bab i fix

12
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang melanda dunia tak terkecuali di Indonesia memberikan dampak di berbagai sektor, salah satunya perekonomian. Harga kebutuhan meningkat tajam, sedangkan penghasilan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Keadaan seperti ini sangat memaksa masyarakat mencari tambahan dana untuk mencukupi segala kebutuhannya. Salah satu caranya adalah dengan pengajuan kredit. Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan kreditor bahwa debitor akan dapat mengembalikan pinjamannya sesuai dengan perjanjian yang disepakati kedua belah pihak. Penjualan kredit adalah kegiatan pejualan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi 1

Upload: nheiiya-putri

Post on 10-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1 tugas akhir

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I FIX

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis global yang melanda dunia tak terkecuali di Indonesia memberikan

dampak di berbagai sektor, salah satunya perekonomian. Harga kebutuhan

meningkat tajam, sedangkan penghasilan tidak mengalami perubahan yang

signifikan. Keadaan seperti ini sangat memaksa masyarakat mencari tambahan

dana untuk mencukupi segala kebutuhannya. Salah satu caranya adalah dengan

pengajuan kredit.

Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan, yaitu

kepercayaan kreditor bahwa debitor akan dapat mengembalikan pinjamannya

sesuai dengan perjanjian yang disepakati kedua belah pihak. Penjualan kredit

adalah kegiatan pejualan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa,

baik secara kredit maupun secara tunai. UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang

perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam

meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Berdasarkan tujuan penggunaannya, kredit dibedakan menjadi beberapa jenis,

yaitu :

1. Kredit Investasi, adalah kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian

aktiva tetap yang akan digunakan untuk produksi barang atau jasa yang

diperlukan.

2. Kredit Modal Kerja, adalah kredit yang diberikan guna membiayai

kegiatan usahanya atau guna menambah modal.

1

Page 2: BAB I FIX

2

3. Kredit Konsumsi, adalah kredit yang diberikan untuk kegiatan konsumtif

yang bersifat pribadi.

Fungsi kredit bagi masyarakat, antara lain :

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan

perekonomian;

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat;

3. Memperlancar arus barang dan arus uang;

4. Meningkatkan hubungan internasional;

5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada;

6. Meningkatkan daya guna barang;

7. Memperbesar modal usaha perusahaan;

8. Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat;

9. Mengubah cara bertindak dan berfikir masyarakat untuk lebih ekonomis.

Masyarakat yang membutuhkan tambahan bantuan dana baik untuk kegiatan

usaha maupun tidak pastinya mempertimbangkan untuk mengajukan kredit.

Syarat untuk mengajukan kredit beragam jenisnya, sesuai kebijakan dari

manajemen lembaga setempat. Kredit dapat diajukan di lembaga keuangan seperti

bank.

Bank berasal dari kata Italia banco yang berarti bangku. Undang-undang No.

10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kreditdan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Tujuan bank menyalurkan kredit, antara lain adalah untuk :

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit;

2. Memproduktifkan dana-dana yang ada;

3. Melaksanakan kegiatan operasi bank;

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat;

Page 3: BAB I FIX

3

5. Memperlancar lalu lintas pembayaran;

6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sistem penyaluran kredit pada bank harus memiliki pengendalian kredit yang

memadai. Pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang

diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet (Drs. H. Malayu S.P.

Hasibuan,2001). Cara-cara pengendalian dapat dilakukan dengan pengawasan

langsung, pengawasan tidak langsung, atau pengawasan langsung dan tidak

langsung. Pengendalian kredit terbagi menjadi 2 jenis :

1. Preventive Control of Credit adalah pengendalian kredit yang dilakukan

dengan tindakan pencegahan sebelum kredit tersebut macet.

2. Repressive Control of Credit adalah pengendalian kredit yang dilakukan

melalui tindakan penagihan atau penyelesaian setelah kredit tersebut

macet.

Pengendalian kredit yang dilakukan oleh bank selama ini lebih mengarah

kepada preventive control of credit karena bagaimanapun bank pasti sebisa

mungkin menghindari kerugian. Bank berusaha menyeimbangkan uang yang

didapat dari aktivitas perbankannya supaya tetap tersalurkan kembali ke

masyarakat dalam bentuk kredit.

Dalam menjalankan aktivitas kreditnya, diperlukan sistem pengendalian intern

yang memadai. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Unsur pokok sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001) adalah :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, uang, pendapatan, dan biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi.

Page 4: BAB I FIX

4

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Sebelum mengabulkan permohonan kredit dari debitur, tentunya bank

menganalisa kelayakan calon debitur tersebut. Calon debitur diharapkan dapat

melunasi pinjamannya sesauai dengan surat perjanjian kredit. Jumlah kredit yang

diberikan haruslah sesuai dengan plafond kredit yang disetujui. Plafond kredit

atau Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah batas maksimum kredit

yang diberikan bank yang dapat dipinjam oleh debitur yang bersangkutan. Selain

penentuan plafond, debitur juga harus dianalisa asas 5C, 7P, dan 3R nya.

Asas 5C terdiri dari :

1. Character (watak), dalam hal ini ynag diutamakan adalah kejujuran;

2. Capacity, kemampuan dalam memimpin perusahaan, menghasilkan

produk, dan perkembangannya;

3. Capital atau modal yang dimiliki;

4. Condition, kondisi ekonomi yang mempengaruhi bisnis;

5. Collateral yaitu jaminan apabila debitur melakukan wanprestasi.

Asas 7P terdiri dari :

1. Personality (kepribadian);

2. Party (penggolongan nasabah berdasarkan modal);

3. Purpose adalah tujuan debitur mengajukan kredit;

4. Prospect perusahaan di masa yang akan datang;

5. Payment (pembayaran);

6. Profitability (kemampuan nasabah mendapatkan laba);

7. Protection (perlindungan atas usaha dan jaminan).

Asas 3R :

1. Returns adalah penilaian hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur

setelah memperoleh kredit;

2. Repayment adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka

waktu pembayaran kredit.

Page 5: BAB I FIX

5

3. Risk Bearing Ability adalah memperhitungkan besarnya kemampuan

perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko.

Selain ketiga asas di atas, pengendalian kredit juga harus dilakukan dengan

menganalisis kolektibilitas. Kolektibilitas adalah kelancaran debitur dalam

melakukan pembayaran pinjaman/kreditnya. Surat Edaran Bank Indonesia No.

31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 menyebutkan bahwa tingkat

kolektibilitas ada lima sebagai berikut :

1. Lancar (pass);

2. Dalam Perhatian Khusus (special mention);

3. Kurang Lancar (doubtful);

4. Diragukan (substandard);

5. Macet (loss).

Setelah melakukan berbagai analisa, bank dapat mengambil kesimpulan

tentang kelayakan pihak debitur menerima fasilitas kredit. Apabila layak, maka

sistem dan prosedur akan segera dilaksanakan agar perjanjian kredit menjadi sah

dan terjamin. Sistem dan prosedur pemberian kredit berbeda di setiap bank,

tergantung kebijakan manajemen bank yang bersangkutan. Prosedur didefinisikan

sebagai suatu urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam

satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang dan akan membentuk

sistem. Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sistem dan prosedur pemberian kredit adalah rangkaian

kegiatan klerikal yang melibatkan satu departemen atau lebih,yang dibuat untuk

menjamin penanganan secara seragam transaksi kredit.

Salah satu bank yang berperan aktif membantu masyarakat dalam kegiatan

ekonomi dengan cara penyaluran kredit adalah Bank JATIM. Berbagai macam

fasilitas pemberian kredit diberikan untuk nasabahnya, salah satunya adalah kredit

multiguna yang termasuk dalam kategori kredit konsumsi. Dengan demikian

dapat dipastikan bahwa Bank JATIM juga menjalankan sistem dan prosedur yang

tepat dalam pemberian kredit multiguna kepada nasabahnya.

Page 6: BAB I FIX

6

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, ingin diketahui bagaimana sebenarnya

penerapan sistem dan prosedur yang dilakukan oleh PT Bank JATIM dalam

kegiatan perkreditannya khususnya kredit multiguna sehingga dilakukanlah

pembahasan untuk laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini yaitu : “Sistem dan

Prosedur Permohonan Kredit Multiguna pada PT BANK JATIM Cabang Perak

Surabaya”.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Tujuan dilaksanakannya praktik kerja lapangan adalah mengevaluasi sistem

dan prosedur pemberian kredit multiguna pada PT Bank JATIM Cabang Perak

Surabaya.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya :

1. Bagi penulis :

a. Menambah wawasan tentang konsep kredit perbankan

khususnya sistem dan prosedur pemberian kredit multiguna di

Bank JATIM Cabang Perak Surabaya.

b. Sebagai bahan evaluasi antara pengetahuan yang diperoleh saat

dibangku kuliah dengan realita dilapangan.

c. Memperoleh pengalaman tentang dunia kerja nyata di

lingkungan Bank JATIM Cabang Perak.

2. Bagi Almamater :

Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana

kurikulum diterapkan.

3. Bagi PT Bank JATIM :

a. Media kerjasama antara pihak PT Bank JATIM Cabang Perak

dengan Universitas Airlangga Surabaya.

b. Sumbangan pikiran untuk kemajuan pihak manajemen.

Page 7: BAB I FIX

7

4. Bagi pembaca :

a. Sebagai bahan bacaan yang diharapkan dapat menambah pengetahuan,

karena laporan ini disusun dari beberapa referensi.

b. Sebagai sarana penambah pengetahuan dan diharapkan dapat dijadikan

acuan dalam pelaksanaan kegiatan sejenis di masa yang akan datang.

1.4 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

PKL dilaksanakan di BANK JATIM cabang Perak Jl. Perak Timur No. 262

Surabaya selama satu bulan mulai minggu ketiga bulan agustus sampai dengan

minggu ketiga bulan september tahun 2010 dengan bidang yang diambil dan

diminati adalah Sistem Akuntansi khususnya tentang sistem dan prosedur Kredit

Multiguna.

Page 8: BAB I FIX

8

Adapun jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan secara lengkap disajikan

dalam Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Jadwal Praktik Kerja Lapangan

NO KEGIATANJuli Ag Sept Okt Nov Des Jan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penentuan topic

2.

Penyusunan dan

pengesahan

proposal

3.

Pengajuan

permohonan ijin

lokasi

4. Pelaksanaan PKL

5. Pembekalan

6.Penyusunan

laporan

7.Presentasi

laporan

Sumber : Olahan data internal