bab i fix

6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi kurang sampai saat ini menjadi masalah yang berat di Indonesia. Ada sekitar 1 juta anak gizi kurang di Indonesia diantara 240 juta penduduk Indonesia. Di Indonesia tepatnya di kabupaten Tabanan provinsi Bali setidaknya terdapat 491 anak dengan gizi kurang dari 24.346 anak. Angka gizi kurang di kabupaten Tabanan dinilai cukup banyak. Setiap ibu di Indonesia sudah seharusnya sadar bahwa masalah gizi kurang tidak hanya terjadi di daerah-daerah terpencil dan disebabkan faktor kemiskinan saja. Bahkan di sebuah rumah sakit swasta di jantung metropolitan dengan mayoritas pengunjungnya ekonomi menengah atas, kadang masih bisa dijumpai kasus gizi kurang. Tentu saja penyebab utama kasus gizi kurang di metropolitan bukan karena masalah ekonomi saja, melainkan yang terpenting juga adalah kurangnya pengetahuan mengenai gizi keluarga, terutama 1

Upload: yogie-ayodhya

Post on 05-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

data

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I FIX

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi kurang sampai saat ini menjadi masalah yang berat di Indonesia. Ada

sekitar 1 juta anak gizi kurang di Indonesia diantara 240 juta penduduk Indonesia.

Di Indonesia tepatnya di kabupaten Tabanan provinsi Bali setidaknya terdapat 491

anak dengan gizi kurang dari 24.346 anak. Angka gizi kurang di kabupaten

Tabanan dinilai cukup banyak. Setiap ibu di Indonesia sudah seharusnya sadar

bahwa masalah gizi kurang tidak hanya terjadi di daerah-daerah terpencil dan

disebabkan faktor kemiskinan saja. Bahkan di sebuah rumah sakit swasta di

jantung metropolitan dengan mayoritas pengunjungnya ekonomi menengah atas,

kadang masih bisa dijumpai kasus gizi kurang. Tentu saja penyebab utama kasus

gizi kurang di metropolitan bukan karena masalah ekonomi saja, melainkan yang

terpenting juga adalah kurangnya pengetahuan mengenai gizi keluarga, terutama

di kalangan ibu (Suhardjo, 2010).

Penyebab langsung gizi kurang ialah kekurangan pangan. Tetapi, ada

penyebab sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan yang lebih dalam. Yang

terutama dari semuanya itu ialah kemiskinan, yang mengimbas jutaan orang,

khususnya di negara berkembang. Akan tetapi, selain menjadi penyebab,

kemiskinan juga merupakan konsekuensi, karena kekurangan gizi memperlemah

produktivitas orang-orang, sehingga memperhebat kemiskinan. Ada faktor-faktor

lain yang turut menyebabkan timbulnya gizi kurang. Kurangnya pengetahuan dan

1

Page 2: BAB I FIX

2

perhatian dari orang tua menyebabkan kebiasaan makan yang buruk. Infeksi,

seperti yang telah kita lihat, turut berperan. Ada juga penyebab sosial dan budaya,

seperti pendistribusian pangan yang tidak merata dan diskriminasi terhadap kaum

wanita. Kaum wanita sering kali makan terakhir dan tersedikit yaitu setelah kaum

pria dan lebih sedikit daripada kaum pria. Kaum wanita juga tidak diberi

kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang akan membantu mereka untuk

merawat anak-anak mereka dengan lebih baik. Kasus gizi kurang sering ditemui

pada anak, terutama usia 9 bulan hingga 5 tahun. Yang diprihatinkan dari gizi

kurang ini dapat menjadi suatu penyakit seperti demam (Suhardjo, 2010).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas 38° C atau di atas 37,8° C

aksila. Hingga saat ini demam dapat berkembang menjadi Kejang. Kejang

merupakan suatu gejala, bukan suatu penyakit tertentu. Kejang demam merupakan

kejang yang terkait dengan demam dan umur, serta tidak didapatkan infeksi

intrakranial ataupun kelainan di otak. Biasa kejang terjadi pada umur 3 bulan

sampai 5 tahun, dan terbanyak 14 sampai 18 bulan.Pendapat para ahli tentang

umur penderita saat terjadi bangkitan kejang demam pertama tidak sama.

Kelainan kejang demam merupakan kelainan saraf tersering pada anak dimana 2%

- 5% anak dibawah umur 5 tahun pernah mengalami bangkitan kejang demam.

Menurut sumber International League Againts Epilepsy (ILAE), umur termuda

kejang demam 1 bulan. Sedangkan the Consensus Development Panel on febrile

convultions umur termuda mulai timbul kejang demam 3 bulan. Dan sedangkan

The American Academy of Pediatrics dan beberapa ahli lain umur termuda

bangkitan kejang demam adalah 6 bulan (Bauman dan Duffner, 2000).

Page 3: BAB I FIX

3

Di Asia angka kejadian kejang demam dilaporkan lebih tinggi sekitar

80%-90% dari seluruh kejang demam adalah kejang demam sederhana. Prognosis

kejang demam baik, tapi 25% sampai 50% akan mengalami bangkitan kejang

demam berulang dan 4% akan mengalami gangguan tingkah laku serta penurunan

intelegensi (Behrman et.al., 2000).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh gizi kurang terhadap kejadian kejang demam pada

seluruh anak yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Tabanan Bali pada bulan

Januari sampai Desember 2012?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh gizi kurang terhadap kejadian kejang demam pada

seluruh anak yang rawat inap di Rumah sakit umum Tabanan Bali pada bulan

Januari sampai Desember 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran gizi kurang seluruh anak di Rumah sakit umum

Tabanan Bali pada bulan Januari sampai Desember 2012.

2. Mengetahui gambaran kejang demam seluruh anak di Rumah sakit umum

Tabanan Bali pada bulan Januari sampai Desember 2012

3. Menganalisis pengaruh gizi kurang terhadap kejang demam pada seluruh

anak di Rumah sakit umum Tabanan Bali pada bulan Januari sampai

Desember 2012.

Page 4: BAB I FIX

4

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

1.4.1 Masyarakat

1. Agar masyarakat mengerti dan paham tentang akibat gizi kurang

terhadap kejang demam pada anak.

1.4.2 Peneliti

1. Sebagai syarat menjadi mahasiswa dalam bidang tugas akhir untuk

memenuhi persyaratan kelulusan.

2. Dapat mengetahui bagaimana gambaran gizi kurang dan kejang demam

pada anak.

1.4.3 Instansi Terkait

1. Sebagai sumbangan data, bahwa gizi kurang mempunyai masalah

kesehatan salah satunya sebagai predisposisi terhadap kejang demam

pada anak.