bab i pendahuluan 1.1 latar...

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup (UU No 32 tahun 2009). Kondisi lingkungan pada suatu daerah akan berbeda satu sama lainnya karena adanya faktor abiotik, biotik dan perilaku manusia yang mempengaruhinya. Suatu lingkungan akan mengalami penurunan kualitas karena terdapat kerusakan lingkungan dimana kerusakan lingkungan tersebut akan mengganggu kehidupan masyarakat. Kerusakan lingkungan dipengaruhi oleh faktor non alam dan alam. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor non alam merupakan kerusakan yang terjadi karena adanya campur tangan oleh manusia seperti pembuangan limbah ke sungai dan pengambilan sumberdaya alam secara ekspolitatif sedangkan kerusakan yang disebakan oleh faktor alam yaitu kerusakan yang terjadi secara alami seperti bencana alam. Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara lain bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Bencana alam merupakan serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh alam. Salah satu jenis bencana alam tersebut adalah bencana gunungapi. Jenis bencana ini sering terjadi di wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan karena ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DAN KEPEMILIKAN ASET AKIBAT ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN, KABUPATEN KARO) DELA RISNAIN TARIGAN Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: lemien

Post on 19-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup (UU No 32

tahun 2009). Kondisi lingkungan pada suatu daerah akan berbeda satu

sama lainnya karena adanya faktor abiotik, biotik dan perilaku manusia

yang mempengaruhinya. Suatu lingkungan akan mengalami penurunan

kualitas karena terdapat kerusakan lingkungan dimana kerusakan

lingkungan tersebut akan mengganggu kehidupan masyarakat. Kerusakan

lingkungan dipengaruhi oleh faktor non alam dan alam. Kerusakan yang

disebabkan oleh faktor non alam merupakan kerusakan yang terjadi karena

adanya campur tangan oleh manusia seperti pembuangan limbah ke sungai

dan pengambilan sumberdaya alam secara ekspolitatif sedangkan

kerusakan yang disebakan oleh faktor alam yaitu kerusakan yang terjadi

secara alami seperti bencana alam.

Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

lain bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Bencana alam

merupakan serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh alam.

Salah satu jenis bencana alam tersebut adalah bencana gunungapi. Jenis

bencana ini sering terjadi di wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan karena

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

2

Indonesia berada di jalur api (ring of fire) sehingga Indonesia memiliki

gunungapi di beberapa provinsi. Salah satu gunungapi aktif yang terdapat

di Indonesia yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yaitu

Gunungapi Sinabung.

Gunungapi ini tercatat terakhir mengalami erupsi mulai tahun 1600

(gunungapi tipe B). Pada tahun 2010 dan tahun 2013 hingga saat ini

mengalami erupsi kembali sehingga gunungapi ini masuk dalam

gunungapi bertipe A. Erupsi yang terjadi pada tahun 2010 dan 2013

memiliki perbedaan luasan kawasan rawan bencana erupsi gunungapi

Sinabung seperti disajikan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Peta Perbandingan Cakupan Luas Kawasan Rawan Bencana

Erupsi Sinabung tahun 2010 dan tahun 2013 Sumber : Sutopo, BNPB. 2014

Dampak yang terjadi akibat erupsi gunungapi tersebut memberikan

kerugian yang besar bagi pemerintah setempat pada umumnya dan bagi

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

3

masyarakat pada khususnya. Dampak yang terjadi bagi pemerintah yaitu

penurunan pendapatan daerah. Hal ini disebabkan karena pendapatan

daerah Kabupaten Karo ini berasal dari sektor pariwisata dan pertanian.

Berdasarkan BPS Karo dalam angka 2014, pada tahun 2010 jumlah

wisatawan yang datang berkunjung mengalami penurunan yang signifikan.

Pada sektor pertanian, jumlah produksi pertanian (sayuran dan buah)

mengalami penurunan pada tahun yang sama. Penurunan jumlah

wisatawan dan produksi pertanian tersebut disajikan pada Gambar 1.2.

(a) (b) Gambar 1.2 (a) Jumlah wisatawan (b) Jumlah produksi pertanian

Sumber : BPS Karo dalam angka 2010 dan 2014

Berdasarkan PP No 21 Tahun 2008 bahwa dalam menanggulangi

bencana dapat dilakukan dalam 3 tahapan yaitu tahapan pra bencana, saat

tanggap darurat dan pasca bencana. Tahapan pra bencana ini dilakukan

kegiataan pada situasi tidak terjadi bencana (pencegahan dan mitigasi) dan

situasi terdapat potensi bencana (kesiapsiagaan). Kegiatan pencegahan dan

mitigasi dilakukan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya bencana

serta mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh bencana. Kegiatan

kesiapsiagaan dilakukan dengan tujuan menghindari jatuhnya korban jiwa,

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

4

kerugian harta benda dan berubahnya tata kehidupan masyarakat (Perka

BNPB No 4 Tahun 2008).

Tahapan tanggap darurat merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani

dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan

dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,

perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana (PP No 21 Tahun 2008).

Tahapan pasca bencana merupakan tahapan utama dalam

menanggulangi bencana. Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan rehabilitasi

dan rekonstruksi dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi daerah yang

terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih

baik, agar kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat berjalan kembali

(Perka BNPB No 4 Tahun 2008). Kegiatan pemulihan ini dapat meliputi

pemulihan secara fisik dan non fisik.

Pemulihan merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan

supaya masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti sebelum terjadinya

bencana. Salah satu tindakan pemulihan bagi masyarakat yang terkena

dampak yaitu adanya bantuan baik dari pemerintah maupun dari non

pemerintah. Bantuan ini meliputi pangan, sandang, papan dan materi untuk

mengganti harta benda yang telah hilang akibat erupsi serta adanya

relawan untuk membantu masyarakat selama berada di pengungsian.

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

5

Bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak terus mengalir sejak tahun

2010 hingga saat ini.

Bantuan ini berasal dari masyarakat asli Karo yang sudah tidak

tinggal di Kabupaten Karo. Hal ini disebabkan karena adanya kearifan

lokal dalam bentuk semboyan kehidupan masyarakat Karo yaitu pekena

kuta kemulihen yang artinya supaya masyarakat asli yang berasal dari

Kabupaten Karo dan telah berhasil secara ekonomi di daerah perantauan

(di luar Kabupaten Karo) dapat membangun kembali desa - desa yang ada

di Kabupaten Karo baik secara material maupun ilmu pengetahuan.

Bantuan tersebut diharapkan dapat membangun desa – desa yang ada di

Kabupaten Karo menjadi lebih baik sehingga perkembangan wilayah ini

tidak terlepas dari peran masyarakat asli yang telah sukses di daerah

perantauan

Bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah dan non pemerintah

ini diharapkan dapat membantu memulihkan kembali perekonomian

masyarakat dan kondisi fisik wilayah yang terkena dampak sehingga

masyarakat yang terkena dampak dapat langsung beraktivitas seperti

semula. Salah satu masyarakat yang terkena dampak yaitu masyarakat

yang tinggal di Desa Sukanalu, Kecamatan Naman Teran. Daerah ini

merupakan salah satu desa yang masuk dalam kawasan rawan bencana.

Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang pernah terlanda atau

diidentifikasi berpotensi terancam bahaya erupsi gunungapi baik secara

langsung maupun tidak langsung (Permen ESDM No 15 Tahun 2011).

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

6

Berdasarkan peta kawasan rawan bencana yang telah dibuat oleh BNPB

daerah ini terletak di kawasan rawan bencana II, kawasan yang berpotensi

terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu pijar, guguran lava, hujan

abu lebat, hujan lumpur panas, aliran lahar, dan/atau gas beracun, yaitu

kawasan yang berjarak 3-6 km dari gunungapi.

Masyarakat pada daerah ini telah mengungsi sejak tahun 2013

hingga saat ini, tetapi mereka masih dapat kembali ke daerah asalnya

ketika gunungapi telah berstatus aman. Pemulihan masyarakat di daerah

ini diharapkan agar ketika masyarakat kembali ke daerah asalnya masih

dapat menggunakan aset yang dimilikinya tanpa harus mengambil dari

sumberdaya alam lainnya yang dapat mengganggu/merusak keseimbangan

suatu ekosistem tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengambil judul Analisis

Hubungan Tingkat Daya Pulih Rumahtangga Berdasarkan Tingkat

Kerusakan dan Kepemilikan Aset Akibat Erupsi Gunungapi

Sinabung (Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Naman Teran

Kabupaten Karo)

1.2 Perumusan Masalah

Kerusakan lingkungan pada suatu daerah dapat terjadi secara non

alami dan alami. Secara non alami, kerusakan lingkungan terjadi karena

adanya campur tangan oleh manusia sedangkan secara alami, kerusakan

lingkungan terjadi secara alami seperti bencana alam. Salah satu bencana

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

7

yang terjadi di Indonesia adalah erupsi gunungapi. Bencana alam ini dapat

terjadi karena pengaruh letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng

besar tektonik yaitu lempeng-lempeng Indo-Australia (Selatan), Euro-

Asia (Utara) dan Pasifik (Timur) sehingga terdapat banyak gunungapi aktif

yang salah satunya adalah Gunungapi Sinabung. Gunungapi ini

mengalami erupsi dimasa lampau pada tahun 1600 dan kemudian pada

tahun 2010 dan 2013 mengalami erupsi kembali. Erupsi ini memberi

dampak bagi masyarakat yang ada di sekitar gunungapi dimana salah satu

desa yang termasuk dalam KRB II yaitu Desa Sukanalu. Desa ini terletak

4-6 km dari puncak gunungapi.

Berdasarkan peta relokasi BNPB, masyarakat di desa ini wajib

untuk mengungsi dan masyarakat dapat kembali ke daerah asal hingga

status gunungapi normal. Meskipun masyarakat sudah dapat kembali ke

daerah asal tetapi masyarakat belum dapat kembali ke kondisi sebelum

terjadi bencana yaitu dapat melakukan kembali pekerjaan sehari – hari

seperti bertani, berkebun dan berdagang. Oleh sebab itu, salah satu upaya

bantuan yang diperlukan untuk pemulihan kondisi sosial ekonomi diluar

bertani, berkebun dan berdagang. Pemulihan diluar sektor pertanian dan

perkebunan ini diharapkan dapat membantu masyarakat pada khususnya

dan pemerintah pada umumnya. Hal ini disebabkan karena dampak dari

erupsi mengganggu produktivitas sayuran dan buahan yang merupakan

produksi utama pada daerah ini menjadi turun.

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

8

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

yang dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitiansebagai berikut :

1. bagaimanakah karakteristik rumahtangga dan lingkungan tempat

tinggal, kepemilikan aset, dampak akibat erupsi serta strategi adaptasi

masyarakat terhadap bencana erupsi ?

2. bagaimanakah hubungan kepemilikan aset dan tingkat kerusakan

terhadap waktu untuk pulih ?

3. upaya apakah yang dapat digunakan untuk memulihkan ekonomi

rumahtangga pasca erupsi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan pertanyaan-

pertanyaan penelitian yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Mengetahui karakteristik rumahtangga dan lingkungan tempat tinggal,

kepemilikan aset, dampak akibat erupsi serta strategi adaptasi

masyarakat terhadap bencana erupsi

2. Menganalisis hubungan tingkat kepemilikan aset dan kerusakan

terhadap waktu untuk pulih

3. Merekomendasi upaya pemulihan ekonomi rumahtangga pasca erupsi

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitan yang diharapkan adalah sebagai berikut :

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

9

a. Teoritis

Sebagai sumbangan akademis baik sebagai sumber ide, sumber diskusi

pada kalangan yang memerhatikan permasalahan pemulihan pasca

bencana

b. Praktis

1. Manfaat bagi pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pemulihan bencana

erupsi di daerah penenlitian,

2. Manfaat bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memulihkan

kegiatan ekonomi masyarakat,

3. Manfaat bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberi

kesempatan dalam mendalami penentuan kebijakan pemulihan

bencana erupsi,

4. Manfaat bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini menjadi

dasar acuan dalam penelitian sejenis di masa yang akan datang.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Alviawati (2012) tentang Strategi

Penghidupan Rumahtangga Peternak Sapi Perah di Desa Kepuharjo Pra

dan Pascabecana Gunungapi Merapi 2010 ini berlokasi di lereng

Gunungapi Merapi bagian selatan. Penelitian ini memiliki gambaran

bahwa strategi pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang diterapkan pada

setiap penduduk dan anggota rumah tangga berbeda – beda. Perbedaan ini

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

10

dapat dilihat melalui strategi peternak sapi perah dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangga di Kecamatan Cangkringan. Penelitian ini

menggunakan metode studi kasus tunggal, teknik sampling yang

digunakan adalah snowball sampling dan analisis data yang digunakan

adalah deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan adanya

perbedaan pilihan strategi penghidupan peternak sapi pra dan pasca

bencana. Strategi penghidupan peternak sapi pada pra bencana adalah

akumulasi, konsolidasi dan survival sedangkan pada pascabencana adalah

akumulasi, konsolidasi, survival dan kompensasi. Perbedaan strategi

penghidupan ini di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan sosial

ekonomi rumahtangga, pemanfaatan sumberdaya dan diversifikasi

pekerjaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) tentang Perubahan

Penghidupan Penyintas Huntara Pasca Erupsi Merapi di Jumoyo

Magelang. Penelitian ini memiliki gambarann bahwa perubahan kondisi

rumahtangga akan menyebabkan perubahan pada struktur sosial.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik

sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan tujuan

memperoleh data yang relevan dan. Hasil penelitian ini menemukan

bahwa terdapat perubahan penghidupan penyintas huntara pada kondisi

sosial ekonomi masyarakat dan pola konsumsi. Perubahan ini disebabkan

karena adanya ekonomi yang tidak stabil, kebijakan pemerintah dan

trauma.

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

11

Penelitian yang dilakukan oleh Noviani (2013) tentang Pemodelan

Tingkat Daya Pulih Masyarakat Di Kawasan Rawan Bencana Banjir Kota

Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi analitik

dengan metode survey. Penentuan jumlah populasi dengan teknik kuota

sebanyak 100 rumahtangga yang menjadi korban banjir dan yang berada

dalam wilayah kawasan rawan banjir yang diambil secara simple random

sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa karakteristik anggota

rumhatangga yang menjadi korban banjir adalah penduduk yang berusia

produktif, bekerja dan tinggi pendidikan yang cukup tinggi, karakteristik

banjir di wilayah penelitian dianalisis melalui lama genangan (hari) dan

tinggi genangan dimana sebagian besar <7 hari, tinggi genangan banjir

kurang dari 1 meter, dengan persepsi rumah tangga terhadap bencana

banjir yang cukup baik. Tingkat kerusakan yang terjadi akibat sampak

banjir relatif ringan. Strategi adaptasi rumah tangga korban banjir

umumnya tetap bertahan di lokasi semula (90%), dengan cara

meninggikan bangunan, bahkan berkeinginan untuk memiliki rumah lantai

dua. Pemodelan tingkat daya pulih masyarakat dengan menggunakan uji

statistik regresi untuk mengetahui hubungan antara kepemilkan aset

terhadap tingkat daya pulih yang disajikan dalam bentuk rumusan regresi.

Rumusan ini akan digunakan dalam menentukan langkah optimasi

peningkatan daya pulih

Penelitian yang dilakukan oleh Sartohadi, dkk. (2014) tentang

Kajian Strategi Penghidupan Masyarakat di Areal Gunungapi Kelud Pasca

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

12

Erupsi 2014 : Studi Kasus Desa Pandansari dan Puncu. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Kerangka penelitian ini mengacu

pada DFID yang memiliki 5 parameter dalam strategi penghidupan

berkelajutan yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Metode

pengambilan data menggunakan survey lapangan dan wawancara

mendalam kepada warga serta kepala dusun sebagai informan kunci. Hasil

penelitian ini menenukan bahwa terdapat perubahan penghidupan ekonomi

masyarakat pada saat pra dan pasca bencana pada aset manusia, alamiah,

finansial, fisik dan sosial. Upaya yang dilakukan dalam pemulihan dengan

bentuk revitalisasi kelompok usaha tani.

Penelitian yang dilakukan oleh Ni’mah (2013) tentang Strategi

Penghidupan Berkelanjutan pada Rumah Tangga Miskin dalam Konteks

Bencana Banjir Pasang Surut di Kecamatan Pekalongan Utara Kota

Pekalongan dengan menggunakan pendekatan deskriptif-eksploratif dan

teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.

Penentuan jumlah responden secara disproposional dengan alasan bahwa

pengetahuan peneliti terhadap wilayah penelitian belum diketahui serta

adanya keinginan peneliti untuk memperoleh informasi secara lebih

terbuka dan mendalam tentang strategi penghidupan dan keragaman

karakteristik rumah tangga. Hasil penelitian ini menemukan bencana banjir

mengalami peningkatan dengan menganalisis area tergenang, banyaknya

kejadian banjir, ketinggian banjir dan durasi genangan banjir. Pemanfaatan

aset pada tiap-tiap rumahtangga miskin berbeda yaitu pada rumahtangga

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

13

yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan lebih memanfaatkan aset

alami sedangkan rumahtangga yang bekerja pada sektor idnustri,

perdagangan dan jasa lebih memanfaatkan aset fisik. Kerusakan pada

kedua aset tersebut akan menghambat peningkatan kesejahteraan hidup.

Strategi penghidupan yang dilakukan adalah memanfaatkan kebijakan

pemerintah, menabung, berhutang atau menjual set dan melakukan

kegiatan sampingan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ardianingrum (2014) tentang

Dampak Erupsi Merapi 2012 terhadap Pemanfaatan Lahan dan Aktivitas

Perekonomian Masyarakat di DAS Gendol (Studi Kasus : Kec.

Cangkringan). Pengambilan sampel menggunakan dasar pembagian dari

Peta KRB jumlah sampel dihitung dengan proporsional sampling,

penentuan Dusun menggunakan purposive samping dengan tujuan

membedakan daerah yang terdampak tinggi, sedang dan rendah per KRB.

Pemilihan responden dengan menggunakan simple random sampling.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat perubahan penggunaan

lahan dengan meningkatnya luasan permukiman. Perubahan ini memberi

dampak positif yaitu dapat memberikan mata pencaharian yang baru

(penambang pasir) sedangkan dampak negatif yang terjadi adalah

masyarakat kehilangan mata pencaharian yang lama (bertani). Evaluasi

dan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk pemulihan ekonomi

masyarakat adalah dengan memanfaatkan kepemilikan aset dan akses.

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

14

Penelitian yang dilakukan ini mengenai Analisis Hubungan

Tingkat Daya Pulih Berdasarkan Tingkat Kerusakan dan Kepemilikan

Aset Akibat Erupsi Gunungapi Sinabung (Studi kasus : Desa Sukanalu,

Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo) (2015). Pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah stratified proportional number sampling dengan

strata berdasarkan jarak terhadap puncak gunungapi yaitu 3-4 Km, 4-5 Km

dan 5-6 Km. Pemilihan responden dilakukan secara acak sederhana pada

setiap strata. Teknik sampling ini dilakukan untuk mengetahui

karaktersitik rumahtangga, adaptasi masyarakat terhadap bencana erups,

kepemilikan aset serta dampak bencana erupsi dan menganalisis potensi

tingkat daya pulih masyarakat pada setiap strata tersebut.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa karaktersitik rumahtangga

di Desa Sukanalu yaitu setiap rumahtangga memiliki dua orang yang

bekerja serta tidak memiliki anggota yang berumur tua dan sakit. Strategi

adaptasi yang dilakukan masyarakat adalah dengan mengganti jenis

pekerjaan, memperoleh bantuan, simpan pinjam, partisipasi dan relokasi.

Kepemilikan aset masyarakat tergolong dalam tingkat rendah. Dampak

yang terjadi akibat erupsi Gunungapi Sinabung adalah kerusakan pada

rumah, psikologis, tanaman, kebun dan lingkungan. Kepemilikan aset

memiliki hubungan searah yang signifikan terhadap waktu untuk pulih

sedangkan tingkat kerusakan memiliki hubungan terbalik yang signifikan

terhadap waktu untuk pulih. Rekomendasi upaya pemulihan ekonomi

rumahtangga pasca erupsi adalah dengan meningkatkan kemampuan

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

15

perekonomian rumahtangga melalui pelatihan-pelatihan seperti menjahit,

budidaya ikan, pengeleloaan jamur, pengembangan koperasi, UKM dan

pedagangan, pengembangan ternak, pendampingan dan perlindungan

keluarga korban erupsi.

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi dan

pembanding dengan rencana penelitian ini disajikan dalam Tabel 1.1

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

16

Tabel 1.1 Tinjauan Penelitian Sebelum dan Penelitian yang akan dilakukan No. Peneliti Judul Penelitian Jenis data Tujuan Metode Hasil

1 2 3 3 4 5 6

1 Alviawati, 2012

Strategi Penghidupan Rumahtangga Peternak Sapi Perah di Desa Kepuharjo Pra dan Pascabecana Merapi 2010

1. Data primer: wawancara

2. Data sekunder: Monografi kelurahan dan kecamatan dan Data kerusakan dan kerugian akibat erupsi Merapi 2010

1. Mengkaji strategi penghidupan peternak sapi perah yang terkena dampak erupsi Merapi 2010 dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga

2. Mengkaji pola dan tahapan kegiatan yang ditempuh dalam penerapan strategi penghidupan rumah tangga peternak sapi perah yang terkena dampak erupsi Merapi 2010

3. Mengkaji faktor-faktor yang menjadi penentu dalam menerapkan berbagai ragam bentuk strategi penghidupan rumah tangga

Menggunakan metode studi kasus tunggal, teknik sampling snowball sampling, analisis data deskripsi kualitatif

1. Pilihan strategi penghidupan peternak sapi perah pra erupsi adalah strategi akumulasi, konsolidasi dan survival sedangkan pascabencana adalah strategi akumulasi, konsolidasi, survival dan kompensasi

2. Pola dan kegiatan peternak sapi perah mengalami perubahan

3. Faktor penentu dalam pilihan srategi penghidupan rumah tangga yaitu keadaan sosial ekonomi rumah tangga, pemanfaatan sumberdaya dan diversifikasi pekerjaan

2 Lestrai, 2012 Perubahan Penghidupan Penyintas Huntara Pasca Erupsi Merapi di Jumoyo Magelang

1. Data primer: wawancara

2. Data sekunder: Monografi kelurahan dan kecamatan, RTRW, Data rumahtangga miskin dan Data kebijakan

1. Mengetahui perubahan penghidupan penyintas huntara

2. Mengetahui kondisi struktur sosial masyrakat penyitas huntara pasca erupsi Merapi

Menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik sampling purposive sampling,

1. Perubahan penghidupan penyintas huntara meliputi perubahan ekonomi masyarakat dan pola konsumsi

2. Kondisi struktur sosial yang mengalami perubahan meliputi ekonomi yang tidak stabil, kebijakan pemerintah dan trauma

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

17

peningkatan kesejahteraan masyarakat

3 Noviani, 2013 Pemodelan Tingkat Daya Pulih Masyarakat Di Kawasan Rawan Bencana Banjir Kota Surakarta

1. Data primer: wawancara

2. Data sekunder: Citra Quickbird

1. Menentukan indikator atau variabel penilai potensi tingkat daya pulih pasca bencana bagi rumahtangga korban bencana banjir

2. Mengkaji karakteristik rumahtangga dan banjir, dampak dan strategi adaptasi korban bencana banjir Bengawan solo.

3. Menganalisis faktor-faktor yang menentukan potensi tingkat daya pulih rumah tangga termasuk menyusun model daya pulih

4. Menentukan langkah-langkah optimasi peningkatan daya pulih rumahtangga korban bencana banjir.

Menggunakan metode deskriptif analitik dengan metode survei. Teknik sampling simple random sampling

1. Karakteristik anggota rumah tangga yang menjadi korban banjir berusia produktif, bekerja dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, karakteristik banjir dari aspek lama genangan (hari) sebagian besar <7 hari, tinggi genangan banjir < 1 meter dan strategi adaptasi rumah tangga korban banjir yaitu tetap bertahan di lokasi semula (90%), meninggikan bangunan, berkeinginan untuk memiliki rumah lantai dua.

2. Model tingkat daya pulih adalah Y = 0,012 X1 + 0,118 X2 + 0,394X3 + 0,079 X4+ 0,040 X5- 0,002 X6,

3. Optimasi percepatan daya pulih rumah tangga korban bencana banjir dilakukan dengan penguatan kepemilikan aset dan pengetahuan serta mengurangi lama kejadian banjir.

4 Sartohadi, 2014 Kajian Strategi Penghidupan Masyarakat di Areal Gunungapi Kelud Pasca Erupsi 2014 : Studi Kasus Desa Pandansari dan Puncu

1. Data primer: wawancara

2. Data sekunder: Peta RBI lembar Ngancar dan Kandangan dan Data BPS

1. Mengkaji strategi penghidupan ekonomi rumah tangga masyarakat Desa Pandansari dan Puncu pra-pascaerupsi Gunungapi Kelud 2014

2. Memberikan alternatif rekomendasi untuk strategi

Menggunakan metode kualitatif, pengambilan data secara survei dan wawancara mendalam

1. Penghidupan ekonomi masyarakat pada prabencana adalah pertanian sedangkan penghidupan ekomi pascabencana mengalami perubahan pada aset manusia, alamiah, finansial, fisik dan sosial

2. Upaya pemulihan dilakukan dengan

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

18

penghidupan ekonomi berkelanjutan pascaerupsi Gunungapi Kelud di Desa Pandansari dan Puncu

bentuk revitalisasi kelompok usaha tani

5 Ni’mah, 2013 Strategi Penghidupan Berkelanjutan pada Rumah Tangga Miskin dalam Konteks Bencana Banjir Pasang Surut di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan

1. Data primer: wawancara

2. Data sekunder: Dokumen kerusakan banjir lahar dingin, Data korban banjir, Data penduduk, Data kerusakan rumah warga

1. Mengetahui peristiwa bencana banjir pasang surut

2. Mengetahui aset rumah tangga miskin dan dampak banjir pasang surut terhadap aset

3. Mengetahui strategi penghidupan yang dilakukan oleh rumah tangga miskin akibat banjir pasang surut dan faktor–faktor yang mempengaruhinya

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif-eksploratif. Teknik pengambilan sampel purposive sampling, penentuan jumlah responden secara disproposional

1. Bencana banjir pasang surut meningkat dari tahun 2000 dengan meluasnya area tergenang, banyaknya kejadian banjir, ketinggian banjir dan durasi genangan banjir

2. Pemanfaatan aset alami untuk memperoleh penghasilan terjadi pada rumah tangga yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan. Sedangkan aset fisik terjadi pada rumah tangga yang bekerja pada sektor industri, perdagangan dan jasa. Kerusakan kedua aset tersebut telah menghambat peningkatan kesejahteraan hidup

3. Strategi penghidupan dilakukan adalah dengan memanfaatkan kebijakan pemerintah, menabung, berhutang atau menjual aset dan melakukan kegiatan sampingan.

6 Ardianingrum, 2012

Dampak Erupsi Merapi 2012 terhadap Pemanfaatan Lahan dan Aktivitas

1. Data primer: wawancara

2. Data sekunder:

1. Mengidentifikasi dampak erupsi Merapi 2010 terhadap perubahan pemanfaatan penggunaan lahan

Pengambilan sampel menggunakan dasar pembagian dari Peta KRB jumlah sampel

1. Tidak terdapat perubahan luas penggunaan lahan total. Jenis penggunaan lahan yang mengalami penambahan yaitu pemukiman,

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

19

Perekonomian Masyarakat di DAS Gendol (Studi Kasus : Kec. Cangkringan)

Data podes, Peta RBI lembar Pakem dan Sleman, Peta KRB Merapi Jawa Tengah tahun 2010, Citra Quickbird dan Citra Geoeye

2. Menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap aktivitas perekonomian masyarakat setempat

3. Mengevaluasi dan merekomendasi pemulihan ekonomi masyarakat pasca erupsi

dihitung dengan proporsional sampling, penentuan Dusun menggunakan purposive samping dengan tujuan membedakan daerah yang terdampak tinggi, sedang dan rendah per KRB. Pemilihan responden dengan menggunakan simple random sampling

sawah dan shelter sedangkan yang berkurang adalah semak belukar, kebun, rumput, tegalan

2. Perubahan pemanfaatan penggunaan lahan memiliki dampak positif seperti memberikan matapencaharian yang baru bagi masyarakat sedangkan dampak negatif yaitu sebagian masyarakat kehilangan mata pencaharian yang lama

3. Variabel aset memiliki kontribusi yang lebih besar dalam pemulihan dibandingkan dengan faktor aset dan akses. Dalam mencapai kondisi pulih membutuhkan waktu yang lama dan adanya dorongan yang kuat dari masyarakat

7 Tarigan, 2016 Analisis Hubungan Tingkat Daya Pulih Berdasarkan Tingkat Kerusakan dan Kepemilikan Aset Akibat Erupsi Gunungapi Sinabung (Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo)

1. Data primer: wawancara

2. Data sekunder: Data podes dan Peta KRB

1. Mengetahui karakteristik rumah tangga dan lingkungan tempat tinggal, kepemilikan aset, kerusakan akibat erupsi serta strategi adaptasi masyarakat

2. Menganalisis hubungan kepemilikan aset dan tingkat kerusakan terhadap waktu untuk pulih

3. Merekomendasi upaya pemulihan ekonomi rumahtangga pasca

Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified proportional number sampling dengan strata jarak terhadap puncak gunungapi

1. Karaktersitik rumahtangga di Desa Sukanalu adalah setiap rumahtangga memiliki dua orang yang bekerja serta tidak memiliki anggota yang berumur tua dan sakit. Strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat adalah dengan perubahan pekerjaan, memperoleh bantuan, simpan pinjam, partisipasi dan relokasi. Kepemilikan aset masyarakat tergolong dalam tingkat rendah. Kerusakan yang terjadi akibat erupsi Gunungapi Sinabung adalah kerusakan pada rumah, psikologis,

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95111/potongan/S2-2016-354926-introduction.pdf · Menurut UU No 24 Tahun 2007, bencana dapat dibedakan antara

20

erupsi tanaman, kebun dan lingkungan

2. Kepemilikan aset memiliki hubungan searah yang signifikan terhadap waktu untuk pulih sedangkan tingkat kerusakan memiliki hubungan terbalik yang signifikan terhadap waktu untuk pulih

3. Rekomendasi upaya pemulihan ekonomi rumahtangga pasca erupsi adalah dengan meningkatkan kemampuan perekonomian rumahtangga melalui pelatihan-pelatihan seperti menjahit, budidaya ikan, pengeleloaan jamur, pengembangan koperasi, UKM dan pedagangan, pengembangan ternak, pendampingan dan perlindungan keluarga korban erupsi.

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DAYA PULIH BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DANKEPEMILIKAN ASET AKIBATERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG (Studi Kasus : DESA SUKANALU, KECAMATAN NAMAN TERAN,KABUPATEN KARO)DELA RISNAIN TARIGANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/