bab i matematika

Upload: yansfreddy

Post on 10-Jul-2015

166 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Manusia tumbuh banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai pengelola pembelajaran. Abim Syamsudin menyatakan bahwa guru sebagai penilai (evaluator) yang harus menyimpulkan, menganalisis, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (jugment) atas tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut. Dalam peroses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarkannya, tapi juga sebagai pengelola pembelajaran, oleh karena itu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas kemampuan guru. Salah satu indikator pembelajaran berhasil apabila siswa mampu menguasai materi pembelajaran. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran ini dituangkan dalam bentuk nilai. Keberhasilan pembelajaran di sekolah tentu menjadi harapan semua guru. Berkenaan dengan hal itu penulis menyadari sepenuhnya akan masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan belajar mengajar. Seringkali guru risau bahkan kadang putus asa menghadapi kenyataan yang dijumpai. Gambaran tentang siswa yang mandiri, aktif dan cerdas serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes jarang sekali terjadi. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan sangat tergantung pada beberapa hal, antara lain guru, siswa, manajemen, kurikulum, lingkungan, masyarakat serta sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran itu sendiri. Secara garis besar kegiatan

1

2

belajar mengajar dapat dikatakan sukses jika siswa sudah mampu mencapai target ketuntasan belajar yang ditentukan. Dari tujuan tersebut pembelajaran matematika keberadaannya sangat penting dan harus dikuasai dengan optimal oleh siswa. Namun kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan untuk menguasai mata pelajaran matematika bahkan tidak sedikit siswa yang mengabaikannya dengan dasar alasan tidak mungkin mampu menguasai mata pelajaran "super" sulit itu. Dari sikap demikian, hasil belajar matematika menjadi rendah dan jauh dari nilai ketuntasan yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar matematika Juga dialami oleh siswa kelas V SD Negeri Karangpucung Purwokerto Kulon Dari hasil penghimpunan data pada studi awal diketahui bahwa nilai rata-rata kelas hasil pembelajaran matematika pada pokok bahasan menggunakan sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan hanya mencapai nilai 5,4. Dari siswa berjumlah 20 orang hanya ada 7 siswa atau 35% yang berhasil mendapat nilai > 70 atau tuntas belajar sedangkan 13 siswa lainnya atau 65% belum mencapai nilai ketuntasan belajar. Kondisi yang terjadi di Kelas V SD Negeri Karangpucung Purwokerto Kulon terjadi karena ada kecenderungan yang muncul dalam diri siswa untuk mengabaikan pelajaran matematika. Minat mereka untuk belajar matematika sangat rendah sehingga hasil belajarnya juga rendah. Selain faktor siswa, pelaksanaan pembelajaran yang terpusat pada guru membuat siswa bertambah bosan karena tidak adanya variasi pada kegiatan belajar. Metode yang diterapkan hanya ceramah, tugas dan sedikit tanya jawab. Pengembangan metode tidak dilakukan secara optimal selain itu media pembelajaran juga tidak ada pada setiap kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain kegiatan berjalan secara monoton dan cenderung membuat siswa merasa bosan. Dari keadaan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran maka peneliti yang sekaligus sebagai guru merasa perlu melakukan untuk meningkatkan motivasi dalam diri siswa untuk belajar matematika agar hasil

3

belajar siswa meningkat. Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna menemukan pemecahan masalah yang ada. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: "Bagaimanakah upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan melalui optimalisasi metode diskusi di kelas V?" C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Khusus a. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika dengan materi sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan bagi siswa sekolah dasar kelas V, harus mengalami peningkatan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai tujuan pembelajaran. b. Upaya yang dapat menjadi alternatif keberhasilan tujuan pembelajaran adalah dengan memilih atau menentukan metode diskusi. Dengan mengoptimalkan kegiatan diskusi maka siswa akan lebih terbuka dan aktif dalam kegiatan pembelajaran serta mampu merangsang komunikasi dengan teman-temannya pada saat belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Tujuan Umum a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap meningkatnya minat dan hasil belajar matematika di kelas V sekolah dasar. b. Penelitian ini merupakan implementasi keilmuan dengan memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan

4

Profesional (PKP) PDGK 4501 pada program SI PGDS Universitas Terbuka. c. Sebagai gambaran langsung yaitu dengan melihat kenyataan proses pembelajaran di lapangan yang dideskripsikan secara obyektif, sehingga harapan dari kegiatan ini semoga dapat sebagai masukan bagi peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Siswa a. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika. b. Pembelajaranakan lebih bermakna c. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari matematika d. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika umumnya khususnya pokok bahasan sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan. 2. Bagi Guru a. Memperluas wawasan guru tentang strategi pembelajaran matematika yang membuat suasana kelas kondusif. b. Meningkatkan kreatifitas guru menciptakan pembelajaran yang menarik. 3. Bagi sekolah a. Mengubah image dan mudah dipahami. b. Memberikan nilai lebih bagi sekolah di mata masyarakat berkat adanya peningkatan kinerja guru sehingga menambah kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap sekolah. siswa terhadap pelajaran matematika yang merupakan pelajaran yang sulit menjadi pelajaran yang menyenangkan

5

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Hasil Belajar 1. Pengertian belajar Belajar memiliki pengertian yang cukup banyak. Antara satu pakar dengan pakar lain menyampaikan pengertian yang berbeda-beda. Namun dari kesemuanya memiliki pendekatan yang hampir mirip yaitu kesemuanya beirouara pada perubahan tingkah laku. Menurut pengertian secara psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2). Dari pengertian secara psikologi tersebut belajar diartikan sebagai berikut: "belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Winkel belajar merupakan aktivitas mental adalah psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Sardiman AM (2006: 21) memberikan definisi tentang belajar sebagai berikut: belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dari beberapa pengertian tersebut di atas berarti belajar merupakan proses perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan yang 5

6

terjadi dalam diri individu banyak sekali sifat dan jenisnya bukan setiap perubahan dalam diri individu yang merupakan perubahan dalam belajar. 2. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2002: 82) Definisi lain tentang pengertian belajar dikemukakan oleh Gagne yang dikutip oleh Nurdin Ibrahim (2001: 87): "Belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia. Perabaan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai." Sementara menurut Wittig sebagaimana dikutip oleh Muhibin Syah (2006: 90), mengemukakan bahwa belajar: merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman. Perabaan yang menyangkut aspek psikofisik organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar tidak dapar diobservasi langsung. Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi belajar, Muslim dalam Jurnal Penelitian bidang pendidikan menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1) Metode pembelajaran, salah satu metode yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran, penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut. 2) Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah, ataupun dalam informasi.

7

Dari penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak didik tersebut adalah faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh faktor tersebut. Dari berbagai prinsip belajar terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dmatematikakai sebagai dasar dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 42). 1) Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Di samping itu, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. 2) Keaktifan Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan yang bersifat fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati oleh siswa. 3) Keterlibatan langsung/berpengalaman Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing" nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

8

4) Pengulangan Teori yang mengemukakan prinsip pengulangan adalah teori psikologi asosiasi atau koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thomdike. Ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar timbulnya respons benar. 5) Tantangan Tantangan yang dihadapi dalam belajar akan membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. 6) Balikan dan penguatan Berkaitan dengan balikan dan penguatan, siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. 7) Perbedaan individual Siswa merupakan inividu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2003: 54). 1) Faktor intern Di dalam membicarakan faktor intern ini, dibagi menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 2) Faktor ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

9

b. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukur yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukann suatu penilaian terhadap siswa yang berajuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu isntitusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen dalam Fafhul Hilman, diakses dari Troyono, 22'sBlog). Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah (Dede Rosyada, 2004: 92): Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasiinformasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama. Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar memiliki ciri-ciri: (1) Perubahan terjadi secara sadar, (2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, (3) Perubahan bersifat positif dan aktif, (4) Perubahan bukan bersifat sementara, (5) Perubahan bertujuan dan terarah, dan (6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

10

Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya. Hakikat hasil belajar matematika adalah untuk menghantarkan siswa menguasai konsep-konsep Matematika dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep-konsep matematika, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to understanding) konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain (Wahyudi, 2002: 389). Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak hanya menilai hasil ulangan muridnya saja sekaligus juga menilai hasil usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui status anak dalam kelas, membantu guru dalam usaha memperbaiki metode belajar mengajar. c. Mata Pelajaran Matematika Matematika merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan gagasan atau ide mengenai elemen dan kuantitas (Abdurrahman, 1999: 252). Cockroft (1982: 1-5) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis,

11

ketelitian dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang (dalam Abdurrahman, 1999: 253). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mengekspresikan gagasan, ide-ide, hubungan kuantitatif sehingga memudahkan manusia untuk berpikir yang logis, d. Hakikat Hasil Belajar Matematika Hakikat belajar matematika adalah untuk menghantarkan siswa mengusai konsep-konsep matematika dan keterkaitannya dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari pemelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Menurut A. Tabrani Rusyan (2000: 65) dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar berpendapat: "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat. Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut Bloom meliputi tiga ranah, yaitu (Sardiman AM, 2004: 23-24): 1) Kognitif, knowledge (pengetahuan, ingatan), comperhension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analys (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application (menerapkan), 2) Affective; respon), receiving (sikap menerima), responding (memberi valuting (menilai), organization organisasi),

characterization (karakterisasi),

12

3) Psychomotor, intiatory level, pre-routine level, routinized level. Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik. Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya (Wayan Koster, 2000: 26). ; Jadi hasil belajar matematika siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu. B. Kerangka Berpikir Pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika perlu dikuasai setelah anak melakukan proses pembelajaran. Hal tersebut ditandai dengan kemampuan anak dalam menyelesaikan soal tes akhir pelajaran yang diberikan guru sebagai evaluasi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tes sebenarnya sangat mudah jika proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat karena metode merupakan daya dukung keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode interaktif dengan bantuan media gambar sebagai daya rangsang. Maka dapat dikatakan bahwa dengan adanya metode pembelajaran terpadu pada pembelajaran matematika siswa akan lebih banyak mengikuti

13

pelajaran dengan gembira sehingga minatnya mempelajari metode semakin besar. Dengan uraian tersebut, secara garis besar dapat digambarkan melalui kerangka berpikir di bawah ini:

Masalah hasil belajar matematika

Perencanaan tindakan

Tindakan PTK melalui metode diskusi

Menyelesaikan masalah hasil belajar matematika Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan permasalahan di atas dan landasan teori maka hipotesis tindakan ini adalah : motivasi dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V di SD Negeri 4 Karangpucung UPK Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas akan meningkat melalui pemanfaatan metode diskusi. D. Kriteria Keberhasilan Indikator dari keberhasilan supaya hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika dapat meningkat apabila upaya tersebut menunjukkan adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dalam menguasai materi mencapai di atas 70% yaitu telah mencapai suatu ketuntasan. Dari indikator tersebut maka sebagai parameternya perlu menemukan adanya kriteria-kriteria keberhasilan dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. Kriteria-kriteria keberhasilan tersebut antara lain:

14

1. Proses pelaksanaan pembelajaran sebagai penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil jika adanya peningkatan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika yang ditunjukkan dalam keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan menunjukkan adanya peningkatan menjadi 80% siswa yang mampu mengikuti pembelajaran dengan tuntas. 2. Proses peningkatan minat siswa terhadap pelajaran matematika berhasil jika adanya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil evaluasi akhir dalam penguasaan materi jika taraf ketuntasan mencapai 75% dari jumlah siswa.

15

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Karangpucung UPK Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 20 siswa. Alasan peneliti memilih subyek kelas V yaitu karena peneliti mengajar di kelas V sehingga peneliti mengetahui karakteristik siswa dan dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode diskusi diterapkan dalam pembelajaran matematika. Keterangan lain tentang identitas subyek penelitian ini antara lain : Mata Pelajaran Materi Pokok Kompetensi Dasar : Matematika : Operasi Hitung Bilangan Bulat : Melakukan operasi hitung bilangan bulat, termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran Indikator : Menggunakan efisien Waktu Pelaksanaan 2. Tempat Penelitian Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian SD Negeri 4 Karangpucung UPK Purwokerto Selatan dengan alamat di desa Kedungwuluh Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena letaknya strategis yaitu dekat dengan rumah penduduk, sebagai tempat peneliti sehingga jika harus dilakukan penelitian mendadak, peneliti dapat langsung mengadakan : Bulan Oktober 2011 / Semester I sifat distrbutif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan dengan

15

16

observasi tanpa harus pergi ke tempat yang lebih jauh yang memerlukan waktu lebih banyak. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September sampai dengan bulan Oktober 2011, dengan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut: a. Siklus Pertama b. Siklus Kedua : Tanggal 5 dan 7 Oktober 2011 : Tanggal 12 dan 14 Februari 2011

B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berawal dari munculnya kesadaran dalam diri pendidik yang merespon adanya permasalahan dan kesulitan yang dialami siswa berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan disertai dengan pengamatan yang bertujuan untuk merekam pengaruh-pengaruh tindakan perbaikan terhadap pembelajaran. Menurut Wardani, dkk (2007: 2.3-2.4) bahwa perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui proses pengkajian berkesinambungan yang terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan (acting), mengamati (observing) dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi terhadap tindakan ang dilakukan akan digunakan kembali untuk memperbaiki rencana, jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar di bawah ini:

17

Dari tahapan-tahapan dalam prosedur penelitian tindakan kelas yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran matematika pada siswa kelas V sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkahlangkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai operasi hitung bilangan bulat yaitu dengan menerapkan metode diskusi. 2. Pelaksanaan Untuk mengetahui aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode diskusi dilakukan melalui pengamatan terhadap proses belajar - mengajar, analisis terhadap proses pembelajaran, tanya jawab antara guru dengan siswa.

18

Dari kegiatan di atas maka dapat diidentifikasi tentang kesulitan dan kemudahan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode diskusi yang dihadapi guru maupun siswa dan faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya. 3. Observasi Observasi/pengamatan yang dilakukan terhadap pembelajaran matematika dengan metode diskusi melalui pengamatan yang dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar. Pengamatan tersebut meliputi: kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, motivasi yang diberikan, proses melibatkan keaktifan siswa, adapun aktivitas siswa meliputi: aktivitas dalam mengikuti pelajaran, merespon tugas guru, melaksanakan tugas dan hasil pembelajaran matematika. 4. Refleksi Pada tahap ini dilakukan refleksi dan analisis didasarkan hasil pengamatan. Hasil analisis berupa masukan yang akan digunakan untuk perbaikan pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus berikutnya. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mendeskripsikan hasil penelitian ini ke dalam bentuk laporan sehingga hasil penelitian dapat diketahui dengan mudah oleh pembaca. Adapun daur pelaksanaan PTK Perbaikan Pelajaran dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

19

IDE AWAL

1. Proses pembelajaran 2. Tes studi awal/data awal 3. Analisis dokumen 4. Wawancara dengan siswa 5. Diskusi dengan pengamat Tindakan Siklus I: 1. Perencanaan Perbaikan 2. Pelaksanaan Perbaikan 3. Observasi 4. Refleksi Siklus I Tindakan Siklus II: 1. Perencanaan Perbaikan 2. Pelaksanaan Perbaikan L 3. Observasi 5. Refleksi Siklus II

Pemantapan: 1. Refleksi 2. Studi literatur 3. Diskusi dengan pengamat model pembelajaran

Belum Revisi

Persiapan Penelitian: Penyusunan RPP, Tes, lembar observasi dan LKS

Berhasil Kesimpulan

Gambar 3.2

Diagram siklus Perbaikan Pembelajaran ( dimodifikasi dari Rusna Ristata, 2006: 48)

C. Teknik Pengumpulan Data dan AnalisisData Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa angka-angka dan data kualitatif yang diperoleh melalui proses dan hasil belajar. Adapun langkah pengumpulan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data Data yang dihimpun melalui pengumpulan data meliputi: a. Data Kuantitatif Data kuantitatif meliputi nilai hasil belajar siswa yang diambil dari hasil ulangan pada materi yang diteliti. b. Data Kualitatif Data bersifat kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil deskripsi Silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), deskripsi

20

kegiatan pembelajaran di kelas, jawaban kuesioner dan hasil diskusi kelompok fokus. Data berturut-turut dikumpulkan melalui pengumpulan contoh silabus dan RPP yang digunakan guru untuk pembelajaran di kelas. Dari data kualitatif dan data kuantitatif di atas, teknik penghimpunan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Data Kuantitatif Meliputi: hasil evaluasi belajar siswa pada setiap akhir pembelajaran/tes. b. Data Kualitatif Meliputi: observasi/pengamatan oleh teman sejawat dalam bentuk ceck list. 2. Analisis Data Analisis data kuantitatif dilakukan berdasarkan data tes formatif dari studi awal sampai tiga siklus yang kemudian diolah secara deskriptif, kuantitatif dan data kualitatif akan diolah secara narasi/paparan. D. Informasi Tentang Observer Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam tiga siklus perbaikan. Selama pelaksanaan untuk pengumpulan data peneliti dibantu oleh: Nama NIP Jabatan Tugas : : : : Guru Kelas VI Mengobservasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran di kelas V Risan Efendi

E. Deksripsi Per Siklus Prosedur pelaksanaan tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika melalui metode diskusi dalam 2 (dua) siklus pembelajaran.

21

1. Siklus Pertama Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas : : Matematika : Operasi Hitung Bilangan Bulat : V (Lima)%

Hari, Tanggal Perbaikan : Senin, 5 Oktober 2011 Rabu, 1 Oktober 2011 Tujuan Perbaikan Pembelajaran : a. Meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran b. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada materi perubahan perhitungan bilangan bulat melalui metode Diskusi Proses Siklus a. Perencanaan Tahap ini mencakup semua aspek tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai operasi hitung bilangan bulat dengan menerapkan metode diskusi, adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu : 1) Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri 4 Karangpucung 2) Membuat rencana perbaikan pembelajaran 3) Membuat lembar evaluasi 4) Mempersiapkan lembar kerja siswa 5) Membuat lembar observasi dan wawancara 6) Menentukan bentuk pengelompokan kegiatan siswa 7) Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis tindakan 8) Memilih prosedur evaluasi penelitian

22

9) Melakukan koordinasi dengan observer b. Pelaksanaan Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu: PERTEMUAN I Meliputi: 1) Kegiatan awal Pada awal kegiatan guru mengucapkan salam kemudian mengkondisikan siswa pada arah pembelajaran. Guru kemudian mengecek kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan diajarkan yaitu menggunakan sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan dengan efisien. a) b) Apakah kalian pernah membagi benda kalian dalam Benda apa yang kalian bagi? Siswa menjawab dengan menunjuk jari terlebih dahulu kemudian menjawab pernah. Benda yang dibagi berdasarkan jawaban siswa meliputi; kelereng, gambar, buku dan sebagainya. Guru memberikan komentar terhadap jawaban siswa bahwa membagi benda dengan baik di dalam beberapa wadah akan memudahkan dalam mencarinya. Setelah siswa merasa puas dengan informasi yang diberikan, Guru memberikan informasi tentang tujuan perbaikan pembelajaran yaitu operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat distributif. 2) Kegiatan inti Guru menjelaskan tujuan meningkatkan hasil belajar terhadap pelajaran Matematika melalui metode diskusi yaitu tentang operasi hitung bilangan bulat materi sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan. Dalam menghitung dengan beberapa wadah?

23

menggunakan sifat distributif, sifat penyebaran pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan memiliki rumus sebagai berikut: (a + b) : c = (a : c) + (b : c) (a - b) : c = ( a : c ) - (b - c) Rumus tersebut, dikk masukkan ke dalam soal adalah sebagai berikut: Pembagian terhadap penjumlahan : (12+ 18): 6 = (12: 6)-f (18: 16) 30 : 6 = 2 + 3 5=5 Pembagian terhadap pengurangan (75 - 50) : 5 = (75 : 5) - (50 - 5) 25 : 5 = 15- l0 5=5 Untuk peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep matematika, Guru menggunakan media pembelajaran yang menarik yaitu batu berwarna-warni untuk menegaskan nilai satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan sehingga dapat memunculkan ide/gagasan dalam diri siswa, pemilihan media pembelajaran dilakukan dengan memasang contoh-contoh soal sesuai materi yang diajarkan, yaitu tentang operasi hitung bilangan bulat yang meliputi penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Guru membuat contoh soal untuk dipecahkan bersama, dan hasil diskusi yang dilakukan secara klasikal terhadap soal pembagian terhadap penjumlahan yaitu : (1000 + 3000) : 4 = .... Dan soal (7500 5000) : 5 = ... Dari hasil diskusi secara klasikal diperoleh jawaban sebagai berikut; Pembagian terhadap penjumlahan (1000 + 3000) : 4 = (1000 : 4) + (3000 : 4) 4000:4 =250 + 750 1000 = 1000

24

Pembagian terhadap pengurangan (7500 - 5000) : 5 = (7500 : 5) - (5000: 5) 2500:5 = 1500- 1000 500 =500 Siswa kemudian mencatat hasil diskusi klasikan mengenai soal-soal yang ada di papan tulis dengan menuliskan pada buku tulis masing-masing. H Guru memberikan penjelasan mengenai materi operasi hitung bilangan bulat dan manfaatkan dalam kehidupan. Contoh yang diambil guru berkaitan dengan kegiatan jual beli yang dilakukan di pasar. 3) Kegiatan akhir. Kegiatan akhir dari proses pembelajaran dengan metode diskusi meliputi : guru melakukan bimbingan terhadap siswa secara klasikal dalam membuat simpulan berkaitan dengan materi menggunakan sifat distributif dengan rumus yang harus diingat adalah (a + B) : c = (a + c) + (b : c) dan (a - b) : c = (a : c) - (b -c). Guru memberikan tindak lanjut terhadap pembelajaran berupa pemberian tugas pekerjaan rumah untuk menyelesaikan perhitungan bilangan bulat yang terdiri dari 5 soal yang harus dipecahkan di rumah masing-masing dengan tujuan untuk mengukur penerimaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi pada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang yaitu operasi hitung bilangan bulat. PERTEMUAN II Meliputi: 1) Kegiatan awal Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yaitu melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi. Pembagian kelompok sebanyak 4 kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 4 siswa.

25

Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan materi yang diajarkan: Apakah kegiatan yang sering menggunakan perhitungan distributif? Siswa memberikan jawaban beragam dengan antusias kegiatan jual beli, kemudian guru komentar atas jawaban yang diberikan oleh siswa. Selanjutnya guru menginformasikan tentang tujuan perbaikan pembelajaran yaitu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar yaitu operasi hitung bilangan bulat sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa 2) Kegiatan inti Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung bilangan bulat sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan yang meliputi penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Guru memberikan materi dengan menggunakan soal cerita yang dibacakan kepada siswa dan siswa diharapkan menyimak dengan baik: Mita membeli 2 buah keranjang buah. Satu keranjang berisi 5 buah jeruk dan keranjang yang satunya berisi 7 buah jeruk. Jika 1 buah jeruk dibeli dengan harga Rp. 1.500,00, berapa jumlah yang sudah dikeluarkan Mita untuk membeli jeruk? Jawab: Kalimat matematika: (5-f 7) x Rp. 1.500,00 = Rp. 18.000,00 Jadi uang yang dikeluarkan Mita untuk membeli jeruk adalah Rp. 18.000,00. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Guru memberikan LKS tentang cara melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah soal cerita yang diselesaikan melalui diskusi kelompok. Dalam kegiatan diskusi keaktifan siswa terlihat nyata masing-masing siswa berusaha untuk membagi tugas kepada masing-

26

masing kelompok dan guru melakukan pengamatan untuk mengecek keaktifan siswa. Setelah 10 menit, pada kelompok yang mendapat undian untuk menjawab soal di papan tulis mewakilkan anggotanya untuk menulis hasil diskusinya dengan jawaban sebagai berikut: Soal 1 jawabannya: (15 -f 20) x Rp. 1.500,00 = Rp. 525.000,00 Jadi, hasil penjualan ayam Rp. 525.000,00 Soal 2 jawabannya: (64 + 96): 4 = (64 : 4) + (96 : 4) = Rp. 16 + 24 = 40 Jadi, banyaknya anak yang ada 40 orang. Dengan bimbingan guru, siswa menjawab pertanyaan kelompok lain dan guru memberikan penjelasan mengenai materi operasi hitung bilangan bulat untuk memberikan penguatan yaitu tentang cara menjumlah dengan tepat, mengurangi dan melakukan perkalian terhadap bilangan bulat dengan rumus yang sudah dijelaskan yaitu : (a + b): c = (a : c) + (b : c) dan (a - b): c = (a : c) (b: c). 3) Kegiatan akhir t Kegiatan akhir dari proses pembelajaran dengan metode diskusi meliputi: guru melakukan bimbingan terhadap siswa secara klasikal dalam membuat simpulan. Secara individu siswa mengerjakan tes formatif berupa 10 soal sifat penyebaran distributif. Guru menilai dan menganalisis hasil evaluasi untuk mengukur penerimaan siswa dan melakukan tindakan berupa bimbingan kepada siswa yang belum tuntas belajar. Guru memberikan tindak lanjut terhadap pembelajaran berupa pemberian tugas kepada siswa untuk mempelajari pembelajaran materi dengan yang sudah diajarkan. motivasi Guru menutup cara memberikan dengan

menceritakan pentingnya memahami perhitungan bilangan bulat

27

khususnya sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari baik pada saat transaksi jual beli, bermain gundu, dan sebagainya pada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. c. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan obsever pada saat peneliti/ pengajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi dan temuan dicatat pada lembar observasi tersebut. Dari hasil observasi yang dilakukan, kegiatan yang dilakukan guru dan siswa meliputi: 1) Kegiatan guru Dari hasil observasi terhadap kegiatan guru, diketahui bahwa: a) Cara guru dalam mengaktifkan siswa; sudah sesuai dengan harapan. b) Cara guru membagi pertanyaan; belum sesuai dengan harapan, c) Cara guru memanfaatkan alat peraga, belum sesuai dengan harapan. d) Cara guru menggunakan metode pembelajaran; belum sesuai dengan harapan. 2) Kegiatan siswa Dari hasil observasi terhadap kegiatan siswa, diketahui bahwa: a) b) c) Siswa yang memperhatikan penjelasan guru, sebanyak 7 Siswa yang mengikuti dalam tugas belajar kelompok Siswa yang aktif mersepon pertanyaan guru, sebanyak 8 Data hasil observasi menunjukkan bahwa secara klasikal, siswa belum mampu mencapai ketuntasan belajar, yaitu sebanyak r siswa atau 35% belajar, sebanyak 8 siswa atau 40%. siswa atau 40%.

28

80% karena rata-rata minat belajar siswa hanya mencapai nilai 38,33%. d. Refleksi Setelah dilakukan observasi terhadap minat siswa dalam kegiatan pembelajaran diperoleh rata-rata minat siswa dalam belajar matematika adalah sebesar 38,33%. Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran ternyata sudah ada 10 siswa atau 50% siswa yang tuntas belajar. Berarti masih ada 10 siswa atau 50% siswa yang belum tuntas. Dari hasil observasi masih ada kegiatan guru yang belum sesuai dengan yang direncanakan. Dari hasil observasi guru aspek yang belum dikuasai guru meliputi kemampuan membagi pertanyaan, kemampuan memanfaatkan alat peraga dan kemampuan menggunakan metode pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimaly ang ditetapkan sehingga diperlukan adanya upaya perbaikan pembelajaran pada siklus ke II. 2. Siklus Kedua Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas Hari, Tanggal Perbaikan Waktu Pelaksanaan : Matematika : Operasi Hitung Bilangan Bulat : V (Lima) : Senin, 12 Oktober 2011 Rabu, 14 Oktober 2011 : 140 menit(2 x pertemuan) Tujuan Perbaikan Pembelajaran: a. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar b. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada materi perubahan perhitungan bilangan bulat melalui metode Diskusi c. Meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran Proses siklus : a. Perencanaan

29

1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran diskusi pada materi operasi hitung bilangan bulat. 2) Membuat lembar evaluasi 3) Mempersiapkan lembar kerja siswa 4) Membuat lembar observasi dan wawancara 5) Menentukan bentuk pengelompokan kegiatan siswa 6) Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis tindakan 7) Memilih prosedur evaluasi penelitian 8) Melakukan koordinasi dengan observer b. Pelaksanaan PERTEMUAN I 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa kemudian melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang pentingnya mengetahui operasi hitung bilangan bulat sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan dalam pemecahan masalah bagi kehidupan; Apakah kalian merasa belajar berhitung itu penting? Mengapa? Siswa dengan serentak menjawab ya, karena segala aktifitas tidak lepas dari berhitung. Guru memberikan respon dengan mengacungkan dua jempolnya pada jawaban siswa dan mengomentari bahwa setiap aktifitas memang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan matematika sehingga harus dikuasia dengan baik. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang melakukan operasi hitung bilangan bulat sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan, dan membangkitkan motivasi dan perhatian siswa.

30

2) Kegiatan inti Pada kegiatan inti, guru menyampaikan pembelajaran matematika pada pokok bahasan melakukan operasi hitung bilangan bulat sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan di kelas V serta mengembangkannya dalam KBM. Guru mengulas kembali berkaitan dengan rumus yang harus diingat dalam menyelesaikan soal matematika dengan sifat distributif, yaitu: penyebaran dan pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan: (a + b ) : c = ( a : c) + (b : c) (a - b): c = (a : c) - (b : c) Guru menegaskan agar siswa mengingat dengan baik rumus tersebut. Guru menyiapkan alat pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran melalui metode diskusi yaitu gundu (untuk membantu perhitungan), kerikil berwarna-warni dan media gambar pada soal cerita untuk merangsang minat siswa dalam membaca soal yang didiskusikan. Guru melalui soal cerita memberikan berbagai bentuk operasi hitung bilangan bulat yaitu tentang aktifitas kegiatan ayah di toko. Bersama kelompok, siswa melakukan diskusi untuk menentukan soal operasi hitung bilangan bulat pada materi sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan. Guru melakukan bimbingan terhadap siswa yang merasa kesulitan dalam diskusi, dan setelah hasil diskusi dikumpulkan, guru menjelaskan pentingnya memahami materi operasi hitung bilangan bulat karena akan memberikan manfaat baik dalam mengelola keuangan, menghitung benda-benda kesayangan yang serupa dan jumlahnya banyak serta sangat penting bagi siswa jika sewaktu-waktu menjabat sebagai bendahara di sekolah atau kepanitiaan lainnya. 2) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dari proses pembelajaran dengan metode diskusi meliputi : guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan berkaitan dengan materi perhitungan dengan

31

menggunakan sifat distributif baik berkaitan dengan rumus yang digunakan yaitu (a + b) : c = (a : c) + (b : c) dan (a - b) : c = (a : c) (b : c), maupun langkah-langkah penerapannya dalam soal matematika. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah secara berkelompok kepada siswa. Pekerjaan rumah (PR) yang diberikan adalah 2 buah soal cerita yang diselesaikan secara individu. Guru memberikan tindak lanjut supaya mempelajari materi yang sudah dipelajari yaitu operasi hitung bilangan bulat dengan indikator sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan dengan memberikan penguatan melalui pemberian pekerjaan rumah. Guru menutup proses pembelajaran dengan memotivasi siswa untuk belajar di rumah. PERTEMUAN II 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal, guru melakukan absensi terhadap siswa kemudian melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang operasi hitung bilangan bulat sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan, (a) Apakah kalian pernah disuruh ibu untuk berbelanja? (2) jika ibu memberimu uang Rp. 10.000,00 dan dikurangi jumlah kebutuhan belanja sebanyak Rp. 7.500,00 dan ternyata ibu punya uang sisa di toko Rp. 500,00 berapa jumlah sisa uang kalian setelah selesai belanja? Siswa menjawab pertanyaan guru dengan antusias menunjuk jari kemudian menghitung bersama-sama. Guru memberikan komentar atas jawaban yang tujuan diberikan perbaikan oleh siswa kemudian dengan menginformasikan pembelajaran

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta membangkitkan motivasi dan perhatian siswa.

32

2) Kegiatan inti Sebelum berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dan guru membahas soal pekerjaan rumah pada pertemuan sebelumnya. Hasil pembahasan PR adalah sebagai berikut: (1000 + 1250) : 5 = (1000 : 5) + (1250 : 5) = 200 + 250 = 450 Jadi jumlah akhir adalah 450 Setelah membahas pekerjaan rumah, pada kegiatan inti ini guru menyuruh siswa untuk langsung melakukan kegiatan diskusi dengan teman sebangku (kelompok kecil) kemudian memberikan 2 buah soal cerita perhitungan distributif yang harus didiskusikan dengan kelompok. Di akhir diskusi guru bersama siswa menjawab hasil diskusi di papan tulis dan siswa diarahkan untuk melakukan koreksi yaitu : (20 + 5) x Rp. 1000,00 = Rp. 25.000,00 dan soal kedua (10 + 2) : 2 = (10 : 2) + (2 : 2) = 6 . Siswa menyalin jawaban di papan tulis pada buku masing-masing. 3) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dari proses pembelajaran dengan metode diskusi meliputi : guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan berkaitan dengan perhitungan menggunakan sifat distributif. Siswa mengerjakan tes formatif sebagai evaluasi berupa 10 butir soal yang harus diselesaikan dengan perhitungan distributif. Guru memberikan tindak lanjut supaya terus berlatih operasi hitung bilangan bulat berupa penjelasan tentang pentingnya belajar matematika dan guru berpesan selalu terbuka jika siswa merasa kesulitan pada saat menemui soal operasi hitung bilangan bulat sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan. Guru menutup pelajaran.

33

c. Observasi Peneliti dan observer melakukan kegiatan diskusi untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus tiga dan memecahkan masalah dari kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pembelajaran matematika pada sub bahasan melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan obsever pada saat peneliti/ pengajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi dan temuan dicatat pada lembar observasi tersebut. Dari hasil observasi yang dilakukan, kegiatan yang dilakukan guru dan siswa meliputi: 1) Kegiatan guru Dari hasil observasi terhadap kegiatan guru, diketahui bahwa: a) Cara guru dalam mengaktifkan siswa; sudah sesuai dengan harapan. b) Cara guru membagi pertanyaan; sudah sesuai dengan harapan. c) Cara guru memanfaatkan alat peraga, sudah sesuai dengan harapan. d) Cara guru menggunakan metode pembelajaran; sudah sesuai dengan harapan. 2) Kegiatan siswa Dari hasil observasi terhadap kegiatan siswa, diketahui bahwa: a) Siswa yang memperhatikan penjelasan guru, sebanyak 18 siswa atau 90%. b) Siswa yang berminat mengikuti pelajaran matematika,17 sebanyak 17 siswa atau 85%. 3) c) Siswa yang aktif merespon pertanyaan guru, sebanyak 18 siswa atau 90%.

34

Data hasil observasi menunjukkan bahwa secara klasikal, siswa belum mampu mencapai ketuntasan belajar, yaitu sebanyak 80%. d. Refleksi Berdasar pada pelaksanaan perbaikan. Berdasar pada pelaksanaan perbaikan siswa yang mendapat hasil nilai > 70 sebanyak 18 orang atau 90%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran 80% berarti sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pada siklus kedua menunjukkan adanya keberhasilan sehingga peneliti mengakhiri siklus perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.