bab i, ii, iii, iv, v skripsi b

321
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat tercipta kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Peranan guru sangat penting dalam melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktifitas belajar dengan baik. Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam belajar mengajar bukan saja merupakan proses yang berkelanjutan tapi juga berlangsung dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tentukan. Pada kegiatan belajar mengajar tujuan pengajaran dituangkan dalam dasar-dasar kompetensi yang sudah dicapai baik yang berupa fakta, konsep, prinsip maupun keterampilan maka perlu adanya umpan balik dari siswa. 1

Upload: ferry-zuhdi-atmaja

Post on 28-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat tercipta kondisi atau suatu

proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Peranan

guru sangat penting dalam melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan

memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktifitas belajar dengan

baik. Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam belajar mengajar bukan

saja merupakan proses yang berkelanjutan tapi juga berlangsung dalam rangka

mencapai tujuan yang telah di tentukan. Pada kegiatan belajar mengajar tujuan

pengajaran dituangkan dalam dasar-dasar kompetensi yang sudah dicapai baik

yang berupa fakta, konsep, prinsip maupun keterampilan maka perlu adanya

umpan balik dari siswa.

Kesempatan berinteraksi dengan siswa tidak hanya dipakai guru untuk

menyampaikan ilmu tetapi guru dapat mengamati dan mengetahui tingkah

laku siswa. Mengetahui dan mengamati tingkah laku siswa merupakan hal

penting sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, tingkah laku siswa tidak

pernah berdiri sendiri tetapi menjadi satu dengan pengalaman, situasi

perangsang dan lain sebagainya. Guru berperan memberikan jalan keluar

kepada siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Proses belajar merupakan serangkaian peristiwa kompleks yang

melibatkan beberapa komponen antara lain tujuan, peserta didik, bahan,

1

Page 2: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

metode, evaluasi dan situasi. Hubungan ke enam faktor tersebut terkait satu

sama lain dan saling berhubungan dalam satu aktifitas satu pendidikan

(Djamarah, 1994: 10).

Hubungan komponen tersebut saling terkait satu dengan yang lain,

sehingga jika salah satu komponen tersebut lemah maka tujuan dari

pembelajaran yang optimal sulit untuk tercapai. Dalam proses belajar

mengajar peranan guru sebagai pengelola kelas sangat penting. Aktifitas dan

kreativitas guru dalam penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu

aspek yang menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan belajar

mengajar. Variasi pengajaran yang dapat dilakukan guru selain dalam hal

penggunaan media pengajaran merupakan salah satu aspek yang menentukan

keberhasilan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar. Variasi pengajaran

yang dapat dilakukan guru selain dalam hal penggunaan media pengajaran

juga dalam penggunaan metode pengajaran. Hal ini membawa siswa ke dalam

situasi belajar yang bervariasi sehingga siswa terhindar dari situasi pengajaran

yang membosankan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif

dalam proses belajar adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

dirancang untuk mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan

yang berbeda-beda dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran kooperatif dengan model struktural menekankan pada

penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola

2

Page 3: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

interaksi siswa. Model pembelajaran ini perlu diterapkan dalam dunia

pendidikan, agar bisa kondusif dengan proses pendewasaan dan

pengembangan kompetensi dalam pembelajaran.

Standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan khususnya kompetensi dasar menerapkan bekerja dalam

tim di SMK Negeri 1 Jogonalan difokuskan pada komunikasi sebagai

fenomena empirik yang terjadi di sekitar siswa. Keberadaan ilmu komunikasi

sebagai suatu disiplin ilmu sangat diperlukan, karena manusia selalu

dihadapkan untuk membuat berbagai pilihan-pilihan dalam hidupnya. Oleh

karena itu, sebaiknya pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan harus memudahkan siswa untuk mampu

membuat pilihan-pilihan secara tradisional dan membuat siswa dapat

menggunakan konsep-konsep dalam standar kompetensi menerapkan prinsip-

prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan untuk menganalisis persoalan

yang ada.

Pada penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SMK Negeri 1

Jogonalan kelas X Administrasi Perkantoran. Hal ini dikarenakan dari hasil

wawancara dengan siswa pada saat observasi awal diketahui bahwa 75%

siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan menganggap bahwa standar kompetensi

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan

membosankan karena cara mengajar guru selama ini hanya dengan ceramah

dan penugasan sehingga terlihat monoton. Dengan adanya anggapan tersebut

dapat menumbuhkan sikap negatif siswa yang akhirnya berpengaruh pula

3

Page 4: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Data di SMK Negeri 1 Jogonalan

menunjukkan nilai rata-rata mata pelajaran yang kurang maksimal pada

kompetensi dasar menerapkan bekerja dalam tim, belum seperti yang

diharapkan dimana nilai rata-ratanya adalah 6,50 (dengan standar minimal

ketuntasan 7,90). Ketuntasan belajar secara klasikal hanya mencapai 30%.

Banyak para siswa yang kesulitan memahami dan mencerna standar

kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan, apalagi mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini

diantaranya disebabkan tidak terbiasa berpikir kritis, analitis dan argumentatif

serta kurang terbiasa dalam bertanya jawab selama proses pembelajaran

berlangsung.

Belajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan tidak sekedar learning to know, learning to be dan learning to live

together tetapi harus ditingkatkan menjadi life skill, salah satu di antara life

skill yang ada adalah kecakapan sosial (social skill) yang meliputi kecakapan

bekerjasama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu filosofi pengajaran

konvensional perlu diperbaharui menjadi pembelajaran struktural tipe think-

pair-share. Meskipun metode ini memiliki banyak kesamaan dengan metode

lain (STAD, Jigsaw dan investigasi kelompok), namun pendekatan ini

memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa, struktur ini dimaksudkan sebagai

alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru

4

Page 5: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban

setelah mengangkat tangan atau ditunjuk.

Sedangkan resitasi pada strategi think-pair-share ini ada pada tiap

tahapnya (think, pair, share), yang menghendaki siswa bekerja saling

membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan

kelompok daripada penghargaan individual. Dalam pembelajaran struktural

tipe think-pair-share siswa berperan lebih aktif sebagai pembelajar dan fungsi

guru lebih sebagai fasilitator dan dinamisator. Harapan dari pembelajaran ini

adalah siswa diharapkan mampu berfikir kritis, analitis dan argumentatif serta

terbiasa bertanya jawab dalam proses belajar mengajar serta memiliki

kecakapan sosial (social skill).

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, diperlukan suatu model

pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, di mana setiap siswa dapat belajar

secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung

dan mengemukakan pendapat atau pemikirannya. Salah satu upaya

meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada standar kompetensi

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan di SMK

Negeri 1 Jogonalan Klaten adalah dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share, dan

tertarik untuk mengambil judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Struktural Pada Standar Kompetensi

Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan Siswa

Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten

Klaten”.

5

Page 6: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

B. Identifikasi Masalah

Di dalam identifikasi masalah dalam penelitian ini akan diuraikan

tentang berbagai masalah-masalah yang muncul di dalam proses belajar

mengajar. Masalah-masalah yang muncul di dalam proses belajar mengajar

tersebut antara lain meliputi berbagai hal-hal sebagai berikut :

1. Rendahnya prestasi belajar standar kompetensi menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang terdapat pada

siswa.

2. Kompetensi yang dimiliki guru dalam penyampaian materi

pelajaran masih menggunakan model ceramah saja.

3. Sistem belajar masih berpusat pada guru (teacher centres)

dan murid hanya mendengar saja.

4. Kurangnya penerapan dan model dalam pembelajaran

bervariatif yang dimiliki oleh guru.

5. Kurangnya sifat saling kerjasama antar siswa di dalam

menyelesaikan permasalahan maupun soal yang diberikan oleh guru.

6. Terdapat hambatan dalam menciptakan pembelajaran yang

efektif, yakni di dalam menciptakan suasana belajar yang aktif di dalam

kelas.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah terlalu

luas sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan. Maka

dari itu dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada permasalahan

tentang rendahnya prestasi belajar standar kompetensi menerapkan prinsip-

prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang terdapat pada siswa di

6

Page 7: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

SMK Negeri 1 Jogonalan serta sering menyepelekan terhadap pembelajaran

dan membuat pembelajaran menjadi monoton.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Kooperatif model pembelajaran Struktural

tipe think-pair-share pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip

kerjasama dengan kolega dan pelanggan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten

Klaten ?”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-

share yang dapat meningkatkan hasil belajar standar kompetensi menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan pada siswa

kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten

Klaten.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan mengenai

metode mengajar dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-

7

Page 8: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

share pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat yang diperoleh siswa

1) Melatih kemampuan bertanya, berkomunikasi dan bekerjasama

2) Menumbuhkan semangat belajar siswa

b. Manfaat yang diperoleh guru

1) Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan keterampilan memilih

strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi

2) Membantu guru dalam memahami dan melaksanakan kurikulum

spektrum.

3) Profesionalisme guru dapat lebih ditingkatkan

c. Manfaat yang diperoleh sekolah

1) Sekolah mendapat masukan tentang cara penelitian tindakan kelas

yang dilakukan

2) Bila situasi penelitian tindakan kelas berkembang, maka akan

muncul budaya meneliti di lingkungan sekolah

3) Permasalahan aktual di sekolah dapat teratasi

4) Sekolah dapat menentukan kebijakan sendiri dalam meningkatkan

pembelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing sekolah

5) Sebagai masukan peneliti yang dapat memajukan sekolah.

8

Page 9: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem

Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional mengacu pada

pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu

sama lain untuk mencapai tujuan (Djamarah, 1994: 10). Agar tujuan dapat

tercapai semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar

semua komponen terjadi kerjasama. Dalam pembelajaran guru tidak boleh

hanya memperhatikan salah satu komponen tertentu misalnya tujuan,

peserta didik, situasi, metode, bahan, atau evaluasi saja, tetapi guru harus

memperhatikan dan mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.

Dilihat sebagai suatu sistem, komponen yang meliputi tujuan, peserta

didik, bahan, metode, evaluasi dan situasi tersebut merupakan komponen

yang saling berkaitan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Interaksi

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Komponen-komponen dalam pembelajaranSumber : Purwanto, (1991: 106)

9

Proses PembelajaranSiswa

INPUT (Siswa)Sebelum Tindakan

INSTRUMEN INPUT(Guru)

OUTPUT (Siswa)Sesudah Tindakan

INSTRUMEN INPUT(Bahan, metode, evaluasi dan

situasi lingkungan)

Page 10: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa masukan mentah (raw

input) merupakan bahan baku yang perlu diolah dalam hal ini pengalaman

belajar siswa yang diperoleh pada proses belajar mengajar sebelumnya

perlu dikembangkan. Proses belajar membutuhkan sarana pembelajaran

(gedung sekolah) dan metode pembelajaran yang berpengaruh pada faktor

lingkungan atau tempat proses belajar berlangsung (environmental input)

dan sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan

(instrumental input) seperti pendidik atau guru dan kurikulum guna

menunjang tercapainya output yang dikehendaki. Salah satu output

merupakan prestasi belajar siswa berupa pengetahuan, sikap dan

pengetahuan.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

di sengaja serta mempunyai tujuan membantu siswa agar dapat

memperoleh berbagai pengalaman, sehingga dengan pengalaman tersebut,

tingkah laku siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan norma atau nilai

yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan tingkah laku siswa dapat

berubah kearah lebih baik. Menurut Max Darsono, (2001: 25)

Pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

b. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.

c. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik fisik maupun psikologis.

10

Page 11: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai

pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat,

administrator dan lain-lain, sehingga harus mempersiapkan rencana awal

pembelajaran, kemudian menyusun rencana lengkap sebagai persiapan

pelaksanaan di lapangan. Selain itu, guru juga dituntut memiliki motivasi

untuk membelajarkan siswa yaitu memiliki sikap tanggap serta

kemampuan untuk mendorong siswa dalam proses belajar. Demikian pula

dalam pembelajaran think-pair-share, pembelajaran ini juga

menitikberatkan pada peserta didik, tujuan dan prosedur kerja untuk

mencapai tujuan.

2. Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pengajaran

dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,

setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu

bahan pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai hasil akademik dan efektif untuk mengembangkan

ketrampilan sosial siswa. Beberapa ahli diantaranya Robert Slavin dan

Kagen (Nur dan Retno, 2000: 25) berpendapat bahwa :

Metode ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang metode ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

11

Page 12: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah atau kelompok atas yang bekerjasama

menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi

tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi siswa kelompok bawah akan

memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi

dan bahasa yang sama. Menurut Usman, (2004: 9-11), pembelajaran

kooperatif yaitu :

Pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas belajar meningkat. Dalam pembelajaran kelompok jumlah siswa yang bermutu diharapkan menjadi lebih banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap individu, maka perhatian guru dalam pembelajaran kelompok tertuju pada semangat kelompok dalam memecahkan masalah. Dalam pelaksanaan mengajar, peran guru dalam pembelajaran kelompok.

Dari pendapat Usman di atas maka dapat dijabarkan antara lain:

a. Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, guru harus menguasai

bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta mampu

mengembangkannya dalam arti meningkatkan ilmu yang dimilikinya

karena kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Salah satu yang harus diperhatikan guru bahwa ia

sendiri adalah pelajar, ini berarti bahwa guru harus belajar terus-

menerus untuk memperkaya ilmu pengetahuan yang dimiliki sebagai

bekal dalam melaksanakan tugas sebgai guru atau demonstrator.

12

Page 13: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

b. Guru sebagai pengelola kelas

Peran guru sebagai pengelola kelas (learning manager), sebagai

manajer, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik

kelasnya agar menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau

membimbing proses belajar siswa dan sosial siswa. Dengan demikian

guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga

mengembangkan kebiasaan bekerjasama dan belajar secara efektif di

dalam kelas.

c. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Guru sebagai mediator harus memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang menia pembelajaran dan memiliki

keterampilan untuk memilih dan menggunakan menia itu dengan baik.

Dengan demikian media merupakan salah satu aspek penting yang

bersifat melengkapi demi berhasilnya prose belajar mengajar di kelas.

Peran guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan

atau memberi fasilitas belajar yang memadai kepada siswanya.

Fasilitas belajar tidak hanya berupa buku panduan tetapi dapat berupa

majalah, surat kabar, nara sumber dan fasilitas lain yang bisa

menunjang keberhasilan belajar siswa.

d. Guru sebagai evaluator

Salah satu tujuan belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang

memuaskan, untuk mengetahui hasil belajar guru melakukan evaluasi

pada siswa tentang materi yang sudah di ajarkan. Dengan penilaian

13

Page 14: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan

siswa terhadap pelajaran serta ketepatan atau keefektifanmetode

engajar yang dilakukan guru. Tujuan dari penilaian ini antara lain

untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelas atau dalam

kelompoknya.

Pada pembelajaran kelompok, orientasi dan tekanan utama

pelaksanaan adalah peningkatan kemampuan kerja kelompok. Kerja

kelompok berarti belajar kepemimpinan dan keterpimpinan. Kedua

ketrampilan tersebut, memimpin dan terpimpin, perlu dipelajari oleh tiap

siswa.

Menurut Lie, (2002: 27), ada beberapa hal yang perlu dipenuhi

dalam Cooperative Learning agar lebih menjamin para siswa bekerja

secara kooperatif, antara lain:

a. Siswa harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.

b. Siswa harus menyadari bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah kelompok, berhasil atau tidaknya akan menjadi tanggung jawab bersama.

c. Siswa dalam kelompok harus mendiskusikan masalah yang dihadapi.

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan kelompok untuk

memperoleh penghargaan kelompok, dimana penghargaan kelompok

diperoleh jika mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan

kelompok tergantung pada pembelajaran setiap anggotanya. Pertanggung

jawaban tersebut menitikberatkan pada aktifitas anggota kelompok yang

saling mendukung, saling membantu dan saling peduli. Pembelajaran ini

14

Page 15: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

menggunakan metode penilaian untuk menentukan nilai perkembangan

individu. Nilai perkembangan individu didasarkan atas peningkatan nilai

pretes yang diperoleh siswa, sehingga setiap siswa baik yang berprestasi

tinggi, sedang atau rendah memperoleh kesempatan yang sama untuk

berhasil dan berbuat sesuatu yang baik bagi kelompok.

Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

kelompok. Menurut Lie, (2002: 31), ada unsur-unsur dasar pembelajaran

koopertatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok biasa,

mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan yang

harus diterapkan, meliputi:

a. Saling ketergantungan positif.Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk mengerjakan

tugas-tugasnya secara bersama-sama sehingga siswa merasa saling membutuhkan, hubungan saling membutuhkan ini yang disebut dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif memungkinkan sesama siswa untuk saling memberi motivasi untuk meraih hasil belajar optimal.

b. Tanggung jawab perseorangan.Setiap siswa yang tergabung dalam kelompok belajar tidak

boleh hanya bergantung pada salah satu anggota kelompok yang dianggap paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam melaksanakan tugas, tetapi setiap siswa harus berperan aktif dan menguasai pokok bahasan yang sudah dibagi dalam kelompok. Setiap siswa harus bias mempertanggungjawabkan tugas masing-masing baik didalam kelompok maupun dalam kelas.

c. Tatap muka.Interaksi tatap muka wajib dilakuklan dalam pembelajaran

kooperatif agar antar siswa bisa melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga belajar siswa lebih bervariasi, mengingat ada sebagian siswa yang lebih mudah belajar dengan teman daripada belajar dengan guru.

d. Komunikasi antar anggota.Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan salah satunya adalah

keterampilan sosial, jadi siswa tidak hanya dituntut menguasai materi saja tetapi juga harus mampu berinteraksi dengan sesama, memeliki

15

Page 16: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

rasa hormat, tenggang rasa, tidak mendominasi orang lain dan sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini perlu ditanamkan karena apabila komunikasi atau hubungan antar pribadi dalam kelompok berjalan dengan harmonis maka tujuan belajar juga akan mudah tercapai.

e. Evaluasi proses kelompok.Evaluasi atau penilaian dalam belajar mempunyai maksud untuk

mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasai materi yang telah dipelajari secara individual, selanjutnya hasil penilaian secara individual tersebut disampaikan oleh guru pada kelompok agar siswa yang memerlukan bantuan tersebut mendapatkan bantuan dari kelompoknya. Nilai kelompok berdasarkan pada nilai rata-rata semua anggota kelompok sehingga tiap anggota kelompok harus memberi kontribusi demi kemajuan kelompok.

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif diatas apabila dapat berjalan

secara optimal dalam pembelajaran kooperatif akan sangat mendukung

tercapainya tujuan dalam pembelajaran. Menurut Bruce dan Marsha

(Dimyati dan Mudjiono, 2002: 166), tujuan pembelajaran kooperatif

adalah:

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah rasional.

Tugas guru dalam pembelajaran kelompok salah satunya adalah memberi tugas atau masalah pada siswa, setelah itu siswa harus mampu menyelesaikan tugas baik secara individu maupun kelompok. Siswa dituntut untuk dapat saling bekerjasama, mencurahkan ide atau gagasan dan mengembangkan kemampuan masing-masing agar dapat memecahkan masalah tersebut secara individu maupun kelompok, sedangkan guru hanya berperan sebagai pembimbing saja.

b. Mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong-royong dalam kegiatan belajar.

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan, memberi ide dan saling bekerjasama dalam belajar akan sangat membantu siswa dalam belajar. Oleh karena itu siswa tidak diperbolehkan hanya memikirkan diri sendiri saja tetapi juga harus memikirkan temannya, sehingga tercipta saling bekerjasama antar siswa dalam proses belajar.

c. Mendinamiskan kegiatan belajar, sehingga tiap anggota kelompok merasa menjadi bagian dari kelompok dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.

16

Page 17: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap kelompok harus ditanamkan pada setiap siswa, sehingga setiap siswa yang tergabung dalam kelompok belajar tidak boleh hanya bergantung pada salah satu anggota kelompok yang dianggap paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam melaksanakan tugas, tetapi setiap siswa harus berperan aktif dan menguasai pokok bahasan yang sudah dibagi dalam kelompok. Karena, nilai kelompok diambil berdasarkan pada nilai rata-rata semua anggota kelompok sehingga tiap anggota kelompok harus memberi kontribusi positif demi kemajuan kelompok.

d. Mengembangkan kemampuan dalam memimpin bagi setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah kelompok.

Dalam belajar kelompok harus ada salah satu siswa yang bertugas sebagai ketua kelompok, dengan adanya ketua kelompok diharapkan kerja kelompok dalam memecahkan masalah kelompok lebih terkoordinir sehingga kegiatan belajar akan berjalan lancar. Ketua kelompok ditunjuk secara bergiliran agar setiap siswa mempunyai kesempatan untuk menjadi ketua, hal ini dapat melatih kemampuan memimpin bagi tiap siswa dalam kelompok.

Menurut Nurhadi, (2003: 63), “metode pembelajaran kooperatif yang

biasa digunakan oleh guru dalam mengajar ada 4 macam, antara lain:

Student Teams Achievement Divisions (STAD), Jigsaw, Group

Investigation (GI) dan Structural’. Dari metode pembelajaran menurut

Nurhadi di atas dapat di jabarkan sebagai berikut :

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pengertian STAD menurut Nur, (2000: 26) adalah siswa

ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4 orang yang

merupakan campuran menurut potensi, jenis kelamin dan suku.

Guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi

akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian

verbal maupun tertulis. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi

beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5

anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen baik

17

Page 18: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap anggota tim

memakai lembar kerja akademik, kemudian saling membantu

membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau

diskusi antar sesama anggota tim, kemudian setiap minggu atau dua

minggu guru melakukan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap bahan pelajaran.

b. Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-

kawannya, kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kaawan.

Dalam model ini kelas di bagi menjadi beberapa tim yang

beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen,

bahan akademik disajikan pada siswa dalam bentuk teks dan tiap

siswa bertanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan

akdemik tersebut. Para anggota dari tiap tim yang berbeda memiliki

tanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama

dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan

tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut “kelompok pakar”.

Selanjutnya, para siswa dalam kelopok pakar kembali ke kelompok

semula untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang dipelajari

dalam kelompok pakar. Setelah dilakukan diskusi dalam kelompok,

para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah

dipelajari.

18

Page 19: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Menurut Nur, (2000: 29), menyatakan bahwa “pelaksanaan

jigsaw siswa di tempatkan kedalam tim yang terdiri dari 4-5 orang

untuk mempelajari materi akdemik yang telah dipecah menjadi

bagian-bagian untuk tiap-tiap anggota”.

c. Group Investigation (GI)

Metode GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topic maupun cara mempelajarinya melalui investigasi.

Metode ini menuntun para siswa untuk memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam proses kelompok. Guru

membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang bersifat heterogen,

tiap kelompok biasanya beranggotakan 5 sampai 6 siswa, pembagian

kelompok bisa juga di lakukan berdasarkan kesenangan berteman atau

kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih

topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi terhadap subtopik

yang telah dipilih, kemudian menyaipkan dan menyajikan laporan

didepan kelas secara keseluruhan. Menurut Rochmadiarti, (2003: 15)

menyatakan bahwa :

Metode jigsaw di rancang oleh Herbert Theler, selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharon dan kawan-kawan dari Universitas Tel Aviv. Dalam pelaksanaannya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 orang yang heterogen dimana siswa itu memilih topic untuk di selidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang pilih itu selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas.

d. Structural

Model struktural dibagi menjadi 2 yaitu Tipe think-pair-share

dan Numbered Head Together.

19

Page 20: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

1) Tipe think-pair-share

Strategi TPS tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif.

Pendekatan khusus yang diuraikan mula-mula dikembangkan oleh

Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland tahun

1985. TPS memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir,

menjawab dan membantu satu sama lain. Andaikata guru baru saja

menyelesaikan suatu penyajian singkat atau siswa telah membaca

suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah dikemukakan,

sekarang guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih

mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Guru

tersebut memilih untuk menggunakan strategi ini sebagai gantinya

tanya jawab seluruh kelas.

2) Numbered Head Together

Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, (Nurhadi,

2003: 66) “dengan melibatkan paras siswa dalam mereview bahan

yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek atau

memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut”.

Dalam model ini guru menggunakan 4 langkah sebagai berikut:

a) Langkah pertama : Penomoran (Numbering): Guru membagi

para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3

sampai 5 orang dan member nomor, sehingga tiap siswa

memiliki nomor yang berbeda.

20

Page 21: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

b) Langkah kedua : Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru

mengajukan suatu pertanyaan pada siswa, pertanyaan bisa

bersifat spesifik atau bersifat umum.

c) Langkah ketiga : Berpikir Bersama (Head Together): Para

siswa berpikir bersama untuk menggambarkan bahwa tiap

orang mengetahui jawaban dari pertanyaan guru.

d) Langkah keempat : Pemberian Jawaban (Answering): Guru

menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok

dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban untuk seluruh kelas.

3. Pendekatan Struktural

Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dkk, (Nurhadi,

2003: 65). “Pembelajaran ini dikembangkan dengan adanya kerjasama

yang saling membantu dalam kelompok dan lebih dicirikan oleh

penghargaan kooperatif”. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan

metode lainnya, metode struktural menekankan pada struktur-struktur

khusus yang dirancang untuk memenuhi pola-pola interaksi siswa.

Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagen dengan maksud agar

menjadi alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih tradisional,

seperti metode resitasi, yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh

guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan para siswa memberikan

jawaban setelah lebih dahulu mengangkat tangan dan ditunjuk oleh guru.

21

Page 22: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Struktur-struktur Kagan menghendaki para siswa bekerja sama saling

bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur

yang dapat digunkan untuk meningkatkan penguasaan akademik adalah

Think-Pair-Share dan Numbered Head Together.

4. Metode Think Pair Share

Strategi Think Pair Share (TPS) tumbuh dari penelitian

pembelajaran kooperatif. Pendekatan khusus yang diuraikan mula-mula

dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas

Maryland tahun 1985. TPS memberi siswa waktu lebih banyak untuk

berfikir, menjawab dan membantu satu sama lain. Andaikata guru baru

saja menyelesaikan suatu penyajian singkat atau siswa telah membaca

suatu tugas, atau suatu situasi penuh tekateki telah dikemukakan, sekarang

guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa

yang telah dijelaskan atau dialami. Guru tersebut memilih untuk

menggunakan strategi ini sebagai gantinya Tanya jawab seluruh kelas.

Tahap-tahap dalam pembelajaran TPS menurut Muslimin (2000: 26-27)

adalah sebagai berikut:

a) Tahap I : Think (berfikir)Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan

pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mendiri untuk beberapa saat.

b) Tahap II : Pairing (berpasangan)Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk

mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapakan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagai ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

22

Page 23: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

c) Tahap III : Sharing (berbagi)Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi

dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Tahapan-tahapan dalam pembelajaran think-pair-share sederhana,

namun penting terutama dalam menghindari kesalahan dalam kerja

kelompok. Dalam model ini guru meminta siswa untuk memikirkan suatu

topik, berpasangan dengan siswa lain, kemudian berbagi ide dengan

seluruh kelas.

Adanya kegiatan berpikir-berpasangan-berbagi dalam metode think-

pair-share memberi banyak keuntungan. Siswa secara individual dapat

mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu

berpikir (think time) sehingga kualitas jawaban siswa juga dapat

meningkat.

Menurut Nurhadi, (2003: 65), “akuntabilitas berkembang karena

setiap siswa harus saling melaporkan hasil pemikiran masing-masing dan

berbagi dengan seluruh kelas”. Jumlah anggota kelompok yang kecil

mendorong setiap anggota untuk terlibat secara aktif, sehingga siswa yang

jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di depan kelas paling tidak

memberi ide atau jawaban kepada pasangannya.

Kelebihan metode pembelajaran TPS (Ibrahim dkk, 2000: 6), yaitu:a. Meningkatkan pencurahan

waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.

23

Page 24: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

b. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.

c. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional.

d. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode konvensional.

e. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.

f. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.

g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.

Menurut Ibrahim, (2000: 18), “Kelemahan metode TPS adalah

pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan yang dapat timbul adalah

sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling

mengganggu antar siswa”.

24

Page 25: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

25

Page 26: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

5. Metode Konvensional

Metode pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru

(teacher centered). Menurut Sudjana, (Wilantara, 2005: 33-34)

menyatakan bahwa “kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru

menekankan pentingnya aktivitas guru dalam membelajarkan peserta

didik. Peserta didik berperan sebagai pengikut dan penerima pasif dari

kegiatan yang dilaksanakan”.

Sedangkan Sadia (Wilantara, 2005: 34) mendefinisikan “metode konvensional sebagai rangkaian kegiatan belajar yang dimulai dengan orientasi dan penyajian informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian ilustrasi atau contoh soal oleh guru, pemberian tugas, diskusi dan tanya jawab sampai akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa”.

Ciri pembelajaran konvensional menurut Sudjana, (Wilantara, 2005: 34) adalah :

a. Dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan peserta didik bersifat pasif dan hanya melakukan kegiatan melalui perbuatan pendidik.

b. Bahan belajar terdiri atas konsep-konsep dasar atau materi belajar tidak dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa.

c. Pembelajaran tidak dilakukan secara berkelompok.d. pembelajaran tidak dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium.

Sedangkan keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran

konvensional menurut Sudjana, (Wilantara, 2005: 34) adalah :

Keunggulan Metode pembelajaran konvensional :a. Bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas.b. Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar.c. Pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi

waktu.d. Target materi relatif mudah dicapai.

Kelemahan Metode pembelajaran konvensional :a. Sangat membosankan karena mengurangi motivasi dan

kreativitas siswa.b. Keberhasilan perubahan sikap dan perilaku peserta didik

relatif sulit diukur.

26

Page 27: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

c. Kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan adalah relatif rendah karena pendidik sering hanya mengejar target waktu untuk menghabiskan target materi pembelajaran.

d. Pembelajaran kebanyakan menggunakan ceramah dan tanya jawab.

Pembelajaran konvensional tidak memperhatikan pengalaman siswa

dan hasil belajar diukur dengan tes. Dalam pembelajaran konvensional

guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses

pembelajaran, termasuk dalam menilai kemajuan siswa. Pada penelitian ini

pembelajaran konvensional yang dimaksud merupakan modifikasi antara

metode ceramah, metode latihan dan pemberian tugas. Berikut ini

penjelasan mengenai ketiga metode tersebut antara lain :

a. Metode Ceramah (Lecturing).

Menurut Wiryohandoyo dkk, (1998: 32) “Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi pelajaran dengan jalan ceramah dimana guru berada di depan kelas, memimpin, menentukan isi dan jalannya pelajaran, serta mentransfer segala rencana pelajaran yang menurutnya baik untuk siswa”.

Metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru. Penyampaian

materi secara lisan berbeda dengan penyampaian materi secara

tertulis. Karena dalam cara ini siswa sangat tergantung pada cara

mengajar guru, kecepatan serta volume suara guru. Tujuan

penggunaan metode ceramah antara lain :

1) Untuk menyampaikan informasi.

2) Untuk memberikan gambaran (perspektif) umum dari keseluruhan

konsep.

3) Menuntun siswa mengenal struktur dasar pengetahuan suatu bahan

kajian.

27

Page 28: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4) Mengekspresikan hal-hal yang tidak dapat dinyatakan secara

tertulis ataupun ungkapan yang sederhana.

5) Menuntun siswa kearah mengetahui kerangka, sistematik, logika

dan pengembangan struktur ilmu yang bersangkutan.

Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah menurut

Djamarah & Aswan Zain, (1994: 109-110) adalah sebagai berikut :

Kelebihan metode ceramah :1) Dapat mentransfer ide dan memberikan analisis sejelas-jelasnya.2) Tepat untuk penyajian informasi.3) Guru mudah mengorganisir kelas.4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakan.5) Dapat dengan segera mengetahui keadaan dan daya terima siswa

terhadap materi yang diberikan.Kelemahan metode ceramah :1) Cenderung guru sentris (bersifat satu arah).2) Adanya penyamarataan daya mampu siswa, padahal kenyataannya

daya mampu siswa berbeda.3) Guru tidak tahu sejauh mana informasi diterima siswa.4) Memungkinkan terjadinya bahaya “verbalisme” yaitu siswa hafal

susunan kata-kata atau kalimat tanpa memahami makna yang terkandung di dalamnya.

5) Siswa cenderung pasif, tidak berkembang.6) Bila sering digunakan tanpa adanya variasi akan membosankan.

b. Metode Latihan.

Metode latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar dimana

siswa melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki

keterampilan atau ketangkasan yang lebih tinggi dari apa yang telah

dipelajari. Dalam metode mengajar tentunya memiliki kekuatan dan

kelemahan begitu juga dengan metode latihan. Menurut Djamarah &

Aswan Zain, (1994: 108-109) kekuatan dan kelemahan adalah sebagai

berikut :

28

Page 29: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Kekuatan metode latihan :1) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step

by step akan lebih melekat pada diri anak didik.2) Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang secara teratur

diberikan guru, sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan terhadap kesalahan.

3) Pengetahuan dan keterampilan sikap telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari baik untuk keperluan studi maupun bekal hidup dimasa yang akan datang.

Kelemahan metode latihan :1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena siswa lebih banyak

dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan atau di

dalam menghadapi masalah siswa menyelesaikan secara statis.3) Membentuk kebiasaan yang kaku yang bersifat otomatis.4) Latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal

yang sangat monoton sehingga membosankan.

c. Metode Penugasan.

Metode Penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru

memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Tugas biasanya dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan

dan di tempat lainnya. Tugas ini akan mendorong anak untuk aktif

belajar baik secara individu maupun kelompok. Langkah-langkah

metode penugasan menurut Djamarah & Aswan Zain, (1994: 97)

adalah :

1) Fase pemberian tugas.Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas, kemampuan siswa, waktu dan adanya petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

2) Langkah pelaksanaan tugas.Selama melaksanakan tugas harus selalu ada pengawasan dan dorongan dari guru sehingga anak mau bekerja sendiri, tidak menyuruh orang lain. Selain itu dianjurkan siswa mencatat hasil-hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematis.

3) Fase mempertanggungjawabkan tugas.Hal yang harus dikerjakan pada fase ini adalah adanya laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang ia kerjakan. Setelah itu siswa diperintah untuk mempresentasikan tugasnya melalui diskusi atau tanya jawab. Penilaian hasil pekerjaan dari siswa dapat menggunakan tes maupun nontes atau cara lainya.

29

Page 30: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Menurut Kasmadi dalam Dwiyanti, (2001: 12), Metode pemberian tugas mempunyai maksud sebagai berikut :1) Latihan keterampilan untuk menambah kecepatan belajar dan

keakuratan bahan.2) Membaca, menerapkan, dan meningkatkan apa yang telah

dipelajari.3) Mendorong siswa bertanggungjawab terhadap pelajarannya.4) Mengatur waktu belajar.5) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri.

Sedangkan berbagai jenis tugas yang dapat diberikan kepada

adalah tugas membuat rangkuman, membuat makalah, menjawab

pertanyaan atau menjelaskan soal-soal tertentu, tugas mengadakan

observasi atau wawancara, mengadakan latihan, mendemontrasikan

sesuatu dan tugas menyelesaikan proyek atau tugas tertentu. Menurut

Djamarah & Aswan Zain, (1994: 99) metode penugasan mempunyai

kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :

Kekuatan metode penugasan :1) Meningkatkan peran aktif dan kreatifitas siswa.2) Mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.3) Menanamkan sikap tanggungjawab.4) Lebih mendorong siswa dalam melakukan aktivitas belajar

individu maupun kelompok.Kelemahan metode penugasan :1) Kecenderungan anak yang kurang mampu/pandai dalam pelajaran

hanya bergantung pada temannya untuk menyelesaikan tugas.2) Prioritas nilai bukan kepahaman.3) Siswa sulit dikontrol apakah ia yang mengerjakan tugas atau orang

lain.4) Tugas yang monoton dan tidak bervariasi apat menimbulkan

kebosanan pada diri siswa.

6. Hasil Belajar Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan

Kolega dan Pelanggan

Dalam proses pembelajaran, hasil belajar menerapkan prinsip-prinsip

kerjasama dengan kolega dan pelanggan merupakan hal yang penting

30

Page 31: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil

belajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan dapat diketahui melalui evaluasi hasil belajar untuk mengukur

dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas

bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Hasil belajar

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang

dicapai siswa tidak hanya dipengaruhi pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Menurut Abu Ahmadi, (1997: 105) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi dua

faktor, yaitu:

a. Faktor InternalFaktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yaitu

faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan badan lemah dan sebagainya, sedangkan faktor mental psikologis terdiri dari faktor kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.

b. Faktor EksternalFaktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang

belajar, meliputi faktor alam fisik, lingkungan saran fisik dan non fisik, serta strategi pembelajaran yang dipilih pengajar dalam menunjang proses belajar mengajar. Tugas guru adalah mengolah kondisi eksternal agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar, sehingga kondisi eksternal mengenai hal-hal dalam situasi belajar dapat diatur dan dikontrol.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka di atas bahwa

proses pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan masih berjalan monoton dan konvensional. Melihat situasi yang

31

Page 32: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

demikian, perlu dilakukan upaya pemecahan masalah melalui penerapan

pembelajaran melalui pendekatan struktural. Dalam pendekatan struktural,

siswa diupayakan untuk berinteraksi terhadap suatu pola yang terstruktur agar

para siswa dapat saling bekerjasama dan aktif terhadap suatu pengetahuan dan

masalah yang baru. Strategi pembelajaran struktural dapat membuat siswa

terlibat secara langsung baik secara fisik maupun intelektual dalam proses

pembelajaran.

Dalam implementasi pembelajaran struktural diharapkan dapat

meningkatkan keaktifan dan saling bekerjasama antar siswa dalam

pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan di kelas dan prestasi belajar siswa dapat meningkat serta dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas. Dengan demikian,

uraian kerangka pikir tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka PikirSumber : (Muslimin, 2000: 26-27), (Hamalik, 1990: 35), (Slameto, 2003: 2)

32

KONDISI AWAL :Kegiatan belajar monotonMetode yang digunakan konvensionalKurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaranKurangnya kerjasama siswa dalam pemecahan masalah

TINDAKAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN STRUKTURAL TIPE TPS

HASIL1. Kegiatan belajar lebih menarik2. Metode yang digunakan bervariasi3. Meningkatnya keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran4. Meningkatnya hasil belajar siswa

Page 33: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

C. Hipotesis Tindakan

Dari deskripsi teori dan kerangka pikir di atas dapat diajukan hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share pada

standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan dapat meningkatan hasil belajar pada siswa kelas X Administrasi

Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

33

Page 34: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan tinjauan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian ini

merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Research. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang

dimaksudkan untuk mencari jawaban atas permasalahan pembelajaran di

kelas. Keunggulannya adalah adanya keterlibatan guru dalam pembelajaran,

dengan dilaksanaknnya penelitian tindakan kelas secara berkesinambungan

dapat bertanggung jawab, semakin percaya diri dalam berinovasi yang dapat

memberikan perbaikan peningkatan. Menurut Suyanto, (1997: 4), Penelitian

Tindakan Kelas merupakan :

Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Pemilihan metode penelitian tindakan didasarkan atas dasar masalah dan tujuan penelitian yang menuntut adanya penyempurnaan (tindak lanjut) berdasarkan prinsip daur ulang secara reflektif, kolaboratif, dan partisipasif yang dipusatkan pada situasi sosial kelas.

Penelitian ini semakin banyak diperlukan dan diandalkan dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan kualitas pembelajaran

pada khususnya. Melalui pendekatan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat

dijadikan sebagai strategi pemecahan permasalahan dengan memanfaatkan

tindakan nyata, kemudian melakukan refleksi terhadap hasil tindakan.

Kemudian hasil refleksi tersebut dapat dijadikan sebagai langkah pemilihan

tindakan berikutnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Dengan kata

34

Page 35: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

lain, penelitian tindakan dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan refleksi

terhadap permasalahan, kemudian mencari pemecahan masalah dengan

melakukan tindakan nyata yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah

tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten tahun

ajaran 2009/2010 yang berada di Jl. Tegalmas Prawatan Jogonalan Klaten.

Sedangkan waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai

dengan bulan Juni 2010.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau menjadi perhatian (Suharsimi

Arikunto, 2002: 99). Variabel yang diteliti harus sesuai dengan permasalahan

atau tujuan yang ingin dicapai alam penelitian. Dalam penelitian ini variabel

yang akan diteliti adalah model pembelajaran struktural (think-pair-share).

Secara garis besar penelitian ini mengungkap 2 (dua) variabel. Adapun

variabel pertama dalam penelitian ini adalah model pembelajaran struktural

sedangkan variabel kedua adalah peningkatan hasil belajar siswa kelas X AP 2

SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

35

Page 36: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

D. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Struktural merupakan model pembelajaran yang

menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk

memenuhi pola-pola interaksi pada siswa. Struktur-struktur tersebut dibuat

agar para siswa dapat saling bekerjasama pada kelompok-kelompok kecil

secara kooperatif. Struktur yang dapat digunakan untuk meningkatkan

penguasaan akademik diantaranya adalah metode think-pair-share. Dalam

think-pair-share, belajar merupakan suatu proses pembentukan

pengetahuan siswa. Siswa diberi waktu yang lebih banyak untuk berfikir,

menjawab secara diskusi kelompok kecil dan saling membantu dengan

kelompok lain.

2. Peningkatan hasil belajar merupakan peningkatan kemampuan aktual yang

dapat diukur dan berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap,

keterampilan dan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari

proses belajar di sekolah. Peningkatan hasil belajar yang dimaksudkan

disini adalah pencapaian maksimal dari proses belajar mengajar standar

kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan sebelum tindakan dilakukan.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Menurut

Arikunto, (2002: 109), “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”,

sedangkan menurut Margono, (2003: 118), “populasi adalah seluruh data yang

36

Page 37: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita

tentukan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AP 2 di

SMK Negeri 1 Jogonalan, tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 40 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2002: 109). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP 2 dan

disebut penelitian populasi. Dipilihnya kelas X AP 2 tersebut sebagai tempat

penelitian, karena dilihat dari segi pembelajarannya peneliti melihat keaktifan

siswa dalam pembelajaran di kelas X AP 2 masih kurang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan

mengggunakan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :

1. Observasi dan Pengamatan

Digunakan untuk mengumpulkan data mengenai bentuk aktivitas

yang meliputi keaktifan dan kreativitas belajar siswa sebelum pelaksanaan

tindakan dan selama pengembangan tindakan dalam pembelajaran yang

berlangsung dengan menggunakan pendekatan struktural model

pembelajaran TPS (think-pair-share).

2. Wawancara

Digunakan untuk menjaring data mengenai aktivitas siswa dan

kondisi kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Wawancara ini

bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan dan kreativitas

37

Page 38: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

siswa selama pengembangan tindakan dalam proses pembelajaran dengan

mengguanakan model pembelajaran TPS (think-pair-share).

3. Tes Hasil Belajar

Digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar

siswa mengenai penguasaan terhadap materi atau pokok bahasan yang

diajarkan dengan menggunakan pendekatan struktural model pembelajaran

TPS (think-pair-share). Dalam tes hasil belajar ini soal yang diberikan

kepada siswa dibuat oleh guru dengan peneliti berdasarkan kisi-kisi

mateeri yang diajarkan.

4. Dokumentasi

Menurut Margono, (2003: 181), “dokumentasi adalah cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan

termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-

hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang siswa, hasil belajar yang diperoleh siswa dan foto ketika guru

sedang menerapkan metode yang digunakan.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, masing-masing siklus

terdiri dari beberapa komponen, yaitu persiapan, perencanaan (planning),

pelaksanaan tindakan (action), observasi dan monitoring, refleksi (reflection),

evaluasi dan kesimpulan hasil. Prosedur penelitian tindakan yang diterapkan

38

Page 39: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

dalam penelitian ini menurut Sukardi, dalam bukunya yang berjudul

Metodologi Penelitian Pendidikan (2003: 215) dapat dilihat pada langkah-

langkah penelitian yang diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut :

Gambar 3. Gambaran Umum Prosedur Penelitian Tindakan KelasSumber : (Kemmis dan Mc. Taggart, 1988: 8).

1. Tahap Persiapan

Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Research yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah refleksi awal

antara guru dan peneliti secara kolaboratif untuk mengidentifikasikan

permasalahan yang timbul dalam pembelajaran di kelas. Adapun

permasalahan yang sangat mendasar dalam pembelajaran di SMK Negeri 1

Jogonalan adalah keaktifan dan kreativitas siswa dalam proses

39

Plan

Action

CYCLE I Observe

CYCLE II Observe

Reflect

Reflect

RevisedPlan

Action

Page 40: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

pembelajaran. Selanjutnya peneliti dan guru merumuskan permasalahan

dari guru itu sendiri.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau Classroom Action Research yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan alternatif upaya peningkatan proses dan hasil

pembelajaran yaitu dengan mencoba melakukan perbaikan proses

penbelajaran di kelas dengan pendekatan struktural model

pembelajaran TPS (think-pair-share).

b. Menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan.

Setelah mengidentifikasikan dan merumuskan permasalahan yang

dihadapi, kemudian memutuskan pola perbaikan yang akan digunakan

untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan rancangan tindakan

yang akan dilaksanakan. Dalam tahap ini, dilakukan persiapan

pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan struktural model

pembelajaran TPS (think-pair-share) yang meliputi :

1) Menentukan kelompok-kelompok kecil.

2) Menentukan pembatasan materi yang akan

diberikan.

3) Menentukan skor berdasarkan hasil pre-test dan

post-tes pada pokok kajian yang diamati.

4) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

40

Page 41: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

5) Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan

RPP yang dibuat.

6) Menyiapkan format pengamatan proses

pembelajaran di kelas.

7) Menyusun alat evaluasi tindakan berupa :

a) Lembar observasi KBM

b) Bahan dan Modul untuk diskusi

c) Pedoman wawancara

d) Angket siswa

e) Soal-soal evaluasi di kelas.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action) dan Pengamatan

(Observation)

Pada tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan kegiatan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research

dilakukan sesuai dengan skenario yang sudah disiapkan. Pelaksanaan

tindakan menggunakan berbagai metode belajar aktif yang telah disusun.

Sumber belajar diperluas tidak hanya dari buku paket saja tetapi juga dari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Tahap pelaksanan

tindakan ini mengacu pada skenario pembelajaran berlangsung dalam

siklus yang sudah direncanakan.

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan

pengamatan atau observasi yang sudah dibuat dan membuat catatan

lapangan untuk hal-hal yang tidak dicatat dalam lembar observasi

41

Page 42: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dalam siklus yang sudah dibuat.

42

Page 43: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Tahap Evaluasi (Evaluation) dan Refleksi (Reflection)

a. Evaluasi

Pada tahap evaluasi kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau Classroom Action Research digunakan 2 macam evaluasi antara

lain :

1) Evaluasi terhadap keaktifan dan kreativitas siswa dalam

pembelajaran yang dilakukan melalui observasi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

2) Evaluasi berdasarkan standar minimal untuk

mengetahui keberhasilan pembelajaran dilihat dari segi hasil yaitu

prestasi belajar sesudah dilakukan tindakan.

b. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, diperoleh temuan

tingkat keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan struktural model

pembelajaran TPS (think-pair-share). Kemudian daftar permasalahan

yang muncul di lapangan dapat dijadikan sebagai dasar melakukan

perencanaan ulang untuk penyempurnaan, merevisi rancangan yang

akan dilaksanakan pada tindakan selanjutnya sehingga akan mencapai

hasil yang optimal.

H. Instrumen Penelitian

Menurut Lofland, (1987: 47), “Sumber data utama penelitian tindakan

kelas adalah kata-kata dan tindakan, maka selebihnya hanya merupakan data

43

Page 44: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

tambahan”. Data yang paling utama dan penting untuk dikumpulkan serta

dikaji di dalam sebuah penelitian ini adalah data pengamatan atau tindakan.

Maka yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut :

1. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diwawancarai adalah data

yang paling pokok dan utama. Pada sumber data utama ini dicatat melalui

catatan tertulis atau dengan perekaman video ataupun audio tapes,

pengambilan gambar, foto ataupun film. Dan pencaatan sumber data utama

melalui wawancara adalah hasil gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar dan bertanya.

2. Sumber Tertulis

Meskipun sumber-sumber di luar kata dan tindakan adalah sumber

kedua, namun hal terebut jelas tidak dapat diabaikan. Jika dilihat dari segi

sumber data bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat

digolongkan seperti sumber buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip,

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Hal itu tak luput dari karya ilmiah,

disertasi maupun tesis.

3. Foto

Pada masa seperti ini pada umumnya dijadikan untuk kebutuhan

penelitian kualitatif. Sebuah foto mampu menghasilkan data yang sangat

berharga. Dalam menggunakan foto untuk melengkapi sumber data yang

jelas besar sekali manfaatnya, hanya saja perlu diberi catatan khususnya

tentang keadaan dalam berfoto. Menurut Moleong, (2006: 157-160),

44

Page 45: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

“bahwa di dalam pengambilan foto antara peneliti dan subjek harus sudah

saling mengerti atau mengetahui sehingga subjek tidak akan merasa

keberatan serta rela atau merelakan dirinya diambil fotonya”.

Maka dalam penelitian ini sekiranya sumber-sumber data yang akan

dipergunakan antara lain :

a. Data-data mengenai dokumen resmi dalam proses pengajaran,

surat ijin maupun sumber tertulis yang berharga dan bermakna.

b. Sumber data yang diperoleh dari hasil kata dan tindakan

tepatnya hasil wawancara.

c. Data tentang proses implementasi model pembelajaran think-

pair-share.

I. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti

merefleksi hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru dan siswa di dalam kelas. Data yang berupa kata-

kata atau kalimat dari catatan lapangan diolah menjadi kalimat-kalimat

yang bermakna dan dianalisa secara kualitatif. Teknik analisa kualitatif

mengacu pada metode analisis yang dilakukan dalam tiga komponen

berurutan : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini reduksi data meliputi penyeleksian data melalui

ringkasan atau uraian singkat, dan pengelolaan data ke dalam pola yang

45

Page 46: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

lebih terarah. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan

data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil

reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan

refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan

upaya pencarian makna data. Data yang terkumpul disajikan secara

sistematis dan perlu diberi makna.

2. Validasi data

Untuk keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan teknik

triangulasi. Cara yang digunakan dalam triangulasi data dalam penelitian

ini adalah menggunakan sumber dan metode. Triangulasi dengan

menggunakan metode, berarti membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara. Triangulasi dengan mengguankan sumber

dilakukan dengan menggunakan beberapa sumber data dengan metode

yang sama. Dalam hal ini peneliti membandingkan informasi yang

diperoleh dari informan yang satu dengan informan yang lain.

J. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria merupakan patokan untuk menentukan keberhasilan suatu

kegiatan atau program. Suatu program dikatakan berhasil apabila mampu

mencapai kriteria yang telah ditentukan dan gagal apabila tidak mampu

melampaui kriteria yang telah ditentukan. Dalam hal ini indikator keberhasilan

dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan, kreativitas dan kerjasama

siswa yang dapat dilihat selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

46

Page 47: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Menurut Sarbiran, (Suyanto, 1997: 6) menyatakan bahwa karakteristik

penelitian tindakan ini adalah tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki

proses pembelajaran di kelas, maka dari itu penelitian tindakan kelas dapat

dikatakan berhasil apabila telah terjadi perubahan ke arah perbaikan dalam hal

proses maupun hasil dari pembelajaran tersebut. Penentuan kriteria untuk

keberhasilan tindakan kelas menggunakan standar baik jika sudah memenuhi

60% – 75%. Dengan kata lain apabila 75% siswa sudah memenuhi aspek-

aspek sebagai berikut :

1. Aspek keaktifan dan kreativitas, indikator keberhasilan

terlihat jika 75% siswa dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Memberikan ide atau pendapat

b. Menanggapi pendapat orang lain

c. Melaksanakan tugas yang diberikan guru kepada kelompok

kecil

d. Mempunyai kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota

kelompok maupun kelompok lain

2. Aspek kerjasama, indikator keberhasilan terlihat jika 75%

siswa dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Keikutsertaan memberi pendapat kepada kelompoknya

sendiri

b. Keikutsertaan melaksanakan tugas yang diberikan guru

kepada kelompok kecil

c. Keikutsertaan dalam memecahkan masalah

47

Page 48: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

d. Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok

maupun kelompok lain

e. Keikutsertaan dalam membuat laporan kelompok

f. Keikutsertaan dalam melaksanakan presentasi hasil belajar

3. Aspek peningkatan hasil belajar, indikator keberhasilan

terlihat jika siswa mendapatkan nilai dan melakukan hal-hal sebagai

berikut :

a. A / 90 : jika siswa sangat aktif di kelas terutama di dalam

mengeluarkan pendapat serta saling membantu /

kerjasama dengan teman yang lainnya dan kelompok

lainnya.

b. A- / 85 : jika siswa aktif di kelas terutama di dalam mengeluarkan

pendapat, tapi kurang kerja sama dengan kelompoknya.

c. B / 80 : jika siswa aktif di dalam mengeluarkan pendapat tetapi

belum berani mengeluarkan pendapat di depan kelas.

d. B- / 75 : jika siswa bersikap netral / mengikuti pelajaran dengan

baik.

e. C / 60 : jika siswa bersikap pasif, tidak muncul gairah belajar

dalam dirinya.

f. D / 50 : jika siswa bersikap cuek, sibuk sendiri, tidak mau tahu

serta mengganggu teman lainnya yang sedang belajar.

Kriteria dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan makna

terhadap keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan. Kriteria yaitu suatu hasil

48

Page 49: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

setelah tindakan dibandingkan dengan standar minimal yang ditentukan

sekurang-kurangnya 75% siswa sudah dapat memahami pelajaran yang diukur

dengan daya serap siswa.

Untuk menghitung rata-rata aspek keaktifan, kreativitas dan kerjasama

siswa digunakan data dari lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian

dihitung, setelah itu dipersentase. Dengan demikian dapat diketahui seberapa

besar peningkatan keaktifan, kreativitas dan kerjasama siswa. Hasil analisis

data kemudian disajikan secara deskriptif. Cara menghitung persentase

keaktifan, kreativitas dan kerjasama siswa berdasarkan lembar observasi

adalah :

Persentase = x 100%

Untuk menghitung peningkatan hasil siswa digunakan hasil tes tertulis.

Data yang diperoleh kemudian dihitung jumlahnya, setelah itu nilainya

direratakan. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar nilai rerata

kelas. Cara mengitung rerata dengan menggunakan rumus :

(Sugiono, 2006: 43).

Keterangan : Me = Mean (Rerata)

Stot = Jumlah skor total

N = Jumlah seluruh siswa

Selanjutnya data kuantitatif tersebut dapat ditafsirkan dengan kalimat

yang bersifat kualitatif. Apabila hasil tindakan sesuai dengan standar minimal

dan persentase yang ditentukan maka tindakan dinyatakan berhasil.

49

Jumlah siswa yang terlibatJumlah seluruh siswa

Page 50: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

BAB IV

ANALISIS SITUASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Situasi

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Jogonalan berlokasi di

Tegalmas, Prawatan, Jogonalan, Klaten. SMK ini merupakan salah satu

sekolah kejuruan yang mengkhususkan pada bidang keahlian bisnis dan

manajemen dengan 3 program keahlian, yaitu Akuntansi, Administrasi

Perkantoran dan Pemasaran. Visi SMK Negeri 1 Jogonalan adalah

mewujudkan SMK sebagai pencipta sumber daya manusia profesional di

bidang keahlian bisnis dan manajemen yang mampu menghadapi era global.

Demi terwujudnya visi tersebut, SMK Negeri 1 Jogonalan merancang

beberapa misi sebagai berikut:

a.Meningkatkan kegiatan belajar mengajar bermutu yang berorientasi masa

depan.

b. Mewujudkan pelayanan prima dalam melaksanakan tugas.

c.Mengembangkan diklat yang membekali siswa kreatif, inovatif, produktif,

dan mandiri.

d. Mengembangkan iklim sekolah yang kondusif.

e.Mengantisipasi tantangan global.

50

Page 51: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

1. Kondisi Fisik Sekolah

Kondisi bangunan SMK Negeri 1 Jogonalan seluas 3540 m2 berada

dalam kondisi baik. Bahkan saat observasi dilakukan, bangunan sebelah

utara sedang dalam proses penyelesaian lantai 2. Total lahan seluas  7445

m2 mampu dikelola dengan baik sehingga kebutuhan ruang terpenuhi.

Tahun ini sekolah berencana untuk mengadakan Ruang OSIS, Lab.

Bahasa, Lab. Administrasi Perkantoran dan Ruang Media. Di atas tanah

SMK N 1 Jogonalan berdiri bangunan-bangunan sebagai berikut:

a. Ruang penerima tamu (lobi)

b. Ruang Tata Usaha (TU)

c. Rung Guru

d. Ruang Kepala Sekolah

e. Ruang Wakil Kepala Sekolah

f. Ruang praktik bank mini

g. Perpustakaan

h. Ruang bimbingan karier

i. Carrier centre

j. 18 ruang kelas/ruang teori

k. Parkir guru dan siswa

l. 4 kantin

m. Laboratorium Administrsi

Perkantoran

n. Laboratorium Mengetik Manual

o. Laboratorium Komputer

p. Laboratorium Bahasa

q. Laboratorium Akuntansi

r. Laboratorium Pemasaran

s. Ruang Instruktur

t. Aula

u. 1 Mushola

v. 12 Kamar mandi

w. Gudang

x. Lapangan basket

y. Ruang UKS, Pramuka dan OSIS

z. Taman

51

Page 52: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

2. Kondisi Non Fisik Sekolah

a. Kondisi Umum SMK N 1 Jogonalan

Secara umum, kondisi SMK N 1 Jogonalan memiliki lokasi yang

strategis karena berada di pinggir Jln. Raya Jogja-Solo, sehingga

mudah dijangkau. Fasilitas penunjang Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) cukup lengkap seperti gedung untuk KBM, laboratorium,

tempat ibadah, tempat parkir, kamar mandi dll, namun masih ada

beberapa fasilitas-fasilitas yang kurang mendapatkan perawatan

sehingga penggunaannya kurang maksimal. Fasilitas yang kurang

mendapatkan perawatan di antaranya laboratorium mengetik,

laboratorium akuntansi, laboratorium administrasi perkantoran, kamar

mandi dan air bersih, laboratorium bahasa dll.

b. Kondisi Kedisiplinan SMK N 1 Jogonalan

Dari hasil observasi diperoleh data kondisi kedisiplinan di SMK

N 1 Jogonalan sebagai berikut :

1) Jam masuk/pelajaran dimulai tepat jam 07.00 WIB untuk semua

jurusan dan diakhiri tepat pukul 13.30 WIB untuk hari Senin,

Rabu, Kamis, dan Sabtu. Sedangkan hari Selasa jam pelajaran

diakhiri pukul 14.15 WIB dan hari Jum’at pukul 11.10 WIB.

2) Kedisiplinan siswa masih perlu ditingkatkan, masih ada beberapa

siswa yang terlambat, berseragam sekolah tidak lengkap&kurang

rapi.

52

Page 53: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

c. Media dan Sarana Pembelajaran

Sarana pembelajaran di SMK N 1 Jogonalan cukup mendukung

untuk kegiatan belajar mengajar, karena ruang teori dan praktik

terpisah serta setiap program keahlian mempunyai laboratorium

termasuk laboratorium komputer. Akan tetapi, beberapa sarana seperti

laboratorium akuntansi, laboratorium administrasi perkantoran,

laboratorium mengetik masih perlu ditingkatkan lagi perawatannya

sehingga dapat digunakan dengan optimal.

Sekolah memiliki berbagai unit produksi antara lain: Mini Bank,

Minimarket dan kantin. Masing-masing unit produksi dikelola oleh

siswa sesuai program keahlian, bergilir sesuai jadwal yang sudah

ditentukan. Sekolah juga memiliki Carrier Center, tempat pelatihan

dan pembekalan skill kewirausahaan bagi alumni SMK Negeri 1

Jogonalan yang belum memperoleh pekerjaan. Saat observasi

dilakukan, diketahui bahwa referensi milik perpustakaan SMK Negeri

1 Jogonalan dirasa kurang memadai. Sedangkan alat-alat pembelajaran

seperti OHP (Over Head Projector), LCD (Liquid Catode Display) dan

Laptop juga masih kurang. Masing-masing berjumlah 1 buah.

Sehingga setiap kelas tidak bisa memanfaatkannya dan hanya

digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

d. Personalia Sekolah

Dalam hal ini Kepala Sekolah dibantu oleh 4 Wakil Kepala

Sekolah (Waka) yaitu, Waka Urusan Sarana dan Prasarana, Waka

53

Page 54: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Urusan Kurikulum, Waka Urusan Ketenagaan, dan Waka Urusan

Kesiswaan. Selain itu kepala sekolah juga dibantu oleh ketua progam

keahlian (Kaproli), yaitu Kaproli Akuntansi, Kaproli Administrasi

Perkantoran, dan Kaproli Pemasaran.

e. Perpustakaan

Perpustakaan sebagai sumber informasi siswa dan guru yang

dimiliki oleh SMK N 1 Jogonalan ada 1 ruang yang koleksinya terdiri

dari buku-buku mata diklat produktif, normatif dan adaptif. Di setiap

program keahlian juga memiliki perpustakaan dengan koleksi buku

sesuai dengan program keahlian yang ada.

f. Laboratorium

Sekolah ini memiliki 3 program keahlian yang meliputi:

Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Pemasaran. Dari ketiga

program keahlian tersebut masing-masing memiliki laboratorium

tempat praktik. Jadi, laboratorium yang ada di SMK N 1 Jogonalan

terdiri dari Lab. Akuntansi, Lab. Administrasi Perkantoran, Lab.

Mengetik, Bank Mini, dan Lab. Bahasa, Lab. Pemasaran.

g. Jumlah Guru dan Karyawan

1) Jumlah Guru

Tetap : 44 orang

Guru tidak tetap : 9 orang

2) Pegawai Tata Usaha

Tetap : 3 orang

54

Page 55: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Tidak tetap : 11 orang

Mahasiswa Magang : 1 orang

h. Lingkungan Sekolah

Sekolah berada di sekitar perkampungan penduduk, sehingga

keamanan dapat terjaga. Kondisi kebersihannya pun juga terjaga

dengan baik karena selain adanya petugas yang bertugas

membersihkan sekolah, setiap hari jumat sebagian siswa dibiasakan

untuk bakti kampus membersihkan lingkungan sekolah. Sekolah juga

menjadi asri karena program tamanisasi yang selalu digalakkan oleh

Kepala Sekolah. Meskipun letaknya dekat dengan jalan raya, proses

belajar mengajar tidak terganggu karena pengelolaan ruang yang baik.

Gedung yang berada di tengah dan selatan digunakan untuk kelas teori,

sedangkan gedung yang dekat dengan jalan digunakan untuk lab atau

ruang praktek. Sekolah juga memanfaatkan sisi strategis gedung utara

yang menghadap ke jalan sebagai minimarket sekaligus kantin

sekolah. Selain itu tepat di depan pintu masuk SMK N 1 Jogonalan

terdapat resepsionis (penerima tamu), sehingga setiap tamu yang

berkunjung terkontrol maksud dan tujuannya.

i. Fasilitas Olah Raga

Fasilitas olah raga yang ada di SMK N 1 Jogonalan terdiri dari

lapangan basket yang merangkap juga sebagai lapangan tenis. Selain

itu juga berbagai alat olah raga yang menunjang terlaksananya

kegiatan belajar-mengajar mata pelajaran olah raga & kesehatan.

55

Page 56: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

j. Kegiatan Kesiswaan (Ekstra Kulikuler)

Kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa terdiri dari Pramuka, PMR,

Band, Basket, Renang, kegiatan kerohanian dan Kegiatan

keolahragaan seperti Futsal. Kegiatan OSIS cukup variatif. Program

kerja OSIS tidak hanya diperuntukkan bagi siswa, tetapi ada beberapa

program yang bersifat sosial dan memberi kemanfaatan bagi banyak

pihak seperti bakti sosial dan kunjungan ke panti asuhan.

k. Bimbingan konseling

Bimbingan konseling memiliki ruangan sendiri yang terletak di

dekat ruang perpustakaan dan ditangani oleh guru-guru BP/BK yang

berkompeten. Dengan adanya bimbingan konseling, siswa diberikan

pengarahan yang baik dalam membentuk siswa yang berguna.

l. Ruang kelas

Di SMK N 1 Jogonalan, antara ruang teori dan ruang praktik

dipisahkan. Ruang kelas khusus teori yang dimiliki oleh sekolah ini

berjumlah 15 kelas. Untuk tahun ini pihak sekolah menambah ruang

kelas sebanyak 3 kelas. Ruang kelas ini digunakan oleh seluruh siswa

(kelas X sampai kelas XII) untuk menempuh mata pelajaran/diklat

teori.

m. Tempat ibadah

Sekolah ini memiliki sebuah mushola yang terletak di dalam

lingkungan sekolah. Dengan adanya mushola ini, kegiatan siswa

ataupun guru/karyawan yang beragama Islam dapat terlaksana dengan

khusyuk.

56

Page 57: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Berdasarkan analisis situasi hasil observasi, maka peneliti berusaha

memberikan stimulasi bagi pengembangan lebih lanjut di SMK N 1

Jogonalan. Sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat sekolah. Dengan

kesadaran bahwa konstribusi yang bisa diberikan hanya bersifat sementara,

yakni kurang lebih sekitar 8 minggu, peneliti mengharapkan kerjasama yang

saling mendukung serta terjalinnya komunikasi yang intensif antara peneliti

dengan pihak sekolah.

B. Hasil Penelitian

1. Kegiatan Pra Tindakan

Sebelum melakukan penelitian, tahap pertama yang dilakukan

adalah memohon ijin terlebih dahulu dari pihak guru SMK Negeri 1

Jogonalan, yang selanjutnya merujuk ke kepala sekolah. Hal ini

didasarkan atas permohonan ijin mengenai sekolah dan murid-muridnya

yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Setelah perijinan telah

terselesaikan, tahap selanjutnya melakukan diskusi atau percakapan

dengan guru yang bersangkutan di SMK Negeri 1 Jogonalan, mengenai

perencanaan implementasi untuk meningkatkan model pembelajaran

struktural tipe think-pair-share dalam meningkatkan hasil pembelajaran

siswa pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan.

Dalam percakapan dengan guru SMK Negeri 1 Jogonalan dapat

ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul dalam

57

Page 58: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

pembelajaran selama ini penerapan model pembelajaran yang kurang

bervariasi. Model pembelajaran yang diterapkan adalah guru sebagai

pengelola kelas dalam proses pembelajaran. Model yang diterapkan

masih bersifat konvensional yaitu dengan metode ceramah, dengan

mengandalkan guru sebagai pusat pembelajaran, sehingga pembelajaran

menjadi kurang bervariasi dan membosankan. Siswa cenderung pasif

ketika guru menerangkan, karena siswa hanya mencat dan mendengarkan

penjelasan guru.

Guru kurang memahami strategi pembelajaran dalam proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini dikarenakan kurangnya

referensi guru tentang metode-metode pembelajaran yang dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Keterbatasan ini

menjadi penyebab penyampaian materi pelajaran yang cenderung kurang

menarik dan mendapat perhatian siswa. Motivasi belajar siswa yang

kurang mengakibatkan rendahnya hasil belajar.

Langkah selanjutnya, menyusun rancangan tindakan pembelajaran.

Rancangan tindakan pembelajaran digunakan untuk mengetahui

penggunaan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share.

Rancangan tindakan pembelajaran ini merupakan suatu penerapan model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share sebagai upaya untuk

menumbuhkan kemampuan berpendapat dan saling membantu atau

kerjasama siswa dalam pembelajaran.

58

Page 59: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Dalam rancangan tindakan pembelajaran peran guru di samping

sebagai kolaborator, fasilitator, maupun sebagai konsultan dalam kerja

kelompok siswa. Guru kolaborator juga berkewajiban untuk mengamati

kegiatan siswa dengan memfokuskan kemampuan berpendapat dan saling

membantu di antara para siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, guru kolaborasi juga melakukan penilaian terhadap

kemampuan berpendapat dan saling membantu siswa yang berpedoman

pada lembar observasi dan dilakukan saat proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share

berlangsung.

Adapun pengamatan menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa

diarahkan pada jumlah siswa yang aktif, menarik minat siswa,

menumbuhkan siswa untuk berpendapat, benar tidaknya pendapat siswa,

mudah tidaknya bahasa siswa untuk dipahami, argumentatif siswa dan

konkrit tidaknya pendapat siswa. Cara untuk mengamati saling

membantu siswa diarahkan pada kegiatan siswa yang meliputi rasa saling

membantu dengan teman yang lainnya, sikap siswa dengan teman

sekelompoknya, muncul sikap kerjasama antar siswa, kekompakkan

siswa dalam berpasangan atau berkelompok dan keaktifan siswa di dalam

kelas yang dinilai oleh guru kolaborator.

Setiap akhir penerapan rancangan tindakan bersama guru

kolaborator selalu mendiskusikan dan mengakaji permaslahan yang ada

dengan guru kolaborator sebagai langkah refleksi. Dari hasil pengkajian

59

Page 60: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

dan refleksi tentang pelaksanaan rancangan tindakan yang berupa desain

pembelajaran dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share

telah dilaksanakan dengan revisi rancangan tindakan yang sesuai dengan

permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya.

Untuk lebih jelas lagi mengenai rancangan atau rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip

kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan model pembelajaran

struktural tipe think-pair-share tiap siklus dapat dilihat pada lampiran.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan

melanjutkan pokok bahasan yang sebelumnya disampaikan oleh

guru. Dalam pertemuan ini memfokuskan pada pendapat siswa dan

saling membantu antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada pembelajaran struktural

tipe think-pair-share. Selama tindakan guru kolaborator dan peneliti

mengamati dan merefleksi serta mencatat apa yang terjadi saat

proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan 1

a) Guru memberikan salam

siswa kepada dan berdo’a terlebih dahulu. Kemudian

60

Page 61: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

mempresensi para siswa yang hadir 37 siswa dan 3 siswa

tidak hadir (1 siswa tidak masuk sekolah karena izin dan 2

siswa menjadi menjadi resepsionis)

b) Guru memberikan pre-test

kepada siswa dan memberikan informasi materi yang akan

dipelajari pada hari ini

c) Guru membagi kelompok

berdasarkan hitungan 1 sampai 8 dan berkumpul dengan

kelompoknya

d) Murid diberikan modul

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan dan membagi kelompok yang akan membahas

pelajaran. Sub pokok bahasan yang akan dibahas ada 4 yaitu

tentang pengertian bekerja dengan orang lain, berorientasi

pada opini/pendapat, berorientasi pada persamaan, berfokus

pada tujuan.

e) Jika sudah jelas memberikan

pertanyaan lisan dan memadukan kelompok yang beda materi

Maksud tukar kelompok untuk mengetahui kemampuan

berpendapat, keaktifan dan rasa saling membantu sesuai soal

yang diberikan oleh guru

61

Page 62: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

f) Setiap kelompok menulis

pendapatnya dan menunjuk perwakilan untuk mengutarakan

jawaban.

g) Pada akhir pertemuan guru

kolaborator dan peneliti memberikan penekanan materi yang

disampaikan atau kesimpulan

h) Guru mengadakan refleksi

dengan cara meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari

ini dan tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil

belajar.

i) Guru mengakhiri pelajaran

dengan salam.

2) Pertemuan 2

a) Guru memberikan salam

siswa kepada dan berdo’a terlebih dahulu. Kemudian peneliti

mempresensi para siswa yang hadir 39 siswa dan 1 siswa

tidak hadir karena izin.

b) Guru memberikan pre-test

kepada siswa dan memberikan informasi materi yang akan

dipelajari pada hari ini

62

Page 63: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

c) Guru membagi kelompok

berdasarkan nomor presensi dan berkumpul dengan

kelompoknya

d) Murid diberikan modul

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan dan membagi kelompok yang akan membahas

pelajaran. Sub pokok bahasan yang akan dibahas ada 2 yaitu

tentang pengertian tata hubungan internal vertikal horizontal

dan macam-macam hubungan kantor (internal).

e) Jika sudah jelas memberikan

pertanyaan lisan dan memadukan kelompok yang beda

materi. Maksud tukar kelompok untuk mengetahui

kemampuan berpendapat, keaktifan dan rasa saling

membantu sesuai soal yang diberikan oleh guru

f) Setiap kelompok menulis

pendapatnya dan menunjuk perwakilan untuk mengutarakan

jawaban.

g) Pada akhir pertemuan guru

kolaborator dan peneliti memberikan penekanan materi yang

disampaikan atau kesimpulan

h) Guru mengadakan refleksi

dengan cara meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari

63

Page 64: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

ini dan tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil

belajar.

i) Guru mengakhiri pelajaran

dengan salam

c. Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bersama guru

kolaborator, pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip

kerjasama dengan kolega dan pelanggan kelas X AP 2 di peroleh

kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap guru

Guru telah berusaha semaksimal mungkin dalam

pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan. Pada tindakan siklus I ini sesuai dengan

rencana yang diterapkan, dan semua aturan yang harus

dikerjakan oleh siswa disampaikan secara lisan. Di samping itu,

saat guru menerapkan model pembelajaran struktural tipe TPS

pada siklus I ini, semua siswa juga dituntut untuk berpikir dan

menyampaikan pendapatnya secara sendiri-sendiri, tanpa bantuan

guru kolaborator dan peneliti artinya disini siswa dilepas saat

pelaksanaan berlangsung. Namun kenyataannya tampak sekali

bahwa siswa begitu mudah memahami dan beradaptasi dengan

model ini.

64

Page 65: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I ini sangat jelas ada

pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan prinsip-

prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan model

pembelajaran struktural tipe TPS ini dapat berjalan dengan lancar

pada siswa kelas X AP 2. sebagian besar siswa sudah mampu

mengeluarkan pendapat, namun ada juga siswa yang masih

kurang beradaptasi dengan model pembelajaran struktural tipe

TPS ini. Kemampuan berpendapat pada siklus I ini telah berjalan

dengan baik, namun saling membantu antara kelompok belum

terlihat pada siklus I ini, masih terdapat siswa yang ramai sendiri,

mengobrol, diam saja bahkan ada yang bermain handphone.

2) Pengamatan terhadap siswa

Pada siklus ini dalam proses pembelajaran siswa terlihat

sangat antusias, bahkan di antaara mereka sangat senang dengan

penerapan model pembelajaran ini. Beberapa dari mereka

berkomentar bahwa setidaknya degan penerapan model ini telah

memunculkan niat mereka untuk berbicara walaupun masih

kurang berani di depan kelas. Mereka setidaknya masih mampu

berpendapat antar sesame teman kelompok.

Namun mereka masih ada yang belum terbiasa dengan

model pembelajaran struktural tipe TPS ini, ada beberapa

diantaranya namun dalam jumlah sedikit yang masih bingung

dan masih bingung dan belum berani untuk mengeluarkan

65

Page 66: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

pendapatnya. Beberapa siswa pun juga ada yang ribut namun

ketika disuruh maju ataupun menjawab pertanyaan ternyata

hasilnya sangat mengagumkan. Mereka dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan olehnya walaupun masih sedikit ada

kesalahan.

Dengan kurangnya rasa saling membantu pada siklus

pertama ini, karena mereka masih berpikir dalam kelompok besar

sehingga menimbulkan beberapa siswa hanya numpang saja

sehingga masih kurang efektif di bagian kelompoknya. Hal

tersebut menimbulkan kurangnya saling membantu dalam

kelompok. Dengan demikian pengamatan terhadap aktifitas siswa

sangat bagus dalam berpendapat, hanya saja masih sangat kurang

yang berarti kurangnya rasa saling membanntu pada siklus 1 ini.

3) Pengamatan terhadap kemampuan berpendapat siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemampuan

berpendapat siswa pada siklus I ini menunjukkan siswa telah

mampu beradaptasi dengan semaksimal mungkin dan hasil

presentasi yang sangat mengagumkan. Secara umum, beberapa

siswa sangat berani untuk tampil di depan kelas dan

mengeluarkan pendapatnya. Beberapa siswa yang tidak

presentasipun mempunayi antusias dalam memberikan

pertanyaan maupun pendapatnya masing-masing. Pada garis

besarnya siswa sangat mudah menyerap dan beradaptasi dengan

66

Page 67: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

model ini, meskipun ada beberapa di antara yang belum mengerti

dengan model pembelajaran ini, dan kesulitan dalam bertindak

salah satunya mungkin karena belum terbiasa dengan model ini.

Demikian pula interaksi di kelas sangat terlihat pula bahwa siswa

lebih mendominasi proses pembelajaran daripada gurunya.

Bahkan pada siklus ini, siswa saling berebut waktu untuk

mengemukakan pendapatnya. Hanya saja, hal ini berbanding pula

terhadap siswa yang diam saja dikarenakan belum mampu

beradaptasi.

4) Pengamatan terhadap saling membantu siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap saling membantu

siswa atau kerjasama siswa pada siklus I ini menunjukkan hasil

yang bervariasi. Hal tersebut didasarkan atas pengamatan yang

menunjukkan belum adanya saling membantu yang timbul dalam

1 kelompok atau diantara anggota kelompok. Hal ini bisa saja

disebabkan karena siswa baru mulai bereadaptasi dengan model

pembelajaran TPS ini.

Namun demikian ada juga kelompok yang sudah mulai

saling membantu temannya, baik halnya dalam presentasi di

depan kelas mereka sangat kompak membantu temannya yang

sedang presentasi, bahkan tak luput mereka tidak segan-segan

memberikan motivasi dengan tepuk tangan. Dengan demikian

pengamatan saling membantu pada siklus I ini telah berjalan

67

Page 68: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

dengan semaksimal mungkin, hanya saja masih ada yang tidak

membantu dalam anggota kelompoknya.

d. Refleksi

Penerapan pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan

model pembelajaran struktural tipe think-pair-share pada

pelaksanaan tindakan inisudah dapat dikatakan berjalan dengan

lancar dan efektif mengingat pada pertemuan pertama saja siswa

sudah mampu berpendapat denga baik, aktif dan kritis. Namun hanya

saja saja ada beberapa siswa yang kurang mengerti baik pertemuan

pertama dan kedua.

Dengan melihat pengamatan pada siklus ini, maka diperlukan

upaya dan tindakan perbaikan yang semaksimal mungkin pada siklus

selanjutnya. Upaya perbaikan salah satu untuk mengoptimalkan

pelaksanaan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share.

Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi bersama guru kolaborator

hal yang harus dilakukan dan ditingkatkan antara lain :

1) Perlu adanya bimbingan dari guru ketika mencari

kelompoknya sehingga semua siswa dapat mengeluarkan

pendapatnya.

2) Perlu meningkatkan tahap share agar partisipasi siswa

berjalan dengan baik dan lancar.

68

Page 69: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

3) Dalam presentasi perlu partisipasi dari guru agar siswa

tidak malu dan sungkan saat mengeluarkan pendapatnya.

4) Pembagian kelompok yang sesuai dengan

pemberdayaan siswa agar para siswa dapat bekerja sama dengan

baik tanpa ada rasa kecemburuan.

5) Pembagian dalam satu kelompok agar lebih dibuat

semaksimal mungkin dalam arti jumlah siswanya dalam satu

kelompok yang bertuajuan agar perisapan diri siswa lebih matang

dan tidak malas-malasan.

6) Penjelasan dan orientasi dari guru kepada siswa lebih

matang dan lebih jelas lagi agar lebih siap dalam mengikuti

pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan prinsip-

prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini.

7) Optimalisasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru lebih ditingkatkan lagi agar lebih

berpartisipasi lagi dalam pembelajaran.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus I. Pada siklus II ini

hanya dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan melanjutkan pokok

bahasan yang sebelumnya telah disampaikan. Dalam pertemuan ini

memfokuskan pada pendapat siswa dan saling membantu antara

69

Page 70: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

siswa satu dengan siswa yang lainnya. Pelaksanaan pembelajaran

mengacu pada pembelajaran struktural tipe think-pair-share dengan

sedikit memadukan pembelajaran lain. Selama tindakan bersama

dengan guru kolaborator mengamati dan merefleksi serta mencatat

apa yang terjadi saat pembelajaran dan mencatat poin-poin yang

termuat pada lembar observasi.

b. Pelaksanaan

a) Guru memberikan salam

siswa kepada dan berdo’a terlebih dahulu. Kemudian peneliti

mempresensi para siswa yang hadir 39 siswa dan 1 siswa tidak

hadir karena izin.

b) Guru memberikan pre-test

kepada siswa dan memberikan informasi materi yang akan

dipelajari pada hari ini

c) Guru membagi kelompok

berdasarkan posisi tempat duduk per blok dan berkumpul dengan

kelompoknya

d) Murid diberikan modul

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan dan membagi kelompok yang akan membahas

pelajaran. Sub pokok bahasan yang akan dibahas ada 3 yaitu

tentang Pengembangan profesionalisme kerja, pelaksanaan

70

Page 71: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

pendidikan dan latihan, macam-macam dan metode pendidikan

dan latihan.

e) Jika sudah jelas memberikan

pertanyaan lisan dan memadukan kelompok yang beda materi

Maksud tukar kelompok untuk mengetahui kemampuan

berpendapat, keaktifan dan rasa saling membantu sesuai soal

yang diberikan oleh guru

f) Setiap kelompok menulis pendapatnya dan menunjuk perwakilan

untuk mengutarakan jawaban.

g) Pada akhir pertemuan guru

kolaborator dan peneliti memberikan penekanan materi yang

disampaikan atau kesimpulan

h) Guru mengadakan refleksi

dengan cara meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari ini

dan tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil belajar.

i) Guru mengakhiri pelajaran

dengan salam

c. Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator

dan peneliti pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip

kerjasama dengan kolega dan pelanggan kelas X AP 2 di peroleh

kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap guru

71

Page 72: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Guru telah berusaha semaksimal mungkin dalam

pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan. Pada tindakan siklus II ini sesuai dengan

rencana yang diterapkan, dan semua aturan yang harus

dikerjakan oleh siswa disampaikan secara lisan. Di samping itu,

saat guru menerapkan model pembelajaran struktural tipe TPS

pada siklus II ini, semua siswa juga dituntut untuk berpikir dan

menyampaikan pendapatnya secara sendiri-sendiri, tanpa bantuan

guru kolaborator dan peneliti artinya disini siswa dilepas saat

pelaksanaan berlangsung. Namun kenyataannya tampak sekali

bahwa siswa begitu mudah memahami dan beradaptasi dengan

model ini.

Pada siklus II ini sangat jelas ada pembelajaran pada

standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan dengan model pembelajaran

struktural tipe TPS ini dapat berjalan dengan lancar pada siswa

kelas X AP 2. Pada siklus II hampir semua siswa sudah mampu

mengeluarkan pendapat, namun ada juga siswa yang masih

kurang beradaptasi dengan model pembelajaran struktural tipe

TPS ini. Kemampuan berpendapat, saling membantu pada siklus

II ini telah berjalan sangat baik.

72

Page 73: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

2) Pengamatan terhadap siswa

Pada siklus ini dalam proses pembelajaran siswa terlihat

sangat mengikuti alur yang guru terapkan. Mereka sudah mampu

berpendapat dan bekerja sama antar sesama teman kelompok.

Namun mereka masih ada yang belum terbiasa dengan

dengan kelompoknya, namun dalam jumlah sedikit. Mereka

sudah tidak bingung dan berani untuk mengeluarkan pendapatnya

dan bekerja sama. Beberapa siswa pun juga ada yang ribut

namun ketika disuruh maju ataupun menjawab pertanyaan

ternyata hasilnya sangat mengagumkan. Mereka dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan olehnya.

Dengan terbentuknya rasa saling membantu pada siklus

kedua ini khususnya pada pertemuan pertama, mereka sudah

berpikir bahwa mereka sudah dalam kelompok yang kecil

sehingga siswa tidak hanya numpang saja melainkan sudah

memberikan inspirasinya pada anggota kelompok. Dengan

demikian pengamatan terhadap aktifitas siswa sangat bagus

dalam berpendapat dan bekerja sama pada siklus II ini.

3) Pengamatan terhadap kemampuan berpendapat siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemampuan

berpendapat siswa pada siklus II ini menunjukkan siswa telah

mampu beradaptasi dengan baik dan hasil presentasi yang sangat

mengagumkan. Secara umum, beberapa siswa sangat berani

73

Page 74: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

untuk tampil di depan kelas dan mengeluarkan pendapatnya.

Beberapa siswa yang tidak presentasipun masih mempunyai

antusias dalam memberikan pertanyaan maupun pendapatnya

masing-masing. Pada garis besarnya siswa sangat mudah

menyerap dan beradaptasi dengan model ini dan mereka sudah

mengerti dengan model pembelajaran ini, dan tidak ada

kesulitan dalam bertindak. Demikian pula interaksi di kelas

sangat terlihat pula bahwa siswa dan guru bersama-sama

memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Bahkan pada

siklus inipun, siswa masih saling berebut waktu untuk

mengemukakan pendapatnya. dikarenakan mereka mampu

beradaptasi.

4) Pengamatan terhadap saling membantu siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap saling membantu

siswa atau kerjasama siswa pada siklus II ini menunjukkan hasil

yang bervariasi daripada siklus I. Hal tersebut didasarkan atas

pengamatan yang menunjukkan adanya saling membantu yang

baik dalam 1 kelompok atau diantara anggota kelompok. Hal ini

bisa saja disebabkan karena siswa sudah beradaptasi dengan

model pembelajaran TPS pada siklus I.

Kelompok yang sudah padu saling membantu temannya,

baik dalam hal presentasi di depan kelas maupun membantu

temannya yang sedang presentasi mereka sangat kompak.

74

Page 75: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Dengan demikian pengamatan saling membantu dalam anggota

kelompoknya pada siklus II ini telah berjalan dengan baik.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi siklus II ini dinyatakan telah sesuai yang

diharapkan. Hal ini sejalan dengan pembelajaran siklus II beberapa

percakapan dilakukan terhadap siswa.

Tapi perlu diamati, bahwa pada siklus II dinyatakan berhasil

ataupun berjalan efektif. Perlu diketahui, bahwa proses pembelajaran

pada siswa itu memang perlu banyak variasi mengajar, sehingga

siswa tidak akan merasa bosan. Dalam arti karena beberapa faktor

sedikit kejenuhan siswa pada siklus II dapat disimpulkan bahwa

siklus II ini berjalan sempurna sesuai yang diharapkan.

C. Pembahasan

Penelitian ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kemampuan

berpendapat siswa, keaktifan siswa, rasa saling membantu siswa dan

meningkatnya hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran

struktural tipe think-pair-share pada siswa kelas X AP 2 SMK Negeri 1

Jogonalan, terutama pada pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan. Selain itu juga mengetahui kendala dan

hambatan apa saja yang timbul dalam pembelajaran menerapkan prinsip-

prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan menggunakan model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share.

75

Page 76: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Data dalam hasil penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung

yang dilaksanakan dalam 2 siklus, wawancara, dokumen/pencatatan dokumen

kemudian menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis

maupun lisan dari responden yang meliputi perilaku, kondisi serta kegiatan

pada saat pelaksanaan observasi. Berikut ini disajikan analisis hasil penelitian

yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan pencatatan hal-hal yang

penting.

1. Penerapan thin-pair-

share untuk menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara 2

siklus. Dapat diperoleh data dari observasi maupun wawancara, bahwa

penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share sangat

bermanfaat bagi siswa. Hal ini senada dengan yang dinyatakan oleh guru

kolaborator bahwa :

Saya rasa iya, sangat berpengaruh sekali dalam kemampuan

berpendapat siswa untuk tampil di depan kelas mas, konkritnya itu ada

yang menonjol anatar siswa 1 orang dengan orang lain dan bisa berdiskusi

dan berkomunikasi dengan baik. Dan itu masuk dalam kategori

argumentatif, komunikatif dan konkrit itu fakta sekali. (Wawancara

dengan Bapak Iyan Sutikno guru Kolaborator tanggal 22 Mei 2010).

Jadi dapat disimpulkan dari guru kolaborator, sangat setuju dan

menyatakan benar bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran

struktural tipe think-pair-share ini sangat membantu para siswa dalam

76

Page 77: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

mengemukakan pendapat dari siswa yang sebelumnya telah aktif menjadi

lebih aktif lagi. Siswa yang kurang aktif mampu mengubah siswa menjadi

aktif. Dalam arti kemajuan-kemajuan yang berdampak positif dalam

pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan mempergunakan model ini, telah bermanfaat bagi murid-murid

semuanya. Para siswa pun merasa bahwa sangat bermanfaatnya model ini

dalam dirinya, seperti yang dikemukakan oleh guru kolaborator dan

beberapa siswa antara lain :

Begini mas, model pembelajaran ini sangat bagus mas, saya rasa

siswa sangat terbantu sekali mungkin paling tidak membantu sedikit, dan

sejauh mana yang saya amati, saya pikir mereka cukup bisa

menyampaikan secara komunikatif artinya teman-teman juga ikut mereson

apa yang diomongkan. (Wawancara dengan Bapak Iyan Sutikno guru

Kolaborator tanggal 22 Mei 2010). Hal ini juga ditambahkan oleh para

murid antara lain :

Ya tentu pak, karena pembelajaran tersebut kita sudah nyaman, jadi

kita akan menyampaikan pendapatpun tidak takut lagi dan minder

(wawancara dengan Sari Nur Utami siswa kelas X AP 2 tanggal 01 Mei

2010).

Ya berminat banget gitu, karena untuk mengeluarkan pendapat

pendapat kita yang berbeda antara guru dengan teman yang lain.

(wawancara dengan Anis Zaqiyah siswa kelas X AP 2 tanggal 05 Mei

2010). Lain halnya dengan pendapat siswa lain :

77

Page 78: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Ya kadang-kadang pak, karena pendapat saya kadang selalu sama

dengan tema-teman lain sih pak. Jadi saya mengeluarkan pendapat lain

sehingga saya bisa dapat nilai yang baik. (wawancara dengan Audi Earl

Sanggi siswa kelas X AP 2 tanggal 08 Mei 2010).

Jadi dapat disimpulkan, bahwa penerapan model pembelajaran

struktural tipe think-pair-share mampu menumbuhkan siswa untuk

berpendapat, secara argumentatif, konkrit dan sudah layak seperti pada

umumnya siswa seumuran mereka. Bahkan dengan model pembelajaran

struktural tipe think-pair-share ini mampu merubah image pembelajaran

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang

biasanya dikenal sebagai pembelajaran yanng membosankan berubah

menjadi pelajaran yang sangat menyenangkan.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan peneliti, dalam proses

pembelajaran telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kemajuan

siswa, baik kemampuan berpendapat, keaktifan, kekritisan, responsif dan

menjadikan siswa lebih berani untuk tampil di kelas. Hal ini diukur dengan

pengamatan dan penilaian guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Dan diamati serta dinilai oleh guru kolaborator dalam bentuk penilaian

afektif siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tentu saja, penilaian tersebut tidak sekedar penilaian seadanya,

karena penilaian tersebut dilakukan oleh guru kolaborator dengan

penilaian indikator yang berkaitan dengan kemampuan berpendapat. Hasil

penilaian tersebut dilakukan oleh guru kolaborator yang kemudian nilai

78

Page 79: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

tersebut dijadikan satu dalam bentuk nilai juga. Hasil penilaian afektif

tersebut dapat dilihat pada tebel di bawah ini :

Tabel 1. Nilai Afektif Siswa Kelas X AP 2

NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 31 7470 Adeliana Fajarwati 80 85 852 7471 Alfi Nur Jannah 80 85 853 7472 Aninta Aprilia 80 85 854 7473 Anis Zaqiyah 85 90 905 7474 Anita Yuniati 80 85 906 7475 Ari Susanti 80 85 857 7476 Audi Earl Sanggi 80 85 908 7477 Avrilliani Vindi Saputri 80 85 859 7478 Dani Prastiwi 75 80 8510 7479 Dewi Argita Sari 75 80 8511 7480 Diana Ariza Primajanti 75 80 8512 7481 Dita Yuli Astuti 80 85 9013 7482 Dwi Astuti Noviatun 75 75 8014 7483 Dyah Probosari 75 75 8015 7484 Elvia Wijaya 75 80 8016 7485 Eni Setyaningsih 75 75 8017 7486 Erni Kurnia Ningsih 80 80 8518 7487 Esti Yuliani 75 85 8519 7488 Faltimah Siska Sari – 75 8020 7489 Fitri Nuryani 60 80 –21 7490 Irma Fitriana 60 80 8022 7491 Liana Furi 60 75 8523 7492 Muh. Wahid Nurcahya 60 75 8024 7493 Mumun Lestyarini 60 80 8525 7494 Nella Miftakul Jannah 60 – 8526 7495 Oktaviana Sari 60 75 8027 7496 Ovi Etika Dewi 60 75 8528 7497 Putri Restuti 60 75 8029 7498 Ria Agustina 60 75 8530 7499 Sari Nur Utami 75 80 8531 7500 Sevi Yubaida 60 75 8532 7501 Siti Noer Muslimahwati – 75 8533 7502 Siti Nurjanah 60 80 8034 7503 Sri Wahyuni 60 75 8035 7504 Sulistyowati Putri 60 75 8536 7505 Susi – 75 80

79

Page 80: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

37 7506 Tiwik Lestari 60 80 8538 7507 Tri Maryanti 60 75 8539 7508 Tri Wahyuni 60 75 80

40 7509 Tutik Wulandari 60 75 80

Jumlah 2560 3085 3265Rata - Rata 69,19 79,102 83,72

Jelas sekali peneliti mengamati, bahwa peningkatan kemampuan

berpendapat siswa setiap pertemuan semakin meningkat. Hal tersebut

dapat dilihat pada penilaian afektif ini yang mengacu pada nilai afektif.

Dimana pada setiap pertemuan mengalami peningkatan yang signifikan.

Hal ini dikarenakan tiap masing-masing siswa mempunyai karakter yang

berbeda-beda, tentu wajar saja jika dalam pembelajarannya suasana belajar

kadang tidak menentu. Tapi hal ini boleh saja menyalahkan model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini, karena pada umumnya

tidak ada model pembelajaran yang paling bagus dan sempurna karena

semua model pembelajaran sebenarnya bagus dan tinggal gurunya saja

yang melakukan variasi model pembelajaran dan terutama melihat kondisi

serta kemampuan dari siswa tentunya.

Selama penerapan 2 siklus ini, kemudian diambil tes untuk

mengetahui nilai siswa ketika mempergunakan model pembelajaran

struktural tipe think-pair-share ini, nilai tersebut antara lain sebagai

berikut:

80

Page 81: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Tabel 2. Nilai Tes Siswa Kelas X AP 2

NO. NIS NAMA SISWA Ulangan Harian1 7470 Adeliana Fajarwati 7,62 7471 Alfi Nur Jannah 7,83 7472 Aninta Aprilia 7,74 7473 Anis Zaqiyah 8,85 7474 Anita Yuniati 7,96 7475 Ari Susanti 7,87 7476 Audi Earl Sanggi 7,98 7477 Avrilliani Vindi Saputri 7,89 7478 Dani Prastiwi 8,210 7479 Dewi Argita Sari 7,811 7480 Diana Ariza Primajanti 8,512 7481 Dita Yuli Astuti 7,813 7482 Dwi Astuti Noviatun 7,714 7483 Dyah Probosari 7,815 7484 Elvia Wijaya 7,816 7485 Eni Setyaningsih 7,617 7486 Erni Kurnia Ningsih 7,818 7487 Esti Yuliani 7,819 7488 Faltimah Siska Sari 7,920 7489 Fitri Nuryani 7,821 7490 Irma Fitriana 7,622 7491 Liana Furi 7,823 7492 Muh. Wahid Nurcahya 7,624 7493 Mumun Lestyarini 7,825 7494 Nella Miftakul Jannah 7,826 7495 Oktaviana Sari 7,727 7496 Ovi Etika Dewi 7,828 7497 Putri Restuti 7,929 7498 Ria Agustina 7,830 7499 Sari Nur Utami 8,731 7500 Sevi Yubaida 8,132 7501 Siti Noer Muslimahwati 7,933 7502 Siti Nurjanah 7,734 7503 Sri Wahyuni 7,835 7504 Sulistyowati Putri 7,836 7505 Susi 7,637 7506 Tiwik Lestari 7,938 7507 Tri Maryanti 7,939 7508 Tri Wahyuni 7,9

81

Page 82: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

40 7509 Tutik Wulandari 7,8

Jumlah 314,9Rata - Rata 7,8725

Maka jika diambil secara rerata, kelas ini mempunyai rerata setelah

pembelajaran dengan mempergunakan model pembelajaran struktural tipe

think-pair-share adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan rumus : (Sugiono, 2006: 43)

Keterangan : Me = Mean (Rerata)

Stot = Jumlah skor total

N = Jumlah seluruh siswa

Maka rerata (mean) perolehan nilai setelah penerapan model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini adalah sebagai berikut :

Senada dengan kemampuan berpendapat siswa yang tiap pertemuan

semakin meningkat, dilihat dari penilaian afektifnya. Penilaian tes akhir

dengan nilai rata-rata kelas ini telah mencapai rata-rata sebesar 7,9.

2. Penerapan think-

pair-share untuk menumbuhkan saling membantu siswa

Setelah mengamati tindakan apa saja yang dilakukan para siswa, dari

2 siklus bahwa saling membantu atau kerjasama siswa terdapat kemajuan-

kemajuan yang ada pada setiap tingkah laku siswa. Dalam arti dengan

adanya tahap pair mereka telah mencoba untuk lebih memperhatikan

82

Page 83: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

kualitas kelompoknya. Maka dari itu, terjadinya interaksi saling membantu

siswa pada tiap kelompok semakin terlihat dengan baik.

Selain melakukan pengamatan dan observasi, hal tersebut juga dapat

dilihat dari wawancara murid antara lain mereka berkomentar sebagai

berikut :

Ya, karena jika teman tidak mengerti dengan materi yang

disampaikan dan kita mengerti pasti kita bingung memberi tahu karena ya

kita ingin apa yang kita tahu, teman bisa tahu juga. (wawancara dengan

Sari Nur Utami siswa kelas X AP 2 tanggal 01 2010).

Ya tentu, karena kita membagi tugas masing-masing walaupun saya

sebagai ketua kelompok kadang saya juga mengerjakan terus yang

kemarin saja membagi seperti gini, kamu yang nulis, kamu mengerjakan

yang nomor ini, kamu yang nomor ini jadi pekerjaan kita jadi cepat

selesai. (wawancara dengan Anis Zaqiyah siswa kelas X AP 2 tanggal 05

Mei 2010).

Melihat seberapa pendapat dari siswa, tentu sangatlah jelas bahwa

penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini

memang sangat membantu siswa dalam menumbuhkan rasa kekeluargaan

di dalamnya. Hal ini serupa dengan apa yang terkandung dalam model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini, bahwa model ini lebih

mengutamakan asas kekeluargaan.

83

Page 84: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Saling membantu siswa dalam model pembelajaran struktural tipe

think-pair-share, diperkuat juga dengan adanya pendapat guru kolaborator

beliau menyatakan bahwa :

Seperti halnya yang saya utarakan tadi mas, model inipun juga

mampu menimbulkan rasa saling membantu siswa, seperti yang kita lihat

waktu pembelajaran itu banyak anak yang menginginkan diskusi jadi

mungkin pembelajaran ini pun bisa dikatakan Share pada siswa yang bisa

keluar walaupun nantinya ada yang sibuk sendiri. (Wawancara dengan

Bapak Iyan Sutikno guru Kolaborator tanggal 22 Mei 2010).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini memang selain mampu

menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa, tapi juga mampu

menumbuhkan rasa solidaritas siswa yang tinggi. Dengan saling

membantu bersama temannya ketika tahap pair berlangsung. Hal tersebut

juga dapat diketahui, dari perolehan nilai tugas kelompok mereka yang

dikerjakan secara bersama-sama, nilai tersebut antara lain sebagai berikut :

Tabel 3. Nilai Kerjasama Siswa Kelas X AP 2

NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 31 7470 Adeliana Fajarwati 80 85 852 7471 Alfi Nur Jannah 80 85 853 7472 Aninta Aprilia 80 85 854 7473 Anis Zaqiyah 85 90 905 7474 Anita Yuniati 80 85 906 7475 Ari Susanti 80 85 857 7476 Audi Earl Sanggi 80 85 908 7477 Avrilliani Vindi Saputri 80 85 859 7478 Dani Prastiwi 75 80 8510 7479 Dewi Argita Sari 75 80 8511 7480 Diana Ariza Primajanti 75 80 8512 7481 Dita Yuli Astuti 80 85 90

84

Page 85: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

13 7482 Dwi Astuti Noviatun 75 75 8014 7483 Dyah Probosari 75 75 8015 7484 Elvia Wijaya 75 80 8016 7485 Eni Setyaningsih 75 75 8017 7486 Erni Kurnia Ningsih 80 80 8518 7487 Esti Yuliani 75 85 8519 7488 Faltimah Siska Sari – 75 8020 7489 Fitri Nuryani 60 80 –21 7490 Irma Fitriana 75 80 8022 7491 Liana Furi 60 75 8523 7492 Muh. Wahid Nurcahya 60 75 8024 7493 Mumun Lestyarini 75 80 8525 7494 Nella Miftakul Jannah 75 – 8526 7495 Oktaviana Sari 60 75 8027 7496 Ovi Etika Dewi 60 75 8528 7497 Putri Restuti 60 75 8029 7498 Ria Agustina 60 75 8530 7499 Sari Nur Utami 80 80 8531 7500 Sevi Yubaida 75 75 8532 7501 Siti Noer Muslimahwati – 75 8533 7502 Siti Nurjanah 60 80 8034 7503 Sri Wahyuni 75 75 8035 7504 Sulistyowati Putri 60 75 8536 7505 Susi – 75 8037 7506 Tiwik Lestari 60 80 8538 7507 Tri Maryanti 60 75 8539 7508 Tri Wahyuni 75 75 80

40 7509 Tutik Wulandari 75 75 80

Jumlah 2865 3155 3340Rata - Rata 71,63 78,88 83,50

Senada dengan perolehan tugas kelompok tersebut, juga penilaiannya

terdapat indikator-indikator yang telah yang sudah dijelaskan dalam

lembar observasi. Kenaikan sifat saling membantu tersebut dapat dilihat

dari perolehan tugas kelompok mereka. Di mana mereka saling bekerja

sama untuk memperoleh nilai yang terbaik. Selain itu, sebenarnya model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini dapat meningkatkan

85

Page 86: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

saling membantu siswa jika diikuti dengan peran guru yang menonjol.

Tentu saja guru harus selalu memberikan motivasi kepada murid-

muridnya.

3. Hambatan

Sesuai dengan penuturan guru kolaborator, tentu saja para siswa

mempunyai argumen yang berbeda-beda. Hanya saja tinggal bagimana

guru sebagai fasilitator narasumber dengan kelas itu untuk mengatasinya.

Seperti halnya pernyataan di bawah ini :

Ya ada mas, termasuk faktor itu tadi, waktu saja mas karena model

ini memutuhkan waktu yang panjang mas, kalau faktor lain bisa mungkin

dari faktor keluarga, individu dan lingkungan yang bisa membuat anak

bisa jadi malas dan kurang semangat dalam belajar. (Wawancara dengan

Bapak Iyan Sutikno guru Kolaborator tanggal 22 Mei 2010).

Jadi hambatan-hambatan yang muncul ketika penerapan model

pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini yang timbul adalah

masalah waktu, ramai, sibuk sendiri bermain handphone dan komunikasi

yang jelas harus ada antara guru dengan siswa. Maka model ini ketika

penerapannya berlangsung, bimbingan dari guru sangatlah diperlukan,

mengingat model pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini lebih

banyak mempergunakan peran muridnya dari pada peran guru, karena

peran guru disini benar-benar hanya sebagai fasilitator saja. Bimbingan

dari guru ternyata sangat diperlukan, hal ini serupa dengan apa yang

86

Page 87: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

diungkapkan oleh beberapa siswa yang sangat mewakili kebanyakan dari

mereka berpendapat sebagai berikut :

Ya kurang waktu aja pak, kalau solusinya sih gak tau dech kan itu

manut ma gurunya aja (wawancara dengan Audi Earl Sanggi siswa kelas

X AP 2 tanggal 08 Mei 2010).

Ya mbok waktune ditambahin lagi, biar kita gak tergesa-gesa dalam

mengerjakan tuigas kemarin dan mohon penjelasannya dari guru

dijelaskan 2x biar kita gak selalu bertanya terus. (wawancara dengan Anis

Zaqiyah siswa kelas X AP 2 tanggal 05 Mei 2010).

Ya ada yang ramai sendiri dan bermain hape saat disuruh

mengerjakan tugas pak. Ya mungkin solusinya disuruh tenang dan tegas

serta kalau yang bermain hape diminta aja hapenya. (wawancara dengan

Sari Nur Utami siswa kelas X AP 2 tanggal 01 Mei 2010).

Jadi dari hambatan dan solusi yang muncul dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran struktural tipe

think-pair-share antara lain :

1. Model

pembelajaran ini membutuhkan waktu yang sangat lama minimal 2

jam pelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh

peserta didik dan materi yang diajarkan guru menyesuaikan dengan

waktu yang telah ditentukan.

2. Guru dalam

menjelaskan materi harus lebih jelas sehingga murid dalam menerima

87

Page 88: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

pelajaran tidak selalu bolak-balik bertanya karena kurang jelasnya

murid dalam menerima penjelasan dari guru.

3. Siswa sibuk

sendiri guru menejelaskan materi dengan model itu saja sehingga

murid menjadi bosan. Selain itu siswa yang sibuk sendiri harus diberi

peringatan supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

4. Suasana

gaduh yang ditimbulkan oleh siswa yang sibuk sendiri sehingga murid

yang lain merasa terganggu dan ikut-ikutan membuat suasana menjadi

gaduh. Selain itu siswa yang membuat gaduh harus diberi peringatan

supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

D. Temuan Penelitian

Selama pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti telah mengumpulkan

data-data penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara, observasi

dan pengamatan. Pada saat melaksanakan penelitian ada beberapa pokok-

pokok temuan penelitian antara lain :

1. Implementasi pembelajaran struktural tipe think-pair-share dapat

mengubah pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran yang aktif.

2. Model pembelajaran struktural tipe think-pair-share perlu adanya

penjelasan detail dari guru supaya murid tidak merasa bingung.

3. Pembelajaran struktural tipe think-pair-share sangat membantu dalam

menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa khusunya kelas X AP 2 di

SMK Negeri 1 Jogonalan.

88

Page 89: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Pembelajaran struktural tipe think-pair-share sangat membantu dalam

menumbuhkan kerjasama atau saling membantu siswa khusunya kelas X

AP 2 di SMK Negeri 1 Jogonalan.

5. Pada pembelajaran kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan hambatan yang muncul antara lain

komunikasi guru dan murid yang kurang jelas, gaduh, siswa sibuk sendiri

dan waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran lebih lama.

6. Pembelajaran struktural tipe think-pair-share berjalan efektif jika

dilaksanakan minimal 2 jam pelajaran.

7. Tidak ada satupun model pembelajaran yang sempurna dan baik termasuk

model pembelajaran struktural tipe think-pair-share.

8. Antusias siswa sangat tinggi saat model pembelajaran struktural tipe think-

pair-share berlangsung.

9. Hasil nilai tes siswa sangat memuaskan setelah dilaksanakan tes tertulis

dengan nilai rata-rata 7,9.

10. Model pembelajaran struktural tipe think-pair-share melatih siswa untuk

berani mengemukakan pendapat.

89

Page 90: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan

mempergunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share di

kelas AP 2 SMK Negeri 1 Jogonalan dapat menumbuhkan kemampuan

berpendapat dan saling membantu siswa. Hal ini diikuti dengan adanya

nilai tes siswa yang memenuhi target standar minimal pada pertemuan

akhir.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan

mempergunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share di

kelas AP 2 SMK Negeri 1 Jogonalan dapat menumbuhkan antusias para

siswa yang sangat tinggi pada setiap pertemuan. Mereka berlomba-lomba

untuk mendapatkan nilai sebanyak mungkin. Hal ini diikuti dengan

adanya kenaikan nilai afektif dan nilai kerjasama di setiap pertemuan.

3. Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada standar

kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan dengan mempergunakan model pembelajaran struktural tipe

think-pair-share di kelas AP 2 SMK Negeri 1 Jogonalan antara lain

90

Page 91: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

kurangnya waktu dalam berdiskusi, kurang jelasnya guru dalam

memberikan penjelasan materi, suasana gaduh.

B. Implikasi

Pada dasarnya penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui

bagaimana proses pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-

share untuk menumbuhkan keaktifan, kemampuan berpendapat dan saling

kerjasama pada siswa kelas X AP 2. Penerapan model ini ternyata mampu

menumbuhkan keaktifan siswa, kemampuan berpendapat siswa dan saling

membantu siswa, hal tersebut diketahui dari hasil observasi, pengamatan dan

tentunya dari hasil wawancara.

Dalam setiap penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-

share selalu terdapat peningkatan kemampuan berpendapat siswa dan saling

kerjasama siswa. Hal itu juga diketahui dari perolehan hasil ulangan setelah

pelaksanaan tindakan dengan rata-rata 7,8725.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menyadari keterbatasan yang ada meskipun

sudah diusahakan semaksimal mungkin. Adapun keterbatasan-keterbatasan

tersebut antara lain :

1. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 74 orang,

sehingga hasil kesimpulan ini belum dapat digeneralisasikan pada seluruh

siswa SMK yang ada di seluruh Klaten.

91

Page 92: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

2. Pengambilan data hanya dilakukan di SMK Negeri 1 Jogonalan, tidak

seluruh SMK yang berada di Klaten sehingga hasil penelitian ini belum

digeneralisasikan ke wilayah yang lebih luas.

D. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan serta keterbatasan

penelitian yang telah dikemukakan tersebut di atas, saran yang dapat

dikemukakan bagi pihak-pihak yang terkait antara lain :

1. Bagi Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat lebih membina kerjasama guru

dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

apapun yang digunakan di sekolah sehingga permasalahan yang dihadapi

oleh guru dalam kelas dapat diatasi secara bersama.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan dapat mempelajari pedoman pelaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajarn struktural tipe TPS ini khususnya

dan model lain pada umumnya serta berlatih menerapkannya di dalam

proses pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega

dan pelanggan.

3. Bagi Siswa

Siswa untuk lebih meningkatkan motivasi belajar terhadap pelajaran

kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dan

diharapkan memaknai arti penting belajar kompetensi menerapkan prinsip-

92

Page 93: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan sehingga akan timbul rasa

untuk lebih mencintai pelajaran.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Para peneliti lain diharapkan terus mengembangkan penelitian

tindakan kelas ini salah satu model penelitian tindakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran ini mempunyai fungsi

jangka panjang sebagai upaya untuk mengembangkan aktifitas dan

efektifitas pembelajaran dengan mengacu pada strategi dan pembelajaran

yang lain yang lebih variatif.

93

Page 94: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sugandi. 2004. Teori Pembelajaran. Surakarta: UPT UMS.

Ahmadi, Abu. dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Saiful Bahri dan Aswin Zain. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwiyanti. 2001. Taktik Mengajar. Semarang. UNDIP Semarang Press.

Dr. Suwarsih Madya, M.A. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lemabaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Ibrahim Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surakarta: UMS Press.

Joko Subagyo. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Kemmis, S. & Mc Taggart, R. 1998. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhammad, Arni.2002.Komunikasi Orginasasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhammad Nur dan retno prima W. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontekstual Dalam Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Muh. Uzer Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

94

Page 95: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Nur dan Retno. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontekstual Dalam Pengajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Konstektuals dan Penerapannya. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purwanto. 1991. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: CV. Remaja Rosda Karya.

Rochmadiarti, Fida. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Saripudin. 1989. Konsep dan Masalah Pengejaran Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudarno Wiryo Handoyo, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: Unnes Press.

Sudjana. 2001. Metoda Statistik. Bandung: Tarsido.

User Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Wilantara, I Putu Eka. 2005. Implementasi Model Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Mengubah MYS Konsepsi Ditinjau Dari Peralatan Formal Siswa. Tesis: UNY.

Yatim Rianto. 1996. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: SIC Surakarta.

.................... 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

..................... 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

95

Page 96: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

96

Page 97: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202 586168 Psw. 247, 248, 249

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

Aspek Deskripsi Wawancara IndikatorButir

WawancaraJumlah

Pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

A. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

1. Sarana dan prasarana2. Pembelajaran bekerjasama

dengan kolega dan pelanggan3. Pengaruh faktor hubungan

personal4. Sarana dan prasarana di

SMK N 1 JogonalanB. Terdapat pembelajaran bekerjasama

dengan kolega dan pelangganC. Proses kegiatan belajar mengajar

dalam pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

1. Pendahuluan

Peranan sarana dan prasarana dalam KBMPembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan di SMK N 1 JogonalanHubungan antara guru dan siswaTerpenuhinya sarana dan prasarana di SMK N 1 JogonalanPembuatan silabus dan RPP

Salam/pembukaan Apersepsi

12

34

--

----

97

Page 98: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

2. Kegiatan inti/penyampaian materi

3. Penutup

Cara manajemen kelas Materi pelajaran Tujuan pembelajaran Media pembelajaran Metode pembelajaran Cara memotivasi siswa Evaluasi / penilaian Penekanan materi (kesimpulan)

----------------

Model Pembelajaran A. Model Pembelajaran

B. Manfaat Model Pembelajaran

Model pembelajaran di SMK N 1 Jogonalan

Kaitan keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran

5, 6, 7

8

Model TPS A. Pengertian TPSB. Manfaat TPS

C. Dapat berjalan efektif

Seperti model pembelajaran TPS Seberapa besar pengaruhnya dalam

pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

Dilaksanakan secara efektif atau tidak

----

--

Kemampuan Berpendapat A. Menarik minat siswa

B. Mengeluarkan kemampuan berpendapat siswa

Mendapat perhatian siswa untuk mulai berpendapat

Menumbuhkan kemampuan berpendapat

Komunikatif Argumentatif dalam diri siswa Bahasa siswa mudah tidaknya

untuk dipahami

--

--

98

Page 99: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Benar tidaknya pendapat siswa dalam berpendapat

Konkrit tidaknya pendapat siswaSaling Membantu Saling Membantu Timbulnya perasaan untuk

membantu pasangannya (teman) Munculnya sikap kerjasamadalam

siswa Kekompakkan siswa dalam

berpasangan Keaktifan siswa di kelas

--

Hambatan dan Kendala --Solusi --

99

Page 100: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202 586168 Psw. 247, 248, 249

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK GURU

Aspek Deskripsi Wawancara Indikator

Butir

Wawancar

a

Jumlah

Pembelajaran bekerjasama

dengan kolega dan pelanggan

A. Faktor yang mempengaruhi

pembelajaran bekerjasama dengan

kolega dan pelanggan

1. Sarana dan prasarana

2. Pembelajaran bekerjasama

dengan kolega dan pelanggan

3. Pengaruh faktor hubungan

personal

4. Sarana dan prasarana di

SMK N 1 Jogonalan

B. Terdapat pembelajaran

bekerjasama dengan kolega dan

pelanggan

Peranan sarana dan prasarana dalam KBM

Pembelajaran bekerjasama dengan kolega

dan pelanggan di SMK N 1 Jogonalan

Hubungan antara guru dan siswa

Terpenuhinya sarana dan prasarana di

SMK N 1 Jogonalan

Pembuatan silabus dan RPP

1

2

3

4

5

100

Page 101: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

C. Proses kegiatan belajar mengajar

dalam pembelajaran bekerjasama

dengan kolega dan pelanggan

1. Pendahuluan

2. Kegiatan inti/penyampaian

materi

3. Penutup

Salam/pembukaan

Apersepsi

Cara manajemen kelas

Materi pelajaran

Tujuan pembelajaran

Media pembelajaran

Metode pembelajaran

Cara memotivasi siswa

Evaluasi / penilaian

Penekanan materi (kesimpulan)

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Model Pembelajaran A. Model Pembelajaran

B. Manfaat Model Pembelajaran

Model pembelajaran di SMK N 1

Jogonalan

Kaitan keberhasilan pembelajaran

dengan model pembelajaran

16, 17, 18

19

Model TPS A. Pengertian TPS

B. Manfaat TPS

Seperti model pembelajaran TPS

Seberapa besar pengaruhnya

dalam pembelajaran bekerjasama

20

21

101

Page 102: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

C. Dapat berjalan efektif

dengan kolega dan pelanggan

Dilaksanakan secara efektif atau

tidak

22

Kemampuan Berpendapat A. Menarik minat siswa

B. Mengeluarkan kemampuan

berpendapat siswa

Mendapat perhatian siswa untuk

mulai berpendapat

Menumbuhkan kemampuan

berpendapat

Komunikatif

Argumentatif dalam diri siswa

Bahasa siswa mudah tidaknya

untuk dipahami

Benar tidaknya pendapat siswa

dalam berpendapat

Konkrit tidaknya pendapat siswa

23

24, 25

Saling Membantu Saling Membantu Timbulnya perasaan untuk membantu pasangannya (teman)

Munculnya sikap kerjasamadalam siswa

Kekompakkan siswa dalam berpasangan

Keaktifan siswa di kelas

26

Hambatan dan Kendala 27Solusi 28

102

Page 103: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

103

Page 104: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202 586168 Psw. 247, 248, 249

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK SISWA

Aspek Deskripsi Wawancara IndikatorButir

WawancaraJumlah

Pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

B. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

1. Sarana dan prasarana2. Pembelajaran bekerjasama

dengan kolega dan pelanggan3. Pengaruh faktor hubungan

personal4. Sarana dan prasarana di

SMK N 1 JogonalanC. Terdapat pembelajaran

bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

D. Proses kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

Peranan sarana dan prasarana dalam KBMPembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan di SMK N 1 JogonalanHubungan antara guru dan siswaTerpenuhinya sarana dan prasarana di SMK N 1 JogonalanPembuatan silabus dan RPP

Salam/pembukaan Apersepsi

12

34

--

56

104

Page 105: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

1. Pendahuluan

2. Kegiatan inti/penyampaian materi

3. Penutup

Cara manajemen kelas Materi pelajaran Tujuan pembelajaran Media pembelajaran Metode pembelajaran Cara memotivasi siswa Evaluasi / penilaian Penekanan materi (kesimpulan)

--78910111213

Model Pembelajaran A. Model Pembelajaran

B. Manfaat Model Pembelajaran

Model pembelajaran di SMK N 1 Jogonalan

Kaitan keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran

14, 15, 16

17

Model TPS A. Pengertian TPSB. Manfaat TPS

C. Dapat berjalan efektif

Seperti model pembelajaran TPS Seberapa besar pengaruhnya

dalam pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

Dilaksanakan secara efektif atau tidak

1819

20

Kemampuan Berpendapat A. Menarik minat siswa

B. Mengeluarkan kemampuan berpendapat siswa

Mendapat perhatian siswa untuk mulai berpendapat

Menumbuhkan kemampuan berpendapat

Komunikatif

21

22, 23

105

Page 106: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Argumentatif dalam diri siswa Bahasa siswa mudah tidaknya

untuk dipahami Benar tidaknya pendapat siswa

dalam berpendapat Konkrit tidaknya pendapat siswa

Saling Membantu Saling Membantu Timbulnya perasaan untuk membantu pasangannya (teman)

Munculnya sikap kerjasamadalam siswa

Kekompakkan siswa dalam berpasangan

Keaktifan siswa di kelas

24

Hambatan dan Kendala 25Solusi 26

106

Page 107: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

LEMBAR OBSERVASI

KARAKTERISTIK KONDISI SEKOLAH

Sekolah : ...............

Alamat : ...............

Hari/Tanggal : ...............

Pukul : ...............

No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil

PengamatanKeterangan

1. Kondisi Fisik Serkolah2. Potensi Siswa3. Potensi Guru4. Potensi Karyawan

5.Fasilitas KBM dan Media Pembelajaran

6. Perpustakaan7. Laboratorium8. Luas Gedung Sekolah9. Potensi Akademik10. Potensi Non Akademik11. Ruang Kelas12. BK13. Bimbingan Belajar14. Koperasi15. Ekstra Kurikuler16. Administrasi17. Tempat Ibadah18. Data Siswa19. Data Guru20 Data Kepala Sekolah21. Kesehatan Lingkungan

107

Page 108: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

LEMBAR OBSERVASI

KARAKTERISTIK KONDISI KELAS

Ruang Kelas : ...............

Hari/Tanggal : ...............

Pukul : ...............

No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil

PengamatanKeterangan

1. Kondisi Fisik Kelas

2. Penataan Ruangan

3. Pencahayaan

4. Kebersihan Kelas

5. Fasilitas yang Mendukung

6. Proses KBM

108

Page 109: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

LEMBAR OBSERVASI

KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS

SEBELUM PENERAPAN

Ruang Kelas : .....................Hari/Tanggal : .....................Pukul : .....................

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1. Suasana di Kelas

a. Jumlah Total Siswa

b. Jumlah siswa yang aktif

c. Jumlah siswa yang tidak aktif

2.Kemampuan Berpendapat Siswa

a. Menarik minat siswa

b. Menumbuhkan kemampuan berpendapat

c. Benar tidaknya siswa dalam berpendapat

d. Bahasa siswa mudah tidaknya untuk dipahami

e. Argumentatif dalam diri siswa

f. Konkrit tidaknya pendapat siswa

3. Saling Membantu Siswa

a. Timbul rasa saling membantu dengan teman yang lainnya

b. Sikap siswa dengan teman pasangan / kelompoknya

c. Munculnya sikap kerja sama dalam siswa

d. Kekompakkan siswa di dalam berpasangan / kelompok

e. Keaktifan siswa di kelas

109

Page 110: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Motivasi Siswa

5. Perilaku Siswa di Dalam Kelas

6. Perilaku Siswa di Luar Kelas

110

Page 111: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

LEMBAR OBSERVASI

KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELASKETIKA PENERAPAN

Ruang Kelas : .....................Hari/Tanggal : .....................Pukul : .....................

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1. Suasana di Kelas

a. Jumlah Total Siswa

b. Jumlah siswa yang aktif

c. Jumlah siswa yang tidak aktif

2.Kemampuan Berpendapat Siswa

a. Menarik minat siswa

b. Menumbuhkan kemampuan berpendapat

c. Benar tidaknya siswa dalam berpendapat

d. Bahasa siswa mudah tidaknya untuk dipahami

e. Argumentatif dalam diri siswa

f. Konkrit tidaknya pendapat siswa

3. Saling Membantu Siswa

a. Timbul rasa saling membantu dengan teman yang lainnya

b. Sikap siswa dengan teman pasangan / kelompoknya

c. Munculnya sikap kerja sama dalam siswa

d. Kekompakkan siswa di dalam berpasangan / kelompok

e. Keaktifan siswa di kelas

111

Page 112: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

LEMBAR OBSERVASI

PERANGKAT PEMBELAJARAN

Ruang : ...............

Hari/Tanggal : ...............

Pukul : ...............

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan

1. Kurikulum

2. Silabus

3. RPP

4. Modul

112

Page 113: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

LEMBAR OBSERVASI

KONDISI GURU DI KELAS

Ruang Kelas : ...............

Hari/Tanggal : ...............

Pukul : ...............

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan1. Suasana Di Kelas2. Penyajian Materi3. Strategi Pembelajaran

4.Metode / Model Pembelajaran

5. Penggunaan Bahasa6. Penggunaan Waktu7. Teknik Bertanya8. Penggunaan Media

113

Page 114: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUANSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BIDANG STUDI KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMENPROGRAM STUDI KEAHLIAN : ADMINISTRASIKOMPETENSI KEAHLIAN : ADMINISTRASI

PERKANTORAN (118)

A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran

1.1 Mendeskripsikan administrasi perkantoran

1.2 Mendeskripsikan fungsi pekerjaan kantor dalam organisasi

1.3 Mengidentifikasi pekerjaan kantor

1.4 Mengidentifikasi sarana dan prasarana administrasi perkantoran

1.5 Mengidentifikasi persyaratan personil administrasi perkantoran.

2. Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi

2.1 Mengidentifikasi proses komunikasi

2.2 Menerima dan menyampaikan informasi

2.3 Memilih media komunikasi

2.4 Melakukan komunikasi melalui telepon.

114

Page 115: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

3. Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan

3.1 Mendeskripsikan kerjasama dengan kolega dan pelanggan

3.2 Menyediakan bantuan kepada pelanggan di dalam dan di luar organisasi

3.3 Memelihara standar penampilan pribadi

3.4 Menerapkan bekerja dalam tim.

4. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)

4.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

4.2 Melaksanakan prosedur K3

4.3 Menerapkan konsep lingkungan hidup

4.4 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan.

B. KOMPETENSI KEJURUAN

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak

1.1 Mendeskripsikan aplikasi perangkat lunak

1.2 Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak dalam mengolah dokumen/ naskah.

2. Mengoperasikan aplikasi presentasi

2.1 Mendeskripsikan aplikasi presentasi

2.2 Menggunakan aplikasi presentasi untuk mengolah bahan informasi.

3. Mengelola peralatan kantor 3.1 Melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor

3.2 Menggunakan peralatan kantor

3.3 Memelihara peralatan kantor.

115

Page 116: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

4. Melakukan prosedur administrasi

4.1 Mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor

4.2 Melakukan surat-menyurat

4.3 Menata dokumen.

5. Menangani penggandaan dokumen

5.1 Memilih jenis penggandaan dokumen yang sesuai

5.2 Melakukan penggandaan dokumen

5.3 Mendistribusikan dokumen.

6. Menangani surat/dokumen kantor

6.1 Mengidentifikasi jenis-jenis surat/ dokumen

6.2 Memproses surat/dokumen

6.3 Mendistribusikan surat/dokumen

6.4 Memproses e-mail.

7. Mengelola sistem kearsipan 7.1 Menentukan sistem kearsipan

7.2 Menentukan kebutuhan alat dan bahan kearsipan

7.3 Mengimplementasikan sistem kearsipan

7.4 Memelihara sistem kearsipan.

8. Membuat dokumen 8.1 Membuat catatan dikte untuk menghasilkan naskah/dokumen

8.2 Mengidentifikasi kebutuhan dokumen

8.3 Membuat dokumen

8.4 Memproduksi dokumen.

9. Memproses perjalanan bisnis 9.1 Mendeskripsikan perjalanan bisnis

9.2 Melaksanakan penanganan perjalanan bisnis.

116

Page 117: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

10. Mengelola pertemuan/rapat 10.1 Mempersiapkan pertemuan/rapat

10.2 Menyelenggarakan pertemuan/rapat

10.3 Membuat catatan hasil pertemuan/ rapat

10.4 Mendistribusikan hasil pertemuan/ rapat.

11. Mengelola dana kas kecil 11.1 Mempersiapkan administrasi kas kecil

11.2 Membukukan mutasi dan selisih dana kas kecil

11.3 Mendokumentasikan bukti-bukti kas kecil.

12. Memberikan pelayanan kepada pelanggan

12.1 Mendeskripsikan pelayanan prima

12.2 Mengidentifikasi pelanggan dan kebutuhannya

12.3 Memberikan pelayanan kepada pelanggan.

13. Mengelola data/informasi di tempat kerja

13.1 Mengumpulkan data/informasi

13.2 Melakukan pengolahan data/ informasi

14. Mengaplikasikan administrai perkantoran di tempat kerja

14.1 Melaksanakan tata persuratan dan kearsipan

14.2 Melaksanakan administrasi kepegawaian/ketenagaan

14.3 Melaksanakan administrasi keuangan

14.4 Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana.

117

Page 118: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP I SIKLUS I)

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan

Bidang Studi Keahlian : Bisnis dan Manajemen

Kelas / Semester : X / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 Pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan

B. Kompetensi Dasar

Menerapkan bekerja dalam tim

C. Indikator

1. Memahami makna bekerja dengan orang lain

2. Memahami ciri-ciri tim yang memiliki komitmen

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami makna bekerja dengan orang lain

2. Siswa dapat memahami ciri-ciri tim yang memiliki komitmen

E. Materi Pembelajaran

1. Bekerja dengan orang lain

2. Berorientasi pada opini/pendapat

3. Berorientasi pada persamaan

4. Berfokus pada tujuan

118

Page 119: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

F. Rancangan Pelaksanaan

1. Pendekatan : Cooperative Learning

2. Strategi / Metode : Model Pembelajan TPS

3. Langkah-langkah :

a. Kegiatan awal

1) Memberi salam siswa jika diperlukan dapat berdo’a terlebih dahulu

2) Guru menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini atau

mengabsen para siswa yang hadir

3) Guru memberikan pre-test kepada siswa, sekedar menanyakan

materi yang telah disampaikan sebelumnya

4) Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada hari

ini

b. Kegiatan inti

1) Pembagian kelompok berdasarkan hitungan 1 sampai 8

2) Berkumpul dengan kelompoknya

3) Diberikan modul menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan

4) Pembagian kelompok pembahasan

5) Jika sudah jelas memberikan pertanyaan lisan

6) Memadukan kelompok yang beda materi

7) Maksud tukar kelompok untuk mengetahui rasa saling membantu

sesuai soal yang diberikan oleh guru

8) Setiap kelompok menulis pendapatnya

9) Setiap kelompok menunjuk perwakilan untuk mengutarakan

jawaban

10) Guru menyimpulkan materi secara bersama-sama

c. Penutup

1) Memberikan penekanan materi yang disampaikan atau kesimpulan

2) Guru mengadakan refleksi dengan cara :

a) Meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari ini

b) Tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil belajar

c) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

119

Page 120: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Sumber dan Media Belajar :

a. Sumber Belajar :

1) Tim Penulis. 2009. Modul Administrasi Perkantoran.

Surakarta: Mediatama.

2) Suyetty, S.Pd. 2006. Modul B Bekerja Sama dengan

Kolega dan Pelanggan. Bogor: Yudhistira.

3) Internet dan buku refrensi yang relevan

b. Media Belajar : Papan tulis, kapur, LCD Proyektor, Laptop

5. Teknik dan Bentuk Penilaian :

a. Teknik : Lisan dan Uraian

b. Bentuk : Tes nilai afektif

G. Instrumen

1. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ?

2. Bagaimana ciri tim yang berorientasi pada opini/pendapat ?

3. Bagaimana ciri tim yang berorientasi pada persamaan ?

4. Bagaimana ciri tim yang berfokus pada tujuan ?

Jawaban :

1. Kita dapat bekerja dengan orang lain jika kita dapat

berkomunikasi dalam kelompok dan kita dapat menerima perbedaan orang

lain.

2. Anggota yang berorientasi pada opini memperkenalkan

gagasannya tanpa mengusulkan orang lain agar memberi tempat istimewa

pada gagasannya, tidak fokus pada idenya sendiri tapi mengumpulkan

pendapat orang lain, anggota meminta gagasan orang lain bukan

menunjukkan gagasannya terhadap suatu permasalahan, banyak

mengerahkan orang untuk tidak mengutuk orang lain.

3. rasa persamaan merupakan titik awal komunikasi yang

efektif, melihat keragaman sebagai suatu keunggulan, kepercayaan

120

Page 121: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

terhadap anggota kerja meningkatkan produktivitas, mengandalkan pada

semua anggota.

121

Page 122: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. kemungkinan akan bercekcok karena adanya keunikan

masing-masing anggota, keunikan suatu anggota bukanlah suatu masalah,

memiliki suatu tujuan yang bisa bertentangan dengan kelompok, memiliki

tujuan yang sama, keunikan kelompok dapat teratasi dan tidak dibiarkan

menjadi suatu masalah.

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 27 April 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

122

Page 123: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

MODUL 1

A. Prinsip-prinsip Bekerja sama dalam Tim1. Pengertian Tim dan Ciri-cirinya

Dilihat dari asal dan dari Bahasa Inggris “team”yang artinya regu atau kumpulan orang. Jadi, apabila orang menjadi bagian dari tim maka dengan cara sama maka akan mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Tim merupakan bentuk khusus dari kelompok kerja berbeda dengan bentuk-bentuk kelompok kerja lainnya. Biasanya di dalam suatu tim beranggotakan orang-orang yang profesional yang dikoordinasi untuk bekerja sama dalam menangani suatu pekerjaan tertentu. Suatu kelompok orang dikatakan sebuah tim jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut.a. Mempunyai ciri dan identitas yang sama.b. Mengetahui visi, misi dan sasaran yang jelas yang ingin dicapai.c. Mempun seorang pimpinan tim.d. Ada peranan yang sama pada saat berhasil atau gagal.e. Saling bekerja sama dan berkolaborasui dalam melaksanakan tugas.f. Berbeda latar belakang keahliannya.

Jadi, pengertian tim adalah sekelompok orang dengan berbagai latar belakang keahlian yang menjalin kerja sama untuk mencapai tujuan.

2. Manfaat Bekerja dalam TimBila bekerja atau melakukan suatu pekerjaan dalam tim akan lebih

tercapai pencapaiannya tujuan dari pada dikerjakan seorang diri karena di dalam tim tersebut banyak tenaga-tenaga yang terlatih. Sehingga tim tersebut harus selalu bergerak dinamis. Pekerjaan dalam tim memiliki banyak manfaat. Manfaat bekerja dalam tim antara lain dengan mengubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota lainya. Adapun tim yang tidak disiplin dapat di tekan dan dibina untuk dapat mematuhi dan melaksanakan aturan atau norma yang berlaku dalam tim. Cara kerja tim harus ada komunikasi terbuka diantara anggotanya. Dengan adanya keterbukaan ini akan mempengaruhi dinamika kerja tim. Tim tidak hanya bermanfaat bagi kelompoknya saja, tetapi juga memberikan manfaat bagi individu para anggotanya untuk itu lebih rinci manfaat bekerja dalam tim adalah sebagai berikut :Manfaat bagi anggota :a. Beban akibat pekerjaan akan berkurang.b. Tanggungjawab atas pekerjaan dipikul bersama.

123

Page 124: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

c. Memperoleh balas jasa dan penghargaan.d. Sebagai media aktualisasi diri.e. Dapat menyalurkan bakat dan kemampuanya.

Manfaat bagi organisasi :a. Meningkatkan produktivitas kerja.b. Meningkatkan kualitas kerja.c. Meningkatkan komunikasi interpersonal diantara para anggota.d. Meningkatkan mentalitas kerja.e. Meningkatkan kemajuan organisasi.

Selain memberikan manfaat tim juga memiliki tujuan. Setiap tim tentu saja mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan permasalahan dan bidang pekerjaan masing-masing :

Pada dasarnya tujuan bekerja dalam tim didasarkan pada tiga prinsip berikut ini :1. Kesatuan Tujuan

Dalam tim setiap anggotanya harus memiliki tujuan yang sama atau visi, misi dan sasaran yang sama.

2. EfisiensiJika setiap anggota dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat, efisien dan efektif, sehingga dapat menekankan pemborosan dan kecerobohan.

3. EfektivitasDapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas. Efektivitas lebih bertujuan pada penghematan waktu contoh suatu pekerjaan. Jika dikerjakan sendiri baru akan tercapai tujuan selama 18 jam atau lebih tetapi jika dikerjakan dalam tim waktu yang ditempuh untuk mencapai tujuan akan lebih singkat dibandingkan sebelumnya. Suatu tim dikatakan efektif jika ciri sebagai berikut :a. Tujuan yang jelas dan operasional.b. Komitmen.c. Kemampuan yang cukup.d. Saling percaya.e. Komunikasi yang terbuka.f. Kemampuan negoisasi.g. Kepemimpinan yang tepat.

B. Bekerja dengan Orang LainKeberhasilan seseorang dalam suatu pekerjaan atau tugas dan

tanggungjawab bukan semata-mata karena kepandaian, tetapi karena dapat bekerja dengan karyawan lain, dengan pimpinan, dengan bawahan dan sebagainya. Namun ternyata bekerja dengan orang lain tidaklah mudah, karena masing-masing orang mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ? Jawabannya adalah dapat berkomunikasi dalam kelompok dan menerima perbedaan orang lain.

124

Page 125: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Tidak ada orang yang sama persis dengan kita. Orang lain tidak berpikir dengan arah sama dan memegang nilai yang sama dengan kita. Memang apabila orang lain persis dengan kita, maka kita akan bebas dari konflik, tetapi perbedaan dan keragaman justru dapat melahirkan gagasan baru. Perbedaan itu adalah kepribadian, budaya, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Perbedaan tersebut dapat mendatangkan kesulitan kecuali jika Anda tidak mewujudkan rasa saling percaya, saling menghargai dan komunikasi yang tidak baik akan menjadi permusuhan.

Untuk lebih berfokus lagi, perbedaan-perbedaan tersebut akan membentuk suatu tim kerja. Karena kita bekerja dari satu orang atau lebih bahkan menjadi kelompok orang yangh disebut tim kerja. Berikut akan kita bahas mengenai karakteristik tim yang dinamis

Berikut ini adalah ciri-ciri tim yang memiliki komitmen untuk bekerja sama. Sebuah tim yang memiliki model semacam ini menerima semua anggota dan menggunakan kekuatannya untuk menghasilkan manfaat dari tim dengan cara berikut :1. Berorientasi pada Opini / Pendapat

a. Anggota yang berorientasi pada opini memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi tempat istimewa pada gagasannya.

b. Mereka tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi mengumpulkan pendapat orang lain.

c. Anggota menyatakan gagasannya dan meminta gagasan anggota lain, bukan menunjukkan bahwa gagasan anggota lain, bukan menunjukkan bahwa gagasannya yang memberi jawaban-jawaban terhadap permasalahannya.

d. Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, sifat berorientasi pada pendapat akan mengerahkan orang untuk tidak mengutuk orang lain.

2. Berorientasi pada Persamaan a. Dalam kelompok yang beragam, rasa persamaan merupakan titik awal

dari komunikasi yang efektif. b. Anggota kelompok yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman

sebagai suatu keunggulan. c. Kepercayaan sekelompok kerja yang berorientasi pada persamaan

mengandalkan pada semua anggota.

3. Berfokus pada Tujuana. Anggota tim yang memfokuskan pada tujuan kelompok, kecil

kemungkinan akan bercekcok karena adanya keunikan masing-masing anggota.

b. Bagi anggota kelompok kerja yang berfokus pada tujuan, keunikan masing-masing anggota bukanlah masalah.

c. Anggota kelompok kerja mengakui bahwa individu juga memiliki tujuan dan mungkin tujuan tersebut bisa bertentangan dengan tujuan kelompok.

125

Page 126: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

d. Keseluruhan anggota kerja memiliki tujuan yang sama.e. Keunikan anggota tim yang muncul ke permukaan segera diatasi, tidak

dibiarkan sampai memunculkan masalah.Kelompok kerja yang menunjukkan ciri-ciri diatas akan

membentuk iklim saling percaya dan saling peduli. Anggota kelompok kerja memiliki sikap yang memungkinkan adanya keterbukaan komunikasi. Apabila setiap anggota menjadikan karakteristik sebagai suatu model, maka perbedaan tidak menjadi masalah.

MODUL 2(Sumber dari Yudistira)

A. Prinsip-prinsip bekerja sama dalam timBekerja bersama tim merupakan bagian penting dari tugas seorang

manajer ataupemimpin perusahaan, karena kerja sama tim merupakan salah satuunsur dasar dalam menjalankan organisasi. Para era globalisasi saat ini, bekerja dalam tim merupakan cara yang lebih baik dan lebih disukai dijalankan diberbagai organisasi, sejalan dengan mulai tergesernya hirarki tradisional oleh metode kerja multiketerampilan yang sejajar.1. Pengertian

Di bawah ini dijelaskan dua pengertian tentang tim, antara lain adalah :a. Tim adalah suatu kekuatan dinamis dari sekelompok orang untuk

bertemu dan bekerja, membicarakan sasaran, mengumpulkan ide-ide serta membuat keputusan untuk mencapai tujuan bersama.

b. Tim adalah sebuah kelompok kerja lengkap atau suatu satuan kerja, yang para anggotanya paling sedikit memiliki satu tujuan bersama dan pencapaian tujuan itu memerlukan perilaku kerjasama dari semua anggotanya (Burke, 1982, hal. 268).

2. Prinsip-prinsip bekerja sama dalam timPrinsip-prinsip bekerja sama dalam tim diantaranya sebagai berikut :a. Untuk meningkatkan produktivitas kelompok, para anggota harus

bekerja sama dan mengerahkan segala upaya untuk melaksanakan tugas-tugas yang dituntut.

b. Supaya para anggota dapat memberikan investasi yang efektif dan kontribusi yangn layak, maka sangat penting memenui kebutuhan-kebutuhan sosial dan psikologi para anggota.

c. Meningkatkan efektivitas kerja, efektivitas organisasi secara umum akan membaik (solid, bertambahnya keuntungan, makin membaik kondisinya).

d. Dapat membantu para anggota dalam memahami perilaku mereka (secara personal dan dalam tugas) serta penetapan langkah-langkah yang semestinya untuk mengembangkan etos kerja.

126

Page 127: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

B. Manfaat dan Tujuan Bekerja dalam Tim1. Adapun manfaat bekerja sama dalam tim bagi anggota adalah :

- Pekerjaan lebih bervariasiAnggota tim tidak selalu mengerjakan pekerjaan yang sama setiap hari. Anda dapat merotasi peranan, mungkin beberapa kali dalam satu hari. Hal ini dapat membuat pekerjaan sehari-hari Anda lebih menarik

- Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindak-lanjuti keputusan yang benar. Sebagai anggota sebuah tim, Anda akan dapat berpartisipasi dalam setiap keputusan yang akan diambil tim.

- Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, mereka dapat saling membantu, komunikasi terbina dengan baik, sehingga tercipta kerja sama tim yang diharapkan.

Semakin banyak keahlian yang Anda miliki, Anda akan semakin berharga bagi perusahaan tempat Anda bekerja sekarang maupun yang akan datang. Mempelajari keahlian baru seringkali dapat menyebabkan peningkatan gaji. Kelompok kerja tradisional biasanya tidak menawarkan kesempatan untuk mempelajari keahlian yang baru.

2. Adapun manfaat bekerja sama dalam tim bagi organisasi adalah :- Pemikiran dari 2 orang atau lebih, cenderung akan lebih

baik dari pemikiran 1 orang.- Meningkatnya komitmen karyawan terhadap keputusan

yang diambil karyawan menjadi lebih bersemangat untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan. Bila mereka turut serta dalam menentukan arah dan tujuannya. Jika seorang karyawan hanya diperintah untuk mengerjakan sesuatu, mungkin ia hanya akan memberi sedikit perhatian untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tetapi bila Anda sendiri yang membuat komitmen dengan pelanggan Anda, maka Anda akan dapat merasakan pentingnya pekerjaan tersebut.

Kualitas pekerjaan menjadi lebih baik. Lebih banyak pekerjaan yag selesai tepat waktu, dan bahkan kecepatan kerja meningkat. Bila kelompok kerja terlibat dalam penentuan bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan, biasanya mereka akan menjadi lebih antusias dalam pembagian tugas kerja mereka. Hal ini sering kali mengakibatkan produktivitas kelompok akan lebih tinggi.- Lebih fleksibel dalam operasional kerja

Anggota tim cenderung berusaha saling mempelajari pekerjaan rekan-rekan mereka, karena mereka bersama-sama memikul tanggung jawab untuk mencapai hasil yang diharapkan. Bila seorang berhalangan hadir, hal tersebut tidak menjadi masalah besar karena semua orang memiliki kemampuan ganda dan dapat dengan mudah mengisi posisi yang kosong.

- Meningkatkan rasa tanggung jawabMencari kambing hitam, mengajukan alasan yang dibuat-buat, dan

menyalahkan orang lain bila terjadi masalah akan berkurang bila tim bertanggung jawab akan hasil yang dicapai. Karena tidak ada rantai

127

Page 128: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

komando yang panjang, mudah untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab bila terjadi sesuatu.

3. Adapun manfaat bekerja sama dalam tim bagi pelanggan adalah :- Tanggapan yang lebih cepat

Keputusan dapat diambil dengan cepat karena dilakukan langsung oleh orang-orang yang membuat produk dan manajemen. Tim dapat membuat keputusan secara cepat dengan memperhatikan apa yang terbaik bagi pelanggan.

- Peningkatan mutuAnggota tim dapat benar-benar memusatkan perhatian sebagai sebuah tim, sehingga lebih mudah untuk mencapai kata sepakat dalam hal-hal penting dalam upaya memenuhi keinginnan pelanggan, dan bahkan melebihi harapan pelanggan.1. Kontak langsung dengan pelangganPelanggan Anda tidak lagi harus menduga-duga siapa yang harus dihubungi bila mereka mempunyai masalah. Mereka dapat langsung menghubungi orang-orang yang melakukan pekerjaan bagi mereka. Lebih sedikit perantara juga dapat membantu komunikasi yang lebih jelas.- Penyampaian suatu produk atau jasa dengan lebih cepat

Tim mempunyai kendali penuh atas kegiatan kerja mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Sebagai contoh, mereka dapat memutuskan untuk mengorder ulang pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasikan barang atau menyampaikan jasa mereka. Waktu yang terbuang atau pekerjaan yang tidak perlu dapat dikurangi, sehingga pelanggan dapat menerima pesanan mereka dengan lebih cepat.

2. Tujuan bekerja sama dalam timKerjasama adalah dasar dari manajemen yang baik, mengelola tim

dengan baik adalah tantangan utama bagi seorang manajer atau seorang pimpinan. Sebuah tim adalah suatu kekuatan dinamis yang terus berubah, sejumlah orang bertemu untuk bekerja, membicarakan sasaran, mengumpulkan ide, dan membuat keputusan untuk mencapai tujuan bersama.Empat tujuan pembentukan tim dikemukakan oleh Beckhard (1972) antara lain sebagai berikut :1. Menentukan tujuan dan prioritas tim2. Mengalokasikan pekerjaan diantara anggota tim3. Menyempurnakan cara kerja tim4. Menyempurnakan prosedur dan proses-proses tim.Secara umum tujuan bekerjasama dalam tim adalah :- Memanfaatkan Potensi

128

Page 129: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Ingat bahwa setiap anggota mempunyai sesuatu tim. Potensi tim yang baik adalah tidak terbatas, bila kita diberi tugas yang “tidak mungkin” anggota lain akan saling mendukung untuk mengubah yang “tidak mungkin menjadi mungkin” kemampuan inovasi gabungan akan lebih besar dari pada perorangan, dengan mengendalikan kekuatan tim, bukan saja bisa membuat perbaikan, tetapi bisa membuat terobosan.

- Bekerja secara kolektifIngat bahwa anggota tim harus saling mendukung. Untuk mengendalikan dan memanfaatkan kemampuan tim secara penuh, pemikiran dan kepribadian perorangan harus didorong untuk bekerja sama. Memberikan sasaran yang tinggi kepada tim untuk bekerja sama.

- Ada pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang adilTim tidak berjalan dengan baik apabila tugas, tanggung jawab dan wewenang dibagi dan setiap anggota diperlakukan secara adil.

- Efektivitas dan efisiensiUntuk menciptakan kerja yang efisien dan efektif, karena suatu tim akan bekerja secara bersamaan, saling memantau, saling membantu, sehingga akan lebih cepat dan mampu mencegah pemborosan dan kecerobohan.

- Mengetahui sasaran timSasaran tim akan terus berubah disesuaikan dengan perkembangan, berdasarkan kebutuhannya, sasaran kerja sama biasanya meliputi meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas produksi, melibatkan semua dalam pengambilan keputusan, bekerjasama dengan konsumen untuk membangun lebih erat, sehingga kebutuhan pasar dapat dimengerti.

C. Tugas dan Tanggung Jawab dalam timPentingnya bagi semua anggota untuk bekerja sama, agar kinerja

maksimal, dan harus disadari adanya tugas dan tanggung jawab yang besar atas pekerjaan serta diberi kuasa untuk melaksanakan dan meningkatkan kontribusi tim.

Tim yang gagal yaitu jika kelompok tersebut tidak berpartisipasi dan tidak mampu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota.1. Tugas dan Tanggung jawab anggota tim adalah

a. Mengembangkan visi, misi dan nilai utama. Visi adalah gambaran tentang masa depan tim anda. Ciptaan suatu visi tim yang melibatkan pendapat/ sumbang saran kelompok. Misi adalah pernyataan tentang maksud dan tujuan, atau mengenai apa yang harus dikerjakan oleh tim yang menjadi sumbangsih tim pada organisasi. Nilai utama adalah rangkuman kumpulan atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman tim.

b. Dapat memelihara kemitraan dengan rekan kerja.c. Menjaga kerahasiaan tim dan nama baik.

129

Page 130: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

d. Mentaati peraturan tim yang sudah ditentukan.e. Memberikan kontribusi kepada anggota untuk prosedur kerja pasti,

dan dapat bekerja serentak memajukan kerja sama tim.f. Aktif dalam pertemuan-pertemuan rencana kerja, dan berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan dengan penuh tanggung jawab.g. Merealisasikan tugas dan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

2. Tugas dan tanggung jawab pemimpin tim adalaha. Mampu memberi motivasi, dorongan, membimbing dan

mengarahkan semua anggota dalam pelaksanaan kerja sama tim.b. Kreatif dan inovatif dalam memberikan dukungan terhadap

kelancaran kerja sama tim.c. Proaktif menanggapi dan menangani segala permasalahan yang

timbul serta dapat memberikan solusi atas setiap masalah dalam pelaksanaan kerja sama tim.

d. Bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan pelaksanaan kerja sama tim.

D. Tahapan Perkembangan TimTim yang dibentuk secara sukarela yang terdiri dari beberapa individu

yang berbeda-beda oleh penugasan atau penataan pekerjaannya sendiri, bukan sebagai sebuah tim. Maka tim harus berkembang dan tumbuh melalui perubahan-perubahan dari beberapa tahapan perkembangan, supaya menjadi unit yang positif dan berfungsi.

Proses perkembangannya melalui beberapa tahapan yaitu, pembentukan, pergolakan (ketidakstabilan), penataan (penormalan), pelaksanaan, evaluasi.a. Tahap Pembentukan

Pada tahap ini terjadi beberapa perubahan yang utama, dari kondisi individual berubah menjadi kondisi kolektif, yaitu : Dari seorang individu menjadi seorang anggota tim Dari seorang yang eksklusif menjadi seorang yang inklusif Dari seorang yang independen menjadi seorang yang bergantung

pada orang lain. Pada tahap ini individu akan berusaha melakukan hubungan

dengan anggota tim lainnya dan merasakan suatu perasaan bercampur, perasaan yang bercampur aduk itu antara lain sebagai berikut : Disukai dan rasa bangga diterima oleh kelompok kerja. Optimis akan kemampuan untuk mencapai kesuksesan. Fenomena (jelas maupun samar-samar). Rasa sedih, ragu-ragu dan takul gagal atau tidak yakin

dapat melakukan tugas yang diinginkan.Tindakan yang dilakukan para individu pada tahap ini bercampur, berupa : Mengerti etika dan sopan santun Melakukan hubungan formal dengan anggota lainnya. Upaya memahami tugas dan mengerti cara-cara pelaksanaan tugas

yang di inginkan.

130

Page 131: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Mengerti beberapa tindakan yang disukai dan tidak disukai oleh tim.

Mencari pengetahuan-pengetahuan yang layak. Mendiskusikan beberapa konsep dan tujuan bersama anggota-

anggota tim. Mencari permasalahan dan mendiskusikan cara memahami dan

mengatasi kesulitan dan tantangan. Laporan-laporan berupa kendala (yang nyata atau semu) yang

menimpa pelaksanaan tugas.Agar anggota tim dapat bertindak, maka perlu bantuan pada tahap

ini dengan cara : Permulaan, pelaksanaan, pelayanan yang prinsipil. Memberikan pengetahuan yang relevan, yaitu mengenai hal-hal :

- Legalitas tim- Target dan tujuan tim- Rencana yang perlu dilaksanakan- Tugas-tugas utama- Standar kesuksesan - Pelatihan anggota (pada sudut manajerial dan etika)

b. Tahap Ketidakstabilan (pergolakan)Pada tahap ini akan timbul beberapa masalah, antara lain : Tahap peralihan, penting untuk membangun suatu tim, setiap

anggota berusaha mencari kedudukannya. Sulit mencapai target pada tahap ini, dan tugas-tugas tampak tidak

dapat direalisasikan. Terkadang kesabaran para anggota hilang pada tahap ini, sebagian

anggota mulai kehilangan kontrol, berontak, menentang, melawan tetapi mencoba juga meluruskan.

Terkadang timbul perdebatan (dengan tingkatan yang berbeda) dan sebagian anggota ada yang mulai meninggalkan dan menjauhinya.

Pada tahap ini timbul beberapa perasaan antara lain dalam bekerja sama, antara lain : Suatu sudut pandang yang berbeda dan kemungkinan kontradiktif

satu sama lain. Pembatalan dan penolakan Rasa pusing Instabilitas pemikiran Rasa tenang, angan-angan yang kuat untuk suksesSikap yang dilakukan oleh para anggota pada tahap ini, adalah : Perdebatan perbedaan pendapat dan persaingan. Perlombaan dan rivalitas Media pendukung (serangan, perlindungan, pelepasan diri, impian,

pembatalan). Keraguan-keraguan dan keingintahuan terhadap target dan tugas. Menetapkan target-target yang tidak aplikatif.

131

Page 132: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Revolusi dan kehilangan wewenang Berpegang teguh pada pandangan pribadi.Dalam hal ini para anggota perlu dibantu dengan cara :- Memberikan penjelasan dan memberikan beberapa

pengetahuan dalam rangka penyelesaian konflik, yaitu dengan pemaduan, kekuatan, kehati-hatian, adaptasi dan kerja sama menggalang persatuan.

c. Tahap Penerapan Norma-normaSetelah terjadi ketidakstabilan sebelumnya, pada tahap ini timbul

tahap penerimaan anggota. Pada tahap ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut :1. Saling menerima satu sama lain2. Saling menerima terhadap peran-peran yang akan dimainkan.3. Saling menerima terhadap tim sebagai satu kesatanTahap ini memiliki sifat antara lain adalah :1. Konflik mulai jarang terjadi2. Mulai timbul keinginan untuk bekerja sama3. bertambahnya rasa kerja sama kerja secara perlahan-lahan.

Ini merupakan tahap penengah yang mengantarkan kepada tahap selanjutnya yakni penghentian tim terhadap tugas-tugasnya. Oleh karenanya tahap ini tidak perlu berlarut-larut, sebagaimana suatu kerja sama tidak harus pada bentuk pemindahan bagi para anggota satu sama lain. Melainkan perlu adanya persatuan, keinginan dan perasaan internal untuk menerima. Di sini akan muncul target bersama yang dibangun oleh seorang manajer dan dipelajari oleh para anggota. Diletakkannya norma-norma hubungan dan interaksi antara anggota dan target ini dianggap seperti petunjuk pelaksanaan bagi aktivitas-aktivitas tim. Target ini menjadi suatu ikatan psikologis yang mempersatukan tim, menjadi sarana penghubung bagi pelaksanaan tugas pada tahap berikutnya.Perasaan yang timbul antar anggota tim, yaitu : Menerima keanggotaan dalam tim Menerima tujuan bersama Ketenangan psikologis setelah menyelesaikan beberapa konflik Ketaatan dan keinginan yang kuat untuk saling bekerja samaTindakan yang harus dilakukan oleh anggota tim adalah : Berusaha memadukan perbedaan-perbedaan pendapat Saling bertukar pengetahuan Terus terang dan mengungkapkan perasaan Hubungan-hubungan personal dan sosialAda beberapa cara membantu anggota tim, antara lain : Memotivasi untuk saling bekerja sama antar anggota Menumbuhkan kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab Penetapan target dan penjelasannya Pemberian pengetahuan yang layak Persiapan langkah atau jadwal kerja dan evaluasinya

132

Page 133: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Memperbanyak latihan yang relevand. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini ditandai dengan beberapa hal antara lain sebagai berikut : Para anggota mulai melakukan tugas-tugas mereka Tugas dilaksanakan sesuai dengan keahliannya Setiap anggota memahami aspek kekuatan dan kelemahan dirinya

dan orang lain serta mengantisipasi kelemahan. Berpikir secara mendalam untuk masa depan mereka bagi

kemaslahatan tim, serta cara pelaksanaan dan cara menambah produktivitas.

Seorang manajer tim mengarahkan, melatih, menasihati dan membantu para anggota dalam pelaksanaan kerja, bertanggung jawab dan mengerahkan berbagai upaya ketika kondisi menginginkan hal itu.

Yang dirasakan oleh anggota pada tahap ini adalah : Ketulusan hati langkah-langkah kemajuan mulai nampak pada

jalurnya. Kepercayaan terhadap anggota lainnya. Para anggota saling

mengenal satu sama lain. Kepercayaan diri, tumbuh rasa keinginan untuk melaksanakan

tugas yang di minta untuk membantu tim mewujudkan target-target.Tindakan yang perlu dilakukan oleh para anggota, antara lain sebagai berikutnya Kesanggupan untuk mencari tahu masalah. Bekerja sama mengantisipasi masalah yang terjadi. Menghadapi kendala-kendala untuk mengantisipasi hasil kerja. Memfokuskan kerja pada target yang akan dicapai. Menjiwai dinamika timUntuk dapat tercapai apa yang diinginkan anggota, maka harus diberikan : Pengarahan Pelatihan Motivasi, dan Penghargaan/ pemberian jasa

e. Tahap EvaluasiPada tahap ini terjadi hal-hal sebagai berikut : Kondisi tim yang sedang melaksanakan tugas tertentu dan

berakhirnya eksistensinya dengan selesainya tugas tersebut.Contoh :1. Memasukkan perubahan tertentu secara manajerial2. Persiapan untuk suatu rencana3. Menetapkan upaya-upaya terbaik

Suatu tim dapat berhasil atau gagal dalam tugasnya. Pada kondisi ini seorang manajer beserta anggota tim harus mempelajari hal-hal sebagai berikut :1. Faktor yang menyebabkan hasil-hasil yang sulit bisa dipecahkan, dan 2. Plajaran-pelajaran bermanfaat yang memberikan solusi.

133

Page 134: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Yang dirasakan oleh anggota pada tahap ini adalah : Pada saat berhasil merasa bangga, kagum dan besar hati dan pada

waktu gagal merasa menyesal, marah, lemah dan sedih karena kemunduran tim.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah :- Pada saat berhasil merasa bersyukur dan saling

menghargai antara seorang manajer dan anggota satu sama lain.- Pada waktu gagal terjadi penolakan, penghinaan,

pengasingan, dan pemisahan diri.Cara membantu anggota tim pada tahap ini adalah : Menjauhkan tema dari pokok bahasan dan mengemukakan

pemikiran dan perasaan. Mendiskusikan langkah-langkah berikutnya untuk menyelesaikan

pekerjaan dengan tim. Penilaian secara menyeluruh terhadap aspek-aspek keberhasilan

dan kegagalan. Persiapan penetapan hasil-hasil berdasarkan dua aspek tersebut.

E. Karakter Budaya Dalam TimSetiap organisasi memiliki aneka ragam proses kerja, orang dapat bekerja

secara individu maupun kerjasama dengan orang lain. Untuk membangun tim kerja yang baik, haruslah berpijak pada nilai-nilai atau karakter budaya yang dimiliki oleh bangsa, masyarakat atau organisasi tersebut yang diolah sedemikian rupa menjadi nilai-nilai baruyang akan menjadi sikap dan perilaku manajemen yang diharapkan, dalam upaya menghadapi tantangan membengun tim kerja yang solid.

Unsur dasar karakter budaya kerja dalam tim, adalah mata rantai proses, di mana setiap kegiatan berkaitan dengan proses lainnya, atau suatu hasil pekerjaan merupakan suatu masukan bagi proses pekerjaan lainnya, melalui serangkaian proses kerja tim yang saling berkaitan.

Secara umum terdapat beberapa karakter budaya kerja dalam tim, antara lain : a. Budaya kerja dalam tim adalah salah satu komponen kualitas manusia

yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolak ukur dasar dalam pembangunan di segala bidang usaha.

b. Budaya kerja dalam tim dapat ikut menentukan integritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin kesinambungan kelompok, organisasi atau perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya.

c. Budaya kerja dalam tim erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dimilikinya, sehingga akan mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya.

F. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Masing-Masing Tim Salah satu rahasia kepemimpinan yang baik adalah menyesuaikan

keterampilan anggota tim dengan jenis tugas akan dilakukannya. Ada banyak tipe-tipe tim, yang semuanya masuk ke dalam tim formal maupun tim informal, masing-masing cocok untuk melakukan tugas tertentu.

134

Page 135: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Pimpinan tim harus mengerti tujuan dan sasaran tim dengan jelas, agar bisa menyesuaikan tugas dengan gaya tim yang tepat.Secara umum ada beberapa jenis tim, yaitu :a. Tim eksekutif yaitu kelompok lintas fungsional yang dipimpin

oleh seorang kepada eksekutif, anggotanya dipilih berdasarkan bidang keahliannya.Tugas dan tanggung jawabnya adalah :- Mengelola kegiatan organisasi sehari-hari,

melakukan pertemuan secara berkala untuk membahas rencana-rencana kerja.

- Menerima laporan dari bawah dalam rangka mengontrol, menyusun, merencana dan melaksanakan tugas pekerjaan tim.

b. Tim lintas fungsional, yaitu tim multidisiplin, antar deparemen, dibentuk pada sembarang tingkat dalam suatu organisasi.Tugas dan tanggung jawabnya adalah :- Menghilang hambatan dalam pertukaran ide-ide di

berbagai bidang spesifik, misalnya, saat peluncuran produk baru- Anggota tim harus mempunyai keahlian dan

ketrampilan masing-masing untuk menghadapi masalah atau tugas.c. Tim bisnis, yaitu kelompok orang yang bertanggung jawab atas

jalannya proyek atau unit organisasi dalam jangka panjang. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Menjalankan suatu unit dan memaksimalkan

hasilnya. - Tergantung pada pimpinan yang mungkin sering

berubah untuk terbentuknya kerja sama yang optimal, biasanya bekerja di bawah pengawasan yang ketat.

d. Tim pendukung formal, yaitu tim yang memberi dukungan dan layanan seperti, keuangan, sistem informasi, administrasi dan personalia. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Membawa beban kerja rutin seperti, sistem

pembagian pos yang efisiensinya menentukan keberhasilan. - Memberi kesempatan peningkatan produktivitas

melalui kerja sama. e. Tim proyek, yaitu tim yang dibentuk selama berlangsungnya

suatu proyek tertentu. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Menentukan sejumlah pembagian kelompok dan

tugas serta perencanaan rinci dengan penuh disiplin, dan - Menjalin saling pengertian antar anggota dalam

pelaksanaan kerja yang teratur. f. Tim perubahan yaitu kelompok para ahli, ditujukan untuk

membuat perubahan menurut kemampuan kolektif. Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

135

Page 136: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

- Mempengaruhi budaya perusahaan untuk mencapai peningkatan hasil dengan menerapkan metode baru.

- Dipimpin oleh orang yang percaya akan perubahan dengan dedikasi yang tinggi terhadap organisasinya.

g. Tim khusus, yaitu badan otonom yang terpisah dari organisasi, seringkali berkedudukan di lokasi yang jauh. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Berkonsentrasi pada tugas-tugas tertentu. Seperti, memasuki pasar

yang baru atau penciptaan produk baru. - Kelompok orang yang fleksibel, independent dan tangguh untuk

mengejar hasil optimal, bukan sekedar prediksi (perkiraan). h. Tim gugus tugas sementara. Yaitu dibentuk untuk mempelajari

atau memecahkan masalah tertentu dan melaporkannya kepada pimpinan. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Membangun sistem IT Baru, menghilangkan kemandekan produksi

atau melibatkan diri dalam tugas-tugas serupa, biasanya bekerja dalam tenggat waktu yang ketat.

- Menggunakan proses informal dan menciptakan alternatif.

136

Page 137: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP II SIKLUS I)

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan

Bidang Studi Keahlian : Bisnis dan Manajemen

Kelas / Semester : X / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 Pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan

B. Kompetensi Dasar

Menerapkan bekerja dalam tim

C. Indikator

1. Memahami pengertian tata hubungan internal vertikal-horizontal

2. Memahami macam-macam hubungan kantor/internal

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami pengertian tata hubungan internal vertikal-

horizontal

2. Siswa dapat memahami macam-macam hubungan kantor/internal

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian tata hubungan internal vertikal-horizontal

2. Macam-macam hubungan kantor/internal

137

Page 138: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

F. Rancangan Pelaksanaan

2. Pendekatan : Cooperative Learning

3. Strategi / Metode : Model Pembelajan TPS

4. Langkah-langkah :

a. Kegiatan awal

1) Memberi salam siswa jika diperlukan dapat berdo’a terlebih dahulu

2) Guru menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini atau

mengabsen para siswa yang hadir

3) Guru memberikan pre-test kepada siswa, sekedar menanyakan

materi yang telah disampaikan sebelumnya

4) Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada hari

ini

b. Kegiatan inti

1) Pembagian kelompok berdasarkan urutan absen maksimal 4

orang

2) Berkumpul dengan kelompoknya

3) Diberikan modul menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan

4) Pembagian kelompok pembahasan

5) Jika sudah jelas memberikan pertanyaan lisan

6) Memadukan kelompok yang beda materi

7) Maksud tukar kelompok untuk mengetahui rasa saling

membantu sesuai soal yang diberikan oleh guru

8) Setiap kelompok menulis pendapatnya

9) Setiap kelompok menunjuk perwakilan untuk mengutarakan

jawaban

10) Guru menyimpulkan materi secara bersama-sama

c. Penutup

138

Page 139: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

1) Memberikan penekanan materi yang disampaikan atau

kesimpulan

2) Guru mengadakan refleksi dengan cara :

a) Meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari

ini

b) Tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil

belajar

c) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

5. Sumber dan Media Belajar :

a. Sumber Belajar :

1) Tim Penulis. 2009. Modul Administrasi Perkantoran.

Surakarta: Mediatama.

2) Suyetty, S.Pd. 2006. Modul B Bekerja Sama dengan

Kolega dan Pelanggan. Bogor: Yudhistira.

3) Internet dan buku refrensi yang relevan

b. Media Belajar : Papan tulis, kapur, LCD Proyektor, Laptop

6. Teknik dan Bentuk Penilaian :

a. Teknik : Lisan dan Uraian

b. Bentuk : Tes nilai afektif

G. Instrumen

1. Apa pengertian tata hubungan internal vertikal-horizontal ?

2. Sebutkan macam-macam hubungan kantor/internal !

3. Jelaskan macam-macam hubungan kantor/internal ?

4. Sebutkan unsur-unsur tata hubungan !

5. Sebutkan hambatan dalam hubungan kantor !

139

Page 140: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Jawaban :

1. Tata hubungan internal vertikal-horizontal adalah

hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi

berwujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak lain.

2. Hubungan intern vertikal dan hubungan intern horizontal

3. Hubungan intern vertikal adalah proses hubungan yang

terjadi antara pihak pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Hubungan

intern horizontal adalah hubungan di antara pejabat atau satuan pada

tingkat jenjang organisasi yang kurang lebih sederajat.

4. Ada pihak yang memberi warta, ada pihak yang

menyampaikan, ada warta, ada penerima warta, ada suatu tanggapan.

5. Penggunaan lingkungan kantor, adanya hubungan pribadi

yang kurang baik, kurangnya dimanfaatkannya alat perhubungan,

penggunaan bahasa yang kurang jelas.

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 27 April 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

140

Page 141: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

141

Page 142: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

MODUL 1

A. Tata Hubungan Interval (Vertikal - Horisontal)

1. Pengertian Tata Hubungan Internal Vertikal Horizontal

Dalam melakukan kegiatan tiap-tiap bagian saling mengadakan

hubungan. Sebab satu sama lain saling bergantung dan tidak mungkin

berdiri sendiri. Karena kantor adalah suatu organisasi maka kerja sama

harus dibina dengan sebaik-baiknya.

Agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan sebaik-baiknya, tentu

hubungan antar bagian harus diatur dengan sebaik-baiknya dan jika

dipolakan menjadi saluran yang jelas pasti akan diketahui.

Hubungan antara bagian yang satu dengan bagin yang lain dalam

suatu organisasi berujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak

lain yang biasanya disebut tata hubungan atau komunikasi.

Di dalam organisasi terdapat tata hubungan Internal Vertikal.

Hubungan internal adalah hubungan kerja yang terjadi di dalam

lingkungan organisasi. Hubungan internal ini menyangkut hubungan kerja

antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, dan bawahan dengan

bawahan. Agar lebih jelas dibawah ini diuraikan hubungan internal.

2. Macam-Macam Hubungan Kantor ( Internal )

Kegiatan-kegiatan dari pekerjaan kantor sebagian besar terdiri dari

mengadakan hubungan di dalam lingkungan sendiri maupun dengan pihak

luar.

Hubungan yang terjadi dalam lingkungan sendiri disebut hubungan

ke dalam (intern) dan hubungan yang terjadi dengan pihak luar disebut

hubungan ke luar (ekstern).

a. Hubungan intern vertikal (tegak) ialah proses hubungan yang terjadi

antara pihak pimpinan dengan bawahan atau sebalinya. Proses dari

pihak bawahan terhadap pimpinan. Bentuk tata hubungan intern adalah

sebagai berikut :

142

Page 143: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

1). Dari pimpinan kepada bawahan, berupa perintah dan petunjuk.

2). Dari bawahan kepada pimpinan, berupa saran usul.

Syarat pemberian perintah secara lisan, menurut Charles Broaded

dalam bukunya Essentials of Management From Sorvisor, bahwa

perintah lisan hanya baik dipergunakan apabila :

1). Apa yang diperintah itu merupakan tugas yang sederhana.

2). Bawahan yang diperintah itu pernah menjalankannya.

3). Kekeliruan yang mungkin terjadi tidak mempunyai akibat besar.

4). Pejabat yang memberi perintah berada didekat bawahannya dan

sewaktu-waktu memeriksa pelaksanaan perintah itu.

5). Dalam keadaan darurat, sehingga tidak ada waktu untuk membuat

perintah tertulis.

Menurut Charles Broaded, alasan perintah diberikan secara tertulis

adalah sebagai berikut :

1). Tugas yang diperintahkan akan berlangsung dari 1 bagian ke

bagian lain.

2). Tugasnya itu bersifata ruwet dan terperinci.

3). Bawahan yang diberi perintah itu harus mengerjakannya ditempat

lain.

4). Pegawai yang bersangkutan telah berulang-ulang gagal melakukan

perintah yang diberikan secara lisan.

5). Tugas-tugas itu harus dilanjutkan oleh pegawai-pegawai yang

bertugas pada kesempatan berikutnya.

6). Perintah itu harus berjalan dari pucuk pimpinan ke bawahan dengan

melalui berbagai tingkat jenjang organisasi.

7). Seorang pekerja tertentru harus memikul tanggungjawab akan

kerhasilan atas apa yang diperintahkan itu.

8). Kekeliruan yang mungkin terjadi mempunyai akibat besar.

b. Hubungan Internal horisontal ( mendatar ) adalah hubungan diantara

para pejabat atau satuan pada tingkat jenjang organisasi yang kurang

lebih sederajat.

Hubungan horisontal dapat dilakukan dengan cara berikut :

1). Pertemuan antar pegawai secara berkala.

2). Rapat kerja.

3). Menyediakan ruangan khusus untuk berkumpul.

143

Page 144: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

B. Interpersonal Relationship dan Komponen-komponennya

1. Pengertian

Interpersonal relationship atau hubungan antar manusia sangat

penting sekali di dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi. Menurut

William G. Scott dalam bukunya Human Relation in Management

merumuskan sebagai berikut.

“ Tata hubungan adalah suatu proses yang meliputi penyampaian

dan penyalinan yang cermat dari ide-ide dengan maksud untuk

menampilkan tindakan-tindakan yang akan mencapai tujuan organisasi

secara efektif.”

Jadi, tata hubungan hakikatnya adalah suatu rangkaian kegiatan

yang menyampaikan warta dari seseorang kepada orang lain dalam usaha

kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Unsur-unsur Tata Hubungan

a. Seorang (pihak) yang memberi warta (seorang, pembicara, pengirim,

penyiar).

b. Yang menyampaikan ( dengan berkata, mengirim, menyiapkan).

c. Warta (perintah, laporan, saran) kepada seseorang (pihak lain ).

d. Penerima warta (pihak yang dikirim, penjawab atau hadirin).

e. Suatu tanggapan (jawaban reaksi).

3. Syarat-syarat Terjadinya Hubungan

a. Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi yang bersangkutan.

b. Suasana kerja yang menyenangkan, dapat diusahakan dengan cara

berikut :

1). Pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, dan tidak rutin.

2). Hubungan kerja yang intim.

3). Lingkungan kerja yang membangkitkan semangat kerja, seperti

lampu, alat-alat kerja yang lengkap, ventilasi ruangan yang cukup

memberi udara segar.

4). Perlakuan yang adil.

c. Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.

Suatu organisasi yang baik yaitu oleh suatu organisasi yang dipimpin

secara demokratis.

d. Manusia bukan mesin

Manusia mengharapkan pengakuan atas pribadinya, keinginannya

minta diperhatikan, kebutuhannya minta dipenuhi, dan lain-lain.

144

Page 145: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

e. Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal.

f. Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.

g. Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas yang baik.

Bentuk penghargaan dan pengakuan itu dapat berupa kenaikan

pangkat, kenaikan gaji, hadiah-hadiah serta piagam dan sebagainya.

h. Alat perlengkapan yang cukup.

i. Pekerja yang tepat ditempatkan pada tempat yang tepat.

j. Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.

4. Hambatan-hambatan Hubungan Kantor

a. Penggunaan lingkungan kantor.

b. Adanya hubungan pribadi yang kurang baik antara sesama karyawan.

Menurut The Liang Gie dalam hubungan pribadi mempunyai pengaruh

5 hal dalam suatu kantor, yaitu :

1). Kecepatan kerja.

2). Kecermatan.

3). Kemungkinan timbulnya pemimpin.

4). Semangat kerja sama.

5). Kemampuan bertukar pekerjaan.

c. Kurang dimanfaatkannya alat perhubungan.

d. Penggunaan bahasa yang kurang jelas.

Hubungan yang efektif adalah jika warta itu dari sumbernya

sampai ke tempat tujuan dapat dimengerti oleh yang dituju. Oleh karena

itu, perlu mempergunakan bahasa yang jelas. Bahasa yang jelas adalah

bahasa yang tidak disampaikan lewat bahasa itu mudah dipahami.

MODUL 2(Sumber dari Yudistira)

A. Hubungan Internal – Vertikal Hubungan internal adalah hubungan yang berlangsung di dalam

lingkungan kelompok, organisasi atau perusahaan itu sendiri. Hubungan internal ini adalah hubungan kerja resmi yang terjalin antara bawahan dengan bawahan, antara atasan dengan para staf dan antara bawahan dengan bawahan.

Hubungan vertikal adalah hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan, antara atasan dengan para stafnya. Adapun hubungan internal-vertikal adalah hubungan kerja resmi yang terjalin antara atasan dengan para karyawannya, yang terjadi di dalam suatu kelompok, organisasi atau perusahaan.

145

Page 146: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Hubungan kerja internal-vertikal mempunyai peranan penting dalam menjalankan kegiatan kerja demi terjalinnya komunikasi yang efektif antara atasan dengan bawahan atau antara atasan dengan para stafnya, di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hubungan kerja ini harus selalu dibina secara berkesinambungan agar tetap solid, karena akan merupakan kekuatan yangsangat penting dan berguna dalam suatu kerja sama tim dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Hubungan interval-vertikal antara atasan dan bawahan adalah : a. Hubungan yang berlangsung secara vertikal dari atas ke bawah, antara

atasan dengan bawahan. Hubungan ini dapat berupa : perintah, etunjuk, pengarahan, evaluasi.

b. Hubungan yang berlangsung secara vertikal dari bawah ke atas, antara bawahan dengan atasan. Hubungan ini dapat berupa : laporan rutin hasil kerja, saran/pendapat/keluhan, laporan pertanggungjawaban kegiatan, permohonan bantuan, dan lain-lain.

B. Hubungan Internal-Horisontal Hubungan internal-horisontal adalah hubungan kerja resmi di dalam suatu

organisasi atau perusahaan, yang berlangsung secara mendatar, yaitu antar sesama bawahan antar sesama staf, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setingkat atau satu level. a. Hubungan kerja antar karyawan/bawahan adalah :

- Hubungan kerja berlangsung secara dua arah dan timbal balik. - Hubungan kerja yang tidak bersifat instruksi atau perintah. - Hubungan kerja yang bersifat informatif dan koordinatif. - Hubungan kerja dalam satu tim yang harus lebih memperhatikan kerja

sama dan saling pengertian. b. Hubungan kerja antar staf adalah :

- Hubungan kerja yang lebih bersifat koordinatif. - Hubungan kerja berlangsung secara dua arah dan timbal balik. - Hubungan kerja dalam satu tim di mana antar staf harus saling bekerja

sama dan saling percaya.

C. Arti dan Manfaat Interpersonal Relationship 1. Arti Interpersonal Relationship

Interpersonal relationship adalah hubungan baik antar manusia atau hubungan antar pribadi dalam suatu lingkungan organisasi yang berbeda latar belakang dan pengalamannya. Dikaitkan dengan kegiatan suatu organisasi yang selalu berhubungan dan bekerja sama dengan kolega dan dan pelanggan, hubungan interpersonal dapat diartikan membina hubungan baik dengan para pelanggan internal maupun eksternal. Hal ini terutama pada saat kita melaksanakan pekerjaan yang selalu berhubungan dengan karyawan atau pelanggan yang dilakukan secara kontak langsung dan ketika pertama kali membina hubungan kerja, sejak pertama kali terjadi kontak sampai upaya selanjutnya dalam mempertahankan hubungan baik untuk membinan loyalitas karyawan atau pelanggan kepada perusahaan/organisasi.

146

Page 147: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Pemberian perhatian kepada karyawan/pelanggan, akan lebih mudah dilakukan bila kita mampu membina dan mengembangkan hubungan pribadi yang baik dengan karyawan dan pelanggan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan dan kemampuan dalam hubungan interpersonal mempunyai peran penting dalam menumbuhkan hubungan pribadi yang baik antara para karyawan di dalam organisasi/perusahaan sebagai pelanggan internal dan dengan para pelanggan eksternal, sehingga pada akhirnya dapat menumbuhkan loyalitas para pelanggan terhadap organisasi/perusahaan. Dengan demikian para karyawan mempunyai kemampuan untuk memperlakukan pelanggan secara baik dan benar, maka mereka perlu diberi bekal pengetahuan dasar mengenai hubungan interpersonal. 2. Manfaat Interpersonal Relationship Manfaat Interpersonal Relationship adalah : a. Untuk menumbuhkan saling pengertian antar pimpinan dengan semua

karyawan. b. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah laku

karyawan yang bermanfaat untuk pembinaan dan evaluasi terhadap karyawan.

c. Mengadakan kerjasama yang serasi antar karyawan. d. Menanamkan rasa aman kepada para karyawan. e. Menumbuhkan rasa loyalitas (kesetiaan) para karyawan. f. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para karyawan. g. Menciptakan adanya suatu korps pegawai yang serasi. h. Menanamkan rasa sukses kepada karyawan, sehingga mereka diberi

kesempatan untuk maju dalam mengembangkan kariernya.

D. Komponen Interpersonal Relationship Setiap karyawan pada tingkatan manapun pasti memiliki tugas, tanggung

jawab dan wewenang masing-masing, sesuai dengan bidang pekerjaan dan keahliannya. Seorang pemimpin perusahaan sebaiknya harus menempatkan para karyawannya pada suatu jenjang posisi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahliannya, sehingga karyawan tersebut akan mampu bekerja dan berkarya secara optimal. Secara garis besar, berikut ini dikemukakan komponen-komponen interpersonal relationship, yang sesuai dengan tugas, tanggung jawab, wewenang dan keahliannya. a. Top Manager

Yaitu seorang manager kepala, kepala kantor atau biasa disebut seorang GM (General Manager). Tugas, tanggung jawab dan wewenang adalah : - Menentukan kebijakan perushaan yang menyangkut perencanaan,

strategi, arah adan tujuan yang akan dicapai. - Memilih dan menempatkan orang yang tepat dan cakap pada posisi

tertentu, sesuai dengan pendidikan dan keahliannya, serta memberikan imbalan salary yang memadai sesuai jenjang kedudukannya.

147

Page 148: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

- Melaksanakan pengawasan dan melakukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada bawahan.

- Mampu memberi inspirasi dan motivasi kepada bawahan, agar bawahan mempunyai sense of belonging (rasa memiliki perusahaan), sehingga bawahan selalu memiliki etos kerja yang tinggi.

- Memelihara dan mengembangkan organisasi secara tepat. - Memelihara dan mengembangkan system manajemen yang tepat. - Menguasai dan menghayati tugas pokok dari badan usaha (organisasi).

b. Middle Manager Middle manager yaitu seseorang kepala bagian, atau kepala direktorat. Tugas, tanggung jawab dan wewenang adalah : - Menerjemahkan tujuan dan kebijakan menjadi rencana kerja, serta

mengamati apakah rencana tersebut telah dilaksanakan. - Melakukan pembagian tugas kepada tingkat atau jabatan yang paling

bawah. - Menentukan prosedur khusus bagi tiap-tiap tugas. - Menentukan batas waktu bagi pelaksanaan pekerjaan. - Menentukan alat-alat pegawasan yang sesuai.

c. Lower Manager Lower manager yaitu seseorang kepala sub bagian, kepala seksi atau supervisor. Tugas, tanggung jawab dan wewenangnya adalah : - Memimpin pelaksanaan kerja. - Bertanggung jawab langsung terhadap hasil dan mutu pekerjaan. - Menjaga kualitas dari produk pekerjaan yang dihasilkan.

148

Page 149: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP SIKLUS II)

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan

Bidang Studi Keahlian : Bisnis dan Manajemen

Kelas / Semester : X / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 Pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan

B. Kompetensi Dasar

Menerapkan bekerja dalam tim

C. Indikator

1. Memahami makna pengembangan

profesionalisme kerja

2. Memahami pelaksanaan pendidikan

dan latihan

3. Memahami macam-macam

pendidikan dan latihan

4. Memahami metode pendidikan dan

latihan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami makna pengembangan

profesionalisme kerja

2. Siswa dapat memahami pelaksanaan pendidikan dan latihan

3. Siswa dapat menyebutkan macam-macam pendidikan dan

latihan

149

Page 150: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Siswa dapat menyebutkan dan memahami metode

pendidikan dan latihan

E. Materi Pembelajaran

1. Pengembangan profesionalisme kerja

2. Pelaksanaan pendidikan dan latihan

3. Macam-macam dan metode pendidikan dan latihan

F. Rancangan Pelaksanaan

1. Pendekatan : Cooperative Learning

2. Strategi / Metode: Model Pembelajan TPS

3. Langkah-langkah :

a. Kegiatan awal

1) Memberi salam siswa jika diperlukan dapat berdo’a

terlebih dahulu

2) Guru menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari

ini atau mengabsen para siswa yang hadir

3) Guru memberikan pre-test kepada siswa, sekedar

menanyakan materi yang telah disampaikan sebelumnya

4) Guru memberikan informasi materi yang akan

dipelajari pada hari ini

b. Kegiatan inti

1) Pembagian kelompok berdasarkan ganjil genap nomor absen

2) Berkumpul dengan kelompoknya

3) Diberikan modul menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan

4) Pembagian kelompok pembahasan

5) Jika sudah jelas memberikan pertanyaan lisan

6) Memadukan kelompok yang beda materi

7) Maksud tukar kelompok untuk mengetahui rasa saling

membantu sesuai soal yang diberikan oleh guru

8) Setiap kelompok menulis pendapatnya

9) Setiap kelompok menunjuk perwakilan untuk mengutarakan

jawaban

10) Guru menyimpulkan materi secara bersama-sama

c. Penutup

150

Page 151: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

1) Memberikan penekanan materi yang disampaikan atau

kesimpulan

2) Guru mengadakan refleksi dengan cara :

a) Meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari ini

b) Tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil belajar

c) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

151

Page 152: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Sumber dan Media Belajar :

a. Sumber Belajar :

1) Tim Penulis. 2009. Modul

Administrasi Perkantoran. Surakarta: Mediatama.

2) Suyetty, S.Pd. 2006. Modul B

Bekerja Sama dengan Kolega dan Pelanggan. Bogor: Yudhistira.

3) Internet dan buku refrensi yang

relevan

b. Media Belajar : Papan tulis, kapur, LCD Proyektor, Laptop

5. Teknik dan Bentuk Penilaian :

a. Teknik : Lisan dan Uraian

b. Bentuk : Tes nilai afektif

G. Instrumen

1. Apa yang dimaksud pengembangan profesionalisme kerja ?

2. Bagaimana cara pelaksanaan pendidikan dan latihan

kantor ?

3. Sebutkan macam-macam pendidikan dan latihan ?

4. Sebutkan metode pendidikan dan latihan ?

5. Apa keuntungan dan kerugian pendidikan dan latihan ?

Jawaban :

1. peningkatan profesi pekerjaan karyawan dengan

jalan pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat bekerja lebih efisien.

2. ada 2 yaitu dengan Apprentice training dan on the

job training.

3. Latihan induksi, latihan dalam tugas, latihan

pengawasan, latihan manajemen, latihan pengembangan pemimpin.

4. metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan

perjalanan dinas dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar

sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk

latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai

kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah

manajemen.

152

Page 153: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

5. Keuntungan ; menambah semanagt kerja, kerja

lebih efisien, menjamin kelangsungan dalam bekerja,

menambah produktivitas, mengurangi resiko kecelakaan,

menambah stabilitas organisasi, dan lain sebagainya.

153

Page 154: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Kerugian : Biaya mahal, pekerjan kantor menjadi terganggu, waktu kerja

karyawan berkurang, ada rasa tidak puas, kesulitan

mendapatkan pelatihan yang berpengalaman, dan lain

sebagainya

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 27 April 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

154

Page 155: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

MODUL 1

A. Pengembangan Profesionalime kerja Meningkatkan kemampuan karyawan salah satu tugas yang tidak boleh

diabaikan oleh para pemimpin. Sebagai contoh seorang karyawan kantor tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang belum mereka kenal, untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut mereka harus mempelajari lebih dahulu seluk beluk pekerjaannya. Meskipun pekerjaan itu tampaknya mudah, misalnya pekerjaan mengetik surat, karyawan yang belum berpengalaman akan sulit melaksanakannya.

Demikian pula seseorang pimpinan akan mengambil karyawan baru atau akan mempromosikan pegawai lama untuk menduduki jabatan baru, maka perlu sekali karyawan tersebut mendapatkan pendidikan dan latihan lebih dahulu agar ia melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pengembangan profesionalisme kerja adalah peningkatan profesi pekerjaan karyawan dengan jalan pendidikan dan latihan agar mereka dapat bekerja lebih efisien.1. Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan

Latihan dan pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara :a. Apprentice training

Pegawai yang sudah lama bekerja dan banyak pengalamannya, diwajibkan mengajarkan cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dengan pegawai baru.

b. On the job trainingCara ini dapat dilaksanakan dengan cara menempatkan pegawai baru untuk memangku jabatannya, akan tetapi pegawai baru harus didampingi pegawai yang sudah berpengalaman.

2. Macam-macam Pendidikan dan Latihana. Latihan induksi (induction training)

Tujuannya membantu para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan baru.

b. Latihan dalam tugas ( job training)Tujuannya untuk memberikan instruksi khusus guna melaksanakan tugas-tugas dari suatu pekerjaan tertentu.

c. Latihan pengawasan (supervisory training)Tujuannya untuk mengajar pegawai-pegawai tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi serta melatih pegawai-pegawai lain.

155

Page 156: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

d. Latihan manajemen (management training)Tujuannya untuk melatih pekerja yang memangku suatu jabatan tertentu, misalnya untuk sekretaris dan manajemen.

e. Latihan pengembangan pemmimpin ( executive development)Tujuannya untuk pengembangan pemimpin perusahaan agar memperoleh kemampuan-kemampuan di dalam memimpin perusahaan.

3. Metode Pendidikan dan Latihan Metode ini antara lain :

a. Untuk latihan induksi1). Kuliah.2). Perjalanan dinas dalam rangka tugas.

b. Untuk latihan tugas1). Belajar sambil bekerja.2). Dalam sekolah-sekolah milik perusahaan.3). Mengikuti pelajaran diluar perusahaan.4). Menempatkan seorang pelatih ahli dalam latihan.5). Mengerahkan latihan kepada para pengawas.6). Sistem magang.

c. Untuk latihan pengawas1). Dengan kursus-kursus.2). Mengembangkan kursus pegawai kantor.

d. Untuk latihan manajemen1). Mengikuti kursus ujian profesional.2). Mengikuti sekolah sore.3). Mengikuti latihan manajemen.

4. Pentingnya Pendidikan dan Latihana. Nilai latihan

Dengan pendidikan dan latihan, karyawan akan memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pekerjaan mereka, mengetahui apa sebab mengadakan kebijakan dan prosedur pekerjaan kantor.

b. Tujuan latihan Tujuan umum yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :1). Agar masing-masing peserta pendidikan dan latihan kelak dapat

bekerja lebih efisien.2). Agar waktu yang diperlukan oleh pimpinan guna pengawasan

menjadi berkurang.3). Agar para peserta latihan dapat cepat mengembangkan keahliannya,

sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan efektif.4). Mengembangkan pengetahuan para peserta, sehingga pekerjaan

dapat lebih cepat diselesaikan secara rasional.5). Mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan keamanan kerja

sama dengan karyawan lain serta dengan pemimpin. c. Perlunya pendidikan dan latihan

Pendidikan dan latihan diperlukan apabila :1). Adanya karyawan baru.

156

Page 157: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

2). Adanya karyawan yang mendapat tugas baru.3). Ada penggantian alat perlengkapan.4). Ada perubahan prosedur kerja.5). Ada metode baru.

5. Keuntungan Pendidikan dan Latihan Keuntungan yang diperoleh dari pendidikan dan latihan adalah sebagai

berikut :a. Menambah semangat kerja karyawan.b. Menambah pelaksanaan pekerjaan lebih efisien.c. Menjamin kelangsungan dari calon untuk memangku jabatan yang

lebih tinggi.d. Membantfu efisiensi organisasi secara umum.e. Lebih sedikit pengawasan yang diperlukan karyawan yang telah

dididik dan di latihan dengan baik.f. Menjamin metode standar yang digunakan oleh pesan-pesan

pendidikan dan latihan.g. Mengakibatkan pemindahan karyawan menjadi berkurang.h. Menambah produktivitas.i. Mengurangi kecelakaan.j. Menambah stabilitas dan fleksibilitas organisasi.

6. Kerugian Pendidikan dan Latihana. Biaya mungkin mahal.b. Pekerjaan kantor yang teratur menjadi terganggu atau tertunda.c. Waktu kerja karyawan dipergunakan untuk pendidikan dan latihan.d. Kesulitan mendapatkan pelatih yang berpengalaman.e. Kemungkinan adanya rasa tidak puas dari karyawan yang telah dilatih

karena dinaikkan pangkatnya.f. Menentukan berapa jumlah karyawan yang akan dilatih.g. Menentukan jenis dan latihan yang akan diberikan.

MODUL 2(Sumber dari Yudistira)

A. Pengembangan Profesionalisme Kerja Dalam era globalisasi ditandai dengan kompetisi antar pekerja yang sangat

ketat, dengan sumber daya manusia yang semakin cerdas dan profesional. Hal tersebut mengisyaratkan akan tuntutan zaman, yaitu orintasi mutu. Dalam rangka peningkatan mutu dan pengembangan profesionalisme tersebut, tentu saja dibutuhkan pendidikan dan latihan secara terus menerus bagi para karyawan, karena tingkat persaingan yang tinggi dan tuntutan pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan, telah menjadi moto di setiap bidang usaha. Maka sumber daya manusia yang profesional dicari dan dicari terus, karena terbukti mampu mendukung kegiatan usaha perusahaan menjadi lebih optimal.

Menjadi seorang yang profesional, sebaiknya memenuhi persyaratan utama. Persyaratan menjadi seorang propesional antara sebagai berikut :

157

Page 158: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

a. Menguasai seluk-beluk kantor, antara lain : Mengetahui sejarah dan budaya organisasi secara luas, antara lain visi

dan misi serta produk barang/jasa yang dihasilkan. Mengetahui dan mengenal para eksekutif, staf, dan karyawan. Mampu menyelesaikan setiap tugas, sehingga organisasi secara

keseluruhan berjalan dengan baik, atau biasa disebut orientasi global. b. Memiliki ilmu pengetahuan khusus/spesialisasi yang sesuai dengan

aktivitas kantornya. c. Menguasai pengetahuan umum dengan banyak membaca dan menyimak

media massa. d. Mempunyai kepribadian ingin membantu dengan tulus.

Dengan tuntutan profesionalisme karyawan, merupakan pilihan tepat agar setiap karyawan memiliki wawasan yang luas, sehingga mampu memprediksi tindakan apa yang harus di dahulukan daripada tindakan yang lainnya. 1. Pengertian profesionalisme

Profesionalisme, berasal dari kata dasar profesi, yaitu artinya bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan/keterampilan atau keahlian tertentu. Seorang yang profesional, yaitu orang yang memiliki keahlian tertentu sesuai dengan profesinya. Seperti, sekretaris, guru/dosen, akuntan, advokat dan sebagainya.

Di abad modern saat ini yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan secara profesional, yang lebih mengacu pada sikap daripada sekedar uraian pekerjaan, yaitu suatu sikap yang mampu melaksanakan tugas dengan baik dan mampu mengantisipasi keadaan, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Jadi profesionalisme tidak hanya terbatas mempunyai keahlian pada suatu bidang tertentu saja, namun semua bidang pekerjaan membutuhkan tenaga kerja yang profesional yang memiliki pengetahuan (knowledge) yang mendalam, ditunjang kemampuan (capability) disertai sikap/attitude, tingkah laku yang baik. Ia harus mampu memegang teguh etika serta mampu mengatur emosinya, sehingga akan menjadi pekerja yang ramah (warm welcome), sopan santun (courtesy), tulus dan ikhlas (sincerely and good will), bersahabat (friendliness).

Oleh karena itu merupakan salah satu unsur yang mendasar bagi setiap perusahaan bisnis, adalah mengembangkan profesionalisme kerja dikalangan karyawannya. Pekerja profesional, ditandai dengan sikap sebagai berikut : Melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan menganggapnya

penting bagi karier. Cukup peduli untuk menganalisis bagaimana caranya agar pekerjaan dapat

diselesaikan dengan lebih baik, walaupun itu berarti mengadakan perubahan.

Mengerti bagaimana pekerjaannya berhubungan dengan organisasi secara keseluruhan.

Selalu positive thinking kepada orang lain dalam membagi ide, agar tercapai tujuan organisasi seperti yang diharapkan.

158

Page 159: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

2. Cara Pengembangan Profesionalisme Kerja Upaya pengembangan profesionalisme kerja yang bermutu tinggi bagi

karyawan, adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan karyawan, baik dari segi karier, pengetahuan maupun segi kemampuan, guna pertumbuhan yang terus menerus dalam suatu perusahaan. Karyawan yang ingin mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh perusahaan maupun lembaga pendidikan, dapat dilakukan dengan cara : a. Menyelenggarakan kegiatan lokakarya dan seminar. b. Memberi kesempatan karyawan mengikuti pendidikan ke tingkat yang

lebih tinggi, baik secara formal maupun informal. c. Menyeleksi karyawan untuk di sekolahkan ke luar negeri. d. Memfasilitasi karyawan yang mengikuti pendidikan. Beberapa hal yang harus dilakukan karyawan, untuk meningkatkan profesionalismenya adalah : 1. Meningkatkan kecerdasan mental dengan cara :

a. Membangun rasa tanggung jawab. b. Tidak individualitis/egois. c. Memberikan pelayanan dan memotivasi. d. Sikap mandiri. e. Berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui cara-cara sebagai berikut :

a. Melalui pendidikan formal. b. Melalui pendidikan non formal (kursus, pelatihan-pelatihan). c. On the job training. d. Berusaha menggali ilmu pengetahuan, belajar sendiri melalui media

pembelajaran, seperti : buku, TV, literatur, koran, dan lain-lain. e. Sangat peduli mengikuti kegiatan diskusi yang ada di masyarakat

maupun sesama karyawan mengenai pengembangan profesionalisme kerja yang berkualitas.

159

Page 160: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

SOAL ULANGAN

Bentuk soal ulangan pilihan ganda dan pilih jawaban yang benar!

1. Tersebut dibawah ini yang bukan termasuk ciri-ciri sebuah tim adalah....a. mempunyai ciri dan identitas yang samab. mengetahui misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapainya.c. mempunyai pimpinan yang samad. merasakan dampak keberhasilan dan kegagalan yang samae. adanya persaingan secara sehat

2. Perintasan lisan hanya diberikan, jika....a. pekerjaan sulit dikerjakanb. merupakan pekerjaan baruc. pekerjaan pernah gagald. pejabat yang memerintah berada di dekat bawahane. tugas yang diberikan berlangsung dari satu bagian lainnya

3. Metode untuk latihan tugas dapat berupa....a. kuliah d. sistem magangb. perjalanan dinas e. kursusc. belajar sambil bekerja

4. Keuntungan pendidikan dan latihan adalah....a. menambah produktivitasb. biaya mahalc. menambah jumlah karyawand. sulit mendapat pelatih yang berpengalamane. pekerjaan kantor menjadi terganggu

5. Suatu proses penyampaian informasi, ide-ide di antara para organisasi secara timbal balik dalam rangka mewujudkan suatu tujuan tertentu disebut....a. komunikasi vertikal d. wartab. komunikasi administrasi e. informasic. komunikasi horisontal

160

Page 161: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

6. Dibawah ini yang bukan termasuk suasana kerja yang menyenangkan adalah....a. pekerjaan yang menarik dan penuh tantanganb. ventilasi ruangan yang cukup memberi udarac. membeda-bedakan pegawaid. alat kerja yang lengkape. penerangan lampu yang memadai

7. Jalinan hubungan antar karyawan dalam suatu organisasi dan karyawan-karyawan yang bersangkutan dalam keadaan sama tingkat kedudukannya dan derajatnya disebut....a. hubungan vertikalb. hubungan horisontalc. hubungan masyarakatd. hubungan sesamae. hubungan pribadi

8. Menempatkan pegawai yang tepat pada jabatan yang tepat merupakan salah satu tujuan ....a. demosi d. dominasib. promosi e. mutasic. koperasi

9. Latihan yang tujuannya membantu para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan baru disebut....a. induction training d. supervisory trainingb. on the job training e. apprentice trainingc. job training

10. Di bawah ini adalah unsur-unsur komunikasi (tata hubungan) kecuali ....a. komunikator d. komunikanb. message e. prinsip komunikasic. media komunikasi

11. Dibawah ini yang termasuk hubungan inter vertikal adalah....a. rapat antar bagian d. pertemuan berkalab. hubungan masyarakat e. pertemuan rutinc. petunjuk perintah

12. Petunjuk-petunjuk secara tertulis diberikan untuk....a. tugasnya bersifat ruwet dan terperincib. kekeliruan yang terjadi tidak akan berakibat fatalc. pekerjaan yang diperintahkan itu akan selesai dalam waktu yang singkat.d. apabila yang diperintahkan berupa hal yang sederhanae. dalam keadaan darurat

161

Page 162: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

13. Latihan-latihan yang tujuannya untuk mengajar pegawai tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi disebut....a. apprentice training d. job trainingb. induction training e. on the job trainingc. supervisory training

14. Salah satu cara untuk memerlihara huibungan kekeluargaan para karyawan dengan cara ....a. menyediakan aula untuk berkumpulb. memberikan pedoman kerjac. memberi perintah yang jelasd. selalu datang ke rumahe. saling bertatap muka dan bertegur sapa

15. Pegawai yang sudah berpengalaman diwajibkan mengajarkan cara-cara melaksanakan tugas kepada para pegawai baru yang disebut....a. on the job training d. job trainingb. induction training e. supervisory trainingc. apprentice training

16. Suatu satuan kerja yang para anggotanya paling sedikit memiliki tujuan bersama, dalam pencapaian tujuan itu memerlukan perilaku kerja sama dari semua anggotanya, disebut....a. gotong royong d. rapat plenob. kelompok e. tamuc. perkumpulan

17. Berikut ini yang termasuk prinsip-prinsip bekerja sama dalam tim....a. pekerjaan lebih bervariatifb. meningkatnya efektivitas kerjac. meningkatnya komitmen kerjad. lebih fleksibel dalam operasional kerjae. tanggapan lebih cepat

18. Manfaat kerja sama tim bagi organisasi adalah....a. meningkatnya kesempatan untuk mempunyai keahlian barub. pekerjaan lebih bervariasic. meningkatnya produktivitas tim kerjad. tanggapan yang lebih cepate. peningkatan mutu

19. Salah satu tujuan bekerja sama dalam tim, yaitu....a. memelihara kemitraan rekan kerjab. bekerja secara kolektifc. penyampaian suatu produk lebih cepatd. meningkatkan rasa tanggung jawabe. peningkatan mutu

162

Page 163: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

20. Yang tidak termasuk tugas dan tanggung jawab anggota tim adalah....a. dapat memelihara kemitraan dengan rekan kerjab. mampu memberi motivasic. bertanggung jawab penuh untuk kemajuan timd. proaktif dalam menangani suatu permasalahane. kreatif dan inovatif dalam memberikan dukungan

21. Yang tidak termasuk tugas-tugas tanggung jawab pimpinan tim adalah....a. mampu memberi motivasib. memberikan kontribusic. proaktif dalam pertemuan timd. dapat memelihata kemitraan dengan rekan kerjae. mentaati peraturan tim yang sudah ditentukan

22. Tahap yang tersulit bagi sebuah tim terdapat pada tahap....a. penataan d. pembentukan b. pergolakan e. evaluasic. penerimaan

23. Anggota merasa optimis akan kemampuan untuk mencapai kesuksesan, terdapat pada tahap....a. pelaksanaan d. pembentukanb. penataan e. penormaanc. evaluasi

24. Pada tahap pelaksanaan ditandai dengan....a. saling menerima satu sama lainb. mulai ada keinginan untuk bekerja samac. tugas dilaksanakan sesuai dengan keahliand. saling pertukaran pengetahuane. menerima keanggotaan lain

25. Kelompok yang bertanggung jawab atas jalannya proyek atau unit organisasi dalam jangka panjang, termasuk ke dalam jenis tim....a. eksekutif d. bisnisb. lintas fungsi e. proyekc. pendukung

26. Hubungan kerja yang terjalin antara atasan dengan para karyawan yang terjadi di dalam organisasi, disebut....a. vertikal d. horisontalb. internal vertikal e. hubungan personalc. hubungan formal

163

Page 164: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

27. Hubungan kerja yang lebih bersifat koordinatif, adalah bagian dari....a. hubungan kerja antar karyawan d. hubungan kerja dalam satu timb. hubungan kerja antar staf e. hubungan kerja diagonalc. hubungan kerja vertikal

28. Hubungan baik antar manusia atau hubungan antar pribadi dalam suatu lingkungan organisasi yang berbeda latar belakang dan pengalamannya, disebut....a. hubungan internal vertikal d. hubungan kerja interpersonalb. hubungan internal horizontal e. hubungan personal relationshipc. hubungan kerja tim

29. Tugas dan tanggung jawab top manager adalah....a. menentukan pembagian tugas kepada bawahanb. menentukan kebijaksanaan perusahaanc. menentukan alat pengawasan yang sesuaid. menentukan batas waktu bagi pelaksanaan pekerjaan kepada

bawahan.e. memimpin pelaksanaan kerja bawahan

30. Yang termasuk middle manager adalah....a. kepala kantor d. kepala bagianb. general Manager e. kepala sub bagianc. supervisor

31. Manfaat interpersonal relationship adalah....a. meningkatnya kesempatan untuk mempelajari hal baru.b. Menanamkan rasa minat pada karyawanc. Meningkatnya kemitraan karyawand. Meningkatnya efektivitas kerjae. Tanggapan lebih cepat

32. Keistimewaan yang dimiliki seseorang profesional adalah....a. mempunyai keinginan tulus untuk membantub. mampu memberi motivasi c. proaktif dalam menangani masalahd. saling menerima satu sama laine. saling bertukar ilmu pengetahuan

33. Tahap di mana timbulnya perasaan tulus hati, kepercayaan terhadap anggota lain dan kepercayaan diri, adalah....a. tahap pembentukan d. tahap ketidakstabilanb. tahap pelaksanaan e. tahap evaluasic. tahap penerapan norma

164

Page 165: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

34. Tim yang mempunyai tugas dan tanggung jawab memberi kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas melalui kerja sama, disebut....a. tim perubahan d. tim pendukung formalb. tim proyek e. tim eksekutifc. tim bisnis

35. Hubungan vertikal antara bawahan dengan atasa dapat berupa....a. laporan rutin hasil kerja d. evaluasib. petunjuk e. pengesahanc. perintah

36. Suatu tim dapat berhasil atau gagal dalam tugasnya, kondisi seperti ini terjadi pada tahap....a. pelaksanaan d. pembentukanb. evaluasi e. penerapan normac. ketidakstabilan

Soal Uraian Kelompok A1. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ?

dan bagaimana ciri tim yang berorientasi pada opini/pendapat ?2. Apa pengertian tata hubungan internal vertikal-

horizontal ? dan sebutkan macam-macam hubungan kantor/internal !3. Apa yang dimaksud pengembangan profesionalisme

kerja ? danSebutkan macam-macam pendidikan dan latihan ?4. Apa yang dimaksud dengan promosi ? dan Sebutkan

keuntungan pendidikan dan latihan ?5. Apa pentingnya pendidikan dan latihan ?

Soal Uraian Kelompok B1. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ?

dan Bagaimana ciri tim yang berfokus pada tujuan ?2. Apa pengertian tata hubungan internal vertikal-

horizontal ? dan sebutkan unsur-unsur tata hubungan !3. Bagaimana cara pelaksanaan pendidikan dan latihan

kantor ? dan Sebutkan metode pendidikan dan latihan ?4. Sebutkan kerugian pendidikan dan latihan ? dan Apa

sebab-sebab dengan promosi ?5. Apa pentingnya pendidikan dan latihan ?

165

Page 166: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Mei 2010

Nama Kepala Sekolah : Drs. Budi Sasangka, MM

1. Apakah peranan sarana dan prasarana berpengaruh dalam proses

kegiatan belajar mengajar ?

Jawab : Ya tentu ada. Misalkan saja kita menggunakan model pembelajaran

IT itu otomatis dengan menggunakan LCD Proyektor, Laptop atau

komputer yang termasuk dalam administrasi sekolah sendiri juga

menggunakan itu.

2. Menurut bapak/ibu seperti apa pembelajaran bekerjasama dengan

kolega dan pelanggan yang berlangsung di SMK Negeri Jogonalan 1 ?

Jawab : Oya sudah berjalan baik itu tapi masih memerlukan waktu yang lebih

banyak lagi untuk menjelaskan materi tersebut karena memerlukan

banyak praktek daripada teori. Yaitu untuk pembelajaran kolega

sendiri sebentar saya lihat pada jadwal pelajaran, ya pada hari rabu

hanya 1 jam sedangkan hari sabtu 2 jam pelajaran.

3. Dengan jalinan guru dan siswa yang baik apakah berpengaruh

dalam proses kegiatan belajar mengajar ?

Jawab : Begini mas saya jelaskan sedikit untuk dalam kegiatan belajar

mengajar dengan penggunaan kurikulum spektrum yang tahun ini

mulai digalakkan yaitu interaksi guru dan siswa dibutuhkan sekali

dan sangat aktif. Jadi kegiatan belajar mengajar tidak hanya

menggunakan metode ceramah saja tapi juga dengan metode

diskusi, tanya jawab sangat diperlukan dan berpengaruh sekali

dalam kegiatan belajar mengajar.

166

Page 167: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Apakah sudah terpenuhi semua sarana dan prasarana untuk

menunjang pembelajaran ?

Jawab : Untuk sebagian sudah terpenuhi mas, tapi ada juga yang belum.

Contohnya saja ya mas seperti di jurusan akuntansi atau AK belum

ada tentang pembukuan secara elektronik atau menggunakan

komputer karena Lab. Akuntansi belum ada, terus untuk jurusan

administrasi perkantoran atau AP itu sarana dan prasarana tentang

perkantoran masih belum lengkap, untuk jurusan pemasaran

kebanyakan sudah terpenuhi misalkan saja untuk praktek penjualan

barang sudah ada koperasi dan alat kasir serta kantin itu mas karena

yang menjaga selain petugas kantin sendiri ada juga murid yang

bertugas di sana.

5. Model pembelajaran yang bagaimana yang berpengaruh dalam

kegiatan belajar mengajar ?

Jawab : Pembelajarannya, yaitu dengan menggunakan alat peraga diantaranya

juga menggunakan LCD proyektor itu sangat mempunyai pengaruh

yang sangat kuat terhadap siswa karena adanya daya tarik tersendiri

terhadap siswa.

6. Langkah apa yang dilakukan agar guru dapat menarik perhatian

siswa disetiap pembelajaran berlangsung ?

Jawab : O gini mas, saya mewajibkan guru berpenampilan menarik yang

kedua saya menginstruksikan guru untuk harus selalu senyum

sehingga siswa tidak akan takut dan senang dengan adanya senyum.

Dan dengan penggunaan metode-metode alat peraga akan membuat

anak menjadi tertarik jadi yang pertama guru murah senyum dan

yang kedua guru berpenampilan menarik utamanya. Selain itu guru

harus menguasai materi pembelajaran yang terpenting.

7. Apakah model pembelajaran yang dipergunakan sekarang

berpengaruh pada keberhasilan di kelas ?

Jawab : Ya sangat berpengaruh sekali dalam kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas.

167

Page 168: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

8. Apakah Bapak selalu memberi motivasi kepada guru agar

mempergunakan model pembelajaran yang baik dan efektif agar menarik

proses kegiatan belajar mengajar di kelas ?

Jawab : Ya saya memberikan suatu motivasi sekaligus saya memberikan

suatu reward atau penghargaan guru dan mereka yang berhasil

dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Reward yang saya

berikan biasanya berupa hadiah baik apakah hadiah itu berupa

pakaian, alat tulis yang mereka (guru) butuhkan, yang penting ada

reward bagi mereka.

168

Page 169: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU ADMINISTRASI

PERKANTORAN

Tempat : Ruang Guru

Hari/Tanggal : 22 Mei 2010

Nama Guru : Drs. Iyan Sutikno

1. Dalam dunia pendidikan tentu saja terdapat faktor-faktor yang

mendukung dalam pembelajaran. Bagaimana pendapat Bapak mengenai

sarana dan prasarana apakah ikut berperan dalam mendukung proses

kegiatan belajar mengajar ?

Jawab : Jadi intinya untuk sarana dan prasarana pedoman atau patokannya

tidak hanya di sekolahan sini saja tapi sekolahan lain pun itu juga

sangat mendukung sekali dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagaimana pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan yang selama ini diterapkan di SMK Negeri 1

Jogonalan ?

Jawab : mmm, kalau pelaaran kolega dan pelanggan itu merupakan pelajaran

yang mengacu pada teori dan praktek mas itu. Jadi sebenarnya teori-

teori yang disampikan oleh bapak ibu guru yang di kelas, itu

sebaiknya di praktekkan di dalam dunia usaha itu, jadi intinya ada

pembelajaran praktek, termasuk misalkan kemarin dalam

pembelajaran kolega dan pelanggan sendiri ada kompetensi jamuan

makan atau jamuan bisnis itu loh mas, misalkan dalam jamuan

makan tadi ya mas itu tidak hanya teori-teori saja tapi juga harus ada

praktek dalam dunia usaha, contonya di hotel, atau dimana,

bagaimana etiket makan, bagaimana etiket tata cara jamuan bisnis

yang benar.

169

Page 170: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

3. Menurut Bapak apakah ada faktor hubungan yang baik antara guru dan

siswa berpengaruh dalam proses kegiatan belajar mengajar ?

Jawab : Jadi intinya hubungan guru dan murid memang sangat berpengaruh

sekali ya mas, jadi maksudnya disini seorang guru itu sebagai

narasumber dan fasilitator, jadi dalam hal ini narasumber atau

fasilitator itu, guru tidak hanya mendikte saja tapi siswa diberikan

kebebasan yang besar untuk mengeluarkan pendapatnya. Dalam hal

ini jadi guru selain menguasai materi tapi juga harus berpedoman

pada refrensi-refrensi. Begitu juga dengan siswa, siswa untuk

mengembangkan ilmu pengetahuannya apa yang disampaikan bapak

ibu guru tidak hanya terfokus pada materi yang disampikan bapak

ibu guru tapi juga harus punya refrensi yang lain, bacaan-bacaan

untuk menambah wawasan atau ilmu pengetahuan supaya

kesananya siswa mampu berpikir secara kreativ. Jadi sistemnya

jaman sekarang tidak seperti jaman dulu, kalau jaman dulu kan guru

yang selalu mengedril terus, lha kalau sekarang tidak, anak

diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat, ide supaya timbul

kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Di lingkngan SMK Negeri 1 Jogonalan apakah sudah terpenuhi

sarana dan prasarana dalam menunjang pembelajaran menerapkan prinsip-

prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan ?

Jawab : Ya kalau disini masalah di SMK Jogonalan kaitannya dengan

kompetensi kolega dan pelanggan itu memang sarana dan

prasarananya kolega sendiri belum maksimal saya katakan, ya

karena keterbatasan media itu mas, misalkan saja yang ada

hubungannya dengan kolega sendiri adalah alat-alat yang

digunakan untuk praktek saja itu kira-kira baru 75% mas itu

sarana dan prasarananya jadi belum lengkap.

5. Seperti halnya dalam persiapan mengajar apakah Bapak juga

membuat dan mempersiapkan RPP dan Silabus ?

Jawab : Ya untuk RPP dan silabus tiap tahun selalu kita buat itu mas, ya di

sekolah sini tiap tahun sekali setelah kegiatan semesteran sendiri

ada kegiatan IHT (In House Training), jadi kegiatan itu intinya

bapak ibu guru dikumpulkan dan diminta secara bersama-sama

170

Page 171: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

untuk menyusun dan merenovasi silabus kemarin dengan

perkembangan silabus sekarang dengan melampirkan RPP dan

menganalisa kurikulum serta menganalisa perangkat administrasi

sekolah dan administrasi keguruan untuk kompetensi-kompetensi

kurikulum yang ada di perkantoran.

6. Dalam proses belajar mengajar di kelas apakah dilakukan kegiatan

belajar mengajar yang semestinya ?

Jawab : O itu sudah saya lakukan mas itu, saya sudah mengajar dengan

semestinya dalam kegiatan belajar mengajar, disamping itu saya

mengajar banyak sekali mas model pembelajarannya ya kadang

saya beri intermeso sedikit juga mas itu, biar siswa tidak jenuh

dalam menerima pelajaran.

7. Langkah apa yang ditempuh Bapak dalam memanajemen kelas ?

Jawab : Dalam realisasi dan prakteknya dalam kegiatan belajar mengajar,

sistem yang saya gunakan yaitu sistem campuran, yaitu dalam saya

mengajar mengacu dari berbagai sumber, ya jadi ada kalanya

menyampaikan materi, ada kalanya tanya jawab, ada kalanya

diskusi, ada kalanya pemberian tugas, utamanya ya mas perlu

adanya praktek khususnya praktek perkantoran.

8. Menurut Bapak model pembelajaran berperan tidak dalam

penyampaian materi dan seberapa besar manfaatnya bagi keberhasilan

kegiatan belajar mengajar ?

Jawab : Manfaatnya sangat besar sekali itu mas, pada jaman sekarang

sesuatu hanya teori saja rasanya kurang sempurna sehingga perlu

adanya praktek keluar, untuk pelajaran kolega dan pelanggan

sendiri perlu adanya praktek keluar, kalau praktek perkantoran saja

bisa dilaksanakan di lab. perkantoran.

9. Sepengetahuan Bapak tujuan pembelajaran yang selama ini telah

berjalan, berlangsung dengan baik atau tidak ?

Jawab : Ya seperti yang saya katakan di awal tadi untuk pembelajaran

kolega sendiri belum bisa saya laksanakan secara maksimal itu

karena keterbatasan media dan waktu walaupun yang nantinya

171

Page 172: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

pasti akan saya laksanakan juga, misal ada praktek jamuan bisnis

yang tahun lalu saya adakan praktek keluar, kalau kali ini belum

mas mungkin ya karena waktu itu anak belum bisa praktek ke luar,

ya dalam hal ini ke hotel atau ke mana, lha wacana saya ke depan

ini akan saya praktekkan itu, kalau tahun-tahun kemarin saya

gabung kelas X dan XI jadi satu bersama-sama, kalau tahun

kemarin ke yogyakarta ke hotel seraton terus tahun yang akan

datang mungkin saya rencanakan gantian ke solo mungkin ke hotel

sahid jadi siswa bisa mempraktekkan kompetensi-kompetensi itu.

10. Media apa saja yang terdapat di sekolah ini buntuk menunjang

pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan

pelanggan ?

Jawab : O ya dalam kaitannya dengan kompetensi kolega dan pelanggan

media yang digunakan selain yang utamanya adalah buku

pegangan ya mas, terus dalam praktek itu membutuhkan media

yang lain misalkan perlu adanya laptop, LCD proyektor untuk

memberikan slide pada anak contohnya yaitu tata cara jamuan

makan yang saya ambilkan contoh, bisa dislidekan, bisa

digambarkan disitu yang baik dan yang tidak baik, anak saya beri

tugas untuk membuat gambar dalam bentuk kertas yang besar itu,

bagaimana etiket dan tata cara jamuan bisnis yang benar lha disitu

ada pembelajaran yang seperti itu.

11. Selama ini apakah metode pembelajaran pembelajaran berpengaruh

dalam keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas ?

Jawab : Oya sangat berpengaruh sekali dalam keberhasilan kegiatan belajar

mengajar, ya mungkin siswa tidak akan merasa jenuh kalau dengan

beberapa model pembelajaran, kalau hanya satu model saja

misalkan model ini saja maka siswa akan merasa jenuh sekali itu

mas, jadi perlu adanya variasi model pembelajaran.

12. Selama Bapak mengajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan di SMK Negeri 1 Jogonalan, bagaimana

langkah yang diambil untuk memotivasi para siswa ?

172

Page 173: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Jawab : Ya dalam kegiatan belajar mengajar saya selalu memberikan

motivasi pada anak, karena apa, karena kemampuan anak itu

berbeda-beda itu juga akan dipengaruhi berbagai faktor mas, ya

mungkin faktor orang tua, mungkin faktor lingkungan dan faktor

yang lain, yang akan berpengaruh dalam diri siswa, ya dalam hal

ini yang sekiranya negatif saya arahkan supaya hal-hal itu dijauhi

gitu mas, jadi saya berikan motivasi tersendiri.

13. Bagaimana cara yang biasa dimbil untuk mengevaluasi atau

memberikan penilaian kepada siswa ?

Jawab : Untuk evaluasi pada siswa itu, saya evaluasi selain teori dimana

biasanya ada kegiatan ulangan istilahnya setiap kompetensi saya

adakan tes teori, selain itu juga saya adakan tes prakteknya, selain

praktek juga menilai walaupun itu tidak ada aturannya saya menilai

etketnya, seberapa jauh etiket anak itu saya selaku guru juga akan

selalu memantau kegiatan anak itu.

14. Apakah pada akhir pelajaran dalam pembelajaran menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan Bapak memberikan

kesimpulan/penekanan akhir kepada siswa ?

Jawab : Ya kaitannya di akhir pelajaran saya selalu memberikan kesimpulan

untuk selalu dicatat mas, ya ada kalanya pun saya memberikan

pertanyaan dalam bentuk postest untuk mengetahui seberapa besar

siswa menangkap apa yang saya sampaikan, saat pembelajaran

berlangsung.

15. Selama ini di dalam proses KBM khususnya di SMK Jogsa apakah

telah dipergunakan model pembelajaran untuk menarik minat siswa ?

Jawab : Kaitannya dengan model pembelajaran, saya sudah terapkan yaitu

berbagai model pembelajaran yang ada.

16. Jika telah banyak dipergunakan model maka model seperti apa ?

Jawab : Ya seperti yang saya ucapkan di awal tadi mas, saya menggunakan

model pembelajaran campuran, yaitu dari berbagai sumber yang

ada.

173

Page 174: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

17. Apakah dengan penerapan model tersebut siswa menjadi tertarik

dan meningkatkan nilai menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan ?

Jawab : Ya yang jelas menghindari suatu kejenuhan, ya jadi kadang ada

kalanya siswa itu merasa jenuh karena satu model ini maka kadang

saya ganti dengan model-model yang lain untuk menghindari

kejenuhan dan dapat istilahnya menerima apa yang ada di dalam

kompetensi tersebut.

18. Menurut Bapak apakah terdapat kaitan antara keberhasilan

pembelajaran dengan model pembelajaran ?

Jawab : Ya sangat pengaruh sekali itu mas, dengan adanya model

pembelajaran tersebut, ya nanti akan mempengaruhi prestasi anak

itu kalau model pembelajarannya monoton hanya ini, iata itu terus

anak merasa jenuh akibatnya sulit menerima aspirasi apa yang

disampaikan oleh guru, dengan adanya model pembelajaran yang

baik, maka siswa dapat merespon, dari respon tersebut anak tidak

ada kejenuhan sehingga minat anak untuk belajar ada gitu dan

dapat merespon apa yang ada dalam materi tersebut.

19. Sebelumnya apakah bapak mengetahui tentang model

pembelajaran TPS ini ?

Jawab : Oh ya itu saya pernah mendengar mas model pembelajaran itu, ya

jadi model-model pembelajaran itu kayaknya kalau tidak salah ada

5 atau 6 model pembelajaran, yang jelas saya pernah menerimanya

dan saya menerapkannya itu tidak semuanya hanya model-model

tertentu saja.

20. Menurut Bapak apakah model ini mampu menarik perhatian dari

siswa untuk belajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega

dan pelanggan ?

Jawab : Kaitannya model pembelajaran yang kita terapkan ini sudah sedikit

mampu manrik perhatian siswa, hanya saja anak belum mengetahui

maksud model pembelajaran ini tadi, yang jelas intinya siswa

mengetahui pembelajaran berkelompok atau diskusi itu saja mas.

174

Page 175: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

21. Pada dasarnya model TPS ini adalah untuk menimbulkan

kemampuan berpendapat dan rasa saling membantu bagi siswa, apakah

bapak setuju dengan hal tersebut ?

Jawab : Saya setuju mas, tapi ada masalahnya mas, lha masalahnya itu apa,

seolah-olah saja hanya pendapat siswa ya istilahnya hanya pendapat

siswa saja, jadi kalau hanya kemampuan berpendapat siswa nanti ya

isitlahnya belum ada yang memberikan controlingnya ya kadang

sok antara siswa satu dengan yang lain hanya terjadi argumentasi

saja maka ada salah satu pengawasannya atu kontrolnya, dari siswa-

siswa tersebut belum tentu pendapatnya itu sempurna kadang

kalanya kurang sempurna maka perlu adanya controllingnya.

22. Dengan mencoba menerapkan model pembelajaran TPS apakah

mampu menarik perhatian siswa untuk berpendapat ?

Jawab : Begini mas, model pembelajaran ini sangat bagus mas, saya rasa

siswa sangat terbantu sekali mungkin paling tidak membantu

sedikit, dan sejauh mana yang saya amati, saya pikir mereka cukup

bisa menyampaikan secara komunikatif artinya teman-teman juga

ikut mereson apa yang diomongkan.

23. Apakah model ini mampu menimbulkan kemampuan berpendapat

bagi siswa ?

Jawab : Saya rasa iya, sangat berpengaruh sekali dalam kemampuan

berpendapat siswa untuk tampil di depan kelas mas, konkritnya itu

ada yang menonjol anatar siswa 1 orang dengan orang lain dan

bisa berdiskusi dan berkomunikasi dengan baik.

24. Kemampuan siswa dalam berpendapat apakah telah masuk dalam

kategori komunikatif, argumentatif serta konkrit ?

Jawab : Ya masuk, masuk itu mas ketiga-tiganya seperti argumentatif,

komunikatif dan konkrit itu fakta sekali mas.

25. Apakah model ini mampu menimbulkan rasa saling membantu

antara siswa satu dengan yang lainnya ?

Jawab : Seperti halnya yang saya utarakan tadi mas, model inipun juga

mampu menimbulkan rasa saling membantu siswa, seperti yang

175

Page 176: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

kita lihat waktu pembelajaran itu banyak anak yang menginginkan

diskusi jadi mungkin pembelajaran ini pun bisa dikatakan Share

pada siswa yang bisa keluar walaupun nantinya ada yang sibuk

sendiri.

26. Menurut Bapak hambatan atau kendala apa saja yang timbul dalam penerapan model ini ?Jawab : Ya ada mas, termasuk faktor itu tadi, waktu saja mas karena model

ini memutuhkan waktu yang panjang mas, kalau faktor lain bisa mungkin dari faktor keluarga, individu dan lingkungan yang bisa membuat anak bisa jadi malas dan kurang semangat dalam belajar.

27. Bagaimana langkah-langkah yang seharusnya diambil untuk mengatasinya ?Jawab : Mungkin solusinya yang pertama ya mas, paling tidak kita

memerlukan waktu minimal 2 jam pelajaran supaya lebih efektif, yang kedua solusi dari individu sendiri istilahnya tidak menyadarkan sikap siswa dalam belajar sendiri mas.

176

Page 177: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA

Tempat : Ruang Kelas X AP 2

Hari/Tanggal : 01 Mei 2010

Nama Siswa : Sari Nur Utami

1. Bagaimana sarana dan prasarana sekolah anda, apakah baik atu kurang ?

Apakah anda menyukai pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan ?

Jawab : Sarana dan parasarananya cukup baik, ya suka, karena dengan kita

tahu dasar pengetahuan kerjasama besok jika kita sudah sukses kita

akan mudah mendapatkan pelanggan.

2. Seperti apa pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan yang selama ini diajarkan oleh guru kalian ?

Jawab : Pembelajaran yang ada disini ada bermacam-macam cara kadang

diskusi, guru menerangkan, kadang uji kelompok atau uji individu.

3. Apakah anda berhubungan baik / dekat dengan guru pelajaran menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan anda di sekolah ?

Jawab : Ya karena guru tersebut ramah dan enak untuk diajak sharing-

sharing.

4. Menurut anda apakah sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jogonalan

memadai ?

Jawab : Cukup memadai, karena kita sudah mempunyai alat yang kita

perlukan dalam pelajaran yang sedang kita pelajari tapi kadang

sarana tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita misalkan

komputer masih untuk berdua.

177

Page 178: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

5. Ketika mengajar, apakah guru kalian membuka pelajaran terlebih dahulu ?

Jawab : Ya, karena untuk mencairkan suasana dan perhatian siswa tertuju

pada guru tersebut.

6. Sebelum masuk materi pelajaran, apakah guru anda selalu menanyakan

materi sebelumnya ?

Jawab : Ya karena untuk mengingat-ingat lagi materi yang sebelumnya agar

tahu bagian mana yang perlu diulas lagi setelah itu dilanjutkan

materi baru.

7. Menurut anda bagaimana sikap guru anda ketika menyampaikan materi

pelajaran ?

Jawab : Baik, karena guru kita dengan sikap dalam penyampaiannya materi

akan menggambarkan karakteristik guru tersebut.

8. Apakah yang disampaikan guru anda masuk ke dalam pikiran atau tidak ?

Jawab : Kadang-kadang, jika pikiran kita terfokus pada pelajaran kita akan

teringat dan mengerti pelajaran guru tersebut dan sebaliknya.

9. Media apa saja yang digunakan oleh guru anda setiap pembelajaran ?

Jawab : Komputer dan mesin ketik manual.

10. Model pembelajaran apa saja yang biasa digunakan oleh guru anda ketika

mengajar ?

Jawab : Diskusi : agar masalah kita terpecahkan dengan mudah, Tanya

jawab : agar siswa dapat tetap mengingat apa yang ditanyakan dan

apa jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, Pretest : agar

siswa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan.

11. Anda dan tema-teman sering tidak diberi motivasi oleh guru anda ?

Contohnya ?

Jawab : Tidak.

12. Biasanya setiap pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan anda bersama teman-teman diberi tugas atau tidak di

akhir pelajaran ?

178

Page 179: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Jawab : Diberi, karena agar di rumah kita tetap mempelajari pelajaran yang

tadi diajarkan.

13. Pada akhir pelajaran apakah guru anda memberi kesimpulan dari materi

pelajaran hari itu ?

Jawab : Jika ada waktu tersisa biasanya diberi kesimpulan tapi jika waktu

sudah habis kesimpulan akan diacakan pada pertemuan berikutnya.

14. Bagaimana cara guru anda di dalam pembelajaran selama ini berlangsung ?

Jawab : Baik, karena sudah tahu materi yang akan disampaikan.

15. Apakah anda tertarik dengan cara / metode pembelajaran yang selama ini

berlangsung ?

Jawab : Ya karena dengan cara ini kita dapat aktif dan cepat mengerti materi

yang disampaikan tersebut.

16. Model pembelajaran yang seperti apa yang kalian inginkan dalam proses

belajar mengajar ?

Jawab : Siswa membaca dan mempertanyakan kosakata yang tidak dapat

dimengerti karena dengan begini siswa akan aktif dalam

pembelajaran dan dapat dimengerti.

17. Menurut anda, jika pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan menyenangkan apakah dapat mempengaruhi

nilai anda untuk lebih baik ?

Jawab : Ya, karena dengan kita senang dalam pelajaran kita akan semangat

belajar pelajaran tersebut sehingga nilai kita pun jauh lebih baik.

18. Apakah anda mengetahui model pembelajaran yang guru terapkan ini ?

Jawab : Tidak tahu pak, ya pada dasarnya pembelajaran tersebut tadi pada

intinya untuk mengemukakan ide saya dan pendapat saya.

19. Jika anda mengetahui model yang saya gunakan sejauh mana manfaat model

pembelajaran yang guru gunakan untuk diri anda ?

Jawab : Wah manfaat sekali itu, seperti yang saya katakan tadi bahwa

pembelajaran tadi bisa mengungkapkan ide dan pendapat saya pak.

179

Page 180: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

20. Ketika penerapan model pembelajaran yang guru gunakan tadi menurut guru apakah berjalan dengan efektif atau tidak ? alasannya apa ?Jawab : Bagi saya sangat efektif banget, tapi masalahe waktu untuk kerja

kelompok masih perlu tambah waktu bagi biar kerja kelompoknya lebih efektif lagi.

21. Dengan penerapan model pembelajaran yang guru pergunakan, apakah anda menjadi berminat untuk mengeluarkan pendapat ?Jawab : Ya karena pembelajaran tersebut kita sudah nyaman, jadi kita akan

menyampaikan pendapatpun tidak takut lagi.

22. Apakah dengan penerapan model pembelajaran yang guru terapkan apakah memicu anda dan yang lain menjadi komunikatif di kelas ?Jawab : Ya karena jika kita ada suatu masalah, masalah tersebut tidak bisa

dipecahkan secara individual jadi bagaimanapun antara siswa satu dengan yang lainnya ada komunikasi untuk menuntaskan masalah.

23. Menurut anda benar tidak model pembelajaran yang guru terapkan ini menjadikan diri kalian argumentatif ?Jawab : Ya iya pak, karena unek-unek kita bisa keluar.

24. Apakah dalam benak anda jadi timbul rasa saling membantu dengan teman kalian ?Jawab : Ya karena jika teman tidak mengerti dengan mengerti dengan materi

yang disampaikan dan kita mengerti pasti kita langsung memberitahu karena ya kita ingin apa yang kita tahu teman juga bisa tahu.

25. Hambatan apa saja yang anda rasakan ketika pembelajaran berlangsung ? Bagaimana cara untuk mengatasinya ?Jawab : Ramai dan bermain handphone, ya mungkin solusinya yang ramai

disuruh tenang dan yang bermain handphone diminta saja handphonenya.

26. Adakah saran dan kritik dari anda untuk model pembelajaran yang guru terapkan ini selanjutnya ?Jawab : Lebih dipertegas penjelasannya, dan menyampaikan materi jangan

muter-muter nanti ndak bikin bingung.

180

Page 181: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP WAWANCARA SISWA

Tempat : Ruang Kelas X AP 2

Hari/Tanggal : 05 Mei 2010

Nama Siswa : Anis Zaqiyah

1. Bagaimana sarana dan prasarana sekolah anda, apakah baik atu kurang ?

Apakah anda menyukai pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan ?

Jawab : Sarana dan prasarananya kurang baik, ya saya sedikit menyukai

pelajaran kolega, ya karena pelajarannya kadang-kadang sangat

membosankan pak itu.

2. Seperti apa pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan yang selama ini diajarkan oleh guru kalian ?

Jawab : Ya kadang diberi tugas krlompok dan kadang diberi pretest.

3. Apakah anda berhubungan baik / dekat dengan guru pelajaran menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan anda di sekolah ?

Jawab : Ya, karena pak iyan itu wali kelas kita jadi lebih sering bicara pak.

4. Menurut anda apakah sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jogonalan

memadai ?

Jawab : Masih kurang memaadai, karena masih jadul banget pak peralatan

perkantorannya.

5. Ketika mengajar, apakah guru kalian membuka pelajaran terlebih dahulu ?

Jawab : Ya guru saya kebanyakan membuka dengan salam atau

assalamu’alaikum karena kebanyakan mayoritas beragama islam.

181

Page 182: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

6. Sebelum masuk materi pelajaran, apakah guru anda selalu menanyakan

materi sebelumnya ?

Jawab : Ya itu karena biasanya mengingat pelajaran yang lalu dan memberi

nilai serta menguji kita apakah malamnya belajar atau tidak.

7. Menurut anda bagaimana sikap guru anda ketika menyampaikan materi

pelajaran ?

Jawab : Kebanyakan guru menjelaskan di depan kelas supaya kami lebih

mengerti dengan pelajaran yang diajarkan.

8. Apakah yang disampaikan guru anda masuk ke dalam pikiran atau tidak ?

Jawab : Ya kadang, karena kita juga kadang tidak mendengarkan penjelasan

dari pak iyan.

9. Media apa saja yang digunakan oleh guru anda setiap pembelajaran ?

Jawab : Mencatat dan buku, ya mungkin karena gurunya gak mau kotor

kale.

10. Model pembelajaran apa saja yang biasa digunakan oleh guru anda ketika

mengajar ?

Jawab : Pembelajaran yang nyantae lah pak, karena biar kita gak boring dan

gak spaneng sama pelajarannya.

11. Anda dan tema-teman sering tidak diberi motivasi oleh guru anda ?

Contohnya ?

Jawab : Tidak pernah, ya karena mungkin murid-muridnya dah jelas paling

makanya gak diberi motivasi.

12. Biasanya setiap pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan anda bersama teman-teman diberi tugas atau tidak di

akhir pelajaran ?

Jawab : Kadang-kadang, karena bila pelajaran selesai dan mengerti biasane

terus diberi tugas oleh pak iyan.

13. Pada akhir pelajaran apakah guru anda memberi kesimpulan dari materi

pelajaran hari itu ?

182

Page 183: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Jawab : Ya, agar kita mudah mencatat dan menangkap apa yang

diterangkan.

14. Bagaimana cara guru anda di dalam pembelajaran selama ini

berlangsung ?

Jawab : Guru selalu menjelaskan, menanyakan dan menangkap apa yang

diterangkannya.

15. Apakah anda tertarik dengan cara / metode pembelajaran yang selama ini

berlangsung ?

Jawab : Tidak pak, karena lebih enak belajar yang nyantai biar tidak

spaneng.

16. Model pembelajaran yang seperti apa yang kalian inginkan dalam proses

belajar mengajar ?

Jawab : Pembelajaran yang nyantae lah pak, karena biar kita gak boring dan

gak spaneng sama pelajarannya.

17. Menurut anda, jika pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan menyenangkan apakah dapat mempengaruhi

nilai anda untuk lebih baik ?

Jawab : Tergantung, karena kadang saya tidak mud dan males juga kalau

lagi mendengarkan.

18. Apakah anda mengetahui model pembelajaran yang guru terapkan ini ?

Jawab : Tahu, tentang belajar berkelompok dan presentasi.

19. Jika anda mengetahui model yang saya gunakan sejauh mana manfaat

model pembelajaran yang guru gunakan untuk diri anda ?

Jawab : Ya kita dapat mengeluarkan pendapat dan bekerjasama dengan

kelompok.

20. Ketika penerapan model pembelajaran yang guru gunakan tadi menurut

guru apakah berjalan dengan efektif atau tidak ? alasannya apa ?

Jawab : Masih kurang efektif, karena kalau pembelajaran kaya gini terus jadi

bosan pak.

183

Page 184: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

21. Dengan penerapan model pembelajaran yang guru pergunakan, apakah

anda menjadi berminat untuk mengeluarkan pendapat ?

Jawab : Ya berminat banget gitu, karena untuk mengeluarkan pendapat

pendapat kita yang berbeda antara guru dengan teman yang lain.

22. Apakah dengan penerapan model pembelajaran yang guru terapkan apakah

memicu anda dan yang lain menjadi komunikatif di kelas ?

Jawab : Ya jelas, karena teman kita bisa mendengarkan apa yang saya jawab

dan kadang ada yang mencatatnya seperti jawaban saya kaya benar

saja.

23. Menurut anda benar tidak model pembelajaran yang guru terapkan ini

menjadikan diri kalian argumentatif ?

Jawab : Ya, walaupun kadang argumen saya juga kadang sedikit salah dan

dibenarkan oleh pak iyan.

24. Apakah dalam benak anda jadi timbul rasa saling membantu dengan teman

kalian ?

Jawab : Ya tentu, karena kita membagi tugas masing-masing walaupun saya

sebagai ketua kelompok kadang saya juga mengerjakan terus yang

kemarin saja membagi seperti gini, kamu yang nulis, kamu

mengerjakan yang nomor ini, kamu yang nomor ini jadi pekerjaan

kita jadi cepat selesai.

25. Hambatan apa saja yang anda rasakan ketika pembelajaran berlangsung ?

Bagaimana cara untuk mengatasinya ?

Jawab : Ya mungkin kurang jelas saja yang menerangkan dari guru, ya

mungkin solusinya guru untuk lebih jelas lagi dalam meneangkan

supaya kami gak pusing dan muter-muter terus penjelasannya dan

gak selalu bertanya lagi.

26. Adakah saran dan kritik dari anda untuk model pembelajaran yang guru

terapkan ini selanjutnya ?

184

Page 185: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Jawab : Ya mbok waktunya ditambahin biar kita gak tergesa-gesa dalam

mengerjakan tugas seperti kemarin dan mohon penjelasannya dari

guru dijelaskan dua kali biar kita gak selalu bertanya.

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP WAWANCARA SISWA

Tempat : Ruang Kelas X AP 2

Hari/Tanggal : 08 Mei 2010

Nama Siswa : Audy Earl Sanggi

1. Bagaimana sarana dan prasarana sekolah anda, apakah baik atu kurang ?

Apakah anda menyukai pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan ?

Jawab : Sarana dan prasarananya sangat-sangat kurang sekali, saya kurang

menyukai pelajaran kolega, ya karena masing-masing siswa tidak

dapat bekerjasama dengan baik.

2. Seperti apa pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan yang selama ini diajarkan oleh guru kalian ?

Jawab : Belajar dengan kelompok biar cepat selesai pekerjaan kita.

3. Apakah anda berhubungan baik / dekat dengan guru pelajaran menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan anda di sekolah ?

Jawab : Ya karena setiap hari kita bertemu jadi kita lebih akrab.

4. Menurut anda apakah sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jogonalan

memadai ?

Jawab : Tidak, karena mesin ketiknya jadul-jadul dan komputernya masih

banyak yang buat berdua.

5. Ketika mengajar, apakah guru kalian membuka pelajaran terlebih dahulu ?

185

Page 186: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Jawab : Ya, guru saya membuka pelajaran dengan assalamu’alaikum karena

mayoritas beragama Islam.

6. Sebelum masuk materi pelajaran, apakah guru anda selalu menanyakan

materi sebelumnya ?

Jawab : Ya untuk menguji siswa yang belajar atau tidak.

7. Menurut anda bagaimana sikap guru anda ketika menyampaikan materi

pelajaran ?

Jawab : Mayoritas guru menjelaskan atau menerangkan dengan berdiri agar

siswanya mudah memahami.

8. Apakah yang disampaikan guru anda masuk ke dalam pikiran atau tidak ?

Jawab : Fifty fifty, karena kadang kita mendengarkan dan kadang kita tidak

mendengarkan.

9. Media apa saja yang digunakan oleh guru anda setiap pembelajaran ?

Jawab : Buku dan alat-alat tulis, karena alat itulah yang dibutuhkan dan

gurunya tidak atau kurang dana untuk membeli alat-alat yang

canggih.

10. Model pembelajaran apa saja yang biasa digunakan oleh guru anda ketika

mengajar ?

Jawab : Belajar dan bercanda, karena belajar terus membuat kita menjadi

bosan dan jenuh.

11. Anda dan tema-teman sering tidak diberi motivasi oleh guru anda ?

Contohnya ?

Jawab : Tidak pernah.

12. Biasanya setiap pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan

kolega dan pelanggan anda bersama teman-teman diberi tugas atau tidak di

akhir pelajaran ?

Jawab : Kadang-kadang, karena jika materi sudah selesai semua biasanya

langsung diberi tugas.

186

Page 187: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

13. Pada akhir pelajaran apakah guru anda memberi kesimpulan dari materi

pelajaran hari itu ?

Jawab : Ya tentu, agar kita mudah menangkap atau menyerap apa yang

diterangkan.

14. Bagaimana cara guru anda di dalam pembelajaran selama ini berlangsung ?

Jawab : Belajar dan bercanda, karena belajar terus membuat kita menjadi

bosan dan jenuh.

15. Apakah anda tertarik dengan cara / metode pembelajaran yang selama ini

berlangsung ?

Jawab : Tidak, karena belajar sendiri lebih menyenangkan daripada belajar

berkelompok bisa semaunya sendiri tapi kalau tidak tahu ya pusing.

16. Model pembelajaran yang seperti apa yang kalian inginkan dalam proses

belajar mengajar ?

Jawab : Belajar bebas sendiri. Karena belajar sendiri lebih menyenangkan

daripada belajar berkelompok bisa semaunya sendiri tapi kalau

tidak tahu ya pusing.

17. Menurut anda, jika pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama

dengan kolega dan pelanggan menyenangkan apakah dapat mempengaruhi

nilai anda untuk lebih baik ?

Jawab : Ya tergantung.

18. Apakah anda mengetahui model pembelajaran yang guru terapkan ini ?

Jawab : Tentu, karena model yang diterapkan pada kami memfokuskan

untuk berpendapat.

19. Jika anda mengetahui model yang saya gunakan sejauh mana manfaat model

pembelajaran yang guru gunakan untuk diri anda ?

Jawab : Ya kita dapat bekerjasama dengan teman kelompok atau kelompok

lain.

20. Ketika penerapan model pembelajaran yang guru gunakan tadi menurut guru

apakah berjalan dengan efektif atau tidak ? alasannya apa ?

187

Page 188: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

Jawab : Efektif, jadi siswa lain dapat mendengarkan saat kita bicara untuk

menjelaskan pekerjaan kita.

21. Dengan penerapan model pembelajaran yang guru pergunakan, apakah anda

menjadi berminat untuk mengeluarkan pendapat ?

Jawab : Ya kadang-kadang pak, karena pendapat saya kadang selalu sama

dengan tema-teman lain sih pak. Jadi saya mengeluarkan pendapat

lain sehingga saya bisa dapat nilai yang baik.

22. Apakah dengan penerapan model pembelajaran yang guru terapkan apakah

memicu anda dan yang lain menjadi komunikatif di kelas ?

Jawab : Oh jelas, aku kan malah jadi seperti guru juga memberi tahu ini itu

pada teman kelompok, bukane sok pinter lho pak.

23. Menurut anda benar tidak model pembelajaran yang guru terapkan ini

menjadikan diri kalian argumentatif ?

Jawab : Kadang-kadang, karena sering tidak mengetahui apa yang guru

maksudkan.

24. Apakah dalam benak anda jadi timbul rasa saling membantu dengan teman

kalian ?

Jawab : Ya kadang-kadang pak, karena banyak juga sih teman kelompok

kita yang bermain sendiri istilahnya cuma numpang nama aja.

25. Hambatan apa saja yang anda rasakan ketika pembelajaran berlangsung ?

Bagaimana cara untuk mengatasinya ?

Jawab : Ya mungkin kurang waktu aja, cara mengatasinya sioh ya gak tau

deh mungkin ditambahin jamnya aja aatu manut aja ma gurunya.

26. Adakah saran dan kritik dari anda untuk model pembelajaran yang guru

terapkan ini selanjutnya ?

Jawab : Ya mbok waktu untuk diskusi ditambahin lagi biar kita mikirnya

gak terlalu cepat.

188

Page 189: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP OBSERVASI

KARAKTERISTIK KONDISI SEKOLAH

Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan

Alamat : Tegalmas, Prawatan, Jogonalan Klaten

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010

Pukul : 10.37

No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil

PengamatanKeterangan

1. Kondisi Fisik Serkolah

SMK Negeri 1 Jogonalan

Klaten seluruhnya terdapat

67 ruangan

26 ruang

pembelajaran

13 ruang

perkantoran

28 ruang

penunjang

2. Potensi Siswa Sangat berprestasi

3. Potensi Guru

Memadai dalam bidang

mata pelajaran yang

diampunya

4. Potensi Karyawan

Sangat lengkap banyak

macam karyawan untuk

menunjang kegiatan SMK

Negeri 1 Jogonalan

5.Fasilitas KBM dan Media

Pembelajaran

Masih minimnya media

yang digunakan dalam

pembelajaran

6. PerpustakaanSangat nyaman dan

lengkap

189

Page 190: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

7. Laboratorium Ada 6 laboratorium

8. Luas Gedung SekolahLuas bangunan 3540 m2

Luas lahan 7445 m2

9. Potensi Akademik Ada

10. Potensi Non Akademik Ada

11. Ruang Kelas26 ruang pembelajaran /

kelas

12. BK Ada tertata dengan rapi

13. Bimbingan Belajar Ada

14. Koperasi Ada

15. Ekstra Kurikuler Sangat bervariasi

16. Administrasi Sudah baik

17. Tempat Ibadah 1 mushola

18. Data SiswaAda dan diorganisir dengan

baik

19. Data Guru Ada

20 Data Kepala Sekolah Ada

21. Kesehatan LingkunganBerada di sekitar

perkampungan penduduk

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

190

Page 191: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP OBSERVASI

KARAKTERISTIK KONDISI KELAS

Ruang Kelas : X AP 2

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010

Pukul : 10.15

No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil

PengamatanKeterangan

1. Kondisi Fisik Kelas Baik

Hanya saja masih

kurang diperhatikan

pihak sekolah

2. Penataan Ruangan Baik dan menarik

Semua meja siswa

berada di tengah

dengan bentuk kotak,

sehingga guru dapat

mengamati langsung

para siswanya ketika

mengajar

3. PencahayaanAda 2 lampu pencahayaan

Kurang diperhatikan karena bolam lampu dan neon mati

4. Kebersihan Kelas Baik

Masih banyak hiasan saat perayaan 17 agustus dan kadang masih ada sampah di bawah meja

191

Page 192: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

5.Fasilitas yang Mendukung

Terdapat sound system

Guna memberi informasi dari ruang guru

6. Proses KBMBerjalan dengan baik

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

192

Page 193: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAAlamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP OBSERVASI

KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS

SEBELUM PENERAPAN

Ruang Kelas : X AP 2

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010

Pukul : 10.15

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan

1. Suasana di Kelas Sudah kondusif dan sedikit pasif

2.Kemampuan

Berpendapat Siswa

Sudah baik walaupun masih

diperintah oleh guru

3.Saling Membantu

SiswaMasih sedikit

4. Motivasi SiswaMotivasi siswa dalam

pembelajaran masih kurang

5.Perilaku Siswa di

Dalam Kelas

Biasa saja cuma mendengarkan

jadi siswa hanya bersifat pasif dan

tidak aktif di kelas mengingat

siswa masih kelas X jadi masih

dalam tahap adaptasi

193

Page 194: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

6.Perilaku Siswa di

Luar Kelas

Kurang baik karena bukan

membicarakan tentang

pembelajaran, karena banyak

siswa yang tidak melaksanakan

kegiatan praktek

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

194

Page 195: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TARNSKRIP OBSERVASI

PERANGKAT PEMBELAJARAN

Ruang : Kantor Guru

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010

Pukul : 10.00

No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil

PengamatanKeterangan

1. KurikulumSekarang menggunakan

kurikulum spektrum

Ada sedikit

perubahan dalam

KTSP

2. Silabus Sudah dibuat

Menggunakan

pedoman kurikulum

spektrum

3. RPP Sudah dibuat

Dibuat awal tahun

pelajaran baru dan

dibuat selama 1

tahun sekaligus

195

Page 196: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

4. Modul Sudah ada

Menggunakan dari

penerbit mediatama

dan ditambah

materi dari sumber

dan penerbit lain

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

196

Page 197: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP OBSERVASI

KONDISI GURU DI KELAS

Ruang Kelas : X AP 2

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010

Pukul : 10.15

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan

1. Suasana Di Kelas Kondusif

2. Penyajian Materi Sangat baik

3. Strategi PembelajaranCeramah, Tanya jawab

bervariatif

4.Metode / Model

Pembelajaran

Ceramah, Tanya jawab

bervariatif kepada murid dan

kelompok

5. Penggunaan BahasaMenggunakan bahasa formal

atau sesuai dengan EYD

6. Penggunaan WaktuSangat efisien terhadap materi

yang disampaikan

7. Teknik Bertanya

Sudah baik, menanyakan

langsung kepada murid

menunjuk salah satu murid

197

Page 198: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

8. Penggunaan Media

Belum ada media yang

digunakan di dalam kelas

karena kebanyakan bersifat

praktek

Kebanyakan

media di

letakkan

dalam Lab.

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

198

Page 199: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP PELAKSANAAN PERTEMUAN I SIKLUS 1

KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS KETIKA PENERAPAN

Ruang Kelas : X AP 2

Hari/Tanggal : Rabu, 28 April 2010

Pukul : 10.15

No.Aspek yang

DiamatiDeskripsi Hasil Pengamatan

1. Suasana di Kelas

a. Jumlah Total

Siswa

b. Jumlah siswa yang

aktif

c. Jumlah siswa yang

tidak aktif

40 orang

37 orang

3 orang( 1 orang tidak masuk karena izin 2 orang tidak masuk karena tugas)

2. Kemampuan

Berpendapat

Siswa

a. Menarik minat

siswa

b. Menumbuhkan

kemampuan berpendapat

c. Benar tidaknya

siswa dalam berpendapat

d. Bahasa siswa

mudah tidaknya untuk

dipahami

e. Argumentatif

dalam diri siswa

Ya

Ya

Ya tergantung

individu

Sangat mudah dan

tidak ada masalah

Belum nampak

semua

kurang konkrit perlu

ada penjelasan guru

199

Page 200: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

f. Konkrit tidaknya

pendapat siswa

3.Saling Membantu

Siswa

a. Timbul rasa saling

membantu dengan teman

yang lainnya

b. Sikap siswa

dengan teman pasangan /

kelompoknya

c. Munculnya sikap

kerja sama dalam siswa

d. Kekompakkan

siswa di dalam

berpasangan / kelompok

e. Keaktifan siswa di

kelas

siswa saling

membantu

sudah baik walaupun

ada yang acuh

muncul, ada yang

bersifat acuh

Kompak

sudah baik keaktifan

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

200

Page 201: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP PELAKSANAAN PERTEMUAN II SIKLUS 1

KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS KETIKA PENERAPAN

Ruang Kelas : X AP 2

Hari/Tanggal : Sabtu, 1 Mei 2010

Pukul : 10.15

No.Aspek yang

DiamatiDeskripsi Hasil Pengamatan

1. Suasana di Kelas

a. Jumlah Total

Siswa

b. Jumlah siswa yang

aktif

c. Jumlah siswa yang

tidak aktif

40 orang

39 orang

1 orang tidak masuk

karena izin

2. Kemampuan

Berpendapat

Siswa

a. Menarik minat

siswa

b. Menumbuhkan

kemampuan berpendapat

c. Benar tidaknya

siswa dalam berpendapat

d. Bahasa siswa

mudah tidaknya untuk

dipahami

e. Argumentatif

dalam diri siswa

Ya

Ya

Ya, tergantung

individu

Ya, kadang masih

terbat-bata

Sudah 35% nampak

masih belum konkrit

dan butuh penjelasan

201

Page 202: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

f. Konkrit tidaknya

pendapat siswa

3.Saling Membantu

Siswa

a. Timbul rasa saling

membantu dengan teman

yang lainnya

b. Sikap siswa

dengan teman pasangan /

kelompoknya

c. Munculnya sikap

kerja sama dalam siswa

d. Kekompakkan

siswa di dalam

berpasangan / kelompok

e. Keaktifan siswa di

kelas

Ya

40% saling respon

50% muncul sikap

kerjasama

Ya

Ya

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

202

Page 203: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

TRANSKRIP PELAKSANAAN PERTEMUAN SIKLUS 1I

KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS KETIKA PENERAPAN

Ruang Kelas : X AP 2

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Mei 2010

Pukul : 10.15

No.Aspek yang

DiamatiDeskripsi Hasil Pengamatan

1. Suasana di Kelas

a. Jumlah Total

Siswa

b. Jumlah siswa yang

aktif

c. Jumlah siswa yang

tidak aktif

40 oarng

39 oarang

1 oarng izin

2. Kemampuan

Berpendapat

Siswa

g. Menarik minat

siswa

h. Menumbuhkan

kemampuan berpendapat

i. Benar tidaknya

siswa dalam berpendapat

j. Bahasa siswa

mudah tidaknya untuk

dipahami

k. Argumentatif

dalam diri siswa

Ya

50% nampak

Sudah mendekati

Mudah

50% sudah

Ya

203

Page 204: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

l. Konkrit

tidaknya pendapat siswa

3.Saling Membantu

Siswa

f. Timbul rasa saling

membantu dengan teman

yang lainnya

g. Sikap siswa dengan teman

pasangan / kelompoknya

h. Munculnya sikap kerja

sama dalam siswa

i. Kekompakkan siswa di

dalam berpasangan /

kelompok

j. Keaktifan siswa di kelas

60% sudah saling

membantu

Ya

Ya

65% kompak

Ya

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

204

Page 205: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

DAFTAR NILAI SISWASISWA SMK NEGERI 1 JOGONALAN TAHUN DIKLAT 2009/2010

TINGKAT / KELAS : X AP 2KOMPETENSI KEAHLIAN : ADMINISTRASI PERKANTORAN

MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN

NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 3 UH1 7470 Adeliana Fajarwati 80 85 85 7,62 7471 Alfi Nur Jannah 80 85 85 7,83 7472 Aninta Aprilia 80 85 85 7,74 7473 Anis Zaqiyah 85 90 90 8,85 7474 Anita Yuniati 80 85 90 7,96 7475 Ari Susanti 80 85 85 7,87 7476 Audi Earl Sanggi 80 85 90 7,98 7477 Avrilliani Vindi Saputri 80 85 85 7,89 7478 Dani Prastiwi 75 80 85 8,210 7479 Dewi Argita Sari 75 80 85 7,811 7480 Diana Ariza Primajanti 75 80 85 8,512 7481 Dita Yuli Astuti 80 85 90 7,813 7482 Dwi Astuti Noviatun 75 75 80 7,714 7483 Dyah Probosari 75 75 80 7,815 7484 Elvia Wijaya 75 80 80 7,816 7485 Eni Setyaningsih 75 75 80 7,617 7486 Erni Kurnia Ningsih 80 80 85 7,818 7487 Esti Yuliani 75 85 85 7,819 7488 Faltimah Siska Sari – 75 80 7,920 7489 Fitri Nuryani 60 80 – 7,821 7490 Irma Fitriana 60 80 80 7,622 7491 Liana Furi 60 75 85 7,823 7492 Muh. Wahid Nurcahya 60 75 80 7,624 7493 Mumun Lestyarini 60 80 85 7,825 7494 Nella Miftakul Jannah 60 – 85 7,826 7495 Oktaviana Sari 60 75 80 7,7

205

Page 206: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

27 7496 Ovi Etika Dewi 60 75 85 7,828 7497 Putri Restuti 60 75 80 7,929 7498 Ria Agustina 60 75 85 7,830 7499 Sari Nur Utami 75 80 85 8,731 7500 Sevi Yubaida 60 75 85 8,132 7501 Siti Noer Muslimahwati – 75 85 7,933 7502 Siti Nurjanah 60 80 80 7,734 7503 Sri Wahyuni 60 75 80 7,835 7504 Sulistyowati Putri 60 75 85 7,836 7505 Susi – 75 80 7,637 7506 Tiwik Lestari 60 80 85 7,938 7507 Tri Maryanti 60 75 85 7,939 7508 Tri Wahyuni 60 75 80 7,9

40 7509 Tutik Wulandari 60 75 80 7,8

Jumlah 2560 3085 3265 314,9Rata - Rata 69,19 79,102 83,72 7,8725

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

206

Page 207: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

DAFTAR PRESENSI SISWASISWA SMK NEGERI 1 JOGONALAN TAHUN DIKLAT 2009/2010

TINGKAT / KELAS : X AP 2KOMPETENSI KEAHLIAN : ADMINISTRASI PERKANTORAN

MENERAPKAN PRINSIP – PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN

NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 3 U H1 7470 Adeliana Fajarwati v v v v2 7471 Alfi Nur Jannah v v v v3 7472 Aninta Aprilia v v v v4 7473 Anis Zaqiyah v v v v5 7474 Anita Yuniati v v v v6 7475 Ari Susanti v v v v7 7476 Audi Earl Sanggi v v v v8 7477 Avrilliani Vindi Saputri v v v v9 7478 Dani Prastiwi v v v v10 7479 Dewi Argita Sari v v v v11 7480 Diana Ariza Primajanti v v v v12 7481 Dita Yuli Astuti v v v v13 7482 Dwi Astuti Noviatun v v v v14 7483 Dyah Probosari v v v v15 7484 Elvia Wijaya v v v v16 7485 Eni Setyaningsih v v v v17 7486 Erni Kurnia Ningsih v v v v18 7487 Esti Yuliani v v v v19 7488 Faltimah Siska Sari – v v v20 7489 Fitri Nuryani v v – v21 7490 Irma Fitriana v v v v22 7491 Liana Furi v v v v23 7492 Muh. Wahid Nurcahya v v v v24 7493 Mumun Lestyarini v v v v25 7494 Nella Miftakul Jannah v – v v26 7495 Oktaviana Sari v v v v

207

Page 208: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

27 7496 Ovi Etika Dewi v v v v28 7497 Putri Restuti v v v v29 7498 Ria Agustina v v v v30 7499 Sari Nur Utami v v v v31 7500 Sevi Yubaida v v v v32 7501 Siti Noer Muslimahwati – v v v33 7502 Siti Nurjanah v v v v34 7503 Sri Wahyuni v v v v35 7504 Sulistyowati Putri v v v v36 7505 Susi – v v v37 7506 Tiwik Lestari v v v v38 7507 Tri Maryanti v v v v39 7508 Tri Wahyuni v v v v

40 7509 Tutik Wulandari v v v v

Mengetahui

Guru Kolaborator

Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016

Klaten, 7 Juni 2010Observer

Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016

Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan

Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002

208

Page 209: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202

586168 Psw. 247, 248, 249

KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

Kelompok A1.

2.

3.

4.

a. Kita dapat bekerja dengan orang lain jika kita dapat berkomunikasi dalam kelompok dan kita dapat menerima perbedaan orang lain.

b. Anggota yang berorientasi pada opini memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan orang lain agar memberi tempat istimewa pada gagasannya, tidak fokus pada idenya sendiri tapi mengumpulkan pendapat orang lain, anggota meminta gagasan orang lain bukan menunjukkan gagasannya terhadap suatu permasalahan, banyak mengerahkan orang untuk tidak mengutuk orang lain.

a. Tata hubungan internal vertikal-horizontal adalah hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi berwujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak lain.

b. Hubungan intern vertikal dan hubungan intern horizontal

a. peningkatan profesi pekerjaan karyawan dengan jalan pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat bekerja lebih efisien.

b. Latihan induksi, latihan dalam tugas, latihan pengawasan, latihan manajemen, latihan pengembangan pemimpin.

a. Promosi adalah kenaikan jabatan yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar daripada kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya.

209

Page 210: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

5.

b. Keuntungan : menambah semanagt kerja, kerja lebih efisien, menjamin kelangsungan dalam bekerja, menambah produktivitas, mengurangi resiko kecelakaan, menambah stabilitas organisasi, dan lain sebagainya.

metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan perjalanan dinas dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah manajemen.

Kelompok B1.

2.

3.

4.

5.

a. Kita dapat bekerja dengan orang lain jika kita dapat berkomunikasi dalam kelompok dan kita dapat menerima perbedaan orang lain.

b. kemungkinan akan bercekcok karena adanya keunikan masing-masing anggota, keunikan suatu anggota bukanlah suatu masalah, memiliki suatu tujuan yang bisa bertentangan dengan kelompok, memiliki tujuan yang sama, keunikan kelompok dapat teratasi dan tidak dibiarkan menjadi suatu masalah.

a. Tata hubungan internal vertikal-horizontal adalah hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi berwujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak lain.

b. Hubungan intern vertikal adalah proses hubungan yang terjadi antara pihak pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Hubungan intern horizontal adalah hubungan di antara pejabat atau satuan pada tingkat jenjang organisasi yang kurang lebih sederajat.

a. ada 2 yaitu dengan Apprentice training dan on the job training.b. metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan perjalanan dinas

dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah manajemen.

a. Kerugian : Biaya mahal, pekerjan kantor menjadi terganggu, waktu kerja karyawan berkurang, ada rasa tidak puas, kesulitan mendapatkan pelatihan yang berpengalaman, dan lain sebagainya

b. Sebab-sebab promosi antara lain untuk mempertinggi semangat kerja dan loyalitas karyawan, untuk menjamin stabilitas pegawai, untuk menghemat biaya penarikan, untuk memajukan karyawan.

metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan perjalanan dinas dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah manajemen.

210

Page 211: Bab i, II, III, IV, V Skripsi b

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 JOGONALAN

Tegalmas, Prawatan, Jogonalan, Telp./Fax. (0272) 332097 Klaten 57482

Email: [email protected] Website: smkn1-jogsa.sch.id

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

Nomor : 423.4/614

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMK Negeri 1 Jogonalan menerangkan bahwa :

Nama : FERRY ZUHDI ATMAJA

NIM : 06402244016

Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Yang bersangkutan benar telah melaksanakan penelitian selama 3 bulan guna penyusunan

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul : ”Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Struktural pada Standar Kompetensi Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama

dengan Kolega dan Pelanggan Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1

Jogonalan Kabupaten Klaten.”

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Jogonalan, 13 Juli 2010

Kepala Sekolah,

Drs. Budi Sasangka, MM

NIP. 19580629 198803 1 002

211