bab i ii iii daftar pustaka
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehipuan sehari-hari, kita banyak menemui berbagai zat-zat kimia yang
berhubungan dengan kita, bahkan kita bahkan sebagai manusia banyak
menggunakan zat kimia dalam berbagai kebutuhan. Hal tersebut tidak terlepas
bahwa kita sendiripun merupakan organisme yang terbangun dari asam
senyawa-senyawa yang terbentuk menjadi sebuah kesatuan hingga dapat
bekerja.
Tubuh kita banyak mengandung senyawa-senyawa kimia yang
merupakan salah satu faktor dalam mendukung keberlangsungan kehidupan.
Salah satu senyawa penting dalam tubuh kita adalah karbohidrat. Karbohidrat
merupakan suatu senyawa yang berfungsi menghasilkan tenaga bagi tubuh kita
untuk mendukung keberlangsungan kehidupan. Untuk itu makalah ini dibuat
untuk mempelajari lebih mendalami lagi tentang karbohidrat, sehingga dapat
berorientasi dalam menambah ilmu pengetahuan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Biokimia Kesehatan
2. Memberikan pengetahuan tentang karbohidrat
3. Mengetahui lebih luas tentang metabolisme karbohidrat.
C. Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pada
pembahasan mengenai Biokimia mencakup tentang metabolisme karbohidrat.
D. Metode Penulisan
Pengumpulan data yang didapatkan dari berbagai sumber yaitu dari
internet dan buku tentang “Biokimia” serta berbagai sunber yang berkaitan
dengan literatur dalam pembuatan makalah ini
1
E. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri 3 (tiga) bab yaitu:
BAB I : Pendahulan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
Ruang Lingkup Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : Landasan Teoritis yang terdiri dari Glikogenesi, Jalur Asam
Uronat, Metabolisme Fruktosa, Metabolisme Galaktosa, dan
Metabolisme Gula Amino serta Pengaturan Metabolisme
Karbohidrat.
BAB III : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Glikogenesis
Glikogen dalam sel binatang fungsinya mirip dengan amilum dalam
tumbuhan yaitu sebagai cadangan energi.
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua jaringan,
tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot. Setelah seseorang
diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang), kemudian heparnya dianalisis , maka
akan didapatkan kurang lebih 6% berat basah terdiri dari glikogen. Namun 12
sampai 18 jam kemudian, hampir semua gliko-gen habis terpakai. Dalam otot
kandungan glikogen jarang melebihi satu persen, tapi untuk menghabiskan glikogen
tersebut agak sulit, yaitu misalnya dengan olah raga berat dan lama.
Sintesis glikogen dimulai dengan perobahan glukosa 6-fosfat menjadi
glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim fosfoglukomutase (glukosa 1,6-bisfosfat
bertindak sebagai koenzim).
Selanjutnya enzim uridin difosfat glukosa pirofosforilase (UDPG
pirofosforilase) meng-katalisis pembentukan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa).
UTP + Glukosa 1-fosfat UDP + Glukosa + Ppi
Reaksi ini boleh dikatakan reaksi searah,karena hidrolisis senyawa inorganik
pirofosfat menjadi inorganik fosfat, yang dikatalisis enzim inorganik pirofosfatase
menarik reaksi kekanan. Enzim glikogen sintetase (glikogen sintase) memindahkan
glukosil aktif dari UDP-glukosa (UDPG) pada bagian dari ujung glikogen yang
tidak dapat direduksi, mem-bentuk ikatan α-1,4 glukosidik.
Pembentukan ikatan tersebut terjadi ber-ulang2, sehingga cabangnya makin
panjang. Apabila panjang cabang tersebut mencapai antara 6 sampai 11, maka
enzim amilo (α 1,4) (1,6) transglukosidase ("branching enzim") memindahkan
se-bagian dari residu ikatan α-1,4 (minimum 6 residu), pada rantai didekatnya
membentuk ika-tan α-1,6. Jadi terjadi titik percabangan baru. Kemudian kedua
cabang tersebut bertambah panjang. Dan seterusnya kejadian berulang kembali.
Uridin difosfat yang dibebaskan ketika unit glukosil dari UDPG dipindah
kebagian tertentu dari glikogen, disintesis kembali menjadi UTP dengan memakai
ATP. Total kebutuhan ATP untuk menyimpan satu molekul glukosa menjadi satu
3
molekul glikogen adalah dua molekul, dua ADP dan dua inorganik fosfat terbentuk.
Berat molekul glikogen mencapai satu sampai empat juta lebih.
B. Jalur Asam Uronat
Glukosa 6-fosfat dapat diubah menjadi asam glukoronat (glucoronic
acid), asam askorbat (ascorbic acid) dan pentosa melalui suatu jalur yang disebut
"the uronic acid pathway".
Akan tetapi manusia, primata dan guinea pig tidak bisa membuat asam
askorbat. Karena ke-kurangan enzim tertentu, maka L-gulonat yang terbentuk tidak
bisa diubah menjadi L-asam askorbat. L-gulonat akan dioksidasi menjadi 3-keto-L-
gulonat, yang kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi L-xylulose.
Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut : glukosa-6fosfat akan diubah
menjadi glukosa 1-fosfat. Glukosa 1-fosfat akan bereaksi dengan UTP (uridin
trifosfat) dan membentuk nukleotida aktif UDPG (uridin difosfat glukosa).
Selanjutnya UDPG akan mengalami oksidasi dua tahap pada atom karbon yang
keenam. Asam glukoronat (D-glucoronate) yang terbentuk oleh enzim yang
tergantung pada NADPH, direduksi menjadi L-gulonat.
L-gulonat merupakan bahan baku untuk membuat asam askorbat. Pada
manusia, primata dan guinea pig L-gulonat melalui 3-keto L-gulonat akan diubah
men-jadi L-xylulose (L silulose) (mungkin lebih baik dipakai istilah bah Ingrisnya,
sebab bisa dis-alah artikan dengan selulose=cellulose). D-xylulose merupakan
bagian dari HMP Shunt. Untuk bisa masuk ke dalam HMP Shunt,maka L-xylulose
harus diubah dulu menjadi D-xylulose me-lalui silitol. Dalam proses ini diperlukan
NADPH dan NAD+. Perubahan silitol menjadi D-silulosa dikatalisis enzim silulosa
reduktase.
D-xylulose akan diubah menjadi D-xylulose 5-fosfat, ATP bertindak sebagai
donor fosfat.
Pada suatu penyakit yang menurun yang disebut "essential pentosuria" di
dalam urinnya banyak didapatkan L-xylulose, diperkirakan enzim yang
mengkatalisis L-xylulose menjadi sili-tol tidak ada pada penderita penyakit ini.
C. Metabolisme Fruktosa
Ketiga monosakarida diet diangkut ke dalam hati oleh transporter 2
GLUT. Fruktosa dan galaktosa yang terfosforilasi di hati oleh fruktokinase
(mK = 0,5 mM) dan galaktokinase (mK = 0,8 mM). Sebaliknya, glukosa
4
cenderung melewati hati (K m hati glukokinase = 10 mM) dan dapat
dimetabolisme di mana saja di tubuh. Serapan fruktosa oleh hati tidak diatur oleh
insulin.
1. Fruktolisis
Fruktolisis awalnya memproduksi fruktosa 1,6-bisphosphate, yang dibagi
untuk menghasilkan turunan fosfat dari triosa dihidroksiaseton dan
gliseraldehida. Ini kemudian dimetabolisme baik dalam glukoneogenik jalur
untuk pengisian glikogen dan metabolisme lengkap dalam jalur fruktolitic
untuk piruvat yang setelah konversi ke asetil-CoA memasuki siklus Krebs,
dan dikonversi menjadi sitrat dan kemudian diarahkan ke de novo sintesis
asam lemak bebas palmitat.
2. Metabolisme fruktosa untuk DHAP dan gliseraldehida
Langkah pertama dalam metabolisme fruktosa adalah fosforilasi fruktosa
menjadi fruktosa 1-fosfat oleh fruktokinase, sehingga menjebak fruktosa
untuk metabolisme di hati. Fruktosa 1-fosfat kemudian mengalami hidrolisis
oleh B aldolase untuk membentuk DHAP dan glyceraldehydes. DHAP dapat
menjadi isomerized untuk gliseraldehida 3-fosfat oleh isomerase
triosephosphate atau mengalami pengurangan untuk gliserol 3-fosfat oleh
fosfat dehidrogenase 3-gliserol. gliseraldehida yang dihasilkan juga dapat
dikonversi menjadi gliseraldehida 3-fosfat oleh gliseraldehida kinase atau
diubah ke gliserol 3-fosfat oleh dehidrogenase gliseraldehida 3-fosfat.
Metabolisme fruktosa pada titik ini menghasilkan perantara dalam jalur
gluconeogenic dan fruktolitic menuju sintesis glikogen serta sintesis asam
lemak dan trigliserida.
5
3. Sintesis glikogen dari DHAP dan gliseraldehida 3 fosfat
Gliseraldehida dihasilkan dibentuk oleh aldolase B maka mengalami
fosforilasi untuk gliseraldehida 3-fosfat. Peningkatan konsentrasi DHAP dan
gliseraldehida 3-fosfat dalam hati drive jalur gluconeogenic terhadap sintesis
glikogen berikutnya dan glukosa. Tampaknya fruktosa yang merupakan
substrat yang lebih baik untuk sintesis glikogen dari glukosa dan glikogen
pengisian lebih diutamakan daripada pembentukan trigliserida. Setelah
glikogen hati diisi kembali, yang intermediet metabolisme fruktosa terutama
diarahkan ke sintesis trigliserida.
4. Sintesis trigliserida dari DHAP dan gliseraldehida 3 fosfat
Karbon dari fruktosa makanan ditemukan baik dalam asam lemak bebas
dan gugus gliserol dari trigliserida plasma. konsumsi fruktosa yang tinggi
dapat menyebabkan produksi piruvat berlebih, menyebabkan penumpukan
intermediet siklus Krebs. Sitrat Akumulasi dapat diangkut dari mitokondria
ke sitosol dari hepatosit, dikonversi menjadi asetil KoA oleh sitrat lyase dan
diarahkan terhadap sintesis asam lemak. Selain itu, DHAP dapat diubah
menjadi gliserol 3-fosfat sebagai yang disebutkan sebelumnya, memberikan
tulang punggung gliserol untuk molekul trigliserida. Trigliserida adalah
6
Gambar 1: konversi metabolik fruktosa untuk glikogen di hati.
dimasukkan ke dalam lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL), yang
dilepaskan dari hati ditakdirkan terhadap jaringan perifer untuk penyimpanan
baik dalam sel-sel lemak dan otot.
D. Metabolisme Galaktosa
Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia. Hal ini
lebih stabil daripada galaktosa dan kurang rentan terhadap pembentukan
glycoconjugates spesifik, molekul dengan setidaknya satu gula yang melekat
pada protein atau lemak. Banyak yang berspekulasi bahwa itu adalah untuk
alasan ini bahwa jalur cepat untuk konversi dari galaktosa menjadi glukosa telah
sangat lestari di antara banyak spesies.
Jalur utama metabolisme galaktosa adalah Pathway Leloir, namun
manusia dan spesies lainnya telah tercatat mengandung beberapa jalur alternatif
juga. The Pathway Leloir terdiri dari tahap terakhir dari proses dua bagian yang
mengubah β-D-galaktosa untuk UDP-glukosa. Tahap awal adalah konversi β-D-
galaktosa untuk α-D-galaktosa oleh enzim, mutarotase (GALM). The Pathway
Leloir kemudian melakukan konversi dari α-D-galaktosa untuk UDP-glukosa
7
Gambar 2: konversi metabolik fruktosa untuk trigliserida di hati.
melalui tiga enzim prinsip. Galactokinase (GALK) phosphorylates α-D-
galaktosa untuk galaktosa-1-fosfat, atau Gal-1-P. uridyltransferase galaktosa-1-
fosfat (Galt) kemudian transfer kelompok UMP dari UDP-glukosa untuk Gal-1-
P untuk membentuk UDP-galaktosa. Akhirnya, UDP galaktosa-4'-epimerase
(Gale) interconverts UDP-galaktosa dan UDP-glukosa, sehingga menyelesaikan
jalur tersebut.
E. Metabolisme Gula
Amino
Gula amino atau
heksosamin
merupakan
komponen
karbohidrat yang
penting dalam
tubuh, karena
heksosa-min adalah
bagian dari elemen struktur jaringan tubuh. Mukopolisakarida biasanya terdiri
dari dua monosakarida sebagai struktur dasar (repeating unit). Mukopolisakarida
yang paling banyak didapatkan dalam tubuh adalah asam hialuronat. Asam
hialuronat terdapat dalam "cell coat", "ground substance" pada jaringan ikat,
jaringan sinovial, vitreous humor.
"Repeating unit" asam hialuronat adalah asam D-glukoronat dan N-asetil D-
glukosamin, yang terikat melalui β(1-3).
Glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat yang oleh enzim heksosa
fosfat isomerase akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat.
Amino transferase mengkatalisis pemindahan gugusan amino dari glutamin
dan membentuk glukosamin 6-fosfat. Reaksi selanjutnya adalah pembentukan N-
asetil glukosamin 6-fosfat, N-asetil glukosamin 1-fosfat, kemudian pembentukan
UDP-N-asetil glukosamin yang selanjutnya dengan asam D-glukoronat membentuk
unit untuk polimerisasi yaitu sintesa asam hialuronat.
Mukopolisakarida yang lain adalah khondroitin, yang strukturnya mirip
asam hialuronat, be-danya pada khondroitin N-asetil D-glukosamin yang terdapat
8
Gambar 3: Sintesis galaktosa.
pada hialuronat diganti dengan N-asetil D-galaktosamin. Khondroitin sendiri hanya
merupakan bagian yang kecil dari komposisi "extra cellular material", tapi derivat
sulfatnya seperti khondroitin 4-sulfat dan khondroitin 6-sulfat merupakan komponen
tulang rawan, kornea dan bagian-bagian lain tubuh dalam jaringan ikat. Dengan
enzim epimerase UDP-N-asetil glukosamin diubah menjadi UDP-N-asetil galakto-
samin.
F. Pengaturan Metabolisme Karbohidrat
Kebutuhan tiap-tiap sel, tiap-tiap organ bahkan kebutuhan seluruh tubuh
terpenuhi, dalam bermacam-macam kondisi nutrisi maupun dalam keadaan
patologis, maka jalur metabolik harus ada di bawah kontrol yang terkoordinasi.
Istilah yang diberikan dalam pengaturan metabolik ini dinamakan "caloric
homeostasis".
Homeostasis kalorik meliputi menjaga kebutuhan "fuel" ataupun
mengadakan "fuel" baru yang bisa menggantikan "fuel" yang asli.Sebagai
contoh, homeostasis kalorik ini menjaga kebutuhan tubuh (terutama otak) akan
glukosa; kadar glukosa dalam darah dijaga agar "konstan".
Prinsip – prinsip pengaturan metabolisme karbohidrat:
1. Jalur yang dilewati proses anabolik (sintesis) berbeda dengan jalur katabolik
(degradasi). Kadang-kadang kedua jalur tersebut memakai beberapa enzim
yang sama.
2. Jalur anabolik dan jalur katabolik masing-masing di bawah kontrol enzim
regulatornya sendiri. Namun kedua jalur itu terkoordinasi dalam suatu sistim,
sehingga efek stimulasi yang terjadi pada anabolik pada waktu yang sama
mempunyai efek inhibisi pada jalur katabolic.
3. Energi yang diperlukan dalam proses anabolik diperoleh dari reaksi
pemecahan ATP, dan secara keseluruhan merupakan reaksi satu arah dan
"irriversible". Akibatnya biarpun kadar substratnya kecil proses anabolik
masih bisa terjadi.
4. Secara keseluruhan regulasi suatu jalur metabolik dikontrol oleh satu
atau mungkin dua reaksi kunci yang dikatalisis oleh enzim regulator. Faktor
kimia-fisika penting dalam suatu kontrol jalur metabolik, misalnya kecepatan
reaksi dipengaruhi oleh kadar substrat.
Kontrol metabolik suatu reaksi enzimatik.
9
10
P
Pada gambar di atas tahapan reaksi dimulai dengan masuknya senyawa A
ke dalam sel melalui sel membran.Disini sudah ada faktor-faktor yang
mempengaruhi masuknya senyawa ke dalam sel. Sebagai contoh : masuknya
glukosa ke dalam sel pada semua sel kecuali sel otak sel hepar dan sel darah
merah dipengaruhi oleh insulin. Insulin mening-katkan Vmax transport
glukosa ke dalam sel.
Reaksi enzimatik yang non-equilibrium sering dipengaruhi oleh
"allosteric modifier". Pada gambar di atas reaksi B menjadi C dipengaruhi
oleh A sebagai positif allosterik dan senyawa D sebagai negatif allostrik.
Dalam reaksi ini juga digambarkan dalam ben-tuk aktif dan inaktif . Untuk
aktifasinya diperlukan cAMP ataupun Ca/calmodulin. Sintesa E2 yang
mengkatalisis reaksi B menjadi C pada tingkat ribosom dipengaruhi oleh
kecepatan translasi mRNA. Sedangkan produksi mRNA dipengaruhi adanya
in-duksi ataupun suatu represi.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi metabo-lisme karbohidrat.
a. Pada keadaan kelaparan
Pada keadaan kelaparan, enzim-enzim utama dari glikolisis, HMP shunt
dan glikogene-sis aktifitasnya menurun, sebaliknya aktifitas enzim-enzim
utama dari glukoneogenesis dan glikogenolisis meningkat. Diharapkan
mahasiswa meninjau kembali jalur-jalur kar-bohidrat terutama enzim
kunci, enzim-enzim yang dipengaruhi oleh keadaan nutrisi (dalam hal ini
kadar substrat).
b. Pada keadaan Diabetes Melitus
Aktifitas enzim-enzim pada penderita diabetes melitus.
c. Pada pemberian makanan tinggi karbohidrat
11
Gambar 4: Kontrol Metabolik
Pada keadaan ini terjadi yang sebaliknya, aktifitas enzim-enzim glikolisis,
HMP shunt dan glikogenesis meningkat, sedangkan aktifitas enzim-enzim
utama glukoneogenesis dan glikogenolisis menurun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar
gugus hidroksil. Karbohidrat yang sederhana bisa berupa aldehid atau berupa
keton. Fungsi utama dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka
pendek (gula merupakan sumber energi.
Glukosa 6-fosfat dapat diubah menjadi asam glukoronat (glucoronic
acid), asam askorbat (ascorbic acid) dan pentosa melalui suatu jalur yang disebut
"the uronic acid pathway".
Ketiga monosakarida diet diangkut ke dalam hati oleh transporter 2
GLUT. Fruktosa dan galaktosa yang terfosforilasi di hati oleh fruktokinase
(mK = 0,5 mM) dan galaktokinase (mK = 0,8 mM). Sebaliknya, glukosa
cenderung melewati hati (K m hati glukokinase = 10 mM) dan dapat
dimetabolisme di mana saja di tubuh. Serapan fruktosa oleh hati tidak diatur oleh
insulin.
12
Gula amino atau heksosamin merupakan komponen karbohidrat yang
penting dalam tubuh, karena heksosa-min adalah bagian dari elemen struktur
jaringan tubuh.
Kebutuhan tiap-tiap sel, tiap-tiap organ bahkan kebutuhan seluruh tubuh
terpenuhi, dalam bermacam-macam kondisi nutrisi maupun dalam keadaan
patologis, maka jalur metabolik harus ada di bawah kontrol yang terkoordinasi.
Istilah yang diberikan dalam pengaturan metabolik ini dinamakan "caloric
homeostasis".
B. Saran
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang metabolisme karbohidrat seorang
tenaga kesehatan dianjurkan banyak membaca literatur yang terkait dengan
metabolisme kaarbohidrat.
2. Dalam pembuatan makalah ini haruslah banyak mendapatkan informasi
tentan metabolisme karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arhtur C and Jhon E. Hall. 2007. Textbook of medical physiologi, 11th ed.
Jakarta: EGC
Murray, Robert K dkk. 2009. Harper’s Ilustrated biochesmistry, 27th ed. Jakarta:
EGC
http://en.wikipedia.com/fructosa_metabolisme
http://en.wikipedia.com/galactosa_metabolisme
13