bab i pendahuluan - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/bab 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan di Indonesia semakin hari semakin pesat, mulai dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar, karena itu diperlukan adanya pengendalian manajemen untuk bersaing demi kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang. Mungkin dahulu di Indonesia hanya sebagian kecil investor saja yang tertarik pada investasi di pasar modal, tetapi kini para investor pemilik modal di Indonesia yang telah banyak beralih pada investasi berbentuk saham, ini juga didorong dengan bertambah banyaknya perusahaan yang sudah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Serta untuk memberikan kepercayaan kepada pihak investor sebagai penanam modal di perusahaan tersebut. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan sahamnya tersebut, semakin banyak pula pilihan bagi investor dalam melakukan pembelian saham dari perusahaan tertentu. Laporan keuangan menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2015, 2) merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai macam cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Upload: others

Post on 03-Aug-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perusahaan di Indonesia semakin hari semakin pesat,

mulai dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar, karena itu diperlukan

adanya pengendalian manajemen untuk bersaing demi kelangsungan

usahanya dimasa yang akan datang. Mungkin dahulu di Indonesia hanya

sebagian kecil investor saja yang tertarik pada investasi di pasar modal,

tetapi kini para investor pemilik modal di Indonesia yang telah banyak

beralih pada investasi berbentuk saham, ini juga didorong dengan

bertambah banyaknya perusahaan yang sudah go public dan terdaftar dalam

Bursa Efek Indonesia (BEI). Serta untuk memberikan kepercayaan kepada

pihak investor sebagai penanam modal di perusahaan tersebut. Dengan

semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan sahamnya tersebut,

semakin banyak pula pilihan bagi investor dalam melakukan pembelian

saham dari perusahaan tertentu.

Laporan keuangan menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2015, 2)

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang

lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai macam cara misalnya

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta

materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

2

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2015, 3) tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh

sebab itu, laporan keuangan harus bisa dipertanggung jawabkan sehingga

informasi tersebut bisa menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yang

sebenarnya, supaya laporan keuangan bisa dijadikan bahan untuk

pengambilan keputusan bagi investor. Laporan keuangan perusahaan yang

sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau sering disebut perusahaan go

public wajib untuk di audit dan diberikan opini oleh akuntan publik.

PT Bursa Efek Indonesi (BEI) resmi memberlakukan program I-Suite

atau pemberian tanda khusus atau 'tato' kepada perusahaan tercatat yang

bermasalah. Program diberlakukan untuk memberikan informasi dan

kenyamanan kepada investor di pasar modal sebelum bertransaksi. Notasi

khusus pada perusahaan ini menandakan going concern perusahaan untuk

menjadi perlindungan investor.

Setiap notasi khusus memiliki deskripsi masalah yang dialami oleh

perseroan. Untuk tanda B, bermakna perusahaan sedang dalam permohonan

pernyataan pailit. Untuk tanda M, mempunyai makna adanya permohonan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada perusahaan

tersebut. Untuk tanda S, artinya laporan keuangan terakhir perusahaan

menunjukkan tidak ada pendapatan usaha. Selanjutnya, E yang bermakna

laporan keuangan terakhir menunjukkan ekuitas negatif dan A yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

3

bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).

Sementara itu untuk tanda D, bermakna adanya opini tidak menyatakan

pendapat (disclaimer) dari akuntan publik, dan L yang bermakna perusahaan

tercatat belum menyampaikan laporan keuangan.

Tabel I.1

Tabel perusahaan yang diberi tanda khusus

No Perusahaan No Perusahaan

1

PT. Akbar Indo Makmur

Stimec Tbk (AIMS.S) 19

PT. Golden Plantation Tbk

(GOLL.L)

2

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk (AISA.ML) 20

PT. Evergreen Invesco Tbk

(GREN.L)

3

PT. Apexindo Pratama Duta

Tbk (APEX.E) 21

PT. Panasia Indo Resource Tbk

(HDTX.E)

4

PT. Arpeni Pratam Ocean Line

Tbk (APOL.E) 22

PT. Leo Investment Tbk

(ITTG.S)

5

PT. Argo Pantes Tbk

(ARGO.E) 23

PT. Jakarta Kyoei Steel Works

Tbk (JKSW.E)

6

PT. Primarindo Asia

Infrastructure Tbk (BIMA.E) 24

PT. ICTSI Jasa Prima Tbk

(KARW.E)

7

PT. Bakrie & Brother Tbk

(BNBR.E) 25

PT. Modern Internasional Tbk

(MDRN.E)

8

PT. Borneo Lumbung Energi

& Metal Tbk (BORN.EL) 26

PT. Capitalinc Investment Tbk

(MTFN.EL)

9

PT. Bakrie Telecom Tbk

(BTEL.ED) 27 PT. Onix Capital Tbk (OCAP.E)

10

PT. Capitol Nusantara

Indonesia Tbk (CANI.E) 28

PT. Asia Pacific Fibers Tbk

(POLY.E)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

4

Sumber : (CNN Indonesia 2018)

Untuk itu diperlukan peran seorang auditor independen dalam

melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Data

perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor pemakai laporan

keuangan apabila laporan keuangan tersebut mencerminkan kinerja dan

kondisi perusahaan dan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor.

Menurut SPAP (2011) seksi 341 paragraf 2 menyatakan bahwa auditor

bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar

terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya (going concern) dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu

tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Setelah

menganalisa dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung, disini tanggung

jawab dan independensi auditor dibutuhkan untuk menilai kewajaran suatu

11

PT. Cakra Mineral Tbk

(CKRA.DS) 29 PT. Steady Safe Tbk (SAFE.E)

12

PT. Air Asia Indonesia Tbk

(CMPP.E) 30

PT. Sekawan Intipratama Tbk

(SIAP.E)

13

PT. Exploitasi Energi

Indonesia Tbk (CNKO.E) 31

PT. Pelayaran Tamarin Samudra

Tbk (TAMU.L)

14

PT. Century Textile Industry

Tbk (CNTX.E) 32

PT. Express Trasindo Utama

Tbk (TAXI.ME)

15

PT. Dua Putra Utama Makmur

Tbk (DPUM.L) 33

PT. Trikomsel Oke Tbk

(TRIO.E)

16

PT. Dwi Guna Laksana Tbk

(DWGL.E) 34

PT. Bakrie Sumatera Plantations

Tbk (UNSP.E)

17

PT. Eterindo Wahanatama Tbk

(ETWA.E) 35

PT. Zebra Nusantara Tbk

(ZBRA.E)

18

PT. Global Teleshop Tbk

(GLOB.E)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

5

laporan keuangan yang disajikan manajemen dengan mengeluarkan opini

audit.

Auditor merupakan pihak ketiga yang mempunyai peran penting

dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan

perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Seorang

auditor dalam melakukan perkerjaan audit tidak bertanggung jawab terhdap

masalah kerlangsungan hidup yang akan dialami oleh auditee pada masa

mendatang. Auditor yang independen akan memberikan opini sesuai dengan

kondisi perusahaan. Jika dalam proses indentifikasi infomasi mengenai

kondisi perushaan auditor tidak menemukan adanya kesanksian besar

terhadap entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Maka

auditor akan memberikan opini audit non going concern dan opini audit

going concern kepada perusahaan yang diragukan kemampuannya dalam

menjaga kelangsungan perusahaan.

Opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor sangat

berguna bagi para pengguna laporan keuangan. Dengan opini yang

diterbitkan tersebut investor dapat menilai keadaan suatu perusahaan

sebelum melakukan keputusan investasi. Begitu pun dengan pihak kreditor

dalam mengambil keputusan untuk memberikan fasilitas kredit dimana

investor dan kreditor memerlukan informasi fundamental dan informasi

lainnya dalam keputusan bisnis mereka.

Pentinganya suatu opini going concern untuk perusahaan adalah dapat

mengetahui apakah yang harus dilakukan agar tetap bisa mempertahankan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

6

perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan bisa membuat rencana (planning)

sehingga dapat mengatasi apakah yang menjadi kekurangan perusahaan dan

mempertahankan hal – hal yang sudah baik di perusahaan serta untuk

kepentingan para pihak eksternal seperti para investor dan kreditor. Pada

saat investor mengetahui bahwa telah diberikan opini going concern maka

perusahaan tersebut memiliki kemungkinan mengalami kebangkrutan,

sehingga investor tidak mempunyai peluang penerimaan keuntungan dan

deviden perusahaan, hal sebaiknya jika perusahaan tidak mengalami

kebangkrutan maka inverstor akan mempertimbangkan untuk menanamkan

investasinya. Begitu dengan pihak kreditor jika menerima opini perusahaan

mengalami kebangkrutan maka tidak akan memberikan pinjamannya. Hal

sebaliknya jika menerima perusahaan tidak mengalami kebangkrutan maka

kreditor akan memberikan fasilitas pinjamannya. Dampak negatif bila di

terbitkan opini going concern terhadap perusahaan adalah turunnya harga

saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan

investor, kreditor, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen

perusahaan .

Pertumbuhan perusahaan mengindikasi kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya. Penelitian ini menggunakan rasio

pertumbuhan pejualan (sales growth) sebagai proxy dari pertumbuhan

perusahaan. Sebuah perusahaan yang mempunyai sales growth positif

mempunyai kecenderungan untuk dapat mempertahankan kelangsungan

usahanya (going concern) dan sebaliknya perusahaan mempunyai sales

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

7

growth negatif akan sulit dapat mempertahankan usahanya. Perusahaan

yang mempunyai tingkat penjualan yang terus meningkat akan mendapatkan

laba yang juga terus meningkat laba tersebut perusahaan akan mempunyai

kesempatan mempertahankan usaha lebih baik (Mareti 2017, 5).

Pertumbuhan tidak lepas dari kelangsungan hidup dan profitabilitas

suatu perusahaan pertumbuhan dapat dicapai apabila ada laba yang

memadai yang diperoleh secara berkelanjutan. Dalam analisa pertumbuhan

perusahaan, terdapat banyak perndapat-pendapat yang berbeda-beda. Fakor

eksternal perusahaan menjadi penyebab opini audit going concern diterima

perusahaan adalah penerimaan opini audit going concern dari auditor pada

tahun sebelumya. Sementara opini audit tahun lalu yang diasumsikan dapat

dilakukan dengan proses yang baik dan benar, dan dijadikan patokan dalam

pemberian opini tahun yang akan datang.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan . Indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan

laba sehingga semakin tinggi profitabilitasnya maka semakin tinggi

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya

(Aprinia 2016, 6). Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan

Return On Assets (ROA). ROA menggambarkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dengan menggunakan total asset atau total aktiva yang

dimiliki perusahaan dalam periode tertentu. Perusahaan yang memiliki nilai

ROA yang negatif dalam jangka waktu yang berurutan akan memicu

masalah keuangan dan going concern karena ROA yang negatif artinya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

8

bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian dan akan mengganggu

kelangsungan hidup perusahaan tersebut (Yani, Asmeri and Andini 2018,

20).

Audit tenure merupakan durasi/rentang waktu hubungan antara

pengaudit dengan nasabah. Ketika pengaudit telah berhubungan bertahun-

tahun dengan nasabah, nasabah dipandang sebagai sumber penghasilan

pengaudit yang secara potensial dapat mengurangi independensi. Semakin

lama hubungan klien dengan auditor dikhawatirkan akan mempengaruhi

tingkat independensi auditor dalam memberikan pendapatnya, sehingga

kemungkinan untuk memberikan opini audit going concern juga semakin

kecil.

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi

jasa yang diberikan oleh auditor independen mengenai hal-hal yang

menyangkut dengan kepentingan keuangan perusahaan, serta memiliki izin

yang dikeluarakan oleh kementrian keuangan. Ukuran KAP dapat dikatakan

besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan big four, mempunyai cabang dan

klien perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga professional di

atas 25 orang. Ukuran KAP dikatakan kecil, jika tidak berafiliasi dengan big

four, tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya perusahaan kecil serta

jumlah professionalnya kurang dari 25 orang. Opini audit going concern

lebih banyak diberikan oleh auditor yang berada didalam KAP big four,

dikarenakan semakin berkualitas seorang auditor dan banyaknya

pengungkapan yang ada maka akan membuat auditor akan lebih semakin

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

9

teliti dalam memeriksa data-data laporan keuangan dan informasi yang

berkaitan dengan opini audit going concern.

Berdasarkan pada uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meniliti

apakah pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, audit tenure, dan ukuran

kantor akuntan publik berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern dengan judul “PENGARUH PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, AUDIT TENURE, DAN

UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN ( Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 – 2017 )”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas,

maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas di dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Masih terdapat perusahaan yang memperoleh opini audit going

concern.

2. Pertumbuhan perusahaan yang mempunyai sales growth positif

mempunyai kecenderungan untuk dapat mempertahankan

kelangsungan usahanya (going concern) dan sebaliknya perusahaan

mempunyai sales growth negatif akan sulit dapat mempertahankan

kelangsungan usahanya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

10

3. Profitabilitas dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.

4. Semakin lama hubungan klien dengan auditor dapat mempengaruhi

tingkat independensi auditor dalam memberikan opini audit going

concern.

5. Auditor yang bekerja pada KAP big four dapat memberikan opini

audit going concern dengan berkualitas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka rumusan masalah dalam peneletian ini adalah:

1. Apakah pertumbuhan perusahaan memberikan pengaruh terhadap

penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan pada

perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?

2. Apakah profitabilitas perusahaan memberikan pengaruh terhadap

penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan pada

perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?

3. Apakah audit tenure memberikan pengaruh terhadap penerimaan

Opini Audit Going Concern secara signifikan pada perusahaan

manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

11

4. Apakah Ukuran Kantor Akuntan Publik memberikan pengaruh

terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan

pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?

5. Apakah pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, audit tenure dan

ukuran kantor akuntan publik memberikan pengaruh secara simultan

terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern secara signifikan

pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2017 ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menguji apakah pertumbuhan perusahaan memberikan

pengaruh signifikan terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern.

2. Untuk menguji apakah profitablitas memberikan pengaruh siginifikan

terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern.

3. Untuk menguji apakah audit tenure memberikan pengaruh siginifikan

terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern.

4. Untuk menguji apakah ukuran kantor akuntan publik memberikan

pengaruh siginifikan terhadap penerimaan Opini Audit Going

Concern.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

12

5. Untuk menguji apakah pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, audit

tenure dan ukuran kantor akuntan publik memberikan pengaruh secara

simultan terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern secara

signifikan pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan

Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 –

2017 ?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan serta referensi

akademisi sebagai salah satu upaya memperluas pengetahuan dan

menekuni bidang yang diteliti mengenai pengaruh pertumbuhan

perusahaan, profitabilitas, audit tenure, dan ukuran kantor akuntan

publik terhadap pernerimaan opini audit going concern

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini berharap dapat memberikan suatu tambahan dan

wawasan mengenai dunia bisnis pada umumnya bagi penulis,

khususnya mengenai audit yang dilakukan pada perusahaan sektor

dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repositorirepositori.buddhidharma.ac.id/397/2/BAB 1.pdf · 2019. 10. 2. · 3 bermakna adanya Opini Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik (AP).Sementara itu

13

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai pembahasan

dalam penelitian ini, maka diberikan garis besar mengenai isi materi yang

dibahas dalam setiap bab di penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi Gambaran umum teori terkait variabel independen dan

dependen, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan

Perumusan hipotesa.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi Jenis penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data,

populasi dan sample, teknik pengumpulan data, operasionalisasi

variabel penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi deskripsi data hasil penelitian variabel independen dan

dependen, analisis hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan

pembahasan.

BAB V PENUTUP

Berisi Kesimpulan, implikasi dan saran.