bab i pendahuluan - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/bab 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perusahaan di Indonesia semakin hari semakin pesat,
mulai dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar, karena itu diperlukan
adanya pengendalian manajemen untuk bersaing demi kelangsungan
usahanya dimasa yang akan datang. Mungkin dahulu di Indonesia hanya
sebagian kecil investor saja yang tertarik pada investasi di pasar modal,
tetapi kini para investor pemilik modal di Indonesia yang telah banyak
beralih pada investasi berbentuk saham, ini juga didorong dengan
bertambah banyaknya perusahaan yang sudah go public dan terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI). Serta untuk memberikan kepercayaan kepada
pihak investor sebagai penanam modal di perusahaan tersebut. Dengan
semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan sahamnya tersebut,
semakin banyak pula pilihan bagi investor dalam melakukan pembelian
saham dari perusahaan tertentu.
Laporan keuangan menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2015, 2)
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai macam cara misalnya
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2
Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2015, 3) tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh
sebab itu, laporan keuangan harus bisa dipertanggung jawabkan sehingga
informasi tersebut bisa menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yang
sebenarnya, supaya laporan keuangan bisa dijadikan bahan untuk
pengambilan keputusan bagi investor. Laporan keuangan perusahaan yang
sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau sering disebut perusahaan go
public wajib untuk di audit dan diberikan opini oleh akuntan publik.
PT Bursa Efek Indonesi (BEI) resmi memberlakukan program I-Suite
atau pemberian tanda khusus atau 'tato' kepada perusahaan tercatat yang
bermasalah. Program diberlakukan untuk memberikan informasi dan
kenyamanan kepada investor di pasar modal sebelum bertransaksi. Notasi
khusus pada perusahaan ini menandakan going concern perusahaan untuk
menjadi perlindungan investor.
Setiap notasi khusus memiliki deskripsi masalah yang dialami oleh
perseroan. Untuk tanda B, bermakna perusahaan sedang dalam permohonan
pernyataan pailit. Untuk tanda M, mempunyai makna adanya permohonan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada perusahaan
tersebut. Untuk tanda S, artinya laporan keuangan terakhir perusahaan
menunjukkan tidak ada pendapatan usaha. Selanjutnya, E yang bermakna
laporan keuangan terakhir menunjukkan ekuitas negatif dan A yang
3
bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).
Sementara itu untuk tanda D, bermakna adanya opini tidak menyatakan
pendapat (disclaimer) dari akuntan publik, dan L yang bermakna perusahaan
tercatat belum menyampaikan laporan keuangan.
Tabel I.1
Tabel perusahaan yang diberi tanda khusus
No Perusahaan No Perusahaan
1
PT. Akbar Indo Makmur
Stimec Tbk (AIMS.S) 19
PT. Golden Plantation Tbk
(GOLL.L)
2
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk (AISA.ML) 20
PT. Evergreen Invesco Tbk
(GREN.L)
3
PT. Apexindo Pratama Duta
Tbk (APEX.E) 21
PT. Panasia Indo Resource Tbk
(HDTX.E)
4
PT. Arpeni Pratam Ocean Line
Tbk (APOL.E) 22
PT. Leo Investment Tbk
(ITTG.S)
5
PT. Argo Pantes Tbk
(ARGO.E) 23
PT. Jakarta Kyoei Steel Works
Tbk (JKSW.E)
6
PT. Primarindo Asia
Infrastructure Tbk (BIMA.E) 24
PT. ICTSI Jasa Prima Tbk
(KARW.E)
7
PT. Bakrie & Brother Tbk
(BNBR.E) 25
PT. Modern Internasional Tbk
(MDRN.E)
8
PT. Borneo Lumbung Energi
& Metal Tbk (BORN.EL) 26
PT. Capitalinc Investment Tbk
(MTFN.EL)
9
PT. Bakrie Telecom Tbk
(BTEL.ED) 27 PT. Onix Capital Tbk (OCAP.E)
10
PT. Capitol Nusantara
Indonesia Tbk (CANI.E) 28
PT. Asia Pacific Fibers Tbk
(POLY.E)
4
Sumber : (CNN Indonesia 2018)
Untuk itu diperlukan peran seorang auditor independen dalam
melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Data
perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor pemakai laporan
keuangan apabila laporan keuangan tersebut mencerminkan kinerja dan
kondisi perusahaan dan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor.
Menurut SPAP (2011) seksi 341 paragraf 2 menyatakan bahwa auditor
bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar
terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya (going concern) dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Setelah
menganalisa dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung, disini tanggung
jawab dan independensi auditor dibutuhkan untuk menilai kewajaran suatu
11
PT. Cakra Mineral Tbk
(CKRA.DS) 29 PT. Steady Safe Tbk (SAFE.E)
12
PT. Air Asia Indonesia Tbk
(CMPP.E) 30
PT. Sekawan Intipratama Tbk
(SIAP.E)
13
PT. Exploitasi Energi
Indonesia Tbk (CNKO.E) 31
PT. Pelayaran Tamarin Samudra
Tbk (TAMU.L)
14
PT. Century Textile Industry
Tbk (CNTX.E) 32
PT. Express Trasindo Utama
Tbk (TAXI.ME)
15
PT. Dua Putra Utama Makmur
Tbk (DPUM.L) 33
PT. Trikomsel Oke Tbk
(TRIO.E)
16
PT. Dwi Guna Laksana Tbk
(DWGL.E) 34
PT. Bakrie Sumatera Plantations
Tbk (UNSP.E)
17
PT. Eterindo Wahanatama Tbk
(ETWA.E) 35
PT. Zebra Nusantara Tbk
(ZBRA.E)
18
PT. Global Teleshop Tbk
(GLOB.E)
5
laporan keuangan yang disajikan manajemen dengan mengeluarkan opini
audit.
Auditor merupakan pihak ketiga yang mempunyai peran penting
dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan
perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Seorang
auditor dalam melakukan perkerjaan audit tidak bertanggung jawab terhdap
masalah kerlangsungan hidup yang akan dialami oleh auditee pada masa
mendatang. Auditor yang independen akan memberikan opini sesuai dengan
kondisi perusahaan. Jika dalam proses indentifikasi infomasi mengenai
kondisi perushaan auditor tidak menemukan adanya kesanksian besar
terhadap entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Maka
auditor akan memberikan opini audit non going concern dan opini audit
going concern kepada perusahaan yang diragukan kemampuannya dalam
menjaga kelangsungan perusahaan.
Opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor sangat
berguna bagi para pengguna laporan keuangan. Dengan opini yang
diterbitkan tersebut investor dapat menilai keadaan suatu perusahaan
sebelum melakukan keputusan investasi. Begitu pun dengan pihak kreditor
dalam mengambil keputusan untuk memberikan fasilitas kredit dimana
investor dan kreditor memerlukan informasi fundamental dan informasi
lainnya dalam keputusan bisnis mereka.
Pentinganya suatu opini going concern untuk perusahaan adalah dapat
mengetahui apakah yang harus dilakukan agar tetap bisa mempertahankan
6
perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan bisa membuat rencana (planning)
sehingga dapat mengatasi apakah yang menjadi kekurangan perusahaan dan
mempertahankan hal – hal yang sudah baik di perusahaan serta untuk
kepentingan para pihak eksternal seperti para investor dan kreditor. Pada
saat investor mengetahui bahwa telah diberikan opini going concern maka
perusahaan tersebut memiliki kemungkinan mengalami kebangkrutan,
sehingga investor tidak mempunyai peluang penerimaan keuntungan dan
deviden perusahaan, hal sebaiknya jika perusahaan tidak mengalami
kebangkrutan maka inverstor akan mempertimbangkan untuk menanamkan
investasinya. Begitu dengan pihak kreditor jika menerima opini perusahaan
mengalami kebangkrutan maka tidak akan memberikan pinjamannya. Hal
sebaliknya jika menerima perusahaan tidak mengalami kebangkrutan maka
kreditor akan memberikan fasilitas pinjamannya. Dampak negatif bila di
terbitkan opini going concern terhadap perusahaan adalah turunnya harga
saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan
investor, kreditor, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen
perusahaan .
Pertumbuhan perusahaan mengindikasi kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya. Penelitian ini menggunakan rasio
pertumbuhan pejualan (sales growth) sebagai proxy dari pertumbuhan
perusahaan. Sebuah perusahaan yang mempunyai sales growth positif
mempunyai kecenderungan untuk dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya (going concern) dan sebaliknya perusahaan mempunyai sales
7
growth negatif akan sulit dapat mempertahankan usahanya. Perusahaan
yang mempunyai tingkat penjualan yang terus meningkat akan mendapatkan
laba yang juga terus meningkat laba tersebut perusahaan akan mempunyai
kesempatan mempertahankan usaha lebih baik (Mareti 2017, 5).
Pertumbuhan tidak lepas dari kelangsungan hidup dan profitabilitas
suatu perusahaan pertumbuhan dapat dicapai apabila ada laba yang
memadai yang diperoleh secara berkelanjutan. Dalam analisa pertumbuhan
perusahaan, terdapat banyak perndapat-pendapat yang berbeda-beda. Fakor
eksternal perusahaan menjadi penyebab opini audit going concern diterima
perusahaan adalah penerimaan opini audit going concern dari auditor pada
tahun sebelumya. Sementara opini audit tahun lalu yang diasumsikan dapat
dilakukan dengan proses yang baik dan benar, dan dijadikan patokan dalam
pemberian opini tahun yang akan datang.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan . Indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan
laba sehingga semakin tinggi profitabilitasnya maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya
(Aprinia 2016, 6). Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan
Return On Assets (ROA). ROA menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total asset atau total aktiva yang
dimiliki perusahaan dalam periode tertentu. Perusahaan yang memiliki nilai
ROA yang negatif dalam jangka waktu yang berurutan akan memicu
masalah keuangan dan going concern karena ROA yang negatif artinya
8
bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian dan akan mengganggu
kelangsungan hidup perusahaan tersebut (Yani, Asmeri and Andini 2018,
20).
Audit tenure merupakan durasi/rentang waktu hubungan antara
pengaudit dengan nasabah. Ketika pengaudit telah berhubungan bertahun-
tahun dengan nasabah, nasabah dipandang sebagai sumber penghasilan
pengaudit yang secara potensial dapat mengurangi independensi. Semakin
lama hubungan klien dengan auditor dikhawatirkan akan mempengaruhi
tingkat independensi auditor dalam memberikan pendapatnya, sehingga
kemungkinan untuk memberikan opini audit going concern juga semakin
kecil.
Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi
jasa yang diberikan oleh auditor independen mengenai hal-hal yang
menyangkut dengan kepentingan keuangan perusahaan, serta memiliki izin
yang dikeluarakan oleh kementrian keuangan. Ukuran KAP dapat dikatakan
besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan big four, mempunyai cabang dan
klien perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga professional di
atas 25 orang. Ukuran KAP dikatakan kecil, jika tidak berafiliasi dengan big
four, tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya perusahaan kecil serta
jumlah professionalnya kurang dari 25 orang. Opini audit going concern
lebih banyak diberikan oleh auditor yang berada didalam KAP big four,
dikarenakan semakin berkualitas seorang auditor dan banyaknya
pengungkapan yang ada maka akan membuat auditor akan lebih semakin
9
teliti dalam memeriksa data-data laporan keuangan dan informasi yang
berkaitan dengan opini audit going concern.
Berdasarkan pada uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meniliti
apakah pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, audit tenure, dan ukuran
kantor akuntan publik berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern dengan judul “PENGARUH PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, AUDIT TENURE, DAN
UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN ( Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 – 2017 )”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas di dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Masih terdapat perusahaan yang memperoleh opini audit going
concern.
2. Pertumbuhan perusahaan yang mempunyai sales growth positif
mempunyai kecenderungan untuk dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya (going concern) dan sebaliknya perusahaan
mempunyai sales growth negatif akan sulit dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya.
10
3. Profitabilitas dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
4. Semakin lama hubungan klien dengan auditor dapat mempengaruhi
tingkat independensi auditor dalam memberikan opini audit going
concern.
5. Auditor yang bekerja pada KAP big four dapat memberikan opini
audit going concern dengan berkualitas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam peneletian ini adalah:
1. Apakah pertumbuhan perusahaan memberikan pengaruh terhadap
penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan pada
perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?
2. Apakah profitabilitas perusahaan memberikan pengaruh terhadap
penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan pada
perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?
3. Apakah audit tenure memberikan pengaruh terhadap penerimaan
Opini Audit Going Concern secara signifikan pada perusahaan
manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?
11
4. Apakah Ukuran Kantor Akuntan Publik memberikan pengaruh
terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan
pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?
5. Apakah pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, audit tenure dan
ukuran kantor akuntan publik memberikan pengaruh secara simultan
terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan
pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menguji apakah pertumbuhan perusahaan memberikan
pengaruh signifikan terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern.
2. Untuk menguji apakah profitablitas memberikan pengaruh siginifikan
terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern.
3. Untuk menguji apakah audit tenure memberikan pengaruh siginifikan
terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern.
4. Untuk menguji apakah ukuran kantor akuntan publik memberikan
pengaruh siginifikan terhadap penerimaan Opini Audit Going
Concern.
12
5. Untuk menguji apakah pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, audit
tenure dan ukuran kantor akuntan publik memberikan pengaruh secara
simultan terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern secara
signifikan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan
Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 –
2017 ?
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan serta referensi
akademisi sebagai salah satu upaya memperluas pengetahuan dan
menekuni bidang yang diteliti mengenai pengaruh pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, audit tenure, dan ukuran kantor akuntan
publik terhadap pernerimaan opini audit going concern
2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini berharap dapat memberikan suatu tambahan dan
wawasan mengenai dunia bisnis pada umumnya bagi penulis,
khususnya mengenai audit yang dilakukan pada perusahaan sektor
dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.
13
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai pembahasan
dalam penelitian ini, maka diberikan garis besar mengenai isi materi yang
dibahas dalam setiap bab di penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi Gambaran umum teori terkait variabel independen dan
dependen, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan
Perumusan hipotesa.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi Jenis penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data,
populasi dan sample, teknik pengumpulan data, operasionalisasi
variabel penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi deskripsi data hasil penelitian variabel independen dan
dependen, analisis hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan
pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi Kesimpulan, implikasi dan saran.