bab i-iii dan daftar pustaka
DESCRIPTION
Mentoring MahasiswaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang
prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Wordl Health
Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah pasien diabetes di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030, bahkan Indonesia menempati urutan keempat di dunia sebagai jumlah
penderita diabetes mellitus terbanyak setelah India, China, dan Amerika
(Pratiwi, 2007) (1).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes
Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada
tindakan yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan meningkat
menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes mellitus telah
menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu pengeluaran biaya
kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465 miliar USD (IDF,
2011). International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa
sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.
Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah
dan menengah, (IDF, 2011). Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta
orang yang menderita DM di Asia Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita
DM terbesar berusia antara 40-59 tahun (IDF, 2011) (2).
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak
mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Penyakit
diabetes merupakan penyakit menahun yang bersifat degeneratif/tidak dapat
1
disembuhkan tetapi kadar gula dalam darah dapat distabilkan menjadi
normal. Untuk menstabilkan kadar gula dalam darah diperlukan berbagai
jenis insulin dan oral serta pengetahuan yang tepat bagi penderita
diabetes Mellitus tentang diet diabetes Mellitus diharapkan dapat
menghasilkan suatu tindakan yang benar dalam penyediaan diet diabetes
mellitus (Lanywati, 2001) (3,4).
Di Mesir, tahun 1552 sebelum Masehi telah dikenal adanya suatu
penyakit dengan gejala: sering kencing dan dalam jumlah yang banyak yang
disebut poliuria serta penurunan berat badan yang cepat tanpa disertai rasa
nyeri. Kemudian, pada tahun 400 sebelum Masehi, penulis India Sushrutha
memberi nama penyakit itu penyakit kencing madu (honey urine disease).
Aretaeus, pada tahun 200 sebelum Masehi merupakan orang yang pertama kali
memberi nama diabetes yang berarti “mengalir terus” dan millitus “manis”.
Disebut diabetes karena selalu minum dan dalam jumlah banyak (polidipsia)
yang kemudian mengalir terus berupa urine. Disebut mellitus karena urine
penderita ini mengandung glukosa (glukosa/manis) (5).
Pada dasarnya, diabetes millitus disebabkan oleh hormon insulin
penderita yang tidak mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja
secara normal. Padahal, insulin mempunyai peran utama mengatur kadar
glukosa didalam darah,yaitu sekitar 60-120 mg/dl waktu puasa, dan dibawah
140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (pada orang normal). Sejak
ditemukan insulin pada tahun 1921 oleh Banting dan Best di Kanada, angka
kematian dan keguguran ibu-ibu diabetes yang hamil semakin berkurang.
Akhirnya, pada tahun 1954, Franke dan Fuchs mencoba tablet OHO (Obat
Hipoglikemik Oral) pada manusia, yang kemudian temuan OHO ini
berkembang pesat dengan berbagai jenis indikasi penggunaannya (5).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa pengertian Diabetes Mellitus(DM)?
2
2. Apa tipe Diabetes Mellitus?
3. Apa tanda – tanda dan gejala Diabetes Mellitus?
4. Apa faktor penyebab Diabetes Mellitus?
5. Bagaimana cara pengobatan dan penanganan Diabetes Mellitus?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Mellitus.
2. Untuk mengetahui tipe Diabetes Mellitus.
3. Untuk mengetahui tanda – tanda dan gejala Diabetes Mellitus.
4. Untuk mengetahui faktor penyebab Diabetes Mellitus.
5. Untuk mengetahui cara pengobatan dan penanganan Diabetes Mellitus.
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Menambah wawasan bagi penyusun dan pembaca.
2. Kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui pengertian, tipe, tanda-tanda,
gejala, faktor penyebab, cara pengobatan dan penanganan Diabetes
Mellitus.
3. Pembaca mendapat banyak informasi tentang Diabetes Mellitus.
3
BAB II
ISI
A. Pengertian Diabetes Mellitus (DM)
Nama lengkap diabetes adalah diabetes mellitus yang berarti "gula
madu". Istilah "diabetes melitus" berasal dari Bahasa Yunani yang jika
diterjemahkan berarti "mengalirkan melalui pipa dengan tekanan atmosfer"
dan dari Bahasa Latin yang dapat diterjemahkan menjadi "semanis madu" (6).
Pengertian dari Bahasa Yunani dan Latin menggambarkan diabetes
dengan tepat. Karena air melewati tubuh penderita diabetes seolah-olah
dialirkan dari mulut lewat saluran kemih dan langsung keluar dari tubuh. Air
seni diabetisi (pengidap diabetes) rasanya manis karena mengandung gula.
Dulu, salah satu tes untuk diabetes ialah dengan menuangkan air seni sang
pasien ke dekat sarang semut. Jika serangga itu mengerumuni air seni, hal ini
menunjukkan adanya gula. Itu sebabnya diabetes sering disebut sebagai
penyakit kencing manis (6).
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik
menahun yang lebih dikenal sebagai pembunuh manusia secara diam-diam
atau “Silent killer”. Seringkali manusia tidak menyadari apabila orang
tersebut telah menyandang diabetes, dan seringkali mengalami
keterlambatan dalam menanganinya sehingga banyak terjadi komplikasi.
Diabetes juga dikenal sebagai “Mother of Disease” karena merupakan
induk atau ibu dari penyakit-penyakit lainnya seperti hipertensi, penyakit
jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.Penyakit
Diabetes Melitus dapat menyerang semua lapisan umur dan sosial
ekonomi. Apabila dibiarkan tidak terkendali maka penyakit ini dapat
menimbulkan komplikasi lain yang membahayakan kesehatan (7).
Diabetes Mellitus biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit
ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam
keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan
penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi
4
seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paruparu,
gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang, penderita
DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi
pembusukan (Depkes,2005) (2).
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak
mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (3).
Diabetes melitus adalah sindrom kelainan metabolisme karbohidrat
yang ditandai hiperglikemia kronik akibat defek pada sekresi insulin dan
atau inadekuatnya fungsi insulin. Diabetes melitus tipe-2 adalah
kelompok DM akibat kurangnya sensitifitas jaringan sasaran (otot,
jaringan adiposa dan hepar) berespon terhadap insulin. Penurunan
sensitifitas respon jaringan otot, jaringan adiposa dan hepar terhadap insulin
ini, selanjutnya dikenal dengan resistensi insulin dengan atau tanpa
hiperinsulinemia. Faktor yang diduga menyebabkan terjadinya resistensi
insulin dan hiperinsulinemia ini adalah adanya kombinasi antara kelainan
genetik, obesitas, inaktifitas, faktor lingkungan dan faktor makanan (8).
B. Tipe Diabetes Mellitus (DM)
Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe
I, Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan
Diabetes Mellitus Tipe Lainnya. Jenis diabetes mellitus yang paling
banyak diderita adalah Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2
(DM Tipe 2) adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gulah darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Depkes, 2005)
(2).
Berikut ini penjelasan tentang beberapa jenis Diabetes Mellitus (DM) (6,
3):
5
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes
Mellitus atau Diabetes Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi
diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk
membuat insulin. Jadi, diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau
gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin. Hal ini disebabkan
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak, dan
remaja. Oleh karena itulah jenis atau tipe diabetes mellitus ini di namakan
juga dengan sebutan juvenile diabetes.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian terapi insulin yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Jika insulin tidak segera diberikan, penderita bisa tiba-
tiba tidak sadarkan diri atau koma diabetik. Riwayat keluarga, diet dan
faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe
1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan
memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula
darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat
mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai
penyakit.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Penyakit diabetes tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada
Insulin. Berbeda dengan diabetest tipe 1, pada tipe 2 masalahnya bukan
karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin yang dibuat
tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap oleh sel-sel
lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik. Sedangkan
pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatasi kekurangan
insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik.
Diabetes melitus tipe 2 adalah kelompok DM akibat kurangnya
sensitifitas jaringan sasaran (otot, jaringan adiposa dan hepar)
6
berespon terhadap insulin. Penurunan sensitifitas respon jaringan otot,
jaringan adiposa dan hepar terhadap insulin ini, selanjutnya dikenal
dengan resistensi insulin dengan atau tanpa hiperinsulinemia.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar
diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita diabetes
tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang dewasa yang
berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap.
C. Tanda-tanda dan Gejala Diabetes Mellitus (DM)
Penyakit gula sering pula berlangsung tanpa keluhan atau gejala sampai
kemudian menampakkan diri dalam bentuk kerusakan pada organ-organ tubuh
(misalnya jantung, pembuluh darah, ginjal, saraf, otak, mata, kulit dll.).
Karena itu, kita mengenal istilah seperti jantung diabetes, kaki diabetes, ginjal
diabetes, saraf diabetes, mata diabetes yang selalu membawa cacat serta
kematian (9).
Ada tiga gejala awal untuk seseorang yang bisa dicurigai terkena
penyakit diabetes, yaitu (10):
Banyak makan (poifagia)
Yaitu penderita sering merasa cepat lelah dan lemas. Hal ini terjadi karena
sel-sel tubuh kekurangan energi akibat tidak bisa masuknya gula ke dalam
sel. Akhirnya sel tubuh kekurangan energi dan tubuh pun merasa lemas
dan lelah.
Banyak minum (polidipsia)
Yaitu penderita sering merasa haus yang hebat. Hal ini terjadi karena
sedang berlangsung penarikan cairang yang banyak oleh ginjal. Maka
penderita cepat merasa haus dan ingin minum terus.
Banyak kencing (poliuria)
Yaitu penderita sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Kejadiaanya
biasanya terjadi pada malam hari. Hal ini terjadi karena kadar gula dalam
darah sangat tinggi dan tidak bisa ditoleransi oleh organ ginjal. Akhirnya
kadar gula dalam air seni pun jadi pekat dan untuk selanjutnya memaksa
7
ginjal untuk menarik air dalam jumlah banyak dari tubuh agar air seni atau
air kencing tidak terlalu pekat.
Secara umum, beberapa gejala yang sering terjadi pada penderita
diabetes, antara lain (6):
Sering buang air kecil
Sering merasa sangat haus
Sering lapar karena tidak mendapat cukup energi sehingga tubuh memberi
sinyal lapar
Penurunan berat badan secara tiba-tiba meski tidak ada usaha menurunkan
berat badan. Hal ini karena sewaktu tubuh tidak dapat menyalurkan gula
ke dalam sel-selnya, tubuh membakar lemak dan proteinnya sendiri untuk
mendapatkan energi.
Sering kesemutan pada kaki atau tangan.
Mengalami masalah pada kulit seperti gatal atau borok.
Jika mengalami luka, butuh waktu lama untuk dapat sembuh.
Perubahan perilaku seperti mudah tersinggung. Penyebabnya karena
penderita diabetes tipe 1 sering terbangun pada malam hari untuk buang
air kecil sehingga tidak dapat tidur nyenyak.
Mudah merasa lelah.
Meski gejala-gejala tadi bisa menunjukkan seseorang menderita
diabetes, namun cara terbaik untuk memastikan apakah anda mengidap
diabetes atau tidak adalah dengan melakukan pengecekan. Berikut beberapa
cara untuk mengetahuinya (6):
a. Tes darah
Biasa dilakukan di laboratorium, yang dites adalah darah saat puasa
dan postprandial. Sebelum melakukan tes, pasien harus berpuasa selama
12 jam. Kadar gula yang normal selama berpuasa adalah di bawah 100
mg/dl. Setelah itu, pengambilan darah akan dilakukan kembali 2 jam
setelah makan, bila hasilnya diatas 140 mg/dl dapat berarti pasien
menderita diabetes.
8
b. Tes Urine
Urine atau air kencing diperiksa kadar albumin, gula dan
mikroalbuminurea untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit
ini atau tidak. Tes ini juga dilakukan di laboratorium atau klinik.
c. Glukometer
Tes ini dapat dilakukan sendiri di rumah bila memiliki alatnya.
Caranya adalah dengan menusukkan jarum pada jari untuk mengambil
sampel darah. Kemudian sampel darah diletakkan ke dalam celah yang
tersedia pada mesin glukometer. Hasilnya tidak terlalu akurat, tetapi dapat
digunakan untuk memantau gula bagi penderita agar apabila ada indikasi
gula tinggi dapat segera melakukan pengecekan di laboratorium dan
menghubungi dokter. Alat glukometer terkini sudah dirancang begitu
mudah digunakan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat mengambil
sampel darah.
D. Faktor Penyebab Diabetes Mellitus (DM)
Penyakit Diabetes Mellitus kebanyakan adalah penyakit keturunan,
bukan penyakit menular. Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa penyakit
tersebut pasti menurun kepada anak. Walaupun kedua orang tua menderita
penyakit Diabetes Mellitus, kadang-kadang anaknya tidak ada yang menderita
penyakit tersebut. Bila dibandingkan dengan kedua orang tua yang normal
(nondiabetes), yang jelas penderita Diabetes Mellitus lebih cenderung
mempunyai anak yang menderita penyakit Diabetes Mellitus (5).
Penyebab penyakit gula sendiri kita ketahui berupa penumpukan gula
darah (glukosa) yang membuat kadarnya naik hingga di atas nilai normal,
yaitu melebihi 100 mg% dalam keadaan puasa dan 140 mg% saat 2 jam
sesudah makan. Penyebab diabetes biasanya karena hasil insulin tidak cukup
untuk mengakomodasi kadar gula dan sel-sel tubuh tidak merespon insulin.
Dan ini biasanya terjadi karena kandungan lemak yang besar dalam tubuh
tidak sempurna karena kurangnya aktivitas setiap hari. Penyebab lainnya
biasanya disebabkan oleh (8, 11):
9
Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak tidak
memadai
Pengaruh genetik atau keturunan
Terjadinya obesitas
Tingginya kadar kortikosteroid
Adanya kehamilan yang membuat kurangnya kadar insulin dalam darah
Tubuh racun yang mempengaruhi kinerja insulin
Terdapat banyak kondisi yang dapat menyebabkan diabetes karena
mereka mempengaruhi produksi insulin atau insulin yang tersedia tidak
bekerja dengan semestinya. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya (12):
Gen Insulin abnormal
Kadang-kadang gen insulin menghasilkan insulin yang sedikit berbeda
yang tidak bekerja dengan seharusnya.
Produksi Insulin tidak mencukupi
Sel-sel yang menghasilkan insulin dapat dirusak oleh peradangan pankreas
(pankreatitis) atau endapan-endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis
atau hemosiderosis).
Kerja Insulin terganggu
Bagaimana insulin bekerja dapat dipengaruhi oleh beberapa obat seperti
gangguan hati, dan gangguan hormone (misalnya penyakit tiroid).
Kadang-kadang syok dapat menyebabkan perubahan hormonal pada
penderita diabetes yang tidak terdiagnosis hingga menyebabkan timbulnya
gejala. Tapi, syok itu sendiri tidak dapat menyebabkan diabetes.
E. Cara Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus (DM)
Mengingat bahaya dan komplikasi yang dapat disebabkan penyakit
diabetes, maka menghindari atau mengendalikan kadar gula yang tinggi
adalah cara terbaik. Berikut ini adalah salah satu caranya (6):
Menurunkan berat badan. Lemak dalam tubuh dapat menyerap insulin.
Hindari makanan berlemak, diawetkan atau goreng-gorengan. Sebaliknya,
pilih makanan yang berserat tinggi dan glukosa kompleks.
10
Kurangi makanan manis atau yang berkalori tinggi yang mengandung
banyak glukosa.
Minum banyak air.
Berolahraga secara teratur.
Hindari stres.
Hindari alkohol atau softdrink.
Hindari merokok. Penderita diabetes yang merokok bahkan lebih berisiko,
karena kebiasaan mereka merusak jantung serta sistem sirkulasi, dan
mempersempit pembuluh darah. Sebuah referensi menyatakan bahwa 95
persen amputasi yang berkaitan dengan diabetes dilakukan pada para
perokok.
Minum obat yang dianjurkan dokter untuk menurunkan kadar gula.
Bagi penderita diabetes tipe 1, pemberian insulin secara teratur perlu
diberikan melalui terapi insulin.
Obat penyembuh diabetes memang tidak ada, tetapi dengan
mengendalikan gula dalam darah, seseorang dapat terhindar dari bahaya
penyakit ini. Mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih baik dan
lebih sehat harus dijalankan. Orang-orang yang menduga bahwa dirinya
menderita diabetes hendaknya segera memeriksakan diri ke dokter yang telah
berpengalaman dalam pencegahan dan penanganan penyakit diabetes (6).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang
prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes Mellitus
(DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Diabetes
Melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik menahun yang lebih
dikenal sebagai pembunuh manusia secara diamdiam atau “Silent killer”.
Seringkali manusia tidak menyadari apabila orang tersebut telah
menyandang diabetes, dan seringkali mengalami keterlambatan dalam
menanganinya sehingga banyak terjadi komplikasi.
B. Saran
Saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan gaya hidup anda. Jangan terlalu sering memakan makanan
cepat saji atau fast food. Sering-sering berolah raga dan upayakan istirahat
yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula
melonjak tinggi dan menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus.
3. Perhatiakan juga berat badan anda, karena obesitas dapat menyebabkan
penyakit Diabetes Mellitus.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Aini N, Fatmaningrum W, Yusuf A. Upaya meningkatkan perilaku pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus dengan pendekatan teori model behavioral system Dorothy E. Johnson. Jurnal Ners 2011; 06 (01): 1-10.
2. Trisnawati SK, Setyorogo S. Faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan 2013; 05(01): 6-11.
3. Anonim. 2009. Artikel Penyakit Diabetes Mellitus (DM). http://www.gochiindonesia.wordpress.com. Diakses pada tanggal 29 April 2014.
4. Purwanto NH. Hubungan pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita diabetes mellitus. Jurnal Keperawatan 2011; 01 (01).
5. Tjokroprawiro, Askandar. 1997. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta: PT Granmedia Pustaka Utama.
6. Anonim. Diabetes, si Penyakit Gula Madu. http://www.kumpulan.info. Diakses pada tanggal 29 April 2014.
7. Anani S, dkk. Hubungan antara perilaku pengendalian diabetes dan kadar glukosa darah pasien rawat jalan diabetes melitus (studi kasus di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Jurnal Kesehatan Masyarakat 2012; 01 (02): 466 – 478.
8. Tjekyan S. Risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2 di kalangan peminum kopi di Kotamadya Palembang tahun 2006-2007. Makara, Kesehatan 2007; 11(02): 54-60.
9. Hartono, Andry. 1995. Tanya-jawab Diet Penyakit Gula. Jakarta: Penerbit Arcan.
10. Anonim. Gejala Penyakit Diabetes Melitus. http://www.penyakitdiabetesmelitus.com. Diakses pada tanggal 28 April 2014.
11. Anonim. Penyebab Penyakit Diabetes Melitus. http://www.penyakitdiabetesmelitus.com. Diakses pada tanggal 28 April 2014.
12. Djaja, A. 1991. Diabetes. Jakarta: Penerbit Arcan.
13