i eksperimentasi pembelajaran matematika
TRANSCRIPT
i
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DENGAN MULTIMEDIA
KOMPUTER DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMPN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Matematika
Oleh :
AGUS SUNTORO
NIM : S.850907103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
ii
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DENGAN MULTIMEDIA
KOMPUTER DITINJAU DARI AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII
SMPN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
TESIS
Disusun oleh :
AGUS SUNTORO
S850907103
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing
Pada Tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D Drs. Budi Usodo, M.Pd
NIP. 131791750 NIP. 132050357
Mengetahui
Ketua Prodi Pendidikan Matematika
Dr. Mardiyana, M.Si.
NIP. 132046017
iii
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DENGAN MULTIMEDIA
KOMPUTER DITINJAU DARI AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII
SMPN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Disusun oleh :
AGUS SUNTORO
NIM. S850907103
Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji
Pada Tanggal :
Jabatan
Ketua
Sekretaris
Anggota Penguji
Nama
: Dr. Mardiyana, M.Si
NIP. : 132046017
: Prof. Dr. Budiyono, M.Sc
NIP. : 130794455
: 1. Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D
NIP. 131791750
2. Drs. Budi Usodo, M.Pd
NIP. 132050357
Tanda Tangan
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D
NIP. 131 472 192
Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika
Dr. Mardiyana, M.Si.
NIP. 132046017
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Agus Suntoro
NIM : S850907103
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul ”EKSPERIMENTASI
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISTIK DENGAN MULTIMEDIA KOMPUTER DITINJAU
DARI AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN KOTA
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009”, adalah betul-betul karya saya
sendiri.
Hal-hal yang bukan karya saya sendiri dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang diperoleh dari
tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2009
Yang membuat pernyataan
Agus Suntoro
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup adalah perjuangan
Berusahalah terus dan jangan putus asa
Hargai dan syukurilah hidup ini
Jadikan hidupmu lebih berarti
Sinari hidupmu dengan keceriaan
Bekalilah hidupmu dengan keimanan
(Habib)
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah swt, Tesis ini
kepersembahkan teruntuk :
Ibu dan ayah tercinta
Tiada kata lain yang bisa terucap selain ucapan terima kasih yang tidak terkira
atas semua pengorbanan, kasih sayang yang tulus dan doa yang selalu
mengiringi setiap langkah dalam meniti hidupku ini.
Maafkan kami, jika kami belum bisa memberikan harapan yang terbaik.
Isteriku tercinta (Dwi Nur Hayati)
Terima kasih yang telah mendampingi dengan memberikan rasa cinta, kasih
sayang yang tulus, perhatian, nasehat, support disaat-saat terberatku dan doamu
yang bisa membuatku lebih tegar menghadapi hidup ini.
Anak-anaku tersayang
(Annas Fathoni Hantoro, Arifqi Fathoni Hantoro, dan Azaki Fathoni Hantoro)
Teruslah berdoa dan berusaha agar kau dapat mewujudkan cita-citamu. Jangan
sia-siakan kesempatan yang masih ada. Jadikan setiap hambatan menjadi
peluang yang menguntungkan.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna mencapai derajad Magister Program Studi Pendidikan
Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tesis ini merupakan karya ilmiah yang melalui kajian pustaka dan penelitian
di lapangan untuk membuktikan adanya pengaruh pembelajaran konstruktivistik yang
ditinjau dari aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Peneliti menyadari bahwa, tesis ini dapat teselesaikan karena bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya diucapkan kepada :
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana UNS atas
kebijaksanaan-kebijaksanaanya untuk terselesainya tesis.
2. Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc. sebagai asisisten Direktur I Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Mardiyana, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai Ketua Penguji Tesis yang telah
memberikan ijin memfasilitasi sehingga penelitian dapat berlangsung dengan
baik.
4. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc sebagai Sekretaris Penguji Tesis yang telah
memberikan kritik dan saran sehingga penelitian dan penyusunan Tesis ini dapat
berlangsung dengan baik.
5. Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D selaku pembimbing I yang telah dengan sabar
dan telaten membimbing serta mendorong segera terselesaikannya penyusunan
tesis.
6. Drs. Budi Usodo, M.Pd selaku pembimbing II yang telah dengan teliti dan sabar
memberi bimbingan dalam penulisan tesis.
vii
7. Bapak-bapak dan Ibu dosen Pengampu di Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Kepala SMP Negeri 2, SMP Negeri 23 dan SMP Negeri 17 Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta
sebagai kulas uji coba instrumen penelitian.
9. Sahabat-sahabat Mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, tesis ini masih jauh
dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Surakarta, Januari 2009
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… …………. i
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ....................................................... iii
PERNYATAAN ....................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
ABSTRAK ............................................................................................................... xv
ABSTRACT .......................................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………….…………..............…….. 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………..….…….……….…………. 5
C. Pembatasan Masalah ……………….………..……….….……….…………... 6
D. Perumusan Masalah ………………………..…………….……..……………. 6
E. Tujuan Penelitian ……………………………………….……….…..……….. 7
F. Manfaat Penelitian …………………….………..…………….……………… 7
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Mengajar ………………………………………….…..……………………. 9
2. Hakekat matematika ………...........….……………..……….........……….. 11
3. Belajar Matematika ……………………………………………..…………. 13
4. Prestasi belajar Matematika ......................................................................... 15
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika ................ 16
6. Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme ..…………..……... 17
ix
7. Pembelajaran Konstruktivistik dengan Multimedia Komputer ... ................. 29
8. Pengajaran Konvensional ………………………….………………….…… 33
9. Aktivitas Belajar Siswa……………………..……………..……......……... 35
B. Penelitian yang Relevan ……………………………….....……...…………….. 38
C. Kerangka Berfikir ………………………………………….……….....……….. 39
D. Hipotesis …………………………………………….….………..…………… 41
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ………………………………………...........………....……… 42
1. Rancangan Penelitian …………………………….…...………….……….. 43
2. Prosedur Penelitian ………………………………...………….…………. 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….….………. 44
1. Tempat Penelitian ………………………………………………..………… 44
2. Waktu Penelitian ……………………………………………….….……….. 44
C. Populasi, dan Sampel ………………………………………………..………… 44
1. Populasi ………………….….……………………………….…………… 44
2. Sampel ……………………...……………………………….…………… 44
3. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................... 45
D. Variabel Penelitian …………………………………………..…..…………….. 46
1. Variabel Bebas ………………………………………………..……………. 46
2. Variabel terikat ……………….……………………………….………….. 47
E. Teknik Pengumpulan Data …………………….………………….………….. 48
1. Metode Dokumentasi ................................................................................... 48
2. Metode Angket ……………….…………………………….…………….. 48
3. Metode Tes ……………………..............………………..………………... 49
F. Instrumen Penelitian ……………………………….…………………………. 49
1. Penyusunan Instrumen Penelitian ……………………..…………...……… 49
2. Uji coba instrumen ………………………………..….…......……………… 50
2.1. Angket ………...........……………………………..……..…………….. 50
x
a. Uji Validitas Isi ......................................................................................... 50
b. Konsistensi Internal .................................................................................. 51
c. Uji Reliabilitas .......................................................................................... 51
2.2. Tes Prestasi ........................................................................................... 52
a. Analisis instrumen .................................................................................... 52
1). Uji Validitas Isi ……………………………….……...........…………… 52
2). Reliabilitas …………………………………………..………………… .53
b. Analisis Butir Soal ………………………………............……………… 54
1) Daya Pembeda ……………………………………..…………………… 54
2) Tingkat Kesukaran …………………….………….....…..……………… 54
G. Teknik Analisis Data …………..………..…………...…...….....……………… 55
1. Uji Prasyarat ……………....…….….………….………..................... 55
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 55
b. Uji Homogenitas Variansi ………. …………….…………………..… 56
2. Uji Keseimbangan ……………………….………….…………………….. 57
3. Pengujian Hipotesis …………………………….….…………………...… 59
a. Model …………………………………………..………………………. 59
b. Prosedur ……………………………………..…………..……………... 59
c. Rangkuman Analisis ………………………..………………………….. 64
d. Uji Lanjut ………………………………...…………………………….. 65
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Coba Instrumen …………………………………………………….. 67
1. Angket Aktivitas …...................................................................................... 67
2. Tes Prestasi ................................................................................................. 68
B. Deskripsi Data …............................................................................................… 69
C. Hasil Analisis Data ............................................................................................. 71
1. Uji Prasyarat Untuk Keseimbangan ............................................................. 71
xi
a. Uji Normalitas .......................................................................................... 71
b. Homogenitas ............................................................................................ 72
2. Uji Keseimbangan ........................................................................................ 72
3. Uji Prasyarat Untuk Anava .......................................................................... 73
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 73
b. Uji Homogenitas ................................................................................... 74
4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 74
5. Uji Komparasi Ganda ................................................................................... 76
D. Pembahasan ........................................................................................................ 78
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………... 81
B. Implikasi Hasil Penelitian ………………………………………………… 81
C. Saran …......................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ……………………………..…………….......……………. 84
Lampiran
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian ............................................................................ 43
Tabel 3.2 : Notasi dan Tata Letak Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat
Deviasi ................................................................................................... 61
Tabel 3.3 : Rataan dan Jumlah Kuadrat ................................................................... 61
Tabel 3.4 : Rangkuman Analisis .............................................................................. 64
Tabel 4.1 : Data Nilai Murni Ulangan Umum Semester Genap .............................. 69
Tabel 4.2 : Data Hasil Angket ……………………………………….…………… 70
Tabel 4.3 : Prestasi Belajar Matematika .................................................................. 70
Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Prasyarat Uji Keseimbangan ............................... 71
Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas Prasyarat Anava .................................................. 73
Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 74
Tabel 4.7: Rangkuman Hasil Anava Dua Jalan ....................................................... 75
Tabel 4.8 : Rataan Masing-masing Sel .................................................................... 76
Tabel 4.9 : Hasil Uji Lanjut dengan Metode Scheffe .............................................. 77
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus ............................................................................................................ 87
2. RP .................................................................................................................... 91
3. Materi Ajar .................................................................................................... 105
4. Media Pembelajaran ...................................................................................... 116
5. Kisi-kisi Draft Angket Aktivitas Belajar Siswa ............................................ 126
6. Draft Angket Aktivitas Belajar Siswa ........................................................... 127
7. Lembar Jawab Angket .................................................................................. 133
8. Lembar Validasi Angket ............................................................................... 134
9. Analisis Butir Angket Aktivitas Siswa ......................................................... 136
10. Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Siswa ..................................................... 142
11. Butir Soal Angket Aktivitas Belajar Siswa ................................................... 143
12. Draft Kisi-kisi Butir Tes Prestasi .................................................................. 149
13. Draft Tes Prestasi Belajar .............................................................................. 151
14. Lembar Jawab Tes Prestasi ........................................................................... 155
15. Lembar Validasi Tes Prestasi Belajar ........................................................... 156
16. Analisis Butir Tes Prestasi ............................................................................ 158
17. Kisi-kisi Butir Tes Prestasi ........................................................................... 164
18. Tes Prestasi Belajar ........................................................................................ 166
19. Data Induk Penelitian ................................................................................... 169
20. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Prasyarat Uji Keseimbangan ................. 173
21. Uji Normalitas Kelas Kontrol Prasyarat Uji Keseimbangan ........................ 177
22. Uji Homogenitas Pembelajaran Prasyarat Uji Keseimbangan ..................... 181
23. Uji Keseimbangan ......................................................................................... 186
24. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Prasyarat Uji Anava ............................... 191
25. Uji Normalitas Kelas Kontrol Prasyarat Uji Anava ..................................... 195
26. Uji Normalitas Aktivitas Belajar Tinggi Prasyarat Uji Anava ..................... 199
27. Uji Normalitas Aktivitas Belajar Sedang Prasyarat Uji Anava .................... 202
xiv
28. Uji Normalitas Aktivitas Belajar Rendah Prasyarat Uji Anava .................... 207
29. Uji Homogenitas Pembelajaran Prasyarat Uji Anava ................................... 210
30. Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Prasyarat Uji Anava ............................. 215
31. Uji Anava Dua Jalan Dengan Sel Tidak Sama ............................................. 221
32. Uji Lanjut Pasca Anava ................................................................................ 225
33. Kartu Konsultasi Penyusunan Tesis Mahasiswa .......................................... 226
34. Surat Ijin Penelitian ...................................................................................... 229
35. Tabel Statistik ............................................................................................... 232
xv
ABSTRAK
Agus Suntoro, S.850907103. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika
Menggunakan Pendekatan Konstruktivistik Dengan Multimedia Komputer Ditinjau
dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Kota Surakarta Tahun 2008/2009.
Tesis: Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 2009.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) apakah pendekatan
pembelajaran konstruktivistik memberikan prestasi belajar matematika siswa yang
lebik baik daripada pendekatan pembelajaran konvensional, (2) apakah ada perbedaan
prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari aktivitas belajar siswa, dan (3) apakah
ada interaksi antara pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan
multimedia komputer dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar metematika
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan perlakuan
pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan multimedia
komputer, dan pembelajaran konvensional. Oleh karena dalam memberikan
perlakuan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan mengendalikan semua variabel
yang relevan, kecuali beberapa dari variabel tersebut diatas, maka penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMP Negeri di Kota Surakarta. Sedangkan teknik pengambilan sampel
merupakan kombinasi dari sampling random stratifikasi (stratified random sampling
) dan sampling random kluster (cluster random sampling) atau secara random
berlapis. Sampel yang diperoleh adalah SMP Negeri 2 Surakarta, SMP Negeri 23
Surakarta dan SMP Negeri 17 Surakarta yang masing-masing sekolah diambil 2 kelas
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen sejumlah 114 siswa
dan kelas kontrol sejumlah 113 siswa. Metode pengumpulan data adalah metode
dokumentasi, metode angket dan metode tes. Instrumen penelitian adalah angket
aktivitas belajar sejumah 38 butir soal dan tes prestasi belajar sejumlah 25 butir soal.
Prasyarat uji analisis dilakukan uji normalitas dengan metode Lillifors, uji
homogenitas digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat, dan uji
keseimbangan dengan uji t. Teknik analisis data menggunakan anava dua jalan
dengan sel tak sama, dengan tingkat signifikan 5 %.
Hasilnya menunjukkan bahwa (1) pendekatan pembelajaran konstruktivistik
memberikan prestasi belajar matematika yang tidak berbeda dengan pembelajaran
konvensional (Fa = 1,925 < Ftabel = 3,840), (2) terdapat pengaruh aktivitas belajar
siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa (Fb = 101,778 > Ftabel = 3,000).
Selanjutnya dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe pada hipotesis
kedua karena Ho ditolak. Pada efek kolom menunjukkan prestasi belajar matematika
siswa dengan aktivitas tinngi lebih baik daripada siswa dengan aktivitas sedang dan
rendah (komparasi antara μ1 vs μ2 Ho diterima karena Fhitung = 45,8345 > 2*Ftabel = 6,
komparasi antara μ1 vs μ3 Ho diterima karena Fhitung = 160,9753 > 2*Ftabel = 6) dan
prestasi belajar matematika siswa dengan aktivitas sedang lebih baik daripada siswa
xvi
dengan aktivitas rendah (komparasi antara μ2 vs μ3 Ho diterima karena Fhitung =
72,5742 > 2*Ftabel = 6),(3) tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan aktivitas
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa (Fab = 0,0619 < Ftabel =
3,000). Dengan kata lain perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara siswa
yang diberi pendekatan pembelajaran konstruktivistik dan pendekatan pembelajaran
konvensional berlaku sama (konsisten) pada masing-masing aktivitas belajar siswa
dan perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan aktivitas belajar tinggi, aktivitas
belajar sedang dan aktivitas belajar rendah berlaku sama (konsisten) untuk tiap-tiap
pendekatan pembelajaran.
xvii
ABSTRACT
Agus Suntoro, S.850907103. The Experimentation of Mathematics Learning Using
Constructivistic Approach of Computer Multimedia Viewed from Students Activities
of Grade VIII SMP Surakarta City Tear 2008/2009 Learning. Thesis: Study Program
Mathematics Education Postgraduate Program Sebelas Maret University. 2009.
The purposes of this research are to know: (1) Does the approach of
constructivistic learning give better achievement to mathematics students than
conventional approach, (2) Is there any different of students achievement in learning
mathematics since from students activities of learning, and (3) Is there any interaction
between learning using constructivistic approach accompanied with computer
multimedia and students learning activities toward mathematics achievement.
This research is an experimental research with learning treatment using
constructivistic approach. Therefore in giving treatment, it is not possible to control
and set all relevant variables, but some of the above, so this research is called pseudo
experimental research. The population of this research is junior high school students
grade VIII of government junior high school in Surakarta. While technique of
sampling is combinations of stratified random sampling and cluster random sampling.
The taken sample is SMP Negeri 2 Surakarta, SMP Negeri 23 Surakarta and SMP
Negeri 17 Surakarta from which two classes are taken as experiment class and
controlling class. Experiment class consists of 114 students and controlling class
consists of 113 students. Technique of collecting data uses document, questionnaire
and test method. Research in instrument is the questionnaire of learning activities
comprising 38 questions and achievement test comprising 25 items. Requirement of
test analysis is performed using normality test with Lilliefors method, homogeneity
test uses Bartlett method with Chie Square test and balancing test uses t test.
Technique of data analysis uses two ways anava with different cell and the level of
significant 5 %.
The results show that : (1) constructivistic approach contributes not different
with achievement of studying mathematics with conventional learning (Fa = 1.925 <
Ftabel = 3.840), (2) There is an influence of students learning activities toward the
students achievement of learning mathematics (Fb = 101.778 > Ftabel = 3.000), then
double comparation test with Scheffe method on the second is done because Ho is
rejected, column effect shows the achievement of students learning mathematics with
high activities is better than students with middle activities and low activities
(comparation between μ1 vs. μ2 Ho is rejected because Fhitung = 45.8345 > 2*Ftabel = 6,
comparation between μ1 vs. μ3 Ho is rejected because Fhitung = 160.9753 > 2*Ftabel =
6) and the achievement of students mathematics learning with low activities
(comparation between μ2 vs. μ3 Ho is rejected because Fhitung = 72.5742 > 2*Ftabel =
6),(3) There is no interaction between learning with students activities toward
achievement of students learning mathematics (Fab = 0.0619 < Ftabel = 3.000). In other
word, the different of achievement of students learning mathematics among students
xviii
given constructivistic approach and conventional approach is still consistent in each
learning activities of students and the different of achievement among students with
high learning activities, middle learning activities and low learning activities is
consistent for each learning approach
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di abad modern dalam kehidupan setiap manusia ditandai berbagai perubahan
dan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi yang berdampak pada seluruh aspek
dalam kehidupan dan kepribadian seseorang. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh
manusia, ini terlihat dari kenyataan bahwa manusia itu dilengkapi dengan hasrat ingin
tahu, naluri, dan pengetahuan untuk mengembangkan isi alam dalam masyarakat
sosialnya. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan
negara sebab dari situlah akan tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas.
Salah satu penunjang tersebut adalah pelajaran matematika. Pada umumnya
peserta didik/siswa merasa kurang tertarik dengan pelajaran matematika. Banyak
siswa yang mengalami kesulitan didalam mengerjakan soal-soal matematika, baik itu
soal latihan, soal mid semester, soal semesteran, lebih-lebih soal ujian, mereka
beranggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit, sehingga banyak siswa yang
takut, minder, malu bertanya atau pesimis terhadap pelajaran matematika. Hal ini
mengakibatkan mereka menjadi malas dan ogah-ogahan untuk mengerjakan soal-soal
latihan dalam belajar matematika, bahkan menganggap matematika membosankan,
dan tidak menarik, mereka lebih baik diam, atau ngobrol dengan teman dari pada
mengerjakan soal latihan. Rasa takut, minder, malu bertanya itulah yang
menyebabkan rendahnya semangat belajar, rendahnya keyakinan untuk dapat
memahami konsep-konsep matematika.
Dari pengalaman peneliti selama mengajar dan wawancara dengan beberapa
teman sejawat memang banyak ditemukan siswa yang malas dalam belajar
matematika atau tidak mau mencoba mengerjakan soal-soal latihan. Ini baru dilihat
dari keaktivannya dalam mengikuti pelajaran. Ada yang mau mencoba untuk
2
mengerjakan soal, tetapi menemui jalan buntu, kemudian melihat contoh yang ada
juga menemui jalan buntu karena tidak mengetahui mengapa rumus itu digunakan
terhadap masalah tersebut, bagaimana rumus diturunkan, langkah selanjutnya dan
dari mana asal usulnya sehingga tidak bisa melanjutkan atau meneruskan
penyelesaiaanya. Bukti lain bisa dilihat dari hasil nilai ulangan harian maupun
ulangan semesteran, yang menunjukkan bahwa nilai matematika banyak yang berada
dibawah nilai Standar Kompetensi Belajar Minimal (SKBM). Di sisi lain, guru sering
terhambat oleh kurangnya kemampuan penguasaan materi bagi siswa terhadap
konsep matematika yang dijelaskan guru sebelumnya. Keadaan ini menimbulkan
dilema, apakah guru harus mengulangi pengajaran topik yang belum dikuasai siswa
meskipun menyangkut kurangnya waktu untuk menjelaskan topik baru atau apakah
pengajaran topik sebelumnya memang belum mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan observasi pendahuluan di lapangan dan wawancara kepada
beberapa guru SMP di Surakarta selama ini, metode mengajar yang banyak
digunakan oleh guru adalah metode konvensional (tradisional), dimana kegiatan
belajar mengajar didominasi oleh guru. Guru mentransfer pengetahuan ke pikiran
siswa dan siswa hanya menerima, diam (secara fisik) dan penuh konsentrasi (mental),
walaupun kurikulumnya sudah berganti menggunakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Namum proses pembelajaran dan asesmen tidak pernah berubah.
Proses pembelajaran sifatnya cenderung mekanistik dan asesmennya berbentuk
objektif. Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas adalah berdasarkan paradigma
mengajar yang sangat dipengaruhi oleh pola pikir dalam psikologi tingkah laku
(behaviorik) yaitu : reinforcement dan punishment. Pengaruh dari punishment ialah
siswa menyimpan rasa tidak senang dan dendam pada kondisi pembelajaran (bahkan
pada guru dan mata pelajaran). Selain hal tersebut di atas, sadar atau tidak, pada saat
siswa sedang berkonsentrasi mendengarkan penjelasan / keterangan guru di papan
tulis, pandangan siswa terkadang terhalang oleh guru itu sendiri. Padahal belajar
berarti membentuk makna, yaitu yang diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,
3
dengar, rasakan dan yang dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia miliki. Karena
pandangannya terganggu, hal ini bisa mengakibatkan terganggunya konsentrasi siswa
dalam membentuk makna dan mudah terlupakan.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai inovasi dan
program pendidikan yang dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum,
pengadaan buku ajar dan buku referensi lainnya. Juga peningkatan guru dan tenaga
pendidikan lainnya melalui berbagai latihan dalam peningkatan kualitas pendidikan
guru, peningkatan manajemen pendidikan serta pengadaan fasilitas lain.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, guru harus mempunyai kemampuan
untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswanya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain penguasaan materi, pemilihan metode pembelajaran yang tepat,
pengelolaan kelas, penggunaan media pembelajaran dan lain-lain. Oleh karena itu
seorang guru matematika dituntut untuk dapat memahami dan mengembangkan suatu
metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran di dalam kelas untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Cara tepat oleh guru, akan menumbuhkan minat
peserta didik, karena itu pula diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Proses belajar mengajar adalah suatu yang harus dialami oleh peserta didik
yang tidak hanya menekankan pada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan
bagaimana siswa lebih banyak terlibat dan belajar dengan aktif. Aktivitas belajar
siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini
mengingat bahwa kegiatan belajar mengajar diadakan dalam rangka memberikan
pengalaman-pengalaman belajar pada siswa. Jika siswa aktif dalam kegiatan tersebut
kemungkinan besar mereka dapat mengambil pengalaman-pengalaman belajar
tersebut. Kegiatan belajar mengajar juga dapat dipandang sebagai kegiatan
komunikasi antara siswa dan guru. Kegiatan komunikasi ini tidak dapat tercapai
apabila siswa tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya keaktifan
siswa dalam belajar kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai akan lebih
memuaskan.
4
Sebagai guru yang ingin lebih baik dari serangkaian upaya yang telah
dilakukan, munculah gagasan untuk mengemas pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan dan memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya sendiri, membuat informasi menjadi sangat bermakna dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Bisa dikatakan bahwa
metode merupakan kemasan yang dibuat untuk menyampaikan meteri agar lebih
mudah dipahami, menarik, tidak menjenuhkan sehingga tujuan dari pembelajaran
yang dilakukan dapat dicapai. Metode yang diterapkan bisa dijadikan sebagai
parameter untuk melihat sejauh mana siswa dapat menerima dan mengaplikasikan
materi yang disampaikan guru dengan mudah dan menyenangkan.
Oleh karena itu guru harus kreatif dalam mengatur lingkungan belajar,
inovatif dalam memilih metode mengajar, penggunaan media belajar dan penerapan
model mengajar yang tepat. Hal ini diharapkan dapat menciptakan situasi belajar
mengajar yang lebih banyak melibatkan keaktivan siswa secara optimal, sehingga
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik.
Sesuai dengan kurikulum yang dipakai yaitu KTSP, proses pembelajaran
menggunakan pendekatan konstruktivistik. Pada prinsipnya pembelajaran
konstruktivistik menyatakan bahwa para siswa dalam membangun pengetahuan
dilakukan sendiri dengan bekal pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga
pembentukan makna oleh siswa tidak mudah terlupakan. Dengan demikian,
penguasaan konsep matematika dapat dikuasai siswa, sehingga mereka dapat
mengetahui langkah-langkah menyelesaikan soal, dan tidak sekedar menggunakan
rumus. Andaikan siswa lupa, dapat dimungkinkan untuk menemukan kembali atau
mengkonstruksi kembali pengetahuan atau makna yang telah mereka bentuk dan
miliki di benak mereka. Untuk membangun pengetahuan yang dilakukan sendiri oleh
siswa dengan bekal pengetahuan yang dimiliki memang perlu waktu yang cukup
lama. Terkadang harus mengingatkan kembali materi sebelumnya atau prasyaratnya
harus dikuasai lebih dulu. Disinilah peran guru, harus dapat mendesain/merencana
5
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik yang efektif dan efisien. Dengan
demikian, fungsi guru adalah bagaimana membelajarkan siswa, dan berperan sebagai
mediator dan fasilitator yang membantu agar proses siswa belajar dengan baik,
sehingga metode ceramah terus menerus sudah tidak relevan dalam kurikulum ini.
Tidak dapat dipungkiri lagi, mengapa banyak siswa tidak jemu berlama-lama
di depan televisi menonton sinetron yang ditayangkan, juga daya gugah iklan di
televisi yang begitu menarik? Hal ini disebabkan tayangan tersebut dikemas begitu
canggih, menarik dan mempesona dengan memanfaatkan keunggulan multimedia
komputer. Sehingga terbuka peluang yang lebar bagi guru dalam merancang dan
mengemas pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia komputer agar menjadi
seindah tayangan televisi. Bahkan akurasi, efisiensi dan efektivitas pemanfaatan
multimedia komputer bagi keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian,
terhalangnya pandangan saat guru perlu memberi penjelasan tidak terganggu lagi.
Sealin itu, jika ada siswa yang belum jelas pada topik sebelumnya dan guru harus
mengulangi pembelajaran tentang topik yang belum dikuasai siswa meskipun
menyangkut waktu, dapat diatasi.
Dari beberapa masalah yang ada maka perlu adanya inovasi pembelajaran
yang menyenangkan, menarik, yang lebih efektif dan efisien, bila siswa perlu
penjelasan dari guru tidak terhalang pandangannya sehingga proses terbentuknya
makna tetap bisa berlangsung. Salah satu alternatif bentuk pembelajaran agar siswa
terkondisikan seperti tersebut di atas adalah pembelajaran menggunakan pendekatan
konstruktivistik dengan multimedia komputer.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, timbul beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran dan pemanfaatan
teknologi komputer belum optimal.
6
2. Ada kemungkinan siswa mengalami kesulitan belajar karena kurang
memahami atau kurang bermakna pada materi yang dipelajari, sedangkan
pembelajaran konstrutivistik sebagai alternatif pendekatan pembelajaran.
3. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa mungkin disebabkan kurangnya
aktivitas siswa dalam belajar matematika.
4. Ada kemungkinan siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal karena guru
kurang mengaktifkan siswa dalam belajar matematika.
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang di atas, agar permasalahan yang diatasi dapat lebih
terarah dan secara mendalam, maka penelitian dibatasi pada masalah sebagai
berikut:
1. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah
pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan multimedia
komputer. Program yang dipakai adalah program power point.
2. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar
siswa pada standar kompetensi persamaan garis lurus.
3. Keaktifan belajar siswa dibatasi pada aktivitas peserta didik dalam belajar
matematika.
4. Penelitian dilaksanakan pada siswa SMPN kelas VIII semester gasal di Kota
Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di atas maka dapat penulis kemukakan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivistik
dengan multimedia komputer menghasilkan prestasi belajar matematika yang
lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran konvensional?
7
2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari
aktivitas belajar siswa?
3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan aktivitas belajar
siswa terhadap prestasi belajar metematika ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di muka, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan konstruktivistik dengan multimedia komputer menghasilkan
prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada pendekatan
pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa
ditinjau dari aktivitas belajar siswa.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interraksi antara pendekatan pembelajaran
dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberi masukan kepada guru atau calon guru matematika dalam
menentukan metode belajar yang tepat, yang dapat menjadi alternatif lain
dalam pembelajaran matematika
2. Memberi sumbangan informasi pemanfaatan teknologi komputer dalam
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMP.
3. Bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah
khususnya tingkat SMP untuk melengkapi fasilitas sarana dan prasarana
multimedia komputer yang menunjang proses pembelajaran.
4. Memberi masukan aktivitas belajar matematika pada siswa untuk
meningkatkan kegiatan belajar, mengoptimalkan kemampuan berpikir positif
8
dalam mengembangkan dirinya di masyarakat dalam meraih keberhasilan
belajar atau prestasi belajar yang lebih optimal.
5. Bahan pertimbangan, pembanding, masukan atau referensi untuk penelitian
lebih lanjut.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas kajian teori, kerangka berpikir serta pengajuan
hipoteses penelitian. Kajian teori akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan
dengan variabel penelitian. Penelitian yang relevan memuat hasil-hasil penelitian
yang relevan dengan permasalahan. Dalam kerangka berpikir akan dikemukakan
tentang kaitan antara variabel–variabel yang berdasarkan tinjauan pustaka dan kajian
teori sehingga diperoleh suatu hipotesis penelitian yang akan diuji.
A. Kajian Teori
1. Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi
adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar
berusaha mengatur lingkungan belajar agar menarik bagi siswa, agar aktivitas itu
menuju ke arah sasaran yang diinginkan. Kegiatan belajar mengajar harus bertumpu
pada siswa agar terjadi proses belajar yang efektif atau dapat mencapai hasil yang
sesuai dengan tujuan.
Sardiman, A. M (1994: 47) mengemukakan bahwa mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Mengajar diartikan pula sebagai suatu
aktifitas mengorganisasikan atau lingkungan mengajar sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak-anak sehingga terjadi proses belajar.
Purwoto (1999: 70) mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara
yang tepat dan serasi agar guru berhasil dalam mengajar guna mencapai tujuan atau
mengenai sasarannya.
Menurut Suryabrata (1997: 148) menegaskan bahwa metode pengajaran
adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana
teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.
10
Dari pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
metode pengajaran adalah cara yang teratur dan berpikir oleh guru atau siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran.
Menurut Nasution (1995: 4) menyebutkan beberapa dimensi mengajar sebagai
berikut :
a. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak. Pada definisi ini
pengajaran bersifat teacher centered, guru yang memegang peran utama dan
anak dianggap pasif.
b. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak. Pada definisi
kedua ini anak diharapkan mengenal kebudayaanya dan anak juga dibantu
untuk dapat menciptakan kebudayaan baru menurut jaman yang senantiasa
berubah.
c. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar. Pada definisi ini mengajar adalah suatu usaha dari pihak guru yakni
mengatur lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya bagi
anak untuk belajar, guru hanya sebagai pembimbing dan anaklah yang aktif
belajar, sehingga lebih bersifat pupil centered.
Mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan suatu kondisi
atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi antara murid
dengan lingkungan termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut proses
belajar (Nasution, 1994: 43)
Mengajar adalah membimbing kegiatan-kegiatan siswa belajar. Mengajar
adalah mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan. Dari uraian diatas
tersirat bahwa mengajar itu adalah suatu kegiatan dimana guru menyampaikan
pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki kepada siswa. Tujuan mengajar adalah agar
pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami siswa. Supaya hal ini dapat
11
terwujud atau hasil belajar dari siswa baik, pembelajaran harus memberikan fasilitas
belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar mengajar yang baik.
2. Hakekat matematika
Hakekat matematika dapat diketahui berhubungan objek penalaran
matematika dan sasarannya telah diketahui, sehingga dapat diketahui pula bagaimana
cara berpikir matematika itu. Matematika dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan
sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur atau urutan, interrelasi dari
pengetahuan atau operasi-operasi tersendiri yang tersusun secara deduktif (Soehardjo,
1992: 12)
Matematika dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan sistem yang tiap-tiap
sistem itu mempunyai struktur atau urutan, interrelasi dari pengetahuan atau operasi-
operasi tersendiri yang tersusun secara deduktif. Matematika berkenaan dengan
pikiran berstruktur yang relasi-operasinya maupun hubungan-hubungannya diatur
secara logis. Hal ini berarti matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan
dengan konsep, prinsip abstrak dan penalarannya (Soehardjo, 1992: 12)
Gagne, dalam Soehardjo (1992: 14) menyatakan bahwa: objek penelaahan
matematika adalah fakta, ketrampilan (operasi), konsep dan prinsip atau aturan-
aturan, pada hakekatnya berpikir matematika itu didasari oleh kesepakatan-
kesepakatan yang disebut aksioma.
Menurut Hasan Shadly (1983: 2171), matematika salah satu ilmu yang
dibentuk dari penelitian bilangan dan ruang. Sudah sejak jaman kuno, matematika
berkembang sebagai pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak
ditarik dari berdasarkan pengalaman keindraan tetapi atas dasar kesimpulan yang
ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi. Disamping definisi, matematika
memiliki pengertian-pengertian dasar tertentu. Segala masalah dan hubungan dapat
dipecahkan melalui pernyataan-pernyataan tertentu, yang kemudian diterima sebagai
kebenaran. Pernyataan-pernyataan itu disebut aksioma dan dengan cara deduktif
dapat diperoleh pernyataan-pernyataan yang lain yang dapat dibuktikan, yang disebut
12
teorema. Teorema merupakan dasar teori. Pada proses penyusunan teori-teori
matematika secara kreatif, wawasan pemikiran berperan penting, pada penyusunan
teori secara definitif, penalaran secara logis dengan pembuktian merupakan titik pusat
utama.
Menurut Johnsi dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman (2002: 252),
Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan
hubungan-hubungan kuantitatis dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berpikir. Sedangkan Lerner berpendapat bahwa matematika
selain bahasa simbolis juga bahasa universal yang memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan suatu ide.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1994: 637) dikemukakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan
prosedur operasinal yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Meskipun terdapat berbagai perbedaan dengan definisi matematika, namun terdapat
ciri-ciri yang sama yaitu:
1) Matematika memiliki objek kajian yang abstrak.
2) Matematika mendasarkan diri pada kesepakatan.
3) Matematika menggunakan pola pikir deduktif.
4) Matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hakekat matematika berkenaan
dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungannya yang diatur dengan urutan yang
logis. Matematika berkenaan pengertian-pengertian abstrak yang dimulai dengan hal-
hal yang khusus kemudian dapat dirumuskan pengertian yang umum. Dimulai dari
pengertian-pengertian yang terdefinisi diantaranya titik dan garis, maupun pengertian
yang didefinisikan, diperoleh suatu pernyataan-pernyataan dasar yang secara intuitif
diakui kebenarannya, itu yang disebut aksioma (postulat). Kemudian dari berbagai
aksioma akhirnya dapat ditemukan rumus-rumus atau dalil-dalil, dan dari dalil-dalil
ini akan berkembang menjadi dalil-dalil yang komplek. Suatu kebenaran matematis
dikembangkan berdasarkan alasan yang logis. Tetapi cara kerja matematika terdiri
13
dari observasi, menebak dan merasa, mengetes hipotesa, mencari analogi, akhirnya
merumuskan teorema-teorema yang disusun dari asumsi-asumsi dan unsur-unsur
yang tidak didefinisikan.
Simbol-simbol dalam matematika diperlukan karena matematika sebagai ilmu
mengenai struktur dan hubungannya. Simbol-simbol itu penting untuk membantu
memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin
adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk memmbentuk suatu
konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep
sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara herarkis.
Simbolisasi itu berubah berarti bila suatu simbol itu dilandasi suatu ide. Jadi kita
harus memahami ide yang terkandung dalam simbol tersebut. Dengan kata lain ide
harus dipahami terlebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan.
3. Belajar Matematika
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan
ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas, yaitu
aritmatika, aljabar, geometri dan analisa. Dalam mempelajari matematika diperlukan
prasyarat-prasyarat tertentu. Maksudnya adalah dalam mempelajari sesuatu materi
anak harus menguasai prasyarat-prasyarat yang diperlukan.
Seorang belajar matematika jika pada diri orang tersebut terjadi perubahan
tingkah laku yang berkaitan dengan matematika, misalnya orang yang telah belajar
matematika akan terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Berpikir matematis berhubungan dengan struktur-struktur yang selain mantap
tetap terbentuk dari hal-hal yang telah ada sebelumnya. Belajar matematika berarti
mengikuti struktur yang ada dalam matematika, sehingga orang yang belajar
matematika dipaksa untuk berpikir secara logis, deduktif.
Berdasarkan pengalaman mempelajari konsep matematika akan timbul suatu
pengertian dan akhirnya yang sedang belajar matematika akan merumuskan yang
14
dipelajarinya dengan bahasanya sendiri ataupun dengan bimbingan guru. Dalam
keadaan seperti ini siswa telah dapat menggeneralisasi suatu konsep dari matematika .
Dengan demikian siswa pada waktu mengerjakan soal matematika maka ia
akan terlibat langsung dalam:
(1) Memahami soal matematika untuk selanjutnya diterjemahkan ke dalam
bahasa matematika (kalimat matematika)
(2) Menyelesaiakan soal yang sudah dibuat sesuai dengan operasi-operasi dalam
matematika.
(3) Menafsirkan hasil itu, yang diperoleh untuk menjawab soal yang ditanya.
Dalam mengerjakan soal seorang siswa melakukan kerja membaca dan
memahami soal, dengan memahami soal dari membaca soal itu diharapkan siswa
dapat menyelesaikan soal-soal tersebut dalam kata-kata sendiri, dengan menentukan
apa yang diketahui. Dalam langkah ini siswa mengambil bilangan yang ada dan
menentukan hubungan dalam bentuk matematika. Apabila hubungan itu telah dapat
ditentukan, siswa menyusun rencana penyelesaian. Dengan berusaha membuat model
matematika, kemampuan memahami soal akan terlihat dari kalimat matematika yang
berhasil dibuat siswa.
Hasil pembelajaran matematika ini ditafsirkan untuk menjawab apa yang
ditanyakan dalam soal, tetapi kadang-kadang siswa berhenti dalam langkah ini,
dengan anggapan bahwa hasil pengerjaan model matematika tersebut sudah
merupakan jawaban soal yang dimaksud.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor penyebab kesulitan
mengerjakan soal sebagai berikut:
1) Pemahaman kalimat soal.
2) Mentransfer kalimat soal ke dalam kalimat matematika.
3) Menyelesaikan kalimat matematika tersebut.
Penggunaan penyelesaian kalimat matematika untuk menjawab pertanyaan
yang dikemukakan dalam soal.
15
4. Prestasi belajar Matematika
Menurut kamus umum bahasa Indonesia (1996: 768) “Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilaksanakan, dikerjakan dan sebagainya)”. Menurut W.J.S.
Poerwodarminto (1998: 700) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan
bahwa: “Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukan oleh nilai tes atau nilai yang
diberikan oleh guru”.
Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik
secara individu atau kelompok dalam bidang kegiatan tertentu yang diperoleh dengan
kerja keras dan keuletan kerja. Dalam setiap kegiatan, manusia selalu mencapai
tujuan yang diikuti dengan pengukuran dan penilaian tentang perkembangan dan
kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Prestasi belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan siswa dalam bahan
pelajaran yang sudah dipelajarinya, prestasi belajar dapat dideteksi dengan alat ukur
berupa butir tes yang dirancang sesuai dengan indikator pada tiap kompetensi dasar
melalui pengukuran dan penilaian itu akan diketahui tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar. Hasil penilaian dalam pendidikan inilah yang biasanya diwujudkan
dalam bentuk prestasi belajar. Dalam dunia pendidikan sangat penting untuk
mengetahui prestasi belajar yang merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam
belajar dan kemajuan program pendidikan.
Apabila setelah belajar, maka tingkah laku seseorang akan berubah sehingga
akan menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa
dinyatakan dengan nilai yang tertera dalam raport. Dengan mengetahui prestasi siswa,
guru dapat mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas apakah siswa tersebut
termasuk kelompok anak pandai sedang atau kurang.
Jadi dapat disimpulkan prestasi belajar mengajar matematika adalah hasil
yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar matematika yang dapat
dilihat dari nilai yang tertera dalam raport.
16
Keberhasilan belajar atau prestasi belajar dapat dilihat dari segi belajar
mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya terjadi akibat anteraksi antara guru
dengan siswa saja, tetapi meliputi semua proses yang disengaja untuk memngubah
tingkah laku siswa dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Prestasi belajar matematika merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti
suatu proses pembelajaran. Prestasi belajar dapat diketahui melalui evaluasi yang
dilakukan untuk mengukur sejauh mana para siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, setelah mengikuti proses pembelajaran dan juga
dipengaruhi faktor yang memudahkan seseorang belajar.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika
Prestasi yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri
(faktor eksternal) individu (Widodo Supriyono, 1991: 130)
a. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
a) Jasmani (fisologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
b) Psikologis baik yang besifat bawaan maupun yang diperoleh. Faktor ini terdiri
dari :
i. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor kecakapan.
ii. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a) Sosial. Seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok.
b) Budaya. Seperti adat-istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
c) Lingkungan fisik. Seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar.
d) Lingkungan spiritual atau keamanan (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,
1991: 130 – 131)
17
Dalam pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
mempunyai peranan penting untuk membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar.
Jadi, kedua faktor di atas dalam penelitian mempunyai peranan yang sangat penting.
6. Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme
Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak
dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses
ini, dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna
dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar
menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat membantu siswa mencapai
tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa sendiri
yang memanjat tangga tersebut. Hakekat dari teori konstruktivis adalah ide bahwa
siswa harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri (Brooks, 1990, Leinhardt,
1992. dalam Muhamad Nur dan Prima Retno Wikandari, 2000: 2)
Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran lebih menekankan pada
pengajaran top-down dari pada battom-up. Top-down berarti bahwa siswa mulai
dengan masalah–masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya
memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-keterampilan
dasar yang diperlukan (Muhamad Nur dan Prima Retno Wikandari, 2000: 7)
Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivistik (Nickson
dalam Herman Hudoyo, 2005: 20) adalah membantu siswa untuk membangun
konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui
proses internalisasi sehingga konsep/prinsip itu terbangun kembali, transformasi
informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Transformasi tersebut mudah
terjadi bila pemahaman terjadi karena terbentuknya skemata dalam benak siswa.
Dengan demikian, pembelajaran matematika adalah membangun pemahaman. Proses
18
membangun pemahaman inilah yang lebih penting daripada hasil belajar sebab
pemahaman akan bermakna kepada materi yang dipelajari.
Menurut kaum konstruktivisme, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan
pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa
membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa
dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis
dan mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri
(Betten Court, 1989, dalam Paul Suparno, 1997: 5)
Peran seorang guru sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar
proses siswa belajar dengan baik.
Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai
berikut:
1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian.
Karena itu, jelas memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama
seorang guru
2) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.
3) Menyediakan saran yang merangsang siswa berpikir secara produktif.
4) Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung
proses belajar siswa. Menyemangati siswa dan menyediakan pengalaman
konflik.
5) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
jalan atau tidak.
6) Menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu
berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.
7) Membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
19
Pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme (Nikon dalam Grouws,
1992: 106) adalah membantu siswa untuk membangun konsep-konsep / prinsip-
prinsip dengan kemampuan sendiri melelui proses internalisasi sehingga konsep
/prinsip itu terbangun kembali. Transformasi informasi yang diperoleh menjadi
konsep/prinsip baru. Dengan demikian pembelajaran adalah membangun
pemahaman.
Kondisi lingkungan belajar konstuktif penting, namun tidak secara otomatis
menghasilkan belajar konstruktif. Siswa perlu mengembangkan keyakinannya,
kebiasaannya dengan gayanya dalam belajar sehingga kemampuan ketrampilan
kognitif siswa berkembang.
Menurut Marpaung (2003) pengetahuan objektif matematika oleh siswa
dikondisikan ulang. Proses rekonstruksi matematika oleh siswa dijelaskan sebagai
berikut: (gabungan dan modifikasi dari Ernist, 1991 dan Leiken & Zaslavsky, 1997)
a. Pengetahuan objektif matematika direpresentasikan siswa dengan
mengkontruksi melingkar yang ditujukan dengan alur mengkaji/
menyelidiki, menjelaskan, memperluas, mengevaluasi, sehingga terjadi
rekonstruksi matematika sebagai konsepsi awal.
b. Konsepsi awal sebagai hasil rekonstruksi individu tersebut merupakan
pengetahuan subyektif matematika.
c. Pengetahuan subyektif matematika tersebut dikolaborasikan dengan siswa
lain, guru dan perangkat belajar (siswa-siswa – guru – perangkat belajar)
sehingga terjadi rekonstruksi matematika.
d. Matematika yang direkonstruksi dan yang direpresentasikan kelompok
tersebut merupakan pengetahuan baru yaitu konsepsi siswa setelah belajar
sehingga menjadi pengetahuan objektif matematika.
Proses konstruksi matematika yang dialami siswa perlu dipahami guru bahkan
dialaminya. Karena itu guru seyogyanya mampu mengkonstruksi pembelajaran
sedemikian hingga siswa belajar matematika dengan pendekatan konstruktivistik.
20
Dari uraian di atas tersirat bahwa guru matematika perlu berusaha memahami
bagaimana siswa belajar, yaitu proses siswa dalam mengkonstruksi konsep
matematika. Dengan demikian pula dikaji bagaimana guru berpikir untuk
mengajarkan matematika, bagaimana guru mengajar matematika agar siswa berpikir
matematika (Lampert dalam Richardson, 1997). Ini berarti perlu dipikirkan
bagaimana mengubah pembelajaran di kelas yang “konvensional“ menjadi
memperhatikan cara siswa berpikir matematika. Dengan demikian guru perlu
mengkonstruksi teori belajarnya yang merefleksikan bagaimana ia mengaplikasikan
teori belajar tersebut ke matematika dan kemudian mendesain metodenya untuk
mengaplikasikan teorinya yang telah tersusun ke dalam kegiatan kelas. Ini
mengindikasikan bahwa pembelajaran matematika berpusat agar siswa berpikir.
Kelas dikembangkan melalui hubungan antara siswa dan guru menjadi sistem
komunikasi yang interaktif. Komunikasi berarti baik guru maupun siswa kedua-
duanya sebagai pengirim dan penerima informasi secara timbal balik sehingga kedua-
duanya saling berfungsi. Dengan demikian peran guru dalam pembelajaran
matematika dengan pendekatan kontruktivistik adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pembimbing dan memberi sugesti memfasilitasi lingkungan agar
siswa menemukan penilaian berkelanjutan terhadap perkembangan belajar
siswa, mengklasifikasikan konflik kognitif, untuk merangsang berpikir
matematika dan mendorong interaksional. Ini mengindikasikan perhatian
guru terhadap faktor pengembangan berpikir matematika siswa.
b. Dalam mengacu proses rekonstruksi matematika guru perlu memahami
siswanya sehingga guru dapat membimbing siswa dalam tingkat
pembimbingan yang tepat dan akhirnya secara gradual melepaskan
bimbingan dan siswa dapat memahami perilaku siswa, atensi yang kuat
terhadap kerja siswa, dan tetap mengembangkan proses yang relevan dan
kesimpulan yang bermakna.
c. Guru perlu berkesempatan untuk mengobservasi siswa sehingga guru
mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan dapat melihat
21
bagaimana menyelesaikan bantuannya ke tingkat pemahaman siswa. Ini
mengindikasikan bahwa pembelajaran berpusat agar siswa berpikir dan
mendorong siswa untuk merepresentasikan matematika yang dipikirkan.
d. Guru perlu berpartisipasi secara aktif dengan siswa secara berkelanjutan,
terutama pada tahap-tahap awal penanaman konsep matematika. Bagi
siswa yang lebih tua/dewasa dalam kelompok yang “lebih
berpengalaman” tidak begitu penting keterlibatan aktif guru.
Dengan peran guru seperti di atas, dapat dilukiskan keadaan kelas
dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivistik
adalah sebagai berikut: siswa mau dan berani mengemukakan model
matematika dalam menyelesaikan masalah matematika. Selain itu, siswa
mampu merepresentasikan proses mengkonstruksi konsep matematika dan
kemudian memproduksinya. Ini mengindikasikan terjadinya interaksi aktif
antara siswa-siswa – guru sehingga proses belajar siswa diutamakan, tidak
sekedar hasil belajar.
e. Dalam pendekatan konstruktivisme peran guru dalam menilai keberhasilan
belajar siswa, tidak cukup hanya sekedar dari hasil tes/ujian saja
melainkan juga memonitor secara berkelanjutan dan komprehensif dari
semua kegiatan yang dilakukan siswa selama kegiatan berlangsung.
Dengan demikian keberhasilan belajar siswa ditentukan sebagai hasil
monitoring yang berlanjutan dan komprehensif.
Menurut Marpaung (2003) penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif
tersebut meliputi gabungan dan modifikasi dari model pandangan Hilbert dan Lefreve
(1986) Savada (1997) dan Kilpatrik dkk (2001) sebagai berikut:
1) Kelancaran siswa dalam berpikir matematika untuk menyelesaikan
masalah. Beberapa banyak solusi atau beberapa cara menyelesaikan
masalah yang dapat dihasilkan oleh setiap siswa.
2) Siswa fleksibel dalam menentukan ide-ide matematika.
22
3) Keaslian respon siswa yang ditujukan ketinggian derajat ide-ide yang
dikemukakan siswa.
4) Elegensi ide yang dikemukakan siswa yang ditunjukkan derajat
keunggulan ide yang dikemukakan siswa. Ide yang ambigo tentu berbeda
dengan ide yang sederhana, tetapi jelas dan tepat.
5) Pemahaman konseptual yang ditunjukkan dengan kejelasan hubungan-
hubungan konsep/prinsip matematika yang dikuasai siswa.
6) Pemahaman prosedural yang ditunjukkan tersusunnya bahasa formal atau
sistem representasi simbol matematika termasuk didalamnya algoritme
atau aturan untuk menyelesaikan masalah.
7) Kompeten dalam strategi yang ditunjukkan kemampuan
memformulasikan, menyatakan dan menyelesaikan masalah–masalah dari
masalah yang dihadapi.
8) Penalaran yang adaptif yang menunjukkan kapasitas berpikir logika,
refleksi, penjelasan dan jusifikasi.
9) Disposisi produktif yang menunjukkan kecenderungan kebiasaan dalam
melihat matematika sebagai kegunaan, kebermanfaatan dan percaya dan
yakin akan pilihannya sendiri.
De Uries dan Kohlberg mengikhtisarkan beberapa prinsip konstruktivisme
Piaget yang perlu diperhatikan dalam mengajar matematika sebagai berikut:
a. Struktur psikologis harus dikembangkan dulu sebelum persoalan bilangan
diperkenalkan. Bila murid mencoba menalarkan bilangan sebelum mereka
menerima struktur logika matematis yang cocok dengan persoalannya,
tidak akan jalan.
b. Struktur psikologis (skemata) harus dekembangkan dulu sebelum simbol
formal diajarkan. Simbol adalah bahasa matematis suatu bilangan tertulis
yang merupakan representasi suatu konsep, tetapi bukan konsepnya
sendiri.
23
c. Murid harus mendapat kesempatan untuk menemukan (membentuk) relasi
matematis sendiri, jangan hanya selalu dihadapkan kepada pemikiran
orang dewasa yang sudah jadi.
d. Suasana berpikir harus diciptakan. Sering pembelajaran matematika hanya
mentransfer apa yang dipunyai guru kepada murid dalam wujud
pelimpahan fakta matematis dan prosedur perhitungan. Murid menjadi
pasif. Banyak guru menekankan perhitungan dan bukan penalaran
sehingga banyak murid menghafal belaka. (Paul Suparno, 1997: 70)
Struktur psikologis (skemata) adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental,
konstruksi hipotesis, seperti intelektual, kreativitas, kemampuan dan naluri. Memang
diakui bahwa struktur logis dan matematis adalah abstraks, sedangkan pengetahuan
fisis adalah kongkret.
Menurut Paul Suparno (1997) bahwa Drive dan Oldham dalam Matthews
(1994) mendriskripsikan beberapa ciri mengajar konstruktivisme sebagai berikut:
a. Orientasi.
Murid diberi kesempatan untuk menmgembangkan motivasi dalam
mempelajaari suatu topik. Murid diberi kesempatan untuk mengadakan
observasi terhadap topik yang mudah dipelajari.
b. Elisitasi
Murid dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan
berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Murid diberi
kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan, dalam wujud
tulisan, gambar, ataupun poster.
c. Restrukturisasi ide
Dalam hal ini ada tiga hal yaitu:
1) Klasifikasi ide yang dikonstruksikan dengan ide-ide orang lain atau
teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan
dengan ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi
24
gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin
bila gagasannya cocok.
2) Membangun ide yang baru. Ini terjadi bila dalam diskusi itu idenya
bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman.
3) Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau dimungkinkan
ada baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu
percobaan atau persoalan yang baru.
d. Penggunaan ide dalam banyak situasi.
Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan
pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat
pengetahuan murid lebih lengkap dan rinci dengan segala macam
pengecualiannya.
e. Review, bagaimana ide itu berubah.
Dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang
dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasan entah dengan
menambah suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya
menjadi lenngkap.
Penggunaan paradigma belajar didukung oleh filsafat konstruktivisme, yang
mengatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang adalah bentukan dari orang
itu sendiri (bdk. Suparno, 1997). Dalam rangka membentuk atau mengkonstruksi
pengetahuan itu orang yang belajar tersebut harus aktif, dalam arti aktif berpikir
(mental) dan aktif berbuat (jasmani).
Menurut Brooks dan Brooks (1993: 15), dalam Marpaung, 2003,
pembelajaran konstrukvistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kurikulum disajikan dari keseluruhan ke bagian-bagian dengan
menekankan ide-ide besar.
b. Keberanian siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dinilai tinggi.
25
c. Aktivitas kurikuler bersandar pada sumber-sumber data primer dan
penggunaan benda-benda manipulatif.
d. Siswa dianggap sebagai pemikir dengan memunculkan teori-teori tentang
dunia.
e. Guru pada umumnya bertingkah laku yang interaktif, dengan memediasi
lingkungan pada siswa (menggunakan lingkungan sebagai titik tolak
pembelajaran).
f. Guru berusaha menyelidiki pandangan siswa untuk memahami
konsepsinya yang akan digunakan pada pelajaran berikutnya.
g. Asesmen hasil belajar siswa terintegrasi dengan pembelajaran melalui
pengamatan oleh guru selama siswa belajar, melalui pameran siswa akan
kemampuannya dan portofolio.
h. Mengutamakan belajar dalam kelompok
Di lain pihak Suparno (1997) menyebutkan bahwa ciri-ciri belajar
konstruktivis adalah:
1) Belajar berarti membentuk makna.
2) Belajar berarti mengkonstruksi terus-menerus.
3) Belajar adalah mengembangkan pemikiran, bukan mengumpulkan fakta-
fakta dan menghafalkannya.
4) Belajar berarti menimbulkan situasi ketidakseimbanngan.
5) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pebelajar dengan dunia fisik
dan lingkungannya.
6) Hasil belajar pebelajar tergantung pada apa yang telah dimiliki olehnya.
7) Belajar dalam kelompok adalah baik dan dianjurkan.
8) Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator dan
mediator.
Dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivistik guru tidak lagi mengajari siswa apa yang harus siswa lakukan dan
bagaimana dia melakukannya, tetapi memotivasi siswa dan memfasilitasinya agar
26
mau secara aktif mengolah informasi, baik secara individual atau melalui interaksi
dan negosiasi dalam kelompok. (Marpaung, 2003)
Dengan melihat batasan-batasan di muka dapat dijelaskan bahwa belajar
berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan, dan yang dipengauhi oleh pengertian yang telah ia punyai. Proses
belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam keraguan yang
merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidak-seimbangan adalah situasi yang
baik untuk memacu belajar.
Ada beberapa kesulitan yang dihadapi pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan konstruktivistik antara lain memerlukan banyak waktu,
memerlukan fasilitas yang cukup, kurang aktifnya siswa dalam proses belajar
mengajar.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut diperlukan kepandaian guru dalam
mengelola waktu dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu
dengan memilih kegiatan mana yang memerlukan waktu yang lebih dan mana yang
tidak. Selain itu perlu diusahakan fasilitas yang memadai, antara lain buku-buku
pelajaran dan media pembelajaran. Kemudian juga diperlukan motivasi belajar siswa.
Keuntungan yang didapat pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan konstruktivistik antara lain dapat mengembangkan potensi intelektual
siswa, dapat meningkatkan motivasi intrinsik, dapat memperpanjang proses ingatan,
dapat meningkatkan cara berpikir dan cara mendapatkan pengetahuan sehingga dapat
menyiapkan siswa untuk masa depan, siswa dapat belajar secara aktif.
Menurut Muhammad Shohibul Kahfi (2003) langkah-langkah pembelajaran
matematika dengan model konstruktivisme disusun dalam dua tahap, yaitu pra
kegiatan pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran. Detil kegiatan pembelajaran
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan inti dibagi menjadi
tiga fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase pendalaman konsep.
Pra Kegiatan Pembelajaran
Persiapan
27
1. Bahan/materi
2. Bahan manipulatif
3. Membagi murid ke dalam kelompok
Rencana kegiatan
1. Kegiatan awal: apersepsi
2. Kegiatan inti:
1) Tahap ekplolasi
2) Tahap pengenalan konsep
3) Tahap pendalaman konsep
3. Kegiatan akhir
Detil Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
1. Informasikan kepada siswa materi yang mereka pelajari, kaitkan dengan
kehidupan nyata yang dialami siswa, bangkitkan keingintahuan dan motivasi
siswa dengan demonstrasi yang menarik
2. Ajak siswa untuk menentukan tujuan dan kegiatan pembelajaran
3. Minta siswa membentuk kelompok
4. Kaji dan cek pengetahuan prasyarat dan ketrampilan yang dimiliki siswa
Kegiatan Inti
1. Tahap eksplorasi
a) Gali pengetahuan awal siswa dengan kuis/tes dan pertanyaan-
pertanyaan yang efektif
b) Kembangkan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapatkan pengalaman secara kongkrit
c) Beri kesempatan siswa untuk mengemukakan ide dan gagasannya,
biarkan terjadi pertentangan dan sebat, serta ajak mereka menganalisis
argumen dan mengapa mereka mempunyai gagasan demikian
d) Berikan penjelasan mengapa suatu jawaban/gagasan itu benar atau
salah
28
2. Tahap pengenalan konsep
a) Berikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing siswa untuk
berkolaborasi, membuat refleksi, dan interpretasi terhadap pengalaman
kongkrit pada tahap eksplorsi
b) Optimalkan pola interaktif (guru-murid, murid-murid, guru – murid-
murid) agar interaksi sosial benar-benar efektif memberikan
konstribusi kepada siswa untuk mengkonstruk pemahamannya
c) Panggil siswa secara acak dan mintalah untuk mengerjakan soal atau
contoh
d) Mintalah siswa mengerjakan tugas-tugas kelas secara
individual/kelompok, jangan berikan tugas kelas yang memerlukan
waktu panjang
e) Presentasi tugas dan diskusi kelas
f) Tes
Kegiatan akhir
1. Merangkum pelajaran
2. Refleksi
Media/sumber pembelajaran
1. Bahan ajar
2. Media/bahan manipulatif
3. Lembar tugas
4. kuis/pedoman pertanyaan
Penilaian
1. Penilaian proses
2. Skor kuis
3. Skor tugas
4. Skor tes
Langkah-langkah pembelajaran ini tertuang dalam bentuk rencana
pembelajaran (RP)
29
7. Pembelajaran Konstruktivistik dengan Multimedia Komputer
Multimedia dapat mempunyai sekurang-kurangnya dua pengertian, yaitu (1)
gabungan dari berbagai media (bahan cetak/teks, audio, video, slide, siaran radio,
siaran televisi) yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogram (various
media). Multimedia lebih cocok dimanfaatkan untuk pendidikan yang bersifat massal.
Penerapan multimedia dalam pengertian ini membutuhkan investasi yang besar pada
sisi penyedia program pendidikan, tetapi hanya membutuhkan investasi yang relatif
kecil pada sisi penerima; (2) Berbagai media yang terpadu (integrated multimedia)
yang biasa dikaitkan dengan komputer multimedia. Multimedia ini lebih cocok untuk
program pendidikan yang sifatnya individual/terbatas. Penerapan multimedia ini
menuntut investasi yang besar di sisi penyedia program pendidikan dan pada sisi
penerima program pendidikan harus ada peralatan yang menunjang.
Multimedia sangat potensial untuk meningkatkan mutu belajar mengajar,
yang akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak saja bisa
memperjelas sajian, tetapi juga lebih menghemat waktu belajar, lebih luwes,
membuat apa yang dipelajari lebih tahan lama di ingatan, dan mampu memberikan
“pengalaman lapangan” yang sulit dilakukan tanpa media tersebut.
Konsep multimedia lebih dekat ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa
(student centered oriented) bukan pendekatan yang berpusat pada guru. Apapun juga
konteks penggunaan paket multimedia pasti memiliki kadar interaksi yang tinggi
antara siswa dengan bahan belajar.(Awaloedin Djamin: 6-7)
Umar Hamalik (1986), Daniel Jos (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk
(1986) dalam (Muhammad Adri, 2005: 2 - 3) menglompokkan media berdasarkan
jenisnya ke dalam beberapa jenis:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.
30
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media
ini dibagi ke dalam dua jenis.
1) audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti
film sound slide
2) audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
Salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar adalah
ketrampilan mengajak dan membangkitkan mahasiswa berpikir kritis. Kemampuan
itu didukung oleh kemampuan pengajar dalam menggunakan media ajar
Sedangkan, (Andriana Sutinah, 2006: 13 – 14), menjelaskan bahwa keuntungan
pembelajaran interaktif berbasis multimedia antara lain:
1. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih
kongkrit/nyata sehingga mudah diterima siswa.
2. Dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. Siswa yang belum memahami
materi dapat mengulang materi tersebut di rumah sama persis dengan yang
dibahas dalam kelompok
3. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan
kesan yang mendalam pada diri siswa
4. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan dapat merangsang perbagai
macam perkembangan kecerdasan.
5. Dapat menyeragamkan materi pembelajaran dan mengurangi resiko kesalahan
konsep.
Pembelajaran berbasis multimedia mempunyai banyak keunggulan dibanding
dengan media papan tulis dan kapur. Pembelajaran berbasis multimedia melibatkan
hampir semua unsur-unsur indera. Pengggunaan multimedia dapat mempermudah
siswa dalam belajar dan juga waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien. Selain
itu pembelajaran dengan menggunakan multimedia akan sangat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Dimana dengan motivasi yang meningkat maka prestasipun
31
akan dapat diraih lebih optimal. Pennggunaan multimedia dalam pembelajaran akan
mengenalkan sedini mungkin pada siswa akan teknologi
Yanti Herlanti (2006: 2 - 3) menjelaskan keunggulan pemilihan komputer
multimedia adalah:
1. Pelibatan berbagai organ tubuh mulai telinga (audio), mata (visual), dan
tangan (kinetik). Pelibatan berbagai organ ini membuat informasi lebih mudah
dimengerti (Arsyad, 2004) De Porter (2000) mengungkapkan manusia dapat
menyerap suatu materi sebanyak 50% dari apa yang didengar dan dilihat
(audiovisual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30 %, dari yang
didengarnya hanya 20 %, dan dari yang dibaca hanya 10 %
2. Kemampuan layar komputer untuk menyajikan sebuah tampilan berupa teks
nonsekuensial, nonlinear, dan multidemensial dengan pencabangan tautan dan
simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user)
lebih leluasa memilih, mensintesis, dan mengelaborasi pengetahuan-
pengetahuan yang ingin dipahaminya (Mc Clintock, 1992). Beberapa program
komputer (software) menyediakan tautan (hyperlink) yang menghubungkan
antara satu simpul (node) atau file dengan simpul atau file lainnya, sehingga
user memiliki keleluasaan untuk melakukan pemilihan dan pengelaborasian.
Keleluasaan ini memberikan peluang untuk menggunakan komputer tidak
sekedar sebagai tools tetapi sebagai tutor dalam proses belajar mengajar
3. Pengendalian komputer berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan
belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Ini yang
membuat desain tampilan multimedia mampu mengakomodasi siswa yang
lamban menerima pelajaran. Arsyad (2004) mengemukakan, komputer dapat
mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat
memberikan iklim yang bersifat afektif dengan cara yang lebih individual,
tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan
intruksi, seperti yang diinginkan. Iklim afektif ini akan melibatkan
penggambaran ulang berbagai objek yang ada dalam pikiran siswa.
32
4. Kemampuan menghadirkan obyek-obyek yang sebenarnya tidak ada secara
fisik atau diistilahkan dengan imagery. Menurut Matlin (1984) Imagery refers
to the mental representations of objects or actions that are not physically
present. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery
akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi–materi pelajaran
yang ada.
Yanti Herlanti (2006: 5) Program Microsoft Power point adalah program
komputer yang biasa digunakan untuk kebutuhan presentasi. Pendidik menggunakan
program ini sebagai media untuk menampilkan gambar-gambar bergerak (animasi)
kepada para siswanya. Program ini menampilkan menu-menu yang bewrguna dalam
pembuatan wacana multimedia yang bersifat tutorial. Menu-menu tersebut adalah
menu animasi; menu untuk memasukkan (import file) suara, video, dan gambar
animasi; dan menu tautan (hyperlink) untuk menghubungkan antara satu simpul
(node) atau file dengan simpul atau file lainnya. Menu-menu ini menjadikan program
Microsoft Power Point tidak hanya berperan sebagai alat presentasi (tools) tetapi
dapat dikembangkan menjadi tutor.
Yanti Herlanti (2006: 13) Keunggulan multimedia dalam imagery tools dan
penyedia iklim afektif untuk pembelajaran, membuat siswa mampu lebih lama
menyimpan abstraksi konsep dalam struktur kognitifnya. Multimedia yang berperan
sebagai tutor mengurangi peran pengajar sebanyak 59,62 %
Ali Akbar (2006: 168) kehadiran perangkat lunak pendidikan dan hiburan
membuat proses pendidikan menjadi lebih efektif. Dengan perantara prangkat lunak
pendidikan, siswa belajar dengan suasana yang lebih menyenangkan, karena para
siswa merasa terhibur ketika belajar dengan kecanggihan tampilan dan animasi yang
dihasilkan oleh perangkat lunak pendidikan tersebut.
Dengan demikian pembelajaran konstruktivistik menggunakan multimedia
komputer merupakan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran
konstruktivistik dengan berbagai media (bahan cetak/teks, audio, slide, video) yang
biasa dikaitkan dengan multimedia komputer. Siswa tidak perlu membayangkan hal-
33
hal yang abstrak atau diajak ke objek-objek sebenarnya yang ada kaitannya dengan
materi, tetapi objek-objek tersebutlah yang dihadirkan. Dengan menampilkan
gambar-gambar yang bergerak (animasi), mentautkan antara materi bahan ajar yang
telah diprogram sedemikan rupa akan memberikan “pengalaman lapangan” yang
mungkin sulit dilakukan tanpa media tersebut.
8. Pengajaran Konvensional
Menurut Marpaung (2003), Brookst melukiskan pembelajaran tradisional di
kelas sebagai berikut:
a) Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju ke keseluruhan dengan
menekankan ketrampilan-ketrampilan dasar.
b) Keterikatan yang ketat pada kurikulum yang sudah ditetapkan dinilai
tinggi.
c) Aktivitas kurikulum bertitik berat pada buku teks dan lembar kerja.
d) Siswa dinggap sebagai “kotak kosong” yang dapat diisi oleh guru dengan
informasi-informasi.
e) Guru pada umumnya bertindak menurut dikdatik yang menseminasikan
informasi ke siswa
f) Guru menggunakan jawaban yang benar sebagai tanda siswa belajar.
Siswa bekerja secara sendiri-sendiri.
Menurut Marpaung (2003) yang sering mengamati pembelajaran matematika
yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas bependapat bahwa
pembelajaran matematika itu:
a) Mekanistik, otomistik, dan behaviorik.
b) Mengutakan pemahaman instrumental, yaitu siswa menggunakan rumus
tertentu dalam menyelesaikan suatu masalah tanpa mengerti bagaimana
rumus itu diturunkan dan mengapa rumus itu dapat digunakan untuk
masalah tersebut
c) Cenderung menstranfer pengetahuan matematika ke pikiran siswa
34
d) Bersifat mengantar siswa ke tujuan, bukan mengarahkan
e) Mempraktekkan hukuman atau tegoran daripada motivasi.
f) Mengutamakan mental dan mengasingkan tubuh.
g) Mengembangkan persaingan individual, bukan kerjasama.
h) Kurang memperhatikan aspek budaya atau alam setempat.
i) Menggunakan paradigma mengajar.
j) Menggunakan asesmen berbentuk objektif untuk mengetahui apa yang
tidak diketahui siswa
Proses pembelajaran yang mekanistis sebagian disumbang oleh assessment
yang berbentuk tes obyektif, yang mementingkan produk dari pada proses.
Assessment yang digunakan selama ini pada dasarnya hanya mengungkapkan
kognitif tingkat rendah dan tidak memberi peluang pada siswa untuk menunjukkan
cara berpikirnya dalam menyelesaikan suatu masalah. Perbedaan individual dalam
memproses suatu informasi tidak mendapat perhatian. Setiap soal dalam tes
mempunyai satu pilihan yang benar, yang berarti penyelesaian masalah adalah
tunggal. Dari sini terlihat bahwa mengajar hanyalah mentransfer pengetahuan dari
guru ke murid, sehingga pusat perhatian ada pada guru.
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Pembelajaran dapat sesuai dengan waktu yang direncanakan
2) Kelas relatif teratur, tenang tidak ramai
3) Daya serap dan target kurikulum pembelajaran guru dapat tercapai
4) Dapat menampung siswa banyak
5) Guru tidak direpotkan dengan administrasi yang berbeda-beda karena
administrasi guru tetap (monoton)
b. Kelemahan
1) Pembelajaran terpusat pada guru (teacher center) sehingga terbentuk
komunikasi searah dan berakibat guru aktif sedangkan siswa pasif.
35
2) Pemahaman siswa cenderung bersifat instrumen dan bersifat sementara
karena siswa dianggap sebagai botol kosong
3) Aktivitas kurikulum bertitik berat pada buku tulis dan lembar kerja
siswa. Karena pembelajaran berorientasi pada output seperti hasil
UAS/UAN
9. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar bagi siswa, baik yang berasal dalam siswa maupun yang berasal dari luar
siswa, sehingga dengan memperbanyak aktivitas belajar memungkinkan akan
menguasai materi yang dipelajarinya. Selain itu aktivitas tidak hanya dilaksanakan di
sekolah saja namun juga dilaksanakan di luar sekolah.
Aktivitas sangat penting sebab belajar sendiri merupakan suatu kegiatan.
Tanpa kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Kemampuan anak dalam beraktivitas
harus didukung oleh pembimbing yang serius. Untuk mengaktifkan atau mengiatkan
siswa, akan mungkin terjadi bila guru menjelaskan manfaat atau pentingnya bahan
pelajaran baik kini maupun untuk masa yang akan datang.
Sementara Sardiman A. M (1994: 98) mengemukakan bahwa belajar adalah
berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.
Pengalaman empiris yang kadang terjadi pada suatu kegiatan belajar mengajar
(KBM), sebagai berikut: ada siswa yang diam tanpa aktivitas apapun, setelah ditanya
justru memberikan respon terkejut. Dengan kondisi diam (tanpa aktivitas) ini guru
dapat mengetahui bahwa siswa tersebut tidak dalam kondisi belajar. Karena kadar
aktivitas pada dasarnya merupakan ciri-ciri yang tampak dan dapat diamati serta
diukur oleh siapapun yang tugasnya berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran
(Suharno, Sukardi, Chodijah, Suwalni 1999: 10).
Montessori dalam Sardiman (1994: 95) menegaskan bahwa: “anak-anak
memliliki tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan
berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak
36
didiknya”. Pernyataan Montessori tersebut memberikan petunjuk bahwa yang lebih
banyak melakukan aktivitas didalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri,
sedang pendidik hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan
yang akan diperbuat oleh anak didik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Rousseau dalam Sardiman (1994: 95)
memberikan penjelasan bahwa: “Dalam kegiatan belajar segala pengetahuan harus
diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,
dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani
maupun teknis. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif
sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi”.
Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa
adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara mengamati sendiri,
menyelidiki sendiri, dan bekerja secara aktif dengan fasilitas yang diciptakan sendiri
untuk berkembang sendiri dengan bimbingan dan pengamatan dari guru.
Paul B. Diedrich dalam Sardiman AM (1994: 100 – 101) membuat suatu
daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan
menjadi 8 (delapan) kelompok, yaitu:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, betanya, memberi
saran, memngeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan, uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
37
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antra lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, beternak.
g. Mental activitis, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
h. Emosional activities, temasuk diantaranya, menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Sedangkan kadar keaktivan siswa pada dasarnya adalah ciri-ciri yang
tampak dan dapat diamati serta dapat diukur oleh siapapun yang terlibat
dalam pembelajaran yaitu guru. Memahami indikator keaktivan siswa
akan dapat bermanfaat bagi guru. Adapun indikator keadaan keaktivan
siswa dalam pembelajaran menurut Nana Sujana dalam (Suharno, Sukardi,
Chodijah, Suwalni (1999: 10) dijelaskan sebagai berikut:
1) Adanya aktivitas belajar siswa secara individual untuk penerapan
konsep, prinsip, dan generalisasi.
2) Adanya aktivitas belajar siswa dalam bentuk kelompok untuk
memecahkan masalah (problem solving).
3) Adanya partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya.
4) Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya.
5) Adanya aktivitas belajar analisis, penilaian dan kesimpulan.
6) Setiap siswa dapat mengomentari dan memberi tanggapan pendapat
siswa lain.
7) Adanya kesempatan bagi setiap siswa untuk menggunakan berbagai
sumber belajar yang tersedia.
8) Adanya upaya bagi setiap siswa untuk menilai hasil belajar yang
dicapai.
9) Adanya upaya siswa untuk bertanya kepada guru dan atau meminta
pendapat siswa yang lainnya dalam upaya kegiatan pembelajarannya.
38
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa
dalam proses dan mengolah perolehan belajarnya baik secara fisik, intelektual, dan
emosional. Keaktivan dalam proses pembelajaran meliputi keaktifan untuk bertanya,
keaktifan berkomunikasi siswa dengan siswa lainnya mengemukakan ide, serta
mengerjakan soal.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian–penelitian yang relevan sebagai tinjauan antara lain:
Penelitian dari Cholis Sa’dijah (2002) yang berjudul “Pelaksanaan
Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme Topik Persamaan dan
Pertidaksamaan Satu Peubah Untuk Siswa Kelas I SLTP”. Kesamaan dalam
penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan
pendekatan konstruktivisme. Perbedaanya adalah dalam penelitian Cholis Sa’dijah
pada topik persamaan dan pertidaksamaan satu peubah. Sedangkan dalam penelitian
ini mengambil topik atau kompetensi dasar persamaan garis lurus dan peninjauannya
dari keaktivan siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil dari penelitian yang
dilakukan Cholis Sa’dijah adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme, siswa terlihat lebih aktif, siswa cenderung siap
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari lebih dulu topik yang akan
dibahas di kelas. Pembelajaran tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Penelitian dari Sri Winarni (2004) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Pendekatan konstruktivisme terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa pada Siswa SMP Negeri Kecamatan Jatiyoso”. Kesamaan
dalam penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pembelajaran matematika
dengan pendekatan konstruktivisme. Perbedaanya adalah dalam penelitian Sri
Winarni pada pokok bahasan jajar genjang, belah ketupat, layang-layang dan
trapesium dan peninjauannya dari motivasi belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian
ini mengambil topik atau kompetensi dasar persamaan garis lurus dan peninjauannya
dari keaktivan siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil penelitiannya
39
berkesimpulan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme,
siswa terlihat lebih aktif dan prestasinya lebih baik.
Sehubungan dengan hal tersebut dan dirasa perlu untuk mengembangkan
penelitian yang ada, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan menerapkan
pendekatan konstruktivistik yang dibantu multimedia komputer matematika untuk
mencapai hasil yang lebih baik dalam prestasi belajar matematika.
C. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan kegiatan bagi semua orang. Belajar adalah berbuat dan
sekaligus merupakan proses yang membuat siswa harus aktif. Proses belajar
menunjukkan adanya sesuatu rangkaian kegiatan yang menyeluruh menyangkut
berbagai faktor dan situasi yang berbeda di seketarnya. Dengan demikian berhasil
tidaknya proses belajar tersebut tergantung dari faktor yang mempengaruhi.
Faktor yang berperan penting dalam kegiatan belajar adalah penggunaan dan
pemilihan metode yang tepat dan sesuai. Untuk itu agar metode mengajar terpilih
dengan tepat, seorang guru harus mengetahui macam-macam metode dan mengetahui
topik-topik apa saja yang lebih efektif dan efisien untuk metode tersebut.
Prestasi belajar siswa di sekolah merupakan indikator keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuannya (terutama pelajaran matematika). Prestasi belajar yang
tinggi menggambarkan bahwa siswa mampu mencapai tujuan belajar dengan sukses.
Prestasi belajar matematika yang rendah memperlihatkan siswa belum dapat
mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Bagi mereka yang telah berhasil perlu
ditingkatkan dengan pengajaran materi dan bagi mereka yang belum berhasil perlu
diperbaiki agar dapat mencapai tujuan belajarnya.
Salah satu cara untuk mencapai presatasi belajar yang baik adalah diperlukan
pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien. Salah satu pembelajaran tersebut
adalah pembelajaran menggunakan pendekatan konstrutivistik dengan multimedia
komputer. Pembelajaran konstruktivistik dapat membantu kemajuan anak didik kita
dikemudian hari, dapat membantu agar siswa sungguh belajar mengkonstruksi
40
pengetahuan mereka selama dalam bangku sekolah, membantu siswa berpikir kritis
terhadap bahan yang mereka pelajari dan membantu untuk mengungkapkan ide dan
gagasan serta interpretasi mereka terhadap apapun yang dipelajari dan membantu
kreativitas siswa.
Selain cara di atas untuk menanamkan kebiasaan belajar siswa agar lebih
berprestasi adalah mengaktifkan atau mengiatkan siswa, akan mungkin terjadi bila
guru menjelaskan manfaat atau pentingnya bahan pelajaran baik kini maupun untuk
masa yang akan datang.
Dengan kedua metode tersebut dapat melatih dan merangsang siswa untuk
bertanya, dan bertindak kritis objektif serta mengupayakan jawaban terhadap suatu
masalah, sehingga siswa dapat bertindak aktif.
Selain metode belajar faktor lain yang sangat mempengaruhi prestasi belajar
siswa melalui aktifitas belajar. Aktivitas siswa sangat penting sebab belajar sendiri
merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Aktivitas
ini dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Kemampuan anak dalam beraktivitas
dengan pembibingan yang serius akan lebih terarah. Siswa sebagai organisme hidup
yang beragam dan mempunyai kemampuan untuk berkembang. Dengan keaktivan
siswa belajar diharapkan seorang siswa dapat menguasai materi pelajaran matematika
dengan hasil yang optimal. Juga diperkirakan prestasi belajar matematika siswa akan
meningkat bila keaktivan siswa belajarnya meningkat. Siswa yang mempunyai
keaktivan belajar yang tinggi diduga akan meningkat prestasi belajarnya. Jika
pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan
multimedia komputer dan keaktivan siswa disertakan dalam mendesain pembelajaran,
ada dugaan bahwa terdapat pengaruh terhadap prestasi belajar. Bagi siswa yang
aktivitasnya tinggi dan sedang dengan pembelajaran menggunakan konstruktivisme
dengan multimedia komputer diduga akan memperoleh prestasi belajar tinggi. Namun
siswa yang keaktivannya rendah, menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan
multimedia komputer diduga tetap berprestasi lebih rendah dibandingkan dengan jika
mereka menerima pembelajaran dengan konvensional. Hal ini karena prasyarat untuk
41
membangun pengetahuan mereka sendiri dalam membentuk makna di benak mereka
tidak terpenuhi. Sehingga mereka tetap merasa kesulitan, bahkan ada kemungkinan
prestasinya akan lebih baik jika dengan metode konvensional, yang penting mereka
hafal rumus yang digunakan.
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran
matematika yang menggunakan pendekatan konstruktivitik dengan
multimedia komputer lebih baik dari pada pembelajaran matematika dengan
metode konvensional.
2. Aktivitas belajar matematika yang berbeda-beda akan menghasilkan prestasi
belajar yang berbeda-beda.
3. Terdapat interaksi antara pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara ilmiah
yang digunakan dalam pengumpulan data yang kemudian dianalisis. Pada bab ini
akan dibahas jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis
data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu penelitian yang
dilakukan dengan sengaja untuk mengusahakan timbulnya variabel-variabel bebas
dalam hal ini adalah pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan
multimedia komputer, metode pembelajaran konvensional dan keaktivan, untuk
selanjutnya dilihat pengaruhnya terhadap variabel lain yaitu prestasi belajar sebagai
variabel terikat. Dalam penelitian ini ditentukan kelas-kelas yang memperoleh
perlakuan. Oleh karena itu dibuat suatu kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
masing-masing sampel. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan
pendekatan konstruktivistik dengan multimedia komputer, sedangkan kelas kontrol
diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Pada akhir eksperimen, kedua
kelas tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang sama yaitu soal-soal tes
prestasi belajar matematika. Hasil pengukuran atau data yang diperoleh dalam
ekspeimen ini merupakan data kuantitatif, sehingga jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Hasil pengukuran tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan
tabel uji statistik yang digunakan. Dan karena dalam memberikan perlakuan tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan mengendalikan semua variabel yang relevan,
kecuali beberapa dari variabel tersebut diatas, maka penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen semu.
43
1. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial
2×3. Rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
B
A
b1
b2
b3
a1
a2
ab11
ab21
ab12
ab22
ab13
ab23
Keterangan :
A : Metode pembelajaran
a1: Pembelajaran menggunakan pendekatan kontruktivistik dengan multimedia
komputer
a2 : Pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional
B : Aktivitas
b1 : Aktivitas kategori tinggi
b2 : Aktivitas kategori sedang
b3 : Aktivitas kategori rendah
2. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan. Urutan – urutan kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a. Melakukan observasi
Observasi SMP meliputi observasi objek penelitian, pengajaran dan fasilitas yang
dimiliki.
b. Memilih kelas mana yang akan digunakan untuk penelitian dan kelas untuk uji
coba instrumen meliputi validitas dan realibilitasnya.
44
c. Mengambil nilai kemampuan awal untuk uji keseimbangan.
d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan
kontruktivistik dengan multimedia komputer dan metode konvensional pada dua
kelas yang telah dipilih.
e. Mengambil data atau hasil dengan melakukan tes.
f. Menganalisa hasil yang diperoleh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Surakarta tahun pelajaran
2008/2009, dan direncanakan SMPN yang terpilih di kota Surakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2008 sampai Nopember 2008. Hal ini
dikarenakan pokok bahasan yang akan digunakan pada penelitian ini ada pada
semester gasal.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
S. Margono (2004: 228) menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh objek
yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMPN di
Surakarta .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi
Arikunto, 2003: 119). Adapun tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
direncanakan kombinasi dari sampling random stratifikasi (stratified random
sampling) dan sampling random kluster (cluster random sampling).
45
3. Teknik Pengambilan Sampel
Langkah-langkah pengambilan sampel , sebagai berikut:
1. Dari populasi distratifikasi berdasar peringkat sekolah.
2. Setelah terurut, dikelompokkan menjadi tiga kelompok.
3. Tiap-tiap kelompok diambil satu sekolah secara random (sampling
random kluster) sebagai sampel.
4. Tiap-tiap sekolah secara random diambil 2 kelas, yaitu satu kelas untuk
kelas eksperimen dan yang lain untuk kelas kontrol
Berdasarkan peringkat sekolah yang dikeluarkan oleh MKKS – SMP Kota
Surakarta tanggal 3 April 2008 dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok atas,
kelompok menengah dan kelompok bawah. Karena di Surakarta ada 27 SMP Negeri,
maka tiap kelompok terdiri atas 9 SMP Negeri.
Kelompok atas terdiri dari: SMP Negeri 1, SMP Negeri 9, SMP Negeri 4,
SMP Negeri 2, SMP Negeri 7, SMP Negeri 3, SMP Negeri 8, SMP Negeri 6, dan
SMP Negeri 5.
Kelompok menengah terdiri dari: SMP Negeri 12, SMP Negeri 19, SMP
Negeri 10, SMP Negeri 14, SMP Negeri 15, SMP Negeri 23, SMP Negeri 11, SMP
Negeri 25, dan SMP Negeri 16.
Kelompok bawah terdiri dari: SMP Negeri 22, SMP Negeri 20, SMP Negeri
13, SMP Negeri 27, SMP Negeri 21, SMP Negeri 24, SMP Negeri 17, SMP Negeri
18 dan SMP Negeri 26.
Dari masing-masing kelompok secara random diambil satu sekolah.
Kelompok atas terwakili oleh SMP Negeri 2, kelompok menengah terwakili oleh
SMP Negeri 23, dan kelompok bawah terwakili oleh SMP Negeri 17, dan dari
masing-masing sekolah secara random diambil dua kelas. SMP Negeri 2 terwakili
kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. SMP
Negeri 23 terwakili kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai
kelas kontrol. SMP Negeri 17 terwakili kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan pendekatan
46
pembelajaran konstruktivistik dengan multimedia komputer dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya
variabel dapat ditentukan teknik analisis data yang digunakan. Variabel adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto,
2002: 96).
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diamati yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi,
atau yang menjadi sebab perubahaanya (Sugiyono, 2003: 39)
Dalam variabel bebas ini ada dua variabel yang mempengaruhi yaitu metode
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik menggunakan multimedia
komputer dan aktivitas belajar.
a. Pendekatan Pembelajaran
1) Definisi Operasional.
Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh
guru dalam mengatur lingkungan belajar untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Indikator: berupa langkah-langkah dari masing-masing pendekatan
pembelajaran
3) Skala pengukuran: nominal dengan dua kategori yaitu pembelajaran
menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan multimedia komputer
dan pembelajaran dengan metode konvensional
4) Simbol: Ai, i = 1, 2.
b. Aktivitas Belajar
1) Definisi operasional.
47
Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah jenis-jenis kegiatan
dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar aktivitas
siswa menjadi syarat utama. Jenis-jenis kegiatan disini misalnya sering
bertanya, mengerjakan soal latihan, mengerjakan PR, mencatat
keterangan/penjelasan guru, melengkapi catatan yang kurang dan
sebagainya.
2) Indikator: skor hasil angket aktivitas belajar matematika.
3) Skala pengukuran: interval kemudian diubah menjadi skala ordinal dengan
tiga kategori tinggi, sedang dan rendah. yang mendapat skor lebih dari
atau sama dengan mean ditambah simpangan baku termasuk dalam
kategori tinggi, yang memperoleh skor kurang dari atau sama dengan
mean dikurangi simpangan baku termasuk dalam kategori rendah, dan
diantaranya termasuk dalam kategori sedang. Secara ringkas dapat ditulis
sebagai berikut :
Aktivitas belajar tinggi : X > sX
Aktivitas belajar sedang : sX X sX
Aktivitas belajar rendah : X < sX
4) Simbol: Bj, j = 1, 2, 3.
2. Variabel terikat
1) Definisi operasional
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat (Sugiyono, 2003: 40). Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika.
Prestasi belajar matematika yaitu usaha yang telah dicapai atau
kemampuan siswa dalam usahanya untuk menguasai bidang studi
matematika setelah jangka waktu tertentu, dengan kata lain prestasi
belajar matematika adalah hasil belajar matematika .
48
2) Indikator: nilai tes matematika pada standar kompetensi persamaan garis
lurus.
3) Skala pengukuran: interval
4) Simbol: Y
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan
data yang dilakukan secara sistimatik dan standar. Dalam penelitian ini menggunakan
tiga metode yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2002: 135) berpendapat bahwa dokumentasi dari asal
katanya document, yang artinya barang-barang tertulis. Jadi metode dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain
sebagainya.
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan
melihat dokumen yang ada di sekolah. Selain itu, nilai murni semerter genap saat
siswa di kelas VII. Data ini digunakan sebagai bahan uji keseimbangan untuk
mengetahui apakah masing-masing kelas dari sampel penelitian yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuaan yang awal yang sama
atau seimbang.
2. Metode angket
Suharsimi Arikunto (2002: 128) angket atau kueisioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Metode angket
pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktivan
dalam belajar matematika.
49
3. Metode Tes
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah
pertanyaan terhadap subyek penelitian (Budiyono, 2003: 54). Metode tes
digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar matematika setelah
memberikan perlakuan.
F. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan
instrumen angket aktivitas belajar siswa dan tes prestasi belajar.
a. Angket aktivitas belajar yang digunakan adalah angket tertutup berbentuk
pilihan ganda dimana siswa tinggal melengkapi atau menyilang alternatif
jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan dalam angket ini diberikan
lima pilihan jawaban, yaitu “a. selalu”, “b. sering sekali”, ”c. sering”, “d.
kadang-kadang” dan ”e. tidak pernah”. Pemberian skor untuk masing-
masing jawaban berturut-turut adalah 5, 4, 3, 2, dan 1 untuk kategori butir
soal positif dan sebaliknya untuk kategori butir soal negatif.
Langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1) Menentukan indikator
2) Menyusun kisi-kisi pembuatan instrumen
3) Menjabarkan indikator-indikator ke dalam butir soal angket.
4) Menelaah butir soal.
5) Melakukan uji coba.
6) Melakukan analisis item soal.
7) Mengambil keputusan yaitu apakah butir soal tersebut dipakai, direvisi
atau dibuang. .
b. Tes prestasi adalah menggunakan tes tertulis yang berbentuk pilihan
ganda dengan empat pilihan jawaban yang tersedia. Tiap soal mempunyai
50
bobot yang sama , yaitu 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban
yang salah.
Dalam penyusunan butir tes untuk penelitian ini dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menentukan pokok materi
2) Menyusun kisi-kisi atau batasan soal yaitu soal-soal pada pokok
bahasan Persamaan Garis Lurus
3) Menulis butir-butir perangkat tes (soal-soal tes)
4) Menelaah butir soal.
5) Melakukan uji coba.
6) Melakukan analisis item soal.
7) Mengambil keputusan yaitu apakah butir soal tersebut dipakai, direvisi
atau dibuang.
2. Uji coba instrumen
2.1. Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas belajar. Sebelum digunakan untuk mengambil data
penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas,
konsistensi internal dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item soal
angket.
a. Uji Validitas Isi
Dalam menilai apakah instrumen mempunyai validitas isi dilakukan oleh
pakar dengan memperhatikan kisi-kisi soal tes (Budiyono, 2003: 59).
Langkah-langkahnya seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina
dalam Budiyono (2003: 60) sebagai berikut:
a. Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (pada butir angket berupa
serangkain indikator yang diwujudkan dalam kisi-kisi),
b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain
tersebut,
51
c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir
soal dengan domain performans yang terkait,
d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari
proses pencocokan pada langkah c).
Dalam penelitian ini butir soal angket disebut valid jika tandanya ( )
sama dengan 2 atau lebih dari 2.
b. Konsistensi internal
Untuk mengetahui konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari
korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Korelasi butir
soal angket digunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson, yaitu:
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan :
xyr : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
n : banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-I (dari subyek uji coba)
Y : total skor (dari subyek uji coba)
(Budiyono, 2003: 65)
Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka
butir tersebut harus dibuang.
c. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen
tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang
yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi
mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang
berlainan. Pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi indeks reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini adalah metode satu kali tes (single-test method)
dengan teknik alpha:
52
r11 = 2
2
11 t
i
s
s
n
n
dengan :
r11 = indeks reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen
2
is = variansi butir ke-i, i = 1, 2, ... , n
s 2
t = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba
(Budiyono, 2003: 70)
Jika indeks reliabilitas instrumen sama dengan 0,7 atau lebih cukup
baik nilai kemanfaatannya, dalam arti instrumennya dapat dipakai untuk
melakukan pengukuran dan sebaliknya jika kurang dari 0,7 maka instrumen
tersebut kurang baik.
2.2. Tes Prestasi
Tes prestasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai prestasi belajar matematika. Tes yang digunakan berupa tes objektif
berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data
penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan
reliabilitas untuk mengetahui kualitas item soal tes. Sedangkan untuk menguji
butir instrumen digunakan uji daya pembeda dan tingkat kesukaran.
a. Analisis Instrumen
1). Uji Validitas Isi
Berdasarkan pada tujuan diadakannya tes prestasi belajar yaitu untuk
mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara individual dapat
pula ditampakkan pada keseluruhan (universe) situasi, maka uji validitas yang
dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas isi. Validitas isi dilakukan
oleh pakar dengan memperhatikan kisi-kisi soal tes, dengan langkah-langkah
seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono (2003: 60)
sebagai berikut:
53
a. Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (pada tes prestasi dapat
berupa serangkain tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang
diwujudkan dalam kisi-kisi),
b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain
tersebut,
c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir
soal dengan domain performans yang terkait,
d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari
proses pencocokan pada langkah c).
Dalam penelitian ini butir soal prestasi disebut valid jika tandanya ( ) sama
dengan 2 atau lebih dari 2.
2). Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes menunjuk pada keajegan skor-skor yang diperoleh
oleh individu yang sama pada waktu berbeda, atau yang diperoleh dengan cara
yang lain yang sepadan. Atau menunjuk sejauh mana pengukuran itu dapat
memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali
kepada subyek yang sama (Samsi Haryanto, 1994: 27)
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus KR-20
(digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu
sebagai berikut:
2
2
111
t
iit
s
qps
n
nr
dengan : 11r : indeks reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir instrumen
ip : proporsi cacah subjek yang menjawab benar pada butir ke-i
iq : ip1
2
ts : variansi total
54
(Budiyono, 2003: 69)
Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang
diperoleh telah melebihi 0,70 ( 11r 0,70)
b. Analisis Butir Soal
1). Daya Pembeda
Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok
yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok yang kurang
pandai.
Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus korelasi
momen produk Karl Pearson
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan :
xyr : daya beda untuk butir ke-i
n : banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba)
Y : total skor ( dari subyek uji coba)
(Budiyono, 2003: 65)
Jika indeks daya pembeda untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir
tersebut harus dibuang.
2). Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk
menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
sJ
BP
Keterangan : P : Indeks kesukaran
B : Banyak peserta tes yang menjawab soal benar
55
Js : Jumlah seluruh peserta tes
(Suharsimi Arikunto, 1998:212)
Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30 P 0,70.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Uji prasyarat ini dilakukan sebelum uji keseimbangan dan analisis variansi, yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari
populasi distribusi normal atau tidak. Yang dimaksud dengan populasi dalam uji ini
adalah populasi menurut jenis variabel dalam penelitian yaitu variabel baris dengan
dua kategori (pembelajaran konstruktivistik dan pembelajaran konvensional) dan
variabel kolom dengan tiga kategori (aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan aktivitas
rendah).
Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan prosedur:
1. Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berditribusi normal
2. Statistik Uji
L = Maks |F(zi) – S(zi)|
dengan :
F(zi) : P(Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1)
zi : skor standar , s
XXz i
i
)(
s : standart deviasi
S(zi) : proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh cacah zi
Xi : skor item
56
3. Taraf Signifikansi 05,0
4. Daerah Kritik (DK)
DK = { L| L L α ; n }
5. Keputusan Uji
H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik
6. Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 ditolak
(Budiyono, 2004: 170-171)
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai
variansi yang sama atau tidak. Variansi dalam uji ini diambil dari variansi nilai
prestasi belajar matematika untuk kelas pembelajaran (kelas eksperimen dan kelas
kontrol) dan variansi skor aktivitas belajar. Untuk menguji homogenitas ini
digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Hipotesis
H0 : 22
2
2
1 ... k (variansi populasi homogen)
k = 2 ; k : metode pembelajaran, k = 3; k : aktivitas belajar
H1 : tidak semua variansi sama (variansi populasi tidak homogen)
2. Taraf signifikansi 05,0
3. Statistik Uji yang digunakan :
c
203,22 (f log RKG - k
j 1
fj log sj2 )
dengan : )1(~ 22 k
k : banyaknya sampel
N : banyaknya seluruh nilai (ukuran)
nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
57
fj = nj – 1= derajad kebebasan untuk sj2 ; j = 1, 2, …, k
f = N – k = k
j
jf1
= derajad kebebasan untuk RKG
f
1
f
1
)1k(3
11c
j
;
j
j
f
SSRKG ;
j
2
j2
jjn
XXSS = (nj – 1)s 2
j
4. Daerah Kritik (DK)
DK= 1,222 | k
5. Keputusan uji
H0 ditolak jika hitung2
terletak di daerah kritik
6. Kesimpulan
Populasi-populasi homogen jika H0 diterima
Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak (Budiyono, 2004: 176-178)
2. Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan pada saat kedua kelompok sebelum dikenai perlakuan
bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang atau tidak.
Secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel yang
independen. Untuk keperluan tersebut digunakan uji t. Sebagai prasyarat uji t adalah
uji normalitas dan homogenitas kelas pembelajaran.
Selanjutnya langkah–langkah uji keseimbangan sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : 21 μμ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama)
58
H1 : 21 μμ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda)
b. Taraf signifikansi = 0,05
c. Statistik uji yang digunakan:
21
p
21
n
1
n
1s
XXt od
~ t(n1 + n2 – 2)
Keterangan :
t : t hitung, t(n1 + n2 – 2)
X 1 : mean dari sampel kelompok eksperimen
X 2 : mean dari sampel kelompok kontrol
do = 0 (sebab tidak dibicarakan selisih rataan)
n1 : ukuran sampel kelompok eksperimen
n2 : ukuran sampel kelompok kontrol
2
ps : variansi ;2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
snsns p
d. Daerah Kritik
DK = { t|t < - 2,2/ 21 nnt atau t > 2,2/ 21 nnt }
e. Keputusan uji
H0 ditolak jika t DK
f. Kesimpulan
1) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama jika H0 diterima.
2) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak.
(Budiyono, 2004: 150 - 151)
59
3. Pengujian Hipotesis
a. Model
Pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
Untuk menguji perbedaan variabel bebasnya yaitu efek baris (pendekatan
pembelajaran konstuktivistik dan pendekatan pembelajaran konvensional) dan efek
kolom (aktivitas belajar dengan kategori tinggi, sedang dan rendah), digunakan model
sebagai berikut:
ijkijjiijk )(X
dengan :
ijkX : data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j;
μ : rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean);
i : efek baris ke-i pada variabel terikat;
j : efek baris ke-j pada variabel terikat;
ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
ijk : deviasi data amatan Xijk terhadap rataan populasinya ijμ yang berdistribusi
normal rataan 0 dan variansi 2
i : 1, 2 ; 1 = metode pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis
2 = metode pembelajaran konvensional
j : 1, 2, 3 ; 1 = aktivitas tinggi
2 = aktivitas sedang
3 = aktivitas rendah
k : 1, 2, ..., nij ; nij : banyaknya data amatan pada setiap sel ij
(Budiyono, 2004: 207)
b. Prosedur
Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan
dengan jalan sel tak sama, yaitu:
60
1) Hipotesis
H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antara baris
terhadap variabel terikat)
H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol (ada perbedaan efek antara
baris terhadap variabel terikat)
H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antar kolom
terhadap variabel terikat)
H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol (ada perbedaan efek
antar kolom terhadap variabel terikat)
H0AB : ij
= 0 untuk setiap i =1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak ada interaksi baris
dan kolom terhadap variabel terikat)
H1AB : paling sedikit ada satu ij
yang tidak nol (ada interaksi baris dan
kolom terhadap variabel terikat)
(Budiyono, 2004: 211)
2) Taraf Signifikansi = 0,05
3) Komputasi
a. Notasi dan tata letak.
Notasi dan tata letak dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 sebagai
berikut:
61
Tabel 3.2 : Data amatan, Rataan dan jumlah kuadrat deviasi
Pendekatan Pembelajaran Aktivitas belajar
Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)
Konstruktivistik (a1) n11
ΣX11
11X
Σ 2
11X
C11
SS11
n12
ΣX12
12X
Σ 2
12X
C12
SS12
n13
ΣX13
13X
Σ 2
13X
C13
SS13
Konvensional (a2) N21
ΣX21
21X
Σ2
21X
C21
SS21
N22
ΣX22
22X
Σ2
22X
C22
SS22
N23
ΣX23
23X
Σ 2
23X
C23
SS23
Keterangan : C = (ΣX)2/n; SS = ΣX
2 - C
Tabel 3.3: Rataan dan jumlah kuadrat
Faktor B
Faktor A
b1 b2 b3 Total
a1 11X 12X 13X A1
a2 21X 22X 23X A2
Total B1 B2 B3 G
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-
notasi sebagai berikut:
62
nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i kolom ke-j)
= banyaknya data amatan pada sel ij
= frekuansi sel ij
hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
j,i ijn
1
pq
j,i
ijnN = banyaknya seluruh data amatan
ijC = ij
ij
n
X2
ijk
k
ijk
k
ijkijn
X
XSS
2
2
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
ijAB = ijX = Rataan pada sel ij
j
iji ABA = jumlah rataan pada baris ke-i
i
ijj ABB = jumlah rataan pada kolom ke-j
j,i
ijABG = jumlah rataan semua sel
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2),
(3), (4), dan (5) sebagai berikut:
pq
G1
2
; j,i
ijSS2 ; i
2
i
q
A3 ;
j
2
j
p
B4 ;
ji
ijAB,
2
5
63
a) Jumlah Kuadrat
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima
jumlah kuadrat, yaitu:
JKA = hn { (3) – (1) }
JKB = hn { (4) – (1) }
JKAB = hn { (1) + (5) – (3) – (4) }
JKG = (2)
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
Dengan:
JKA = jumlah kuadrat baris
JKB = jumlah kuadrat kolom
JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom
JKG = jumlah kuadrat galat
JKT = jumlah kuadrat total
b) Derajat Kebebasan
Derajad kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut
adalah
dkA = p – 1 dkB = q – 1
dkAB = (p – 1) (q – 1) dkG = N – pq
dkT = N – 1
c) Rataan kuadrat
dkA
JKARKA
dkB
JKBRKB
dkAB
JKABRKAB
dkG
JKGRKG
64
4) Statistik Uji
a) Untuk H0A adalah RKG
RKAFa
yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N –
pq.
b) Untuk H0B adalah RKG
RKBFb yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N –
pq.
c) Untuk H0AB adalah RKG
RKABFab yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p – 1) (q – 1)
dan N – pq.
5) Daerah Kritik
a) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = { Fa | Fa > Fα; p – 1, N – pq }
b) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = { Fb | Fb > Fα; q – 1, N – pq }
c) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = { Fab | Fab > Fα; (p – 1)(q – 1) , N – pq}
6) Keputusan Uji
H0 ditolak jika Fhitung terletak di daerah kritik.
c. Rangkuman Analisis
Tabel 3.4 : Rangkuman Analisis
Sumber JK dk RK Fhit Ftabel
Baris (A) JKA p – 1 RKA Fa Ftabel
Kolom (B) JKB q – 1 RKB Fb Ftabel
Interaksi (AB) JKAB (p – 1) (q – 1) RKAB Fab Ftabel
Galat (G) JKG N – pq RKG - -
Total JKT N – 1 - - -
(Budiyono, 2004: 228-233)
65
d. Uji Lanjut
Untuk uji lanjut pasca anava, digunakan metode scheffe untuk anava dua jalan.
Langkah-langkah dalam menggunakan Metode Scheffe’ adalah sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.
2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
3) Menentukan taraf signifikansi = 0,05.
4) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut.
a) Komparasi rataan antar kolom
Uji Scheffe’ untuk komparasi rataan antar kolom adalah:
j.i.
2
j.i.
j.i.
n
1
n
1RKG
XXF
Daerah kritik untuk uji itu ialah: DK = { Fi-j | Fi-j > (q – 1)Fα; q – 1, N – pq }
Makna dari lambang-lambang pada komparasi ganda rataan antar kolom
ini mirip dengan makna lambang-lambang komparasi ganda rataan antar
baris hanya dengan mengganti baris menjadi kolom.
b) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
Uji Scheffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
adalah sebagai berikut.
kjij
2
kjij
kjij
n
1
n
1RKG
XXF
dengan:
kjijF = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan
pada sel kj
ijX = rataan pada sel ij
66
kjX = rataan pada sel kj
RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
ijn = ukuran sel ij
kjn = ukuran sel kj
Daerah kritik untuk uji : DK = { Fij-kj | Fij-kj > (pq – 1)Fα; pq – 1, N – pq }
c) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama
Uji Scheffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama
adalah sebagai berikut.
ikij
2
ikij
ikij
n
1
n
1RKG
XXF
Daerah kritik untuk uji: DK = {Fij-ik | Fij-ik > (pq – 1)Fα; pq – 1, N – pq}.
5) Menentukan keputusan uji untuk masing komparasi ganda.
6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada.
(Budiyono, 2004:214-215)
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang diujikan dalam penelitian ini adalah :
1. Angket Aktivitas
Angket aktivitas belajar siswa sebanyak 40 butir soal berisi
pertanyaan-pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban. Siswa cukup memilih
dengan cara memberi tanda silang pada lembar jawab yang tersedia. Draf kisi-
kisi dan butir soal angket aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran 4
Sebelum angket aktivitas belajar diujicobakan, untuk melihat validitas
konstruk, dikonsultasikan guru Bimbingan konseling (BK) yang mempunyai
pengalaman sebagai guru BK di tingkat SMP dan konsultan MGMP BK SMP
kota Surakarta. Dari 40 butir soal, karena semua butir soal diberi tanda chek
(√ ) berarti semuanya dinyatakan baik. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 5. Lampiran 6, Lampiran 7.
Selanjutnya untuk mengetahui konsistensi internal dan reliabilitas
angket aktivitas diujicobakan. Uji coba dilakukan di sekolah yang sama
dengan sekolah tempat penelitian tetapi pada kelas sampel yang berbeda, yaitu
di kelas VIII E SMP Negeri 2 Surakarta dan kelas VIII C SMP negeri 23
Surakarta. Hal ini dengan pertimbangan kelas bahwa kelas ujicoba
mempunyai karakteristik yang sama dengan kelas sampel. Adapun hasil
ujicoba menunjukkan bahwa dari 40 butir soal ada 38 butir soal yang
memenuhi kriteria, yaitu mempunyai nilai konsistensi internal untuk tiap butir
soal rxy ≥ 0,3 dan nilai reliabilitasnya rxy = 0,8434 yang menunjukkan
reliabilitas yang tinggi. Sedangkan 2 butir soal tidak memenuhi kriteria, yaitu
butir soal no. 29 karena nilai konsistensi internal rxy = 0,1258 < 0,3 dan butir
soal no. 32 karena karena nilai konsistensi internal rxy = 0,1619 < 0,3. Hasil
68
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Sehingga butir soal angket
aktivitas yang digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitasnya sebanyak 38
butir soal. Kisi-kisi dan butir soal Angket aktivitas belajar siswa dapat dilihat
pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.
2. Tes Prestasi
Draft tes prestasi belajar siswa sebanyak 30 butir soal berisi
pertanyaan-pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban. Siswa cukup memilih
dengan cara memberi tanda silang pada lembar jawab yang tersedia. Draft
kisi-kisi dan butir soal dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.
Sebelum draft tes prestasi belajar diujicobakan, untuk melihat validitas
isi, dikonsultasikan guru mata pelajaran yang mempunyai pengalaman sebagai
guru matematika ditingkat SMP dan konsultan MGMP matematika SMP kota
Surakarta. Dari 30 butir soal, karena semua butir soal diberi tanda chek (√ )
berarti semuanya dinyatakan baik. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 15.
Untuk mengetahui Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
butir tes prestasi diujicobakan pada kelas yang sama dengan kelas uji coba
angket aktivitas dengan pertimbangan bahwa kelas ujicoba mempunyai
kesamaan karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Jumlah soal tes
ujicoba adalah 30 butir soal objektif dengan 4 pillihan jawaban yaitu a, b, c,
dan d. Adapun waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal tersebut
adalah 75 menit. Draft kisi-kisi dan draft tes pes belajar dapat dilihat pada
Lampiran 12 dan Lampiran 13. Butir tes dibuat berdasarkan silabus Mata
Pelajaran Matematika kelas VIII dan hal ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
Adapun hasilnya dari 30 soal yang diujicobakan ada sebanyak 26 soal
mempunyai konsistensi internal atau daya pembeda yang baik, sehingga soal
tes prestasi mampu membedakan antara siswa yang pandai dan yang kurang
69
pandai. Sedangkan 4 soal lainnya yaitu soal no. 8, 12, 19, dan 23 tidak
memenuhi kriteria untuk tingkat kesukaran karena P < 0,3 maka soal
dinyatakan sukar sehingga soal harus dihilangkan.
Dengan mempertimbangkan hasil validasi, nilai konsistensi internal ,
nilai reliabilitas, nilai daya pembeda dan tingkat kesukaran soal maka dari 30
butir soal yang diujicobakan sebanyak 26 butir soal layak digunakan. Tetapi
untuk mengukur prestasi belajar siswa, tes presatasi yang dipakai sebanyak 25
butir soal. Hal ini karena ada pertimbangan lain, yaitu pada butir soal no. 29,
indikator pada butir soal tersebut sudah terwakili oleh soal yang lain dan
waktu yang digunakan selama 75 menit. Hasil ujicoba instrumen tes, kisi dan
tes prestasi belajar secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16, Lampiran
17, dan Lampiran 18.
B. Deskripsi Data
Data pada penelitian ini adalah (1) nilai murni ulangan umum semester
genap untuk kenaikan kelas VII ke kelas VIII, (2) data hasil angket dan (3) data
prestasi belajar siswa. Deskripsi data tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.1 : Data Nilai Murni Ulangan Umum Semester Genap
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 114 113
Jumlah X) 6699 6807
Rataan X 58,763 60,239
Standart Deviasi (s) 14,737 13,987
Varian (s2) 217,174 195,630
Maksimum 98 96
Minimum 38 38
70
Tabel 4.2 : Data Hasil Angket
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Total
Aktivitas Tinggi 23 25 48
Aktivitas Sedang 67 62 129
Aktivitas rendah 24 26 50
N 114 113 227
Jumlah (ΣX) 12540 12533 25073
Rataan 110 110,912 110,454
Standart Deviasi (s) 19,3029 19,715 19,471
Variansi (s2) 372,6018 388,671 379,125
Maksimum 150 151
Minimum 80 80
Data nilai murni ulangan umum semester genap dan data aktivitas belajar
siswa selengkapnya untuk masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol
dapat dilihat pada Lampiran 19.
Tabel 4.3 : Prestasi Belajar Matematika
Prestasi Belajar
Matematika
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
n 114 113
Σ X 1957 1893
Mean ( X ) 17,1667 16,7522
Standart deviasi (s) 2,9266 2,8427
Variansi (s2) 8,5649 8,0809
Skore Maksimal 24 23
Skore Minimal 11 10
71
Data prestasi belajar siswa selengkapnya untuk masing-masing kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 19.
C. Hasil Analisis Data
Dari deskripsi data yang berupa data aktivitas belajar siswa dan data
tentang prestasi belajar matematika siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
akan dilakukan analisis data. Sebelum dilakukan uji hipotesis dan anava dua jalan
dengan sel tak sama terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Anava. Ada dua uji
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah
sampel-sampel penelitian memenuhi uji pendahuluan untuk melakukan uji
keseimbangan, dan uji uji Anava.
1. Uji Prasyarat Untuk Uji Keseimbangan
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak Ada 2 uji
normalitas dengan menggunakan Uji Lilliefors yang dilakukan yaitu :
(1) Uji Normalitas pada data yang terkait dengan pendekatan
pembelajaran konstruktivistik.
(2) Uji Normalitas pada data yang terkait dengan Pendekatan
Pembelajaran Konvensional.
Hasil Uji Normalitas disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Prasyarat Uji Keseimbangan
Populasi N Lmak Ltabel Keputusan
Konstruktivistik 114 0,0821 0,0830 Ho diterima
Konvensional 113 0,0797 0,0833 Ho diterima
72
Dari Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 20, dan Lampiran 21.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi
penelitian mempunyai variansi sama. Uji homogenitas untuk Pendekatan
Pembelajaran ini menggunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi
kuadrat. Dari langkah-langkah uji Chi kuadrat tersebut diperoleh 2
hitung =
0,2922 dan 2
tabel = 2( , k-1) = 3,8410. Dengan daerah (DK) =
1,222 | k , maka
2 hitung DK sehingga Ho diterima. Hal ini
dapat disimpulkan kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang
sama / homogen untuk variabel pembelajaran. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.
2. Uji Keseimbangan
Setelah prasyarat uji t terpenuhi selanjutnya dilakukan uji
keseimbangan dengan statistik uji t. Uji keseimbangan digunakan untuk
melihat apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan kelas yang
seimbang atau mempunyai kemampuan awal sama. Data yang akan diuji
berupa data Nilai Semester Genap Murni SMP untuk bidang studi Matematika
untuk kenaikan kelas ke tingkat yang lebih tinggi. Dari langkah-langkah uji t
tersebut diperoleh t hitung = 0,1956 dan t
tabel = 1,9600. Dengan daerah (DK) =
{t | t < - 1,9600 atau t > 1,9600}, maka t hitung DK sehingga Ho diterima.
Kesimpulannya adalah kedua kelas populasi penelitian mempunyai
kemampuan awal yang sama atau seimbang. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 23.
73
3. Uji Prasyarat Untuk Anava
a. Uji Normalitas
Ada 5 kali uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan Uji
Liliefors untuk :
1. Uji Normalitas pada data yang terkait Pendekatan Pembelajaran
Konstrutivistik
2. Uji Normalitas pada data yang terkait Pendekatan Pembelajaran
Konvensional
3. Uji Normalitas pada data yang terkait Aktivitas Belajar Tinggi
4. Uji Normalitas pada data yang terkait Aktivitas Belajar Sedang
5. Uji Normalitas pada data yang terkait Aktivitas Belajar Rendah
Hasil dari Uji Normalitas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas Prasyarat Uji Anava
Populasi N Lmak Ltabel Keputusan
Konstruktivistik 114 0,0775 0,0830 Ho diterima
Konvensional 113 0,0775 0,0833 Ho diterima
Aktivitas Belajar Tinggi 48 0,091 0,128 Ho diterima
Aktivitas Belajar
Sedang 129 0,0776 0,078 Ho diterima
Aktivitas Belajar
Rendah 50 0,104 0,125 Ho diterima
Dari Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 24, Lampiran 25., Lampiran 26, Lampiran 27
dan Lampiran 28.
74
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan dua kali yaitu Uji homogenitas pada
data yang terkait dengan pendekatan pembelajaran dan uji homogenitas
pada data yang aktivitas belajar siswa. Hasil uji homogenitas dengan Uji
Bartlet disajikan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas
Uji Homogenitas 2
hitung 2 ( ,k-1) Keputusan
Pembelajaran 0,091 3,841 Ho diterima
Aktivitas Belajar 5,963 5,991 Ho diterima
Dari Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa Ho diterima semua,
sehingga disimpulkan kedua populasi penelitian mempunyai variansi yang
sama / homogen untuk variabel pembelajaran dan untuk variabel aktivitas
belajar siswa. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 29 dan Lampiran 30.
4. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat Anava telah terpenuhi dilakukan Uji Anava Dua
Jalan dengan Sel Tidak Sama. Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.5 berikut:
75
Tabel 4.7 : Rangkuman Hasil Anava Dua Jalan
Sumber
Variansi JK dk RK Fobs F Keputusan
Pembelajaran
(A) 9,3995 1 9,399 1,925 3,84
Ho
diterima
Aktivitas
belajar (B) 994,1141 2 497,057 101,778 3,00
Ho
ditolak
Interaksi
(AB) 0,6051 2 0,3025 0,062 3,00
Ho
diterima
Galat 1079,3093 221 4,884
Total 2083,4279 227
Untuk hasil perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31.
Dari Tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Fa = 1,925 < Ftabel = 3,84 sehingga HOA diterima atau tidak ada perbedaan
efek antar baris terhadap variabel terikatnya atau dengan kata lain
pendekatan pembelajaran tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
b. Fb = 101,778 > Ftabel = 3,00 sehingga HOB ditolak atau ada perbedaan efek
antar kolom terhadap variabel terikatnya atau dengan kata lain terdapat
pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
c. Fab = 0,062 < Ftabel = 3,00 sehingga HOAB diterima atau tidak ada interaksi
antara efek baris dan efek kolom terhadap variabel terikatnya dengan kata
lain perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara siswa yang diberi
pendekatan pembelajaran konstruktivistik dan pendekatan pembelajaran
konvensional berlaku sama (konsisten) pada masing-masing aktivitas
76
belajar siswa dan perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan aktivitas
belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah berlaku
sama (konsisten) untuk tiap-tiap pendekatan pembelajaran.
5. Uji Komparasi Ganda
Dari hasil kesimpulan uji hipotesis pada butir b di atas berarti tidak
semua aktivitas belajar siswa memberikan efek yang sama terhadap prestasi
belajar. Dengan kata lain, pasti terdapat paling sedikit dua rataan yang tidak
sama. Karena variabel aktivitas belajar siswa mempunyai tiga kategori
(tinggi, sedang, dan rendah) maka perlu dilkukan komparasi antar kolom
untuk melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang
berbeda. Rangkuman hasil anava disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.8 : Rataan Masing-masing Sel
Pembelajaran Aktivitas Belajar Rataan
Marginal Tinggi Sedang Rendah
Konstruktivistik 19,9565 17,2687 14,2083 17,1667
Konvensional 19,3600 16,9516 13,7692 16,7522
Rataan Marginal 19,6458 17,1163 13,9800 16,9140
Sedangkan uji komparasi ganda antar kolom dengan Metode Scheffe
dan hasilnya disajikan dalam Tabel 4.9 berikut :
77
Tabel 4.9 : Hasil Uji Lanjut dengan Metode Scheffe
Komparasi
2
ji XX ji nn
11
RKG Fhitung 2*F0,05;2,221
1vs 2 6,3986 0,0286 4,8838 45,8345 6
1 vs 3 32,1017 0,0408 4,8838 160,9753 6
2 vs 3 9,8362 0,0278 4,8838 72,5742 6
Dari Tabel 4.9 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Untuk Komparasi antara 1vs 2 atau pada kolom 1 dan 2 diperoleh F1-2
= 45,8345 < 2*F0,05;2,221 = 6, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang
mempunyai aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar sedang.
b. Untuk Komparasi antara 1 vs 3 atau pada kolom 1 dan 3 diperoleh F1-
3 = 160,9753 < 2*F0,05;2,221 = 6, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang
mempunyai aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah.
c. Untuk Komparasi antara 2 vs 3 atau pada kolom 2 dan 3 diperoleh
F2-3 = 72,5742 < 2*F0,05;2,221 = 6, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang
mempunyai aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah.
Hasil perhitungan Uji Komparasi Ganda Antar Kolom dengan Metode
Scheffe secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 32.
78
D. Pembahasan
1. Prestasi belajar matematika siswa dilihat dari pendekatan pembelajaran.
Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivistik tidak berbeda dengan pendekatan
pembelajaran konvensional. Dapat dikatakan prestasi belajar matematika
siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran konstruktivistik tidak lebih
baik daripada siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran konvensional.
Sehingga pendekatan pembelajaran tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi
belajar siswa.
Hal ini mungkin disebabkan karena:
a. Masih ada guru matematika yang belum menguasai pengoperasionalan
komputer sebagai syarat pembelajaran dengan multimedia komputer.
b. Siswa belum terbiasa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
konstruktivistik dengan multimedia komputer, sehingga kerja sama antar
siswa masih kurang.
c. Siswa belum tumbuh keberaniaannya dalam mengemukakan pendapat
tentang model matematika dalam menyelesaikan masalah matematika.
Selain itu, siswa belum berani merepresentasikan proses mengkonstruksi
konsep matematika.
d. Pada saat pembelajaran berlangsung, tiba-tiba listrik mati sehingga
sehingga proses pembelajaran terganggu.
e. Siswa tertarik pada tampilan saja bukan pada materi matematikanya.
2. Prestasi belajar matematika siswa dilihat dari jenis aktivitas belajar.
Jika dilihat dari jenis aktivitas belajar siswa prestasi belajar matematika
siswa dengan memperhatikan:
a. Dari Tabel 4.7 diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan aktivitas belajar
siswa terhadap pengaruh prestasi belajar matematika siswa.
b. (1). Kesimpulan butir (a) dan (b) dari Tabel 4.9 yaitu ada perbedaan yang
signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai
79
aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar sedang maupun aktivitas
belajar rendah. Selanjutnya dengan melihat rangkuman rataan
masing-masing sel pada Tabel 4.8 diketahui bahwa untuk siswa
dengan aktivitas belajar tinggi diperoleh skore rataan marginal adalah
19,6583, siswa dengan aktivitas belajar sedang dipeoleh skore rataan
marginal adalah 17,1163, dan siswa dengan aktivitas belajar rendah
skore rataan marginal adalah 13,9800. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi prestasi belajar
matematikanya lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai
aktivitas belajar sedang dan rendah.
(2). Kesimpulan butir (c) dari Tabel 4.9 yaitu ada perbedaan yang
signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai
aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah. Selanjutnya
dengan melihat rangkuman rataan masing-masing sel pada Tabel 4.8
dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki aktivitas belajar
sedang prestasi belajar matematikanya lebih baik dibanding dengan
siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.
Dengan demikian siswa dengan aktivitas belajar tinngi mempunyai
prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan aktivitas
belajar sedang dan rendah. Dapat dikatakan prestasi belajar matematika
siswa dengan aktivitas belajar tinggi paling baik daripada siswa dengan
aktivitas belajar sedang dan rendah. Sedangkan siswa dengan aktivitas
belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik dibanding
dengan siswa dengan aktivitas belajar rendah.
3. Prestasi belajar matematika siswa jika dilihat dari pendekatan pembelajaran
dan aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan rangkuman anava dua jalan dengan sel tak sama
disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan
80
aktivitas belajar terhadap prestasi belajar. Hal ini berarti tidak terdapat
pengaruh yang berbeda antara pembelajaran dan aktivitas belajar. Dari rataan
marginal diketahui bahwa pembelajaran konstruktivistik dengan multimedia
komputer selalu lebih baik dari pada pembelajaran konvesional untuk setiap
kategori aktivitas (tinggi, sedang dan rendah).
Perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara siswa yang
diberikan pendekatan pembelajaran konstruktivistik dan pendekatan
pembelajaran konvensional selalu sama (konsisten) pada tiap-tiap aktivitas
belajar siswa hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMP Negeri
faktor yang dominan mempengaruhi prestasi belajara adalah aktivitas belajar
siswa. Selain itu prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh banyak
faktor lainnya bukan hanya faktor pendekatan pembelajaran dan aktivitas
belajar siswa saja.
81
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Prestasi belajar matematika siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran
konstruktivistik tidak berbeda dengan siswa yang diberikan pendekatan
pembelajaran konvensional.
2. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi paling baik prestasi belajar
matematikanya dibandingkan siswa dengan aktivitas belajar sedang dan
aktivitas belajar rendah. Siswa dengan aktivitas belajar sedang lebih baik
prestasi belajar matematikanya dibandingkan siswa dengan aktivitas belajar
rendah.
3. Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan aktivitas
belajar siswa, dengan kata lain perbedaan prestasi belajar matematika siswa
antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran konstruktivistik dan
pendekatan pembelajaran konvensional berlaku sama (konsisten) pada
masing-masing aktivitas belajar siswa dan perbedaan prestasi belajar antara
siswa dengan aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas
belajar rendah berlaku sama (konsisten) untuk tiap-tiap pendekatan
pembelajaran.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas berimplikasi pembelajaran
matematika di kelas. Adapun implikasinya adalah :
a. Memberikan pelatihan guru matematika yang belum menguasai
pengoperasionalan komputer sebagai syarat pembelajaran dengan
multimedia komputer.
82
b. Dalam pembelajaran guru harus mencoba membiasakan pembelajaran
konstruktivistik dengan multimedia komputer, sehingga terciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, tidak menakutkan dan
tidak membosankan bagi siswa. Peran guru sebagai motivator dan
fasilitator selain sebagai pendidik.
c. Sekolah melengkapi sarana dan prasarana yang memungkinkan proses
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik menggunakan
multimedia komputer ( ruang multimedia, komputer, laptop, LCD,
sound sistem, genset)
d. Memberikan pertanyaan atau kuis setiap selesai tahapan
e. Guru berusaha dan mampu membuat skenario pembelajaran yang
membuat siswa aktif. Karena faktor yang dominan dalam
meningkatkan prestasi belajar adalah keaktivan belajar siswa.
C. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Kepada Guru
a. Guru mencoba mengatasi kelemahan proses pembelajaran telah terjadi
dalam menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivistik
menggunakan multimedia komputer
b. Menumbuhkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan
mereprentasikan proses mengkonstruksi konsep matematika.
c. Mendekati siswa yang kurang aktif, mengarahkan dan menunjukkan
jalan keluar agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
d. Memberikan tugas tambahan kepada siswa yang beraktivitas
belajarnya rendah agar lebih aktif.
2. Kepada Siswa
Untuk mencapai prestasi yang lebih baik, siswa harus berperan lebih aktif
dalam proses pembelajaran sehingga proses transfer ilmu dengan guru
sebagai fasilitator dapat terpenuhi.
83
3. Kepada Lembaga Pendidikan
Sekolah dapat memberikan dukungan sarana dan prasaran belajar bagi
siswa untuk memperlancar proses pembelajaran. Selain itu sekolah
memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran di
kelas dengan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi
siswa.
84
DAFTAR PUSTAKA
Ali Akbar. 2006. Menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi. Yogyakarta: Gava
Media
Andriana Sutinah. 2006. Pembelajaran Interaktif Berbasis multimedia di Sekolah
Dasar. Pemerintah Kab. Wonosobo Dinas Pendidikan SD 6 Wonosobo Jln
Angkatan 45 No. 7 Tahun 2006.
Awaloedin Djamin. 2008. Memanfaatkan Multimedia bagi Pendidikan untuk Semua,
Ketua Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta. Sebelas Maret
University Press.
Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta. Sebelas Maret University
Press.
Cholis Sa’dijah. 2002. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Beracuan
Konstruktivisme Topik Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Peubah untuk
Siswa Kelas I SMP. Penelitian FMIPA Universitas Negeri Malang.
Dedi Junaedi, dkk. 1999. Penuntun Belajar Matematika untuk SLTP. Bandung :
Mizan Pustaka.
Hasan Shadly. 1983. Ensiklopedi Indonesia jilid 4. Jakarta : Ikhtiar Baru – Van
Hoeve.
Herman Hudoyo. 2005. Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri
Malang (UM PRESS)
Husain Tampomas. 2005. Matematika 2 untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Marpaung. 2003. “Pendekatan Konstruktif dalam Pembelajaran Matematika di
Sekolah Dasar”. Pelatihan guru–guru Santa Ursula, Bumi Serpong Damai.
Tangerang.
Muhamad Nur dan Prima Retno Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat kepada
siswa dan Pendekatan kontruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : UNESA
University Press.
85
Muhammad Adri. 2005. Pemanfaatan teknologi Informasi dalam Pengembangan
Media Pembelajaran1 ,: [email protected] ;
http://muhammadadri.wordpress.com : Komunitas eLearning Ilmu Komputer.
Com ; Copyright©2003-2008 IlmuKomputer.Com. Disampaikan pada
Lokakarya “Management Information System” Kerjasama Jurusan Teknik
Elektronika politeknik Negeri Padang dan Proyek Due-Like, 25 Nopember
2005.
Muhammad Shohibul Kahfi. 2003. Model-model Pembelajaran Matematika dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Program Studi Pendidikan Matematika
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Mulyono Abdurrahman. 2002. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nasution, S. 1994. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta : Bina Aksara
Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta :
Kanisius.
Poerwodarminto WJS. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Purwoto. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS
S. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Samsi Haryanto. 1994. Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian. Surakarta :
Sebelas Maret University Press.
Sardiman A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Soehardjo. 1992. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press.
Makalah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Bidang Pendidikan MIPA
FKIP Universitas Sebelas Maret.
Sri Winarni. 2004. Pengaruh Penggunaan Pendekatan Kontruktivisme Terhadap
Prestasi Belajar Matematika ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Pada Siswa
SMP Negeri Kecamatan Jatiyoso. Tesis . Surakarta : Program Pascasarjana
UNS.
86
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Produk. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta.
Widodo Supriyono. 1991. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Matematika. IKIP
Surabaya.
Yanti Herlanti. 2006. “Berpetualang Bersama Mendel” Sebuah Media Pembelajaran
dengan Menggunakan Komputer Multimedia Berbasis MS Power Point;
[email protected]. Makalah disajikan pada Lomba Inovasi
Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 Nopember 2006.
Silabus matematika SMP Kelas VIII
Lampiran : 1
Standar Kompetensi : 4. Memahami dan melakukan operasi aljabar , fungsi,persamaan garis serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar Materi Pokok
Strategi Pembelajaran Waktu
Sumber
Bahan Tatap Muka Pengalaman Belajar
4.6. Menemukan
sifat-sifat
persamaan garis
lurus
Persamaan garis
lurus :
a. Garis y = mx
b. Garis y = mx + c
1. Apersepsi mengingat
kembali sistem
koordinat kartesius
dengan tanya jawab
2. Membentuk kelompok
diskusi yang
beranggotakan 4 – 5
siswa.
3. Mendiskusikan LKS.
1 yang berisi langkah-
langkah cara
menggambar
persamaan garis y
= mx
4. Presentasi hasil
diskusi dari masing-
masing kelompok.
5. Mendiskusikan LKS.
2 yang berisi langkah-
langkah cara
menggambar
persamaan garis
y = mx + c
6. Presentasi hasil
diskusi dari masing-
masing kelompok.
1. Melakukan kerja
kelompok dan
mandiri untuk
menyelesaikan tugas.
2. Mendiskripsikan
langkah-langkah cara
menggambar
persamaan garis
a. y = mx
b. y = mx + c
3. Kecakapan hidup :
Kesadaran eksistensi
diri, kesadaran potensi
diri, menggali
informasi , mengolah
informasi, mengambil
keputusan,
identifikasi variabel,
memecahkan
masalah, komunikasi
lisan, bekerja sama.
4. Melaksanakan tugas
mandiri atau
kelompok dirumah
4 x 40 menit 1. Buku Paket
Matematika
SMP Kelas
II Hal : ….
2. LKS.
MGMP
Matematika
Kelas II Hal
: ……
Silabus matematika SMP Kelas VIII
7. Memberikan
bimbingan dalam
menyusun kesimpulan
8. Penilian unjuk kerja
dan proyek untuk
menilai kegiatan
siswa.
9. Mengadakan remidial
bagi yang belum
tuntas.
10. Memberikan tugas
mandiri atau
kelompok.
Silabus matematika SMP Kelas VIII
Standar Kompetensi : 4. Memahami dan melakukan operasi aljabar , fungsi, persamaan garis serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar Materi Pokok
Strategi Pembelajaran Waktu
Sumber
Bahan Tatap Muka Pengalaman Belajar
4.7. Menentukan
persamaan dan
koordinat titik
potong dua
garis lurus
Persamaan Garis
Lurus
a. Persamaan
garis melalui
dua titik,
melalui
sebuah titik
dan gradien
yang
diketahui.
b. Koordinat
titik potong
dua garis.
c. Penggunaan
konsep
persamaan
garis lurus
dalam
kehidupan
sehari-hari.
1. Mendiskusikan PR
yang dianggap sulit.
2. Mengingat kembali
gradien dan persamaan
garis lurus.
3. Membentuk kelompok
yang beranggotakan 5
anak.
4. Mendiskusikan LKS
yang berisi materi cara
menentukan persamaan
garis lurus jika
diketahui gradien dan
sebuah titik pada garis
tersebut, garis yang
sejajar garis satu
melalui (x,y) dan garis
tegak lurus garis satu
melalui titik (x,y)
5. Presentasi hasil diskusi
LKS dari masing-
masing kelompok.
6. Mendiskusikan LKS
yang berisikan materi
cara menetukan titik
potong dua garis dan
penggunaan konsep
1. Melaksanakan tugas
kerja kelompok dan
mandiri.
2. Mendiskripsikan cara
menentukan
persamaan garis
bergradien m dan
melalui titik (x,y),
garis melalui dua titik,
garis yang sejajar
garis lain melalui
(x,y) dan garis tegak
lurus garis lainmelalui
titik (x,y)
3. Kecakapan hidup :
Kesadaran eksistensi
diri, kesadaran potensi
diri, menggali
informasi , mengolah
informasi, mengambil
keputusan,
identifikasi variabel,
memecahkan
masalah, komunikasi
lisan, bekerja sama
4 x 40 menit
1. Buku Paket
Matematika
SMP Kelas II
Hal : ….
2. LKS MGMP
Matematika
kelas II Hal :
…
Silabus matematika SMP Kelas VIII
persamaan garis lurus
dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Presentasi hasil diskusi
LKS dari masing-
masing kelompok
8. Memberikan
bimbingan dalam
menyusun kesimpulan.
9. Penilaian unjuk kerja
untuk menilai kegiatan
siswa.
10. Mengadakan remedial
bagi yang belum
tuntas.
11. Memberikan tugas PR
mandiri maupun
kelompok.
Silabus matematika SMP Kelas VIII
91
RP Matematika SMP Kelas VIII
Lampiran : 2
RENCANA PEMBELAJARAN
(Pendekatan Konstruktivistik)
SATUAN PENDIDIKAN : SMP
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER : VIII / GASAL
ASPEK : PERSAMAAN GARIS
LURUS
KOMPETENSI DASAR : 4.6. Menemukan sifat-sifat
persa-maan garis lurus.
ALOKASI WAKTU : 4 x 40 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah konstekstual misal
menggambar berbagai macam garis lurus dan dapat menemukan sifat-sifat
persamaan garis lurus.
B. INDIKATOR
Siswa mampu :
1. Mengenal persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel.
2. Menyusun tabel pasangan bilangan dan menggambar pada bidang
kartesius.
3. Mengenal gradien dari persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk.
C. PENGALAMAN BELAJAR
Melakukan kerja kelompok dan mandiri untuk menyelesaikan tugas.
Mendiskripsikan langkah-langkah cara menggambar persamaan garis
y = mx
y = mx + c
Kecakapan hidup : Kesadaran eksistensi diri, kesadaran potensi diri,
menggali informasi , mengolah informasi, mengambil keputusan,
identifikasi variabel, memecahkan masalah, komunikasi lisan, bekerja
sama.
Melaksanakan tugas mandiri atau kelompok dirumah
D. SUMBER / MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Paket SMP Matematika 2A
2. LKS
3. Lembar tugas
4. Kuis / pedoman pertanyaan
5.Komputer / laptop, LCD
92
RP Matematika SMP Kelas VIII
E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
1. Model Pembelajaran : konstruktivistik
2. Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan pemberian tugas , diskusi
kelompok.
3. Pelaksanaan Pembelajaran :
Kegiatan awal:
i. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan
yang kaitannya dengan kehidupan nyata yang dialami siswa, dan
membangkitkan keingitahuan, memotivasi siswa dengan
demonstrasi yang menarik dengan multimedia komputer lewat LCD
ii. Guru mengajak siswa untuk menentukan tujuan dan kegiatan
pembelajaran dan menyampaikan indikator pencapaian Kompetensi
Dasar
iii. Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5
anak untuk setiap kelompok
Kegiatan Inti :
1. Tahap eksplorasi
a) menggali pengetahuan awal siswa dengan kuis/tes dan
pertanyaan-pertanyaan yang efektif
b) mengembangkan kegiatan yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman secara kongkrit
dengan multimedia komputer lewat LCD
c) Memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan ide dan
gagasannya, biarkan terjadi pertentangan dan debat, serta ajak
mereka menganalisis argumen dan mengapa mereka
mempunyai gagasan demikian
d) Memberikan penjelasan mengapa suatu jawaban/gagasan itu
benar atau salah
2. Tahap pengenalan konsep
a. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing siswa
untuk berkolaborasi, membuat refleksi, dan interpretasi
terhadap pengalaman kongkrit pada tahap eksplorsi
b. Mengoptimalkan pola interaktif (guru-murid, murid-murid,
guru –murid-murid) agar interaksi sosial benar-benar efektif
memberikan konstribusi kepada siswa untuk mengkonstruk
pemahamannya
c. Memanggil siswa secara acak dan meminta untuk mengerjakan
soal atau contoh
d. Meminta siswa mengerjakan tugas-tugas kelas secara
individual/kelompok , jangan dan tidak memberikan tugas
kelas yang memerlukan waktu panjang
e. Presentasi tugas dan diskusi kelas
93
RP Matematika SMP Kelas VIII
f. Tes
3. Kegiatan akhir
a. Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman materi
pembelajaran dan guru membimbingnya.
b. Guru memberi pekerjaan rumah : pada LKS dan soal yang
dibuat guru.
F. PENILAIAN
1. Penilaian proses
2. Skor kuis
3. Skor tugas
4. Skor tes
Surakarta, Agustus 2008
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran.
Kepala Sekolah
AGUS SUNTORO
94
RP Matematika SMP Kelas VIII
RENCANA PEMBELAJARAN
(Pendekatan Konstruktivistik)
SATUAN PENDIDIKAN : SMP
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER : VIII / GASAL
ASPEK : PERSAMAAN GARIS
LURUS
KOMPETENSI DASAR : 4.7. Menentukan persamaan
dan koordinat titik potong
dua garis.
ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit
A. KOMPETENSI DASAR
Siswa dapat membuat garis lurus dengan menunjukan titik-titik potong pada
garis dengan menggunakan tabel dan dapat menggambar grafik pada
koordinat kartesius.
B. INDIKATOR Siswa dapat :
1. Menentukan kedudukan titik terhadap garis
2. Menentukan persamaan garis melalui dua titik, melalui satu titik dengan
gradien tertentu.
3. Menentukan persamaan garis yang sejajar garis lain,dan melalui satu titik
4. Menentukan persamaan garis yang tegak lurus garis lain,dan melalui satu
titik
5. Menggunakan konsep persamaan garis lurus untuk memecahkan masalah.
C. PENGALAMAN BELAJAR
Melaksanakan tugas kerja kelompok dan mandiri.
Mendiskripsikan cara menentukan persamaan garis bergradien m dan
melalui titik (x,y), garis melalui dua titik, garis yang sejajar garis satu
melalui (x,y) dan garis tegak lurus garis satu melalui titik (x,y)
Kecakapan hidup : Kesadaran eksistensi diri, kesadaran potensi diri,
menggali informasi , mengolah informasi, mengambil keputusan,
identifikasi variabel, memecahkan masalah, komunikasi lisan, bekerja
sama
D. SUMBER / MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Paket SMP Matematika 2A
2. LKS
3. Lembar tugas
95
RP Matematika SMP Kelas VIII
4. Kuis / pedoman pertanyaan
5.Komputer / laptop, LCD
E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
4. Model Pembelajaran : konstruktivis
5. Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan pemberian tugas , diskusi
kelompok.
6. Pelaksanaan Pembelajaran :
Kegiatan awal:
i. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan
yang kaitannya dengan kehidupan nyata yang dialami siswa, dan
membangkitkan keingitahuan, memotivasi siswa dengan
demonstrasi yang menarik dengan multimedia komputer lewat LCD
ii. Guru mengajak siswa untuk menentukan tujuan dan kegiatan
pembelajaran dan menyampaikan indikator pencapaian Kompetensi
Dasar
iii. Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5
anak untuk setiap kelompok
Kegiatan Inti :
1. Tahap eksplorasi
a) menggali pengetahuan awal siswa dengan kuis/tes dan
pertanyaan-pertanyaan yang efektif
b) mengembangkan kegiatan yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman secara kongkrit
dengan multimedia komputer lewat LCD
c) Memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan ide dan
gagasannya, biarkan terjadi pertentangan dan debat, serta ajak
mereka menganalisis argumen dan mengapa mereka
mempunyai gagasan demikian
d) Memberikan penjelasan mengapa suatu jawaban/gagasan itu
benar atau salah
2. Tahap pengenalan konsep
a. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing siswa
untuk berkolaborasi, membuat refleksi, dan interpretasi
terhadap pengalaman kongkrit pada tahap eksplorsi
b. Mengoptimalkan pola interaktif (guru-murid, murid-murid,
guru –murid-murid) agar interaksi sosial benar-benar efektif
memberikan konstribusi kepada siswa untuk mengkonstruk
pemahamannya
c. Memanggil siswa secara acak dan meminta untuk mengerjakan
soal atau contoh
96
RP Matematika SMP Kelas VIII
d. Meminta siswa mengerjakan tugas-tugas kelas secara
individual/kelompok , jangan dan tidak memberikan tugas
kelas yang memerlukan waktu panjang
e. Presentasi tugas dan diskusi kelas
f. Tes
3. Kegiatan akhir
a. Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman materi
pembelajaran dan guru membimbingnya.
b. Guru memberi pekerjaan rumah : pada LKS dan soal yang
dibuat guru.
F. PENILAIAN
1. Penilaian proses
2. Skor kuis
3. Skor tugas
4. Skor tes
Surakarta, Agustus 2008
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran.
Kepala Sekolah
AGUS SUNTORO
97
RP Matematika SMP Kelas VIII
RENCANA PEMBELAJARAN (Pendekatan Konvensional)
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 1
Standar Kompetensi : ALJABAR
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.5. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada
sistem koordinat cartesius.
Indikator : Menyusun tabel pasangan antara nilai peubah dengan
nilai fungsi.
Menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius.
Menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius
dengan domain bilangan real.
Alokasi Waktu : 6 X 40’ ( 3 x Pertemuan )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menyusun tabel pasangan antara nilai peubah dengan nilai
fungsi.
Siswa dapat menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius.
Siswa dapat menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius dengan
domain bilangan real.
B. MATERI PEMBELAJARAN
Fungsi
C. METODE PEMBELAJARAN
Kombinasi ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas dengan kerja
individual dan kelompok kooperatif.
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan
1. Apersepsi, tanya jawab materi yang lalu.
2. Motivasi : memberikan informasi, motivasi pentingnya persamaan
garis lurus dan grafiknya.
b. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan contoh menyusun tabel pasangan antara nilai
peubah dengan nilai fungsi.
2. Secara berkelompok (4 siswa) mendiskusikan soal-soal tentang
menyusun tabel pasangan antara nilai peubah dengan nilai fungsi.
98
RP Matematika SMP Kelas VIII
3. Guru meminta siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok dan
kelompok yang lain menanggapinya.
4. Guru memberikan tugas tentang menyusun tabel pasangan antara nilai
peubah dengan nilai fungsi.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru meminta siswa merangkum materi pembelajaran yang telah
dibahas.
2. Guru memberi pekerjaan rumah.
Pertemuan Kedua
a. Pendahuluan
1. Apersepsi : tanya jawab materi yang lalu.
2. Motivasi : memberikan informasi, motivasi pentingnya persamaan
garis lurus dan grafiknya.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan cara menggambar grafik fungsi pada koordinat
cartesius
2. Siswa berkelompok (4 siswa) mendiskusikan soal-soal cara
menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius.
3. Guru meminta siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok dan
kelompok yang lain menanggapinya.
4. Guru memberikan tugas mengenai grafik fungsi pada koordinat
cartesius.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru meminta siswa menerangkan materi pelajaran yang telah
dibahas.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah.
Pertemuan Ketiga
a. Pendahuluan
1. Apersepsi : tanya jawab materi yang lalu.
2. Motivasi : memberikan informasi, motivasi pentingnya persamaan
garis lurus dan grafiknya.
b. Kegiatan Inti
1. Siswa dimotivasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius.
2. Guru memberikan contoh menggambar grafik fungsi pada koordinat
cartesius dengan domain bilangan real.
3. Guru meminta agar siswa secara berkelompok (4 siswa) untuk
mendiskusikan menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius
dengan domain bilangan real.
4. Secara berkelompok siswa diminta mengerjakan latihan pada LKS /
Buku Ajar.
99
RP Matematika SMP Kelas VIII
5. Bagi kelompok yang sudah selesai diminta mempresentasikan hasil
pekerjaannya. Kelompok lain menanggapi, sedangkan guru memberi
penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru meminta siswa untuk merangkum materi pelajaran yang telah
dibahas.
2. Guru memberi pekerjaan rumah : pada LKS, Buku Ajar, dan soal
yang dibuat guru.
E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku Ajar Matematika VIII
2. LKS Matematika
3. Chart / OHP
F. PENILAIAN
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian
c. Contoh
Pertemuan 1
1) Diketahui f(x) = -2x + 6 lengkapilah tabel berikut !
X 1 2 3
F(x)
Pertemuan 2
1) Dengan menggunakan tabel, gambarlah grafik fungsi f(x) = 2x – 3 dengan
domain { 0, 1, 2, 3, 4, 5 }.
Tentukan bayangan -2.
f(a) = -7 tentukan nilai a.
Pertemuan 3
1) Gambarlah grafikfungsi f(x) = 3x + 1 dengan domain { x / 0 ≤ x ≤ 5, x
bilangan cacah }.
Buatlah daftar bayangan domain.
Tentukan range
G. CATATAN GURU / REFLEKS
…………………………………………………………………………………
…..
Mengetahui, Surakarta, Agustus 2008
Kepala Sekolah
Guru mata pelajaran Matematika
AGUS SUNTORO
100
RP Matematika SMP Kelas VIII
RENCANA PEMBELAJARAN (Pendekatan Konvensional)
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 1
Standar Kompetensi : ALJABAR
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.6. Menentukan Gradien, persamaan dan grafik garis
lurus.
Indikator : Menemukan pengertian dan nilai gradien dengan cara
menggambar beberapa garis lurus pada kertas
berpetak.
Menemukan cara menentukan persamaan garis yang
melalui dua buah titik dengan gradien tertentu.
Menggambar garis lurus jika :
- melalui dua titik.
- melalui satu titik dengan gradien tertentu persamaan
garisnya diketahui.
Alokasi Waktu : 10 X 40’ ( 5 x Pertemuan )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat :
mengenal pengertian gradien.
menentukan gradien garis lurus dalam berbagai bentuk.
menentukan persamaan garis lurus melalui dua titik.
menentukan persamaan garis lurus melalui satu titik dengan gradien tertentu.
menggambar grafik garis lurus.
B. MATERI PEMBELAJARAN
Garis lurus.
C. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas dengan kerja
individual dan kelompok kooperatif.
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru bersama-sama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang
dianggap sulit.
101
RP Matematika SMP Kelas VIII
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan penjelasan bentuk umum persamaan garis lurus.
2. Guru memberikan penjelasan dan mengenalkan pengertian gradien.
3. Guru menjelaskan cara menentukan gradien garis lurus dalam
berbagai bentuk.
4. Guru mengelompokkan siswa (4 siswa) untuk setiap kelompok.
5. Siswa mengerjakan latihan secara berkelompok.
6. Siswa diminta mempresentasikan hasil kelompok, siswa lain memberi
tanggapan.
7. Siswa diminta untuk mengerjakan soal LKS secara individu, guru
membimbing siswa yang memerlukan.
c. Penutup
1. Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
dan guru membimbingnya.
2. Guru memberi pekerjaan rumah : pada LKS dan soal yang dibuat
guru.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru bersama-sama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang
dianggap sulit.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan cara menentukan persamaan garis lurus melalui
dua titik.
2. Siswa secara berkelompok (4 siswa) untuk mendiskusikan materi
pembelajaran dan guru membimbingnya.
3. Secara berkelompok siswa diminta mengerjakan latihan pada LKS.
4. Bagi kelompok yang sudah selesai mempresentasikan hasil
pekerjaannya, kelompok yang lain menanggapi, sedang guru memberi
umpan balik terhadap hasil pekerjaan dan memberi penghargaan bagi
kelompok yang berprestasi.
5. Siswa diminta mengerjakan soal LKS secara individu, guru
membimbing siswa yang memerlukan.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa diminta untuk merangkum materi.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah pada LKS dan soal yang dibuat
guru.
Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan
102
RP Matematika SMP Kelas VIII
1. Guru bersama-sama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang
dianggap sulit.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan cara menentukan persamaan garis lurus melalui
satu titik dengan gradien tertentu.
2. Guru meminta agar siswa secara berkelompok (4 siswa) untuk
mendiskusikan materi pelajaran dan guru membimbingnya.
3. Secara berkelompok siswa diminta mengerjakan latihan pada LKS.
4. Bagi kelompok yang sudah selesai, diminta mempresentasikan hasil
pekerjaannya, kelompok lain menanggapi, sedangkan guru memberi
umpan balik terhadap hasil pekerjaan dan memberi penghargaan bagi
kelompok yang berprestasi.
5. Siswa diminta untuk mengerjakan soal LKS secara individu, guru
membimbing siswa yang memerlukan.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru meminta siswa untuk menerangkan materi pelajaran.
2. Guru memberikan tugas rumah untuk soal-soal yang belum sempat
dibahas dari buku siswa atau LKS.
Pertemuan Keempat
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru bersama-sama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang
dianggap sulit.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan cara menggambar grafik garis lurus jika melalui
dua buah titik.
2. Guru meminta agar siswa secara berkelompok (4 siswa) untuk
mendiskusikan materi pelajaran dan guru membimbingnya.
3. Secara berkelompok siswa diminta mengerjakan latihan pada LKS.
4. Bagi kelompok yang sudah selesai mempresentasikan hasil
pekerjaannya kelompok yang lain menanggapinya, sedangkan guru
memberi umpan balik terhadap hasil pekerjaan dan memberi
penghargaan bagi yang berprestasi.
5. Siswa diminta untuk mengerjakan soal LKS secara individu, guru
membimbing siswa yang memerlukan.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru meminta siswa menerangkan materi pembelajaran dan guru
membimbingnya.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah, pada LKS dan soal yang dibuat
guru.
103
RP Matematika SMP Kelas VIII
Pertemuan Kelima
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru bersama-sama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang
dianggap sulit.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan cara menggambar grafik garis lurus melalui satu
titik dengan gradien tertentu, atau persamaan garis diketahui
kemudian baru gambarlah garis lurusnya.
2. Siswa secara berkelompok (4 siswa) untuk mendiskusikan materi
pelajaran dan guru membimbingnya.
3. Secara berkelompok siswa diminta mengerjakan latihan pada LKS.
4. Bagi kelompok yang sudah selesai mempresentasikan hasil
pekerjaannya, kelompok yang lain menanggapi dan guru memberi
penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.
5. Secara berkelompok siswa diminta untuk membuat soal sendiri dan
menyelesaikan dengan cara yang sama setelah mereka memahami
secara menyeluruh.
6. Bagi siswa yang telah selesai, diminta mempresentasikan didepan
kelas.
7. Siswa diminta untuk mengerjakan soal LKS secara individu, guru
membimbing siswa yang memerlukan.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran.
2. Guru memberi pekerjaan rumah pada LKS dan soal yang dibuat guru.
E. ALAT DAN SUMBER BAHAN
Sumber :
1. Buku Ajar Matematika VIII
2. LKS
Alat :
1. Chart / OHP
F. PENILAIAN
a. Tehnik : Tes tertulis.
b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian.
c. Contoh :
Pertemuan 1
1. Apa yang dimaksud dengan gradien garis lurus ?
2. Disajikan gambar beberapa garis pada kertas berpetak.
Tentukan gradien garis-garis tersebut.
104
RP Matematika SMP Kelas VIII
4
3
2
1
1 2 3 4
-1
-2
-3
-4
-1-2-3-4
-
-
-
-
-
-
-
-
---- - - - -
Y
X
Contoh
Pertemuan 2
1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan (3,1).
Pertemuan 3
1. Persamaan garis yang melalui (4,3) dan memiliki gradien 2 adalah ....
Pertemuan 4
1. Gambarlah garis lurus yang melalui A (2,3) dan B (-3,1)
2. Gambarlah garis lurus yang melalui :
a. O (0,0) dengan gradien 3.
b. P (3,1) dengan gradien -2.
Pertemuan 5
1. Gambarlah garis dengan persamaan y = 2x + 1
G. CATATAN GURU / REFLEKSI
Mengetahui, Surakarta, Agustus 2008
Kepala Sekolah
Guru mata pelajaran
Matematika
AGUS SUNTORO
105
RP Matematika SMP Kelas VIII
105
-
Lampiran : 3 Materi Ajar
Persamaan garis lurus
1. Sifat-sifat Persamaan Garis Lurusa. Pengetian Persamaan Garis Lurus
Garis lurus adalah kurva yang paling sederhana dari semua kurva. Selanjutnya kita gunakan kata garis sebagai singkatan untuk garis lurus.Definisi : Fungsi f pada himpunan bilangan real yang ditentukan oleh f(x) = mx + n dengan m, n R dan m ≠ 0 dinamakan fungsi linear. Fungsi linear ini mempunyai persamaan y = mx + n , dan grafiknya merupakan garis, yang mana y merupakan fungsi dari x dengan y dan x disebut variabel, m disebut koefisien dari x, dan n disebut konstanta.
b. Bentuk Umum Persamaan Garis Lurus.Bentuk umum dari persamaan garis lurus adalah :
ax + by + c = 0atau y = mx + n
Contoh : 1. Nyatakan masing-masing persamaan garis berikut dengan bentuk y = mx + n
a. 2x + 3y – 6 = 0 b. 5x – ¾ y – 3 = 0Penyelesaian :a. 2x + 3y – 6 = 0
3y = -2x + 6 y = -2/3 x + 2
2. Nyatakan masing-masing persamaan garis berikut dalam bentuk ax + by + c = 0
a. y =5/4x – 2 b. y = -2/3x – 5Penyelesaian : a. y = 5/4x – 2 b. y = -2/3x – 5
4y = 5x – 8 3y = -2x – 15 4y - 5x + 8 = 0 2x + 3y + 15 = 0
2. Menggambar grafik persamaan garis Langkah-langkah :1. Buat tabel dan ambil sebarang nilai x dan y yang memenuhi persamaan dan tulis
titik koordinatnya ( minimal 2 titik)2. Gambar titik koordinat tersebut pada bidang kartesius.3. Hubungkan kedua titik teersebut
b. 5x – ¾ y – 3 = 0 – ¾ y = - 5x + 3 y =
3
20 x – 4
106
-
Contoh 3:Ditentukan persamaan garis y + 2x = 7a. Buatlah tabel b. Tulislah hinpunan pasangan berurutannya.c. Gambarlah titik-titik koordinat tersebut pada bidang Cartesius kemudian
hubungkan.Jawab : a.
y + 2x = 7x -1 0 1 2 3 4y 9 7 5 3 1 -1
(x,y) (-1,9) (0,7) (1,5) (2,3) (3,1) (4,-1) b. Himpunan pasangan berurutannya adalah : {(-1,9) (0,7) (1,5) (2,3) (3,1) (4,-1) }
c. Gambar :
*
y
*
107
-
Contoh 4:Gambarlah grafik dari persamaan garis :
a. l : 3x + 2y – 6 = 0b. k : y = 2/3 x – 2
Penyelesaian :
x y Titik x 3 60 3 (0,3) y 0 22 0 (2,0) Titik (3,0) (6,2)
Bentuk mendatar
l : 3x + 2y -6 = 0 k : y = 2/3 x - 2
Bentuk tegak
3. GradienGradien adalah perbandingan antara komponen y (ordinat) dan komponen x
(absis) . Gradien sering disebut ukuran kemiringan atau kecondongan, koefisien arah,atau tanjakan suatu garis, dan biasanya dilambangkan dengan m.
a. Gradien garis yang melalui sebuah titik A(x,y) dan melalui titik pangkal koordinat ditentukan dengan rumus :
Contoh 4 :Tentukan gradien garis yang melalui titik A(2,-5) dan melalui titik pangkalPembahasan :
(0,3)
(2,0) (3,0)
(0,-2)
*(6,2)
6
2
1
l
*
*
*
*
*
k
x
ym
108
-
P(2,-5) x = 2, dan y = -5
Sehingga
m = -5/2m =
b. Gradien garis yang melalui titik A(x,y) dan B(x,y) ditentukan dengan rumus :
Contoh 4 :Tentukan gradien garis yang melalui titik P(3,7) dan Q(-2,5)Pembahasan :
P(3,7) x1 = 3, dan y1 = 7Q(-2,5) x2 = -2, dan y2 = 5
Sehingga gradien :
32
75
m
5
2
5
2
m
Jadi gradien garis yang melalui titik P(3,7) dan Q(-2,5) adalah : 5
2m
c. Gradien dari garis dengan bentuk persamaan y = mx + n adalah : m.Contoh 5:Tentukan gradien garis dari 3y -4x -7 =0Pembahasan :
3y -4x -7 =03y = 4x +7 y = 4/3 x +7/3 , maka gradiennya m = 4/3
4. Kedudukan titik terhadap garis Ditentukan titik A(x1,y1) dan persamaan garis l : y = mx + n, jikaa. y1 > mx1 + n, maka titik A diluar garis lb. y1 < mx1 + n, maka titik A diluar garis lc. y1 = mx1 + n, maka titik A pada garis lContoh 6 :Selidiki dimanakah letak titik dibawah ini terhadap garis l : 3x + y + 5 = 0a. A (2,5) b. B(-4,2) c. C(-2,1)
)(
)(
12
12
mendatarjarak
tegakjarak
xx
yym
12
12
xx
yym
x
ym
109
-
jawab : 3x + y + 5 = 0y = -3x - 5
Titik A (2,5) 5 … -3.2 - 55 … -6 - 55 > -11 Jadi titik A (2,5) berada di luar garis l
Titik B (-4,2) 2 … -3.(-4) -52 … 12 - 52 < 7 Jadi titik B (-4,2) berada di luar garis l
Titik C(-2,1) 1 … -3.(-2) - 51 … 6 – 51 = 1 Jadi titik C(-2,1) berada pada garis l
Bagaimana jika persamaan garis tersebut dalam bentuk ax + by + c = 0 ?
5. Kedudukan garis terhadap garis lainDitentukan dua garis l : y = m1x + n dan garis k : y = m2x + pa. Jika m1 = m2, maka kedua garis sejajarb. Jika m1 = m2 dan n = p , maka kedua garis berhimpitanc. Jika m1 m2 , maka kedua berpotongan di satu titik d. Jika m1 x m2 = -1 , maka kedua garis saling tegak lurus
6. Persamaan garis lurusa. Persamaan garis dengan gradien m dan melalui satu titik (x1,y1) adalah :
Atau : y – y1 = m(x – x1)y - y1 = mx – mx1
Contoh 7: Tentukan persamaan garis dengan gradien m = 3 dan melalui (2,-5)Pembahasan :
y – y1 = m(x – x1)y – (-5) = 3(x – 2)y + 5 = 3x – 6y = 3x – 11
y = mx – mx1 + y1
y – y1 = m(x – x1)
??
??
??
110
-
Misal persamaan garis y = mx + n, maka :Untuk m = 3, maka y = 3x + nMelalui (2,-5) , maka -5 = 3.2 + n
n = -6 – 5 = -11
Jadi persamaan garis : y = 3x – 11
Cara lain : y = mx – mx1 + y1 ; m = 3 ; x1= 2 dan y1= - 5 y = 3x – 3.2 + (-5)y = 3x – 6 – 5 y = 3x – 11
b. Persamaan garis melalui dua titikMisal persamaan garis l melelui dua titik A (x1,y1) dan B(x2,y2), maka
persamaan garisnya adalah :
Atau : (x2 - x1) (y – y1) = (y2 - y1) (x – x1) (x2 - x1) y – (x2 - x1) y1 = y2(x - x1) – y1(x – x1) yx2 – y x1 – y1x2 – y1x1 = y2x – y2x1 – y1x – y1x1
– y1x2 – y1x1 = y x1 – yx2 + y2x– y1x – y1x1– y2x1
– y1x2 – y1x1+ y2x1+ y1x1 = y( x1 – x2) + (y2– y1)x y2x1– y1x2 = ( x1 – x2) y + (y2– y1)x ( x1 – x2) y + (y2– y1)x = x1y2 – y1x2
diperoleh :
Contoh 8:Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(2,5) dan B (-3,8)Jawab :
12
1
12
1
xx
xx
yy
yy
23
2
58
5
xy
12
1
12
1
xx
xx
yy
yy
( x1 – x2) y + (y2– y1)x = x1y2 – y1x2
111
-
5
2
3
5
xy
-5(y-5) = 3(x-2)-5y +25 = 3x – 6-5y -3x =– 6-25-5y -3x = -315y +3x = 31
Cara lain :
A( 2 , 5 )
B ( -3 , 8 )
c. Persamaan garis melelui satu titik dan sejajar ( // ) garis lain
Syarat dua garis yang sejajar ( // ) adalah m1 = m2 = -3/4
Contoh 9 :Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(-2,5) dan sejajar garis 4y + 3x – 7 = 0Jawab :Persamaan garis 4y + 3x – 7 = 0 dicari gradiennya dulu
4y + 3x – 7 = 04y = -3x + 7 y = -3/4 x + 7/4 m1 = -3/4
Syarat dua garis yang sejajar ( // ) adalah m1 = m2 = -3/4Persamaan garis yang melalui titik A(-2,5) dan bergradien m2 = -3/4 adalah : ... .
y – y1 = m2(x – x1) 4y – 20 = -3x – 6y – 5 = -3/4 ( x – (-2) ) 4y + 3x = – 6 + 20y – 5 = -3/4 ( x + 2 ) dikalikan 4 4y + 3x = 144y – 20 = -3 ( x + 2 ) 4y + 3x – 14 = 0
Jadi persamaan garis yang melalui titik A(-2,5) dan sejajar ( // ) garis 4y + 3x – 7 = 0 adalah : 4y + 3x – 14 = 0Cara lain :Ditentukan persamaan garis ax + by + c = 0 , maka dapat diubah menjadi :
by = -ax –c
( x1 – x2) y + (y2– y1)x = x1y2 – y1x2
[2-(-3)]y + (8-5)x = (2)(8) – (-3)(5) 5y + 3 x = 16 + 15 5y +3x = 31
112
-
y = yb
a -
b
c m =
b
a , karena dua garis sejajar maka gradiennya
samasehingga diperoleh :
y – y1 = m(x – x1)
y – y1 = b
a (x – x1)
by – by1 = -ax + ax1
ax + by = ax1 + by1
Sehingga persamaan garis yang melalui titik A(-2,5) dan sejajar ( // ) dengan garis : 4y + 3x – 7 = 0 dapat ditulis :
ax + by = ax1 + by1
4y + 3x = 4 . 5 + 3(-2)4y + 3x = 20 – 64y + 3x = 144y + 3x – 14 = 0
d. Persamaan garis melelui satu titik dan tegak lurus (┴) garis lainSyarat dua garis yang tegak lurus : m1.m2 = -1
Contoh 10 :Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(4,-2) dan tegak lurus (┴) dengan garis y = 3x + 7 Jawab :Persamaan garis yang diketahui y = 3x + 7 , maka m1 = 3Syarat dua garis yang tegak lurus : m1.m2 = -1
3.m2 = -1m2 = -1/3
Persamaan garis yang melalui titik A(4,-2) dengan m2 = -1/3 adalah : ... . y – y1 = m2(x – x1)y – (-2) = -1/3 ( x – 4)y +2 = -1/3 ( x – 4)3y + 6 = -( x – 4)3y + 6 = -x + 43y = -x + 4 - 63y = -x - 2
Jadi persamaan garis yang melalui titik A(6,-2) dan tegak lurus (┴) garis y = 3x + 7 adalah : 3y = -x - 2
ax + by = ax1 + by1
113
-
Cara lain : Ditentukan persamaan garis ax + by + c = 0 , maka dapat diubah menjadi :
by = -ax –c
y = xb
a -
b
c m1 =
b
a
Syarat dua garis saling tegak lurus adalah m1 x m2 = -1
b
a x m2 = -1
m2 = a
b
sehingga diperoleh : y – y1 = m(x – x1)
y – y1 = a
b (x – x1)
a(y – y1) = b(x – x1)ay – ay1 = bx – bx1
ay – bx = ay1 – bx1
Sehingga persamaan garis yang melalui titik A(4,-2) dan tegak lurus (┴) garis y = 3x + 7 dapat diselesaikan dengan :Persamaan diubah menjadi : 3x – y + 7 = 0sehingga diperoleh :
ay – bx = ay1 – bx1
3y + x = 3.(-2) + 1.4 3y + x = -6 + 43y = -x -2
Latihan 1:II.. KKeerrjjaakkaann ssooaall ddii bbaawwaahh iinnii ddeennggaann ssiinnggkkaatt // llaannggssuunngg ttuulliiss jjaawwaabbaannnnyyaa.. YYaannggmmeerruuppaakkaann ppeerrssaammaaaann ggaarriiss lluurruuss aaddaallaahh ::CCuukkuupp ddiijjaawwaabb :: ““yyaa”” aattaauu ““bbuukkaann””11.. 22xx ++ 55yy –– 88 == 0022.. 22xx ++ 77xxyy –– 55 == 0033.. 22xx –– 44yy –– xx == 4444.. 33yy ++ xxyy –– xx == 0055.. 44yy22 ++ 22xx == 55IIII.. NNyyaattaakkaann ppeerrssaammaaaann ggaarriiss lluurruuss bbeerriikkuutt,, kkee ddaallaamm bbeennttuukk yy == mmxx ++ cc ::
11.. 22yy == 44xx –– 8822.. 33xx == yy –– 5533.. 22xx ++ 77yy == 6644.. 44yy -- 22xx == 112255.. 33xx ++ 22yy –– 88 == 00
ay – bx = ay1 – bx1
11.. 22yy –– 44xx –– yy == 4422.. 44xx22 ++ 22yy == 5533.. 22yy ++ 77xxyy –– 55 == 0044.. 33xx ++ xxyy –– yy == 0055.. 22yy ++ 55xx–– 88 == 00
11.. 44yy == 22xx –– 8822.. 33xx == yy ++ 5533.. 22xx –– 77yy == 6644.. 44yy –– 22xx == 8855.. 33xx –– 22yy –– 1122 == 00
114
-
IIIIII.. NNyyaattaakkaann ppeerrssaammaaaann ggaarriiss lluurruuss bbeerriikkuutt,, kkee ddaallaamm bbeennttuukk aaxx ++ bbyy ++ cc == 00 ddeennggaannaa bbiillaannggaann bbuullaatt ppoossiittiipp::
11.. 22yy == 44xx –– 8822.. 33xx == yy –– 5533.. 22xx ++ 77yy == 6644.. 44yy ++ 22xx == 3355.. yy == 33//22 xx –– 55
IIVV.. GGaammbbaarrllaahh ggrraaffiikk ddaarrii ppeerrssaammaaaann ggaarriiss ::
11.. hh :: 33xx –– 22yy ++ 1122 == 00..22.. kk :: 33xx ++ 22yy –– 1122 == 00
Latihan 2 :Kerjakan dengan singkat dan jelas !1. Gradien dari garis dengan persamaan 3x + 2y - 4 = 0 adalah :2. Gradien dari garis yang melalui titik (3,-4) dan (-5,8) adalah :3. Gradien dari garis dengan persamaan 2y - 4x = 6 adalah :4. Gradien dari garis yang melalui titik (1,-6) dan (2,2) adalah :5. Tetukan kedudukan titik berikut terhadap garis 2x + 5y - 4 = 0 :
a. (2, 0) c. (0, -2)b. (-2, 0) d. (0,2)
6. Persamaan garis mana sajakah yang sejajar dengan garis 4x = 3 y – 8 ? a. 4x = -3 y – 9 c. 4x = 3 y – 9 b. 4x = 3 y + 9 d. 4x = -3 y + 9
7. Persamaan garis mana sajakah yang tegak lurus dengan garis 2y + 6x – 3 = 0 a. 6y – 2x – 4 = 0 c. 6y – 2x + 4 = 0 b. 6y + 2x – 8 = 0 d. 6y + 2x + 8 = 0
8. Persamaan garis 4x + 3py – 5 = 0 tegak lurus garis 2x + y + 10 = 0, maka nilai p adalah : ....
9. Persamaan garis 2x + 3py – 5 = 0 sejajar garis 4x + y + 10 = 0, maka nilai p adalah : ....
10. Bentuk lain persamaan garis 3y – 4x = 8 adalah i. 3y = -4x + 8 ; iii. 3y - 4x + 8 = 0 ; ii. 4x – 3y + 8 = 0 iv. y = 4/3 x + 8/3 ; Dari pernyataan-pernyataan tersebut yang benar adalah : a. i, dan ii c. ii, dan iii b. i dan iii d. ii, dan iv
Latihan 3 :Kerjakan soal di bawah ini dengan singkat !1. Persamaan garis yang melalui titik (-4,3) dan bergradien 3 adalah : ... .
11.. 44yy == 22xx –– 8822.. 33xx == yy ++ 5533.. 22xx –– 77yy == 6644.. 44yy –– 22xx == 5555.. yy == 33//22 xx ++ 44
115
-
2. Persamaan garis yang melalui titik (4,-3) dan (-6,7) adalah : … .3. Persamaan garis yang melalui titik (-3,5) dan sejajar 3y – 4x = 2 adalah : ... .4. Persamaan garis yang melalui titik (-4,2) dan tegak lurus garis 2x – 3y + 11 = 0
adalah : … .
Latihan 4 :Kerjakan soal di bawah ini dengan singkat / langsung tulis jawaban akhir !I. Yang merupakan persamaan garis lurus adalah :
1. 2x + 5y – 8 = 02. 2x + 7xy – 5 = 03. 2x – 4y – x = 44. 3y + xy – x = 05. 4y2 + 2x = 5
II. Tentukan gradien (m) dari garis dengan persamaan / melalui titik tersebut di bawah!1. 3x – 2y + 4 = 02. 2y + 4x = 63. 5x = 6y – 114. (-3,4) dan ( 5,-8)5. (-1,6) dan (2,2)
III. Tentukan persamaan garis yang melalui titik – titik di bawah ini !1. (4,-3) dan (6,7)2. (2,3) dan (5,7)3. (-4,2) dan (1,-5)4. (3,-4) dan (2,6)5. (5,2) dan (-3,-5)
IV. Tentukan persamaan garis yang sejajar garis dan melalui sebuah titik di bawah !1. 3x + 2y + 7 = 0 melalui (2,3)2. 5x = 4y + 5 melalui (1,-4)3. 2y + 5x – 7 = 0 melalui (3,-2)4. 3y – 4x = 11 melalui (-3,-5) 5. 3x = 5y + 4 melalui (-2,3)
V. Tentukan persamaan garis yang tegak lurus dan melalui titik di bawah !1. 2x – 3y + 11 = 0 melalui (4,1)2. 4y = 5x – 4 melalui (3,2)3. 2x = 3y + 10 melalui (-4,-1)4. 4x + 7y = 11 melalui ( 2,-5)5. x -5y – 4 = 0 melalui (-3,2)
6. 2y – 4x – y = 47. 4x2 + 2y = 58. 2y + 7xy – 5 = 09. 3x + xy – y = 010. 2y + 5x– 8 = 0
6. 4y + 2x = 67. 6x = 5y – 78. 2x – 3y + 2 = 09. (-4,3) dan (8,5)10. (1,7) dan (3,-3)
6. (3,-4) dan (7,6)7. (3,2) dan ( 7,5)8. (2,-4) dan (-5,1)9. (4,3) dan (6,2)10. (-5,-3) dan (2,5)
6. 5x = 4y + 5 melalui (-1,4)7. 2y + 5x – 7 = 0 melalui (-3,2)8. 3y = 4x + 11 melalui( (3,5)9. 3x – 7y = 4 melalui (2,-3)10. 3x = 5y + 4 melalui (2,-3)
6. 2x – 3y + 11 = 0 melalui (1,4)7. 4y = 5y – 4 melalui (2,3)8. 2x = 3y + 10 melalui (-1,-4)9. 4x + 7y = 11 melalui ( -5,2)10. x -5y – 4 = 0 melalui (-2,-3)
116
-
126
Lampiran 5
Kisi-kisi Draft Angket Keaktivan Siswa
No Aspek Indikator Butir Item Jumlah
Positif Negatif
1 Mendengarkan
dan
memperhatikan
Partisipasi dalam
kegiatan belajar
Komentar dan
memberi
tanggapan
1, 40
3, 4, 9,
17
6
2 Bertanya Bertanya kepada guru
atau teman hal yang
belum jelas
2, 5, 6,
10
4
4 Mencatat Pendokumentasian
tentang materi yang
dipelajari
13, 20,
25, 27
26 5
5 Mengerjakan soal Keuletan dan tidak
lekas putus asa jika
menghadapi kesulitan
dalam memecahkan
soal
7, 14, 15,
16, 18,
28, 29,
30, 31,
32, 34
11
6 Sumber belajar Menggunakan
sumber belajar yang
tersedia
8, 19, 33,
35, 38,
39
6
7 Belajar Mempelajari
kembali
Belajar secara
individual dan
kelompok
36, 37
11, 12,
21, 22,
24
23
8
Jumlah 40
127
Lampiran 6
Draft Angket Aktivitas Belajar Siswa
Petunjuk Pengisian Angket
1. Tulis nama, no absen dan kelas pada lembar jawab.
2. Bacalah baik-baik setiap butir angket dan seluruh pilihan jawaban.
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut anda dengan memberi tanda
silang pada huruf a, b, c, atau d. pada lembar jawab yang tersedia.
4. Jangan ragu-ragu memilih jawaban, karena angket ini tidak mempengaruhi
anda dalam mata pejalaran manapun.
5. Tidak diperkenankan membuat coretan dalam bentuk apapun pada lembar
angket.
6. Isilah semua butir angket tanpa ada yang terlewatkan.
1. Jika guru sedang menerangkan pelajaran di depan kelas kemudian teman anda
mengajak berbicara. Apakah anda menolak?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
2. Apabila anda mempelajari buku paket matematika dan menemui hal yang
belum jelas. Apakah anda menanyakan hal itu pada guru matematika ?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
3. Pada saat guru menerangkan pelajaran matematika kemudian beliau
menanyakan kepada peserta didik secara lesan, apakah anda menjawabnya ?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
4. Apabila guru anda ada kesalahan dalam menerangkan dan anda tahu
kesalahan tersebut, apakah anda berusaha membenarkannya ?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
5. Jika pada saat guru menerangkan pelajaran matematika ada hal yang belum
anda pahami, apakah saat itu anda berusaha menanyakan pada guru ? 2
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
128
6. Pada waktu istirahat dan anda belum jelas tentang sesuatu yang baru saja
diterangkan oleh guru matematika , apakah anda bertanya kepada teman yang
anda anggap tahu ? 2
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
7. Apabila ada soal latihan yang tidak bisa anda kerjakan, apakah anda berusaha
menanyakan pada guru ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
8. Pada saat diadakan ulangan matematika ternyata ada soal yang tidak dapat
anda kerjakan, apakah setelah ulangan anda mendiskusikan dengan teman ?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
9. Apabila ada teman anda yang mengalami kesulitan belajar matematika ,
kemudian bertanya pada anda apakah anda berusaha menjelaskan ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
10. Dalam belajar matematika di rumah seadainya anda menemui kesulitan
apakah anda bertannya kepada angggota keluarga yang lain ? ( misal : bapak,
ibu, kakak atau saudara yang lain ) 2
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
11. Selain belajar matematika di rumah, apakah anda mengikuti les matematika di
luar sekolah ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
12. Andaikan ada yang mengadakan les matematika secara gratis, apakah anda
mengikutinya ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
129
13. Setelah pelajaran matematika akan berakhir, guru menuliskan soal di papan
tulis untuk PR, apakah anda mencatatnya ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
14. Jika guru matematika memberikan tugas rumah atau PR matematika, apakah
anda mengerjakannya ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
15. Jika guru anda memberikan PR matematika dan harus dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya, apakah anda mengerjakannya ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
16. Apabila ada PR matematika yang tidak bisa anda kerjakan, apakah anda
menyakan pada orang lain ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
17. Jika ada teman anda yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR
matematika, kemudian bertanya pada anda, apakah anda membantunya ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
18. Apabila ada soal-soal dari dalam buku paket / LKS yang tidak bisa anda
kerjakan, apakah anda berusaha menanyakan pada orang lain? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
19. Apabila ada soal-soal dari dalam buku paket / LKS yang tidak bisa anda
kerjakan, selain bertanya apakah anda berusaha mencari jawaban dari buku
lain di perpustakaan ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
130
20. Pada saat menerangkan salah satu pokok bahasan matematika , guru anda
mencatatkan semua materi yang ada di papan tulis, apakah anda menyalin
semua yang dituliskan guru di papan tulis tersebut pada buku catatan anda ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
21. Selain belajar matematika sendiri di rumah, apakah anda juga belajar
matematika secara kelompok ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
22. Jika anda belajar matematika secara kelompok, apakah anda ingin menjadi
yang terbaik ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
23. Apabila anda belajar kelompok dan anda mengalami kesulitan, apakah anda
diam dan tidak bertanya pada teman anda ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
24. Jika dalam belajar kelompok, teman anda mengalami kesulian dan dia
meminta bantuan, apakah anda membantunya ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
25. Apabila anda tidak bisa masuk sekolah pada saat ada pelajaran matematika,
apakah anda meminjam catatan untuk melengkapi catatan anda yang kurang ?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
26. Jika catatan matematika anda kurang lengkap apakah anda tidak berusaha
untuk melengkapi catatan anda ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
131
27. Sebelum diadakan ulangan matematika , apakah anda membuat catatan
ringkas matematika di rumah ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
28. Apabila guru menyuruh anda mengerjakan soal di papan tulis, apakah anda
mengerjakannya ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
29. Apabila teman anda disuruh mengerjakan soal matematika di depan kelas dan
ternyata tidak bisa, kemudian beliau menawarkan kepada peserta didik yang
lain untuk membantu mengerjakan, apakah anda berusaha membantu dengan
mengerjakan di depan kelas ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
30. Pada saat ulangan matematika , apakah anda mengerjakan sendiri soal-soal
tersebut semaksimal mungkin ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
31. Apabila guru tidak menyuruh anda mengerjakan soal latihan yang ada di buku
paket untuk dikerjakan di kelas, apakah anda tetap mengerjakannya ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
32. Pada saat pelajaran matematika kosong, guru memberikan tugas-tugas untuk
dikumpulkan atau tidak dikumpulkan. Apakah anda mengerjakan ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
33. Dalam belajar matematika di rumah, apakah anda berlatih mengerjakan soal-
soal di buku paket/LKS ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
132
34. Apabila pokok bahasan matematika telah selesai diterangkan apakah anda
mencoba mengerjakan soal-soal latihan ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
35. Apabila anda mempunyai buku paket/LKS, apakah anda belajar dengan
sunguh-sunguh ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
36. Apabila anda mempunayi catatan penyelesaian soal, apakah anda mencoba
mengerjakannya lagi ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
37. Setelah guru menerangkan pelajaran matematika di kelas, apakah anda
mengulanginya sesampai di rumah ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
38. Selain buku paket, apakah anda mempelajari buku yang lain yang menunjang
pelajaran matematika di sekolah ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
39. Di perpustakaan banyak buku-buku matematika , apakah anda juga
mempelajari materi yang baru dijelaskan, buku-buku tersebut ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
40. Pada waktu berlangsung pelajaran di kelas, apakah anda berusaha
mengikutinya dengan sungguh-sungguh ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
133
Lampiran 7
LEMBAR JAWAB ANGKET
Nama : ………………………
Kelas : ………………………
No. Absen : ………………………
Sekolah : SMP ………………
Berilah tanda silang pada huruf yang sesuai dengan jawaban anda !
Selamat bekerja
1 a b c d e
2 a b c d e
3 a b c d e
4 a b c d e
5 a b c d e
6 a b c d e
7 a b c d e
8 a b c d e
9 a b c d e
10 a b c d e
11 a b c d e
12 a b c d e
13 a b c d e
14 a b c d e
15 a b c d e
16 a b c d e
17 a b c d e
18 a b c d e
19 a b c d e
20 a b c d e
21 a b c d e
22 a b c d e
23 a b c d e
24 a b c d e
25 a b c d e
26 a b c d e
27 a b c d e
28 a b c d e
29 a b c d e
30 a b c d e
31 a b c d e
32 a b c d e
33 a b c d e
34 a b c d e
35 a b c d e
36 a b c d e
37 a b c d e
38 a b c d e
39 a b c d e
40 a b c d e
134
Isi tersendiri LEMBAR VALIDASI DAN ANALISIS BUTIR
LANGSUNG SAJA KE HAL 142
135
136
137
138
139
140
141
142
Lampiran 10
KISI-KISI ANGKET KEAKTIVAN SISWA
No Aspek Indikator Butir Item Jumlah
Positif Negatif
1 Mendengarkan
dan
memperhatikan
Partisipasi dalam
kegiatan belajar
Komentar dan
memberi
tanggapan
1, 38
3, 4, 9,
17
6
2 Bertanya Bertanya kepada guru
atau teman hal yang
belum jelas
2, 5, 6,
10
4
4 Mencatat Pendokumentasian
tentang materi yang
dipelajari
13, 20,
25, 27
26 5
5 Mengerjakan soal Keuletan dan tidak
lekas putus asa jika
menghadapi kesulitan
dalam memecahkan
soal
7, 14, 15,
16, 18,
28, 29,
30, 32
9
6 Sumber belajar Menggunakan
sumber belajar yang
tersedia
8, 19, 31,
33, 36,
37
6
7 Belajar Mempelajari
kembali
Belajar secara
individual dan
kelompok
34, 35
11, 12,
21, 22,
24
23
8
Jumlah 38
143
Lampiran 9
ANGKET AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Petunjuk Pengisian Angket
1. Tulis nama, no absen dan kelas pada lembar jawab.
2. Bacalah baik-baik setiap butir angket dan seluruh pilihan jawaban.
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut anda dengan memberi tanda
silang pada huruf a, b, c, atau d. pada lembar jawab yang tersedia.
4. Jangan ragu-ragu memilih jawaban, karena angket ini tidak mempengaruhi
anda dalam mata pejalaran manapun.
5. Tidak diperkenankan membuat coretan dalam bentuk apapun pada lembar
angket.
6. Isilah semua butir angket tanpa ada yang terlewatkan.
1. Jika guru sedang menerangkan pelajaran di depan kelas kemudian teman anda
mengajak berbicara. Apakah anda menolak? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
2. Apabila anda mempelajari buku paket matematika dan menemui hal yang
belum jelas. Apakah anda menanyakan hal itu pada guru matematika ? 2
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
3. Pada saat guru menerangkan pelajaran matematika kemudian beliau
menanyakan kepada peserta didik secara lesan, apakah anda menjawabnya ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
4. Apabila guru anda ada kesalahan dalam menerangkan dan anda tahu
kesalahan tersebut, apakah anda berusaha membenarkannya ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
5. Jika pada saat guru menerangkan pelajaran matematika ada hal yang belum
anda pahami, apakah saat itu anda berusaha menanyakan pada guru ? 2
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
144
6. Pada waktu istirahat dan anda belum jelas tentang sesuatu yang baru saja
diterangkan oleh guru matematika , apakah anda bertanya kepada teman yang
anda anggap tahu ? 2
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
7. Apabila ada soal latihan yang tidak bisa anda kerjakan, apakah anda berusaha
menanyakan pada guru ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
8. Pada saat diadakan ulangan matematika ternyata ada soal yang tidak dapat
anda kerjakan, apakah setelah ulangan anda mendiskusikan dengan teman ?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
9. Apabila ada teman anda yang mengalami kesulitan belajar matematika ,
kemudian bertanya pada anda apakah anda berusaha menjelaskan ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
10. Dalam belajar matematika di rumah seadainya anda menemui kesulitan
apakah anda bertannya kepada angggota keluarga yang lain ? ( misal : bapak,
ibu, kakak atau saudara yang lain ) 2
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
11. Selain belajar matematika di rumah, apakah anda mengikuti les matematika di
luar sekolah ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
12. Andaikan ada yang mengadakan les matematika secara gratis, apakah anda
mengikutinya ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
145
13. Setelah pelajaran matematika akan berakhir, guru menuliskan soal di papan
tulis untuk PR, apakah anda mencatatnya ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
14. Jika guru matematika memberikan tugas rumah atau PR matematika, apakah
anda mengerjakannya ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
15. Jika guru anda memberikan PR matematika dan harus dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya, apakah anda mengerjakannya ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
16. Apabila ada PR matematika yang tidak bisa anda kerjakan, apakah anda
menyakan pada orang lain ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
17. Jika ada teman anda yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR
matematika, kemudian bertanya pada anda, apakah anda membantunya ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
18. Apabila ada soal-soal dari dalam buku paket / LKS yang tidak bisa anda
kerjakan, apakah anda berusaha menanyakan pada orang lain? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
19. Apabila ada soal-soal dari dalam buku paket / LKS yang tidak bisa anda
kerjakan, selain bertanya apakah anda berusaha mencari jawaban dari buku
lain di perpustakaan ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
146
20. Pada saat menerangkan salah satu pokok bahasan matematika , guru anda
mencatatkan semua materi yang ada di papan tulis, apakah anda menyalin
semua yang dituliskan guru di papan tulis tersebut pada buku catatan anda ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
21. Selain belajar matematika sendiri di rumah, apakah anda juga belajar
matematika secara kelompok ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
22. Jika anda belajar matematika secara kelompok, apakah anda ingin menjadi
yang terbaik ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
23. Apabila anda belajar kelompok dan anda mengalami kesulitan, apakah anda
diam dan tidak bertanya pada teman anda ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
24. Jika dalam belajar kelompok, teman anda mengalami kesulian dan dia
meminta bantuan, apakah anda membantunya ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
25. Apabila anda tidak bisa masuk sekolah pada saat ada pelajaran matematika,
apakah anda meminjam catatan untuk melengkapi catatan anda yang kurang ?
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
26. Jika catatan matematika anda kurang lengkap apakah anda tidak berusaha
untuk melengkapi catatan anda ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
147
27. Sebelum diadakan ulangan matematika , apakah anda membuat catatan
ringkas matematika di rumah ? 4
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
28. Apabila guru menyuruh anda mengerjakan soal di papan tulis, apakah anda
mengerjakannya ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
29. Pada saat ulangan matematika , apakah anda mengerjakan sendiri soal-soal
tersebut semaksimal mungkin ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
30. Pada saat pelajaran matematika kosong, guru memberikan tugas-tugas untuk
dikumpulkan atau tidak dikumpulkan. Apakah anda mengerjakan ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
31. Dalam belajar matematika di rumah, apakah anda berlatih mengerjakan soal-
soal di buku paket/LKS ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
32. Apabila pokok bahasan matematika telah selesai diterangkan apakah anda
mencoba mengerjakan soal-soal latihan ? 5
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
33. Apabila anda mempunyai buku paket/LKS, apakah anda belajar dengan
sunguh-sunguh ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
148
34. Apabila anda mempunayi catatan penyelesaian soal, apakah anda mencoba
mengerjakannya lagi ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
35. Setelah guru menerangkan pelajaran matematika di kelas, apakah anda
mengulanginya sesampai di rumah ? 7
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
36. Selain buku paket, apakah anda mempelajari buku yang lain yang menunjang
pelajaran matematika di sekolah ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
37. Di perpustakaan banyak buku-buku matematika , apakah anda juga
mempelajari materi yang baru dijelaskan, buku-buku tersebut ? 6
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
38. Pada waktu berlangsung pelajaran di kelas, apakah anda berusaha
mengikutinya dengan sungguh-sungguh ? 1
a. selalu d. kadang-kadang
b. sering sekali e. tidak pernah
c. sering
Lampiran: 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1
Butir angket telah
mengacu pada kisi-
kisi angket
2
Pernyataan butir
jelas dan dapat
dipahami oleh
peserta didik
3
Pernyataan butir
angket tidak
memberikan
interpretasi ganda
Keterangan :
Berilah tanda cek ( V ) untuk butir tes yang sesuai dengan kriteria penelaahan Surakarta, …………………………
Validator,
Saran :
Drs. Joko Slameto
Keterangan : NIP. : 131585328
Drs. Joko Slameto adalah konsultan MGMP BK SMP
Kota Surakarta
Kriteria
PenelaahanNo.
Butir Tes
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN ANGKET AKTIVITAS BELAJAR
Lampiran : 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1
Butir angket telah
mengacu pada kisi-
kisi angket
2
Pernyataan butir
jelas dan dapat
dipahami oleh
peserta didik
3
Pernyataan butir
angket tidak
memberikan
interpretasi ganda
Keterangan :
Berilah tanda cek ( V ) untuk butir tes yang sesuai dengan kriteria penelaahan Surakarta, …………………………
Validator,
Saran :
Drs. Joko Slameto
Keterangan : NIP. : 131585328
Drs. Joko Slameto adalah konsultan MGMP BK SMP
Kota Surakarta
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN ANGKET AKTIVITAS BELAJAR
No.Kriteria
Penelaahan
Butir Tes
149
Lampiran 12
DRAFT KISI–KISI TES PRESTASI BELAJAR
SMP KELAS VIII SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Gasal
Pokok Bahasan : Persamaan Garis Lurus
Standar Kompetensi : Siswa mampu menyelsaikan masalah-masalah kontektual
misal menggambar berbagai macam garis lurus dan dapat
menemukan sifat-sifat persamaan garis lurus
Siswa dapat membuat garis lurus dengan menunjukkan titik
potong pada garis dengan menggunakan tabel dan dapat
menggambar grafif pada koordinat kartesius
Alokasi Waktu : 80 menit ( 2 jam pelajaran )
Jumlah Soal : 30 butir
Bentuk soal : Pilihan Ganda
Kompetesi
yang diuji Uraian Materi Indikator Aspek
No.
Soal Kunci
Bentuk
persamaan
garis
Bentuk
persamaan
garis
Menentukan bentuk
persamaan garis
1
1
1,
2
A
D
Grafik Grafik
persamaan
garis
Menentukan grafik
dari persamaan
garis, bergradien m
1
1
3
3
7
30
A
D
D
Gradien Gradien garis
jika yang
diketahui
persamaannya
Menentukan
gradien dari
persamaan garis
2
2
4
6
C
C
Gradien garis
melalui dua
titik
Menentukan
gradien garis yang
melalui dua titik
1 5 C
Gradien garis
yang sejajar
Syarat garis
sejajar
Menentukan
nilai p dari dua
garis yang
sejajar
3
3
26
29
B
C
150
Gradien garis
yang tegak
lurus
Syarat garis
tegak lurus
Menentukan
nilai p dari dua
garis yang tegak
lurus
2
3
28
27
A
D
Kedudukan
titik
Kedudukan
titik pada
garis
Menentukan titik
diluar atau pada
garis
2 25 B
Persamaan
garis
Persamaan
garis dengan
gradien m dan
melalui satu
titik
Menentukan
persamaan garis
dengan gradien m
dan melalui satu
titik
2
2
2
2
21
22
23
24
A
A
B
B
Persamaan
garis melalui
dua titik
Menentukan
persamaan garis
melalui titik
pangkal
Menentukan
persamaan garis
melalui dua titik
2
2
2
2
2
9
8
10
11
13
A
B
B
C
C
Persamaan
garis yang
sejajar garis
lain, dan
melalui satu
titik
Menentukan
persamaan garis
yang sejajar garis
lain dan melalui
satu titik
2
2
2
2
12
14
15
16
A
D
D
D
Persamaan
garis yang
tegak lurus
garis lain,
dan melalui
satu titik
Menentukan
persamaan garis
yang tegak lurus
garis lain dan
melalui satu titik
2
2
2
2
17
18
19
20
A
B
B
C
Jumlah 8 8 7 7
30
Aspek : 1. Pemahaman Konsep
2. Penalaran dan Komunikasi
3. Pemecahan Masalah
151
Lampiran 13
Draft Tes Prestasi Belajar
Petunjuk :
1. Tulis nama, no. absen dan kelas anda pada lembar jawab yang tersedia.
2. Bacalah baik-baik setiap butir soal dan seluruh pilihan jawaban.
3. Pilihlah jawaban yang paling benar menurut anda dengan memberi tanda
silang huruf a, b, c, atau d. pada lembar jawab yang tersedia.
4. Tidak diperkenankan membuat coretan dalam bentuk apapun pada lembar soal
SOAL :
1. Yang merupakan persamaan garis lurus adalah :1
a. y + 3x + 15 = 0 c. y2 -3x + 2 = 0
b. 8y - 3xy - 5 = 0 d. x2 + 3x – 4 = 0
2. Bentuk lain persamaan garis 3y – 4x = 8 adalah :1
i. 3y = 4x + 8 iii. y = 4/3 x + 8/3
ii. 4x – 3y + 8 = 0 iv. 3y - 4x + 8 = 0
Dari pernyataan-pernyataan tersebut yang benar adalah :
a. i, dan ii c. i, dan iii
b. ii dan iii d. i, ii, dan iii
3. Pada gambar di samping kemiringan atau gradien lereng gunung tersebut adalah :
4. Grafik dari persamaan garis 3x – 2y + 6 = 0 adalah :2
.a. c
b. d.
5. Gradien dari garis dengan persamaan 3x – 2y + 4 = 0 adalah :3
a. m = 2/3 c. m = 3/2
b. m = 2 d. m = 3
-2
3
X
Y
2
3
X
Y
-3
2 X
Y
-3
-2 X
Y
a. ¾
b. 4/3
c. 3
d. 4
·
·
· · ·
·
·
· · · · · · ·
152
6. Gradien dari garis yang melalui titik (-3,4) dan (5,-8) adalah :4
a. m = -2/3 c. m = -3/2
b. m = 2/3 d. m = 3/2
7. Garis yang bergradien -2 adalah :
a. garis k
b. garis l
c. garis m
d. garis n
8. Persamaan garis yang melalui titik (-4,-2) dan (1,-5) adalah :
a. 5y -3x + 22 = 0 c. 5y + 3x - 22 = 0
b. 5y + 3x + 22 =0 d. 5y - 3x - 22 = 0
9. Persamaan garis yang melalui titik pangkal dan titik (4,-3) adalah :
a. 3y + 4x = 0 c. 4y + 3x = 0
b. 3y - 4x = 0 d. 4y - 3x = 0
10. Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan (5,7) adalah :
a. 4x + 3y = -1 c. 4x – 3y = 1
b. 4x – 3y = -1 d. 4x + 3y = 1
11. Persamaan garis yang melalui titik (3,-4) dan (2,6) adalah :
a. y + 10x = -26 c. y + 10x = 26
b. y - 10x = 26 d. y - 10x = -26
12. Persamaan garis yang melalui titik (-3,-5) dan sejajar 3y – 4x = 2 adalah :
a. 3x – 4y –11 = 0 c. 3y – 4x – 3 = 0
b. 3x – 4y +11 = 0 d. 3y – 4x + 3 = 0
13. Persamaan garis yang melalui titik (5,2) dan (-3,-5) adalah :
a. 8y +7x = 19 c. 8y -7x = -19
b. 8y +7x = -19 d. 8y -7x = 19
14. Persamaan garis yang sejajar 3x + 2y + 7 = 0 dan melalui titik (2,3) adalah :
a. 3x + 2y = 12 c. 3x – 2y = 12
b. 3x + 2y = -12 d. 3x – 2y = 12
15. Persamaan garis yang melalui titik (1,-4) dan sejajar 5x - 4y = 5 adalah :
a. 5x - 4y + 21 = 0 c. 5x + 4y – 21 = 0
b. 5x + 4y + 21 = 0 d. 5x - 4y - 21 = 0
16. Persamaan garis yang melalui titik (3,-2) dan sejajar 2y = 5x – 7 adalah :
a. 2y + 5x = -16 c. 2y – 5x = 19
b. 2y – 5x = 16 d. 2y – 5x = -19
-2 2
-2
-4
-4
4
2
4
n
m
l
k
153
17. Persamaan garis yang melalui titik (4,1) dan tegak lurus garis 2x – 3y + 11 = 0
adalah :
a. 3x – 2y = 14 c. 3x + 2y = -14
b. 3x + 2y = 14 d. 3x – 2y = -14
18. Persamaan garis yang melalui titik (3,2) dan tegak lurus garis 4y = 5x – 4 adalah :
a. 5y – 4x = -23 c. 5y + 4x = 22
b. 5y - 4x = 23 d. 5y + 4x = -22
19. Persamaan garis yang tegak lurus garis 2x = 3y + 8 dan melalui titik (-4,-1) adalah
a. 2y - 3x + 5 = 0 c. 2y + 3x + 11 = 0
b. 2y + 3x + 14 = 0 d. 2y - 3x – 10 = 0
20. Persamaan garis yang melalui titik (-3,2) dan tegak lurus garis x – 5y – 4 = 0
adalah :
a. 5x + y = -13 c . 5x – y = -17
b. 5x + y = 7 d. 5x – y = -13
21. Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan bergradien 4 adalah :
a. y = 4x + 5 c. y = -4x - 5
b. y = 4x - 5 d. y = -4x + 5
22. Persamaan garis yang melalui titik (3,-2) dan bergradien 5 adalah :
a. y = 5x -17 c. y = -5x -17
b. y = 5x +17 d. y = -5x +17
23. Persamaan garis yang melalui titik (-5,-2) dan bergradien 3 adalah :
a. y = 3x + 13 a. y = -3x - 13
b. y = 3x -13 d. y = -3x + 13
24. Persamaan garis yang melalui titik (-2,6) dan bergradien 2 adalah :
a. y = 2x - 10 c. y = -2x + 10
b. y = 2x + 10 d. y = -2x - 10
25. Titik yang berada pada garis 2x + 5y - 4 = 0 adalah :
a. (-2 , 0) c. (0 , 2)
b. (2 , 0) d. (0 , -2)
26. Dari persamaan garis : i). 4x = -3 y – 5 iii). 4y = 3 x – 5
ii). 4x = 3 y + 5 iv). 4y = -3 x +5
persamaan garis yang sejajar dengan garis 4x = 3 y – 8 adalah :
a. i c. iii
b. ii d. iv
27. Persamaan garis 2x + 3py – 5 = 0 tegak lurus garis 4x + y + 10 = 0, maka nilai p
adalah :
a. ½ c. 1/3
b. ¼ d. 3/8
28. Persamaan garis manakah yang tegak lurus dengan garis 2y + 6x – 3 = 0 adalah :
a. 6y – 2x – 8 = 0 c. 6x – 2y + 4 = 0
b. 6y + 2x + 8 = 0 d. 6x + 2y – 8 = 0
154
29. Persamaan garis 2x + 3py – 5 = 0 sejajar garis 4x + y + 10 = 0, maka nilai p
adalah
a. ½ c. 1/6
b. 1/3 d. ¼
30. Persamaan garis l adalah :
a. 5y – 5x = -11
b. y + 3x = -11
c. 5y + 3x = 5
d. y – x = 1
Selamat bekerja semoga sukses.
3
4
-2 -1
X
Y l
155
Lampiran 14
LEMBAR JAWABAN TES PRESTASI
Nama : ………………………
Kelas : ………………………
No. Absen : ………………………
Sekolah : SMP ...........................
Berilah tanda silang pada huruf yang sesuai dengan jawaban anda anggap benar!
1. a b c d 16 a b c d
2. a b c d 17 a b c d
3. a b c d 18 a b c d
4. a b c d 19 a b c d
5. a b c d 20 a b c d
6. a b c d 21 a b c d
7. a b c d 22 a b c d
8. a b c d 23 a b c d
9. a b c d 24 a b c d
10. a b c d 25 a b c d
11. a b c d 26 a b c d
12. a b c d 27 a b c d
13. a b c d 28 a b c d
14. a b c d 29 a b c d
15. a b c d 30 a b c d
Selamat bekerja semoga sukses !
Skore :
164
Lampiran 17 KISI–KISI TES PRESTASI BELAJAR
SMP KELAS VIII SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Gasal
Pokok Bahasan : Persamaan Garis Lurus
Standar Kompetensi : Siswa mampu menyelsaikan masalah-masalah kontektual
misal menggambar berbagai macam garis lurus dan dapat
menemukan sifat-sifat persamaan garis lurus
Siswa dapat membuat garis lurus dengan menunjukkan titik
potong pada garis dengan menggunakan tabel dan dapat
menggambar grafif pada koordinat kartesius
Alokasi Waktu : 80 menit ( 2 jam pelajaran )
Jumlah Soal : 25 butir
Bentuk soal : Pilihan Ganda
Kompetesi
yang diuji Uraian Materi Indikator Aspek
No.
Soal Kunci
Bentuk
persamaan
garis
Bentuk
persamaan
garis
Menentukan bentuk
persamaan garis
1
1
1,
2
A
D
Grafik Grafik
persamaan
garis
Menentukan grafik
dari persamaan
garis, bergradien m
1
1
3
3
7
25
A
D
D
Gradien Gradien garis
jika yang
diketahui
persamaannya
Menentukan
gradien dari
persamaan garis
2
2
4
6
C
C
Gradien garis
melalui dua
titik
Menentukan
gradien garis yang
melalui dua titik
1 5 C
Gradien garis
yang sejajar,
Syarat garis
sejajar
3 22
B
Gradien garis
yang tegak
lurus
Syarat garis
tegak lurus
Menentukan
nilai p dari dua
garis yang tegak
lurus
2
3
24
23
A
D
165
Kedudukan
titik
Kedudukan
titik pada
garis
Menentukan titik
diluar atau pada
garis
2 21 B
Persamaan
garis
Persamaan
garis dengan
gradien m dan
melalui satu
titik
Menentukan
persamaan garis
dengan gradien m
dan melalui satu
titik
2
2
2
18
19
20
A
B
B
Persamaan
garis melalui
dua titik
Menentukan
persamaan garis
melalui titik
pangkal
Menentukan
persamaan garis
melalui dua titik
2
2
2
2
8
9
10
11
A
B
C
C
Persamaan
garis yang
sejajar garis
lain, dan
melalui satu
titik
Menentukan
persamaan garis
yang sejajar garis
lain dan melalui
satu titik
2
2
2
12
13
14
A
D
D
Persamaan
garis yang
tegak lurus
garis lain,
dan melalui
satu titik
Menentukan
persamaan garis
yang tegak lurus
garis lain dan
melalui satu titik
2
2
2
15
16
17
A
B
C
Jumlah 7 6 6 6
25
Aspek : 1. Pemahaman Konsep
2. Penalaran dan Komunikasi
3. Pemecahan Masalah
166
Lampiran 18
TES PRESTASI BELAJAR
Petunjuk :
1. Tulis nama, no. absen dan kelas anda pada lembar jawab yang tersedia.
2. Bacalah baik-baik setiap butir soal dan seluruh pilihan jawaban.
3. Pilihlah jawaban yang paling benar menurut anda dengan memberi tanda
silang pada huruf a, b, c, atau d. pada lembar jawab yang tersedia.
4. Tidak diperkenankan membuat coretan dalam bentuk apapun pada lembar soal
SOAL :
1. Yang merupakan persamaan garis lurus adalah :1
a. y + 3x + 15 = 0 c. y2 -3x + 2 = 0
b. 8y - 3xy - 5 = 0 d. x2 + 3x – 4 = 0
2. Bentuk lain persamaan garis 3y – 4x = 8 adalah :1
i. 3y = 4x + 8 iii. y = 4/3 x + 8/3
ii. 4x – 3y + 8 = 0 iv. 3y - 4x + 8 = 0
Dari pernyataan-pernyataan tersebut yang benar adalah :
a. i, dan ii c. i, dan iii
b. ii dan iii d. i, ii, dan iii
3. Pada gambar di samping kemiringan atau gradien lereng gunung tersebut adalah :
4. Grafik dari persamaan garis 3x – 2y + 6 = 0 adalah :2
.a. c
b. d.
5. Gradien dari garis dengan persamaan 3x – 2y + 4 = 0 adalah :3
a. m = 2/3 c. m = 3/2
b. m = 2 d. m = 3
-2
3
X
Y
2
3
X
Y
-3
2 X
Y
-3
-2 X
Y
a. ¾
b. 4/3
c. 3
d. 4
·
·
· · ·
·
·
· · · · · · ·
167
6. Gradien dari garis yang melalui titik (-3,4) dan (5,-8) adalah :4
a. m = -2/3 c. m = -3/2
b. m = 2/3 d. m = 3/2
7. Garis yang bergradien -2 adalah :
a. garis k
b. garis l
c. garis m
d. garis n
8. Persamaan garis yang melalui titik pangkal dan titik (4,-3) adalah :
a. 3y + 4x = 0 c. 4y + 3x = 0
b. 3y - 4x = 0 d. 4y - 3x = 0
9. Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan (5,7) adalah :
a. 4x + 3y = -1 c. 4x – 3y = 1
b. 4x – 3y = -1 d. 4x + 3y = 1
10. Persamaan garis yang melalui titik (3,-4) dan (2,6) adalah :
a. y + 10x = -26 c. y + 10x = 26
b. y - 10x = 26 d. y - 10x = -26
11. Persamaan garis yang melalui titik (5,2) dan (-3,-5) adalah :
a. 8y +7x = 19 c. 8y -7x = -19
b. 8y +7x = -19 d. 8y -7x = 19
12. Persamaan garis yang sejajar 3x + 2y + 7 = 0 dan melalui titik (2,3) adalah :
a. 3x + 2y = 12 c. 3x – 2y = 12
b. 3x + 2y = -12 d. 3x – 2y = 12
13. Persamaan garis yang melalui titik (1,-4) dan sejajar 5x - 4y = 5 adalah :
a. 5x - 4y + 21 = 0 c. 5x + 4y – 21 = 0
b. 5x + 4y + 21 = 0 d. 5x - 4y - 21 = 0
14. Persamaan garis yang melalui titik (3,-2) dan sejajar 2y = 5x – 7 adalah :
a. 2y + 5x = -16 c. 2y – 5x = 19
b. 2y – 5x = 16 d. 2y – 5x = -19
15. Persamaan garis yang melalui titik (4,1) dan tegak lurus garis 2x – 3y + 11 = 0
adalah :
a. 3x – 2y = 14 c. 3x + 2y = -14
b. 3x + 2y = 14 d. 3x – 2y = -14
16. Persamaan garis yang melalui titik (3,2) dan tegak lurus garis 4y = 5x – 4 adalah :
a. 5y – 4x = -23 c. 5y + 4x = 22
b. 5y - 4x = 23 d. 5y + 4x = -22
-2 2
-2
-4
-4
4
2
4
n
m
l
k
168
17. Persamaan garis yang melalui titik (-3,2) dan tegak lurus garis x – 5y – 4 = 0
adalah :
a. 5x + y = -13 c . 5x – y = -17
b. 5x + y = 7 d. 5x – y = -13
18. Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan bergradien 4 adalah :
a. y = 4x + 5 c. y = -4x - 5
b. y = 4x - 5 d. y = -4x + 5
19. Persamaan garis yang melalui titik (3,-2) dan bergradien 5 adalah :
a. y = 5x -17 c. y = -5x -17
b. y = 5x +17 d. y = -5x +17
20. Persamaan garis yang melalui titik (-2,6) dan bergradien 2 adalah :
a. y = 2x - 10 c. y = -2x + 10
b. y = 2x + 10 d. y = -2x - 10
21. Titik yang berada pada garis 2x + 5y - 4 = 0 adalah :
a. (-2 , 0) c. (0 , 2)
b. (2 , 0) d. (0 , -2)
22. Dari persamaan garis : i). 4x = -3 y – 5 iii). 4y = 3 x – 5
ii). 4x = 3 y + 5 iv). 4y = -3 x +5
persamaan garis yang sejajar dengan garis 4x = 3 y – 8 adalah :
a. i c. iii
b. ii d. iv
23. Persamaan garis 2x + 3py – 5 = 0 tegak lurus garis 4x + y + 10 = 0, maka nilai p
adalah :
a. ½ c. 1/3
b. ¼ d. 3/8
24. Persamaan garis manakah yang tegak lurus dengan garis 2y + 6x – 3 = 0 adalah :
a. 6y – 2x – 8 = 0 c. 6x – 2y + 4 = 0
b. 6y + 2x + 8 = 0 d. 6x + 2y – 8 = 0
25. Persamaan garis l adalah :
a. 5y – 5x = -11
b. y + 3x = -11
c. 5y + 3x = 5
d. y – x = 1
Selamat bekerja semoga sukses.
3
4
-2 -1
X
Y l
Lampiran : 19
Data Induk Penelitian
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
Prestasi No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
1 1 VIII G P 2 Ska 70 122 Sedang 20 1 1 VIII B P 2 Ska 74 128 Sedang
2 2 VIII G P 2 Ska 59 88 Rendah 16 2 2 VIII B P 2 Ska 76 131 Tinggi
3 3 VIII G P 2 Ska 74 128 Sedang 23 3 3 VIII B P 2 Ska 69 125 Sedang
4 4 VIII G P 2 Ska 65 114 Sedang 18 4 4 VIII B P 2 Ska 80 137 Tinggi
5 5 VIII G P 2 Ska 72 126 Sedang 20 5 5 VIII B P 2 Ska 68 110 Sedang
6 6 VIII G P 2 Ska 72 120 Sedang 19 6 6 VIII B P 2 Ska 69 115 Sedang
7 7 VIII G P 2 Ska 70 126 Sedang 20 7 6 VIII B P 2 Ska 67 106 Sedang
8 8 VIII G P 2 Ska 90 140 Tinggi 22 8 8 VIII B P 2 Ska 89 139 Tinggi
9 9 VIII G P 2 Ska 84 139 Tinggi 20 9 9 VIII B P 2 Ska 79 136 Tinggi
10 10 VIII G P 2 Ska 67 120 Sedang 19 10 10 VIII B P 2 Ska 62 80 Rendah
11 11 VIII G P 2 Ska 90 140 Tinggi 22 11 11 VIII B P 2 Ska 62 84 Rendah
12 12 VIII G P 2 Ska 89 140 Tinggi 21 12 12 VIII B P 2 Ska 67 105 Sedang
13 13 VIII G P 2 Ska 64 114 Sedang 18 13 13 VIII B P 2 Ska 67 106 Sedang
14 14 VIII G P 2 Ska 84 140 Tinggi 21 14 14 VIII B P 2 Ska 65 101 Sedang
15 15 VIII G P 2 Ska 64 100 Sedang 16 15 15 VIII B P 2 Ska 65 100 Sedang
16 16 VIII G P 2 Ska 66 116 Sedang 18 16 16 VIII B P 2 Ska 64 95 Sedang
17 17 VIII G P 2 Ska 65 98 Sedang 14 17 17 VIII B P 2 Ska 64 97 Sedang
18 18 VIII G P 2 Ska 92 143 Tinggi 22 18 18 VIII B P 2 Ska 78 136 Tinggi
19 19 VIII G P 2 Ska 98 150 Tinggi 24 19 19 VIII B P 2 Ska 80 136 Tinggi
20 20 VIII G P 2 Ska 98 143 Tinggi 23 20 20 VIII B P 2 Ska 82 138 Tinggi
21 21 VIII G P 2 Ska 80 137 Tinggi 19 21 21 VIII B P 2 Ska 74 128 Sedang
22 22 VIII G P 2 Ska 87 140 Tinggi 21 22 22 VIII B P 2 Ska 72 126 Sedang
23 23 VIII G P 2 Ska 66 84 Rendah 15 23 23 VIII B P 2 Ska 65 101 Sedang
24 24 VIII G P 2 Ska 76 131 Tinggi 17 24 24 VIII B P 2 Ska 62 89 Rendah
25 25 VIII G P 2 Ska 67 116 Sedang 18 25 25 VIII B P 2 Ska 66 105 Sedang
26 26 VIII G P 2 Ska 63 89 Rendah 16 26 26 VIII B P 2 Ska 60 80 Rendah
27 27 VIII G P 2 Ska 66 116 Sedang 18 27 27 VIII B P 2 Ska 69 118 Sedang
28 28 VIII G P 2 Ska 79 131 Tinggi 18 28 28 VIII B P 2 Ska 73 127 Sedang
29 29 VIII G P 2 Ska 65 98 Sedang 14 29 29 VIII B P 2 Ska 96 151 Tinggi
30 30 VIII G P 2 Ska 63 88 Rendah 16 30 30 VIII B P 2 Ska 95 147 Tinggi
31 31 VIII G P 2 Ska 84 139 Tinggi 20 31 31 VIII B P 2 Ska 69 116 Sedang
32 32 VIII G P 2 Ska 80 132 Tinggi 18 32 32 VIII B P 2 Ska 68 110 Sedang
No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
Prestasi No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
33 33 VIII G P 2 Ska 72 118 Sedang 19 33 33 VIII B P 2 Ska 92 145 Tinggi
34 34 VIII G P 2 Ska 69 124 Sedang 20 34 34 VIII B P 2 Ska 68 114 Sedang
35 35 VIII G P 2 Ska 67 117 Sedang 18 35 35 VIII B P 2 Ska 65 100 Sedang
36 36 VIII G P 2 Ska 69 115 Sedang 18 36 36 VIII B P 2 Ska 90 140 Tinggi
37 37 VIII G P 2 Ska 65 100 Sedang 16 37 37 VIII B P 2 Ska 89 140 Tinggi
38 38 VIII G P 2 Ska 65 112 Sedang 18 38 38 VIII B P 2 Ska 88 138 Tinggi
39 1 VIII B P 23 Ska 56 106 Sedang 17 39 39 VIII B P 2 Ska 69 116 Sedang
40 2 VIII B P 23 Ska 50 100 Sedang 15 40 1 VIII D P 23 Ska 75 140 Tinggi
41 3 VIII B P 23 Ska 56 105 Sedang 16 41 2 VIII D P 23 Ska 58 121 Sedang
42 4 VIII B P 23 Ska 58 107 Sedang 17 42 3 VIII D P 23 Ska 58 120 Sedang
43 5 VIII B P 23 Ska 40 99 Sedang 14 43 4 VIII D P 23 Ska 86 147 Tinggi
44 6 VIII B P 23 Ska 54 100 Sedang 15 44 5 VIII D P 23 Ska 53 106 Sedang
45 7 VIII B P 23 Ska 60 136 Tinggi 19 45 6 VIII D P 23 Ska 53 106 Sedang
46 8 VIII B P 23 Ska 54 102 Sedang 16 46 7 VIII D P 23 Ska 52 105 Sedang
47 9 VIII B P 23 Ska 55 104 Sedang 16 47 8 VIII D P 23 Ska 50 102 Sedang
48 10 VIII B P 23 Ska 42 80 Rendah 12 48 9 VIII D P 23 Ska 40 82 Rendah
49 11 VIII B P 23 Ska 54 100 Sedang 16 49 10 VIII D P 23 Ska 44 86 Rendah
50 12 VIII B P 23 Ska 46 99 Sedang 15 50 11 VIII D P 23 Ska 50 100 Sedang
51 13 VIII B P 23 Ska 46 99 Sedang 14 51 12 VIII D P 23 Ska 50 102 Sedang
52 14 VIII B P 23 Ska 40 98 Sedang 13 52 13 VIII D P 23 Ska 40 84 Rendah
53 15 VIII B P 23 Ska 40 80 Rendah 12 53 14 VIII D P 23 Ska 56 114 Sedang
54 16 VIII B P 23 Ska 60 108 Sedang 17 54 15 VIII D P 23 Ska 56 116 Sedang
55 17 VIII B P 23 Ska 48 102 Sedang 16 55 16 VIII D P 23 Ska 59 124 Sedang
56 18 VIII B P 23 Ska 52 100 Sedang 15 56 17 VIII D P 23 Ska 65 134 Tinggi
57 19 VIII B P 23 Ska 80 140 Tinggi 21 57 18 VIII D P 23 Ska 56 120 Sedang
58 20 VIII B P 23 Ska 66 105 Sedang 16 58 19 VIII D P 23 Ska 63 132 Tinggi
59 21 VIII B P 23 Ska 50 103 Sedang 16 59 20 VIII D P 23 Ska 54 110 Sedang
60 22 VIII B P 23 Ska 38 80 Rendah 11 60 21 VIII D P 23 Ska 55 111 Sedang
61 23 VIII B P 23 Ska 54 102 Sedang 16 61 22 VIII D P 23 Ska 44 88 Rendah
62 24 VIII B P 23 Ska 38 81 Rendah 13 62 23 VIII D P 23 Ska 42 86 Rendah
63 25 VIII B P 23 Ska 46 98 Sedang 13 63 24 VIII D P 23 Ska 48 100 Sedang
64 26 VIII B P 23 Ska 46 80 Rendah 12 64 25 VIII D P 23 Ska 62 132 Tinggi
65 27 VIII B P 23 Ska 38 83 Rendah 14 65 26 VIII D P 23 Ska 56 118 Sedang
66 28 VIII B P 23 Ska 40 81 Rendah 13 66 27 VIII D P 23 Ska 55 114 Sedang
No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
Prestasi No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
67 29 VIII B P 23 Ska 40 97 Sedang 13 67 28 VIII D P 23 Ska 40 84 Rendah
68 30 VIII B P 23 Ska 48 100 Sedang 15 68 29 VIII D P 23 Ska 40 82 Rendah
69 31 VIII B P 23 Ska 60 108 Sedang 17 69 30 VIII D P 23 Ska 44 94 Sedang
70 32 VIII B P 23 Ska 66 110 Sedang 17 70 31 VIII D P 23 Ska 48 96 Sedang
71 33 VIII B P 23 Ska 68 110 Sedang 17 71 32 VIII D P 23 Ska 84 144 Tinggi
72 34 VIII B P 23 Ska 70 134 Tinggi 18 72 33 VIII D P 23 Ska 60 124 Sedang
73 35 VIII B P 23 Ska 58 107 Sedang 17 73 34 VIII D P 23 Ska 68 136 Tinggi
74 36 VIII B P 23 Ska 76 139 Tinggi 20 74 35 VIII D P 23 Ska 55 112 Sedang
75 37 VIII B P 23 Ska 48 99 Sedang 15 75 36 VIII D P 23 Ska 54 110 Sedang
76 1 VIII B P17 Ska 55 118 Sedang 19 76 37 VIII D P 23 Ska 68 135 Tinggi
77 2 VIII B P17 Ska 48 92 Sedang 22 77 38 VIII D P 23 Ska 48 100 Sedang
78 3 VIII B P17 Ska 48 106 Sedang 17 78 1 VIII C P 17 Ska 53 102 Sedang
79 4 VIII B P17 Ska 54 120 Sedang 19 79 2 VIII C P 17 Ska 54 102 Sedang
80 5 VIII B P17 Ska 66 138 Tinggi 19 80 3 VIII C P 17 Ska 57 107 Sedang
81 6 VIII B P17 Ska 54 120 Sedang 19 81 4 VIII C P 17 Ska 46 90 Rendah
82 7 VIII B P17 Ska 42 88 Rendah 15 82 5 VIII C P 17 Ska 45 89 Rendah
83 8 VIII B P17 Ska 38 82 Rendah 13 83 6 VIII C P 17 Ska 50 102 Sedang
84 9 VIII B P17 Ska 38 84 Rendah 14 84 7 VIII C P 17 Ska 66 134 Tinggi
85 10 VIII B P17 Ska 40 83 Rendah 14 85 8 VIII C P 17 Ska 70 144 Tinggi
86 11 VIII B P17 Ska 54 116 Sedang 18 86 10 VIII C P 17 Ska 60 122 Sedang
87 12 VIII B P17 Ska 42 86 Rendah 15 87 11 VIII C P 17 Ska 58 120 Sedang
88 13 VIII B P17 Ska 60 127 Sedang 22 88 12 VIII C P 17 Ska 58 116 Sedang
89 14 VIII B P17 Ska 40 84 Rendah 14 89 13 VIII C P 17 Ska 47 90 Rendah
90 15 VIII B P17 Ska 46 93 Sedang 11 90 14 VIII C P 17 Ska 48 100 Sedang
91 16 VIII B P17 Ska 40 82 Rendah 14 91 15 VIII C P 17 Ska 66 132 Tinggi
92 17 VIII B P17 Ska 58 127 Sedang 21 92 16 VIII C P 17 Ska 57 107 Sedang
93 18 VIII B P17 Ska 66 139 Tinggi 20 93 17 VIII C P 17 Ska 56 104 Sedang
94 19 VIII B P17 Ska 57 127 Sedang 21 94 18 VIII C P 17 Ska 42 84 Rendah
95 20 VIII B P17 Ska 58 133 Tinggi 18 95 19 VIII C P 17 Ska 38 82 Rendah
96 21 VIII B P17 Ska 44 90 Rendah 18 96 20 VIII C P 17 Ska 54 102 Sedang
97 22 VIII B P17 Ska 57 131 Tinggi 17 97 21 VIII C P 17 Ska 48 101 Sedang
98 23 VIII B P17 Ska 40 82 Rendah 14 98 22 VIII C P 17 Ska 68 142 Tinggi
99 24 VIII B P17 Ska 54 112 Sedang 18 99 23 VIII C P 17 Ska 65 126 Sedang
100 25 VIII B P17 Ska 50 110 Sedang 17 100 24 VIII C P 17 Ska 56 104 Sedang
No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
Prestasi No No.
Abs
Kelas Asal Sekolah Nilai UU Skore
Angket
Kategori
Aktivitas
101 26 VIII B P17 Ska 42 86 Rendah 15 101 25 VIII C P 17 Ska 40 82 Rendah
102 27 VIII B P17 Ska 57 127 Sedang 21 102 26 VIII C P 17 Ska 40 82 Rendah
103 28 VIII B P17 Ska 58 137 Tinggi 19 103 27 VIII C P 17 Ska 40 82 Rendah
104 29 VIII B P17 Ska 50 92 Sedang 22 104 28 VIII C P 17 Ska 58 122 Sedang
105 30 VIII B P17 Ska 57 120 Sedang 19 105 29 VIII C P 17 Ska 60 122 Sedang
106 31 VIII B P17 Ska 48 95 Sedang 12 106 30 VIII C P 17 Ska 40 84 Rendah
107 32 VIII B P17 Ska 38 82 Rendah 13 107 31 VIII C P 17 Ska 40 84 Rendah
108 33 VIII B P17 Ska 46 108 Sedang 17 108 32 VIII C P 17 Ska 65 126 Sedang
109 34 VIII B P17 Ska 58 126 Sedang 20 109 33 VIII C P 17 Ska 48 90 Rendah
110 35 VIII B P17 Ska 44 90 Rendah 17 110 34 VIII C P 17 Ska 44 88 Rendah
111 36 VIII B P17 Ska 40 86 Rendah 15 111 35 VIII C P 17 Ska 42 88 Rendah
112 37 VIII B P17 Ska 46 100 Sedang 15 112 36 VIII C P 17 Ska 42 86 Rendah
113 38 VIII B P17 Ska 55 127 Sedang 20 113 37 VIII C P 17 Ska 40 82 Rendah
114 39 VIII B P17 Ska 54 118 Sedang 19 114
N 114 114 114 N 113 113
Jumlah X 6699 12540 1957 Jumlah X 6807 12533
RATA-RATA 58.7632 110 17.1667 RATA-RATA 60.2389 110.9115
s ( Stdv) 14.7368 19.3029 2.9266 s ( Stdv) 13.9868 19.7147
VARIANSI (s22 ) 217.173 372.6 8.5649 VARIANSI ( s1
2 ) 195.6299 388.671
Maksimum 98 150 24 maksimum 96 151
Minimum 38 80 11 minimum 38 80
Skore SMP P 2 P 23 P 17 Total Skore SMP P 2 P 23 P 17
Mean + SD. 73.500 Akt Tg = 14 4 5 23 Mean + SD. 74.226 Akt Tg = 13 8 4
Akt Sd = 20 26 21 67 Akt Sd = 22 23 17
Mean - SD. 44.026 Akt Rd = 4 7 13 24 Mean - SD. 46.252 Akt Rd = 4 7 15
Total 38 37 39 114 Total 39 38 36
N 227
Jumlah X 13506 25073
RATA-RATA 59.498 110.454 16.9604 Skore SMP P 2 P 23 P 17
s ( Stdv) 14.356 19.471 2.8862 Mean + SD.129.925 Akt Tg = 27 12 9
VARIANSI ( s12 ) 206.083 379.1251 8.3303 Akt Sd = 42 49 38
KO
NT
RL
EK
SP
E+
K
maksimum 98 151 24 Mean - SD.90.983 Akt Rd = 8 14 28
minimum 38 80 10 Total 77 75 75
E+
K
Prestasi
21
16
20
19
17
18
17
20
19
11
14
16
17
15
15
12
13
19
19
20
21
20
15
16
16
10
19
20
23
22
18
17
Prestasi
22
18
15
21
20
20
18
20
19
19
22
17
16
16
16
13
15
14
16
14
18
18
19
18
19
16
17
17
15
15
14
16
18
18
Prestasi
14
13
11
13
21
20
18
17
17
18
14
15
16
17
16
16
15
17
21
19
19
18
17
13
16
17
16
14
11
16
15
21
20
16
Prestasi
11
12
12
19
19
13
13
20
17
15
15
14
12
113
1893
16.7522
2.8427
8.0809
23
10
Total
25
62
26
113
Total
48
129
50
227
173
Lampiran 20 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Prasyarat Uji Keseimbangan
1. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
L = Maks | F(zi) – S(zi)|
Dengan zi = s
xxi , (s : standart deviasi)
F(zi) = P(Z ≤ zi)
Z N (0,1)
S (zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 38 -1.4089 0.0794 0.0088 0.0707
2 38 -1.4089 0.0794 0.0175 0.0619
3 38 -1.4089 0.0794 0.0263 0.0531
4 38 -1.4089 0.0794 0.0351 0.0443
5 38 -1.4089 0.0794 0.0439 0.0356
6 38 -1.4089 0.0794 0.0526 0.0268
7 40 -1.2732 0.1015 0.0614 0.0401
8 40 -1.2732 0.1015 0.0702 0.0313
9 40 -1.2732 0.1015 0.0789 0.0225
10 40 -1.2732 0.1015 0.0877 0.0138
11 40 -1.2732 0.1015 0.0965 0.0050
12 40 -1.2732 0.1015 0.1053 0.0038
13 40 -1.2732 0.1015 0.1140 0.0126
14 40 -1.2732 0.1015 0.1228 0.0213
15 40 -1.2732 0.1015 0.1316 0.0301
16 40 -1.2732 0.1015 0.1404 0.0389
17 42 -1.1375 0.1277 0.1491 0.0215
18 42 -1.1375 0.1277 0.1579 0.0302
174
19 42 -1.1375 0.1277 0.1667 0.0390
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
20 42 -1.1375 0.1277 0.1754 0.0478
21 44 -1.0018 0.1582 0.1842 0.0260
22 44 -1.0018 0.1582 0.1930 0.0348
23 46 -0.8661 0.1932 0.2018 0.0085
24 46 -0.8661 0.1932 0.2105 0.0173
25 46 -0.8661 0.1932 0.2193 0.0261
26 46 -0.8661 0.1932 0.2281 0.0348
27 46 -0.8661 0.1932 0.2368 0.0436
28 46 -0.8661 0.1932 0.2456 0.0524
29 46 -0.8661 0.1932 0.2544 0.0612
30 48 -0.7304 0.2326 0.2632 0.0306
31 48 -0.7304 0.2326 0.2719 0.0393
32 48 -0.7304 0.2326 0.2807 0.0481
33 48 -0.7304 0.2326 0.2895 0.0569
34 48 -0.7304 0.2326 0.2982 0.0657
35 48 -0.7304 0.2326 0.3070 0.0744
36 50 -0.5946 0.2760 0.3158 0.0397
37 50 -0.5946 0.2760 0.3246 0.0485
38 50 -0.5946 0.2760 0.3333 0.0573
39 50 -0.5946 0.2760 0.3421 0.0661
40 52 -0.4589 0.3231 0.3509 0.0277
41 54 -0.3232 0.3733 0.3596 0.0136
42 54 -0.3232 0.3733 0.3684 0.0048
43 54 -0.3232 0.3733 0.3772 0.0039
44 54 -0.3232 0.3733 0.3860 0.0127
45 54 -0.3232 0.3733 0.3947 0.0215
46 54 -0.3232 0.3733 0.4035 0.0302
47 54 -0.3232 0.3733 0.4123 0.0390
48 54 -0.3232 0.3733 0.4211 0.0478
49 54 -0.3232 0.3733 0.4298 0.0566
50 55 -0.2554 0.3992 0.4386 0.0394
51 55 -0.2554 0.3992 0.4474 0.0481
52 55 -0.2554 0.3992 0.4561 0.0569
53 56 -0.1875 0.4256 0.4649 0.0393
54 56 -0.1875 0.4256 0.4737 0.0481
55 57 -0.1196 0.4524 0.4825 0.0301
56 57 -0.1196 0.4524 0.4912 0.0388
57 57 -0.1196 0.4524 0.5000 0.0476
58 57 -0.1196 0.4524 0.5088 0.0564
59 58 -0.0518 0.4793 0.5175 0.0382
175
60 58 -0.0518 0.4793 0.5263 0.0470
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
61 58 -0.0518 0.4793 0.5351 0.0557
62 58 -0.0518 0.4793 0.5439 0.0645
63 58 -0.0518 0.4793 0.5526 0.0733
64 58 -0.0518 0.4793 0.5614 0.0821
65 59 0.0161 0.5064 0.5702 0.0638
66 60 0.0839 0.5334 0.5789 0.0455
67 60 0.0839 0.5334 0.5877 0.0543
68 60 0.0839 0.5334 0.5965 0.0630
69 60 0.0839 0.5334 0.6053 0.0718
70 63 0.2875 0.6131 0.6140 0.0009
71 63 0.2875 0.6131 0.6228 0.0097
72 64 0.3554 0.6388 0.6316 0.0073
73 64 0.3554 0.6388 0.6404 0.0015
74 65 0.4232 0.6639 0.6491 0.0148
75 65 0.4232 0.6639 0.6579 0.0060
76 65 0.4232 0.6639 0.6667 0.0027
77 65 0.4232 0.6639 0.6754 0.0115
78 65 0.4232 0.6639 0.6842 0.0203
79 66 0.4911 0.6883 0.6930 0.0047
80 66 0.4911 0.6883 0.7018 0.0134
81 66 0.4911 0.6883 0.7105 0.0222
82 66 0.4911 0.6883 0.7193 0.0310
83 66 0.4911 0.6883 0.7281 0.0398
84 66 0.4911 0.6883 0.7368 0.0485
85 66 0.4911 0.6883 0.7456 0.0573
86 67 0.5589 0.7119 0.7544 0.0425
87 67 0.5589 0.7119 0.7632 0.0513
88 67 0.5589 0.7119 0.7719 0.0600
89 68 0.6268 0.7346 0.7807 0.0461
90 69 0.6946 0.7564 0.7895 0.0331
91 69 0.6946 0.7564 0.7982 0.0419
92 70 0.7625 0.7771 0.8070 0.0299
93 70 0.7625 0.7771 0.8158 0.0387
94 70 0.7625 0.7771 0.8246 0.0474
95 72 0.8982 0.8155 0.8333 0.0179
96 72 0.8982 0.8155 0.8421 0.0266
97 72 0.8982 0.8155 0.8509 0.0354
98 74 1.0339 0.8494 0.8596 0.0102
99 76 1.1696 0.8789 0.8684 0.0105
100 84 1.7125 0.9566 0.8772 0.0794
176
101 84 1.7125 0.9566 0.8860 0.0706
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
102 80 1.4411 0.9252 0.8947 0.0305
103 80 1.4411 0.9252 0.9035 0.0217
104 80 1.4411 0.9252 0.9123 0.0129
105 79 1.3732 0.9152 0.9211 0.0059
106 84 1.7125 0.9566 0.9298 0.0268
107 76 1.1696 0.8789 0.9386 0.0597
108 87 1.9161 0.9723 0.9474 0.0250
109 92 2.2554 0.9879 0.9561 0.0318
110 90 2.1196 0.9830 0.9649 0.0181
111 89 2.0518 0.9799 0.9737 0.0062
112 98 2.6625 0.9961 0.9825 0.0137
113 90 2.1196 0.9830 0.9912 0.0082
114 98 2.6625 0.9961 1.0000 0.0039
n 114
Σ X 6699 L Maks = 0.0821
Rataan 58.7632 L tabel = 0.0830
Sd Dev 14.7368
var 217.1735
Maks = 98
Min = 38
5. Daerah Kritik
DK = { L | L > L( ; n)}, dengan n = ukuran sampel
Ltabel = 0,0830
Lmaks = 0,0821 DK
6. Keputusan Uji :
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel kelas eksperimen diambil dari populasi yang berdistribusi normal
177
Lampiran 21 Uji Nonalitas Kelas Kontrol
Prasyarat Uji Keseimbangan
1. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
L = Maks | F(zi) – S(zi)|
Dengan zi = s
xxi , (s : standart deviasi)
F(zi) = P(Z ≤ zi)
Z N (0,1)
S (zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 38 -1.5900 0.0559 0.0088 0.0471
2 40 -1.4470 0.0739 0.0177 0.0562
3 40 -1.4470 0.0739 0.0265 0.0474
4 40 -1.4470 0.0739 0.0354 0.0385
5 40 -1.4470 0.0739 0.0442 0.0297
6 40 -1.4470 0.0739 0.0531 0.0209
7 40 -1.4470 0.0739 0.0619 0.0120
8 40 -1.4470 0.0739 0.0708 0.0032
9 40 -1.4470 0.0739 0.0796 0.0057
10 40 -1.4470 0.0739 0.0885 0.0145
11 40 -1.4470 0.0739 0.0973 0.0234
12 42 -1.3040 0.0961 0.1062 0.0101
13 42 -1.3040 0.0961 0.1150 0.0189
14 42 -1.3040 0.0961 0.1239 0.0278
15 42 -1.3040 0.0961 0.1327 0.0366
16 44 -1.1610 0.1228 0.1416 0.0188
178
17 44 -1.1610 0.1228 0.1504 0.0276
18 44 -1.1610 0.1228 0.1593 0.0365
19 44 -1.1610 0.1228 0.1681 0.0453
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
20 45 -1.0895 0.1380 0.1770 0.0390
21 46 -1.0180 0.1543 0.1858 0.0315
22 47 -0.9465 0.1719 0.1947 0.0228
23 48 -0.8750 0.1908 0.2035 0.0128
24 48 -0.8750 0.1908 0.2124 0.0216
25 48 -0.8750 0.1908 0.2212 0.0305
26 48 -0.8750 0.1908 0.2301 0.0393
27 48 -0.8750 0.1908 0.2389 0.0482
28 48 -0.8750 0.1908 0.2478 0.0570
29 50 -0.7320 0.2321 0.2566 0.0246
30 50 -0.7320 0.2321 0.2655 0.0334
31 50 -0.7320 0.2321 0.2743 0.0423
32 50 -0.7320 0.2321 0.2832 0.0511
33 52 -0.5891 0.2779 0.2920 0.0141
34 53 -0.5176 0.3024 0.3009 0.0015
35 53 -0.5176 0.3024 0.3097 0.0074
36 53 -0.5176 0.3024 0.3186 0.0162
37 54 -0.4461 0.3278 0.3274 0.0003
38 54 -0.4461 0.3278 0.3363 0.0085
39 54 -0.4461 0.3278 0.3451 0.0174
40 54 -0.4461 0.3278 0.3540 0.0262
41 55 -0.3746 0.3540 0.3628 0.0088
42 55 -0.3746 0.3540 0.3717 0.0177
43 55 -0.3746 0.3540 0.3805 0.0265
44 56 -0.3031 0.3809 0.3894 0.0085
45 56 -0.3031 0.3809 0.3982 0.0173
46 56 -0.3031 0.3809 0.4071 0.0262
47 56 -0.3031 0.3809 0.4159 0.0350
48 56 -0.3031 0.3809 0.4248 0.0439
49 56 -0.3031 0.3809 0.4336 0.0527
50 57 -0.2316 0.4084 0.4425 0.0340
51 57 -0.2316 0.4084 0.4513 0.0429
52 58 -0.1601 0.4364 0.4602 0.0238
53 58 -0.1601 0.4364 0.4690 0.0326
54 58 -0.1601 0.4364 0.4779 0.0415
55 58 -0.1601 0.4364 0.4867 0.0503
56 58 -0.1601 0.4364 0.4956 0.0592
57 59 -0.0886 0.4647 0.5044 0.0397
179
58 60 -0.0171 0.4932 0.5133 0.0201
59 60 -0.0171 0.4932 0.5221 0.0289
60 60 -0.0171 0.4932 0.5310 0.0378
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
61 60 -0.0171 0.4932 0.5398 0.0466
62 62 0.1259 0.5501 0.5487 0.0014
63 62 0.1259 0.5501 0.5575 0.0074
64 62 0.1259 0.5501 0.5664 0.0163
65 62 0.1259 0.5501 0.5752 0.0251
66 63 0.1974 0.5782 0.5841 0.0058
67 64 0.2689 0.6060 0.5929 0.0131
68 64 0.2689 0.6060 0.6018 0.0042
69 65 0.3404 0.6332 0.6106 0.0226
70 65 0.3404 0.6332 0.6195 0.0138
71 65 0.3404 0.6332 0.6283 0.0049
72 65 0.3404 0.6332 0.6372 0.0039
73 65 0.3404 0.6332 0.6460 0.0128
74 65 0.3404 0.6332 0.6549 0.0216
75 65 0.3404 0.6332 0.6637 0.0305
76 66 0.4119 0.6598 0.6726 0.0128
77 66 0.4119 0.6598 0.6814 0.0216
78 66 0.4119 0.6598 0.6903 0.0305
79 67 0.4834 0.6856 0.6991 0.0135
80 67 0.4834 0.6856 0.7080 0.0224
81 67 0.4834 0.6856 0.7168 0.0312
82 68 0.5549 0.7105 0.7257 0.0152
83 68 0.5549 0.7105 0.7345 0.0240
84 68 0.5549 0.7105 0.7434 0.0328
85 68 0.5549 0.7105 0.7522 0.0417
86 68 0.5549 0.7105 0.7611 0.0505
87 68 0.5549 0.7105 0.7699 0.0594
88 69 0.6264 0.7345 0.7788 0.0443
89 69 0.6264 0.7345 0.7876 0.0531
90 69 0.6264 0.7345 0.7965 0.0620
91 69 0.6264 0.7345 0.8053 0.0708
92 69 0.6264 0.7345 0.8142 0.0797
93 70 0.6979 0.7574 0.8230 0.0656
94 72 0.8409 0.7998 0.8319 0.0321
95 73 0.9124 0.8192 0.8407 0.0215
96 74 0.9839 0.8374 0.8496 0.0121
97 74 0.9839 0.8374 0.8584 0.0210
98 75 1.0554 0.8544 0.8673 0.0129
180
99 76 1.1269 0.8701 0.8761 0.0060
100 78 1.2698 0.8979 0.8850 0.0130
101 79 1.3413 0.9101 0.8938 0.0163
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
102 80 1.4128 0.9211 0.9027 0.0185
103 80 1.4128 0.9211 0.9115 0.0096
104 82 1.5558 0.9401 0.9204 0.0198
105 84 1.6988 0.9553 0.9292 0.0261
106 86 1.8418 0.9672 0.9381 0.0292
107 88 1.9848 0.9764 0.9469 0.0295
108 89 2.0563 0.9801 0.9558 0.0244
109 89 2.0563 0.9801 0.9646 0.0155
110 90 2.1278 0.9833 0.9735 0.0099
111 92 2.2708 0.9884 0.9823 0.0061
112 95 2.4853 0.9935 0.9912 0.0024
113 96 2.5568 0.9947 1.0000 0.0053
n 113
Σ 6807 L Maks = 0.0797
Rataan 60.2389 L tabel = 0.0833
Sd Dev 13.9868
var 195.6299
Maks = 96
Min = 38
5. Daerah Kritik
DK = { L | L > L( ; n)}, dengan n = ukuran sampel
Ltabel = 0,0833
Lmaks = 0,0797 DK
6. Keputusan Uji :
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel untuk kelas kontrol diambil dari populasi yang berdistribusi normal
181
Lampiran 22 Uji Homogenitas Kelas Pembelajaran
Prasuarat Uji Keseimbangan
1. Hipotesis
Ho : 2
1 = 2
2 (variansi populasi homogen)
H1 : 2
1 ≠ 2
2 (variansi populasi tidak homogen)
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
2 =
c
203,2 (f log RKG – Σ fj log 2
js ), dengan 2
2(k – 1)
c = 1 +
jj ffk
11
)1(3
1
RKG =
j
j
f
SS
SSj = Σ X 2
j -
j
j
n
x 2
= (nj – 1) 2
js
4. Komputasi :
NO Konstruktivistik
a12
Konvensional a2
2
a1 a2
1 98 9604 96 9216
2 98 9604 95 9025
3 92 8464 92 8464
4 90 8100 90 8100
5 90 8100 89 7921
6 89 7921 89 7921
7 87 7569 88 7744
8 84 7056 82 6724
182
9 84 7056 80 6400
10 84 7056 80 6400
11 80 6400 79 6241
12 80 6400 78 6084
13 79 6241 76 5776
No a1 a12 a2 a2
2
14 76 5776 74 5476
15 74 5476 74 5476
16 72 5184 73 5329
17 70 4900 72 5184
18 69 4761 69 4761
19 70 4900 69 4761
20 67 4489 69 4761
21 72 5184 69 4761
22 72 5184 69 4761
23 67 4489 68 4624
24 66 4356 68 4624
25 66 4356 68 4624
26 67 4489 67 4489
27 69 4761 67 4489
28 64 4096 67 4489
29 65 4225 66 4356
30 65 4225 65 4225
31 64 4096 65 4225
32 65 4225 65 4225
33 65 4225 65 4225
34 65 4225 64 4096
35 63 3969 64 4096
36 59 3481 62 3844
37 63 3969 62 3844
38 66 4356 62 3844
39 80 6400 60 3600
40 76 5776 86 7396
41 60 3600 84 7056
42 70 4900 75 5625
43 66 4356 68 4624
44 68 4624 68 4624
45 60 3600 65 4225
46 60 3600 63 3969
47 58 3364 62 3844
48 58 3364 60 3600
49 56 3136 59 3481
183
50 66 4356 58 3364
51 56 3136 58 3364
52 55 3025 56 3136
53 50 2500 56 3136
54 54 2916 56 3136
No a1 a12 a2 a2
2
55 54 2916 56 3136
56 48 2304 55 3025
57 54 2916 55 3025
58 54 2916 55 3025
59 52 2704 54 2916
60 50 2500 54 2916
61 48 2304 53 2809
62 48 2304 53 2809
63 46 2116 52 2704
64 46 2116 50 2500
65 40 1600 50 2500
66 46 2116 50 2500
67 40 1600 48 2304
68 40 1600 48 2304
69 38 1444 48 2304
70 40 1600 44 1936
71 42 1764 44 1936
72 46 2116 44 1936
73 40 1600 42 1764
74 38 1444 40 1600
75 38 1444 40 1600
76 66 4356 40 1600
77 66 4356 40 1600
78 58 3364 70 4900
79 58 3364 68 4624
80 57 3249 66 4356
81 60 3600 66 4356
82 58 3364 65 4225
83 57 3249 65 4225
84 57 3249 60 3600
85 55 3025 60 3600
86 58 3364 58 3364
87 57 3249 58 3364
88 54 2916 58 3364
89 54 2916 57 3249
90 55 3025 57 3249
184
91 54 2916 56 3136
92 54 2916 56 3136
93 54 2916 54 2916
94 50 2500 54 2916
95 46 2116 53 2809
No a1 a12 a2 a2
2
96 48 2304 50 2500
97 46 2116 48 2304
98 48 2304 48 2304
99 46 2116 48 2304
100 48 2304 47 2209
101 50 2500 46 2116
102 44 1936 45 2025
103 44 1936 44 1936
104 42 1764 42 1764
105 42 1764 42 1764
106 42 1764 42 1764
107 40 1600 40 1600
108 40 1600 40 1600
109 38 1444 40 1600
110 40 1600 40 1600
111 40 1600 40 1600
112 40 1600 40 1600
113 38 1444 38 1444
114 38 1444
Jumlah (Σ) 6699 418195 6807 431957
nj 114 113
N 227
k 2
sj 14.7368 13.9868
SSj 24540.6053 24540.6053 21910.5487 21910.5487
Σ SSj 46451.1539
fj 113 112
f = N-2 225
Sj2 = var 217.1735 195.6299
log Sj2 2.3368 2.2914
fi log Sj2 264.0592 256.6407
RKG 206.4496
log RKG 2.3148
c 1.0044
f log RKG 520.8331
185
Σ fi log Sj2 520.6999
X2 0.2922 Obs
X2 0,05;1 3.8410 Tabel
5. Daerah Kritik
DK = {2 | 2
> 2( ; k-1)}
2tabel = 3,841
2hitung = 0,2922 DK
6. Keputusan Uji
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel mempunyai variansi yang sama atau homogen
186
Lampiran 23
Uji Keseimbangan
1. Hipotesis
Ho : 1 = 2 (kedua kelas berasal dari populasi yang berkemampuan awal
sama)
H1 : 1 ≠ 2 (kedua kelas tidak berasal dari populasi yang berkemampuan
awal sama)
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik uji : t =
21
21
11
)(
nns
dxx
p
o
t(n1 + n2 – 2) ;
Sp2 =
2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
snsn
(Karena selisih rata-rata tidak dibicarakan maka do = 0
4. Komputasi :
NO Responden
Nilai Murni Smt Genap X
2 Y
2
No Kontrol No Eksperimen
1 1 96 1 98 9216 9604
2 2 95 2 98 9025 9604
3 3 92 3 92 8464 8464
4 4 90 4 90 8100 8100
5 5 89 5 90 7921 8100
6 6 89 6 89 7921 7921
7 7 88 7 87 7744 7569
187
8 8 82 8 84 6724 7056
9 9 80 9 84 6400 7056
10 10 80 10 84 6400 7056
11 11 79 11 80 6241 6400
12 12 78 12 80 6084 6400
13 13 76 13 79 5776 6241
14 14 74 14 76 5476 5776
15 15 74 15 74 5476 5476
16 16 73 16 72 5329 5184
17 17 72 17 70 5184 4900
18 18 69 18 69 4761 4761
19 19 69 19 70 4761 4900
20 20 69 20 67 4761 4489
21 21 69 21 72 4761 5184
22 22 69 22 72 4761 5184
23 23 68 23 67 4624 4489
24 24 68 24 66 4624 4356
25 25 68 25 66 4624 4356
26 26 67 26 67 4489 4489
27 27 67 27 69 4489 4761
28 28 67 28 64 4489 4096
29 29 66 29 65 4356 4225
30 30 65 30 65 4225 4225
31 31 65 31 64 4225 4096
32 32 65 32 65 4225 4225
33 33 65 33 65 4225 4225
34 34 64 34 65 4096 4225
35 35 64 35 63 4096 3969
36 36 62 36 59 3844 3481
37 37 62 37 63 3844 3969
38 38 62 38 66 3844 4356
39 39 60 1 80 3600 6400
40 1 86 2 76 7396 5776
41 2 84 3 60 7056 3600
42 3 75 4 70 5625 4900
43 4 68 5 66 4624 4356
44 5 68 6 68 4624 4624
45 6 65 7 60 4225 3600
46 7 63 8 60 3969 3600
47 8 62 9 58 3844 3364
48 9 60 10 58 3600 3364
49 10 59 11 56 3481 3136
188
50 11 58 12 66 3364 4356
51 12 58 13 56 3364 3136
52 13 56 14 55 3136 3025
53 14 56 15 50 3136 2500
54 15 56 16 54 3136 2916
55 16 56 17 54 3136 2916
56 17 55 18 48 3025 2304
57 18 55 19 54 3025 2916
58 19 55 20 54 3025 2916
59 20 54 21 52 2916 2704
60 21 54 22 50 2916 2500
61 22 53 23 48 2809 2304
62 23 53 24 48 2809 2304
63 24 52 25 46 2704 2116
64 25 50 26 46 2500 2116
65 26 50 27 40 2500 1600
66 27 50 28 46 2500 2116
67 28 48 29 40 2304 1600
68 29 48 30 40 2304 1600
69 30 48 31 38 2304 1444
70 31 44 32 40 1936 1600
71 32 44 33 42 1936 1764
72 33 44 34 46 1936 2116
73 34 42 35 40 1764 1600
74 35 40 36 38 1600 1444
75 36 40 37 38 1600 1444
76 37 40 1 66 1600 4356
77 38 40 2 66 1600 4356
78 1 70 3 58 4900 3364
79 2 68 4 58 4624 3364
80 3 66 5 57 4356 3249
81 4 66 6 60 4356 3600
82 5 65 7 58 4225 3364
83 6 65 8 57 4225 3249
84 7 60 9 57 3600 3249
85 8 60 10 55 3600 3025
86 9 58 11 58 3364 3364
87 10 58 12 57 3364 3249
88 11 58 13 54 3364 2916
89 12 57 14 54 3249 2916
90 13 57 15 55 3249 3025
91 14 56 16 54 3136 2916
189
92 15 56 17 54 3136 2916
93 16 54 18 54 2916 2916
94 17 54 19 50 2916 2500
95 18 53 20 46 2809 2116
96 19 50 21 48 2500 2304
97 20 48 22 46 2304 2116
98 21 48 23 48 2304 2304
99 22 48 24 46 2304 2116
100 23 47 25 48 2209 2304
101 24 46 26 50 2116 2500
102 25 45 27 44 2025 1936
103 26 44 28 44 1936 1936
104 27 42 29 42 1764 1764
105 28 42 30 42 1764 1764
106 29 42 31 42 1764 1764
107 30 40 32 40 1600 1600
108 31 40 33 40 1600 1600
109 32 40 34 38 1600 1444
110 33 40 35 40 1600 1600
111 34 40 36 40 1600 1600
112 35 40 37 40 1600 1600
113 36 38 38 38 1444 1444
114 39 38 1444
Jumlah ( Σ ) 6807 6699 431957 418195
Rataan ( X ) 60.2389 58.7632
n1 39 n1 38
n2 38 n2 37
n3 36 n3 39
N 113 114
21 XX 1.4758
s2 13.9868 14.7368
sp2 3231.7782
sp 56.8487
1/n1 + 1/n2 0.0176
sp*√(1/n1 +1/n2) 7.5464
t hitung 0.1956 0.1956
t tabel 1.9600 1.9600
5. Daerah Kritik
190
DK = {t | t < - t(/2; v) atau t > t(/2; v)}
ttabel = 1,9600
thitung = 0,1956 DK
6. Keputusan Uji
Ho diterima
7. Kesimpulan
Kedua kelompok sampel berasal dari dua populasi yang berkemampuan awal
sama atau seimbang.
191
Lampiran 24 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Prasyarat Uji Anava
1. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
L = Maks | F(zi) – S(zi)|
Dengan zi = s
xxi , (s : standart deviasi)
F(zi) = P(Z ≤ zi)
Z N (0,1)
S (zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 11 -2.1071 0.0176 0.0088 0.0088
2 11 -2.1071 0.0176 0.0175 0.0000
3 12 -1.7654 0.0387 0.0263 0.0124
4 12 -1.7654 0.0387 0.0351 0.0037
5 12 -1.7654 0.0387 0.0439 0.0051
6 12 -1.7654 0.0387 0.0526 0.0139
7 13 -1.4237 0.0773 0.0614 0.0159
8 13 -1.4237 0.0773 0.0702 0.0071
9 13 -1.4237 0.0773 0.0789 0.0017
10 13 -1.4237 0.0773 0.0877 0.0105
11 13 -1.4237 0.0773 0.0965 0.0192
12 13 -1.4237 0.0773 0.1053 0.0280
13 13 -1.4237 0.0773 0.1140 0.0368
14 14 -1.0820 0.1396 0.1228 0.0168
15 14 -1.0820 0.1396 0.1316 0.0080
16 14 -1.0820 0.1396 0.1404 0.0007
17 14 -1.0820 0.1396 0.1491 0.0095
18 14 -1.0820 0.1396 0.1579 0.0183
192
19 14 -1.0820 0.1396 0.1667 0.0270
20 14 -1.0820 0.1396 0.1754 0.0358
21 14 -1.0820 0.1396 0.1842 0.0446
22 14 -1.0820 0.1396 0.1930 0.0534
23 14 -1.0820 0.1396 0.2018 0.0621
24 15 -0.7403 0.2295 0.2105 0.0190
25 15 -0.7403 0.2295 0.2193 0.0102
26 15 -0.7403 0.2295 0.2281 0.0015
27 15 -0.7403 0.2295 0.2368 0.0073
28 15 -0.7403 0.2295 0.2456 0.0161
29 15 -0.7403 0.2295 0.2544 0.0248
30 15 -0.7403 0.2295 0.2632 0.0336
31 15 -0.7403 0.2295 0.2719 0.0424
32 15 -0.7403 0.2295 0.2807 0.0512
33 15 -0.7403 0.2295 0.2895 0.0599
34 15 -0.7403 0.2295 0.2982 0.0687
35 15 -0.7403 0.2295 0.3070 0.0775
36 16 -0.3986 0.3451 0.3158 0.0293
37 16 -0.3986 0.3451 0.3246 0.0205
38 16 -0.3986 0.3451 0.3333 0.0117
39 16 -0.3986 0.3451 0.3421 0.0030
40 16 -0.3986 0.3451 0.3509 0.0058
41 16 -0.3986 0.3451 0.3596 0.0146
42 16 -0.3986 0.3451 0.3684 0.0233
43 16 -0.3986 0.3451 0.3772 0.0321
44 16 -0.3986 0.3451 0.3860 0.0409
45 16 -0.3986 0.3451 0.3947 0.0497
46 16 -0.3986 0.3451 0.4035 0.0584
47 16 -0.3986 0.3451 0.4123 0.0672
48 16 -0.3986 0.3451 0.4211 0.0760
49 17 -0.0569 0.4773 0.4298 0.0475
50 17 -0.0569 0.4773 0.4386 0.0387
51 17 -0.0569 0.4773 0.4474 0.0299
52 17 -0.0569 0.4773 0.4561 0.0212
53 17 -0.0569 0.4773 0.4649 0.0124
54 17 -0.0569 0.4773 0.4737 0.0036
55 17 -0.0569 0.4773 0.4825 0.0052
56 17 -0.0569 0.4773 0.4912 0.0139
57 17 -0.0569 0.4773 0.5000 0.0227
58 17 -0.0569 0.4773 0.5088 0.0315
59 17 -0.0569 0.4773 0.5175 0.0403
60 17 -0.0569 0.4773 0.5263 0.0490
193
61 17 -0.0569 0.4773 0.5351 0.0578
62 18 0.2847 0.6121 0.5439 0.0682
63 18 0.2847 0.6121 0.5526 0.0594
64 18 0.2847 0.6121 0.5614 0.0507
65 18 0.2847 0.6121 0.5702 0.0419
66 18 0.2847 0.6121 0.5789 0.0331
67 18 0.2847 0.6121 0.5877 0.0244
68 18 0.2847 0.6121 0.5965 0.0156
69 18 0.2847 0.6121 0.6053 0.0068
70 18 0.2847 0.6121 0.6140 0.0020
71 18 0.2847 0.6121 0.6228 0.0107
72 18 0.2847 0.6121 0.6316 0.0195
73 18 0.2847 0.6121 0.6404 0.0283
74 18 0.2847 0.6121 0.6491 0.0370
75 18 0.2847 0.6121 0.6579 0.0458
76 18 0.2847 0.6121 0.6667 0.0546
77 19 0.6264 0.7345 0.6754 0.0590
78 19 0.6264 0.7345 0.6842 0.0503
79 19 0.6264 0.7345 0.6930 0.0415
80 19 0.6264 0.7345 0.7018 0.0327
81 19 0.6264 0.7345 0.7105 0.0240
82 19 0.6264 0.7345 0.7193 0.0152
83 19 0.6264 0.7345 0.7281 0.0064
84 19 0.6264 0.7345 0.7368 0.0024
85 19 0.6264 0.7345 0.7456 0.0111
86 19 0.6264 0.7345 0.7544 0.0199
87 19 0.6264 0.7345 0.7632 0.0287
88 19 0.6264 0.7345 0.7719 0.0374
89 20 0.9681 0.8335 0.7807 0.0528
90 20 0.9681 0.8335 0.7895 0.0440
91 20 0.9681 0.8335 0.7982 0.0353
92 20 0.9681 0.8335 0.8070 0.0265
93 20 0.9681 0.8335 0.8158 0.0177
94 20 0.9681 0.8335 0.8246 0.0090
95 20 0.9681 0.8335 0.8333 0.0002
96 20 0.9681 0.8335 0.8421 0.0086
97 20 0.9681 0.8335 0.8509 0.0174
98 20 0.9681 0.8335 0.8596 0.0261
99 21 1.3098 0.9049 0.8684 0.0365
100 21 1.3098 0.9049 0.8772 0.0277
101 21 1.3098 0.9049 0.8860 0.0189
102 21 1.3098 0.9049 0.8947 0.0101
194
103 21 1.3098 0.9049 0.9035 0.0014
104 21 1.3098 0.9049 0.9123 0.0074
105 21 1.3098 0.9049 0.9211 0.0162
106 22 1.6515 0.9507 0.9298 0.0209
107 22 1.6515 0.9507 0.9386 0.0121
108 22 1.6515 0.9507 0.9474 0.0033
109 22 1.6515 0.9507 0.9561 0.0055
110 22 1.6515 0.9507 0.9649 0.0142
111 22 1.6515 0.9507 0.9737 0.0230
112 23 1.9932 0.9769 0.9825 0.0056
113 23 1.9932 0.9769 0.9912 0.0143
114 24 2.3349 0.9902 1.0000 0.0098
n 114
Σ X 1957 L Maks = 0.0775
Rataan 17.1667 Median = 17 L tabel = 0.0830
Sd Dev 2.9266 Modus = 18
Var 8.5649
Maks = 24
Min = 11
5. Daerah Kritik
DK = { L | L > L( ; n)}, dengan n = ukuran sampel
Ltabel = 0,0830
Lmaks = 0,0775 DK
6. Keputusan Uji :
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel kelas eksperimen diambil dari populasi yang berdistribusi normal
195
Lampiran 25 Uji Normalitas Kelas Kontrol
Prasyarat Uji Anava
1. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
L = Maks | F(zi) – S(zi)|
Dengan zi = s
xxi , (s : standart deviasi)
F(zi) = P(Z ≤ zi)
Z N (0,1)
S (zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi
NO Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 10 -2.3753 0.0088 0.0088 0.0001
2 11 -2.0235 0.0215 0.0177 0.0038
3 11 -2.0235 0.0215 0.0265 0.0050
4 11 -2.0235 0.0215 0.0354 0.0139
5 11 -2.0235 0.0215 0.0442 0.0227
6 12 -1.6717 0.0473 0.0531 0.0058
7 12 -1.6717 0.0473 0.0619 0.0147
8 12 -1.6717 0.0473 0.0708 0.0235
9 12 -1.6717 0.0473 0.0796 0.0324
10 13 -1.3199 0.0934 0.0885 0.0049
11 13 -1.3199 0.0934 0.0973 0.0039
12 13 -1.3199 0.0934 0.1062 0.0128
13 13 -1.3199 0.0934 0.1150 0.0216
14 13 -1.3199 0.0934 0.1239 0.0305
15 13 -1.3199 0.0934 0.1327 0.0393
16 13 -1.3199 0.0934 0.1416 0.0482
196
17 14 -0.9682 0.1665 0.1504 0.0160
18 14 -0.9682 0.1665 0.1593 0.0072
19 14 -0.9682 0.1665 0.1681 0.0017
20 14 -0.9682 0.1665 0.1770 0.0105
21 14 -0.9682 0.1665 0.1858 0.0194
22 14 -0.9682 0.1665 0.1947 0.0282
23 14 -0.9682 0.1665 0.2035 0.0371
24 14 -0.9682 0.1665 0.2124 0.0459
25 15 -0.6164 0.2688 0.2212 0.0476
26 15 -0.6164 0.2688 0.2301 0.0387
27 15 -0.6164 0.2688 0.2389 0.0299
28 15 -0.6164 0.2688 0.2478 0.0210
29 15 -0.6164 0.2688 0.2566 0.0122
30 15 -0.6164 0.2688 0.2655 0.0033
31 15 -0.6164 0.2688 0.2743 0.0055
32 15 -0.6164 0.2688 0.2832 0.0144
33 15 -0.6164 0.2688 0.2920 0.0232
34 15 -0.6164 0.2688 0.3009 0.0321
35 15 -0.6164 0.2688 0.3097 0.0409
36 15 -0.6164 0.2688 0.3186 0.0498
37 16 -0.2646 0.3957 0.3274 0.0682
38 16 -0.2646 0.3957 0.3363 0.0594
39 16 -0.2646 0.3957 0.3451 0.0505
40 16 -0.2646 0.3957 0.3540 0.0417
41 16 -0.2646 0.3957 0.3628 0.0328
42 16 -0.2646 0.3957 0.3717 0.0240
43 16 -0.2646 0.3957 0.3805 0.0151
44 16 -0.2646 0.3957 0.3894 0.0063
45 16 -0.2646 0.3957 0.3982 0.0026
46 16 -0.2646 0.3957 0.4071 0.0114
47 16 -0.2646 0.3957 0.4159 0.0203
48 16 -0.2646 0.3957 0.4248 0.0291
49 16 -0.2646 0.3957 0.4336 0.0380
50 16 -0.2646 0.3957 0.4425 0.0468
51 16 -0.2646 0.3957 0.4513 0.0557
52 16 -0.2646 0.3957 0.4602 0.0645
53 16 -0.2646 0.3957 0.4690 0.0734
54 17 0.0872 0.5347 0.4779 0.0569
55 17 0.0872 0.5347 0.4867 0.0480
56 17 0.0872 0.5347 0.4956 0.0392
57 17 0.0872 0.5347 0.5044 0.0303
58 17 0.0872 0.5347 0.5133 0.0215
197
59 17 0.0872 0.5347 0.5221 0.0126
60 17 0.0872 0.5347 0.5310 0.0038
61 17 0.0872 0.5347 0.5398 0.0051
62 17 0.0872 0.5347 0.5487 0.0139
63 17 0.0872 0.5347 0.5575 0.0228
64 17 0.0872 0.5347 0.5664 0.0316
65 17 0.0872 0.5347 0.5752 0.0405
66 17 0.0872 0.5347 0.5841 0.0493
67 17 0.0872 0.5347 0.5929 0.0582
68 18 0.4389 0.6696 0.6018 0.0679
69 18 0.4389 0.6696 0.6106 0.0590
70 18 0.4389 0.6696 0.6195 0.0502
71 18 0.4389 0.6696 0.6283 0.0413
72 18 0.4389 0.6696 0.6372 0.0325
73 18 0.4389 0.6696 0.6460 0.0236
74 18 0.4389 0.6696 0.6549 0.0148
75 18 0.4389 0.6696 0.6637 0.0059
76 18 0.4389 0.6696 0.6726 0.0029
77 18 0.4389 0.6696 0.6814 0.0118
78 18 0.4389 0.6696 0.6903 0.0206
79 18 0.4389 0.6696 0.6991 0.0295
80 19 0.7907 0.7854 0.7080 0.0775
81 19 0.7907 0.7854 0.7168 0.0686
82 19 0.7907 0.7854 0.7257 0.0598
83 19 0.7907 0.7854 0.7345 0.0509
84 19 0.7907 0.7854 0.7434 0.0421
85 19 0.7907 0.7854 0.7522 0.0332
86 19 0.7907 0.7854 0.7611 0.0244
87 19 0.7907 0.7854 0.7699 0.0155
88 19 0.7907 0.7854 0.7788 0.0067
89 19 0.7907 0.7854 0.7876 0.0022
90 19 0.7907 0.7854 0.7965 0.0110
91 19 0.7907 0.7854 0.8053 0.0199
92 19 0.7907 0.7854 0.8142 0.0287
93 20 1.1425 0.8734 0.8230 0.0504
94 20 1.1425 0.8734 0.8319 0.0415
95 20 1.1425 0.8734 0.8407 0.0327
96 20 1.1425 0.8734 0.8496 0.0238
97 20 1.1425 0.8734 0.8584 0.0150
98 20 1.1425 0.8734 0.8673 0.0061
99 20 1.1425 0.8734 0.8761 0.0027
100 20 1.1425 0.8734 0.8850 0.0116
198
101 20 1.1425 0.8734 0.8938 0.0204
102 20 1.1425 0.8734 0.9027 0.0293
103 20 1.1425 0.8734 0.9115 0.0381
104 21 1.4943 0.9324 0.9204 0.0121
105 21 1.4943 0.9324 0.9292 0.0032
106 21 1.4943 0.9324 0.9381 0.0056
107 21 1.4943 0.9324 0.9469 0.0145
108 21 1.4943 0.9324 0.9558 0.0233
109 21 1.4943 0.9324 0.9646 0.0322
110 22 1.8461 0.9676 0.9735 0.0059
111 22 1.8461 0.9676 0.9823 0.0147
112 22 1.8461 0.9676 0.9912 0.0236
113 23 2.1978 0.9860 1.0000 0.0140
n 113
Σ 1893 L Maks = 0.0775
Rataan 16.7522 L tabel = 0.0833
Sd Dev 2.8427
var 8.0809
Maks = 23
Min = 10
5. Daerah Kritik
DK = { L | L > L( ; n)}, dengan n = ukuran sampel
Ltabel = 0,0833
Lmaks = 0,0795 DK
6. Keputusan Uji :
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel untuk kelas kontrol diambil dari populasi yang berdistribusi normal
199
Lampiran 26. Uji Normalitas Siswa dengan Aktivitas Tinggi
Prasyarat Uji Anava
1. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
L = Maks | F(zi) – S(zi)|
Dengan zi = s
xxi , (s : standart deviasi)
F(zi) = P(Z ≤ zi)
Z N (0,1)
S (zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 16 -1.8279 0.0338 0.0208 0.0129
2 16 -1.8279 0.0338 0.0417 0.0079
3 16 -1.8279 0.0338 0.0625 0.0287
4 16 -1.8279 0.0338 0.0833 0.0496
5 17 -1.3265 0.0923 0.1042 0.0118
6 17 -1.3265 0.0923 0.1250 0.0327
7 17 -1.3265 0.0923 0.1458 0.0535
8 18 -0.8252 0.2046 0.1667 0.0380
9 18 -0.8252 0.2046 0.1875 0.0171
10 18 -0.8252 0.2046 0.2083 0.0037
11 18 -0.8252 0.2046 0.2292 0.0245
12 18 -0.8252 0.2046 0.2500 0.0454
13 18 -0.8252 0.2046 0.2708 0.0662
14 18 -0.8252 0.2046 0.2917 0.0870
15 19 -0.3238 0.3730 0.3125 0.0605
200
16 19 -0.3238 0.3730 0.3333 0.0397
17 19 -0.3238 0.3730 0.3542 0.0189
18 19 -0.3238 0.3730 0.3750 0.0020
19 19 -0.3238 0.3730 0.3958 0.0228
20 19 -0.3238 0.3730 0.4167 0.0436
21 19 -0.3238 0.3730 0.4375 0.0645
22 19 -0.3238 0.3730 0.4583 0.0853
23 20 0.1776 0.5705 0.4792 0.0913
24 20 0.1776 0.5705 0.5000 0.0705
25 20 0.1776 0.5705 0.5208 0.0496
26 20 0.1776 0.5705 0.5417 0.0288
27 20 0.1776 0.5705 0.5625 0.0080
28 20 0.1776 0.5705 0.5833 0.0129
29 20 0.1776 0.5705 0.6042 0.0337
30 20 0.1776 0.5705 0.6250 0.0545
31 20 0.1776 0.5705 0.6458 0.0754
32 21 0.6789 0.7514 0.6667 0.0847
33 21 0.6789 0.7514 0.6875 0.0639
34 21 0.6789 0.7514 0.7083 0.0431
35 21 0.6789 0.7514 0.7292 0.0222
36 21 0.6789 0.7514 0.7500 0.0014
37 21 0.6789 0.7514 0.7708 0.0194
38 21 0.6789 0.7514 0.7917 0.0403
39 21 0.6789 0.7514 0.8125 0.0611
40 22 1.1803 0.8811 0.8333 0.0477
41 22 1.1803 0.8811 0.8542 0.0269
42 22 1.1803 0.8811 0.8750 0.0061
43 22 1.1803 0.8811 0.8958 0.0148
44 22 1.1803 0.8811 0.9167 0.0356
45 22 1.1803 0.8811 0.9375 0.0564
46 23 1.6817 0.9537 0.9583 0.0047
47 23 1.6817 0.9537 0.9792 0.0255
48 24 2.1830 0.9855 1.0000 0.0145
n 48
Σ X 943 L Maks = 0.0913
Rataan 19.6458 Median = 20 L tabel = 0.1279
Sd Dev 1.9946 Modus = 20
Maks = 24
Min = 16
5. Daerah Kritik
DK = { L | L > L( ; n)}, dengan n = ukuran sampel
201
Ltabel = 0.128
Lmaks = 0,094 DK
6. Keputusan Uji :
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal
202
Lampiran 27. Uji Normalitas Siswa dengan Aktivitas Sedang
Prasyarat Uji Anava
1. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
L = Maks | F(zi) – S(zi)|
Dengan zi = s
xxi , (s : standart deviasi)
F(zi) = P(Z ≤ zi)
Z N (0,1)
S (zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi :
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 11 -2.5416 0.0055 0.0078 0.0022
2 11 -2.5416 0.0055 0.0155 0.0100
3 12 -2.1261 0.0167 0.0233 0.0065
4 12 -2.1261 0.0167 0.0310 0.0143
5 13 -1.7105 0.0436 0.0388 0.0048
6 13 -1.7105 0.0436 0.0465 0.0029
7 13 -1.7105 0.0436 0.0543 0.0107
8 13 -1.7105 0.0436 0.0620 0.0184
9 13 -1.7105 0.0436 0.0698 0.0262
10 13 -1.7105 0.0436 0.0775 0.0339
11 14 -1.2950 0.0977 0.0853 0.0124
12 14 -1.2950 0.0977 0.0930 0.0046
13 14 -1.2950 0.0977 0.1008 0.0031
14 14 -1.2950 0.0977 0.1085 0.0109
15 14 -1.2950 0.0977 0.1163 0.0186
203
16 14 -1.2950 0.0977 0.1240 0.0264
17 14 -1.2950 0.0977 0.1318 0.0341
18 15 -0.8794 0.1896 0.1395 0.0501
19 15 -0.8794 0.1896 0.1473 0.0423
20 15 -0.8794 0.1896 0.1550 0.0345
21 15 -0.8794 0.1896 0.1628 0.0268
22 15 -0.8794 0.1896 0.1705 0.0190
23 15 -0.8794 0.1896 0.1783 0.0113
24 15 -0.8794 0.1896 0.1860 0.0035
25 15 -0.8794 0.1896 0.1938 0.0042
26 15 -0.8794 0.1896 0.2016 0.0120
27 15 -0.8794 0.1896 0.2093 0.0197
28 15 -0.8794 0.1896 0.2171 0.0275
29 15 -0.8794 0.1896 0.2248 0.0352
30 15 -0.8794 0.1896 0.2326 0.0430
31 15 -0.8794 0.1896 0.2403 0.0507
32 16 -0.4639 0.3214 0.2481 0.0733
33 16 -0.4639 0.3214 0.2558 0.0656
34 16 -0.4639 0.3214 0.2636 0.0578
35 16 -0.4639 0.3214 0.2713 0.0501
36 16 -0.4639 0.3214 0.2791 0.0423
37 16 -0.4639 0.3214 0.2868 0.0345
38 16 -0.4639 0.3214 0.2946 0.0268
39 16 -0.4639 0.3214 0.3023 0.0190
40 16 -0.4639 0.3214 0.3101 0.0113
41 16 -0.4639 0.3214 0.3178 0.0035
42 16 -0.4639 0.3214 0.3256 0.0042
43 16 -0.4639 0.3214 0.3333 0.0120
44 16 -0.4639 0.3214 0.3411 0.0197
45 16 -0.4639 0.3214 0.3488 0.0275
46 16 -0.4639 0.3214 0.3566 0.0352
47 16 -0.4639 0.3214 0.3643 0.0430
48 16 -0.4639 0.3214 0.3721 0.0507
49 16 -0.4639 0.3214 0.3798 0.0585
50 16 -0.4639 0.3214 0.3876 0.0662
51 16 -0.4639 0.3214 0.3953 0.0740
52 17 -0.0483 0.4807 0.4031 0.0776
53 17 -0.0483 0.4807 0.4109 0.0699
54 17 -0.0483 0.4807 0.4186 0.0621
55 17 -0.0483 0.4807 0.4264 0.0544
56 17 -0.0483 0.4807 0.4341 0.0466
57 17 -0.0483 0.4807 0.4419 0.0389
204
58 17 -0.0483 0.4807 0.4496 0.0311
59 17 -0.0483 0.4807 0.4574 0.0234
60 17 -0.0483 0.4807 0.4651 0.0156
61 17 -0.0483 0.4807 0.4729 0.0079
62 17 -0.0483 0.4807 0.4806 0.0001
63 17 -0.0483 0.4807 0.4884 0.0076
64 17 -0.0483 0.4807 0.4961 0.0154
65 17 -0.0483 0.4807 0.5039 0.0231
66 17 -0.0483 0.4807 0.5116 0.0309
67 17 -0.0483 0.4807 0.5194 0.0386
68 17 -0.0483 0.4807 0.5271 0.0464
69 17 -0.0483 0.4807 0.5349 0.0542
70 17 -0.0483 0.4807 0.5426 0.0619
71 17 -0.0483 0.4807 0.5504 0.0697
72 17 -0.0483 0.4807 0.5581 0.0774
73 18 0.3672 0.6433 0.5659 0.0774
74 18 0.3672 0.6433 0.5736 0.0696
75 18 0.3672 0.6433 0.5814 0.0619
76 18 0.3672 0.6433 0.5891 0.0541
77 18 0.3672 0.6433 0.5969 0.0464
78 18 0.3672 0.6433 0.6047 0.0386
79 18 0.3672 0.6433 0.6124 0.0309
80 18 0.3672 0.6433 0.6202 0.0231
81 18 0.3672 0.6433 0.6279 0.0154
82 18 0.3672 0.6433 0.6357 0.0076
83 18 0.3672 0.6433 0.6434 0.0001
84 18 0.3672 0.6433 0.6512 0.0079
85 18 0.3672 0.6433 0.6589 0.0156
86 18 0.3672 0.6433 0.6667 0.0234
87 18 0.3672 0.6433 0.6744 0.0311
88 18 0.3672 0.6433 0.6822 0.0389
89 18 0.3672 0.6433 0.6899 0.0466
90 18 0.3672 0.6433 0.6977 0.0544
91 18 0.3672 0.6433 0.7054 0.0622
92 19 0.7828 0.7831 0.7132 0.0699
93 19 0.7828 0.7831 0.7209 0.0622
94 19 0.7828 0.7831 0.7287 0.0544
95 19 0.7828 0.7831 0.7364 0.0467
96 19 0.7828 0.7831 0.7442 0.0389
97 19 0.7828 0.7831 0.7519 0.0312
98 19 0.7828 0.7831 0.7597 0.0234
99 19 0.7828 0.7831 0.7674 0.0157
205
100 19 0.7828 0.7831 0.7752 0.0079
101 19 0.7828 0.7831 0.7829 0.0002
102 19 0.7828 0.7831 0.7907 0.0076
103 19 0.7828 0.7831 0.7984 0.0153
104 19 0.7828 0.7831 0.8062 0.0231
105 19 0.7828 0.7831 0.8140 0.0308
106 19 0.7828 0.7831 0.8217 0.0386
107 19 0.7828 0.7831 0.8295 0.0463
108 19 0.7828 0.7831 0.8372 0.0541
109 20 1.1983 0.8846 0.8450 0.0396
110 20 1.1983 0.8846 0.8527 0.0319
111 20 1.1983 0.8846 0.8605 0.0241
112 20 1.1983 0.8846 0.8682 0.0164
113 20 1.1983 0.8846 0.8760 0.0086
114 20 1.1983 0.8846 0.8837 0.0009
115 20 1.1983 0.8846 0.8915 0.0069
116 20 1.1983 0.8846 0.8992 0.0146
117 20 1.1983 0.8846 0.9070 0.0224
118 20 1.1983 0.8846 0.9147 0.0301
119 20 1.1983 0.8846 0.9225 0.0379
120 20 1.1983 0.8846 0.9302 0.0456
121 21 1.6139 0.9467 0.9380 0.0087
122 21 1.6139 0.9467 0.9457 0.0010
123 21 1.6139 0.9467 0.9535 0.0068
124 21 1.6139 0.9467 0.9612 0.0145
125 21 1.6139 0.9467 0.9690 0.0223
126 22 2.0294 0.9788 0.9767 0.0020
127 22 2.0294 0.9788 0.9845 0.0057
128 22 2.0294 0.9788 0.9922 0.0135
129 23 2.4450 0.9928 1.0000 0.0072
n 129
Σ X 2208 L Maks = 0.0776
Rataan 17.1163 Median = 17 L tabel = 0.0780
Sd Dev 2.4065 Modus = 17
Maks = 23
Min = 11
5. Daerah Kritik
DK = { L | L > L( ; n)}, dengan n = ukuran sampel
Ltabel = 0.0780
206
Lmaks = 0.0776 DK
6. Keputusan Uji
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal
207
Lampiran 28. Uji Normalitas Siswa dengan Aktivitas Rendah
Prasyarat Uji Anava
1. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
L = Maks | F(zi) – S(zi)|
Dengan zi = s
xxi , (s : standart deviasi)
F(zi) = P(Z ≤ zi)
Z N (0,1)
S (zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 10 -2.1958 0.0141 0.0200 0.0059
2 11 -1.6441 0.0501 0.0400 0.0101
3 11 -1.6441 0.0501 0.0600 0.0099
4 11 -1.6441 0.0501 0.0800 0.0299
5 11 -1.6441 0.0501 0.1000 0.0499
6 12 -1.0924 0.1373 0.1200 0.0173
7 12 -1.0924 0.1373 0.1400 0.0027
8 12 -1.0924 0.1373 0.1600 0.0227
9 12 -1.0924 0.1373 0.1800 0.0427
10 12 -1.0924 0.1373 0.2000 0.0627
11 12 -1.0924 0.1373 0.2200 0.0827
12 13 -0.5407 0.2944 0.2400 0.0544
13 13 -0.5407 0.2944 0.2600 0.0344
208
14 13 -0.5407 0.2944 0.2800 0.0144
15 13 -0.5407 0.2944 0.3000 0.0056
16 13 -0.5407 0.2944 0.3200 0.0256
17 13 -0.5407 0.2944 0.3400 0.0456
18 13 -0.5407 0.2944 0.3600 0.0656
19 13 -0.5407 0.2944 0.3800 0.0856
20 14 0.0110 0.5044 0.4000 0.1044
21 14 0.0110 0.5044 0.4200 0.0844
22 14 0.0110 0.5044 0.4400 0.0644
23 14 0.0110 0.5044 0.4600 0.0444
24 14 0.0110 0.5044 0.4800 0.0244
25 14 0.0110 0.5044 0.5000 0.0044
26 14 0.0110 0.5044 0.5200 0.0156
27 14 0.0110 0.5044 0.5400 0.0356
28 14 0.0110 0.5044 0.5600 0.0556
29 14 0.0110 0.5044 0.5800 0.0756
30 14 0.0110 0.5044 0.6000 0.0956
31 15 0.5627 0.7132 0.6200 0.0932
32 15 0.5627 0.7132 0.6400 0.0732
33 15 0.5627 0.7132 0.6600 0.0532
34 15 0.5627 0.7132 0.6800 0.0332
35 15 0.5627 0.7132 0.7000 0.0132
36 15 0.5627 0.7132 0.7200 0.0068
37 15 0.5627 0.7132 0.7400 0.0268
38 15 0.5627 0.7132 0.7600 0.0468
39 15 0.5627 0.7132 0.7800 0.0668
40 15 0.5627 0.7132 0.8000 0.0868
41 16 1.1145 0.8675 0.8200 0.0475
42 16 1.1145 0.8675 0.8400 0.0275
43 16 1.1145 0.8675 0.8600 0.0075
44 16 1.1145 0.8675 0.8800 0.0125
45 16 1.1145 0.8675 0.9000 0.0325
46 16 1.1145 0.8675 0.9200 0.0525
47 17 1.6662 0.9522 0.9400 0.0122
48 17 1.6662 0.9522 0.9600 0.0078
49 17 1.6662 0.9522 0.9800 0.0278
50 18 2.2179 0.9867 1.0000 0.0133
n 50
Σ 699 L Maks = 0.1044
Rataan 13.9800 Median= 14 L tabel = 0.1253
Sd Dev 1.8125 Modus = 14
Maks = 18
209
Min = 10
5. Daerah Kritik
DK = { L | L > L( ; n)}, dengan n = ukuran sampel
Ltabel = 0.1253
Lmaks = 0,1044 DK
6. Keputusan Uji :
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal
210
Lampiran 29 Uji Homogenitas Kelas Pembelajaran
Prasyarat Uji Anava
1. Hipotesis
Ho : 2
1 = 2
2 (variansi populasi homogen)
H1 : 2
1 ≠ 2
2 (variansi populasi tidak homogen)
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
2 =
c
203,2 (f log RKG – Σ fj log 2
js ), dengan 2
2(k – 1)
c = 1 +
jj ffk
11
)1(3
1
RKG =
j
j
f
SS
SSj = Σ X 2
j -
j
j
n
x 2
= (nj – 1) 2
js
4. Komputasi :
NO Konstr
a12
Konvens a2
2
a1 a2
1 24 576 23 529
2 23 529 22 484
3 22 484 22 484
4 22 484 22 484
5 22 484 21 441
211
6 21 441 21 441
7 21 441 21 441
8 21 441 21 441
9 21 441 20 400
10 20 400 20 400
11 20 400 20 400
12 20 400 20 400
13 20 400 20 400
14 19 361 19 361
15 19 361 19 361
16 19 361 19 361
17 19 361 19 361
18 18 324 18 324
19 18 324 18 324
20 18 324 18 324
21 18 324 17 289
22 17 289 16 256
23 17 289 16 256
24 23 529 16 256
25 22 484 16 256
26 21 441 21 441
27 21 441 21 441
28 21 441 20 400
29 20 400 20 400
30 20 400 20 400
31 20 400 20 400
32 20 400 20 400
33 20 400 20 400
34 20 400 19 361
35 19 361 19 361
36 19 361 19 361
37 19 361 19 361
38 19 361 19 361
39 19 361 19 361
40 19 361 19 361
41 19 361 19 361
42 19 361 19 361
43 18 324 18 324
44 18 324 18 324
45 18 324 18 324
46 18 324 18 324
47 18 324 18 324
212
48 18 324 18 324
49 18 324 18 324
50 18 324 18 324
51 18 324 18 324
52 18 324 17 289
53 17 289 17 289
54 17 289 17 289
55 17 289 17 289
56 17 289 17 289
57 17 289 17 289
58 17 289 17 289
59 17 289 17 289
60 17 289 17 289
61 17 289 17 289
62 17 289 17 289
63 16 256 16 256
64 16 256 16 256
65 16 256 16 256
66 16 256 16 256
67 16 256 16 256
68 16 256 16 256
69 16 256 16 256
70 16 256 16 256
71 16 256 16 256
72 16 256 16 256
73 15 225 15 225
74 15 225 15 225
75 15 225 15 225
76 15 225 15 225
77 15 225 15 225
78 15 225 15 225
79 15 225 15 225
80 14 196 14 196
81 14 196 14 196
82 14 196 14 196
83 14 196 13 169
84 13 169 13 169
85 13 169 13 169
86 13 169 12 144
87 12 144 11 121
88 11 121 17 289
89 22 484 17 289
213
90 22 484 16 256
91 18 324 16 256
92 17 289 16 256
93 16 256 15 225
94 16 256 15 225
95 16 256 15 225
96 15 225 15 225
97 15 225 15 225
98 15 225 14 196
99 15 225 14 196
100 15 225 14 196
101 14 196 14 196
102 14 196 14 196
103 14 196 13 169
104 14 196 13 169
105 14 196 13 169
106 14 196 13 169
107 13 169 12 144
108 13 169 12 144
109 13 169 12 144
110 13 169 11 121
111 12 144 11 121
112 12 144 11 121
113 12 144 10 100
114 11 121
Jumlah (Σ) 1957 34563 1893 32617
nj 114 113
N 227
k 2
sj 2.9266 2.8427
SSj 967.8333 967.8333 905.0619 905.062
Σ SSj 1872.8953
fj 113.0000 112.0000
f = N-2 225.0000
Sj2 = var 8.5649 8.0809
log Sj2 0.9327 0.9075
fi log Sj2 105.3976 101.6356
RKG 8.3240
log RKG 0.9203
c 1.0044
f log RKG 207.0745
214
Σ fi log Sj2 207.0332
X2 0.0906 Obs
X2 0,05;1 3.8410 Tabel
5. Daerah Kritik
DK = {2 | 2
> 2( ; k-1)}
2tabel = 3,8410
2hitung = 0,0906 DK
6. Keputusan Uji
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel mempunyai variansi yang sama atau homogen
215
Lampiran 30 Uji Homogenitas Aktivitas Belajar
Prasyarat Uji Anava
1. Hipotesis
Ho : 2
1 = 2
2 (variansi populasi homogen)
H1 : 2
1 ≠ 2
2 (variansi populasi tidak homogen)
Ho : 2
1 = 2
3 (variansi populasi homogen)
H1 : 2
1 ≠ 2
3 (variansi populasi tidak homogen)
Ho : 2
2 = 2
3 (variansi populasi homogen)
H1 : 2
2 ≠ 2
3 (variansi populasi tidak homogen)
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Statistik Uji
2 =
c
203,2 (f log RKG – Σ fj log
2
js )
dengan 2
2(k – 1)
c = 1 +
jj ffk
11
)1(3
1
216
RKG =
j
j
f
SS
SSj = Σ X 2
j -
j
j
n
x 2
= (nj – 1) 2
js
4. Komputasi :
No Akt tg b12 Akt sd b2
2
Akt
Rdh b32
b1 b2 b3
1 24 576 23 529 18 324
2 23 529 22 484 17 289
3 22 484 21 441 16 256
4 22 484 21 441 16 256
5 22 484 21 441 16 256
6 21 441 20 400 15 225
7 21 441 20 400 15 225
8 21 441 20 400 15 225
9 21 441 20 400 15 225
10 20 400 20 400 15 225
11 20 400 20 400 14 196
12 20 400 19 361 14 196
13 20 400 19 361 14 196
14 19 361 19 361 14 196
15 19 361 19 361 14 196
16 19 361 19 361 14 196
17 19 361 19 361 13 169
18 18 324 19 361 13 169
19 18 324 19 361 13 169
20 18 324 18 324 13 169
21 18 324 18 324 12 144
217
22 17 289 18 324 12 144
23 17 289 18 324 12 144
24 23 529 18 324 11 121
25 22 484 18 324 17 289
26 22 484 18 324 17 289
27 22 484 18 324 16 256
28 21 441 18 324 16 256
29 21 441 18 324 16 256
30 21 441 17 289 15 225
31 21 441 17 289 15 225
32 20 400 17 289 15 225
33 20 400 17 289 15 225
34 20 400 17 289 15 225
35 20 400 17 289 14 196
36 20 400 17 289 14 196
37 19 361 17 289 14 196
38 19 361 17 289 14 196
39 19 361 17 289 14 196
40 19 361 16 256 13 169
41 18 324 16 256 13 169
42 18 324 16 256 13 169
43 18 324 16 256 13 169
44 17 289 16 256 12 144
45 16 256 16 256 12 144
46 16 256 16 256 12 144
47 16 256 16 256 11 121
48 16 256 16 256 11 121
49 16 256 11 121
50 15 225 10 100
51 15 225
52 15 225
53 15 225
54 15 225
55 15 225
218
56 15 225
57 14 196
58 14 196
59 14 196
60 14 196
61 13 169
62 13 169
63 13 169
64 12 144
65 11 121
66 22 484
67 22 484
68 21 441
69 21 441
70 20 400
71 20 400
72 20 400
73 20 400
74 20 400
75 20 400
76 19 361
77 19 361
78 19 361
79 19 361
80 19 361
81 19 361
82 19 361
83 19 361
84 19 361
85 18 324
86 18 324
87 18 324
88 18 324
89 18 324
219
90 18 324
91 18 324
92 18 324
93 18 324
94 17 289
95 17 289
96 17 289
97 17 289
98 17 289
99 17 289
100 17 289
101 17 289
102 17 289
103 17 289
104 17 289
105 16 256
106 16 256
107 16 256
108 16 256
109 16 256
110 16 256
111 16 256
112 16 256
113 16
114 16
115 15
116 15
117 15
118 15
119 15
120 15
121 15
122 14
123 14
220
124 14
125 13
126 13
127 13
128 12
129 11
Jumlah (Σ) 943 18713 2208 35087 699 9933
nj 48 129 50
N 227
k 3
sj 1.9946 2.4065 1.8125
SSj 186.9792
186.97
9 741.2558 741.256 160.9800 160.980
JL SSj 1089.2150
fj = nj -1 47 128 49
f = N-3 224
Sj2 = var 3.9783 5.7911 3.2853
log Sj2 0.5997 0.7628 0.5166
fi log Sj2 28.186 97.633 25.312
RKG 4.8626 1/47= 0.02128
log RKG 0.6869 1/128= 0.00781
c 1.0075 1/49= 0.02041
f log RKG 153.8579 Σ1/fj= 0.0495
Σ fi log Sj2
151.130
9 1/f= 0.00446
X2 5.9627 Σ1/fj-1/f= 0.04503
X2 0,05;1 5.9910 1/6= 0.16667
5. Daerah Kritik
DK = {2 | 2
> 2( ; k-1)}
2tabel = 5,9910
2hitung = 5,9627 DK
221
6. Keputusan Uji
Ho diterima
7. Kesimpulan
Sampel mempunyai variansi yang sama atau homogen
Lampiran 31 pindah ke exel
UJI ANAVA DUA JALAN DENGAN SEL TIDAK SAMA
1. Hipotesis
HoA : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
H1A : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
HOB : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
H1B : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
HOAB : Tidak ada interaksi antar baris dan kolom terhadap variabel terikat
H1AB : Ada interaksi antar baris dan kolom terhadap variabel terikat
2. Taraf signifikan : = 0,05
3. Komputasi :
4. DaerahnKritik :
PEMBELAJARAN
No Konstruktivistik Konvensional
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
1 24 23 18 23 21 17
2 23 22 17 22 21 17
3 22 21 16 22 20 16
4 22 21 16 22 20 16
5 22 21 16 21 20 16
6 21 20 15 21 20 15
7 21 20 15 21 20 15
8 21 20 15 21 20 15
9 21 20 15 20 19 15
222
10 20 20 15 20 19 15
11 20 20 14 20 19 14
12 20 19 14 20 19 14
13 20 19 14 20 19 14
14 19 19 14 19 19 14
15 19 19 14 19 19 14
16 19 19 14 19 19 13
17 19 19 13 19 19 13
18 18 19 13 18 18 13
19 18 19 13 18 18 13
20 18 18 13 18 18 12
21 18 18 12 17 18 12
22 17 18 12 16 18 12
23 17 18 12 16 18 11
24 18 11 16 18 11
25 18 16 18 11
26 18 18 10
27 18 17
28 18 17
29 18 17
30 17 17
31 17 17
32 17 17
33 17 17
34 17 17
35 17 17
36 17 17
37 17 17
38 17 16
39 17 16
40 16 16
41 16 16
42 16 16
43 16 16
44 16 16
45 16 16
46 16 16
47 16 16
48 16 15
49 16 15
50 15 15
51 15 15
223
52 15 15
53 15 15
54 15 15
55 15 14
56 15 14
57 14 14
58 14 13
59 14 13
60 14 13
61 13 12
62 13 11
63 13
64 12
65 11
66 22
67 22
SURAT KETERANGAN
Nomor :
Kepala SMP Negeri 2 Surakarta, dengan ini menerangkan bahwa, mahasiswa
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta :
Nama : AGUS SUNTORO
NIM : S.850907103
Program Studi : Pendidikan Matematika
Program : Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Telah mengadakan Penelitian di SMP Negeri 2 Surakarta dalama rangka penyusunan
tesis dengan judul ” EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DENGAN
MULTIMEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS VIII SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2008/2009” dari bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.
Demikian surat keterangan ini dibuat kepada yang bersangkutan untuk menjadikan
maklum dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Desember 2008
Kepala Sekolah,
NAMA
NIP.
SURAT KETERANGAN
Nomor :
Kepala SMP Negeri 23 Surakarta, dengan ini menerangkan bahwa, mahasiswa
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta :
Nama : AGUS SUNTORO
NIM : S.850907103
Program Studi : Pendidikan Matematika
Program : Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Telah mengadakan Penelitian di SMP Negeri 2 Surakarta dalama rangka penyusunan
tesis dengan judul ” EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DENGAN
MULTIMEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS VIII SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2008/2009” dari bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.
Demikian surat keterangan ini dibuat kepada yang bersangkutan untuk menjadikan
maklum dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Desember 2008
Kepala Sekolah,
NAMA
NIP.
SURAT KETERANGAN
Nomor :
Kepala SMP Negeri 17 Surakarta, dengan ini menerangkan bahwa, mahasiswa
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta :
Nama : AGUS SUNTORO
NIM : S.850907103
Program Studi : Pendidikan Matematika
Program : Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Telah mengadakan Penelitian di SMP Negeri 2 Surakarta dalama rangka penyusunan
tesis dengan judul ” EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DENGAN
MULTIMEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS VIII SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2008/2009” dari bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.
Demikian surat keterangan ini dibuat kepada yang bersangkutan untuk menjadikan
maklum dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Desember 2008
Kepala Sekolah,
Drs. Joko Slameto
NIP. 131 585 328