris, Surat Keterangan Domisili Usaha, Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) Renovasi Perumahan, Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) Mikro, Rekomendasi Nikah Non
Muslim, Surat Keterangan Domisili Tempat Tinggal Untuk
Haji, Surat Keterangan Domisili Yayasan, Rekomendasi
Sarana Pendidikan dan Kesehatan, Surat Keterangan Belum
Menikah, Surat Keterangan Tidak Mampu.
2.3.9 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pelayanan
Keberhasilan dalam melaksanakan prinsip dari hakekat
pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada proses
pelayanan publik yang dijalankan.Proses pelayanan publik
pada dua pihak yaitu birokrasi (pelayan) dan masyarakat
(yang dilayani). Oleh karena itu, untuk melihat kualitas
pelayanan publik yang dimaksud perlu diperhatikan dan
dikaji dua aspek pokok yaitu: aspek prosesinternal organisasi
(pelayan); serta aspek eksternal organisasi yakni kemanfaatan
yang dirasakan oleh masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Pelayanan di
Kecamatan Bantargebang yaitu:
1. Faktor Struktur Organisasi
Kualitas Pelayanan Publik pada Kecamatan Bantargebang
salah satunya bergantung pada komponen-komponen
pembentuknya. Kompeksitas, Formalisasi dan Sentralisasi,
dari sinilah terbentuk mekanisme koordinasi formal serta pola
interaksi dalam sebuah organisasi. Kompleksitas berarti
struktur Organisasi pada Kecamatan Bantargebang
menerapkan tingkat pembagian kerja dan tingkat
jabatan.Komponen Formalisasi berkaitan dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dimana Kecamatan Bantargebang
memilik SOP yang jelas untuk tiap jenis pelayanannya.
Komponen Sentralisasi berkaitan dengan kewenangan
pengambilan keputusan, dimana penerapan desentralisasi
pada Kecamatan Bantargebang bertanggunggungjawab
sehingga pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan
Fleksibel.
2. Faktor Aparatur Pelayanan Publik
Sebagai pelaksanaan kegiataan dalam proses
penyelenggaraan Pelayanan di Kecamatan Bantargebang.
Kemampuan Aparatur Kecamatan Bantargebang dan Satgas
Pamor yang ada di lingkungan Kecamatan Bantargebang ini
juga berperan penting dalam menentukan keberhasilan
Pelayanan di Kecamatan Bantargebang.
3. Faktor Sistem Pelayanan Publik
Untuk memberikan pelayanan public yang prima bagi
masyarakat dibutuhkan sistem yang tertata. Selain berimbas
pada Kecepatan Pelayanan, Sistem Antar Jemput Bola, Sistem
Waspadu(Whatsup Pengaduan), Syarat Pelayanan yang jelas,
batas waktu, prosedur, serta tarif pelayanan yang transparan
dapat mendorong tingkat kepercayaan dan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan Kecamatan Bantargebang.
2.3.10 Pelayanan yang Belum Mencapai Target Dan Factor
Yang Mempengaruhi Belum Berhasilnya Pelayanan
Tersebut.
Jenis Pelayanan yang belum mencapai target yang
ditentukan Kecamatan Bantargebang adalah Percetakan E-
KTP dan Izin Rame-rame. Faktor yang mempengaruhi belum
berhasilnya pelayanan tersebut, yaitu:
1. Percetakan E-KTP, terbatasnya dan kurangnya
ketersediaan Blangko E-KTP di Kecamatan Bantargebang
sedangkan permintaan percetakan E-KTP pada masyarakat
Kecamatan Bantargebang terus menerus bertambah setiap
bulannya.
2. Izin Rame-rame, Tidak adanya permohonan izin rame-rame
dari masyarakat, membuat pelayanan ini tidak mencapai
target.
2.3.11 Identifikasi Pada Tahun Mana Saja Rasio Antara
Realisasi dan Anggaran Dapat Dikatakan Baik atau
Kurang Baik.
Dilihat pada tabel Anggaran dan realisasi pendanaan,
pelayanan Perangkat Daerah Kecamatan Bantargebang Kota
Bekasi, Pada Tahun 2014 jumlah Rata-rata Rasio antara
Realisasi dan Anggaran sebesar 93,81%. Hal ini menunjukkan
pada tahun 2014 dapat dikatakan Baik.Pada Tahun 2015
jumlah Rata-rata Rasio antara Realisasi dan Anggaran sebesar
89,22%. Hal ini menunjukkan pada tahun 2015 dapat
dikatakan Kurang Baik. Pada Tahun 2016 jumlah Rata-rata
Rasio antara Realisasi dan Anggaran sebesar 95,39%. Hal ini
menunjukkan pada tahun 2016 dapat dikatakan Baik. Pada
Tahun 2017 jumlah Rata-rata Rasio antara Realisasi dan
Anggaran sebesar 92,34%. Hal ini menunjukkan pada tahun
2017 dapat dikatakan Baik. Pada Tahun 2018 jumlah Rata-
rata Rasio antara Realisasi dan Anggaran sebesar 54,70%. Hal
ini menunjukkan pada tahun 2018 dapat dikatakan Kurang
Baik.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Kecamatan Bantargebang.
Sinergisitas antara visi, misi Pemerintah Kota BEKASI 2018-
2023 dan Kecamatan Bantargebang akan mengakibatkan
tercapainya tujuan, baik Pemerintah Kota Bekasi maupun
Kecamatan Bantargebang.
2.4.1 Tantangan
Tantangan yang harus dihadapi oleh Kecamatan
Bantargebang ke depan antara lain :
1. Kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, harus
diimbangi dengan kemampuan aparatur terhadap
penguasaan teknologi.
2. Dinamika kebutuhan masyarakat yang meningkat
menyebabkan permintaan pelayanan juga akan
meningkat baik kualitatif maupun kuantitatif.
3. Kegiatan masyarakat semakin beragam memerlukan
fasilitasi yang efektif.
4. Semakin kritis dan terbukanya akses masyarakat dalam
menuntut pelayanan publik yang baik. Meningkatnya
keterbukaan terhadap pelayanan publik maka
diperlukan sebuah standar pelayanan maupun standar
operasional yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Adanya kebijakan Pemerintah terkait pengetatan
terhadap pegawai maka diperlukan strategi pelaksanaan
tupoksi secara efisien dan efektif. Jumlah personil yang
ada di Kecamatan Bantargebang dengan beban tugas
yang diemban kurang seimbang;
6. Belum adanya tenaga teknis berkait Pelayanan Perizinan;
7. Sarana dan prasarana instansi kurang memadahi
sehingga perlu ditambah, guna pengembangan
pelayanan kepada masyarakat;
8. Peraturan pelaksanaan teknis kurang jelas dan kurang
koordinatif;
9. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi;
10. Belum adanya pejabat fungsional, sesuai struktur
organisasi Kecamatan;
11. Belum optimalnya partisipasi masyarkat dalam proses
perencanaan pembangunan.
2.4.2 Peluang
Tantangan tersebut merupakan sebuah realitas, sehingga
diperlukan strategi yang tepat dalam mengambil peluang
pengembangan terhadap pelayanan. Pengembangan yang
diperlukan dalam waktu kedepan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan ketrampilan terhadap penguasaan ilmu
dan teknologi bagi aparatur;
2. Peningkatan sarana pelayanan khusunya tempat
sehingga menjadi representatif dan sesuai standar
pelayana;
3. Penyusunan standar prosedur operasional dan standar
pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan tidak bertentangan dengan peraturan
Perundang-undangan;
4. Pengembangan sistem fasilitasi kegiatan masyarakat,
sehingga fasilitasi tersebut merupakan bagian dari
pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan;
5. Adanya Perda tentang Sotaker Kecamatan yang ditindak
lanjuti Perwal nomor 62 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, tugas, fungsi dan tatakerja Kecamatan dan
Kelurahan Kota Bekasi memberikan kejelasan mengenai
kedudukan, tugas pokok, fungsi dan wewenang yang
menjadi tanggung jawab seluruh komponen kantor
Kecamatan Bantargebang;
6. Adanya Hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara
pimpinan dan staf sehingga tercipta langkah kerja yang
kondusif dan nyaman;
7. Personil yang bekerja secara profesional, berintegritas,
berdedikasi dan berkomitmen yang tinggi;
8. Adanya SOP sesuai ketugasan;
9. Adanya semangat kerja / etos kerja yang memadahi;
10. Deskripsi kewenangan, tugas pokok dan fungsi yang
jelas;
11. Lingkungan kerja yang kondusif;
12. Adanya asset tanah dan gedung / kantor yang cukup
representatif;
13. Adanya koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi tugas
pekerjaan antara kecamatan dan kelurahan;
14. Tersedianya data yang diperlukan dalam pengembangan
tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan.
15. Tersedianya data yang diperlukan dalam pengembangan
tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan. Adanya kemitraan antara
Pemerintah, Masyarakat, dunia usaha dan Perguruan
Tinggi.
16. Adanya potensi dan sumber daya sosial, ekonomi
/kelembagaan di wilayah.
17. Adanya komitmen Kepala Daerah untuk
mengembangkan kecamatan/wilayah berkait dengan
adanya pelimpahan sebagaian kewenangan daerah
kepada camat;
18. Adanya fasilitas pendidikan yang kompetitif;
19. Adanya fasilitas wisata : pendidikan, belanja, sejarah,
alam, budaya, kampung hijau, kampung wisata dll;
20. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
kemasyarakatan cukup baik.
21. Adanya sarana kesehatan (RS Swasta, Puskemas dll).
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
KECAMATAN BANTARGEBANG
3,1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Kecamatan Bantargebang.
Pada Kecamatan Bantargebang terdapat beberapa faktor
internal yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi.
Sumber daya Kecamatan Bantargebang yang meliputi Sumber Daya
Manusia (SDM), anggaran, sarana dan prasarana, kelembagaan dan
ketatalaksanaan menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan
tugas dan fungsi dalam menghadapi dinamika perubahan
lingkungan strategis. Beberapa masalah yang dihadapi harus segera
diatasi agar potensi – potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan
baik.
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Kecamatan
Bantargebang antara lain :
1. Masalah data, seringnya masyarakat dalam mengajukan
permohonan kurang melengkapi data dan berkas-berkas sebagai
persyaratan proses layanan yang diinginkan.
2. Kurangnya integritas dan profesionalitas aparatur dikarenakan
Belum terlaksananya Kode Etik Pelayanan Publik.
3. Terbatasnya sumberdaya yang kompeten dalam meningkatkan
kualitas penyelenggaran pemerintahan
4. Belum optimalnya pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan kemasyarakatan.
5. Belum optimalnya pengelolaan sampah dikarenakan Kurang
optimalnya koordinasi antar unit, instansi yang terlibat dalam
pengelolaan sampah..
6. Belum optimalnya penertiban PKL dan bangunan liar
dilingkungan Kecamatan Bantargebang.
Selain faktor internal diatas, beberapa faktor ekternal juga
berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan
Bantargebang. Faktor – faktor dimaksud antara lain:
1. Peraturan Perundang - Undangan
Penyusunan rencana pembangunan daerah, sebagai bagian dari
Sistem Manajemen Pembangunan tidak terlepas dari landasan
/acuan hukum yang berlaku baik berupa UU, PP,
Perpres/Kepres, Permen/Kepmen terkait, Perda dan peraturan –
peraturan lainnya.Dengan berubahnya landasan /acuan hukum
yang mendasari, disadari bahwa seluruh peraturan perundang -
undangan tersebut masih belum sepenuhnya terintegrasi secara
baik.
2. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan –
peraturan dalam Pemerintahan Daerah
Kecamatan Bantargebang dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Bekasi Nomor : 7 Tahun 2016, tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bekasi. Sedang rincian tugas
kecamatan didasarkan pada Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor :
92 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
Pokok dan Fungsi Serta Tata Kerja pada Kecamatan Kota Bekasi.
Berdasarkan Perda Kota Bekasi Nomor : 7 Tahun 2016,
kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat
daerah yang diberi pelimpahan sebagian kewenangan oleh Wali
Kota. Kecamatan dipimpin oleh Camat yang diangkat dan
diberhentikan oleh Wali Kota, berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Wali Kota melalui Sekretaris Daerah.
Permasalahan pelayanan Kecamatan Bantargebang :
1. Pelimpahan sebagian Kewenangan dari Wali Kota kepada Camat
belum sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi termasuk sarana,
prasarana, dana dan personil;
2. Penempatan tenaga teknis berkait pelayanan Perizinan belum
mencukup sesuai kompetensi;
3. Masih terdapat rangkap jabatan khusus berkait dengan pengelola
keuangan, barang dll;
4. Pentingnya pemahaman dan pelaksanaan Standar Operasional
Pelayanan (SOP) ) dan Standar Pelayanan Publik (SPP) bagi
aparatur pelayanan pubik;
5. Peningkatan Sarana dan prasarana Ruang Pelayanan Kelurahan
yang lebih representative;
6. Koordinasi dan komunikasi perlu ditingkatkan antar tingkatan
pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan kewilayahan.
Tabel 3.1
Identifikasi permasalahan berdasar tugas dan fungsi pelayanan
Kecamatan Bantargebang
Aspek Kajian
Capaian/
Kondisi saat
ini
Standar
yang
digunakan
Faktor yang
mempengaruhi
Permasalaha
n Pelayanan
Perangkat
Daerah Internal eksternal
Kesekretariatan 1.Rangkap jabatan
fungsional
umum
2.Sumber
Daya
Manusia belum
sesuai anjab
UU ASN Adanya
moratoriu
m pegawai.
Belum
Optimaln
ya
Penataan
Aparatur
Pemerinta
h Daerah
Pemerintaha
n, Keamanan
dan
Ketertiban
Regulasi
Pelimpahan
Kewenangan
perda
perijinan,
perda
retribusi
perwal
pelimpahan
kewenanga
n
kurang
sosialisa
si perda
kurang
kesadaran
masyarakat
untuk
mengurus
perijinan
Kurang
sosialisasi
perda kepada
masyarakat
Pelayanan,
Informasi
dan
Pengaduan
Standar
sarpras
pelayanan
publik belum
memenuhi
Peraturan
ttg
pelayanan
publik,
SOP, SPP
Kondisi
kantor
kurang
memadai
Tuntutan
masyarakat
atas
fasilitasi
pelayanan
publik yg
tinggi
Standar
pelayanan
publik belum
memenuhi
standar
pelayanan
Media informasi
kepada
masyarakat
terbatas
UU
keterbukaan
informasi
publik
Kemampua
n di bidang
IT terbatas
Keterbukaan
informasi
publik
kepada
masyarakat
dari
pemerintah
Pembinaan Sosial
Budaya Kecamatan
Bantargebang
Partisipasi
Masyarakat
Terhadap
pelaporan rendah
keterlambata n
laporan
pertanggungj
awaban dari
masyarakat
Permasalahan yang akan dikemukakan meliputi dua aspek
yaitu permasalahan yang menyangkut kemasyarakatan atau
eksternal dan permasalahan yang terjadi di instansional atau
internal Perangkat Daerah Kecamatan Bantargebang Identifikasi
permasalahan diperoleh dari evaluasi pada rencana strategis
sebelumnya dan prediksi isu-isu strategis yang terjadi pada masa
lima tahun kedepan.
Permasalahan tersebut antara lain:
1. Perubahan pelimpahan kewenangan dari Walikota kepada
Camat dapat menyebabkan revisi terhadap dokumen
perencanaan;
2. Belum terpenuhinya kebutuhan jumlah personil serta
kualifikasinya sesuai dengan analisa jabatan, dapat
menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan;
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap output pelayanan
kecamatan, sehingga output pelayanan kewenangan Perangkat
Daerah lain dapat mempengaruhi persepsi kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan kecamatan;
4. Kurangnya kuantitas SDM sehingga masih terdapat rangkap
jabatan fungsional umum terkait dengan pengelolaan keuangan;
5. Belum optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
kecamatan/kelurahan dikarenakan adanya tugas pembantuan
dan fasilitasi kegiatan Perangkat Daerah lain di tingkat
kecamatan dan kelurahan;
6. Belum optimalnya pemahamanan pelimpahan kewenangan
dari Wali Kota kepada Camat, sehingga masih banyaknya
usulan kegiatan dari masyarakat yang bukan merupakan
kewenangan Camat;
7. Belum optimalnya pemahaman standar pelayanan kepada
masyarakat.
Tabel Pemetaan Permasalahan
Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
Belum optimalnya
pembangunan Kecamatan
Bantargebang
Belum optimalnya
pemberdayaan
masyarakat
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam
program pembangunan
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam
program kesehatan
Kurangnya kapasitas kader Posyandu
Belum optimalnya
penyelenggaran Layanan Pemerintahan,
Belum terpenuhinya kebutuhan jumlah
personil serta kualifikasinya sesuai dengan analisa jabatan, dapat
menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan
Kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap output pelayanan kecamatan, sehingga output pelayanan kewenangan
Perangkat Daerah lain dapat mempengaruhi persepsi kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan kecamatan.
Pelaksanaan Urusan
Pemerintah,
Kurangnya kuantitas SDM sehingga
masih terdapat rangkap jabatan fungsional umum terkait dengan
pengelolaan keuangan.
Belum optimalnya pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi kecamatan/kelurahan
dikarenakan adanya tugas pembantuan dan fasilitasi kegiatan Perangkat Daerah
lain di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Belum optimalnya pemahaman standar
pelayanan kepada masyarakat
Belum optimalnya dukungan Manajemen
Belum optimalnya pemahamanan pelimpahan kewenangan dari Wali kota
kepada Camat, sehingga masih banyaknya
usulan kegiatan dari masyarakat yang bukan merupakan kewenangan Camat.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Terpilih
Visi merupakan kondisi yang diharapkan pada suatu saat/
jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi akan
berkarya agar tetap konsistendan dapat eksis, antisipatif, inovatif
dan produktif untuk mencapainya. Bagaimana pelayanan harus
dilaksanakan oleh suatu organisasi tidak terlepas dari Visi yang
dimilikinya.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah
rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
Visi Pembangunan Kota Bekasi masa 2018-2023 dari Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi terpilih adalah “Kota yang Cerdas,
Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Ihsan.“
“Bekasi Cerdas” menggambarkan kota bekasi bukan hanya pintar
akan tetapi juga mempunyai kemampuan dan logika yang baik;
“Bekasi Kreatif” Menggambarkan kota bekasi yang memiliki daya
cipta, mempunyai kemampuan untuk menciptakan,atau mampu
menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya yang menjadikan kota bekasi lebih baik;
“Bekasi Maju” menggambarkan pembangunan Kota Bekasi dan
kehidupan warga yang dinamis, inovatif dan kreatif yang didukung
ketersediaan prasarana dan sarana sebagai bentuk perwujudan kota
yang maju;
“Bekasi Sejahtera” menggambarkan derajat kehidupan warga Kota
Bekasi yang meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan dasar
pendidikan, kesehatan, terbukanya kesempatan kerja dan
berusaha, serta lingkungan fisik, social dan religious sebagai bentuk
perwujudan masyarakat yang sejahtera;
“Bekasi Ihsan” menggambarkan situasi terpelihara dan
menguatnya nilai, sikap dan perilaku untuk berbuat baik dalam
lingkup individu, keluarga dan masyarakat Kota Bekasi.
Kedisiplinan, ketertiban social, keteladanan dan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan tumbuh seiring dengan
meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk
mewujudkan kehidupan yang beradab.
Ditinjau dari sisi tugas pembangunan, secara umum tugas
Kecamatan Bantargebang terkait dengan pencapaian visi dan misi
Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, maka secara khusus tugas
dan fungsi Kecamatan Bantargebang berkontribusi langsung dalam
mendukung pencapaian misi ke 1 Meningkatkan kapasitas tata
kelola pemerintahan yang baik. Secara lebih rinci dari visi, misi,
tujuan dan saran dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
Dalam dokumen Visi dan Misinya Wali Kota dan Wakil Wali
Kota Bekasi terpilih menjelaskan bahwa arti visi meneguhkan Kota
Bekasi adalah upaya mempertegas kembali perwujudan kota yang
telah mempunyai aspek mendasar sebagai kota nyaman huni dan
kota pusat pelayanan jasa dengan memperkuat nilai daya saing
daerah dengan pijakan nilai keistimewaan sebagai bagian
penekanan harapan suatu ideal kota di masa depan.
Upaya untuk mewujudkan Visi ‘‘Kota Bekasi Cerdas,
Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Ihsan” dirumuskan melalui 5 (lima)
Misi Pembangunan, yaitu :
1. Meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan yang baik,
dengan cara :
a. Peningkatan aksebilitas dan kualitas pelayanan publik
melalui Mal Pelayanan Publik Kota Bekasi;
b. Pengembangan layanan publik berbasis IT;
c. Peningkatan Pemberdayaan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan melalui pemberian apresiasi dan insentif bagi
Ketua RT, RW, Linmas, Kader Posyandu, Marbot Masjid dan
kelompok lainnya.
2. Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan prasarana
dan sarana kota yang maju dan memadai, dengan cara :
a. Pengembangan daya dukung fasilitas umum yang memadai
dilingkungan RT/RW untuk kepentingan prasarana dan
sarana sosial;
b. Pengembangan sistem layanan cepat tanggap penanganan
sampah, jalan saluran, PJU dan kemacetan berbasis IT;
c. Pengembangan infrastruktur yang ramah bagi warga
penyandang disabilitas dan lansia Kota Bekasi;
d. Peningkatan kapasitas TPA Sumur Batu melalui ekstensifikasi
teknologi dan kerjasama TPA Bantargebang untuk
memastikan kontribusi positif terhadap pembangunan
berkelanjutan di Kota Bekasi;
e. Peningkatan perilaku pemilahan sampah rumah tangga,
revitalisasi “Smart Waste Management”, dan konversi “Waste
to Energy”;
f. Pembangunan Rusun untuk masyarakat berpenghasilan
rendah;
g. Pengendalian komposisi ruang yang proporsional dan serasi
untuk RTH, permukiman, dan aktivitas usaha:
h. Penanggulangan banjir melalui penerapan penanganan banjir
berwawasan lingkungan (Eco Drainage);
i. Penyediaan angkutan publik massal yang terintegrasi;
j. Pemeliharaan prasarana dan sarana LLAJ;
k. Pembangunan gedung commuter transit parking (Stasiun KA
dan LRT);
l. Pengenalan dan pemberlakuan smart parking di pusat
perbelanjaan;
m. Pembangunan sarana transportasi City Tourism;
n. Pembangunan Sanitasi dan Penyediaan air bersih.
3. Meningkatkan perekonomian berbasis potensi jasa kreatif
dan perdagangan yang berdayasaing, dengan cara :
a. Pengembangan wirausaha industri kreatif berbasis
komunitas;
b. Revitalisasi dan aktivasi 65% kelembagaan koperasi di Kota
Bekasi;
c. Peningkatan kompetensi dan sertifikasi bagi pencari kerja dan
pelaku UMKM;
d. Pembukaan peluang 150.000 tenaga kerja baru melalui
peningkatan kompetensi, pengembangan usaha baru, dan
penyelenggaraan bursa tenaga kerja;
e. Pembentukan “BEKASI CITY START-UP”, melalui kerjasama
pengembangan inkubator bisnis, untuk melahirkan
wirausaha baru;
f. Pengelolaan rantai pasok sembako melalui teknologi digital
untuk stabilisasi pasokan dan harga sembako;
g. Penyediaan ruang serta prasarana dan sarana pendukung
pengembangan ekonomi kreatif melalui pembangunan “Bekasi
CityTechno Park”;
h. Pengembangan creative society melalui penyelenggaraan event
“BEKASI CREATIVE” di tingkat kota dan kecamatan;
i. Pemberdayaan minat dan kiat usaha bagi perempuan.
4. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas kehidupan
masyarakat yang berpengetahuan, sehat, berakhlak mulia,
kreatif, dan inovatif, dengan cara:
a. Peningkatan efektivitas skim pendidikan dasar 9 tahun gratis
dansubsidi siswa keluarga miskin;
b. Peningkatan kapasitas lembaga kursus dan pelatihan yang
menghasilkan lulusan yang tersertifikasi;
c. Peningkatan layanan pendidikan bagi siswa, orang tua,
danmasyarakat berbasis teknologi informasi (smart school);
d. Pemberian beasiswa berbasis prestasi akademik,
minat/bakat, danTahfidz Al-Qur’an;
e. Penguatan sistem tata kelola layanan KARTU SEHAT (KS)
Berbasis NIK yang selaras dengan jaminan kesehatan
nasional;
f. Peningkatan kapasitas layanan sistem informasi kesehatan
(perwujudan smart health);
g. Penyediaan prasarana dan sarana olahraga dalam
rangkapemassalan olahraga, yang dapat diakses oleh seluruh
lapisan masyarakat, di tingkat kota dan lingkungan
masyarakat;
h. Penguatan kesalehan spiritual, ketahanan sosial, dan kearifan
budaya dalam membentuk kehidupan sosial budaya
multikultur dankehidupan masyarakat yang ihsan;
i. Pengembangan Sistem Layanan Sosial Terpadu
(pendidikan,kesehatan, dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial);
j. Pembangunan Panti Rehabilitasi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS);
k. Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
5. Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan kehidupan
kota yang aman dan cerdas, serta lingkungan hidup yang
nyaman, dengan cara :
a. Pengembangan “urban tourism” untuk meningkatkan daya
Tarik wisata Kota Bekasi;
b. Pengembangan kawasan ramah bersepeda (Bekasi City Bike)
danpenataan serta pengembangan pedestrian yang ramah
pejalankaki;
c. Penambahan dan pemeliharaan taman-taman kota bernuansa
tema tertentu (tematis: budaya Bekasi, patriotis, kreatif, dll);
d. Penataan dan pengendalian estetika papan reklame
(mengarahkan pada reklame digital bersumber energi surya);
e. Penataan kawasan kumuh melalui revitalisasi kawasan dan
Bedah rumah;
f. Pengelolaan TPU dengan standar pemakaman untuk
menjamin ketersediaan dan keasrian sehingga dapat
berfungsi sebagai RTH;
g. Pengelolaan event “car free day” yang berkontribusi terhadap
promosi ekonomi kreatif dan pembangunan berkelanjutan.
Kecamatan Bantargebang mendukung Misi 1 dan memerankan
diri sesuai dengan tugasnya yaitu mengkoordinasikan
penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, pemberdayaan
masyarakat, dan kelurahan. Kemudian untuk menjalankan tugas
tersebut kecamatan memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Umum;
b. Penyelenggaraan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat;
c. Pengkoordinasian upaya ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat;
d. Penyelenggaraan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan
umum;
e. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh tingkat Kecamatan; dan
f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
kegiatan kelurahan;
g. Pelaksanaan sebagian kewenangan yang dilimpahkan Wali Kota;
h. Pengkoordinasian pengelolaan kesekretariatan meliputi
perencanaan umum, kepegawaian, keuangan, evaluasi dan
pelaporan; dan
Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan, pengendalian
evaluasi, dan pelaporan di penyelenggaraan pelaksanaan
kegiatan Kecamatan.
Program Prioritas Kecamatan Bantargebang adalah :
1. Program Pengembangan Layanan Publik Berbasis IT;
2. Program Peningkatan pemberdayaan partisipasi masyarakat
dalm pembangunan melalui pemberian apresiasi dan intensif
bagi ketua RT, RW, Linmas, Kader Posyandu, Marbot Masjid dan
Kelompok penggerak sosial lainnya;
3. Program Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.
Tabel 3.2
Faktor Pendorong dan Penghambat Pelayanan Kecamatan Bantargebang
Pencapaian Visi Misi dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi
Visi: Kota Bekasi Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Ihsan.
No Misi Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Faktor
Penghambat Pendorong
1 Meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan yang baik.
1 Perubahan pelimpahan kewenangan dari Walikota kepada Camat dapat menyebabkan revisi terhadap
dokumen perencanaan
Kecenderungan menambah kegiatan
yang dilimpahkan
Dukungan lembaga
kemasyaraktan
2 Meningkatkan kapasitas tata kelola
pemerintahan yang baik.
2 Belum terpenuhinya kebutuhan jumlah personil serta
kualifikasinya sesuai dengan analisa jabatan, dapat menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan
Tidak memiliki kewenangan pengadaan SDM
Kebutuhan SDM sesuai analisa jabatan
3 Membangun, meningkatkan, dan
mengembangkan prasarana dan
sarana kota yang maju dan memadai.
3 Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap output
pelayanan kecamatan, sehingga output pelayanan
kewenangan Perangkat Daera lain dapat mempengaruhi
persepsi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kecamatan.
Adanya output kegiatan Perangkat
Daerah lain yang berada di Kecamatan
Mendekatkan pelayanan
masyarakat
4 Meningkatkan perekonomian berbasis
potensi jasa kreatif dan perdagangan
yang berdayasaing.
4 Kurangnya kuantitas SDM sehingga masih terdapat rangkap jabatan fungsional umum terkait dengan
pengelolaan keuangan.
Kualitas SDM yang ada belum
optimal
Integritas SDM Mendekatkan
lokus
5 Meningkatkan dan mengembangkan
kualitas kehidupan masyarakat yang
berpengetahuan, sehat, berakhlak
mulia, kreatif, dan inovatif.
5 Belum optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
kecamatan/kelurahan dikarenakan adanya tugas
pembantuan dan fasilitasi kegiatan Perangkat Daerah lain di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Tugas pembantuan Perangkat Daerah lain pada kegiatan tingkat
kecamatan dan kelurahan
kegiatan kepada masyarakat
6 Belum optimalnya pemahamanan pelimpahan
kewenangan dari Walikota kepada Camat, sehingga
masih banyaknya usulan kegiatan dari masyarakat yang
bukan merupakan kewenangan Camat
Usulan bersifat keinginan dan
masih kurang berorientasi pada
kebutuhan
Mengakomodir partisipasi
masyarakat dalam
perencanaan pembangunan
7 Belum optimalnya pemahaman standar pelayanan
kepada masyarakat Banyak prosedur yang harus
dipenuhi dan dilaksanakan
Tuntutan masyarakat dalam
kualitas pelayanan
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Jawa Barat
Penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Bantargebang
memperhatikan dan mengacu pada dokumen Rencana Strategis
Kelembagaan dan Rencana Strategis Provinsi Jawa Barat agar tercipta
keterpaduan penyusunan Rencana Strategis yang sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
Menelaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang
akan dilaksanakan selama kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan PD yang dapat mempengaruhi
pencapaian Visi Dan Misi Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
tersebut.
Hasil identifikasi PD tentang faktor-faktor penghambat dan
pendorong pelayanan PD yang dapat mempengaruhi pencapaian Visi
dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih ini juga akan
menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan PD. Dengan
demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan
terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan
pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian
Visi dan Misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Visi Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Bekasi terpilih untuk periode
Tahun 2018 – 2023 adalah “Bekasi Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera dan
Ihsan.“ Dalam mewujudkan pencapaian Visi tersebut, maka misi yang
akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pemerintah yang baik;
2. Membangun, Meningkatkan dan Mengembangkan Prasarana dan
Sarana Kota yang Maju dan Memadai;
3. Meningkatkan Perekonomian berbasis Potensi Jasa Kreatif dan
Perdagangan yang berdayasaing;
4. Meningkatkan dan Mengembangkan Kualitas Kehidupan Masyarakat
yang
5. Berpengetahuan, Sehat, Berakhlak Mulia, Kreatif dan Inovatif;
6. Membangun, Meningkatkan, dan Mengembangkan Kehidupan Kota
yang Aman dan Cerdas, serta Lingkungan Hidup yang Nyaman.
Ditinjau dari Misi Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah terpilih,
maka misi yang memiliki keterkaitan langsung dengan tugas pokok dan
fungsi Kecamatan adalah misi pertama yaitu Meningkatkan Kapasitas
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.
Misi Pertama bermakna bahwa tata kelola kepemerintahan dalam
mewujudkan Visi Pembangunan Kota Bekasi tahun 2018-2023
dilakukan melalui fungsi pengaturan, pelayanan, pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan serta menempatkan aparatur sebagai
pamong praja yang menjunjung tinggi integritas terhadap amanah,
tugas dan tanggung jawab berdasarkan sepulu prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), yaitu: partisipasi
masyarakat; tegaknya supremasi hukum; transparansi; kesetaraan;
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia Tahun 2015-2019
Tabel 3.3
Sasaran Kementerian Dalam Negeri Periode 2015-2019
Sasaran Indikator Sasaran Target
2015 2019
1 2 3 4 5
1 Terpeliharanya persatuan dan
kesatuan bangsa
Jumlah peristiwa konflik sosial ≤ 83
peristiwa
≤ 83
peristiwa
2 Terpeliharanya stabilitas politik
dalam negeri dalam rangka
mewujudkan demokrasi yang berkualitas
1 Persentase partisipasi politik
masyarakat pada saat pemilu
73,2% 77,5%
2 Persentase peristiwa konflik
berlatar belakang pemilu dan pilkada
< 10 % < 10 %
3 Meningkatnya kualitas pelaksanaan
otonomi daerah untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat dan
mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah
1 Tingkat kualitas tata kelola
Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
55% 80%
2 Persentase kinerja (maksimal)
pemerintahan pada daerah otonom baru
20% 70%
3 Jumlah Perda bermasalah 350 perda 50 perda
4 Persentase kelembagaan organisasi
perangkat daerah yang
ideal
45% 70%
5 Persentase kepala daerah dan
wakil kepala daerah, serta pimpinan dan anggota DPRD memiliki kapasitas manajemen dan kepemimpinan daerah
30% 70%
4 Meningkatnya kualitas pelayanan
publik dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah
1 Persentase penerapan SPM di
Daerah (prov/kab/kota)
75% 90%
2 Persentase daerah yang
memenuhi pelayanan Dasar
- 60%
3 Jumlah daerah yang memiliki
PTSP yang Prima
34
provinsi
34
provinsi dan 204
kab/ kota
4 Penyediaan layanan dasar bidang
ketentraman dan ketertiban umum
sesuai SPM
20% 60%
5 Penyediaan layanan dasar bidang
penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran sesuai SPM
10% 50%
Sasaran Indikator Sasaran Target
2015 2019
1 2 3 4 5
6 Persentase pemerintah daerah
yang menerapkan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan publik
100%
provinsi
5%
Kab/kota
100%
provinsi
30%
Kab/kota
5 Menguatnya peran Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah dalam pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di daerah
Persentase kinerja peran
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
50%
berkinerja baik
70%
berkinerja baik
6 Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif.
1 Persentase Daerah yang belanja
APBD nya berorientasi pada pelayanan dasar masyarakat
15% 25%
2 Jumlah Provinsi/Kab/Kota yang
menetapkan Perda tentang APBD
Provinsi/Kab/Kota yang tepat
waktu
30
provinsi
250
Kab/kota
30
provinsi
300
Kab/kota
3 Jumlah prov/Kab/Kota yang
menetapkan Perda
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu
30
provinsi
250 Kab/kota
30
provinsi
300 Kab/kota
4 Jumlah pemda yang menerapkan
akuntansi berbasis akrual
30 prop.
250 Kab/kota
30 prop.
300 Kab/kota
7 Meningkatnya kualitas dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pelayanan masyarakat
1 Jumlah desa dengan tata kelola
pemerintahan desa yang baik
5.000
desa
40.000
desa
2 Jumlah desa dengan tata kelola
keuangan dan aset yang efektif,
transparan dan akuntabel
5.000
desa
40.000
desa
3 Jumlah desa swasembada 2.000
desa
10.000
desa
8 Meningkatnya kualitas database
kependudukan nasional sebagai dasar penerbitan dokumen kependudukan
1 Peningkatkan kualitas pelayanan
kependudukan dan pencatatan sipil dengan database kependudukan nasional yang akurat
34
provinsi 514
Kab/kota
34
provinsi 514
Kab/kota
2 Persentase anak yang memiliki
akta kelahiran
75% 85%
9 Meningkatnya pendayagunaan
database kependudukan nasional bagi
pelayanan publik dan kepentingan pembangunan nasional
1 Peningkatan pemanfaatan NIK,
Database Kependudukan dan KTP-
el oleh lembaga pengguna Pusat
21
lembaga
40
lembaga
2 Penyediaan DP4 untuk
Mendukung Penyelenggaraan
Pemilu/Pemilukada Serentak
269
daerah
541
daerah
10 Meningkatnya kapasitas dan
profesionalisme aparatur bidang pemerintahan dalam negeri
1 Persentase lulusan IPDN dengan
nilai baik yang siap menjadi kader pelopor revolusi mental
50% 85%
2 Persentase tingkat kepuasan
stakeholders terhadap Etos Kerja
Alumni
65% 85%
3 Peningkatan kompetensi aparatur
Kemendagri dan Pemda melalui pengembangan kapasitas SDM
30% 80%
11 Meningkatnya akuntabilitas
pengelolaan keuangan Kementerian Dalam Negeri
1 Opini BPK atas Laporan
Keuangan Kemendagri
WTP WTP
2 Nilai Penegakan Integritas -
Bebas Korupsi Kemendagri dan Pemerintah Daerah
B (75) B (85)
12 1 Akuntabilitas kinerja Kemendagri Lapkin A Lapkin A
Sasaran Indikator Sasaran Target
2015 2019
1 2 3 4 5
Meningkatnya kinerja dalam
mendukung Reformasi Birokrasi
2 Indeks reformasi birokrasi
Kemendagri B A
Renstra Kemendagri Th. 2015-2019 memuat pokok-pokok kebijakan
yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Kecamatan
Bantargebang dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dan
pemberdayaan masuarakat.
Beberapa sasaran kebijakan dalam renstra kementrian ini telah berjalan
dengan baik di Kecamatan Bantargebang dengan ditanda tanganinya
hal-hal sebagai berikut :
1. Semakin membaiknya pemahaman akan keaneka ragaman budaya
nilai- nilai kebangsaan yang mendorong meningkatkan rasa
persatuan dan persatuan bangsa;
2. Penyelenggaraan tugas, fungsi dan wewenang kecamatan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta efektifitas
pelaksananya sesuai tata kelola pemerintahanan yang baik;
3. Terus meningkatkan fasilitasi/ pelayanan publik agar berupaya
untuk mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat Kecamatan
Bantargebang tanpa kecuali dengan mengedepankan 5 afirmatif
gender (perempuan, miskin, balita, disabilitas, lansia);
4. Terkait pemberdayaan masyarakat Kecamatan Bantargebang
Disediakan Ruang Bagi Masyarakat Kecamatan Bantargebang untuk
mengembangkan diri dari posisi tidak berdaya menjadi berdaya
melalui kegiatan berbasis pemberdayaan seperti pelatihan,
penyuluhan, sosialisasi serta pembinaan.
Referensi renstra Jawa Barat adalah Biro Tata Pemerintahan. Visi
Biro Tata Pemerintahan Jawa Barat adalah Fasilitator yang handal
dalam mewujudkan pemerintahan dan kerja sama daerah Provinsi Jawa
Barat"
Salah satu misinya adalah Meningkatkan Kualitas perumusan
bahan kebijakan dan fasilitasi penyelenggaraan tata pemerintaha Baik
visi maupun misi tersebut tentu saja berkaitan erat dengan visi dan misi
Wali Kota Bekasi terpilih. Oleh karenanya semakin menguatkan bahwa
kinerja Perangkat Daerah Kecamatan Bantargebang akan memberikan
kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi Dalam RPJPD Kota
Bekasi terkait dengan kelembagaan terutama yang sudah dilaksanakan
pada lima tahun sebelumnya adalah bahwa penyelenggaraan sistem
pemerintahan yang baik akan mendorong terciptanya kelembagaan yang
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-
masing Perangkat Daerah.
Dalam rangka Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan
masyarakat terdapat beberapa permasalahan diantaranya masih
diperlukan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
unggul, peningkatan peluang kesempatan kerja dan berusaha,
pemberdayaan Koperasi dan UMKM, termasuk pedagang pasar
tradisional, mengembangkan kemitraan antara pengusaha besar dan
UMKM, memperkuat pemberdayaan dan pengarusutamaan gender
untuk kaum perempuan, lanjut usia, difabel, miskin dan perlindungan
anak.
Dalam rangka untuk Meningkatkan kesejahteraan dan
keberdayaan masyarakat maka Pemerintah Kota Bekasi Bertujuan
untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas
dengan sasaran terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintah daerah yang berkualitas. Strategi yang ditempuh adalah
Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dengan cara
mengoptimalkan pelaksanaan analisis jabatan dan memantapkan
kelembagaan.
Berkenaan dengan hal itu maka sebagai Perangkat Daerah yang
mengampu pemberdayaan masyarakat berkewajiban untuk
mewujudkan perbaikan proses perencanaan yang melibatkan
masyarakat. Sedangkan berkenaan dengan analisa jabatan Perangkat
Daerah Kecamatan berupaya memberikan pemikiran pada Perangkat
Daerah terkait untuk mewujudkan analisa jabatan yang sesuai dengan
beban kerja yang ada.
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Berdasarkan Sasaran
Renstra Biro Tapem Jawa Barat
Sasaran Renstra Biro
Tapem Jawa Barat
Permasalahan
Kecamatan Bantargebang
terkait Sasaran Renstra
Biro Tapem Jawa Barat
Faktor
Pendukung Penghambat
Terciptanya pemerintahan
Desa/Kelurahan yang baik
dan sesuai dengan
Peraturan Perundang-
undangan
1. Masalah data, seringnya
masyarakat dalam
mengajukan permohonan
kurang melengkapi data
dan berkas-berkas
sebagai persyaratan
proses layanan yang
diinginkan ;
2. Kurangnya integritas dan
profesionalitas aparatur;
3. Terbatasnya sumberdaya
yang kompeten dalam
meningkatkan kualitas
penyelenggaran
pemerintahan;
4. Belum optimalnya
pelaksanaan partisipasi
masyarakat dalam
kegiatan kemasyarakatan.
1. Masyarakat masih kurang
sadar arti pentingnya;
2. kelengkapan berkas untuk
sebuah kelancaran;
3. pengurusan Belum
terlaksananya Kode Etik
Pelayanan Publik;
4. Sarana dan prasarana kurang
mendukung;
5. Kurangnya ide kreatif dan
gagasan yang inovatif dalam
meningkatkan partisipasi
masyarakat.
1. adanya sosialisasi Standar
Operasional Prosedur dan
Standar Pelayanan
Perijinan dan Non
Perijinan kepada
Masyarakat Kecamatan
Bantargebang;
2. Regulasi yang tidak
tumpang tindih dan
harmonis, serta
mendorong pencapaian
kinerja pemerintahan;
3. Perlu adanya penambahan
SDM Aparatur Negeri Sipil
yang berintegritas, netral,
profesional, dan sejahtera ;
4. Inovasi dan pembaharuan
dalam Kegiatan
kemasyarakatan sehingga
tidak timbulnya
kebosanan masyarakat
dalam mengikuti kegiatan
kegiatan kemasyarakatan
serta dapat meningkatkan
partisipasi masayarakat.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Air tanah
Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial
untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah Selatan
Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA
Bantargebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah
tercemar.
SPM Bantar Gebang
SPAM Bantar Gebang adalah sistem penyediaan air minum non
PDAM yang ada di kecamatan Bantargebang. SPAM Bantar Gebang ini
dikelola oleh warga setempat dengan pengawasan dari Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Sumber air yang digunakan berasal dari
sumur dalam. Saat ini telah dibangun 6 titik sumur dalam yaitu 2 titik
di Kel. Cikiwul, 2 titik di Kel. Sumur batu dan 2 titik di Kel.Ciketing
Udik. 1 sumur artesis tersebut digunakan untuk melayani 100 SL. Di
tahun 2012, telah dibangun 2 titik penambahan sumur artesis yaitu 1
titik di Kel. Sumur batu dan 1 titik di Kel. Ciketing Udik. Unit tambahan
sumur tersebut direncanakan akan mulai beroperasi di tahun 2013.
Curug Parigi
Curug Parigi berlokasi di Kampung Parigi, Kelurahan Cikiwul,
Kecamatan Bantargebang. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar dua
meter. Aliran sungai yang mengalir dari atas ke bawah membuatnya
tampak seperti Air Terjun Niagara versi mini yang tidak kalah indah.
Asal usul Curug Parigi adalah bentukan dari galian batu untuk Jalan
Raya Narogong. Daya tarik wisata yang berada di Kawasan Curug Parigi
yaitu berupa air terjun yang merupakan bekas galian batu. Curug Parigi
disebut-disebut sebagai niagara kecil karena landscape dari Curug
Parigi menyerupai Air Terjun Niagara. Aktivitas wisata wisata yang dapat
dilakukan di kawasan Curug Parigi yaitu berenang, fotografi, sight
seeing, pikinik dan bersepeda. Saat ini pembangunan kawasan Curug
Parigi belum maksimal sehingga belum banyak aktivitas wisata yang
dapat dilakukan. Secara keindahan alam Curug Parigi masih cukup
alami sehingga banyak wisatawasan yang berkunjung ke Curug Parigi
untuk berlibur.
Fasilitas yang tersedia di kawasan Curug Parigi masih sangat
minim karena pengembangan kawasan masih belum optimal baik dari
fasilitas kesehatan untuk keamanan pengunjung masih sangat kurang.
Bekum terdapatnya fasilitas toilet yang layak di kawasan Curug Parigi.
Sehingga perlunya sebuah pengembangan fasilitas untuk menambah
kenyaman pengunjung yang berlibur ke kawasan Curug Parigi.
Aksesibilitas merupakan salah satu unsur produk wisata yang
pendting dalam pengembangan suatu daya tarik wisata, kemudahan
pencapaian dapat menjadi stimulus bagi wisatawan untuk mengunjugi
suatu objek wisata. Kawasan Curug Parigi termasuk mudah dalam
pencapaiannya, karena berlokasi dekat dengan pemukiman penduduk.
Curug Parigi memiliki jarak 10 km dari pusat kota. Akses dari jalan
utama ke kawasan Curug Parigi melalui gang kecil dan ground cover
masih berupa tanah dan cukup terjal sehingga bila tergenang air akan
sedikit licin. Alat transportasi emnuju kawasan Curug Parigi dapat
menggunakan transportasi umum dan juga dapat menggunakan
kendaraan pribadi.
Sebagai pusat kegiatan wilayah Kota Bekasi mempunyai
perkembangan wilayah yang cukup pesat baik secara fisik, ekonomi
maupun sosial. Ditambah lagi dengan fungsi kota sebagai pusat
pendidikan berdampak pada tingginya pendatang dari luar wilayah Kota
Bekasi yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosial dan
budaya di Kota Bekasi. Dalam upaya pengendalian pembangunan agar
tetap aman dan nyaman, maka pemerintah Kota Bekasi menetapkan
Peraturan Daerah No 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Bekasi Tahun 2011-2031 yang mana didalamnya diatur
tentang pemanfaatan ruang Kota Bekasi sehingga pembangunan tetap
dalam koridor yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan alam dan
karakteristik Kota Bekasi. Tujuan Penyelenggaraan penataan ruang
antara lain:
a. Ruang wilayah daerah yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan;
b. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah Nasional, Provinsi dan
Daerah;
c. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang daerah dalam rangka
memberikan perlindungan fungsi ruang dan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan;
d. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung
dan kawasan budidaya;
e. Terciptanya ruang-ruang kota yang mendukung nilai-nilai sejarah,
budaya, maupun tradisi kehidupan masyarakat Bekasi;
f. Terwujudnya peluang-peluang berusaha bagi seluruh sektor ekonomi
lemah, melalui penentuan dan pengarahan ruang-ruang kota untuk
kegunaan kegiatan usaha dan pelayanan tertentu beserta
pengendaliannya;
g. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang daerah dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan
termasuk perlindungan atas bencana, untuk mewujudkan
kesejahteraan umum.
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi Tahun 2011-2061, penataan ruang
Kota Bekasi diarahkan untuk Penataan ruang wilayah Kota Bekasi
melalui RTRWK bertujuan mewujudkan Kota Bekasi sebagai Tempat
Hunian dan Usaha Kreatif yang nyaman dengan peningkatan kualitas
lingkungan hidup yang berkelanjutan, maka kebijakan pengembangan
struktur ruang yang dilaksanakan meliputi:
a. Pengembangan sistem pusat pelayanan kota yang mendukung
perwujudan fungsi Kota Bekasi sebagai PKN;
b. Pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi dengan sistem
transportasi Jabodetabek;
c. Pengembangan sistem jaringan air minum yang mencakup pelayanan
seluruh Kota Bekasi;
d. Pengembangan sistem persampahan dan jaringan air limbah
berbasis teknologi terkini yang mencakup pelayanan seluruh Kota
Bekasi dan regional;
e. Pengembangan sistem jaringan drainase dan pengendalian bahaya
banjir di seluruh Kota Bekasi;
f. Pengembangan sistem jaringan energi gas dan jaringan
telekomunikasi secara terpadu;
g. Pengembangan kawasan lindung sebagai upaya konservasi alam dan
budaya lokal;
h. Perwujudan ruang terbuka hijau kota sebesar 30% dari luas wilayah
Kota Bekasi;
i. Pengembangan kawasan peruntukan permukiman yang terstruktur
melalui pendekatan kawasan siap bangun dan pola hunian vertikal;
j. Pengembangan kawasan peruntukan industri terpadu di wilayah
selatan Kota Bekasi;
k. Pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yang
terpadu dan terstruktur dengan berlandaskan kearifan alamiah dan
kearifan lokal;
l. pengembangan kawasan wisata edukasi, olahraga dan budaya, dan
prasana dan sarana pendukungnya;
m. Pengembangan kawasan pertambangan gas di wilayah selatan Kota
Bekasi;
n. Penetapan kawasan strategis kota yang memiliki fungsi-fungsi
khusus tertentu.
Dalam upaya mendukung kegiatan masyarakat Kota Bekasi, rencana
penyelenggaraan penataan ruang diarahkan melalui rencana pola ruang
yang terdiri dari:
1) Rencana struktur ruang wilayah kota, meliputi:
a. sistem pusat pelayanan kota;
b. sistem jaringan prasarana kota.
2) Rencana struktur ruang wilayah kota digambarkan dalam peta
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Dengan maksud agar
lebih bermanfaat dan memberikan hasil untuk kebutuhan
masyarakat dimana pengembangan kawasan budidaya dilakukan
tanpa merusak kelestarian lingkungan dan budaya yang ada pada
kawasan yang bersangkutan.
Penyelenggaraan pembangunan Kota Bekasi dengan memanfaatkan
potensi yang dimiliki Kota Bekasi akan dapat dilaksanakan dengan
sebaik mungkin tanpa merusak lingkugan alam serta karakteristik
budaya yang ada. Oleh sebab itu penyelenggaran penataan ruang
Kota Bekasi dilaksanakan tanpa melampaui batas ruang yang tidak
diperbolehkan untuk dimanfaatkan seperti pada kawasan lindung yang
dimaksudkan untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup dan
melestarikan serta mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup
pada kawasan tepi sungai dan RTH publik, pelestarian cagar budaya
yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya, serta pengamanan
kawasan rawan bencana gempa dan tanah longsor.
Wilayah Kecamatan Bantargebang tidak boleh bertentangan dengan
peraturan daerah tersebut Melalui penataan ruang yang bijaksana,
kualitas lingkungan akan terjaga dengan baik. Penyelenggaraan
penataan ruang dilaksanakan untuk mewujudkan ruang wilayah yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Hal tersebut tentunya
dengan mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam
dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya
manusia serta mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat penataan ruang.
Pengaturan dan pemanfaatan ruang merupakan salah satu kewenangan
dari pemerintah, mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah. Proses
pengaturan dan pemanfaatan ruang ini dilaksanakan secara bersama-
sama, terpadu dan menyeluruh untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan.
Dalam Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi sudah diatur dan di jelaskan
peruntukan ruang di Wilayah Kota Bekasi. Dengan demikian struktur
ruang dan pola ruang Wilayah Kecamatan Bantargebang tidak boleh
bertentangan dengan peraturan daerah tersebut.
Pada Indikasi Program Utama Arahan Pemanfaatan Ruang Kota
BEKASI 2015-2035, perwujudan struktur ruang Kota Bekasi khususnya
sistem perkotaan diupayakan untuk percepatan pengembangan sub
pusat kota di seluruh kecamatan di Kota Bekasi dengan sumber
pendanaan diarahkan pada investasi swasta dan atau kerjasama
pendanaan untuk melakukan pengembangan wilayah tersebut.
Hasil telaah struktur ruang wilayah Kecamatan Bantargebang dapat
dilihat pada tabel 3.5
a. Penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penanganannya;
b. Ketentuan pemanfaatan ruang;
c. Peraturan zonasi.
Penyelenggaraan pembangunan Kota Bekasi dengan memanfaatkan
potensi yang dimiliki Kota Bekasi akan dapat dilaksanakan dengan
sebaik mungkin tanpa merusak lingkugan alam serta karakteristik
budaya yang ada. Oleh sebab itu penyelenggaran penataan ruang Kota
Bekasi dilaksanakan tanpa melampaui batas ruang yang tidak
diperbolehkan untuk dimanfaatkan seperti pada kawasan lindung yang
dimaksudkan untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup dan
melestarikan serta mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup
pada kawasan tepi sungai dan RTH publik, pelestarian cagar budaya
yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya, serta pengamanan
kawasan rawan bencana gempa, tanah longsor dan lain lain.
Melalui penataan ruang yang bijaksana, kualitas lingkungan akan
terjaga dengan baik. Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan
untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan. Hal tersebut tentunya dengan mewujudkan
keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan,
keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia serta
mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat penataan ruang. Pengaturan dan
pemanfaatan ruang merupakan salah satu kewenangan dari pemerintah,
mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah. Proses pengaturan dan
pemanfaatan ruang ini dilaksanakan secara bersama-sama, terpadu dan
menyeluruh untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi sudah diatur dan di jelaskan
peruntukan ruang di Wilayah Kota Bekasi. Dengan demikian struktur
ruang dan pola ruang Wilayah Kecamatan Bantargebang tidak boleh
bertentangan dengan peraturan daerah tersebut.
Pada Indikasi Program Utama Arahan Pemanfaatan Ruang Kota
Bekasi 2015-2035, perwujudan struktur ruang Kota Bekasi khususnya
sistem perkotaan diupayakan untuk percepatan pengembangan sub
pusat kota di seluruh kecamatan di Kota Bekasi dengan sumber
pendanaan diarahkan pada investasi swasta dan atau kerjasama
pendanaan untuk melakukan pengembangan wilayah tersebut.
Selanjutnya untuk sistem transportasi di wilayah Kecamatan
Bantargebang termasuk pada jaringan jalan arteri sekunder, maka
dalam tata ruang wilayah akan dilakukan pemantapan jaringan jalan
arteri sekunder internal kota.
Untuk sistem jaringan prasarana lainnya menyebar ke seluruh Kota
Bekasi antara lain, sistem jaringan energi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, air limbah dan air
minum. Seluruh sistem jaringan tersebut dapat dilakukan
pengembangannya di wilayah Kota Bekasi melalui Perangkat Daerah
yang terkait.
Penataan pola ruang yang menyangkut wilayah Kecamatan
Bantargebang adalah Kawasan Lindung karena memiliki kawasan
pengembangan pengelolaan kawasan sempadan sungai yaitu kawasan
sempadan Sungai/ kali Bekasi yang pemafaatannya harus sesuai
dengan pengaturan zonasi kawasan sempadan sungai/ kawasan
lindung. Selanjutnya untuk kawasan Ruang Terbuka Hijau diupayakan
pemantapannya di seluruh wilayah Kota Bekasi.
Pengaturan selanjutnya terkait kawasan budidaya yaitu
pengembangan, pemanfaatan dan pengendalian kawasan perkantoran
dan jasa di seputar pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan di pusat
Kota Kecamatan dan sub pusat Kota Kecamatan / Kelurahan.
Sedangkan untuk pengembangan, pemanfaatan dan pengendalian
kawasan permukiman berada di seluruh kecamatan Kota Bekasi tentu
saja dengan mentaati pengaturan zonasi yang sudah ada. Demikian juga
untuk pengembangan, pemanfaatan dan pengendalian kawasan untuk
prasarana umum dan sosial serta budidaya lainnya menyebar ke seluruh
Kota Bekasi.
Hal lain yang termasuk dalam penyebutan khusus Kecamatan
Bantargebang adalah perwujudan pengembangan kawsan strategis,
yaitu dari sudut kepentingan pemanfaatan citra Kota. Wilayah
Kecamatan Bantargebang memiliki kawasan perjuangan pada masa lalu
dan pariwisata.
Keterangan pengaturan lainnya adalah terait dengan arahan
pengaturan zonasi bagi kawasan-kawasan yang ada di wilayah Kota
Bekasi umunya dan Kecamatan Bantargebang pada umumnya. Dalam
arahan peraturan Zonasi Kota Bekasi tersebut sudah dijelaskan terkait
struktur ruang dan unsurnya serta ketentuan yang terkait dengan
struktur tersebut beserta kriterianya kemudian ada anjuran dan ada
catatan pemanfaatan ruangnya.
Hasil telaah struktur ruang wilayah Kecamatan Bantargebang dapat
dilihat pada tabel:
Tabel 3.4.1
Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah
Rencana Struktur Ruang Struktur Ruang Saat ini
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada pereode perencanaan berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap kebutuhan Pelayanan Perangkat Daerah
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Dominasi pemanfaatan ruang
pemukiman Kawasan pemukiman disertai penataan lingkungan
Penataan lingkungan pemukiman
Kebutuhan terhadap fasilitator pemberdayaan masyarakat
Memperkuat SDM terkait perijinan kawasan terbangun
Ada ruang potensi bencana di bantaran Sungai /kali Bekasi
Kawasan hunian bantaran Sungai /kali Bekasi
Penataan kawasan bantaran Sungai /kali Bekasi
Kebutuhan terhadap fasilitator pemberdayaan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana
Memperkuat kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana
Pusat Bisnis dan perniagaan Percampuran antara pemukiman dan kawasan bisnis namun dominasinya yang menentukan
Kawasan bisnis dan pemukiman dengan dukungan mana yang lebih dominan tidak menghilangkan non dominan
Pemahaman terhadap peta struktur ruang dan pola ruang
Kajian dari Pemerintah Daerah
yang berwenang terkait dengan struktur tata ruang dan pola ruang di wilayah.
Tabel 3.4.1 Hasil Telaah Pola Ruang Wilayah
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat ini
Indikasi ProgramPemanfaatan Ruang pada
pereode perencanaan berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur Ruang
terhadap kebutuhan Pelayanan Kecamatan
Bantargebang
Arahan Lokasi Pengembangan
Pelayanan Kecamatan
Bantargebang
Ruang terbuka hijau dalam kampung
Ruang terbuka hijau dalam kampung
Penataan lingkungan pemukiman
Kebutuhan terhadap fasilitator pemberdayaan masyarakat
Memperkuat SDM terkait perijinan kawasan terbangun
Kawasan
perlindungan
setempat di
bantaran
sungai/kali
Bekasi
Kawasan
perlindungan
setempat di
bantaran
Sungai /kali
Bekasi
Penataan
kawasan
bantaran
Sungai
/kali
Bekasi
Kebutuhan
terhadap
fasilitator
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengurangan
risiko bencana
Memperkuat
kapasitas
masyarakat
dalam
pengurangan
risiko bencana
Tabel 3.4.1 Permasalahan Pelayanan Kecamatan Bantargebang berdasarkan Telaah
Rencana Tata Ruang Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Rencana Tata Ruang Wilayah
terkait tugas dan fungsi Perangkat
Daerah
Permasalahan Pelayanan Kecamatan
Bantargebang Kota Bekasi
Faktor
Penghambat Pendorong
Kawasan pemukiman
Kurangnya pemahaman terhadap tata ruang perkotaan
Pemahaman masyarakat terhadap tata ruang masih rendah
Peraturan terkait tata ruang
Kawasan bisnis Kurangnya pemantauan terhadap kebersihan lingkungan kawasan bisnis
Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap pengelolaan kebersihan kawasan
Peraturan tentang kebersihan lingkungan
Kawasan pemukiman nbantaran
Kurangnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap pemelihraan dan penataan kawasan Bantaran Sungai/kali Bekasi
Banyaknya warga masyarakat di kawasan bantaran yang belum memiliki hunian yang layak
Peraturan terkait kawasan bantaran sungai dan Lembaga masyarakat pemerhadi sungai
Tabel 3.4.2
kepadatan penduduk dan rata-rata anggota keluarga menurut kelurahan
pada Kecamatan Bantargebang tahun 2012
Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan usia penduduk
produktif dan manula dapat digambarkan pada table sebagai
berikut:
Tabel 3.4.2
jumlah penduduk berdasarkan usia penduduk produktif dan manula
USIA
(TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
N % N % N %
0 – 14 17.720 24,71 16.547 23,81 34.267 24,77
15 – 59 49.821 69,47 48.659 70,01 98.480 69,74
➢ 60 4.166 5,80 4.290 6,18 8.456 5,99
JUMLAH 71.707 50,78 69.496 49,22 141.203 100
Dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk produktif yaitu 15
– 59 tahun di Kecamatan Bantargebang adalah sebesar 69,74% dari
jumlah penduduk. Sedangkan ratio ketergantungan dari besaran
jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja
adalah sebesar 43,38%. Ini berarti setiap 100 penduduk usia
produktif menanggung 43 penduduk baik anak-anak ataupun
manula. Makin bertambahnya penduduk usia lanjut harus
diimbangi dengan pembangunan rumah sakit atau pelayanan
lainnya bagi manula.
Selanjutnya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bekasi Tahun 2011-2031, Kecamatan Bantargebang adalah
merupakan wilayah Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) yaitu pusat
pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani
seluruh subwilayah kota.
Kelurahan Jumla
h KK
Jumlah
Penduduk
Rata-rata
Jumlah Jiwa
per KK
Luas
Wilayah
Distribusi
Penduduk
Kepadatan
Penduduk per KM2
Ket
Bantargebang 10.212 51.241 5 406.244 36,29 18,16
Cikiwul 11.481 36.787 3 525.351 26,05 18,43
Ciketingudik 7.632 25.770 3 568.955 18,26 19,89
Sumurbatu 7.683 27.405 4 343.340 19,40 18,24
37.008 141.203 4 1.843.890 100 16,03
Lingkup wilayah SPPK (disebut juga BWP)Bantargebang
meliputi 2 Kecamatan dan 8 Kelurahan yaitu Kecamatan
Bantargebang (Kelurahan Bantargebang, Kelurahan Cikiwul,
Kelurahan Ciketingudik, Kelurahan Sumurbatu) dan Kecamatan
Bantar Gebang (Kelurahan Bantar Gebang, Kelurahan Cikiwul,
Kelurahan Sumur Batu dan Kelurahan Ciketingudik).
Berdasarkan RTRW, SPPK Bantargebang berada di sekitar
Kelurahan Bantargebang mencakup wilayah pelayanan Kelurahan
Bantargebang, Cikiwul, Ciketingudik, Sumurbatu dengan fungsi
pusat pemerintahan, pusat industri dan jasa pergudangan, pusat
permukiman skala besar, pusat prasarana persampahan (TPPAS
DKI Bantargebang), dengan penyediaan pembangunan “buffer zone”
yang dapat berupa taman kota, tempat pemakaman umum, dan
lain-lain.
Kondisi existing pada saat ini pusat pemerintahan SPPK
Bantargebang tidak berada di sekitar Kelurahan Ciketingudik
melainkan berada di wilayah Kelurahan Bantargebang.
Pusat pelayanan masyarakat seperti kantor kecamatan,
puskesmas dan sekolah negeri untuk SLTP dan SLTA juga berpusat
di Kelurahan Ciketingudik.
Mengingat keberadaan pusat prasarana persampahan
(TPPAS DKI Bantargebang) berada di Kecamatan Bantargebang
yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Bantargebang, di
Kecamatan Bantargebang tetap harus dibangun ”buffer zone”
berupa taman kota, TPU dan lain-lain. Selain itu keberadaan buffer
zone juga dapat berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau kawasan
kota.
Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kota Bekasi direncanakan
pengembangannya sampai 30% dari wilayah Kota Bekasi yaitu
sebesar 6.700 ha.Pengembangan komponen RTH meliputi
pegembangan RTH publik yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah dan RTH privat yang dimiliki oleh pribadi-
pribadi.Pengembangan yang direncanakan adalah 20% (4.210 ha)
pengembangan RTH publik dan 10% (2.105 ha) pengembangan RTH
privat.
Rencana pengembangan RTH publik di wilayah Kecamatan
Bantargebang antara lain adalah rencana Tempat Pemakaman
Umum di Kelurahan Padurenan dengan luas lahan sebesar 12 Ha.
TPU dimaksud sudah bersertifikat dan telah tercatat sebagai asset
milik Pemerintah Kota Bekasi.Sedangkan RTH privat di Kecamatan
Bantargebang kemungkinan pada saat ini telah berkurang
mengingat pesatnya pembangunan perumahan dan permukiman.
Akibat pesatnya jumlah penduduk menyebabkan banyak warga
masyarakat yang memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber
RTH privat menjadi ruang terbangun atau mengalihfungsikan lahan
persawahan menjadi lahan terbangun atau dipindahtangankan ke
pihak lain terutama kepada pengembang perumahan.
Pesatnya pembangunan perumahan dan permukiman juga
disertai dengan pesatnya pembangunan pertokoan di Kecamatan
Bantargebang sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.4.2
Data Perumahan/Pengembang/Pertokoan di Kecamatan Bantargebang
NO.
KELURAHAN
JUMLAH PENGEMBANG/
PERUMAHAN (TAHUN)
JUMLAH PERTOKOAN
(TAHUN)
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1. Bantargebang 2 2 15 15 15 38 115 46 89 85
2. Cikiwul 2 8 12 12 12 30 100 39 90 87
3. Ciketingudik 2 2 9 9 9 30 90 18 58 41
4. Sumurbatu 3 7 7 7 7 54 95 20 70 92
JUMLAH 9 25 43 43 43 152 400 123 307 335
Berkembangnya pembangunan perumahan dan permukiman
di Kecamatan Bantargebang di samping memberikan dampak
positif yaitu berkembangnya kehidupan ekonomi juga memberikan
dampak negatif. Permasalahan yang disebabkan oleh
pembangunan perumahan dan permukiman yang demikian cepat
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Seringnya terjadi kemacetan yang disebabkan mobilitas
penduduk yang cukup tinggi terutama pada saat-saat tertentu;
2. Berkurangnya luas Ruang Terbuka Hijau;
3. Adanya titik banjir yang disebabkan oleh pembangunan
perumahan dan permukiman yang tidak disertai dengan
pembangunan/ perencanaan saluran air yang memadai;
4. Bertambahnya titik titik pembuangan sampah liar;
5. Timbulnya permukiman kumuh;
6. Tidak tertatanya pusat perdagangan dan jasa.
Kemacetan yang ditimbulkan terutama di jalan-jalan utama.
Mobilitas yang tinggi di Kecamatan Bantargebang juga
menyebabkan adanya kerusakan-kerusakan jalan baik di jalan
utama ataupun di jalan lingkungan.
Diharapkan dengan adanya rencanan pengembangan system
jaringan jalan dimaksud dapat mengurangi kemacetan yang ada di
kawasan Kecamatan Bantargebang dan sekitarnya.
Pesatnya pembangunan perumahan dan permukiman juga
menyebabkan terjadinya pengurangan RTH terutama dari lahan
milik pribadi.Pembangunan perumahan melalui system kavling
juga dapat menyebabkan tidak terpenuhinya keberadaan fasos
fasum sebagai salah satu sumber RTH publik.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas pembangunan
perumahan dan permukiman yang tidak disertai dengan
pembangunan/perencanaan saluran air yang memadai juga dapat
menimbulkan adanya titik-titik banjir di perumahan.
Di samping disebabkan karena adanya pembangunan/
perencanaan saluran air yang tidak memadai, banjir juga
disebabkan oleh banjir kiriman. Diharapkan pengembangan system
drainase dan pengendali banjir dimaksud dapat mengurangi atau
menghapus titik titik banjir di Kecamatan Bantargebang.
Dalam RTRW 2013-2031, Kecamatan Bantargebang menjadi
salah satu sasaran rencana pengembangan kawasan peruntukan
perumahan melalui peningkatan kualitas lingkungan di
permukiman kumuh. Salah satu hal yang menyebabkan suatu
lingkungan dikategorikan sebagai permukiman kumuh adalah
karena tidak tertatanya lingkungan dan adanya titik-titik
pembuangan sampah liar.
Kebijakan pengembangan kawasan peruntukan permukiman
di Kecamatan Bantargebang adalah kawasan peruntukan
permukiman sedang. Bahwa pembangunan perumahan juga harus
memperhatikan tersedianya perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah, pengaturan dan peremajaan kawasan
padat dan kumuh dengan kombinasi program pembangunan
perumahan vertikal. Kondisi wilayah Kecamatan Bantargebang
yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Bantargebang
sebagai salah satu kawasan industry,yang memungkinkan
Kecamatan Bantargebang menjadi wilayah pengembangan hunian
vertikal sebagai penyedia permukiman di sekitar kegiatan industry.
Kondisi wilayah Kecamatan Bantargebang yang masih belum terlalu
padat membuat pengaturan dan peremajaan kawasan padat dan
kumuh lebih memungkinkan dibanding kawasan pusat perkotaan.
Di sisi lain ijin pembangunan perumahan perlu dilakukan
secara ketat. Pemberian ijin perumahan tidak hanya didasarkan
kepada ijin sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi
lebih utama sebagai pengendali tata ruang dan lingkungan hidup.
Pengembang perumahan sesuai RTRW diwajibkan untuk
mengelola lingkungan secara terpadu dengan membuat IPAL
komunal, mengelola sampah komunal secara 3R, dan menyediakan
RTH paling sedikit sebesar 10% dari luas lahan.
Selanjutnya dalam RTRW 2011-2031, rencana
pengembangan kawasan peruntukan pariwisata dan rekreasi di
Kota Bekasi, meliputi :
a. pengembangan kegiatan pariwisata dan rekreasi perkotaan,
serta prasarana dan sarana penunjang;
b. pengembangan obyek wisata dan rekreasi mencakup wisata
pendidikan, wisata olah raga dan wisata budaya;
c. pengembangan wisata di sekitar Kawasan Lindung dan Kawasan
Budi Daya secara terpadu;
d. pengembangan kawasan budaya dan olah raga, di Kecamatan
Bekasi Selatan, Bantargebang, Bantargebang, Medan Satria,
Rawalumbu dan Bantargebang.
Pengembangan kawasan budaya dan olah raga di Kecamatan
Bantargebang sangat signifikan.Masyarakat Kecamatan
Bantargebang adalah masyarakat yang memegang adat yaitu adat
istiadat budaya Betawi. Hal ini dapat terlihat dari masih banyaknya
rumah warga masyarakat yang bergaya Betawi (joglo) dan masih
adanya makanan khas Betawi yang banyak diolah oleh warga
masyarakat seperti bir pletok, dodol betawi, sayur gabus pucung,
kue akar kelapa, geplak, deblak dan makanan khas Betawi lainnya.
Adapun kesenian yang masih ada dan berkembang di Kecamatan
Bantargebang antara lain adalah kesenian topeng Betawi, wayang
kulit Betawi, dong dang dan adu bedug. Kesenian tersebut
diturunkan secara turun temurun. Namun demikian perlu peran
serta aktif pemerintah untuk mendorong pelestarian kesenian
tersebut karena apabila hanya turun temurun dikhawatirkan
kesenian itu akan musnah apabila tidak ada keluarga yang tertarik
untuk melestarikan kesenian tersebut. Diharapkan dengan
terbangun dan tertatanya satu kawasan budaya di Kecamatan
Bantargebang, seni budaya dan adat istiadat Betawi sebagai aset
negara dan bangsa dapat terjaga dan dilestarikan.
Adapun kesenian yang ada di Kecamatan Bantargebang dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 3.16
Kesenian di Kecamatan Bantargebang
NO. JENIS KESENIAN JUMLAH KET.
1 Pawai Akbar 1
Muharam 1 Kel. Cikiwul
2 Adu bedug / Pesta
Rakyat 1 Kel. Cikiwul
Mengingat luas wilayah tak terbangun yang masih sangat
luas dan perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat
pesat, diharapkan pengembangan kawasan olah raga di Kecamatan
Bantargebang dapat tetap mempertahankan fungsi lahan sebagai
kawasan hijau atau juga dapat berfungsi sebagai buffer zone
kawasan Kecamatan Bantargebang dari keberadaan TPA
Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang yang berbatasan langsung.
Berkembangnya perumahan dan permukiman di Kecamatan
Bantargebang juga harus disertai dengan tersedianya air bersih
yang memadai melalui pengembangan dan perluasan pengelolaan
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Bantargebang di Kecamatan
Bantargebang. Berdasarkan RTRW 2011-2031, sampai dengan
tahun 2014 pengembangan dan perluasan IPA dititikberatkan pada
wilayah pusat kota dan berikutnya dikembangkan di seluruh
wilayah Kota Bekasi.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah tersedianya pos
pemadam kebakaran. Tersedianya pos pemadam kebakaran dapat
mempercepat penanggulangaan kebakaran mengingat perspektif ke
depan Kecamatan Bantargebang akan menjadi kawasan
permukiman yang padat. Keberadaan pos pemadam kebakaran
juga harus disertai dengan keberadaan sumber air dan akses jalan
yang memadai.
SPPK Bantargebang adalah merupakan salah satu pusat
industry dan pusat pergudangan.Rencana pengembangan kawasan
peruntukan industri di Kecamatan Bantargebang harus diarahkan
untuk pengembangan kegiatan industri yang tidak mencemari
lingkungan dan dibatasi pada lahan eksisting melalui pelarangan
penerbitan ijin baru untuk kegiatan industry karena
pengembangan kegiatan industry yang akan datang disiapkan di
wilayah kota bagian selatan.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa pelayanan kesehatan
di Kecamatan Bantargebang belum optimal yang antara lain
ditandai dengan keberadaan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu yang tidak merata. Berkenaan dengan peningkatan
pelayanan kesehatan di Kecamatan Bantargebang rencana
pengembangan sarana kesehatan dalam RTRW 2011-2031meliputi:
a. peningkatan kuantitas, kualitas dan pemerataan pelayanan
kesehatan;
b. pengembangan lokasi Rumah Sakit Umum milik daerah sebagai
lokasi sarana kesehatan utama, serta arahan pengembangan
rumah sakit swasta dan khusus yang berlokasi di PPK serta
SPPK dan koridor jalan kolektor primer;
c. pengembangan puskesmas rawat inap di setiap kecamatan, dan
pengembangan puskesmas pembantu disetiap kelurahan.
Sedangkan berkaitan dengan rencana pengembangan sarana
peribadatan di Kecamatan Bantargebang meliputipeningkatan
kualitas sarana peribadatan melalui rehabilitasi dan perawatan
bangunan tempat ibadah serta peningkatan kapasitas sarana
ibadah disesuaikan dengan cakupan pelayanan.
Kecamatan Bantargebang bersama-sama dengan Kecamatan
Bantargebang adalah merupakan Kawasan Strategis Kota dengan
sudut kepentingan ekonomi berbasis industri teknologi tinggi
dengan arahan penanganan meliputi pemusatan kegiatan industri,
pembangunan pusat pengolahan limbah medis dan TPPAS Modern
Sumurbatu berteknologi tinggi dan pengembangan hunian vertikal
sebagai penyediaan permukiman di sekitar kegiatan industri.
Namun demikian walaupun Kecamatan Bantargebang merupakan
Kawasan Strategis Kota dengan sudut ekonomi berbasis industry
teknologi tinggi, perijinan yang dapat diberikan hanya kepada
industry yang sudah ada dan tidak diberikan kepada industry yang
baru akan berdiri.
Tabel 3.5
Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS
No Aspek
Kajian Ringkasan KLHS
Implikasi Terhadap Pelayanan Di Kecamatan
Bantargebang Bantargebang
Catatan Bagi Perumusan Program dan Kegiatan
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan
Wilayah Kecamatan Bantargebang sebagai pusat perekonomian berupa perdagangan, jasa,
Sering muncul bangunan dan usaha yang belum memiliki ijin. Sulitnya memberikan kesadaran terhadap masyarakat untuk mematuhi peraturan perijinan yang ada.
Program diarahkan pada: Penegakan perdaSosialisasi dan penyuluhan pada masyarakat
2. Perkiraan mengenai dan dampak dan resiko lingkungan hidup
Konservasi air terancam dimana kawasan sebagai penyangga konservasi air mulai menjadi kawasan terbangun
Pelayanan pada tingkat kecamatan adalah memperbanyak penyuluhan dan pembinaan terkait dengan lingkungan sesuai pelimpahan kewenangan
Program diarahkan pada:Monitoring terhadap peggunaan sumber air Penataan sanitasi pemukiman
3. Kinerja pelayanan/ jasa ekosistem
Harus ada pengaturan yang konprehensif dan holistik
Memfokuskan pada kelestarian ekosistem perkotaan sesuai kewenangan
Program diarahkan pada: Kajian ekosistem perkotaan dan implementasi kebijakannya
4. Efisiensi pemanfaatan Sumber Daya Alam
Memelihara kawasan sumber air (konservasi air) dan mengatur eksploitasi sumber air tanah
Pengaduan masyarakat terhadap ketersediaan sumber air tanah
Program diarahkan pada: Penyelamatan sumber air tanah di Bekasi
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan Iklim
Perubahan iklim ke arah kurangnya pemenuhan air bersih sangat tinggi tingkat ketergantungannya
Perubahan iklim yang tidak diikuti dengan adaptasi yang baik dapat meningkatkan angka kemiskinan
Program diarahkan pada: Analisis perubahan iklim dan upaya penanggulangan dan adaptasinya
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Sangat perlu diversifikasi keanekaragaman hayati terutama flora
Munculnya usulan kampung hijau, kampung sayur dan sejenisnya
Program diarahkan pada: Diversifikasi flora dalam penghijauan kota.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Dokumen KLHS-RPJMD BEKASI tahun 2018-2023, memutuskan
5 isu strategis prioritas dari hasil partisipasi pemangku kepentingan
penyusun KLHS-RPJMD yaitu, pencemaran lingkungan, pelaksanaan
regulasi tata ruang yang belum optimal sarana dan prasarana yang belum
memadai, kesenjangan ekonomi dan derajat kesehatan yang belum
optimal.
Ketersediaan ruang publik di wilayah perkotaan merupakan isu
yang selalu menjadi sorotan. Kecenderungan perubahan alih fungsi lahan
dari ruang publik menjadi ruang privat yang tidak diimbangi dengan
prasarana ruang publik pengganti akan menjadi permasalahan sosial.
Ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai ruang publik juga diperlukan
sebagai sarana berinteraksi dan menciptakan Kota Bekasi yang nyaman.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
penataan ruang bahwa 30% lahan dialokasikan sebagai ruang terbuka
hijau, yang dibagi menjadi 20% Ruang Terbuka Hijau Publik dan 10%
Ruang Terbuka Hijau Privat dari luas wilayah Kota Bekasi perlu segera
diwujudkan. Berdasarkan perhitungan terbaru dengan merujuk pada
regulasi yang ada, bahwa Ruang Terbuka Hijau Publik Kota Bekasi masih
memerlukan capaian dengan upaya besar.
Optimalisasi pengendalian pemanfaatan ruang diperkuat dengan
adanya instansi yang menangani Tata Ruang dan Pertanahan yang baru
saja berdiri, diperlukan waktu untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan
keruangan yang optimal. Demi terwujudnya pembangunan wilayah
perkotaan yang berkelanjutan, diperlukan penataan ruang sesuai dengan
daya dukung wilayah yang ada. Kota yang berkelanjutan adalah kota yang
mampu berfungsi sesuai dengan kemampuan wilayahnya, dicerminkan
dengan sarana prasarana perkotaan yang memadai, kelancaran
perhubungan dan lalu lintas, serta standar kualitas lingkungan
perumahan dan perkotaan yang baik dan seimbang. Dengan adanya
lembaga khusus yang tersedia diharapkan mampu menangani masalah
berupa alih fungsi lahan, keterbatasan ruang publik, ruang terbuka
hijau dan penggunaan lahan yang tidak sesuai fungsi kawasan. Sehingga
tidak akan menjadi masalah dasar pada perkotaan untuk perencanaan
kedepan.
Permasalahan Kecamatan Bantargebang sebagai wilayah yang
luasnya kecil tidak hanya diselesaikan dengan perencanaan dan
pengelolaan infrastruktur saja tanpa terintegrasi dengan kabupaten yang
berbatasan langsung di sekitarnya. Hal tersebut disebabkan karena
permasalahan yang terjadi di Kecamatan Bantargebang muncul sebagai
akibat dari interaksi kegiatan antar wilayah satu dengan yang lain,
sehingga muncul suatu ketergantungan antar Kota/ Kabupaten dalam
merencanakan dan mengelola infrastruktur Pemerintah Kota Bekasi,
Pemerintah Bogor, Kabupaten Bekasi dan Pemerintah DKI melakukan
kerjasama dalam penanganan permasalahan dibidang persampahan, air
limbah, drainase, air bersih, jalan, dan transportasi.
Masalah yang dihadapi Kecamatan Bantargebang Kota bekasi saat
ini adalah ketimpangan pendapatan yang berpengaruh pada tingkat
kemiskinan. Kesenjangan pendapatan dan kemiskinan mempunyai
hubungan yang erat pada dampak yang dihasilkan. Kemiskinan di
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi menujukkan angka yang relatif
lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang cenderung
meningkat. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun.
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan / Keluarga Pra
Sejahtera di Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi turun dari 826
tahun 2017 menjadi 728 tahun 2018 penurunan jumlah Keluarga Pra
Sejahtera sekitar 98 Keluarga atau 11,8 %.
Isu strategis terkait kesehatan masyarakat secara nasional juga
diangkat dalam RPJMN tahun 2015 – 2019, antara lain: peningkatan
kesehatan ibu, anak, remaja, dan lansia, percepatan perbaikan status gizi
masyarakat, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, perilaku
hidup bersih dan sehat. Berkaitan dengan isu strategis nasional tersebut,
di Kota Bekasi kesehatan ibu menjadi isu yang perlu diperhatikan,
terutama Angka Kematian Bayi (AKB) dalam lima tahun terakhir
mengalami peningkatan, walaupun persentase ini masih di bawah angka
rerata nasional.
Isu strategis yang dihadapi oleh Kecamatan Bantargebang adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat
Pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah kecamatan sering menjadi tolok ukur dari citra (nama baik)
kecamatan sampai pada tataran pemerintah yang lebih tinggi.
Kecamatan Bantargebang merupakan Perangkat Daerah yang
berfungsi sebagai garda terdepan dalam pelayanan kepada
masyarakat. Oleh karena itu citra pelayanan yang dapat diberikan
oleh kecamatan Bantargebang kepada masyarakat berpengaruh
terhadap citra pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bekasi
pada umumnya. Perbaikan dan peningkatan kualitas dalam sistem
pelayanan di tingkat kecamatan menjadi hal yang harus dilakukan.
Peran strategis pelayanan Kecamatan Bantargebang dalam
mendukung tatakelola pemerintahan yang baik tidak terlepas dari
adanya Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dimana ada azas-azas pelayanan public yang harus
diperhatikan, antara lain:
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. Ketepatan waktu; dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Upaya untuk mewujudkan agar Kecamatan Bantargebang
menjadi pusat pelayanan masyarakat adalah dikeluarkannya
Permendagri Nomor: 4 tahun 2010 tentang Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan (PATEN). Seluruh Kecamatan di Kota Bekasi
telah melaksanakan PATEN sejak tanggal 12 Desember 2012 PATEN.
Itulah perwujudan tekat Pemerintah Kota Bekasi dalam melakukan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Dalam rangka sinkronisasi antara kebutuhan masyarakat
dalam pelayanan dengan kemampuan atau kapasitas Kecamatan
dalam memberikan fasilitas dan kualitas pelayanan kepada
masyarakat maka telah disusun Standar Pelayanan Publik (SPP) di
Kecamatan yang penyusunanannya melibatkan unsur masyarakat.
Dalam rangka mendukung Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan Bantargebang terdapat program peningkatan pelayanan
masyarakat berbasis kewilayahan yang terdiri dari tiga kegiatan
antara lain kegiatan pelayanan pemerintahan dan Trantib, pelayanan
informasi dan pengaduan dan pelayanan perekonimian
pembangunan. Ketiga kegiatan itu diampu oleh seksi yang berlainan
yang saling bersinergi di dalam pelaksanaan tugasnya, yaitu seksi
pelayanan, informasi dan pengaduan, seksi Pemerintahan dan Trantib
serta seksi Perekonomian dan Pembangunan. Kecamatan selaku
penyelenggara PATEN telah memiliki persyaratan seperti yang
disebutkan dalam Pasal 5 Permendagri nomor 4 tahun 2010 yaitu
persyaratan subtantif, administrative dan teknis. Secara subtantif.
Kecamatan telah menerima pelimpahan sebagian kewenangan
dari Wali Kota Bekasi sesuai dengan Peraturan Wali Kota Bekasi
Nomor. 4 tahun 2014 Seri E Tentang Perubahan atas peraturan
Daerah Kota Bekasi No. 8 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan dan
Perizinan di bidang Perdagagangan. Persyaratan administratif juga
telah dipenuhi dengan adanya Standar Pelayanan Publik (SPP)
sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dan didukung pula
oleh SPP pada tingkat kelurahan. Selanjutnya persyaratan teknis
telah dipenuhi dengan adanya sarana dan prasarana pendukung
pelayanan. Pemenuhan persyaratan teknis lainnya adalah kesiapan
petugas pelayanan baik dari pegawai kecamatan maupun dengan
tenaga teknis pelayanan.
Sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat maka
kecamatan Bantargebang harus memenuhi beberapa prinsip
sebagaimana yang disebut dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 62 Tahun 2003 yaitu disebutkan bahwa
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip, salah
satunya adalah kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu
tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informasi (telematika).
Pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan baik oleh
kecamatan maupun kelurahan telah dilengkapi dengan gedung-
gedung kantor dan juga sarana pendukung kelancaran pelayanan
maupun penunjang kegiatan administrasi perkantoran (perangkat
keras dan lunak), sehingga sangat membantu dalam menunjang
pelaksanaan kegiatan baik untuk kebutuhan administrasi
perkantoran maupun pelayanan kepada masyarakat. Pada Tahun
Anggaran 2018 telah dilakukan perbaikan sarana dan prasarana
kerja antara lain pembangunan Gedung Kantor Kecamatan
Bantargebang., perbaikan dan pemeliharaan alat-alat kantor,
pemeliharaan gedung kantor lurah yang mendukung optimalisasi
pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan suasana nyaman
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kondisi lain yang sudah diwujudkan sebelumnya terkait dengan
fasilitas pelayanan adalah ruang pelayanan yang nyaman, ber AC
untuk Kecamatan Bantargebang ada ruang laktasi, tersedia TV, Surat
kabar dan minuman/ air mineral dan makanan kecil untuk warga
yang membutuhkan pelayanan.
Persoalan fasilitas pelayanan yang masih belum optimal adalah
gedung kantor Kelurahan belum terwujud karena sarana dan
prasarana yang masih belum maksimal.
b. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
merupakan tolok ukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat.
Selain itu keterlibatan komponen atau unsur masyarakat dalam
perencanaan pembangunan menjadi sebuah tuntutan
pengarusutamaan gender dimana kelompok masyarakat rentan harus
mendapatkan hak akses dan partisipasi.
Pengambilan kebijakan Kecamatan Bantargebang yang diawali
atau dimulai dari proses Musyawarah Pembangunan jelas telah
melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat. Maka kegiatan-
kegiatan yang direncanakan merupakan hasil dari masukan
masyarakat melalui Musrenbang. Selain itu sasaran dari program
kegiatan juga mengacu pada kelompok rentan sesuai yang tertera
pada Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia yaitu anak-anak,
perempuan, lansia, warga miskin. Ada satu kelompok sasaran yang
secara tugas pokok dan fungsi bukan merupakan kewenangan
kecamatan yaitu bagi difable. Secara kewenangan penanganannya
merupakan tugas dari Dinsosnakertrans sehingga kecamatan bersifat
membantu atau fasilitasi.
Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah kecamatan menyesuaikan dengan perwal
pelimpahan kewenangan dilakukan melalui kegiatan fisik maupun
non fisik. Kegiatan pemberdayaan masyarakat kecamatan terdiri dari:
Pemberdayaan masyarakat kecamatan (non fisik), kegiatan
pembangunan kecamatan (fisik), kegiatan pemberdayaan masyarakat
Kelurahan bersifat fisik dan non fisik.
Kegiatan yang masuk pada program pemberdayaan masyarakat
diampu oleh Seksi Pemberdayaan Masyarakat, seksi perekonomian
dan pembangunan serta para Lurah di wilayah Kecamatan
Bantargebang yang terdiri dari enam kelurahan. Pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan kecamatan dan kelurahan antara lain
berupa pelatihan, penyuluhan, sosialisasi, peningkatan kapasitas
masyarakat/ kelompok masyarakat dan lain sebagainya. Dalam
pelaksanaan kegiatannya sasaran dan pelaksananya dengan
melibatkan masyarakat. Maka sebenarnya pelibatan masyarakat
diawali dari proses Musrenbang pada awal tahun sebelumnya sampai
pada saat pelaksanaan kegiatan.
c. Pembangunan Kewilayahan
Pembangunan wilayah yang menitikberatkan pada bangunan
fisik harus mengacu pada perwal pelimpahan kewenangan. Sehingga
kegiatan bersifat fisik dalam pembangunan selain perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang melibatkan warga masyarakat harus
memperhatikan kewenangan yang dimiliki oleh kecamatan selain
kemampuan pagu anggaran atau pendanaan dari Pemerintah Kota
Bekasi.
d. Pengarusutamaan gender dalam perencanaan pembangunan
Pengarusutamaan gender menjadi bahan pertimbangan dan
menjadi satu terintegrasi mewarnai dalam setiap langkah
pembangunan fisik maupun kegiatan yang bersifat non fisik yaitu
sosial dan budaya. Dengan kata lain pengarusutamaan gender
menjadi bagian dari perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh
setiap Pemerintah Daerah. Output dari program yang dilakukan oleh
kecamatan Bantargebang tetap sesuai dengan yang dikehendaki oleh
kebijakan pengarusutamaan gender, dimana sasaran dan
perencanaan melibatkan kelompok prioritas dalam perlindungan
yaitu perempuan, warga miskin, lansia, anak-anak dan penyandang
disabilitas.
Setiap program yang dilakukan harus mempertimbangkan
keadilan gender mulai dari perencanaan. Partisipasi dalam
perencanaan tidak boleh membatasi apalagi menghalangi bagi
kelompok rentan sebagaimana yang telah disebut pada paragraf
sebelumnya, tentu saja sesuai dengan kondisi Kecamatan
Bantargebang Hal yang sama juga dilakukan pada pelaksanaan
program dan kegiatan Pemerintah Daerah (pemenuhan hak akses)
namun tetap memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh Wali
Kota Bekasi kepada Camat.
e. Keterbukaan Informasi Publik
Dengan adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik ini memberikan amanat kepada badan
publik untuk dapat menyajikan informasi publik sesuai dengan
jenisnya terutama terhadap permohonan informasi publik yang
berada dalam penguasaanya. Oleh karena itu perlu adanya standar
yang jelas dan mudah bagi pemohon informasi publik. Demikian juga
dengan pengelolaan internal informasi publik yang menjadi
penguasaan badan public harus lebih tertib dan tertata dengan baik
agar jika sewaktu-waktu dibutuhkan dapat segera disajikan dengan
baik.
Memang tidak semua informasi publik dapat diberikan kepada
pihak pemohon, dengan alasan tertentu sesuai dengan Undang-
Undang Keterbukaan Informasi Publik, sebuah informasi dapat
dikategorikan sebagai informasi yang dikecualikan sehingga tidak
dapat diakses oleh publik seperti informasi yang lainnya.
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kecamatan Bantargebang
Guna menjabarkan Rencana Strategis Daerah Kota Bekasimaka
disusunlah Rencana Strategis Perangkat Daerah Kecamatan
Bantargebang yang merupakan dokumen perencanaan Instansi
Kecamatan Bantargebang 5 (lima) tahun kedepan yang ditetapkan
dengan Keputusan Camat Bantargebang Kota Bekasi.Rencana Strategis
ini merupakan kerangka acuan serta gambaran situasi dan kondisi
Instansi sebagai pola dasar perencanaan yang mampu mendorong
berbagai komponen dan potensi yang ada guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara optimal, efektif dan efisien, yaitu:
”mewujudkan tata kelola pemerintahahan profesional dan
akuntabel serta mewujudkan Kota Bekasi yang tertib dan aman”
Tujuan
Tujuan merupakan implementasi dari pernyataan misi.Tujuan adalah
sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu satu
sampai dengan lima tahun ke depan. Sejalan dengan itu, maka
Kecamatan Bantargebang memiliki tujuan yang akan dicapai melalui
pelaksanaan program dankegiatan Kecamatan.
Tujuan tersebut akan diukur melalui indikator kinerja tujuan,yaitu Nilai
evaluasi perkembangan pembangunan Kecamatan Bantargebang dengan
formula pengukuran sebagai berikut: Jumlah nilai perkembangan
pembangunan kelurahan di bagi jumlah kelurahan. Pada awal Renstra
nilai indikator tujuan adalah 345, sedangkan target tujuan pada akhir
Renstra adalah 355 Rumusan Indikator Tujuan Mengacu pada visi misi
yang telah ditetapkan maka indikator tujuan adalah Indeks kepuasan
layanan masyarakat.Indeks Kepuasan Masyarakat/ Survey Kepuasan
Masyarakat, merupakan alat untuk mengukur tingkat kepuasan
masyarakat terhadap layanan yang diterima warga masyarakat dari
PemerintahKecamatan Bantargebang dalam melaksanakan kegiatan
secara keseluruhan.Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun
meningkatdari 82,5 menjadi 83,0. Dengankata lainIndeks yang dilakukan
melalui Survey Kepuasan Masyarakat digunakan untuk mengetahui
prosentase kepuasan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan yang
diberikan oleh pemberi layanan. Semakin tinggi nilaihasil Indeks
tersebut, maka masyarakat semakin puas dalam mendapatkan
pelayanan yang diberikan oleh kecamatan.
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR TUJUAN/SASARAN FORMULASI
TARGET KINERJA TUJUAN/SASARAN
PADA TAHUN KE-
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Mewujudkan
Penyelenggaraan Pemerintahan yang
Profesional dan Akuntabel
di Kecamatan Bantargebang
Persentase Capaian Indikator
Kinerja Kunci (IKK) yang Meningkat
di Kecamatan Bantargebang
umlah IKK yang
capaiannya
meningkat
Jumlahseluruh IKK
yang tercapai
64,00
65,80
67,60
69,40
72,00
Meningkatnya Kinerja
dan Layanan Publik di
Kecamatan Bantargebang
Persentase Capaian IKK yang Meningkat di Kecamatan
Bantargebang
Jumlah IKK yang capaiannya
meningkat
Jumlahseluruh IKK
yang tercapai
Baik Baik Baik Baik Sangat
Baik
2
Mewujudkan Kecamatan
Bantargebangyang Aman dan Nyaman
Persentase Zonasi yang Tertib,
Bersih, dan Indah di Kecamatan Bantargebang
Jumlah titik K3 yang telah ditertibkan
Jumlah titik K3
Baik Baik Baik Baik Sangat
Baik
Terwujudnya
Ketertiban, Kebersihan,
dan Keindahan (K3) yang Holistik di
Wilayah Kecamatan
Bantargebang
Persentase Zonasi yang Tertib,
Bersih, dan Indah di Kecamatan
Bantargebang
Jumlah titik K3 yang
telah ditertibkan
Jumlah titik K3
60 65 70 75 80
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kota
Bekasi Sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat Pelayanan Jasa yang Berdaya
Saing Kuat untuk Keberdayaan Masyarakat dengan Berpijak pada Nilai
Keistimewaan, memerlukan strategi dan arah kebijakan pembangunan untuk
dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun.
Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana
tujuan dan sasaran akan dicapai. Sedangkan arah kebijakan adalah pedoman
untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama lima tahun mulai
2018 sampai dengan 2023. Arah kebijakan memberi pedoman bagi prioritas
dan sasaran pokok tahunan di Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).
Penetapan arah kebijakan pembangunan menekankan pada isu pembangunan
yang diprioritaskan untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan secara
bertahap dan berkelanjutan. Program pembangunan daerah dirumuskan dari
masing-masing strategi untuk mendapatkan program prioritas. Program
pembangunan daerah menggambarkan kepaduan program prioritas terhadap
sasaran pembangunan melalui strategi yang dipilih.
Strategi dan kebijakan jangka menengah Kecamatan Bantargebang
menunjukkan bagaimana cara Kecamatan Bantargebang mencapai tujuan,
sasaran jangka menengah dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas
RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat agar
sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi Perangkat Daerah Kecamatan Bantargebang
mencakup penentuan kebijakan, program dan kegiatan. Kebijakan pada dasarnya
merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan
oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan
agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran yang telah
ditentukan.
Dengan kata lain bahwa strategi adalah alat penghubung antara visi, misi, tujuan,
sasaran dan arah kebijakan pembangunan yang diemban oleh pemerintah daerah dan atau
dalam lingkup Perangkat Daerah. Strategi juga merupakan cara/ langkah demi langkah yang
dilakukan organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran perencanaan
strategisnya.
Tabel 5.1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strateg
i Arah
Kebijakan
Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang
Profesional dan Akuntabel di Kecamatan
Bantargebang
Meningkatnya Kinerja dan
Layanan Publik di
Kecamatan Bantargebang
Peningkatan
kualitaspelayanan,akuntabilitas
kinerja, dan partisipasi
masyarakat di Kecamatan
Bantargebang.
a. Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pelayanan,
Informasi, dan Pengaduan
Masyarakat.
b. Meningkatkan akuntabilitas kinerja
perangkat daerah.
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat. Mewujudkan
Kecamatan
Bantargebang yang
Aman dan Nyaman
Terwujudnya Ketertiban,
Kebersihan, dan
Keindahan (K3) yang
Holistik di Wilayah
Kecamatan Bantargebang
Peningkatan cakupan wilayah
tertib K3 di Kecamatan
Bantargebang
a. Meningkatkan ketertiban, kebersihan
dan keindahan.
b. Meningkatkan
masyarakatdalamkesadarantertib K3.
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Program dan kegiatan yang ditetapkan dalam rencana strategis
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi meliputi: I. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
1. Peningkatan Kebersihan dan Kenyamanan Lingkungan di Kecamatan Bantargebang
2. Peningkatan Ketertiban dan Keamanan di Kecamatan Bantargebang
II. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
2. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 3. Penyediaan Alat Tulis Kantor
4. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor
6. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 7. Penyediaan Makanan dan Minuman
8. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 9. Penyediaan Jasa Tenaga administrasi/Teknis Perkantoran
10. Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 11. Penyediaan Jasa Keamanan Kantor
III. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor 2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
3. Pemeliharaan Rutin Berkala Peralatan Gedung Kantor IV. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
1. Pendidikan dan Pelatihan Formal 2. Penyelenggara Capacity building Aparatur
V. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan 1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
SKPD 2. Penyusunan Laporan Keuangan
VI. Program Kemasyarakatan, Penyelenggaran Layanan Pemerintahan, Pelaksanaan Urusan Pemerintah, Dukungan Manajemen 1. Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan di kecamatan Bantargebang
2. Penyelenggaraan Program P3BK Kelurahan Bantargebang 3. Penyelenggaraan Program P3BK Kelurahan Cikiwul
4. Penyelenggaraan Program P3BK Kelurahan Sumurbatu 5. Penyelenggaraan Program P3BK Ciketingudik
6. Penyusunan Rencana Pembangunan Kecamatan Bantargebang 7. Penyelenggaraan Kegiatan RT dan RW di Kecamatan Bantargebang 8. Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan, Pemuda, Olahraga dan
Kewanitaan di Kecamatan Bantargebang 9. Evaluasi Kinerja Kelurahan di Kecamatan Bantargebang
10. Penguatan Kapasitas Kader Posyandu dan PKK Kecamatan Bantargebang
11. Penyelenggaraan LPM di Kecamatan Bantargebang
Untuk menggambarkan Program kerja, kegiatan/ output, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dapat dilihat pada tabel
6.1 sebagai berikut:
Tabel 6.1
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Kecamatan Bantargebang
Kota Bekasi
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja Tujuan,
Sasaran,
Program (Outcome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
padaTahun Awal
Perencanaan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra
Perangkat Daerah
Unit Kerja Perangkat
Daerah Penanggung Jawab
Lokasi
Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4 Thn 5
Target Rp Targe
t
Rp Targe
t
Rp Targe
t
Rp Targe
t
Rp Targe
t
RP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang profesional
dan akuntabel
Indeks
Reformasi Birokrasi
64.36 65.86 67.5 69.5 71.5 73.5 73.5 Kecamatan
Bantargebang
Kecama
tan Bantargebang
Meningkatny
a Akuntabilitas dan Profesional
Pengelolaan dan Layanan Pemerintah
Nilai
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
62.49 64 65.8 67.6 69.4 72 72 Kecamatan
Bantargebang
Kecama
tan Bantargebang
4.01.4.01.09.31
Program Kemasyarakatan, Penyelenggar
aan Layanan Pemerintahan, Pelaksanaan Urusan
Pemerintah, Dukungan Manajemen
10,880,905,0
00
12,181,425,0
00
13,466,577,0
00
14,920,960,2
00
16,568,743,9
20
18,437,829,1
02
Kasi Kesejahteraan Masyaraka
t, Kasi Ekonomi Pembangunan, Kasi Pemerinta
han, Kasi Kesejehteraan Sosial dan Kasi ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Bantargebang
Persentase LPM
Aktif 100% 100%
80,000,000 100% 92,000,000 100% 105,800,000 100% 121,670,000 100% 139,920,500 100% 160,908,575 Kasi Kesejateraan Masyarakat
Kecamatan Bantargebang
Persentase PKK aktif
100% 100%
2,640,200,000 100% 3,036,230,000 100% 3,491,664,500 100% 4,015,414,175 100% 4,617,726,301 100%
5,310,385,246
Kasi Kesejatera
an Masyarakat
Kecamatan
Bantargebang
Posyandu Aktif 75% 80%
2,640,200,000 85% 3,036,230,000 90%
3,491,664,500
95% 4,015,414,175 100% 4,617,726,301 100% 5,310,385,246 Kasi Kesejateraan Masyaraka
t
Kecamatan Bantargebang
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan
Pembangunan
12% 15%
3,664,705,000
18% 4,214,410,750 21% 4,846,572,363 26% 5,573,558,217 30%
6,409,591,949
30%
7,371,030,742
Kasi Kesejateraan Masyarakat
Kecamatan Bantargebang
Tersedianya
monografi RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan yang Lengkap dan Terbaharui
100% 100%
3,547,000,000 100% 4,079,050,000 100% 4,690,907,500 100%
5,394,543,625
100%
6,203,725,169
100%
7,134,283,944
Kasi
Pemerintahan
Kecama
tan Bantargebang
Persentase Kenaikam
Jumlah Masyarakat yang Mengikuti Event Sosial Kemasyarakatan
80% 80%
649,000,000 80% 746,350,000 85% 858,302,500 85% 987,047,875 85% 1,135,105,056 85%
1,305,370,815
Kasi Kesejahter
aan Sosial
Kecamatan
Bantargebang
Capaian Kepuasan
terhadap Pelayanan Masyarakat
100% 100%
150,000,000 100% 172,500,000 100% 198,375,000 100% 228,131,250 100% 262,350,938 100% 301,703,578 Kasi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan
Bantargebang
Persentase Keiuktsertaan Masyarakat dalam Proses
Perencanaan Pembangunan
100% 100%
150,000,000 100% 172,500,000 100% 198,375,000 100% 228,131,250 100% 262,350,938 100% 301,703,578 Kasi Ekonomu Pembangunan
Kecamatan Bantargebang
4.01.4.01.09.3
1.36
Penyelenggara
an LPM Aktif
Laporan
Kemasyarakatan dan Pembangunan sebanyak 6 LPM,
Operasional LPM sebanyak 6 LPM
80,000,000 92,000,000 105,800,000 121,670,000 139,920,500 160,908,575
Kasi Kesejatera
an Masyaraka
t
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13
. 31 . 76
Penguatan
Kapasitas Kader Posyandu dan PKK
Kecamatan Bantargebang
Laporan Bulanan
Kader Posyandu, Kader PKK dan PKP (Kader
Posyandu 470 Orang, Kader PKK 50 Orang dan Kader PKP 4
Orang) 12 Dokumen, Lomba PKK (10 Lomba
PKK, Lomba Posyandu, KB Kes dan Posdaya) 4 Kegiatan,
2,640,200,000 2,904,220,000 3,194,642,000 3,514,106,200 3,865,516,820 4,252,068,502
Kasi Kesejatera
an Masyaraka
t
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 75
Penyelenggaraan P3BK di
Kelurahan Sumurbatu
Terselenggaranya Rehab
Rutilahu 10 Unit, Terselengaranya Pemeliharaan Jalan 2 Unit,
Terselenggaranya Saluran Jalan/Jaringan Air 3 Titik
500,000,000 575,000,000 661,250,000 760,437,500 874,503,125
1,005,678,594
Kasi Kesejatera
an Masyaraka
t
Kecama
tan Bantargebangm
4.01 . 4.01.13 . 31 . 81
Penyelenggaraan Program P3BK di
Kelurahan Bantargebang
Terselenggaranya Rehab Rutilahu 10
Unit, Terselengaranya Pemeliharaan Jalan 2 Unit,
Terselenggaranya Saluran Jalan/Jaringan Air 3 Titik
500,000,000 575,000,000 661,250,000 760,437,500 874,503,125
1,005,678,594
Kasi Kesejatera
an Masyaraka
t
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 78
Penyelenggaraan Program P3BK di
Kelurahan Cikiwul
Terselenggaranya Rehab Rutilahu 10
Unit, Terselengaranya Pemeliharaan Jalan 2 Unit, Terselenggarany
a Saluran Jalan/Jaringan Air 3 Titik
500,000,000 575,000,000 661,250,000 760,437,500 874,503,125
1,005,678,594
Kasi Kesejatera
an Masyaraka
t
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 82
Penyelenggaraan Program P3BK di Kelurahan
Ciketingudik
Terselenggaranya Rehab Rutilahu 10 Unit,
Terselengaranya Pemeliharaan Jalan 2 Unit, Terselenggaranya Saluran
Jalan/Jaringan Air 3 Titik
500,000,000 575,000,000 661,250,000 760,437,500 874,503,125
1,005,678,594
Kasi
Kesejateraan
Masyarakat
Kecamatan
Bantarg
ebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 152
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Bantargebang
Pembangunan Rutilahu 5 Unit, Pemeliharaan Jalan (8 Titik)
605,882,000 605,882,000 605,882,000 605,882,000 605,882,000 605,882,000
Kasi Kesejatera
an Masyaraka
t
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 153
Pembangunan Sarana dan
Prasarana Kelurahan dan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
di Kelurahan Ciketingudik
Pembangunan Rutilahu (5
Unit), Belanja Pemeliharaan Jalan (5 Titik), Pemeliharaan saluran air (2
Titik)
352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000
Kasi Kesejatera
an
Masyarakat
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 151
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Cikiwul
Pembangunan Rutilahu (5 Unit), Belanja Pemeliharaan Jalan (5 Titik),
Pemeliharaan saluran air (2 Titik)
352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000
Kasi Kesejatera
an
Masyarakat
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 149
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Sumurbatu
Pembangunan Rutilahu (5 Unit), Belanja Pemeliharaan Jalan (5 Titik),
Pemeliharaan saluran air (2 Titik)
352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000 352,941,000
Kasi
Kesejateraan
Masyarakat
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 74
Penyusunan Rencanan Pembangunan
Kecamatan Bantargebang
Penataan Loket Pelayanan 840 Meter (Panjang
15 M x Lebar 14 M x Tinggi 4 M), Pengadaan
Sarana dan Prasarana 5 Unit 5 Televisi, 1 Unit Printer dan 1 Unit
Komputer. Sosialisasi PATEN 50 Orang
150,000,000 180,000,000 216,000,000 259,200,000 311,040,000 373,248,000
Kasi Ekonomu
Pembangunan
Kecamatan
Bantargebang
4.01.4.01.09.31.27
Penyelenggaraan Kegiatan RT dan RW di Kecamatan
Bantargebang
Laporan Administrasi tingkat RT 1,100 dokumen,
Laporan Administrasi tingkat RW 144 dokumen, Lomba Tertib
Administrasi RT dan RW tingkat Kecamatan 288 orang
3,547,000,000 3,901,700,000 4,291,870,000 4,721,057,000 5,193,162,700 5,712,478,970
Kasi Pemerinta
han
Kecamatan
Bantargebang
4.01 . 4.01.13 . 31 . 83
Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan, Pemuda, Olahraga dan
Kewanitaan di Kecamatan Bantargebang
Terselenggaranya Kegiatan Kemasyarakatan di Kecamatan Bantargebang 4
Kegiatan, Terselenggaranya Kegiatan Keagamaan di Kecamatan
Bantargebang 4 Kegiatan, Laporan MUB (7 MUB Kecamatan
dan 28 MUB Kelurahan) 12 Dokumen, Laporan Pemuka Agama (41 DKM
dan 41 Marbot) 12 Dokumen, Terselenggaranya Kegiatan Keagamaan 7
Kegiatan, Terselenggaranya Kegiatan Kepemudaan
dan Keolahragaan 2 Kegiatan, Terselenggaranya kegiatan HUT
RI dan HUT Kota 2 Kegiatan, Terselenggaranya Kegiatan Kesehatan dan
Kewanitan 2 Kegiatan.
649,000,000 778,800,000 934,560,000 1,121,472,000 1,345,766,400 1,614,919,680
Kasi Kesejahteraan Sosial
Kecama
tan Bantarg
ebang
4.01.4.01.09.31.24
Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan di Kecamatan
Bantargebang
Bimtek/Sosialisasi Perijinan dan Non Perijinan 50 orang, Pengadaan
Sarana dan Prasarana Perijinan dan Non Perijinan di
Kecamatan dan Kelurahan 4 jenis
150,000,000 180,000,000 216,000,000 259,200,000 311,040,000 373,248,000
Kasi
Ekonomi Pembangu
nan
Kecama
tan Bantarg
ebang
4.01.4.01.13.31.72
Evaluasi Kinerja Kelurahan dan
Kecamatan di Kecamatan Bantargebang
Terlaksananya Lomba Kinerja Kecamatan Tingkat Kota 1
Kegiatan, Terlaksananya Lomba Kinerja Kelurahan Tingkat
Kecamatan 1 Kegiatan, Fasilitasi Lomba Kinerja Tingkat Kota 1 Kegiatan
0 180,000,000 198,000,000 217,800,000 239,580,000 263,538,000
1.05 . 1.05.13 . 15
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyaman
Lingkungan
232,500,000 255,750,000 281,325,000 309,457,500 340,403,250 374,443,575 Kasi Pemerintahan dan Kasi Trantibum
Kecamatan Bantargebang
Persentase
Wilayah Tertib K3 100% 100%
232,500,000 100% 255,750,000 100% 281,325,000 100% 309,457,500 100% 340,403,250 100% 374,443,575 Kasi
Pemerintahan dan Kasi Trantibum
Kecama
tan Bantargebang
1.05 . 1.05.13 . 15 . 13
Peningkatan Ketertiban dan
Keamanan di Kecamatan Bantargebang
Pembinaan dan Pembekalan Satlinmas
Kecamatan Bantargebang (124 Orang), Penertiban Reklame
Layar,PKL dan Bangli di Kecamatan Bantargebang 4 kali
80,000,000 88,000,000 96,800,000 106,480,000 117,128,000 128,840,800 Kasi Pemerintahan
Kecamatan Bantarg
ebang
1.05 . 1.05.13 . 15 . 14
Peningkatan Kebersihan
dan Kenyamanan Lingkungan di Kecamatan Bantargebang
Terlaksananya Penataan Taman
4 Kelurahan dan Kecamatan 5 Taman, Lomba K3 1 kali
152,500,000 167,750,000 184,525,000 202,977,500 223,275,250 245,602,775 Kasi Trantibum
Kecamatan
Bantargebang
Tabel 6.2
Rincian Belanja Langsung Penunjang Urusan
Kecamatan Bantargebang
No Program/Kegiata
n Indikator
Proyeksi
2019 2020 2021 2022 2023
I Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Terlaksananya Pelayanan
administrasi
Perkantoran
5,767,079,056 6,343,786,962 6,978,165,658 7,675,982,224 8,443,580,446
1 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
163,800,000 180,180,000 198,198,000 218,017,800 239,819,580
2 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
100,000,000 110,000,000 121,000,000 133,100,000 146,410,000
3 Penyediaan Alat
Tulis Kantor
130,000,000 143,000,000 157,300,000 173,030,000 190,333,000
4 Penyediaan Barang Cetakan
dan Penggandaan
110,000,000 121,000,000 133,100,000 146,410,000 161,051,000
5 Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor
20,000,000 22,000,000 24,200,000 26,620,000 29,282,000
6 Penyediaan Bahan Bacaan dan
Peraturan Perundang-undangan
29,999,056 32,998,962 36,298,858 39,928,744 43,921,618
7 Penyediaan Makanan dan Minuman
40,000,000 44,000,000 48,400,000 53,240,000 58,564,000
8 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
50,000,000 55,000,000 60,500,000 66,550,000 73,205,000
9 Penyediaan Jasa Tenaga
Administrasi/Teknis Perkantoran
4,973,700,000 5,471,070,000 6,018,177,000 6,619,994,700 7,281,994,170
10 Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
50,000,000 55,000,000 60,500,000 66,550,000 73,205,000
11 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor
99,580,000 109,538,000 120,491,800 132,540,980 145,795,078
II Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Terpeliharanya Sarana dan
Prasarana
Aparatur
440,000,000 504,000,000 578,400,000 665,040,000 766,104,000
1 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
200,000,000 240,000,000 288,000,000 345,600,000 414,720,000
2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
3 Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
40,000,000 44,000,000 48,400,000 53,240,000 58,564,000
III Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Meningkatnya kapasitas
Sumber daya Aparatur
20,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 50,000,000
1 Pendidikan dan Pelatihan Formal
20,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 50,000,000
IV Program Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Meningkatnya sistem Capaian Laporan Kinerja dan
Keuangan
30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan
Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000
Penyusunan Laporan Keuangan
15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Penetapan indikator kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan bertujuan
untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan
misi Perangkat Daerah pada akhir periode Renstra. Keberhasilan tersebut
ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator sasaran pembangunan
daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap
tahun. Penetapan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah
Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No Indikator Kondisi Kinerja pada
awal periode RPJMD
TargetCapaianSetiapTahun
Kondisi Kinerja pada
akhir periode RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023
1 Persentase LPM Aktif 100% 100%
100%
100%
100%
100%
100%
2 Persentase PKK Aktif 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Posyandu Aktif 75% 80% 85% 90% 95% 100% 100%
4 Swadaya Masyarakat
terhadap Program
Pemberdayaan
Masyarakat
12% 15% 18% 21% 26% 30% 30%
5 Persentase Keikutsertaan
Masyarakat dalam Proses
Perencanaan
Pembangunan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Tersedianya Monografi
RT, RW Kelurahan dan
Kecamatan yang Lengkap
dan Terbaharui
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Persentase Kenaikan
Jumlah Masyarakat yang
Mengikuti Event Sosial
Kemasyarakatan
80% 80% 80% 85% 85% 85% 85%
8 Capaian Kepuasan
terhadap Pelayanan
Masyarakat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9 Persentase Wilayah Tertib
K3 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%