bab i pendahuluan -...

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya untuk membangun jenis sistem transportasi yang efisien yang mampu menjangkau seluruh wilayah pelosok yang ada. Jenis sistem transportasi tersebut ialah sistem transportasi udara. Pada tahapan perencanaan pembangunan sistem transportasi udara memiliki tiga komponen penting yang harus diperhatikan, yaitu berkaitan dengan alat angkut (pesawat udara), jalur penerbangan, serta bandar udara (Salim, 1993). Kondisi sistem transportasi udara yang berupa bandar udara (bandara) di Indonesia masih belum mencukupi walaupun saat ini telah terbangun 600 bandara dengan berbagai kelas yang ada (Nasution, 2004). Banyaknya bandara tersebut masih belum ideal untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang masyarakat Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Angkasa Pura selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) operator yang mengoperasikan bandar udara di Indonesia, tahun 2012 pemerintah sudah merencanakan untuk membangun 24 bandar udara baru (Prakarsa, 2012). Rencana pembangunan bandara baru bukan tanpa sebab, karena sebagian besar bandara yang akan dibangun merupakan bandara yang akan menggantikan ataupun menambah kapasitas dari daya tampung penumpang dan pengunjung bandara. Sesuai dengan rencana yang ada, salah satu bandara yang akan dibangun ialah bandara Internasional yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyetujui adanya rencana pembangunan bandara baru di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pihak Kemenhub menyebutkan bahwa lokasi bandara sudah resmi akan dibangun di Kulon Progo dan mulai beroperasi pada 2020 (Putra, 2014). Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo tidak lepas dari daya tampung Bandara Internasional Adisucipto yang sudah melebihi kapasitas ideal. Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo (2010, dalam Kurniawan, 2010) menjelaskan bahwa kondisi Bandara Adisutjipto dalam kurun 5- PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL DI KULON PROGO AFWAN ANANTYA PRIANGGORO Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: lamthu

Post on 05-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya untuk membangun jenis sistem

transportasi yang efisien yang mampu menjangkau seluruh wilayah pelosok yang

ada. Jenis sistem transportasi tersebut ialah sistem transportasi udara. Pada tahapan

perencanaan pembangunan sistem transportasi udara memiliki tiga komponen

penting yang harus diperhatikan, yaitu berkaitan dengan alat angkut (pesawat

udara), jalur penerbangan, serta bandar udara (Salim, 1993).

Kondisi sistem transportasi udara yang berupa bandar udara (bandara) di

Indonesia masih belum mencukupi walaupun saat ini telah terbangun 600 bandara

dengan berbagai kelas yang ada (Nasution, 2004). Banyaknya bandara tersebut

masih belum ideal untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang masyarakat

Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Angkasa Pura selaku Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) operator yang mengoperasikan bandar udara di Indonesia,

tahun 2012 pemerintah sudah merencanakan untuk membangun 24 bandar udara

baru (Prakarsa, 2012). Rencana pembangunan bandara baru bukan tanpa sebab,

karena sebagian besar bandara yang akan dibangun merupakan bandara yang akan

menggantikan ataupun menambah kapasitas dari daya tampung penumpang dan

pengunjung bandara. Sesuai dengan rencana yang ada, salah satu bandara yang akan

dibangun ialah bandara Internasional yang berada di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah

menyetujui adanya rencana pembangunan bandara baru di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY). Pihak Kemenhub menyebutkan bahwa lokasi bandara

sudah resmi akan dibangun di Kulon Progo dan mulai beroperasi pada 2020 (Putra,

2014). Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo tidak lepas dari

daya tampung Bandara Internasional Adisucipto yang sudah melebihi kapasitas

ideal. Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo (2010, dalam

Kurniawan, 2010) menjelaskan bahwa kondisi Bandara Adisutjipto dalam kurun 5-

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

2

10 tahun ke depan akan mengalami pertumbuhan rata-rata penumpang sampai 10%

per tahun. Dari sisi jumlah pada tahun 2010 saja penumpang domestik mencapai

tiga juta orang dan penumpang internasional lebih dari dua ratus ribu orang.

Sedangkan luas terminal domestik dan internasional yang ada saat ini hanya cukup

untuk menampung satu juta penumpang per tahun. Kondisi tersebut menandakan

bahwa tingkat penggunaan terminal sudah mencapai tiga kali lipat dari kapasitas

yang ada. Diharapkan adanya bandara baru cukup untuk menampung penumpang

sampai kapasitas 10 kali lipat dari kondisi Bandara Adisucipto saat ini.

Rencana pembangunan bandara yang ada di Provinsi DIY berdasarkan

Peraturan Presiden nomor 48 tahun 2014 merupakan salah satu program yang

diprioritaskan di koridor ekonomi Jawa. Namun adanya rencana pembangunan

bandara ternyata tidak langsung disetujui oleh semua pihak masyarakat yang ada di

Kulon Progo. Sampai saat ini dalam proses pelaksanaannya masih ada penolakan

dari pihak masyarakat yang akan terkena dampak langsung pembangunan.

Masyarakat yang terkena dampak langsung pembangunan bandara yang sebagian

besar petani beranggapan bahwa apabila pembangunan bandara terlaksana maka

mata pencaharian mereka akan hilang. Di sisi lain ada juga masyarakat yang

mendukung pembangunan bandara baru tersebut. Masyarakat yang setuju akan

dibangunnya bandara beranggapan bahwa dengan adanya bandara maka kegiatan

perekonomian akan tumbuh dan berdampak langsung terhadap pendapatan

masyarakat (Sabandar, 2014).

Adanya pembangunan bandara akan secara langsung membawa dampak

bagi masyarakat sekitar bandara. Penumpang dari pesawat udara akan memulai dan

mengakhiri penerbangannya di bandar udara. Pengunjung yang bukan penumpang

pesawat udara juga akan ikut turut meramaikan adanya bandara. Oleh karena itu,

adanya fasilitas pelayanan yang ada di bandara akan sangat dibutuhkan bagi

pengunjung maupun penumpang pesawat udara. Fasilitas tersebut dapat berupa

ruang tunggu, kendaraan angkutan darat, restoran, hotel, rumah makan, tempat

parkir, pertokoan, serta berbagai hal lain yang berkaitan dengan kebutuhan barang

dan jasa. Selain itu menurut Nasution (2004) menyebutkan bahwa dengan adanya

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

3

bandara di suatu wilayah maka akan terbentuk unit pelayanan yang lengkap dengan

lingkup kegiatan yang meluas. Adanya bandara juga akan menumbuhkan pusat

kegiatan ekonomi baik itu perdagangan maupun jasa. Tumbuhnya pusat kegiatan

tersebut akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar bandara.

Dampak yang paling terlihat dari adanya bandara baru di suatu wilayah ialah

beralihnya unit kegiatan usaha serta berubahnya penggunaan lahan yang dilakukan

oleh masyarakat sekitar bandara.

Dari sedikit uraian tersebut, maka diperlukan adanya penelitian berkaitan

dengan pandangan masyarakat tentang rencana dibangunnya bandara. Pandangan

masyarakat diwujudkan dalam bentuk persepsi dari masyarakat berkaitan dengan

rencana pembangunan bandara serta kecenderungan rencana reorientasi usaha apa

yang akan dilakukan pasca bandara terbangun. Persepsi berkaitan dengan

reorientasi usaha diperlukan karena pada hasil akhirnya akan mengetahui arahan

usaha yang diminati oleh masyarakat sekitar kawasan terdampak bandara.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses

perencanaan pengembangan kawasan sekitar bandara berkaitan dengan

pengembangan usaha masyarakatnya sehingga pendapatan masyarakat akan

meningkat serta menumbuhkan ekonomi bagi wilayah sekitarnya.

1.2 Perumusan Masalah

Pembangunan infrastruktur transportasi bandara diharapkan mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi baik itu di dalam wilayahnya maupun di wilayah

sekitarnya (Nasution, 2004). Dengan dibangunnya bandara, maka muncul pusat

pertumbuhan baru yang memberikan dampak bagi wilayah sekitarnya. Seiring

dengan semakin bertambahnya pengunjung dan penumpang bandara, maka fasilitas

pelayanan yang ada di sekitar bandara akan dibutuhkan, sehingga adanya bandara

akan menumbuhkan kegiatan perdagangan dan jasa yang mampu memberikan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Namun dalam proses perencanaan pembangunan bandara di Kulon Progo,

muncul berbagai persepsi yang ada dari masyarakat, baik itu berupa penerimaan

ataupun penolakan. Masyarakat yang menerima dan setuju beralasan bahwa

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

4

dibangunnya bandara akan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi baik itu

bagi masyarakat maupun bagi daerah. Sedangkan munculnya penolakan dari

masyarakat dikarenakan masyarakat takut akan kehilangan mata pencaharian utama

mereka. Masalah tersebut sampai saat ini masih berlangsung dan dikhawatirkan

berujung pada konflik fisik dan sosial antara pihak masyarakat dengan pemerintah

selaku pengambil kebijakan. Masyarakat yang memiliki perbedaan persepsi

tersebut terdiri atas masyarakat yang terkena dampak secara langsung (masyarakat

terdampak langsung) maupun masyarakat yang terkena dampak tidak langsung dari

adanya pembangunan bandara.

Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui sejauh mana persepsi

masyarakat berkaitan dengan rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon

Progo serta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di sana. Selain itu dari

adanya penelitian ini juga diharapkan agar dapat mengetahui potensi reorientasi

usaha yang akan dilakukan masyarakat pasca bandara terbangun serta mengetahui

rencana pengembangan kawasan bandara berkaitan dengan pengembangan usaha

masyarakat. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan

dalam pembuatan arahan kebijakan pengembangan usaha masyarakat sekitar

bandara, sehingga masyarakat sekitar bandara dapat terus berkembang dan mampu

meningkatkan kondisi perekonomiannya.

Berdasarkan dari pemaparan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana perkembangan rencana pembangunan bandara

internasional di Kulon Progo ?

2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang adanya rencana

pembangunan bandara di Kulon Progo?

3. Potensi reorientasi usaha apa yang akan dilakukan masyarakat setelah

bandara terbangun ?

4. Adakah peran serta pemerintah dalam rangka mengakomodasi

pengembangan usaha masyarakat di calon lokasi bandara?

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adanya rencana pembangunan bandara internasional yang ada di Kulon

Progo menyebabkan munculnya berbagai tanggapan dari masyarakat. Sehingga

tujuan dari diadakannya penelitian ini ialah:

1. Mendeskripsikan perkembangan rencana pembangunan bandara

internasional di Kulon Progo.

2. Mengetahui persepsi masyarakat tentang rencana dibangunnya

Bandara Internasional di Kulon Progo.

3. Mengetahui potensi reorientasi usaha masyarakat di sekitar bandara.

4. Mengetahui peran serta pemerintah berkaitan dengan rencana

pengembangan usaha masyarakat sekitar calon lokasi bandara.

Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Diharapkan adanya penelitian ini

mampu memberikan pengetahuan serta kontribusi terhadap ilmu pembangunan

wilayah. Selain itu dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat dan menjadi bahan masukan khususnya bagi pemerintah kecamatan yang

ada di daerah penelitian serta pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam

pembuatan rencana pengelolaan usaha masyarakat di sekitar bandara.

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

6

1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian persepsi dan potensi reorientasi usaha berkaitan dengan

rencana pembangunan bandara di Kulon Progo memiliki keterkaitan dengan

beberapa hasil penelitian sebelumnya. Kata kunci yang dipakai oleh peneliti

ialah rencana pembangunan bandara, persepsi, dan potensi usaha. Setelah

melakukan pencarian, maka diperoleh beberapa hasil penelitian yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 1.1 Penelitian Sebelumnya

Judul Penelitian Pengarang

/Peneliti Tema

Tujuan Penelitian

Cara pengambila

n sampel

Metode Analisis

Garis Besar

Kesiapan Pemerintah dalam memanfaatkan peluang relokasi Bandara Baru

Inggit Setyawati (Skripsi UGM)

Pembangunan Bandara

Mengetahui kesiapan pemerintah kabupaten Kulon Progo dalam memanfaatkan peluang bandara

Keyperson Kualitatif-verifikatif

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sudah siap, dengan kendala aspek pembebasan lahan. Masyaraktnya sebagian besar sudah mendukung rencana dibangunnya bandara.

Sustainable Integration of Airports into Urban Planning

Alexandre G. De Barros (Taylor & Francis)

Airport City, Development

Perkembangan konsep Airport City

- Dekriptif

Terjadinya berbagai perubahan lingkungan sekitar akibat adanya bandara.

Airports and Cities in Networks

Maurits Schaafma (Taylor & Francis)

Airport City

Bandara yang mengusung konsep Airport City

- Deskriptif kualitatif

Mendeskripsikan berbagai bandara di dunia yang mengusung konsep Airport City.

Persepsi Masyarakat Kulonrpogo terhadap Rencana Pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo tahun 2010-2011

Nuria Mustaqimah (Skripsi UMY)

Persepsi terhadap rencana

pembangunan

Mengetahui persepsi masyarakat KP terhadap rencana pembangunan

Random sampling

Deskriptif kualitatif

Adanya rencana pembangunan bandara kurang begitu disetujui di daerah ini, karena keterbatasan informasi.

Perubahan Sosial Akibat Kebijakan Relokasi Bandara Adi Sucipto di Desa Palihan, Kulon Progo

Dewi Susilowati (Skripsi, UGM)

Kebijakan rencana

pembangunan Bandara, Pro

Kontra

Mengetahui perubahan sosial pada masyarakat desa palihan terhadap rencana relokasi bandara Adisucipto

Survei Fenomenologi

Perubahan sosial menyentuk aspek nilai, norma, dan kepercayaan yang ditandai dengan adnaya pro kontra pada masyarakat dan memicu terjadinya konflik.

Adanya aktifitas ekonomi baru yaitu pelatihan usaha.

Penelitian oleh Mustaqimah (2011) yang meneliti persepsi

masyarakat Kulon Progo terhadap rencana pembangunan Bandara

Internasional. Penelitian tersebut dilakukan di Desa Palihan, salah satu desa

yang menentang paling keras terkait adanya rencana pembangunan.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa rencana pembangunan bandara

internasional pada waktu itu tidak begitu disetujui oleh hampir seluruh

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

7

warga masyarakat. Hal tersebut terjadi karena adanya keterbatasan

informasi dan pemerintah masih terkesan menutupi tentang adanya rencana

sehingga muncul isu maupun rumor tertentu dan warga merasa tidak

dilibatkan sehingga hasilnya muncul penolakan dari beberapa elemen

masyarakat. Keterbatasan informasi pada masyarakat merupakan hal yang

ditekankan dari penelitian ini. Masyarakat sebagai bagian dari

pembangunan hanya dianggap sebagai obyek saja, tidak berfungsi dari

subyek pembangunan sehingga masyarakat merasa tidak dianggap oleh

pihak pelaku pembangunan utamanya dari kalangan pemerintah.

Penelitian lain yang terkait dengan rencana pembangunan bandara

dilakukan oleh Setyawati (2014). Penelitian ini mengkaji tentang kesiapan

dari pemerintah kabupaten serta masyarakat Kulon Progo terkait adanya

rencana pembangunan bandara. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat sudah siap untuk dibangunnya bandara baru di Kulon Progo.

Masyarakat dalam hal ini sebagian besar merupakan masyarakat terdampak

tidak langsung pembangunan bandara. Adapun dari sisi pemerintah juga

sepenuhnya siap, walaupun masih ada beberapa kendala seperti masalah

pembebasan lahan terhadap warga yang terkena dampak pembangunan.

Susilowati (2014) juga melakukan penelitian yang berhubungan

dengan rencana dibangunnya bandara. Dari penelitian yang dilakukan di

Desa Palihan memicu perubahan sosial yang ada di dalam masyarakat.

Perubahan sosial tersebut terjadi karena dalam wacana kebijakan.

Perubahan sosial yang terjadi menyangkut aspek nilai, norma, dan

kepercayaan yang ditandai dengan munculnya pro dan kontra dalam

masyarakat yang memicu konflik, terjadinya fragmentasi sosial maupun

perubahan aktifitas ekonomi warga masyarakat.

Untuk mengetahui konsep pembangunan bandara yang ada di Kulon

Progo yang mengacu pada konsep Airport City, maka dilakukan kajian

terhadap penelitian yang dilakukan oleh Schaafsma (2012) serta Barros

(2013).

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

8

Airport City merupakan suatu konsep pengembangan kota yang

berbasiskan pada sarana transportasi udara yang berupa bandar udara

sebagai pusat kegiatannya (Schaafsma, 2012). Bandar udara tidak hanya

difungsikan sebagai tempat turunnya penumpang pesawat udara, namun

lebih dari itu adanya bandara merupakan suatu satuan entitas dari berbagai

unsur pembentuk pertumbuhan baru seperti adanya pusat kegiatan ekonomi

yang berfokus pada perdagangan dan jasa. Dari konsep Airport City tersebut

akan mampu menumbuhkan wilayah yang ada di sekitarnya.

Konsep rencana pembangunan bandara di Kulon Progo diarahkan

sebagai fungsi dari Airport City, yang diharapkan dapat menciptakan pusat

pertumbuhan dan perkembangan baru di Kabupaten Kulon Progo serta

mampu mendorong perkembangan wilayah di sekitarnya. Airport City

menurut Barros (2013) merupakan konsep dimana bandara tidak hanya

difungsikan sebatas sebagai tempat pemberhentian pesawat dan

penumpang, namun lebih dari itu bandara seharusnya difungsikan sebagai

tempat integrasi antar moda transportasi yang ada baik itu darat-laut-udara

sehingga menjadi satu kesatuan alat transportasi yang mampu

menghubungkan antar wilayah yang ada di sekitar baik itu inter regional

maupun antar regional yang ada.

Konsep Airport City sendiri sudah berkembang semenjak akhir abad

ke 20 (Schaafsma, 2012). Pembangunan bandara yang berlandasan konsep

Airport City tidak dilakukan di suatu wilayah yang sudah menjadi kota

sebelumnya, namun pembangunan bandara dengan konsep Airport City

dilakukan jauh di luar dari kota utama tersebut. Dengan membangun pusat

pertumbuhan baru yang berupa bandara, nantinya diharapkan wilayah

tersebut menjadi kota sendiri dan dapat berkembang sehingga terjadi

pemerataan. Adapun contoh pengembangan Airport City di beberapa kota

pada negara maju ialah pembangunan bandara di Munich, Oslo, Hongkong,

maupun bandara lainnya. Pembangunan bandara baru di beberapa kota

tersebut direncanakan jauh dari kawasan perkotaan, dengan jauhnya

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

9

berkisar antara 30 km sampai dengan 60 km. Nantinya adanya bandara baru

yang ada menunjang bandara yang telah ada di kota tersebut. Pada akhirnya,

kawasan perkotaan akan muncul dengan sendirinya mengikuti lokasi dari

bandara yang telah terbangun. Aktifitas ekonomi nantinya akan tumbuh dan

berkembang diantara pusat kota dan bandara.

Keberadaan konsep Airport City yang sukses diterapkan di negara

luar dapat dicontohkan seperti AMS Airport City di Amsterdam, Belanda.

Di lokasi tersebut sekarang menjadi salah satu lokasi bisnis yang paling

baik, dan sebagai penggerak ekonomi nasional negara. AMS Schiphol

Airport diibaratkan sebagai pintu gerbang ekonomi negeri Belanda, bahkan

juga dianggap sebagai pintu masuk benua Eropa. Pintu gerbang tersebut

diibaratkan sebagai penghubung jalur koneksi antar moda transportasi antar

wilayah dalam suatu negara. Adanya jaringan penghubung tersebut akan

memunculkan keuntungan strategis yang dapat menciptakan aktiviitas

ekonomi sehingga menggerakan pertumbuhan di wilayahnya. Contoh nyata

hal tersebut di Eropa selain pada Bandara Schiphol ialah di Bandara Paris

Charles de Guelle di Prancis.

Adapun di negara Indonesia, konsep Airport City sudah ada yang

sampai pada tahap dibangun dan juga ada yang masih direncanakan. Namun

secara keseluruhan untuk penerapan konsep Airport City di Indonesia masih

terus mengalami penyempurnaan. Beberapa bandara yang sudah terbangun

dan mengusung konsep Airport City yaitu Bandara Internasional

Kualanamu di Deli Serdang, Medan serta Bandara Internasional Praya di

Praya, Lombok. Adapun untuk rencana bandara yang sedang diusung untuk

konsep Airport City salah satunya ialah Bandara Internasional Yogyakarta

di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Apabila dibandingkan dengan penelitian yang telah ada sebelumnya,

dari penelitian ini akan dihasilkan pandangan masyarakat terhadap

pembangunan bandara dengan area kajian yang lebih luas dengan tidak

hanya dibatasi oleh aspek administrasi saja, namun juga aspek lain berupa

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

10

zonasi yang telah ditentukan oleh pemerintah, sehingga dapat diketahui

variabel apa saja yang mempengaruhi perbedaan yang signifikan di tiap

zona tersebut. Selain itu penelitian ini juga akan memberikan pandangan

lebih luas terhadap perkembangan usaha pasca bandara nanti terbangun,

sehingga dapat diketahui kegiatan usaha yang potensial yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat tiap zona penelitian.

1.4.2 Landasan Teori

Geografi dan Konsep Pengembangan Wilayah

Geografi merupakan illmu yang mempelajari tentang fenomena

geosfera serta komponen-komponennya secara terpadu, holistik, dan

sistematik dalam konteks keruangan, lingkungan serta kompleks wilayah

untuk kepentingan negara, peradaban manusia dan ilmu pengetahuan atau

pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan (Sugeng Martopo,

1995 dalam Yunus, 2007). Menurut Bintarto (1981) geografi merupakan

ilmu yang mempelajari hubungan kausal, gejala-gejala di muka bumi baik

itu yang bersifat fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup di

sekitarnya beserta permasalahan-permasalahannya melalui pendekatan

keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan

keberhasilan pembangunan. Dalam ilmu geografi terdapat tiga macam

pendekatan utama yang digunakan sebagai alat analisisnya, yaitu

pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan lingkungan

(ecological approach) dan pendekatan kompleks wilayah (regional

complex approach) (Yunus, 2007).

Pendekatan keruangan merupakan metode analisis yang

menekankan pada eksistensi ruang sebagai wadah untuk mengakomodasi

kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer (Yunus, 2007).

Tema analisis dalam pendekatan keruangan yang dikembangkan pada

disiplin ilmu geografi berupa (1) pola; (2) struktur; (3) proses; (4) interaksi;

(5) organisasi dalam sistem keruangan; (6) asosiasi; (7) tendensi atau

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

11

kecenderungan; (8) pembandingan atau komparasi; (9) sinergisme

keruangan. Pendekatan ekologi dalam disiplin ilmu geografi menekankan

pada interelasi antara manusia dan atau kegiatannya dengan lingkungannya.

Tema analisisnya terdiri dari (1) perilaku manusia (baik itu sosial, ekonomi

kultural, politik); (2) aktifitas manusia (terkait dengan tindakan, kegiatan

manusia); (3) terkait dengan kenampakan fisikal alami dengan elemen

elemen lingkungannya; (4) terkait dengan kenampakan fisik buatan

manusia. Sedangkan pada pendekatan kompleks wilayah merupakan

integrasi antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis. Adanya

kompleksitas gejala menjadi dasar pemahaman utama eksistensi wilayah

terhadap fenomena yang ada.

Pengembangan wilayah merupakan suatu ide-ide dasar dan upaya

dalam mengalokasikan dan mengatur sumberdaya yang dimiliki untuk

kepentingan dan kemajuan suatu wilayah. Isi dan konsep dalam rangka

mengembangkan suatu wilayah terdiri atas pengaturan kegiatan utama di

setiap wilayah dan juga mengatur pola keterkaitan antar kegiatan utama

sehingga dapat menciptakan keterpaduan dan harmonisasi pembangunan

(RTRW, 2012). Pengaturan kegiatan tersebut diwujudkan dalam undang-

undang dan ditunjukkan dalam perwujudan dokumen tata ruang.

Pembangunan wilayah tidak lepas dari adanya konsep pembangunan

berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu cara atau

tindakan yang yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup generasi

saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi yang akan datang dalam

mencukupi kebutuhan hidupnya (WCED, 1987 dalam Yunus, 2008).

Dengan kata lain, maka pembangunan berkelanjutan merupakan proses

yang bertujuan untuk melaksanakan program pembangunan saat ini demi

tercapainya kesejahteraan penduduk, namun tetap tidak boleh melupakan

akan kepentingan dan kebutuhan penduduk generasi di masa yang akan

datang.

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

12

Teori Lokasi dan Mutiplier effect

Teori lokasi merupakan ilmu yang menyelidiki tentang tata ruang

serta elemen-elemen penyusunnya berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan

yan berkaitan dengannya. Teori lokasi dapat juga disebut sebagai ilmu yang

menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta

hubungannya atau pengaruhnya terhadap berbagai macam kegiatan

usaha ataupun kegiatan lainnya baik ekonomi maupun sosial yang ada di

suatu wilayah (Tarigan, 2005). Adanya lokasi berkaitan dengan adanya

ruang, dan ruang yang dimaksud ialah tempat untuk berkegiatan/aktifitas

manusia. Aktifitas manusia yang ada dalam suatu ruang salah satunya

berupa kegiatan usaha yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Wilayah yang dijadikan sebagai tempat kegiatan maka akan

mengalami perkembangan. Perkembangan yang ada di suatu wilayah tidak

akan lepas dari adanya konsep pembangunan. Menurut Boudeville (1966

dalam Chotimah 2012) pembangunan merupakan peristiwa berkembangnya

pusat pertumbuhan. Teori pusat pertumbuhan yang dikemukakan oleh

Boudeville memiliki makna bahwa suatu wilayah yang memiliki populasi

industri/usaha yang kompleks, akan dikatakan sebagai pusat pertumbuhan.

Populasi industri disini dapat juga dimaksud dengan kegiatan usaha yang

mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak langsung)

terhadap kegiatan lainnya. Adanya pembangunan pada suatu lokasi akan

berdampak pada sisi ekonomi dengan membentuk pusat pertumbuhan baru

dan memperluas jangkauan aktifitas industri usaha yang terletak di area

perkotaan dan mempengaruhi zona sekitarnya.

Menurut Tarigan (2005) pusat pertumbuhan dapat diartikan dalam

dua cara, yaitu secara fungsional dan secara geografis. Pusat pertumbuhan

secara fungsional berarti bahwa pada tempat tersebut merupakan pusat dari

aktifitas atau lokasi konsentrasi dari usaha maupun industri yang ada dengan

memberikan efek pertumbuhan dan perkembangan baik itu ke dalam

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

13

maupun ke luar dari lokasi indsutri tersebut. Sedangkan secara geografis

maka pusat pertumbuhan diartikan sebagai suatu lokasi yang memiliki daya

tarik sehingga mampu menarik berbagai macam usaha untuk berlokasi di

situ dan masyarakat akan bermukim di tempat tersebut. Suatu lokasi dapat

dikatakan sebagai pusat pertumbuhan apabila memiliki empat ciri, yaitu

adanya hubungan intern antara berbagai macam kegiatan yang memiliki

nilai ekonomi, adanya multiplier effect (unsur pengganda), adanya

konsentrasi geografis, serta bersifat mendorong daerah belakangnya.

Adanya hubungan internal diartikan sebagai banyaknya jenis

kegiatan usaha yang terbangun serta saling berkaitan antara satu sektor

dengan sektor yang lainnya. Keterkaitan antar sektor tersebut akan

menciptakan pertumbuhan wilayah yang teratur serta tidak mengalami

ketimpangan. Efek pengganda muncul karena adanya keterkaitan antar

sektor tersebut sehingga timbul perputaran kegiatan ekonomi di wilayah

tersebut. Adanya efek pengganda akan mampu memacu pertumbuhan

daerah belakangnya (Tarigan, 2005: 129). Adanya konsentrasi geografis

dicirikan dengan terpusatnya fasilitas-fasilitas yang ada sehingga mampu

menarik orang untuk berkunjung dan membuat daya tarik terhadap wilayah

tersebut. Orang yang datang ke wilayah akan mendapatkan berbagai

kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pada lokasi yang berdekatan.

Adapun pada sifat pusat pertumbuhan yang mendorong daerah belakangnya

diartikan dengan terjalinnya hubungan yang harmonis antara pusat

pertumbuhan dengan daerah belakangnya.

Konsep Transportasi

Transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang (muatan) dan

penumpang dari satu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terdapat dua

unsur penting, yaitu adanya pemindahan /pergerakan (movement) dan

mengubah tempat komoditi atau penumpang ke tempat lain (Salim, 1993).

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

14

Transportasi Udara

Transportasi udara umumnya dibagi ke dalam tiga golongan, yakni

angkutan udara, penerbangaan umum, dan militer. Kategori penerbangan

swasta dan umum selain penerbangan yang dilakukan perusahaan

penerbangan (airlines) dapat juga berbentuk penerbangan pribadi yang

digunakan oleh industri baik swasta maupun komersial untuk mengirimkan

barang ataupun alat-alat dan hasil produksi. Pada kategori penerbangan

umum juga termasuk kegiatan penerbangan yang sifatnya non-transport,

misalnya untuk keperluan inspeksi penerbangan, pemadaman kebakaran,

dan lain-lain.

Bandar Udara (Bandara)

Bandar udara menurut Utomo (2010) adalah suatu tempat di darat,

di laut atau di air dimana pesawat udara dapat mendarat menurunkan atau

mengangkut penumpang dan barang, perbaikan atau pemeliharaan juga

pengiriman bahan bakar dan kegiatan lainnya. Secara umum suatu bandar

udara harus mampu melayani aktivitas perhubungan udara sesuai jam

operasi (operating hours) dengan menjamin keselamatan penerbangan,

kelancaran dan keteraturan penerbangan.

Fungsi utama sebuah bandar udara sama halnya seperti sebuah

terminal dimana dapat melayani penumpang pesawat udara, sebagai tempat

pemberhentian, pemberangkatan, atapun sekedar persinggahan pesawat

udara (transit). Di dalam bandar udara terjadi berbagai macam rangkaian

kegiatan yang berkaitan dengan pesawat terbang, seperti

mengangkut/menurunkan penumpang dan barang, melakukan pengisiaan

bahan bakal, pemeliharaan pesawat, perbaikan kerusakan pesawat, dan lain-

lain. Bandar udara digunakan untuk memproses penumpang dan bagasi

untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Bandar udara

juga digunakan untuk penanganan pengangkutan barang (cargo).

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

15

Harapan dari pemerintah serta masyarakat, dengan adanya bandara

baru yang terbangun akan memicu munculnya pusat pertumbuhan baru di

Kabupaten Kulon Progo. Diharapkan dengan adanya pusat pertumbuhan

baru tersebut akan mampu meningkatkan pendapatan dan variasi usaha

masyarakat di sekitar wilayah bandara. Adanya bandara baru nantinya akan

diimbangi dengan kebutuhan variasi moda transportasi untuk penumpang,

sehingga akan memicu adanya armada taksi, bus transit, kendaraan travel,

kereta kommuter maupun kereta antar kota yang nantinya dapat menambah

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Selain dari dampak yang

berupa kegiatan transportasi udara secara langsung, juga terdapat dampak

perkembangan kegiatan transportasi non udara yang muncul, seperti

kebutuhan akan tempat bongkar muat dan gudang penyimpanan,

dibangunnya hotel maupun tempat pertemuan, munculnya restoran,

terbangunnya pusat perbelanjaan, rumah sakit, serta berbagai fasilitas lain

sehingga menimbulkan dampak positif bagi tumbuhnya ekonomi

masyarakat sekitar.

Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Udara Nomor KM

44 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia 03-

7112-2005, Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)

merupakan wilayah darat, laut, maupun udara di sekitar bandar udara yang

dipergunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin

keselamatan penerbangan. Radius kawasan ini mencapai 15 km dan terbagi

menjadi beberapa zona yang setiap zonanya memiliki ambang batas

ketinggian tertentu berdasarkan kelas bandara yang bersangkutan.

Berdasarkan UU nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan, pada

pasal 201 disebutkan bahwa penetapan lokasi pembangunan bandar udara

harus memperhatikan keserasian dan keseimbangan dengan budaya

setempat dan kegiatan lain terkait di lokasi bandar udara. Selain itu pada

poin selanjutnya juga disebutkan bahwa pembangunan bandara perlu

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

16

memperhatikan adanya kelayakan ekonomis, finansial, sosial,

pengembangan wilayah, teknis pembangunan, dan pengoperasian serta

kelayakan lingkungan. Pernyataan yang sama juga terdapat pada Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 40 Tahun 2012 tentang

Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara yang pada

intinya berisikan tentang fungsi dan peran bandara yang tidak boleh lepas

dari kelestarian lingkungan dan masyarakat sekitar.

Persepsi dan partisipasi masyarakat

Persepsi dalam bahasan geografi perilaku oleh Dietvorst (1983,

dalam Daldjoeni 1992) mengandung pengertian sebagai suatu fungsi

psikologis yang memampukan individu untuk mengamati rangsangan

inderawi dan mengubahnya menjadi pengalaman yang berkaitan secara

tertata. Menurut Skinner (1938, dalam Walgito 2003) perilaku manusia

merupakan sekumpulan perilaku yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi,

nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Perilaku merupakan

respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Karena

perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespons, maka teori ini disebut juga dengan

-O- Organisme Respon.

Menurut Notoadmojo (2003), ada beberapa jenis perilaku yang

ditinjau dari sudut pandangan yang berbeda, yaitu perilaku tertutup artinya

perilaku itu tidak dapat ditangkap melalui indera, melainkan harus

menggunakan alat pengukuran tertentu, seperti psikotes atau alat bantu lain.

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus

ini dapat dalam bentuk perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan

sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum

dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Contohnya seperti berpikir,

berfantasi, kreatifitas, dan lainnya.

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

17

Sedangkan perilaku terbuka yaitu perilaku yang bisa langsung

dapat diobservasi melalui alat indera manusia. Respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap

stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang

dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Sebagai contoh

seperti tertawa, berjalan, berbaring, dan sebagainya.

Agar terjadi persepsi maka harus ada syarat yang tercakup dalam

proses persepsi itu sendiri. Menurut Mustaqimah (2011) syarat tersebut

berupa: (1) adanya obyek atau sasaran yang diamati; (2) adanya alat indera

yang cukup baik; (3) adanya perhatian atau dapat juga merupakan persiapan

dalam mengadakan pengamatan terhadap obyek yang akan dipersepsikan,

bisa berupa pengalaman, pengetahuan, dan sikap. Jadi, persepsi merupakan

bentuk dari pandangan seseorang terhadap obyek atau kejadian di

sekelilingnya. Pandangan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan,

pengalaman, kepentingan dan pengetahuannya.

Adanya masyarakat yang ada di suatu wilayah memiliki pemahaman

yang berbeda berkaitan dengan setiap persepsi yang muncul dari individu

yang ada. Proses pembangunan yang akan dilaksanakan di suatu wilayah

akan melibatkan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan adanya persepsi yang muncul dari masyarakat maka diharapkan

dapat menjadi bagian dari proses pembangunan itu sendiri.

Kegiatan Usaha

Usaha di Indonesia dapat berwujud usaha Mikro, Kecil, maupun

Menengah (UMKM). Menurut UU no. 20 tahun 2008 usaha mikro dicirikan

dengan milik perseorangan dengan kekayaan paling bersih sebesar 50 juta

dan hasil penjualan tahunan sebesar 300 juta. Usaha kecil dicirikan dengan

kepemilikan oleh perseorangan atau badan usaha dengan kekayaan bersih

antara 50 juta 500 juta dan hasil penjualan tahunan antara 300 juta sampai

2,5 milyar. Sedangkan usaha menengah dicirikan dengan oleh kepemilikan

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

18

perseorangan ataupun badan usaha dengan kekayaan bersih antara 500 juta

10 miliar dan hasil penjualan tahunan lebih dari 2,5 miliar.

Menurut Herianto (2012) Terdapat 3 jenis UKM (Usaha Kecil

Menengah) yang ada dalam masyarakat:

(1). Usaha manufaktur (manufacturing business) yaitu usaha yang

mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada

konsumen.

(2). Usaha dagang (merchandising business) adalah usaha yang menjual

produk-produk kepada konsumen.

(3). Usaha jasa (service business) yakni usaha yang menghasilkan jasa,

bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen.

Berdasarkan pedoman kriteria teknis kawasan budidaya yang

diterbitkan oleh departemen PU (2003) disebutkan bahwa jenis usaha yang

berkaitan dengan perdagangan dan jasa ialah:

1. Usaha perdagangan (ritel dan grosir): toko, warung, tempat

perkulakan, pertokoan.

2. Usaha penginapan : hotel, guest house, motel, hostel,

penginapan

3. Usaha penyimpanan : tempat parkir, show room, gudang.

4. Usaha tempat pertemuan: Aula, tempat konferensi

5. Usaha pariwisata : bioskop, arena bermain.

Pengelolaan Sumberdaya dan Konflik Lingkungan

Di Indonesia, sumberdaya lingkungan sangat melimpah, namun

seiring dengan berjalannya waktu maka pemanfaatan dan pengelolaannya

harus dapat menampung aspirasi kepentingan dari berbagai pihak.

Pembuatan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan sumberdaya di

suatu wilayah terkadang tidak dapat berjalan dengan mudah, karena di

dalamnya terdapat berbagai kepentingan antar stakeholders. Kepentingan

antar stakeholder seringkali berbeda bahkan dapat bertentangan antara satu

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

19

dengan yang lain. Adanya konflik di suatu wilayah merupakan akibat dari

ketidakselarasan tujuan dari setiap stakeholder, sehingga konflik antar

stakehoders dalam memperebutkan sumberdaya lingkungan muncul di

berbagai daerah (Baiquni, 2003). Konflik antar stakeholders yang dimaksud

dalam hal ini dapat diklasifikasikan dalam bentuk antara masyarakat dengan

pemerintah daerah kabupaten/kota, antara pemerintah pusat dan daerah

provinsi atau kabupaten/kota maupun konflik antar kelompok masyarakat.

Adanya pendekatan keruangan dan pendekatan lingkungan dalam

ilmu Geografi digunakan sebagai alat analisis dalam persepsi reorientasi

usaha yang dilakukan oleh masyarakat. Pendekatan keruangan dipilih

karena rencana pembangunan bandara yang terjadi di kabupaten Kulon

Progo merupakan suatu bentuk dari pembangunan yang dilakukan untuk

mengakomodasi kebutuhan manusia di suatu ruang. Pada pembangunan

bandara akan terjadi proses keruangan dimana terjadi perubahan ruang yang

tadinya digunakan oleh masyarakat sebagai permukiman dan tempat untuk

mencari nafkah berubah menjadi suatu pusat pertumbuhan baru. Dari yang

sebelumnya berupa kawasan perdesaan berbasis pertanian direncanakan

akan berubah menjadi kota terpadu. Dengan adanya bandara yang

menimbulkan pusat pertumbuhan baru tersebut, maka timbul interaksi

keruangan antara wilayah terbangun bandara dengan daerah sekitarnya.

Masyarakat yang dibatasi oleh kawasan keselamatan operasional

bandara merupakan komponen utama yang harus diperhatikan oleh

pemerintah. Hal tersebut dikarenakan masyarakat yang berada di dalam

KKOP merasakan dampak secara langsung akibat adanya bandara. Pada

saat bandara sudah selesai dibangun nanti, maka diharapkan masyarakat di

dalam KKOP akan mendapatkan dukungan dan arahan serta sosialisasi dari

pemerintah terkait dengan perkembangan pembangunan bandara, sehingga

masyarakat mampu mengetahui dan menentukan arah usaha yang akan

dilakukan ke depan. Pada akhirnya diharapkan masyarakat dapat merasakan

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

20

secara langsung peningkatan pendapatan ekonomi dari adanya aktifitas

bandara yang telah jadi.

Partisipasi dan peran serta masyarakat yang akan terkena dampak

pembangunan mutlak diperlukan dan seharusnya masyarakat ikut dilibatkan

dalam pembuatan rencana. Dengan adanya aspirasi dan pendapat dari

masyarakat maka dapat meminimalisir konflik yang terjadi ke depannya.

Adanya penampungan aspirasi dan partisipasi dari masyarakat pada

akhirnya membuat masyarakat mendukung terhadap rencana pembangunan

dan membuat proses pembangunan dapat berjalan lancar.

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

21

1.5 Kerangka Pemikiran

Setiap wilayah yang dihuni oleh suatu masyarakat seharusnya mengalami

perkembangan baik itu kaitannya dengan jumlah penduduk maupun kondisi

ekonomi sosial masyarakatnya. Adanya wilayah yang selalu berkembang

memberikan efek terhadap kebutuhan akan transportasi serta mobilitas manusia,

barang maupun jasa. Kebutuhan mobilitas antar wilayah dapat diwujudkan dengan

membangun sarana transportasi yang efisien yang mampu menjangkau seluruh

wilayah, salah satunya ialah transportasi udara.

Kondisi transportasi udara yang ada di Indonesia berkembang begitu pesat

ditandai semakin banyaknya jumlah armada pesawat serta jumlah penumpang

pesawat udara. Namun di sisi lain terdapat keterbatasan fasilitas dalam hal

infrastruktur penunjang transportasi udara, yaitu bandar udara (bandara). Sehingga

Angkasa Pura selaku operator penerbangan yang ditunjuk oleh pemerintah beserta

Kementerian Perhubungan membuat rencana pembangunan bandara baru di

berbagai tempat, salah satunya di Provinsi Yogyakarta.

Lokasi rencana pembangunan bandara di Provinsi DIY berada di

Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Munculnya rencana pembangunan

menimbulkan persepsi dari masyarakat. Persepsi diwujudkan dengan sikap

kesiapan serta kesetujuan masyarakat terhadap adanya pembangunan bandara, serta

gambaran arah dan jenis usaha yang akan dilakukan oleh masyarakat pasca bandara

terbangun. Mengetahui orientasi usaha dimaksudkan agar nantinya pembuatan

rencana pengembangan yang ada di sekitar bandara dapat selaras dengan keinginan

dari masyarakat sehingga pembangunan dapat berjalan lancar.

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

22

Secara umum, bentuk kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

23

1.6 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian merupakan suatu ungkapan keingintahuan peneliti

tentang substansi penelitian. Sehingga wujud dari pertanyaan penelitian saat ini

ialah:

1. Sejauh mana perkembangan rencana pembangunan bandara internasional di

Kulon Progo ?

a. Bagaimana perkembangan rencana pembangunan bandara Internasional

di DIY ?

b. Mengapa dibutuhkan bandara baru di Provinsi DIY ?

c. Fenomena apa saja yang terjadi akibat adanya rencana pembangunan

bandara baru ?

2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang adanya rencana pembangunan bandara

di Kulon Progo ?

3. Potensi reorientasi usaha apa yang akan dilakukan masyarakat setelah bandara

terbangun ?

a. Minat usaha apakah yang paling tinggi dipilih oleh masyarakat pasca

bandara terbangun ?

b. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap iklim usaha pasca bandara

terbangun ?

4. Adakah peran serta pemerintah dalam rangka mengakomodasi pengembangan

usaha masyarakat di calon lokasi bandara ?

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93776/potongan/S1-2016-312674-introduction.pdf · Rencana pembangunan bandara yang ada di Kulon Progo

24

1.7 Batasan Penelitian

Masyarakat: sasaran masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rumah

Tangga yang berada di sepanjang koridor jalan menuju ke area rencana

pembangunan bandara.

Usaha : aktifitas ekonomi yang dilakukan dalam rangka memperoleh pendapatan

yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan.

Potensi reorientasi usaha : Potensi perubahan jenis usaha yang akan dilakukan oleh

masyarakat setelah bandara nanti terbangun.

Rencana pembangunan bandara : dapat berupa dokumen rencana detail tata ruang

kawasan bandara, hasil amdal, maupun dokumen masterplan bandara.

Lokasi terdampak langsung: Merupakan daerah yang terkena dampak

pembangunan bandara secara langsung, dalam hal ini yaitu Kecamatan Temon.

Lokasi terdampak tidak langsung/diluar terdampak: Daerah yang tidak terkena

dampak pembangunan bandara secara langsung (fisik).

Warga terdampak: Warga/masyarakat yang terkena dampak pembangunan bandara

baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Zona KKOP: Kepanjangan dari Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan.

Merupakan jangkauan area sejauh 15 km yang terdiri atas ruang darat, laut maupun

udara diukur dari titik terbangunnya bandara, dalam penelitian ini dibagi menjadi 3

zona yang masing masing sejauh 5 km.

PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGANPEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONALDI KULON PROGOAFWAN ANANTYA PRIANGGOROUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/