Download - Bab i, II, III, IV, V Skripsi b
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat tercipta kondisi atau suatu
proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Peranan
guru sangat penting dalam melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan
memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktifitas belajar dengan
baik. Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam belajar mengajar bukan
saja merupakan proses yang berkelanjutan tapi juga berlangsung dalam rangka
mencapai tujuan yang telah di tentukan. Pada kegiatan belajar mengajar tujuan
pengajaran dituangkan dalam dasar-dasar kompetensi yang sudah dicapai baik
yang berupa fakta, konsep, prinsip maupun keterampilan maka perlu adanya
umpan balik dari siswa.
Kesempatan berinteraksi dengan siswa tidak hanya dipakai guru untuk
menyampaikan ilmu tetapi guru dapat mengamati dan mengetahui tingkah
laku siswa. Mengetahui dan mengamati tingkah laku siswa merupakan hal
penting sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, tingkah laku siswa tidak
pernah berdiri sendiri tetapi menjadi satu dengan pengalaman, situasi
perangsang dan lain sebagainya. Guru berperan memberikan jalan keluar
kepada siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Proses belajar merupakan serangkaian peristiwa kompleks yang
melibatkan beberapa komponen antara lain tujuan, peserta didik, bahan,
1
metode, evaluasi dan situasi. Hubungan ke enam faktor tersebut terkait satu
sama lain dan saling berhubungan dalam satu aktifitas satu pendidikan
(Djamarah, 1994: 10).
Hubungan komponen tersebut saling terkait satu dengan yang lain,
sehingga jika salah satu komponen tersebut lemah maka tujuan dari
pembelajaran yang optimal sulit untuk tercapai. Dalam proses belajar
mengajar peranan guru sebagai pengelola kelas sangat penting. Aktifitas dan
kreativitas guru dalam penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu
aspek yang menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan belajar
mengajar. Variasi pengajaran yang dapat dilakukan guru selain dalam hal
penggunaan media pengajaran merupakan salah satu aspek yang menentukan
keberhasilan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar. Variasi pengajaran
yang dapat dilakukan guru selain dalam hal penggunaan media pengajaran
juga dalam penggunaan metode pengajaran. Hal ini membawa siswa ke dalam
situasi belajar yang bervariasi sehingga siswa terhindar dari situasi pengajaran
yang membosankan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif
dalam proses belajar adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
dirancang untuk mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan
yang berbeda-beda dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif dengan model struktural menekankan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola
2
interaksi siswa. Model pembelajaran ini perlu diterapkan dalam dunia
pendidikan, agar bisa kondusif dengan proses pendewasaan dan
pengembangan kompetensi dalam pembelajaran.
Standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan khususnya kompetensi dasar menerapkan bekerja dalam
tim di SMK Negeri 1 Jogonalan difokuskan pada komunikasi sebagai
fenomena empirik yang terjadi di sekitar siswa. Keberadaan ilmu komunikasi
sebagai suatu disiplin ilmu sangat diperlukan, karena manusia selalu
dihadapkan untuk membuat berbagai pilihan-pilihan dalam hidupnya. Oleh
karena itu, sebaiknya pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan harus memudahkan siswa untuk mampu
membuat pilihan-pilihan secara tradisional dan membuat siswa dapat
menggunakan konsep-konsep dalam standar kompetensi menerapkan prinsip-
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan untuk menganalisis persoalan
yang ada.
Pada penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SMK Negeri 1
Jogonalan kelas X Administrasi Perkantoran. Hal ini dikarenakan dari hasil
wawancara dengan siswa pada saat observasi awal diketahui bahwa 75%
siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan menganggap bahwa standar kompetensi
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan
membosankan karena cara mengajar guru selama ini hanya dengan ceramah
dan penugasan sehingga terlihat monoton. Dengan adanya anggapan tersebut
dapat menumbuhkan sikap negatif siswa yang akhirnya berpengaruh pula
3
terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Data di SMK Negeri 1 Jogonalan
menunjukkan nilai rata-rata mata pelajaran yang kurang maksimal pada
kompetensi dasar menerapkan bekerja dalam tim, belum seperti yang
diharapkan dimana nilai rata-ratanya adalah 6,50 (dengan standar minimal
ketuntasan 7,90). Ketuntasan belajar secara klasikal hanya mencapai 30%.
Banyak para siswa yang kesulitan memahami dan mencerna standar
kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan, apalagi mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
diantaranya disebabkan tidak terbiasa berpikir kritis, analitis dan argumentatif
serta kurang terbiasa dalam bertanya jawab selama proses pembelajaran
berlangsung.
Belajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan tidak sekedar learning to know, learning to be dan learning to live
together tetapi harus ditingkatkan menjadi life skill, salah satu di antara life
skill yang ada adalah kecakapan sosial (social skill) yang meliputi kecakapan
bekerjasama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu filosofi pengajaran
konvensional perlu diperbaharui menjadi pembelajaran struktural tipe think-
pair-share. Meskipun metode ini memiliki banyak kesamaan dengan metode
lain (STAD, Jigsaw dan investigasi kelompok), namun pendekatan ini
memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa, struktur ini dimaksudkan sebagai
alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru
4
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban
setelah mengangkat tangan atau ditunjuk.
Sedangkan resitasi pada strategi think-pair-share ini ada pada tiap
tahapnya (think, pair, share), yang menghendaki siswa bekerja saling
membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan
kelompok daripada penghargaan individual. Dalam pembelajaran struktural
tipe think-pair-share siswa berperan lebih aktif sebagai pembelajar dan fungsi
guru lebih sebagai fasilitator dan dinamisator. Harapan dari pembelajaran ini
adalah siswa diharapkan mampu berfikir kritis, analitis dan argumentatif serta
terbiasa bertanya jawab dalam proses belajar mengajar serta memiliki
kecakapan sosial (social skill).
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, diperlukan suatu model
pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, di mana setiap siswa dapat belajar
secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung
dan mengemukakan pendapat atau pemikirannya. Salah satu upaya
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada standar kompetensi
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan di SMK
Negeri 1 Jogonalan Klaten adalah dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share, dan
tertarik untuk mengambil judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Struktural Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan Siswa
Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten
Klaten”.
5
B. Identifikasi Masalah
Di dalam identifikasi masalah dalam penelitian ini akan diuraikan
tentang berbagai masalah-masalah yang muncul di dalam proses belajar
mengajar. Masalah-masalah yang muncul di dalam proses belajar mengajar
tersebut antara lain meliputi berbagai hal-hal sebagai berikut :
1. Rendahnya prestasi belajar standar kompetensi menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang terdapat pada
siswa.
2. Kompetensi yang dimiliki guru dalam penyampaian materi
pelajaran masih menggunakan model ceramah saja.
3. Sistem belajar masih berpusat pada guru (teacher centres)
dan murid hanya mendengar saja.
4. Kurangnya penerapan dan model dalam pembelajaran
bervariatif yang dimiliki oleh guru.
5. Kurangnya sifat saling kerjasama antar siswa di dalam
menyelesaikan permasalahan maupun soal yang diberikan oleh guru.
6. Terdapat hambatan dalam menciptakan pembelajaran yang
efektif, yakni di dalam menciptakan suasana belajar yang aktif di dalam
kelas.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah terlalu
luas sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan. Maka
dari itu dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada permasalahan
tentang rendahnya prestasi belajar standar kompetensi menerapkan prinsip-
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang terdapat pada siswa di
6
SMK Negeri 1 Jogonalan serta sering menyepelekan terhadap pembelajaran
dan membuat pembelajaran menjadi monoton.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Kooperatif model pembelajaran Struktural
tipe think-pair-share pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip
kerjasama dengan kolega dan pelanggan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten
Klaten ?”.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-
share yang dapat meningkatkan hasil belajar standar kompetensi menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan pada siswa
kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten
Klaten.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan mengenai
metode mengajar dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-
7
share pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat yang diperoleh siswa
1) Melatih kemampuan bertanya, berkomunikasi dan bekerjasama
2) Menumbuhkan semangat belajar siswa
b. Manfaat yang diperoleh guru
1) Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan keterampilan memilih
strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi
2) Membantu guru dalam memahami dan melaksanakan kurikulum
spektrum.
3) Profesionalisme guru dapat lebih ditingkatkan
c. Manfaat yang diperoleh sekolah
1) Sekolah mendapat masukan tentang cara penelitian tindakan kelas
yang dilakukan
2) Bila situasi penelitian tindakan kelas berkembang, maka akan
muncul budaya meneliti di lingkungan sekolah
3) Permasalahan aktual di sekolah dapat teratasi
4) Sekolah dapat menentukan kebijakan sendiri dalam meningkatkan
pembelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing sekolah
5) Sebagai masukan peneliti yang dapat memajukan sekolah.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional mengacu pada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu
sama lain untuk mencapai tujuan (Djamarah, 1994: 10). Agar tujuan dapat
tercapai semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar
semua komponen terjadi kerjasama. Dalam pembelajaran guru tidak boleh
hanya memperhatikan salah satu komponen tertentu misalnya tujuan,
peserta didik, situasi, metode, bahan, atau evaluasi saja, tetapi guru harus
memperhatikan dan mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Dilihat sebagai suatu sistem, komponen yang meliputi tujuan, peserta
didik, bahan, metode, evaluasi dan situasi tersebut merupakan komponen
yang saling berkaitan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Interaksi
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Komponen-komponen dalam pembelajaranSumber : Purwanto, (1991: 106)
9
Proses PembelajaranSiswa
INPUT (Siswa)Sebelum Tindakan
INSTRUMEN INPUT(Guru)
OUTPUT (Siswa)Sesudah Tindakan
INSTRUMEN INPUT(Bahan, metode, evaluasi dan
situasi lingkungan)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa masukan mentah (raw
input) merupakan bahan baku yang perlu diolah dalam hal ini pengalaman
belajar siswa yang diperoleh pada proses belajar mengajar sebelumnya
perlu dikembangkan. Proses belajar membutuhkan sarana pembelajaran
(gedung sekolah) dan metode pembelajaran yang berpengaruh pada faktor
lingkungan atau tempat proses belajar berlangsung (environmental input)
dan sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan
(instrumental input) seperti pendidik atau guru dan kurikulum guna
menunjang tercapainya output yang dikehendaki. Salah satu output
merupakan prestasi belajar siswa berupa pengetahuan, sikap dan
pengetahuan.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
di sengaja serta mempunyai tujuan membantu siswa agar dapat
memperoleh berbagai pengalaman, sehingga dengan pengalaman tersebut,
tingkah laku siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan norma atau nilai
yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan tingkah laku siswa dapat
berubah kearah lebih baik. Menurut Max Darsono, (2001: 25)
Pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
c. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik fisik maupun psikologis.
10
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai
pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat,
administrator dan lain-lain, sehingga harus mempersiapkan rencana awal
pembelajaran, kemudian menyusun rencana lengkap sebagai persiapan
pelaksanaan di lapangan. Selain itu, guru juga dituntut memiliki motivasi
untuk membelajarkan siswa yaitu memiliki sikap tanggap serta
kemampuan untuk mendorong siswa dalam proses belajar. Demikian pula
dalam pembelajaran think-pair-share, pembelajaran ini juga
menitikberatkan pada peserta didik, tujuan dan prosedur kerja untuk
mencapai tujuan.
2. Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pengajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu
bahan pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai hasil akademik dan efektif untuk mengembangkan
ketrampilan sosial siswa. Beberapa ahli diantaranya Robert Slavin dan
Kagen (Nur dan Retno, 2000: 25) berpendapat bahwa :
Metode ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang metode ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
11
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah atau kelompok atas yang bekerjasama
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi
tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi siswa kelompok bawah akan
memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi
dan bahasa yang sama. Menurut Usman, (2004: 9-11), pembelajaran
kooperatif yaitu :
Pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas belajar meningkat. Dalam pembelajaran kelompok jumlah siswa yang bermutu diharapkan menjadi lebih banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap individu, maka perhatian guru dalam pembelajaran kelompok tertuju pada semangat kelompok dalam memecahkan masalah. Dalam pelaksanaan mengajar, peran guru dalam pembelajaran kelompok.
Dari pendapat Usman di atas maka dapat dijabarkan antara lain:
a. Guru sebagai demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, guru harus menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta mampu
mengembangkannya dalam arti meningkatkan ilmu yang dimilikinya
karena kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Salah satu yang harus diperhatikan guru bahwa ia
sendiri adalah pelajar, ini berarti bahwa guru harus belajar terus-
menerus untuk memperkaya ilmu pengetahuan yang dimiliki sebagai
bekal dalam melaksanakan tugas sebgai guru atau demonstrator.
12
b. Guru sebagai pengelola kelas
Peran guru sebagai pengelola kelas (learning manager), sebagai
manajer, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik
kelasnya agar menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau
membimbing proses belajar siswa dan sosial siswa. Dengan demikian
guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga
mengembangkan kebiasaan bekerjasama dan belajar secara efektif di
dalam kelas.
c. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Guru sebagai mediator harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang menia pembelajaran dan memiliki
keterampilan untuk memilih dan menggunakan menia itu dengan baik.
Dengan demikian media merupakan salah satu aspek penting yang
bersifat melengkapi demi berhasilnya prose belajar mengajar di kelas.
Peran guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan
atau memberi fasilitas belajar yang memadai kepada siswanya.
Fasilitas belajar tidak hanya berupa buku panduan tetapi dapat berupa
majalah, surat kabar, nara sumber dan fasilitas lain yang bisa
menunjang keberhasilan belajar siswa.
d. Guru sebagai evaluator
Salah satu tujuan belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan, untuk mengetahui hasil belajar guru melakukan evaluasi
pada siswa tentang materi yang sudah di ajarkan. Dengan penilaian
13
guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
siswa terhadap pelajaran serta ketepatan atau keefektifanmetode
engajar yang dilakukan guru. Tujuan dari penilaian ini antara lain
untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelas atau dalam
kelompoknya.
Pada pembelajaran kelompok, orientasi dan tekanan utama
pelaksanaan adalah peningkatan kemampuan kerja kelompok. Kerja
kelompok berarti belajar kepemimpinan dan keterpimpinan. Kedua
ketrampilan tersebut, memimpin dan terpimpin, perlu dipelajari oleh tiap
siswa.
Menurut Lie, (2002: 27), ada beberapa hal yang perlu dipenuhi
dalam Cooperative Learning agar lebih menjamin para siswa bekerja
secara kooperatif, antara lain:
a. Siswa harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
b. Siswa harus menyadari bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah kelompok, berhasil atau tidaknya akan menjadi tanggung jawab bersama.
c. Siswa dalam kelompok harus mendiskusikan masalah yang dihadapi.
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan kelompok untuk
memperoleh penghargaan kelompok, dimana penghargaan kelompok
diperoleh jika mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan
kelompok tergantung pada pembelajaran setiap anggotanya. Pertanggung
jawaban tersebut menitikberatkan pada aktifitas anggota kelompok yang
saling mendukung, saling membantu dan saling peduli. Pembelajaran ini
14
menggunakan metode penilaian untuk menentukan nilai perkembangan
individu. Nilai perkembangan individu didasarkan atas peningkatan nilai
pretes yang diperoleh siswa, sehingga setiap siswa baik yang berprestasi
tinggi, sedang atau rendah memperoleh kesempatan yang sama untuk
berhasil dan berbuat sesuatu yang baik bagi kelompok.
Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
kelompok. Menurut Lie, (2002: 31), ada unsur-unsur dasar pembelajaran
koopertatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok biasa,
mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan yang
harus diterapkan, meliputi:
a. Saling ketergantungan positif.Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk mengerjakan
tugas-tugasnya secara bersama-sama sehingga siswa merasa saling membutuhkan, hubungan saling membutuhkan ini yang disebut dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif memungkinkan sesama siswa untuk saling memberi motivasi untuk meraih hasil belajar optimal.
b. Tanggung jawab perseorangan.Setiap siswa yang tergabung dalam kelompok belajar tidak
boleh hanya bergantung pada salah satu anggota kelompok yang dianggap paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam melaksanakan tugas, tetapi setiap siswa harus berperan aktif dan menguasai pokok bahasan yang sudah dibagi dalam kelompok. Setiap siswa harus bias mempertanggungjawabkan tugas masing-masing baik didalam kelompok maupun dalam kelas.
c. Tatap muka.Interaksi tatap muka wajib dilakuklan dalam pembelajaran
kooperatif agar antar siswa bisa melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga belajar siswa lebih bervariasi, mengingat ada sebagian siswa yang lebih mudah belajar dengan teman daripada belajar dengan guru.
d. Komunikasi antar anggota.Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan salah satunya adalah
keterampilan sosial, jadi siswa tidak hanya dituntut menguasai materi saja tetapi juga harus mampu berinteraksi dengan sesama, memeliki
15
rasa hormat, tenggang rasa, tidak mendominasi orang lain dan sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini perlu ditanamkan karena apabila komunikasi atau hubungan antar pribadi dalam kelompok berjalan dengan harmonis maka tujuan belajar juga akan mudah tercapai.
e. Evaluasi proses kelompok.Evaluasi atau penilaian dalam belajar mempunyai maksud untuk
mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasai materi yang telah dipelajari secara individual, selanjutnya hasil penilaian secara individual tersebut disampaikan oleh guru pada kelompok agar siswa yang memerlukan bantuan tersebut mendapatkan bantuan dari kelompoknya. Nilai kelompok berdasarkan pada nilai rata-rata semua anggota kelompok sehingga tiap anggota kelompok harus memberi kontribusi demi kemajuan kelompok.
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif diatas apabila dapat berjalan
secara optimal dalam pembelajaran kooperatif akan sangat mendukung
tercapainya tujuan dalam pembelajaran. Menurut Bruce dan Marsha
(Dimyati dan Mudjiono, 2002: 166), tujuan pembelajaran kooperatif
adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah rasional.
Tugas guru dalam pembelajaran kelompok salah satunya adalah memberi tugas atau masalah pada siswa, setelah itu siswa harus mampu menyelesaikan tugas baik secara individu maupun kelompok. Siswa dituntut untuk dapat saling bekerjasama, mencurahkan ide atau gagasan dan mengembangkan kemampuan masing-masing agar dapat memecahkan masalah tersebut secara individu maupun kelompok, sedangkan guru hanya berperan sebagai pembimbing saja.
b. Mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong-royong dalam kegiatan belajar.
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan, memberi ide dan saling bekerjasama dalam belajar akan sangat membantu siswa dalam belajar. Oleh karena itu siswa tidak diperbolehkan hanya memikirkan diri sendiri saja tetapi juga harus memikirkan temannya, sehingga tercipta saling bekerjasama antar siswa dalam proses belajar.
c. Mendinamiskan kegiatan belajar, sehingga tiap anggota kelompok merasa menjadi bagian dari kelompok dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.
16
Rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap kelompok harus ditanamkan pada setiap siswa, sehingga setiap siswa yang tergabung dalam kelompok belajar tidak boleh hanya bergantung pada salah satu anggota kelompok yang dianggap paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam melaksanakan tugas, tetapi setiap siswa harus berperan aktif dan menguasai pokok bahasan yang sudah dibagi dalam kelompok. Karena, nilai kelompok diambil berdasarkan pada nilai rata-rata semua anggota kelompok sehingga tiap anggota kelompok harus memberi kontribusi positif demi kemajuan kelompok.
d. Mengembangkan kemampuan dalam memimpin bagi setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah kelompok.
Dalam belajar kelompok harus ada salah satu siswa yang bertugas sebagai ketua kelompok, dengan adanya ketua kelompok diharapkan kerja kelompok dalam memecahkan masalah kelompok lebih terkoordinir sehingga kegiatan belajar akan berjalan lancar. Ketua kelompok ditunjuk secara bergiliran agar setiap siswa mempunyai kesempatan untuk menjadi ketua, hal ini dapat melatih kemampuan memimpin bagi tiap siswa dalam kelompok.
Menurut Nurhadi, (2003: 63), “metode pembelajaran kooperatif yang
biasa digunakan oleh guru dalam mengajar ada 4 macam, antara lain:
Student Teams Achievement Divisions (STAD), Jigsaw, Group
Investigation (GI) dan Structural’. Dari metode pembelajaran menurut
Nurhadi di atas dapat di jabarkan sebagai berikut :
a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Pengertian STAD menurut Nur, (2000: 26) adalah siswa
ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4 orang yang
merupakan campuran menurut potensi, jenis kelamin dan suku.
Guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi
akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian
verbal maupun tertulis. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5
anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen baik
17
jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap anggota tim
memakai lembar kerja akademik, kemudian saling membantu
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau
diskusi antar sesama anggota tim, kemudian setiap minggu atau dua
minggu guru melakukan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap bahan pelajaran.
b. Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-
kawannya, kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kaawan.
Dalam model ini kelas di bagi menjadi beberapa tim yang
beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen,
bahan akademik disajikan pada siswa dalam bentuk teks dan tiap
siswa bertanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan
akdemik tersebut. Para anggota dari tiap tim yang berbeda memiliki
tanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama
dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan
tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut “kelompok pakar”.
Selanjutnya, para siswa dalam kelopok pakar kembali ke kelompok
semula untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang dipelajari
dalam kelompok pakar. Setelah dilakukan diskusi dalam kelompok,
para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah
dipelajari.
18
Menurut Nur, (2000: 29), menyatakan bahwa “pelaksanaan
jigsaw siswa di tempatkan kedalam tim yang terdiri dari 4-5 orang
untuk mempelajari materi akdemik yang telah dipecah menjadi
bagian-bagian untuk tiap-tiap anggota”.
c. Group Investigation (GI)
Metode GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topic maupun cara mempelajarinya melalui investigasi.
Metode ini menuntun para siswa untuk memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi maupun dalam proses kelompok. Guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang bersifat heterogen,
tiap kelompok biasanya beranggotakan 5 sampai 6 siswa, pembagian
kelompok bisa juga di lakukan berdasarkan kesenangan berteman atau
kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih
topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi terhadap subtopik
yang telah dipilih, kemudian menyaipkan dan menyajikan laporan
didepan kelas secara keseluruhan. Menurut Rochmadiarti, (2003: 15)
menyatakan bahwa :
Metode jigsaw di rancang oleh Herbert Theler, selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharon dan kawan-kawan dari Universitas Tel Aviv. Dalam pelaksanaannya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 orang yang heterogen dimana siswa itu memilih topic untuk di selidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang pilih itu selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas.
d. Structural
Model struktural dibagi menjadi 2 yaitu Tipe think-pair-share
dan Numbered Head Together.
19
1) Tipe think-pair-share
Strategi TPS tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif.
Pendekatan khusus yang diuraikan mula-mula dikembangkan oleh
Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland tahun
1985. TPS memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir,
menjawab dan membantu satu sama lain. Andaikata guru baru saja
menyelesaikan suatu penyajian singkat atau siswa telah membaca
suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah dikemukakan,
sekarang guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih
mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Guru
tersebut memilih untuk menggunakan strategi ini sebagai gantinya
tanya jawab seluruh kelas.
2) Numbered Head Together
Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, (Nurhadi,
2003: 66) “dengan melibatkan paras siswa dalam mereview bahan
yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek atau
memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut”.
Dalam model ini guru menggunakan 4 langkah sebagai berikut:
a) Langkah pertama : Penomoran (Numbering): Guru membagi
para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3
sampai 5 orang dan member nomor, sehingga tiap siswa
memiliki nomor yang berbeda.
20
b) Langkah kedua : Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru
mengajukan suatu pertanyaan pada siswa, pertanyaan bisa
bersifat spesifik atau bersifat umum.
c) Langkah ketiga : Berpikir Bersama (Head Together): Para
siswa berpikir bersama untuk menggambarkan bahwa tiap
orang mengetahui jawaban dari pertanyaan guru.
d) Langkah keempat : Pemberian Jawaban (Answering): Guru
menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas.
3. Pendekatan Struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dkk, (Nurhadi,
2003: 65). “Pembelajaran ini dikembangkan dengan adanya kerjasama
yang saling membantu dalam kelompok dan lebih dicirikan oleh
penghargaan kooperatif”. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan
metode lainnya, metode struktural menekankan pada struktur-struktur
khusus yang dirancang untuk memenuhi pola-pola interaksi siswa.
Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagen dengan maksud agar
menjadi alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih tradisional,
seperti metode resitasi, yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh
guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan para siswa memberikan
jawaban setelah lebih dahulu mengangkat tangan dan ditunjuk oleh guru.
21
Struktur-struktur Kagan menghendaki para siswa bekerja sama saling
bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur
yang dapat digunkan untuk meningkatkan penguasaan akademik adalah
Think-Pair-Share dan Numbered Head Together.
4. Metode Think Pair Share
Strategi Think Pair Share (TPS) tumbuh dari penelitian
pembelajaran kooperatif. Pendekatan khusus yang diuraikan mula-mula
dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas
Maryland tahun 1985. TPS memberi siswa waktu lebih banyak untuk
berfikir, menjawab dan membantu satu sama lain. Andaikata guru baru
saja menyelesaikan suatu penyajian singkat atau siswa telah membaca
suatu tugas, atau suatu situasi penuh tekateki telah dikemukakan, sekarang
guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa
yang telah dijelaskan atau dialami. Guru tersebut memilih untuk
menggunakan strategi ini sebagai gantinya Tanya jawab seluruh kelas.
Tahap-tahap dalam pembelajaran TPS menurut Muslimin (2000: 26-27)
adalah sebagai berikut:
a) Tahap I : Think (berfikir)Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mendiri untuk beberapa saat.
b) Tahap II : Pairing (berpasangan)Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapakan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagai ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
22
c) Tahap III : Sharing (berbagi)Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Tahapan-tahapan dalam pembelajaran think-pair-share sederhana,
namun penting terutama dalam menghindari kesalahan dalam kerja
kelompok. Dalam model ini guru meminta siswa untuk memikirkan suatu
topik, berpasangan dengan siswa lain, kemudian berbagi ide dengan
seluruh kelas.
Adanya kegiatan berpikir-berpasangan-berbagi dalam metode think-
pair-share memberi banyak keuntungan. Siswa secara individual dapat
mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu
berpikir (think time) sehingga kualitas jawaban siswa juga dapat
meningkat.
Menurut Nurhadi, (2003: 65), “akuntabilitas berkembang karena
setiap siswa harus saling melaporkan hasil pemikiran masing-masing dan
berbagi dengan seluruh kelas”. Jumlah anggota kelompok yang kecil
mendorong setiap anggota untuk terlibat secara aktif, sehingga siswa yang
jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di depan kelas paling tidak
memberi ide atau jawaban kepada pasangannya.
Kelebihan metode pembelajaran TPS (Ibrahim dkk, 2000: 6), yaitu:a. Meningkatkan pencurahan
waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.
23
b. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
c. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional.
d. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode konvensional.
e. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
f. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.
Menurut Ibrahim, (2000: 18), “Kelemahan metode TPS adalah
pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan yang dapat timbul adalah
sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling
mengganggu antar siswa”.
24
25
5. Metode Konvensional
Metode pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru
(teacher centered). Menurut Sudjana, (Wilantara, 2005: 33-34)
menyatakan bahwa “kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru
menekankan pentingnya aktivitas guru dalam membelajarkan peserta
didik. Peserta didik berperan sebagai pengikut dan penerima pasif dari
kegiatan yang dilaksanakan”.
Sedangkan Sadia (Wilantara, 2005: 34) mendefinisikan “metode konvensional sebagai rangkaian kegiatan belajar yang dimulai dengan orientasi dan penyajian informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian ilustrasi atau contoh soal oleh guru, pemberian tugas, diskusi dan tanya jawab sampai akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa”.
Ciri pembelajaran konvensional menurut Sudjana, (Wilantara, 2005: 34) adalah :
a. Dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan peserta didik bersifat pasif dan hanya melakukan kegiatan melalui perbuatan pendidik.
b. Bahan belajar terdiri atas konsep-konsep dasar atau materi belajar tidak dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa.
c. Pembelajaran tidak dilakukan secara berkelompok.d. pembelajaran tidak dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium.
Sedangkan keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran
konvensional menurut Sudjana, (Wilantara, 2005: 34) adalah :
Keunggulan Metode pembelajaran konvensional :a. Bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas.b. Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar.c. Pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi
waktu.d. Target materi relatif mudah dicapai.
Kelemahan Metode pembelajaran konvensional :a. Sangat membosankan karena mengurangi motivasi dan
kreativitas siswa.b. Keberhasilan perubahan sikap dan perilaku peserta didik
relatif sulit diukur.
26
c. Kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan adalah relatif rendah karena pendidik sering hanya mengejar target waktu untuk menghabiskan target materi pembelajaran.
d. Pembelajaran kebanyakan menggunakan ceramah dan tanya jawab.
Pembelajaran konvensional tidak memperhatikan pengalaman siswa
dan hasil belajar diukur dengan tes. Dalam pembelajaran konvensional
guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses
pembelajaran, termasuk dalam menilai kemajuan siswa. Pada penelitian ini
pembelajaran konvensional yang dimaksud merupakan modifikasi antara
metode ceramah, metode latihan dan pemberian tugas. Berikut ini
penjelasan mengenai ketiga metode tersebut antara lain :
a. Metode Ceramah (Lecturing).
Menurut Wiryohandoyo dkk, (1998: 32) “Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi pelajaran dengan jalan ceramah dimana guru berada di depan kelas, memimpin, menentukan isi dan jalannya pelajaran, serta mentransfer segala rencana pelajaran yang menurutnya baik untuk siswa”.
Metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru. Penyampaian
materi secara lisan berbeda dengan penyampaian materi secara
tertulis. Karena dalam cara ini siswa sangat tergantung pada cara
mengajar guru, kecepatan serta volume suara guru. Tujuan
penggunaan metode ceramah antara lain :
1) Untuk menyampaikan informasi.
2) Untuk memberikan gambaran (perspektif) umum dari keseluruhan
konsep.
3) Menuntun siswa mengenal struktur dasar pengetahuan suatu bahan
kajian.
27
4) Mengekspresikan hal-hal yang tidak dapat dinyatakan secara
tertulis ataupun ungkapan yang sederhana.
5) Menuntun siswa kearah mengetahui kerangka, sistematik, logika
dan pengembangan struktur ilmu yang bersangkutan.
Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah menurut
Djamarah & Aswan Zain, (1994: 109-110) adalah sebagai berikut :
Kelebihan metode ceramah :1) Dapat mentransfer ide dan memberikan analisis sejelas-jelasnya.2) Tepat untuk penyajian informasi.3) Guru mudah mengorganisir kelas.4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakan.5) Dapat dengan segera mengetahui keadaan dan daya terima siswa
terhadap materi yang diberikan.Kelemahan metode ceramah :1) Cenderung guru sentris (bersifat satu arah).2) Adanya penyamarataan daya mampu siswa, padahal kenyataannya
daya mampu siswa berbeda.3) Guru tidak tahu sejauh mana informasi diterima siswa.4) Memungkinkan terjadinya bahaya “verbalisme” yaitu siswa hafal
susunan kata-kata atau kalimat tanpa memahami makna yang terkandung di dalamnya.
5) Siswa cenderung pasif, tidak berkembang.6) Bila sering digunakan tanpa adanya variasi akan membosankan.
b. Metode Latihan.
Metode latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki
keterampilan atau ketangkasan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari. Dalam metode mengajar tentunya memiliki kekuatan dan
kelemahan begitu juga dengan metode latihan. Menurut Djamarah &
Aswan Zain, (1994: 108-109) kekuatan dan kelemahan adalah sebagai
berikut :
28
Kekuatan metode latihan :1) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step
by step akan lebih melekat pada diri anak didik.2) Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang secara teratur
diberikan guru, sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan terhadap kesalahan.
3) Pengetahuan dan keterampilan sikap telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari baik untuk keperluan studi maupun bekal hidup dimasa yang akan datang.
Kelemahan metode latihan :1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan atau di
dalam menghadapi masalah siswa menyelesaikan secara statis.3) Membentuk kebiasaan yang kaku yang bersifat otomatis.4) Latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang sangat monoton sehingga membosankan.
c. Metode Penugasan.
Metode Penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Tugas biasanya dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan
dan di tempat lainnya. Tugas ini akan mendorong anak untuk aktif
belajar baik secara individu maupun kelompok. Langkah-langkah
metode penugasan menurut Djamarah & Aswan Zain, (1994: 97)
adalah :
1) Fase pemberian tugas.Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas, kemampuan siswa, waktu dan adanya petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
2) Langkah pelaksanaan tugas.Selama melaksanakan tugas harus selalu ada pengawasan dan dorongan dari guru sehingga anak mau bekerja sendiri, tidak menyuruh orang lain. Selain itu dianjurkan siswa mencatat hasil-hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematis.
3) Fase mempertanggungjawabkan tugas.Hal yang harus dikerjakan pada fase ini adalah adanya laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang ia kerjakan. Setelah itu siswa diperintah untuk mempresentasikan tugasnya melalui diskusi atau tanya jawab. Penilaian hasil pekerjaan dari siswa dapat menggunakan tes maupun nontes atau cara lainya.
29
Menurut Kasmadi dalam Dwiyanti, (2001: 12), Metode pemberian tugas mempunyai maksud sebagai berikut :1) Latihan keterampilan untuk menambah kecepatan belajar dan
keakuratan bahan.2) Membaca, menerapkan, dan meningkatkan apa yang telah
dipelajari.3) Mendorong siswa bertanggungjawab terhadap pelajarannya.4) Mengatur waktu belajar.5) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
Sedangkan berbagai jenis tugas yang dapat diberikan kepada
adalah tugas membuat rangkuman, membuat makalah, menjawab
pertanyaan atau menjelaskan soal-soal tertentu, tugas mengadakan
observasi atau wawancara, mengadakan latihan, mendemontrasikan
sesuatu dan tugas menyelesaikan proyek atau tugas tertentu. Menurut
Djamarah & Aswan Zain, (1994: 99) metode penugasan mempunyai
kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan metode penugasan :1) Meningkatkan peran aktif dan kreatifitas siswa.2) Mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.3) Menanamkan sikap tanggungjawab.4) Lebih mendorong siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individu maupun kelompok.Kelemahan metode penugasan :1) Kecenderungan anak yang kurang mampu/pandai dalam pelajaran
hanya bergantung pada temannya untuk menyelesaikan tugas.2) Prioritas nilai bukan kepahaman.3) Siswa sulit dikontrol apakah ia yang mengerjakan tugas atau orang
lain.4) Tugas yang monoton dan tidak bervariasi apat menimbulkan
kebosanan pada diri siswa.
6. Hasil Belajar Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan
Kolega dan Pelanggan
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar menerapkan prinsip-prinsip
kerjasama dengan kolega dan pelanggan merupakan hal yang penting
30
karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil
belajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan dapat diketahui melalui evaluasi hasil belajar untuk mengukur
dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas
bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Hasil belajar
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang
dicapai siswa tidak hanya dipengaruhi pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Menurut Abu Ahmadi, (1997: 105) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi dua
faktor, yaitu:
a. Faktor InternalFaktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yaitu
faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan badan lemah dan sebagainya, sedangkan faktor mental psikologis terdiri dari faktor kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.
b. Faktor EksternalFaktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang
belajar, meliputi faktor alam fisik, lingkungan saran fisik dan non fisik, serta strategi pembelajaran yang dipilih pengajar dalam menunjang proses belajar mengajar. Tugas guru adalah mengolah kondisi eksternal agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar, sehingga kondisi eksternal mengenai hal-hal dalam situasi belajar dapat diatur dan dikontrol.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka di atas bahwa
proses pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan masih berjalan monoton dan konvensional. Melihat situasi yang
31
demikian, perlu dilakukan upaya pemecahan masalah melalui penerapan
pembelajaran melalui pendekatan struktural. Dalam pendekatan struktural,
siswa diupayakan untuk berinteraksi terhadap suatu pola yang terstruktur agar
para siswa dapat saling bekerjasama dan aktif terhadap suatu pengetahuan dan
masalah yang baru. Strategi pembelajaran struktural dapat membuat siswa
terlibat secara langsung baik secara fisik maupun intelektual dalam proses
pembelajaran.
Dalam implementasi pembelajaran struktural diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan dan saling bekerjasama antar siswa dalam
pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan di kelas dan prestasi belajar siswa dapat meningkat serta dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas. Dengan demikian,
uraian kerangka pikir tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka PikirSumber : (Muslimin, 2000: 26-27), (Hamalik, 1990: 35), (Slameto, 2003: 2)
32
KONDISI AWAL :Kegiatan belajar monotonMetode yang digunakan konvensionalKurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaranKurangnya kerjasama siswa dalam pemecahan masalah
TINDAKAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN STRUKTURAL TIPE TPS
HASIL1. Kegiatan belajar lebih menarik2. Metode yang digunakan bervariasi3. Meningkatnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran4. Meningkatnya hasil belajar siswa
C. Hipotesis Tindakan
Dari deskripsi teori dan kerangka pikir di atas dapat diajukan hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share pada
standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan dapat meningkatan hasil belajar pada siswa kelas X Administrasi
Perkantoran SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan tinjauan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk mencari jawaban atas permasalahan pembelajaran di
kelas. Keunggulannya adalah adanya keterlibatan guru dalam pembelajaran,
dengan dilaksanaknnya penelitian tindakan kelas secara berkesinambungan
dapat bertanggung jawab, semakin percaya diri dalam berinovasi yang dapat
memberikan perbaikan peningkatan. Menurut Suyanto, (1997: 4), Penelitian
Tindakan Kelas merupakan :
Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Pemilihan metode penelitian tindakan didasarkan atas dasar masalah dan tujuan penelitian yang menuntut adanya penyempurnaan (tindak lanjut) berdasarkan prinsip daur ulang secara reflektif, kolaboratif, dan partisipasif yang dipusatkan pada situasi sosial kelas.
Penelitian ini semakin banyak diperlukan dan diandalkan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan kualitas pembelajaran
pada khususnya. Melalui pendekatan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat
dijadikan sebagai strategi pemecahan permasalahan dengan memanfaatkan
tindakan nyata, kemudian melakukan refleksi terhadap hasil tindakan.
Kemudian hasil refleksi tersebut dapat dijadikan sebagai langkah pemilihan
tindakan berikutnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Dengan kata
34
lain, penelitian tindakan dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan refleksi
terhadap permasalahan, kemudian mencari pemecahan masalah dengan
melakukan tindakan nyata yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah
tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten tahun
ajaran 2009/2010 yang berada di Jl. Tegalmas Prawatan Jogonalan Klaten.
Sedangkan waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai
dengan bulan Juni 2010.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau menjadi perhatian (Suharsimi
Arikunto, 2002: 99). Variabel yang diteliti harus sesuai dengan permasalahan
atau tujuan yang ingin dicapai alam penelitian. Dalam penelitian ini variabel
yang akan diteliti adalah model pembelajaran struktural (think-pair-share).
Secara garis besar penelitian ini mengungkap 2 (dua) variabel. Adapun
variabel pertama dalam penelitian ini adalah model pembelajaran struktural
sedangkan variabel kedua adalah peningkatan hasil belajar siswa kelas X AP 2
SMK Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.
35
D. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Struktural merupakan model pembelajaran yang
menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk
memenuhi pola-pola interaksi pada siswa. Struktur-struktur tersebut dibuat
agar para siswa dapat saling bekerjasama pada kelompok-kelompok kecil
secara kooperatif. Struktur yang dapat digunakan untuk meningkatkan
penguasaan akademik diantaranya adalah metode think-pair-share. Dalam
think-pair-share, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan siswa. Siswa diberi waktu yang lebih banyak untuk berfikir,
menjawab secara diskusi kelompok kecil dan saling membantu dengan
kelompok lain.
2. Peningkatan hasil belajar merupakan peningkatan kemampuan aktual yang
dapat diukur dan berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap,
keterampilan dan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari
proses belajar di sekolah. Peningkatan hasil belajar yang dimaksudkan
disini adalah pencapaian maksimal dari proses belajar mengajar standar
kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan sebelum tindakan dilakukan.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Menurut
Arikunto, (2002: 109), “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”,
sedangkan menurut Margono, (2003: 118), “populasi adalah seluruh data yang
36
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AP 2 di
SMK Negeri 1 Jogonalan, tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 40 orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002: 109). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP 2 dan
disebut penelitian populasi. Dipilihnya kelas X AP 2 tersebut sebagai tempat
penelitian, karena dilihat dari segi pembelajarannya peneliti melihat keaktifan
siswa dalam pembelajaran di kelas X AP 2 masih kurang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan
mengggunakan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
1. Observasi dan Pengamatan
Digunakan untuk mengumpulkan data mengenai bentuk aktivitas
yang meliputi keaktifan dan kreativitas belajar siswa sebelum pelaksanaan
tindakan dan selama pengembangan tindakan dalam pembelajaran yang
berlangsung dengan menggunakan pendekatan struktural model
pembelajaran TPS (think-pair-share).
2. Wawancara
Digunakan untuk menjaring data mengenai aktivitas siswa dan
kondisi kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Wawancara ini
bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan dan kreativitas
37
siswa selama pengembangan tindakan dalam proses pembelajaran dengan
mengguanakan model pembelajaran TPS (think-pair-share).
3. Tes Hasil Belajar
Digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar
siswa mengenai penguasaan terhadap materi atau pokok bahasan yang
diajarkan dengan menggunakan pendekatan struktural model pembelajaran
TPS (think-pair-share). Dalam tes hasil belajar ini soal yang diberikan
kepada siswa dibuat oleh guru dengan peneliti berdasarkan kisi-kisi
mateeri yang diajarkan.
4. Dokumentasi
Menurut Margono, (2003: 181), “dokumentasi adalah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan
termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-
hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”.
Dalam penelitian ini metode dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan
data tentang siswa, hasil belajar yang diperoleh siswa dan foto ketika guru
sedang menerapkan metode yang digunakan.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, masing-masing siklus
terdiri dari beberapa komponen, yaitu persiapan, perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (action), observasi dan monitoring, refleksi (reflection),
evaluasi dan kesimpulan hasil. Prosedur penelitian tindakan yang diterapkan
38
dalam penelitian ini menurut Sukardi, dalam bukunya yang berjudul
Metodologi Penelitian Pendidikan (2003: 215) dapat dilihat pada langkah-
langkah penelitian yang diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut :
Gambar 3. Gambaran Umum Prosedur Penelitian Tindakan KelasSumber : (Kemmis dan Mc. Taggart, 1988: 8).
1. Tahap Persiapan
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah refleksi awal
antara guru dan peneliti secara kolaboratif untuk mengidentifikasikan
permasalahan yang timbul dalam pembelajaran di kelas. Adapun
permasalahan yang sangat mendasar dalam pembelajaran di SMK Negeri 1
Jogonalan adalah keaktifan dan kreativitas siswa dalam proses
39
Plan
Action
CYCLE I Observe
CYCLE II Observe
Reflect
Reflect
RevisedPlan
Action
pembelajaran. Selanjutnya peneliti dan guru merumuskan permasalahan
dari guru itu sendiri.
2. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan alternatif upaya peningkatan proses dan hasil
pembelajaran yaitu dengan mencoba melakukan perbaikan proses
penbelajaran di kelas dengan pendekatan struktural model
pembelajaran TPS (think-pair-share).
b. Menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan.
Setelah mengidentifikasikan dan merumuskan permasalahan yang
dihadapi, kemudian memutuskan pola perbaikan yang akan digunakan
untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan rancangan tindakan
yang akan dilaksanakan. Dalam tahap ini, dilakukan persiapan
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan struktural model
pembelajaran TPS (think-pair-share) yang meliputi :
1) Menentukan kelompok-kelompok kecil.
2) Menentukan pembatasan materi yang akan
diberikan.
3) Menentukan skor berdasarkan hasil pre-test dan
post-tes pada pokok kajian yang diamati.
4) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
40
5) Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan
RPP yang dibuat.
6) Menyiapkan format pengamatan proses
pembelajaran di kelas.
7) Menyusun alat evaluasi tindakan berupa :
a) Lembar observasi KBM
b) Bahan dan Modul untuk diskusi
c) Pedoman wawancara
d) Angket siswa
e) Soal-soal evaluasi di kelas.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action) dan Pengamatan
(Observation)
Pada tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research
dilakukan sesuai dengan skenario yang sudah disiapkan. Pelaksanaan
tindakan menggunakan berbagai metode belajar aktif yang telah disusun.
Sumber belajar diperluas tidak hanya dari buku paket saja tetapi juga dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Tahap pelaksanan
tindakan ini mengacu pada skenario pembelajaran berlangsung dalam
siklus yang sudah direncanakan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan
pengamatan atau observasi yang sudah dibuat dan membuat catatan
lapangan untuk hal-hal yang tidak dicatat dalam lembar observasi
41
dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dalam siklus yang sudah dibuat.
42
4. Tahap Evaluasi (Evaluation) dan Refleksi (Reflection)
a. Evaluasi
Pada tahap evaluasi kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research digunakan 2 macam evaluasi antara
lain :
1) Evaluasi terhadap keaktifan dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran yang dilakukan melalui observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
2) Evaluasi berdasarkan standar minimal untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran dilihat dari segi hasil yaitu
prestasi belajar sesudah dilakukan tindakan.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, diperoleh temuan
tingkat keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan struktural model
pembelajaran TPS (think-pair-share). Kemudian daftar permasalahan
yang muncul di lapangan dapat dijadikan sebagai dasar melakukan
perencanaan ulang untuk penyempurnaan, merevisi rancangan yang
akan dilaksanakan pada tindakan selanjutnya sehingga akan mencapai
hasil yang optimal.
H. Instrumen Penelitian
Menurut Lofland, (1987: 47), “Sumber data utama penelitian tindakan
kelas adalah kata-kata dan tindakan, maka selebihnya hanya merupakan data
43
tambahan”. Data yang paling utama dan penting untuk dikumpulkan serta
dikaji di dalam sebuah penelitian ini adalah data pengamatan atau tindakan.
Maka yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut :
1. Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diwawancarai adalah data
yang paling pokok dan utama. Pada sumber data utama ini dicatat melalui
catatan tertulis atau dengan perekaman video ataupun audio tapes,
pengambilan gambar, foto ataupun film. Dan pencaatan sumber data utama
melalui wawancara adalah hasil gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar dan bertanya.
2. Sumber Tertulis
Meskipun sumber-sumber di luar kata dan tindakan adalah sumber
kedua, namun hal terebut jelas tidak dapat diabaikan. Jika dilihat dari segi
sumber data bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat
digolongkan seperti sumber buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip,
dokumen pribadi dan dokumen resmi. Hal itu tak luput dari karya ilmiah,
disertasi maupun tesis.
3. Foto
Pada masa seperti ini pada umumnya dijadikan untuk kebutuhan
penelitian kualitatif. Sebuah foto mampu menghasilkan data yang sangat
berharga. Dalam menggunakan foto untuk melengkapi sumber data yang
jelas besar sekali manfaatnya, hanya saja perlu diberi catatan khususnya
tentang keadaan dalam berfoto. Menurut Moleong, (2006: 157-160),
44
“bahwa di dalam pengambilan foto antara peneliti dan subjek harus sudah
saling mengerti atau mengetahui sehingga subjek tidak akan merasa
keberatan serta rela atau merelakan dirinya diambil fotonya”.
Maka dalam penelitian ini sekiranya sumber-sumber data yang akan
dipergunakan antara lain :
a. Data-data mengenai dokumen resmi dalam proses pengajaran,
surat ijin maupun sumber tertulis yang berharga dan bermakna.
b. Sumber data yang diperoleh dari hasil kata dan tindakan
tepatnya hasil wawancara.
c. Data tentang proses implementasi model pembelajaran think-
pair-share.
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti
merefleksi hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa di dalam kelas. Data yang berupa kata-
kata atau kalimat dari catatan lapangan diolah menjadi kalimat-kalimat
yang bermakna dan dianalisa secara kualitatif. Teknik analisa kualitatif
mengacu pada metode analisis yang dilakukan dalam tiga komponen
berurutan : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dalam penelitian ini reduksi data meliputi penyeleksian data melalui
ringkasan atau uraian singkat, dan pengelolaan data ke dalam pola yang
45
lebih terarah. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan
data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil
reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan
refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan
upaya pencarian makna data. Data yang terkumpul disajikan secara
sistematis dan perlu diberi makna.
2. Validasi data
Untuk keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan teknik
triangulasi. Cara yang digunakan dalam triangulasi data dalam penelitian
ini adalah menggunakan sumber dan metode. Triangulasi dengan
menggunakan metode, berarti membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara. Triangulasi dengan mengguankan sumber
dilakukan dengan menggunakan beberapa sumber data dengan metode
yang sama. Dalam hal ini peneliti membandingkan informasi yang
diperoleh dari informan yang satu dengan informan yang lain.
J. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria merupakan patokan untuk menentukan keberhasilan suatu
kegiatan atau program. Suatu program dikatakan berhasil apabila mampu
mencapai kriteria yang telah ditentukan dan gagal apabila tidak mampu
melampaui kriteria yang telah ditentukan. Dalam hal ini indikator keberhasilan
dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan, kreativitas dan kerjasama
siswa yang dapat dilihat selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
46
Menurut Sarbiran, (Suyanto, 1997: 6) menyatakan bahwa karakteristik
penelitian tindakan ini adalah tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki
proses pembelajaran di kelas, maka dari itu penelitian tindakan kelas dapat
dikatakan berhasil apabila telah terjadi perubahan ke arah perbaikan dalam hal
proses maupun hasil dari pembelajaran tersebut. Penentuan kriteria untuk
keberhasilan tindakan kelas menggunakan standar baik jika sudah memenuhi
60% – 75%. Dengan kata lain apabila 75% siswa sudah memenuhi aspek-
aspek sebagai berikut :
1. Aspek keaktifan dan kreativitas, indikator keberhasilan
terlihat jika 75% siswa dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Memberikan ide atau pendapat
b. Menanggapi pendapat orang lain
c. Melaksanakan tugas yang diberikan guru kepada kelompok
kecil
d. Mempunyai kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota
kelompok maupun kelompok lain
2. Aspek kerjasama, indikator keberhasilan terlihat jika 75%
siswa dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Keikutsertaan memberi pendapat kepada kelompoknya
sendiri
b. Keikutsertaan melaksanakan tugas yang diberikan guru
kepada kelompok kecil
c. Keikutsertaan dalam memecahkan masalah
47
d. Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok
maupun kelompok lain
e. Keikutsertaan dalam membuat laporan kelompok
f. Keikutsertaan dalam melaksanakan presentasi hasil belajar
3. Aspek peningkatan hasil belajar, indikator keberhasilan
terlihat jika siswa mendapatkan nilai dan melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. A / 90 : jika siswa sangat aktif di kelas terutama di dalam
mengeluarkan pendapat serta saling membantu /
kerjasama dengan teman yang lainnya dan kelompok
lainnya.
b. A- / 85 : jika siswa aktif di kelas terutama di dalam mengeluarkan
pendapat, tapi kurang kerja sama dengan kelompoknya.
c. B / 80 : jika siswa aktif di dalam mengeluarkan pendapat tetapi
belum berani mengeluarkan pendapat di depan kelas.
d. B- / 75 : jika siswa bersikap netral / mengikuti pelajaran dengan
baik.
e. C / 60 : jika siswa bersikap pasif, tidak muncul gairah belajar
dalam dirinya.
f. D / 50 : jika siswa bersikap cuek, sibuk sendiri, tidak mau tahu
serta mengganggu teman lainnya yang sedang belajar.
Kriteria dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan makna
terhadap keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan. Kriteria yaitu suatu hasil
48
setelah tindakan dibandingkan dengan standar minimal yang ditentukan
sekurang-kurangnya 75% siswa sudah dapat memahami pelajaran yang diukur
dengan daya serap siswa.
Untuk menghitung rata-rata aspek keaktifan, kreativitas dan kerjasama
siswa digunakan data dari lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian
dihitung, setelah itu dipersentase. Dengan demikian dapat diketahui seberapa
besar peningkatan keaktifan, kreativitas dan kerjasama siswa. Hasil analisis
data kemudian disajikan secara deskriptif. Cara menghitung persentase
keaktifan, kreativitas dan kerjasama siswa berdasarkan lembar observasi
adalah :
Persentase = x 100%
Untuk menghitung peningkatan hasil siswa digunakan hasil tes tertulis.
Data yang diperoleh kemudian dihitung jumlahnya, setelah itu nilainya
direratakan. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar nilai rerata
kelas. Cara mengitung rerata dengan menggunakan rumus :
(Sugiono, 2006: 43).
Keterangan : Me = Mean (Rerata)
Stot = Jumlah skor total
N = Jumlah seluruh siswa
Selanjutnya data kuantitatif tersebut dapat ditafsirkan dengan kalimat
yang bersifat kualitatif. Apabila hasil tindakan sesuai dengan standar minimal
dan persentase yang ditentukan maka tindakan dinyatakan berhasil.
49
Jumlah siswa yang terlibatJumlah seluruh siswa
BAB IV
ANALISIS SITUASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Situasi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Jogonalan berlokasi di
Tegalmas, Prawatan, Jogonalan, Klaten. SMK ini merupakan salah satu
sekolah kejuruan yang mengkhususkan pada bidang keahlian bisnis dan
manajemen dengan 3 program keahlian, yaitu Akuntansi, Administrasi
Perkantoran dan Pemasaran. Visi SMK Negeri 1 Jogonalan adalah
mewujudkan SMK sebagai pencipta sumber daya manusia profesional di
bidang keahlian bisnis dan manajemen yang mampu menghadapi era global.
Demi terwujudnya visi tersebut, SMK Negeri 1 Jogonalan merancang
beberapa misi sebagai berikut:
a.Meningkatkan kegiatan belajar mengajar bermutu yang berorientasi masa
depan.
b. Mewujudkan pelayanan prima dalam melaksanakan tugas.
c.Mengembangkan diklat yang membekali siswa kreatif, inovatif, produktif,
dan mandiri.
d. Mengembangkan iklim sekolah yang kondusif.
e.Mengantisipasi tantangan global.
50
1. Kondisi Fisik Sekolah
Kondisi bangunan SMK Negeri 1 Jogonalan seluas 3540 m2 berada
dalam kondisi baik. Bahkan saat observasi dilakukan, bangunan sebelah
utara sedang dalam proses penyelesaian lantai 2. Total lahan seluas 7445
m2 mampu dikelola dengan baik sehingga kebutuhan ruang terpenuhi.
Tahun ini sekolah berencana untuk mengadakan Ruang OSIS, Lab.
Bahasa, Lab. Administrasi Perkantoran dan Ruang Media. Di atas tanah
SMK N 1 Jogonalan berdiri bangunan-bangunan sebagai berikut:
a. Ruang penerima tamu (lobi)
b. Ruang Tata Usaha (TU)
c. Rung Guru
d. Ruang Kepala Sekolah
e. Ruang Wakil Kepala Sekolah
f. Ruang praktik bank mini
g. Perpustakaan
h. Ruang bimbingan karier
i. Carrier centre
j. 18 ruang kelas/ruang teori
k. Parkir guru dan siswa
l. 4 kantin
m. Laboratorium Administrsi
Perkantoran
n. Laboratorium Mengetik Manual
o. Laboratorium Komputer
p. Laboratorium Bahasa
q. Laboratorium Akuntansi
r. Laboratorium Pemasaran
s. Ruang Instruktur
t. Aula
u. 1 Mushola
v. 12 Kamar mandi
w. Gudang
x. Lapangan basket
y. Ruang UKS, Pramuka dan OSIS
z. Taman
51
2. Kondisi Non Fisik Sekolah
a. Kondisi Umum SMK N 1 Jogonalan
Secara umum, kondisi SMK N 1 Jogonalan memiliki lokasi yang
strategis karena berada di pinggir Jln. Raya Jogja-Solo, sehingga
mudah dijangkau. Fasilitas penunjang Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) cukup lengkap seperti gedung untuk KBM, laboratorium,
tempat ibadah, tempat parkir, kamar mandi dll, namun masih ada
beberapa fasilitas-fasilitas yang kurang mendapatkan perawatan
sehingga penggunaannya kurang maksimal. Fasilitas yang kurang
mendapatkan perawatan di antaranya laboratorium mengetik,
laboratorium akuntansi, laboratorium administrasi perkantoran, kamar
mandi dan air bersih, laboratorium bahasa dll.
b. Kondisi Kedisiplinan SMK N 1 Jogonalan
Dari hasil observasi diperoleh data kondisi kedisiplinan di SMK
N 1 Jogonalan sebagai berikut :
1) Jam masuk/pelajaran dimulai tepat jam 07.00 WIB untuk semua
jurusan dan diakhiri tepat pukul 13.30 WIB untuk hari Senin,
Rabu, Kamis, dan Sabtu. Sedangkan hari Selasa jam pelajaran
diakhiri pukul 14.15 WIB dan hari Jum’at pukul 11.10 WIB.
2) Kedisiplinan siswa masih perlu ditingkatkan, masih ada beberapa
siswa yang terlambat, berseragam sekolah tidak lengkap&kurang
rapi.
52
c. Media dan Sarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran di SMK N 1 Jogonalan cukup mendukung
untuk kegiatan belajar mengajar, karena ruang teori dan praktik
terpisah serta setiap program keahlian mempunyai laboratorium
termasuk laboratorium komputer. Akan tetapi, beberapa sarana seperti
laboratorium akuntansi, laboratorium administrasi perkantoran,
laboratorium mengetik masih perlu ditingkatkan lagi perawatannya
sehingga dapat digunakan dengan optimal.
Sekolah memiliki berbagai unit produksi antara lain: Mini Bank,
Minimarket dan kantin. Masing-masing unit produksi dikelola oleh
siswa sesuai program keahlian, bergilir sesuai jadwal yang sudah
ditentukan. Sekolah juga memiliki Carrier Center, tempat pelatihan
dan pembekalan skill kewirausahaan bagi alumni SMK Negeri 1
Jogonalan yang belum memperoleh pekerjaan. Saat observasi
dilakukan, diketahui bahwa referensi milik perpustakaan SMK Negeri
1 Jogonalan dirasa kurang memadai. Sedangkan alat-alat pembelajaran
seperti OHP (Over Head Projector), LCD (Liquid Catode Display) dan
Laptop juga masih kurang. Masing-masing berjumlah 1 buah.
Sehingga setiap kelas tidak bisa memanfaatkannya dan hanya
digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
d. Personalia Sekolah
Dalam hal ini Kepala Sekolah dibantu oleh 4 Wakil Kepala
Sekolah (Waka) yaitu, Waka Urusan Sarana dan Prasarana, Waka
53
Urusan Kurikulum, Waka Urusan Ketenagaan, dan Waka Urusan
Kesiswaan. Selain itu kepala sekolah juga dibantu oleh ketua progam
keahlian (Kaproli), yaitu Kaproli Akuntansi, Kaproli Administrasi
Perkantoran, dan Kaproli Pemasaran.
e. Perpustakaan
Perpustakaan sebagai sumber informasi siswa dan guru yang
dimiliki oleh SMK N 1 Jogonalan ada 1 ruang yang koleksinya terdiri
dari buku-buku mata diklat produktif, normatif dan adaptif. Di setiap
program keahlian juga memiliki perpustakaan dengan koleksi buku
sesuai dengan program keahlian yang ada.
f. Laboratorium
Sekolah ini memiliki 3 program keahlian yang meliputi:
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Pemasaran. Dari ketiga
program keahlian tersebut masing-masing memiliki laboratorium
tempat praktik. Jadi, laboratorium yang ada di SMK N 1 Jogonalan
terdiri dari Lab. Akuntansi, Lab. Administrasi Perkantoran, Lab.
Mengetik, Bank Mini, dan Lab. Bahasa, Lab. Pemasaran.
g. Jumlah Guru dan Karyawan
1) Jumlah Guru
Tetap : 44 orang
Guru tidak tetap : 9 orang
2) Pegawai Tata Usaha
Tetap : 3 orang
54
Tidak tetap : 11 orang
Mahasiswa Magang : 1 orang
h. Lingkungan Sekolah
Sekolah berada di sekitar perkampungan penduduk, sehingga
keamanan dapat terjaga. Kondisi kebersihannya pun juga terjaga
dengan baik karena selain adanya petugas yang bertugas
membersihkan sekolah, setiap hari jumat sebagian siswa dibiasakan
untuk bakti kampus membersihkan lingkungan sekolah. Sekolah juga
menjadi asri karena program tamanisasi yang selalu digalakkan oleh
Kepala Sekolah. Meskipun letaknya dekat dengan jalan raya, proses
belajar mengajar tidak terganggu karena pengelolaan ruang yang baik.
Gedung yang berada di tengah dan selatan digunakan untuk kelas teori,
sedangkan gedung yang dekat dengan jalan digunakan untuk lab atau
ruang praktek. Sekolah juga memanfaatkan sisi strategis gedung utara
yang menghadap ke jalan sebagai minimarket sekaligus kantin
sekolah. Selain itu tepat di depan pintu masuk SMK N 1 Jogonalan
terdapat resepsionis (penerima tamu), sehingga setiap tamu yang
berkunjung terkontrol maksud dan tujuannya.
i. Fasilitas Olah Raga
Fasilitas olah raga yang ada di SMK N 1 Jogonalan terdiri dari
lapangan basket yang merangkap juga sebagai lapangan tenis. Selain
itu juga berbagai alat olah raga yang menunjang terlaksananya
kegiatan belajar-mengajar mata pelajaran olah raga & kesehatan.
55
j. Kegiatan Kesiswaan (Ekstra Kulikuler)
Kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa terdiri dari Pramuka, PMR,
Band, Basket, Renang, kegiatan kerohanian dan Kegiatan
keolahragaan seperti Futsal. Kegiatan OSIS cukup variatif. Program
kerja OSIS tidak hanya diperuntukkan bagi siswa, tetapi ada beberapa
program yang bersifat sosial dan memberi kemanfaatan bagi banyak
pihak seperti bakti sosial dan kunjungan ke panti asuhan.
k. Bimbingan konseling
Bimbingan konseling memiliki ruangan sendiri yang terletak di
dekat ruang perpustakaan dan ditangani oleh guru-guru BP/BK yang
berkompeten. Dengan adanya bimbingan konseling, siswa diberikan
pengarahan yang baik dalam membentuk siswa yang berguna.
l. Ruang kelas
Di SMK N 1 Jogonalan, antara ruang teori dan ruang praktik
dipisahkan. Ruang kelas khusus teori yang dimiliki oleh sekolah ini
berjumlah 15 kelas. Untuk tahun ini pihak sekolah menambah ruang
kelas sebanyak 3 kelas. Ruang kelas ini digunakan oleh seluruh siswa
(kelas X sampai kelas XII) untuk menempuh mata pelajaran/diklat
teori.
m. Tempat ibadah
Sekolah ini memiliki sebuah mushola yang terletak di dalam
lingkungan sekolah. Dengan adanya mushola ini, kegiatan siswa
ataupun guru/karyawan yang beragama Islam dapat terlaksana dengan
khusyuk.
56
Berdasarkan analisis situasi hasil observasi, maka peneliti berusaha
memberikan stimulasi bagi pengembangan lebih lanjut di SMK N 1
Jogonalan. Sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat sekolah. Dengan
kesadaran bahwa konstribusi yang bisa diberikan hanya bersifat sementara,
yakni kurang lebih sekitar 8 minggu, peneliti mengharapkan kerjasama yang
saling mendukung serta terjalinnya komunikasi yang intensif antara peneliti
dengan pihak sekolah.
B. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pra Tindakan
Sebelum melakukan penelitian, tahap pertama yang dilakukan
adalah memohon ijin terlebih dahulu dari pihak guru SMK Negeri 1
Jogonalan, yang selanjutnya merujuk ke kepala sekolah. Hal ini
didasarkan atas permohonan ijin mengenai sekolah dan murid-muridnya
yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Setelah perijinan telah
terselesaikan, tahap selanjutnya melakukan diskusi atau percakapan
dengan guru yang bersangkutan di SMK Negeri 1 Jogonalan, mengenai
perencanaan implementasi untuk meningkatkan model pembelajaran
struktural tipe think-pair-share dalam meningkatkan hasil pembelajaran
siswa pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan.
Dalam percakapan dengan guru SMK Negeri 1 Jogonalan dapat
ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul dalam
57
pembelajaran selama ini penerapan model pembelajaran yang kurang
bervariasi. Model pembelajaran yang diterapkan adalah guru sebagai
pengelola kelas dalam proses pembelajaran. Model yang diterapkan
masih bersifat konvensional yaitu dengan metode ceramah, dengan
mengandalkan guru sebagai pusat pembelajaran, sehingga pembelajaran
menjadi kurang bervariasi dan membosankan. Siswa cenderung pasif
ketika guru menerangkan, karena siswa hanya mencat dan mendengarkan
penjelasan guru.
Guru kurang memahami strategi pembelajaran dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini dikarenakan kurangnya
referensi guru tentang metode-metode pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Keterbatasan ini
menjadi penyebab penyampaian materi pelajaran yang cenderung kurang
menarik dan mendapat perhatian siswa. Motivasi belajar siswa yang
kurang mengakibatkan rendahnya hasil belajar.
Langkah selanjutnya, menyusun rancangan tindakan pembelajaran.
Rancangan tindakan pembelajaran digunakan untuk mengetahui
penggunaan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share.
Rancangan tindakan pembelajaran ini merupakan suatu penerapan model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share sebagai upaya untuk
menumbuhkan kemampuan berpendapat dan saling membantu atau
kerjasama siswa dalam pembelajaran.
58
Dalam rancangan tindakan pembelajaran peran guru di samping
sebagai kolaborator, fasilitator, maupun sebagai konsultan dalam kerja
kelompok siswa. Guru kolaborator juga berkewajiban untuk mengamati
kegiatan siswa dengan memfokuskan kemampuan berpendapat dan saling
membantu di antara para siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Selain itu, guru kolaborasi juga melakukan penilaian terhadap
kemampuan berpendapat dan saling membantu siswa yang berpedoman
pada lembar observasi dan dilakukan saat proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share
berlangsung.
Adapun pengamatan menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa
diarahkan pada jumlah siswa yang aktif, menarik minat siswa,
menumbuhkan siswa untuk berpendapat, benar tidaknya pendapat siswa,
mudah tidaknya bahasa siswa untuk dipahami, argumentatif siswa dan
konkrit tidaknya pendapat siswa. Cara untuk mengamati saling
membantu siswa diarahkan pada kegiatan siswa yang meliputi rasa saling
membantu dengan teman yang lainnya, sikap siswa dengan teman
sekelompoknya, muncul sikap kerjasama antar siswa, kekompakkan
siswa dalam berpasangan atau berkelompok dan keaktifan siswa di dalam
kelas yang dinilai oleh guru kolaborator.
Setiap akhir penerapan rancangan tindakan bersama guru
kolaborator selalu mendiskusikan dan mengakaji permaslahan yang ada
dengan guru kolaborator sebagai langkah refleksi. Dari hasil pengkajian
59
dan refleksi tentang pelaksanaan rancangan tindakan yang berupa desain
pembelajaran dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share
telah dilaksanakan dengan revisi rancangan tindakan yang sesuai dengan
permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya.
Untuk lebih jelas lagi mengenai rancangan atau rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip
kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan model pembelajaran
struktural tipe think-pair-share tiap siklus dapat dilihat pada lampiran.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan
melanjutkan pokok bahasan yang sebelumnya disampaikan oleh
guru. Dalam pertemuan ini memfokuskan pada pendapat siswa dan
saling membantu antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada pembelajaran struktural
tipe think-pair-share. Selama tindakan guru kolaborator dan peneliti
mengamati dan merefleksi serta mencatat apa yang terjadi saat
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan 1
a) Guru memberikan salam
siswa kepada dan berdo’a terlebih dahulu. Kemudian
60
mempresensi para siswa yang hadir 37 siswa dan 3 siswa
tidak hadir (1 siswa tidak masuk sekolah karena izin dan 2
siswa menjadi menjadi resepsionis)
b) Guru memberikan pre-test
kepada siswa dan memberikan informasi materi yang akan
dipelajari pada hari ini
c) Guru membagi kelompok
berdasarkan hitungan 1 sampai 8 dan berkumpul dengan
kelompoknya
d) Murid diberikan modul
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan dan membagi kelompok yang akan membahas
pelajaran. Sub pokok bahasan yang akan dibahas ada 4 yaitu
tentang pengertian bekerja dengan orang lain, berorientasi
pada opini/pendapat, berorientasi pada persamaan, berfokus
pada tujuan.
e) Jika sudah jelas memberikan
pertanyaan lisan dan memadukan kelompok yang beda materi
Maksud tukar kelompok untuk mengetahui kemampuan
berpendapat, keaktifan dan rasa saling membantu sesuai soal
yang diberikan oleh guru
61
f) Setiap kelompok menulis
pendapatnya dan menunjuk perwakilan untuk mengutarakan
jawaban.
g) Pada akhir pertemuan guru
kolaborator dan peneliti memberikan penekanan materi yang
disampaikan atau kesimpulan
h) Guru mengadakan refleksi
dengan cara meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari
ini dan tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil
belajar.
i) Guru mengakhiri pelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan 2
a) Guru memberikan salam
siswa kepada dan berdo’a terlebih dahulu. Kemudian peneliti
mempresensi para siswa yang hadir 39 siswa dan 1 siswa
tidak hadir karena izin.
b) Guru memberikan pre-test
kepada siswa dan memberikan informasi materi yang akan
dipelajari pada hari ini
62
c) Guru membagi kelompok
berdasarkan nomor presensi dan berkumpul dengan
kelompoknya
d) Murid diberikan modul
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan dan membagi kelompok yang akan membahas
pelajaran. Sub pokok bahasan yang akan dibahas ada 2 yaitu
tentang pengertian tata hubungan internal vertikal horizontal
dan macam-macam hubungan kantor (internal).
e) Jika sudah jelas memberikan
pertanyaan lisan dan memadukan kelompok yang beda
materi. Maksud tukar kelompok untuk mengetahui
kemampuan berpendapat, keaktifan dan rasa saling
membantu sesuai soal yang diberikan oleh guru
f) Setiap kelompok menulis
pendapatnya dan menunjuk perwakilan untuk mengutarakan
jawaban.
g) Pada akhir pertemuan guru
kolaborator dan peneliti memberikan penekanan materi yang
disampaikan atau kesimpulan
h) Guru mengadakan refleksi
dengan cara meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari
63
ini dan tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil
belajar.
i) Guru mengakhiri pelajaran
dengan salam
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan bersama guru
kolaborator, pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip
kerjasama dengan kolega dan pelanggan kelas X AP 2 di peroleh
kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengamatan terhadap guru
Guru telah berusaha semaksimal mungkin dalam
pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan. Pada tindakan siklus I ini sesuai dengan
rencana yang diterapkan, dan semua aturan yang harus
dikerjakan oleh siswa disampaikan secara lisan. Di samping itu,
saat guru menerapkan model pembelajaran struktural tipe TPS
pada siklus I ini, semua siswa juga dituntut untuk berpikir dan
menyampaikan pendapatnya secara sendiri-sendiri, tanpa bantuan
guru kolaborator dan peneliti artinya disini siswa dilepas saat
pelaksanaan berlangsung. Namun kenyataannya tampak sekali
bahwa siswa begitu mudah memahami dan beradaptasi dengan
model ini.
64
Pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I ini sangat jelas ada
pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan prinsip-
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan model
pembelajaran struktural tipe TPS ini dapat berjalan dengan lancar
pada siswa kelas X AP 2. sebagian besar siswa sudah mampu
mengeluarkan pendapat, namun ada juga siswa yang masih
kurang beradaptasi dengan model pembelajaran struktural tipe
TPS ini. Kemampuan berpendapat pada siklus I ini telah berjalan
dengan baik, namun saling membantu antara kelompok belum
terlihat pada siklus I ini, masih terdapat siswa yang ramai sendiri,
mengobrol, diam saja bahkan ada yang bermain handphone.
2) Pengamatan terhadap siswa
Pada siklus ini dalam proses pembelajaran siswa terlihat
sangat antusias, bahkan di antaara mereka sangat senang dengan
penerapan model pembelajaran ini. Beberapa dari mereka
berkomentar bahwa setidaknya degan penerapan model ini telah
memunculkan niat mereka untuk berbicara walaupun masih
kurang berani di depan kelas. Mereka setidaknya masih mampu
berpendapat antar sesame teman kelompok.
Namun mereka masih ada yang belum terbiasa dengan
model pembelajaran struktural tipe TPS ini, ada beberapa
diantaranya namun dalam jumlah sedikit yang masih bingung
dan masih bingung dan belum berani untuk mengeluarkan
65
pendapatnya. Beberapa siswa pun juga ada yang ribut namun
ketika disuruh maju ataupun menjawab pertanyaan ternyata
hasilnya sangat mengagumkan. Mereka dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan olehnya walaupun masih sedikit ada
kesalahan.
Dengan kurangnya rasa saling membantu pada siklus
pertama ini, karena mereka masih berpikir dalam kelompok besar
sehingga menimbulkan beberapa siswa hanya numpang saja
sehingga masih kurang efektif di bagian kelompoknya. Hal
tersebut menimbulkan kurangnya saling membantu dalam
kelompok. Dengan demikian pengamatan terhadap aktifitas siswa
sangat bagus dalam berpendapat, hanya saja masih sangat kurang
yang berarti kurangnya rasa saling membanntu pada siklus 1 ini.
3) Pengamatan terhadap kemampuan berpendapat siswa
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemampuan
berpendapat siswa pada siklus I ini menunjukkan siswa telah
mampu beradaptasi dengan semaksimal mungkin dan hasil
presentasi yang sangat mengagumkan. Secara umum, beberapa
siswa sangat berani untuk tampil di depan kelas dan
mengeluarkan pendapatnya. Beberapa siswa yang tidak
presentasipun mempunayi antusias dalam memberikan
pertanyaan maupun pendapatnya masing-masing. Pada garis
besarnya siswa sangat mudah menyerap dan beradaptasi dengan
66
model ini, meskipun ada beberapa di antara yang belum mengerti
dengan model pembelajaran ini, dan kesulitan dalam bertindak
salah satunya mungkin karena belum terbiasa dengan model ini.
Demikian pula interaksi di kelas sangat terlihat pula bahwa siswa
lebih mendominasi proses pembelajaran daripada gurunya.
Bahkan pada siklus ini, siswa saling berebut waktu untuk
mengemukakan pendapatnya. Hanya saja, hal ini berbanding pula
terhadap siswa yang diam saja dikarenakan belum mampu
beradaptasi.
4) Pengamatan terhadap saling membantu siswa
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap saling membantu
siswa atau kerjasama siswa pada siklus I ini menunjukkan hasil
yang bervariasi. Hal tersebut didasarkan atas pengamatan yang
menunjukkan belum adanya saling membantu yang timbul dalam
1 kelompok atau diantara anggota kelompok. Hal ini bisa saja
disebabkan karena siswa baru mulai bereadaptasi dengan model
pembelajaran TPS ini.
Namun demikian ada juga kelompok yang sudah mulai
saling membantu temannya, baik halnya dalam presentasi di
depan kelas mereka sangat kompak membantu temannya yang
sedang presentasi, bahkan tak luput mereka tidak segan-segan
memberikan motivasi dengan tepuk tangan. Dengan demikian
pengamatan saling membantu pada siklus I ini telah berjalan
67
dengan semaksimal mungkin, hanya saja masih ada yang tidak
membantu dalam anggota kelompoknya.
d. Refleksi
Penerapan pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan
model pembelajaran struktural tipe think-pair-share pada
pelaksanaan tindakan inisudah dapat dikatakan berjalan dengan
lancar dan efektif mengingat pada pertemuan pertama saja siswa
sudah mampu berpendapat denga baik, aktif dan kritis. Namun hanya
saja saja ada beberapa siswa yang kurang mengerti baik pertemuan
pertama dan kedua.
Dengan melihat pengamatan pada siklus ini, maka diperlukan
upaya dan tindakan perbaikan yang semaksimal mungkin pada siklus
selanjutnya. Upaya perbaikan salah satu untuk mengoptimalkan
pelaksanaan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share.
Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi bersama guru kolaborator
hal yang harus dilakukan dan ditingkatkan antara lain :
1) Perlu adanya bimbingan dari guru ketika mencari
kelompoknya sehingga semua siswa dapat mengeluarkan
pendapatnya.
2) Perlu meningkatkan tahap share agar partisipasi siswa
berjalan dengan baik dan lancar.
68
3) Dalam presentasi perlu partisipasi dari guru agar siswa
tidak malu dan sungkan saat mengeluarkan pendapatnya.
4) Pembagian kelompok yang sesuai dengan
pemberdayaan siswa agar para siswa dapat bekerja sama dengan
baik tanpa ada rasa kecemburuan.
5) Pembagian dalam satu kelompok agar lebih dibuat
semaksimal mungkin dalam arti jumlah siswanya dalam satu
kelompok yang bertuajuan agar perisapan diri siswa lebih matang
dan tidak malas-malasan.
6) Penjelasan dan orientasi dari guru kepada siswa lebih
matang dan lebih jelas lagi agar lebih siap dalam mengikuti
pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan prinsip-
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini.
7) Optimalisasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru lebih ditingkatkan lagi agar lebih
berpartisipasi lagi dalam pembelajaran.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus I. Pada siklus II ini
hanya dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan melanjutkan pokok
bahasan yang sebelumnya telah disampaikan. Dalam pertemuan ini
memfokuskan pada pendapat siswa dan saling membantu antara
69
siswa satu dengan siswa yang lainnya. Pelaksanaan pembelajaran
mengacu pada pembelajaran struktural tipe think-pair-share dengan
sedikit memadukan pembelajaran lain. Selama tindakan bersama
dengan guru kolaborator mengamati dan merefleksi serta mencatat
apa yang terjadi saat pembelajaran dan mencatat poin-poin yang
termuat pada lembar observasi.
b. Pelaksanaan
a) Guru memberikan salam
siswa kepada dan berdo’a terlebih dahulu. Kemudian peneliti
mempresensi para siswa yang hadir 39 siswa dan 1 siswa tidak
hadir karena izin.
b) Guru memberikan pre-test
kepada siswa dan memberikan informasi materi yang akan
dipelajari pada hari ini
c) Guru membagi kelompok
berdasarkan posisi tempat duduk per blok dan berkumpul dengan
kelompoknya
d) Murid diberikan modul
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan dan membagi kelompok yang akan membahas
pelajaran. Sub pokok bahasan yang akan dibahas ada 3 yaitu
tentang Pengembangan profesionalisme kerja, pelaksanaan
70
pendidikan dan latihan, macam-macam dan metode pendidikan
dan latihan.
e) Jika sudah jelas memberikan
pertanyaan lisan dan memadukan kelompok yang beda materi
Maksud tukar kelompok untuk mengetahui kemampuan
berpendapat, keaktifan dan rasa saling membantu sesuai soal
yang diberikan oleh guru
f) Setiap kelompok menulis pendapatnya dan menunjuk perwakilan
untuk mengutarakan jawaban.
g) Pada akhir pertemuan guru
kolaborator dan peneliti memberikan penekanan materi yang
disampaikan atau kesimpulan
h) Guru mengadakan refleksi
dengan cara meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari ini
dan tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil belajar.
i) Guru mengakhiri pelajaran
dengan salam
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator
dan peneliti pada standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip
kerjasama dengan kolega dan pelanggan kelas X AP 2 di peroleh
kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengamatan terhadap guru
71
Guru telah berusaha semaksimal mungkin dalam
pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan. Pada tindakan siklus II ini sesuai dengan
rencana yang diterapkan, dan semua aturan yang harus
dikerjakan oleh siswa disampaikan secara lisan. Di samping itu,
saat guru menerapkan model pembelajaran struktural tipe TPS
pada siklus II ini, semua siswa juga dituntut untuk berpikir dan
menyampaikan pendapatnya secara sendiri-sendiri, tanpa bantuan
guru kolaborator dan peneliti artinya disini siswa dilepas saat
pelaksanaan berlangsung. Namun kenyataannya tampak sekali
bahwa siswa begitu mudah memahami dan beradaptasi dengan
model ini.
Pada siklus II ini sangat jelas ada pembelajaran pada
standar kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan dengan model pembelajaran
struktural tipe TPS ini dapat berjalan dengan lancar pada siswa
kelas X AP 2. Pada siklus II hampir semua siswa sudah mampu
mengeluarkan pendapat, namun ada juga siswa yang masih
kurang beradaptasi dengan model pembelajaran struktural tipe
TPS ini. Kemampuan berpendapat, saling membantu pada siklus
II ini telah berjalan sangat baik.
72
2) Pengamatan terhadap siswa
Pada siklus ini dalam proses pembelajaran siswa terlihat
sangat mengikuti alur yang guru terapkan. Mereka sudah mampu
berpendapat dan bekerja sama antar sesama teman kelompok.
Namun mereka masih ada yang belum terbiasa dengan
dengan kelompoknya, namun dalam jumlah sedikit. Mereka
sudah tidak bingung dan berani untuk mengeluarkan pendapatnya
dan bekerja sama. Beberapa siswa pun juga ada yang ribut
namun ketika disuruh maju ataupun menjawab pertanyaan
ternyata hasilnya sangat mengagumkan. Mereka dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan olehnya.
Dengan terbentuknya rasa saling membantu pada siklus
kedua ini khususnya pada pertemuan pertama, mereka sudah
berpikir bahwa mereka sudah dalam kelompok yang kecil
sehingga siswa tidak hanya numpang saja melainkan sudah
memberikan inspirasinya pada anggota kelompok. Dengan
demikian pengamatan terhadap aktifitas siswa sangat bagus
dalam berpendapat dan bekerja sama pada siklus II ini.
3) Pengamatan terhadap kemampuan berpendapat siswa
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemampuan
berpendapat siswa pada siklus II ini menunjukkan siswa telah
mampu beradaptasi dengan baik dan hasil presentasi yang sangat
mengagumkan. Secara umum, beberapa siswa sangat berani
73
untuk tampil di depan kelas dan mengeluarkan pendapatnya.
Beberapa siswa yang tidak presentasipun masih mempunyai
antusias dalam memberikan pertanyaan maupun pendapatnya
masing-masing. Pada garis besarnya siswa sangat mudah
menyerap dan beradaptasi dengan model ini dan mereka sudah
mengerti dengan model pembelajaran ini, dan tidak ada
kesulitan dalam bertindak. Demikian pula interaksi di kelas
sangat terlihat pula bahwa siswa dan guru bersama-sama
memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Bahkan pada
siklus inipun, siswa masih saling berebut waktu untuk
mengemukakan pendapatnya. dikarenakan mereka mampu
beradaptasi.
4) Pengamatan terhadap saling membantu siswa
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap saling membantu
siswa atau kerjasama siswa pada siklus II ini menunjukkan hasil
yang bervariasi daripada siklus I. Hal tersebut didasarkan atas
pengamatan yang menunjukkan adanya saling membantu yang
baik dalam 1 kelompok atau diantara anggota kelompok. Hal ini
bisa saja disebabkan karena siswa sudah beradaptasi dengan
model pembelajaran TPS pada siklus I.
Kelompok yang sudah padu saling membantu temannya,
baik dalam hal presentasi di depan kelas maupun membantu
temannya yang sedang presentasi mereka sangat kompak.
74
Dengan demikian pengamatan saling membantu dalam anggota
kelompoknya pada siklus II ini telah berjalan dengan baik.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II ini dinyatakan telah sesuai yang
diharapkan. Hal ini sejalan dengan pembelajaran siklus II beberapa
percakapan dilakukan terhadap siswa.
Tapi perlu diamati, bahwa pada siklus II dinyatakan berhasil
ataupun berjalan efektif. Perlu diketahui, bahwa proses pembelajaran
pada siswa itu memang perlu banyak variasi mengajar, sehingga
siswa tidak akan merasa bosan. Dalam arti karena beberapa faktor
sedikit kejenuhan siswa pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
siklus II ini berjalan sempurna sesuai yang diharapkan.
C. Pembahasan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kemampuan
berpendapat siswa, keaktifan siswa, rasa saling membantu siswa dan
meningkatnya hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
struktural tipe think-pair-share pada siswa kelas X AP 2 SMK Negeri 1
Jogonalan, terutama pada pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan. Selain itu juga mengetahui kendala dan
hambatan apa saja yang timbul dalam pembelajaran menerapkan prinsip-
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan menggunakan model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share.
75
Data dalam hasil penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung
yang dilaksanakan dalam 2 siklus, wawancara, dokumen/pencatatan dokumen
kemudian menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari responden yang meliputi perilaku, kondisi serta kegiatan
pada saat pelaksanaan observasi. Berikut ini disajikan analisis hasil penelitian
yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan pencatatan hal-hal yang
penting.
1. Penerapan thin-pair-
share untuk menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara 2
siklus. Dapat diperoleh data dari observasi maupun wawancara, bahwa
penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share sangat
bermanfaat bagi siswa. Hal ini senada dengan yang dinyatakan oleh guru
kolaborator bahwa :
Saya rasa iya, sangat berpengaruh sekali dalam kemampuan
berpendapat siswa untuk tampil di depan kelas mas, konkritnya itu ada
yang menonjol anatar siswa 1 orang dengan orang lain dan bisa berdiskusi
dan berkomunikasi dengan baik. Dan itu masuk dalam kategori
argumentatif, komunikatif dan konkrit itu fakta sekali. (Wawancara
dengan Bapak Iyan Sutikno guru Kolaborator tanggal 22 Mei 2010).
Jadi dapat disimpulkan dari guru kolaborator, sangat setuju dan
menyatakan benar bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran
struktural tipe think-pair-share ini sangat membantu para siswa dalam
76
mengemukakan pendapat dari siswa yang sebelumnya telah aktif menjadi
lebih aktif lagi. Siswa yang kurang aktif mampu mengubah siswa menjadi
aktif. Dalam arti kemajuan-kemajuan yang berdampak positif dalam
pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan mempergunakan model ini, telah bermanfaat bagi murid-murid
semuanya. Para siswa pun merasa bahwa sangat bermanfaatnya model ini
dalam dirinya, seperti yang dikemukakan oleh guru kolaborator dan
beberapa siswa antara lain :
Begini mas, model pembelajaran ini sangat bagus mas, saya rasa
siswa sangat terbantu sekali mungkin paling tidak membantu sedikit, dan
sejauh mana yang saya amati, saya pikir mereka cukup bisa
menyampaikan secara komunikatif artinya teman-teman juga ikut mereson
apa yang diomongkan. (Wawancara dengan Bapak Iyan Sutikno guru
Kolaborator tanggal 22 Mei 2010). Hal ini juga ditambahkan oleh para
murid antara lain :
Ya tentu pak, karena pembelajaran tersebut kita sudah nyaman, jadi
kita akan menyampaikan pendapatpun tidak takut lagi dan minder
(wawancara dengan Sari Nur Utami siswa kelas X AP 2 tanggal 01 Mei
2010).
Ya berminat banget gitu, karena untuk mengeluarkan pendapat
pendapat kita yang berbeda antara guru dengan teman yang lain.
(wawancara dengan Anis Zaqiyah siswa kelas X AP 2 tanggal 05 Mei
2010). Lain halnya dengan pendapat siswa lain :
77
Ya kadang-kadang pak, karena pendapat saya kadang selalu sama
dengan tema-teman lain sih pak. Jadi saya mengeluarkan pendapat lain
sehingga saya bisa dapat nilai yang baik. (wawancara dengan Audi Earl
Sanggi siswa kelas X AP 2 tanggal 08 Mei 2010).
Jadi dapat disimpulkan, bahwa penerapan model pembelajaran
struktural tipe think-pair-share mampu menumbuhkan siswa untuk
berpendapat, secara argumentatif, konkrit dan sudah layak seperti pada
umumnya siswa seumuran mereka. Bahkan dengan model pembelajaran
struktural tipe think-pair-share ini mampu merubah image pembelajaran
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan yang
biasanya dikenal sebagai pembelajaran yanng membosankan berubah
menjadi pelajaran yang sangat menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan peneliti, dalam proses
pembelajaran telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kemajuan
siswa, baik kemampuan berpendapat, keaktifan, kekritisan, responsif dan
menjadikan siswa lebih berani untuk tampil di kelas. Hal ini diukur dengan
pengamatan dan penilaian guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Dan diamati serta dinilai oleh guru kolaborator dalam bentuk penilaian
afektif siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Tentu saja, penilaian tersebut tidak sekedar penilaian seadanya,
karena penilaian tersebut dilakukan oleh guru kolaborator dengan
penilaian indikator yang berkaitan dengan kemampuan berpendapat. Hasil
penilaian tersebut dilakukan oleh guru kolaborator yang kemudian nilai
78
tersebut dijadikan satu dalam bentuk nilai juga. Hasil penilaian afektif
tersebut dapat dilihat pada tebel di bawah ini :
Tabel 1. Nilai Afektif Siswa Kelas X AP 2
NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 31 7470 Adeliana Fajarwati 80 85 852 7471 Alfi Nur Jannah 80 85 853 7472 Aninta Aprilia 80 85 854 7473 Anis Zaqiyah 85 90 905 7474 Anita Yuniati 80 85 906 7475 Ari Susanti 80 85 857 7476 Audi Earl Sanggi 80 85 908 7477 Avrilliani Vindi Saputri 80 85 859 7478 Dani Prastiwi 75 80 8510 7479 Dewi Argita Sari 75 80 8511 7480 Diana Ariza Primajanti 75 80 8512 7481 Dita Yuli Astuti 80 85 9013 7482 Dwi Astuti Noviatun 75 75 8014 7483 Dyah Probosari 75 75 8015 7484 Elvia Wijaya 75 80 8016 7485 Eni Setyaningsih 75 75 8017 7486 Erni Kurnia Ningsih 80 80 8518 7487 Esti Yuliani 75 85 8519 7488 Faltimah Siska Sari – 75 8020 7489 Fitri Nuryani 60 80 –21 7490 Irma Fitriana 60 80 8022 7491 Liana Furi 60 75 8523 7492 Muh. Wahid Nurcahya 60 75 8024 7493 Mumun Lestyarini 60 80 8525 7494 Nella Miftakul Jannah 60 – 8526 7495 Oktaviana Sari 60 75 8027 7496 Ovi Etika Dewi 60 75 8528 7497 Putri Restuti 60 75 8029 7498 Ria Agustina 60 75 8530 7499 Sari Nur Utami 75 80 8531 7500 Sevi Yubaida 60 75 8532 7501 Siti Noer Muslimahwati – 75 8533 7502 Siti Nurjanah 60 80 8034 7503 Sri Wahyuni 60 75 8035 7504 Sulistyowati Putri 60 75 8536 7505 Susi – 75 80
79
37 7506 Tiwik Lestari 60 80 8538 7507 Tri Maryanti 60 75 8539 7508 Tri Wahyuni 60 75 80
40 7509 Tutik Wulandari 60 75 80
Jumlah 2560 3085 3265Rata - Rata 69,19 79,102 83,72
Jelas sekali peneliti mengamati, bahwa peningkatan kemampuan
berpendapat siswa setiap pertemuan semakin meningkat. Hal tersebut
dapat dilihat pada penilaian afektif ini yang mengacu pada nilai afektif.
Dimana pada setiap pertemuan mengalami peningkatan yang signifikan.
Hal ini dikarenakan tiap masing-masing siswa mempunyai karakter yang
berbeda-beda, tentu wajar saja jika dalam pembelajarannya suasana belajar
kadang tidak menentu. Tapi hal ini boleh saja menyalahkan model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini, karena pada umumnya
tidak ada model pembelajaran yang paling bagus dan sempurna karena
semua model pembelajaran sebenarnya bagus dan tinggal gurunya saja
yang melakukan variasi model pembelajaran dan terutama melihat kondisi
serta kemampuan dari siswa tentunya.
Selama penerapan 2 siklus ini, kemudian diambil tes untuk
mengetahui nilai siswa ketika mempergunakan model pembelajaran
struktural tipe think-pair-share ini, nilai tersebut antara lain sebagai
berikut:
80
Tabel 2. Nilai Tes Siswa Kelas X AP 2
NO. NIS NAMA SISWA Ulangan Harian1 7470 Adeliana Fajarwati 7,62 7471 Alfi Nur Jannah 7,83 7472 Aninta Aprilia 7,74 7473 Anis Zaqiyah 8,85 7474 Anita Yuniati 7,96 7475 Ari Susanti 7,87 7476 Audi Earl Sanggi 7,98 7477 Avrilliani Vindi Saputri 7,89 7478 Dani Prastiwi 8,210 7479 Dewi Argita Sari 7,811 7480 Diana Ariza Primajanti 8,512 7481 Dita Yuli Astuti 7,813 7482 Dwi Astuti Noviatun 7,714 7483 Dyah Probosari 7,815 7484 Elvia Wijaya 7,816 7485 Eni Setyaningsih 7,617 7486 Erni Kurnia Ningsih 7,818 7487 Esti Yuliani 7,819 7488 Faltimah Siska Sari 7,920 7489 Fitri Nuryani 7,821 7490 Irma Fitriana 7,622 7491 Liana Furi 7,823 7492 Muh. Wahid Nurcahya 7,624 7493 Mumun Lestyarini 7,825 7494 Nella Miftakul Jannah 7,826 7495 Oktaviana Sari 7,727 7496 Ovi Etika Dewi 7,828 7497 Putri Restuti 7,929 7498 Ria Agustina 7,830 7499 Sari Nur Utami 8,731 7500 Sevi Yubaida 8,132 7501 Siti Noer Muslimahwati 7,933 7502 Siti Nurjanah 7,734 7503 Sri Wahyuni 7,835 7504 Sulistyowati Putri 7,836 7505 Susi 7,637 7506 Tiwik Lestari 7,938 7507 Tri Maryanti 7,939 7508 Tri Wahyuni 7,9
81
40 7509 Tutik Wulandari 7,8
Jumlah 314,9Rata - Rata 7,8725
Maka jika diambil secara rerata, kelas ini mempunyai rerata setelah
pembelajaran dengan mempergunakan model pembelajaran struktural tipe
think-pair-share adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan rumus : (Sugiono, 2006: 43)
Keterangan : Me = Mean (Rerata)
Stot = Jumlah skor total
N = Jumlah seluruh siswa
Maka rerata (mean) perolehan nilai setelah penerapan model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini adalah sebagai berikut :
Senada dengan kemampuan berpendapat siswa yang tiap pertemuan
semakin meningkat, dilihat dari penilaian afektifnya. Penilaian tes akhir
dengan nilai rata-rata kelas ini telah mencapai rata-rata sebesar 7,9.
2. Penerapan think-
pair-share untuk menumbuhkan saling membantu siswa
Setelah mengamati tindakan apa saja yang dilakukan para siswa, dari
2 siklus bahwa saling membantu atau kerjasama siswa terdapat kemajuan-
kemajuan yang ada pada setiap tingkah laku siswa. Dalam arti dengan
adanya tahap pair mereka telah mencoba untuk lebih memperhatikan
82
kualitas kelompoknya. Maka dari itu, terjadinya interaksi saling membantu
siswa pada tiap kelompok semakin terlihat dengan baik.
Selain melakukan pengamatan dan observasi, hal tersebut juga dapat
dilihat dari wawancara murid antara lain mereka berkomentar sebagai
berikut :
Ya, karena jika teman tidak mengerti dengan materi yang
disampaikan dan kita mengerti pasti kita bingung memberi tahu karena ya
kita ingin apa yang kita tahu, teman bisa tahu juga. (wawancara dengan
Sari Nur Utami siswa kelas X AP 2 tanggal 01 2010).
Ya tentu, karena kita membagi tugas masing-masing walaupun saya
sebagai ketua kelompok kadang saya juga mengerjakan terus yang
kemarin saja membagi seperti gini, kamu yang nulis, kamu mengerjakan
yang nomor ini, kamu yang nomor ini jadi pekerjaan kita jadi cepat
selesai. (wawancara dengan Anis Zaqiyah siswa kelas X AP 2 tanggal 05
Mei 2010).
Melihat seberapa pendapat dari siswa, tentu sangatlah jelas bahwa
penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini
memang sangat membantu siswa dalam menumbuhkan rasa kekeluargaan
di dalamnya. Hal ini serupa dengan apa yang terkandung dalam model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini, bahwa model ini lebih
mengutamakan asas kekeluargaan.
83
Saling membantu siswa dalam model pembelajaran struktural tipe
think-pair-share, diperkuat juga dengan adanya pendapat guru kolaborator
beliau menyatakan bahwa :
Seperti halnya yang saya utarakan tadi mas, model inipun juga
mampu menimbulkan rasa saling membantu siswa, seperti yang kita lihat
waktu pembelajaran itu banyak anak yang menginginkan diskusi jadi
mungkin pembelajaran ini pun bisa dikatakan Share pada siswa yang bisa
keluar walaupun nantinya ada yang sibuk sendiri. (Wawancara dengan
Bapak Iyan Sutikno guru Kolaborator tanggal 22 Mei 2010).
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini memang selain mampu
menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa, tapi juga mampu
menumbuhkan rasa solidaritas siswa yang tinggi. Dengan saling
membantu bersama temannya ketika tahap pair berlangsung. Hal tersebut
juga dapat diketahui, dari perolehan nilai tugas kelompok mereka yang
dikerjakan secara bersama-sama, nilai tersebut antara lain sebagai berikut :
Tabel 3. Nilai Kerjasama Siswa Kelas X AP 2
NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 31 7470 Adeliana Fajarwati 80 85 852 7471 Alfi Nur Jannah 80 85 853 7472 Aninta Aprilia 80 85 854 7473 Anis Zaqiyah 85 90 905 7474 Anita Yuniati 80 85 906 7475 Ari Susanti 80 85 857 7476 Audi Earl Sanggi 80 85 908 7477 Avrilliani Vindi Saputri 80 85 859 7478 Dani Prastiwi 75 80 8510 7479 Dewi Argita Sari 75 80 8511 7480 Diana Ariza Primajanti 75 80 8512 7481 Dita Yuli Astuti 80 85 90
84
13 7482 Dwi Astuti Noviatun 75 75 8014 7483 Dyah Probosari 75 75 8015 7484 Elvia Wijaya 75 80 8016 7485 Eni Setyaningsih 75 75 8017 7486 Erni Kurnia Ningsih 80 80 8518 7487 Esti Yuliani 75 85 8519 7488 Faltimah Siska Sari – 75 8020 7489 Fitri Nuryani 60 80 –21 7490 Irma Fitriana 75 80 8022 7491 Liana Furi 60 75 8523 7492 Muh. Wahid Nurcahya 60 75 8024 7493 Mumun Lestyarini 75 80 8525 7494 Nella Miftakul Jannah 75 – 8526 7495 Oktaviana Sari 60 75 8027 7496 Ovi Etika Dewi 60 75 8528 7497 Putri Restuti 60 75 8029 7498 Ria Agustina 60 75 8530 7499 Sari Nur Utami 80 80 8531 7500 Sevi Yubaida 75 75 8532 7501 Siti Noer Muslimahwati – 75 8533 7502 Siti Nurjanah 60 80 8034 7503 Sri Wahyuni 75 75 8035 7504 Sulistyowati Putri 60 75 8536 7505 Susi – 75 8037 7506 Tiwik Lestari 60 80 8538 7507 Tri Maryanti 60 75 8539 7508 Tri Wahyuni 75 75 80
40 7509 Tutik Wulandari 75 75 80
Jumlah 2865 3155 3340Rata - Rata 71,63 78,88 83,50
Senada dengan perolehan tugas kelompok tersebut, juga penilaiannya
terdapat indikator-indikator yang telah yang sudah dijelaskan dalam
lembar observasi. Kenaikan sifat saling membantu tersebut dapat dilihat
dari perolehan tugas kelompok mereka. Di mana mereka saling bekerja
sama untuk memperoleh nilai yang terbaik. Selain itu, sebenarnya model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini dapat meningkatkan
85
saling membantu siswa jika diikuti dengan peran guru yang menonjol.
Tentu saja guru harus selalu memberikan motivasi kepada murid-
muridnya.
3. Hambatan
Sesuai dengan penuturan guru kolaborator, tentu saja para siswa
mempunyai argumen yang berbeda-beda. Hanya saja tinggal bagimana
guru sebagai fasilitator narasumber dengan kelas itu untuk mengatasinya.
Seperti halnya pernyataan di bawah ini :
Ya ada mas, termasuk faktor itu tadi, waktu saja mas karena model
ini memutuhkan waktu yang panjang mas, kalau faktor lain bisa mungkin
dari faktor keluarga, individu dan lingkungan yang bisa membuat anak
bisa jadi malas dan kurang semangat dalam belajar. (Wawancara dengan
Bapak Iyan Sutikno guru Kolaborator tanggal 22 Mei 2010).
Jadi hambatan-hambatan yang muncul ketika penerapan model
pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini yang timbul adalah
masalah waktu, ramai, sibuk sendiri bermain handphone dan komunikasi
yang jelas harus ada antara guru dengan siswa. Maka model ini ketika
penerapannya berlangsung, bimbingan dari guru sangatlah diperlukan,
mengingat model pembelajaran struktural tipe think-pair-share ini lebih
banyak mempergunakan peran muridnya dari pada peran guru, karena
peran guru disini benar-benar hanya sebagai fasilitator saja. Bimbingan
dari guru ternyata sangat diperlukan, hal ini serupa dengan apa yang
86
diungkapkan oleh beberapa siswa yang sangat mewakili kebanyakan dari
mereka berpendapat sebagai berikut :
Ya kurang waktu aja pak, kalau solusinya sih gak tau dech kan itu
manut ma gurunya aja (wawancara dengan Audi Earl Sanggi siswa kelas
X AP 2 tanggal 08 Mei 2010).
Ya mbok waktune ditambahin lagi, biar kita gak tergesa-gesa dalam
mengerjakan tuigas kemarin dan mohon penjelasannya dari guru
dijelaskan 2x biar kita gak selalu bertanya terus. (wawancara dengan Anis
Zaqiyah siswa kelas X AP 2 tanggal 05 Mei 2010).
Ya ada yang ramai sendiri dan bermain hape saat disuruh
mengerjakan tugas pak. Ya mungkin solusinya disuruh tenang dan tegas
serta kalau yang bermain hape diminta aja hapenya. (wawancara dengan
Sari Nur Utami siswa kelas X AP 2 tanggal 01 Mei 2010).
Jadi dari hambatan dan solusi yang muncul dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran struktural tipe
think-pair-share antara lain :
1. Model
pembelajaran ini membutuhkan waktu yang sangat lama minimal 2
jam pelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh
peserta didik dan materi yang diajarkan guru menyesuaikan dengan
waktu yang telah ditentukan.
2. Guru dalam
menjelaskan materi harus lebih jelas sehingga murid dalam menerima
87
pelajaran tidak selalu bolak-balik bertanya karena kurang jelasnya
murid dalam menerima penjelasan dari guru.
3. Siswa sibuk
sendiri guru menejelaskan materi dengan model itu saja sehingga
murid menjadi bosan. Selain itu siswa yang sibuk sendiri harus diberi
peringatan supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama.
4. Suasana
gaduh yang ditimbulkan oleh siswa yang sibuk sendiri sehingga murid
yang lain merasa terganggu dan ikut-ikutan membuat suasana menjadi
gaduh. Selain itu siswa yang membuat gaduh harus diberi peringatan
supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama.
D. Temuan Penelitian
Selama pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti telah mengumpulkan
data-data penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara, observasi
dan pengamatan. Pada saat melaksanakan penelitian ada beberapa pokok-
pokok temuan penelitian antara lain :
1. Implementasi pembelajaran struktural tipe think-pair-share dapat
mengubah pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran yang aktif.
2. Model pembelajaran struktural tipe think-pair-share perlu adanya
penjelasan detail dari guru supaya murid tidak merasa bingung.
3. Pembelajaran struktural tipe think-pair-share sangat membantu dalam
menumbuhkan kemampuan berpendapat siswa khusunya kelas X AP 2 di
SMK Negeri 1 Jogonalan.
88
4. Pembelajaran struktural tipe think-pair-share sangat membantu dalam
menumbuhkan kerjasama atau saling membantu siswa khusunya kelas X
AP 2 di SMK Negeri 1 Jogonalan.
5. Pada pembelajaran kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan hambatan yang muncul antara lain
komunikasi guru dan murid yang kurang jelas, gaduh, siswa sibuk sendiri
dan waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran lebih lama.
6. Pembelajaran struktural tipe think-pair-share berjalan efektif jika
dilaksanakan minimal 2 jam pelajaran.
7. Tidak ada satupun model pembelajaran yang sempurna dan baik termasuk
model pembelajaran struktural tipe think-pair-share.
8. Antusias siswa sangat tinggi saat model pembelajaran struktural tipe think-
pair-share berlangsung.
9. Hasil nilai tes siswa sangat memuaskan setelah dilaksanakan tes tertulis
dengan nilai rata-rata 7,9.
10. Model pembelajaran struktural tipe think-pair-share melatih siswa untuk
berani mengemukakan pendapat.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan
mempergunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share di
kelas AP 2 SMK Negeri 1 Jogonalan dapat menumbuhkan kemampuan
berpendapat dan saling membantu siswa. Hal ini diikuti dengan adanya
nilai tes siswa yang memenuhi target standar minimal pada pertemuan
akhir.
2. Pelaksanaan pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan dengan
mempergunakan model pembelajaran struktural tipe think-pair-share di
kelas AP 2 SMK Negeri 1 Jogonalan dapat menumbuhkan antusias para
siswa yang sangat tinggi pada setiap pertemuan. Mereka berlomba-lomba
untuk mendapatkan nilai sebanyak mungkin. Hal ini diikuti dengan
adanya kenaikan nilai afektif dan nilai kerjasama di setiap pertemuan.
3. Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada standar
kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan dengan mempergunakan model pembelajaran struktural tipe
think-pair-share di kelas AP 2 SMK Negeri 1 Jogonalan antara lain
90
kurangnya waktu dalam berdiskusi, kurang jelasnya guru dalam
memberikan penjelasan materi, suasana gaduh.
B. Implikasi
Pada dasarnya penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan dengan model pembelajaran struktural tipe think-pair-
share untuk menumbuhkan keaktifan, kemampuan berpendapat dan saling
kerjasama pada siswa kelas X AP 2. Penerapan model ini ternyata mampu
menumbuhkan keaktifan siswa, kemampuan berpendapat siswa dan saling
membantu siswa, hal tersebut diketahui dari hasil observasi, pengamatan dan
tentunya dari hasil wawancara.
Dalam setiap penerapan model pembelajaran struktural tipe think-pair-
share selalu terdapat peningkatan kemampuan berpendapat siswa dan saling
kerjasama siswa. Hal itu juga diketahui dari perolehan hasil ulangan setelah
pelaksanaan tindakan dengan rata-rata 7,8725.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyadari keterbatasan yang ada meskipun
sudah diusahakan semaksimal mungkin. Adapun keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain :
1. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 74 orang,
sehingga hasil kesimpulan ini belum dapat digeneralisasikan pada seluruh
siswa SMK yang ada di seluruh Klaten.
91
2. Pengambilan data hanya dilakukan di SMK Negeri 1 Jogonalan, tidak
seluruh SMK yang berada di Klaten sehingga hasil penelitian ini belum
digeneralisasikan ke wilayah yang lebih luas.
D. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan serta keterbatasan
penelitian yang telah dikemukakan tersebut di atas, saran yang dapat
dikemukakan bagi pihak-pihak yang terkait antara lain :
1. Bagi Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat lebih membina kerjasama guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
apapun yang digunakan di sekolah sehingga permasalahan yang dihadapi
oleh guru dalam kelas dapat diatasi secara bersama.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat mempelajari pedoman pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajarn struktural tipe TPS ini khususnya
dan model lain pada umumnya serta berlatih menerapkannya di dalam
proses pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega
dan pelanggan.
3. Bagi Siswa
Siswa untuk lebih meningkatkan motivasi belajar terhadap pelajaran
kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dan
diharapkan memaknai arti penting belajar kompetensi menerapkan prinsip-
92
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan sehingga akan timbul rasa
untuk lebih mencintai pelajaran.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Para peneliti lain diharapkan terus mengembangkan penelitian
tindakan kelas ini salah satu model penelitian tindakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran ini mempunyai fungsi
jangka panjang sebagai upaya untuk mengembangkan aktifitas dan
efektifitas pembelajaran dengan mengacu pada strategi dan pembelajaran
yang lain yang lebih variatif.
93
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sugandi. 2004. Teori Pembelajaran. Surakarta: UPT UMS.
Ahmadi, Abu. dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswin Zain. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwiyanti. 2001. Taktik Mengajar. Semarang. UNDIP Semarang Press.
Dr. Suwarsih Madya, M.A. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lemabaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Ibrahim Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surakarta: UMS Press.
Joko Subagyo. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Kemmis, S. & Mc Taggart, R. 1998. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Muhammad, Arni.2002.Komunikasi Orginasasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad Nur dan retno prima W. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontekstual Dalam Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Muh. Uzer Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
94
Nur dan Retno. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontekstual Dalam Pengajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Konstektuals dan Penerapannya. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwanto. 1991. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: CV. Remaja Rosda Karya.
Rochmadiarti, Fida. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Saripudin. 1989. Konsep dan Masalah Pengejaran Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudarno Wiryo Handoyo, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: Unnes Press.
Sudjana. 2001. Metoda Statistik. Bandung: Tarsido.
User Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Wilantara, I Putu Eka. 2005. Implementasi Model Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Mengubah MYS Konsepsi Ditinjau Dari Peralatan Formal Siswa. Tesis: UNY.
Yatim Rianto. 1996. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: SIC Surakarta.
.................... 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
..................... 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
95
96
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202 586168 Psw. 247, 248, 249
KISI-KISI WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH
Aspek Deskripsi Wawancara IndikatorButir
WawancaraJumlah
Pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
A. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
1. Sarana dan prasarana2. Pembelajaran bekerjasama
dengan kolega dan pelanggan3. Pengaruh faktor hubungan
personal4. Sarana dan prasarana di
SMK N 1 JogonalanB. Terdapat pembelajaran bekerjasama
dengan kolega dan pelangganC. Proses kegiatan belajar mengajar
dalam pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
1. Pendahuluan
Peranan sarana dan prasarana dalam KBMPembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan di SMK N 1 JogonalanHubungan antara guru dan siswaTerpenuhinya sarana dan prasarana di SMK N 1 JogonalanPembuatan silabus dan RPP
Salam/pembukaan Apersepsi
12
34
--
----
97
2. Kegiatan inti/penyampaian materi
3. Penutup
Cara manajemen kelas Materi pelajaran Tujuan pembelajaran Media pembelajaran Metode pembelajaran Cara memotivasi siswa Evaluasi / penilaian Penekanan materi (kesimpulan)
----------------
Model Pembelajaran A. Model Pembelajaran
B. Manfaat Model Pembelajaran
Model pembelajaran di SMK N 1 Jogonalan
Kaitan keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran
5, 6, 7
8
Model TPS A. Pengertian TPSB. Manfaat TPS
C. Dapat berjalan efektif
Seperti model pembelajaran TPS Seberapa besar pengaruhnya dalam
pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
Dilaksanakan secara efektif atau tidak
----
--
Kemampuan Berpendapat A. Menarik minat siswa
B. Mengeluarkan kemampuan berpendapat siswa
Mendapat perhatian siswa untuk mulai berpendapat
Menumbuhkan kemampuan berpendapat
Komunikatif Argumentatif dalam diri siswa Bahasa siswa mudah tidaknya
untuk dipahami
--
--
98
Benar tidaknya pendapat siswa dalam berpendapat
Konkrit tidaknya pendapat siswaSaling Membantu Saling Membantu Timbulnya perasaan untuk
membantu pasangannya (teman) Munculnya sikap kerjasamadalam
siswa Kekompakkan siswa dalam
berpasangan Keaktifan siswa di kelas
--
Hambatan dan Kendala --Solusi --
99
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202 586168 Psw. 247, 248, 249
KISI-KISI WAWANCARA UNTUK GURU
Aspek Deskripsi Wawancara Indikator
Butir
Wawancar
a
Jumlah
Pembelajaran bekerjasama
dengan kolega dan pelanggan
A. Faktor yang mempengaruhi
pembelajaran bekerjasama dengan
kolega dan pelanggan
1. Sarana dan prasarana
2. Pembelajaran bekerjasama
dengan kolega dan pelanggan
3. Pengaruh faktor hubungan
personal
4. Sarana dan prasarana di
SMK N 1 Jogonalan
B. Terdapat pembelajaran
bekerjasama dengan kolega dan
pelanggan
Peranan sarana dan prasarana dalam KBM
Pembelajaran bekerjasama dengan kolega
dan pelanggan di SMK N 1 Jogonalan
Hubungan antara guru dan siswa
Terpenuhinya sarana dan prasarana di
SMK N 1 Jogonalan
Pembuatan silabus dan RPP
1
2
3
4
5
100
C. Proses kegiatan belajar mengajar
dalam pembelajaran bekerjasama
dengan kolega dan pelanggan
1. Pendahuluan
2. Kegiatan inti/penyampaian
materi
3. Penutup
Salam/pembukaan
Apersepsi
Cara manajemen kelas
Materi pelajaran
Tujuan pembelajaran
Media pembelajaran
Metode pembelajaran
Cara memotivasi siswa
Evaluasi / penilaian
Penekanan materi (kesimpulan)
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Model Pembelajaran A. Model Pembelajaran
B. Manfaat Model Pembelajaran
Model pembelajaran di SMK N 1
Jogonalan
Kaitan keberhasilan pembelajaran
dengan model pembelajaran
16, 17, 18
19
Model TPS A. Pengertian TPS
B. Manfaat TPS
Seperti model pembelajaran TPS
Seberapa besar pengaruhnya
dalam pembelajaran bekerjasama
20
21
101
C. Dapat berjalan efektif
dengan kolega dan pelanggan
Dilaksanakan secara efektif atau
tidak
22
Kemampuan Berpendapat A. Menarik minat siswa
B. Mengeluarkan kemampuan
berpendapat siswa
Mendapat perhatian siswa untuk
mulai berpendapat
Menumbuhkan kemampuan
berpendapat
Komunikatif
Argumentatif dalam diri siswa
Bahasa siswa mudah tidaknya
untuk dipahami
Benar tidaknya pendapat siswa
dalam berpendapat
Konkrit tidaknya pendapat siswa
23
24, 25
Saling Membantu Saling Membantu Timbulnya perasaan untuk membantu pasangannya (teman)
Munculnya sikap kerjasamadalam siswa
Kekompakkan siswa dalam berpasangan
Keaktifan siswa di kelas
26
Hambatan dan Kendala 27Solusi 28
102
103
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202 586168 Psw. 247, 248, 249
KISI-KISI WAWANCARA UNTUK SISWA
Aspek Deskripsi Wawancara IndikatorButir
WawancaraJumlah
Pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
B. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
1. Sarana dan prasarana2. Pembelajaran bekerjasama
dengan kolega dan pelanggan3. Pengaruh faktor hubungan
personal4. Sarana dan prasarana di
SMK N 1 JogonalanC. Terdapat pembelajaran
bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
D. Proses kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
Peranan sarana dan prasarana dalam KBMPembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan di SMK N 1 JogonalanHubungan antara guru dan siswaTerpenuhinya sarana dan prasarana di SMK N 1 JogonalanPembuatan silabus dan RPP
Salam/pembukaan Apersepsi
12
34
--
56
104
1. Pendahuluan
2. Kegiatan inti/penyampaian materi
3. Penutup
Cara manajemen kelas Materi pelajaran Tujuan pembelajaran Media pembelajaran Metode pembelajaran Cara memotivasi siswa Evaluasi / penilaian Penekanan materi (kesimpulan)
--78910111213
Model Pembelajaran A. Model Pembelajaran
B. Manfaat Model Pembelajaran
Model pembelajaran di SMK N 1 Jogonalan
Kaitan keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran
14, 15, 16
17
Model TPS A. Pengertian TPSB. Manfaat TPS
C. Dapat berjalan efektif
Seperti model pembelajaran TPS Seberapa besar pengaruhnya
dalam pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
Dilaksanakan secara efektif atau tidak
1819
20
Kemampuan Berpendapat A. Menarik minat siswa
B. Mengeluarkan kemampuan berpendapat siswa
Mendapat perhatian siswa untuk mulai berpendapat
Menumbuhkan kemampuan berpendapat
Komunikatif
21
22, 23
105
Argumentatif dalam diri siswa Bahasa siswa mudah tidaknya
untuk dipahami Benar tidaknya pendapat siswa
dalam berpendapat Konkrit tidaknya pendapat siswa
Saling Membantu Saling Membantu Timbulnya perasaan untuk membantu pasangannya (teman)
Munculnya sikap kerjasamadalam siswa
Kekompakkan siswa dalam berpasangan
Keaktifan siswa di kelas
24
Hambatan dan Kendala 25Solusi 26
106
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
LEMBAR OBSERVASI
KARAKTERISTIK KONDISI SEKOLAH
Sekolah : ...............
Alamat : ...............
Hari/Tanggal : ...............
Pukul : ...............
No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil
PengamatanKeterangan
1. Kondisi Fisik Serkolah2. Potensi Siswa3. Potensi Guru4. Potensi Karyawan
5.Fasilitas KBM dan Media Pembelajaran
6. Perpustakaan7. Laboratorium8. Luas Gedung Sekolah9. Potensi Akademik10. Potensi Non Akademik11. Ruang Kelas12. BK13. Bimbingan Belajar14. Koperasi15. Ekstra Kurikuler16. Administrasi17. Tempat Ibadah18. Data Siswa19. Data Guru20 Data Kepala Sekolah21. Kesehatan Lingkungan
107
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
LEMBAR OBSERVASI
KARAKTERISTIK KONDISI KELAS
Ruang Kelas : ...............
Hari/Tanggal : ...............
Pukul : ...............
No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil
PengamatanKeterangan
1. Kondisi Fisik Kelas
2. Penataan Ruangan
3. Pencahayaan
4. Kebersihan Kelas
5. Fasilitas yang Mendukung
6. Proses KBM
108
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
LEMBAR OBSERVASI
KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS
SEBELUM PENERAPAN
Ruang Kelas : .....................Hari/Tanggal : .....................Pukul : .....................
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Suasana di Kelas
a. Jumlah Total Siswa
b. Jumlah siswa yang aktif
c. Jumlah siswa yang tidak aktif
2.Kemampuan Berpendapat Siswa
a. Menarik minat siswa
b. Menumbuhkan kemampuan berpendapat
c. Benar tidaknya siswa dalam berpendapat
d. Bahasa siswa mudah tidaknya untuk dipahami
e. Argumentatif dalam diri siswa
f. Konkrit tidaknya pendapat siswa
3. Saling Membantu Siswa
a. Timbul rasa saling membantu dengan teman yang lainnya
b. Sikap siswa dengan teman pasangan / kelompoknya
c. Munculnya sikap kerja sama dalam siswa
d. Kekompakkan siswa di dalam berpasangan / kelompok
e. Keaktifan siswa di kelas
109
4. Motivasi Siswa
5. Perilaku Siswa di Dalam Kelas
6. Perilaku Siswa di Luar Kelas
110
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
LEMBAR OBSERVASI
KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELASKETIKA PENERAPAN
Ruang Kelas : .....................Hari/Tanggal : .....................Pukul : .....................
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Suasana di Kelas
a. Jumlah Total Siswa
b. Jumlah siswa yang aktif
c. Jumlah siswa yang tidak aktif
2.Kemampuan Berpendapat Siswa
a. Menarik minat siswa
b. Menumbuhkan kemampuan berpendapat
c. Benar tidaknya siswa dalam berpendapat
d. Bahasa siswa mudah tidaknya untuk dipahami
e. Argumentatif dalam diri siswa
f. Konkrit tidaknya pendapat siswa
3. Saling Membantu Siswa
a. Timbul rasa saling membantu dengan teman yang lainnya
b. Sikap siswa dengan teman pasangan / kelompoknya
c. Munculnya sikap kerja sama dalam siswa
d. Kekompakkan siswa di dalam berpasangan / kelompok
e. Keaktifan siswa di kelas
111
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
LEMBAR OBSERVASI
PERANGKAT PEMBELAJARAN
Ruang : ...............
Hari/Tanggal : ...............
Pukul : ...............
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan
1. Kurikulum
2. Silabus
3. RPP
4. Modul
112
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
LEMBAR OBSERVASI
KONDISI GURU DI KELAS
Ruang Kelas : ...............
Hari/Tanggal : ...............
Pukul : ...............
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan1. Suasana Di Kelas2. Penyajian Materi3. Strategi Pembelajaran
4.Metode / Model Pembelajaran
5. Penggunaan Bahasa6. Penggunaan Waktu7. Teknik Bertanya8. Penggunaan Media
113
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUANSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG STUDI KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMENPROGRAM STUDI KEAHLIAN : ADMINISTRASIKOMPETENSI KEAHLIAN : ADMINISTRASI
PERKANTORAN (118)
A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran
1.1 Mendeskripsikan administrasi perkantoran
1.2 Mendeskripsikan fungsi pekerjaan kantor dalam organisasi
1.3 Mengidentifikasi pekerjaan kantor
1.4 Mengidentifikasi sarana dan prasarana administrasi perkantoran
1.5 Mengidentifikasi persyaratan personil administrasi perkantoran.
2. Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
2.1 Mengidentifikasi proses komunikasi
2.2 Menerima dan menyampaikan informasi
2.3 Memilih media komunikasi
2.4 Melakukan komunikasi melalui telepon.
114
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan
3.1 Mendeskripsikan kerjasama dengan kolega dan pelanggan
3.2 Menyediakan bantuan kepada pelanggan di dalam dan di luar organisasi
3.3 Memelihara standar penampilan pribadi
3.4 Menerapkan bekerja dalam tim.
4. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
4.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
4.2 Melaksanakan prosedur K3
4.3 Menerapkan konsep lingkungan hidup
4.4 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan.
B. KOMPETENSI KEJURUAN
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak
1.1 Mendeskripsikan aplikasi perangkat lunak
1.2 Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak dalam mengolah dokumen/ naskah.
2. Mengoperasikan aplikasi presentasi
2.1 Mendeskripsikan aplikasi presentasi
2.2 Menggunakan aplikasi presentasi untuk mengolah bahan informasi.
3. Mengelola peralatan kantor 3.1 Melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor
3.2 Menggunakan peralatan kantor
3.3 Memelihara peralatan kantor.
115
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
4. Melakukan prosedur administrasi
4.1 Mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor
4.2 Melakukan surat-menyurat
4.3 Menata dokumen.
5. Menangani penggandaan dokumen
5.1 Memilih jenis penggandaan dokumen yang sesuai
5.2 Melakukan penggandaan dokumen
5.3 Mendistribusikan dokumen.
6. Menangani surat/dokumen kantor
6.1 Mengidentifikasi jenis-jenis surat/ dokumen
6.2 Memproses surat/dokumen
6.3 Mendistribusikan surat/dokumen
6.4 Memproses e-mail.
7. Mengelola sistem kearsipan 7.1 Menentukan sistem kearsipan
7.2 Menentukan kebutuhan alat dan bahan kearsipan
7.3 Mengimplementasikan sistem kearsipan
7.4 Memelihara sistem kearsipan.
8. Membuat dokumen 8.1 Membuat catatan dikte untuk menghasilkan naskah/dokumen
8.2 Mengidentifikasi kebutuhan dokumen
8.3 Membuat dokumen
8.4 Memproduksi dokumen.
9. Memproses perjalanan bisnis 9.1 Mendeskripsikan perjalanan bisnis
9.2 Melaksanakan penanganan perjalanan bisnis.
116
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
10. Mengelola pertemuan/rapat 10.1 Mempersiapkan pertemuan/rapat
10.2 Menyelenggarakan pertemuan/rapat
10.3 Membuat catatan hasil pertemuan/ rapat
10.4 Mendistribusikan hasil pertemuan/ rapat.
11. Mengelola dana kas kecil 11.1 Mempersiapkan administrasi kas kecil
11.2 Membukukan mutasi dan selisih dana kas kecil
11.3 Mendokumentasikan bukti-bukti kas kecil.
12. Memberikan pelayanan kepada pelanggan
12.1 Mendeskripsikan pelayanan prima
12.2 Mengidentifikasi pelanggan dan kebutuhannya
12.3 Memberikan pelayanan kepada pelanggan.
13. Mengelola data/informasi di tempat kerja
13.1 Mengumpulkan data/informasi
13.2 Melakukan pengolahan data/ informasi
14. Mengaplikasikan administrai perkantoran di tempat kerja
14.1 Melaksanakan tata persuratan dan kearsipan
14.2 Melaksanakan administrasi kepegawaian/ketenagaan
14.3 Melaksanakan administrasi keuangan
14.4 Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana.
117
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP I SIKLUS I)
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan
Bidang Studi Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Kelas / Semester : X / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan bekerja dalam tim
C. Indikator
1. Memahami makna bekerja dengan orang lain
2. Memahami ciri-ciri tim yang memiliki komitmen
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami makna bekerja dengan orang lain
2. Siswa dapat memahami ciri-ciri tim yang memiliki komitmen
E. Materi Pembelajaran
1. Bekerja dengan orang lain
2. Berorientasi pada opini/pendapat
3. Berorientasi pada persamaan
4. Berfokus pada tujuan
118
F. Rancangan Pelaksanaan
1. Pendekatan : Cooperative Learning
2. Strategi / Metode : Model Pembelajan TPS
3. Langkah-langkah :
a. Kegiatan awal
1) Memberi salam siswa jika diperlukan dapat berdo’a terlebih dahulu
2) Guru menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini atau
mengabsen para siswa yang hadir
3) Guru memberikan pre-test kepada siswa, sekedar menanyakan
materi yang telah disampaikan sebelumnya
4) Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada hari
ini
b. Kegiatan inti
1) Pembagian kelompok berdasarkan hitungan 1 sampai 8
2) Berkumpul dengan kelompoknya
3) Diberikan modul menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan
4) Pembagian kelompok pembahasan
5) Jika sudah jelas memberikan pertanyaan lisan
6) Memadukan kelompok yang beda materi
7) Maksud tukar kelompok untuk mengetahui rasa saling membantu
sesuai soal yang diberikan oleh guru
8) Setiap kelompok menulis pendapatnya
9) Setiap kelompok menunjuk perwakilan untuk mengutarakan
jawaban
10) Guru menyimpulkan materi secara bersama-sama
c. Penutup
1) Memberikan penekanan materi yang disampaikan atau kesimpulan
2) Guru mengadakan refleksi dengan cara :
a) Meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari ini
b) Tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil belajar
c) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
119
4. Sumber dan Media Belajar :
a. Sumber Belajar :
1) Tim Penulis. 2009. Modul Administrasi Perkantoran.
Surakarta: Mediatama.
2) Suyetty, S.Pd. 2006. Modul B Bekerja Sama dengan
Kolega dan Pelanggan. Bogor: Yudhistira.
3) Internet dan buku refrensi yang relevan
b. Media Belajar : Papan tulis, kapur, LCD Proyektor, Laptop
5. Teknik dan Bentuk Penilaian :
a. Teknik : Lisan dan Uraian
b. Bentuk : Tes nilai afektif
G. Instrumen
1. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ?
2. Bagaimana ciri tim yang berorientasi pada opini/pendapat ?
3. Bagaimana ciri tim yang berorientasi pada persamaan ?
4. Bagaimana ciri tim yang berfokus pada tujuan ?
Jawaban :
1. Kita dapat bekerja dengan orang lain jika kita dapat
berkomunikasi dalam kelompok dan kita dapat menerima perbedaan orang
lain.
2. Anggota yang berorientasi pada opini memperkenalkan
gagasannya tanpa mengusulkan orang lain agar memberi tempat istimewa
pada gagasannya, tidak fokus pada idenya sendiri tapi mengumpulkan
pendapat orang lain, anggota meminta gagasan orang lain bukan
menunjukkan gagasannya terhadap suatu permasalahan, banyak
mengerahkan orang untuk tidak mengutuk orang lain.
3. rasa persamaan merupakan titik awal komunikasi yang
efektif, melihat keragaman sebagai suatu keunggulan, kepercayaan
120
terhadap anggota kerja meningkatkan produktivitas, mengandalkan pada
semua anggota.
121
4. kemungkinan akan bercekcok karena adanya keunikan
masing-masing anggota, keunikan suatu anggota bukanlah suatu masalah,
memiliki suatu tujuan yang bisa bertentangan dengan kelompok, memiliki
tujuan yang sama, keunikan kelompok dapat teratasi dan tidak dibiarkan
menjadi suatu masalah.
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 27 April 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
122
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
MODUL 1
A. Prinsip-prinsip Bekerja sama dalam Tim1. Pengertian Tim dan Ciri-cirinya
Dilihat dari asal dan dari Bahasa Inggris “team”yang artinya regu atau kumpulan orang. Jadi, apabila orang menjadi bagian dari tim maka dengan cara sama maka akan mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Tim merupakan bentuk khusus dari kelompok kerja berbeda dengan bentuk-bentuk kelompok kerja lainnya. Biasanya di dalam suatu tim beranggotakan orang-orang yang profesional yang dikoordinasi untuk bekerja sama dalam menangani suatu pekerjaan tertentu. Suatu kelompok orang dikatakan sebuah tim jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut.a. Mempunyai ciri dan identitas yang sama.b. Mengetahui visi, misi dan sasaran yang jelas yang ingin dicapai.c. Mempun seorang pimpinan tim.d. Ada peranan yang sama pada saat berhasil atau gagal.e. Saling bekerja sama dan berkolaborasui dalam melaksanakan tugas.f. Berbeda latar belakang keahliannya.
Jadi, pengertian tim adalah sekelompok orang dengan berbagai latar belakang keahlian yang menjalin kerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Manfaat Bekerja dalam TimBila bekerja atau melakukan suatu pekerjaan dalam tim akan lebih
tercapai pencapaiannya tujuan dari pada dikerjakan seorang diri karena di dalam tim tersebut banyak tenaga-tenaga yang terlatih. Sehingga tim tersebut harus selalu bergerak dinamis. Pekerjaan dalam tim memiliki banyak manfaat. Manfaat bekerja dalam tim antara lain dengan mengubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota lainya. Adapun tim yang tidak disiplin dapat di tekan dan dibina untuk dapat mematuhi dan melaksanakan aturan atau norma yang berlaku dalam tim. Cara kerja tim harus ada komunikasi terbuka diantara anggotanya. Dengan adanya keterbukaan ini akan mempengaruhi dinamika kerja tim. Tim tidak hanya bermanfaat bagi kelompoknya saja, tetapi juga memberikan manfaat bagi individu para anggotanya untuk itu lebih rinci manfaat bekerja dalam tim adalah sebagai berikut :Manfaat bagi anggota :a. Beban akibat pekerjaan akan berkurang.b. Tanggungjawab atas pekerjaan dipikul bersama.
123
c. Memperoleh balas jasa dan penghargaan.d. Sebagai media aktualisasi diri.e. Dapat menyalurkan bakat dan kemampuanya.
Manfaat bagi organisasi :a. Meningkatkan produktivitas kerja.b. Meningkatkan kualitas kerja.c. Meningkatkan komunikasi interpersonal diantara para anggota.d. Meningkatkan mentalitas kerja.e. Meningkatkan kemajuan organisasi.
Selain memberikan manfaat tim juga memiliki tujuan. Setiap tim tentu saja mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan permasalahan dan bidang pekerjaan masing-masing :
Pada dasarnya tujuan bekerja dalam tim didasarkan pada tiga prinsip berikut ini :1. Kesatuan Tujuan
Dalam tim setiap anggotanya harus memiliki tujuan yang sama atau visi, misi dan sasaran yang sama.
2. EfisiensiJika setiap anggota dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat, efisien dan efektif, sehingga dapat menekankan pemborosan dan kecerobohan.
3. EfektivitasDapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas. Efektivitas lebih bertujuan pada penghematan waktu contoh suatu pekerjaan. Jika dikerjakan sendiri baru akan tercapai tujuan selama 18 jam atau lebih tetapi jika dikerjakan dalam tim waktu yang ditempuh untuk mencapai tujuan akan lebih singkat dibandingkan sebelumnya. Suatu tim dikatakan efektif jika ciri sebagai berikut :a. Tujuan yang jelas dan operasional.b. Komitmen.c. Kemampuan yang cukup.d. Saling percaya.e. Komunikasi yang terbuka.f. Kemampuan negoisasi.g. Kepemimpinan yang tepat.
B. Bekerja dengan Orang LainKeberhasilan seseorang dalam suatu pekerjaan atau tugas dan
tanggungjawab bukan semata-mata karena kepandaian, tetapi karena dapat bekerja dengan karyawan lain, dengan pimpinan, dengan bawahan dan sebagainya. Namun ternyata bekerja dengan orang lain tidaklah mudah, karena masing-masing orang mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ? Jawabannya adalah dapat berkomunikasi dalam kelompok dan menerima perbedaan orang lain.
124
Tidak ada orang yang sama persis dengan kita. Orang lain tidak berpikir dengan arah sama dan memegang nilai yang sama dengan kita. Memang apabila orang lain persis dengan kita, maka kita akan bebas dari konflik, tetapi perbedaan dan keragaman justru dapat melahirkan gagasan baru. Perbedaan itu adalah kepribadian, budaya, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Perbedaan tersebut dapat mendatangkan kesulitan kecuali jika Anda tidak mewujudkan rasa saling percaya, saling menghargai dan komunikasi yang tidak baik akan menjadi permusuhan.
Untuk lebih berfokus lagi, perbedaan-perbedaan tersebut akan membentuk suatu tim kerja. Karena kita bekerja dari satu orang atau lebih bahkan menjadi kelompok orang yangh disebut tim kerja. Berikut akan kita bahas mengenai karakteristik tim yang dinamis
Berikut ini adalah ciri-ciri tim yang memiliki komitmen untuk bekerja sama. Sebuah tim yang memiliki model semacam ini menerima semua anggota dan menggunakan kekuatannya untuk menghasilkan manfaat dari tim dengan cara berikut :1. Berorientasi pada Opini / Pendapat
a. Anggota yang berorientasi pada opini memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi tempat istimewa pada gagasannya.
b. Mereka tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi mengumpulkan pendapat orang lain.
c. Anggota menyatakan gagasannya dan meminta gagasan anggota lain, bukan menunjukkan bahwa gagasan anggota lain, bukan menunjukkan bahwa gagasannya yang memberi jawaban-jawaban terhadap permasalahannya.
d. Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, sifat berorientasi pada pendapat akan mengerahkan orang untuk tidak mengutuk orang lain.
2. Berorientasi pada Persamaan a. Dalam kelompok yang beragam, rasa persamaan merupakan titik awal
dari komunikasi yang efektif. b. Anggota kelompok yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman
sebagai suatu keunggulan. c. Kepercayaan sekelompok kerja yang berorientasi pada persamaan
mengandalkan pada semua anggota.
3. Berfokus pada Tujuana. Anggota tim yang memfokuskan pada tujuan kelompok, kecil
kemungkinan akan bercekcok karena adanya keunikan masing-masing anggota.
b. Bagi anggota kelompok kerja yang berfokus pada tujuan, keunikan masing-masing anggota bukanlah masalah.
c. Anggota kelompok kerja mengakui bahwa individu juga memiliki tujuan dan mungkin tujuan tersebut bisa bertentangan dengan tujuan kelompok.
125
d. Keseluruhan anggota kerja memiliki tujuan yang sama.e. Keunikan anggota tim yang muncul ke permukaan segera diatasi, tidak
dibiarkan sampai memunculkan masalah.Kelompok kerja yang menunjukkan ciri-ciri diatas akan
membentuk iklim saling percaya dan saling peduli. Anggota kelompok kerja memiliki sikap yang memungkinkan adanya keterbukaan komunikasi. Apabila setiap anggota menjadikan karakteristik sebagai suatu model, maka perbedaan tidak menjadi masalah.
MODUL 2(Sumber dari Yudistira)
A. Prinsip-prinsip bekerja sama dalam timBekerja bersama tim merupakan bagian penting dari tugas seorang
manajer ataupemimpin perusahaan, karena kerja sama tim merupakan salah satuunsur dasar dalam menjalankan organisasi. Para era globalisasi saat ini, bekerja dalam tim merupakan cara yang lebih baik dan lebih disukai dijalankan diberbagai organisasi, sejalan dengan mulai tergesernya hirarki tradisional oleh metode kerja multiketerampilan yang sejajar.1. Pengertian
Di bawah ini dijelaskan dua pengertian tentang tim, antara lain adalah :a. Tim adalah suatu kekuatan dinamis dari sekelompok orang untuk
bertemu dan bekerja, membicarakan sasaran, mengumpulkan ide-ide serta membuat keputusan untuk mencapai tujuan bersama.
b. Tim adalah sebuah kelompok kerja lengkap atau suatu satuan kerja, yang para anggotanya paling sedikit memiliki satu tujuan bersama dan pencapaian tujuan itu memerlukan perilaku kerjasama dari semua anggotanya (Burke, 1982, hal. 268).
2. Prinsip-prinsip bekerja sama dalam timPrinsip-prinsip bekerja sama dalam tim diantaranya sebagai berikut :a. Untuk meningkatkan produktivitas kelompok, para anggota harus
bekerja sama dan mengerahkan segala upaya untuk melaksanakan tugas-tugas yang dituntut.
b. Supaya para anggota dapat memberikan investasi yang efektif dan kontribusi yangn layak, maka sangat penting memenui kebutuhan-kebutuhan sosial dan psikologi para anggota.
c. Meningkatkan efektivitas kerja, efektivitas organisasi secara umum akan membaik (solid, bertambahnya keuntungan, makin membaik kondisinya).
d. Dapat membantu para anggota dalam memahami perilaku mereka (secara personal dan dalam tugas) serta penetapan langkah-langkah yang semestinya untuk mengembangkan etos kerja.
126
B. Manfaat dan Tujuan Bekerja dalam Tim1. Adapun manfaat bekerja sama dalam tim bagi anggota adalah :
- Pekerjaan lebih bervariasiAnggota tim tidak selalu mengerjakan pekerjaan yang sama setiap hari. Anda dapat merotasi peranan, mungkin beberapa kali dalam satu hari. Hal ini dapat membuat pekerjaan sehari-hari Anda lebih menarik
- Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindak-lanjuti keputusan yang benar. Sebagai anggota sebuah tim, Anda akan dapat berpartisipasi dalam setiap keputusan yang akan diambil tim.
- Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, mereka dapat saling membantu, komunikasi terbina dengan baik, sehingga tercipta kerja sama tim yang diharapkan.
Semakin banyak keahlian yang Anda miliki, Anda akan semakin berharga bagi perusahaan tempat Anda bekerja sekarang maupun yang akan datang. Mempelajari keahlian baru seringkali dapat menyebabkan peningkatan gaji. Kelompok kerja tradisional biasanya tidak menawarkan kesempatan untuk mempelajari keahlian yang baru.
2. Adapun manfaat bekerja sama dalam tim bagi organisasi adalah :- Pemikiran dari 2 orang atau lebih, cenderung akan lebih
baik dari pemikiran 1 orang.- Meningkatnya komitmen karyawan terhadap keputusan
yang diambil karyawan menjadi lebih bersemangat untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan. Bila mereka turut serta dalam menentukan arah dan tujuannya. Jika seorang karyawan hanya diperintah untuk mengerjakan sesuatu, mungkin ia hanya akan memberi sedikit perhatian untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tetapi bila Anda sendiri yang membuat komitmen dengan pelanggan Anda, maka Anda akan dapat merasakan pentingnya pekerjaan tersebut.
Kualitas pekerjaan menjadi lebih baik. Lebih banyak pekerjaan yag selesai tepat waktu, dan bahkan kecepatan kerja meningkat. Bila kelompok kerja terlibat dalam penentuan bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan, biasanya mereka akan menjadi lebih antusias dalam pembagian tugas kerja mereka. Hal ini sering kali mengakibatkan produktivitas kelompok akan lebih tinggi.- Lebih fleksibel dalam operasional kerja
Anggota tim cenderung berusaha saling mempelajari pekerjaan rekan-rekan mereka, karena mereka bersama-sama memikul tanggung jawab untuk mencapai hasil yang diharapkan. Bila seorang berhalangan hadir, hal tersebut tidak menjadi masalah besar karena semua orang memiliki kemampuan ganda dan dapat dengan mudah mengisi posisi yang kosong.
- Meningkatkan rasa tanggung jawabMencari kambing hitam, mengajukan alasan yang dibuat-buat, dan
menyalahkan orang lain bila terjadi masalah akan berkurang bila tim bertanggung jawab akan hasil yang dicapai. Karena tidak ada rantai
127
komando yang panjang, mudah untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab bila terjadi sesuatu.
3. Adapun manfaat bekerja sama dalam tim bagi pelanggan adalah :- Tanggapan yang lebih cepat
Keputusan dapat diambil dengan cepat karena dilakukan langsung oleh orang-orang yang membuat produk dan manajemen. Tim dapat membuat keputusan secara cepat dengan memperhatikan apa yang terbaik bagi pelanggan.
- Peningkatan mutuAnggota tim dapat benar-benar memusatkan perhatian sebagai sebuah tim, sehingga lebih mudah untuk mencapai kata sepakat dalam hal-hal penting dalam upaya memenuhi keinginnan pelanggan, dan bahkan melebihi harapan pelanggan.1. Kontak langsung dengan pelangganPelanggan Anda tidak lagi harus menduga-duga siapa yang harus dihubungi bila mereka mempunyai masalah. Mereka dapat langsung menghubungi orang-orang yang melakukan pekerjaan bagi mereka. Lebih sedikit perantara juga dapat membantu komunikasi yang lebih jelas.- Penyampaian suatu produk atau jasa dengan lebih cepat
Tim mempunyai kendali penuh atas kegiatan kerja mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Sebagai contoh, mereka dapat memutuskan untuk mengorder ulang pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasikan barang atau menyampaikan jasa mereka. Waktu yang terbuang atau pekerjaan yang tidak perlu dapat dikurangi, sehingga pelanggan dapat menerima pesanan mereka dengan lebih cepat.
2. Tujuan bekerja sama dalam timKerjasama adalah dasar dari manajemen yang baik, mengelola tim
dengan baik adalah tantangan utama bagi seorang manajer atau seorang pimpinan. Sebuah tim adalah suatu kekuatan dinamis yang terus berubah, sejumlah orang bertemu untuk bekerja, membicarakan sasaran, mengumpulkan ide, dan membuat keputusan untuk mencapai tujuan bersama.Empat tujuan pembentukan tim dikemukakan oleh Beckhard (1972) antara lain sebagai berikut :1. Menentukan tujuan dan prioritas tim2. Mengalokasikan pekerjaan diantara anggota tim3. Menyempurnakan cara kerja tim4. Menyempurnakan prosedur dan proses-proses tim.Secara umum tujuan bekerjasama dalam tim adalah :- Memanfaatkan Potensi
128
Ingat bahwa setiap anggota mempunyai sesuatu tim. Potensi tim yang baik adalah tidak terbatas, bila kita diberi tugas yang “tidak mungkin” anggota lain akan saling mendukung untuk mengubah yang “tidak mungkin menjadi mungkin” kemampuan inovasi gabungan akan lebih besar dari pada perorangan, dengan mengendalikan kekuatan tim, bukan saja bisa membuat perbaikan, tetapi bisa membuat terobosan.
- Bekerja secara kolektifIngat bahwa anggota tim harus saling mendukung. Untuk mengendalikan dan memanfaatkan kemampuan tim secara penuh, pemikiran dan kepribadian perorangan harus didorong untuk bekerja sama. Memberikan sasaran yang tinggi kepada tim untuk bekerja sama.
- Ada pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang adilTim tidak berjalan dengan baik apabila tugas, tanggung jawab dan wewenang dibagi dan setiap anggota diperlakukan secara adil.
- Efektivitas dan efisiensiUntuk menciptakan kerja yang efisien dan efektif, karena suatu tim akan bekerja secara bersamaan, saling memantau, saling membantu, sehingga akan lebih cepat dan mampu mencegah pemborosan dan kecerobohan.
- Mengetahui sasaran timSasaran tim akan terus berubah disesuaikan dengan perkembangan, berdasarkan kebutuhannya, sasaran kerja sama biasanya meliputi meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas produksi, melibatkan semua dalam pengambilan keputusan, bekerjasama dengan konsumen untuk membangun lebih erat, sehingga kebutuhan pasar dapat dimengerti.
C. Tugas dan Tanggung Jawab dalam timPentingnya bagi semua anggota untuk bekerja sama, agar kinerja
maksimal, dan harus disadari adanya tugas dan tanggung jawab yang besar atas pekerjaan serta diberi kuasa untuk melaksanakan dan meningkatkan kontribusi tim.
Tim yang gagal yaitu jika kelompok tersebut tidak berpartisipasi dan tidak mampu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota.1. Tugas dan Tanggung jawab anggota tim adalah
a. Mengembangkan visi, misi dan nilai utama. Visi adalah gambaran tentang masa depan tim anda. Ciptaan suatu visi tim yang melibatkan pendapat/ sumbang saran kelompok. Misi adalah pernyataan tentang maksud dan tujuan, atau mengenai apa yang harus dikerjakan oleh tim yang menjadi sumbangsih tim pada organisasi. Nilai utama adalah rangkuman kumpulan atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman tim.
b. Dapat memelihara kemitraan dengan rekan kerja.c. Menjaga kerahasiaan tim dan nama baik.
129
d. Mentaati peraturan tim yang sudah ditentukan.e. Memberikan kontribusi kepada anggota untuk prosedur kerja pasti,
dan dapat bekerja serentak memajukan kerja sama tim.f. Aktif dalam pertemuan-pertemuan rencana kerja, dan berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan dengan penuh tanggung jawab.g. Merealisasikan tugas dan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.
2. Tugas dan tanggung jawab pemimpin tim adalaha. Mampu memberi motivasi, dorongan, membimbing dan
mengarahkan semua anggota dalam pelaksanaan kerja sama tim.b. Kreatif dan inovatif dalam memberikan dukungan terhadap
kelancaran kerja sama tim.c. Proaktif menanggapi dan menangani segala permasalahan yang
timbul serta dapat memberikan solusi atas setiap masalah dalam pelaksanaan kerja sama tim.
d. Bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan pelaksanaan kerja sama tim.
D. Tahapan Perkembangan TimTim yang dibentuk secara sukarela yang terdiri dari beberapa individu
yang berbeda-beda oleh penugasan atau penataan pekerjaannya sendiri, bukan sebagai sebuah tim. Maka tim harus berkembang dan tumbuh melalui perubahan-perubahan dari beberapa tahapan perkembangan, supaya menjadi unit yang positif dan berfungsi.
Proses perkembangannya melalui beberapa tahapan yaitu, pembentukan, pergolakan (ketidakstabilan), penataan (penormalan), pelaksanaan, evaluasi.a. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini terjadi beberapa perubahan yang utama, dari kondisi individual berubah menjadi kondisi kolektif, yaitu : Dari seorang individu menjadi seorang anggota tim Dari seorang yang eksklusif menjadi seorang yang inklusif Dari seorang yang independen menjadi seorang yang bergantung
pada orang lain. Pada tahap ini individu akan berusaha melakukan hubungan
dengan anggota tim lainnya dan merasakan suatu perasaan bercampur, perasaan yang bercampur aduk itu antara lain sebagai berikut : Disukai dan rasa bangga diterima oleh kelompok kerja. Optimis akan kemampuan untuk mencapai kesuksesan. Fenomena (jelas maupun samar-samar). Rasa sedih, ragu-ragu dan takul gagal atau tidak yakin
dapat melakukan tugas yang diinginkan.Tindakan yang dilakukan para individu pada tahap ini bercampur, berupa : Mengerti etika dan sopan santun Melakukan hubungan formal dengan anggota lainnya. Upaya memahami tugas dan mengerti cara-cara pelaksanaan tugas
yang di inginkan.
130
Mengerti beberapa tindakan yang disukai dan tidak disukai oleh tim.
Mencari pengetahuan-pengetahuan yang layak. Mendiskusikan beberapa konsep dan tujuan bersama anggota-
anggota tim. Mencari permasalahan dan mendiskusikan cara memahami dan
mengatasi kesulitan dan tantangan. Laporan-laporan berupa kendala (yang nyata atau semu) yang
menimpa pelaksanaan tugas.Agar anggota tim dapat bertindak, maka perlu bantuan pada tahap
ini dengan cara : Permulaan, pelaksanaan, pelayanan yang prinsipil. Memberikan pengetahuan yang relevan, yaitu mengenai hal-hal :
- Legalitas tim- Target dan tujuan tim- Rencana yang perlu dilaksanakan- Tugas-tugas utama- Standar kesuksesan - Pelatihan anggota (pada sudut manajerial dan etika)
b. Tahap Ketidakstabilan (pergolakan)Pada tahap ini akan timbul beberapa masalah, antara lain : Tahap peralihan, penting untuk membangun suatu tim, setiap
anggota berusaha mencari kedudukannya. Sulit mencapai target pada tahap ini, dan tugas-tugas tampak tidak
dapat direalisasikan. Terkadang kesabaran para anggota hilang pada tahap ini, sebagian
anggota mulai kehilangan kontrol, berontak, menentang, melawan tetapi mencoba juga meluruskan.
Terkadang timbul perdebatan (dengan tingkatan yang berbeda) dan sebagian anggota ada yang mulai meninggalkan dan menjauhinya.
Pada tahap ini timbul beberapa perasaan antara lain dalam bekerja sama, antara lain : Suatu sudut pandang yang berbeda dan kemungkinan kontradiktif
satu sama lain. Pembatalan dan penolakan Rasa pusing Instabilitas pemikiran Rasa tenang, angan-angan yang kuat untuk suksesSikap yang dilakukan oleh para anggota pada tahap ini, adalah : Perdebatan perbedaan pendapat dan persaingan. Perlombaan dan rivalitas Media pendukung (serangan, perlindungan, pelepasan diri, impian,
pembatalan). Keraguan-keraguan dan keingintahuan terhadap target dan tugas. Menetapkan target-target yang tidak aplikatif.
131
Revolusi dan kehilangan wewenang Berpegang teguh pada pandangan pribadi.Dalam hal ini para anggota perlu dibantu dengan cara :- Memberikan penjelasan dan memberikan beberapa
pengetahuan dalam rangka penyelesaian konflik, yaitu dengan pemaduan, kekuatan, kehati-hatian, adaptasi dan kerja sama menggalang persatuan.
c. Tahap Penerapan Norma-normaSetelah terjadi ketidakstabilan sebelumnya, pada tahap ini timbul
tahap penerimaan anggota. Pada tahap ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut :1. Saling menerima satu sama lain2. Saling menerima terhadap peran-peran yang akan dimainkan.3. Saling menerima terhadap tim sebagai satu kesatanTahap ini memiliki sifat antara lain adalah :1. Konflik mulai jarang terjadi2. Mulai timbul keinginan untuk bekerja sama3. bertambahnya rasa kerja sama kerja secara perlahan-lahan.
Ini merupakan tahap penengah yang mengantarkan kepada tahap selanjutnya yakni penghentian tim terhadap tugas-tugasnya. Oleh karenanya tahap ini tidak perlu berlarut-larut, sebagaimana suatu kerja sama tidak harus pada bentuk pemindahan bagi para anggota satu sama lain. Melainkan perlu adanya persatuan, keinginan dan perasaan internal untuk menerima. Di sini akan muncul target bersama yang dibangun oleh seorang manajer dan dipelajari oleh para anggota. Diletakkannya norma-norma hubungan dan interaksi antara anggota dan target ini dianggap seperti petunjuk pelaksanaan bagi aktivitas-aktivitas tim. Target ini menjadi suatu ikatan psikologis yang mempersatukan tim, menjadi sarana penghubung bagi pelaksanaan tugas pada tahap berikutnya.Perasaan yang timbul antar anggota tim, yaitu : Menerima keanggotaan dalam tim Menerima tujuan bersama Ketenangan psikologis setelah menyelesaikan beberapa konflik Ketaatan dan keinginan yang kuat untuk saling bekerja samaTindakan yang harus dilakukan oleh anggota tim adalah : Berusaha memadukan perbedaan-perbedaan pendapat Saling bertukar pengetahuan Terus terang dan mengungkapkan perasaan Hubungan-hubungan personal dan sosialAda beberapa cara membantu anggota tim, antara lain : Memotivasi untuk saling bekerja sama antar anggota Menumbuhkan kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab Penetapan target dan penjelasannya Pemberian pengetahuan yang layak Persiapan langkah atau jadwal kerja dan evaluasinya
132
Memperbanyak latihan yang relevand. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini ditandai dengan beberapa hal antara lain sebagai berikut : Para anggota mulai melakukan tugas-tugas mereka Tugas dilaksanakan sesuai dengan keahliannya Setiap anggota memahami aspek kekuatan dan kelemahan dirinya
dan orang lain serta mengantisipasi kelemahan. Berpikir secara mendalam untuk masa depan mereka bagi
kemaslahatan tim, serta cara pelaksanaan dan cara menambah produktivitas.
Seorang manajer tim mengarahkan, melatih, menasihati dan membantu para anggota dalam pelaksanaan kerja, bertanggung jawab dan mengerahkan berbagai upaya ketika kondisi menginginkan hal itu.
Yang dirasakan oleh anggota pada tahap ini adalah : Ketulusan hati langkah-langkah kemajuan mulai nampak pada
jalurnya. Kepercayaan terhadap anggota lainnya. Para anggota saling
mengenal satu sama lain. Kepercayaan diri, tumbuh rasa keinginan untuk melaksanakan
tugas yang di minta untuk membantu tim mewujudkan target-target.Tindakan yang perlu dilakukan oleh para anggota, antara lain sebagai berikutnya Kesanggupan untuk mencari tahu masalah. Bekerja sama mengantisipasi masalah yang terjadi. Menghadapi kendala-kendala untuk mengantisipasi hasil kerja. Memfokuskan kerja pada target yang akan dicapai. Menjiwai dinamika timUntuk dapat tercapai apa yang diinginkan anggota, maka harus diberikan : Pengarahan Pelatihan Motivasi, dan Penghargaan/ pemberian jasa
e. Tahap EvaluasiPada tahap ini terjadi hal-hal sebagai berikut : Kondisi tim yang sedang melaksanakan tugas tertentu dan
berakhirnya eksistensinya dengan selesainya tugas tersebut.Contoh :1. Memasukkan perubahan tertentu secara manajerial2. Persiapan untuk suatu rencana3. Menetapkan upaya-upaya terbaik
Suatu tim dapat berhasil atau gagal dalam tugasnya. Pada kondisi ini seorang manajer beserta anggota tim harus mempelajari hal-hal sebagai berikut :1. Faktor yang menyebabkan hasil-hasil yang sulit bisa dipecahkan, dan 2. Plajaran-pelajaran bermanfaat yang memberikan solusi.
133
Yang dirasakan oleh anggota pada tahap ini adalah : Pada saat berhasil merasa bangga, kagum dan besar hati dan pada
waktu gagal merasa menyesal, marah, lemah dan sedih karena kemunduran tim.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :- Pada saat berhasil merasa bersyukur dan saling
menghargai antara seorang manajer dan anggota satu sama lain.- Pada waktu gagal terjadi penolakan, penghinaan,
pengasingan, dan pemisahan diri.Cara membantu anggota tim pada tahap ini adalah : Menjauhkan tema dari pokok bahasan dan mengemukakan
pemikiran dan perasaan. Mendiskusikan langkah-langkah berikutnya untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan tim. Penilaian secara menyeluruh terhadap aspek-aspek keberhasilan
dan kegagalan. Persiapan penetapan hasil-hasil berdasarkan dua aspek tersebut.
E. Karakter Budaya Dalam TimSetiap organisasi memiliki aneka ragam proses kerja, orang dapat bekerja
secara individu maupun kerjasama dengan orang lain. Untuk membangun tim kerja yang baik, haruslah berpijak pada nilai-nilai atau karakter budaya yang dimiliki oleh bangsa, masyarakat atau organisasi tersebut yang diolah sedemikian rupa menjadi nilai-nilai baruyang akan menjadi sikap dan perilaku manajemen yang diharapkan, dalam upaya menghadapi tantangan membengun tim kerja yang solid.
Unsur dasar karakter budaya kerja dalam tim, adalah mata rantai proses, di mana setiap kegiatan berkaitan dengan proses lainnya, atau suatu hasil pekerjaan merupakan suatu masukan bagi proses pekerjaan lainnya, melalui serangkaian proses kerja tim yang saling berkaitan.
Secara umum terdapat beberapa karakter budaya kerja dalam tim, antara lain : a. Budaya kerja dalam tim adalah salah satu komponen kualitas manusia
yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolak ukur dasar dalam pembangunan di segala bidang usaha.
b. Budaya kerja dalam tim dapat ikut menentukan integritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin kesinambungan kelompok, organisasi atau perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya.
c. Budaya kerja dalam tim erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dimilikinya, sehingga akan mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya.
F. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Masing-Masing Tim Salah satu rahasia kepemimpinan yang baik adalah menyesuaikan
keterampilan anggota tim dengan jenis tugas akan dilakukannya. Ada banyak tipe-tipe tim, yang semuanya masuk ke dalam tim formal maupun tim informal, masing-masing cocok untuk melakukan tugas tertentu.
134
Pimpinan tim harus mengerti tujuan dan sasaran tim dengan jelas, agar bisa menyesuaikan tugas dengan gaya tim yang tepat.Secara umum ada beberapa jenis tim, yaitu :a. Tim eksekutif yaitu kelompok lintas fungsional yang dipimpin
oleh seorang kepada eksekutif, anggotanya dipilih berdasarkan bidang keahliannya.Tugas dan tanggung jawabnya adalah :- Mengelola kegiatan organisasi sehari-hari,
melakukan pertemuan secara berkala untuk membahas rencana-rencana kerja.
- Menerima laporan dari bawah dalam rangka mengontrol, menyusun, merencana dan melaksanakan tugas pekerjaan tim.
b. Tim lintas fungsional, yaitu tim multidisiplin, antar deparemen, dibentuk pada sembarang tingkat dalam suatu organisasi.Tugas dan tanggung jawabnya adalah :- Menghilang hambatan dalam pertukaran ide-ide di
berbagai bidang spesifik, misalnya, saat peluncuran produk baru- Anggota tim harus mempunyai keahlian dan
ketrampilan masing-masing untuk menghadapi masalah atau tugas.c. Tim bisnis, yaitu kelompok orang yang bertanggung jawab atas
jalannya proyek atau unit organisasi dalam jangka panjang. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Menjalankan suatu unit dan memaksimalkan
hasilnya. - Tergantung pada pimpinan yang mungkin sering
berubah untuk terbentuknya kerja sama yang optimal, biasanya bekerja di bawah pengawasan yang ketat.
d. Tim pendukung formal, yaitu tim yang memberi dukungan dan layanan seperti, keuangan, sistem informasi, administrasi dan personalia. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Membawa beban kerja rutin seperti, sistem
pembagian pos yang efisiensinya menentukan keberhasilan. - Memberi kesempatan peningkatan produktivitas
melalui kerja sama. e. Tim proyek, yaitu tim yang dibentuk selama berlangsungnya
suatu proyek tertentu. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Menentukan sejumlah pembagian kelompok dan
tugas serta perencanaan rinci dengan penuh disiplin, dan - Menjalin saling pengertian antar anggota dalam
pelaksanaan kerja yang teratur. f. Tim perubahan yaitu kelompok para ahli, ditujukan untuk
membuat perubahan menurut kemampuan kolektif. Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
135
- Mempengaruhi budaya perusahaan untuk mencapai peningkatan hasil dengan menerapkan metode baru.
- Dipimpin oleh orang yang percaya akan perubahan dengan dedikasi yang tinggi terhadap organisasinya.
g. Tim khusus, yaitu badan otonom yang terpisah dari organisasi, seringkali berkedudukan di lokasi yang jauh. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Berkonsentrasi pada tugas-tugas tertentu. Seperti, memasuki pasar
yang baru atau penciptaan produk baru. - Kelompok orang yang fleksibel, independent dan tangguh untuk
mengejar hasil optimal, bukan sekedar prediksi (perkiraan). h. Tim gugus tugas sementara. Yaitu dibentuk untuk mempelajari
atau memecahkan masalah tertentu dan melaporkannya kepada pimpinan. Tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Membangun sistem IT Baru, menghilangkan kemandekan produksi
atau melibatkan diri dalam tugas-tugas serupa, biasanya bekerja dalam tenggat waktu yang ketat.
- Menggunakan proses informal dan menciptakan alternatif.
136
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP II SIKLUS I)
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan
Bidang Studi Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Kelas / Semester : X / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan bekerja dalam tim
C. Indikator
1. Memahami pengertian tata hubungan internal vertikal-horizontal
2. Memahami macam-macam hubungan kantor/internal
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian tata hubungan internal vertikal-
horizontal
2. Siswa dapat memahami macam-macam hubungan kantor/internal
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian tata hubungan internal vertikal-horizontal
2. Macam-macam hubungan kantor/internal
137
F. Rancangan Pelaksanaan
2. Pendekatan : Cooperative Learning
3. Strategi / Metode : Model Pembelajan TPS
4. Langkah-langkah :
a. Kegiatan awal
1) Memberi salam siswa jika diperlukan dapat berdo’a terlebih dahulu
2) Guru menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini atau
mengabsen para siswa yang hadir
3) Guru memberikan pre-test kepada siswa, sekedar menanyakan
materi yang telah disampaikan sebelumnya
4) Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada hari
ini
b. Kegiatan inti
1) Pembagian kelompok berdasarkan urutan absen maksimal 4
orang
2) Berkumpul dengan kelompoknya
3) Diberikan modul menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan
4) Pembagian kelompok pembahasan
5) Jika sudah jelas memberikan pertanyaan lisan
6) Memadukan kelompok yang beda materi
7) Maksud tukar kelompok untuk mengetahui rasa saling
membantu sesuai soal yang diberikan oleh guru
8) Setiap kelompok menulis pendapatnya
9) Setiap kelompok menunjuk perwakilan untuk mengutarakan
jawaban
10) Guru menyimpulkan materi secara bersama-sama
c. Penutup
138
1) Memberikan penekanan materi yang disampaikan atau
kesimpulan
2) Guru mengadakan refleksi dengan cara :
a) Meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari
ini
b) Tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil
belajar
c) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
5. Sumber dan Media Belajar :
a. Sumber Belajar :
1) Tim Penulis. 2009. Modul Administrasi Perkantoran.
Surakarta: Mediatama.
2) Suyetty, S.Pd. 2006. Modul B Bekerja Sama dengan
Kolega dan Pelanggan. Bogor: Yudhistira.
3) Internet dan buku refrensi yang relevan
b. Media Belajar : Papan tulis, kapur, LCD Proyektor, Laptop
6. Teknik dan Bentuk Penilaian :
a. Teknik : Lisan dan Uraian
b. Bentuk : Tes nilai afektif
G. Instrumen
1. Apa pengertian tata hubungan internal vertikal-horizontal ?
2. Sebutkan macam-macam hubungan kantor/internal !
3. Jelaskan macam-macam hubungan kantor/internal ?
4. Sebutkan unsur-unsur tata hubungan !
5. Sebutkan hambatan dalam hubungan kantor !
139
Jawaban :
1. Tata hubungan internal vertikal-horizontal adalah
hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi
berwujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak lain.
2. Hubungan intern vertikal dan hubungan intern horizontal
3. Hubungan intern vertikal adalah proses hubungan yang
terjadi antara pihak pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Hubungan
intern horizontal adalah hubungan di antara pejabat atau satuan pada
tingkat jenjang organisasi yang kurang lebih sederajat.
4. Ada pihak yang memberi warta, ada pihak yang
menyampaikan, ada warta, ada penerima warta, ada suatu tanggapan.
5. Penggunaan lingkungan kantor, adanya hubungan pribadi
yang kurang baik, kurangnya dimanfaatkannya alat perhubungan,
penggunaan bahasa yang kurang jelas.
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 27 April 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
140
141
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
MODUL 1
A. Tata Hubungan Interval (Vertikal - Horisontal)
1. Pengertian Tata Hubungan Internal Vertikal Horizontal
Dalam melakukan kegiatan tiap-tiap bagian saling mengadakan
hubungan. Sebab satu sama lain saling bergantung dan tidak mungkin
berdiri sendiri. Karena kantor adalah suatu organisasi maka kerja sama
harus dibina dengan sebaik-baiknya.
Agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan sebaik-baiknya, tentu
hubungan antar bagian harus diatur dengan sebaik-baiknya dan jika
dipolakan menjadi saluran yang jelas pasti akan diketahui.
Hubungan antara bagian yang satu dengan bagin yang lain dalam
suatu organisasi berujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak
lain yang biasanya disebut tata hubungan atau komunikasi.
Di dalam organisasi terdapat tata hubungan Internal Vertikal.
Hubungan internal adalah hubungan kerja yang terjadi di dalam
lingkungan organisasi. Hubungan internal ini menyangkut hubungan kerja
antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, dan bawahan dengan
bawahan. Agar lebih jelas dibawah ini diuraikan hubungan internal.
2. Macam-Macam Hubungan Kantor ( Internal )
Kegiatan-kegiatan dari pekerjaan kantor sebagian besar terdiri dari
mengadakan hubungan di dalam lingkungan sendiri maupun dengan pihak
luar.
Hubungan yang terjadi dalam lingkungan sendiri disebut hubungan
ke dalam (intern) dan hubungan yang terjadi dengan pihak luar disebut
hubungan ke luar (ekstern).
a. Hubungan intern vertikal (tegak) ialah proses hubungan yang terjadi
antara pihak pimpinan dengan bawahan atau sebalinya. Proses dari
pihak bawahan terhadap pimpinan. Bentuk tata hubungan intern adalah
sebagai berikut :
142
1). Dari pimpinan kepada bawahan, berupa perintah dan petunjuk.
2). Dari bawahan kepada pimpinan, berupa saran usul.
Syarat pemberian perintah secara lisan, menurut Charles Broaded
dalam bukunya Essentials of Management From Sorvisor, bahwa
perintah lisan hanya baik dipergunakan apabila :
1). Apa yang diperintah itu merupakan tugas yang sederhana.
2). Bawahan yang diperintah itu pernah menjalankannya.
3). Kekeliruan yang mungkin terjadi tidak mempunyai akibat besar.
4). Pejabat yang memberi perintah berada didekat bawahannya dan
sewaktu-waktu memeriksa pelaksanaan perintah itu.
5). Dalam keadaan darurat, sehingga tidak ada waktu untuk membuat
perintah tertulis.
Menurut Charles Broaded, alasan perintah diberikan secara tertulis
adalah sebagai berikut :
1). Tugas yang diperintahkan akan berlangsung dari 1 bagian ke
bagian lain.
2). Tugasnya itu bersifata ruwet dan terperinci.
3). Bawahan yang diberi perintah itu harus mengerjakannya ditempat
lain.
4). Pegawai yang bersangkutan telah berulang-ulang gagal melakukan
perintah yang diberikan secara lisan.
5). Tugas-tugas itu harus dilanjutkan oleh pegawai-pegawai yang
bertugas pada kesempatan berikutnya.
6). Perintah itu harus berjalan dari pucuk pimpinan ke bawahan dengan
melalui berbagai tingkat jenjang organisasi.
7). Seorang pekerja tertentru harus memikul tanggungjawab akan
kerhasilan atas apa yang diperintahkan itu.
8). Kekeliruan yang mungkin terjadi mempunyai akibat besar.
b. Hubungan Internal horisontal ( mendatar ) adalah hubungan diantara
para pejabat atau satuan pada tingkat jenjang organisasi yang kurang
lebih sederajat.
Hubungan horisontal dapat dilakukan dengan cara berikut :
1). Pertemuan antar pegawai secara berkala.
2). Rapat kerja.
3). Menyediakan ruangan khusus untuk berkumpul.
143
B. Interpersonal Relationship dan Komponen-komponennya
1. Pengertian
Interpersonal relationship atau hubungan antar manusia sangat
penting sekali di dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi. Menurut
William G. Scott dalam bukunya Human Relation in Management
merumuskan sebagai berikut.
“ Tata hubungan adalah suatu proses yang meliputi penyampaian
dan penyalinan yang cermat dari ide-ide dengan maksud untuk
menampilkan tindakan-tindakan yang akan mencapai tujuan organisasi
secara efektif.”
Jadi, tata hubungan hakikatnya adalah suatu rangkaian kegiatan
yang menyampaikan warta dari seseorang kepada orang lain dalam usaha
kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Unsur-unsur Tata Hubungan
a. Seorang (pihak) yang memberi warta (seorang, pembicara, pengirim,
penyiar).
b. Yang menyampaikan ( dengan berkata, mengirim, menyiapkan).
c. Warta (perintah, laporan, saran) kepada seseorang (pihak lain ).
d. Penerima warta (pihak yang dikirim, penjawab atau hadirin).
e. Suatu tanggapan (jawaban reaksi).
3. Syarat-syarat Terjadinya Hubungan
a. Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi yang bersangkutan.
b. Suasana kerja yang menyenangkan, dapat diusahakan dengan cara
berikut :
1). Pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, dan tidak rutin.
2). Hubungan kerja yang intim.
3). Lingkungan kerja yang membangkitkan semangat kerja, seperti
lampu, alat-alat kerja yang lengkap, ventilasi ruangan yang cukup
memberi udara segar.
4). Perlakuan yang adil.
c. Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
Suatu organisasi yang baik yaitu oleh suatu organisasi yang dipimpin
secara demokratis.
d. Manusia bukan mesin
Manusia mengharapkan pengakuan atas pribadinya, keinginannya
minta diperhatikan, kebutuhannya minta dipenuhi, dan lain-lain.
144
e. Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal.
f. Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.
g. Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas yang baik.
Bentuk penghargaan dan pengakuan itu dapat berupa kenaikan
pangkat, kenaikan gaji, hadiah-hadiah serta piagam dan sebagainya.
h. Alat perlengkapan yang cukup.
i. Pekerja yang tepat ditempatkan pada tempat yang tepat.
j. Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
4. Hambatan-hambatan Hubungan Kantor
a. Penggunaan lingkungan kantor.
b. Adanya hubungan pribadi yang kurang baik antara sesama karyawan.
Menurut The Liang Gie dalam hubungan pribadi mempunyai pengaruh
5 hal dalam suatu kantor, yaitu :
1). Kecepatan kerja.
2). Kecermatan.
3). Kemungkinan timbulnya pemimpin.
4). Semangat kerja sama.
5). Kemampuan bertukar pekerjaan.
c. Kurang dimanfaatkannya alat perhubungan.
d. Penggunaan bahasa yang kurang jelas.
Hubungan yang efektif adalah jika warta itu dari sumbernya
sampai ke tempat tujuan dapat dimengerti oleh yang dituju. Oleh karena
itu, perlu mempergunakan bahasa yang jelas. Bahasa yang jelas adalah
bahasa yang tidak disampaikan lewat bahasa itu mudah dipahami.
MODUL 2(Sumber dari Yudistira)
A. Hubungan Internal – Vertikal Hubungan internal adalah hubungan yang berlangsung di dalam
lingkungan kelompok, organisasi atau perusahaan itu sendiri. Hubungan internal ini adalah hubungan kerja resmi yang terjalin antara bawahan dengan bawahan, antara atasan dengan para staf dan antara bawahan dengan bawahan.
Hubungan vertikal adalah hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan, antara atasan dengan para stafnya. Adapun hubungan internal-vertikal adalah hubungan kerja resmi yang terjalin antara atasan dengan para karyawannya, yang terjadi di dalam suatu kelompok, organisasi atau perusahaan.
145
Hubungan kerja internal-vertikal mempunyai peranan penting dalam menjalankan kegiatan kerja demi terjalinnya komunikasi yang efektif antara atasan dengan bawahan atau antara atasan dengan para stafnya, di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hubungan kerja ini harus selalu dibina secara berkesinambungan agar tetap solid, karena akan merupakan kekuatan yangsangat penting dan berguna dalam suatu kerja sama tim dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Hubungan interval-vertikal antara atasan dan bawahan adalah : a. Hubungan yang berlangsung secara vertikal dari atas ke bawah, antara
atasan dengan bawahan. Hubungan ini dapat berupa : perintah, etunjuk, pengarahan, evaluasi.
b. Hubungan yang berlangsung secara vertikal dari bawah ke atas, antara bawahan dengan atasan. Hubungan ini dapat berupa : laporan rutin hasil kerja, saran/pendapat/keluhan, laporan pertanggungjawaban kegiatan, permohonan bantuan, dan lain-lain.
B. Hubungan Internal-Horisontal Hubungan internal-horisontal adalah hubungan kerja resmi di dalam suatu
organisasi atau perusahaan, yang berlangsung secara mendatar, yaitu antar sesama bawahan antar sesama staf, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setingkat atau satu level. a. Hubungan kerja antar karyawan/bawahan adalah :
- Hubungan kerja berlangsung secara dua arah dan timbal balik. - Hubungan kerja yang tidak bersifat instruksi atau perintah. - Hubungan kerja yang bersifat informatif dan koordinatif. - Hubungan kerja dalam satu tim yang harus lebih memperhatikan kerja
sama dan saling pengertian. b. Hubungan kerja antar staf adalah :
- Hubungan kerja yang lebih bersifat koordinatif. - Hubungan kerja berlangsung secara dua arah dan timbal balik. - Hubungan kerja dalam satu tim di mana antar staf harus saling bekerja
sama dan saling percaya.
C. Arti dan Manfaat Interpersonal Relationship 1. Arti Interpersonal Relationship
Interpersonal relationship adalah hubungan baik antar manusia atau hubungan antar pribadi dalam suatu lingkungan organisasi yang berbeda latar belakang dan pengalamannya. Dikaitkan dengan kegiatan suatu organisasi yang selalu berhubungan dan bekerja sama dengan kolega dan dan pelanggan, hubungan interpersonal dapat diartikan membina hubungan baik dengan para pelanggan internal maupun eksternal. Hal ini terutama pada saat kita melaksanakan pekerjaan yang selalu berhubungan dengan karyawan atau pelanggan yang dilakukan secara kontak langsung dan ketika pertama kali membina hubungan kerja, sejak pertama kali terjadi kontak sampai upaya selanjutnya dalam mempertahankan hubungan baik untuk membinan loyalitas karyawan atau pelanggan kepada perusahaan/organisasi.
146
Pemberian perhatian kepada karyawan/pelanggan, akan lebih mudah dilakukan bila kita mampu membina dan mengembangkan hubungan pribadi yang baik dengan karyawan dan pelanggan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan dan kemampuan dalam hubungan interpersonal mempunyai peran penting dalam menumbuhkan hubungan pribadi yang baik antara para karyawan di dalam organisasi/perusahaan sebagai pelanggan internal dan dengan para pelanggan eksternal, sehingga pada akhirnya dapat menumbuhkan loyalitas para pelanggan terhadap organisasi/perusahaan. Dengan demikian para karyawan mempunyai kemampuan untuk memperlakukan pelanggan secara baik dan benar, maka mereka perlu diberi bekal pengetahuan dasar mengenai hubungan interpersonal. 2. Manfaat Interpersonal Relationship Manfaat Interpersonal Relationship adalah : a. Untuk menumbuhkan saling pengertian antar pimpinan dengan semua
karyawan. b. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah laku
karyawan yang bermanfaat untuk pembinaan dan evaluasi terhadap karyawan.
c. Mengadakan kerjasama yang serasi antar karyawan. d. Menanamkan rasa aman kepada para karyawan. e. Menumbuhkan rasa loyalitas (kesetiaan) para karyawan. f. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para karyawan. g. Menciptakan adanya suatu korps pegawai yang serasi. h. Menanamkan rasa sukses kepada karyawan, sehingga mereka diberi
kesempatan untuk maju dalam mengembangkan kariernya.
D. Komponen Interpersonal Relationship Setiap karyawan pada tingkatan manapun pasti memiliki tugas, tanggung
jawab dan wewenang masing-masing, sesuai dengan bidang pekerjaan dan keahliannya. Seorang pemimpin perusahaan sebaiknya harus menempatkan para karyawannya pada suatu jenjang posisi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahliannya, sehingga karyawan tersebut akan mampu bekerja dan berkarya secara optimal. Secara garis besar, berikut ini dikemukakan komponen-komponen interpersonal relationship, yang sesuai dengan tugas, tanggung jawab, wewenang dan keahliannya. a. Top Manager
Yaitu seorang manager kepala, kepala kantor atau biasa disebut seorang GM (General Manager). Tugas, tanggung jawab dan wewenang adalah : - Menentukan kebijakan perushaan yang menyangkut perencanaan,
strategi, arah adan tujuan yang akan dicapai. - Memilih dan menempatkan orang yang tepat dan cakap pada posisi
tertentu, sesuai dengan pendidikan dan keahliannya, serta memberikan imbalan salary yang memadai sesuai jenjang kedudukannya.
147
- Melaksanakan pengawasan dan melakukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada bawahan.
- Mampu memberi inspirasi dan motivasi kepada bawahan, agar bawahan mempunyai sense of belonging (rasa memiliki perusahaan), sehingga bawahan selalu memiliki etos kerja yang tinggi.
- Memelihara dan mengembangkan organisasi secara tepat. - Memelihara dan mengembangkan system manajemen yang tepat. - Menguasai dan menghayati tugas pokok dari badan usaha (organisasi).
b. Middle Manager Middle manager yaitu seseorang kepala bagian, atau kepala direktorat. Tugas, tanggung jawab dan wewenang adalah : - Menerjemahkan tujuan dan kebijakan menjadi rencana kerja, serta
mengamati apakah rencana tersebut telah dilaksanakan. - Melakukan pembagian tugas kepada tingkat atau jabatan yang paling
bawah. - Menentukan prosedur khusus bagi tiap-tiap tugas. - Menentukan batas waktu bagi pelaksanaan pekerjaan. - Menentukan alat-alat pegawasan yang sesuai.
c. Lower Manager Lower manager yaitu seseorang kepala sub bagian, kepala seksi atau supervisor. Tugas, tanggung jawab dan wewenangnya adalah : - Memimpin pelaksanaan kerja. - Bertanggung jawab langsung terhadap hasil dan mutu pekerjaan. - Menjaga kualitas dari produk pekerjaan yang dihasilkan.
148
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS II)
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan
Bidang Studi Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Kelas / Semester : X / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan bekerja dalam tim
C. Indikator
1. Memahami makna pengembangan
profesionalisme kerja
2. Memahami pelaksanaan pendidikan
dan latihan
3. Memahami macam-macam
pendidikan dan latihan
4. Memahami metode pendidikan dan
latihan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami makna pengembangan
profesionalisme kerja
2. Siswa dapat memahami pelaksanaan pendidikan dan latihan
3. Siswa dapat menyebutkan macam-macam pendidikan dan
latihan
149
4. Siswa dapat menyebutkan dan memahami metode
pendidikan dan latihan
E. Materi Pembelajaran
1. Pengembangan profesionalisme kerja
2. Pelaksanaan pendidikan dan latihan
3. Macam-macam dan metode pendidikan dan latihan
F. Rancangan Pelaksanaan
1. Pendekatan : Cooperative Learning
2. Strategi / Metode: Model Pembelajan TPS
3. Langkah-langkah :
a. Kegiatan awal
1) Memberi salam siswa jika diperlukan dapat berdo’a
terlebih dahulu
2) Guru menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari
ini atau mengabsen para siswa yang hadir
3) Guru memberikan pre-test kepada siswa, sekedar
menanyakan materi yang telah disampaikan sebelumnya
4) Guru memberikan informasi materi yang akan
dipelajari pada hari ini
b. Kegiatan inti
1) Pembagian kelompok berdasarkan ganjil genap nomor absen
2) Berkumpul dengan kelompoknya
3) Diberikan modul menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan
4) Pembagian kelompok pembahasan
5) Jika sudah jelas memberikan pertanyaan lisan
6) Memadukan kelompok yang beda materi
7) Maksud tukar kelompok untuk mengetahui rasa saling
membantu sesuai soal yang diberikan oleh guru
8) Setiap kelompok menulis pendapatnya
9) Setiap kelompok menunjuk perwakilan untuk mengutarakan
jawaban
10) Guru menyimpulkan materi secara bersama-sama
c. Penutup
150
1) Memberikan penekanan materi yang disampaikan atau
kesimpulan
2) Guru mengadakan refleksi dengan cara :
a) Meminta pendapat siswa tentang cara belajar hari ini
b) Tanya jawab untuk penjajakan pemahaman hasil belajar
c) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
151
4. Sumber dan Media Belajar :
a. Sumber Belajar :
1) Tim Penulis. 2009. Modul
Administrasi Perkantoran. Surakarta: Mediatama.
2) Suyetty, S.Pd. 2006. Modul B
Bekerja Sama dengan Kolega dan Pelanggan. Bogor: Yudhistira.
3) Internet dan buku refrensi yang
relevan
b. Media Belajar : Papan tulis, kapur, LCD Proyektor, Laptop
5. Teknik dan Bentuk Penilaian :
a. Teknik : Lisan dan Uraian
b. Bentuk : Tes nilai afektif
G. Instrumen
1. Apa yang dimaksud pengembangan profesionalisme kerja ?
2. Bagaimana cara pelaksanaan pendidikan dan latihan
kantor ?
3. Sebutkan macam-macam pendidikan dan latihan ?
4. Sebutkan metode pendidikan dan latihan ?
5. Apa keuntungan dan kerugian pendidikan dan latihan ?
Jawaban :
1. peningkatan profesi pekerjaan karyawan dengan
jalan pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat bekerja lebih efisien.
2. ada 2 yaitu dengan Apprentice training dan on the
job training.
3. Latihan induksi, latihan dalam tugas, latihan
pengawasan, latihan manajemen, latihan pengembangan pemimpin.
4. metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan
perjalanan dinas dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar
sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk
latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai
kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah
manajemen.
152
5. Keuntungan ; menambah semanagt kerja, kerja
lebih efisien, menjamin kelangsungan dalam bekerja,
menambah produktivitas, mengurangi resiko kecelakaan,
menambah stabilitas organisasi, dan lain sebagainya.
153
Kerugian : Biaya mahal, pekerjan kantor menjadi terganggu, waktu kerja
karyawan berkurang, ada rasa tidak puas, kesulitan
mendapatkan pelatihan yang berpengalaman, dan lain
sebagainya
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 27 April 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
154
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
MODUL 1
A. Pengembangan Profesionalime kerja Meningkatkan kemampuan karyawan salah satu tugas yang tidak boleh
diabaikan oleh para pemimpin. Sebagai contoh seorang karyawan kantor tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang belum mereka kenal, untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut mereka harus mempelajari lebih dahulu seluk beluk pekerjaannya. Meskipun pekerjaan itu tampaknya mudah, misalnya pekerjaan mengetik surat, karyawan yang belum berpengalaman akan sulit melaksanakannya.
Demikian pula seseorang pimpinan akan mengambil karyawan baru atau akan mempromosikan pegawai lama untuk menduduki jabatan baru, maka perlu sekali karyawan tersebut mendapatkan pendidikan dan latihan lebih dahulu agar ia melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pengembangan profesionalisme kerja adalah peningkatan profesi pekerjaan karyawan dengan jalan pendidikan dan latihan agar mereka dapat bekerja lebih efisien.1. Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan
Latihan dan pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara :a. Apprentice training
Pegawai yang sudah lama bekerja dan banyak pengalamannya, diwajibkan mengajarkan cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dengan pegawai baru.
b. On the job trainingCara ini dapat dilaksanakan dengan cara menempatkan pegawai baru untuk memangku jabatannya, akan tetapi pegawai baru harus didampingi pegawai yang sudah berpengalaman.
2. Macam-macam Pendidikan dan Latihana. Latihan induksi (induction training)
Tujuannya membantu para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan baru.
b. Latihan dalam tugas ( job training)Tujuannya untuk memberikan instruksi khusus guna melaksanakan tugas-tugas dari suatu pekerjaan tertentu.
c. Latihan pengawasan (supervisory training)Tujuannya untuk mengajar pegawai-pegawai tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi serta melatih pegawai-pegawai lain.
155
d. Latihan manajemen (management training)Tujuannya untuk melatih pekerja yang memangku suatu jabatan tertentu, misalnya untuk sekretaris dan manajemen.
e. Latihan pengembangan pemmimpin ( executive development)Tujuannya untuk pengembangan pemimpin perusahaan agar memperoleh kemampuan-kemampuan di dalam memimpin perusahaan.
3. Metode Pendidikan dan Latihan Metode ini antara lain :
a. Untuk latihan induksi1). Kuliah.2). Perjalanan dinas dalam rangka tugas.
b. Untuk latihan tugas1). Belajar sambil bekerja.2). Dalam sekolah-sekolah milik perusahaan.3). Mengikuti pelajaran diluar perusahaan.4). Menempatkan seorang pelatih ahli dalam latihan.5). Mengerahkan latihan kepada para pengawas.6). Sistem magang.
c. Untuk latihan pengawas1). Dengan kursus-kursus.2). Mengembangkan kursus pegawai kantor.
d. Untuk latihan manajemen1). Mengikuti kursus ujian profesional.2). Mengikuti sekolah sore.3). Mengikuti latihan manajemen.
4. Pentingnya Pendidikan dan Latihana. Nilai latihan
Dengan pendidikan dan latihan, karyawan akan memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pekerjaan mereka, mengetahui apa sebab mengadakan kebijakan dan prosedur pekerjaan kantor.
b. Tujuan latihan Tujuan umum yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :1). Agar masing-masing peserta pendidikan dan latihan kelak dapat
bekerja lebih efisien.2). Agar waktu yang diperlukan oleh pimpinan guna pengawasan
menjadi berkurang.3). Agar para peserta latihan dapat cepat mengembangkan keahliannya,
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan efektif.4). Mengembangkan pengetahuan para peserta, sehingga pekerjaan
dapat lebih cepat diselesaikan secara rasional.5). Mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan keamanan kerja
sama dengan karyawan lain serta dengan pemimpin. c. Perlunya pendidikan dan latihan
Pendidikan dan latihan diperlukan apabila :1). Adanya karyawan baru.
156
2). Adanya karyawan yang mendapat tugas baru.3). Ada penggantian alat perlengkapan.4). Ada perubahan prosedur kerja.5). Ada metode baru.
5. Keuntungan Pendidikan dan Latihan Keuntungan yang diperoleh dari pendidikan dan latihan adalah sebagai
berikut :a. Menambah semangat kerja karyawan.b. Menambah pelaksanaan pekerjaan lebih efisien.c. Menjamin kelangsungan dari calon untuk memangku jabatan yang
lebih tinggi.d. Membantfu efisiensi organisasi secara umum.e. Lebih sedikit pengawasan yang diperlukan karyawan yang telah
dididik dan di latihan dengan baik.f. Menjamin metode standar yang digunakan oleh pesan-pesan
pendidikan dan latihan.g. Mengakibatkan pemindahan karyawan menjadi berkurang.h. Menambah produktivitas.i. Mengurangi kecelakaan.j. Menambah stabilitas dan fleksibilitas organisasi.
6. Kerugian Pendidikan dan Latihana. Biaya mungkin mahal.b. Pekerjaan kantor yang teratur menjadi terganggu atau tertunda.c. Waktu kerja karyawan dipergunakan untuk pendidikan dan latihan.d. Kesulitan mendapatkan pelatih yang berpengalaman.e. Kemungkinan adanya rasa tidak puas dari karyawan yang telah dilatih
karena dinaikkan pangkatnya.f. Menentukan berapa jumlah karyawan yang akan dilatih.g. Menentukan jenis dan latihan yang akan diberikan.
MODUL 2(Sumber dari Yudistira)
A. Pengembangan Profesionalisme Kerja Dalam era globalisasi ditandai dengan kompetisi antar pekerja yang sangat
ketat, dengan sumber daya manusia yang semakin cerdas dan profesional. Hal tersebut mengisyaratkan akan tuntutan zaman, yaitu orintasi mutu. Dalam rangka peningkatan mutu dan pengembangan profesionalisme tersebut, tentu saja dibutuhkan pendidikan dan latihan secara terus menerus bagi para karyawan, karena tingkat persaingan yang tinggi dan tuntutan pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan, telah menjadi moto di setiap bidang usaha. Maka sumber daya manusia yang profesional dicari dan dicari terus, karena terbukti mampu mendukung kegiatan usaha perusahaan menjadi lebih optimal.
Menjadi seorang yang profesional, sebaiknya memenuhi persyaratan utama. Persyaratan menjadi seorang propesional antara sebagai berikut :
157
a. Menguasai seluk-beluk kantor, antara lain : Mengetahui sejarah dan budaya organisasi secara luas, antara lain visi
dan misi serta produk barang/jasa yang dihasilkan. Mengetahui dan mengenal para eksekutif, staf, dan karyawan. Mampu menyelesaikan setiap tugas, sehingga organisasi secara
keseluruhan berjalan dengan baik, atau biasa disebut orientasi global. b. Memiliki ilmu pengetahuan khusus/spesialisasi yang sesuai dengan
aktivitas kantornya. c. Menguasai pengetahuan umum dengan banyak membaca dan menyimak
media massa. d. Mempunyai kepribadian ingin membantu dengan tulus.
Dengan tuntutan profesionalisme karyawan, merupakan pilihan tepat agar setiap karyawan memiliki wawasan yang luas, sehingga mampu memprediksi tindakan apa yang harus di dahulukan daripada tindakan yang lainnya. 1. Pengertian profesionalisme
Profesionalisme, berasal dari kata dasar profesi, yaitu artinya bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan/keterampilan atau keahlian tertentu. Seorang yang profesional, yaitu orang yang memiliki keahlian tertentu sesuai dengan profesinya. Seperti, sekretaris, guru/dosen, akuntan, advokat dan sebagainya.
Di abad modern saat ini yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan secara profesional, yang lebih mengacu pada sikap daripada sekedar uraian pekerjaan, yaitu suatu sikap yang mampu melaksanakan tugas dengan baik dan mampu mengantisipasi keadaan, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Jadi profesionalisme tidak hanya terbatas mempunyai keahlian pada suatu bidang tertentu saja, namun semua bidang pekerjaan membutuhkan tenaga kerja yang profesional yang memiliki pengetahuan (knowledge) yang mendalam, ditunjang kemampuan (capability) disertai sikap/attitude, tingkah laku yang baik. Ia harus mampu memegang teguh etika serta mampu mengatur emosinya, sehingga akan menjadi pekerja yang ramah (warm welcome), sopan santun (courtesy), tulus dan ikhlas (sincerely and good will), bersahabat (friendliness).
Oleh karena itu merupakan salah satu unsur yang mendasar bagi setiap perusahaan bisnis, adalah mengembangkan profesionalisme kerja dikalangan karyawannya. Pekerja profesional, ditandai dengan sikap sebagai berikut : Melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan menganggapnya
penting bagi karier. Cukup peduli untuk menganalisis bagaimana caranya agar pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih baik, walaupun itu berarti mengadakan perubahan.
Mengerti bagaimana pekerjaannya berhubungan dengan organisasi secara keseluruhan.
Selalu positive thinking kepada orang lain dalam membagi ide, agar tercapai tujuan organisasi seperti yang diharapkan.
158
2. Cara Pengembangan Profesionalisme Kerja Upaya pengembangan profesionalisme kerja yang bermutu tinggi bagi
karyawan, adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan karyawan, baik dari segi karier, pengetahuan maupun segi kemampuan, guna pertumbuhan yang terus menerus dalam suatu perusahaan. Karyawan yang ingin mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh perusahaan maupun lembaga pendidikan, dapat dilakukan dengan cara : a. Menyelenggarakan kegiatan lokakarya dan seminar. b. Memberi kesempatan karyawan mengikuti pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi, baik secara formal maupun informal. c. Menyeleksi karyawan untuk di sekolahkan ke luar negeri. d. Memfasilitasi karyawan yang mengikuti pendidikan. Beberapa hal yang harus dilakukan karyawan, untuk meningkatkan profesionalismenya adalah : 1. Meningkatkan kecerdasan mental dengan cara :
a. Membangun rasa tanggung jawab. b. Tidak individualitis/egois. c. Memberikan pelayanan dan memotivasi. d. Sikap mandiri. e. Berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui cara-cara sebagai berikut :
a. Melalui pendidikan formal. b. Melalui pendidikan non formal (kursus, pelatihan-pelatihan). c. On the job training. d. Berusaha menggali ilmu pengetahuan, belajar sendiri melalui media
pembelajaran, seperti : buku, TV, literatur, koran, dan lain-lain. e. Sangat peduli mengikuti kegiatan diskusi yang ada di masyarakat
maupun sesama karyawan mengenai pengembangan profesionalisme kerja yang berkualitas.
159
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
SOAL ULANGAN
Bentuk soal ulangan pilihan ganda dan pilih jawaban yang benar!
1. Tersebut dibawah ini yang bukan termasuk ciri-ciri sebuah tim adalah....a. mempunyai ciri dan identitas yang samab. mengetahui misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapainya.c. mempunyai pimpinan yang samad. merasakan dampak keberhasilan dan kegagalan yang samae. adanya persaingan secara sehat
2. Perintasan lisan hanya diberikan, jika....a. pekerjaan sulit dikerjakanb. merupakan pekerjaan baruc. pekerjaan pernah gagald. pejabat yang memerintah berada di dekat bawahane. tugas yang diberikan berlangsung dari satu bagian lainnya
3. Metode untuk latihan tugas dapat berupa....a. kuliah d. sistem magangb. perjalanan dinas e. kursusc. belajar sambil bekerja
4. Keuntungan pendidikan dan latihan adalah....a. menambah produktivitasb. biaya mahalc. menambah jumlah karyawand. sulit mendapat pelatih yang berpengalamane. pekerjaan kantor menjadi terganggu
5. Suatu proses penyampaian informasi, ide-ide di antara para organisasi secara timbal balik dalam rangka mewujudkan suatu tujuan tertentu disebut....a. komunikasi vertikal d. wartab. komunikasi administrasi e. informasic. komunikasi horisontal
160
6. Dibawah ini yang bukan termasuk suasana kerja yang menyenangkan adalah....a. pekerjaan yang menarik dan penuh tantanganb. ventilasi ruangan yang cukup memberi udarac. membeda-bedakan pegawaid. alat kerja yang lengkape. penerangan lampu yang memadai
7. Jalinan hubungan antar karyawan dalam suatu organisasi dan karyawan-karyawan yang bersangkutan dalam keadaan sama tingkat kedudukannya dan derajatnya disebut....a. hubungan vertikalb. hubungan horisontalc. hubungan masyarakatd. hubungan sesamae. hubungan pribadi
8. Menempatkan pegawai yang tepat pada jabatan yang tepat merupakan salah satu tujuan ....a. demosi d. dominasib. promosi e. mutasic. koperasi
9. Latihan yang tujuannya membantu para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan baru disebut....a. induction training d. supervisory trainingb. on the job training e. apprentice trainingc. job training
10. Di bawah ini adalah unsur-unsur komunikasi (tata hubungan) kecuali ....a. komunikator d. komunikanb. message e. prinsip komunikasic. media komunikasi
11. Dibawah ini yang termasuk hubungan inter vertikal adalah....a. rapat antar bagian d. pertemuan berkalab. hubungan masyarakat e. pertemuan rutinc. petunjuk perintah
12. Petunjuk-petunjuk secara tertulis diberikan untuk....a. tugasnya bersifat ruwet dan terperincib. kekeliruan yang terjadi tidak akan berakibat fatalc. pekerjaan yang diperintahkan itu akan selesai dalam waktu yang singkat.d. apabila yang diperintahkan berupa hal yang sederhanae. dalam keadaan darurat
161
13. Latihan-latihan yang tujuannya untuk mengajar pegawai tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi disebut....a. apprentice training d. job trainingb. induction training e. on the job trainingc. supervisory training
14. Salah satu cara untuk memerlihara huibungan kekeluargaan para karyawan dengan cara ....a. menyediakan aula untuk berkumpulb. memberikan pedoman kerjac. memberi perintah yang jelasd. selalu datang ke rumahe. saling bertatap muka dan bertegur sapa
15. Pegawai yang sudah berpengalaman diwajibkan mengajarkan cara-cara melaksanakan tugas kepada para pegawai baru yang disebut....a. on the job training d. job trainingb. induction training e. supervisory trainingc. apprentice training
16. Suatu satuan kerja yang para anggotanya paling sedikit memiliki tujuan bersama, dalam pencapaian tujuan itu memerlukan perilaku kerja sama dari semua anggotanya, disebut....a. gotong royong d. rapat plenob. kelompok e. tamuc. perkumpulan
17. Berikut ini yang termasuk prinsip-prinsip bekerja sama dalam tim....a. pekerjaan lebih bervariatifb. meningkatnya efektivitas kerjac. meningkatnya komitmen kerjad. lebih fleksibel dalam operasional kerjae. tanggapan lebih cepat
18. Manfaat kerja sama tim bagi organisasi adalah....a. meningkatnya kesempatan untuk mempunyai keahlian barub. pekerjaan lebih bervariasic. meningkatnya produktivitas tim kerjad. tanggapan yang lebih cepate. peningkatan mutu
19. Salah satu tujuan bekerja sama dalam tim, yaitu....a. memelihara kemitraan rekan kerjab. bekerja secara kolektifc. penyampaian suatu produk lebih cepatd. meningkatkan rasa tanggung jawabe. peningkatan mutu
162
20. Yang tidak termasuk tugas dan tanggung jawab anggota tim adalah....a. dapat memelihara kemitraan dengan rekan kerjab. mampu memberi motivasic. bertanggung jawab penuh untuk kemajuan timd. proaktif dalam menangani suatu permasalahane. kreatif dan inovatif dalam memberikan dukungan
21. Yang tidak termasuk tugas-tugas tanggung jawab pimpinan tim adalah....a. mampu memberi motivasib. memberikan kontribusic. proaktif dalam pertemuan timd. dapat memelihata kemitraan dengan rekan kerjae. mentaati peraturan tim yang sudah ditentukan
22. Tahap yang tersulit bagi sebuah tim terdapat pada tahap....a. penataan d. pembentukan b. pergolakan e. evaluasic. penerimaan
23. Anggota merasa optimis akan kemampuan untuk mencapai kesuksesan, terdapat pada tahap....a. pelaksanaan d. pembentukanb. penataan e. penormaanc. evaluasi
24. Pada tahap pelaksanaan ditandai dengan....a. saling menerima satu sama lainb. mulai ada keinginan untuk bekerja samac. tugas dilaksanakan sesuai dengan keahliand. saling pertukaran pengetahuane. menerima keanggotaan lain
25. Kelompok yang bertanggung jawab atas jalannya proyek atau unit organisasi dalam jangka panjang, termasuk ke dalam jenis tim....a. eksekutif d. bisnisb. lintas fungsi e. proyekc. pendukung
26. Hubungan kerja yang terjalin antara atasan dengan para karyawan yang terjadi di dalam organisasi, disebut....a. vertikal d. horisontalb. internal vertikal e. hubungan personalc. hubungan formal
163
27. Hubungan kerja yang lebih bersifat koordinatif, adalah bagian dari....a. hubungan kerja antar karyawan d. hubungan kerja dalam satu timb. hubungan kerja antar staf e. hubungan kerja diagonalc. hubungan kerja vertikal
28. Hubungan baik antar manusia atau hubungan antar pribadi dalam suatu lingkungan organisasi yang berbeda latar belakang dan pengalamannya, disebut....a. hubungan internal vertikal d. hubungan kerja interpersonalb. hubungan internal horizontal e. hubungan personal relationshipc. hubungan kerja tim
29. Tugas dan tanggung jawab top manager adalah....a. menentukan pembagian tugas kepada bawahanb. menentukan kebijaksanaan perusahaanc. menentukan alat pengawasan yang sesuaid. menentukan batas waktu bagi pelaksanaan pekerjaan kepada
bawahan.e. memimpin pelaksanaan kerja bawahan
30. Yang termasuk middle manager adalah....a. kepala kantor d. kepala bagianb. general Manager e. kepala sub bagianc. supervisor
31. Manfaat interpersonal relationship adalah....a. meningkatnya kesempatan untuk mempelajari hal baru.b. Menanamkan rasa minat pada karyawanc. Meningkatnya kemitraan karyawand. Meningkatnya efektivitas kerjae. Tanggapan lebih cepat
32. Keistimewaan yang dimiliki seseorang profesional adalah....a. mempunyai keinginan tulus untuk membantub. mampu memberi motivasi c. proaktif dalam menangani masalahd. saling menerima satu sama laine. saling bertukar ilmu pengetahuan
33. Tahap di mana timbulnya perasaan tulus hati, kepercayaan terhadap anggota lain dan kepercayaan diri, adalah....a. tahap pembentukan d. tahap ketidakstabilanb. tahap pelaksanaan e. tahap evaluasic. tahap penerapan norma
164
34. Tim yang mempunyai tugas dan tanggung jawab memberi kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas melalui kerja sama, disebut....a. tim perubahan d. tim pendukung formalb. tim proyek e. tim eksekutifc. tim bisnis
35. Hubungan vertikal antara bawahan dengan atasa dapat berupa....a. laporan rutin hasil kerja d. evaluasib. petunjuk e. pengesahanc. perintah
36. Suatu tim dapat berhasil atau gagal dalam tugasnya, kondisi seperti ini terjadi pada tahap....a. pelaksanaan d. pembentukanb. evaluasi e. penerapan normac. ketidakstabilan
Soal Uraian Kelompok A1. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ?
dan bagaimana ciri tim yang berorientasi pada opini/pendapat ?2. Apa pengertian tata hubungan internal vertikal-
horizontal ? dan sebutkan macam-macam hubungan kantor/internal !3. Apa yang dimaksud pengembangan profesionalisme
kerja ? danSebutkan macam-macam pendidikan dan latihan ?4. Apa yang dimaksud dengan promosi ? dan Sebutkan
keuntungan pendidikan dan latihan ?5. Apa pentingnya pendidikan dan latihan ?
Soal Uraian Kelompok B1. Bagaimana kita dapat bekerja dengan orang lain ?
dan Bagaimana ciri tim yang berfokus pada tujuan ?2. Apa pengertian tata hubungan internal vertikal-
horizontal ? dan sebutkan unsur-unsur tata hubungan !3. Bagaimana cara pelaksanaan pendidikan dan latihan
kantor ? dan Sebutkan metode pendidikan dan latihan ?4. Sebutkan kerugian pendidikan dan latihan ? dan Apa
sebab-sebab dengan promosi ?5. Apa pentingnya pendidikan dan latihan ?
165
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Mei 2010
Nama Kepala Sekolah : Drs. Budi Sasangka, MM
1. Apakah peranan sarana dan prasarana berpengaruh dalam proses
kegiatan belajar mengajar ?
Jawab : Ya tentu ada. Misalkan saja kita menggunakan model pembelajaran
IT itu otomatis dengan menggunakan LCD Proyektor, Laptop atau
komputer yang termasuk dalam administrasi sekolah sendiri juga
menggunakan itu.
2. Menurut bapak/ibu seperti apa pembelajaran bekerjasama dengan
kolega dan pelanggan yang berlangsung di SMK Negeri Jogonalan 1 ?
Jawab : Oya sudah berjalan baik itu tapi masih memerlukan waktu yang lebih
banyak lagi untuk menjelaskan materi tersebut karena memerlukan
banyak praktek daripada teori. Yaitu untuk pembelajaran kolega
sendiri sebentar saya lihat pada jadwal pelajaran, ya pada hari rabu
hanya 1 jam sedangkan hari sabtu 2 jam pelajaran.
3. Dengan jalinan guru dan siswa yang baik apakah berpengaruh
dalam proses kegiatan belajar mengajar ?
Jawab : Begini mas saya jelaskan sedikit untuk dalam kegiatan belajar
mengajar dengan penggunaan kurikulum spektrum yang tahun ini
mulai digalakkan yaitu interaksi guru dan siswa dibutuhkan sekali
dan sangat aktif. Jadi kegiatan belajar mengajar tidak hanya
menggunakan metode ceramah saja tapi juga dengan metode
diskusi, tanya jawab sangat diperlukan dan berpengaruh sekali
dalam kegiatan belajar mengajar.
166
4. Apakah sudah terpenuhi semua sarana dan prasarana untuk
menunjang pembelajaran ?
Jawab : Untuk sebagian sudah terpenuhi mas, tapi ada juga yang belum.
Contohnya saja ya mas seperti di jurusan akuntansi atau AK belum
ada tentang pembukuan secara elektronik atau menggunakan
komputer karena Lab. Akuntansi belum ada, terus untuk jurusan
administrasi perkantoran atau AP itu sarana dan prasarana tentang
perkantoran masih belum lengkap, untuk jurusan pemasaran
kebanyakan sudah terpenuhi misalkan saja untuk praktek penjualan
barang sudah ada koperasi dan alat kasir serta kantin itu mas karena
yang menjaga selain petugas kantin sendiri ada juga murid yang
bertugas di sana.
5. Model pembelajaran yang bagaimana yang berpengaruh dalam
kegiatan belajar mengajar ?
Jawab : Pembelajarannya, yaitu dengan menggunakan alat peraga diantaranya
juga menggunakan LCD proyektor itu sangat mempunyai pengaruh
yang sangat kuat terhadap siswa karena adanya daya tarik tersendiri
terhadap siswa.
6. Langkah apa yang dilakukan agar guru dapat menarik perhatian
siswa disetiap pembelajaran berlangsung ?
Jawab : O gini mas, saya mewajibkan guru berpenampilan menarik yang
kedua saya menginstruksikan guru untuk harus selalu senyum
sehingga siswa tidak akan takut dan senang dengan adanya senyum.
Dan dengan penggunaan metode-metode alat peraga akan membuat
anak menjadi tertarik jadi yang pertama guru murah senyum dan
yang kedua guru berpenampilan menarik utamanya. Selain itu guru
harus menguasai materi pembelajaran yang terpenting.
7. Apakah model pembelajaran yang dipergunakan sekarang
berpengaruh pada keberhasilan di kelas ?
Jawab : Ya sangat berpengaruh sekali dalam kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas.
167
8. Apakah Bapak selalu memberi motivasi kepada guru agar
mempergunakan model pembelajaran yang baik dan efektif agar menarik
proses kegiatan belajar mengajar di kelas ?
Jawab : Ya saya memberikan suatu motivasi sekaligus saya memberikan
suatu reward atau penghargaan guru dan mereka yang berhasil
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Reward yang saya
berikan biasanya berupa hadiah baik apakah hadiah itu berupa
pakaian, alat tulis yang mereka (guru) butuhkan, yang penting ada
reward bagi mereka.
168
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU ADMINISTRASI
PERKANTORAN
Tempat : Ruang Guru
Hari/Tanggal : 22 Mei 2010
Nama Guru : Drs. Iyan Sutikno
1. Dalam dunia pendidikan tentu saja terdapat faktor-faktor yang
mendukung dalam pembelajaran. Bagaimana pendapat Bapak mengenai
sarana dan prasarana apakah ikut berperan dalam mendukung proses
kegiatan belajar mengajar ?
Jawab : Jadi intinya untuk sarana dan prasarana pedoman atau patokannya
tidak hanya di sekolahan sini saja tapi sekolahan lain pun itu juga
sangat mendukung sekali dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagaimana pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan yang selama ini diterapkan di SMK Negeri 1
Jogonalan ?
Jawab : mmm, kalau pelaaran kolega dan pelanggan itu merupakan pelajaran
yang mengacu pada teori dan praktek mas itu. Jadi sebenarnya teori-
teori yang disampikan oleh bapak ibu guru yang di kelas, itu
sebaiknya di praktekkan di dalam dunia usaha itu, jadi intinya ada
pembelajaran praktek, termasuk misalkan kemarin dalam
pembelajaran kolega dan pelanggan sendiri ada kompetensi jamuan
makan atau jamuan bisnis itu loh mas, misalkan dalam jamuan
makan tadi ya mas itu tidak hanya teori-teori saja tapi juga harus ada
praktek dalam dunia usaha, contonya di hotel, atau dimana,
bagaimana etiket makan, bagaimana etiket tata cara jamuan bisnis
yang benar.
169
3. Menurut Bapak apakah ada faktor hubungan yang baik antara guru dan
siswa berpengaruh dalam proses kegiatan belajar mengajar ?
Jawab : Jadi intinya hubungan guru dan murid memang sangat berpengaruh
sekali ya mas, jadi maksudnya disini seorang guru itu sebagai
narasumber dan fasilitator, jadi dalam hal ini narasumber atau
fasilitator itu, guru tidak hanya mendikte saja tapi siswa diberikan
kebebasan yang besar untuk mengeluarkan pendapatnya. Dalam hal
ini jadi guru selain menguasai materi tapi juga harus berpedoman
pada refrensi-refrensi. Begitu juga dengan siswa, siswa untuk
mengembangkan ilmu pengetahuannya apa yang disampaikan bapak
ibu guru tidak hanya terfokus pada materi yang disampikan bapak
ibu guru tapi juga harus punya refrensi yang lain, bacaan-bacaan
untuk menambah wawasan atau ilmu pengetahuan supaya
kesananya siswa mampu berpikir secara kreativ. Jadi sistemnya
jaman sekarang tidak seperti jaman dulu, kalau jaman dulu kan guru
yang selalu mengedril terus, lha kalau sekarang tidak, anak
diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat, ide supaya timbul
kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar.
4. Di lingkngan SMK Negeri 1 Jogonalan apakah sudah terpenuhi
sarana dan prasarana dalam menunjang pembelajaran menerapkan prinsip-
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan ?
Jawab : Ya kalau disini masalah di SMK Jogonalan kaitannya dengan
kompetensi kolega dan pelanggan itu memang sarana dan
prasarananya kolega sendiri belum maksimal saya katakan, ya
karena keterbatasan media itu mas, misalkan saja yang ada
hubungannya dengan kolega sendiri adalah alat-alat yang
digunakan untuk praktek saja itu kira-kira baru 75% mas itu
sarana dan prasarananya jadi belum lengkap.
5. Seperti halnya dalam persiapan mengajar apakah Bapak juga
membuat dan mempersiapkan RPP dan Silabus ?
Jawab : Ya untuk RPP dan silabus tiap tahun selalu kita buat itu mas, ya di
sekolah sini tiap tahun sekali setelah kegiatan semesteran sendiri
ada kegiatan IHT (In House Training), jadi kegiatan itu intinya
bapak ibu guru dikumpulkan dan diminta secara bersama-sama
170
untuk menyusun dan merenovasi silabus kemarin dengan
perkembangan silabus sekarang dengan melampirkan RPP dan
menganalisa kurikulum serta menganalisa perangkat administrasi
sekolah dan administrasi keguruan untuk kompetensi-kompetensi
kurikulum yang ada di perkantoran.
6. Dalam proses belajar mengajar di kelas apakah dilakukan kegiatan
belajar mengajar yang semestinya ?
Jawab : O itu sudah saya lakukan mas itu, saya sudah mengajar dengan
semestinya dalam kegiatan belajar mengajar, disamping itu saya
mengajar banyak sekali mas model pembelajarannya ya kadang
saya beri intermeso sedikit juga mas itu, biar siswa tidak jenuh
dalam menerima pelajaran.
7. Langkah apa yang ditempuh Bapak dalam memanajemen kelas ?
Jawab : Dalam realisasi dan prakteknya dalam kegiatan belajar mengajar,
sistem yang saya gunakan yaitu sistem campuran, yaitu dalam saya
mengajar mengacu dari berbagai sumber, ya jadi ada kalanya
menyampaikan materi, ada kalanya tanya jawab, ada kalanya
diskusi, ada kalanya pemberian tugas, utamanya ya mas perlu
adanya praktek khususnya praktek perkantoran.
8. Menurut Bapak model pembelajaran berperan tidak dalam
penyampaian materi dan seberapa besar manfaatnya bagi keberhasilan
kegiatan belajar mengajar ?
Jawab : Manfaatnya sangat besar sekali itu mas, pada jaman sekarang
sesuatu hanya teori saja rasanya kurang sempurna sehingga perlu
adanya praktek keluar, untuk pelajaran kolega dan pelanggan
sendiri perlu adanya praktek keluar, kalau praktek perkantoran saja
bisa dilaksanakan di lab. perkantoran.
9. Sepengetahuan Bapak tujuan pembelajaran yang selama ini telah
berjalan, berlangsung dengan baik atau tidak ?
Jawab : Ya seperti yang saya katakan di awal tadi untuk pembelajaran
kolega sendiri belum bisa saya laksanakan secara maksimal itu
karena keterbatasan media dan waktu walaupun yang nantinya
171
pasti akan saya laksanakan juga, misal ada praktek jamuan bisnis
yang tahun lalu saya adakan praktek keluar, kalau kali ini belum
mas mungkin ya karena waktu itu anak belum bisa praktek ke luar,
ya dalam hal ini ke hotel atau ke mana, lha wacana saya ke depan
ini akan saya praktekkan itu, kalau tahun-tahun kemarin saya
gabung kelas X dan XI jadi satu bersama-sama, kalau tahun
kemarin ke yogyakarta ke hotel seraton terus tahun yang akan
datang mungkin saya rencanakan gantian ke solo mungkin ke hotel
sahid jadi siswa bisa mempraktekkan kompetensi-kompetensi itu.
10. Media apa saja yang terdapat di sekolah ini buntuk menunjang
pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan
pelanggan ?
Jawab : O ya dalam kaitannya dengan kompetensi kolega dan pelanggan
media yang digunakan selain yang utamanya adalah buku
pegangan ya mas, terus dalam praktek itu membutuhkan media
yang lain misalkan perlu adanya laptop, LCD proyektor untuk
memberikan slide pada anak contohnya yaitu tata cara jamuan
makan yang saya ambilkan contoh, bisa dislidekan, bisa
digambarkan disitu yang baik dan yang tidak baik, anak saya beri
tugas untuk membuat gambar dalam bentuk kertas yang besar itu,
bagaimana etiket dan tata cara jamuan bisnis yang benar lha disitu
ada pembelajaran yang seperti itu.
11. Selama ini apakah metode pembelajaran pembelajaran berpengaruh
dalam keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas ?
Jawab : Oya sangat berpengaruh sekali dalam keberhasilan kegiatan belajar
mengajar, ya mungkin siswa tidak akan merasa jenuh kalau dengan
beberapa model pembelajaran, kalau hanya satu model saja
misalkan model ini saja maka siswa akan merasa jenuh sekali itu
mas, jadi perlu adanya variasi model pembelajaran.
12. Selama Bapak mengajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan di SMK Negeri 1 Jogonalan, bagaimana
langkah yang diambil untuk memotivasi para siswa ?
172
Jawab : Ya dalam kegiatan belajar mengajar saya selalu memberikan
motivasi pada anak, karena apa, karena kemampuan anak itu
berbeda-beda itu juga akan dipengaruhi berbagai faktor mas, ya
mungkin faktor orang tua, mungkin faktor lingkungan dan faktor
yang lain, yang akan berpengaruh dalam diri siswa, ya dalam hal
ini yang sekiranya negatif saya arahkan supaya hal-hal itu dijauhi
gitu mas, jadi saya berikan motivasi tersendiri.
13. Bagaimana cara yang biasa dimbil untuk mengevaluasi atau
memberikan penilaian kepada siswa ?
Jawab : Untuk evaluasi pada siswa itu, saya evaluasi selain teori dimana
biasanya ada kegiatan ulangan istilahnya setiap kompetensi saya
adakan tes teori, selain itu juga saya adakan tes prakteknya, selain
praktek juga menilai walaupun itu tidak ada aturannya saya menilai
etketnya, seberapa jauh etiket anak itu saya selaku guru juga akan
selalu memantau kegiatan anak itu.
14. Apakah pada akhir pelajaran dalam pembelajaran menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan Bapak memberikan
kesimpulan/penekanan akhir kepada siswa ?
Jawab : Ya kaitannya di akhir pelajaran saya selalu memberikan kesimpulan
untuk selalu dicatat mas, ya ada kalanya pun saya memberikan
pertanyaan dalam bentuk postest untuk mengetahui seberapa besar
siswa menangkap apa yang saya sampaikan, saat pembelajaran
berlangsung.
15. Selama ini di dalam proses KBM khususnya di SMK Jogsa apakah
telah dipergunakan model pembelajaran untuk menarik minat siswa ?
Jawab : Kaitannya dengan model pembelajaran, saya sudah terapkan yaitu
berbagai model pembelajaran yang ada.
16. Jika telah banyak dipergunakan model maka model seperti apa ?
Jawab : Ya seperti yang saya ucapkan di awal tadi mas, saya menggunakan
model pembelajaran campuran, yaitu dari berbagai sumber yang
ada.
173
17. Apakah dengan penerapan model tersebut siswa menjadi tertarik
dan meningkatkan nilai menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan ?
Jawab : Ya yang jelas menghindari suatu kejenuhan, ya jadi kadang ada
kalanya siswa itu merasa jenuh karena satu model ini maka kadang
saya ganti dengan model-model yang lain untuk menghindari
kejenuhan dan dapat istilahnya menerima apa yang ada di dalam
kompetensi tersebut.
18. Menurut Bapak apakah terdapat kaitan antara keberhasilan
pembelajaran dengan model pembelajaran ?
Jawab : Ya sangat pengaruh sekali itu mas, dengan adanya model
pembelajaran tersebut, ya nanti akan mempengaruhi prestasi anak
itu kalau model pembelajarannya monoton hanya ini, iata itu terus
anak merasa jenuh akibatnya sulit menerima aspirasi apa yang
disampaikan oleh guru, dengan adanya model pembelajaran yang
baik, maka siswa dapat merespon, dari respon tersebut anak tidak
ada kejenuhan sehingga minat anak untuk belajar ada gitu dan
dapat merespon apa yang ada dalam materi tersebut.
19. Sebelumnya apakah bapak mengetahui tentang model
pembelajaran TPS ini ?
Jawab : Oh ya itu saya pernah mendengar mas model pembelajaran itu, ya
jadi model-model pembelajaran itu kayaknya kalau tidak salah ada
5 atau 6 model pembelajaran, yang jelas saya pernah menerimanya
dan saya menerapkannya itu tidak semuanya hanya model-model
tertentu saja.
20. Menurut Bapak apakah model ini mampu menarik perhatian dari
siswa untuk belajar menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega
dan pelanggan ?
Jawab : Kaitannya model pembelajaran yang kita terapkan ini sudah sedikit
mampu manrik perhatian siswa, hanya saja anak belum mengetahui
maksud model pembelajaran ini tadi, yang jelas intinya siswa
mengetahui pembelajaran berkelompok atau diskusi itu saja mas.
174
21. Pada dasarnya model TPS ini adalah untuk menimbulkan
kemampuan berpendapat dan rasa saling membantu bagi siswa, apakah
bapak setuju dengan hal tersebut ?
Jawab : Saya setuju mas, tapi ada masalahnya mas, lha masalahnya itu apa,
seolah-olah saja hanya pendapat siswa ya istilahnya hanya pendapat
siswa saja, jadi kalau hanya kemampuan berpendapat siswa nanti ya
isitlahnya belum ada yang memberikan controlingnya ya kadang
sok antara siswa satu dengan yang lain hanya terjadi argumentasi
saja maka ada salah satu pengawasannya atu kontrolnya, dari siswa-
siswa tersebut belum tentu pendapatnya itu sempurna kadang
kalanya kurang sempurna maka perlu adanya controllingnya.
22. Dengan mencoba menerapkan model pembelajaran TPS apakah
mampu menarik perhatian siswa untuk berpendapat ?
Jawab : Begini mas, model pembelajaran ini sangat bagus mas, saya rasa
siswa sangat terbantu sekali mungkin paling tidak membantu
sedikit, dan sejauh mana yang saya amati, saya pikir mereka cukup
bisa menyampaikan secara komunikatif artinya teman-teman juga
ikut mereson apa yang diomongkan.
23. Apakah model ini mampu menimbulkan kemampuan berpendapat
bagi siswa ?
Jawab : Saya rasa iya, sangat berpengaruh sekali dalam kemampuan
berpendapat siswa untuk tampil di depan kelas mas, konkritnya itu
ada yang menonjol anatar siswa 1 orang dengan orang lain dan
bisa berdiskusi dan berkomunikasi dengan baik.
24. Kemampuan siswa dalam berpendapat apakah telah masuk dalam
kategori komunikatif, argumentatif serta konkrit ?
Jawab : Ya masuk, masuk itu mas ketiga-tiganya seperti argumentatif,
komunikatif dan konkrit itu fakta sekali mas.
25. Apakah model ini mampu menimbulkan rasa saling membantu
antara siswa satu dengan yang lainnya ?
Jawab : Seperti halnya yang saya utarakan tadi mas, model inipun juga
mampu menimbulkan rasa saling membantu siswa, seperti yang
175
kita lihat waktu pembelajaran itu banyak anak yang menginginkan
diskusi jadi mungkin pembelajaran ini pun bisa dikatakan Share
pada siswa yang bisa keluar walaupun nantinya ada yang sibuk
sendiri.
26. Menurut Bapak hambatan atau kendala apa saja yang timbul dalam penerapan model ini ?Jawab : Ya ada mas, termasuk faktor itu tadi, waktu saja mas karena model
ini memutuhkan waktu yang panjang mas, kalau faktor lain bisa mungkin dari faktor keluarga, individu dan lingkungan yang bisa membuat anak bisa jadi malas dan kurang semangat dalam belajar.
27. Bagaimana langkah-langkah yang seharusnya diambil untuk mengatasinya ?Jawab : Mungkin solusinya yang pertama ya mas, paling tidak kita
memerlukan waktu minimal 2 jam pelajaran supaya lebih efektif, yang kedua solusi dari individu sendiri istilahnya tidak menyadarkan sikap siswa dalam belajar sendiri mas.
176
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA
Tempat : Ruang Kelas X AP 2
Hari/Tanggal : 01 Mei 2010
Nama Siswa : Sari Nur Utami
1. Bagaimana sarana dan prasarana sekolah anda, apakah baik atu kurang ?
Apakah anda menyukai pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan ?
Jawab : Sarana dan parasarananya cukup baik, ya suka, karena dengan kita
tahu dasar pengetahuan kerjasama besok jika kita sudah sukses kita
akan mudah mendapatkan pelanggan.
2. Seperti apa pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan yang selama ini diajarkan oleh guru kalian ?
Jawab : Pembelajaran yang ada disini ada bermacam-macam cara kadang
diskusi, guru menerangkan, kadang uji kelompok atau uji individu.
3. Apakah anda berhubungan baik / dekat dengan guru pelajaran menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan anda di sekolah ?
Jawab : Ya karena guru tersebut ramah dan enak untuk diajak sharing-
sharing.
4. Menurut anda apakah sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jogonalan
memadai ?
Jawab : Cukup memadai, karena kita sudah mempunyai alat yang kita
perlukan dalam pelajaran yang sedang kita pelajari tapi kadang
sarana tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita misalkan
komputer masih untuk berdua.
177
5. Ketika mengajar, apakah guru kalian membuka pelajaran terlebih dahulu ?
Jawab : Ya, karena untuk mencairkan suasana dan perhatian siswa tertuju
pada guru tersebut.
6. Sebelum masuk materi pelajaran, apakah guru anda selalu menanyakan
materi sebelumnya ?
Jawab : Ya karena untuk mengingat-ingat lagi materi yang sebelumnya agar
tahu bagian mana yang perlu diulas lagi setelah itu dilanjutkan
materi baru.
7. Menurut anda bagaimana sikap guru anda ketika menyampaikan materi
pelajaran ?
Jawab : Baik, karena guru kita dengan sikap dalam penyampaiannya materi
akan menggambarkan karakteristik guru tersebut.
8. Apakah yang disampaikan guru anda masuk ke dalam pikiran atau tidak ?
Jawab : Kadang-kadang, jika pikiran kita terfokus pada pelajaran kita akan
teringat dan mengerti pelajaran guru tersebut dan sebaliknya.
9. Media apa saja yang digunakan oleh guru anda setiap pembelajaran ?
Jawab : Komputer dan mesin ketik manual.
10. Model pembelajaran apa saja yang biasa digunakan oleh guru anda ketika
mengajar ?
Jawab : Diskusi : agar masalah kita terpecahkan dengan mudah, Tanya
jawab : agar siswa dapat tetap mengingat apa yang ditanyakan dan
apa jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, Pretest : agar
siswa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan.
11. Anda dan tema-teman sering tidak diberi motivasi oleh guru anda ?
Contohnya ?
Jawab : Tidak.
12. Biasanya setiap pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan anda bersama teman-teman diberi tugas atau tidak di
akhir pelajaran ?
178
Jawab : Diberi, karena agar di rumah kita tetap mempelajari pelajaran yang
tadi diajarkan.
13. Pada akhir pelajaran apakah guru anda memberi kesimpulan dari materi
pelajaran hari itu ?
Jawab : Jika ada waktu tersisa biasanya diberi kesimpulan tapi jika waktu
sudah habis kesimpulan akan diacakan pada pertemuan berikutnya.
14. Bagaimana cara guru anda di dalam pembelajaran selama ini berlangsung ?
Jawab : Baik, karena sudah tahu materi yang akan disampaikan.
15. Apakah anda tertarik dengan cara / metode pembelajaran yang selama ini
berlangsung ?
Jawab : Ya karena dengan cara ini kita dapat aktif dan cepat mengerti materi
yang disampaikan tersebut.
16. Model pembelajaran yang seperti apa yang kalian inginkan dalam proses
belajar mengajar ?
Jawab : Siswa membaca dan mempertanyakan kosakata yang tidak dapat
dimengerti karena dengan begini siswa akan aktif dalam
pembelajaran dan dapat dimengerti.
17. Menurut anda, jika pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan menyenangkan apakah dapat mempengaruhi
nilai anda untuk lebih baik ?
Jawab : Ya, karena dengan kita senang dalam pelajaran kita akan semangat
belajar pelajaran tersebut sehingga nilai kita pun jauh lebih baik.
18. Apakah anda mengetahui model pembelajaran yang guru terapkan ini ?
Jawab : Tidak tahu pak, ya pada dasarnya pembelajaran tersebut tadi pada
intinya untuk mengemukakan ide saya dan pendapat saya.
19. Jika anda mengetahui model yang saya gunakan sejauh mana manfaat model
pembelajaran yang guru gunakan untuk diri anda ?
Jawab : Wah manfaat sekali itu, seperti yang saya katakan tadi bahwa
pembelajaran tadi bisa mengungkapkan ide dan pendapat saya pak.
179
20. Ketika penerapan model pembelajaran yang guru gunakan tadi menurut guru apakah berjalan dengan efektif atau tidak ? alasannya apa ?Jawab : Bagi saya sangat efektif banget, tapi masalahe waktu untuk kerja
kelompok masih perlu tambah waktu bagi biar kerja kelompoknya lebih efektif lagi.
21. Dengan penerapan model pembelajaran yang guru pergunakan, apakah anda menjadi berminat untuk mengeluarkan pendapat ?Jawab : Ya karena pembelajaran tersebut kita sudah nyaman, jadi kita akan
menyampaikan pendapatpun tidak takut lagi.
22. Apakah dengan penerapan model pembelajaran yang guru terapkan apakah memicu anda dan yang lain menjadi komunikatif di kelas ?Jawab : Ya karena jika kita ada suatu masalah, masalah tersebut tidak bisa
dipecahkan secara individual jadi bagaimanapun antara siswa satu dengan yang lainnya ada komunikasi untuk menuntaskan masalah.
23. Menurut anda benar tidak model pembelajaran yang guru terapkan ini menjadikan diri kalian argumentatif ?Jawab : Ya iya pak, karena unek-unek kita bisa keluar.
24. Apakah dalam benak anda jadi timbul rasa saling membantu dengan teman kalian ?Jawab : Ya karena jika teman tidak mengerti dengan mengerti dengan materi
yang disampaikan dan kita mengerti pasti kita langsung memberitahu karena ya kita ingin apa yang kita tahu teman juga bisa tahu.
25. Hambatan apa saja yang anda rasakan ketika pembelajaran berlangsung ? Bagaimana cara untuk mengatasinya ?Jawab : Ramai dan bermain handphone, ya mungkin solusinya yang ramai
disuruh tenang dan yang bermain handphone diminta saja handphonenya.
26. Adakah saran dan kritik dari anda untuk model pembelajaran yang guru terapkan ini selanjutnya ?Jawab : Lebih dipertegas penjelasannya, dan menyampaikan materi jangan
muter-muter nanti ndak bikin bingung.
180
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
Tempat : Ruang Kelas X AP 2
Hari/Tanggal : 05 Mei 2010
Nama Siswa : Anis Zaqiyah
1. Bagaimana sarana dan prasarana sekolah anda, apakah baik atu kurang ?
Apakah anda menyukai pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan ?
Jawab : Sarana dan prasarananya kurang baik, ya saya sedikit menyukai
pelajaran kolega, ya karena pelajarannya kadang-kadang sangat
membosankan pak itu.
2. Seperti apa pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan yang selama ini diajarkan oleh guru kalian ?
Jawab : Ya kadang diberi tugas krlompok dan kadang diberi pretest.
3. Apakah anda berhubungan baik / dekat dengan guru pelajaran menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan anda di sekolah ?
Jawab : Ya, karena pak iyan itu wali kelas kita jadi lebih sering bicara pak.
4. Menurut anda apakah sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jogonalan
memadai ?
Jawab : Masih kurang memaadai, karena masih jadul banget pak peralatan
perkantorannya.
5. Ketika mengajar, apakah guru kalian membuka pelajaran terlebih dahulu ?
Jawab : Ya guru saya kebanyakan membuka dengan salam atau
assalamu’alaikum karena kebanyakan mayoritas beragama islam.
181
6. Sebelum masuk materi pelajaran, apakah guru anda selalu menanyakan
materi sebelumnya ?
Jawab : Ya itu karena biasanya mengingat pelajaran yang lalu dan memberi
nilai serta menguji kita apakah malamnya belajar atau tidak.
7. Menurut anda bagaimana sikap guru anda ketika menyampaikan materi
pelajaran ?
Jawab : Kebanyakan guru menjelaskan di depan kelas supaya kami lebih
mengerti dengan pelajaran yang diajarkan.
8. Apakah yang disampaikan guru anda masuk ke dalam pikiran atau tidak ?
Jawab : Ya kadang, karena kita juga kadang tidak mendengarkan penjelasan
dari pak iyan.
9. Media apa saja yang digunakan oleh guru anda setiap pembelajaran ?
Jawab : Mencatat dan buku, ya mungkin karena gurunya gak mau kotor
kale.
10. Model pembelajaran apa saja yang biasa digunakan oleh guru anda ketika
mengajar ?
Jawab : Pembelajaran yang nyantae lah pak, karena biar kita gak boring dan
gak spaneng sama pelajarannya.
11. Anda dan tema-teman sering tidak diberi motivasi oleh guru anda ?
Contohnya ?
Jawab : Tidak pernah, ya karena mungkin murid-muridnya dah jelas paling
makanya gak diberi motivasi.
12. Biasanya setiap pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan anda bersama teman-teman diberi tugas atau tidak di
akhir pelajaran ?
Jawab : Kadang-kadang, karena bila pelajaran selesai dan mengerti biasane
terus diberi tugas oleh pak iyan.
13. Pada akhir pelajaran apakah guru anda memberi kesimpulan dari materi
pelajaran hari itu ?
182
Jawab : Ya, agar kita mudah mencatat dan menangkap apa yang
diterangkan.
14. Bagaimana cara guru anda di dalam pembelajaran selama ini
berlangsung ?
Jawab : Guru selalu menjelaskan, menanyakan dan menangkap apa yang
diterangkannya.
15. Apakah anda tertarik dengan cara / metode pembelajaran yang selama ini
berlangsung ?
Jawab : Tidak pak, karena lebih enak belajar yang nyantai biar tidak
spaneng.
16. Model pembelajaran yang seperti apa yang kalian inginkan dalam proses
belajar mengajar ?
Jawab : Pembelajaran yang nyantae lah pak, karena biar kita gak boring dan
gak spaneng sama pelajarannya.
17. Menurut anda, jika pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan menyenangkan apakah dapat mempengaruhi
nilai anda untuk lebih baik ?
Jawab : Tergantung, karena kadang saya tidak mud dan males juga kalau
lagi mendengarkan.
18. Apakah anda mengetahui model pembelajaran yang guru terapkan ini ?
Jawab : Tahu, tentang belajar berkelompok dan presentasi.
19. Jika anda mengetahui model yang saya gunakan sejauh mana manfaat
model pembelajaran yang guru gunakan untuk diri anda ?
Jawab : Ya kita dapat mengeluarkan pendapat dan bekerjasama dengan
kelompok.
20. Ketika penerapan model pembelajaran yang guru gunakan tadi menurut
guru apakah berjalan dengan efektif atau tidak ? alasannya apa ?
Jawab : Masih kurang efektif, karena kalau pembelajaran kaya gini terus jadi
bosan pak.
183
21. Dengan penerapan model pembelajaran yang guru pergunakan, apakah
anda menjadi berminat untuk mengeluarkan pendapat ?
Jawab : Ya berminat banget gitu, karena untuk mengeluarkan pendapat
pendapat kita yang berbeda antara guru dengan teman yang lain.
22. Apakah dengan penerapan model pembelajaran yang guru terapkan apakah
memicu anda dan yang lain menjadi komunikatif di kelas ?
Jawab : Ya jelas, karena teman kita bisa mendengarkan apa yang saya jawab
dan kadang ada yang mencatatnya seperti jawaban saya kaya benar
saja.
23. Menurut anda benar tidak model pembelajaran yang guru terapkan ini
menjadikan diri kalian argumentatif ?
Jawab : Ya, walaupun kadang argumen saya juga kadang sedikit salah dan
dibenarkan oleh pak iyan.
24. Apakah dalam benak anda jadi timbul rasa saling membantu dengan teman
kalian ?
Jawab : Ya tentu, karena kita membagi tugas masing-masing walaupun saya
sebagai ketua kelompok kadang saya juga mengerjakan terus yang
kemarin saja membagi seperti gini, kamu yang nulis, kamu
mengerjakan yang nomor ini, kamu yang nomor ini jadi pekerjaan
kita jadi cepat selesai.
25. Hambatan apa saja yang anda rasakan ketika pembelajaran berlangsung ?
Bagaimana cara untuk mengatasinya ?
Jawab : Ya mungkin kurang jelas saja yang menerangkan dari guru, ya
mungkin solusinya guru untuk lebih jelas lagi dalam meneangkan
supaya kami gak pusing dan muter-muter terus penjelasannya dan
gak selalu bertanya lagi.
26. Adakah saran dan kritik dari anda untuk model pembelajaran yang guru
terapkan ini selanjutnya ?
184
Jawab : Ya mbok waktunya ditambahin biar kita gak tergesa-gesa dalam
mengerjakan tugas seperti kemarin dan mohon penjelasannya dari
guru dijelaskan dua kali biar kita gak selalu bertanya.
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
Tempat : Ruang Kelas X AP 2
Hari/Tanggal : 08 Mei 2010
Nama Siswa : Audy Earl Sanggi
1. Bagaimana sarana dan prasarana sekolah anda, apakah baik atu kurang ?
Apakah anda menyukai pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan ?
Jawab : Sarana dan prasarananya sangat-sangat kurang sekali, saya kurang
menyukai pelajaran kolega, ya karena masing-masing siswa tidak
dapat bekerjasama dengan baik.
2. Seperti apa pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan yang selama ini diajarkan oleh guru kalian ?
Jawab : Belajar dengan kelompok biar cepat selesai pekerjaan kita.
3. Apakah anda berhubungan baik / dekat dengan guru pelajaran menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan anda di sekolah ?
Jawab : Ya karena setiap hari kita bertemu jadi kita lebih akrab.
4. Menurut anda apakah sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jogonalan
memadai ?
Jawab : Tidak, karena mesin ketiknya jadul-jadul dan komputernya masih
banyak yang buat berdua.
5. Ketika mengajar, apakah guru kalian membuka pelajaran terlebih dahulu ?
185
Jawab : Ya, guru saya membuka pelajaran dengan assalamu’alaikum karena
mayoritas beragama Islam.
6. Sebelum masuk materi pelajaran, apakah guru anda selalu menanyakan
materi sebelumnya ?
Jawab : Ya untuk menguji siswa yang belajar atau tidak.
7. Menurut anda bagaimana sikap guru anda ketika menyampaikan materi
pelajaran ?
Jawab : Mayoritas guru menjelaskan atau menerangkan dengan berdiri agar
siswanya mudah memahami.
8. Apakah yang disampaikan guru anda masuk ke dalam pikiran atau tidak ?
Jawab : Fifty fifty, karena kadang kita mendengarkan dan kadang kita tidak
mendengarkan.
9. Media apa saja yang digunakan oleh guru anda setiap pembelajaran ?
Jawab : Buku dan alat-alat tulis, karena alat itulah yang dibutuhkan dan
gurunya tidak atau kurang dana untuk membeli alat-alat yang
canggih.
10. Model pembelajaran apa saja yang biasa digunakan oleh guru anda ketika
mengajar ?
Jawab : Belajar dan bercanda, karena belajar terus membuat kita menjadi
bosan dan jenuh.
11. Anda dan tema-teman sering tidak diberi motivasi oleh guru anda ?
Contohnya ?
Jawab : Tidak pernah.
12. Biasanya setiap pelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan
kolega dan pelanggan anda bersama teman-teman diberi tugas atau tidak di
akhir pelajaran ?
Jawab : Kadang-kadang, karena jika materi sudah selesai semua biasanya
langsung diberi tugas.
186
13. Pada akhir pelajaran apakah guru anda memberi kesimpulan dari materi
pelajaran hari itu ?
Jawab : Ya tentu, agar kita mudah menangkap atau menyerap apa yang
diterangkan.
14. Bagaimana cara guru anda di dalam pembelajaran selama ini berlangsung ?
Jawab : Belajar dan bercanda, karena belajar terus membuat kita menjadi
bosan dan jenuh.
15. Apakah anda tertarik dengan cara / metode pembelajaran yang selama ini
berlangsung ?
Jawab : Tidak, karena belajar sendiri lebih menyenangkan daripada belajar
berkelompok bisa semaunya sendiri tapi kalau tidak tahu ya pusing.
16. Model pembelajaran yang seperti apa yang kalian inginkan dalam proses
belajar mengajar ?
Jawab : Belajar bebas sendiri. Karena belajar sendiri lebih menyenangkan
daripada belajar berkelompok bisa semaunya sendiri tapi kalau
tidak tahu ya pusing.
17. Menurut anda, jika pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip kerjasama
dengan kolega dan pelanggan menyenangkan apakah dapat mempengaruhi
nilai anda untuk lebih baik ?
Jawab : Ya tergantung.
18. Apakah anda mengetahui model pembelajaran yang guru terapkan ini ?
Jawab : Tentu, karena model yang diterapkan pada kami memfokuskan
untuk berpendapat.
19. Jika anda mengetahui model yang saya gunakan sejauh mana manfaat model
pembelajaran yang guru gunakan untuk diri anda ?
Jawab : Ya kita dapat bekerjasama dengan teman kelompok atau kelompok
lain.
20. Ketika penerapan model pembelajaran yang guru gunakan tadi menurut guru
apakah berjalan dengan efektif atau tidak ? alasannya apa ?
187
Jawab : Efektif, jadi siswa lain dapat mendengarkan saat kita bicara untuk
menjelaskan pekerjaan kita.
21. Dengan penerapan model pembelajaran yang guru pergunakan, apakah anda
menjadi berminat untuk mengeluarkan pendapat ?
Jawab : Ya kadang-kadang pak, karena pendapat saya kadang selalu sama
dengan tema-teman lain sih pak. Jadi saya mengeluarkan pendapat
lain sehingga saya bisa dapat nilai yang baik.
22. Apakah dengan penerapan model pembelajaran yang guru terapkan apakah
memicu anda dan yang lain menjadi komunikatif di kelas ?
Jawab : Oh jelas, aku kan malah jadi seperti guru juga memberi tahu ini itu
pada teman kelompok, bukane sok pinter lho pak.
23. Menurut anda benar tidak model pembelajaran yang guru terapkan ini
menjadikan diri kalian argumentatif ?
Jawab : Kadang-kadang, karena sering tidak mengetahui apa yang guru
maksudkan.
24. Apakah dalam benak anda jadi timbul rasa saling membantu dengan teman
kalian ?
Jawab : Ya kadang-kadang pak, karena banyak juga sih teman kelompok
kita yang bermain sendiri istilahnya cuma numpang nama aja.
25. Hambatan apa saja yang anda rasakan ketika pembelajaran berlangsung ?
Bagaimana cara untuk mengatasinya ?
Jawab : Ya mungkin kurang waktu aja, cara mengatasinya sioh ya gak tau
deh mungkin ditambahin jamnya aja aatu manut aja ma gurunya.
26. Adakah saran dan kritik dari anda untuk model pembelajaran yang guru
terapkan ini selanjutnya ?
Jawab : Ya mbok waktu untuk diskusi ditambahin lagi biar kita mikirnya
gak terlalu cepat.
188
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP OBSERVASI
KARAKTERISTIK KONDISI SEKOLAH
Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan
Alamat : Tegalmas, Prawatan, Jogonalan Klaten
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010
Pukul : 10.37
No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil
PengamatanKeterangan
1. Kondisi Fisik Serkolah
SMK Negeri 1 Jogonalan
Klaten seluruhnya terdapat
67 ruangan
26 ruang
pembelajaran
13 ruang
perkantoran
28 ruang
penunjang
2. Potensi Siswa Sangat berprestasi
3. Potensi Guru
Memadai dalam bidang
mata pelajaran yang
diampunya
4. Potensi Karyawan
Sangat lengkap banyak
macam karyawan untuk
menunjang kegiatan SMK
Negeri 1 Jogonalan
5.Fasilitas KBM dan Media
Pembelajaran
Masih minimnya media
yang digunakan dalam
pembelajaran
6. PerpustakaanSangat nyaman dan
lengkap
189
7. Laboratorium Ada 6 laboratorium
8. Luas Gedung SekolahLuas bangunan 3540 m2
Luas lahan 7445 m2
9. Potensi Akademik Ada
10. Potensi Non Akademik Ada
11. Ruang Kelas26 ruang pembelajaran /
kelas
12. BK Ada tertata dengan rapi
13. Bimbingan Belajar Ada
14. Koperasi Ada
15. Ekstra Kurikuler Sangat bervariasi
16. Administrasi Sudah baik
17. Tempat Ibadah 1 mushola
18. Data SiswaAda dan diorganisir dengan
baik
19. Data Guru Ada
20 Data Kepala Sekolah Ada
21. Kesehatan LingkunganBerada di sekitar
perkampungan penduduk
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
190
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP OBSERVASI
KARAKTERISTIK KONDISI KELAS
Ruang Kelas : X AP 2
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010
Pukul : 10.15
No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil
PengamatanKeterangan
1. Kondisi Fisik Kelas Baik
Hanya saja masih
kurang diperhatikan
pihak sekolah
2. Penataan Ruangan Baik dan menarik
Semua meja siswa
berada di tengah
dengan bentuk kotak,
sehingga guru dapat
mengamati langsung
para siswanya ketika
mengajar
3. PencahayaanAda 2 lampu pencahayaan
Kurang diperhatikan karena bolam lampu dan neon mati
4. Kebersihan Kelas Baik
Masih banyak hiasan saat perayaan 17 agustus dan kadang masih ada sampah di bawah meja
191
5.Fasilitas yang Mendukung
Terdapat sound system
Guna memberi informasi dari ruang guru
6. Proses KBMBerjalan dengan baik
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
192
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAAlamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP OBSERVASI
KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS
SEBELUM PENERAPAN
Ruang Kelas : X AP 2
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010
Pukul : 10.15
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan
1. Suasana di Kelas Sudah kondusif dan sedikit pasif
2.Kemampuan
Berpendapat Siswa
Sudah baik walaupun masih
diperintah oleh guru
3.Saling Membantu
SiswaMasih sedikit
4. Motivasi SiswaMotivasi siswa dalam
pembelajaran masih kurang
5.Perilaku Siswa di
Dalam Kelas
Biasa saja cuma mendengarkan
jadi siswa hanya bersifat pasif dan
tidak aktif di kelas mengingat
siswa masih kelas X jadi masih
dalam tahap adaptasi
193
6.Perilaku Siswa di
Luar Kelas
Kurang baik karena bukan
membicarakan tentang
pembelajaran, karena banyak
siswa yang tidak melaksanakan
kegiatan praktek
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
194
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TARNSKRIP OBSERVASI
PERANGKAT PEMBELAJARAN
Ruang : Kantor Guru
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010
Pukul : 10.00
No. Aspek yang DiamatiDeskripsi Hasil
PengamatanKeterangan
1. KurikulumSekarang menggunakan
kurikulum spektrum
Ada sedikit
perubahan dalam
KTSP
2. Silabus Sudah dibuat
Menggunakan
pedoman kurikulum
spektrum
3. RPP Sudah dibuat
Dibuat awal tahun
pelajaran baru dan
dibuat selama 1
tahun sekaligus
195
4. Modul Sudah ada
Menggunakan dari
penerbit mediatama
dan ditambah
materi dari sumber
dan penerbit lain
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
196
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP OBSERVASI
KONDISI GURU DI KELAS
Ruang Kelas : X AP 2
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010
Pukul : 10.15
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Keterangan
1. Suasana Di Kelas Kondusif
2. Penyajian Materi Sangat baik
3. Strategi PembelajaranCeramah, Tanya jawab
bervariatif
4.Metode / Model
Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab
bervariatif kepada murid dan
kelompok
5. Penggunaan BahasaMenggunakan bahasa formal
atau sesuai dengan EYD
6. Penggunaan WaktuSangat efisien terhadap materi
yang disampaikan
7. Teknik Bertanya
Sudah baik, menanyakan
langsung kepada murid
menunjuk salah satu murid
197
8. Penggunaan Media
Belum ada media yang
digunakan di dalam kelas
karena kebanyakan bersifat
praktek
Kebanyakan
media di
letakkan
dalam Lab.
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
198
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP PELAKSANAAN PERTEMUAN I SIKLUS 1
KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS KETIKA PENERAPAN
Ruang Kelas : X AP 2
Hari/Tanggal : Rabu, 28 April 2010
Pukul : 10.15
No.Aspek yang
DiamatiDeskripsi Hasil Pengamatan
1. Suasana di Kelas
a. Jumlah Total
Siswa
b. Jumlah siswa yang
aktif
c. Jumlah siswa yang
tidak aktif
40 orang
37 orang
3 orang( 1 orang tidak masuk karena izin 2 orang tidak masuk karena tugas)
2. Kemampuan
Berpendapat
Siswa
a. Menarik minat
siswa
b. Menumbuhkan
kemampuan berpendapat
c. Benar tidaknya
siswa dalam berpendapat
d. Bahasa siswa
mudah tidaknya untuk
dipahami
e. Argumentatif
dalam diri siswa
Ya
Ya
Ya tergantung
individu
Sangat mudah dan
tidak ada masalah
Belum nampak
semua
kurang konkrit perlu
ada penjelasan guru
199
f. Konkrit tidaknya
pendapat siswa
3.Saling Membantu
Siswa
a. Timbul rasa saling
membantu dengan teman
yang lainnya
b. Sikap siswa
dengan teman pasangan /
kelompoknya
c. Munculnya sikap
kerja sama dalam siswa
d. Kekompakkan
siswa di dalam
berpasangan / kelompok
e. Keaktifan siswa di
kelas
siswa saling
membantu
sudah baik walaupun
ada yang acuh
muncul, ada yang
bersifat acuh
Kompak
sudah baik keaktifan
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
200
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP PELAKSANAAN PERTEMUAN II SIKLUS 1
KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS KETIKA PENERAPAN
Ruang Kelas : X AP 2
Hari/Tanggal : Sabtu, 1 Mei 2010
Pukul : 10.15
No.Aspek yang
DiamatiDeskripsi Hasil Pengamatan
1. Suasana di Kelas
a. Jumlah Total
Siswa
b. Jumlah siswa yang
aktif
c. Jumlah siswa yang
tidak aktif
40 orang
39 orang
1 orang tidak masuk
karena izin
2. Kemampuan
Berpendapat
Siswa
a. Menarik minat
siswa
b. Menumbuhkan
kemampuan berpendapat
c. Benar tidaknya
siswa dalam berpendapat
d. Bahasa siswa
mudah tidaknya untuk
dipahami
e. Argumentatif
dalam diri siswa
Ya
Ya
Ya, tergantung
individu
Ya, kadang masih
terbat-bata
Sudah 35% nampak
masih belum konkrit
dan butuh penjelasan
201
f. Konkrit tidaknya
pendapat siswa
3.Saling Membantu
Siswa
a. Timbul rasa saling
membantu dengan teman
yang lainnya
b. Sikap siswa
dengan teman pasangan /
kelompoknya
c. Munculnya sikap
kerja sama dalam siswa
d. Kekompakkan
siswa di dalam
berpasangan / kelompok
e. Keaktifan siswa di
kelas
Ya
40% saling respon
50% muncul sikap
kerjasama
Ya
Ya
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
202
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
TRANSKRIP PELAKSANAAN PERTEMUAN SIKLUS 1I
KARAKTERISTIK KONDISI SISWA DI KELAS KETIKA PENERAPAN
Ruang Kelas : X AP 2
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Mei 2010
Pukul : 10.15
No.Aspek yang
DiamatiDeskripsi Hasil Pengamatan
1. Suasana di Kelas
a. Jumlah Total
Siswa
b. Jumlah siswa yang
aktif
c. Jumlah siswa yang
tidak aktif
40 oarng
39 oarang
1 oarng izin
2. Kemampuan
Berpendapat
Siswa
g. Menarik minat
siswa
h. Menumbuhkan
kemampuan berpendapat
i. Benar tidaknya
siswa dalam berpendapat
j. Bahasa siswa
mudah tidaknya untuk
dipahami
k. Argumentatif
dalam diri siswa
Ya
50% nampak
Sudah mendekati
Mudah
50% sudah
Ya
203
l. Konkrit
tidaknya pendapat siswa
3.Saling Membantu
Siswa
f. Timbul rasa saling
membantu dengan teman
yang lainnya
g. Sikap siswa dengan teman
pasangan / kelompoknya
h. Munculnya sikap kerja
sama dalam siswa
i. Kekompakkan siswa di
dalam berpasangan /
kelompok
j. Keaktifan siswa di kelas
60% sudah saling
membantu
Ya
Ya
65% kompak
Ya
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
204
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
DAFTAR NILAI SISWASISWA SMK NEGERI 1 JOGONALAN TAHUN DIKLAT 2009/2010
TINGKAT / KELAS : X AP 2KOMPETENSI KEAHLIAN : ADMINISTRASI PERKANTORAN
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN
NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 3 UH1 7470 Adeliana Fajarwati 80 85 85 7,62 7471 Alfi Nur Jannah 80 85 85 7,83 7472 Aninta Aprilia 80 85 85 7,74 7473 Anis Zaqiyah 85 90 90 8,85 7474 Anita Yuniati 80 85 90 7,96 7475 Ari Susanti 80 85 85 7,87 7476 Audi Earl Sanggi 80 85 90 7,98 7477 Avrilliani Vindi Saputri 80 85 85 7,89 7478 Dani Prastiwi 75 80 85 8,210 7479 Dewi Argita Sari 75 80 85 7,811 7480 Diana Ariza Primajanti 75 80 85 8,512 7481 Dita Yuli Astuti 80 85 90 7,813 7482 Dwi Astuti Noviatun 75 75 80 7,714 7483 Dyah Probosari 75 75 80 7,815 7484 Elvia Wijaya 75 80 80 7,816 7485 Eni Setyaningsih 75 75 80 7,617 7486 Erni Kurnia Ningsih 80 80 85 7,818 7487 Esti Yuliani 75 85 85 7,819 7488 Faltimah Siska Sari – 75 80 7,920 7489 Fitri Nuryani 60 80 – 7,821 7490 Irma Fitriana 60 80 80 7,622 7491 Liana Furi 60 75 85 7,823 7492 Muh. Wahid Nurcahya 60 75 80 7,624 7493 Mumun Lestyarini 60 80 85 7,825 7494 Nella Miftakul Jannah 60 – 85 7,826 7495 Oktaviana Sari 60 75 80 7,7
205
27 7496 Ovi Etika Dewi 60 75 85 7,828 7497 Putri Restuti 60 75 80 7,929 7498 Ria Agustina 60 75 85 7,830 7499 Sari Nur Utami 75 80 85 8,731 7500 Sevi Yubaida 60 75 85 8,132 7501 Siti Noer Muslimahwati – 75 85 7,933 7502 Siti Nurjanah 60 80 80 7,734 7503 Sri Wahyuni 60 75 80 7,835 7504 Sulistyowati Putri 60 75 85 7,836 7505 Susi – 75 80 7,637 7506 Tiwik Lestari 60 80 85 7,938 7507 Tri Maryanti 60 75 85 7,939 7508 Tri Wahyuni 60 75 80 7,9
40 7509 Tutik Wulandari 60 75 80 7,8
Jumlah 2560 3085 3265 314,9Rata - Rata 69,19 79,102 83,72 7,8725
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
206
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
DAFTAR PRESENSI SISWASISWA SMK NEGERI 1 JOGONALAN TAHUN DIKLAT 2009/2010
TINGKAT / KELAS : X AP 2KOMPETENSI KEAHLIAN : ADMINISTRASI PERKANTORAN
MENERAPKAN PRINSIP – PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN
NO. NIS NAMA SISWA RPP 1 RPP 2 RPP 3 U H1 7470 Adeliana Fajarwati v v v v2 7471 Alfi Nur Jannah v v v v3 7472 Aninta Aprilia v v v v4 7473 Anis Zaqiyah v v v v5 7474 Anita Yuniati v v v v6 7475 Ari Susanti v v v v7 7476 Audi Earl Sanggi v v v v8 7477 Avrilliani Vindi Saputri v v v v9 7478 Dani Prastiwi v v v v10 7479 Dewi Argita Sari v v v v11 7480 Diana Ariza Primajanti v v v v12 7481 Dita Yuli Astuti v v v v13 7482 Dwi Astuti Noviatun v v v v14 7483 Dyah Probosari v v v v15 7484 Elvia Wijaya v v v v16 7485 Eni Setyaningsih v v v v17 7486 Erni Kurnia Ningsih v v v v18 7487 Esti Yuliani v v v v19 7488 Faltimah Siska Sari – v v v20 7489 Fitri Nuryani v v – v21 7490 Irma Fitriana v v v v22 7491 Liana Furi v v v v23 7492 Muh. Wahid Nurcahya v v v v24 7493 Mumun Lestyarini v v v v25 7494 Nella Miftakul Jannah v – v v26 7495 Oktaviana Sari v v v v
207
27 7496 Ovi Etika Dewi v v v v28 7497 Putri Restuti v v v v29 7498 Ria Agustina v v v v30 7499 Sari Nur Utami v v v v31 7500 Sevi Yubaida v v v v32 7501 Siti Noer Muslimahwati – v v v33 7502 Siti Nurjanah v v v v34 7503 Sri Wahyuni v v v v35 7504 Sulistyowati Putri v v v v36 7505 Susi – v v v37 7506 Tiwik Lestari v v v v38 7507 Tri Maryanti v v v v39 7508 Tri Wahyuni v v v v
40 7509 Tutik Wulandari v v v v
Mengetahui
Guru Kolaborator
Drs. Iyan SutiknoNIP. 19660702 200701 1 016
Klaten, 7 Juni 2010Observer
Ferry Zuhdi AtmajaNIM. 06402244016
Kepala SekolahSMK Negeri 1 Jogonalan
Drs. Budi Sasangka, MMNIP. 19590629 198803 1 002
208
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Alamat : Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 548202
586168 Psw. 247, 248, 249
KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Kelompok A1.
2.
3.
4.
a. Kita dapat bekerja dengan orang lain jika kita dapat berkomunikasi dalam kelompok dan kita dapat menerima perbedaan orang lain.
b. Anggota yang berorientasi pada opini memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan orang lain agar memberi tempat istimewa pada gagasannya, tidak fokus pada idenya sendiri tapi mengumpulkan pendapat orang lain, anggota meminta gagasan orang lain bukan menunjukkan gagasannya terhadap suatu permasalahan, banyak mengerahkan orang untuk tidak mengutuk orang lain.
a. Tata hubungan internal vertikal-horizontal adalah hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi berwujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak lain.
b. Hubungan intern vertikal dan hubungan intern horizontal
a. peningkatan profesi pekerjaan karyawan dengan jalan pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat bekerja lebih efisien.
b. Latihan induksi, latihan dalam tugas, latihan pengawasan, latihan manajemen, latihan pengembangan pemimpin.
a. Promosi adalah kenaikan jabatan yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar daripada kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya.
209
5.
b. Keuntungan : menambah semanagt kerja, kerja lebih efisien, menjamin kelangsungan dalam bekerja, menambah produktivitas, mengurangi resiko kecelakaan, menambah stabilitas organisasi, dan lain sebagainya.
metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan perjalanan dinas dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah manajemen.
Kelompok B1.
2.
3.
4.
5.
a. Kita dapat bekerja dengan orang lain jika kita dapat berkomunikasi dalam kelompok dan kita dapat menerima perbedaan orang lain.
b. kemungkinan akan bercekcok karena adanya keunikan masing-masing anggota, keunikan suatu anggota bukanlah suatu masalah, memiliki suatu tujuan yang bisa bertentangan dengan kelompok, memiliki tujuan yang sama, keunikan kelompok dapat teratasi dan tidak dibiarkan menjadi suatu masalah.
a. Tata hubungan internal vertikal-horizontal adalah hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi berwujud penyampaian ide-ide dari satu pihak kepada pihak lain.
b. Hubungan intern vertikal adalah proses hubungan yang terjadi antara pihak pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Hubungan intern horizontal adalah hubungan di antara pejabat atau satuan pada tingkat jenjang organisasi yang kurang lebih sederajat.
a. ada 2 yaitu dengan Apprentice training dan on the job training.b. metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan perjalanan dinas
dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah manajemen.
a. Kerugian : Biaya mahal, pekerjan kantor menjadi terganggu, waktu kerja karyawan berkurang, ada rasa tidak puas, kesulitan mendapatkan pelatihan yang berpengalaman, dan lain sebagainya
b. Sebab-sebab promosi antara lain untuk mempertinggi semangat kerja dan loyalitas karyawan, untuk menjamin stabilitas pegawai, untuk menghemat biaya penarikan, untuk memajukan karyawan.
metode untuk latihan induksi yaitu kuliah dan perjalanan dinas dalam rangka tugas; untuk latihan tugas yaitu belajar sambil kerja, magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan, dll; untuk latihan pengawas yaitu dengan kursus dan pengembangan kursus pegawai kantor; untuk latihan manajemen yaitu mengikuti sekolah sore dan sekolah manajemen.
210
PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 JOGONALAN
Tegalmas, Prawatan, Jogonalan, Telp./Fax. (0272) 332097 Klaten 57482
Email: [email protected] Website: smkn1-jogsa.sch.id
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
Nomor : 423.4/614
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMK Negeri 1 Jogonalan menerangkan bahwa :
Nama : FERRY ZUHDI ATMAJA
NIM : 06402244016
Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Yang bersangkutan benar telah melaksanakan penelitian selama 3 bulan guna penyusunan
Tugas Akhir Skripsi dengan Judul : ”Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Struktural pada Standar Kompetensi Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama
dengan Kolega dan Pelanggan Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Jogonalan Kabupaten Klaten.”
Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jogonalan, 13 Juli 2010
Kepala Sekolah,
Drs. Budi Sasangka, MM
NIP. 19580629 198803 1 002
211