bab i koreksi

Upload: ayusari14

Post on 08-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mini project

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia Sehat bertujuan pada peningkatan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melaui terciptanya masyarakat dengan perilaku sehat. Hidup sehat menjadi orientasi baru dalam pembangunan kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Perumusan visi Indonesia sehat melalui empat strategi pembangunan kesehatan merupakan wujud dari perubahan. Hidup sehat adalah upaya pembangunan kesehatan berorientasi kepada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan pada penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit. Kebijaksanaan pembangunan akan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan meningkatkan, memelihara, melindungi orang sehat agar menjadi lebih sehat dan produktif serta tidak jatuh sakit, sedangkan yang sakit dapat pula segera disembuhkan agar menajdi sehat (Depkes. RI, 2004)Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan R.I No. 1193/MENKES/KES/SK/X/2004 adalah salah satu kebijakan nasional yaitu promosi kesehatan untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Sehat 2010. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes, R.I 2006).Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat Indonesia. Diare merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan menimbulkan kejaidan luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare adalah diakibatkan kondisi dehidrasi, yaitu hilangnya cairan tubuh akibat diare. Kondisi dehidrasi ini jika tidak segera diberi pertolongan, 50-60% dari keseluruhan kasus dapat meninggal.(Depkes RI, 1998) Berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan peningkatan insiden diare. Pada tahun 2000 angka kejadian penyakit diare sebesar 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.)(Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2011)Hal yang sama ditemukan pada pondok pesantren kanzul Ulum yang merupakan cakupan wilayah kerja Puskesmas Oro-oro Ombo. Berdasarkan survey yang dilakukan di awal kegiatan pada bulan Maret 2014 dimana dilakukan penyebaran kuesioner pada 25 santri yang diambil secara acak sebagai sampel ditemukan data bahwa penyakit diare merupakan penyakit menular utama yang menyerang para santri dengan prevalensi sebesar 68% dalam satu bulan terakhir dibanding demam berdarah dan infeksi paru-paru. Dari data tersebut juga diketahui bahwa penanaman perilaku PHBS para santri juga sangat minim dimana 48% santri mengaku mengkonsumsi air sumur mentah sebagai air yang dikonsumsi sehari-hari. Kondisi lingkungan juga tidak mendukung dilaksanakannya PHBS dengan ditemukannya lokasi masak yang tidak higienis, berdekatan dengan kandang, dan jamban yang tidak terawat.Maka dari itu kami memusatkan penelitian dan pelaksanaan proyek PHBS ini pada pondok pesantren Kanzul Ulum. Dengan memusatkan proyek pada peningkatan pendidikan dan pemahaman santri pondok pesantren terutama di kalangan pelajar mengenai PHBS diharapkan akan memperbaiki status kesehatan dan mengurangi angka kejadian diare di pondok pesantren tersebut. Pada dasarnya penatalaksanaan penyakit diare sangat dekat dengan perubahan perilaku pasien dan orang sekitar, dengan memberikan dasar-dasar PHBS yang kuat maka pencegahan terhadap penyakit diare akan dapat terlaksana.Program penyuluhan merupakan salah satu langkah penting dalam meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit menular dan memperdalam penanaman PHBS. Penulis melihat bahwa frekuensi diadakannya penyuluhan oleh pihak Puskesmas di pondok pesantren tersebut sangat minim, bahkan hampir tidak pernah dilakukan dalam satu tahun terakhir ini. Hal ini dikhawatirkan akan mengakibatkan kemerosotan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap penyakit menular, selain makin menipisnya penanaman PHBS di pondok pesantren. Kondisi ini diduga terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia yang dapat memberikan penyuluhan rutin pada pondok pesantren tersebut. Untuk mensiasati hal tersebut, kami mengupayakan suatu program penyuluhan berantai mengenai masalah diare ini, dimana para kader yang mendapatkan penyuluhan di awal kegiatan diharapkan mampu meneruskan pengetahuannya pada para santri yang lain secara rutin. Dengan demikian diharapkan didapatkan peningkatan pengetahuan tentang diare yang signifikan sekaligus menjamin kesinambungan program ini.

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perumusan masalah yang dapat dikembangkan adalah perlunya diadakan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diare serta kembali menanamkan PHBS sebagai bagian dari pencegahan primer diare pada para santri Ponpes Kanzul Ulum yang dapat dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

1.3 Tujuan Kegiatan1.3.1 Tujuan UmumUntuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman santri terkait upaya pencegahan penyakit diare di pondok pesantren Kauzul Ulum1.3.2 Tujuan Khusus1. Untuk meningkatkan pengetahuan santri dalam upaya pencegahan penyakit diare2. Untuk meningkatkan pengetahuan santri dalam upaya tatalaksana penyakit diare3. Untuk meningkatkan pengetahuan santri terkait komplikasi dan bahaya penyakit diare4. Untuk meningkatkan pengetahuan santri dan menanamkan perilaku PHBS pada para santri 1.4 Manfaat Kegiatan1.4.1 Manfaat bagi PuskesmasBerperan serta dalam peningkatan program kerja Puskesmas khususnya pada program promosi kesehatan di pondok pesantren wilayah kecamatan Kartoharjo kota Madiun1.4.2 Manfaat bagi MasyarakatMeningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan penatalaksanaan awal penyakit diare di pondok pesantren wilayah kecamatan Kartoharjo Kota Madiun1.4.3 Manfaat bagi Dokter InternshipMelatih kemandirian dokter dalam mengidentifikasi dan mencari pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat.