bab i pendahuluan a. latar belakang masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf ·...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadilan merupakan sebuah ungkapan yang ada dan diterima oleh semua agama, bahkan menjadi doktrin fundamental dari agama-agama tersebut. Meskipun demikian, mungkin saja terjadi perbedaan dalam pemahamannya, dalam mempersepsinya dan dalam mengembangkan visinya, sesuai dengan prinsip-prinsip teologisnya. Secara umum pengertian adil mencakup, tidak berat sebelah, berpihak kepada kebenaran objektif dan tidak sewenang-wenang. Cakupan makna ini menjadi ajaran setiap agama, menjadi paradigma dakwahnya dan juga menjadi rujukan hubungan sosialnya. 1 Keadilan dalam perspektif Islam adalah bagaimana mengendalikan masyarakat agar sesuai dengan norma-norma yang ada dalam alqur’an dan hadis. Mengapa selalu merujuk pada kitab suci al-Qur’an dan hadis, sebab dalam perspektif Islam, kitab al-Qur’an dan hadis diperlukan untuk memberikan arah perjalanan masyarakat. Artinya, kegiatan-kegiatan sosial dalam Islam selalu diilhami, didorong dan dikendalikan oleh nilai-nilai tersebut. Hal ini dapat bermakna ganda, pertama, dalam rangka memenuhi harapan-harapan Ilahi dan kedua, pada saat yang sama, beraktifitas menuju masyarakat Islam dinamis dalam ridha Tuhan. 2 Tidak dapat dipungkiri, al-Qur’an menyampaikan peasan keadilan untuk kehidupan manusia, baik secara kolektif maupun individual. Sebagai kitab pedoman 1 Mohammad Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural (Jakarta: Lantabors Press, 2005), h. 280. 2 Taufiq Nugroho, Pasang Surut Hubungan Islam dan Negara Pancasila (Yogyakarta: Padma, 2003), h. 117.

Upload: lambao

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keadilan merupakan sebuah ungkapan yang ada dan diterima oleh semua

agama, bahkan menjadi doktrin fundamental dari agama-agama tersebut. Meskipun

demikian, mungkin saja terjadi perbedaan dalam pemahamannya, dalam

mempersepsinya dan dalam mengembangkan visinya, sesuai dengan prinsip-prinsip

teologisnya. Secara umum pengertian adil mencakup, tidak berat sebelah, berpihak

kepada kebenaran objektif dan tidak sewenang-wenang. Cakupan makna ini menjadi

ajaran setiap agama, menjadi paradigma dakwahnya dan juga menjadi rujukan

hubungan sosialnya.1

Keadilan dalam perspektif Islam adalah bagaimana mengendalikan

masyarakat agar sesuai dengan norma-norma yang ada dalam alqur’an dan hadis.

Mengapa selalu merujuk pada kitab suci al-Qur’an dan hadis, sebab dalam perspektif

Islam, kitab al-Qur’an dan hadis diperlukan untuk memberikan arah perjalanan

masyarakat. Artinya, kegiatan-kegiatan sosial dalam Islam selalu diilhami, didorong

dan dikendalikan oleh nilai-nilai tersebut. Hal ini dapat bermakna ganda, pertama,

dalam rangka memenuhi harapan-harapan Ilahi dan kedua, pada saat yang sama,

beraktifitas menuju masyarakat Islam dinamis dalam ridha Tuhan.2

Tidak dapat dipungkiri, al-Qur’an menyampaikan peasan keadilan untuk

kehidupan manusia, baik secara kolektif maupun individual. Sebagai kitab pedoman

1Mohammad Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural (Jakarta: Lantabors

Press, 2005), h. 280. 2Taufiq Nugroho, Pasang Surut Hubungan Islam dan Negara Pancasila (Yogyakarta: Padma,

2003), h. 117.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

2

seluruh umat manusia untuk semua waktu, keadilan memang komoditi utama yang

diusung olehnya tanpa menentukan secara parsial subyuk keadilan itu. Semua

kategori manusia baik sebagai makhluk individu maupun sosial yang terikat oleh

keberadaan manusia lainnya, keadilan bagi mereka merupakan harga mati yang harus

direalisasikan. Keadilan menjadi bagian di antara tujuan mencapai kehidupan yang

baik untuk ranah horizontal maupun vertikal.

Dalam Islam perintah berlaku adil ditujukan kepada setiap orang tanpa

pandang bulu. Perkataan yang benar harus disampaikan apa adanya walaupun

perkataan itu akan merugikan kerabat sendiri. Keharusan berlaku adil pun harus

ditegakkan tanpa membedakan karena kaya, miskin, pejabat atau rakyat jelata.,

wanita atau pria, mereka harus diperlakukan sama dan mendapat kesempatan yang

sama.3

Allah SWT berfirman:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam (Bandung: pusat penerbitan Universitas UNISBA,

1995), h. 73.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

3

Keadilan adalah nilai universal, satu nilai kemanusia yang asasi. Memperoleh

keadilan adalah hak asasi bagi setiap manusia. Islam menghormati hak-hak yang sah

dari setiap orang dan melindungi kebebasannya, kehormatannya, darah dan harta

bendanya dengan jalan menegakkan keadilan dan kebenaran diantara sesama.

Keadilan adalah sesuatu yang dirasakan seimbang, pantas, sehingga semua orang atau

sebagian besar orang yang mengalami merasa pantas, nyaman, dan adil. 4

Islam juga mengajarkan manusia agar memenuhi janji, tugas dan amanat yang

dipikulnya, melindungi yang menderita, lemah dan kekurangan, merasakan solidaritas

secara konkrit dengan sesama warga masyarakat, jujur dalam bersikap. Wawasan

keadilan itu tidak hanya dibatasi hanya pada lingkup mikro dari kehidupan warga

masyarakat secara perorangan, melainkan juga lingkup makro kehidupan masyarakat

itu sendiri. Sikap adil tidak hanya dituntut bagi kaum muslim saja tetapi juga mereka

yang beragama lain. Itupun tidak hanya dibatasi sikap adil dalam urusan-urusan

mereka belaka, melainkan juga dalam kebebasan mereka untuk mempertahankan

keyakinan dan melaksanakan ajaran agama masing-masing.

Fase terpenting dari wawasan keadilan yang dibawakan Islam adalah sifatnya

sebagai perintah agama, bukan sekedar sebagai acuan etis atau dorongan moral

belaka. Pelaksanaanya merupakan pemenuhuan kewajiban agama, dan dengan

demikian akan diperhitungkan dalam amal perbuatan seseorang muslim di hari

perhitungan (yaum al-hisab) kelak. Dengan demikian, wawasan keadilan dalam Islam

dapat diterima sebagai sesuatu yang ideologis, sudah tentu dengan segenap bahaya-

bahaya yang ditimbulkannya, karena ternyata dalam sejarah, keadilan ideologis

cendrung membuahkan tirani yang mengingkari keadilan itu.

4Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), h.97.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

4

Sebab kenyataan penting juga harus dikemukakan dalam hal ini, bahwa sifat

dasar wawasan keadilan yang dikembangkan Islam ternyata bercorak mekanistik,

kurang bercorak reflektif. Ini mungkin karena "warna" dari bentuk konkrit wawasan

keadilan itu adalah "warna" hukum agama, sesuatu yang katakanlah legal-formalistik

yang dalam pelaksanaannya terkait dengan struktur-struktur kekuasaan dalam

masyarakat, struktur-struktur mana terdapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial,

budaya, dan ideologi.5

Penekanan bahwa manusia dituntut untuk berlaku adil dan berbuat baik

terhadap sesamannya, sebab Tuhan telah berbuat baik dan adil kepada manusia.

Manusia tidak dibenarkan berbuat zalim kepada orang lain.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema

sentral dalam makalah ini Konsep Keadilan Dalam Islam

5A.Ridwan Halim, Pengantar Ilmu Hukum Dalam Tanya Jawab, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2005), h. 176.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

5

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan defenisi keadilan dari berbagai pandangan?

2. Bagaimana bentuk keadilam dalam Islam?

3. Bagaimana bentuk keadilan dalam pandangan umum?

4. Bagaiaman pemahaman mahasiswa STAIN Jurusan Syariah mengenai konsep

keadilan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui defenisi keadilan dari berbagai pandangan

2. Mengetahui bentuk keadilan dalam Islam

3. Mengetahui bentuk keadilan dalam pandangan umum

4. Mengkaji pemahaman mahasiswa STAIN jurusan SYARIAH mengenai konsep

keadilan.

D. Manfaat Penulisan

Makalah ini akan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara

praktis. Kegunaan penelitian ini antara lain

1. secara teoritis makalah ini akan menjadi informasi kepada seluruh mahasiswa

pasca kelas A3

2. Secara praktis, makalah ini diharapkan menjadi sumbangan saran bagi semua

pihak khususnya mahasiswa STAIN

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

6

BAB II

PEMBAHASAN

a. Defenisi Keadilan Dalam Berbagai Pandangan

Adil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online adalah sama

berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar dan tidak

sewenang-wenang. Sementara Keadilan diartikan sebagai suatu sifat atau perbuatan

atau perlakuan yang adil.Sedangkan menurut bahasa Arab, adil di sebut dengan kata

‘adilun yang berarti sama dengan seimbang, dan al’adl artinya tidak berat sebelah,

tidak memihak, berpihak kepada yang benar, tidak sewenang-wenang, tidak zalim,

seimbang dan sepatutnya. Menurut istilah, adil adalah menegaskan suatu kebenaran

terhadap dua masalah atau beberapa masalah untuk dipecahkan sesuai dengan

aturanaturan yang telah ditetapkan oleh agama.6

Keadilan menurut Aristoteles adalah kekayaan dalam tindakan manusia.

Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu

banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau

benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah

ditetapkan, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama,

sedangkan pelanggaran terhadap proposi tersebut berarti tidak adilan.

Plato dalam mengartikan keadilan, sangat dipengaruhi oleh cita-cita

kolektivistik yang memandang keadilan sebagai hubungan harmonis dengan berbagai

organisme sosial. Setiap warga negara harus melakukan tugasnya sesuai dengan

posisi dan sifat alamiahnya.

6

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

7

Hegel, dalam Philosophy of Rightnya, melihat keadilan memiliki hubungan

dengan solidaritas secara interdependensi. Artinya, keadilan dan solidaritas tidak

dapat dipisahkan satu sama lain, kehadiran yang satu selalu sudah mengandaikan

kehadiran yang lain. Keadilan merupakan realisasi dari kebebasan individual,

sedangkan solidaritas merupakan realisasi kebebasan pada tataran sosial. Mendapat

pengaruh dari Hegel maupun Kant, Habermas mempostulatkan prinsip penghormatan

yang sama, dan hak yang sama bagi individu.

Menurut Jhon Rawls keadilan adalah kebijakan utama dalam institusi sosial,

sebagaimana kebenaran dalam system pemikiran. Suatu teori betapapun elegan dan

ekonomisnya, harus ditolak atau direvisi jika ia tidak benar demikian juga hukum

Institusi, tidak peduli betapapun efesien dan rapinya, harus direformasi atau

dihapuskan jika tidak adil.7

B. bentuk Keadilan Dalam Islam

Keadilan diungkapkan oleh Al-qur’an antara lain dengan kata-kata al-adl, al

qisth, al-mizan, dan dengan menafikan kezaliman. Adl, berarti “sama” memberi

kesan adanya dua pihak atau lebih; karena jika hanya satu pihak tidak akan terjadi

persamaan.

Qisht arti asalnya adalah “bahagian” (yang wajar dan patut). Ini tidak harus

mengantarkan adanya “persamaan”. Bukankah “bagian” dapat saja diperoleh oleh

satu pihak, karena itu kata qish lebih umum dari pada adil, dan karena itu pula ketika

Al-qur’an menuntut seseorang untuk berlaku adil terhadap dirinya sendiri, kata qisth

itulah yang digunakannya.

7Bur Rasuanto, Keadilan Sosial: Pandangan Deontologis Rawls dan Habemas, Dua Teori

Filsafat Polotik Modern (Jakarta: Gremedia), h.150-151

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

8

Mizan berasal dari asal kata wazn yang berarti timbangan. Oleh karena itu,

mizan adalah “alat untuk menimbang”. Namun dapat pula berarti “keadilan” karena

bahasa sering kali menyebutkan “alat” untuk makna hasil penggunaan alat itu.

Menurut Muhammad Mutawalli Sya’rawi”. Namun dapat pula berarti “keadilan”,

karena bahasa sering kali menyebutkan “alat” untuk makna hasil penggunaan alat itu.

Menurut Muhammad Mutawalli Sya’rawi, “acuan dari proses timbang tersebut adalah

ketelitian dalam timbangan dalam supaya tidak ada unsur kecurangan sedikit pun di

dlamalmnya. Karena itu pulalah dipilaih kata al-miizan, karena kata ini menentukan

segala sesuatu tanpa undur kecurangan”.

Adil dalam arti luas dapat di artikan menjaga keseimbangan dalam

masyarakat, artinya keadilan adalah segala sesuatu yang dapat yang melahirkan

kemasylahatan bagi masnyakat atau menjaja atau memeliharanya dalam bentuk lebih

baik sehingga masnyarakat mendapatkan kemajuan. Jika di perhatikan secara

seksama ayat-ayat di dalam al-qur’an yang menjelaskan tentang keadilan,tampaknya

keadilan yang di perintahkan tuhan kepada penguasa di bumi adalah keadilan yang

seimbang.8

Keadilan yang dibicarakan dan dituntut Al-qur’an amat beragam, tidak hanya

pada proses penetapan hukukm atau terhadap pihak yang berselisih, baik ketika

berucap, atau batin.

Menurut M. Quraisy Syihab, paling tidak, ada empat makna adil yang dikemukakan oleh pakar agama, yaitu: adil dalam arti sama. Allah berfirman

8Muhammad Mutawalli Sya’rawi, Adalatullah:Keadilan dan Hidayah Allah

(Jakarta: Cendikia, 2005), h. 21/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

9

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.

Kata adil dalam ini diartikan sama hanya mencakup sikap dan perlakuan

hakim pada saat proses pengambilan keputusan. Kedua, adil dalam arti seimbang.

Keseimbangan.ketiga, adil adalah pengertian terhadap hak-hak individu dan memberi

hak-hak itu kepada setiap pemiliknya. Keempat, adil yang dinisbatkan kepada ilahi.

Adil disini berarti memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah

kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat sewaktu terdapat banyak kemungkinan

untuk itu. Semua wujud tidak memiliki hak atas Allah. Keadilan Ilahi pada dasarnya

merupakan rahmat Allah. Tidak tertahan untuk diperoleh sejauh makhluk itu dapat

meraihnya.

C. Keadilan Dalam Pandangan Umum

a. Keadilan legal atau keadilan formal

keadilan legal atau keadilan moral adalah menyangkut hubungan antara

hubungan individu atau kelompok masyarakat dengan Negara. Intinya adalah semua

orang atau kelompok masyarakat diperlukan sama oleh Negara dihadapan hukum.

Dasar moral 1) setiap orang adalah manusia yang mempunyai harkat dan

martabat yang sama dan diperlakukan secara sama. 2)setiap orang adalah warga

negara sama status dan kedudukannya bahkan sama kewajiban sipilnya, sehingga

harus diperlakukan sama sesuai dengan hukum yang berlaku.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

10

Konsekuensi legal 1) semua orang harus secara sama dilindungi hukum,

dalam hal ini oleh negara. 2) tidak ada orang yang diperlakukan secara istimewa oleh

hukum negara. 3) negara tidak boleh mengeluarkan produk hukum untuk kepentingan

kelompok tertentu. 4) semua warga negara harus tunduk dan taat kepada hukum yang

berlaku.

b. Keadilan distributif

Keadilan distributif adalah keadilan ekonomi yang meratakan atau yang

dianggap merata bagi semua warga negara. Menyangkut pembagian kekayaan

ekonomi atau hasil-hasil pembangunan.

c. Keadilan komutatif

Keadilan komutatif ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan

kesejahtraan umum. Mengatur hubungan yang adil atau fasir antara orang yang satu

dengan yang lain. Menuntut agar dalam interaksi sosial antar warga satu dengan yang

lainnya tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Jika

diterapkan dalam bisnis berarti relasi bisnis dagang harus terjalin dengan hubungan

yang setara dan seimbang antara pihak yang satu dengan lainnya.

Dalam bisnis, keadilan komutatif disebut sebagai keadilan tukar, dengan kata

lain keadilan komutatif menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang

terlibat. Keadilan ini menuntut agar biaya maupun pendapatan sama-sama dipikul

yang terlibat.9

D. Pemahaman mahasiswa syaria’ah STAIN Parepare mengenai konsep

keadilan.

9Muhammad Syarif Chaudry, Sistem Ekonomi Dasar, (Jakarta Kencana, 2012), h, 45-46

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

11

tidak berat sebelah, berpihak kepada kebenaran objektif dan tidak sewenang-

wenang. Keadilan dalam perspektif Islam adalah bagaimana mengendalikan

masyarakat agar sesuai dengan norma-norma yang ada dalam alqur’an dan hadis.

dalam menyusun makalah ini penulis mencoba mewawancarai lima orang mahasiswa

jurusan Syari’ah, terkait pemahaman mereka tentang konsep keadilan. Penulis

berinisiatif mewawancari, karna mahasiswa Jurusan Syari’ah menjurus pada

pembelajaran hukum, termasuk konsep keadilan.

Narasumber pertama atas nama syarif konsep keadilan menurutnya ialah

penyamarataan antara satu dengan yang lainnya. Kenapa manusia harus berbuat adil

sesama menurutnya untuk menghindari konflik dan kekacauan. Narasumber pertama

mengemukakan bahwa yang mendorong untuk berbuat adil lebih banyak karna

Nuraninya, terkait masalah ayat dalam Al-qur’an sangat sedikit yang dipahami.

Manusia membutuhkan barometer untuk mengukur adil atau tidak adil tindak

tanduk yang mereka lakukan. Narasumber pertama mengemukakan bahwa alat ukur

untuk menilai adil atau tidak adilnya tindakan yang dilakukan melalui pengalaman

hidupnya sehari-hari. Pengalaman akan memberikan gambaran kepada manusia,

pengalaman selalu jadi bahan pembelajaran. Terkait ayat dan hadis sangat sedikit

yang diketahui oleh narasumber.

Mengenai konsep keadilan dalam Islam bercorak mekanistik atau replektif,

narasumper pertama mengatakan bahwa, coraknya mekanistik, karena ukurannya

sangat sulit untuk dipahami dan ditakar.

Mengenai konsep keadilan menurut Narasumber kedua atas nama namriana.

Mengenai konsep keadilanhampir sama dengan jawaban dari sumber pertama bahawa

adil menurutnya ialah penyamarataan. Berbuat adil menurutnya sangat diperlukan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

12

apalagi dalam konteks hidup bermasyarakat, mengapa demikian untuk menghindari

adanya kecemburuan sosial.

Berbuat adil selalu berdasarkan hati nuruni, walaupun narasumber kurang

memahami ayat tentang konsep adil dalam Al-qur’an dan hadis, tetap saja ada

dorongan untuk selalu berbuat adil. Hatinya hal menjanggal jika yang diputuskan

tidak sesuai dengan porsinya. Untuk mengetahui alat ukur tentang keadilan

ditemukan melalui kehidupan sehari-hari proses kehidupan akan memberi kita

gambar tentang adil atau tidak adil yang dilakukan. Bahkan narasumber kedua

mengatakan jika berlandaskan Al-qur’an itu bukan dorongan nurani, tetapi melalaui

proses kehidupan kita akan memperoleh tentang konsep keadilan yang lebih jelas.

Argumentasi yang dikemukakan dari narasumber mampu dipahami bahwa corak

keadilan yang disungguhkan ialah mekanistik bukan reeflektif.

Narasumber ketiga atas nama triuni mengemukakan bahwa konsep keadilan

ialah kesamaan. Berbeda dari narasumber pertama dan kedua, narasumber ketiga

sedikit memahami tentang landasan ayat dalam Al-qur’an tentang konsep keadilan.

Menuruntya nurani dan Al-qur’an selalu sejalan. Walaupun kita menggunakan

konsep keadilan yang bersifat umum maupun agama sama-sama akan melahirkan

kepuasan nurani.

Baromert menurut narasumber ketiga mengukur adil atau tidak adil,

tergantung pada konteksnya, maksudnya. Ayat dalam Al-qur’an selalu bisa

dikembangkan, karena selaras dengan perkembangan zaman maka dari itu corak

keadilan dalam Al-qur’an senantiasa reflektif.

Narasumber ke empat atas nama hildayanti mengemukakan konsep keadilan

sama dengan narasume lainnya, yaitu penyamarataan. Dalam diri setiap manusia

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

13

selalu ada dorongan tersebut. Tanpa diperintahkan sekalipun manusia akan terdorong

untuk berbuat adil. Alat ukur yang digunakan manusia untuk menentukan adil atau

tidak adil pasti dari dalam. Ayat dalam Al-quran hanya sebatas pesan pesan-pesan

moral. Sehingga dapat dikatakan konsep keadilan yang ditawarkan Al-qur’an

senantiasa bersifat reflektif, karena setiap saat ada pengembangan dan penafsirannya.

Narasumber kelima mengatakan bahwa konsep adil adalah seimbang dan

peyamarataan. Tetapi penyamarataan dan keseimbangan harus selalu sesuai dengan

konteks yang berlaku. Manusia diharus berbuat adil bagi ketentraman batinnya. Adil

bukan hanya mencakup manusia satu dengan yang lain, dampak dari berbuat adil

akan dirasakan sendiri oleh batin yang melakukannya.

Hati nurani menjadi tolak ukur untuk menentukan adil atau tidak adil. Alasan

sederhananya ketenangan batin. Jika batin merasa tenang maka landasan ukurannya

sudah tepat.corak yang ditawarkan Al-qur’an bersifat maknistik, kenapa demikian

kaerena kita yang kurang memahami dan mengembangkan. Jika dipelajari dengan

baik, serta memahami maka coraknya pasti bersifat reflektif.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahasdarbachtiar.com/keadilan makalah prof.pdf · Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi tema sentral dalam makalah

14

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan:

Dari pembahasan diatas dengan melihat beberapa defenisi tentang adil,

kemudian pendapat-pendapat dari para tokoh yang mencoba mendefenisikan adil

dapat ditarik satu hal bahwa adil ialah seimbang, tidak berat sebelah dan

penyamarataan.

Dari hasil wawancara penulis terhadap mahasiswa Jurusan Syari’ah STAIN

Parepare, tentang konsep keadilan, muatan jawaban mereka semuanya sama, keadilan

ialah penyamarataan. Hal menarik lainnya yang penulis dapatkan, mereka

mengemukakan bahwasanya dorongan untuk berbuat adil sudah ada pada diri

manusia, jauh sebelum keadilan itu diajarkan oleh Para Nabi dan yang tercantum

dalam kitab mereka masing-masing. Bahkan dintara mereka berpendapat jika dogma

dari agama berarti bukan murni karna kemauan sejati untuk berbuat adil itu sendiri.